kementerian keuangana. produk domestik regional bruto perekonomian banten yang diukur dengan pdrb...
TRANSCRIPT
-
6 -
Provinsi Banten
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan II
2018
Penyusun: Penanggung Jawab:Tardin Hidayat
Ketua Tim: Syafrial I Editor: Erwin AOS I Desain Grafis: Royana Dewi I
Anggota: Santun S. I Henie SR I Tri Winarti I Siti Fatimah
RealisasiPAD : 35,04%Belanja : 26,77%
RealisasiPAD : 16,69%Belanja : 30,25
RealisasiPAD : 35,22%Belanja : 26.07%
RealisasiPAD : 29,66%Belanja : 32,57%
RealisasiPAD : 38.94%Belanja : 31,34%
RealisasiPAD : 41,15%Belanja : 27,51%
RealisasiPAD : 40,99%Belanja : 33,32%
RealisasiPAD : 56,12%Belanja : 35,09%
Realisasi Provinsi BantenPAD : 60,99%
Belanja : 31,80%
i-
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ......................... 1 A. Produk Domestik Regional Bruto ........................................................... 1 B. Inflasi ...................................................................................................... 2 C. Indikator Kesejahteraan ......................................................................... 3
II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN ........................ 5 A. Pendapatan Negara ............................................................................... 6 1. Penerimaan Perpajakkan ................................................................ 6 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak ................................................... 8 3. Pendapatan Hibah .......................................................................... 9 B. Belanja Negara ....................................................................................... 9 1. Belanja Pemerintah Pusat ............................................................... 9 2. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa ............................................... 10 3. Pengelolaan Badan Layanan Umum .............................................. 10 4. Manajemen Investasi Pusat ............................................................ 11 C. Prognosis Realisasi APBN ..................................................................... 11
III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ........................ 12 A. Pendapatan Daerah ............................................................................... 13 1. Pendapatan Asli Daerah ................................................................. 13 2. Pendapatan Transfer ...................................................................... 15 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ......................................... 16 B. Belanja Daerah ....................................................................................... 16 1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja
Bantuan Sosial ................................................................................ 16
2. Belanja Daerah berdasarkan Klasifikasi Urusan ............................. 17 C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2017 ............. 17
IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) .........................................................
18
A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasi .......................................... 18 B. Pendapatan Konsolidasian ..................................................................... 18 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ............................................... 19 2. Analisis Perubahan ......................................................................... 20 3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kenaikan Realisasi
Pendapatan Konsolidasian .............................................................. 20
C. Belanja Konsolidasian ............................................................................ 21 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ............................................... 21 2. Analisis Perubahan ......................................................................... 21 3. Dampak Kebijakan Fiskal kepada Indikator Ekonomi Regional ...... 22 D. Analisis Kontribusi Pemerintah dalam Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) ................................................................................................... 22
V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH ................................................ 24 A. Progres Pembangunan KEK Tanjung Lesung Lambat, Benarkah? ......... 24 B. Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Provinsi Banten .............................. 25
LAMPIRAN 1 ......................................................................................................... ii
LAMPIRAN 2 ......................................................................................................... iii
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 1 -
I. ANALISIS EKONOMI REGIONAL
A. Produk Domestik Regional Bruto
Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar
5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan I 2018 yang tumbuh sebesar
5,90 persen (yoy) akan tetapi lebih tinggi dibanding periode yang sama triwulan II
tahun 2017 (5,53 persen). Pertumbuhan PDRB Banten juga lebih tinggi dibanding
pertumbuhan ekonomi Nasional yang tumbuh 5,27 persen( yoy). Pertumbuhan ini
juga terlihat pada ekonomi Banten secara triwulanan (q to q) tumbuh sebesar 1,99
persen sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional (0.26 persen) grafik berikut ini:
Grafik 1.1. PDRB dan Pertumbuhan PDRB Provinsi Banten per Triwulan Tahun 2017 dan 2018 (q to q)
Sumber : BPS Provinsi Banten, BI
Dalam nominal PDRB ADHK dan ADHB triwulan II 2018 masing- masing sebesar
Rp107,29 triliun dan Rp151,80 triliun. PDRB ADHB Banten berada di peringkat ke
5 dari 6 Provinsi di Jawa dengan kontribusi 6,98 persen dan 4,06 persen kontribusi
PDB masing-masing turun 0,06 poin dan 0,04 poin dari triwulan sebelumnya, hal ini
mencerminkan meskipun perekonomian Banten triwulan II 2018 menunjukkan
peningkatan akan tetapi masih berada di bawah rata-rata regional. Laju
pertumbuhan ekonomi Banten 5,59 persen (yoy) masih di bawah target RPJMD (6,8
- 7,0 persen).
Grafik 1.2. Sumber Pertumbuhan PDRB Banten Menurut Sektor Triwulan I 2018 (q to q)
Sumber: BPS Provinsi Banten
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 2 -
Dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Banten (yoy) didukung oleh semua
lapangan usaha kecuali pertanian, kehutanan dan perikanan yang mengalami
kontraksi (2,26 persen). Pertumbuhan tertinggi dicapai transportasi dan
pergudangan (8,72 persen) yang merupakan dampak dari momentum hari Raya
Iedul Fitri dan liburan sekolah sehingga menyebabkan peningkatan penggunaan
seluruh moda transportasi, dan pelaksanaan pilkada meningkatkan produk industri
makanan dan minuman, administrasi pemerintahan, jasa kesehatan dan kegiatan
sosial serta jasa lain. Di lihat dari sumber pertumbuhan triwulan II 2017(yoy) masih
didominasi Industri pengolahan. Sedangkan secara triwulanan (q to q) sektor
konstruksi memiliki sumber pertumbuhan tertinggi, hal ini didorong oleh
terealisasinya percepatan proyek infrastruksur pemerintah terlihat pada grafik 1.2.
Dari sisi Permintaan strukture PDRB masih didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga (PKRT), dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) disusul Total
Net Ekspor masing-masing 52,31 persen, 31,01 persen dan 12,23 persen (lampiran
1). Dilihat dari sumber pertumbuhan (yoy) masih didominasi PKRT (2,62 persen)
pertumbuhan didukung oleh peningkatan penghasilan karena pemerintah
memberikan tunjangan hari raya.
B. Inflasi
Perkembangan harga barang dan jasa di Banten secara umum pada triwulan II
tahun 2018 mengalami penurunan, rata-rata inflasi bulanan Provinsi Banten pada
triwulan II 2018 sebesar 0,26 persen (mtm) lebih rendah dibanding triwulan I 2018
(0,29 persen). Perkembangan inflasi Banten jika dibandingkan dengan rata-rata
historisnya selama 3 tahun terakhir menunjukkan fluktuasi.
Grafik 1.3. Tingkat Inflasi Bulanan (mtm) Grafik 1.4 Perkembangan Inflasi
Kabupaten Kota ,Provinsi Banten dan (mtm) per sub kelompok
Nasional (mtm) Januari- Juni 2018 Barang bulan Januari- Juni 2018
Sumber : BPS, BI Sumber : BPS, BI
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 3 -
Secara umum melambatnya inflasi pada triwulan II 2018 merupakan dampak dari
strategi pemerintah untuk menjaga harga pangan bergejolak cukup baik sehingga
inflasi Mei yang bertepatan pada Ramadan bisa terkendali. Dari tiga kota inflasi,
pada triwulan II penurunan tekanan inflasi terjadi pada Kota Serang dan Kota
Tangerang sedangkan tekanan tertinggi di Kota Cilegon terlihat pada grafik 1.3
diatas. Andil terbesar inflasi triwulan II pada bulan Juni adalah Transpor dan jasa
berkenaan dengan hari raya Iedul Fitri.
