kajian ekonomi regional - bi.go.id · untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor...

82
Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan

Upload: ngodien

Post on 24-Jul-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Triwulan II - 2008

Kantor Bank Indonesia Banjarmasin

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Selatan

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga publikasi triwulanan kami yang berjudul Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Selatan periode triwulan II-2008 dapat hadir di tangan pembaca.

Penerbitan publikasi yang berisi informasi mengenai perkembangan berbagai variabel makro ekonomi regional ini merupakan salah satu wujud pelaksanaan tugas-tugas Bank Indonesia di daerah dalam melaksanakan fungsi pengelolaan dan pelayanan informasi di bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran dan informasi lainnya yang terkait dengan pengembangan ekonomi daerah.

Publikasi ini selain dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) kami, baik di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan maupun para pengguna lain yang memerlukannya. Kehadiran terbitan ini di tangan pembaca tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan berharap semoga hubungan baik ini dapat terus terbina di masa yang akan datang.

Kami menyadari bahwa publikasi ini masih memiliki berbagai kekurangan, sehingga upaya terus-menerus untuk meningkatkan kualitas analisis dan informasi yang ditampilkan menjadi agenda rutin kami. Oleh karena itu segala saran, masukan, dan kritik yang konstruktif dari seluruh pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kemudahan kepada kita dalam mengupayakan hasil kerja yang terbaik.

Banjarmasin, Agustus 2008 BANK INDONESIA BANJARMASIN

Bramudija Hadinoto Pemimpin

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

i

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Daftar Isi

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................... ii KETERANGAN DAN SUMBER DATA ....................................................... iv RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………………………………… 1 BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ................................... 8

1. Kondisi Umum …………………………………….…………. ........ 8 2. Sisi Penawaran ……………………………………….……............. 9

2.1 Sektor Ekonomi Dominan .................................................... 12 2.1.1 Sektor Pertanian ......................................................... 122.1.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ........................ 13 2.1.3 Sektor Industri Pengolahan ........................................ 14 2.1.4 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ................... 16 2.1.5 Sektor Ekonomi Non-Dominan................................... 17

3. Sisi Permintaan .......................................................................... . 20 3.1 Konsumsi ............................................................................ 21 3.2 Perdagangan Luar Negeri...................................................... 23 3.2.1 Ekspor Non-Migas ..................................................... 23

3.2.2 Impor Non-Migas ...................................................... 25 3.3 Investasi ............................................................................... 26

Boks 1 : Krisis Listrik di Wilayah Kalselteng .................................... 11

BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI ……….………… .............................. 29 1. Kondisi Umum …………………………………….…………. ....... 29 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok……………………………….…….. 30 Boks 2 : Kelangkaan BBM di Kalimantan Selatan ............................. 32

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN …………………………............... 34

1. Perkembangan Bank Umum.................................. ...................... 34 1.1 Total Aset .......................................................................... 35 1.2 Intermediasi Perbankan .................................... ................. 36 1.2.1 Penghimpunan Dana Masyarakat ............................. 39 1.2.2 Penyaluran Kredit .................................................... 41 1.3 Kredit UMKM .................................................................... 46

2. Perkembangan Bank Syariah ........................................... ........... 48 3. Perkembangan Industri BPR ........................................................ 50 4. Stabilitas Sistem Keuangan Regional ........................................... 52

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

ii

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

iii

Boks 3 : Penyaluran KUR di Kalimantan Selatan dan Permasalahannya................................................................ 37

BAB 4. KEUANGAN DAERAH ………………………... .............................. 54

1. APBD Provinsi Kalimantan Selatan......................................... ..... 54 2. Anggaran Pendapatan ................................................................. 55 3. Anggaran Belanja ........................................ ............................... 56

BAB 5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ……………………... .. 57

1. Transaksi Keuangan Secara Tunai ................................................ 57 1.1 Aliran Uang Masuk/Keluar (Cash Inflow/Outflow)................. 57 1.2 Penemuan Uang Palsu ……………………….. ...................... 58

