kepedulian dan pengetahuan pelaku bisnis mengenai green...
TRANSCRIPT
i
KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKUBISNIS MENGENAI GREEN ACCOUNTING
(Studi Kasus Pada Pedagang Pasar Di Kota Salatiga)
Oleh:JOKO SETIAWAN
NIM : 232010157
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan BisnisGuna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk MencapaiGelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNISPROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA2014
ii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52 -60Telp. (0298) 321212, 311881
Fax. (0298) 321433, 311881Homepage : www.uksw.edu
Email : [email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a : JOKO SETIAWAN
N I M : 232010157
Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja:
Judul : Kepedulian Dan Pengetahuan Pelaku BisnisMengenai Green Accounting (Studi Kasus PadaPedagang Pasar Di Kota Salatiga)
Pembimbing : Like Soegiono, SE. MSiTanggal di uji :
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat
atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan
pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 7 Januari 2014
Yang memberi pernyataan
JOKO SETIAWAN
iii
iv
HALAMAN MOTTO
Selama Masih Ada Gunung Hijau,Tidak Perlu Khawatir Kehabisan Kayu Bakar
(Kita tidak perlu khawatir dalam menjalani hidup selama memiliki kesehatan, akal budi, tekad, dan semangat)
-Peribahasa China-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat, penyertaan dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan kertas kerja ini.
Kertas kerja ini dapat terselesaikan atas bantuan dari pihak-pihak yang
telah memberikan dukungan dan dorongan bagi penulis. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orangtua yang selalu memberikan segenap kasih sayang, cinta, nasehat,
motivasi dan doa.
2. Ibu Like Soegiono SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
selalu memberi nasehat, arahan dan petunjuk kepada penulis.
3. Seluruh pengajar dan staff pegawai Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi.
4. Sahabat penulis selama berkuliah yang tidak bisa disebutkan satu persatu
namanya yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat dan bimbingan.
Terima kasih atas persahabatan, masukan dan kebersamaan selama ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas
semua bantuannya.
Salatiga, 7 Januari 2014
Penulis
vi
ABSTRACT
Daily transaction which takes place in markets often produces a lot ofwaste. Thus, markets are often related to the word ‘dirty’ and ‘slum’. Wastes willcontaminate the environment. Pasar Raya 1 in Salatiga is a shopping centerwhich is located in the center of Salatiga. Considering the number of themerchants in Pasar Raya 1, some questions may appear: whether the merchantscare about the environment or not and whether the merchants know about greenaccounting concept or not.
Data used in this research was questionnaire about the merchants’opinions toward environmental concerns and environmental cost. The samplingmethod used was accidental sampling (only the merchants who were willing to fillthe questionnaire) with 50 people as the number of the participants. In thefindings, it could be seen that a lot of merchants in Pasar Raya 1 cared about yheenvironment. They also understood about exertion cost and environment cost intheir daily transactions.
Keywords: green accounting, environmental cost.
vii
SARIPATI
Transaksi jual beli di pasar tradisional setiap harinya menghasilkansampah atau limbah. Pasar tradisional identik dengan kesan kotor dan kumuh.Sampah dapat mencemari lingkungan jika tidak dijaga dengan baik. Pasar Raya 1Kota Salatiga adalah pusat pasar tradisional yang berada ditengah Kota Salatiga.Dengan banyak pedagang yang berjualan disana, apakah para pedagang pedulidengan lingkungan hidup. Apakah pedagang mengetahui konsep greenaccounting.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuesionermengenai kepedulian lingkungan dan biaya lingkungan. Metode sampling dalampenelitian ini adalah accidental sampling (pedagang yang bersedia mengisikuesioner penelitian) dengan jumlah 50. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwapedagang di Pasar Raya 1 Kota Salatiga peduli dengan lingkungan hidup.Pedagang di Pasar Raya 1 Salatiga juga memiliki pengetahuan mengenai biayausaha dan biaya lingkungan dalam usaha mereka.
Kata Kunci: green accounting, biaya lingkungan.
