kang laporan neraca pembayaran indonesia · transaksi modal dan finansial. dengan perkembangan...
TRANSCRIPT
kang
LAPNERIND
Realis
PORARACA
DONE
sasi Tw. IV
AN A PEMESIA
V-2010
MBAAYARRAN
Edisi PFebru
Publikasi uari 2011
1
2
Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 3817088 Faksimili : (021) 3800134 E-mail : [email protected] Website : www.bi.go.id
5
RINGKASAN PERKEMBANGAN NPI TW. IV-2010 SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
…………………………………………………………… ……………………………………………………………
1
3
TRANSAKSI BERJALAN …………………………………………………………… 7
1. Neraca Perdagangan Nonmigas …………………………………………………………… 7
1.1. Ekspor Nonmigas …………………………………………………………… 8
1.2. Impor Nonmigas …………………………………………………………… 12 2. Neraca Perdagangan Minyak dan Gas …………………………………………………………… 14
2.1. Neraca Perdagangan Minyak …………………………………………………………… 14
2.2. Neraca Perdagangan Gas …………………………………………………………… 16 3. Neraca Jasa …………………………………………………………… 16
4. Neraca Pendapatan …………………………………………………………… 18
5. Transfer Berjalan …………………………………………………………… 18
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL …………………………………………………………… 21
1. Transaksi Modal …………………………………………………………… 21
2. Transaksi Finansial …………………………………………………………… 21 2.1. Sektor Publik …………………………………………………………… 22
2.2. Sektor Swasta …………………………………………………………… 25
CADANGAN DEVISA …………………………………………………………… 31
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL …………………………………………………………… 33
BOKS : - Kebijakan Manajemen Arus Modal
……………………………………………………………
35
- Dampak Pemberlakukan Moratorium TKI terhadap Jumlah TKI dan Remitansi
……………………………………………………………
37
- Dampak Derasnya Aliran Masuk Modal Asing terhadap Transaksi Berjalan
……………………………………………………………
39
DAFTAR ISI
6
DAFTAR TABEL
Hal Hal
Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi Pada Tw. IV 2010
5
Tabel 12 Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal Utama (C&F)
12
Tabel 2 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Per Sektor 8
Tabel 13 Impor Barang Konsumsi menurut Negara Asal Utama (C&F)
13
Tabel 3 Perkembangan Ekspor Nonmigas ke Negara Tujuan Utama
8
Tabel 14 Impor Bahan Baku Menurut Negara Asal Utama (C&F)
13
Tabel 4 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama
9
Tabel 15 Impor Barang Modal Menurut Negara Asal Utama (C&F)
14 Tabel 5 Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan Utama 9
Tabel 16 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak 14
Tabel 6 Ekspor Batubara Berdasarkan Negara Tujuan Utama 10
Tabel 17 Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia 15
Tabel 7 Ekspor Barang dari Logam Berdasarkan Negara Tujuan Utama
11
Tabel 18 Perkembangan Neraca Perdagangan Gas 16
Tabel 8 Ekspor Alat-Alat Listrik Berdasarkan Negara Tujuan Utama
11
Tabel 19 Perkembangan Hibah Non-Investasi 19
Tabel 9 Ekspor TPT Berdasarkan Negara Tujuan Utama 11
Tabel 20 Perkembangan Hibah Investasi 21
Tabel 10 Ekspor Karet Olahan Berdasarkan Negara Tujuan Utama
12
Tabel 21 Indikator Sustainabilitas Eksternal 33
Tabel 11 Impor Nonmigas Berdasarkan Kelompok Barang (C&F)
12
7
DAFTAR GRAFIK
Hal Hal
Grafik 1 Transaksi Berjalan 7
Grafik 18 Perkembangan Posisi Kepemilikan SUN & SBI Oleh
Asing 23
Grafik 2 Neraca Perdagangan Nonmigas 7
Grafik 19 Perkembangan Penarikan dan Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Pemerintah
24
Grafik 3 Perkembangan Harga CPO Dunia 10
Grafik 20 Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek 24 Grafik 4 Perkembangan Harga Batubara Dunia 10
Grafik 21 Perkembangan Penarikan Pinjaman Program 24
Grafik 5 Perkembangan Harga Minyak Dunia 15
Grafik 22 Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah
25 Grafik 6 Perkembangan Konsumsi BBM 16
Grafik 23 Perkembangan Neraca Finansial Sektor Swasta 25
Grafik 7 Perkembangan Neraca Jasa 17
Grafik 24 Perkembangan Investasi Langsung 25
Grafik 8 Perkembangan Jasa Travel 17 Grafik 25 Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) 26
Grafik 9 Perkembangan Neraca Pendapatan 18 Grafik 26 Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Negara Asal
26
Grafik 10 Perkembangan Workers’ Remittances 19 Grafik 27 Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Sektor Ekonomi
27
Grafik 11 Komposisi Jumlah TKI per Negara di Asia Pasifik 19 Grafik 28 Perkembangan PMA Sektor Migas 27
Grafik 12 Komposisi Jumlah TKI per Negara di Timur Tengah dan Afrika
19 Grafik 29 Perkembangan PMA Sektor Nonmigas 27
Grafik 13 Transaksi Modal dan Finansial 21 Grafik 30 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 28
Grafik 14 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per Sektor
21 Grafik 31 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
28
Grafik 15 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik 22 Grafik 32 Perkembangan Pembayaran dan Penarikan Utang Luar Negeri Sektor Swasta
29
Grafik 16 Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes
22 Grafik 33 Perkembangan Cadangan Devisa 31
Grafik 17 Perkembangan SBI Rate 23
1
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Tw. IV 2010 mencatat surplus USD11,3 miliar, meningkat dibandingkan
surplus pada Tw. III-2010 sebesar USD7,0 miliar. Kontribusi positif diberikan baik oleh transaksi berjalan maupun
transaksi modal dan finansial. Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Tw. IV-2010
menjadi USD96,2 miliar atau setara dengan 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Transaksi berjalan Tw. IV-2010 mencatat surplus USD1,2 miliar (0,7% PDB), didukung oleh kinerja positif
pada neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan gas, dan neraca transfer berjalan. Neraca perdagangan
mengalami kenaikan surplus berkat tingginya pertumbuhan ekspor komoditas nonmigas, khususnya yang berbasis
sumber daya alam, seiring kuatnya permintaan dunia dan tingginya harga komoditas di pasar internasional. Namun,
surplus transaksi berjalan tersebut sedikit lebih rendah daripada triwulan sebelumnya karena pembayaran jasa
transportasi dan imbal hasil kepada investor asing yang meningkat mengikuti kenaikan impor dan arus masuk modal
asing.
Dalam periode yang sama, transaksi modal dan finansial mengalami kenaikan surplus hingga mencapai
USD9,9 miliar. Arus masuk investasi langsung meningkat signifikan sejalan dengan iklim investasi yang terus
membaik dan kondisi makroekonomi yang stabil. Arus masuk investasi lainnya juga meningkat yang bersumber dari
penarikan utang luar negeri pemerintah dan penarikan simpanan milik perbankan domestik di luar negeri. Penarikan
simpanan perbankan tersebut, selain akibat meningkatnya kebutuhan pembayaran luar negeri, juga disebabkan
oleh berkurangnya pasokan valas dari investasi portofolio asing sehubungan dengan krisis yang terjadi di Eropa.
Untuk keseluruhan 2010, NPI mencatat surplus USD30,3 miliar, jauh lebih besar dari surplus NPI tahun
sebelumnya (USD12,5 miliar). Penyumbang surplus terbesar berasal dari surplus transaksi modal dan keuangan yang
tinggi mencapai USD26,2 miliar, terutama dalam bentuk arus modal masuk investasi langsung (PMA) dan investasi
portfolio. Meskipun secara tahunan meningkat cukup pesat, investasi portofolio sempat mengalami arus keluar pada
bulan Mei, November, dan Desember akibat imbas dari krisis yang terjadi di Eropa. Sementara itu, transaksi berjalan
mengalami surplus USD6,3 miliar, menurun dari surplus tahun sebelumnya (USD10,2 miliar).
RINGKASAN
3
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Tw.IV-2010 mencatat surplus USD11,3 miliar. Baik transaksi
berjalan maupun transaksi modal dan finansial memberikan kontribusi positif dengan mencatat surplus masing-
masing sebesar USD1,2 miliar dan USD9,9 miliar. Kinerja transaksi berjalan ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas
yang melampaui kenaikan impor nonmigas, seiring dengan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi global
serta membaiknya harga sejumlah komoditas ekspor unggulan. Sementara itu, transaksi modal dan keuangan
mengalami kenaikan surplus yang sangat signifikan, terutama berasal dari surplus pada komponen investasi
langsung dan investasi lainnya. Sejalan dengan perkembangan NPI dimaksud, jumlah cadangan devisa pada akhir
periode naik dan mencapai posisi tertinggi selama ini, yakni sebesar USD96,2 miliar.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia selama Tw.IV-2010,
antara lain:
• Proses perbaikan ekonomi dunia, terutama mitra dagang utama Indonesia, yang terus berjalan menyebabkan
ekspor nonmigas terus meningkat. China dan India masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di
antara mitra dagang utama Indonesia sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan ekspor
nonmigas Indonesia, khususnya komoditas berbasis SDA. Sementara itu, perekonomian Amerika Serikat dan
Jepang yang tumbuh lebih baik dari perkiraan semula juga menambah dorongan penguatan kinerja ekspor
lebih lanjut.
• Permintaan dunia yang semakin tumbuh pesat dan adanya kendala faktor perubahan cuaca yang ekstrim
menyebabkan gangguan pasokan sehingga harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia, seperti CPO,
tembaga, dan karet, mengalami kenaikan tajam.
• Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan pada Tw. IV-2010 (6,9%, y.o.y) dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,8%). Perkembangan ini kemudian mendorong akselerasi pertumbuhan
impor nonmigas.
• Produksi minyak Indonesia selama kurun waktu Tw. IV-2010 mencapai 0,912 juta barel per hari (bpd), lebih
rendah dari triwulan sebelumnya (0,950 juta bpd). Kendala natural declining pada sumur-sumur minyak tua
dan kerusakan pipa gas yang digunakan dalam proses produksi minyak di Riau adalah beberapa faktor
penyebab penurunan kinerja tersebut. Penurunan produksi minyak tersebut, di tengah konsumsi BBM yang
relatif tinggi, menyebabkan kebutuhan impor minyak meningkat. Sejalan dengan status Indonesia sebagai net
oil importer, harga minyak yang meningkat dari rata-rata USD73,8/barel menjadi USD84,9/barel ikut
memberikan andil terhadap kenaikan defisit neraca perdagangan minyak.
• Membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia yang disertai dengan nilai tukar yang cenderung stabil
(Rp8.963/USD) dan suku bunga acuan (BI Rate: 6,5%) yang masih menarik menyebabkan investasi di Indonesia
menjadi relatif menarik dibandingkan negara berkembang. Kondisi ini menjadi salah satu pendorong derasnya
arus masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio.
PERKEMBANGAN NPI TW. IV-2010 SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
4
Dengan perkembangan pada Tw.IV-2010 seperti tersebut di atas, kinerja NPI untuk keseluruhan 2010
mengalami perbaikan tajam dibandingkan 2009. Perkembangan NPI 2010 beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
• Proses pemulihan perekonomian global yang terus berlangsung menyebabkan ekspor nonmigas 2010 naik
sebesar 31,1%. Peningkatan ekspor nonmigas tersebut terutama terjadi pada produk berbasis sumber daya
alam yang didorong oleh kenaikan volume ekspor dan kenaikan harga. Di sisi lain, permintaan domestik yang
tinggi mendorong peningkatan impor nonmigas sehingga impor nonmigas tumbuh tinggi mencapai 38,6%,
lebih cepat daripada peningkatan ekspor.
• Dalam periode yang sama, relatif lebih baiknya perekonomian Indonesia dan negara berkembang lainnya
dibandingkan negara maju, imbal hasil investasi domestik yang menarik, rating investasi yang membaik, dan
besarnya likuiditas global menyebabkan arus masuk modal dalam bentuk investasi portofolio mengalir sangat
deras. Meningkatnya kepercayaan dunia usaha terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan dan perbaikan
iklim investasi juga memperkuat aliran masuk investasi langsung (PMA) sehingga memperbaiki komposisi aliran
modal asing ke arah yang lebih berjangka panjang. Penarikan pinjaman luar negeri, baik pemerintah dan
swasta, serta penarikan simpanan penduduk di luar negeri turut juga menyebabkan transaksi modal dan
keuangan 2010 mencatat surplus yang tinggi hingga mencapai USD26,2 miliar, meningkat tajam dari surplus di
tahun sebelumnya (USD5,0 miliar).
• Berdasarkan perkembangan tersebut di atas, secara keseluruhan NPI tahun 2010 mencatat surplus USD30,3
miliar, jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya (surplus USD12,5 miliar). Sejalan dengan surplus NPI
tersebut, jumlah cadangan devisa bertambah dari USD66,1 miliar pada akhir 2009 menjadi USD96,2 miliar
pada akhir tahun 2010 (setara dengan 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah).
5
Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan
Beberapa Indikator Ekonomi
Tw. I Tw. II Tw.III Tw.IV Total Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV TotalINDIKATOR EKONOMI DUNIA
Pertumbuhan Ekonomi
‐ Amerika Serikat % (y.o.y) 0.4 ‐3.8 ‐4.1 ‐2.7 0.2 ‐2.6 2.4 3.0 3.2 2.8 2.8 f
‐ Jepang % (y.o.y) ‐1.2 ‐8.9 ‐5.7 ‐5.2 ‐1.1 ‐6.3 4.6 2.4 4.1 2.5 4.3 f
‐ Uni Eropa % (y.o.y) 0.6 ‐5.2 ‐4.9 ‐4.0 ‐2.1 ‐4.1 0.8 2.0 1.9 1.7 1.8 f
‐ Singapura % (y.o.y) 1.8 ‐8.9 ‐1.7 1.8 3.8 ‐1.3 16.9 19.5 10.6 12.5 10.6 f
‐ China % (y.o.y) 9.1 6.2 7.9 9.1 10.7 9.1 11.9 10.3 9.6 9.8 10.3
Harga Komoditas Dunia‐ Minyak Mentah (OPEC) USD/barel 94.5 43.0 58.7 67.6 74.3 61.1 75.5 76.6 73.8 83.8 73.8‐ Batu Bara USD/metric ton 127.1 71.9 66.5 71.3 77.7 71.8 95.2 99.5 93.6 106.5 98.7‐ Tembaga USD/metric ton 6,955.9 3,428.4 4,663.0 5,859.1 6,648.4 5,149.7 7,232.4 7,027.4 7,242.8 8,636.5 7,534.8‐ CPO USD/ton 948.5 577.3 743.0 678.7 732.3 682.8 807.7 813.0 874.7 1,108.0 900.8‐ Karet cent USD/kg 284.1 165.8 187.0 221.0 284.7 214.6 345.2 381.5 360.7 459.1 386.6
Suku Bunga Internasional ¹⁾‐ Amerika Serikat % 2.1 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3‐ Jepang % 0.5 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1‐ Uni Eropa % 3.9 1.8 1.1 1.0 1.0 1.2 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0‐ Singapura % 2.8 1.2 0.8 0.4 0.3 0.7 0.3 0.5 0.4 0.3 0.3‐ Cina % 4.0 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 2.0 1.8
Inflasi ²⁾‐ Amerika Serikat % (y.o.y) 0.1 ‐0.4 ‐1.4 ‐1.3 2.7 2.7 2.3 1.1 1.1 1.5 1.5‐ Jepang % (y.o.y) 0.4 ‐0.3 ‐1.8 ‐2.2 ‐1.7 ‐1.7 ‐1.1 ‐0.7 ‐0.6 0.0 0.0‐ Uni Eropa % (y.o.y) 1.6 0.6 ‐0.1 ‐0.3 0.9 0.9 1.4 1.4 1.8 1.8 1.8‐ Singapura % (y.o.y) 5.5 2.6 0.0 ‐0.5 ‐0.5 ‐0.5 1.6 2.7 3.7 4.6 4.6‐ Cina % (y.o.y) 1.2 ‐1.2 ‐1.7 ‐0.8 1.9 1.9 2.4 2.9 3.6 4.6 4.6
INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK
PDB % (y.o.y) 6.0 4.5 4.1 4.2 5.4 4.5 5.6 6.1 5.8 6.9 6.1Inflasi IHK ²⁾ % (y.o.y) 11.1 7.9 3.7 2.8 2.8 2.8 3.4 5.1 5.8 7.0 7.0Nilai Tukar (Rp/USD) 9,700 11,631 10,531 10,002 9,473 10,395 9,263 9,118 9,001 8,963 9,084Harga Rata‐Rata Ekspor Minyak Mentah USD/barel 93.5 41.8 56.9 66.5 73.1 77.1 75.2 76.8 73.8 84.9 77.7Produksi Minyak juta barel per hari 0.976 0.962 0.941 0.943 0.951 0.961 0.954 0.965 0.950 0.912 0.945Konsumsi BBM juta barel per tahun 381.4 91.1 94.1 107.3 104.3 32.9 93.1 100.6 105.5 103.6 402.8Ekspor Gas (LNG) mmbtu 1,067.7 256.8 228.1 243.7 301.0 95.3 276.6 308.7 310.8 314.7 1,210.8Harga Rata‐Rata Ekspor Gas (LNG) USD/mmbtu 11.9 5.5 6.3 8.2 7.8 7.8 7.8 7.8 7.5 8.1 7.8
BI Rate 1) % (annual) 8.7 8.3 7.3 6.5 6.5 7.1 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
‐ Transaksi Berjalan juta USD 126 2,591 2,570 1,500 3,531 10,192 2,093 1,603 1,374 1,224 6,294‐ Transaksi Modal dan Finansial juta USD ‐1,832 1,835 ‐2,320 2,924 2,564 5,002 5,013 4,661 6,669 9,874 26,218‐ Total juta USD ‐1,706 4,425 250 4,424 6,095 15,194 7,106 6,264 8,044 11,098 32,512‐ Net Errors and Omissions juta USD ‐238 ‐470 802 ‐879 ‐2,141 ‐2,688 ‐485 ‐843 ‐1,089 191 ‐2,227‐ Overall Balance juta USD ‐1,945 3,955 1,052 3,546 3,954 12,506 6,621 5,421 6,955 11,289 30,285‐ Cadangan Devisa juta USD 51,639 54,840 57,576 62,287 66,105 66,105 71,823 76,321 86,551 96,207 96,207
Sumber: Bank Indonesia, CEIC, IMF, World Bank, dan berbagai sumber lain¹⁾ merupakan suku bunga kebijakan yang ditetapkan bank sentral/otoritas moneter (dihitung secara rata‐rata bulanan)²⁾ posisi akhir bulan pada triwulan bersangkutanf) angka perkiraan dari publikasi WEO* Angka sementara (khusus data Neraca Pembayaran Indonesia)
2010*KOMPONEN SATUAN
20092008
7
Transaksi berjalan Tw. IV-2010 mencatat surplus
USD1,2 miliar, lebih rendah dari surplus USD1,4 miliar
pada triwulan sebelumnya. Surplus transaksi berjalan
didukung oleh kinerja positif pada neraca perdagangan
nonmigas, neraca perdagangan gas, dan neraca
transfer berjalan. Namun, surplus transaksi berjalan
tersebut menurun dari triwulan sebelumnya karena
lebih tingginya pembayaran jasa transportasi dan imbal
hasil kepada investor asing, mengikuti kenaikan impor
dan arus masuk modal asing yang signifikan.
Neraca perdagangan nonmigas membaik dengan
kenaikan surplus yang ditopang oleh kuatnya kinerja
ekspor nonmigas, terutama ekspor komoditi berbasis
sumber daya alam, seiring kenaikan permintaan dunia
dan tingginya harga di pasar internasional. Kenaikan
ekspor nonmigas tersebut mampu mengimbangi
akselerasi pertumbuhan impor nonmigas yang dipacu
oleh tingginya permintaan domestik. Neraca gas juga
mencatat surplus yang besar terutama akibat kenaikan
harga ekspor gas (LNG dan natural gas) yang sejalan
dengan kenaikan harga minyak.
Tingginya aktivitas ekonomi domestik berimplikasi
pada peningkatan permintaan impor minyak di tengah
tren kenaikan harga minyak, sementara produksi
minyak di dalam negeri menurun, sehingga menambah
besarnya defisit neraca perdagangan minyak.
Neraca jasa dan neraca pendapatan mengalami
defisit yang meningkat terkait dengan tingginya
pertumbuhan impor dan arus modal masuk.
Peningkatan defisit neraca jasa terutama bersumber dari
naiknya pengeluaran jasa transportasi barang impor
serta tingginya pengeluaran travel sehubungan dengan
perjalanan haji. Peningkatan defisit juga terjadi pada
neraca pendapatan yang disebabkan bertambahnya
pembayaran hasil keuntungan perusahaan PMA dan
imbal hasil kepada investor asing.
Grafik 1
Transaksi Berjalan 1. Neraca Perdagangan Nonmigas
Neraca perdagangan nonmigas pada Tw. IV-2010
mencatat surplus USD9,1miliar, meningkat
dibandingkan periode sebelumnya sebesar USD6,7
miliar. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekspor
nonmigas yang secara triwulanan lebih tinggi daripada
pertumbuhan impor nonmigas.
Grafik 2
Neraca Perdagangan Nonmigas
-8,000
-6,000
-4,000
-2,000
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Juta USD
Jasa Pendapatan Nrc. Perdagangan Trf. Berjalan Transaksi Berjalan* Angka Sementara
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
juta USDjuta USD
Ekspor Impor Nrc. Perdagangan Nonmigas (RHS)* Angka Sementara
TRANSAKSI BERJALAN
8
1.1. Ekspor Nonmigas
Ekspor nonmigas Tw. IV-2010 menunjukkan
kinerja yang impresif dengan pertumbuhan sebesar
16,7% (q.t.q) sehingga mencapai USD38,2 miliar.
Pertumbuhan triwulanan tersebut tertinggi
dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya, terutama
karena tingginya pertumbuhan ekspor sektor
manufaktur (19,4%, q.t.q). Sementara itu, sektor
pertanian dan pertambangan tumbuh sebesar 1,8%
(q.t.q) dan 9,6% (q.t.q).
Secara tahunan, ekspor nonmigas Tw. IV-2010
mencatat pertumbuhan sebesar 31,2%, meningkat dari
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 28% (y.o.y).
Perbaikan kinerja ekspor tersebut didukung oleh sektor
manufaktur yang tumbuh sebesar 35% (y.o.y),
meningkat dari sebelumnya 29,7% (y.o.y).
Pertumbuhan ekspor manufaktur yang tinggi tersebut
didorong baik oleh kenaikan harga maupun kenaikan
volume ekspor. Sementara itu, sektor pertanian dan
pertambangan tumbuh positif masing-masing sebesar
13,8% (y.o.y) dan 20,8% (y.o.y), melambat dari periode
sebelumnya sebesar 18,1% (y.o.y) dan 24,0% (y.o.y).
Kenaikan ekspor sektor pertanian lebih didorong oleh
peningkatan volume, sedangkan kenaikan ekspor
sektor pertambangan lebih ditunjang oleh faktor
kenaikan harga.
Tabel 2 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Per Sektor
Pertumbuhan ekspor nonmigas pada periode
laporan terutama ditopang oleh kinerja ekspor ke China
yang tumbuh sebesar 53,3% (q.t.q); Jepang (21,4%),
dan India (12,3%). Peningkatan ekspor nonmigas
ke negara-negara mitra dagang tersebut sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat di negara-
negara dimaksud. Khusus untuk China, penerapan
ACFTA diperkirakan juga ikut mendorong kegiatan
ekspor ke negara ini. Pertumbuhan ekspor yang
tinggi ke India menjadikan Negara ini masuk ke dalam
5 besar negara tujuan utama ekspor nonmigas
Indonesia dalam periode laporan, di samping
China, Jepang, Uni Eropa dan Amerika Serikat yang
selama ini sudah menjadi negara tujuan utama ekspor
Indonesia.
Tabel 3 Perkembangan Ekspor Nonmigas
Berdasarkan Negara Tujuan Utama
Perbaikan kinerja ekspor nonmigas pada periode
laporan didukung oleh peningkatan ekspor beberapa
komoditas utama, antara lain minyak sawit,
batubara, barang dari logam, alat-alat listrik, TPT,
dan karet olahan.
Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV*
PertanianNominal 4.2 3.7 23.4 1.8 18.1 13.8Riil 5.1 5.2 14.7 2.7 6.2 16.5Harga - - 7.5 -0.9 11.3 -2.3
ManufakturNominal 75.0 89.5 5.3 19.4 29.7 35.0Riil 77.0 85.7 2.6 11.3 16.0 16.5Harga - - 2.6 7.3 11.8 15.9
PertambanganNominal 20.5 22.4 17.1 9.6 24.0 20.8Riil 16.7 16.4 11.3 -1.8 11.3 -0.4Harga - - 5.2 11.6 11.4 21.3
Total 1)
Nominal - - 8.1 16.7 28.0 31.2Riil - - 4.8 8.9 14.5 13.7 Harga - - 3.2 7.1 11.7 15.4
*) Angka sementara
2010
Pangsa (%)
2010
Pertumb. q.t.q (%) Pertumb. y.o.y (%)
2010
Nilai (Juta USD)
Pangsa (%)
Pertumb. q.t.q (%)
Pertumb. y.o.y (%)
China 4,984 13.0 53.3 73.8
Jepang 4,915 12.9 21.4 37.4
Uni Eropa 4,627 12.1 11.6 31.7
Amerika Serikat 3,628 9.5 5.7 26.5
India 2,963 7.8 12.3 30.5
Lainnya 17,108 44.8 12.2 21.8
Total 38,226 100.0 16.7 31.2*) Angka sementara
Negara
Tw. IV-2010*
9
Tabel 4 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama
Minyak Sawit
Ekspor minyak sawit pada Tw. IV-2010
mencapai USD5,1 miliar, tumbuh 41,3% (q.t.q) dari
triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekspor yang
melebihi periode sebelumnya tersebut ditopang
oleh kenaikan harga (23%, q.t.q) dan volume (14,8,
q.t.q). Secara tahunan, ekspor minyak sawit pada
periode laporan juga mengalami peningkatan
tajam (44,5%; y.o.y) dibanding triwulan sebelumnya
(32,5%).
Pertumbuhan ekspor yang tinggi ini
meningkatkan pangsa ekspor minyak sawit menjadi
13,3% pada periode laporan, menggeser batubara
yang pada periode sebelumnya memiliki pangsa
ekspor yang tertinggi. Peningkatan ekspor CPO
tersebut terutama dipengaruhi oleh tambahan
permintaan dari Uni Eropa, China, dan India, di
samping permintaan ekspor CPO yang juga tumbuh
tinggi dari Malaysia dan Singapura. Kenaikan
permintaan ini dikarenakan turunnya produksi minyak
nabati jenis lainnya di dunia yang merupakan produk
substitusi dari minyak sawit.
Tabel 5 Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan Utama
Sementara itu, harga minyak sawit di pasar
internasional pada periode laporan juga mengalami
peningkatan dari USD875/MTon menjadi
USD1,108/MTon. Kenaikan harga tersebut ditengarai
dipicu oleh meningkatnya harga minyak dan perubahan
iklim global yang mengakibatkan kegagalan panen
yang mengganggu pasokan.
Tw. III Tw. IV* Tw. IV* Tw. IV* Tw. IV* Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV*
1. Minyak Sawit 11.0 13.3 41.3 14.8 23.0 32.5 44.5 9.0 -1.7 21.6 47.02. Batubara 13.5 13.2 13.5 5.1 8.0 19.4 25.8 0.4 -2.2 18.9 28.63. Barang dari Logam 7.1 8.0 31.1 15.2 13.8 17.9 39.2 0.7 10.7 17.1 25.74. Alat-alat Listrik 8.8 8.0 6.0 4.7 1.3 21.7 23.9 10.0 7.1 10.7 15.65. Tekstil & Produk Tekstil 9.0 7.9 3.4 -0.3 3.8 21.3 26.4 17.9 20.3 2.8 5.16. Karet Olahan 7.0 7.0 18.2 7.7 9.7 85.3 81.5 43.6 41.5 29.0 28.27. Bijih Tembaga 5.9 4.8 -3.9 -20.2 20.5 31.0 2.1 28.8 -11.2 1.7 15.18. Kertas & Produk Kertas 3.0 3.0 15.4 13.2 2.0 13.8 21.8 -1.6 9.2 15.7 11.69. Makanan Olahan 2.7 2.7 16.5 15.5 0.9 21.5 17.8 10.2 13.3 10.3 4.010. Bahan Kimia 2.4 2.6 24.7 16.8 6.8 18.6 29.8 4.1 11.4 14.0 16.5*) Angka sementara
2010 20102010
Pangsa (%)
2010Nominal
2010Riil Harga
Pertumbuhan y.o.y (%)Harga
Pertumbuhan q.t.q (%)
2010Nominal
2010Riil
Nilai (Juta USD)
Pangsa (%)
Pertumb. q.t.q (%)
Pertumb. y.o.y (%)
India 1,526 30.0 17.8 39.7China 910 17.9 142.3 118.6Uni Eropa 693 13.6 7.6 3.4Malaysia 567 11.1 176.0 87.0Singapura 257 5.0 89.3 109.8Lainnya 1,140 22.4 20.0 23.9 Total 5,093 100.0 41.3 44.5*) Angka sementara
Negara
Tw. IV-2010*
10
Grafik 3
Perkembangan Harga CPO Dunia
Batubara
Batubara merupakan komoditas ekspor nonmigas
Indonesia nomor 2 dengan pangsa ekspor mencapai
13,2%. Ekspor batubara pada periode laporan
mencapai USD5,0 miliar atau meningkat 13,5% dari
periode sebelumnya.
Peningkatan nilai ekspor batubara lebih banyak
didorong oleh faktor harga. Harga batubara di pasar
internasional pada Tw. IV-2010 meningkat menjadi
USD106,5/MTon dari USD93,6/MTon di Tw. III-2010.
Kenaikan tersebut mengikuti tren kenaikan harga
minyak akibat permintaan yang melonjak memasuki
musim dingin, terutama di Eropa dan AS.
Grafik 4
Perkembangan Harga Batubara Dunia
Ekspor batubara terutama ditujukan ke China.
Peningkatan ekspor ke China selama periode
laporan sejalan dengan kebutuhan energi yang
semakin meningkat serta semakin murahnya
ongkos angkut batubara ke China. Selain China,
negara tujuan utama ekspor batubara Indonesia di
antaranya adalah Jepang, Korea Selatan, India, dan
Taiwan.
Tabel 6 Ekspor Batubara Berdasarkan Negara Tujuan Utama
Perbaikan kinerja ekspor batubara tersebut juga
tercermin pada pertumbuhan secara tahunan. Ekspor
batubara Tw. IV-2010 tumbuh lebih tinggi (25,8%) dari
triwulan sebelumnya (19,4%).
Barang dari Logam
Ekspor barang dari logam pada Tw. IV-2010
tercatat sebesar USD3,1 miliar, tumbuh 31,1% dari
periode sebelumnya, terutama didorong oleh
kenaikan volume ekspor. Kenaikan permintaan akan
barang-barang dari logam terjadi seiring dengan
semakin pulihnya perekonomian global. Barang-barang
logam dimaksud antara lain terbuat dari tembaga,
besi/baja, nikel, dan timah. Barang-barang logam
tersebut diekspor ke beberapa negara tujuan utama,
seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, dan
Uni Eropa.
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010
USD/MTon
Sumber : Bank Dunia
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010
USD/MTon
Sumber : Bank Dunia
Nilai (Juta USD)
Pangsa (%)
Pertumb. q.t.q (%)
Pertumb. y.o.y (%)
China 1,405 27.9 46.2 35.2
Jepang 891 17.7 30.2 72.7
Korea 625 12.4 -1.1 29.2
India 611 12.1 12.8 36.0
Taiwan 535 10.6 46.9 23.9
Lainnya 970 19.3 -22.6 -10.5
Total 5,037 100.0 13.5 25.8*) Angka sementara
NegaraTw. IV-2010*
11
Tabel 7 Ekspor Barang dari Logam
Berdasarkan Negara Tujuan Utama
Alat-alat Listrik
Ekspor alat-alat listrik pada periode laporan
membukukan nilai sebesar USD3,1 miliar, lebih tinggi
6,0% (q.t.q) dibanding periode sebelumnya.
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan
volume ekspor. Negara tujuan utama ekspor alat-alat
listrik Indonesia antara lain Singapura, AS, Jepang, Uni
Eropa, dan Hongkong. Peningkatan ekspor alat-alat
listrik antara lain disebabkan oleh relokasi yang
dilakukan oleh dua produsen utama elektronik ke
Indonesia, yaitu LG dan Panasonic.
Tabel 8 Ekspor Alat-alat Listrik
Berdasarkan Negara Tujuan Utama
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
Nilai ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada
Tw. IV-2010 lebih tinggi 3,4% dari triwulan sebelumnya
sehingga mencapai USD3,0 miliar. Pertumbuhan
ekspor komoditas ini lebih banyak ditopang oleh
peningkatan harga sedangkan volumenya mengalami
sedikit penurunan. Kenaikan harga produk TPT
disebabkan oleh kenaikan harga kapas.
Perbaikan kinerja ekspor TPT pada triwulan laporan
juga tercermin dari pertumbuhan tahunannya yang
lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Pada periode
laporan, ekspor TPT tumbuh 26,4% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
tumbuh 21,1% (y.o.y).
Ekspor TPT pada periode laporan terutama
ditujukan ke Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Turki,
dan Korea Selatan. Pertumbuhan ekspor ke Amerika
Serikat, negara tujuan utama dari produk TPT Indonesia,
pada Tw. IV-2010 mengalami penurunan dibandingkan
triwulan sebelumnya, namun secara tahunan masih
tumbuh tinggi (36,4%, y.o.y).
Tabel 9 Ekspor Produk TPT Berdasarkan Negara Tujuan Utama
Karet Olahan
Ekspor karet olahan pada Tw. IV-2010 meningkat
18,2% (q.t.q) sehingga berhasil membukukan nilai
ekspor sebesar USD2,7 miliar. Pertumbuhan ekspor
karet olahan terutama ditopang oleh kenaikan harga
karena pasokan dunia yang menurun akibat pengaruh
musim hujan terus menerus di tiga negara produsen
utama, yakni Thailand, Malaysia, dan Indonesia,
sementara permintaan terhadap komoditas tersebut
sangat tinggi seiring dengan perbaikan ekonomi di
sejumlah negara konsumen karet terbesar.
Nilai (Juta USD)
Pangsa (%)
Pertumb. q.t.q (%)
Pertumb. y.o.y (%)
Jepang 957 31.2 36.9 61.5Singapura 580 18.9 36.7 51.0Malaysia 302 9.8 13.0 16.3Thailand 210 6.8 50.1 34.7Uni Eropa 180 5.9 31.5 219.7Lainnya 841 27.4 24.9 11.0 Total 3,071 100.0 31.1 39.2*) Angka sementara
Negara
Tw. IV-2010*
Nilai (Juta USD)
Pangsa (%)
Pertumb. q.t.q (%)
Pertumb. y.o.y (%)
Singapura 745 24.4 10.9 30.6Amerika Serikat 441 14.4 8.8 -13.4Jepang 359 11.7 9.8 10.2Uni Eropa 300 9.8 14.9 19.7Hongkong 154 5.0 -21.4 9.8Lainnya 1,059 34.6 -40.1 13.1
Total 3,059 100.0 6.0 23.9*) Angka sementara
Negara
Tw. IV-2010*
Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb.
(Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)
Amerika Serikat 1,050 34.6 -5.8 36.4Uni Eropa 548 18.0 4.7 40.9Jepang 188 6.2 17.6 17.5Turki 136 4.5 19.7 76.1Korea Selatan 128 4.2 25.4 5.2Lainnya 986 32.5 7.0 28.6Total 3,037 100.0 3.4 26.4*) Angka sementara
Tw. IV-2010*
Negara
12
Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada
ekspor ke Amerika Serikat, diikuti oleh Uni Eropa,
China, dan Singapura.
Secara tahunan, ekspor karet pada Tw. IV-2010
juga mengalami peningkatan yang signifikan
dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yakni
sebesar 81,5%.
Tabel 10 Ekspor Karet Olahan
Berdasarkan Negara Tujuan Utama
1.2. Impor Nonmigas
Nilai impor nonmigas (c&f) pada periode
laporan mencapai USD30,3 miliar, lebih tinggi 10,2%
dari triwulan sebelumnya (USD27,5 miliar). Kenaikan
impor terjadi pada ketiga kelompok barang
(barang konsumsi, bahan baku, dan barang
modal). Kenaikan impor barang konsumsi dan
barang modal terutama ditopang oleh kenaikan
volume permintaan, sementara kenaikan impor bahan
baku terutama lebih disebabkan oleh peningkatan
harga.
Impor nonmigas triwulan laporan tumbuh sebesar
36,8% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
pada Tw. III-2010 yang sebesar 35,7%.
Tabel 11 Impor Nonmigas Berdasarkan
Kelompok Barang (c&f)
Impor komoditas nonmigas Indonesia terutama
berasal dari kawasan Asia, seperti China, Jepang, dan
Singapura. Impor dari negara China dari waktu ke
waktu terus meningkat dan pangsanya pada Tw. IV-
2010 mencapai 19,2%, mengungguli negara asal impor
utama lainnya, seperti Jepang (pangsa 15,4%),
Singapura (8,7%), Uni Eropa (7,45%) dan Amerika
Serikat (6,7%). Sebaliknya, impor dari Amerika Serikat
menurun 6,8% dari triwulan sebelumnya.
Tabel 12 Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)
Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb.
(Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)
Amerika Serikat 672 24.9 41.9 91.6
China 443 16.4 22.8 157.7
Uni Eropa 348 12.9 32.1 84.7
Jepang 339 12.6 6.7 58.2
Singapura 116 4.3 21.3 46.8
Lainnya 776 28.8 1.2 61.6
Total 2,695 100.0 18.2 81.5*) Angka sementara
Tw. IV-2010*
Negara
Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV* Tw. III Tw. IV*Barang Konsumsi
Nominal 8.1 8.4 2.7 14.1 25.9 55.6Riil 8.1 8.3 -2.2 7.0 15.0 34.2Harga - - 5.0 6.6 9.5 15.9
Bahan BakuNominal 67.7 66.4 4.0 8.2 37.0 34.4Riil 74.5 72.9 0.4 2.5 15.5 13.4Harga - - 3.5 5.5 18.6 18.5
Barang ModalNominal 23.5 24.1 18.3 12.8 37.8 37.8Riil 20.7 21.3 14.4 8.0 36.9 32.9Harga - - 3.4 4.5 0.7 3.6
Total 1)
Nominal - - 6.9 10.2 35.7 36.8Riil - - 2.1 4.7 19.4 19.2Harga - - 4.8 5.2 13.7 14.8
*) Angka sementara
Pertumb. y.o.y (%)
Pertumb. q.t.q (%)
20102010
Pangsa (%)
2010
Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb. (Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)
China 5,826 19.2 13.9 47.4
Jepang 4,655 15.4 2.7 62.8
Singapura 2,624 8.7 4.8 8.4
Uni Eropa 2,250 7.4 12.3 21.6
Amerika Serikat 2,017 6.7 -6.8 8.4
Lainnya 12,924 42.7 15.7 40.4
Total 30,296 100.0 10.2 36.8*) Angka sementara
NegaraTw. IV-2010*
13
Impor Barang Konsumsi
Impor barang konsumsi pada Tw. IV-2010
mencapai USD2,5 miliar (c&f), lebih tinggi 14,1%
dibanding periode sebelumnya. Kenaikan impor
terutama terjadi pada impor komoditas beras,
sejalan dengan upaya pemerintah untuk
mengatasi gejolak harga di pasar domestik
yang diakibatkan oleh keterbatasan pasokan
beras di dalam negeri. Selain komoditas beras,
barang konsumsi lainnya yang juga banyak
diimpor pada Tw. IV-2010 adalah kendaraan
bermotor. Hal ini sejalan dengan permintaan kendaraan
bermotor yang tumbuh secara signifikan di pasar
domestik pada tahun 2010 (mencapai hampir 765.000
unit).
Kelompok komoditi makanan olahan untuk
rumah tangga memiliki pangsa terbesar dalam
impor barang konsumsi, mencapai 28,4% dari
total nilai impor barang konsumsi di Tw. IV-2010.
Pertumbuhan impor barang konsumsi secara
tahunan juga mengalami percepatan dibanding
periode sebelumnya. Barang-barang konsumsi
tersebut terutama diimpor dari China, Thailand,
Vietnam, Jepang, dan Uni Eropa, sementara komoditas
beras sebagian besar diimpor dari Vietnam dan
Thailand.
Tabel 13 Impor Barang Konsumsi
Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)
Impor Bahan Baku
Mulai pulihnya kegiatan industri di tanah air dan
meningkatnya kegiatan produksi mendorong
peningkatan impor bahan baku/penolong pada periode
laporan sehingga mencapai USD20,1 miliar (c&f), lebih
tinggi 8,2% dibandingkan triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan impor bahan baku tahunan di Tw. IV-
2010 juga masih tinggi (34,4%), meskipun sedikit
melambat dibanding periode sebelumnya (37,0%).
Jenis kelompok komoditas bahan baku
yang banyak diimpor pada triwulan laporan antara lain
bahan baku olahan untuk industri dan suku cadang &
perlengkapan untuk barang modal. Kedua kelompok
komoditas tersebut memiliki pangsa 75,4% dari total
impor bahan baku pada Tw. IV-2010.
Komoditas impor bahan baku utama Indonesia
diantaranya adalah suku cadang mesin kendaraan
kendaraan bermotor dan produk kimia turunan
hidrokarbon. Impor bahan baku tersebut terutama
berasal dari Jepang, China, dan Singapura.
Tabel 14 Impor Bahan Baku
Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)
Impor Barang Modal
Kegiatan investasi di dalam negeri yang terus
meningkat mendorong impor barang modal pada Tw.
IV-2010 mencapai USD7,3 miliar (c&f), lebih tinggi
12,8% dari triwulan sebelumnya.
Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb.
(Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)
China 602 23.6 2.7 53.1
Thailand 365 14.3 -8.8 30.2
Vietnam 248 9.8 623.7 628.5
Jepang 216 8.5 -1.7 69.8
Uni Eropa 194 7.6 5.7 15.2
Lainnya 921 36.2 13.9 45.3
Total 2,547 100.0 14.1 55.6*) Angka sementara
Tw. IV-2010*
Negara
Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb.
(Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)
Jepang 3,052 15.2 4.4 52.6
China 2,885 14.3 3.3 29.7
Singapura 1,936 9.6 1.5 27.2
Amerika Serikat 1,438 7.1 15.8 20.6
Uni Eropa 1,250 6.2 -0.1 14.8
Lainnya 9,569 47.5 12.6 37.7
Total 20,129 100.0 8.2 34.4*) Angka sementara
Tw. IV-2010*
Negara
14
Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,
impor barang modal mencatat pertumbuhan yang
tinggi mencapai 37,8%, relatif sama besarnya dengan
triwulan sebelumnya. Jenis kelompok barang modal
yang banyak diimpor adalah barang modal di luar
peralatan transportasi dengan pangsa mencapai 18,5%
dari total impor nonmigas pada triwulan berjalan. Dari
sisi komoditas, komoditas impor utama Indonesia
diantaranya adalah perangkat telekomunikasi, kapal
dan kendaraan bermotor. Hal ini sejalan dengan kinerja
sektor telekomunikasi dan pengangkutan dalam PDB
Tw. IV-2010 yang secara triwulanan tumbuh 3,7% dan
secara tahunan tumbuh 15,5%, pertumbuhan tertinggi
dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Sebagian besar
impor barang modal berasal dari China, Jepang, dan
Uni Eropa.
Tabel 15 Impor Barang Modal
Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)
2. Neraca Perdagangan Minyak & Gas
Neraca perdagangan minyak & gas (migas) pada
Tw. IV-2010 mencatat surplus yang menipis, yaitu
sebesar USD0,1 miliar, dibandingkan surplus pada
periode sebelumnya (USD1,1 miliar). Penurunan surplus
tersebut akibat bertambahnya defisit neraca
perdagangan minyak yang melebihi kenaikan surplus
neraca perdagangan gas. Meningkatnya defisit neraca
perdagangan minyak dipengaruhi kenaikan volume
impor yang melebihi kenaikan volume ekspor di tengah
tren harga yang meningkat. Sementara pada sisi neraca
perdagangan gas, surplus yang terjadi masih ditopang
oleh besarnya nilai ekspor LNG dan gas alam.
2.1. Neraca Perdagangan Minyak
Neraca perdagangan minyak pada Tw. IV-2010
mencatat defisit sekitar USD2,9 miliar, lebih besar
dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD1,9
miliar). Peningkatan defisit neraca perdagangan minyak
tersebut disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor,
yaitu peningkatan volume impor minyak sejalan dengan
peningkatan aktivitas ekonomi domestik, penurunan
produksi minyak dan tren kenaikan harga minyak.
Tabel 16 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak
Nilai impor minyak dalam kurun Tw. IV-2010
mencapai USD7,2 miliar dengan peningkatan
terbesar pada impor minyak mentah (104%, q.t.q).
Impor minyak mentah digunakan sebagai intake
beberapa kilang, seperti kilang Cilacap, Balongan, dan
Balikpapan yang merupakan kilang utama yang
menopang kebutuhan BBM dalam negeri. Sementara
itu, impor minyak tersebut berasal dari kawasan Timur
Tengah dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude),
Nile Blend, dan sisanya berasal Brunei, China, dan
Malaysia. Sementara itu, impor produk minyak hanya
meningkat sebesar 3% (q.t.q). peningkatan impor
produk minyak lebih disebabkan oleh faktor kenaikan
Nilai Pangsa Pertumb. Pertumb.
(Juta USD) (%) q.t.q (%) y.o.y (%)
China 2,310 31.7 35.1 75.7
Jepang 1,363 18.7 -0.3 90.1
Uni Eropa 795 10.9 42.0 36.1
Singapura 549 7.5 20.4 -28.7
Amerika Serikat 416 5.7 -47.4 -25.4
Lainnya 1,861 25.5 17.7 37.8
Total 7,295 100.0 12.8 37.8*) Angka sementara
Tw. IV-2010*
Negara
Ekspor 3,744 48.3 4,305 48.1Minyak Mentah 2,764 37.4 73.9 3,340 39.2 85.2Produk Kilang 981 10.9 89.8 965 8.9 108.2
Impor 5,600 72.8 7,166 83.5Minyak Mentah 1,382 19.5 70.9 2,814 34.5 81.5Produk Kilang 4,219 53.3 79.1 4,352 49.0 88.8
Neraca Perdagangan Minyak ‐1,856 ‐2,860Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah)
*) Angka Sementara
Tw. IVNilai
(juta USD)Volume (mbbl)
Harga (USD/barel)
Tw. IIINilai
(juta USD)Volume (mbbl)
Harga (USD/barel)
2010*
Rincian
15
harga, sementara volume impor produk minyak
menurun seiring dengan lebih rendahnya
konsumsi BBM pada triwulan laporan.
Nilai ekspor minyak selama periode laporan
tercatat sebesar USD4,3 miliar, lebih tinggi dari
triwulan sebelumnya sebesar USD3,7 miliar.
Peningkatan tersebut didorong terutama oleh kenaikan
harga minyak dan kenaikan volume ekspor minyak
mentah. Minyak mentah yang diekspor masih pada
jenis Sumatera Light Crude (SLC), Duri, Senipah, dan
Belanak dengan tujuan utama ke Australia, China,
Jepang, dan Korea.
Tabel 17 Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia
Optimisme perbaikan perekonomian global
dan faktor musiman, yaitu cuaca dingin yang ekstrim
di belahan Amerika dan Eropa, mendorong
kenaikan harga minyak. Harga minyak OPEC dan harga
minyak Indonesia jenis SLC pada akhir Desember
masing-masing sebesar USD88,6/barel dan
USD93,8/barel, lebih tinggi dibandingkan akhir
Juni (Tw. III-2010). Kondisi yang sama juga terjadi
pada harga minyak jenis WTI yang meningkat menjadi
USD89,2/barel (Tw. III-2010: USD75,3/barel).
Selain kedua faktor penyebab di atas, aksi
spekulasi ditengarai ikut memicu pergerakan harga
minyak pada periode laporan. Hal ini tercermin dari
sisi permintaan dan penawaran di pasar global
(Laporan Bulanan OPEC) yang menunjukkan adanya
kelebihan persediaan minyak seperti yang terjadi pada
Tw. I dan Tw. II. Permintaan minyak yang cukup tinggi
masih dapat dipenuhi oleh penambahan suplai oleh
negara-negara non OPEC sehingga negara-negara yang
tergabung dalam OPEC berkomitmen untuk tetap tidak
meningkatkan produksi minyaknya.
Grafik 5
Perkembangan Harga Minyak Dunia
Produksi minyak Indonesia yang mengalami
penurunan (0,912 juta barel per hari (mbpd))
dibandingkan triwulan sebelumnya diduga menjadi
faktor melambatnya pertumbuhan ekspor minyak
mentah selama Tw. IV-2010.