2. Transaksi Keuangan Secara Non Tunai ........................................ 59 BAB 6. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.... 61

1. Ketenagakerjaan …....……. ......................................................... 61 2. Kesejahteraan Masyarakat ........................................................... 64 Boks 4 : Hasil Quick Survey Efektivitas Penyaluran BLT Di Kalimantan ................................................................... 65

BAB 7. PROSPEK EKONOMI ............................................................. 67

1. Makro Ekonomi …....……. .......................................................... 67 2. Inflasi .......................................................................................... 69

LAMPIRAN ...................................................................... .................. 71

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

KETERANGAN DAN SUMBER DATA

Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Selatan berisi kajian mengenai perkembangan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan berjalan, yang diterbitkan secara berkala setiap triwulan oleh Kantor Bank Indonesia (KBI) Banjarmasin. Bab I Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan angka perkiraan atas dasar

tahun 2000 bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber dari Dokumen

Pemberitahuan Ekspor/Impor Barang yang diolah Bagian PDIE-Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia, yang tercantum pula pada buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Kalimantan Selatan.

Bab II Perkembangan inflasi regional dari pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota

Banjarmasin. Data IHK bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan, dioleh lebih lanjut untuk keperluan analisis.

Bab III Data perbankan bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) bank-bank yang

berlokasi di wilayah Kalimantan Selatan, khusus untuk data penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek bersumber dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Kalimantan Selatan.

Bab IV Data keuangan daerah hanya mencakup data keuangan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan yang bersumber dari Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan. Bab V Data sistem pembayaran merupakan data di wilayah kerja KBI Banjarmasin . Untuk

data transaksi tunai bersumber dari Direktorat Pengedaran Uang, Bank Indonesia. Untuk data transaksi non-tunai melalui BI-RTGS bersumber dari Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, sedangkan data transaksi non tunai melalui kliring bersumber dari data kliring Bank Indonesia Banjarmasin.

Bab VI Data ketenagakerjaan daerah bersumber dari Survei Ketenagakerjaan Nasional

(Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan. Sedangkan angka kesejahteraan menggunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang bersumber dari data Badan Pusat Statistik Pusat.

Bab VII Prospek perekonomian regional dibuat atas dasar perkembangan indikator ekonomi

dan moneter dengan didukung oleh hasil survey yang dilakukan KBI Banjarmasin. Buku ini diterbitkan pada akhir periode triwulan laporan sehingga angka yang disajikan dalam triwulan dimaksud sebagian diantaranya merupakan angka sementara hasil estimasi. Selanjutnya, adakalanya angka yang menunjukkan penjumlahan tidak selalu sama besarnya dengan penjumlahan angka-angka yang bersangkutan karena pembulatan.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II -2008

iv

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II -2008

v

Visi Bank Indonesia Menjadi Lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Misi Bank Indonesia Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan. Nilai-nilai Strategi Organisasi Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan. Visi Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Mewujudkan Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui peningkatan perannya sebagai economic intelligence dan unit penelitian. Misi Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran secara efektif dan efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan pemerintah daerah serta lembaga terkait.

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

1 Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF

ASESMEN EKONOMI

Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan II-

2008 mencatat peningkatan laju pertumbuhan yang

cukup tinggi, yaitu dari 7,36% (y-o-y) pada triwulan

sebelumnya menjadi 9,14% (y-o-y). Faktor

pendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi

tersebut adalah membaiknya kinerja sektor-sektor

ekonomi utama, masih kuatnya permintaan

konsumsi, serta peningkatan ekspor.