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Surat Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ............................................... ii
Halaman Persetujuan / Pengesahan.................................................................. iii
Halaman Motto................................................................................................. iv
Halaman Persembahan ..................................................................................... v
Abstract ............................................................................................................ vi
Saripati ............................................................................................................. vii
Daftar Isi........................................................................................................... viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... ix
Daftar Lampiran ............................................................................................... x
1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
2. KAJIAN PUSTAKA.................................................................................. 4
2.1 Green Accounting................................................................................. 4
2.2 Biaya Lingkungan ................................................................................ 5
3. METODE PENELITIAN........................................................................... 7
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................... 9
4.1 Preferensi Kepentingan ........................................................................ 9
4.2 Kepedulian Lingkungan ....................................................................... 11
4.3 Kesadaran Biaya Lingkungan .............................................................. 12
4.4 Pengetahuan Biaya Usaha .................................................................... 14
4.5 Pengetahuan Biaya Lingkungan........................................................... 15
4.6 Gaya Pengeluaran Individu .................................................................. 16
5. PENUTUP.................................................................................................. 18
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 18
5.2 Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 22
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sampel Penelitian................................................................................ 9
Tabel 2 Preferensi Kepentingan ....................................................................... 10
Tabel 3 Kepedulian Lingkungan ..................................................................... 11
Tabel 4 Kesadaran Biaya Lingkungan ............................................................. 13
Tabel 5 Pengetahuan Biaya.............................................................................. 14
Tabel 6 Pengetahuan Biaya Lingkungan ......................................................... 15
Tabel 7 Gaya Pengeluaran Individu................................................................. 16
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.................................................................... 22
Lampiran 2. Responden Penelitian .................................................................. 25
Lampiran 3. Hasil Data .................................................................................... 28
1
1. Pendahuluan
Di Indonesia terdapat banyak pasar tradisional. Berdasarkan data Asosiasi
Pemerintah Kabupaten/ Kota Seluruh Indonesia, jumlah pasar tradisional di
Indonesia lebih dari 13.450 pasar dengan jumlah pedagang berkisar 12.625.000
orang (http://www.pedagangpasar.com). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Kota Salatiga, terdapat 15 pasar yang berada di Kota Salatiga dengan jumlah
pedagang berkisar 3.526 pedagang (http://www.salatigakota.bps.go.id). Menurut
Perda Kota Salatiga Pasal 1 No. 10 Tahun 1998 tentang retribusi pasar, pasar
adalah suatu tempat yang disediakan dan atau ditetapkan oleh Kepala Daerah,
sebagai tempat jual beli umum dan secara langsung memperdagangkan barang
dan jasa.
Pasar tradisional identik dengan tempat yang kotor atau kumuh, padahal
setiap hari pedagang yang berjualan dipasar tersebut membayar retribusi
kebersihan. Sesuai Perda Kota Salatiga pasal 1 No. 12 tahun 2011 tentang
retribusi jasa umum, retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan badan hukum.
Pemungutan retribusi pasar diatur dalam peraturan daerah. Semua
penerimaan dari retribusi pasar ini diserahkan kepada kas daerah. Pasal 16 Perda
Kota Salatiga No. 12 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum, prinsip dan
sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/
Kebersihan ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang
bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektivitas
2
pengendalian atas pelayanan tersebut. Pembayaran retribusi pasar dilakukan oleh
pedagang kepada petugas yang berwenang tercantum pada Pasal 14 Ayat 1 Perda
Kota Salatiga No. 10 Tahun 1998 Tentang Retribusi Pasar.
Salah satu pasar tradisional yang terdapat di Kota Salatiga adalah Pasar
Raya 1 yang berada di jalan Jenderal Sudirman Salatiga. Pasar Raya 1 menjadi
pusat pasar tradisional dengan lokasi di tengah Kota Salatiga. Pasar yang terdiri
dari 2 lantai tersebut ditempati oleh banyak pedagang yang berjualan setiap hari.
Dari kegiatan perdagangan setiap hari terdapat limbah atau sampah yang
dihasilkan. Dengan ukuran pasar tradisional yang relatif besar maka akan
menghasilkan volume sampah yang besar juga setiap harinya.
Menurut Sicular (1989), pembuangan sampah yang tidak diurus dengan
baik akan mengakibatkan masalah besar, karena penumpukan sampah atau
membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan
pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga
pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan
sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air
dan banjir (http://www.karawangnews.com).
3
Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang sampah. Sampah
(solid waste) secara umum dapat diartikan sebagai semua buangan yang
dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang tidak diinginkan atau
digunakan lagi, baik berbentuk padat atau setengah padat (Tchobanoglous, 1993).
Pada Perda Kota Salatiga No. 12 Tahun 2011 Kota Salatiga, sampah adalah
limbah yang berbentuk padat atau setengah padat yang berasal dari kegiatan orang
pribadi atau badan yang terdiri dari bahan organik dan anorganik, logam dan non
logam yang dapat terbakar tetapi tidak termasuk buangan biologis/ kotoran
manusia dan sampah berbahaya.
Sampah yang dihasilkan di pasar tradisional dapat dibagi dalam dua jenis.
Pertama sampah organik atau sampah yang dapat didaur ulang. Sampah organik
terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam
atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini
dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Kedua sampah anorganik atau
sampah yang tidak dapat didaur ulang. Sampah anorganik berasal dari sumber
daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.
Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, dan
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini memfokuskan pada,
apakah pedagang di Pasar Raya 1 Salatiga peduli terhadap lingkungan? Apakah
pedagang di Pasar Raya 1 Salatiga mengetahui tentang konsep green accounting?