C. Indikator Kesejahteraan
Pada periode Februari 2018 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun dibanding
dengan periode sebelumnya Agustus 2017 semula (9,28 persen) menjadi 7,75
persen. Angka tersebut masih di atas angka pengangguran Nasional (5,13 persen).
Sejak Februari 2016 angka pengangguran Banten menunjukkan tren angka yang
lebih tinggi dari Nasional. Hal ini juga tercermin pada TPT Banten berada pada
peringkat ke-2 tertinggi di indonesia. Tingginya TPT antara lain disebabkan Provinsi
Banten sebagai kota Industri banyak lapangan pekerjaan yang menarik migran,
tingginya migran yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri menyebabkan
warga Banten kalah bersaing mendapatkan pekerjaan, dan migran yang tidak
terserap oleh pasar kerja akan menambah jumlah pengangguran. Selain itu
penyebab tingginya pengangguran karena industri di Banten banyak yang padat
modal sehingga kurang menyerap tenaga kerja. TPT Banten belum mencapai target
RPJMD (8,24 persen) dan masih jauh dari target RKP (5,0- 5,3 persen).
Grafik 1.5. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Banten dan Nasional
Februari 2016 – Februari 2018
Sumber : BPS Provinsi Banten
Penurunan TPT juga berpengaruh pada Jumlah dan persentase penduduk miskin
di Banten seperti tersaji pada grafik 1.6. Jumlah penduduk miskin periode Maret
2018 mengalami penurunan dari Periode September 2017 dengan penduduk miskin
699,83 ribu ( 5,59 persen) menjadi 661,36 (5,24 persen) terjadi penurunan sebanyak
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 4 -
38,47 ribu orang. Selama kurun waktu 2013-2018 komposisi penduduk miskin
Banten jika dilihat dari jumlahnya lebih besar di perkotaan, akan tetapi apabila dilihat
dari persentase maka penduduk miskin lebih besar di pedesaan daripada di
perkotaan. Hal ini kemungkinan disebabkan ketersediaan lapangan kerja di
pedesaan lebih kecil dari pada di perkotaan. Penduduk miskin periode Maret 2018
mencapai 5,24% turun 0.35 poin dari semester sebelumnya periode Maret 2017-
September 2018. Penurunan tingkat kemiskinan Banten dipengaruhi beberapa
faktor yang antara lain: Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Triwulan I 2018 (5,90
persen) lebih tinggi dibanding LPE Triwulan III, Nilai Tukar Petani (NTP) Maret 2018
diatas 100 yang menunjukkan tingkat kesejahteraan petani lebih baik, kenaikan
upah nominal buruh tani per hari pada bulan Maret 2018 sebesar 20.95 persen
dibanding September 2017. Sejalan dengan itu upah riil buruh tani per hari juga
mengalami kenaikan sehingga meningkatkan kesejahteraan petani.
Grafik 1.6. Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin di Provinsi Banten Tahun 2013-2018 (ribu jiwa)
Sumber : BPS Provinsi Banten
Meningkatnya kesejahteraan Banten juga tercermin dari Indek Pembangunan Manusia
(IPM) yang merupakan indikator kesejahteraan penduduk di seluruh provinsi dan
nasional, selama lima tahun terakhir apabila dibandingkan dengan IPM Nasional dari
tahun 2013 sampai dengan 2017, IPM Banten selalu di atas IPM Nasional, hal ini
menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Provinsi Banten sudah di atas rata-rata
provinsi di Indonesia. IPM 2017 naik menjadi 71,42 dibanding tahun sebelumnya 70.96.
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 5 -
II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN
berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.
Tabel 2.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Banten
s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018
Pendapatan Negara triwulan II 2018 meningkat dan lebih baik dibandingkan periode
yang sama tahun lalu. Realisasi Pendapatan Negara triwulan II 2018 sebesar Rp22,44
triliun, naik 2,03 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu.
Senada dengan pendapatan negara, penyerapan Belanja Negara triwulan II 2018 juga
meningkat dan lebih baik secara prosentase meskipun lebih lebih rendah secara nominal
dari periode yang sama tahun lalu. Penyerapan Belanja Negara triwulan II 2018 sebesar
Rp11,99 triliun atau 46,19 persen dari pagu anggaran. Sedangkan tahun lalu
penyerapan belanja sebesar Rp12,03 triliun atau 43,42 persen.
Target/Pagu Realisasi Target/Pagu Realisasi
A. PENDAPATAN NEGARA 41,590.52 22,001.62 37,827.14 22,448.35
I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 41,590.52 22,001.62 37,827.14 22,448.35
1. Penerimaan Perpajakan 39,863.83 21,039.36 36,246.10 21,522.09
2. PNBP 1,726.69 962.26 1,581.04 926.26
II. HIBAH 0.00 0.00 0.00 0.00
1. Hibah Luar Negeri 0.00 0.00 0.00 0.00
2. Hibah Langsung Dalam Negeri 0.00 0.00 0.00 0.00
B. BELANJA NEGARA 27,706.47 12,031.33 25,963.57 11,992.75
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 10,303.91 3,471.72 10,038.98 3,581.66
1. Belanja Pegawai 3,511.40 1,562.32 3,603.66 1,629.12
2. Belanja Barang 4,320.02 1,320.56 4,786.72 1,656.08
3. Belanja Modal 2,399.58 579.39 1,639.61 293.33
4. Belanja Bantuan Sosial 72.91 9.44 8.99 3.12
5. Belanja Lain-lain 0.00 0.00 0.00
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 17,402.56 8,559.61 15,924.58 8,411.09
1. Transfer ke Daerah 16,393.06 7,955.06 14,983.67 7,849.07
a. Dana Perimbangan 16,312.45 7,899.76 14,835.67 7,775.07
1) Dana Alokasi Umum 8,221.81 4,845.98 8,263.04 4,786.47
2) Dana Bagi Hasil 3,418.01 1,044.29 1,836.58 727.22
3) Dana Alokasi Khusus 4,672.64 2,009.49 4,736.05 2,261.38
b. Dana Otonomi Khusus 0.00 0.00 0.00 0.00
c. Dana Insentif Daerah 80.60 55.30 148.00 74.00
d. Dana Transfer Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00
2. Dana Desa 1,009.51 604.55 940.92 562.02
C. SURPLUS DEFISIT 13,884.05 9,970.29 11,863.57 10,455.60
Sumber : LKPK/GFS, Simtrada & MEBE (diolah)
UraianTahun 2017 Tahun 2018
(dalam miliar Rp)
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 6 -
A. Pendapatan Negara
1. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan perpajakan merupakan semua penerimaan negara yang terdiri atas
pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak internasional.
a) Pajak Penghasilan (PPh)
Realisasi penerimaan PPh triwulan II 2018 di Provinsi Banten sebesar Rp8,58
triliun, realisasi ini turun Rp1,07 triliun atau 11,12 persen dibanding periode
yang sama tahun 2017. Sebanyak 76,29 persen penerimaan PPh di Provinsi
Banten bersumber dari 3 (tga) daerah yaitu Kota Tangerang, Kabupaten
Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut tidaklah mengejutkan,
karena daerah tersebut merupakan pusat perkantoran, bisnis dan industri.
Grafik 2.1. Realisasi Penerimaan PPh Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II 2018 (dalam Miliar Rp)
Sumber: Kanwil DJP Provinsi Banten (diolah)
b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Realisasi penerimaan PPN Triwulan II 2018 di Provinsi Banten sebesar Rp8,74
triliun, tumbuh 3,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebanyak 77,22 persen penerimaan PPN di Provinsi Banten disumbangkan
oleh 3 (tiga) daerah yang merupakan pusat industri penghasil barang/jasa yaitu
Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon.
