kendari pos edisi 13 januari 2013

7
Kendari Pos | Minggu, 13 Januari 2013 HIDUP INI KERAS BUNG .....! Penulis : Mas Jaya Editor : Abdi Mahatma Foto-foto Oleh Suwarjono M atahari baru menampakkan diri. Semburat merah cahanya berlomba meloloskan diri dari celah-celah dinding rumah semi permanen belum ram- pung yang dihuni Titi Juwiyanti bersama suami dan tiga anaknya. Wanita berusia 34 tahun itu sudah mahfum, pagi seperti ini, dan seperti juga pagi-pagi sebelumnya adalah awal perjuangan hidup baginya. Pasca membersihkan rumah dan perabot kotor bekas semalam, membuat secang- kir kopi buat suami, menyiapkan sarapan bagi anak-anaknya ke sekolah, ia ke pekarangan. Dua tumpukan batu gamping yang diambil dari bukit batu tak jauh dari rumahnya, dan ditump- ahkan truk siang kemarin di depan rumahnya, di Desa Puuasana, Kecamatan Moramo Utara, Konawe Selatan, menunggu aksi Tuti. “Saya harus cari teman dulu untuk Bantu kerja ini. Kami me- nyebutnya karyawan, entah itu cocok atau tidak, tapi itulah sebutannya. Kebetulan masih pagi,” kata Tuti, sembari bergegas ke tetangga rumah- nya, yang berjarak seperlemparan batu kerikil. Tak lama, seorang wanita paruh baya datang bersama Tuti. Ia dikenalkan bernama Sufi, berusia 40 tahun. Di tangannya tergenggam martil kecil, kaos tangan dan sebuah ember bekas wadah cat tempok yang sudah habis terpakai. Perempuan itulah yang dimaksud Tuti sebagai karyawan, yang ternyata akan membantunya, memecahkan batu-batu gamping yang masih berbentuk bongkahan besar, untuk selanjutnya dikecilkan menjadi suplit, batu untuk bahan mengokoh bangunan. Martil berukuran 5 kilogram dikeluarkan Tuti dari rumahnya. Perempuan yang pergelan- gan tangannya itu kini telihat kekar telah siap menaklukan nasib. Sebagai langkah awal, kedua perempuan perkasa ini, memecahkan bongkahan batu yang masih serupa kardus-kardus makanan kecil yang selalu terlihat tersusun di took kelon- tong. “Kita pecahkan dulu agak kecil, kemudian ditakar di ember atau di arco oleh karyawan, baru dipecahkan dengan palu-palu kecil jadi suplit. Kenapa ditakar, supaya kita tahu berapa mi yang dia kerja satu hari, biar bisa dihitung berapa harus digaji nanti,” urai Tuti, ihwal urusan takar- takaran batu itu. Luka Itu Biasa BAGI Tuti dan Mina, terkena pecahan batu saat bekerja adalah hal lumrah. Telapak tangan dan jari-jari yang bengkak dan kebiruan juga jamak buat mereka. Bagi perempuan- perempuan perkasa itu, luka adalah harmoni yang menguatkan mereka untuk tetap tegar meneruskan tradisi itu. “Makanya kami selalu pakai kaos tangan, biar resikonya berkurang sedikit,” tutur Tuti. Soal terpapar serpihan batu dan mengenai wajah bahkan mata sudah dialami beberapa rekannya. Masuk Puskesmas dengan keluhan semacam itu jadi tak asing lagi. “Mau diapa, hidup ini keras, jadi harus sabar,” katanya, disambut koor kata “betul” rekan-rekannya yang lain. Soal maut, itu juga resiko buruk yang mengintai para pria yang bekerja di lokasi penambangan. Terhimpit batu besar, seringkali dialami para penam- bang itu. Kini resiko seperti itu sudah lumayan berkurang, sejak masyarakat mengenal teknologi bernama breaker. Alat itulah yang membantu manusia meruntuhkan keangkuhan tebing- tebing gamping batu Moramo bernilai ekonomi tinggi itu. (***) PUSAT penambangan batu-batu Moramo berada di Desa Sanggula. Masuk ke kawasan ini, memberikan anda pengalaman baru. Dari tinggi tebing batu, beberapa pria perkasa menantang maut demi hidup. Berbekal godam di tangan, mereka mencoba memecahkan batu-batu raksasa itu. Diawali dengan membakar dasar batu, dengan keyakinan akan memudahkan runtuhnya tebing- tebing itu. Asar, adalah salah seorang pria di desa itu yang akrab dengan urusan yang sejatinya menantang maut itu. Bertahun- tahun ia bekerja dengan cara tradisional, seperti diajarkan pendahulunya. Bong- kahan-bongkahan batu yang runtuh dari tebing itulah, yang dipecahkannya lagi, hingga sebesar ukuran kepala manusia. “Dalam sehari kami bisa dapat satu atau dua ret. Kalau lagi rajin dan lokasi peng- galian mudah saya dan teman bisa dapat dua ret, tapi kalau medan galiannya susah, paling cuma dapat satu ret saja,” ujar Asar, salah seorang penambang batu. “Buat dipakai pondasi bangunan, nanti yang kecilnya, dibuat suplit sama ibu- ibu disini,” kata Asar. Kawasan tempat Asar bekerja itu sejatinya hanya satu titik saja tempat pengolahan. Tapi tetap saja menarik dilihat. Deretan pondok kecil, tempat para ibu pemecah batu bekerja, jelas nampak. Sejak pagi, mereka sudah datang ke lokasi itu, menunggu sisa bongkahan yang dikerjakan suami mereka, untuk dikecilkan jadi suplit lagi. “Tapi sekarang, sudah banyak yang pakai teknologi, lebih mudah kasih pecah batu di tebing itu,” tutur Asar. Sementara itu, warga yang melakukan penggalian dengan cara modern, me- nyewa alat berat yang disebut breker. Alat ini sebenarnya adalah mesin ekskavator yang alat sendoknya telah dimodikasi menjadi breker. Dalam sehari, mesin ini bisa menambang batu hingga 80 ret. “Kami warga pemilik lahan, menyewa alat ini 800 ribu rupiah per jamnya. Hitung-hingannya, dalam satu jam bisa Teknologi Mengusik Hegemoni Manusia Potensi tambang batu Moramo me- mang cukup menjanjikan. Tak heran jika perusahaan pengolahan batu, seperti CV. Watu Moramo (WM) tertarik membuka usaha di lokasi tersebut. Perusahaan itu, resmi beroperasi pada Juni 2012 lalu, dengan komitmen akan bersinergi den- gan masyarakat setempat. Dalam artian bahwa keberadaan perusahaan itu tidak lantas mematikan usaha masyarakat sekitar yang masih mengelola batu dengan cara manual. CV Watu Moramo khusus memproduksi suplit dengan empat ukuran, yakni abu batu, 0/5, 2/1 dan ¾. Untuk dua jenis yang disebut pertama itu, biasanya dipesan para pekerja proyek pengaspalan jalan dan juga runaway bandara. Mesin greser raksasa ditempatkan di tengah area perusahaan. Mesin pemecah batu itulah yang bekerja setiap hari. “Sehari biasanya 200 ret batu gelondongan diolah,” tutur Hirmawan, tenaga administrasi perusahaan itu. Katanya, sebelum beroperasi pihak pe- rusahaan sudah berkomitmen untuk tidak menjadi rival masyarakat dalam penjualan Hanya Melayani Order Besar Baca KERAS di Halaman 7..... Baca MESIN di Halaman 7..... Baca ORDER di Halaman 7..... Sementara di sisi berbeda, perempuan-p erempuan perkasa ini tekun memecahkan batu-b atu besar itu menjadi serpihan kecil untuk jadi suplit, material yang jamak dipakai untuk bangunan. Pria ini dengan tenaga yang ada memindahkan bongkahan-bongkahan batu, mengumpulkannya hingga bisa mencukupi untuk satu ret angkutan truk. Ia adalah salah seorang pria di Moramo yang masih mengandalkan kekuatan manusia untuk mengurusi batu-batu ini, seperti pendahulunya

Upload: kendarinews

Post on 24-Mar-2016

246 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

E_Paper Kendari Pos

TRANSCRIPT

Page 1: Kendari Pos Edisi 13 Januari 2013

Kendari Pos | Minggu, 13 Januari 2013

HidupiniKerasBung.....!

Penulis : Mas Jaya Editor : Abdi MahatmaFoto-foto Oleh Suwarjono

Matahari baru menampakkandiri. Semburat merah cahanyaberlomba meloloskan diri daricelah-celah dinding rumahsemi permanen belum ram-

pung yang dihuni Titi Juwiyanti bersama suamidan tiga anaknya. Wanita berusia 34 tahun itusudah mahfum, pagi seperti ini, dan seperti jugapagi-pagi sebelumnya adalah awal perjuanganhidup baginya. Pasca membersihkan rumah danperabot kotor bekas semalam, membuat secang-kir kopi buat suami, menyiapkan sarapan bagianak-anaknya ke sekolah, ia ke pekarangan.

Dua tumpukan batu gamping yang diambil daribukit batu tak jauh dari rumahnya, dan ditump-ahkan truk siang kemarin di depan rumahnya, di Desa Puuasana, Kecamatan Moramo Utara,Konawe Selatan, menunggu aksi Tuti. “Saya haruscari teman dulu untuk Bantu kerja ini. Kami me-nyebutnya karyawan, entah itu cocok atau tidak,tapi itulah sebutannya. Kebetulan masih pagi,”kata Tuti, sembari bergegas ke tetangga rumah-nya, yang berjarak seperlemparan batu kerikil.

Tak lama, seorang wanita paruh baya datangbersama Tuti. Ia dikenalkan bernama Sufi,berusia 40 tahun. Di tangannya tergenggammartil kecil, kaos tangan dan sebuah ember bekaswadah cat tempok yang sudah habis terpakai.Perempuan itulah yang dimaksud Tuti sebagaikaryawan, yang ternyata akan membantunya,memecahkan batu-batu gamping yang masihberbentuk bongkahan besar, untuk selanjutnyadikecilkan menjadi suplit, batu untuk bahanmengokoh bangunan.

Martil berukuran 5 kilogram dikeluarkan Tutidari rumahnya. Perempuan yang pergelan-gan tangannya itu kini telihat kekar telah siapmenaklukan nasib. Sebagai langkah awal, keduaperempuan perkasa ini, memecahkan bongkahanbatu yang masih serupa kardus-kardus makanankecil yang selalu terlihat tersusun di took kelon-tong. “Kita pecahkan dulu agak kecil, kemudianditakar di ember atau di arco oleh karyawan, barudipecahkan dengan palu-palu kecil jadi suplit.Kenapa ditakar, supaya kita tahu berapa mi yangdia kerja satu hari, biar bisa dihitung berapaharus digaji nanti,” urai Tuti, ihwal urusan takar-takaran batu itu.

Luka Itu BiasaBagi Tuti dan Mina, terkena

pecahan batu saat bekerja adalah hal

lumrah. Telapak tangan dan jari-jari

yang bengkak dan kebiruan juga

jamak buat mereka. Bagi perempuan-

perempuan perkasa itu, luka adalah

harmoni yang menguatkan mereka

untuk tetap tegar meneruskan tradisi

itu. “Makanya kami selalu pakai kaos

tangan, biar resikonya berkurang

sedikit,” tutur Tuti.