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kepedulian pedagang pasar
tradisional terhadap lingkungan dan pengetahuan pedagang tentang konsep green
4
accounting. Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi
pedagang di pasar tradisional tentang kepedulian lingkungan hidup dan konsep
green accounting. Bagi para akademisi hasil penelitian ini diharapkan bisa
dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. Bagi peneliti penelitian ini
dapat memberikan pemahaman tentang konsep green accounting. Bagi pembaca
diharapkan dapat menambah wawasan tentang kepedulian lingkungan dan green
accounting.
2. Kajian Pustaka
2.1 Green Accounting
Green accounting adalah suatu paradigma baru dalam bidang akuntansi
yang menganjurkan bahwa fokus dari proses akuntansi tidak hanya tertuju pada
transaksi keuangan untuk menghasilkan laporan laba atau rugi suatu entitas
korporasi, tetapi juga pada transaksi atau peristiwa sosial dan lingkungan. Tujuan
umum dari green accounting tersebut agar para pemangku kepentingan dapat
mengetahui secara utuh informasi tentang kualitas manajemen dan perusahaan
dalam pengelolaan bisnis yang ramah lingkungan. Tujuan khususnya adalah agar
para pemangku kepentingan mengetahui dan menilai kinerja dan nilai korporasi
sebelum mengambil keputusan (Lako, 2012).
5
Green accounting juga disebut akuntansi lingkungan atau environmental
accounting. Akuntansi lingkungan (environmental accounting) merupakan istilah
yang berkaitan mengenai dimasukkannya biaya lingkungan (environmental cost)
ke dalam praktik akuntansi perusahaan (Djogo, 2006). Biaya lingkungan
dimasukkan menjadi biaya yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
2.2 Biaya Lingkungan
Biaya lingkungan merupakan akibat yang timbul dari aktifitas yang
berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Menurut Ikhsan (2008: 103), biaya
lingkungan adalah mencakup dari seluruh biaya-biaya paling nyata (seperti limbah
buangan), untuk mengukur ketidakpastian.
Definisi-definisi tambahan menurut Ikhsan (2008: 105), meliputi:
1. Biaya lingkungan meliputi biaya-biaya dari langkah yang diambil, atau yang
harus diambil untuk mengatur dampak-dampak lingkungan sebagai akibat
aktivitas perusahaan dalam cara pertanggungjawaban lingkungan, seperti
halnya biaya lain yang dipicu untuk tujuan-tujuan lingkungan dan keinginan
perusahaan.
2. Biaya-biaya lingkungan meliputi biaya internal dan eksternal dan
berhubungan terhadap seluruh biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya
dengan kerusakan lingkungan dan perlindungan.
6
3. Biaya-biaya lingkungan adalah pemakaian sumber daya disebabkan atau
dipandu dengan usaha-usaha (aktivitas) untuk: 1) mencegah atau mengurangi
barang sisa dan polusi, 2) mematuhi regulasi lingkungan dan kebijakan
perusahaan, 3) kegagalan memenuhi regulasi dan kebijakan lingkungan.
Biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen (2009: 413) adalah biaya-
biaya yang terjadi karena kualitas lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan
yang buruk mungkin terjadi. Hansen dan Mowen (2009: 413) mengklasifikasikan
biaya lingkungan menjadi empat kategori: biaya pencegahan (prevention cost),
biaya deteksi (detection cost), biaya kegagalan internal (internal failure cost), dan
banyak kegagalan eksternal (external failure cost).
1. Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention cost) adalah biaya-
biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah
dan atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
2. Biaya deteksi lingkungan (environmental detection cost) adalah biaya-biaya
untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses, dan
aktivitas lain di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan berlaku atau
tidak.
3. Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure) adalah
biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan
sampah, tetapi dibuang ke lingkungan luar.
4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental eksternalfailure cost)
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah
atau sampah ke dalam lingkungan.
7
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini data yang akan digunakan berupa data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat
untuk pertama kalinya (Marzuki, 1995). Data primer berupa hasil isian kuesioner
mengenai kepedulian lingkungan dan biaya lingkungan. Kuesioner diisi oleh
responden dengan pendampingan. Kuesioner diisi sendiri oleh responden yang
bersedia yang bisa membaca dan menulis, untuk responden yang tidak bisa
membaca dan menulis pengisian dilakukan dengan sistem wawancara dengan
pertanyaan berdasarkan dari kuesioner.
Variabel yang dalam peneitian ini adalah kepedulian dan pengetahuan.
Meliseh (2002) menyatakan peduli adalah salah satu hasil perhatian dari suatu
peristiwa atau proses belajar yang terjadi secara alami. Kepedulain terhadap
lingkungan diungkapkan dalam bentuk ungkapan verbal dan perilaku (tindakan
nyata). Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoadmodjo, 2003).