Grafik 2.2. Realisasi Penerimaan PPN Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II 2018 (dalam Miliar Rp)
Sumber: Kanwil DJP Provinsi Banten (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 7 -
c) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Realisasi penerimaan PPnBM triwulan II 2018 untuk Provinsi Banten sebesar
Rp10,17 miliar, turun 40,09 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Salah satu penyebabnya adalah pelaku industri otomotif masih menunggu
kebijakan Pemerintah yang akan menurunkan PPnBM atas mobil sedan dan
sport utility vehicle (SUV).
Grafik 2.3. Realisasi Penerimaan PPnBM Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II 2018 (dalam Juta Rp)
Sumber: Kanwil DJP Provinsi Banten (diolah)
d) Penerimaan Cukai
Penerimaan cukai di wilayah Provinsi Banten triwulan II 2018 tumbuh 19,03
persen. Penerimaan cukai triwulan II 2018 di Provinsi Banten sebesar Rp738,61
miliar, naik sebesar Rp118,08 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan cukai terbesar berasal dari pendapatan cukai minuman
mengandung ethyl alkohol sebesar 97,75 persen, dimana terdapat 7
perusahaan besar produsen minuman beralkohol di Tangeran
Grafik 2.4. Penerimaan Cukai
Lingkup Provinsi Banten Triwulan II 2018 (dalam Miliar Rp)
Sumber : OMSPAN (diolah)
"Penerimaan perpajakan semester I tumbuh 14,3 persen, karena meningkatnya aktivitas
ekonomi dan kepatuhan Wajib Pajak telah berdampak positif," ujar Sri Mulyani.
Penerimaan perpajakan pada semester I-2018 telah mencapai Rp653,5 triliun yang terdiri
atas penerimaan pajak nonmigas Rp551,5 triliun, kepabeanan dan cukai Rp72 triliun dan
Pajak Penghasilan dari Migas Rp30,1 triliun. https://banten.antaranews.com/
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 8 -
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan seluruh penerimaan
pemerintah pusat yang bukan berasal dari penerimaan perpajakan. Berikut
beberapa data PNBP wilayah Provinsi Banten :
a) Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan
Pendapatan jasa pelayanan pendidikan triwulan II 2018 di Provinsi Banten lebih
baik dari periode sebelumnya tahun lalu, dengan realisasi sebesar Rp555,5
miliar atau tumbuh 2,02 persen. Pendapatan tersebut diperoleh Badan Layanan
Umum (BLU) bidang pendidikan yang berlokasi di daerah Kota Serang,
Kab.Tangerang, Kota Tangerang dan Provinsi Banten.
Grafik 2.5. Realisasi Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan Provinsi Banten Triwulan II 2017 & 2018 (dalam miliar Rp)
Grafik.2.6. Kotribusi PNBP Pendapatan Jasa Pendidikan Per-Daerah (Triwulan II 2018)
Sumber : LKPK/GFS (diolah) Sumber : LKPK/GFS (diolah)
b) Pendapatan Jasa Kepelabuhanan
Penerimaan PNBP Pendapatan Jasa Kepelabuhanan triwulan II 2018 di
Provinsi Banten sebesar Rp44,48 miliar yang berasal dari Kabupaten Serang
sebesar 90,66 persen dan Kabupaten Pandeglang sebesar 9,34 persen.
Pelabuhan Merak menyumbang 95,28 persen di Kabupaten Serang.
Grafik 2.7. Realisasi Pendapatan Jasa Kepelabuhanan di Banten Triwulan II 2018 (dalam miliar Rp)
Grafik.2.8. Kotribusi Pendapatan Jasa Kepelabuhanan di Banten (Triwulan II 2018)
Sumber : LKPK/GFS (diolah) Sumber : LKPK/GFS (diolah)
Mendekati akhir semester I-2018, realisasi PNBP telah mencapai setengah dari pagu yang
ditargetkan pemerintah. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi PNBP hingga
akhir Mei 2018 sebesar Rp 145 triliun atau 52,7% dari target. https://nasional.kontan.co.id/
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 9 -
c) Pendapatan Hibah
Pendapatan hibah merupakan salah satu komponen APBN sebagai bagian dari
pendapatan/penerimaan negara yang harus dipertanggungjawabkan melalui
mekanisme APBN, baik hibah langsung maupun hibah tidak langsung.
Tabel 2.2. Monitoring Penerbitan Register Hibah Langsung Triwulan II 2018
Sumber : DJPPR
B. Belanja Negara
Belanja Negara merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk melakukan
stimulus fiskal, berupa tambahan belanja pemerintah (increased spending) dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi dan untuk membantu sektor riil.
1. Belanja Pemerintah Pusat
Penyerapan anggaran belanja pemerintah pusat triwulan II 2018 lebih baik dari
periode yang sama tahun lalu. Penyerapan anggaran mencapai 35,68 persen
atau Rp3,58 triliun dari total pagu anggaran Rp10,03 triliun, tetapi masih
dibawah target penyerapan nasional sebesar 40 persen.
Grafik 2.9. Tren Realisasi Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan II 2018 (Prosentase)
Grafik 2.10. Perbandingan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Triwulan II 2017 & 2018 (dalam prosentase)
Sumber: LKPK/GFS (diolah) Sumber: LKPK/GFS (diolah)
No Nama Satker Pemberi Hibah Bentuk Hibah JUMLAH
1 Polres Lebak Pemkab Lebak Uang 1,500,000,000
2 Polre Serang Pemkab Serang Barang 3,234,463,758
3 Polres Metro Tangerang Kota Pemkab Tangerang Uang 2,800,000,000
4 Polres Kota Tangerang Pemkab Tangerang Uang 4,000,000,000
5 Korem 052/Wijayakrama Pemkab Tangerang Uang 6,000,000,000
6 Polres Kota Tangerang Pemkab Tangerang Uang 248,400,000
7 KPU Kab. Serang Pemkab Serang Uang 1,391,970,000
8 KPU Kota Cilegon Pemkot Cilegon Uang 250,000,000
9 Kemenag Kab. Tangerang Pemkab Tangerang Uang 100,000,000
10 Pengadilan Tinggi Banten Individu Barang 54,240,000
11 MTsN Tigaraksa Individu Barang 1,626,500,000
12 Kemenag Kota Cilegon Pemkot Cilegon Uang 15,876,000,000
13 MTsN 4 Kab. Tangerang Pemkab Tangerang Barang 300,000,000
14 Korem 064/Siliwangi Pemprov Banten Uang 2,000,000,000
15 Bidkeu Polda Banten Pemprov Banten Uang 9,000,000,000
16 Korem 052/Wijayakrama Pemprov Banten Uang 1,500,000,000
49,881,573,758 JUMLAH
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 10 -
Dari grafik 2.10 terlihat hal yang menggembirakan adalah kenaikan penyerapan
belanja bantuan sosial yang tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu,
tetapi hal sebaliknya terjadi pada penyarapan belanja modal yang masih rendah
dibanding periode yang sama tahun lalu.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
Transfer ke Daerah dan Dana Desa adalah bagian dari Belanja Negara yang
dialokasikan dalam APBN kepada daerah dan desa dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan yang telah diserahkan kepada daerah dan desa. TKDD
yang dalam APBN 2018 di wilayah Provinsi Banten sebesar Rp15,68 triliun,
Realisasi TKDD triwulan II 2018 sebesar Rp8,41 triliun atau 53,64 persen.
Grafik 2.11. Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi Banten Triwulan I 2018
Sumber: OMSPAN (diolah)
Realisasi DAK Fisik triwulan II 2018 masih rendah sebesar 5,58 persen yang
disebabkan belum berakhirnya batas waktu penyaluran DAK Fisik Tahap I 2018
yaitu tanggal 23 Juli 2018
3. Pengelolaan BLU
Pada Provinsi Banten terdapat 7 satker BLU yaitu Universitas Terbuka (UT),
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten (UIN SMB), RS Kusta Sitanala, Sekolah Tinggi PenerbanganIndonesia
(STPI), Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Mauk
Tangerang, dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug.