Soal terpapar serpihan batu dan

mengenai wajah bahkan mata sudah

dialami beberapa rekannya. Masuk

Puskesmas dengan keluhan semacam

itu jadi tak asing lagi. “Mau diapa,

hidup ini keras, jadi harus sabar,”

katanya, disambut koor kata “betul”

rekan-rekannya yang lain.

Soal maut, itu juga resiko buruk yang

mengintai para pria yang bekerja di

lokasi penambangan. Terhimpit batu

besar, seringkali dialami para penam-

bang itu. Kini resiko seperti itu sudah

lumayan berkurang, sejak masyarakat

mengenal teknologi bernama breaker.

Alat itulah yang membantu manusia

meruntuhkan keangkuhan tebing-

tebing gamping batu Moramo bernilai

ekonomi tinggi itu. (***)

Pusat penambangan batu-batuMoramo berada di Desa Sanggula.Masuk ke kawasan ini, memberikan andapengalaman baru. Dari tinggi tebingbatu, beberapa pria perkasa menantangmaut demi hidup. Berbekal godam ditangan, mereka mencoba memecahkanbatu-batu raksasa itu. Diawali denganmembakar dasar batu, dengan keyakinanakan memudahkan runtuhnya tebing-tebing itu.

Asar, adalah salah seorang pria didesa itu yang akrab dengan urusan yangsejatinya menantang maut itu. Bertahun-tahun ia bekerja dengan cara tradisional,seperti diajarkan pendahulunya. Bong-kahan-bongkahan batu yang runtuh dari

tebing itulah, yang dipecahkannya lagi,hingga sebesar ukuran kepala manusia.“Dalam sehari kami bisa dapat satu ataudua ret. Kalau lagi rajin dan lokasi peng-galian mudah saya dan teman bisa dapatdua ret, tapi kalau medan galiannya susah,paling cuma dapat satu ret saja,” ujar Asar,salah seorang penambang batu.

“Buat dipakai pondasi bangunan, nantiyang kecilnya, dibuat suplit sama ibu-ibu disini,” kata Asar. Kawasan tempatAsar bekerja itu sejatinya hanya satutitik saja tempat pengolahan. Tapi tetapsaja menarik dilihat. Deretan pondokkecil, tempat para ibu pemecah batubekerja, jelas nampak. Sejak pagi, merekasudah datang ke lokasi itu, menunggu

sisa bongkahan yang dikerjakan suamimereka, untuk dikecilkan jadi suplit lagi.“Tapi sekarang, sudah banyak yang pakaiteknologi, lebih mudah kasih pecah batudi tebing itu,” tutur Asar.

Sementara itu, warga yang melakukanpenggalian dengan cara modern, me-nyewa alat berat yang disebut breker. Alatini sebenarnya adalah mesin ekskavatoryang alat sendoknya telah dimodikasimenjadi breker. Dalam sehari, mesinini bisa menambang batu hingga 80 ret.“Kami warga pemilik lahan, menyewaalat ini 800 ribu rupiah per jamnya.Hitung-hingannya, dalam satu jam bisa

Teknologi Mengusik Hegemoni Manusia

Potensi tambang batu Moramo me-mang cukup menjanjikan. Tak heran jikaperusahaan pengolahan batu, seperti CV.Watu Moramo (WM) tertarik membukausaha di lokasi tersebut. Perusahaan itu,resmi beroperasi pada Juni 2012 lalu,dengan komitmen akan bersinergi den-gan masyarakat setempat. Dalam artianbahwa keberadaan perusahaan itu tidaklantas mematikan usaha masyarakat sekitaryang masih mengelola batu dengan caramanual.

CV Watu Moramo khusus memproduksisuplit dengan empat ukuran, yakni abu

batu, 0/5, 2/1 dan ¾. Untuk dua jenis yangdisebut pertama itu, biasanya dipesan parapekerja proyek pengaspalan jalan dan jugarunaway bandara. Mesin greser raksasaditempatkan di tengah area perusahaan.Mesin pemecah batu itulah yang bekerjasetiap hari. “Sehari biasanya 200 ret batugelondongan diolah,” tutur Hirmawan,tenaga administrasi perusahaan itu.

Katanya, sebelum beroperasi pihak pe-rusahaan sudah berkomitmen untuk tidakmenjadi rival masyarakat dalam penjualan

Hanya Melayani Order Besar

Baca KERas di Halaman 7.....

Baca MEsiN di Halaman 7.....

Baca ORDER di Halaman 7.....

Sementara di sisi berbeda, perempuan-perempuan perkasa ini tekunmemecahkan batu-batu besar itu menjadi serpihan kecil untuk

jadi suplit, material yang jamak dipakai untuk bangunan.

Pria ini dengan tenaga yang ada memindahkan bongkahan-bongkahan batu,mengumpulkannya hingga bisa mencukupi untuk satu ret angkutan truk. Iaadalah salah seorang pria di Moramo yang masih mengandalkan kekuatanmanusia untuk mengurusi batu-batu ini, seperti pendahulunya

Page 2: Kendari Pos Edisi 13 Januari 2013

Kendari Pos Minggu, 13 Januari 20132

BUDAYA

Hasrudin Laumara,Konawe

Budaya Mosehe dalam SukuTolaki dianggap sebagai juru damaisekaligus tolak bala. Ritual Mosehekini jarang ditemukan saat pelaksa-naan adat tertentu. Ritual itu akanditemui dalam kondisi tertentu.Misalnya, ketika terjadi pertikaian,sengketa atau seseorang pernahbernazar sesuatu maka Mosehe da-pat digelar sebagai juru damai atausebagai medium untuk menyampai-kan permohonan setelah bernazarsebelumnya.

Dipenghujung tahun 2012 lalutepatnya, Senin (31/12) GubernurSultra menyempatkan diri nyekarke Makam Raja Lakidende untukkesekian kalinya selama menjadigubernur.

Untuk di periode keduanya, nyekaritu adalah kali pertama. Disana NurAlam sekaligus menggelar ritualMosehe, didampingi Bupati KonaweLukman Abunawas dan beberapapimpinan Satuan Kerja PerangkatDaerah (SKPD) Pemkab Konawe.

Abd Zahir selaku penyedia sesa-jen Mosehe merinci sesajen Mosehe

yang terdiri dari ana mbundi (ana-kan pisang), daun sirih hutan, kapursirih, beberapa cuil kulit pinang tua,sebutir telur ayam kampung, koin.Ana mbundii berfungsi sebagai pe-totonaono (medium untuk mantera)sekaligus bermakna sebagai penyejuk(pombokomonapano). Ana mbundi se-bagai jembatan atau perantara koindan telur yang dijepit diantara ku-pasan ana mbundi. Nantinya telur itudipecahkan, maknanya memecahkandunia lalu melahirkan dunia baru.

“Sehingga itu Mosehe pada inti-nya sebagai juru damai. Mendamai-kan semuanya. Apalagi kalau adapertikaian,” ujarnya.

Sekeping koin dalam Mosehe ber-makna sebagai bentuk kekuatanalam. Kulit pinang yang dicuil-cuilbermakna sumber kehidupan. Da-lam Mosehe disediakan pula seekorkerbau. “Kalau dalam mosehewonua maka harus pakai kerbauputih,”rinci Abd Zahir.

Nah, kalau dalam konteks kun-jungan pembesar semisal GubernurSultra Nur Alam yang saban nyekarke makam Raja Lakidende selalumelakukan tradisi Mosehe ini menu-rut Zahir masih ada kaitannya den-gan Pilgub Sultra yang lalu.

Masing-masing orang memiliki

perbedaan pandangan dan pendapatpolitik. “Makanya dengan jalan Mo-sehe ini diharapkan dalam permoho-nan kita dapat mencapai kedamaiandidalamnya. Mungkin ada perten-tangan politik. Dan intinya yangmelakukan Mosehe itu bergantung

dari hajat masing-masing pribadi in-dividu,” tukasnya.

Menyangkut kerbau yang disembe-lih, cukup disedekahkan saja. Adapuntujuan dan maksud Gubernur NurAlam melakukan Mosehe itu, Zahirmengaku belum mendapat bisikan

akan tujuan mosehe yang dilakukangubernur. Menurut Zahir, mungkinsebelumnya Nur Alam memiliki hajatatau nazar dan baru kali ini sempat di-tunaikan. “Dalam artian dia (Guber-nur) pernah menyampaikan sesuatu,misalnya kalau terpilih kembali diaakan melakukan ritual mosehe. Jadi,Mosehe dalam konteks ini bergan-tung dari nazar beliau. Dan itu mutlakdilakukan,”tegasnya.

Prosesi Mosehe itu memangdibarengi mantera-mantera tertentulalu menyampaikan permohonan siempunya hajatan. Sedangkan yangmenjalankan ritual Mosehe harusorang-orang pilihan yang diberikanamanah untuk melaksanakan tradisiMosehe dimakam Raja Lakidende.Diluar dari itu maka siapapun bisamenjalankan Mosehe kendati tidakmemiliki garis keturunan untuk itu.“Satu hal yang harus kita pahamibahwa ritual

Mosehe Wonua (Tolak bala ataumensucikan kampung) di makamSangia Ngginoburu ini (Makam RajaLakidende,red) dan siraman (Mo Mu-busi) sudah diberikan keistimewaanbagi keluarga yang berada di Parau-na. Diluar dari itu bisa saja asalkanmendapat wangsit. Tetapi kalaukunjungan resmi seperti Gubernur

ini sudah diberikan keistimewaankeluarga Parauna.

Menurut Abd Zahir, ritual mo-sehe ada beberapa macam. Prosesidan isi sesajen tidak jauh berbeda.Hanya saja kalau Mosehe digelardalam konteks mendamaikan duapihak yang bertikai maka keduanyadihadirkan namun tidak dibenarkanduduk bersanding. “Kalau kerbauyang disediakan dalam mosehe un-tuk mendamaikan pertikaian makayang bertikai tidak boleh mema-kannya. Disedekahkan saja kepadamasyarakat yang menyaksikan Mo-sehe,” tambahnya.

Abd Zahir merinci tradisi Moseheini lahir dijaman pemerintahanRaja Mokole Sangia Inato. Dijamanitu, Raja Mokole Sangia Inato mem-bagi tujuh menteri birokrasinyadan empat menteri pertahanan,dalam masyarakat Tolaki dikenalSiwole Mbatohu, Pitu Dula Batu(Tujuh Menteri). “Selama pemerin-tahanya, mungkin ada hal-hal yangtidak berkenan. Beliau mendapatwangsit dengan jalan (Mosehe) danbermohon kepada dewa yang mer-eka agungkan saat itu. Karena masaitu belum ada Agama Islam. Merekahanya mengenal Dewa Sangia,” run-tut Abd Zahir. (*)

Budaya Mosehe, Juru Damai Sekaligus Tolak BalaGubernur Sultra, Nyekar Makam Raja Lakidende

Bagi pencinta perhiasan,nama Kendari Werk tentu sudahtak asing lagi. Kerajinan perakitu sudah cukupterkenal, karenakekhasan teknik pembuatan danmotif detail nan halus. Konon,karena mutunya tinggi, Kend-ari Werk sanggup memikat parabangsawan Eropa.