Metode sampling yang digunakan adalah accidental sampling yang
diambil dari pedagang yang bersedia menjadi responden penelitian. Setelah
mendapatkan responden langkah selanjutnya adalah mengolah data. Pengolahan
data dalam penelitian ini dengan memberikan kode (coding) untuk mengubah
persepsi atau opini secara kualitatif kedalam suatu urutan kuantitatif. Skala
8
pengukuran yang digunakan tersebut bertujuan untuk mengukur persepsi
responden tentang suatu kejadian.
Kuesioner yang diberikan terdiri dari 6 indikator. Indikator pertama adalah
untuk melihat preferensi kepentingan. Skala pengukuran untuk preferensi
kepentingan diberi angka 1 sampai 6 yang menunjukkan tingkatan masing-masing
indikator. Deskripsi skala adalah sebagai berikut. Nilai “1” diberikan jika
responden menjawab “paling penting”, nilai “2” diberikan jika responden
menjawab “penting”, nilai “3” diberikan jika responden menjawab “cukup
penting”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “kurang penting”, nilai “5”
jika responden menjawab “tidak penting”, nilai “6” jika responden manjawab “
sangat tidak penting“.
Untuk 5 indikator berikutnya terdiri dari kepedulian lingkungan hidup,
kesadaran biaya lingkungan, pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan,
dan gaya pengeluaran individu. Skala pengukuran untuk lima indikator tersebut
diberi angka 1 sampai 7. Deskripsi skala adalah sebagai berikut. Nilai “1”
diberikan jika responden menjawab “sangat tidak setuju”, nilai “2” diberikan jika
responden menjawab “tidak setuju”, nilai “3” diberikan jika responden menjawab
“kurang setuju”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “netral”, nilai “5”
jika responden menjawab “cukup setuju”, nilai “6” jika responden manjawab
“setuju“, nilai “7” diberikan jika responden menjawab “sangat setuju”.
Hasil skoring tersebut diolah menggunakan distribusi frekuensi. Dari hasil
temuan tersebut dilakukan analisis untuk mengetahui kepedulian dan pengetahuan
responden terhadap konsep green accounting
9
4. Analisis Data Dan Pembahasan
Deskriptif Responden
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Salatiga dengan obyek penelitian
pedagang di Pasar Raya 1 Kota Salatiga Dalam penelitian ini kuesioner diisi oleh
para pedagang yang bersedia menjadi responden dengan pendampingan.
Tabel 1. Sampel Penelitian
Deskripsi Jumlah Persentase
JenisKelamin
Laki-Laki 5 10%
Perempuan 45 90%
Total 50 100%
Usia 20-39 tahun 11 22%
40-59 tahun 31 62%
60 tahun keatas 8 16%
Total 50 100%Sumber: Hasil olahan November 2013
Jumlah responden yang berhasil didapatkan hingga kuesioner terkumpul
dan diolah adalah 50 responden. Dari 50 responden, 90% responden berjenis
kelamin perempuan dan 10% responden berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan
umur, responden yang berusia antara 20-39 tahun terdapat 11 responden atahu
20%. Usia 40-59 tahun terdapat 31 responden atahu 62%, dan sisanya 16%
berusia diatas 60 tahun.
4.1 Preferensi Kepentingan
Preferensi kepentingan dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
pendapat responden terhadap beberapa aspek yang terdapat usaha mereka sehari-
hari. Terdapat 6 aspek yang digunakan dalam kuesioner yaitu penjualan, laba,
10
biaya usaha rendah, kualitas produk, produk ramah lingkungan, dan yang terakhir
adalah produk tidak mencemari lingkungan. Hasil dari olah data preferensi
kepentingan dapat mengambaran tentang aspek mana yang dianggap paling
penting hingga aspek manakah yang paling tidak penting.
Tabel 2. Preferensi Kepentingan
KepentinganSangatPenting
PentingCukupPenting
KurangPenting
TidakPenting
Sangat TidakPenting
Omset / Penjualan 40% 24% 20% 14% 0% 2%
Laba 32% 50% 10% 6% 2% 0%
Biaya Usaha Rendah 8% 16% 30% 28% 6% 12%
Kualitas Jasa / Produk 14% 6% 30% 42% 4% 4%
Produk / Jasa RamahLingkungan
2% 0% 6% 6% 78% 8%
Limbah yang tidakmencemari lingkungan
4% 4% 4% 4% 10% 74%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Dari hasil olah data, penjualan adalah aspek paling penting menurut
responden. Dalam pengamatan, penjualan menjadi hal utama dalam usaha mereka
agar dapat terus bertahan karena mayoritas responden menjual barang yang tidak
tahan lama seperti sayur dan buah-buahan. Mayoritas responden berjualan barang
dagangan yang bersifat tidak tahan lama, oleh karena itu para pedagang akan
merasa sangat dirugikan apabila barang dagangannya tidak laku. Setelah
penjualan, aspek berikutnya adalah laba. Menurut salah satu pedagang, dua aspek
tersebut saling berkaitan karena laba dapat diperoleh ketika sudah terjadi
penjualan. Biaya usaha rendah menjadi aspek nomor tiga. Responden menyatakan
bahwa sulit untuk mendapatkan barang dagangan dengan harga murah. Kualitas
11
produk yang menempati urutan empat. Responden sadar dengan kualitas produk
yang bagus akan menarik minat pembeli. Untuk dua aspek terakhir adalah produk
ramah lingkungan dan limbah tidak mencemari lingkungan. Jika dilihat secara
langsung dari hasil olah data akan memunculkan kesan responden kurang peduli
akan lingkungan.