Selain karena adanya natural declining yang
dialami oleh sumur-sumur tua yang dimiliki oleh
beberapa perusahaan minyak, adanya kebocoran pipa
gas milik PT Transportasi Gas Indonesia di daerah
Grissik, Riau, menjadi faktor penyebab terjadinya
penurunan produksi minyak nasional. Jalur pipa
tersebut menyalurkan gas milik Conoco Phillips guna
menunjang operasi produksi lapangan minyak yang
dioperasikan oleh Chevron Pacific Indonesia, BOB
Pertamina-Bumi Siak Pusako, dan BUMN Sarana
Pembangunan Riau dengan lebih dari 1.000 sumur
minyak.
Konsumsi BBM pada Tw. IV-2010 tercatat
sebesar 103,6 juta barel, sedikit lebih rendah dari
konsumsi BBM pada periode sebelumnya (105,5 juta
barel). Meskipun lebih rendah dari Tw. III-2010,
konsumsi BBM tersebut cenderung meningkat bila
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV
Permintaan MinyakAmerika Utara 25.5 24.2 23.3 23.5 23.7 24.2 23.8 23.8China 7.6 8.0 8.3 8.3 8.9 9.2 8.9 8.8Eropa Barat 15.3 15.3 14.5 14.2 14.1 14.8 14.4 14.4Lainnya 37.8 38.4 38.4 39.0 38.5 39.2 39.7 39.1
Total Permintaan Minyak 86.2 85.9 84.5 85.0 85.2 87.4 86.8 86.1
Penyediaan MinyakOPEC 30.2 31.2 28.7 29.2 29.1 29.2 29.2 29.1Non OPEC 54.5 54.5 55.5 56.7 56.9 56.8 57.8 57.0
Total Penyediaan Minyak 84.7 85.7 84.2 85.9 86.0 86.0 86.9 86.2
‐1.6 ‐0.2 ‐0.3 0.9 0.8 ‐1.4 0.1 0.1Sumber: Laporan Minyak Bulanan OPEC ‐ Januari 2011
Rincian (dalam mbpd )
2008
Netto Permintaan ‐ Penyediaan
20102007 20092010
30 40 50 60 70 80 90
100 110 120 130 140
J S N J M M J S N J M M J S N J M M J S N
2008 2009 2010
USD/barel
SLCHarga Ekspor IndonesiaWTIOPEC
Sumber: OPEC, Ditjen Migas
16
dibandingkan dengan dua triwulan sebelumnya
dan tahun sebelumnya seiring aktivitas ekonomi yang
terus meningkat. Berdasarkan sektor penggunanya,
peningkatan konsumsi BBM tersebut lebih disebabkan
oleh tingginya penggunaan BBM oleh sektor
transportasi, listrik, dan industri. Penambahan
jumlah kendaraan bermotor, khususnya sepeda
motor, ditengarai memicu kenaikan konsumsi BBM.
Sementara itu, konsumsi sektor listrik yang masih
menunjukkan peningkatan diperkirakan sejalan dengan
naiknya kebutuhan energi listrik untuk menunjang
kegiatan produksi di dalam negeri yang meningkat. Di
sisi lain, penggunaan BBM oleh sektor rumah tangga
terus mengalami penyusutan seiring dengan
berjalannya program konversi minyak tanah ke gas
(LPG).
Grafik 6
Perkembangan Konsumsi BBM
2.2. Neraca Perdagangan Gas
Pada Tw. IV-2010, neraca perdagangan gas
mencatat surplus yang relatif sama dengan surplus
triwulan sebelumnya, yaitu sebesar USD3,0 miliar.
Kinerja ekspor LNG maupun gas alam meningkat,
namun di saat yang sama disertai pula dengan
peningkatan impor gas.
Selama periode laporan volume ekspor LNG
tercatat sebesar 314,7 juta MMBTU, naik dari periode
sebelumnya 310,8 juta MMBTU. Sementara itu, ekspor
gas alam menurun dari 92,6 juta MMBTU menjadi 90,9
juta MMBTU. Volume ekspor LNG mengalami
peningkatan seiring dengan naiknya permintaan dari
beberapa negara pembeli untuk kebutuhan
perekonomiannya, terutama Jepang, Korea, dan China.
Sementara itu, ekspor gas alam mengalami sedikit
penurunan sejalan dengan siklus pengiriman melalui
pipa ke Singapura dan Malaysia. Harga gas selama Tw.
IV-2010 mengalami perkembangan yang sejalan
dengan peningkatan harga minyak. Hal ini juga
menjadi faktor penyebab surplus neraca perdagangan
gas tetap tinggi.
Tabel 18 Perkembangan Neraca Perdagangan Gas
3. Neraca Jasa
Defisit neraca jasa pada Tw. IV-2010 mencapai
USD2,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya (defisit USD2,3 miliar). Salah satu
penyebabnya adalah defisit pada jasa travel. Berbeda
dengan triwulan-triwulan sebelumnya yang mengalami
surplus, pada triwulan laporan jasa travel mengalami
defisit akibat adanya pengeluaran dalam rangka ibadah
haji. Penyebab lainnya adalah peningkatan pembayaran
royalties & license fees oleh sejumlah perusahaan
otomotif yang umumnya dilakukan di akhir tahun.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*
2008 2009 2010
Listrik Rumah Tangga Industri Transportasi
Juta Kilo Liter
Sumber: Pertamina (diolah) * Angka Sementara
Ekspor 3,306 3,201 3,438 ‐ LNG 2,406 309 7.8 2,325 311 7.5 2,532 315 8.1 ‐ LPG 0 ‐ ‐ 0 ‐ ‐ 0 ‐ ‐ ‐ Natural Gas 900 91 9.9 876 93 9.5 906 91 10.6
Impor 193 215 430Neraca Perdagangan Gas 3,113 2,987 3,008* Angka Sementara
** Untuk LNG dan Natural Gas satuan juta mmbtu, LPG satuan ribu Metric Ton
*** Untuk LNG dan Natural Gas satuan USD/juta mmbtu, LPG satuan USD/ribu Metric Ton
Sumber: BPMigas
2010*Tw. III
Nilai (juta USD)
Tw. IVNilai
(juta USD)Vol** Harga***
Tw. IINilai
(juta USD)Vol** Harga***
RincianVol** Harga***
17
Grafik 7
Perkembangan Neraca Jasa
Sektor pariwisata (jasa travel) selama Tw. IV-2010
mencatat defisit sebesar USD0,2 miliar, setelah selama
tiga triwulan sebelumnya selalu mencatat surplus.
Defisit tersebut terutama berasal dari pengeluaran
devisa untuk pelaksanaan ibadah haji, sehingga
pengeluaran travel secara keseluruhan pada periode
laporan meningkat menjadi USD2,1 miliar. Sementara
itu, penerimaan dari wisatawan mancanegara (wisman)
hanya sedikit meningkat, yaitu dari USD1,8 miliar
menjadi USD1,9 miliar di triwulan laporan.
Grafik 8
Perkembangan Jasa Travel
Wisman (inbound traveler) yang berkunjung ke
Indonesia pada Tw. IV-2010 mencapai 2,0 juta orang,
sedikit lebih tinggi dari 1,9 juta orang pada triwulan
sebelumnya. Mulai membaiknya perekonomian negara
asal wisman serta pelaksanaan beberapa agenda
pariwisata berskala internasional turut mendorong
kedatangan turis asing ke Indonesia. Penyelenggaraan
Mister International 2010 pada tanggal 8 s.d. 20
November 2010 dengan peserta lebih dari 40 negara,
pelaksanaan the International World Conference on
Science, Education and Culture (WISDOM) di
Yogyakarta tanggal 5 s.d. 8 Desember 2010 dengan
750 peserta dari 15 negara, serta turnamen pencak silat
dunia di Jakarta pada bulan Desember 2010 yang
diikuti 425 atlet dari 32 negara merupakan sejumlah
contoh kegiatan berskala internasional pada periode
laporan.
Inbound traveler dari negara-negara tetangga
masih mendominasi jumlah kedatangan turis di
Indonesia. Wisman dari negara Singapura berada pada
posisi pertama (pangsa 17,3%), diikuti oleh Malaysia
(14,9%), dan Australia (12,1%).
Daerah tujuan utama kedatangan wisman di
Indonesia adalah Bali (pangsa 39,1%), kemudian
Jakarta (27,6%), dan Batam (14,9%). Wisman
terbanyak yang berkunjung ke Bali pada triwulan
laporan berasal dari Australia, diikuti oleh Jepang dan
Malaysia.
Di sisi lain, outbound traveler (wisatawan
nusantara) yang berkunjung ke luar negeri menurun
menjadi 1,6 juta orang dari triwulan sebelumnya 1,7
juta orang. Namun demikian, di tengah penurunan
jumlah outbound traveler, pengeluaran devisa travel
cenderung meningkat terutama terkait dengan
pelaksanaan haji yang melibatkan sekitar 211 ribu
orang jemaah dengan pengeluaran devisa sebesar
USD0,5 miliar.
Negara-negara di kawasan ASEAN masih menjadi
tujuan utama outbound traveler, yaitu Singapura
(pangsa 31,5%) dan Malaysia (27,5%). Sementara
Australia (pangsa 8,4%) dan Amerika Serikat (3,6%)
menjadi negara tujuan utama di luar kawasan ASEAN.
Sementara itu, defisit jasa trasportasi menurun dari
USD1,8 miliar menjadi USD1,7 miliar di Tw IV-2010.
-4000-3500-3000-2500-2000-1500-1000-500
0500
1000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Transportasi Travel Jasa Lainnya Jasa, net
Juta USD
* Angka Sementara
-1,000.00
-800.00
-600.00
-400.00
-200.00
0.00
200.00
400.00
600.00
800.00
1,000.00
J F M AM J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M AM J J A S O N D
2008 2009 2010*
Inflows (juta USD) Outflows (juta USD) Trav. Balance (juta USD)
juta USD
*) Angkasementara
18
Impor tumbuh kencang dalam periode laporan, namun
semakin besarnya porsi impor yang berasal dari negara
kawasan Asia yang lebih dekat jaraknya dengan
Indonesia menyebabkan biaya freight sedikit lebih
rendah dari triwulan sebelumnya.
4. Neraca Pendapatan
Defisit neraca pendapatan (income) pada Tw. IV-
2010 mencapai USD6,6 miliar, meningkat dibanding
defisit USD5,4 miliar pada triwulan sebelumnya.
Kenaikan defisit ini terutama berasal dari kenaikan
profit (baik yang dibayarkan dalam bentuk dividen
maupun yang ditanamkan kembali (reinvested
earnings)) perusahaan investasi asing langsung (PMA) di
Indonesia pada periode laporan. Peningkatan defisit
juga didorong oleh kenaikan pembayaran bunga utang
luar negeri pemerintah dan korporasi. Sementara itu,
pembayaran imbal hasil kepada investor asing dalam
rangka transaksi portofolio menurun pada periode
laporan sejalan dengan menurunnya aliran masuk
modal asing dalam jenis investasi tersebut.
Pendapatan investasi langsung mencatat defisit
sebesar USD4,5 miliar, lebih tinggi dari defisit triwulan
sebelumnya (USD3,0 miliar). Peningkatan defisit
tersebut disumbang oleh naiknya profit transfer
perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di
sektor migas maupun perusahaan PMA di sektor
nonmigas.
Pendapatan investasi lainnya pada periode
laporan juga mencatat kenaikan defisit sehingga
mencapai USD0,8 miliar dibanding triwulan sebelumnya
(USD0,4 miliar). Pembayaran bunga utang pemerintah
yang naik dari USD0,2 miliar menjadi USD0,6 miliar
menjadi faktor pendorong utama bertambahnya defisit
yang terjadi.
Di sisi lain, defisit pendapatan investasi portofolio
menurun menjadi USD1,1 miliar dari periode
sebelumnya (defisit USD1,8 miliar). Pembayaran dividen
lebih kecil (USD0,7 miliar) daripada triwulan sebelumnya
(USD1,1 miliar) sesuai siklus musiman pembayaran
dividen oleh sebagian besar perusahaan. Pembayaran
bunga SBI juga turun akibat berkurangnya kepemilikan
asing atas surat utang tersebut pada periode laporan.
Grafik 9
Perkembangan Neraca Pendapatan
5. Transfer Berjalan
Transfer berjalan pada Tw. IV-2010 mencatat
surplus sebesar USD1,3 miliar, sedikit lebih tinggi
dari USD1,2 miliar pada periode sebelumnya.
Bertambahnya suplus tersebut akibat penerimaan hibah
noninvestasi oleh pemerintah yang meningkat menjadi
USD0,1 miliar dari triwulan sebelumnya sebesar USD21
juta.
Pasca-bencana banjir di Wasior, gelombang
tsunami di kepulauan Mentawai, serta letusan Gunung
Merapi di Yogyakarta, sejumlah negara memberikan
bantuan antara lain dalam bentuk uang dan alat
kesehatan guna penanggulangan bencana tersebut.
Bantuan dari Komisi Eropa melalui European
Commission Humanitarian Aid and Civil Protection
Department senilai €1,5 juta untuk korban bencana
tsunami Mentawai dan letusan Gunung Merapi
merupakan satu bentuk hibah pada periode laporan.
Bantuan lain diberikan oleh pemerintah Australia dan
Timor Leste masing-masing senilai USD1,0 juta untuk
penanggulangan tiga bencana tersebut.
-7,000
-6,000
-5,000
-4,000
-3,000
-2,000
-1,000
0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*Income, net Inv. Income DI Income
PI Income OI Income
Juta USD
* Angka Sementara
19
Tabel 19 Perkembangan Hibah Non-Investasi
Sementara itu, penerimaan devisa dari tenaga
kerja Indonesia (TKI) di luar negeri tetap menjadi
penopang utama surplus transfer berjalan walaupun
sedikit menurun pada periode laporan sejalan dengan
menurunnya penempatan TKI ke luar negeri.
Pengiriman devisa dari TKI kepada keluarganya di
Indonesia (workers’ remittances/WR inflows) pada
periode laporan mencapai USD1,7 miliar, sedikit lebih
rendah dari USD1,7 miliar pada periode sebelumnya.
Penurunan WR tersebut ditengarai terkait dengan
jumlah penempatan TKI yang hanya mencapai 132,1
ribu orang, turun dibanding periode sebelumnya
sejumlah 142,4 ribu orang. Penurunan penempatan
yang cukup signifikan pada triwulan laporan terjadi
pada negara Arab Saudi, Malaysia, Yordania, dan
Hongkong. Khusus Malaysia, penurunan penempatan
TKI terjadi di sektor formal, sementara untuk ketiga
negara lainnya lebih banyak di sektor informal.
Grafik 10
Perkembangan Workers’ Remittances
Dengan perkembangan tersebut, jumlah TKI di luar
negeri pada akhir Tw. IV-2010 mencapai sekitar 4,2 juta
orang, turun dari akhir triwulan sebelumnya sejumlah
4,3 juta orang. Berdasarkan wilayah penempatan
kerjanya, dalam periode laporan 57,9.% dari jumlah TKI
ditempatkan di kawasan Asia Pasifik dan 41,7% bekerja
di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Malaysia masih
merupakan negara dengan jumlah TKI terbesar di
kawasan Asia Pasifik (pangsa 78,0%), diikuti Hongkong
(6,9%) dan Singapura (5,8%). Sementara untuk
kawasan Timur Tengah dan Afrika, Arab Saudi berada
di urutan pertama (pangsa 83,0%), diikuti Uni Emirat
Arab (7,4%) dan Yordania (3,7%).
Grafik 11
Komposisi Jumlah TKI per Negara di Asia Pasifik
Grafik 12
Komposisi Jumlah TKI per Negara di Timur Tengah dan Afrika
(Juta USD)
Transfer Berjalan Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III* Tw. IV*
Total 73 31 40 61 52 50 46 159
Pemerintah 4 14 20 52 3 33 21 134
Swasta 69 17 20 9 49 18 25 25
Sumber : Depkeu
2010*2009
-1000
-500
0
500
1000
1500
2000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
WR Inflows WR Outflows WR, neto
Juta USD
* Angka Sementara
Malaysia, 78.0%
Singapura, 5.8%
Brunei, 1.0%
Hongkong, 6.9%
Taiwan, 5.6%
Korea Selatan, 0.9%
Jepang, 1.0% Lainnya, 0.8%
Arab saudi, 83.0%
UEA, 7.4%
Kuwait, 2.0%
Bahrain, 0.5%
Qatar, 1.6%
Oman , 1.2% Yordania, 3.7% lainnya, 0.6%
21
Surplus transaksi modal dan finansial Tw. IV-2010
mencatat rekor tertinggi sebesar USD9,9 miliar
dibandingkan USD6,6 miliar pada triwulan
sebelumnya. Peningkatan surplus terutama ditopang
oleh arus masuk investasi langsung yang tinggi
sejalan dengan iklim investasi yang terus membaik
dan kondisi makroekonomi yang stabil. Di sisi lain,
investasi portofolio masih berkontribusi pada surplus
transaksi modal dan finansial walaupun dalam jumlah
yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya
antara lain akibat gejolak krisis utang di Eropa.
Di tengah berkurangnya pasokan valas dari investasi
portofolio asing, untuk memenuhi pembayaran
kewajiban luar negeri yang meningkat, perbankan
domestik menarik simpanan mereka di luar negeri
sehingga ikut menambah surplus transaksi modal
dan finansial.
Grafik 13
Transaksi Modal dan Finansial
1. Transaksi Modal
Transaksi modal pada Tw.IV-2010 mencatat
surplus USD14,0 juta. Surplus tersebut berasal dari
adanya bantuan hibah untuk investasi, seperti
pembangunan sekolah, pembangunan perumahan,
dan persenjataan. Pemberian hibah oleh donator asing
tersebut sebagian terkait dengan upaya pemulihan
kondisi pasca bencana alam di Indonesia.
Tabel 20 Perkembangan Hibah Investasi
2. Transaksi Finansial
Transaksi finansial pada Tw. IV-2010 mencatat
kenaikan surplus, terutama yang bersumber dari sektor
swasta. Kenaikan surplus transaksi finansial sektor
swasta terjadi pada komponen investasi langsung dan
investasi lainnya. Sementara itu, surplus transaksi
finansial sektor publik mengalami penyusutan karena
kenaikan penarikan utang luar negeri pemerintah tidak
dapat mengimbangi penurunan arus masuk investasi
portofolio ke instrumen SBI dan SUN.
Grafik 14
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per Sektor
-8,000
-6,000
-4,000
-2,000
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Investasi Langsung Investasi Portofolio
Investasi Lainnya Transaksi Finansial
Juta USDJuta USD
* Angka Sementara
(Juta USD)
Transfer Modal Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III* Tw. IV*
Total 19 29 34 14 18 0 0 14
Pemerintah 2 3 4 2 0 0 0 14
Swasta 17 26 30 13 18 0 0 0
Sumber : Depkeu
20102009
-8,000
-6,000
-4,000
-2,000
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Sektor Publik Sektor Swasta Transaksi Modal & Finansial
Juta USD
* Angka Sementara
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL
22
2.1 Sektor Publik
Transaksi finansial sektor publik pada Tw. IV-2010
mencatat surplus sebesar USD2,0 miliar, lebih rendah
dibanding triwulan sebelumnya sebesar USD4,4 miliar.
Surplus tersebut ditopang oleh surplus komponen
transaksi investasi portofolio maupun transaksi investasi
lainnya.
Grafik 15
Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik
Investasi Portofolio
Pada triwulan laporan, transaksi investasi portofolio
sektor publik mencatat surplus sebesar USD1,2 miliar,
lebih rendah dibanding surplus USD4,8 miliar pada
periode sebelumnya. Penurunan surplus tersebut
didorong oleh arus keluar modal asing dari surat
berharga berdenominasi rupiah sektor publik yang
dipicu oleh rambatan sentimen negatif investor asing
akibat krisis utang di Eropa. Keluarnya arus modal
asing terutama terjadi pada transaksi SBI yang mencatat
net outflow sebesar USD1,1 miliar, berkebalikan
dengan periode sebelumnya yang mencatat net inflow
sebesar USD2,6 miliar. Sementara itu, transaksi SUN
rupiah dan SPN masih mencatat net inflow masing-
masing sebesar USD1,5 miliar dan USD20,0 juta, lebih
rendah dibanding net inflow pada periode sebelumnya
sebesar USD1,8 miliar dan USD0,5 miliar.
Dalam pada itu, untuk membiayai defisit APBN,
pada pertengahan triwulan laporan Pemerintah
menerbitkan Samurai Bond sebesar ¥60 miliar dengan
kupon yang ditetapkan sebesar 1,6% atau 55bps di
atas yen swap.
Di tengah krisis di Eropa, minat investor asing
terhadap instrumen surat utang pemerintah masih
tinggi, ditopang oleh persepsi internasional yang positif
terhadap perekonomian domestik, imbal hasil yang
menarik, dan berlimpahnya likuiditas global.
Sejalan dengan optimisme terhadap prospek
perekonomian domestik, kepercayaan investor asing
terus meningkat sebagaimana tercermin dari
membaiknya persepsi risiko Indonesia. Indikator Credit
Default Swap (CDS) Indonesia tetap stabil pada level
rendah (132 bps). Indikator risiko lainnya, yaitu yield
spread antara Government Bond Indonesia dan US T-
Notes, juga menurun. Sementara itu, premi swap tetap
bergerak stabil untuk semua tenor (1, 3, 6, dan 12
bulan)
Grafik 16
Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes
Di sisi lain, daya tarik investasi dalam rupiah tetap
positif. Indikator imbal hasil rupiah yang ditunjukkan
oleh selisih suku bunga dalam negeri dan luar negeri
(UIP-Uncovered Interest Parity) tetap berada dalam level
tinggi di kawasan regional Asia. Bahkan, jika
memperhitungkan membaiknya premi risiko, maka
daya tarik investasi dalam rupiah semakin besar. Hal
tersebut tercermin dari kecenderungan indikator CIP
-4000
-2000
0
2000
4000
6000
8000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*Investasi Portofolio Investasi Lainnya Transaksi Finansial
Juta USD
* Angka Sementara
0
2
4
6
8
10
12
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun Jul
Ags
Sep
Okt
Nov Des Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun Jul
Ags
Sep
Okt
Nov Des
2009 2010
Yield Global Bond Indo'15US: Treasury Securities Yield: 10 years
%
23
(Covered Interest Parity) yang terus meningkat selama
tahun 2010 serta tetap yang tertinggi dibandingkan
Korea, Filipina, dan Malaysia.
Relatif tingginya imbal hasil juga terlihat dari suku
bunga yang ditawarkan oleh SBI. Suku bunga SBI
bergerak turun namun masih relatif tinggi untuk
seluruh tenor. Rata-rata tertimbang suku bunga SBI
dengan tenor 3, 6, dan 9 bulan masing-masing sebesar
6,4%, 6,3%, dan 6,6%.
Grafik 17
Perkembangan SBI Rate
Perkembangan beberapa indikator penting dari sisi
makroekonomi domestik, seperti nilai tukar yang relatif
stabil, prospek pertumbuhan ekonomi, dan ekspektasi
pencapaian investment grade dalam waktu dekat,
menambah kepercayaan investor asing untuk
menempatkan dananya di instrumen surat utang
negara. Di samping itu, perkembangan tersebut juga
ditopang oleh sustainabilitas fiskal yang relatif terjaga.
Posisi kepemilikan asing atas SUN rupiah pada akhir
Tw. IV 2010 mengalami peningkatan dari USD18,9
miliar pada periode sebelumnya menjadi USD20,2
miliar. Sebaliknya, posisi kepemilikan asing atas SBI
mengalami penurunan dari USD 7,2 miliar pada periode
sebelumnya menjadi USD6,1 miliar.
Grafik 18
Perkembangan Posisi Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing
Investasi Lainnya
Dari sisi transaksi investasi lainnya, transaksi
finansial sektor publik dalam triwulan laporan
mencatat surplus USD0,9 miliar, berkebalikan dengan
periode sebelumnya (defisit USD0,4 miliar). Surplus
tersebut didorong oleh kenaikan jumlah penarikan
pinjaman luar negeri yang melebihi kenaikan
pembayarannya.
Pada periode laporan, pemerintah melakukan
penarikan pinjaman luar negeri sebesar USD2,7 miliar,
lebih tinggi dibanding penarikan pada periode
sebelumnya (USD0,5 miliar). Sesuai dengan pola
historis, penarikan pinjaman sebagian besar dilakukan
di Tw. IV karena realisasi proyek-proyek pemerintah
dan proses pemenuhan semua persyaratan penarikan
ULN biasanya baru dapat diselesaikan di triwulan akhir.