Pertama kali muncul padasekitar awal abad ke-20, KendariWerk marak diusahakan perajin-perajin kecil lokal di Kendari.Akibat kesulitan pemasaran danbahan baku, pasca kemerdekaanpara perajin tersebut memilihhijrah ke Makassar (dulu Ujung-pandang) untuk mengembang-kan usahanya.

Meski pindah tempat produkyang dihasilkan tetap meng-gunakan nama Kendari Werk,bahasa Belanda yang artinyakarya Kendari. Nama itu sudahtelanjur menjadi brand jaminanmutu. Hingga kini, hasil kera-jinan yang biasanya berbentubros, anting, gelang cincin, ka-lung, atau hiasan miniatur itubesar di tanah perantauan.

Pemda Sultra kembali memb-esarkan kerajinan itu ke daerahasalnya sekitar tahun 1980 an.Kala itu, pemerintah mendatang-kan perajin-perajin Kendari Werk dari Makassar, Sulawesi Selatan,untuk melatih perajin-perajinlokal Kendari yang di pusat- kandi Dewan Kerajinan Nasional

Tenun Tolaki semakinmenjadi primadona,di Su-lawesi Tenggara. Hingga seka-rang tenunan khas ini terusberkembang karena kecintaanmasyarakatnya terhadap kaintradisional tersebut.

Kain tenun Tolaki selalu men-jadi pakaian kebesaran dalamsetiap pesta adat di lingkunganmasyarakat Tolaki. Tanpa kaintolaki, bila menghadiri sebuahupacara adat, maka akan terasaada yang kurang.

Motif yang cukup terkenal dimasyarakat tolaki adalah ragamhias mua. Motif ini biasanyamenggunakan warna jinggamuda, kelabu, biru laut, kuningsusu, hijau lumut, dan merah sa-mar. Selain itu digunakan jugabenang emas yang membentukmotif garis halus dan kesanbunga kecil.

Bagi wisawatan atau pen-datang yang memasukiKendari, tentunya per-

tanyaan pertama adalah apayang khas dari kota ini. Adamakanan seperti Sinonggi dankain tenun Tolaki.Nah untukperhiasan sudah pasti perakatau orang lebih mengenal den-gan saebutan Kendari Werk.Demikian untuk tariannya yang sudah tidak asing lagiadalah tarian lulo.

Nah semua itu adalah mi-lik Kendari, sebagai warga

Kota Kendari sudah sepa-tutnya kita lestarikan. Halini juga menjadi komitmenKetua Dekranasda Kota Ken-dari, Sri Yastin Asrun untukmenjaga,melestarikan danmempromosikan ke semuaitu.

Apa yang yang telah di-lakukan? Misalkan promosikain tenun baik di tingkatlokal,nasional hingga intena-sional. Misalkan untuk ting-kat lokasi melalui Pemkottelah menjadikan kain tenunTolaki sebagai salah satu se-ragam pakain dinas pada haritertentu. Dalam sejumlah pa-meran tingkat nasional daninternasional, bekerjasamadengan Dekranasda Sultra, se-

lalu menyertakan kain tenun.“Dengan begitu kain tenun To-laki semakin dikenal banyakorang,” paparnya.

Dekranasda bekerjasamadengan Pemkot Kendari, jugasering melakukan pelati-han kepada SDM (pengrajin)lokal. Untuk melestarikannyaDekranasda bekerjasama den-gan sejumlah sekolah untukmemasukkan ke dalam materipelajaran. Demikian dalamsejumlah iven misalkan fash-ion show yang terselenggaraselalu memasukkan unsur te-nun di dalamnya. “Orentasin-ya bagaimana generasi mudamencintai tenunan daerahsendiri, dan mencintainya,”paparnya.

Termasuk sinonggi, sebagaimakanan khas, Istri WalikotaKendari ini, telah menganjur-kan kepada setiap restaurantdi Kota Kendari ini untukmenyediakan menu sinonggi. Harapannya makanan khasKendari ini tidak punah dandikenal oleh banyak pihak.Sehingga setiap tamu yang da-tang ke restaurant manapunbila ingin mencicipi sinonggitersedia. “Kalau dulu orangmakan sinonggi sembunyi-sembunyi,tapi sekarang tidak.Semua warga Kendari sukuapapun itu mereka sudah ter-biasa dengan Sinonggi. Siapalagi yang melestarikan budayalokal kalau bukan masyarakatKendari,” ajaknya. (Sulis)

Mari KiTa LeSTariKan BuDaya KenDariSinonggi, Tenun,Perak dan LuloKebanggaan Kita

Kain tenun bercorak biasa dis-ebut sebagai kain corak hujan pa-nas karena adanya kesan berkilatyang disebabkan adanya benangemas. Jika benang emas mem-bentuk garis lurus maka disebutsebagai tenun/songket selit

Seiring berkembangnyawaktu,kain tenun Tolaki bukanhanya dikenakan dalam acarakebesaran. Tapi semua lapisanmasyarakat bisa mengenakankain tenun Tolaki. Pemerin-tah Kota Kendari dan PemdaSultra,telah mewajibkan kaintenun sebagai salah satu se-ragam PNS.Misalkan pada hari-hari tertentu mereka mengena-kan kain tenunan adat.

Bahkan kini kain tenun bu-kan hanya digunakan untukseragam atau pakaian resmi. Se-jumlah desainer nasional, telahmemodifikasi tenunan Tolaki

dalam karya-karyanya. Disini-lah nilai jual produk tradisionaltersebut telah dikenal hinggamanca negara.

Untuk memperoleh kain tenunTolaki saat ini sangat mudah. Dipasar tradisional, pusat perbelan-jaan di kota ini bisa dijumpai. Salahsatu pemilik Show Room tenunanterbesar di Kota Kendari, MahkotaTenun, mengaku kualahan melayanikonsumen. Dalam satu bulan kaintenun terjual seribu lembar lebih. Walau Mahkota sudah bisa mem-produksi sendiri, tapi belum bisa total, masi harus minta bantuan pengrajin sebagai stok. “Produksisendiri baru 500 lembar setiap bu-lan. Malah kalau ada permintaandari luar Sultra penjaulan bisa seri-bu lembar lebih, untuk melayanitiga showroom yang saya layani,”paparnya Hj.Endang pemilik Mah-kota Tenun. (int/Sulis)

Kain Tenun Tolaki, Semakin Populer

Mengenakan busana tradisionalberwarna kuning menyala, dilengkapiselendang biru, dan ikat kepala merah, ser-ta aksesoris kalung etnik. Para penari wan-ita muda dan cantik ini berlenggak-lenggokatraktif dan kadang gemulai mengikutiirama musik. Tarian itu kerap disuguhkandi berbagai acara khusus untuk menerimaatau menjemput tamu kehormatan.

Soal seni budaya, Kota Kendari pun takkalah dengan daerah lain. Kalau Aceh iden-tik dengan Tari Seudati, Jakarta tersohordengan Tari Topeng Betawi, maka KotaKendari pun memiliki beberapa tarian tra-disional yang khas dan pantas dibanggakan,seperti Tari Monotambe dan Lulo.

Tari Monotambe atau tari penjemputanmisalnya merupakan tarian khas Suku To-laki yang kerap ditampilkan saat ada eventberskala besar untuk menjemput tamubesar. Misalnya saat pembukaan FestivalTekuk Kendari (Festek) yang kerap dihadiribeberapa tamu penting dari Jakarta dandaerah lain. Sebagai catatan Suku Tolakimerupakan penduduk asli Kota Kendari se-bagaimana Suku Betawi di Kota Jakarta.

Tarian ini dilakoni oleh 12 penari perem-puan muda dan 2 penari lelaki sebagaipengawal. Para penari perempuanya men-genakan busana motif Tabere atau hiasan,

sarung tenun Tolaki, dan aksesoris sepertiNgaluh atau ikat kepala, dan kalung. Dalamtarian berdurasi sekitar 5 sampai 10 menitini, beberapa penari perempuan membawaBosara atau bokor dari rotan, sedangkandua penari lelakinya memegang senjata tra-disional.

Sementar Tari Lulo merupakan tari per-gaulan khas Sulawesi Tenggara yang jugapopuler di Kota Kendari. Tarian ini biasan-ya dilakukan oleh kawula muda sebagaiajang perkenalan. Kini Tari Lulo juga kerapdisuguhkan saat ada tamu kehormatansebagai tanda persahabatan antara wargaKota Kendari dengan pendatang, dalam halini wisatawan.

Gerakan Tari Lulo tidaklah serumit tar-ian tradisonal lain. Para penarinya salingberpegang tangan satu sama lain membetuklingkaran yang saling menyambung. Dalamsebuah acara besar yang dihadiri pengu-jung dari luar Kota Kendari, para penariLulo selalu mengajak tamu dengan ramahuntuk ikut menari. Setiap tamu yang tidakbisa menari akan dianjarkan cara melang-kah atau menari ala Tari Lulo oleh penariyang mengajaknya hingga terbiasa.

Tari Lulo ini pun kerap ditampilkan padaFestek. Bahkan pada perayaan tersebut,tari ini pernah ditampilkan secara kolosaldengan mengikutsertakan warga kota danwisatawan yang datang. (int/Sulis)

Tari Lulo, Jadi Tarian Khas Suku TolakiSebagai TandaPersahabatan

Daerah (Dekranasda) Sultra.Sejak saat itu hingga kini,

Dekranasda menjadi rumahtunggal bagi pelestarian keraji-nan tersebut. Pengrajin tersebut bekerja di bengkel karya Dekra-nasda Sultra.Perhiasan dan kera-jinan perak di sini masih meng-gunakan teknik tradisional danmanual. Kandungan perak dalamsetiap perhiasan yang dihasilkanmencapai 95 persen. “Modelnyasaat ini banyak yang dimodifika-si, disesuaikan dengan trend per-hiasan terkini,” jelas Hera, salahseorang pegawai di DekranasdaSultra yagn pernah ditemui be-berapa waktu lalu.

Secara singkat, proses pem-buatan perhiasan menggunakan

perak yang telah dilebur kemu-dian dicetak menjadi batangan-batangan seukuran kelingk-ing dewasa. Batangan di-pressdengan alat khusus dan ditarikhingga menjadi benang.Pem-buatan perhiasan dari benang-benang perak itulah yang men-jadi kekhasan Kendari Werk.

Benang-benang perak itulahyang kemudian dirangkai seba-gai motif dalam kerangka per-hiasan yang terbuat dari perakjuga, entah itu bros, kalung,gelang, ataupun anting. Perang-kaian motif benang ke dalamkerangka itu juga menjadikekhasan Kendari Werk karenamenuntut teknik khusus danketelatenan ekstra. (int/Sulis)

Sejarah Kendari WerkPernah MemikatBangsawan Eropa

INTTari Lulo, tarian khas Kendari, sebagai tarian persahabatan dan sudah tidak asing lagi bagiwarga Metro Kota.