Grafik 2.12. Kinerja Pendapatan BLU di Banten sampai dengan Triwulan II 2018
Grafik 2.13. Realisasi Belanja BLU di Banten sampai dengan Triwulan II 2018
Sumber: LKPK/GFS (diolah) Sumber: LKPK/GFS (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 11 -
Dari grafik 2.12 terlihat UT memiliki target pendapatan yang tinggi dibanding
BLU lain, tetapi secara persentase kinerja pendapatan BLU tertinggi adalah
Untirta (68,06 persen), disusul UIN SMB (59,30 persen). Pada sisi belanja BLU,
secara nominal pagu dan realisasi UT tertinggi sedangkan secara persentase
realisasi tertinggi adalah UIN SMB (35,91 persen), disusul STPI (32,94 persen)
sebagaimana terlihat pada grafik 2.13.
4. Manajemen Investasi Pusat
Realisasi akad KUR di Propinsi Banten triwulan II 2018 sebesar Rp970,06 miliar
yang tersebar pada 30.272 debitur. Sebanyak 57,08 persen penyaluran KUR
terdapat di 3 (tiga) daerah yaitu : Kota Tangerang, Kab. Tangerang dan Kota
Tangerang Selatan. Ketiga daerah tersebut adalah daerah yang berbatasan
dengan Provinsi DKI Jakarta dan memiliki UMKM terbanyak .
Tabel 2.3. Realisasi Penyaluran Berdasarkan Wilayah Di Provinsi Banten, Triwulan II 2018
Sumber : SIKP (diakses 3 Juli 2018)
C. Prognosis Realisasi APBN
Berdasarkan trend analysis atas data periode Januari s/d Juni 2018, perkiraan
pendapatan negara, belanja negara dan surplus/defisit sampai dengan triwulan III
2018 di wilayah Provinsi Banten adalah :
Tabel 2.4. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Banten s.d. Triwulan II Tahun 2018 (dalam miliar rupiah)
Uraian Pagu
Realisasi s.d. Trw II Perkiraan Realisasi
s.d. Triwulan III
Rp % Realisasi Terhadap
Pagu Rp
% Perkiraan Realisasi
Terhadap Pagu
Pendapatan Negara 37.827,14 22.448,35 59,34% 33.788,97 89,32%
Belanja Negara 25.963,57 11.992,75 46,19% 17.938,14 69,09%
Surplus/Defisit 11.863,57 10.455,60 88,13% 15.850,83 133,61%
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 12 -
III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
Tingkat penyerapan APBD sampai dengan triwulan II tahun 2018 realisasi agregat
pemerintah daerah di Banten sudah mencapai 44,35%. Namun demikian dibandingkan
periode yang sama tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 1,75% atau yang
terealisasi tahun 2017 sebesar 46,11%.
Tabel 3.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Banten s.d. Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018 (dalam miliar rupiah)
Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah
Secara agregat wilayah Provinsi Banten mengandalkan 53,84% sumber pendapatan
yang berasal dari pendapatan transfer untuk membiayai belanja daerah, sedangkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya sebesar 46,13%. Hal ini mencerminkan masih
tingginya ketergantungan daerah terhadap dana transfer dari pemerintah pusat.
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
PENDAPATAN ASLI DAERAH 12,325.71 5,763.93 13,861.31 6,742.66 Pendapatan Pajak Daerah 9,761.62 4,609.94 10,927.65 6,032.99 Pendapatan Retribusi Daerah 422.26 162.40 390.13 153.55 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 162.36 54.64 172.89 95.47 Lain-lain PAD yang sah 1,979.46 936.95 2,370.65 460.65
PENDAPATAN TRANSFER 18,388.64 7,902.35 18,454.70 7,868.25 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 15,236.94 6,993.36 14,827.49 6,732.09
Dana Bagi Hasil Pajak 1,640.85 810.71 1,805.43 671.58 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 25.11 16.12 23.30 5.73 Dana Alokasi Umum 8,779.25 4,207.98 8,262.71 3,995.55 Dana Alokasi Khusus 4,791.73 1,958.54 4,791.73 1,958.54 Dana Alokasi Khusus Non Fisik 327.55 44.30 135.30 -
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 984.44 522.95 1,087.01 482.78 Dana Otonomi Khusus 282.02 172.21 52.50 26.25 Dana Penyesuaian 702.41 350.74 1,034.51 456.53
Transfer Pemerintah Provinsi 2,027.26 386.04 2,280.21 634.38 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 2,027.26 386.04 2,201.91 618.72 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya - - 78.30 15.66
Transfer Bantuan Keuangan 140.00 - 260.00 19.00 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Provinsi Lainnya 140.00 - 260.00 19.00 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten - - - - Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Kota - - - -
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 25.67 507.15 636.16 4.36 Pendapatan Hibah 25.67 2.88 636.16 4.36 Pendapatan Dana Darurat - - - - Pendapatan Lainnya - 504.28 - -
BELANJA OPERASI 21,949.80 8,090.61 24,067.32 8,953.80 Belanja Pegawai 10,096.78 4,162.32 11,095.65 4,653.46 Belanja Barang 8,418.85 2,577.43 10,003.17 2,752.57 Belanja Bunga - - - - Belanja Subsidi - - - - Belanja Hibah 2,847.52 1,127.25 2,824.17 1,538.32 Belanja Bantuan Sosial 208.09 8.57 144.34 9.45 Belanja Bantuan Keuangan 378.55 215.04 - -
BELANJA MODAL 7,828.90 1,018.84 8,253.23 976.45 Belanja Tanah 2,340.54 352.39 1,399.60 155.45 Belanja Perlatan dan Mesin 763.59 122.42 1,064.64 144.67 Belanja Gedung dan Bangunan 1,890.98 141.36 2,384.36 220.32 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 2,684.02 396.45 3,173.83 450.24 Belanja Aset Tetap Lainnya 90.26 5.62 105.90 3.97 Belanja Aset Lainnya 16.01 0.59 31.72 1.79 Belanja Modal Dana BOS 43.50 - 92.29 - Belanja Modal PPK BLUD - - 0.90 -
BELANJA TIDAK TERDUGA 83.63 13.85 91.97 7.57 Belanja Tidak Terduga 83.63 13.85 91.97 7.57
TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 3,990.76 1,127.66 4,333.67 2,511.90 Transfer Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota dan PemDesa 2,283.27 559.73 2,421.41 1,280.24 Transfer Bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota dan PemDesa 1,402.43 408.58 1,671.96 798.47 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 305.05 159.35 240.31 433.19
(3,113.06) 3,922.48 (3,794.02) 2,165.56
BELANJA 29,862.32 9,123.30 32,412.53 9,937.82
PENDAPATAN 30,740.02 14,173.44 32,952.17 14,615.27
SURPLUS / (DEFISIT)
URAIANTRIWULAN II 2017 TRIWULAN II 2018
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 13 -
A. Pendapatan Daerah
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Realisasi penerimaan PAD di Banten secara agregat s.d triwulan II 2018 sebesar
Rp6,74 triliun atau 48,64% dari target. Realisasi penerimaan PAD tersebut lebih
besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu, baik dari sisi total penerimaan
maupun capaian terhadap target lebih besar 1,88%. Penyebabnya antara lain
meningkatnya capaian pendapatan pajak daerah.
a) Penerimaan Pajak Daerah
Realisasi penerimaan pajak daerah di wilayah Banten triwulan II 2018 sebesar
Rp6,03 triliun atau 55,21% dari target, dibandingkan dengan periode yang sama
tahun 2017, nilai nominal realisasi ini naik 7,98%.
Grafik 3.1. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam juta rupiah)
Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah
Realisasi pajak daerah terbesar berasal dari Pemda Provinsi Banten sebesar
Rp3.620 miliar, disusul Kab. Tangerang sebesar Rp808,61 miliar. Sumber
tertinggi pajak daerah Kab. Tangerang adalah Pajak PBB dan BPHTB.
