pengaruh kinerja keuangan terhadap pertumbuhan …... · nonmigas pada triwulan iii/2017 sebesar...

14
eJournal Administrasi Bisnis, 2019, 7 (2): 640-653 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2019 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2013-2017 Githa Dwi Cahyaning Putri Susanto 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Inventory Turn Over, dan Total Asset Turn Over baik secara simultan maupun parsial terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2013-2017. Populasi dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sampel penelitian sebanyak 6 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi), analisis regresi berganda (persamaan regresi, koefisien korelasi, dan koefisien determinasi) dan uji hipotesis (uji simultan dan uji parsial). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Inventory Turn Over, dan Total Asset Turn Over berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sub Sektor Food And Beverages yang terdaftar di BEI. Sedangkan secara parsial, hanya variabel Total Asset Turn Over yang berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sub Sektor Food And Beverages yang terdaftar di BEI. Kata Kunci : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over dan Pertumbuhan Laba Pendahuluan Kinerja keuangan yang baik menunjukkan bahwa perusahaan dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Perusahaan dapat mengetahui hasil kinerjanya melalui laporan keuangan. Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang tersedia dengan mengukur laba (earnings) dan komponennya (Irham Fahmi, 2014:22). Laba merupakan dasar ukuran kinerja bagi kemampuan manajemen dalam mengoperasikan harta perusahaan. Jadi berdasarkan laba, kinerja perusahaan dapat diprediksi dan laba harus direncanakan dengan baik agar manajemen dapat mencapainya secara efektif (Prawironegoro dan Purwanti, 2011:177). Salah satu cara untuk mengukur kinerja keuangan adalah dengan melalui analisis rasio keuangan. 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Upload: others

Post on 29-May-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

eJournal Administrasi Bisnis, 2019, 7 (2): 640-653 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2019

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN SUB

SEKTOR FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI

BEI PERIODE TAHUN 2013-2017

Githa Dwi Cahyaning Putri Susanto1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt

To Equity Ratio, Inventory Turn Over, dan Total Asset Turn Over baik secara

simultan maupun parsial terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Food

And Beverages Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2013-2017. Populasi dalam

penelitian ini adalah 18 perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI

periode tahun 2013-2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode

purposive sampling dan diperoleh sampel penelitian sebanyak 6 perusahaan.

Teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik (uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi), analisis regresi

berganda (persamaan regresi, koefisien korelasi, dan koefisien determinasi) dan

uji hipotesis (uji simultan dan uji parsial). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Inventory Turn Over, dan Total Asset Turn

Over berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Pertumbuhan Laba Pada

Perusahaan Sub Sektor Food And Beverages yang terdaftar di BEI. Sedangkan

secara parsial, hanya variabel Total Asset Turn Over yang berpengaruh

signifikan terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sub Sektor Food And

Beverages yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turn Over, Total

Asset Turn Over dan Pertumbuhan Laba

Pendahuluan Kinerja keuangan yang baik menunjukkan bahwa perusahaan dapat

bekerja dengan efektif dan efisien. Perusahaan dapat mengetahui hasil kinerjanya

melalui laporan keuangan. Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah

informasi mengenai kinerja perusahaan yang tersedia dengan mengukur laba

(earnings) dan komponennya (Irham Fahmi, 2014:22). Laba merupakan dasar

ukuran kinerja bagi kemampuan manajemen dalam mengoperasikan harta

perusahaan. Jadi berdasarkan laba, kinerja perusahaan dapat diprediksi dan laba

harus direncanakan dengan baik agar manajemen dapat mencapainya secara

efektif (Prawironegoro dan Purwanti, 2011:177). Salah satu cara untuk mengukur

kinerja keuangan adalah dengan melalui analisis rasio keuangan.

