kendali mutu (autosaved)

16
KENDALI MUTU Pengendalian Hama Dalam IRT Yang Disyaratkan Oleh CPMB Disusun Oleh: 1. Larasati Sabellina 12.580.0015 2. Azzukhruf Qulub 12.580.0016 3. Rachmat Setyo P. 12.580.0017 4. Putri Aida Ahdini Aulia 12.580.0021 5. Fajar Risdiyono 12.580.0022 6. Diaz Astutik 12.580.0024 7. Whielia Cempaka Putri 12.580.0025 8. Toib Sugianto 12.580.0026 9. Purwati 12580.0027 10. Desi Purnamasari 12.580.0028 11. Anis Verdiyanti 12.580.0029 12. Faiz Rodhilah 12.580.0030 13. Liem Debby Natalia W. 12.580.0033 14. Rinta 12.

Upload: anis-verdiyanti

Post on 23-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah kendali mutu

TRANSCRIPT

KENDALI MUTU

Pengendalian Hama Dalam IRT Yang Disyaratkan Oleh CPMB

Disusun Oleh:Larasati Sabellina12.580.0015Azzukhruf Qulub12.580.0016Rachmat Setyo P. 12.580.0017Putri Aida Ahdini Aulia12.580.0021Fajar Risdiyono 12.580.0022Diaz Astutik12.580.0024Whielia Cempaka Putri12.580.0025Toib Sugianto12.580.0026Purwati12580.0027Desi Purnamasari 12.580.0028Anis Verdiyanti12.580.0029Faiz Rodhilah 12.580.0030Liem Debby Natalia W.12.580.0033Rinta 12.

Universitas PGRI Adi Buana SurabayaFakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanPendidikan Kesejahteraan KeluargaTataboga2014KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan izin-Nya, sehingga penulisan makalahPengendalian Hama Dalam IRT Yang Disyaratkan Oleh CPMB ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat pada mata kuliah KENDALI MUTU yang dibimbing oleh bapak YOSO WIYARNODr, M.kesMakalahinimembahastentangpengendalian hama cara produksi pangan yang baik (CPPB) merupakan merupakan salah satu faktor yang penting untuk memenuhi standar mutu danpersyaratan yang ditetapkan untuk pangan, pengendalian hama dalam produksi sangat bermanfaat bagi industri pangan berskala kecil dan besar untuk menghasilkan pangan yang bermutu, layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan, pemgendalian hama untuk industri rumah tangga perlu diaplikasikan pada industri berskala rumah tangga, sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu ditetapkan pedoman tentang cara produksi pangan yang baik (CPPB) untuk industri rumah tangga (irt) dengan keputusan kepala badan pengawas obat dan Makanan.Tidaklupakami mengucapkanterimakasihkepadabapak YOSO WIYARNO Dr, M.kes yang telahmembimbingpenulisdalammerampungkanmakalahini. Begitu pula kepadarekan-rekan yang ikutmembantusehinggamakalahinidapatdiselesaikan.Kamimenyadaribahwamakalahinimasihjauhdarikesempurnaan. Untukitu, diharapkanadanya saran dankritikmembangun demi kesempurnaanmakalahini. Semogamakalahmenjadisumbangan yang bermanfaatbagiduniapendidikan, khususnyabagi yang membacanya.

Surabaya, Maret 2014

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) merupakan salah satu faktor yang penting untukmemenuhi standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan untuk pangan CPPB sangat bergunabagi kelangsungan hidup industri pangan baik yang berskala kecil, sedang, maupun yangbersakla besar. Melalui CPPB ini, industri pangan dapat menghasilkan pangan yang bermutu,layak dkonsumsi dan aman bagi kesehatan. Dengan menghasilkan pangan yang bermutu danaman untuk dikonsumsi, kepercayaan masyarakat niscaya akan meningkat, dan industri panganyang bersangkutan akan berkembang pesat. Dengan berkembangnya industri pangan yangmenghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dIkonsumsi, maka masyarakat padaumumnya akan terlindung dari penyimpangan mutu pangan dan bahaya yang mengancamkesehatan.