4.2 Kepedulian Lingkungan Hidup
Secara umum Pasar Raya 1 Salatiga tampak kurang bersih. Terdapat
sampah di sudut-sudut pasar yang bertumpuk kurang rapi. Ketika hujan, jalanan di
sekitar pasar menjadi becek dan sampah-sampah berserakan. Terdapat 6
pernyataan yang diberikan kepada responden untuk mengetahui apakah responden
peduli dengan lingkungan hidup.
Tabel 3. Kepedulian Lingkungan Hidup
Pernyataan STS TS KS N CS S SS
Secara umum, saya mengetahuibagaimana menjaga lingkungan hidup
0% 0% 0% 0% 2% 4% 94%
Secara umum saya mengetahui bahwamenjaga lingkungan hidup sama denganmenjaga kelangsungan hidup usaha
0% 0% 0% 0% 4% 10% 86%
Saya selalu menggunakan bahan-bahan(perlengkapan dan bahan baku) usahayang ramah lingkungan
0% 2% 0% 0% 2% 12% 84%
Saya selalu menjaga agar limbah usahatidak mencemari lingkungan hidup
0% 0% 0% 0% 4% 14% 82%
Saya selalu memilah limbah usaha yangorganik dan non organic
12% 6% 0% 0% 10% 12% 60%
Secara umum, saya selalu membeliperalatan usaha yang ramah lingkungan
0% 0% 0% 0% 4% 10% 86%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
12
Dari 6 pernyataan mengenai lingkungan hidup, secara umum responden
memberikan pernyataan bahwa mereka peduli dengan lingkungan hidup. Mereka
mengetahui bagaimana menjaga lingkungan. Responden mengatakan tidak hanya
menjaga lingkungan ditempat mereka berjualan namun juga dirumah. Mereka
sadar bahwa menjaga lingkungan hidup sama dengan menjaga kelangsungan
hidup usaha mereka. Dengan menjaga kebersihan ditempat mereka berdagang
membuat calon pembeli tidak risih untuk mendekat, dan sebaliknya jika tempat
mereka berjualan kotor maka calon pembeli enggan untuk mendekat. Dengan
keadaan tempat usaha yang relatif sempit, ternyata mayoritas responden masih
bisa memilah sampah organik dengan sampah anorganik. Untuk responden yang
berjualan sayuran ada yang memilah sampah dan sampah organik dibawa pulang
setiap harinya untuk pakan hewan ternak dirumah. Terdapat 18% responden yang
mengatakan mencampur sampah organik dan anorganik, mereka mengatakan
tidak memiliki cukup waktu untuk memilah sampah. Meskipun pada preferensi
kepentingan responden menempatkan aspek produk ramah lingkungan dan limbah
tidak mencemari lingkungan di posisi terakhir, tetapi ternyata responden peduli
dengan lingkungan hidup.
4.3 Kesadaran Biaya Lingkungan
Biaya lingkungan dalam usaha responden adalah retribusi kebersihan yang
diatur dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga. Pedagang menyebut retribusi
kebersihan tersebut dengan karcis kebersihan. Karcis kebersihan tersebut
13
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh responden sebagai akibat yang timbul
dari kegiatan yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan.