1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba (Githa)

641

Kinerja industri food and beverages setiap tahun cukup tinggi dengan

rata-rata di atas pertumbuhan sektor manufaktur. Pada triwulan III tahun 2017,

pertumbuhan industri F&B sebesar 9,46 persen atau naik dibanding pencapaian

di triwulan II/2017 sekitar 7,19 persen. Industri ini turut mendorong produksi

sektor pertanian melalui pengolahan dan penyerapan bahan bakunya serta mampu

membuka lapangan kerja yang banyak (Kemenperin, 2017). Badan Pusat Statistik

mencatat industri food and beverages mampu menyumbangkan PDB industri

nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding

sektor lainnya (BPS, 2017).

Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan laba pada perusahaan food and

beverages yang terdaftar di BEI dari tahun 2013-2017 mengalami fluktuasi. Hal

ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki berupa SDM yang kompeten

dan berkomitmen dalam menggerakkan dan memberdayakan seluruh perangkat

organisasi serta pengelolaan aset perusahaan yang belum maksimal, sehingga

kinerja perusahaan menjadi tidak stabil.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR FOOD

AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013 – 2017”

Kerangka Dasar Teori

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian

mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa

terhadap rasio keuangan perusahaan (Munawir, 2010:30).

Laporan Keuangan Laporan Keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan

kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat

dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Munawir

dalam Fahmi (2015:2) mengatakan, laporan keuangan merupakan alat yang

sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan

dan hasil-hasil yang telah di capai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah

laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-masing dari

unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang

baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri (Hery, 2017:113).

Rasio Keuangan Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan

laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi

keuangan dan kinerja perusahaan. Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh

Page 3: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 640-653

642

dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya

yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Hery, 2017:138).

Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan alat untuk menilai dan menganalisa

keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa

depan (Syamsuddin, 2012:37). Jenis-Jenis Rasio Keuangan yang sering

digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan adalah:

1. Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh

tempo. Rasio likuiditas diperlukan untuk analisis kredit atau analisis risiko

keuangan. Rasio likuiditas terdiri atas Current Ratio, Quick Ratio dan Rasio

Cash. Rasio Likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current

Ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo

dengan menggunakan aset lancar yang tersedia.

2. Rasio Solvabilitas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio solvabilitas terdiri

atas Debt to Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity

Ratio, Time Interest Earned Ratio, dan Operating Income to Liabilities. Rasio

Solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio,

yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang

dengan total ekuitas.

3. Rasio Aktivitas, merupakan rasio yang d igunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan atau untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Rasio aktivitas terdiri atas Perputaran Piutang Usaha (Account Receivable

Turnover), Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over), Perputaran Modal

Kerja (Working Capital Turnover), dan Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets

Turnover). Rasio Aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Inventory Turn Over, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali

dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode dan

Total Assets Turnover, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur berapa

jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam

dalam total aset.

Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan laba adalah rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan meningkatkan laba bersih dibanding tahun sebelumnya, dihitung

dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode

sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Harahap,

2016:310). Laba yang digunakan dalam penelitian ini merupakan laba setelah

pajak (Earning After Tax). Pertumbuhan laba dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu: Besarnya perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage, tingkat

penjualan, dan perubahan laba masa lalu.

Page 4: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba (Githa)

643

Bursa Efek

Menurut UU No. 8/1995 tentang pasar modal (UUPM), menyebutkan

bahwa pengertian bursa efek, yaitu pihak yang menyelenggarakan dan

menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan

beli efek pihak-pihak yang lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara

mereka.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Kasiram dalam

Sujarweni (2015:39) mengatakan bahwa, penelitian kuantitatif adalah suatu

proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai

alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

Definisi Operasional

1. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Laba (Y). Laba

yang digunakan adalah laba setelah pajak (earning after tax).

100% X

1-tY

1-tY

tY

ΔYit

2. Variabel Independen

a. Current Ratio (X1), rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang

lancar.

Current Ratio = 100% X Lancar Kewajiban

LancarAset

b. Debt to Equity Ratio (X2), rasio ini membandingkan total hutang dengan

total modal.

Debt to Equity Ratio = 100% X Modal Total

Hutang Total

c. Inventory Turn Over (X3), rasio ini membandingkan total penjualan

dengan persediaan.