Dari sisi penawaran, lonjakan pertumbuhan ekonomi

ditopang oleh peningkatan kinerja sektor ekonomi

dominan, yaitu sektor pertanian, sektor

pertambangan dan sektor perdagangan. Di sektor

pertanian, mundurnya masa tanam serta kondisi

cuaca yang relatif lebih baik telah mendorong

peningkatan produktivitas tanaman pangan. Demikian

pula pertumbuhan di sektor pertambangan juga

ditunjang oleh kondisi cuaca yang memungkinkan

untuk meningkatkan aktivitas penambangan batu

bara, di samping kenaikan harga batu bara

internasional seiring kenaikan harga minyak dunia.

Sementara itu peningkatan pertumbuhan sektor

perdagangan terutama ditopang oleh masih tingginya

pertumbuhan konsumsi masyarakat.

Dari sisi permintaan, melonjaknya pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan didorong oleh

peningkatan konsumsi rumah tangga dan ekspor.

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan II-2008 meningkat cukup tinggi menjadi 9,14% (y-o-y)

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang kinerja sektor pertanian, sektor pertambangan, dan sektor perdagangan

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

2 Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

Ringkasan Eksekutif Masih kuatnya dorongan konsumsi rumah tangga di

tengah kenaikan harga BBM pada triwulan laporan

terutama dipengaruhi oleh ekspektasi masyarakat

akan terjadinya kenaikan harga barang maupun suku

bunga pasca kenaikan harga BBM. Sementara

peningkatan pertumbuhan ekspor merupakan respon

dari meningkatnya produktivitas sektor

pertambangan dan sektor pertanian seiring kondisi

cuaca yang lebih kondusif dan masuknya musim

panen raya padi.

Daya dukung keuangan pemerintah daerah masih

terbatas yang diindikasikan oleh belum optimalnya

realisasi keuangan pemerintah daerah untuk proyek-

proyek pembangunan daerah. Kondisi ini diperkirakan

terkait dengan tertundanya pelaksanaan proyek

karena proses tender yang sedang berjalan atau

tertunda karena adanya kalkulasi ulang akibat

perkembangan harga menjelang dan sesudah

kenaikan harga BBM, serta proses pengajuan dan

pengesahan perubahan anggaran.

Investasi swasta yang tercermin dari komponen

pembentukan modal tetap bruto (PMTB) mencatat

pertumbuhan yang melambat. Melambatnya

pertumbuhan PMTB Kalimantan Selatan dipengaruhi

oleh kondisi perekonomian yang sulit diprediksi akibat

kenaikan harga BBM, di samping kurangnya pasokan

listrik dan masih sering terjadinya kelangkaan BBM.

Kondisi tersebut menyebabkan investor cenderung

menahan realisasi investasi mereka, sambil

menunggu situasi yang lebih baik.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekono-mi terutama berasal dari peningkatan konsumsi masyarakat dan ekspor

Stimulus fiskal daerah belum optimal, investasi PMTB melambat.

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

3 Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

Ringkasan Eksekutif ASESMEN INFLASI

Laju inflasi pada triwulan II-2008 mengalami

peningkatan yang relatif tinggi. Secara tahunan, laju

inflasi mencapai 11,82% (y-o-y), naik dibandingkan

triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 8,64% (y-o-y).

Faktor pendorong peningkatan inflasi adalah kenaikan

harga BBM pada bulan Mei 2008 dan terjadinya

kelangkaan BBM yang berdampak pada

meningkatnya harga berbagai komoditas.

Tekanan inflasi yang meningkat terjadi pada semua

kelompok barang dan jasa. Kelompok yang

mengalami inflasi tahunan terbesar adalah kelompok

bahan makanan yang mencatat laju 17,26%, diikuti

oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar (16,06%), kelompok pendidikan, rekreasi dan

olahraga (10,67%), kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau (9,07%), kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan (8,15%),

kelompok kesehatan (5,05%), dan kelompok sandang

(4,91%).