Tabel 4. Kesadaran Biaya LingkunganPernyataan STS TS KS N CS S SS
Secara umum, saya mengetahuibahwa biaya lingkungan adalahtanggung jawab usaha
0% 0% 2% 0% 4% 14% 80%
Saya memiliki pengetahuan yangbaik mengenai biaya lingkunganyang diperlukan dalam usaha
0% 0% 0% 2% 6% 36% 56%
Secara umum, saya mengetahuisetiap pengeluaran yang dilakukanuntuk biaya lingkungan
2% 0% 0% 0% 10% 28% 60%
Saya mengetahui biaya menggunakanbahan-bahan usaha ramah lingkungan
0% 0% 0% 2% 6% 18% 74%
Saya mengetahui biaya yang harusdikeluarkan untuk mengolah limbahusaha
2% 2% 0% 2% 2% 34% 58%
Saya membebankan biaya lingkungansebagai bagian dari beban usaha
48% 14% 0% 0% 6% 20% 12%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Responden menyatakan setuju bahwa biaya lingkungan yang mereka bayar
adalah tanggung jawab dari usaha mereka. Secara umum responden mengetahui
tentang biaya lingkungan dan berapa yang harus mereka bayar. Responden
menggunakan bahan-bahan usaha yang ramah lingkungan, biaya untuk mengolah
limbah adalah biaya yang mereka bayarkan untuk karcis kebersihan. Untuk
pernyataan bahwa mereka membebankan biaya lingkungan sebagai bagian dari
beban usaha, sebanyak 48% responden sangat tidak setuju dan 14% responden
tidak setuju. Responden yang menyatakan tidak setuju karena mereka
menganggap biaya lingkungan adalah kewajiban mereka sebagai bentuk tanggung
jawab lingkungan yang tidak menjadikannya beban usaha. Salah seorang
responden mengungkapkan bahwa biaya lingkungan itu bukan merupakan beban
14
usaha. Meskipun pada preferensi kepentingan responden menempatkan aspek
produk ramah lingkungan dan limbah tidak mencemari lingkungan di posisi
terakhir tetapi responden ternyata sadar akan biaya lingkungan.
4.4 Pengetahuan Biaya Usaha
Dalam menjalankan usaha setiap harinya, terdapat biaya usaha yang
dikeluarkan oleh responden seperti biaya kebersihan, biaya keamanan, biaya sewa
tempat dan lainnya. Terdapat 7 pernyataan diberikan untuk melihat apakah
responden mengetahui biaya usaha mereka.
Tabel 5. Pengetahuan Biaya UsahaPernyataan STS TS KS N CS S SS
Secara umum, saya mengetahuibagaimana mengelola biaya usaha
0% 0% 0% 0% 6% 16% 78%
Saya selalu mengukur kinerja usaha sayadalam profit (keuntungan)
2% 2% 0% 0% 10% 24% 62%
Saya mengetahui bagaimana mengelolabiaya usaha
0% 0% 0% 0% 4% 30% 66%
Saya mengetahui komponen-komponenbiaya usaha
0% 0% 0% 0% 8% 38% 54%
Saya memiliki pengalaman yang cukupuntuk mengelola biaya usaha
0% 2% 0% 0% 4% 34% 60%
Saya memilahkan pengeluaran usahayang dilakukan dengan pengeluaranpribadi
44% 12% 6% 2% 0% 6% 30%
Saya mengetahui bagaimanamembebankan biaya usaha dalamperhitungan harga produk/jasa maupunperhitungan profit/keuntungan
2% 2% 2% 0% 8% 40% 46%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Sebagai pedagang pasar yang mengelola keuangan sendiri setiap hari
selama bertahun-tahun, responden mengetahui bagaimana mengelola usaha
mereka. Dengan keadaan demikian mereka memiliki pengetahuan biaya usaha
15
yang baik. Responden tidak setuju pada pernyataan tentang pemisahan
pengeluaran usaha dengan pengeluaran pribadi, mereka menyatakan uang yang
dimiliki tidak cukup untuk dapat dipisahkan antara pengeluaran pribadi dengan
pengeluaran usaha sehingga tidak dilakukan pemisahan uang. Ada sebagian
responden yang memisahkan pengeluaran pribadi dengan pengeluaran usaha
sebanyak 36%. Responden tersebut sudah memberikan alokasi untuk setiap
pengeluaran yang mereka butuhkan. Terdapat 4% responden yang menyatakan
tidak selalu menjadikan keuntungan sebagai ukuran kinerjanya karena tidak setiap
hari pedagang mendapatkan keuntungan.
4.5 Pengetahuan Biaya Lingkungan
Biaya lingkungan pada usaha responden adalah karcis kebersihan. Apakah
responden mengetahui biaya lingkungan dapat dilihat dari 5 pernyataan mengenai
biaya lingkungan.
Tabel 6. Pengetahuan Biaya LingkunganPernyataan STS TS KS N CS S SS
Secara umum, saya mengetahuibagaimana mengelola biaya lingkungan
0% 0% 0% 0% 0% 28% 72%
Saya memiliki pengalaman yang cukupuntuk mengelola biaya lingkungan
0% 0% 0% 0% 6% 34% 60%
Secara umum, saya memilikipengetahuan mengenai biaya lingkungan
2% 0% 0% 2% 12% 38% 46%
Saya mengetahui komponen-komponenbiaya lingkungan
2% 0% 2% 2% 14% 42% 38%
Saya mengetahui bagaimanamembebankan biaya lingkungan dalambiaya usaha
2% 0% 4% 0% 10% 44% 40%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
16
Secara umum responden mengetahui biaya lingkungan. Karcis kebersihan
yang dibayar setiap hari adalah biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari
kegiatan yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan yaitu sampah. Seperti
yang sudah dibahas sebelumnya, secara umum responden peduli dengan
lingkungan, responden sadar dengan biaya lingkungan, responden memiliki
pengetahuan biaya usaha yang baik dan responden juga mengetahui biaya
lingkungan.