Inventory Turn Over =

Persediaan

Penjualan

d. Total Asset Turn Over (X4), rasio ini membandingkan total penjualan

dengan total aktiva.

Total Asset Turnover =

Aset Total

Penjualan

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor food and

beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian

yaitu tahun 2013-2017 yang berjumlah 18 perusahaan. Pemilihan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria yang dipilih

untuk menjadi sampel adalah :

Page 5: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 640-653

644

1. Perusahaan sub sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dan bertahan selama tahun 2013-2017.

2. Perusahaan sub sektor food and beverages yang menerbitkan annual report

selama periode penelitian (tahun 2013 sampai dengan 2017).

3. Perusahaan sub sektor food and beverages yang memperoleh laba selama

periode tahun 2013-2017 dan tidak memiliki data ekstrim.Berdasarkan kriteria

yang digunakan dalam penelitian ini, maka sampel yang terpilih

Berdasarkan kriteria yang ada, maka sampel yang terpilih adalah

sebanyak 6 perusahaan sub sektor food and beverages yang terdaftar di BEI

periode tahun 2013-2017 yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT

Nippon Indosari Corpindo Tbk, PT Sekar Bumi Tbk, PT Sekar Laut Tbk, PT

Siantar Top Tbk, dan PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini terdiri atas

metode dokumentasi yang diakses melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu

www.idx.co.id dan metode kepustakaan.

Teknik Analisis Data

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2011:160).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen (Sujarweni, 2015:158).

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara

variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya

(Sujarweni, 2015:159).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Hetroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2011:143).

Analisis Regresi Linier Berganda

a. Persamaan regresi

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih

variabel independen dengan variabel dependen.

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Keterangan :

Y = Pertumbuhan Laba

a = Konstanta atau Intercept

b1-5 = Koefisien regresi

Page 6: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba (Githa)

645

X1 = Current Ratio (CR)

X2 = Debt to Equity Ratio (DER)

X3 = Inventory Turn Over (ITO)

X4 = Total Assets Turn Over (TATO)

b. Koefisien Korelasi (R)

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Semakin besar R maka semakin tepat

model regresi yang dipakai sebagai alat peramalan, karena total variasi dapat

menjelaskan variabel tidak bebas (Sugiyono, 2016:184).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh

antara dua variabel atau lebih. Semakin besar nilai R2, maka semakin besar

pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat (Sugiyono,

2017:286).

Uji Hipotesis

a. Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2016:192).

b. Uji t (Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2016:181).

Hasil Analisis dan Pembahasan

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 54.27029823

Most Extreme Differences

Absolute .148

Positive .148

Negative -.096

Kolmogorov-Smirnov Z .812

Asymp. Sig. (2-tailed) .525

Sumber : Data diolah dengan SPSS versi 21 Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov,

dihasilkan nilai signifikan sebesar 0,525 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa data dalam model regresi telah berdistribusi secara normal.

Page 7: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 640-653

646

b. Uji Multikolinieritas

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Current Ratio .301 3.319

Debt to Equity Ratio .226 4.426

Inventory Turn Over .497 2.011

Total Assets Turn Over .466 2.144

Sumber : Data Diolah dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa variabel independen

memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF yang dihasilkan antara 1-10, sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas pada model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .635a .403 .307 58.45090 2.067

Sumber : Data Diolah dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Durbin-Watson (DW-Test)

sebesar 2,067 dengan nilai dL = 1,143 dan dU = 1,739. Sehingga nilai DW

terletak diantara batas atas (dU) dan 4-dU yaitu 1,739 < 2,067 < 2,261, maka

dapat disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan tidak terdapat autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.662 13.225 1.336 .194

Current Ratio -.022 .031 -.242 -.693 .494

Debt to Equity Ratio -.004 .087 -.019 -.046 .964

Inventory Turn Over -.120 .160 -.204 -.749 .461

Total Assets Turn Over -.349 5.348 -.018 -.065 .948

Sumber : Data Diolah dengan SPSS versi 21

Berdasarkan hasil Uji Glejser diatas, dihasilkan nilai signifikansi dari

masing-masing variabel independen > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

pada model regresi ini tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.