HaSRuddIN LauMaRa/KPGubernur Sultra, Nur alam didampingi Bupati Lukman abunawas saat mengikutiprosesi Mosehe disekitar Makam Raja Lakidende, Senin (31/12) 2012 lalu.

SuLIS/KPKain Tenun Tolaki, dulu hanya digunakan sebagai acara kebesaran,tapi saat ini semua kalangan sudah mengenakannya.

SuLIS/KPKetua dekranasda Kota Kendari, Sri Yastin asrun,bersama Hj Endang pemilik Mahkota tenun dan rekan-rekannya memperlihatkan kain tenun Tolaki yang kian dikenal banyak kalangan.

INTPengrajin perak di dekranasda Sultra.

Page 3: Kendari Pos Edisi 13 Januari 2013

Semakin menjamurnya hotel dan pengi-napan besar di Sulawesi Tenggara (Sultra),bisa jadi akan menggeser bahkan memati-kan hotel skala kecil. Namun dalam bisnisperhotelan, ukuran dan nama besar bukanjaminan bisa terus eksis. Bahkan tidaksedikit perusahaan yang sebelumnya kecil,namun karena bisa mengelola pangsapasar sehingga bisa berubah menjadiperusahaan raksasa.

Hal paling penting dalam perusahaanjasa, adalah mengenai pelayanan. Peluangini yang dimanfaatkan oleh Hotel BuanaKendari dalam upaya menghadapi persain-gan hunian hotel yang semakin kompetitif dari hari ke hari.

Menurut Agusdin, salah seorang kary-awan Hotel Buana, pihaknya memberikandiskon 20 persen bagi pengunjung yangmenginap diatas satu minggu. Beberapafasilitas pendukung dalam upaya meman-jakan pengunjung juga di sediakan, sepertiAC dan televisi.

Tersedia tiga tipe kamar, yakni familyroom, standar room, dan standar roomplus. Untuk tipe family room, tarifnya Rp275 ribu per hari, tipe standar room Rp225 ribu per hari, dan tipe standar roomplus Rp 250 ribu per hari. “Total kamarada sembilan unit, kami hanya menyedia-kan satu unit kamar family room. Semuakamar dilengkapi fasilitas AC dan TV,”katanya. (adv/inong/yen)

TawarkanPotongan HargaSesuai Usia

Hotel Buana Kendari

Menginap SemingguLebih, Dapat Diskon 20 Persen

Kendari, KPTampil dengan manajemen berba-

sis syariah, Hotel Athaya Kendariberhasil menunjukan eksistensinyalebih dari sewindu lamanya ditengahmenjamurnya bisnis penginapan.Eksisitensinya tak lepas karena pe-layanan dan fasilitas yang ditawarkanmemuaskan dan komplit, plus posis-inya yang strategis. Hal ini, membuatHotel Athaya menjadi salah satupilihan favorit wisatawan domestikmaupun mancanegara yang berkun-jung ke Bumi Anoa.

Memasuki tahun 2013, Hotel Athayamenawarkan diskon harga khususbagi setiap pelanggannya. Diskonyang ditawarkan cukup menarik,sebab setiap tamu yang chek in akandiberikan potongan harga berdasar-kan usai tamu. Rencananya, potonganharga khusus berlangsung mulaibulan Januari hingga akhir Februarimendatang.

Manager Pemasaran Hotel Athaya

Kendari, Rica Rahim mengatakanpelanggan yang chek in akan diberi-kan potongan harga sesaui denganusia tamu. Misalkan usai tamu 50tahun maka potongannya otomatis50 persen per malam dan ini berlakuuntuk semua tipe kamar. “Diskonharga ini, sebagai wujud terima kasihmanajemen terhadap pelanggan yangtelah memberi kepercayaan memilihHotel Athaya sebagai tempat mengi-nap,” ujarnya.

Rica menambahkan, potongan har-ga juga dilaksanakan jelang momenthari besar semisal bulan Ramadhan,lebaran, perayaan Natal, dan tahunbaru serta menyambut UniversaryHotel Athaya. Tidak hanya itu, untukmenghadirkan sesuatu yang berbeda,menu andalan yang disajikan setiaptiga bulan sekali berbeda. “Pada awaltahun ini, menu andalanya adalahIkan Papare,” ujar wanita berjilbabtersebut.

Fasilitas pendukung yang disedia-

kan guna memberikan pelayanan me-muaskan kata Rica, yakni ruangan fit-nes, kendaraan antar-jemput bandara,laundry, restoran yang tersedia 24jam, serta kendaraan rental. Khususkendaraan rental yang ditawarkan,adalah kendaraan mewah mulai dariMercy, Alpard, BMW, dan sejumlahtipe kendaraan mewah lainnya.

Jumlah kamar yang disiapkan Ho-tel Athaya, sebanyak 60 kamar yang

terbagi dari 28 kamar tipe Deluxe, 10kamar tipe Suite, 19 tipe Superior, dantiga kamar tipe president suite. Hargayang ditawarkan antara Rp 495 ribuper malam hingga Rp 1,9 Juta. “Dikar-enakan pengelolaannya berbasissyariah, maka setiap pengunjung yangbukan pasangannya dilarang mengi-nap dalam satu kamar. Demikian puladengan minuman yang beralkohol,”pungkasnya. (adv/p1/yen)

ImperIal KomIt taKKan naIKan tarIfKendari, KP

Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL)mulai awal tahun 2013, menjadi tantan-gan bagi bisnis perhotelan. Lantaranberdampak pada kemungkinan naiknyatarif kamar hotel akibat meningkatnyabiaya operasional. Namun untuk mem-berikan pelayanan dan kenyamanankepada pelanggannya, Manajemen HotelImperial Kendari telah berkomitmenuntuk tidak menaikan tarifnya hinggapertengahan tahun.

General Manager Hotel Imperial Kend-ari, Hendra Soekarno mengatakan pelakubisnis perhotelan merasa was-was terh-adap rencana kenaikan TDL. Sebab, listrik

menjadi kompenen utama dalam mengem-bangkan usaha perhotelan. Hal ini akanberdampak pada biaya operasional yangsemakin membengkak. Apalagi sebagianbesar fasilitas-fasilitas hotel mulai daripenerangan, peralatan elektronik, pend-ingin, pemanas, serta fasilitas penunjanglainnya menggunakan energi listrik yangcukup banyak. “Tentunya cukup riskanuntuk bisnis hotel. Meskipun demikianhingga Juni 2013, kami tidak akan menaik-kan tarif,” katanya.

Untuk memberikan pelayanan mak-simal lanjut Hendra, pihaknya akanmengganti peralatan elektronik sepertiTV menggunakan tabung dengan LCD.

Selain itu, setiap kamar akan dipasang-kan karpet khusus sehingga menim-bulkan nuansa minimalis. Termasuk,pemberian potongan harga khususuntuk hari-hari tertentu.

Khusus paket meeting kata KetuaPRHI Sultra ini, penentuan harga sangatfleksibel. User bisa berkompromi sesuai dengan budgetnya. Fasilitas ruang per-temuan yang disiapkan ada tiga jenis,yakni maksimal 20 orang, 40 orang, dan200 orang. Meskipun ada potongan harga,hal tersebut tidak akan mengurangikualitas pelayanan yang diberikan.

Tahun 2013, Imperial Hotel berencanamelakukan ekspansi perluasan dan

penambahan fasilitas hotel. Bila saatini hanya 40 kamar, akan ditambahkanmenjadi 150 kamar dengan tambahanfasilitas lain, seperti kolam renang,sauna, dan gymnasium.

Pihak Imperial Hotel saat ini menyedia-kan 40 unit kamar yang terbagi dalam limatipe, mulai dari superior, deluxe, granddeluxe, imperial suite, dan president suitedengan tarif relatif bersaing sekitar Rp 385ribu per malam plus antar jemput bandara.“Tambahan fasilitas lainnya, seperti hotspotWifi dan restoran hadir dengan menu be-ragam terutama menu andalannya yaitusop buntut,” pungkas pengurus LemkariKendari ini. (adv/p1/yen)

hotel

Rencanaekspansi

perluasan danpenambahan

fasilitas

3Kendari Pos Minggu, 13 Januari 2013

Page 4: Kendari Pos Edisi 13 Januari 2013

4 5Kendari Pos | Minggu, 13 Januari 2013

LIFE AFTER 50THEVER GREEN

Gelombang CintaTidak Menyusahkan

BunGa kesayangan yang selama ini menarik perhatian Hj Andi NormaKaimoeddin adalah Bunga GelombangCinta. Bentuknya sederhana, namuntampak indah. Meskipun bunga yanglain juga dalam perawatannya, namun

Gelombang Cinta paling disukainya.“Saya itu paling senang dengan

bunga yang tidak terlalu menyusa-hkan perawatannya. Bunga Gelom-bang Cinta cukup simple pemeli-haraannya, tapi bunga itu sangat

indah. Makanya saya tarus di dekatjendela kamarku,” ungkap Hj AndiNorma sambil menyiram bunga kesay-angannya itu.

Selain Bunga Gelombang Cinta, iapun sangat gemar dengan Boungen-

vile. Tanpa membutuhkan perawatankhusus, bunga ini dapat tumbuh subur.“Bunga ini kan senang dengan cuacapanas. Kalau musim panas, bunganya ke-luar semua. Wah, kelihatan indah sekali,”pujinya. (aka)

TaMan Wali Kota Kendari menjadi tempat yang idealbagi Hj Andi Norma melakukan jogging setiap hari. Kelil-ing lintasan diperkirakan mencapai 500 meter. Ia masihmampu mengitari lintasan sebanyak 5 putaran.

Bersama saudara dan teman-temannya, istri GubernurSultra periode 1992-2002 itu melakoninya dengan santai.Jogging menjadi pilihan olahraga yang mudah, simple,dan praktis dalam menjaga kebugaran dan kesehatan.

“Kalau tidak hujan, setiap sore mulai pukul 15.30

wita, saya sudah jogging di taman depan Kantor WaliKota. Saya masih bisa sampai 5 putaran. Itu bisamembuat saya tetap semangat, tegar dan bugar dalammelakukan aktivitas lainnya,” jelasnya.

Pilihan melakukan jogging di taman Kantor WaliKota Kendari karena suasananya cukup sejuk dannyaman. Lokasinya pun tidak terlalu jauh dari tempattinggalnya. “Saya biasanya dijemput oleh saudara sayauntuk jogging bersama,” ungkapnya. (ano/aka)

Lima Putaran Masih Sanggup

Pola makan dan pilihan menumakanan sering berpengaruh terhadapkesehatan tubuh. Menjaga pola makansecara proporsional masih dilaku-kan Hj Andi Norma agar kesehatantubuhnya tetap terjaga. Tidaksembarang makanan yang harusdikonsumsi, tapi juga tidak mestimahal dan tidak sulit didapat.

“Pilihan menu makanan sayaitu cukup sederhana. Hanya nasimerah (beras merah, red), sayurbening, dn ikan bakar. Hanya ituresep makanan saya,” ungkap HjNorma.