Pada periode yang sama, pembayaran pinjaman
luar negeri pemerintah yang jatuh tempo tercatat
sebesar USD1,9 miliar, lebih tinggi dibanding
pembayaran pada periode sebelumnya (USD0,9 miliar).
Hal ini juga sesuai dengan pola historis bahwa
pembayaran pinjaman luar negeri meningkat pada
triwulan kedua dan keempat setiap tahunnya.
6
7
8
9
10
11
Jan
Feb
Mar
Apr Mei
Jun
Jul
Ags Se
pO
ktN
ov Des Jan
Feb
Mar
Apr Mei
Jun
Jul
Ags Se
pO
ktN
ov Des
2009 2010
%
SBI 1 bulan SBI 3 bulan SBI 6 bulan SBI 9 bulan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2008 2009 2010
Miliar USD
Kepemilikan SUN Oleh Asing Kepemilikan SBI Oleh Asing
24
Grafik 19
Perkembangan Penarikan dan Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Pemerintah
Penarikan pinjaman pada Tw. IV-2010 terjadi baik
untuk pinjaman proyek maupun pinjaman program.
Penarikan pinjaman proyek tercatat sebesar USD0,9
miliar, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya
(USD0,4 miliar).
Sebagian besar pinjaman proyek berasal dari
negara-negara yang pernah bergabung dalam
Consultative Group on Indonesia (CGI), yaitu sebesar
USD0,7 miliar. Pinjaman tersebut seluruhnya dilakukan
dengan menggunakan skema Official Development
Assistance (ODA), baik secara bilateral (USD0,4 miliar)
maupun multilateral (USD0,2 miliar). Pemerintah juga
melakukan penarikan pinjaman dari negara-negara di
luar yang pernah bergabung dengan CGI sebesar
USD0,2 miliar.
Grafik 20
Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek
Sementara itu, penarikan pinjaman program pada
periode laporan tercatat sebesar USD1,8 miliar, lebih
tinggi dibanding periode sebelumnya (USD0,1 miliar).
Penarikan pinjaman tersebut diperoleh dari beberapa
kreditur, yaitu Bank Dunia, ADB, dan Jepang masing-
masing sebesar USD1,5 miliar, USD0,2 miliar, dan
USD0,1 miliar.
Penarikan pinjaman luar negeri dari Bank Dunia
ditujukan untuk dua program. Pinjaman program
pertama senilai USD0,8 miliar akan digunakan untuk
mendanai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Pedesaan (Third National Program
Community Empowerment in Rural Areas). Pinjaman
program kedua senilai USD0,8 miliar termasuk dalam
kerangka Pinjaman Kebijakan Pembangunan
(Development Policy Loan/DPL). DPL ini akan disalurkan
untuk memperbaiki iklim investasi, pengelolaan
keuangan publik, pengentasan kemiskinan, pelayanan
publik, hingga pembangunan infrastruktur. Sedangkan
pinjaman sebesar USD0,2 miliar yang telah disetujui
oleh ADB akan digunakan untuk kelanjutan program
perencanaan pengurangan kendala dalam bidang
investasi infrastruktur (Infrastructure Reform Sector
Development Program/IRSDP).
Grafik 21
Perkembangan Penarikan Pinjaman Program
Sejalan dengan penarikan utang baru tersebut,
posisi utang luar negeri pemerintah (termasuk surat
berharga negara domestik yang dimiliki bukan
-2,500
-2,000
-1,500
-1,000
-500
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Juta USD
Penarikan Pembayaran neto
* data sementara
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Juta USD
Bilateral-CGI Multilateral-CGI Non CGI
* data sementara
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Juta USD
ADB IBRD Jepang (JBIC) Other
* data sementara
25
penduduk) mengalami sedikit peningkatan dari
USD103,3 miliar pada akhir September 2010 menjadi
USD103,8 miliar pada akhir November 2010.
Grafik 22
Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah
2.2. Sektor Swasta
Neraca modal dan finansial sektor swasta pada
Tw.IV-2010 mencatat surplus USD7,9 miliar, lebih tinggi
dibanding surplus USD2,2 miliar pada triwulan
sebelumnya. Kenaikan surplus tersebut ditopang oleh
kenaikan investasi langsung (direct investment in
Indonesia) dan investasi lainnya. Sementara itu,
komponen investasi portofolio mencatat penurunan
surplus sehubungan dengan menurunnya arus masuk
modal asing di bursa saham domestik akibat imbas
krisis utang Eropa.
Grafik 23
Perkembangan Neraca Finansial Sektor Swasta
Investasi Langsung
Kondisi perekonomian domestik yang positif
dan penerapan berbagai kebijakan pemerintah
yang mendukung investasi menjadi faktor utama
yang mendorong perbaikan kinerja investasi
langsung sektor swasta selama Tw.IV-2010. Hal ini
tercermin pada surplus investasi langsung neto yang
mencatat kenaikan dari USD1,6 miliar menjadi USD3,4
miliar.
Grafik 24
Perkembangan Investasi Langsung
Kenaikan surplus investasi langsung neto
tersebut disumbang oleh menurunnya arus keluar
modal investasi penduduk ke luar negeri (direct
investment abroad) neto, dan pada periode yang sama
terdapat peningkatan net arus masuk investasi
langsung di Indonesia. Pada triwulan laporan, arus
keluar modal investasi penduduk ke luar negeri neto
tercatat sebesar USD0,3 miliar, lebih rendah dibanding
triwulan sebelumnya (USD1,2 miliar). Dampak krisis
fiskal yang masih melanda negara-negara Eropa (PIIGS-
Portugal, Ireland, Italy, Greek, Spain) mendorong
investor domestik untuk mengalihkan aset yang
dinilai berisiko di luar negeri dan memilih berinvestasi di
dalam negeri.
95,08397,571
103,250103,835
60,000
65,000
70,000
75,000
80,000
85,000
90,000
95,000
100,000
105,000
110,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*
2008 2009 2010
Juta USD
* data sementara sampai dengan November 2010
-4.000
-3.000
-2.000
-1.000
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Investasi Langsung Investasi PortofolioInvestasi Lainnya Neraca Finansial Sektor Swasta
Juta USD
* Angka Sementara
-2,500-2,000-1,500-1,000
-5000
5001,0001,5002,0002,5003,0003,5004,0004,500
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Investasi Penduduk ke LN Penanaman Modal Asing-PMA Investasi Langsung
Juta USD
* Angka Sementara
26
Selain itu, semakin membaiknya iklim investasi
dalam negeri dan terjaganya kondisi fundamental
ekonomi domestik mendorong perusahaan di dalam
negeri untuk menerbitkan obligasi melalui anak
perusahaannya di luar negeri. Dana yang diperoleh
kemudian digunakan untuk membiayai kegiatan
investasi perusahaan induk di dalam negeri. Selama
Tw.IV-2010 tercatat 1 (satu) korporasi melakukan
penerbitan obligasi senilai USD0,2 miliar.
Kinerja investasi langsung juga ditopang oleh
investasi langsung asing ke Indonesia (Penanaman
Modal Asing–PMA) neto yang mencatat surplus
USD3,7 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan
sebelumnya (USD2,8 miliar). Kinerja PMA yang
positif tersebut didorong oleh berbagai faktor,
antara lain membaiknya kondisi makroekonomi,
meningkatnya kepercayaan dunia usaha akan
prospek kondisi ekonomi mendatang, potensi kenaikan
rating Indonesia mencapai investment grade, iklim
investasi yang membaik, perbaikan birokrasi
pemerintahan, serta potensi pasar yang besar di
Indonesia.
Sementara itu, seiring dengan kinerja investasi
yang diprakirakan terus mengalami akselerasi,
kualitas investasi juga mengalami peningkatan
dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini terlihat
pada realisasi pertumbuhan investasi riil sebesar
8,7% pada Tw.IV-2010 dalam publikasi Produk
Domestik Bruto (PDB) oleh BPS. Pada triwulan
laporan, terlihat bahwa tujuan investasi lebih
didominasi untuk investasi non bangunan, yaitu
barang-barang produktif terutama mesin-mesin,
alat berat dan alat angkut. Di samping itu,
membaiknya kualitas investasi juga terlihat pada
publikasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
yang mencatat bahwa kegiatan penanaman modal
di luar Jawa mengalami peningkatan dibanding
periode sebelumnya.
Grafik 25
Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA)
Berdasarkan negara asal investasi langsung, pada
triwulan laporan, investasi dari negara ASEAN, Jepang
dan negara emerging markets Asia menjadi pendorong
utama meningkatnya arus masuk PMA. Pertumbuhan
ekonomi yang kuat di kawasan Asia menjadi motor
penggerak masuknya investasi ke Indonesia. Kondisi
tersebut menyebabkan pangsa investasi dari negara-
negara kawasan Asia tersebut meningkat mencapai
87,3% dari total investasi pada periode laporan.
Sementara itu, investasi dari negara AS dan kawasan
Eropa mengalami penurunan dibanding triwulan
sebelumnya. Kondisi tersebut atara lain didorong oleh
relatif lebih lambatnya pertumbuhan ekonomi negara
maju dibandingkan pertumbuhan di negara-negara
emerging Asia.
Grafik 26
Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Negara Asal
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
PMA sektor Migas, neto PMA sektor Non Migas, neto PMA, neto
Juta USD
* Angka Sementara
-500
-250
0
250
500
750
1,000
1,250
1,500
1,750
Jepang AS Eropa Emerging Market Asia (termasuk
China)
ASEAN Lain-lain
Juta USD
Q2-10* Q3-10* Q4-10*
* Angka Sementara
27
Ditinjau dari sisi sektoral, sektor manufaktur
dan sektor lain-lain (termasuk jasa dan properti)
menjadi penyumbang utama arus masuk modal
PMA neto selama Tw.IV-2010. Peningkatan arus
masuk investasi di sektor lain-lain (diantaranya investasi
di sektor properti) kemungkinan juga dipicu oleh telah
diberlakukannya dasar hukum bagi kepemilikan
properti oleh asing (UU Perumahan dan Kawasan
Permukiman). Kondisi tersebut sejalan dengan Survey
Perbankan Tw.IV-2010 yang mencatat peningkatan
untuk kredit perumahan dari 46,8% menjadi 60,8%. Di
sisi lain arus masuk modal PMA pada sektor
pertambangan dan sektor perdagangan menunjukkan
penurunan dibanding triwulan sebelumnya.
Grafik 27
Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Sektor Ekonomi
Seiring dengan tren meningkatnya harga minyak
dunia yang dipicu oleh peningkatan permintaan minyak
akibat musim dingin di negara-negara maju, minat
investor untuk melakukan kegiatan investasi
perusahaan di sektor migas tercatat meningkat secara
signifikan. Pada Tw.IV-2010, arus masuk PMA migas
berupa penerimaan dana untuk kegiatan operasional
dan investasi perusahaan migas asing di Indonesia
(inflows) mengalami peningkatan dari USD1,8 miliar
menjadi USD2,3 miliar. Di sisi lain, kenaikan harga
minyak dunia juga telah memberikan insentif terhadap
meningkatnya kegiatan eksplorasi migas. Hal ini terlihat
dari arus keluar PMA yang berupa pengembalian biaya
operasional dan biaya investasi atas lapangan-lapangan
migas yang telah berproduksi (outflows) yang
meningkat dari USD1,5 miliar menjadi USD1,8 miliar.
Dengan demikian, PMA sektor migas secara neto
mencatat surplus USD0,4 miliar, relatif sama dengan
triwulan sebelumnya.
Grafik 28
Perkembangan PMA Sektor Migas
Sementara itu, kinerja PMA di sektor nonmigas
secara neto meningkat dengan mencatat surplus
USD3,3 miliar, lebih tinggi dibanding surplus USD2,4
miliar pada triwulan sebelumnya.
Grafik 29
Perkembangan PMA Sektor Non Migas
Investasi Portofolio
Selama kurun waktu Tw.IV-2010, kinerja
investasi portofolio sektor swasta sempat beberapa
kali mengalami tekanan dari sisi eksternal. Kondisi
tersebut menyebabkan kinerja investasi portofolio
-400
-200
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan
Pertambangan Manufaktur Konstruksi Keuangan (termasuk asuransi)
Perdagangan Lain-lain (tmsk Jasa, Properti)
Juta USD
Q2-10* Q3-10* Q4-10*
* Angka Sementara
-3.500
-2.500
-1.500
-500
500
1.500
2.500
3.500
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Arus Masuk PMA Arus Keluar PMA PMA, neto
Juta USD
* Angka Sementara
-6.000
-4.000
-2.000
0
2.000
4.000
6.000
8.000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Arus Masuk PMA Arus Keluar PMA PMA, neto
Juta USD
* Angka Sementara
28
sektor swasta neto tercatat menurun, menjadi surplus
USD0,8 miliar, dibandingkan surplus USD1,2 miliar
periode sebelumnya. Perkembangan ini terutama
bersumber dari menurunnya arus masuk modal jangka
pendek pada instrumen saham.
Sementara itu, transaksi investor asing pada
instrumen surat utang menunjukkan kenaikan surplus
menjadi USD0,6 miliar dibanding periode sebelumnya
(surplus USD3,0 juta). Peningkatan surplus surat utang
sektor swasta tersebut lebih besar dari penurunan
surplus pada instrumen surat berharga, sehingga secara
keseluruhan investasi portofolio sektor swasta neto
masih mencatat surplus.
Grafik 30
Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
Bauran dari dampak krisis utang di Eropa yang
dipicu oleh krisis fiskal di Irlandia serta ketegangan
politik di Semenanjung Korea memberikan tekanan
pada pasar keuangan dunia selama Tw.IV-2010.
Dampak dari kondisi eksternal tersebut merambat
kepada bursa saham regional, termasuk bursa saham
domestik. Transaksi saham oleh asing tercatat
mengalami penurunan menjadi net intflows USD46,0
juta, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
(net inflows USD1,3 miliar). Meskipun demikian,
perkembangan tersebut tidak mampu menghambat laju
kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
ditutup menguat pada level 3.703,5 atau meningkat
sebesar 5,8% (q.t.q).
Grafik 31
Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
Dari sisi sektoral, indeks secara umum mengalami
pertumbuhan yang positif. Pada Tw.IV-2010, sektor
perdagangan & jasa dan pertambangan mengalami
pertumbuhan indeks tertinggi, yaitu masing-masing
25,7% dan 24,4%.
Semakin bergairahnya pasar bursa juga terlihat
dari melonjaknya penawaran saham baru oleh
beberapa emiten. Selama Tw.IV-2010, tercatat 11
(sebelas) emiten melakukan penawaran saham
baru, meningkat dibanding triwulan sebelumnya
(tujuh emiten). Sementara itu, pada periode laporan
tidak ada emiten yang tercatat melakukan delisting.
Investasi Lainnya
Kinerja investasi lainnya sektor swasta neto pada
Tw.IV-2010 menunjukkan perbaikan dengan mencatat
surplus USD3,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya (defisit USD0,6 miliar).
Kenaikan surplus tersebut terutama disebabkan
oleh menurunnya penempatan dana milik residen pada
perbankan di luar negeri (sisi assets). Berkurangnya
simpanan bank-bank domestik di perbankan luar negeri
tersebut merupakan implikasi dari meningkatnya
800
1,200
1,600
2,000
2,400
2,800
3,200
3,600
4,000
-500
-400
-300
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
Jun
Jul
Au
gSep
Oct
No
vD
ec
Jan
Feb
Mar
Ap
rM
ei
Jun
Jul
Au
gSep
Okt
No
pD
ec
Jan
Feb
Mar
Ap
rM
ei
Jun
Jul
Au
gSep
Okt
No
pD
es
2008 2009 2010
IHSGJuta USD
Neto Asing IHSG (RHS)
Sumber : BEI
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Jan
Feb
Ma
r
Ap
r
Me
i
Jun
Jul
Ag
ust
Se
p
Ok
t
No
p
De
s
Jan
Feb
Ma
r
Ap
r
Me
i
Jun
Jul
Ag
ust
Se
p
Ok
t
No
p
De
s
2009 2010
Index
STI Singapore
IHSG
SET Thailand
Phillipines Index (PCOMP)
Malaysia Index (KLCI)
Sumber : Bloomberg
29
kewajiban pembayaran luar negeri dan menyusutnyak
etersediaan valas di dalam negeri seiring berkurangnya
arus masuk modal investasi portofolio selama periode
laporan.
Sementara itu, di sisi liabilities, penarikan utang
luar negeri (ULN) sektor swasta pada Tw.IV-2010
mencapai USD2,9 miliar, lebih rendah dibandingkan
USD3,6 miliar pada triwulan sebelumnya. Menurunnya
penarikan ULN tersebut terjadi baik di sektor perbankan
maupun korporasi. Di sisi lain, pembayaran ULN sektor
swasta pada Tw.IV-2010 meningkat mencapai USD3,4
miliar, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya
(USD2,6 miliar).
Grafik 32
Perkembangan Pembayaran dan Penarikan Utang Luar Negeri Sektor Swasta.
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Juta USD
Pembayaran Penarikan
* data sementara
31
Sejalan dengan kenaikan surplus neraca
pembayaran Indonesia selama Tw.IV-2010, cadangan
devisa pada akhir triwulan tersebut meningkat menjadi
USD96,2 miliar, dari posisi pada akhir triwulan
sebelumnya sebesar USD86,1 miliar. Jumlah cadangan
devisa tersebut cukup untuk membiayai impor dan
pembayaran utang luar negeri selama 7,0 bulan.
Adapun komponen cadangan devisa terdiri
dari securities (surat-surat berharga) sebesar
USD83,0 miliar (86,3% dari total cadangan devisa),
currency & deposits sebesar USD6,8 miliar (7.0%),
monetary gold sebesar USD3,3 miliar (3,4%),
dan special drawing rights (SDR) sebesar USD2,7
miliar (2,8%)
Grafik 33
Perkembangan Cadangan Devisa
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008 2009 2010*
Juta USDBln Impor
Cadangan Devisa (RHS) Bulan Impor
CADANGAN DEVISA
33
Kendatipun surplus transaksi berjalan pada Tw.IV-
2010 menyusut, kondisi keseimbangan eksternal
(tercermin pada rasio transaksi berjalan terhadap PDB)
dan kontribusi sektor eksternal terhadap PDB (tercermin
pada rasio ekspor dikurangi impor terhadap PDB) masih
tetap baik. Di sisi lain, besarnya transaksi perdagangan
menyebabkan derajat keterbukaan perekonomian
Indonesia semakin meningkat (tercermin pada rasio
ekspor ditambah impor terhadap PDB).
Dari sisi finansial, indikator pada Tw.IV-2010
menunjukkan perbaikan (tercermin dari penurunan
beberapa posisi ULN total, baik terhadap
cadangan devisa maupun PDB) dari periode
sebelumnya. Hal ini juga ditopang oleh semakin
besarnya posisi cadangan devisa yang dikelola
oleh Bank Indonesia pada akhir Desember
2010.
Sementara itu debt service ratio (rasio
beban pembayaran utang terhadap ekspor)
meningkat, disebabkan oleh pola musiman terkait
dengan meningkatnya pembayaran utang pada
Tw.IV-2010.
Tabel 21
Indikator Sustainabilitas Eksternal
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV
Transaksi Berjalan/PDB (%) 1) 2.3 2.0 1.0 2.3 1.3 0.9 0.7 0.7
Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) 3.7 3.9 3.0 4.4 3.0 2.7 3.0 3.5
Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) 44.1 43.4 44.7 47.3 44.6 44.7 44.2 50.3
Debt Service Ratio (DSR) (%)2) 23.3 25.0 19.8 24.6 21.2 23.2 20.3 21.3
Posisi ULN Total/PDB (%)3) 29.7 30.3 33.0 31.8 30.4 28.7 28.6 27.9
Posisi ULN Jangka Pendek/PDB (%)3) 5.3 5.6 6.2 5.8 5.6 5.3 5.7 5.6 Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) 275.3 267.0 269.7 261.5 251.8 240.2 224.5 207.2 Posisi ULN Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%) 49.4 49.0 50.3 47.9 46.1 44.1 44.3 41.5
Memorandum: PDB Harga Berlaku (kuartalan, juta USD) 113,327 131,771 146,047 153,205 163,767 174,988 186,669 188,058 PDB Harga Berlaku (annualized, juta USD) 508,432 507,550 508,658 544,350 594,790 638,007 678,629 713,483 Ekspor Barang & Jasa (juta USD) 29,563 33,527 37,402 41,925 38,954 41,465 44,043 50,527 Impor Barang & Jasa (juta USD) -22,898 -26,044 -30,514 -32,874 -34,038 -36,811 -38,522 -44,017 Debt Service Payments (juta USD) -6,858 -8,356 -7,387 -10,300 -8,722 -10,134 -9,426 -11,279 - Pemerintah -1,786 -3,353 -1,962 -3,558 -2,053 -3,153 -2,249 -3,264 - Swasta (termasuk BUMN) -5,072 -5,004 -5,425 -6,742 -6,669 -6,981 -7,177 -8,014
Posisi ULN Total (juta USD) 4) 150,965 153,741 167,989 172,871 180,834 183,329 194,349 199,344
Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) 4) 27,079 28,230 31,356 31,673 33,102 33,672 38,363 39,884 Posisi Cadangan Devisa (juta USD) 54,840 57,576 62,287 66,105 71,823 76,321 86,551 96,207
Keterangan:1) Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan2) Debt Service Payments dibagi ekspor barang & Jasa3) Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat kuartal ke belakang)4) Menggunakan angka sementara posisi utang luar negeri (bulan Des 2010-sementara)* Angka sementara
2010*2009INDIKATOR
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
35
BOKS 1 Kebijakan Manajemen Arus Modal
Perekonomian Indonesia relatif berdaya tahan tinggi di saat terjadi krisis keuangan global 2008/09 dan tumbuh tinggi di saat
negara-negara lain dalam proses pemulihan dari krisis global tersebut. Berbagai pencapaian positif tersebut meningkatkan
kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Di tengah melimpahnya likuiditas global (sebagai implikasi
kebijakan quantitative easing di Negara-negara maju selama krisis), terus membaiknya kepercayaan internasional, serta
lebarnya selisih suku bunga dalam dan luar negeri, mendorong arus masuk modal ke pasar keuangan domestik, terutama
yang berjangka pendek (investasi portfolio). Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam manajemen kebijakan moneter,
mengingat karakteristik arus modal jangka pendek yang volatile dan mudah berbalik arah. Guna menjaga stabilitas moneter
dan sistem keuangan, Bank Indonesia mengeluarkan serangkaian kebijakan terkait dengan manajemen arus modal di tahun
2010 yang berdampak pada komponen neraca transaksi keuangan dalam neraca pembayaran Indonesia.
Paket Kebijakan Juni 2010
Dinamika perekonomian selama tahun 2010 masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, baik dari sisi eksternal maupun
domestik. Pemulihan ekonomi dan pasar keuangan global menghadapi berbagai ketidakpastian, misalnya, krisis fiskal yang
membelit beberapa negara Eropa menjadi potensi risiko yang dapat mengancam pemulihan ekonomi global dan memicu
kembalinya gejolak di pasar keuangan. Sementara itu, keberlangsungan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan terus
meningkat belum ditopang oleh struktur mikro pasar keuangan yang dalam dan likuid. Bahkan, pasar keuangan masih
mengalami kelebihan likuiditas karena tidak mengalir optimal ke sektor riil. Untuk menjaga stabilitas moneter, Bank Indonesia
harus menjaga keseimbangan jumlah likuiditas di pasar keuangan agar sesuai dengan kemampuan ekonomi untuk
menyerapnya, antara lain melalui penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Dengan kondisi pasar keuangan domestik yang masih belum dalam dan terbatasnya instrumen keuangan yang tersedia, lalu
lintas modal ke SBI dalam skala besar (in‐out) menyebabkan nilai tukar rupiah cenderung fluktuatif serta menimbulkan
komplikasi bagi pengelolaan kebijakan moneter. Hal inilah yang mendorong Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan
16 Juni 2010. Diantaranya, yang terkait dengan manajemen arus modal adalah: 1) Penyempurnaan ketentuan mengenai
Posisi Devisa Netto (PDN); 2) Penerapan minimum one-month holding period (OMH) Sertifikat Bank Indonesia (SBI); dan 3)
Penerbitan SBI berjangka waktu 9 dan 12 bulan (informasi lebih lanjut dapat dilihat pada http://www.bi.go.id). Dikeluarkannya kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat memperkuat stabilitas moneter dan sistem keuangan guna
mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan pada saat bersamaan memperkuat ketahanan dalam
menghadapi kemungkinan terjadinya gejolak perekonomian.