B. RUANG LINGKUP1. Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT) inimenjelaskan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi tentang penanganan bahanpangan di seluruh mata rantai produksi pangan mulai bahan baku sampai produk akhir.2. Pedoman CPPB-IRT sesuai Surat Keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.5.1639tanggal 30 April 20033. Pedoman CPPB-IRT ini berlaku bagi semua IRT yang berada di wilayah Republik Indonesia

C. TUJUAN PENERAPAN CPPB-IRT1. Tujuan umum adalah menghasilkan pangan yang bermutu, aman dikonsumsi dan sesuai dengan tuntutan konsumen baik konsumen domestik maupun internasional.2. Tujuan khusus adalah :i. Memberikan prinsip-prinsip dasar dalam memproduksi pangan yang baik;ii. Mengarahkan IRT agar dapat memenuhi berbagai persyaratan produksi yang baik seperti pengendalian hama dalam ruang produksi agar tidak mencemari makanan .

BAB IIPEMBAHASANPENGENDALIAN HAMA MENURUT CPPB - IRT

Hama menjadi ancaman besar bagi keamanan dan kelayakan pangan. Serangan hama dapat terjadi jika didalam sarana produksi terdapat tempat berkembang biaknya hama dan sumber makanannya. Praktek kebersihan yang baik harus diterapkan untuk menghindari terbentuknya lingkungan yang kondusif untuk hama. Sanitasi yang baik, pemeriksaan bahan yang masuk, dan pemantauan yang baik dapat meminimalkan kemungkinan serangan hama, dengan demikian pengurangi kebutuhan peptisida.Dalam mencegahan akses masuknya hama dalam ruang produksi. Bangunan harus selalu dijaga dalm keadaan terawat dan kondisi baik untuk mencegah akses hama dan menghilangkan tempat yang berpotensi untuk berkembang biak hama. Lubang dan saluran buangan dan tempat yang lain yang memungkinkan akses hama harus dijaga tetap tertutup . penggunaan kawat kasa pada jendela, pintu dan ventilasi terbuka, akan mengurangi maslah akibat masuknya hama. A. Mencegah Masuknya Hama 1. Lubang-lubang dan selokan yang memungkinkan masuknya hama harus selalu dalam keadaan tertutup. 2. Hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan ayam tidak boleh berkeliaran di am 3. Bahan pangan tidak boleh tercecer karena dapat mengundang masuknya hama 4. IRT seharusnya memeriksa lingkungannya dari kemungkinan timbulnya sarang hama.

B. Pemberantasan Hama 1. Sarana dan lingkungan produksi harus diperiksa secara berkala terhadap tanda infestasi hama2. Hama harus diberantas dengan cara yang tidak mempengaruhi mutu dan keamanan pangan. 3. Pemberantasan hama dapat dilakukan secara fisik seperti dengan perangkap tikus atau secara kimia seperti dengan racun tikus. 4. Perlakuan dengan bahan kimia harus dilakukan dengan pertimbangan tidak mencemari pangan.

C. Sumber dan Infestasi Hamaketersediaan makanan dan air mendorong timbulnya sumber dan infestasi hama. Pangan yang berpotensi sebagai sumber makanan hama harus di simpan dalam wadah anti hama dan/atau disusun tidak langsung terkena lantai dan mempunyai jarak dari dinding. Area didalam dan diluar bangunan produksi harus dijaga tetap bersih. Apabila memungkinkan sampah harus disimpan di dalam wadah yang tertutup dan anti hama.

D. Hubungan Serangga, Tikus, Dan Kesehatan ManusiaPada dasarnya, semua makhluk yang ada di dunia ini mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga kadang-kadang kita tidak menyadari adanya hubungan tersebut. Serangga sebagai pemindah penyakit dari sumber ke manusia dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :

1. mekanis : dalam hal ini serangga hanya bertindak sebagai alat pemindah pasif dengan pengertian bahwa kuman-kuman pathogen tidak mengalami perubahan apapun.Misalnya : kuman penyakit perut oleh lalat atau kecoa

2. bologis : yang dimaksud dengan cara ini adalah serangga bertindak sebagai host dan adanya serangga sangat diperlukan bagi kuman-kuman, cara biologis masih dapat dibagi menjadi dua cara lagi, yaitu :a. cara propagative : kuman-kuman penyakit yang menumpang hidup dalam tubuh serangga hanya mengalami perkembangbiakan saja.b. cara cyclic progative : selain berkembang biak, kuman-kuman penyakit tersebut juga mengalami perubahan bentuk.