Nasi merah dianggapnya memi-liki serat yang cukup tinggi. Tigamenu masakan tersebut diang-

gapnya sudah memenuhi unsur 4sehat. Malah, dengan banyaknyapilihan menu masakan, berbagaibumbu masakan, berbagai jenisdaging dan makanannya lainnya,bisa menimbulkan penyakit bagiorang yang menapaki usia senja.

“Alhamdulillah, dengan menumasakan yang sederhana, saya

tidak pernah tegang-tegang bagianleher. Saya banyak belajar soal carahidup sehat saat menjaga bapak(suaminya, red) di rumah sakit.Selain itu, banyak mendapat peng-etahuan dengan membaca,” jelasnya.Pemahaman pola hidup sehat dileng-kapi dengan anaknya yang berprofesisebagai dokter. (ano/aka)

PolaMakan

TetapTerjaga

Rendah hati, ramah, dan santuntutur bahasanya. Itulah karakteryang muncul pada diri Hj AndiNorma Kaimoeddin. Penuh kes-ederhanaan dalam menjalankan

rutinitas sehari-hari. Istri mantan GubernurSultra, H. La Ode Kaimoeddin itu masih tetapproduktif dalam menjalankan aktivitas, me-skipun usianya sudah beranjak 63 tahun.

Pukul 04.00 wita, mantan Ketua PKK Sultraitu telah beranjak dari tempat tidurnya. Iamempersiapkan diri menanti Shalat Subuh.Usai menunaikan ibadah wajibnya, sejenakmenonton ceramah agama dari ustad favorit-nya. Saat fajar, ia pun menyiram bunga yangada di sekeliling rumahnya. Satu persatubunga itu disiram. Hj Norma mengangkat airsendiri dan menyiramnya dengan menggu-nakan alat manual yakni timba.

Setelah memastikan bunga-bunga tersiramdengan baik, Hj Norma membersihkan ru-mah. Kadang mengepel lantai kediamannya

itu. “Kegiatan ini saya lakukan setiap harinya.Bahkan, saya sendiri yang mencuci pakaian.Saya tidak mau dicucikan. Kadang juga, sayamasak sendiri,” ungkap Hj Norma.

Tidak adakah pembantu di rumah mantanGubernur Sultra itu? Sebuah kedermawananistri mantan Sang Gubernur pemberani itu. Iamemiliki dua pembantu di rumahnya. Namuntak pernah menganggap mereka sebagai pem-bantu, layaknya majikan yang lain memberi-kan tugas dan fungsi seorang pembantunyasetiap hari.

Pembantunya itu malah dianggap sebagaianak sendiri. Mereka sibuk dengan aktivitaspendidikannya. Satu orang sedang men-jalani pendidikan di bangku SMA dansatunya lagi di Akademi Gizi. Keduanyapun berangkat pagi dan pulang siang atausore. “Bukan mereka yang urus saya, tapisaya yang urus mereka. Kalau pun misalnyamereka pulang dari sekolah lantas masihada yang bisa dikerjakan, ya mereka kerja.

Mereka seperti anak saya sendiri. Terka-dang, saya yang memasakkan mereka.Selain itu, pembantu susah didapatkan diKendari,” jelasnya.

Semua aktivitas itu dilakukannya bukankarena sebuah keterpaksaan. Memang tipikalseorang Hj Norma dulunya senang denganpekerja rumah seperti itu. “Menyiram bunga,membersihkan rumah, memasak, dan men-cuci, itu olahraga bagi saya. Kalau kerjanyaduduk-duduk atau tidur saja terus, malah bisasakit. Itu menjadi kebiasaan dan tak bisa sayatinggalkan,” terangnya.

Lalu, bagaimana dengan kegiatan lainnya?Masih aktifkan di beberapa organisasi? “Sayaini sudah tua. Berpikir terbatas, kerja punterbatas. Soal organisasi dan usaha lainnya,saya serahkan saja kepada yang muda-mudaagar ada regenerasi,” lanjutnya.

Hal yang ditekuninya adalah melakukanpengawasan terhadap kebun dan villanyadi Nanga-nanga. Sekitar 4 hektar are

lahan yang berada di kawasan Villa Kai-moeddin. Sebagian dijadikan kebun dengantanaman yang ada didalamnya beruparambutan, mangga, sukung dan tanamanlainnya.

“Itulah yang saya awasi. Saya suruhbelikan pupuk agar produksinya bagus.Rumputnya harus dibabat. Dalam satumusim, bisa menghasilkan Rp 30 juta, kalaucuaca mendukung. Hanya itu aktivitas tam-bahan yang saya lakukan,” kata Hj Norma.

Resep untuk tidak stres, baginya adalahkerja dengan ikhlas dan jangan men-jadikannya beban. Kadang kumpul dengankeluarga dan bercanda bersama. “Janganmerasa tua sehingga tetap semangat berak-tivitas. Harus tetap enjoy. Kalau misalnyasaya rindu dengan cucuku yang di Jakarta,saya berangkat ke Jakarta. Kalau tidak, saya diKendari saja,” tambahnya. Selalu ceria dalamberaktivitas bisa mendukung kesehatan fisikdan psikis. (ano/aka)

Jangan Merasa TuaHj. Andi Norma Kaimoeddin

MeskiPun disibukkan dengan aktivi-tas dalam keluarga, Hj Andi Norma takpernah melewatkan tayangan ceramahdi stasiun TV swasta nasional. Dua ustadfavoritnya yng selalu dinanti jadwalnyayakni Ustad Maulana dan KH Fikri HaikalMZ (anak sulung almarhum KH ZainuddinMZ).

Kedua penceramah kondang itu dini-lainya mampu memberikan siraman rohaniselama ini. Gerak melucu, sentilan, danhumoria terbalut pesan serta amanah

menjalani hidup menjadi bagian yang takterpisahkan dari keduanya.

“Ustad Maulana itu penyampaiannyasangat praktis, simple dan lucu. Mung-kin juga karena dari kampung yangsama (Kota Makassar, red) sehingga di-aleknya pun menjadi sebuah keunikandan memberikan rasa simpati. Tentupaling utama adalah pesan yang disam-paikan oleh penceramah itu,” ungkapHj Norma.

Sedang, KH Fikri Haikal MZ dikagu-

minya karena karakter yang dimilikinyapersis dengan mendiang ayahnya, KHZainuddin MZ. Makna ceramah yangdisampaikan, suaranya, serta gayanyapersis sama dengan ayahnya.

“Dulunya saya favoritkan ZainuddinMZ. Tapi beliau sudah meninggal danpenerusnya (Fikri Haikal MZ, red) jugapersis mirip ayahnya, saya akhirnyamemfavoritkannya juga. Jadwal cer-amahnya itu setiap Sabtu dan Minggusiang,” jelasnya. (aka)

Favoritkan ustad Maulanadan Fikri Haikal MZ

TerinGaT kenangan indahmasa lalu. Hj Andi Normamemadu kasih, mengarungibahterai rumah tangga dengan H. La Ode Kaimoeddin tahun1968 silam. Awalnya, tak per-nah terlintas dalam benaknyaakan bertemu jodohnya diKendari.

“Saya ke Kendari tahun1964 ikut ayah yang dipin-dahtugaskan dari PemdaSulsel ke Pemda Sultra. Waktuitu, Sultra baru saja mekardari Sulsel sehingga sebagiantenaga ahli diambil dariPemda Sulsel. Salah satunya,orang tua saya,” ungkap Hj.Norma.

Ayahnya bernama P.Rafiuddin yang menjabatpenanggung jawab pengelo-laan keuangan Pemda Sultra(sekarang strukturnya berna-ma Karo Keuangan). Kala itu,Sultra masih dibawah kendali J. Wayong sebagai pelaksanagubernurnya. Bahkan padamasa kepemimpinan La OdeHadi dan Edi Shabara, ayahnyamasih aktif menjabat.

Kala itu, La Ode Kaimoed-din menjadi pejabat strukturalandalan di beberapa bidang

Nama : Hj. Andi Norma Kaimoeddin Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 8 Desember 1950 Suami : H. La Ode Kaimoeddin

(Gubernur Sultra Periode 1992-2002)Anak : 6 Orang Cucu : 8 Orang Alamat : Jalan Bunga Cempaka, Kelurahan Kemaraya, Kota Kendari

kala itu. Pertemuan mereka di Kantor Gubernur Sultrakala itu, menjadi “jembatan”terbangunnya komunikasidan akhirnya sukses membinarumah tangga.

Sempat kah terjalinhubungan asmara dengan La

Ode Kaimoeddin sebelumpernikahan? “Tidak ada. Duluitu, tidak ada yang namanyapacar-pacaran. Mengin-tip saja orang yang bukanmuhrimnya kita (seoranggadis melirik tamu pria) dibalik tirai, orang tua sudah

pelototi. Cukup tatapanmatanya, kita sudah takut.Itu sangat berbeda dengananak-anak zaman sekarang,”ujarnya sambil tersenyum.

Buah perkawinan H. LaOde Kaimoeddin dengan Hj.Norma yakni enam orang

anak. Tiga putra dan tigaputri. Lima orang diantaranyasudah berkeluarga dan tersisaanak bungsunya yang belummenikah. “Cucu saya sudah 8orang. Anak saya ada 3 orangdi Jakarta, tiga orang di Kend-ari,” jelasnya. (aka)

ketemu di Pemprovsultra

Nostalgia

Page 5: Kendari Pos Edisi 13 Januari 2013

hobbiesKendari Pos | Minggu, 13 Januari 2013

FLP merupakan organ-isasi calon penulis yangdidirikan Helvy Tiana

Rosa Tahun 1997, di Sultra mulaiterbentuk sekitar tahun 2000-andan di Kendari terbentuk tang-gal 23 September 2012 dengankegiatan akbar perdana work-shop penulisan nasional ber-sama Habiburrahman El-shirazy.Khusus di Kota Kendari, FLPdidirikan oleh para alumni LSIP

FKIP Unhalu.Menurut Ketua FLP Kota Kend-

ari, Mas Jaya didampingi Koor-dinator Humas, Didul, programkerja tahun 2013 yaitu membuatbuku biografi guru-guru besar se-Sultra. “Buku tersebut akan kamibuat seperti buku 100 tokoh ber-pengaruh di dunia, kami berharapbuku ini dapat menjadi referensisekaligus inspirasi bagi masyar-akat Sultra,” kata Mas Jaya.

Mengenai harapan FLP KotaKendari, kedua alumni PB-SID FKIP Unhalu ini berharappenulis pemula di Kendari yang belum terorganisir dapatterorganisir dengan baik, hinggakelak dapat menghasilkantulisan berkualitas, tentunyadengan menyisipkan pesan-pesan moral.

Adapun kegiatan FLP KotaKendari menurut mereka yaitu

pertemuan intens dengan meng-hadirkan para penulis lokal dannasional yang kapabel, untukmengkaji tulisan maupun Cerpenyang dibuat masing-masing ang-gota.