4.6 Gaya Pengeluaran Individu
Gaya pengeluaran individu antara satu orang bisa berbeda dengan orang
yang lainnya. Gaya pengeluaran individu digunakan untuk melihat bagaimana
gaya pengeluaran responden sehari-hari.
Tabel 7. Gaya Pengeluaran IndividuPernyataan STS TS KS N CS S SS
Ketika saya melakukan pengeluaranuntuk kepentingan usaha, saya selalumerasa seperti melakukan pengeluaranmenggunakan uang pribadi saya
6% 4% 2% 2% 0% 10% 76%
Bagi saya sangat penting untukmengetahui usaha saya tidak melakukanpengeluaran yang sia-sia
0% 0% 0% 0% 0% 10% 90%
Saya selalu megecek uang yang adaketika saya memutuskan untuk membelisesuatu
2% 0% 0% 0% 0% 10% 88%
Saya selalu hati-hati dalam melakukanpengeluaran pribadi dibandingkanpengeluaran usaha
0% 2% 4% 0% 0% 6% 88%
Saya jarang mengkuatirkan pengeluaranuang
64% 22% 4% 0% 4% 4% 2%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
17
Dengan tidak memisahkan pengeluaran usaha dengan pengeluaran usaha
maka responden merasa ketika melakukan pengeluaran usaha seperti
mengeluarkan pengeluaran pribadi. Responden menyatakan sangat penting untuk
tidak melakukan pengeluaran usaha yang sia-sia, responden juga mengaku sering
mengkhawatirkan pengeluaran uang. Dengan demikian, ketika hasil pada
indikator kesadaran biaya lingkungan menyatakan responden tidak keberatan
dengan biaya lingkungan maka dapat dikatakan bahwa responden tidak
menganggap biaya lingkungan adalah pengeluaran yang sia-sia. Hal tersebut
mempertegas bahwa responden sadar dengan biaya lingkungan.
18
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa walaupun
aspek produk ramah lingkungan dan limbah tidak mencemari lingkungan berada
diurutan terakhir pada preferensi kepentingan usaha mereka, dan para pedagang
sangat berhati-hati dalam mengeluarkan uang, pedagang di Pasar Raya 1 Salatiga
secara umum peduli terhadap lingkungan. Pedagang di Pasar Raya 1 Salatiga
mengetahui mengenai biaya lingkungan, tetapi belum sampai pada konsep green
accounting.
5.2 Saran
Dari kesimpulan peneliti memberikan saran kepada pedagang untuk tetap
peduli dengan lingkungan. Menghimbau kepada Bapak Walikota Salatiga secara
umum dan Pemda Kota Salatiga khususnya Dinas Pasar dan PKL Kota Salatiga
bersama-sama dengan pedagang pasar untuk meningkatkan kebersihan pasar
tradisional agar limbah tidak mencemari lingkungan.
19
Daftar Pustaka
Djogo, Tony, 2006, Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting), 07
Februari.
Hansen, Don R dan Maryanne, Mowen, 2009, Akuntansi Manajerial edisi 8-buku
2, Salemba Empat.
Ikhsan, Arfan, 2008, Akuntansi Lingkungan & Pengungkapannya, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Lako, Andreas, 2012, “Akuntansi Hijau”, Kontan, edisi 10-22 Juni.
Marzuki, 1995, Metodologi Riset, Yogyakarta: FE-UII.
Meliseh, 2002, Kepedulian Lingkungan Hidup, Bandung : Bumi Aksara
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Perda Kota Salatiga No. 10 Tahun 1998 Tentang Retribusi Pasar.
Perda Kota Salatiga No. 12 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum.