Dampak Penerapan Kebijakan OMH terhadap Aliran Masuk dana Asing Dalam Rangka Investasi Portofolio
Pelaksanaan sejumlah kebijakan yang diambil Bank Indonesia tersebut mempengaruhi preferensi investor asing dalam
membeli instrumen surat utang yang ada di pasar keuangan. Selama semester II-2010, investor asing lebih banyak membeli
SBN (USD3,8 miliar, atau meningkat 70,9%) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Sebaliknya,
kepemilikan asing di SBI cenderung menurun. Selama Semester II-2010 pembelian SBI oleh asing sebesar USD1,5 miliar,
menurun 39,2% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
36
Transaksi Asing di SBI dan SUN Kebijakan yang Diterapkan Bank Indonesia pada Tahun 2010
Paket Kebijakan Desember 2010
Menjelang akhir tahun 2010, Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan lanjutan yang ditujukan untuk memperkuat
stabilitas moneter, mendorong peran intermediasi perbankan, meningkatkan ketahanan perbankan, memperkuat kebijakan
makroprudensial, dan memperkuat fungsi penguatan (penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada http://www.bi.go.id)
Bagian dari paket kebijakan tersebut yang mempengaruhi manajemen arus modal antara lain:
(1) Menerapkan kembali batasan posisi Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri (PLN) Bank Jangka Pendek maksimal 30%
dari modal bank. Kebijakan ini akan diberlakukan paling lambat akhir Januari 2011 dengan masa transisi 3 bulan.
Kebijakan ini untuk memperkuat prinsip kehati‐hatian dalam mengelola PLN Jangka Pendek, sambil tetap
memberikan peluang untuk mendorong sektor riil.
(2) Meningkatkan kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) valas secara bertahap dari 1% DPK valas menjadi 8% DPK
valas: Tahap I: menaikkan GWM Valas dari 1% menjadi 5%, efektif berlaku pada tanggal 1 Maret 2011.
Tahap II: menaikkan GWM Valas dari 5% menjadi 8%, efektif berlaku pada tanggal 1 Juni 2011.
Kebijakan ini dimaksudkan untuk memperkuat manajemen likuiditas valas perbankan dalam mengantisipasi
peningkatan kebutuhan valas baik dari penarikan DPK valas maupun kebutuhan valas lainnya. Kebijakan ini juga
ditujukan untuk memperkuat pengelolaan arus modal asing oleh Bank Indonesia terkait dengan upaya memitigasi
risiko terhadap arah pembalikan arus modal asing yang besar dan tiba‐tiba.
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Sem II‐09 Sem II‐10
SBI SBN kec. Global Bond
37
Box 2 Dampak Pemberlakukan Moratorium TKI terhadap Jumlah TKI dan Remitansi
Kebijakan pemerintah untuk menghentikan sementara (moratorium) penempatan TKI ke 3 negara (Malaysia, Kuwait dan
Yordania) sejak tahun 2009 telah mengakibatkan penurunan penempatan TKI sebesar 15,0% (2009) dan 10,4% (2010),
serta penurunan jumlah TKI sebesar 1,3% (2009) dan 4,2% (2010). Jumlah TKI akhir tahun 2010 diperkirakan menjadi 4,2
juta orang. Kebijakan moratorium tersebut tampak relatif tidak terlalu berpengaruh terhadap total remitansi TKI, karena
adanya peningkatan permintaan TKI dari beberapa negara lain yang rata-rata gajinya lebih tinggi.
Kebijakan Pemerintah moratorium penempatan TKI
Dalam upaya perbaikan pelayanan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri, sejak 2009 Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penghentian sementara pengiriman TKI atau dikenal dengan istilah “moratorium TKI”. Penghentian pengiriman TKI ini utamanya ditujukan bagi TKI yang bekerja sebagai penatalaksana rumah tangga/domestic helpers (TKI informal) di 3 negara yaitu Malaysia sejak 25 Juni 2009; Kuwait sejak 14 September 2009; dan Yordania sejak 29 Juli 2010.
Alasan diberlakukannya kebijakan moratorium TKI ke Kuwait adalah belum adanya jaminan perlindungan terhadap TKI, sedangkan penghentian sementara pengiriman TKI ke Yordania dan Malaysia selain terkait dengan masalah perlindungan TKI, juga karena masih relatif rendahnya gaji yang diterima TKI yaitu sekitar Rp1 juta per bulan.
Dampak moratorium TKI
Dampak Moratorium terhadap Jumlah Penempatan dan Jumlah TKI
Pemberlakuan moratarium TKI berdampak pada penurunan jumlah penempatan TKI secara total. Jumlah penempatan TKI tahun 2010 menurun menjadi sekitar 570 ribu orang dari 635 ribu orang di tahun sebelumnya (turun sebesar 10,4% (grafik 1).
Dari ke-3 negara dimana kebijakan moratorium diberlakukan, Malaysia mengalami jumlah penurunan terbesar untuk penempatan TKI khususnya di sektor informal dari 256 ribu orang tahun 2008 menjadi 116 ribu orang di 2010 (turun 54,8%); sedangkan di Kuwait turun dari 38 ribu orang tahun 2008 menjadi sekitar seribu orang di 2010 (turun 98,5%); dan di Yordania turun dari 11 ribu orang tahun 2008 menjadi sekitar 6 ribu orang di tahun 2010 (turun 48,9%).
Disamping itu, penurunan penempatan TKI khususnya di tahun 2009 juga dipengaruhi oleh krisis keuangan global. Hal ini tercermin dari turunnya permintaan TKI formal dari 243 ribu orang di 2008 menjadi 106 ribu orang (turun 56,3%), terutama terjadi di Amerika Serikat (turun 98%) dan Korea (turun 84%). Namun, pada periode yang sama, turunnya permintaan TKI informal sebagai dampak berlakunya moratorium dioffset dengan kenaikan penempatan TKI informal di negara lainnya
sehingga total penempatan TKI informal tahun 2009 meningkat 4,9% menjadi 530 ribu orang.
‐
100
200
300
400
500
600
700
800
Malaysia Kuwait Yordania Total
Jumlah Penempatan TKI
Grafik 1. Jumlah Penempatan TKI di Malaysia, Kuwait, Yordania & Total
2008 2009 2010
ribu orang
‐500
1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000
Malaysia Kuwait Yordania Total
Jumlah TKI
Grafik 2. Jumlah TKI di Malaysia, Kuwait, Yordania, & Total
2008 2009 2010
ribu orang
38
Moratorium TKI juga berdampak terhadap perbaikan komposisi penempatan TKI yang bekerja pada sektor fomal dan informal. Pada tahun 2009, perbandingan komposisi jumlah penempatan TKI fomal dan informal adalah 17% : 83%, sedangkan setelah moratorium berjalan 1 tahun, komposisi penempatan TKI formal pada tahun 2010 meningkat menjadi 28%, dan TKI informal turun menjadi 72%.
Seiring dengan turunnya jumlah penempatan TKI tersebut, jumlah TKI yang bekerja di LN pada tahun 2010 menjadi sekitar 4,2 juta orang atau turun 4,2% dari tahun 2009 yang berjumlah sekitar 4,39 juta orang (grafik 2). Persentase penurunan jumlah TKI yang tidak setajam penempatan TKI disebabkan pada saat periode yang sama terdapat kenaikan permintaan TKI pada beberapa negara seperti UEA (19,6%), Singapura (11,4%), dan Arab Saudi (1,1%) sehingga dapat mengurangi dampak moratorium TKI. Jumlah TKI pada ke-3 negara yang diberlakukan moratorium mengalami penurunan yaitu di Malaysia turun 11,2% dari 2,14 juta orang di 2008 menjadi 1,90 juta orang di 2010; di Kuwait turun 54,5% dari 77 ribu orang di 2008 menjadi 35 ribu orang di 2010; dan di Yordania turun 9,6% dari 72 ribu orang di 2008 menjadi 65 ribu orang di 2010.
Berdasarkan jenis pekerjaan, secara total jumlah TKI informal turun sebanyak 93 ribu orang dari 2,88 juta orang di 2009 menjadi 2,79 juta orang di 2010, sedangkan jumlah TKI formal pada periode yang sama turun sebanyak 86 ribu orang dari 1,34 juta orang menjadi 1,25 juta orang. Penurunan jumlah tersebut relatif tidak berpengaruh terhadap komposisi TKI berdasarkan jenis pekerjaan yakni: 66% TKI informal, 30% TKI formal dan 4% TKI professional (grafik 3).
Mengingat kebutuhan TKI informal di Malaysia sangat tinggi, kebijakan penghentian pengiriman TKI kemungkinan dapat mendorong arus TKI ilegal ke Malaysia.
Dampak Moratorium terhadap Remitansi TKI
Meski jumlah TKI turun selama pemberlakukan moratorium, remitansi cenderung stabil, bahkan tahun 2010 sedikit meningkat menjadi USD6,7 miliar (2009: USD 6.6 miliar). Hal tersebut terkait adanya kenaikan permintaan TKI oleh negara-negara di luar 3 negara yang memberlakukan moratorium seperti Singapura, UEA dan Saudi Arabia, yang memberikan gaji secara rata-rata lebih tinggi dari ke-3 negara yang diberlakukan moratorium.
Sementara itu, kontribusi remitansi TKI terhadap surplus current account menunjukkan trend yang meningkat sebagaimana tercermin dari peningkatan surplus transfer berjalan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemberlakuan moratorium TKI relatif belum berpengaruh signifikan terhadap penurunan inflow remitansi TKI sehingga peranannya sebagai salah satu penyumbang surplus current account tetap terjaga.
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
5,000
2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010
Malaysia Kuwait Yordania Total
Grafik 3. Jumlah TKI per Jenis Pekerjaan di Malaysia, Kuwait, Yordania, & Total
TKI Profesional TKI Formal TKI Informal
ribu orang
6,618 6,618 6,735
126
10,198
6,295
‐
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
2008 2009 2010
Grafik 4 Remitansi TKI vs Surplus Current Account
Remitansi TKI Current Account
jutaUSD
39
BOKS 3 Dampak Derasnya Aliran Masuk Modal Asing terhadap Transaksi Berjalan
Dalam lima tahun terakhir, aliran masuk modal asing (foreign capital inflows/financial account liabilities) mengalami tren
peningkatan dan mencapai puncaknya pada tahun 2010, yaitu sebesar USD 31,7 miliar (naik 65,5% yoy). Selama kurun
waktu tersebut, penurunan aliran masuk modal asing hanya terjadi di tahun 2008 sebagai dampak merebaknya krisis
keuangan global.
Aliran masuk modal asing tersebut terutama ditopang oleh investasi portofolio. Kewajiban investasi portofolio di tahun 2010
mencapai USD15,7 miliar (50% dari total aliran masuk modal asing), meningkat 1,5 kali lipat dari 2009 sebesar USD10,5
miliar. Walaupun dalam skala yang lebih kecil (40% dari total aliran masuk modal asing), aliran investasi asing langsung yang
tercatat sebesar USD12.7 miliar di tahun 2010 meningkat tajam (161%) dibanding tahun 2009 sebesar USD4,9 miliar sebagai
cerminan membaiknya iklim investasi domestik dan berkurangnya persepsi risiko di dalam negeri. Faktor-faktor yang memicu
tingginya aliran masuk modal asing tersebut adalah besarnya likuiditas global, relatif baiknya perekonomian domestik, dan
imbal hasil yang menguntungkan.
Grafik 1 Aliran Masuk Modal Asing
Derasnya aliran masuk modal asing selain berdampak pada peningkatan surplus transaksi modal dan finansial dalam
Neraca Pembayaran Indonesia juga menambah jumlah kepemilikan asing atas aset finansial domestik (tercermin dari posisi
kewajiban finansial luar negeri (KFLN) Indonesia dalam Statistik Posisi Investasi Internasional Indonesia). Peningkatan
kepemilikan asing pada aset domestik tersebut pada gilirannya akan menambah imbal hasil atas modal investasi tersebut
yang tercatat sebagai outflow pendapatan investasi dalam neraca pendapatan di Neraca Pembayaran Indonesia. Mengingat
inflow pendapatan investasi yang lebih rendah sejalan dengan lebih kecilnya posisi aset finansial luar negeri (AFLN) dibanding
KFLN Indonesia serta struktur AFLN yang didominasi oleh cadangan devisa dengan imbal hasil yang lebih relatif kecil, naiknya
outflow pendapatan investasi akan menambah defisit neraca pendapatan.
40
Grafik 2 Aliran Keluar Pendapatan Investasi
Pendapatan investasi yang diterima investor asing (investment income, outflow) terus mengalami peningkatan sebagai
cerminan menariknya imbal hasil investasi di Indonesia. Pendapatan investasi tersebut terutama berasal dari investasi
langsung, baik berupa pembayaran dividen maupun dalam bentuk laba yang ditanam kembali (reinvested earnings-RE).
Pendapatan investor asing dari investasi portofolio (berupa dividen dan bunga, tidak termasuk capital gain) juga mengalami
peningkatan. Sementara itu, pendapatan investasi lainnya berupa pembayaran bunga pinjaman luar negeri cenderung
menurun sejalan dengan relatif murahnya suku bunga pinjaman luar negeri. Besarnya imbal hasil investasi di Indonesia juga
menggambarkan perbaikan kinerja keuangan perusahaan emiten di Indonesia yang terefleksi dari naiknya rata-rata Return on
Equity (ROE) pada tahun 2010.
Grafik 3 Return on Equity
12.5
14.7
10.4 10.9
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2007 2008 2009 2010
%
Sumber: BEI
41
Indonesia’s Balance of Payments
Table 1.1 Indonesia's Balance of Payments : Summary (millions of USD) ...................... 43
Table 1.2 Indonesia's Balance of Payments : Current Account (millions of USD) ...................... 44
Table 1.3 Indonesia's Balance of Payments : Capital And Financial Account (millions of USD) ...................... 45
Table 1.4 Indonesia's Balance of Payments : Government And Monetary Authority Sector Financial Account (millions of USD) ...................... 46
Table 1.5 Indonesia's Balance of Payments : Private Sector Financial Account (millions of USD) ...................... 47
Non Oil and Gas Exports and Imports
Table 2.1 Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD) ...................... 48
Table 2.2 Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands Tons) ...................... 49
Table 2.3 Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD) ...................... 50
Table 2.4 Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (C&F, millions of USD) ...................... 51
Table 2.5 Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (thousands Tons) ...................... 52
Table 2.6 Non Oil and Gas Imports Value by Country of Destination (C&F, millions of USD) ...................... 53
Travel
Table 3.1 Travel Inflows ...................... 54
Table 3.2 Travel Outflows ...................... 55
Securities
Table 4 Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD) ...................... 56
LAMPIRAN
43
Table 1.1 INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
SUMMARY (millions of USD)
Feb 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL
I. Current Account 2,742 -1,013 -967 -637 126 2,591 2,570 1,500 3,531 10,192 2,093 1,603 1,374 1,224 6,294
A. Goods, net (Trade Balance) 7,536 5,443 5,771 4,166 22,916 5,928 7,344 6,668 10,207 30,147 7,045 6,961 7,807 9,279 31,093
1. Exports, fob 34,412 37,345 38,081 29,768 139,606 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 35,084 37,439 39,708 45,970 158,2012. Imports, fob -26,876 -31,902 -32,309 -25,603 -116,690 -18,267 -20,814 -24,620 -25,797 -89,499 -28,039 -30,478 -31,901 -36,690 -127,108
B. Services, net -3,071 -3,387 -3,313 -3,227 -12,998 -1,704 -2,199 -2,345 -3,428 -9,675 -2,129 -2,307 -2,286 -2,770 -9,491
C. Income, net -3,093 -4,425 -4,756 -2,881 -15,155 -2,742 -3,776 -4,072 -4,551 -15,140 -3,993 -4,262 -5,385 -6,619 -20,258
D. Current Transfers, net 1,371 1,356 1,331 1,305 5,364 1,109 1,201 1,248 1,303 4,861 1,169 1,210 1,238 1,334 4,950
II. Capital & Financial Account -529 2,105 2,508 -5,915 -1,832 1,835 -2,320 2,924 2,564 5,002 5,013 4,661 6,669 9,874 26,2180
A. Capital Account 17 62 187 29 294 19 29 34 14 96 18 0 0 14 32-
B. Financial Account -546 2,043 2,321 -5,944 -2,126 1,815 -2,349 2,891 2,549 4,906 4,995 4,661 6,669 9,861 26,186
1. Direct investment 630 197 1,871 720 3,419 628 575 647 779 2,628 2,484 2,298 1,615 3,439 9,836a. Abroad, net -1,730 -1,436 -1,517 -1,217 -5,900 -1,276 -872 -340 239 -2,249 -427 -982 -1,191 -300 -2,900b. In Indonesia (FDI), net 2,360 1,633 3,388 1,937 9,318 1,904 1,447 987 540 4,877 2,911 3,280 2,806 3,739 12,736
2. Portfolio investment, net 1,984 4,188 63 -4,470 1,764 1,950 1,893 2,972 3,521 10,336 6,159 1,089 5,994 1,964 15,205a. Assets, net -823 60 -65 -467 -1,294 133 362 -331 -307 -144 -409 -152 -121 190 -492b. Liabilities, net 2,807 4,128 128 -4,004 3,059 1,817 1,532 3,303 3,828 10,480 6,569 1,241 6,114 1,773 15,697
3. Other investment -3,160 -2,342 387 -2,194 -7,309 -763 -4,817 -728 -1,750 -8,058 -3,648 1,274 -939 4,458 1,145a. Assets, net -2,672 -1,974 -1,610 -4,498 -10,755 -241 -2,943 -6,083 -2,585 -11,852 -4,078 1,641 -2,288 2,608 -2,118b. Liabilities, net -489 -367 1,998 2,304 3,446 -522 -1,874 5,355 834 3,794 430 -367 1,349 1,850 3,263
III. Total (I + II) 2,213 1,091 1,541 -6,552 -1,707 4,425 250 4,424 6,095 15,194 7,106 6,264 8,044 11,098 32,512
IV. Errors & Omissions -1,181 233 -1,630 2,340 -238 -470 802 -879 -2,141 -2,688 -485 -843 -1,089 191 -2,227
V. Overall Balance (III + IV) 1,032 1,324 -89 -4,212 -1,945 3,955 1,052 3,546 3,954 12,506 6,621 5,421 6,955 11,289 30,285
VI. Reserves and Related Items 1) -1,032 -1,324 89 4,212 1,945 -3,955 -1,052 -3,546 -3,954 -12,506 -6,621 -5,421 -6,955 -11,289 -30,285
a. Reserve Asset Changes -1,032 -1,324 89 4,212 1,945 -3,955 -1,052 -3,546 -3,954 -12,506 -6,621 -5,421 -6,955 -11,289 -30,285
b. Use of Fund Credit and Loans 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Memorandum:Reserve Assets Position 2) 58,987 59,453 57,108 51,639 51,639 54,840 57,576 62,287 66,105 66,105 71,823 76,321 86,551 96,207 96,207(In Months of Imports & Official Debt Repayment) 4.6 4.6 4.4 4.0 4.0 5.4 5.6 6.1 6.4 6.4 5.3 5.6 6.3 7.0 7.0Current Account (% GDP) 2.28 -0.76 -0.67 -0.54 0.02 2.29 1.95 1.03 2.30 1.87 1.28 0.92 0.74 0.67 0.89Debt Service Ratio (%) 7) 16.2 17.8 15.2 24.2 18.1 23.3 25.0 19.8 24.6 23.2 21.2 23.2 20.3 21.3 21.5
o/w. Government & Monetary Authority 4.4 7.7 4.7 9.2 6.4 6.1 10.0 5.3 8.5 7.5 5.0 7.2 4.8 6.2 5.8
1) Negative represents surplus and positive represents deficit. Since the first quarter of 2004, changes in reserve assets only cover data on changes due to transaction.