Ada beberapa jenis penyakit yang dapat ditularkan oleh serangga, antara lain sebagai berikut :a. Lalat dan Lipas. Jenis penyakit yang ditularkan adalah kolera, dysentri bacillair, diarhoes infeantilis/thypus, dan myosis dllb. Nyamuk. Malaria, filariasis, yellow fever, dan deman berdarahc. Pinjal. Pesd. Kutu. Talasemia dsbD. Life Cycle Beberapa Jenis SeranggaPopulasi serangga dapat meningkatkan dengan cepat sekali sehingga sangat sulit dilakukan pemberantasan dan untuk itu lebih sesuai dengan istilah pengendalian. Pengendalian terhadap populasi serangga erat hubungannya dengan perkembangan (life cycle) dari serangga tersebut. Dengan demikian, kita dapat menentukan pada tahap mana dan dengan cara apa kita melakukan upaya pengendalian serangga. Lalat : Lalat sebagai penular penyakit, telah terbukti dalam suatu percobaan. Dari 44% lalat yang ditangkap dalam suatu ruangan perawatan penderita penyakit tifus ditulari oleh basil tifus dan setelah enam hari ternyata dalam saluran pencernaan lalat tersebut masih menunjukkan adanya basil tifus tersebut. Dari percobaan tersebut jelaslah bahwa lalat merupakan alat transportasi yang sangat baik dalam penyakit.Perkembangbiakan lalat : Seekor lalat betina akan bertelur 75-150 butir sekali bertelur selama tiga puluh hari. Setelah 10-24 jam dalam keadaan baik telur akan menetas menjadi larva, kemudian menjadi kepompong dalam waktu +- 4 hari. Setelah itu +- 4hari kepompong berubah menjadi imago dan berkembang menjadi lalat. Lalat dewasa yang telah berumur 3 hari sudah mampu untuk bertelur kembali seperti lalat dewasa betina yang lain. Jelas bahwa siklus hidup lalat mulai dari telur sampai dapat bertelur memerlukan waktu 14hari.Kebiasaan lalat : Lalat menempatkan telurnya pada tempat-tempat yang banyak mengandung zat-zat organic, seperti tempat sampah, namun setelah berubah menjadi larva akan turun mencapai tanah sehingga akan menyulitkan pemeberantasannya. Dalam memilih tempat istirahat (resting place), lalat lebih menyukai tempat yang tidak berangin, tetapi sejuk dan kalau malam hari sering hinggap di semak-semak di luar tempst tinggal. Latar lebih menyukai makanan yang bersuhu lebih tinggi daripada suhu udara sekitarnya dan lalat sangat membutuhkan air. Tanpa air lalat tidak dapat hidup lebih dari 46jam. Nyamuk : Hanya ada beberapa jenis nyamuk yang berperan tehadap penularan penyakit. Ada tiga mikroorganisme yang dapat ditularkan oleh nyamuk, yaitu:1. penyakit yang disebabkan oleh protozoa, misalnya penyakit malaria2. penyakit yang disebabkan oleh cacing, misalnya filarial3. penyakit yang disebabkan oleh virus, misalnya yellow fever Life Cycle Nyamuk : Nyamuk betina bertelur sekitar 100-300 butir setiap kali bertelur dan pada telur inilah dapat dibedakan tiga jenis telur nyamuk, sebagai berikut :1. Telur nyamuk yang terpisah-pisah pada permukaan air adalah telur nyamuk anopheles.2. Telur nyamuk yang melekat Feeding habitFeeding habit adalah kebiasaan mencari makananNyamuk mempunyai kebiasaan tertentu atau waktu tertentu dalam mencari makan, misalnya :1. Jenis AedesNyamuk jenis ini mempunyai kebiasaan mencari makan pada waktu pagi hari dan siang hari.2. Jenis Anopheles AconitusNyamuk jenis ini mencari makan pada sore hari.3. Jenis Anopheles SundaicusNyamuk jenis ini mencari makan pada malam hari. Resting placeNyamuk mempunyai tempat istirahat yang berbeda-beda, ada yang hinggap di semak-semak, rumpun bamboo, gantungan baju atau dinding rumah, namun secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:1. out door resting2. indoor restingDari keterangan di atas dapat diperoleh gambaran sesungguhya bahwa kewaspadaan kita terhadap perkembang biakan nyamuk tidak hanya perawatan parit-parit dan selokan, tetapi juga kebersihan seluruh lingkungan di sekitar kita. Lipas/kecoaKeberadaan lipas/kecoa identik dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan yang kurang baik. Peranannya dalam menularkan penyakit adalah dengan cara mekanis. Lipas mempunyai kesukaan pada tempat-tempat yang gelap, lembab, dan panas. Lipas biasanya mencari makan pada malam hari sehingga sulit dijumpai pada siang hari. PinjalPinjal yang berbahaya yang dapat menjadi vector perantara penularan penyakit pes, yaitu pinjal jenis xenopsilla cheopis. Kutu1. Louse borne diseseas2. Relapsing fever3. Telaremia dan sebagainya TikusAda beberapa macam tikus yang dikenl, sebagai berikut :1. Tikus atapTikus ini hidup/bersarang di atap-atap rumah antara dinding atau plafond an atap/genting yang tertutup dan gelap. Bentuk badan sedang, tidak besar, tidak juga kecil, dan hidup di daerah tropis.2. Tikus rumahTikus rumah adalah tikus terkecil yang terdapat didalam rumah, tidak hanya pada daerah yang panas/tropis, tetapi di daerah yang dingin pun tikus ini ada.Pada umumnya, tikus-tikus tersebut sulit dijumpai. Oleh karena itu, satu-satunya jalan untuk mengetahui adanya tikus adalah dengan mengetahui/mengenal tanda-tanda adanya tikus, yaitu:1. Kotoran (droping)Kotoran tikus yang baru berwarna kehitam-hitaman dan lembek, sedangkan yang lama berwarna keabu-abuan dan keras.2. Tempat berjalan (runs away)Sifat tikus senantiasa memakai jalan yang sama dan dalam berjalan tikus selalu menggosokan badan ke dinding atau tempat yang dilewati tikus tersebut biasanya kotor dan berminyak.3. Lubang-lubang (burrows)Tikus-tikus yang berbadan besar biasanya lebih suka tinggal di dalam lubang-lubang di tanah yang gelap.Tanda-tanda lubang yang masih dipakai oleh tikus, yaitu :a. tanda-tanda adanya persentuhan yang baru.b. tanah di depan luar lubang tampak padat dan bersih.c. sering terdapat sisa-sisa makanan yang ketinggalan di depan luar lubang.