Tchobanoglous, 1993, Integrated Solid Waste Management, McGraw-Hill
International, New York
http://salatigakota.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=14
http://www.karawangnews.com/2013/06/masalah-sampah-di-indonesia-dan.html
http://www.pedagangpasar.com/index.php/2012-03-07-09-04-08/2012-10-21-15-
11-19
20
Daftar Riwayat Hidup
A. Data PribadiNama : Joko SetiawanJenis Kelamin : Laki-LakiTempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 5 Juni 1989Kewarganegaraan : IndonesiaAgama : IslamSuku : JawaAlamat Asal : Jalan Diponegoro No. 58 Krajan Bringin
RT 02 RW 01 Kec Bringin, Kab SemarangTelepon (HP) : 085647427427E-mail : [email protected]
B. Latar Belakang Pendidikan1. Formal
Tahun 2010 – 2014 :Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga
Tahun 2004 – 2007 :SMA Negeri 3 Salatiga
Tahun 2001 – 2004 :SMP Negeri 2 Bringin, Kabupaten Semarang
Tahun 1995 – 2001 :SD Negeri 2 Bringin, Kabupaten Semarang
Tahun 1994-1995 :Taman Kanak-kanak Marsudi Utomo Bringin, KabupatenSemarang
2. Non Formal 20-23 Maret 2013 :
Leadership Development Beswan Djarum 2012/2013
11-12 Januari 2013 :Character Building Beswan Djarum 2012/2013
8-11 Maret 2012 :Latihan Menengah Kepemimpinan Mahasiswa UKSW :“Satya Wacana Didadaku”
21
19-20 November 2011 :Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa UKSW :“World In Our Hands”
29 Agustus 2007 :Kursus Operator Komputer Bisnis di Stekom PAT,Salatiga
22 Agustus 2007 :Kursus Bahasa Inggris Conversation di LembagaPendidikan “Aquarius”, Salatiga
C. Pengalaman Organisasi dan Kepanitiaan 6-7 September, 14-15 September 2013 :
Panitia Makrab Socev Fakultas Ekonomika dan Bisnis“Fusion” (Koordinator Sie Keamanan)
Tahun 2012-2013 :Fungsionaris Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas(BPMF) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW
Tahun 2011-2012 :Fungsionaris Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas(BPMF) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW
10 September, 24-25 September, 1 Oktober 2011 :Panitia Makrab Fakultas Ekonomika dan Bisnis :“Economic Goes To Da World” (Sie Keamanan)
18 Maret 2011 :Panitia “Excellent Generation” (Sie Keamanan)
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sejujur-jujurnya.
Hormat Saya,
Joko Setiawan
22
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
NAMA :NAMA USAHA :ALAMAT :JENIS USAHA :USIA :JENIS KELAMIN :
PREFERENSI KEPENTINGANIsilah dengan urutan kepentingan (1 – 6)
KEPENTINGAN URUTAN KEOmset / PenjualanLaba / KeuntunganBiaya Usaha RendahKualitas Jasa / ProdukProduk/Jasa ramah lingkunganLimbah tidak mencemari lingkungan
KEPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUPIsi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat SetujuNo PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 71 Secara umum, saya mengetahui bagaimana menjaga
lingkungan hidup2 Secara umum saya mengetahui bahwa menjaga
lingkungan hidup sama dengan menjagakelangsungan hidup usaha
3 Saya selalu menggunakan bahan-bahan(perlengkapan dan bahan baku) usaha yang ramahlingkungan
4 Saya selalu menjaga agar limbah usaha tidakmencemari lingkungan hidup
5 Saya selalu memilah limbah usaha yang organikdan non organic
6 Secara umum, saya selalu membeli peralatan usahayang ramah lingkungan
23
KESADARAN BIAYA LINGKUNGANIsi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat SetujuNo PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 71 Secara umum, saya mengetahui bahwa biaya
lingkungan adalah tanggung jawab usaha2 Saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai
biaya lingkungan yang diperlukan dalam usaha3 Secara umum, saya mengetahui setiap pengeluaran
yang dilakukan untuk biaya lingkungan4 Saya mengetahui biaya menggunakan bahan-bahan
usaha ramah lingkungan5 Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan
untuk mengolah limbah usaha6 Saya membebankan biaya lingkungan sebagai
bagian dari beban usaha
PENGETAHUAN BIAYAIsi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat SetujuNo PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 71 Secara umum, saya mengetahui bagaimana
mengelola biaya usaha2 Saya selalu mengukur kinerja usaha saya dalam
profit (keuntungan)3 Saya mengetahui bagaimana mengelola biaya usaha4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya usaha5 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk
mengelola biaya usaha6 Saya memilahkan pengeluaran usaha yang
dilakukan dengan pengeluaran pribadi7 Saya mengetahui bagaimana membebankan biaya
usaha dalam perhitungan harga produk/jasa maupunperhitungan profit/keuntungan
PENGETAHUAN BIAYA LINGKUNGANIsi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat SetujuNo PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 71 Secara umum, saya mengetahui bagaimana
mengelola biaya lingkungan2 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk
mengelola biaya lingkungan3 Secara umum, saya memiliki pengetahuan
mengenai biaya lingkungan4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya
lingkungan5 Saya mengetahui bagaimana membebankan biaya
lingkungan dalam biaya usaha
24
GAYA PENGELUARAN INDIVIDUIsi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat SetujuNo PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 71 Ketika saya melakukan pengeluaran untuk
kepentingan usaha, saya selalu merasa sepertimelakukan pengeluaran menggunakan uang pribadisaya
2 Bagi saya sangat penting untuk mengetahui usahasaya tidak melakukan pengeluaran yang sia-sia
3 Saya selalu megecek uang yang ada ketika sayamemutuskan untuk membeli sesuatu
4 Saya selalu hati-hati dalam melakukan pengeluaranpribadi dibandingkan pengeluaran usaha
5 Saya jarang mengkuatirkan pengeluaran uang