Page 8: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba (Githa)

647

Persamaan Regresi Linier Berganda

a. Persamaan Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) -205.687 85.799 -2.397 .024

Current Ratio .196 .202 .274 .973 .340

Debt to Equity Ratio .017 .563 .010 .030 .976

Inventory Turn Over 1.517 1.037 .321 1.463 .156

Total Assets Turn Over 124.581 34.696 .813 3.591 .001

Sumber : Data Diolah dengan SPSS versi 21

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda dari

variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turn Over dan Total

Asset Turnover dan Pertumbuhan Laba adalah sebagai berikut:

Y = -205,687 + 0,196 CR + 0,017 DER + 1,517 ITO + 124,581 TATO

Interpretasi Model:

a. Nilai konstanta sebesar -205,687 dengan arah hubungan negatif menunjukkan

bahwa apabila variabel independen yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

Inventory Turn Over dan Total Assets Turn Over dianggap konstan maka pertumbuhan

laba telah mengalami penurunan sebesar -205,687 atau 20,57%.

b. b1 sebesar 0,196 dengan arah hubungan positif menunjukkan bahwa setiap

kenaikan Current Ratio sebesar 1% maka, akan diikuti oleh kenaikan

pertumbuhan laba sebesar 0,196 atau 19,6% dengan asumsi variabel lain

tetap.

c. b2 sebesar 0,017 dengan arah hubungan positif menunjukkan bahwa setiap

kenaikan Debt to Equity Ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan

pertumbuhan laba sebesar 0,017 atau 1,7% dengan asumsi variabel lain tetap.

d. b3 sebesar 1,517 dengan arah hubungan positif menunjukkan bahwa setiap

kenaikan Inventory Turn Over sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh kenaikan

pertumbuhan laba sebesar 1,52 kali dengan asumsi variabel lain tetap.

e. b4 sebesar 0,577 dengan arah hubungan positif menunjukkan bahwa setiap

kenaikan Total Assets Turn Over sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh

kenaikan pertumbuhan laba sebesar 124,58 kali dengan asumsi variabel lain

tetap.

b. Koefisien Korelasi (R)

Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi, diperoleh nilai R sebesar

0,635 yang berarti tingkat hubungan antara Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

Inventory Turn Over dan Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba berada

di tingkat hubungan yang kuat yaitu sebesar 63,5%.

Page 9: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 640-653

648

c. Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi, diperoleh nilai R2

sebesar 0,307. Hal ini berarti 30,7% dari variabel dependen dapat dipengaruhi

oleh variabel independen. Sedangkan sisanya sebesar 69,3% dapat dipengaruhi oleh

variabel atau faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Uji Hipotesis

a. Uji Simultan (Uji F)

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1 Regression 57653.411 4 14413.353 4.219 .010b

Residual 85412.693 25 3416.508

Total 143066.104 29

Sumber : Data Diolah dengan SPSS versi 21 Berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh, yaitu sebesar 0,010 < 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory

Turn Over dan Total Assets Turn Over berpengaruh signifikan secara simultan terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan sub sektor food and beverages yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2017. b. Uji Parsial (Uji T)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) -205.687 85.799 -2.397 .024

Current Ratio .196 .202 .274 .973 .340

Debt to Equity Ratio .017 .563 .010 .030 .976

Inventory Turn Over 1.517 1.037 .321 1.463 .156

Total Assets Turn Over 124.581 34.696 .813 3.591 .001

Sumber : Data Diolah dengan SPSS versi 21 1. Variabel Current Ratio (X1)

Nilai Sig. Current Ratio sebesar 0,340 > dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan sub sektor food and beverages

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2017.

2. Variabel Debt to Equity Ratio (X2)

Nilai Sig. Debt to Equity Ratio sebesar 0,030 > dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan sub sektor food and

beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2017.