2) Based on Gross Foreign Asset concept replacing Official Reserve concept since 1998 and based on International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) concept since 2000
* Provisional figures
I T E M S2008 2010*2009
44
Table 1.2
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS CURRENT ACCOUNT
(millions of USD)
Feb 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 Total
Current Account 2,742 -1,013 -967 -637 126 2,591 2,570 1,500 3,531 10,192 2,093 1,603 1,374 1,224 6,294
A. Goods, net (Trade Balance) 7,536 5,443 5,771 4,166 22,916 5,928 7,344 6,668 10,207 30,147 7,045 6,961 7,807 9,279 31,093- Non Oil and Gas 5,060 4,153 3,752 2,165 15,130 4,879 6,029 6,277 8,355 25,541 5,777 5,852 6,677 9,132 27,437- Oil and Gas 2,476 1,289 2,019 2,001 7,786 1,049 1,315 391 1,852 4,606 1,268 1,109 1,131 147 3,655
Exports, fob 34,412 37,345 38,081 29,768 139,606 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 35,084 37,439 39,708 45,970 158,201- Non Oil and Gas 26,405 27,879 28,796 24,805 107,885 20,530 23,751 25,603 29,145 99,029 28,511 30,298 32,763 38,226 129,797- Oil and Gas 8,007 9,466 9,284 4,963 31,721 3,665 4,407 5,686 6,859 20,616 6,573 7,141 6,946 7,744 28,403
Imports, fob -26,876 -31,902 -32,309 -25,603 -116,690 -18,267 -20,814 -24,620 -25,797 -89,499 -28,039 -30,478 -31,901 -36,690 -127,108- Non Oil and Gas -21,345 -23,725 -25,044 -22,641 -92,755 -15,651 -17,722 -19,326 -20,790 -73,489 -22,734 -24,446 -26,086 -29,094 -102,360- Oil and Gas -5,531 -8,177 -7,265 -2,962 -23,935 -2,616 -3,092 -5,295 -5,007 -16,010 -5,305 -6,032 -5,815 -7,596 -24,748
0B. Services, net -3,071 -3,387 -3,313 -3,227 -12,998 -1,704 -2,199 -2,345 -3,428 -9,675 -2,129 -2,307 -2,286 -2,770 -9,491
1. Transportation, net -2,600 -2,973 -2,972 -2,549 -11,094 -786 -943 -1,196 -1,621 -4,545 -1,310 -1,659 -1,830 -1,666 -6,465a. Freight, net -1,993 -2,364 -2,428 -1,909 -8,694 -613 -701 -949 -1,407 -3,668 -1,076 -1,329 -1,504 -1,405 -5,315b. Passenger and Other, net -608 -609 -544 -640 -2,400 -174 -242 -247 -214 -877 -234 -330 -325 -261 -1,150
2. Travel, net 354 440 617 412 1,823 228 216 235 -397 282 349 72 284 -153 553a. Inflow 1,663 1,771 1,975 1,969 7,377 1,228 1,368 1,489 1,513 5,598 1,687 1,565 1,810 1,918 6,981b. Outflow -1,310 -1,330 -1,357 -1,557 -5,554 -1,000 -1,152 -1,254 -1,910 -5,316 -1,338 -1,493 -1,526 -2,071 -6,428
3. Other services, net -825 -854 -959 -1,090 -3,727 -1,146 -1,472 -1,384 -1,410 -5,412 -1,168 -720 -740 -951 -3,579
C. Income, net -3,093 -4,425 -4,756 -2,881 -15,155 -2,742 -3,776 -4,072 -4,551 -15,140 -3,993 -4,262 -5,385 -6,619 -20,2581. Compensation of employees -83 -85 -102 -113 -383 -228 -178 -187 -185 -778 -181 -188 -205 -200 -7742. Investment income -3,011 -4,340 -4,654 -2,767 -14,772 -2,514 -3,598 -3,885 -4,366 -14,362 -3,812 -4,074 -5,179 -6,419 -19,484
a. Direct investment -2,438 -3,045 -3,235 -1,588 -10,306 -1,726 -2,054 -2,134 -2,721 -8,635 -2,619 -2,344 -2,959 -4,482 -12,404b. Portfolio investment -176 -328 -1,026 -243 -1,773 -385 -677 -1,408 -790 -3,260 -809 -988 -1,849 -1,145 -4,791c. Other investment -397 -967 -393 -937 -2,693 -403 -866 -343 -854 -2,466 -384 -743 -371 -792 -2,289
o/w Government & Monetary Authority interest payments -350 -822 -336 -730 -2,238 -264 -698 -238 -595 -1,795 -232 -560 -230 -575 -1,596
D. Current Transfers, net 1,371 1,356 1,331 1,305 5,364 1,109 1,201 1,248 1,303 4,861 1,169 1,210 1,238 1,334 4,9501. Government, net 15 24 34 116 189 4 14 20 52 89 3 33 21 134 1902. Other sectors, net 1,356 1,332 1,298 1,189 5,175 1,105 1,187 1,228 1,251 4,772 1,166 1,178 1,217 1,200 4,760
a. Workers' Remittances, net 1,354 1,343 1,294 1,215 5,206 1,150 1,222 1,236 1,262 4,869 1,218 1,217 1,224 1,214 4,873b. Other transfers, net 2 -11 4 -26 -31 -45 -35 -8 -10 -98 -51 -40 -7 -14 -112
Memorandum:Non Oil and Gas Export Growth, fob (%) 21.8 18.9 22.4 1.4 15.8 -22.2 -14.8 -11.1 17.5 -8.2 38.9 27.6 28.0 31.2 31.1Non Oil and Gas Import Growth, c&f (%) 41.2 44.1 44.7 32.0 40.4 -29.4 -28.1 -25.7 -10.1 -23.3 44.6 38.5 35.7 36.8 38.6Oil Unit Prices (USD/barrel) 93.4 119.3 113.4 48.0 93.5 41.8 56.9 66.5 73.1 59.6 75.2 76.8 73.8 84.9 77.7Oil Production (millions barrel per day) 0.977 0.981 0.982 0.967 0.976 0.962 0.941 0.943 0.951 0.949 0.954 0.965 0.950 0.912 0.945Tourist Inflows (thousand people) 1,451 1,537 1,728 1,713 6,429 1,464 1,590 1,671 1,726 6,452 1,642 1,800 1,881 1,966 7,289
* Provisional figures
ITEMS20092008 2010*
45
Table 1.3 INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
CAPITAL AND FINANCIAL ACCOUNT (millions of USD)
Feb 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 Total
A. Capital Account 17 62 187 29 294 19 29 34 14 96 18 0 0 14 32
B. Financial Account -546 2,043 2,321 -5,944 -2,126 1,815 -2,349 2,891 2,549 4,906 4,995 4,661 6,669 9,861 26,1861. Direct investment 630 197 1,871 720 3,419 628 575 647 779 2,628 2,484 2,298 1,615 3,439 9,836
a. Abroad -1,730 -1,436 -1,517 -1,217 -5,900 -1,276 -872 -340 239 -2,249 -427 -982 -1,191 -300 -2,900- Equity capital & Reinvested earnings -605 -282 -282 -251 -1,420 -581 -330 -320 -292 -1,524 -143 -207 -333 -363 -1,046- Other capital -1,125 -1,154 -1,235 -966 -4,480 -695 -542 -20 531 -725 -284 -775 -858 63 -1,854
b. In Indonesia (FDI) 2,360 1,633 3,388 1,937 9,318 1,904 1,447 987 540 4,877 2,911 3,280 2,806 3,739 12,736- Equity capital & Reinvested earnings 2,528 1,241 3,351 1,985 9,105 1,865 1,432 1,186 498 4,982 2,450 2,607 2,639 3,964 11,660- Other capital -167 392 37 -48 213 39 14 -199 41 -104 461 673 167 -225 1,075
o/w. Loans: - Drawings 1,740 1,976 1,750 2,312 7,779 2,582 2,063 1,725 2,166 8,536 3,332 3,680 3,808 3,241 14,062- Repayments -1,907 -1,585 -1,713 -2,360 -7,565 -2,543 -2,049 -1,924 -2,124 -8,640 -2,871 -3,008 -3,641 -3,466 -12,986
2. Portfolio investment 1,984 4,188 63 -4,470 1,764 1,950 1,893 2,972 3,521 10,336 6,159 1,089 5,994 1,964 15,205a. Assets -823 60 -65 -467 -1,294 133 362 -331 -307 -144 -409 -152 -121 190 -492
- Equity securities -239 -72 54 -42 -298 -58 -16 -184 -105 -363 -63 -37 -17 12 -106- Debt securities -584 132 -119 -425 -996 191 378 -147 -203 219 -346 -115 -104 179 -386
Bonds and Notes -584 132 -119 -425 -996 191 378 -147 -203 219 -346 -115 -104 179 -386Other 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Liabilities 2,807 4,128 128 -4,004 3,059 1,817 1,532 3,303 3,828 10,480 6,569 1,241 6,114 1,773 15,697- Equity securities 11 519 -98 -110 322 -446 418 545 270 787 373 420 1,292 46 2,132- Debt securities 2,795 3,608 226 -3,894 2,736 2,263 1,114 2,759 3,558 9,693 6,196 820 4,823 1,727 13,565
Bonds and Notes 2,467 3,283 1,457 -2,533 4,674 1,477 760 1,158 2,608 6,003 3,946 2,480 1,778 2,795 10,999Other 328 326 -1,231 -1,360 -1,937 785 353 1,600 950 3,689 2,250 -1,660 3,045 -1,069 2,566
3. Other Investment -3,160 -2,342 387 -2,194 -7,309 -763 -4,817 -728 -1,750 -8,058 -3,648 1,274 -939 4,458 1,145a. Assets -2,672 -1,974 -1,610 -4,498 -10,755 -241 -2,943 -6,083 -2,585 -11,852 -4,078 1,641 -2,288 2,608 -2,118
- Loans -105 -89 -57 -6 -257 -15 45 38 -257 -188 -163 27 -110 92 -154- Other -2,567 -1,885 -1,554 -4,492 -10,498 -227 -2,988 -6,121 -2,328 -11,664 -3,915 1,614 -2,178 2,515 -1,964
b. Liabilities -489 -367 1,998 2,304 3,446 -522 -1,874 5,355 834 3,794 430 -367 1,349 1,850 3,263- Loans -154 -501 1,509 1,967 2,823 559 -2,297 2,514 1,097 1,873 -127 -558 607 335 257
Drawings 3,028 3,573 4,789 6,936 18,325 3,411 2,208 6,291 7,096 19,006 3,830 4,359 4,105 5,598 17,891Repayments -3,182 -4,073 -3,279 -4,969 -15,503 -2,852 -4,505 -3,777 -5,999 -17,133 -3,957 -4,917 -3,498 -5,262 -17,634
- Other -335 133 488 337 623 -1,081 424 2,841 -263 1,921 558 191 742 1,515 3,006
C. Total (A + B) -529 2,105 2,508 -5,915 -1,832 1,835 -2,320 2,924 2,564 5,002 5,013 4,661 6,669 9,874 26,218
* Provisional figures
I T E M S20092008 2010*
46
Table 1.4 INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
GOVERNMENT AND MONETARY AUTHORITY SECTOR FINANCIAL ACCOUNT (millions of USD)
Feb 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 Total
I. Government 1,853 2,117 1,172 -1,165 3,976 2,314 -729 4,110 2,020 7,715 4,664 2,384 1,871 3,113 12,032
A. Portfolio investment 2,238 3,569 1,255 -1,720 5,341 2,202 1,276 981 1,561 6,020 4,507 3,249 2,247 2,242 12,2451. Assets 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Equity securities 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0a. Debt securities 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Liabilities 2,238 3,569 1,255 -1,720 5,341 2,202 1,276 981 1,561 6,020 4,507 3,249 2,247 2,242 12,245 b. Equity securities 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Debt securities 2,238 3,569 1,255 -1,720 5,341 2,202 1,276 981 1,561 6,020 4,507 3,249 2,247 2,242 12,245
B. Other investment -385 -1,451 -83 555 -1,365 112 -2,005 3,129 459 1,695 157 -865 -376 870 -2141. Assets 0 0 0 0 0 66 -3 40 -3 101 2 2 -3 0 0
2. Liabilities -385 -1,451 -83 555 -1,365 45 -2,003 3,089 463 1,594 155 -867 -373 870 -214a. Loans -385 -1,451 -83 555 -1,365 45 -2,002 369 461 -1,127 156 -867 -374 870 -215
i. Drawings 599 635 913 2,796 4,943 992 289 1,362 2,887 5,529 1,095 1,008 546 2,725 5,375- Program Loan 222 200 295 2,026 2,742 315 11 559 2,077 2,962 596 607 130 1,840 3,174
ADB 0 0 0 830 830 0 0 0 500 500 500 0 0 200 700IBRD 0 200 0 995 1,195 125 11 259 1,162 1,558 0 0 130 1,539 1,669JBIC 222 0 295 0 517 190 0 0 414 604 96 307 0 102 505Others 0 0 0 200 200 0 0 300 0 300 0 300 0 0 300
- Project Loan 377 435 618 771 2,201 676 278 803 810 2,567 499 401 416 885 2,200CGI 290 331 454 671 1,745 436 215 661 733 2,045 433 392 382 673 1,880
ODA 290 331 454 671 1,745 436 215 661 733 2,045 433 392 382 673 1,880Bilateral 137 134 177 467 915 177 145 461 286 1,069 239 213 220 446 1,117Multilateral 153 197 277 204 831 259 70 200 446 975 195 179 162 227 764
Non ODA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Non CGI 88 105 164 100 456 240 63 141 77 522 65 9 34 212 320
- Reschedulling 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Principal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Interest 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ii. Repayments -984 -2,086 -996 -2,242 -6,308 -946 -2,291 -993 -2,426 -6,656 -939 -1,875 -920 -1,856 -5,590
2. Other 0 0 0 0 0 0 -1 2,720 1 2,721 -1 0 1 1 1
II. Monetary Authorities 300 323 -1,404 -1,271 -2,051 654 412 1,612 811 3,490 2,041 -2,264 2,561 -1,106 1,232
A. Portfolio investment 328 326 -1,368 -1,266 -1,980 700 420 1,616 822 3,558 2,049 -2,252 2,572 -1,089 1,2811. Assets 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Liabilities 328 326 -1,368 -1,266 -1,980 700 420 1,616 822 3,558 2,049 -2,252 2,572 -1,089 1,281
B. Other investment -28 -2 -36 -5 -71 -45 -7 -5 -11 -68 -8 -13 -11 -17 -481. Assets 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Liabilites -28 -2 -36 -5 -71 -45 -7 -5 -11 -68 -8 -13 -11 -17 -48a. Loans -28 -2 -36 -5 -71 -45 -7 -5 -11 -68 -8 -13 -11 -17 -48
i Drawings 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0ii. Repayments -28 -2 -36 -5 -71 -45 -7 -5 -11 -68 -8 -13 -11 -17 -48
b. Other 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
III. Total (I + II) 2,153 2,441 -232 -2,436 1,925 2,968 -317 5,722 2,832 11,205 6,705 120 4,433 2,007 13,264
* Provisional figures
2010*I T E M S
20092008
47
TABLE 1.5 INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS PRIVATE SECTOR FINANCIAL ACCOUNT
(millions of USD)
Feb 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Total
A. Direct investment 630 197 1,871 720 3,419 628 575 647 779 2,628 2,484 2,298 1,615 3,439 9,8361. Abroad -1,730 -1,436 -1,517 -1,217 -5,900 -1,276 -872 -340 239 -2,249 -427 -982 -1,191 -300 -2,900
- Equity capital & Reinvested earnings -605 -282 -282 -251 -1,420 -581 -330 -320 -292 -1,524 -143 -207 -333 -363 -1,046- Other capital -1,125 -1,154 -1,235 -966 -4,480 -695 -542 -20 531 -725 -284 -775 -858 63 -1,854
2. In Indonesia (FDI) 2,360 1,633 3,388 1,937 9,318 1,904 1,447 987 540 4,877 2,911 3,280 2,806 3,739 12,736- Equity capital & Reinvested earnings 2,528 1,241 3,351 1,985 9,105 1,865 1,432 1,186 498 4,982 2,450 2,607 2,639 3,964 11,660- Other capital -167 392 37 -48 213 39 14 -199 41 -104 461 673 167 -225 1,075
o/w. Loans : - Drawings 1,740 1,976 1,750 2,312 7,779 2,582 2,063 1,725 2,166 8,536 3,332 3,680 3,808 3,241 14,062- Repayments -1,907 -1,585 -1,713 -2,360 -7,565 -2,543 -2,049 -1,924 -2,124 -8,640 -2,871 -3,008 -3,641 -3,466 -12,986
B. Portfolio investment -582 294 176 -1,485 -1,597 -952 197 375 1,138 758 -396 92 1,174 810 1,6791. Assets -823 60 -65 -467 -1,294 133 362 -331 -307 -144 -409 -152 -121 190 -492
- Equity securities -239 -72 54 -42 -298 -58 -16 -184 -105 -363 -63 -37 -17 12 -106- Debt securities -584 132 -119 -425 -996 191 378 -147 -203 219 -346 -115 -104 179 -386
Bonds and Notes -584 132 -119 -425 -996 191 378 -147 -203 219 -346 -115 -104 179 -386Other 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Liabilities 241 234 241 -1,019 -303 -1,085 -164 706 1,445 902 13 244 1,295 619 2,171- Equity securities 11 519 -98 -110 322 -446 418 545 270 787 373 420 1,292 46 2,132- Debt securities 230 -286 340 -908 -625 -639 -582 161 1,175 115 -360 -177 3 573 39
Bonds and Notes 230 -286 340 -908 -625 -639 -582 161 1,175 115 -360 -177 3 573 39Other 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Others investment -2,747 -888 506 -2,743 -5,873 -829 -2,804 -3,853 -2,199 -9,685 -3,797 2,152 -552 3,605 1,4071. Assets -2,672 -1,974 -1,610 -4,498 -10,755 -307 -2,941 -6,124 -2,581 -11,953 -4,080 1,639 -2,285 2,608 -2,118
- Loans -105 -89 -57 -6 -257 -15 45 38 -257 -188 -163 27 -110 92 -154- Other -2,567 -1,885 -1,554 -4,492 -10,498 -293 -2,986 -6,161 -2,325 -11,765 -3,917 1,612 -2,175 2,515 -1,964
2. Liabilities -76 1,086 2,116 1,755 4,882 -522 137 2,271 382 2,268 283 513 1,733 997 3,526- Loans 259 953 1,628 1,418 4,259 559 -288 2,150 646 3,068 -276 321 992 -517 521
- Drawings 2,429 2,938 3,876 4,139 13,382 2,419 1,919 4,929 4,209 13,477 2,735 3,351 3,559 2,872 12,516- Repayments -2,169 -1,985 -2,248 -2,721 -9,123 -1,860 -2,207 -2,779 -3,563 -10,409 -3,010 -3,029 -2,567 -3,389 -11,996
- Other -335 133 488 337 623 -1,081 424 121 -264 -800 559 191 741 1,514 3,005
D. Total (A+B+C) -2,699 -397 2,553 -3,508 -4,052 -1,153 -2,032 -2,831 -282 -6,298 -1,709 4,541 2,237 7,854 12,922
* Provisional figures
2008I T E M S
2009 2010*
48
Table 2.1NON OIL AND GAS EXPORTS VALUE BY COMMODITIES
(millions of USD)
20,530 100.0 -22.2 23,751 100.0 -14.8 25,603 100.0 -11.1 29,145 100.0 17.5 28,511 100.0 38.87 30,298 100.0 27.6 32,763 100.0 28.0 38,226 100.0 31.2
I. Agriculture 2,350 11.4 -29.6 2,673 11.3 -33.6 2,901 11.3 -33.0 3,392 11.6 6.3 3,608 12.7 53.55 4,122 13.6 54.2 4,277 13.1 47.4 4,907 12.8 44.71. Timber 107 0.5 -24.5 118 0.5 -17.7 129 0.5 -6.5 156 0.5 38.2 152 0.5 41.13 161 0.5 35.7 152 0.5 17.9 177 0.5 13.02. Rubber 612 3.0 -57.9 721 3.0 -56.3 814 3.2 -56.6 1,029 3.5 -0.6 1,479 5.2 141.49 1,905 6.3 164.1 1,794 5.5 120.5 2,169 5.7 110.93. Coffee 166 0.8 -17.4 267 1.1 1.7 274 1.1 -25.7 213 0.7 -13.8 145 0.5 -12.45 241 0.8 -9.9 318 1.0 16.0 296 0.8 39.04. Tea 37 0.2 -1.7 43 0.2 -0.1 46 0.2 4.9 48 0.2 23.8 47 0.2 27.33 46 0.2 6.6 44 0.1 -5.1 45 0.1 -6.95. Pepper 23 0.1 -68.2 37 0.2 -19.1 39 0.2 -5.9 40 0.1 57.5 29 0.1 28.52 45 0.1 20.0 88 0.3 126.0 89 0.2 124.46. Tobacco 139 0.7 24.9 157 0.7 12.8 133 0.5 5.6 174 0.6 37.0 183 0.6 31.06 181 0.6 15.7 156 0.5 17.1 146 0.4 -16.37. Manioc 1 0.0 -95.8 0 0.0 -77.8 5 0.0 23.3 20 0.1 119.7 4 0.0 282.16 0 0.0 -25.6 5 0.0 5.0 23 0.1 16.08. Animal & Husb Products 597 2.9 0.7 612 2.6 -19.1 579 2.3 -24.1 644 2.2 -3.3 620 2.2 3.91 718 2.4 17.3 649 2.0 12.2 742 1.9 15.2
- Shrimps and prawns 159 0.8 -16.8 156 0.7 -34.9 177 0.7 -20.9 187 0.6 24.1 169 0.6 5.78 192 0.6 23.1 197 0.6 11.0 222 0.6 18.69. Hides 29 0.1 -42.3 29 0.1 -44.9 27 0.1 -39.6 35 0.1 9.9 26 0.1 -8.67 33 0.1 13.3 31 0.1 11.4 33 0.1 -4.6
10. Others 638 3.1 -1.3 687 2.9 -25.9 856 3.3 -7.4 1,033 3.5 15.1 923 3.2 44.58 792 2.6 15.2 1,041 3.2 21.7 1,187 3.1 14.9