Kabupaten Lebak merupakan daerah dengan realisasi terendah sebesar
28,95 miliar, penyebabnya antara lain menurunnya kontribusi Pajak Mineral
Bukan Logam dan Batuan .
b) Penerimaan Retribusi Daerah
Realisasi penerimaan retribusi daerah di wilayah Banten s.d triwulan II 2018
sebesar Rp153,55 miliar atau 39,36% dari target. dibandingkan dengan
periode yang sama tahun 2017, nilai nominal realisasi ini turun 0,90%.
Realisasi penerimaan retribusi daerah tertinggi adalah Kab. Tangerang baik
secara nilai nominal sebesar Rp60,27 miliar, yang didukung oleh Retribusi
IMB, dan capaian terhadap target yaitu 53,31%, yang didukung oleh Retribusi
IMB dan Retribusi Perpanjangan Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing.
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 14 -
Sedangkan Realisasi penerimaan retribusi terendah adalah Kota Serang
dengan capaian sebesar 19,48% atau sebesar Rp2,62 miliar yang didukung
dengan menurunnya kontribusi retribusi IMB dan Ijin Trayek Pribadi.
Grafik 3.2. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam juta rupiah)
Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah
c) Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Realisasi hasil kekayaan daerah yang dipisahkan s.d. triwulan II 2018
sebesar Rp95,47 miliar atau 55,22% dari target. Capaian tersebut lebih besar
21,57% dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Grafik 3.3. Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam juta rupiah)
Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah
Provinsi Banten merupakan daerah dengan realisasi nominal tertinggi sebesar Rp47,85
miliar atau 87,58%. Ditinjau dari capaian terhadap target daerah Kab. Lebak merupakan
daerah dengan capaian tertinggi yaitu 123,32%.
Realisasi PAD di wilayah Banten secara agregat s.d. triwulan II 2018 sebesar Rp6,74
triliun atau 48,64% dari target, lebih besar 1,88% dibandingkan dengan periode yang
sama tahun 2017. Realisasi tertinggi Provinsi Banten dari sisi nominal sebesar Rp3,77
triliun dan dari sisi capaian realisasi terhadap target sebesar 61%. Realisasi terendah
Kab. Pandeglang sebesar 16,7%.
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 15 -
Grafik 3.4. Realisasi PAD Agregat dan Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam Juta Rp dan %)
Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah
Grafik 3.5. Menunjukkan tingkat desentralisasi fiskal masing-masing Pemda. Kab.
Serang mempunyai tingkat kemandirian sangat baik (100%) sedangkan Kabupaten
Pandeglang sangat kurang (5,71%).
Grafik 3.5. Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam persen)
Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah
2. Pendapatan Transfer
Pendapatan transfer lingkup Provinsi Banten per Kabupaten/Kota adalah
sebagai berikut :
Grafik 3.6. Realisasi Pendapatan Transfer Daerah Kabupaten/Kota
Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam miliar dan %)
Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah
www.kabar-banten.com (07/04/18) - “Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang membuka loket
pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) pada Sabtu dan Ahad mulai pertengahan April 2018,” kata
Kepala Sub Bidang Pendataan pada Badan Pendapatan Daerah (Bependa) Pemkab Tangerang, Mardani.
Pemkab Tangerang optimistis, target penerimaan PBB pada 2018 sebesar Rp 314 miliar tercapai, karena wajib
pajak sudah mendapatkan kemudahan dalam pembayarannya.
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 16 -
Pendapatan transfer sampai dengan triwulan II 2018 mencapai Rp7,86 triliun atau
42,64% dari target dan lebih rendah 0,43% dibandingkan dengan dengan periode
yang sama tahun 2017. Pendapatan transfer terbesar dari Dana Perimbangan yang
terdiri dari DBH (10,12%), DAU (60,25%), DAK (29,53%). Pendapatan transfer
tertinggi adalah Kota Tangerang Selatan (54,37%), Kota Tangerang (53,86%), dan
Kota Cilegon (53,66%).
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Total realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Lingkup Provinsi Banten
Rp4,35 miliar, dengan rincian Provinsi Banten Rp4,02 miliar (pendapatan hibah) dan
Kota Tangerang Selatan Rp0,33 miliar (pendapatan hibah).
B. Belanja Daerah
1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja Bansos
Penyerapan belanja di wilayah Provinsi Banten s.d triwulan II 2018 secara agregat
masih rendah sebesar 28,45%. Penyerapan tertinggi belanja pegawai, diikuti
belanja barang dan jasa, belanja modal dan belanja bansos. Penyerapan belanja
tertinggi adalah Kabupaten Lebak (33%) sedangkan penyerapan terendah adalah
Provinsi Banten (24%). Hal ini dapat mengakibatkan program infrastuktur dan
multiplier effect pada perekonomian berjalan lambat.
Grafik 3.7. Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Barang, Modal dan Bansos Lingkup Provinsi Banten s.d. Triwulan II Tahun 2018 (dalam miliar dan %)
Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
BelanjaPegawai
Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bansos
Pagu
Realisasi
%
www.kabar-banten.com (26/07/2018) - Realisasi investasi Kabupaten Lebak pada triwulan I (Januari-Maret
2018) melalui izin prinsip dan non fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) serta Penanaman
Modal Asing (PMA) mencapai Rp 273.611 miliar. “Nilai investasi di Kabupaten Lebak terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Sementara jumlah keseluruhan rencana investasi di Lebak sejak tahun 2009
sampai Maret 2018 sebesar Rp 36.483 triliun atau 862.382.100 dolar Amerika Serikat,” Kata Plt Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lebak, Jajuli Jaka
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 17 -
2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Berdasarkan urusan dalam wilayah Provinsi Banten terdapat lima besar urusan
dengan alokasi pagu tertinggi, dengan persentase penyerapan masing-masing yaitu
Keuangan (26,23%), Pendidikan (21,54%), Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
(14,49%), Kesehatan (9,59%) dan Penunjang Lainnya (6,36%).
Dari grafik 3.8. terlihat alokasi belanja untuk pelayanan dasar dan sifatnya fisik lebih
mendominasi. Kebijakan anggaran yang terarah pada pengelolaan sumber-sumber
unggulan, selaras dengan RPJMD 2012-2017 yaitu “Peningkatan pembangunan
infrastruktur wilayah mendukung pengembangan wilayah/kawasan berwawasan
lingkungan” dan “Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, cerdas,
religius dan berdaya saing dalam kerangka penguatan NKRI”.
Grafik 3.8. Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan
(Lima Tertinggi) Lingkup Prov. Banten s.d. triwulan II Tahun 2018
(dalam miliar dan %)
Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah
C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2018
Dengan menggunakan tren 2014-2017, maka dapat diperoleh rata-rata kenaikan
pendapatan (11,4%) dan belanja (15,3%). Prognosa yang dihasilkan pada
pendapatan terjadi kenaikan yang cukup signifikan, namun untuk belanja terjadi
penurunan, artinya tingkat kemandirian Pemerintah Daerah semakin membaik.
Tabel 3.2. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Banten s.d. Triwulan IV Tahun 2018
(dalam miliar rupiah)
Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah
0%5%10%15%20%25%30%35%40%
- 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000
Keuangan Pendidikan PekerjaanUmum danPenataan
Ruang
Kesehatan PenunjangLainnya
Pagu Realisasi %
Realisasi % Rp
% Realisasi
Terhadap
Pagu
Pendapatan Daerah 32,952.17 14,615.27 44% 35,837.22 109%
Belanja Daerah 36,746.20 11,218.06 31% 36,393.65 99%
Surplus/Defisit (3,794.02) 3,397.21 -90% (556.42) 15%
Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV
Uraian Pagu
TW II 2018
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 18 -
IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)
A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasi
Pendapatan negara konsolidasi triwulan II 2018 sebesar Rp29.199 triliun, naik 3,28
persen dibarengi dengan kenaikan Belanja Negara konsolidasian sebesar Rp15,35
triliun, naik 11,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Banten s.d. Triwulan II Tahun 2018 (miliar rupiah)
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten (diolah)
Penerimaan transfer konsolidasian sebesar Rp8.75 miliar merupakan penerimaan
transfer berupa hibah dari pemerintah DKI Jakarta kepada Kabupaten Tangerang.