Page 10: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba (Githa)

649

3. Variabel Inventory Turn Over (X3)

Nilai Sig. Inventory Turn Over sebesar 0,156 < dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa Inventory Turn Over tidak berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan sub sektor food and

beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2017.

4. Variabel Total Asset Turn Over (X4)

Nilai Sig. Total Asset Turn Over sebesar 0,001 < dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa Total Asset Turn Over tidak berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan sub sektor food and

beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2017.

Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis Secara Simultan (Uji F)

Berdasarkan hasil uji simultan (Uji F), diperoleh nilai signifikansi sebesar

0,010 < 0,05 yang berarti Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turn

Over dan Total Asset Turn Over berpengaruh signifikan secara simultan terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan sub sektor food and beverages yang terdaftar

di BEI periode tahun 2013-2017.

Pada perusahaan sub sektor food and beverages, tingginya Current Ratio

tidak diikuti dengan pertumbuhan laba, dikarenakan adanya terlalu banyak dana

yang tertanam pada modal kerja yang tidak menghasilkan keuntungan. Semakin

tinggi Debt to Equity Ratio akan menunjukkan komposisi total hutang yang

semakin besar dibanding dengan total modal sendiri yang berdampak pada

semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, sehingga perusahaan akan

dihadapkan pada beban bunga yang tinggi dan dapat menurunkan pertumbuhan

laba yang akan diperoleh.

Inventory Turn Over yang tinggi menandakan semakin cepat persediaan

berputar dalam satu tahun dan mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan

lebih banyak biaya untuk pengadaan, penanganan serta perawatan persediaan

yang dapat berdampak pada penurunan pertumbuhan laba. Total Assets Turn

Over yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan laba yang diperoleh

perusahaan, hal ini karena perusahaan dapat memanfaatkan aset yang dimiliki

untuk meningkatkan penjualan yang berdampak pada meningkatnya laba.

Analisis Secara Parsial (Uji t)

Pengaruh Current Ratio secara Parsial Terhadap Pertumbuhan Laba

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai signifikansi

Current Ratio lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,340 > 0,05. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pertumbuhan Laba pada 6 perusahaan sub sektor food and beverages yang

terdaftar di BEI periode tahun 2013-2017. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya

kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar menggunakan aset

lancarnya tidak diikuti dengan peningkatan perolehan laba perusahaan,

dikarenakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya tidak memberikan jaminan ketersediaan modal kerja guna mendukung

Page 11: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 640-653

650

aktivitas operasional perusahaan, sehingga perolehan laba yang ingin dicapai

menjadi tidak seperti yang diharapkan. Ini memiliki makna aktiva lancar yang

dimiliki terlalu tinggi, yang akan mengakibatkan adanya kelebihan aktiva lancar

yang mempunyai pengaruh tidak baik terhadap pertumbuhan laba (Ade Gunawan

dan Sri Fitri Wahyuni, 2013).

Berdasarkan data laporan keuangan sampel perusahaan food and

beverages dalam penelitian ini yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

tahun 2017, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tahun 2016, PT Sekar Bumi Tbk

tahun 2015 dan 2016, PT Sekar Laut Tbk tahun 2015 dan 2016, PT Siantar Top

Tbk tahun 2014, PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Co. Tbk tahun 2014,

2016 dan 2017, hal ini dapat terjadi karena adanya penimbunan kas dan setara

kas, banyaknya piutang tak tertagih, serta persediaan yang menumpuk sehingga

berdampak pada penurunan laba yang diperoleh perusahaan.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh

Darminto dan Suryo (2002:76) yaitu apabila angka rasio lancar (current ratio)

terlalu tinggi, hal itu berarti adanya terlalu banyak dana yang tertanam pada

modal kerja yang tidak menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gunawan, Ade dan Wahyuni

(2013) yang menyatakan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap Pertumbuhan Laba.