“Kedepannya kami merancangFLP goes to school, tentunyadengan terlebih dahulu men-ingkatkan sumberdaya manusia(SDM) para anggota FLP KotaKendari,” tandas mereka. (fas)

FLP untuk Penulis Pemula Kendari

Didul, Humas Forum Lingkar Pena (FLP) Kota Kendari

Sisipkan Pesan Moraldi Setiap Tulisan

Beberapa tulisan dan Cerpen telah dibuat-nya dan berhasil di publish di media cetakdan online seperti tulisan Parpol digerogoti

koruptor serta dua Cerpen yaitu jas almamater dikloset bercerita tentang idealisme mahasiswa saatini dipertanyakan, serta Cerpen berjudul kakak,ayah dan tanah lapang bercerita sindiran kepada

mahasiswa yang seolah-olah memperjuangkan hakmasyarakat.

Berkat ketekunannya menulis Dewan PembinaLingkar Studi Ilmiah Penalaran (LSIP) FKIP Unhalu ini

masuk tahap 2 seleksi mengajar angkata VI nasional,yang mana sebanyak 7.502 penulis muda seluruh Indone-

sia ikut berkompetisi di ajang ini.“Menulis cerita fiksi dan non fiksi mulai saya tekuni sejak

kuliah, apalagi Prodi saya sesuai yaitu PBSID. Tidak ban-yak yang tahu jika saya ini alumni STM Kendari , dan alasan

saya mengambil Prodi itu karena selain kelak akan menjadi guru,pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran UAN yangbanyak tidak meluluskan siswa,” kata Didul.

Kemampuan menulisnya semakin terasah tatkala bergabungdengan komunitas Arus asuhan Irianto Ibrahim. Apalagi saat inidirinya sebagai koordinator Humas Forum Lingkar Pena (FLP) KotaKendari, dengan segudang program kerja membuat kemampuanmenulisnya lebih bervariasi.

Anak pertama dari delapan bersaudara ini merasakan dengantulisan membuatnya semakin bersemangat mengeksplor kemam-puan yang dimiliki bahkan lebih leluasa mengkritik hal-hal yangmenurutnya bertentangan dengan hati nurani.

“Tidak kalah pentingnya dalam menulis menyisipkan pesanmoral, dan menurut Zainal Suryanto, sastrawan tidak pernahlangsung mengemukakan sesuatu dengan gamblang tetapi melaluisindiran,” tuturnya. Ditanya cita-citanya, Didul mengungkapkaningin menjadi pengajar swadaya di daerah terpencil. (fas)

Orang tentuboleh hebat dan terkenal tetapi

kalau tidak menulis maka

dia akan hilang dalamsejarah. Ini-lah salah satu

alasan yang membuat Didul,

alumni Prodi Pendidikan Ba-hasa dan Sastra

Indonesia danDaerah (PBSID)

semakin giatmenulis.

dok flp for kendari pos

Ketua Dewan Pembina FLP Pusat, Habbiburrahman El-Shirazy ketika launching FLPKota Kendari dan Workshop Penulisan Nasional di Kendari

dok flp for kendari posFoto bersama pengurus FLP (Forum Lingkar Pena) Kota Kendari

Page 6: Kendari Pos Edisi 13 Januari 2013

7Kendari Pos | Minggu, 12 Januari 2013

Keras .......

Mesin .......

Order .......

Itulah Tuti, wanita asalMoramo yang sepanjang usiadewasanya akrab denganbatu. Ia bersama hampir se-luruh perempuan dewasa didesanya, dan juga desa-desatetangganya di Moramo bek-erja menjadi pemecah batumenjadi suplit. Itu merekalakoni sudah seperti pekerjaanutama, selain tentu saja seba-gai istri. “Suami-suami kamidisini, kerjanya mengangkutbatu ke truk. Mereka jadiburuh angkut, jika ada trukyang datang mengangkut batu,untuk dijual di Kota Kendari,”cerita Tuti, sembari menunjukujung jalan, di kampungnya,tempat biasanya para lelaki didesa itu menunggu truk.

Sejak dulu, Moramo memangdikenal kaya dengan sumberalam, berupa batu gampingyang sangat keras. Setelah diujilaboratorium, dan kajian aka-demis, batu Moramo dianggaplayak untuk material bangunandan pengaspalan jalan. Sejakitulah, Moramo menjadi ka-wasan sibuk oleh truk pengang-kut. Ini kemudian jadi ladangrezeki untuk menopang tarafhidup masyarakat sekitarnya.

Ke Moramo tak jauh. DariKota Kendari, menuju ke timur,hanya sekitar 30 menit. Ia ber-batasan dengan KecamatanAbeli, Kota Kendari. Moramomasuk wilayah administrasiKonawe Selatan. Setelah melin-tasi batas dua kabupaten bertet-angga ini, dan masuk kawasanMoramo, ada pemandangan

BANDUNG - Motif ekonomiternyata masih mendominasiseseorang untuk berkompetisimenjadi anggota legislatif. Demikian kesimpulan WakilKetua DPR-RI Pramono AnungWibowo dalam sidang akade-mik Promosi Doktornya yangdigelar di Aula Universitas Pad-jajaran, Bandung, Jawa Barat,kemarin (11/1).

“Penelitian ini menemu-kan adanya motivasi berlapisdari anggota legislatif, yaitumotif utama pada kekuasaanp o l i t i k d a n ke p e nt i nga nekonomi, serta beberapa mo-tif turunan,” kata Pramonosaat mempertahankan diser-tasinya di depan tim pengujidan tamu undangan.

Pramono yang sempat men-jabat Sekjen PDI Perjuangan ini

menghasilkan 10 ret. Sehingga,kalau dalam sehari bekerja 8jam maka bisa menghasilkansekitar 80 ret,” terang Sofyan.

S ofyan menambahkan,masuknya breker di lokasitambang batu Moramo itubelum lama. “Kalau tidak salahbaru tahun 2011 lalu. Dan alat

batu hasil olahan tersebut.“Di sini kami hanya melayanikontrak di atas 5000 ret. Kamitidak menjual batu dalam skalakecil sebab itu bisa mematikanekomomi masyarakat yang jugamenjual produk yang sama,”ujarnya.

Memang, akan menjadimasalah jiak perusahaanmenjadi rival masyarakat.

tak lazim. Hampir di setiaphalaman depan rumah wargasetempat terdapat tumpukanbatu gelondongan. Di sampingtumpukan batu yang ukurannyadua hingga tiga butir kelapa itu,terdapat pondokan kecil yangkurang lebih berukuran tiga kalilima mater persegi, beratapkandaun rumbia.

Di tempat itulah, para ibu-ibu menekuni perkerjaannyasebagai pemecah batu yangbiasa diigunakan untuk pengas-palan atau proyek bangunan.Pekerjaan itu mereka mulai dipagi hari dari jam delapan danberistirahat pada jam sebelas.Setelah itu pekerjaan dilanjut-kan kembali pada jam dua danberakhir pada jam empat sore.Begitu seterusnya yang merekalakukan tiap harinya.

“Ketika awal pernikahan, sayadan suami sudah menekunipekerjaan ini. Suami saya bek-erja sebagai buruh pengangkatbatu di tempat pengambilanbatu gunung di Desa Sang-gula. Sedangkan saya sendiri,bekerja di sini (pondokan de-pan rumah), menumbuk batugelondongan menjadi suplit.,”ujar wanita berusia 34 itu.

Ibu dari tiga anak itu melan-jutkan, pekerjaan serupa jugaditekuni banyak oleh tetangga-tetangganya. Dimana sangsuami bekerja sebagai buruhpengangkat batu, sedang siisteri bekerja memecahkanbatu di depan rumah mereka.Dalam sepekan, jika tak sem-bari mengurus masalah lain,Tuti dan rekannya bisa men-gumpulkan tiga atau empat

akhirnya dikukuhkan sebagaidoktor setelah mempertah-ankan disertasinya berjudulKomunikasi Politik dan Pe-maknaan Anggota LegislatifTerhadap Konstituen, denganpredikat cum laude.

Bahkan dalam disertasinyaPram-sapaan Pramono- men-guraikan hasil penelitiannyatentang rekan-rekannya diDPR RI. Menurutnya, selain

kubik suplit, dengan ukuranyang disebut 2/1, atau serupapotongan sate.

“Itu empat kubik sudah bisami satu ret truk. Biasanya, dibeliRp ribu 400 atau 500 ribu. Kalausedang tak banyak pekerjaanlain diluar, seperti hajatan ataukendala lain, dalam sebulanbisa kita selesaikan sampaitiga ret suplit. Yah, lumayanbisa tambah-tambah peng-hasilan suami. Memang dibagidengan karyawan yang Bantu,kemudian modal beli batu-batugelondongan. Dapat bersih Rp600 ribu sebulan sudah syukurkasian,” kisah Tuti, tanpa me-lepas palu di tangannya yangterus bekerja.

Di pondok lainnya, ada kel-ompok lain yang juga sibukmemecahkan batu. NamanyaMina, dan ia menggandeng tigarekannya untuk “menyeroyok”tiga ret batu yang baru habissetengah. “Kami di sini bekerjaempat orang. Untuk satu kalitumpah truk batu gelondon-gan, kami dapat selesaikankurang lebih satu minggu,”ujarnya mengatakan kalaudalam pekerjaan itu dirinyadibantu oleh anak-anaknyasepulang sekolah.

Batu-batu gelondongan itumereka ambil dari desa Sang-gula. Harga jual batu-batutersebut ketika masih di lokasipenambangan senilai 250 riburupiah. Namun, ketika batu itusudah dibawa ke Desa Puua-sana, harganya jualnya sudah350 ribu rupiah. Selisih harga100 ribu rupiah itu merupakanongkos truk pengangkut. “Batu

motif utamanya ekonomi, adajuga beberapa motif turunananggota legislatif lainya. Sep-erti motif ideologis, memer-juangkan sistem demokratis,aktualisasi sikap-sikap politik,atau memerjuangkan aspirasikaum marjinal.

Karenanya, Pramono da-lam kesimpulan disertasinyamenyebut kuatnya motivasikekuasaan dan ekonomi paraanggota legislatif itu jugaberimbas pada kebijakanyang dikeluarkan DPR. “Kuat-nya motivasi kekuasaan danekonomi mengindikasikanpemahaman akan potensilembaga legistlatif sebagaiinstitusi sentral yang mela-hirkan sejumlah kebijakanyang dapat diarahkan secarapolitik dan ekonomi untuk

Jakarta, KPDi masa transisi pembubaran rintisan

sekolah bertaraf internasional (RSBI), Ke-menterian Pendidikan dan Kebudayaan(Kemendikbud) mengeluarkan kebijakanberubah-ubah. Mereka kini memutuskanseluruh sekolah bekas RSBI dilarang me-mungut biaya pendidikan dalam bentukapapun, termasuk sumbangan pendidikan(SPP). Larangan tersebut tertuang dalamsurat edaran Kemendikbud pasca putusanMahkamah Konstitusi (MK) soal RSBI.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar(Dirjen Dikdas) Kemendikbud Suyantomengatakan, surat edaran ini disebar keseluruh dinas pendidikan kabupaten dankota. “Surat edaran itu mengatur banyakhal. Terutama seluruh sekolah bekas RSBIuntuk menghentikan pungutan, termasukSPP,” kata dia. Aturan ini berkalu juga untukSD dan SMP bekas RSBI.