Secara bulanan (m-t-m), laju inflasi tertinggi selama

triwulan II-2008 terjadi pada bulan Juni 2008, yaitu

mencapai 2,48%. Sementara tekanan inflasi pada

bulan April dan Mei 2008 relatif rendah. Laju inflasi

sampai dengan Juni 2008 telah mencapai sebesar

7,20% (y-t-d) atau jauh lebih tinggi dibandingkan

periode yang sama tahun 2007 yang mencapai

2,61%.

PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kinerja perbankan sampai dengan akhir triwulan II-

2008 secara umum bergerak membaik. Akselerasi

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi telah

Kredit perbankan meningkat pesat di tengah perlambatan pertumbuhan dana pihak ketiga.

Laju inflasi triwulan II-2008 meningkat. Tekanan inflasi terjadi pada semua kelompok barang dan jasa

Laju inflasi sampai dengan Juni 2008 telah mencapai sebesar 7,20% (y-t-d), jauh meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

4 Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

Ringkasan Eksekutif mendorong terjadinya peningkatan pertumbuhan

kredit yang tinggi. Namun demikian suku bunga yang

relatif rendah, masih kuatnya permintaan konsumsi,

dan merebaknya instrumen investasi keuangan lain

menyebabkan terjadinya perlambatan pertumbuhan

dana pihak ketiga (DPK).

Rasio penyaluran kredit terhadap DPK yang dihimpun

bank (LDR) mengalami peningkatan dari 71,85%

pada akhir Maret 2008 menjadi 78,60% pada akhir

Juni 2008. Bahkan LDR berdasarkan kredit lokasi

proyek mencapai 92,28%. Namun demikian LDR yang

cukup tinggi tersebut belum diikuti dengan perbaikan

kualitas kredit yang diindikasikan oleh peningkatan

rasio NPL gross dari 3,97% pada triwulan sebelumnya

menjadi 5,30%.

Sementara itu fasilitas pinjaman kepada nasabah

yang belum ditarik (undisbursed loan) tercatat

sebesar Rp1,89 triliun, naik 42,82% dari triwulan

sebelumnya yang mencapai Rp1,32 triliun. Rasio

antara undisbursed loan terhadap total kredit

mencapai 17,37%, meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 13,81%.

Secara umum kondisi stabilitas sistem keuangan

regional Kalimantan Selatan pada triwulan laporan

masih tetap terjaga. Industri perbankan maupun

lembaga keuangan non-bank masih memperlihatkan

kinerja yang positif, terlihat pada pertumbuhan sektor

keuangan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 12,30%

(y-o-y), hampir dua kali lipat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya. Namun demikian

penurunan simpanan dalam bentuk deposito pada

industri BPR, serta peningkatan rasio NPL, baik pada

bank umum maupun BPR perlu diwaspadai.

LDR bank umum meningkat cukup tajam, tetapi diikuti peningkatan rasio NPL. Undisbursed loan juga mencatat peningkatan yang cukup tinggi

Kondisi stabilitas sistem keuangan regional masih terjaga. Peningkatan NPL perlu diwaspadai.

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

5 Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

Ringkasan Eksekutif SISTEM PEMBAYARAN

Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Selatan pada triwulan II-2008 telah meningkatkan

kebutuhan akan uang baik tunai maupun transaksi

pembayaran non-tunai. Aktivitas transaksi

pembayaran non-tunai melalui sarana kliring,

menunjukkan kenaikan baik dari sisi volume maupun

dari nominal transaksinya. Sementara transaksi

pembayaran tunai melalui Bank Indonesia, walupun

dari sisi perputaran menunjukkan penurunan namun

secara netto menunjukkan net cash outflow yang

mengindikasikan peningkatan kebutuhan uang tunai.

Jumlah aliran uang keluar (outflow) mencapai Rp521

miliar, naik sebesar Rp434 miliar dibandingkan

outflow triwulan I-2008 sebesar Rp87 miliar.

Sedangkan jumlah aliran uang masuk (inflow)

mencapai Rp257 miliar, turun Rp569 miliar

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai

Rp826 miliar, sehingga terjadi nett cash outflow

sebesar Rp264,6 miliar.