E. Upaya Pemberantasan Dan PengendalianDengan mempehatikan siklus hidup dari serangga/binatang pengerat yang dapat menggangu kesehatan maka kita dapat menentukan cara pengendalian dan pemberantasan serangga atau binatang pengerat tersebut.Pada dasarnya, upaya pengendalian dan pemberantasan dapat digolongkan ke dalam beberapa cara :1. Pengendalian secara fisik dan mekanisPengendalian dengan cara ini memakai sistem dimulai dari yang paling sederhana sampai kadang-kadang memerlukan peralatan yang khusus, bahkan dalam keadaan tertentu memerlukan biaya yang cukup mahal. Termasuk dalam cara ini adalah pemakaian perangkap, penggunaan electrical shock, gelombang suara ultrasonic maupun gelombang-gelombang cahaya, kawat kasa, dan sanitasi lingkungan yang baik.2. Pengendalian secara biologisYaitu pengendalian /pemberantasan dengan memelihara musuh hidupnya. Menurut George W. Iroing dalam bukunya Agricultural Pest and Environment menegaskan bahwa cara pengendalian hama atau serangga tertentu saja sehingga untuk membunuh serangga tertentu dikembangbiakan jenis serangga tertentu pula. Namun, hal itu hanya dipergunakan dalam masalah pertanian.3. Pengendalian secara kimiaBahan-bahan kimia yang sering digunakan dalam pengendalian dan pemberantasan hama disebut insektisida atau pestisida. Penggunaan insektisida/pestisida akan sangat efektif dalam menurunkan jumlah populasi serangga atau binatang mengerat lainnya, perlu diingatkan juga bahwa insektisida/pestisida adalah racun, baik terhadap serangga maupun terhadap manusia sehingga pengelolaan/penggunaan pestisida harus dilakukan dengan cara tepat dan aman dan perlu dipelajari secara lebih mendetail karena pemakaian yang tidak sesuai baik dalam pemilihan jenis pestisida maupun peralatannya akan dapat menimbulkan hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan lingkungannya.