Khusus untuk SMA dan SMK bekas RSBImasih diperbolehkan menarik SPP, karenajenjang ini tidak masuk dalam program wa-jib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas)sembilan tahun.

Kebijakan penghentian pungutan inidiambil Kemendikbud untuk menghindarisinggungan dengan MK. Sebab MK sudahmemastikan jika putusan penghentian RSBIsudah termasuk dengan segala kebijakanyang berlaku di dalamnya. Seperti pemberiansubsidi dari pemerintah pusat hingga diper-bolehakannya SD dan SMP RSBI menarikSPP kepada siswa.

Suyanto mengatakan, dalam surat edaranini Kemendikbud juga meminta supayasekolah-sekolah bekas RSBI tidak menu-runkan kualitasnya.

“Meskipun tidak bisa lagi memungut biayapendidikan, mereka tetap bisa menggenjotsumbangan dari masyarakat,” tandasnya.Mantan rektor UNY itu mengatakan jikasekolah bekas RSBI ini masih diperbolehkanmenerima sumbangan dari wali murid atau

unsur masyarakat lainnya.Suyanto juga mengingatkan soal peng-

gunaan dana yang telah terkumpul. Diamengatakaan pengelolaan sekolah harusbermusyawarah dengan dinas pendidikansetempat dan unsur komite sekolah dulu.“Jangan dibelanjakan dulu sebelum adakesepakatan bersama. Kemendikbud tidakikut-ikutan dalam musyarawah itu,” tan-dasnya.

Dia juga mengatakan surat edaran itu me-wajibkan seluruh sekolah bekas RSBI untuksegera mencopot embel-embel RSBI. Baik itudi papan nama sekolah hingga di kop suratresmi mereka.

Urusan lain yang menjadi persoalan kru-sial adalah penamanaan sekolah-sekolahbekas RSBI. Suyanto mengatakan secaraadministrasi ketatanegaraan Kemendikbudmempersilahkan setiap pemda memberikannama untuk sekolah bekas RSBI itu.

“Pendidikan untuk jenjang SD, SMP,dan SMA serta SMK itu adalah wewenangpemerintah daerah. Ini terkait otonomidaerah,” katanya.

Untuk itu, dia mengatakan Kemendikbudmempersilahkan Pemda untuk memberikannama baru apapun sebagai pengganti istilahRSBI. Di sejumlah daerah sudah muncul is-tilah sekolah unggulan untuk menggantikansebutan RSBI.

Suyanto mengakui jika nama baru untuksekolah bekas RSBI ini menjadi upaya pen-citraan. Yakni untuk menjaga citra sekolahbersangkutan, supaya tetap terjaga kuali-tasnya.

Dia berharap masyarakat tidak perlumempersoalkan istilah baru itu. Sebabyang menjadi inti putusan MK adalah soalbesarnya biaya pendidikan di sekolah bekasRSBI yang ditanggung masyarakat. Suyantomewanti-wanti pemda dan pengelola seko-lah tidak menjadikan istilah baru itu sebagaidasar untuk melegalkan pungutan biayapendidikan. (wan)

BANDUNG-Setelah lolos sebagai parpolpeserta Pemilu 2014, Partai Nasdem lang-sung berkonsolidasi. Akhir Januari ini partaiyang kelahirannya tak bisa dilepaskan dariOrmas Nasdem itu akan berkongres.

Ormas Nasdem yang selama ini mengakutidak memiliki kaitan apa pun dengan PartaiNasdem mulai menunjukkan jati diri. Melaluikongres tersebut, pendiri Ormas NasdemSurya Paloh disebut-sebut akan mengambilalih posisi ketua umum Partai Nasdem dariPatrice Rio Capella.

Saat dikonfirmasi, Surya Paloh mengakuibahwa memang ada permintaan kepadadirinya untuk memimpin Partai Nasdem. Tapi, secara diplomatis dia menegaskan bahwa semuapermintaan itu masih harusdievaluasi.

“Toh, saya yang mendirikan partai ini. Saya lihat urgensinya apa dan apa yang terbaik bagi partai ini. Kalau tidak, sayang. Partai ini sudah mendapatkandukungan, harapan,” kata Ketua Umum Ormas Nasdem Surya Paloh di kampus Universitas Padjadjaran, JalanDipatiukur, Bandung, kemarin (11/1).

Saat dimintai penegasan soal kesiapanmemimpin Partai Nasdem, Surya mengi-syaratkan kemantapan hatinya. “Partai inisaya lahirkan. Saya besarkan. Kesiapanitu sudah pasti ada dalam jiwa, semangat,spirit, dan raga yang ada,” ujar bos MediaGroup tersebut.

Tapi, Surya enggan menjelaskan urgensidi balik keinginan untuk mengambil alihkepemimpinan di Partai Nasdem. “Saya tidakbisa menjawab itu,” katanya.

Dia juga membantah anggapan bahwadirinya kecewa dengan kepemimpinanPatrice dkk saat ini. “Nggak (kecewa). Iniadik-adik saya yang tetap harus bersamasaya,” tegasnya.

Dia hanya menjelaskan bahwa pasca pen-etapan KPU, Partai Nasdem harus secepatnyamelakukan revitalisasi, penyempurnaan, danpenguatan internal. Apalagi, Partai Nasdem

satu-satunya partai baru yang lolos sebagaipeserta Pemilu 2014. Sembilan parpol lainmerupakan parpol yang sekarang memilikikursi di DPR.

Surya optimistis Partai Nasdem berkesem-patan menjadi partai alternatif masyarakat.Dia menyebut, saat ini sudah terjadi jarakyang jauh antara masyarakat dan konstituendengan parpol-parpol di DPR. “Ada kebo-sanan, malas. Sehingga tinggal dua pilihan,yaitu tidak memilih sama sekali atau memilihpartai baru,” papar dia.

Apa berminat maju sebagai capres pada2014? “Kami belum memikirkan ke arah sana.

Kami mau lihat hasil pemilunyadulu. Kalau hasil pemilu berartisignifikan, kami coba dudukuntuk renungkan apa yang ter-baik bagi kepentingan bangsake depan,” jawabnya.

Terpisah, Patrice belumbersedia berkomentar soalrencana lanjutan pengambi-lalihan Partai Nasdem darikepemimpinannya. Saatditemui di gedung KPU ke-

marin, dia juga tidak ingin menanggapiterlalu jauh kabar adanya konflik yang kinimelanda tubuh Garda Pemuda Nasdem(GPN), underbow Nasdem. “Garda itu sayapormas (Nasdem). Saya ini pimpinan partai(Nasdem). Ngapain campuri urusan ormas,”ujarnya kemarin.

Dia juga menolak berkomentar tentanglatar belakang aksi pemecatan pengurusGPN. Tapi, para pengurus GPN yang dipecatitu menduga bahwa pemecatan tersebut dis-ebabkan mereka lebih mendukung bos MNCGroup Hary Tanoesoedibjo sebagai ketuaumum Nasdem daripada Surya Paloh.

Di tempat yang sama Sekjen Partai NasdemAhmad Rofiq juga memilih tak berkomentarsoal gejolak di GPN. Dia menilai, gejolak ituadalah hal yang wajar dalam sebuah organ-isasi. “Garda Pemuda itu sayap ormas, bukansayap partai. Kalau Garda Pemuda main diPartai Nasdem, itu berarti penumpang gelap,”ujarnya. (pri/bay/c11/agm)

gelondongan yang satu ret itukalau sudah dikecilkan, kamijual dengan harga 600 ribu,”terangnya.

Ada tiga tahap yang dilakukanuntuk menghasilkan batu beru-kuran. Pertama, batu diolahdalam bentuk gelondonganyang besarnya dua hingga tigabiji kelapa. Selantuknya, batugelondongan itu dipecahkandengan palu seberat 5 kilo hing-ga menghasilkan bongkahanbatu berukuran dua kepalantangan. Terakhir, batu seukurandua kepalan tangan itu, dihan-curkan lagi untuk menghasilkanbatu kerikil ukuran 2/1.

Dulu, pekerjaan Titi Juwi-yanti dan Mina sebagai pe-mecah batu tidak dilakukan dihalaman rumah, melainkan ditempat tambang galian batu didesa Sanggula. Namun, karenajauhnya lokasi tambang denganDesa mereka, membuat marekamemutuskan untuk membelibatu batu dan membawanyake halaman rumah. Hal serupajuga dilakukan oleh warga lain-nya, sehingga pemandangandi halaman depan rumah pen-duduk Desa Puuasana terlihatbanyak tumpukan batu.

Usaha pemecah batu gelon-dongan itu, juga telah men-gubah pola hidup masyarakatsekitar, khususnya Desa Puua-sana. Masyarakat yang sebe-lumnya berprofesi sebagaipetani, banyak yang beralihmenjadi pemecah batu. Ala-sanya, menjadi pemecah batusempel karena dikerjakan didepan rumah dangan cara yangcukup santai. (***)

menguntungkan pribadi, kel-ompok atau golongonnya,”beber Pram.

Untuk diketahui, Pramonomerumuskan disertasinya set-elah meneliti 21 rekannya diDPR bersedia menjadi infor-man. Bertindak sebagai timpromotor bagi Pramono adalahProf Dede Mulyana (ketua)dengan dua anggota yakni ProfEngkus Kuswarno dan ProfSoleh Soemirat.

Sejumlah tokoh hadir da-lam sidang doktoral itu. Darideretan politisi hadir Mega-wati, Jusuf Kalla, Surya Paloh,Marzuki Alie dan puluhananggota DPR RI. Hadir pulaKetua BPK Hadir Purnomo,Wakil Ketua KPK BambangWidjojanto, serta kolega-kolega Pramono. (dms)

Pasalnya, produk yang dijualWM secara kualitas masihlebih baik jika dibandingkandengan hasil olahan manualmasyarakat. “Kualitas batuolahan kami jelas lebih baik,karena memiliki ukuran be-sar yang sama. Tidak sepertibatu olahan masyarakat yangbesar batunya tidak meratakarena tidak disaring. Selainitu, masyarakat juga kadangmembakar batunya agar mu-

dah pacah ketika dipalu. Pada-hal, ini juga bisa mengurangikualitas batu olahan mereka,”tambahnya.

Untuk membangun sinergidengan masyarakat, pihak pe-rusahaan juga membeli batugelondong dari masyarakat.“Kami juga tidak menjual batudalam bentuk gelondongan,tapi cuma batu yang sudahkami olah menjadi suplit.Sehingga ini juga tidak men-ganggu masyarakat yang juga

ini sangat mempermudah kamiuntuk menghasilkan bahantambang batu gelondonganlebih yang banyak. Tapi adajuga negatifnya. Ketika batugelondongan banyak, dan per-mintaan kecil, maka harga jualbatunya juga menurun, karenaharus bersaing dengan penam-bang lainnya,” katanya.