Pengaruh Debt to Equity Ratio Secara Parsial terhadap Pertumbuhan Laba

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai signifikansi

Debt to Equity Ratio lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,976 > 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh

signifikan terhadap Pertumbuhan Laba pada 6 perusahaan sub sektor food and

beverages yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2017. Hasil penelitian ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sutrisno (2012:218) yang

menyatakan bahwa semakin tinggi rasio ini, berarti modal sendiri semakin sedikit

dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya hutang tidak

boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi.

Bagi 6 sampel perusahaan food and beverages dalam penelitian ini,

menunjukkan bahwa tingginya Debt to Equity Ratio tidak dapat mempengaruhi

perolehan laba perusahaan. Hal ini karena struktur modal perusahaan lebih

didominasi oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri. Dominasi atas

hutang tentunya memberikan dampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan,

terutama dalam meningkatkan laba yang diperoleh. Ini mengindikasikan bahwa

peningkatan hutang perusahaan yang digunakan untuk modal kerja atau aktivitas

operasional perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan yang optimal,

sehingga perubahan Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh yang tidak

signifikan untuk dapat meningkatkan kinerja atau laba perusahaan (Gunawan,

Ade dan Wahyuni, 2013).

Pemanfaatan dana dari hutang ini memiliki konsekuensi berupa kewajiban

untuk membayar angsuran pokok pinjaman beserta beban bunga yang tinggi,

Page 12: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba (Githa)

651

sehingga hal ini mengakibatkan penurunan pada laba yang diperoleh perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Gunawan, Ade dan Wahyuni (2013) yang menyatakan bahwa Debt to Equity

Ratio tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pertumbuhan Laba.

Pengaruh Inventory Turnover Secara Parsial terhadap Pertumbuhan Laba Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai signifikansi

Inventory Turnover lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,156 > 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Inventory Turnover tidak berpengaruh

signifikan terhadap Pertumbuhan Laba pada 6 perusahaan sub sektor food and

beverages yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2017. Hal ini dikarenakan

perusahaan F&B merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang

produksi barang jadi, sehingga perusahaan dituntut untuk menyediakan

persediaan yang lebih banyak untuk menghindari terjadinya kekurangan

persediaan (stock out), dan mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan lebih

banyak biaya untuk pengadaan dan penanganan persediaan tersebut. Sehingga

biaya pokok produksi meningkat dan menekan tingkat pertumbuhan laba.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan food and beverages

yang menjadi sampel pada penelitian ini, terjadi kondisi ekonomi berupa

tingginya tingkat inflasi yang berdampak pada melemahnya nilai tukar rupiah dan

menyebabkan harga beli bahan baku dan beberapa biaya lainnya meningkat,

sehingga berdampak pada peningkatan beban pokok penjualan. Hal inilah yang

dapat menurunkan perolehan laba perusahaan, meskipun persediaan berputar

dengan cepat dan penjualan yang dihasilkan meningkat. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adi, Mohammad Subkhan

(2012) yang menyatakan bahwa Inventory Turn Over tidak berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap Pertumbuhan Laba.

Pengaruh Total Asset Turnover Secara Parsial terhadap Pertumbuhan Laba Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai signifikansi

Total Asset Turnover lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,001 > 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Total Asset Turnover tidak berpengaruh

signifikan terhadap Pertumbuhan Laba pada 6 perusahaan sub sektor food and

beverages yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2017. Hasil penelitian ini

sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi total assets turn

over maka perubahan laba yang diperoleh perusahaan semakin tinggi. Hal ini

dikarenakan total assets turn over yang tinggi menunjukkan perusahaan dapat

memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk meningkatkan penjualan yang

berdampak pada meningkatnya laba (Agustina dan Silvia, 2012).

Hal ini berarti bahwa efektivitas pengelolaan sumber daya yang dimiliki

perusahaan dari ketersediaan total aset sangat baik, sehingga ketersediaan aset

yang dimiliki dapat meningkatkan aktivitas operasional perusahaan terutama

dalam hal kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan laba perusahaan.

Semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan

akan semakin meningkat karena perusahaan telah berhasil memanfaatkan aset

Page 13: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 640-653

652

perusahaan untuk meningkatkan penjualan yang akan berpengaruh terhadap

pendapatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Gunawan, Ade dan Wahyuni (2013) yang menyatakan bahwa Total Assets

Turn Over secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

Penutup Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat

diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turn Over dan Total Assets

Turn Over secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba

perusahaan food and beverages yang diteliti.

b. Variabel Current Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba perusahaan food and beverages yang diteliti.

c. Variabel Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba perusahaan food and beverages yang diteliti.

d. Variabel Inventory Turn Over secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba perusahaan food and beverages yang diteliti.

e. Variabel Total Asset Turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba perusahaan food and beverages yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka hal ini penulis

dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

a. Diharapkan untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara

efektif dan efisien. Sehingga ketersediaan modal kerja dapat terjamin dan

dapat mendukung berjalannya kegiatan operasional yang akan

meningkatkan perolehan laba perusahaan.

b. Menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan ataupun modal usaha,

serta mengelolanya dengan baik agar hutang tersebut dapat memberikan

kontribusi pada pertumbuhan laba.

c. Meningkatkan perputaran persediaan, sehingga penjualan berjalan dengan

cepat dan perolehan laba perusahaan meningkat.

2. Bagi Investor

Bagi investor, sebelum mengambil keputusan untuk menanamkan modal

pada perusahaan food and beverages ini, sebaiknya menganalisis kinerja

keuangan perusahaan terlebih dahulu, melalui rasio keuangan yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan laba berupa rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

dan rasio aktivitas agar para investor dapat mengetahui tingkat kinerja suatu

perusahaan dan dapat membuat keputusan yang tepat dalam berinvestasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memperpanjang periode

penelitian, menambah jumlah sampel dengan kriteria yang sesuai, serta

menggunakan variabel lain yang dapat memberi pengaruh pada pertumbuhan

laba. Mengingat dalam penelitian ini, dihasilkan koefisien determinasi sebesar

Page 14: PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN …... · nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya (BPS, 2017). Selama lima tahun

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba (Githa)

653

30,7%, sehingga untuk mengetahui 69,3% faktor lain yang mempengaruhi

pertumbuhan laba guna mendapatkan hasil yang lebih baik dari penelitian ini.

Daftar Pustaka

Darminto, Dwi P. dan Aji Suryo. 2002. Analisis Laporan Keuangan Hotel, Andi

Press, Yogyakarta.

Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan Manajemen Kinerja Teori dan

Aplikasi, Alfabeta, Bandung.

__________. 2015. Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hery. 2017. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedua, PT Grasindo, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2016. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Rajawali

Pers, Jakarta

Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta

Prawironegoro, Darsono dan Ari Purwanti. 2011. Analisa Laporan Keuangan,

Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta.

Subramanyam, K.R. dan John J. WIld. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Edisi

Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta,

Bandung.

. 2017. Statistika untuk penelitian, Alfabeta, Bandung

Sujarweni, V Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, Pustaka

baru press, Yogyakarta.

Sutrisno. 2013. Manajemen Keuangan, Edisis Pertama, Cetakan Kesembilan

Penerbit Ekonisia: Yogyakarta.

Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis. Penerbit:

Caps.

Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan, Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Adi, Mohammad Subkhan. 2012. Pengaruh Quick Ratio, Inventory Turnover, Net

Profit Margin, dan Return On Equity dalam Memprediksi Laba Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah. Skripsi.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta

Agustina dan Silvia. 2012. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Vol. 2, No. 2

Gunawan, Ade dan Sri Fitri Wahyuni. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perdagangan Indonesia. Jurnal

Manajemen dan Bisnis. Vol. 13, No. 1

PT Bursa Efek Indonesia: http://www.idx.co.id. Diakses 18 April 2018

Badan Pusat Statistik: http://www.bps.go.id. Diakses 24 Mei 2018

Kementrian Perindustrian: http://www.kemenperin.go.id. Diakses 24 Mei 2018