Kenaikan belanja transfer konsolidasian sebesar 222,54 persen disebabkan
outstanding dana transfer, dimana belanja transfer Pemerintah pusat belum semua
dicatat sebagai penerimaan Pemda yang hanya dicatat sebesar Rp7,22 triliun
sehingga ada selisih dalam pencatatan sebesar Rp1.83 triliun.
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran triwulan II 2018 turun sebesar 3,26 persen
dibanding periode yang sama tahun 2017.
Realisasi pendapatan Pemda pada Tabel 3.1 adalah sebesar Rp14,62 triliun
berbeda dengan realisasi Pendapatan Pemda pada LRA konsolidasian Tabel 4.1
sebesar Rp13,97 triliun. Selisih ini antara lain disebabkan Tabel 14.1 sudah
memperhitungkan eliminasi transfer Pendapatan Bagi Hasil pajak dari Pemprov ke
Pemkot/Pemkab
2017
Pusat Daerah Eliminasi Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi
Pendapatan Negara 22.448,35 13.970,41 7.219,00 29.199,76 3,28 28.272,71
Pendapatan Perpajakan 21.522,09 6.032,99 0,00 27.555,08 7,43 25.649,30
Pendapatan Bukan Pajak 926,26 709,67 0,00 1.635,93 -37,57 2.620,53
Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 -100,00 2,88
Transfer 0,00 7.227,75 7.219,00 8,75 0,00 0,00
Belanja Negara 11.992,75 10.577,56 7.219,00 15.351,30 11,87 13.722,68
Belanja Pemerintah 3.581,66 9.937,82 0,00 13.519,48 2,77 13.154,75
Belanja Pegawai 1.629,12 4.653,46 0,00 6.282,58 9,75 5.724,63
Belanja Barang 1.656,08 2.752,57 0,00 4.408,65 -1,10 4.457,73
Belanja Modal 293,33 976,45 0,00 1.269,78 -20,55 1.598,23
HIbah 0,00 1.538,32 0,00 1.538,32 36,47 1.127,25
Bantuan Sosial 3,12 9,45 0,00 12,58 -94,60 233,05
Belanja Lain-lain 0,00 7,57 0,00 7,57 -45,34 13,85
Transfer 8.411,09 639,74 7.219,00 1.831,82 222,54 567,93
Surplus (Defisit) 10.455,60 3.392,86 0,00 13.848,46 -4,82 14.550,03
Pembiayaan 0,00 2.226,58 0,00 2.226,58 7,71 2.067,18
Penerimaan Pembiayaan Daerah 0,00 2.267,10 0,00 2.267,10 7,80 2.103,13
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0,00 40,53 0,00 40,53 12,74 35,95
Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan
Anggaran10.455,60 5.619,43 0,00 16.075,04 -3,26 16.617,21
2018Uraian
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 19 -
B. Pendapatan Konsolidasian
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)
Proporsi komposisi pendapatan konsolidasian tahun 2017 dan 2018 dengan
kontribusi tertinggi masih didominasi pendapatan perpajakan (94,37 persen) diikuti
pendapatan bukan pajak (5,60 persen). Tingginya porsi pendapatan perpajakan
antara lain disebabkan wilayah Banten merupakan kota industri dan perkantoran.
Grafik 4.2. Perbandingan Penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)
Penerimaan Pempus triwulan II tahun 2018 sebesar Rp22,45 triliun berkontribusi
terhadap Penerimaan Konsolidasian sebesar 61,64 persen, sedangkan penerimaan
pemda sebesar Rp13,97 triliun hanya berkontribusi 38,36 persen. Penerimaan
Pempus tertinggi diperoleh dari pendapatan perpajakan sebesar Rp21,52 triliun
sedangkan penerimaan pemda tertinggi diperoleh dari transfer Rp7,23 triliun.
Pendapatan pajak pusat untuk PPh dan PPN tertinggi diperoleh di daerah industri
dan perkantoran yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon.
Pendapatan transfer masih mendominasi pendapatan pemda yang menunjukkan
ketidakmadirian/ketergantungan pemda terhadap pemerintah pusat. Untuk
mengurangi ketergantungan, Pemda diharapkan dapat lebih mengoptimalkan
penerimaan PNBP
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 20 -
2. Analisis Perubahan
Pada tabel 4.1. Pendapatan konsolidasian triwulan II 2018 mengalami kenaikan
tidak signifikan (3,28 persen) hal ini disebabkan kenaikan pendapatan perpajakan
(7,43 persen) tidak sebanding dengan penurunan Pendapatan Bukan Pajak (-37,57
persen). Kenaikan perpajakan dengan porsi kenaikan Pajak Dalam Negeri (6,59
persen) dan Pajak Perdagangan Internasional (15,46 persen) dibandingkan dengan
periode yang sama tahun 2017.
Grafik 4.3. Perbandingan Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)
3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian
PDRB Provinsi Banten (ADHK) triwulan II 2018 mencapai Rp107,56 triliun dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,59 persen.
Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan Konsolidaian Pempus dan Pemda di wilayah Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2017 dan 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)
Dari tabel di atas sampai dengan triwulan II 2018 terdapat peningkatan realisasi
pendapatan Banten sebesar 3,29 persen dibanding periode yang sama tahun
2017, sementara pertumbuhan ekonomi tumbuh dari 5,53 persen pada triwulan II
2017 menjadi 5,59 persen di periode yang sama tahun 2018 dan sampai dengan
semester I pertumbuhan ekonomi Banten sebesar 5,75 persen. Dengan adanya
kenaikan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan pendapatan tersebut,
menunjukkan adanya pengaruh yang positif pertumbuhan ekonomi terhadap
kenaikan pendapatan konsolidasian. Sehingga kebijakan fiskal di Banten telah
mendorong roda pertumbuhan ekonomi meskipun kesejahteraan belum merata.
Realisasi Realisasi Kenaikan
Penerimaan Perpajakan 25,649,298,254,654.00 27,555,079,573,153.00 7.43%
PNBP 2,620,533,584,911.44 1,644,678,091,976.00 -37.24%
Total 28,269,831,839,565.40 29,199,757,665,129.00 3.29%
PRDRB/Pert.Ekonomi Tw II 101,605,715,140,792.00 107,285,939,440,610.00 5.59%
PRDRB/Pert.Ekonomi Smt I 200,936,127,461,543.00 212,480,267,801,717 5.75%
Uraian 2017 2018
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 21 -
C. BELANJA KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Grafik 4.4. Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian
pada Provinsi BantenTahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten (diolah)
Realisasi Belanja operasi Pempus dan Pemda triwulan II 2018 sebesar Rp12,25
triliun atau 90,61 persen dari total belanja konsolidasian, sedangkan belanja modal
sebesar Rp1,27 trilliun atau 9,39 persen dari total belanja konsolidasian. Belanja
dan transfer Pempus sebesar Rp11,99 triliun atau 53,14 persen, dan Pemda
sebesar Rp10,56 triliun atau 46,86 persen dari belanja dan transfer konsolidasian.