Sementara itu perkembangan transaksi pembayaran

non-tunai melalui transaksi keuangan melalui sarana

Kliring juga menunjukkan kenaikan. Rata-rata harian

volume transaksi kliring mencapai 1.636 lembar,

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 1.560 lembar per hari. Peningkatan

tersebut juga diikuti kenaikan nilai nominal transaksi

harian dari Rp49,32 miliar pada triwulan I-2008

menjadi Rp54,9 miliar.

Perputaran uang tunai mencatat kenaikan terutama dari sisi outflow

Perputaran transaksi pembayaran Kalimantan Selatan pada triwulan II-2008 mengalami kenaikan.

Volume dan nominal transaksi non-tunai melalui sarana kliring mengalami kenaikan

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

6 Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

Ringkasan Eksekutif PROSPEK EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada

triwulan III-2008 diperkirakan sedikit melambat,

meskipun masih berada pada level yang cukup tinggi,

yakni dalam kisaran 7,5%-9,5% (y-o-y). Perlambatan

pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh kemungkinan

berkurangnya daya dorong permintaan domestik

regional, khususnya konsumsi swasta setelah

kenaikan harga BBM.

Kecenderungan peningkatan konsumsi pada bulan

puasa diperkirakan akan menjadi faktor penahan

melambatnya pertumbuhan konsumsi masyarakat. Di

sisi lain konsumsi pemerintah diperkirakan akan

mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi,

dipengaruhi oleh mulai meningkatnya realisasi

berbagai proyek pembangunan dan perbaikan

infrastruktur seiring telah selesainya beberapa proses

tender maupun proses pengesahan anggaran

perubahan.

Pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang juga

masih akan ditopang oleh kinerja ekspor, meskipun

diperkirakan akan mengalami sedikit perlambatan

dibandingkan triwulan laporan. Sementara itu

kemungkinan terjadinya musim kemarau di

Kalimantan Selatan pada triwulan mendatang

diperkirakan akan mengurangi produktivitas tanaman

perkebunan, sehingga produksi crude palm oil (CPO)

dan karet diperkirakan akan mengalami penurunan.

Kegiatan investasi swasta pada triwulan III-2008

diperkirakan masih berada pada tren yang melambat

searah dengan perlambatan pertumbuhan ekspor.

Dari sisi produksi, perkiraan tersebut didukung oleh

pertumbuhan sektor-sektor yang berorientasi ekspor,

Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh melambat pada kisaran 7,5%- 9,5% (y-o-y).

Dari sisi permintaan, melambatnya konsumsi masyarakat akan mendorong perlambatan ekonomi

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Ringkasan Eksekutif

7

khususnya sektor pertambangan dan sektor

pertanian.

Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan

ekonomi dipengaruhi oleh melambatnya kinerja

sektor ekonomi dominan, yakni sektor pertanian,

sektor pertambangan, dan sektor perdagangan, hotel

dan restoran. Namun demikian, adanya faktor

musiman datangnya bulan puasa diperkirakan akan

menahan perlambatan yang terjadi di sektor ini.

Sementara perkembangan kinerja sektor-sektor

ekonomi non-dominan, khususnya sektor bangunan

dan sektor jasa-jasa diperkirakan bergerak ke arah

yang positif.

Kinerja sektor-sektor ekonomi dominan sedikit melambat, sementara beberapa sektor ekonomi non-dominan diperkirakan cenderung membaik

PROSPEK INFLASI

Tekanan inflasi pada triwulan III-2008 di-perkirakan akan lebih tinggi dibandingkan triwulan laporan

Laju inflasi Kota Banjarmasin pada triwulan III-2008

diperkirakan masih berada pada tren yang

meningkat, yakni pada kisaran 12%+1%. Hal ini

terutama dipengaruhi oleh dampak kenaikan harga

BBM di bulan Mei 2008 yang berimbas terhadap

kenaikan harga komoditas lainnya. Namun demikian,

dari sisi pasokan terutama untuk kelompok bahan

makanan diperkirakan masih relatif baik seiring masih

berlangsungnya musim panen raya.