II. Mineral 5,158 25.1 -5.7 5,930 25.0 6.9 7,195 28.1 11.5 8,086 27.7 55.9 8,171 28.7 58.43 7,726 25.5 30.3 8,828 26.9 22.7 10,165 26.6 25.71. Tin 295 1.4 -57.7 321 1.4 -9.5 347 1.4 -56.1 352 1.2 73.4 315 1.1 6.74 387 1.3 20.6 445 1.4 28.3 639 1.7 81.52. Copper 1,573 7.7 14.1 1,506 6.3 7.0 2,133 8.3 108.7 2,640 9.1 215.6 2,351 8.2 49.45 1,993 6.6 32.3 2,647 8.1 24.1 2,845 7.4 7.83. Nickel 207 1.0 -73.4 97 0.4 -79.4 504 2.0 -18.7 428 1.5 16.8 518 1.8 150.02 1,001 3.3 930.0 523 1.6 3.8 761 2.0 77.84. Aluminium 127 0.6 -36.3 147 0.6 -29.9 162 0.6 -49.6 246 0.8 30.2 256 0.9 102.34 332 1.1 125.4 291 0.9 80.0 309 0.8 25.55. Coal 2,539 12.4 40.1 3,542 14.9 42.1 3,715 14.5 27.1 4,017 13.8 29.0 4,229 14.8 66.60 4,166 13.7 17.6 4,455 13.6 19.9 5,037 13.2 25.46. Others 417 2.0 -31.1 317 1.3 -47.9 334 1.3 -57.0 404 1.4 -15.2 501 1.8 20.23 -152 -0.5 -148.1 466 1.4 39.8 574 1.5 42.3
III. Manufactured 12,569 61.2 -26.8 14,928 62.9 -17.4 15,286 59.7 -13.5 17,359 59.6 7.6 16,467 57.8 31.01 17,910 59.1 20.0 19,353 59.1 26.6 22,745 59.5 31.01. Textile & Textile Products 2,229 10.9 -13.9 2,361 9.9 -11.6 2,467 9.6 -13.7 2,448 8.4 6.0 2,646 9.3 18.71 2,837 9.4 20.2 2,990 9.1 21.2 3,088 8.1 26.1
- Garments 1,445 7.0 -4.0 1,475 6.2 -6.9 1,557 6.1 -11.3 1,436 4.9 -0.4 1,568 5.5 8.49 1,671 5.5 13.3 1,834 5.6 17.8 1,782 4.7 24.12. Handicraft 16 0.1 -27.3 20 0.1 -23.1 24 0.1 -8.0 27 0.1 27.9 26 0.1 64.26 28 0.1 38.0 29 0.1 23.1 34 0.1 27.73. Wood Products 410 2.0 -33.9 476 2.0 -26.2 461 1.8 -31.2 543 1.9 8.8 624 2.2 52.19 598 2.0 25.7 550 1.7 19.2 605 1.6 11.5 - Plywood 127 0.6 -29.7 136 0.6 -27.8 124 0.5 -33.1 138 0.5 -6.0 139 0.5 9.10 137 0.5 0.3 138 0.4 10.8 146 0.4 5.44. Rattan Products 41 0.2 -30.8 35 0.1 -22.7 24 0.1 -23.9 23 0.1 -19.6 33 0.1 -19.13 28 0.1 -21.5 21 0.1 -11.8 31 0.1 32.85. Palm Oils 1,691 8.2 -51.0 2,343 9.9 -29.1 2,721 10.6 21.0 3,525 12.1 20.9 2,395 8.4 41.66 2,552 8.4 8.9 3,606 11.0 32.5 5,093 13.3 44.56. Copra Cake 4 0.0 -54.0 9 0.0 -33.8 6 0.0 -0.3 6 0.0 -5.0 7 0.0 80.33 10 0.0 17.2 5 0.0 -17.4 7 0.0 24.77. Chemical Products 1,239 6.0 -27.3 1,543 6.5 -16.4 1,639 6.4 -16.3 1,927 6.6 28.7 1,885 6.6 52.08 2,121 7.0 37.5 2,201 6.7 34.4 2,701 7.1 40.28. Metal Products 299 1.5 17.9 229 1.0 -18.8 240 0.9 -30.4 274 0.9 -5.4 353 1.2 18.10 246 0.8 7.3 347 1.1 45.1 374 1.0 36.89. Electrical Appliances 2,016 9.8 -4.5 2,505 10.5 8.2 2,857 11.2 15.4 2,977 10.2 16.2 2,857 10.0 41.69 3,120 10.3 24.6 3,400 10.4 19.0 3,590 9.4 20.6
10. Cement 43 0.2 -21.9 62 0.3 9.0 60 0.2 -8.8 54 0.2 24.3 37 0.1 -13.47 41 0.1 -33.4 43 0.1 -28.1 43 0.1 -20.311. Papers 969 4.7 -24.1 1,010 4.3 -27.7 1,033 4.0 -31.2 1,238 4.2 15.9 1,205 4.2 24.35 1,407 4.6 39.2 1,365 4.2 32.1 1,553 4.1 25.412. Rubber Products 251 1.2 -18.9 323 1.4 -1.5 377 1.5 9.5 408 1.4 32.0 399 1.4 59.14 425 1.4 31.6 438 1.3 16.2 479 1.3 17.513. Glass & Glassware 73 0.4 -38.7 130 0.5 19.5 86 0.3 -20.5 101 0.3 12.2 98 0.3 33.48 102 0.3 -21.5 104 0.3 21.2 123 0.3 21.714. Footwear 428 2.1 -5.1 509 2.1 -1.4 362 1.4 -22.6 464 1.6 -7.6 522 1.8 22.05 684 2.3 34.4 615 1.9 69.8 717 1.9 54.315. Plastic Products 102 0.5 -16.7 112 0.5 -12.0 100 0.4 -30.7 117 0.4 -7.1 119 0.4 16.00 120 0.4 7.0 124 0.4 24.3 144 0.4 22.516. Machinery & Mechanic 1,532 7.5 -18.6 1,831 7.7 -13.1 1,455 5.7 -42.1 1,622 5.6 -24.9 1,755 6.2 14.58 1,797 5.9 -1.9 1,747 5.3 20.1 1,934 5.1 19.217. Others 1,226 6.0 -42.7 1,431 6.0 -37.4 1,376 5.4 -28.0 1,607 5.5 -5.7 1,506 5.3 22.82 1,795 5.9 25.5 1,768 5.4 28.4 2,231 5.8 38.8
IV. Others (Non-Mon. Gold) 359 1.7 27.6 140 0.6 17.3 139 0.5 -39.4 218 0.7 -1.9 191 0.7 -46.94 431 1.4 207.8 201 0.6 44.4 279 0.7 28.3
V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers 95 0.5 -34.5 81 0.3 -30.4 81 0.3 -25.8 91 0.3 10.9 74 0.3 -21.79 109 0.4 35.4 103 0.3 28.1 129 0.3 41.2
* Provisional figures
Share (%)
Growth (%)
Commodities
Total
Q1
ValueShare (%)
Growth (%)
2009Q2
ValueShare (%)
Growth (%)
Q3
Value
Q4
ValueShare (%)
Growth (%)
Q1
ValueShare (%)
Growth (%)
Q2
ValueShare (%)
Growth (%)
2010Q3 Q4*
ValueShare (%)
Growth (%)
ValueShare (%)
Growth (%)
49
Table 2.2NON OIL AND GAS EXPORTS VOLUME BY COMMODITIES
(thousands of Tons)
58,885 100.0 -19.6 81,956 100.0 -1.7 89,382 100.0 18.6 103,082 100.0 45.0 103,046 100.0 75.0 98,083 100.0 19.7 101,114 100.0 13.1 115,863 100.0 12.4
I. Agriculture 1,600 2.7 -20.6 1,877 2.3 -18.2 2,239 2.5 -4.0 2,462 2.4 12.9 2,096 2.0 31.0 2,213 2.3 17.9 2,306 2.3 3.0 2,705 2.3 9.91. Timber 150 0.3 -23.4 233 0.3 8.3 270 0.3 41.3 416 0.4 164.3 360 0.3 140.5 392 0.4 68.3 350 0.3 29.4 477 0.4 14.92. Rubber 435 0.7 -27.1 519 0.6 -15.7 519 0.6 -16.7 483 0.5 8.9 522 0.5 19.8 611 0.6 17.6 612 0.6 18.1 615 0.5 27.33. Coffee 79 0.1 -12.0 163 0.2 43.1 179 0.2 4.6 116 0.1 0.7 68 0.1 -14.1 120 0.1 -26.4 162 0.2 -9.3 134 0.1 15.74. Tea 23 0.0 -8.4 24 0.0 -6.0 24 0.0 -4.8 22 0.0 1.4 21 0.0 -6.1 22 0.0 -10.5 23 0.0 -4.7 22 0.0 1.65. Pepper 9 0.0 -56.0 16 0.0 20.5 13 0.0 23.4 13 0.0 77.8 9 0.0 2.2 11 0.0 -29.1 22 0.0 65.5 21 0.0 64.06. Tobacco 28 0.0 13.9 30 0.0 -0.5 23 0.0 -18.7 29 0.0 13.2 33 0.0 16.6 103 0.1 247.3 27 0.0 13.3 22 0.0 -24.47. Manioc 9 0.0 -78.3 0 0.0 -92.8 32 0.0 60.7 130 0.1 99.3 25 0.0 184.0 0 0.0 -62.6 23 0.0 -28.7 96 0.1 -25.78. Animal & Husb Products 195 0.3 -7.8 206 0.3 -27.3 215 0.2 -6.8 230 0.2 -13.6 249 0.2 27.8 266 0.3 28.9 216 0.2 0.5 245 0.2 6.7
- Shrimps and prawns 24 0.0 -12.6 22 0.0 -73.6 52 0.1 72.3 25 0.0 15.6 23 0.0 -2.2 26 0.0 17.5 24 0.0 -54.5 25 0.0 -0.19. Hides 2 0.0 -37.8 2 0.0 -33.6 2 0.0 -18.9 2 0.0 26.8 2 0.0 -3.5 2 0.0 3.7 2 0.0 -1.9 2 0.0 -14.810. Others 670 1.1 -17.1 684 0.8 -31.0 962 1.1 -6.6 1,022 1.0 -5.1 807 0.8 20.4 686 0.7 0.4 869 0.9 -9.6 1,070 0.9 4.7
II. Mineral 46,553 79.1 -18.7 67,648 82.5 0.2 74,651 83.5 21.2 86,040 83.5 53.2 89,905 87.2 93.1 84,432 86.1 24.8 85,360 84.4 14.3 98,036 84.6 13.91. Tin 38 0.1 -27.7 236 0.3 634.1 33 0.0 -72.0 33 0.0 51.8 28 0.0 -25.8 28 0.0 -88.0 33 0.0 -1.3 35 0.0 4.92. Copper 695 1.2 62.6 562 0.7 57.0 668 0.7 195.6 757 0.7 141.8 684 0.7 -1.7 600 0.6 6.7 835 0.8 25.0 690 0.6 -8.83. Nickel 1,119 1.9 -72.6 2,656 3.2 -23.3 3,273 3.7 129.7 3,648 3.5 127.6 4,320 4.2 286.0 3,939 4.0 48.3 4,088 4.0 24.9 6,906 6.0 89.34. Aluminium 2,061 3.5 -31.5 3,749 4.6 -0.8 4,409 4.9 -25.5 5,275 5.1 70.2 5,326 5.2 158.5 6,651 6.8 77.4 6,609 6.5 49.9 7,711 6.7 46.25. Coal 32,680 55.5 -27.5 58,360 71.2 7.8 63,867 71.5 28.8 71,347 69.2 50.3 74,178 72.0 127.0 68,906 70.3 18.1 68,612 67.9 7.4 76,224 65.8 6.86. Others 9,960 16.9 118.9 2,085 2.5 -63.9 2,401 2.7 -44.0 4,980 4.8 35.4 5,369 5.2 -46.1 4,307 4.4 106.6 5,182 5.1 115.9 6,469 5.6 29.9
III. Manufactured 10,732 18.2 -23.3 12,431 15.2 -8.4 12,492 14.0 8.7 14,579 14.1 14.3 11,045 10.7 2.9 11,438 11.7 -8.0 13,449 13.3 7.7 15,122 13.1 3.71. Textile & Textile Products 417 0.7 -12.1 469 0.6 -0.9 460 0.5 -5.5 494 0.5 24.3 515 0.5 23.5 503 0.5 7.3 520 0.5 13.0 524 0.5 5.9
- Garments 103 0.2 -16.1 118 0.1 -0.6 122 0.1 -7.7 111 0.1 3.9 123 0.1 19.6 121 0.1 2.7 148 0.1 21.1 126 0.1 13.82. Handicraft 6 0.0 -25.8 8 0.0 -20.8 8 0.0 -12.7 10 0.0 43.7 9 0.0 44.8 9 0.0 18.1 9 0.0 14.8 10 0.0 5.03. Wood Products 374 0.6 -39.2 508 0.6 -18.0 467 0.5 -22.7 552 0.5 24.0 645 0.6 72.3 578 0.6 13.6 518 0.5 11.0 560 0.5 1.4 - Plywood 61 0.1 -32.0 66 0.1 -32.6 59 0.1 -32.9 68 0.1 -1.5 65 0.1 7.9 67 0.1 0.8 62 0.1 4.6 64 0.1 -5.84. Rattan Products 54 0.1 202.6 11 0.0 -23.5 8 0.0 -21.0 8 0.0 -9.1 10 0.0 -82.0 9 0.0 -21.4 7 0.0 -17.7 10 0.0 30.45. Palm Oils 3,322 5.6 -8.6 3,703 4.5 17.4 4,256 4.8 88.3 5,369 5.2 12.6 3,289 3.2 -1.0 3,081 3.1 -16.8 4,575 4.5 7.5 5,217 4.5 -2.86. Copra Cake 23 0.0 -66.9 69 0.1 -28.0 48 0.1 29.7 61 0.1 40.7 70 0.1 208.8 69 0.1 -0.8 46 0.0 -5.6 49 0.0 -20.37. Chemical Products 1,557 2.6 -52.6 2,000 2.4 -42.6 1,983 2.2 -3.4 2,426 2.4 49.0 1,874 1.8 20.4 2,206 2.2 10.3 2,432 2.4 22.6 3,046 2.6 25.58. Metal Products 133 0.2 -3.3 107 0.1 -11.3 107 0.1 -59.7 142 0.1 4.0 236 0.2 77.3 119 0.1 10.8 176 0.2 64.2 215 0.2 50.89. Electrical Appliances 133 0.2 -17.1 161 0.2 -1.6 181 0.2 3.9 198 0.2 20.3 191 0.2 43.6 192 0.2 18.9 202 0.2 11.3 210 0.2 5.910. Cement 602 1.0 -48.8 1,405 1.7 27.6 1,275 1.4 -2.1 987 1.0 21.4 494 0.5 -17.9 698 0.7 -50.3 756 0.7 -40.7 634 0.5 -35.711. Papers 1,645 2.8 -2.6 1,620 2.0 1.0 1,489 1.7 -18.9 1,721 1.7 13.3 1,583 1.5 -3.7 1,673 1.7 3.3 1,746 1.7 17.2 2,032 1.8 18.112. Rubber Products 79 0.1 -19.4 110 0.1 8.7 133 0.1 36.7 127 0.1 47.1 146 0.1 84.7 123 0.1 12.2 120 0.1 -9.7 128 0.1 0.613. Glass & Glassware 147 0.2 -27.6 188 0.2 -2.1 165 0.2 -17.8 206 0.2 18.1 186 0.2 26.5 188 0.2 0.0 198 0.2 19.9 246 0.2 19.514. Footwear 29 0.0 -9.4 34 0.0 1.3 26 0.0 -14.8 33 0.0 0.0 37 0.0 28.5 43 0.0 26.7 38 0.0 45.5 47 0.0 41.715. Plastic Products 44 0.1 -16.6 51 0.1 2.9 43 0.0 -14.6 47 0.0 7.8 48 0.0 9.7 49 0.0 -4.8 46 0.0 9.0 54 0.0 16.516. Machinery & Mechanic 272 0.5 -22.1 287 0.4 -22.8 194 0.2 -58.3 295 0.3 -45.6 274 0.3 0.5 331 0.3 15.1 307 0.3 58.1 312 0.3 5.817. Others 1,896 3.2 -5.2 1,698 2.1 -14.5 1,648 1.8 2.3 1,902 1.8 -1.7 1,438 1.4 -24.1 1,566 1.6 -7.7 1,753 1.7 6.4 1,827 1.6 -4.0
IV. Others (Non-monetary Gold) 0.02 0.0 -88.2 0.01 0.0 31.1 0.01 0.0 -23.6 0.01 0.0 -1.2 0.01 0.0 -37.1 0.01 0.0 128.3 0.01 0.0 -17.0 0.01 0.0 7.3
V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a
* Provisional figures
Q3
VolShare (%)
Growth (%)
Q2
VolShare (%)
Growth (%)
Growth (%)
2009Q4
Commodities
Total
Q1
VolShare (%) Vol
Share (%)
Growth (%)
2010Q1 Q2 Q3 Q4*
VolShare (%)
Growth (%) Vol
Share (%)
Growth (%) Vol
Share (%)
Growth (%) Vol
Share (%)
Growth (%)
50
Table 2.3NON OIL AND GAS EXPORTS VALUE BY COUNTRY OF DESTINATION
(millions of USD)
TOTAL 20,530 100.0 -22.2 23,751 100.0 -14.8 25,603 100.0 -11.1 29,145 100.0 17.5 28,511 100.0 38.9 30,298 100.0 27.6 32,763 100.0 28.0 38,226 100.0 31.2
AFRICA 576 2.8 -25.4 703 3.0 -19.3 621 2.4 -27.7 837 2.873 10.4 768 2.7 33.4 824 2.7 17.2 864 2.6 39.1 975 2.550 16.4
AMERICA 2,895 14.1 -20.3 3,083 13.0 -25.1 3,447 13.5 -20.5 3,625 12.4 2.4 3,785 13.3 30.7 4,253 14.0 38.0 4,503 13.7 30.6 4,778 12.5 31.8U S A 2,370 11.5 -19.9 2,492 10.5 -24.0 2,715 10.6 -20.9 2,885 9.9 3.5 3,004 10.5 26.8 3,263 10.8 30.9 3,451 10.5 27.1 3,651 9.5 26.5Western Hemesphere 298 1.5 -22.0 350 1.5 -35.2 444 1.7 -16.4 484 1.7 2.1 494 1.7 65.6 634 2.1 81.4 691 2.1 55.6 772 2.0 59.6Canada 106 0.5 -26.7 127 0.5 -22.7 136 0.5 -26.0 132 0.5 -14.4 157 0.6 48.1 178 0.6 39.8 182 0.6 33.8 203 0.5 53.1Others 121 0.6 -15.6 114 0.5 -14.3 152 0.6 -20.3 124 0.4 0.0 130 0.5 7.9 178 0.6 56.9 178 0.5 17.6 152 0.4 22.6
ASIA 13,270 64.6 -23.7 16,056 67.6 -9.5 17,141 67.0 -7.6 19,916 68.3 26.4 19,229 67.4 44.9 20,511 67.7 27.7 21,749 66.4 26.9 26,157 68.4 31.3ASEAN 4,532 22.1 -24.9 5,224 22.0 -14.7 5,420 21.2 -19.9 6,301 21.6 20.6 6,167 21.6 36.1 6,737 22.2 28.9 6,669 20.4 23.1 8,046 21.0 27.7 - Brunei Darussalam 11 0.1 -23.3 19 0.1 31.9 12 0.0 -20.1 15 0.1 4.8 14 0.0 22.5 19 0.1 3.0 14 0.0 17.6 14 0.0 -10.2 - Malaysia 961 4.7 -40.8 1,371 5.8 -12.6 1,549 6.1 -5.5 1,772 6.1 27.6 1,632 5.7 69.8 1,837 6.1 34.1 1,850 5.6 19.4 2,448 6.4 38.2 - Philipina 536 2.6 27.0 566 2.4 1.6 590 2.3 15.3 719 2.5 69.4 704 2.5 31.3 853 2.8 50.8 735 2.2 24.6 824 2.2 14.6 - Singapore 2,153 10.5 -18.3 2,223 9.4 -13.7 2,113 8.3 -31.1 2,420 8.3 5.8 2,417 8.5 12.3 2,453 8.1 10.4 2,458 7.5 16.4 2,858 7.5 18.1 - Thailand 495 2.4 -37.3 575 2.4 -32.2 713 2.8 -26.4 820 2.8 22.4 894 3.1 80.4 1,056 3.5 83.6 1,004 3.1 40.9 1,077 2.8 31.3 - Vietnam 297 1.4 -33.3 377 1.6 -15.2 346 1.3 -24.3 438 1.5 24.0 365 1.3 22.7 412 1.4 9.3 488 1.5 41.2 686 1.8 56.6 - Myanmar 34 0.2 -47.9 45 0.2 -31.3 46 0.2 -24.2 56 0.2 25.8 89 0.3 157.9 37 0.1 -19.1 64 0.2 37.1 94 0.2 68.4 - Cambodia 43 0.2 8.5 46 0.2 -2.4 51 0.2 6.2 61 0.2 38.7 52 0.2 20.5 67 0.2 44.7 54 0.2 7.4 45 0.1 -25.8 - Lao PDR 0 0.0 -56.3 2 0.0 55.4 1 0.0 -3.7 1 0.0 10.6 1 0.0 77.5 2 0.0 -24.5 2 0.0 96.2 1 0.0 32.0ASIA EXCL.ASEAN 8,738 42.6 -23.1 10,832 45.6 -6.7 11,721 45.8 -0.6 13,614 46.7 29.3 13,062 45.8 49.5 13,774 45.5 27.2 15,080 46.0 28.7 18,142 47.5 33.3 - Hongkong 451 2.2 -6.9 494 2.1 6.7 551 2.2 21.0 633 2.2 50.9 523 1.8 15.8 738 2.4 49.5 618 1.9 12.3 626 1.6 -1.2 - India 1,579 7.7 0.6 1,909 8.0 11.3 1,746 6.8 1.2 2,284 7.8 25.2 1,893 6.6 19.9 2,113 7.0 10.7 2,654 8.1 52.0 2,957 7.7 29.5 - Iraq 22 0.1 -23.7 7 0.0 -91.6 6 0.0 -91.6 6 0.0 -92.2 4 0.0 -82.1 14 0.0 95.8 13 0.0 118.7 25 0.1 293.8 - Japan 2,546 12.4 -21.4 2,676 11.3 -17.1 3,511 13.7 -5.3 3,596 12.3 10.5 3,587 12.6 40.9 3,896 12.9 45.6 4,070 12.4 15.9 4,714 12.3 31.1 - South Korea 892 4.3 -25.7 1,207 5.1 1.1 1,337 5.2 12.8 1,704 5.8 80.8 1,683 5.9 88.6 1,565 5.2 29.7 1,943 5.9 45.3 1,827 4.8 7.3 - Pakistan 164 0.8 -47.5 183 0.8 -32.4 153 0.6 -27.6 159 0.5 29.5 137 0.5 -16.3 184 0.6 0.8 160 0.5 4.5 199 0.5 25.0 - China 1,398 6.8 -38.7 2,343 9.9 13.1 2,230 8.7 18.1 2,883 9.9 82.9 3,106 10.9 122.1 2,869 9.5 22.4 3,270 10.0 46.6 4,800 12.6 66.5 - Saudi Arabia 193 0.9 -33.6 231 1.0 -25.2 251 1.0 -21.9 263 0.9 -3.9 276 1.0 42.9 265 0.9 14.4 271 0.8 8.1 311 0.8 18.3 - Taiwan 520 2.5 -9.0 744 3.1 1.5 809 3.2 1.0 805 2.8 7.2 707 2.5 36.1 817 2.7 9.8 714 2.2 -11.7 971 2.5 20.6 - Others 973 4.7 -29.8 1,039 4.4 -32.9 1,128 4.4 -20.8 1,282 4.4 -0.4 1,146 4.0 17.8 1,314 4.3 26.5 1,367 4.2 21.2 1,681 4.4 31.2
AUSTRALIA & OCEANIA 537 2.6 -2.4 507 2.1 -13.5 542 2.1 -41.3 670 2.3 4.4 628 2.2 17.0 728 2.4 43.5 800 2.4 47.7 930 2.4 38.7
EUROPE 3,253 15.8 -19.8 3,402 14.3 -25.5 3,852 15.0 -6.5 4,096 14.1 -0.3 4,102 14.4 26.1 3,981 13.1 17.0 4,847 14.8 25.8 5,340 14.0 30.4EUROPEAN COMMUNITY 3,026 14.7 -15.2 3,152 13.3 -24.6 3,638 14.2 -4.3 3,823 13.1 -0.2 3,791 13.3 25.3 3,665 12.1 16.3 4,475 13.7 23.0 4,917 12.9 28.6 - Belgium 236 1.2 -29.5 283 1.2 -23.3 251 1.0 -28.7 283 1.0 -10.4 317 1.1 34.2 298 1.0 5.0 289 0.9 14.8 286 0.7 1.1 - France 190 0.9 -18.1 237 1.0 -6.6 198 0.8 -16.1 238 0.8 4.2 244 0.9 28.2 272 0.9 14.9 246 0.8 24.3 275 0.7 15.5 - Germany 488 2.4 -19.5 556 2.3 -16.0 625 2.4 -5.2 724 2.5 29.8 738 2.6 51.2 710 2.3 27.7 784 2.4 25.4 815 2.1 12.6 - Italy 360 1.8 -18.7 400 1.7 -23.2 365 1.4 -25.4 544 1.9 19.9 556 2.0 54.4 515 1.7 28.8 657 2.0 79.8 649 1.7 19.3 - Netherlands 630 3.1 -25.2 679 2.9 -34.5 808 3.2 -6.9 850 2.9 -23.7 690 2.4 9.6 694 2.3 2.1 1,043 3.2 29.1 1,273 3.3 49.7 - United Kingdom 327 1.6 -9.7 337 1.4 -14.9 350 1.4 -18.7 379 1.3 -0.4 385 1.4 17.8 403 1.3 19.6 429 1.3 22.7 427 1.1 12.7 - Others 794 3.9 6.1 660 2.8 -29.8 1,040 4.1 35.9 806 2.8 3.1 860 3.0 8.3 774 2.6 17.3 1,028 3.1 -1.2 1,193 3.1 48.1NEW MEE 173 0.8 5.3 149 0.6 -15.6 215 0.8 -9.9 211 0.7 5.4 199 0.7 15.2 240 0.8 60.9 229 0.7 6.4 229 0.6 8.3Russia 48 0.2 -48.5 90 0.4 -5.2 84 0.3 -6.7 93 0.3 36.3 127 0.4 165.6 113 0.4 26.4 142 0.4 69.9 219 0.6 134.5Others 180 0.9 -54.3 160 0.7 -45.0 131 0.5 -42.8 180 0.6 -13.1 184 0.6 2.2 203 0.7 26.2 229 0.7 75.5 204 0.5 13.4
* Provisional figures
2010Q1 Q2 Q3 Q4*
ValueShare (%)
Growth (%)
ValueShare (%)
Growth (%)
ValueShare (%)
Growth (%)
ValueShare (%)
Growth (%)
COUNTRY Q2
ValueShare (%)
Growth (%)
Q1
ValueShare (%)
Growth (%)
2009Q4
ValueShare (%)
Growth (%)
Q3
ValueShare (%)
Growth (%)
51
Table 2.4NON OIL AND GAS IMPORTS VALUE BY BROAD ECONOMIC CATEGORIES (BEC)
(C&F, millions of USD)
Import Total 16,406 100.0 -29.4 18,561 100.0 -28.1 20,256 100.0 -25.7 22,149 100.0 -10.1 23,727 100.0 44.6 25,699 100.0 38.5 27,485 100.0 35.7 30,296 100.0 36.8
I. Consumption Goods 1,243 7.6 -39.8 1,474 7.9 -37.5 1,773 8.8 -34.8 1,637 7.4 -14.6 2,076 8.7 67.0 2,175 8.5 47.5 2,233 8.1 25.9 2,547 8.4 55.6112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 253 1.5 12.2 234 1.3 2.0 256 1.3 3.5 219 1.0 47.9 243 1.0 -4.0 286 1.1 22.5 321 1.2 25.5 322 1.1 47.4122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 307 1.9 -35.1 323 1.7 -39.5 353 1.7 -36.7 379 1.7 1.6 622 2.6 102.5 585 2.3 81.2 494 1.8 40.1 724 2.4 91.3510 - Passenger Motor Cars 32 0.2 -73.2 55 0.3 -62.4 95 0.5 -26.9 144 0.7 75.2 178 0.7 460.3 167 0.6 206.2 188 0.7 96.7 166 0.5 15.2522 - Transport Equipment, non-industrial 74 0.5 -48.0 88 0.5 -16.3 200 1.0 125.5 76 0.3 1.7 104 0.4 40.9 132 0.5 49.7 157 0.6 -21.5 176 0.6 132.9610 - Durable Consumption Goods 139 0.8 -47.4 207 1.1 -43.1 260 1.3 -11.9 213 1.0 5.1 299 1.3 115.9 280 1.1 35.6 290 1.1 11.6 257 0.8 20.5620 - Semi-durable Consumption Goods 168 1.0 -62.6 225 1.2 -63.0 248 1.2 -75.8 275 1.2 -59.1 270 1.1 60.2 336 1.3 49.0 360 1.3 45.0 382 1.3 38.6630 - Non-durable Consumption Goods 242 1.5 -32.2 312 1.7 -14.0 296 1.5 -19.2 317 1.4 -1.0 308 1.3 27.5 362 1.4 15.9 389 1.4 31.3 425 1.4 34.2700 - Goods Not Elsewhere Specified 28 0.2 -16.9 31 0.2 175.9 64 0.3 508.1 15 0.1 -66.3 51 0.2 81.1 27 0.1 -12.6 33 0.1 -48.4 95 0.3 519.6