Dilihat dari belanja, porsi terbesar berasal dari belanja transfer pemerintah pusat hal
ini mencerminkan pemda dalam pembiayaan pemerintahannya masih
mengandalkan dana transfer. Porsi kedua terbesar adalah belanja pegawai hal ini
mengindikasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masih bertumpu pada
pengeluaran belanja pegawai, yang mendorong pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,59
persen (yoy), 5,75 persen (c to c) dan 1,99 persen (q to q).
2. Analisis Perubahan
Realisasi belanja konsolidasian s.d. triwulan II tahun 2018 dibandingkan dengan
periode yang sama tahun 2017 tumbuh sebesar Rp1,63 triliun (11,87 persen).
Grafik 4.5. Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Triwulan II Tahun 2017 Triwulan II Tahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 22 -
Komponen belanja pemerintah yang menyumbang kenaikan belanja konsolidasian
triwulan II 2018 antara lain hibah (36,47 persen), belanja pegawai (9,75 persen),
dan transfer (222,54 persen). Tingginya kenaikan belanja transfer disebabkan
outstanding dana transfer pemerintah pusat yang belum di catat oleh pemerintah
daerah. Komposisi belanja konsolidasian triwulan II 2017 dan triwulan II 2018 masih
didominasi belanja pegawai diikuti belanja barang dan modal (grafik 4.5).
3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional
Kebijakan fiskal Pemerintah Banten tertuang dalam alokasi anggaran 2018
dimaksudkan untuk mempengaruhi perekonomian makro yang ditunjukkan pada
pertumbuhan PDRB, Indeks Pembangunan Manusia, dan Tingkat Kemiskinan.
Tabel 4.3. Ratio Indikator Ekonomi Makro Provinsi Banten Tahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten dan BPS (diolah)
Belanja Pemerintah tahun 2018 mengalami kenaikan (11,87 persen), peningkatan
belanja pemerintah berpengaruh pada penurunan kemiskinan di Banten -0,21 poin
menjadi 5,24 persen dibanding tahun 2017 sebesar 5,45 persen. Peningkatan
belanja sebesar 11,87 persen pada triwulan II 2018 masih belum valid disebabkan
beberapa pemda belum mencatat dalam LRA sebagai penerimaan transfer dari
pemerintah pusat. Meskipun demikian perekonomian Banten secara agregat naik,
hal ini terlihat dengan kenaikan PDRB ADHB maupun ADHK Provinsi Banten.
Triwulan II 2018 PDRB meningkat sebesar 5,59 persen semester I (5,75 persen)
diikuti perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang naik 0,65 persen
menjadi 71,42.
D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO (PDRB)
PDRB Provinsi Banten pada triwulan II 2018 (ADHB) Rp.151,80 triliun. Dilihat dari
Laporan Operasional GFS konsumsi pemerintah (G) sebesar Rp14,08 triliun,
kontribusi belanja pemerintah, sedangkan nilai investasi pemerintah dicerminkan
dari nilai Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Nilai Transaksi Aset Non Keuangan
Netto pada LO yaitu sebesar Rp1,23 triliun.
Uraian 2017 2018Ratio
PerbandingaKeterangan
Belanja 13.722,68 15.351,30 11,87% dalam miliar rupiah
PDRB Triwulan II 2018 101,61 107,29 5,59% dalam triliun rupiah
PDRB Semester I 2018 200,94 212,48 5,75% dalam triliun rupiah
IPM 70,96 71,42 0,65% Indeks IPM 2017 rilis Juli 2018
Kemiskinan 5,45 5,24 -0,21 poindata angka kemiskinan Maret 2017 &
Maret 2018
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 23 -
Tabel 4.4. Ringkasan Laporan Operasional Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov.Banten (diolah)
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diperhitungkan kontribusi Pemerintah terhadap PDRB,
terutama belanja Pemerintah (G) dan Investasi (I) seperti dalam tabel berikut :
Tabel 4.5. Kontribusi Belanja Pemerintah dan Investasi Terhadap PDRB Triwulan II 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov.Banten & BPS(diolah)
Kontribusi belanja dan investasi pemerintah Provinsi Banten terhadap PDRB
sampai dengan triwulan II 2017 relatif kecil masing-masing sebesar 4,71 persen dan
sebesar 0,42 persen, meskipun kontribusi belanja dan investasi pemerintah tetapi
pengeluaran tersebut menjadi trigger dan memiliki multiplier effect bagi komponen
pembentuk PDRB. PDRB sampai dengan triwulan II 2018 tumbuh 5,75% banyak
dipengaruhi oleh Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Swasta dengan
proposional Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (52,31 persen) dan PMTB
(31,01 persen) masing-masing sebesar Rp155,98 triliun dan Rp92,55 triliun.
41.192.504.712.624
Pajak 27.547.398.040.958
Kontribusi Sosial -
Hibah 8.750.000.000
Pendapatan lain 13.636.356.671.666
14.081.524.092.595
Kompensasi pegawai 6.428.848.777.837
Penggunaan barang dan jasa 4.152.482.490.902
Konsumsi aset tetap 0
Bunga 0
Subsidi 0
Hibah 2.941.038.447.766
Manfaat sosial 12.576.162.500
Beban lainnya 546.578.213.590
27.110.980.620.029
1.269.775.795.140
Aset tetap 1.208.328.279.410
Persediaan 0
Barang berharga 0
Aset nonproduksi 61.447.515.730
Net Lending/Borrowing 25.841.204.824.888
Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban 25.841.204.824.888
Akuisisi Neto Aset Keuangan 25.841.204.824.888
-Domestik 25.841.204.824.888
-Luar Negeri -
Keterjadian Kewajiban -
-Domestik -
-Luar Negeri 0
Beban:
Transaksi yang mempengaruhi kekayaan
neto Pendapatan:
a.
b.
c.
d.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Keseimbangan operasi bruto/neto
Transaksi Aset Non Keuangan Neto
a.
c.
d.
a.
b.
Uraian Nilai Kontribusi terhadap
PDRB
Belanja Pemerintah (G) 14.081.524.092.595 4,71%
PMTB/Investasi (I) 1.269.775.795.140 0,42%
PDRB semester I 2018 (ADHB) 299.275.367.070.879
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 24 -
V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH
A. Progres Pembangunan KEK Tanjung Lesung Lambat, Benarkah?
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten telah merilis Berita Resmi Statistik (BRS)
terkait perkembangan pariwisata di Provinsi Banten kondisi Juni 2018 yaitu :
• Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang Banten pada Juni 2018
mencapai 45,09 persen, sementara bila dibandingkan bulan yang sama tahun
lalu mengalami penurunan 6,32 poin.
• Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) gabungan (asing dan Indonesia) pada
hotel berbintang selama Juni 2018 tercatat sebesar 1,36 hari, sedangkan
dibandingkan bulan yang sama tahun lalu mengalami penurunan 0,15 poin.
Kondisi penurunan TPK dan RLMT Juni 2018 tersebut diatas, secara langsung
maupun tidak langsung dihubungkan dengan keberadaan KEK Tanjung Lesung dan
menimbulkan pertanyaan apakah keberadaan KEK Tanjung Lesung tidak
berpengaruh terhadap geliat pariwisata di Banten.
KEK Tanjung Lesung belum berjalan sesuai yang diharapkan dan terkesan lambat,
penyebabnya antara lain investor belum banyak merealisasikan investasi,
sebagaimana diungkap Kepala Bappeda Banten, Investasi hingga September2017
baru sekitar Rp600 miliar dari target Rp2 triliun pada tahun ini (https://www.kabar-
banten.com). Kurangnya promosi, dukungan publikasi yang sangat minim, sehingga
investor belum mengetahui informasi KEK Tanjung Lesung.
Upaya Pemerintah pusat untuk mempercepat perkembangan KEK Tanjung Lesung
terus dilakukan antara lain : membangun infrastruktur Jalan Tol Serang- Panimbang,
Pembukaan trayek Damri Bandara Soetta-Tanjung Lesung untuk mempermudah
investor/wisatawan menuju Tanjung Lesung dari bandara atau sebaliknya.