Kawasan tambang batu

Moramo di Desa Sanggula itudinilai cukup luas. Bahkansebaran lokasi penambangan-nya memanjang hingga kedaerah pesisir pantai. “Tam-bang batu di sini memanglumayan luas. Karena kalautidak salah, sekitar tahun 78orang-orang sudah mulaimelakukan penggalian batudi sini,” ingatnya.(***)

Jadi Caleg Dominan Motif Ekonomi

Kendari, KPCharity Car Wash. Itulah

nama kegiatan amal yang di-lakukan oleh Swiss Bellhotel, kemarin (12/1). Aksi galangdana lewat pencucian mobiltersebut dilakukan di pelataranhotel, dengan para kru pencu-cian yang melibatkan pegawaihotel. Uang hasil dari pencucianmobil itu nantinya akan di sum-bangkan ke panti jompo.

Public Relation Swiss Bellho-tel, Tenri Mayasari mengatakan,kegiatan galang dana untukpanti jompo bukan pertama kalimereka lakukan. “Sebenarnya,

ini sudah menjadi agendarutinitas kami tiap tahunnyayang diporgram oleh corporatesocial kami. Tahun lalu kamijuga melakukan penggalangandana yang sama, yaitu denganpencucian mobil juga,” ujarwanita yang juga terlibat dalamkru pencucian mobil itu.

Hasil penggalangan dana itunantinya akan disumbangkanke panti jompo. “Dulu hasilpenggalangan dana ini kamiberikan dalam bentuk sembako.Nah, untuk tahun ini kami akanmembuat hal yang berbeda.Uangnya akan kami gunakan

untuk merenovasi gedung pantitersebtu,” jelasnya.

Pihak Swiss Bellhotel nanti-nya akan mengnjungi pantijompo secara simbolis untukmemberikan bantuan berupacat dan bahan-bahan lainnyayang dipakai untuk renovasi.“Jadi sistemnya, dengan uangitu kami akan membeli bahandan menyewa orang untukmelakukan renovasi di tem-pat itu. Renovasinya sendiriakan dilakukan dalam bentukpengecatan, membersihkankamar-kamar dan lain-lain-nya. Kalau tidak salah ada 12

rumah di sana yang akan kamirenovasi,” terangnya yangbelum tahu apa nama pantijompo tersebut.

Dara cantik itu menuturkan,sejak 2 minggu lalu penjualantiket mobil sudah dilakukan.“Kami tergetkan 50 mobil yangdapat kami cuci sampai siangini. Hingga saat ini, sudah sele-sai sekitar 70 persen. Lagi pula,pengunjung hotel ada juga yanghanya membeli tiket pencuciantapi tidak mencuci mobilnya.Mereka hanya ikut berpartisi-pasi karena tahu ini kegiatanamal,” pungkasnya. (p4)

Swiss Bellhotel, Galang Dana Untuk Panti Jompo

Nasdem Mulai Saling Sikut

Hentikan SemuaPungutan di Eks RSBI

MASJAYA/KPKaryawan Swissbell Hotel dalam acara Charity Car Wash, sedang membersihkan mobil, dimana dana pencuciannya dipakai untuk amal

Pramono Anung

Page 7: Kendari Pos Edisi 13 Januari 2013

Kendari Pos Minggu, 13 Januari 20138

Did YouKnow ?

Manchester United vs Liverpool

SUdah SiapManchester United sudah siap menghadapi ujian berat pertama pada tahun ini ketika menjamu rival abadi mereka, Liverpool, pada lanjutan

Premier League, Minggu (13/1/2013) di Old Trafford. Menurut bek United, Jonny Evans, kunci timnya nanti adalah kepercayaan diri dan persiapanbagus. Manchester United semakin dekat dengan trofi Premier League ke-20 mereka. Hingga pekan ke-21 The Red Devils masih kokoh di puncakklasemen dengan perolehan nilai 52. Skuat asuhan Sir Alex Ferguson itu akan menghadapi ujian besar pertama tahun ini ketika menjamu rivalabadi mereka, Liverpool. The Reds sangat berpeluang menjegal langkah United. Maklum, rivalitas kedua tim sarat gengsi.

Namun, Manchester United percaya diri menghadapi skuat asuhan Brendan Rodgers itu. Sepanjang musim ini, United sudah men-galahkah tim-tim papan atas seperti Manchester City (3-2), Liverpool (2-1), Chelsea (3-2), dan Arsenal (2-1). “Kami pernah mengalahkanChelsea, Liverpool, dan City di luar kandang. Mereka adalah nama-nama besar, kami senang bisa meraih tiga angka dari mereka. Padamusim-musim sebelumnya kami terkadang kesulitan meraih angka pada pertandingan-pertandingan besar itu, sehingga catatan itu akanmenjadi suntikan moral bagi kami,” kata Jonny Evans dari situs resmi klub.

Evans juga mengungkapkan kunci keberhasil timnya nanti saat melawan Liverpool adalah persiapan yang baik. “Kami tidak sekedarberkata harus memenangkan pertandingan ini. Kami telah mempersiapkan diri secara baik untuk pertandingan ini,” papar pria 25 tahun itu.Performa Manchester United belakangan ini sedang bagus. Sejak kekalahan dari Norwich City, November lalu, United telah meraih 25 darikemungkinan 27 angka yang tersedia. Dalam 15 pertandingan terakhir, United meraih 40 dari kemungkinan 45 angka.

Untuk Liverpool, lawatan ke markas Manchester United selalu menjadi partai berat. Itu tak lepas dari aspek “kengerian” yang dimilikioleh Stadion Old Trafford. Akhir pekan ini Liverpool akan bertamu ke markas MU di Old Trafford, Minggu (13/3/2013). ‘Si Merah’ sudahmenantikan sebuah laga sengit tersaji di stadion berjuluk Theatre of Dreams tersebut.

Untuk Sterling, yang baru berusia 18 tahun, ini merupakan lawatan pertamanya ke Old Trafford. Belum ketahuan apa ia akan menyudahilawatan perdana ke markas MU itu dengan ceria, meski Sterling cukup optimistis dengan peluang timnya mencuri angka.

“Atsmofer di ruang ganti bagus sekali. Kami punya (Steven) Gerrard dan (Jamie) Carragher, mereka adalah pribadi-pribadi hebat. Merekaakan membuat kami mengetahui permainan macam apa yang akan hadir dan bagaimana kami harus mempersiapkan diri. Sepanjang pekanmereka terus mengatakan kepada kami betapa pentingnya laga tersebut,” lugas Sterling. (net)

AsAl-usul KArtu KuningdAn KArtu MerAh

PENGGUNAAN kartu merah dan kuning diperken-alkan pada Piala Dunia 1970. Ide ini diinspirasi olehkejadian pada perempat final Piala Dunia 1966, antaratuan rumah Inggris lawan Argentina yang dipimpin olehWasit Rudolf Kreitlein, asal Jerman.

Cerita berawal dari pelanggaran keras yang dilaku-kan oleh kapten Argentina, Antonio Rattin. Kemudian,Kreitlein memberikan sanksi kepada Rattin denganmengeluarkannya dari pertandingan. Tapi Rattin tidakpaham dengan maksud Kreitlein, karena adanya bahasayang berbeda. Rattin pun tidak keluar dari pertandingandengan segera.

Wasit Inggris yang ikut bertugas di perrtandinganitu, Ken Aston, kemudian masuk ke lapangan. Dengansedikit modal bahasa Spanyol, Aston mengatakankepada Rattin bahwa Kreitlein mengeluarkan dirinyasebagai sanksi atas pelanggaran yang ia lakukan.

Rudolf Kreitlein, hanya tahu bahasa Jerman danInggris, ia kesulitan menjelaskan keputusannya itukepada Rattin.

Akibat kasus ini, Aston kemudian berpikir bahwaharus ada komunikasi universal yang bisa langsungdiketahui semua orang, ketika wasit memberi peringa-tan kepada pemain atau mengeluarkannya dari lapan-gan. Sehingga, wasit tanpa harus membuat penjelasandengan bahasa yang mungkin tak diketahui pemain.

Suatu hari, Aston berhenti di perempatan jalan. Me-

lihat traffic light (lampumerah), dia kemudianmendapatkan ide. Astonlantas mengusulkan agar wasit dibekali kartukuning dan merah. Kartukuning untuk memberiperingatan keras atausanksi ringan kepadapemain yang melakukan

pelanggaran. Sedangkan kartu merah untuk sanksiberat dan pemain yang melakukan pelanggaran berat ituharus keluar dari lapangan.

Ide itu diterima FIFA. Pada Piala Dunia 1970, kartukuning dan merah untuk pertama kalinya digunakan.Ironisnya, sepanjang Piala Dunia 1970 tak satu punpemain yang terkena kartu merah. Hanya kartu kuningyang sempat dilayangkan. Sehingga, kartu merah takbisa “pamer diri” pada Piala Dunia 1970.

Meski ide itu datang dari wasit Inggris, namun negeri itutak serta-merta menerapkannya di kompetisi mereka. Kartumerah dan kuning baru digunakan di kompetisi sepak bolaInggris pada 1976. Karena kemudian wasit terlalu mudahmengeluarkan kartu dan diprotes banyak pemain, makapenggunaannya sempat dihentikan pada 1981 dan 1987.

Ya itulah sejarah awal diberlakukannya kartu kun-ing dan kartu merah dalam permainan sepakbola. Ide memunculkan kartu kuning dan kartu merah itu,memang ide briliant. Bisa dibayangkan, jika tidak adahukuman seperti itu, bisa-bisa wasit kesulitan mengen-dalikan permainan. (net)

GUardioLaBerGaji

TerTinGGi?SEKARANG pelatih dengan gaji tertinggi masih

dipegang entrenador Real Madrid Jose Mourinho.Dia dibayar 15,3 juta euro atau setara Rp 193,6miliar pertahun. Tetapi, bila Josep Guardiola maumenerima tawaran Chelsea, maka gaji Mourinho jauhterlampaui.

Owner Chelsea Roman Abramovich tampaknyasudah putus asa merayu Guardiola. Maka tawaranterakhir pun dilancarkan. Chelsea siap menjadikanGuardiola sebagai pelatih berbayaran tertinggimencapai 18 juta pounds (Rp 278 miliar).

Bayaran Mourinho saja bisa kalah, apalagibayaran manajer-manajer di Premier League. Saat ini bayaran paling tinggi adalah manajer ManchesterUnited Sir Alex Ferguson yang digaji 7,6 juta pounds(Rp 117,7 miliar).

The Daily Express mengklaim, Abramovich sudahlelah terus ditolak Guardiola yang saat ini beris-tirahat dari sepak bola dan bermukim di New York bersama keluarganya. Guardiola sendiridikabarkan akan kembali berkarir sebagai pelatih mulai musim panas nanti.

“Roman masih menginginkan Pep(sapaan Guardiola). Dia selalu menjaditarget utama dan Chelsea akan memberi-kan tawaran yang luar biasa besar,” jelassumber dari Chelsea.

Selain gaji tinggi, Guardiola akandikontrak selama tiga tahun. Sedangkan,Rafael Benitez yang sekarang mendudukijabatan manajer akan dilepas. Toh, seka-rang statusnya adalah manajer interimdan performa Chelsea juga biasa-biasasaja di tangannya. (ham)