II. Raw Materials & Auxiliary Goods 10,506 64.0 -36.9 12,142 65.4 -34.6 13,589 67.1 -27.3 14,978 67.6 -9.3 15,873 66.9 51.1 17,896 69.6 47.4 18,612 67.7 37.0 20,129 66.4 34.4111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 574 3.5 -28.1 772 4.2 -19.1 674 3.3 -11.7 636 2.9 -16.3 783 3.3 36.5 746 2.9 -3.4 675 2.5 0.1 869 2.9 36.6121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 218 1.3 -15.8 453 2.4 63.6 378 1.9 32.2 495 2.2 99.5 396 1.7 82.0 533 2.1 17.5 509 1.9 34.4 738 2.4 49.2210 - Raw Materials (Primary), for Industry 479 2.9 -54.6 697 3.8 -48.2 755 3.7 -44.4 929 4.2 -15.8 854 3.6 78.3 1,155 4.5 65.8 1,116 4.1 47.8 1,296 4.3 39.6220 - Raw Materials (Processed), for Industry 5,864 35.7 -39.4 6,816 36.7 -36.7 7,812 38.6 -29.2 8,629 39.0 -7.1 9,361 39.5 59.6 10,372 40.4 52.2 10,637 38.7 36.2 11,187 36.9 29.6310 - Fuels & Lubricants (Primary) 5 0.0 0.6 5 0.0 -10.9 5 0.0 -47.5 5 0.0 -71.9 5 0.0 -4.5 6 0.0 17.7 7 0.0 41.5 5 0.0 -4.8322 - Fuels & Lubricants (Processed) 22 0.1 -52.8 32 0.2 -42.3 36 0.2 -49.1 56 0.3 27.9 38 0.2 73.5 45 0.2 40.6 50 0.2 38.8 52 0.2 -7.1420 - Parts & Accessories for Capital Goods 2,333 14.2 -28.7 2,524 13.6 -28.7 2,947 14.5 -18.5 3,096 14.0 -5.5 3,194 13.5 36.9 3,565 13.9 41.3 4,022 14.6 36.5 3,989 13.2 28.9530 - Parts & Accessories for Transport Equipment 1,012 6.2 -34.2 844 4.5 -47.6 982 4.8 -36.8 1,132 5.1 -36.3 1,241 5.2 22.6 1,474 5.7 74.8 1,597 5.8 62.6 1,992 6.6 76.0
III. Capital Goods 4,519 27.5 3.7 4,806 25.9 1.3 4,692 23.2 -16.5 5,294 23.9 -12.4 5,598 23.6 23.9 5,465 21.3 13.7 6,466 23.5 37.8 7,295 24.1 37.8410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 2,972 18.1 -11.9 3,088 16.6 -19.3 3,459 17.1 -17.0 3,705 16.7 -13.6 4,076 17.2 37.2 4,175 16.2 35.2 4,777 17.4 38.1 5,600 18.5 51.1510 - Passenger Motor Cars 32 0.2 -73.2 55 0.3 -62.4 95 0.5 -26.9 144 0.7 75.2 178 0.7 460.3 167 0.6 206.2 188 0.7 96.7 166 0.5 15.2521 - Transport Equipment for Industry 1,515 9.2 75.5 1,663 9.0 116.0 1,137 5.6 -14.1 1,445 6.5 -13.5 1,344 5.7 -11.3 1,123 4.4 -32.5 1,501 5.5 32.0 1,529 5.0 5.8
IV. Others 138 0.8 -8.5 138 0.7 -14.3 201 1.0 -4.7 240 1.1 50.0 180 0.8 30.7 163 0.6 17.9 174 0.6 -13.5 324 1.1 35.3* Provisional figures
CommoditiesQ2
ValueShare (%)
Growth (%)
Q1
ValueShare (%)
Growth (%)
Q3
ValueShare (%)
Growth (%)
2009Q4
ValueShare (%)
Growth (%)
2010Q1 Q2 Q3 Q4*
ValueShare (%)
Growth (%)
ValueShare (%)
Growth (%)
ValueShare (%)
Growth (%)
ValueShare (%)
Growth (%)
52
Table 2.5NON OIL AND GAS IMPORTS VOLUME BY BROAD ECONOMIC CATEGORIES (BEC)
(thousands of Tons)
Import Total 10,239 100.0 -42.0 14,024 100.0 -20.1 15,373 100.0 -7.9 16,715 100.0 20.3 17,054 100.0 66.6 18,333 100.0 30.7 17,557 100.0 14.2 19,800 100.0 18.5
I. Consumption Goods 730 7.1 -34.6 757 5.4 -28.9 780 5.1 -27.9 754 4.5 8.1 1,303 7.6 78.6 1,015 5.5 34.2 896 5.1 14.9 1,400 7.1 85.6112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 387 3.8 3.2 338 2.4 3.0 326 2.1 -12.9 288 1.7 41.7 314 1.8 -18.9 343 1.9 1.6 358 2.0 9.6 374 1.9 29.8122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 214 2.1 -56.8 213 1.5 -53.1 242 1.6 -42.8 262 1.6 -5.1 771 4.5 261.0 423 2.3 98.5 263 1.5 8.5 747 3.8 184.8510 - Passenger Motor Cars 3 0.0 -72.5 6 0.0 -58.0 10 0.1 -27.7 15 0.1 69.1 18 0.1 430.4 16 0.1 171.6 18 0.1 81.6 16 0.1 6.2522 - Transport Equipment, non-industrial 10 0.1 -54.7 26 0.2 24.9 18 0.1 -3.7 15 0.1 27.8 18 0.1 85.3 26 0.1 0.9 26 0.1 43.4 27 0.1 77.0610 - Durable Consumption Goods 31 0.3 -39.2 43 0.3 -42.1 43 0.3 -33.1 46 0.3 12.2 47 0.3 52.4 66 0.4 53.5 76 0.4 77.1 65 0.3 41.2620 - Semi-durable Consumption Goods 45 0.4 -49.7 67 0.5 -33.1 76 0.5 -35.8 73 0.4 -21.3 61 0.4 35.5 84 0.5 25.0 95 0.5 24.2 102 0.5 39.6630 - Non-durable Consumption Goods 40 0.4 -43.7 52 0.4 -28.9 51 0.3 -24.6 54 0.3 -7.4 74 0.4 83.0 56 0.3 8.7 60 0.3 16.7 66 0.3 22.6700 - Goods Not Elsewhere Specified 1 0.0 -52.3 12 0.1 2,278.6 13 0.1 2,556.0 0 0.0 -91.6 2 0.0 196.6 1 0.0 -88.4 2 0.0 -86.8 2 0.0 437.1
II. Raw Materials & Auxiliary Goods 8,890 86.8 -44.0 12,684 90.4 -19.9 14,000 91.1 -6.1 15,203 91.0 21.3 14,938 87.6 68.0 16,560 90.3 30.6 15,909 90.6 13.6 17,524 88.5 15.3111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 1,131 11.0 -35.0 1,965 14.0 13.1 1,701 11.1 25.9 1,643 9.8 17.1 1,764 10.3 56.0 1,774 9.7 -9.7 1,612 9.2 -5.2 1,919 9.7 16.8121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 332 3.2 -3.3 978 7.0 211.2 716 4.7 90.0 820 4.9 125.2 601 3.5 81.1 774 4.2 -20.9 768 4.4 7.3 1,156 5.8 41.0210 - Raw Materials (Primary), for Industry 2,027 19.8 -46.5 2,915 20.8 -20.8 3,294 21.4 -8.4 3,833 22.9 23.2 3,546 20.8 75.0 4,134 22.5 41.8 4,035 23.0 22.5 4,496 22.7 17.3220 - Raw Materials (Processed), for Industry 5,078 49.6 -45.9 6,482 46.2 -31.2 7,903 51.4 -11.5 8,425 50.4 20.3 8,574 50.3 68.8 9,265 50.5 42.9 8,984 51.2 13.7 9,420 47.6 11.8310 - Fuels & Lubricants (Primary) 18 0.2 -53.3 22 0.2 -8.5 15 0.1 -60.6 12 0.1 -74.8 19 0.1 9.5 29 0.2 34.6 33 0.2 118.0 17 0.1 39.6322 - Fuels & Lubricants (Processed) 20 0.2 -47.8 25 0.2 -43.2 32 0.2 -31.1 53 0.3 81.9 28 0.2 38.1 36 0.2 44.0 39 0.2 21.5 35 0.2 -34.3420 - Parts & Accessories for Capital Goods 187 1.8 -43.4 188 1.3 -52.0 214 1.4 -32.7 264 1.6 -29.5 238 1.4 26.9 372 2.0 97.3 258 1.5 20.5 268 1.4 1.8530 - Parts & Accessories for Transport Equipment 98 1.0 -56.1 109 0.8 -51.8 126 0.8 -51.1 152 0.9 -24.6 169 1.0 72.6 176 1.0 62.1 180 1.0 43.3 212 1.1 39.4
III. Capital Goods 619 6.0 -6.9 584 4.2 -10.7 593 3.9 -15.1 758 4.5 13.8 812 4.8 31.1 757 4.1 29.7 751 4.3 26.7 877 4.4 15.7410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 327 3.2 -30.3 322 2.3 -31.0 344 2.2 -29.3 366 2.2 -27.2 367 2.2 12.3 446 2.4 38.2 469 2.7 36.2 532 2.7 45.5510 - Passenger Motor Cars 3 0.0 -72.5 6 0.0 -58.0 10 0.1 -27.7 15 0.1 69.1 18 0.1 430.4 16 0.1 171.6 18 0.1 81.6 16 0.1 6.2521 - Transport Equipment for Industry 289 2.8 57.5 256 1.8 47.7 239 1.6 20.7 378 2.3 143.3 427 2.5 47.8 296 1.6 15.6 265 1.5 10.7 329 1.7 -12.8
IV. Others n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a* Provisional figures
Q2
Vol Share (%)
Growth (%)
2009Q4
Vol Share (%)
Growth (%)
Q3
Vol Share (%)
CommoditiesQ1
Vol Share (%)
Growth (%)
Growth (%)
2010Q1 Q2 Q3 Q4*
Vol Share (%)
Growth (%)
Vol Share (%)
Growth (%)
Vol Share (%)
Growth (%)
Vol Share (%)
Growth (%)
53
Table 2.6NON OIL AND GAS IMPORTS VALUE BY COUNTRY OF ORIGIN
(C&F, millions of USD)
TOTAL 16,406 100.0 -29.4 18,561 100.0 -28.1 20,256 100.0 -25.7 22,149 100.0 -10.1 23,727 100.0 44.6 25,699 100.0 38.5 27,485 100.0 35.7 30,296 100.0 36.8
AFRICA 97 0.6 -41.8 132 0.7 -53.1 204 1.0 -43.4 243 1.1 -31.9 227 1.0 134.8 326 1.3 147.7 339 1.2 66.3 270 0.9 11.4
AMERICA 2,094 12.8 -24.1 2,369 12.8 -27.9 2,321 11.5 -31.2 2,625 11.9 -16.9 2,386 10.1 14.0 2,713 10.6 14.5 3,356 12.2 44.6 3,636 12.0 38.5U S A 1,473 9.0 -14.4 1,343 7.2 -36.9 1,280 6.3 -42.9 1,765 8.0 -14.2 1,608 6.8 9.2 1,649 6.4 22.8 2,168 7.9 69.4 2,016 6.7 14.2Western Hemesphere 284 1.7 -51.4 555 3.0 1.9 738 3.6 27.8 561 2.5 -16.9 453 1.9 59.8 612 2.4 10.2 804 2.9 8.9 1,219 4.0 117.2Canada 270 1.6 -36.3 276 1.5 -51.6 256 1.3 -49.5 252 1.1 -29.7 275 1.2 1.6 356 1.4 28.9 325 1.2 27.1 316 1.0 25.5Others 67 0.4 134.6 195 1.0 360.2 47 0.2 4.5 47 0.2 -31.1 50 0.2 -24.4 96 0.4 -50.5 60 0.2 26.7 85 0.3 83.1
ASIA 11,096 67.6 -31.0 12,601 67.9 -27.7 13,996 69.1 -24.2 15,205 68.6 -6.6 17,223 72.6 55.2 18,668 72.6 48.1 19,247 70.0 37.5 21,469 70.9 41.2ASEAN 3,854 23.5 -32.2 4,463 24.0 -25.5 5,076 25.1 -21.2 5,113 23.1 -0.8 5,897 24.9 53.0 5,824 22.7 30.5 5,806 21.1 14.4 6,392 21.1 25.0 - Brunei Darussalam 1 0.0 -68.0 1 0.0 -89.4 0 0.0 -7.2 0 0.0 -94.6 1 0.0 -13.5 3 0.0 327.2 1 0.0 355.0 3 0.0 623.9 - Malaysia 655 4.0 -31.3 824 4.4 -19.5 851 4.2 -24.3 946 4.3 -13.7 1,081 4.6 65.2 1,146 4.5 39.1 1,044 3.8 22.6 1,253 4.1 32.4 - Philipina 84 0.5 -54.2 124 0.7 -42.0 185 0.9 9.6 159 0.7 -40.0 140 0.6 67.4 201 0.8 62.2 172 0.6 -6.8 159 0.5 -0.2 - Singapore 2,196 13.4 -24.1 2,342 12.6 -22.2 2,644 13.1 -17.8 2,436 11.0 0.3 2,618 11.0 19.2 2,335 9.1 -0.3 2,508 9.1 -5.2 2,620 8.6 7.5 - Thailand 817 5.0 -46.4 1,058 5.7 -33.5 1,279 6.3 -26.9 1,381 6.2 25.0 1,825 7.7 123.4 1,915 7.5 81.1 1,846 6.7 44.4 1,880 6.2 36.2 - Vietnam 92 0.6 -22.3 100 0.5 -25.2 110 0.5 -36.9 184 0.8 -13.1 218 0.9 137.1 209 0.8 107.8 228 0.8 107.1 471 1.6 156.1 - Myanmar 9 0.1 24.0 13 0.1 6.4 4 0.0 -53.8 1 0.0 -96.2 10 0.0 12.8 12 0.0 -11.4 5 0.0 37.2 5 0.0 534.9 - Cambodia 1 0.0 151.6 1 0.0 -0.8 1 0.0 24.2 1 0.0 -95.1 1 0.0 -57.7 1 0.0 46.3 2 0.0 110.0 2 0.0 126.3ASIA EXCL.ASEAN 7,242 44.1 -30.4 8,138 43.8 -28.9 8,921 44.0 -25.8 10,091 45.6 -9.3 11,326 47.7 56.4 12,844 50.0 57.8 13,440 48.9 50.7 15,077 49.8 49.4 - Hongkong 302 1.8 -52.9 387 2.1 -39.2 400 2.0 -34.3 408 1.8 -17.6 340 1.4 12.4 463 1.8 19.5 487 1.8 21.9 554 1.8 35.8 - India 399 2.4 -39.1 516 2.8 -27.5 549 2.7 -22.9 634 2.9 -49.8 638 2.7 59.9 655 2.6 26.9 597 2.2 8.8 862 2.8 36.1 - Iraq 0 0.0 240.8 0 0.0 194.1 0 0.0 48,301 0 0.0 -99.2 0 0.0 31.1 0 0.0 -0.7 0 0.0 44.4 0 0.0 -48.3 - Japan 2,119 12.9 -40.1 2,253 12.1 -37.0 2,508 12.4 -29.0 2,875 13.0 -27.2 3,592 15.1 69.5 4,077 15.9 80.9 4,537 16.5 80.9 4,681 15.5 62.8 - South Korea 749 4.6 -33.2 951 5.1 -29.7 961 4.7 -27.2 1,105 5.0 8.6 1,206 5.1 61.1 1,448 5.6 52.2 1,374 5.0 42.9 1,570 5.2 42.0 - Pakistan 10 0.1 -22.9 10 0.1 -57.3 17 0.1 35.4 26 0.1 -41.5 18 0.1 82.9 12 0.0 22.0 12 0.0 -32.9 30 0.1 11.9 - China 2,755 16.8 -15.6 3,112 16.8 -18.1 3,526 17.4 -21.7 3,975 17.9 9.7 4,234 17.8 53.7 4,859 18.9 56.2 5,120 18.6 45.2 5,858 19.3 47.4 - Saudi Arabia 86 0.5 -38.5 118 0.6 -26.3 130 0.6 -24.5 127 0.6 -27.2 285 1.2 232.0 161 0.6 36.3 133 0.5 2.5 185 0.6 45.6 - Taiwan 422 2.6 -37.0 473 2.5 -37.3 483 2.4 -31.6 596 2.7 -5.0 644 2.7 52.7 739 2.9 56.3 734 2.7 52.1 837 2.8 40.4 - Others 401 2.4 8.9 317 1.7 -25.3 347 1.7 -23.6 344 1.6 -58.0 369 1.6 -7.8 429 1.7 35.4 446 1.6 28.5 500 1.7 45.3
AUSTRALIA & OCEANIA 783 4.8 -29.9 1,032 5.6 -19.1 1,158 5.7 -18.4 1,141 5.2 22.0 1,169 4.9 49.3 1,179 4.6 14.2 1,242 4.5 7.3 1,405 4.6 23.2
EUROPE 2,337 14.2 -24.5 2,427 13.1 -31.5 2,577 12.7 -29.1 2,936 13.3 -25.0 2,722 11.5 16.5 2,814 10.9 15.9 3,301 12.0 28.1 3,514 11.6 19.7EUROPEAN COMMUNITY 1,897 11.6 -20.4 2,190 11.8 -17.5 2,170 10.7 -23.2 2,321 10.5 -30.8 2,059 8.7 8.6 2,269 8.8 3.6 2,498 9.1 15.1 2,765 9.1 19.1 - Belgium 97 0.6 -16.0 106 0.6 -31.8 114 0.6 -43.2 121 0.5 -34.6 119 0.5 23.5 153 0.6 43.6 135 0.5 18.8 136 0.4 12.0 - France 297 1.8 -18.3 413 2.2 67.7 457 2.3 50.7 473 2.1 -37.2 198 0.8 -33.5 212 0.8 -48.6 359 1.3 -21.5 434 1.4 -8.2 - Germany 519 3.2 -31.0 556 3.0 -31.7 618 3.1 -33.2 651 2.9 8.9 659 2.8 26.9 701 2.7 26.2 743 2.7 20.3 888 2.9 36.4 - Italy 183 1.1 -23.0 184 1.0 -38.0 166 0.8 -37.4 208 0.9 -34.3 215 0.9 17.1 223 0.9 21.5 227 0.8 36.4 245 0.8 17.9 - Netherlands 128 0.8 -17.9 111 0.6 -30.7 141 0.7 -19.0 169 0.8 -70.8 160 0.7 24.8 148 0.6 34.0 159 0.6 12.3 167 0.6 -1.4 - United Kingdom 185 1.1 -14.5 209 1.1 -9.9 153 0.8 -45.6 189 0.9 -35.6 197 0.8 6.5 268 1.0 28.4 221 0.8 45.1 204 0.7 8.0 - Others 487 3.0 -9.8 611 3.3 -18.6 522 2.6 -22.7 510 2.3 -18.7 511 2.2 4.9 562 2.2 -8.0 655 2.4 25.4 691 2.3 35.6Russia 118 0.7 -51.5 61 0.3 -84.2 126 0.6 -55.6 253 1.1 1.6 259 1.1 119.2 180 0.7 196.9 382 1.4 204.2 401 1.3 58.5Others 321 2.0 -31.3 176 0.9 -65.0 279 1.4 -47.2 362 1.6 16.4 404 1.7 25.7 365 1.4 107.0 421 1.5 51.0 349 1.2 -3.7
* Provisional figures
COUNTRY Q2
Value Share (%)
Growth (%)
Q1
Value Share (%)
Growth (%)
Q3
Value Share (%)
Growth (%)
2009Q4
Value Share (%)
Growth (%)
2010Q1 Q2 Q3 Q4*
Value Share (%)
Growth (%)
Value Share (%)
Growth (%)
Value Share (%)
Growth (%)
Value Share (%)
Growth (%)
54
Table 3.1
TRAVEL INFLOWS
Growth GrowthPeriod Main Gates Other Gates Total y.o.y y.t.d
(number of people) (number of people) (number of people) (%) (%)(1) (2) (3) (4) = (2)+(3) (5) (6) (7)
2004 4,541,165 779,941 5,321,106 4,798 18.8 18.8
2005 4,074,354 927,747 5,002,101 4,522 -5.8 -5.8Q1 1,003,616 215,625 1,219,241 1,102 0.8 0.8Q2 1,045,871 228,421 1,274,292 1,152 -0.8 0.0Q3 1,183,757 239,116 1,422,873 1,286 -4.7 -1.8Q4 841,110 244,585 1,085,695 981 -17.8 -5.8
2006 3,977,482 893,869 4,871,351 4,448 -1.6 -1.6Q1 871,817 204,589 1,076,406 983 -10.8 -10.8Q2 1,023,099 227,472 1,250,571 1,142 -0.9 -5.7Q3 1,038,857 233,972 1,272,829 1,162 -9.6 -7.2Q4 1,043,709 227,836 1,271,545 1,161 18.3 -1.6
2007 4,541,458 964,301 5,505,759 5,346 20.2 20.2Q1 1,001,697 213,289 1,214,986 1,180 20.0 20.0Q2 1,142,077 242,394 1,384,471 1,344 17.7 18.8Q3 1,215,723 258,803 1,474,526 1,432 23.2 20.3Q4 1,181,961 249,815 1,431,776 1,390 19.7 20.2
2008 5,237,470 1,191,556 6,429,026 7,377 38.0 38.0Q1 1,190,102 260,861 1,450,963 1,663 41.0 41.0Q2 1,264,023 273,231 1,537,254 1,771 31.7 36.0Q3 1,397,827 329,773 1,727,600 1,975 37.9 36.7Q4 1,385,519 327,691 1,713,210 1,969 41.6 38.0
2009 5,756,050 695,716 6,451,766 5,598 -24.1 -24.1Q1 1,309,381 154,904 1,464,285 1,228 -26.1 -26.1Q2 1,430,543 159,608 1,590,151 1,368 -22.7 -24.4Q3 1,506,690 164,162 1,670,852 1,489 -24.6 -24.5Q4 1,509,435 217,043 1,726,478 1,513 -23.2 -24.1
2010* 6,690,619 598,869 7,289,488 6,981 24.7 24.7Q1 1,509,165 132,952 1,642,117 1,687 37.3 37.3Q2 1,677,517 122,817 1,800,334 1,565 14.4 25.3Q3 1,706,154 175,053 1,881,207 1,810 21.6 23.9Q4 1,797,784 168,047 1,965,830 1,918 26.8 24.7
* Provisional figures
(In millions of USD)Value
55
Table 3.2
TRAVEL OUTFLOWS
Growth GrowthPeriod Hajj Hajj y.o.y y.t.d
Main Gates Other Gates Pilgrimage Total1) Pilgrimage Value1) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) = (2)+(3) (6) (7) (8) (9)2004 3,736,436 101,061 204,945 3,837,497 452 3,507 13.8 13.8
2005 4,106,225 105,288 267,501 4,211,513 511 3,584 2.2 2.2Q1 948,509 24,321 205,382 972,830 394 992 -6.3 -6.3Q2 991,334 25,419 0 1,016,753 0 792 14.5 1.9Q3 1,024,447 26,268 0 1,050,715 0 819 -1.9 0.7Q4 1,141,935 29,280 62,119 1,171,215 117 981 6.5 2.2
2006 4,261,998 705,405 207,064 4,967,403 466 4,030 12.4 12.4Q1 953,983 198,417 144,945 1,152,400 272 1,026 3.4 3.4Q2 1,081,620 192,710 0 1,274,330 0 954 20.4 11.0Q3 1,082,682 162,702 0 1,245,384 0 932 13.8 11.9Q4 1,143,713 151,576 62,119 1,295,289 194 1,118 14.0 12.4
2007 4,594,582 563,859 209,319 5,158,441 515 4,904 21.7 21.7Q1 1,055,961 169,520 104,660 1,225,481 195 1,188 15.8 15.8Q2 1,105,288 142,136 0 1,247,424 0 1,106 16.0 15.9Q3 1,146,177 127,774 0 1,273,951 0 1,130 21.3 17.6Q4 1,287,156 124,429 104,660 1,411,585 320 1,479 32.3 21.7
2008 4,597,967 887,954 259,564 5,485,921 516 5,554 13.3 13.3Q1 1,077,171 240,441 41,864 1,317,612 80 1,310 10.2 10.2Q2 1,167,747 212,345 0 1,380,092 0 1,330 20.3 15.1
Q3 1,193,452 214,697 0 1,408,149 0 1,357 20.1 16.7Q4 1,159,597 220,471 217,700 1,380,068 436 1,557 5.3 13.3
2009 5,177,588 764,583 207,753 5,942,172 506 5,316 -4.3 -4.3Q1 1,026,173 165,796 0 1,191,969 0 1,000 -23.7 -23.7Q2 1,201,882 171,603 0 1,373,485 0 1,152 -13.4 -18.5Q3 1,304,510 190,976 0 1,495,486 0 1,254 -7.6 -14.8Q4 1,645,024 236,208 207,753 1,881,231 506 1,910 22.7 -4.3
2010* 5,746,848 529,617 211,000 6,276,465 490 6,428 20.9 20.9Q1 1,285,842 127,207 0 1,413,049 0 1,338 33.8 33.8Q2 1,437,146 135,975 0 1,573,121 0 1,493 29.6 31.5Q3 1,532,184 136,895 0 1,669,079 0 1,526 21.7 27.9Q4 1,491,676 129,540 211,000 1,621,216 490 2,071 8.4 20.9
1) Including hajj pilgrimage
* Provisional figures
Number of People Value
56
Table 4
STOCK OF DEBT SECURITIES OWNED BY NON RESIDENTS (millions of USD)
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
A. Private Sector
1 Bonds 361 200 185 250 298 249 254 287 186 113 292 700
2 Medium Term Notes 300 367 361 231 228 230 228 239 238 240 243 243
3 Floating Rate Notes - - - - - - - - - - - -
4 Commercial Papers 15 19 15 19 19 19 19 19 19 19 10 10
5 Promissory Notes 1,524 1,488 1,618 1,410 1,412 1,410 1,421 1,414 1,417 1,413 1,408 1,375
Total 2,200 2,075 2,180 1,910 1,957 1,908 1,922 1,958 1,861 1,786 1,954 2,328
B. Public Sector
1 Govt. Bond (Rp. Denomination)/SUN 8,760 10,200 11,171 8,001 6,897 8,524 9,630 11,489 14,532 17,842 20,424 21,772
2 Govt. Bond (Foreign Exch. Denomination) 8,320 10,446 10,446 10,446 1,366 13,964 14,354 14,343 16,199 16,219 16,423 16,989
3 SBI 3,330 3,643 2,157 772 1,428 2,025 3,772 4,700 6,927 4,602 7,247 6,109
Total 20,410 24,289 23,774 19,218 9,691 24,513 27,756 30,532 37,658 38,663 44,094 44,870* Provisional figures
2010*20092008 Securities