Revitalisasi pembangunan jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan yang rencana
akan beroperasi pada tahun 2021, yang kemudian akan dilanjutkan hingga ke
Panimbang. Pemerintah Daerah berperan mempersiapkan sumber daya manusia
dengan memberdayakan masyarakat sekitar melalui pelatihan bahasa dan
menyelam untuk dipersiapkan menjadi pemandu wisata dan penyelam,
memperbanyak kalender wisata sejenis Festival Tanjung Lesung dan lain-lain.
Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah diharapkan dapat mempercepat
perkembangan KEK Tanjung Lesung, sehingga peningkatan penerimaan Devisa,
peningkatan pendapatan langsung dan tidak langsung daerah, penciptaan lapangan
kerja, dan pengembangan ekonomi lokal cepat terwujud.
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018
- 25 -
B. Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Provinsi Banten
Pada bulan Maret 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran
per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Banten mencapai 661,36 ribu
orang (5,24 persen), berkurang sebanyak 38,47 ribu orang dibandingkan dengan
kondisi September 2017 yang sebesar 699,83 ribu orang (5,59 persen). Persentase
penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 sebesar 4,69 persen
turun menjadi 4,38 persen pada Maret 2018. Sementara persentase penduduk
miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 7,81 persen turun
menjadi 7,33 persen pada Maret 2018 (Berita Resmi Statistik, BPS). Persentase
penduduk miskin 5,24 persen menjadikan Banten di posisi ke-5 terendah dibawah
DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode
September 2017– Maret 2018 antara lain adalah :
1. Laju pertumbuhan ekonomi banten yang terus positif diatas 5 persen
2. Inflasi yang selalu terjaga sebesar 1,92 persen selama periode September
2017–Maret 2018.
3. Bantuan sosial tunai dari pemerintah tumbuh 87,6 persen pada Triwulan I 2018,
lebih tinggi dibanding Triwulan I 2017 yang hanya tumbuh 3,39 persen.
4. Program Beras Sejahtera (Rastra) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
pada Triwulan I telah tersalurkan sesuai jadwal.
5. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2018 101,94 di atas angka 100.
Upaya pengentasan kemiskinan telah dan akan terus dilakukan oleh pemerintah
pusat dan daerah, upaya tersebut antara lain :
1. Pengendalian tingkat inflasi yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah
2. Program bantuan sosial Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat.
3. Program Bekerja atau Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera dimana setiap
rumah tangga miskin akan menerima bantuan 50 ekor ayam, 3 ekor kambing/
domba, 5 ekor kelinci beserta kandang dan pakan selama 6 bulan. Selain itu,
bantuan pemberian bibit unggul tanaman.
4. Program Keluarga Harapan (PKH), untuk 300 ribu keluarga penerima manfaat
(KPM) senilai kurang lebih Rp 300 miliar. Sebesar Rp 50 milyar dari dana
tersebut, merupakan dana cost sharing dari APBD Provinsi untuk tahun 2018.
5. Kebijakan Dana Desa yang setiap tahun semakin meningkat, dengan program
padat karya diharapkan akan mempercepat pembangunan di desa.
6. Pembiayaan untuk UKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro.
ii-
Lampiran 1 Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2018
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Propinsi Banten
Tabel 1.1 Struktur/ Distribusi PDRB ADHB Provinsi Banten Tahun 2017 s.d 2018
Sumber BPS Provinsi Banten
Tabel 1,2 PDRB (ADHK) Banten Triwulanan Tahun 2017-2018
Sumber BPS Provinsi Banten
DISTRIBUSI PDRB ADH BERLAKU 2017Q1 2017Q2 2017Q3 2017Q4 T 2017 2018Q1 2018Q2
1. PKRT 52,77 52,50 51,55 51,14 51,97 51,92 52,31
2. LNPRT 0,45 0,45 0,44 0,45 0,45 0,45 0,46
3. PEMERINTAH 3,44 3,94 4,02 5,77 4,32 3,33 3,91
4. PMTB 30,44 30,34 30,24 31,34 30,59 30,83 31,01
5. INVENTORI 0,08 0,09 (0,16) 0,06 0,02 0,07 0,08
6. TOTAL EKSPOR NETTO 12,82 12,68 13,90 11,24 12,65 13,40 12,23
a. TOTAL EKSPOR 77,28 74,29 73,77 73,9 74,77 72,77 73,05
b. TOTAL IMPOR 64,46 61,61 59,87 62,66 62,12 59,37 60,82
TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
KATEGORI Q1-2017 Q2-2017 Q3-2017 Q4-2017 2017 Q1-2018 Q2-2018
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.963.247,50 5.898.598,85 6.144.304,67 5.028.708,36 23.034.859,38 5.771.532,68 5.765.510,47
B. Pertambangan dan Penggalian 728.347,68 696.282,36 717.442,24 708.773,26 2.850.845,54 722.889,12 716.169,81
C. Industri Pengolahan 35.512.929,90 35.812.039,85 36.093.732,67 36.800.443,91 144.219.146,33 37.150.855,73 37.185.927,23
D. Pengadaan Listrik dan Gas 1.007.009,12 1.039.822,67 1.053.225,76 1.079.521,36 4.179.578,91 1.095.107,50 1.108.192,92
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 95.540,64 98.860,13 100.924,55 101.590,15 396.915,47 102.130,48 104.111,58
F. Konstruksi 8.967.175,92 9.395.342,52 10.125.044,66 10.736.459,21 39.224.022,32 9.670.258,38 10.069.236,91
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor13.229.431,16 13.544.324,15 13.881.133,51 13.996.354,47 54.651.243,29 14.249.711,38 14.526.991,63
H. Transportasi dan Pergudangan 6.469.543,16 6.764.697,20 6.935.380,51 7.116.749,11 27.286.369,97 6.981.456,59 7.354.880,05
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.394.834,29 2.470.055,48 2.501.850,15 2.557.955,13 9.924.695,06 2.572.561,63 2.656.595,61
J. Informasi dan Komunikasi 5.499.841,06 5.767.887,94 5.946.235,78 5.959.752,66 23.173.717,45 5.967.580,39 6.256.876,04
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 2.927.087,64 2.973.558,45 3.011.803,49 3.101.369,19 12.013.818,77 3.106.170,99 3.103.771,41
L. Real Estate 8.238.443,19 8.552.408,36 8.828.478,91 8.919.412,07 34.538.742,52 8.930.009,85 9.234.240,97
M,N. Jasa Perusahaan 1.011.254,14 1.036.438,57 1.062.537,72 1.071.789,97 4.182.020,41 1.075.814,03 1.103.797,14
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib1.724.485,54 1.790.918,55 1.799.308,09 1.811.268,03 7.125.980,21 1.805.404,95 1.891.286,56
P. Jasa Pendidikan 2.924.402,92 3.054.130,92 3.077.362,60 3.141.210,48 12.197.106,93 3.145.525,81 3.279.526,89
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.180.339,32 1.212.858,97 1.239.663,06 1.270.138,00 4.902.999,36 1.272.021,54 1.307.758,11
R,S,T,U. Jasa lainnya 1.456.499,15 1.497.490,16 1.532.799,03 1.570.843,85 6.057.632,18 1.575.297,33 1.621.066,10
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 99.330.412,32 101.605.715,14 104.051.227,41 104.972.339,22 409.959.694,09 105.194.328,36 107.285.939,44
iii-
Lampiran 2 Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2018
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Propinsi Banten
Tabel Ringkasan PDRB Provinsi Triwulan II 2018
Sumber: Website BPS DIY
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Banten Jl. K.H. Abdul Fatah Hasan No.33
Serang 42118 Situs: www.djpbn.kemenkeu.go.id/kanwil/banten