4. Pengendalian lalatPengendalian terhadap lalat dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan untuk memilih cara yang paling tepat hendaknya disesuaikan dengan life cycle lalat tersebut serta beberapa hal yang dapat mempengaruhi upaya pengendalian tersebut seperti terjadinya fasilitas pembuangan sampah disuatu tempat yang luas, dana yang cukup dan sebagainya :a. Pengendalian secara Mekanis dan ChemicalPengendalian secara mekanis terhadap lalat sangat erat kaitannya dengan manajemen/pengelolaan sampah, dimulai dari tahap pengumpulan sampai pada tahap pembuangan akir. Tempat pengumpulan sampah yang tertutup akan menghindarkan kemungkinan sebagai breeding place lalat. Pada tempat penimbunan sementara sebaiknya diangkut setiap hari dan dibersihkan karena hal tersebut menghindarkan timbulnya larva yang dapat masuk kedalam tanah sehingga dapat menyulitkan dalam pemberantasannya. Pada tempat pembuangan akhir sampah dapat dilaksanakan dengan sistem sanitasi landfill (penimbunan dengan tanah) atau open dumpin yang selanjutnya dapat dilaksanakan penyemprotan dengan spaces spraying. Cara lain untuk menghindari lalat dengan pemakaian kasa/screen pada tempat tertentu (dapur) untuk menghindarkan lalat dapat memperoleh makanannya.b. Pengendalian secara phisisPrinsip yang banyak digunakan dalam pengendalian secara phisis ini adlah sifat lalat yang fototropic dan peka terhadap angin keras. Penggunaan gelombang cahaya dari sebuah lampu dapat untuk menolak lalat serta dapat juga untuk menarik dan menangkap lalat. Pada perangkap lalat itu kemudian dilengkapi dengan aliran listrik dengan meningkatkan voltase atau merendahkan amper (3500-4000 V). pemasangan alat tertentu yang dapat menghasilkan aliran angin yang keras dapat menurunkan aktifitas/menolak kehadiran lalat karena lalat sangat peka terhdap angin keras tersebut.c. Pengendalian secara biologisPengendalian secara biologis ini dikembangkan untuk pengendalian serangga secara luas yaitu setelah menyelidiki dengan teliti terhadap kehidupan serangga tersebut.Contoh :a. Melepaskan lalat-lalat steril agar dapat memberikan keturunan yang steril pula.b. Melepaskan ulet-ulet naga untuk membunuh serangga tertentu.5. Upaya pengendalian tikusDalam penyebaran tikus dapat berperan sebagai reservoir dari binatang-binatang pembawa bangkit, misalnya dalam penyakit :1. Pes2. Murine typusPada penyakit tersebut diatas tikus bertindak sebaai reservoir dari pinjal species Xenopsylla Cheopis, sehingga pemberantasan pinjal tersebut dapat dilaksanakan dengan memberantas tikusnya. Penyakit lain yang dapat ditularkan oleh tikus berperan sebagai carrier/pembawa kuman dengan mengkontaminasikan makanan oleh faeces tikus yang mendukung infective bacteries.Upaya Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara:a. secara mekanis dan physis1. Memasang peralatan bangunan anti tikus seperti pengendalian pondasi bangunan sehingga tikus tidak dapat membuat lubang menembusnya, adapun jenis-jenis kontruksi.2. Pemasangan perangkap-perangkap tradisionil maupun yang menggunakan bantuan bahan-bahan kimia dan umpan (bait)3. Secara physis dapat digunakan peralatan khusus yang dapat mengeluarkan suara ultra sonic sehingga tikis akan menjauhinya, akibat tidak tahan mendengar bunyi-bunyian tersebut.b. secara kimia1. Bahan-bahankimia (insectisida) dicampurkan dalam umpan (bait)2. Ada beberapa jenis bahan kimia yang dijual bebas dipasarkan dengan petunjuk pemakaiannya yang dapat digunakan untuk campuran baik tersebut, setiap jenis bahan kimia tersebut mempunyai karakteristik tersendiri dan khusus digunakan pada keadaan atau situasi tertentu.Contoh : Red Squill, Arsentic Trioxide, Zinc Phosphide, Antu.