Meskipun trend konsumsi masyarakat pada triwulan

mendatang cenderung menurun, namun demikian

konsumsi masyarakat diperkirakan masih akan

menjadi salah satu faktor pendorong laju inflasi. Hal

ini terutama terkait dengan faktor musiman

datangnya tahun ajaran baru sekolah serta datangya

bulan puasa di bulan September 2008.

Tekanan inflasi dari sisi permintaan seiring faktor musiman tahun ajaran baru sekolah dan bulan puasa

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

8

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1. KONDISI UMUM

Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan II-2008 mencatat

lonjakan pertumbuhan yang cukup tinggi, yakni mencapai 9,14% (y-o-y),

setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 7,36% (y-o-y)1. Dari sisi

penawaran, lonjakan pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh kinerja

sektor ekonomi dominan yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan

sektor perdagangan. Di sektor pertanian, mundurnya masa tanam serta

kondisi cuaca yang relatif lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya telah

mendorong peningkatan produktivitas tanaman pangan. Demikian pula

pertumbuhan di sektor pertambangan juga ditunjang oleh kondisi cuaca

yang memungkinkan untuk memingkatkan aktivitas penambangan batu

bara, di samping kenaikan harga batu bara internasional seiring kenaikan

harga minyak dunia. Sementara itu peningkatan pertumbuhan sektor

perdagangan terutama ditopang oleh masih tingginya pertumbuhan

konsumsi masyarakat.

Ditinjau dari sisi permintaan, melonjaknya pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan

aktivitas ekspor. Masih kuatnya dorongan konsumsi rumah tangga di tengah

kenaikan harga BBM pada triwulan laporan terutama dipengaruhi oleh

ekspektasi masyarakat akan terjadinya kenaikan harga barang maupun suku

bunga pasca kenaikan harga BBM. Akibat hal tersebut, masyarakat

cenderung meningkatkan konsumsi mereka dengan harapan memperoleh

tingkat harga yang lebih rendah. Pertumbuhan yang lebih tinggi juga terjadi

pada ekspor netto, yang merupakan respon dari meningkatnya produktivitas

sektor pertambangan dan sektor pertanian seiring kondisi cuaca yang lebih

kondusif dan mulai masuknya musim panen raya padi.

1 Angka revisi dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan

1

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Daya dukung keuangan pemerintah daerah terhadap laju

pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2008 masih terbatas yang

diindikasikan oleh belum optimalnya realisasi keuangan pemerintah daerah

terutama untuk proyek-proyek pembangunan daerah. Belum optimalnya

stimulus fiskal daerah tersebut diperkirakan terkait dengan tertundanya

pelaksanaan proyek karena proses tender yang sedang berjalan. Hal ini

antara lain disebabkan adanya kalkulasi ulang akibat perkembangan harga

menjelang dan sesudah kenaikan harga BBM, serta proses pengajuan dan

pengesahan perubahan anggaran.

Sementara itu investasi swasta yang tercermin dari komponen

pembentukan modal tetap bruto (PMTB) mencatat adanya pertumbuhan,

meskipun melambat. Melambatnya pertumbuhan PMTB Kalimantan Selatan

dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang sulit diprediksi akibat kenaikan

harga BBM, di samping kurangnya pasokan listrik dan masih sering

terjadinya kelangkaan BBM. Kondisi tersebut menyebabkan investor

cenderung menahan realisasi investasi mereka, sambil menunggu situasi

yang lebih baik.

2. SISI PENAWARAN

Sektor-sektor ekonomi dominan dalam perekonomian Kalimantan

Selatan menunjukkan kinerja yang menggembirakan pada triwulan II-2008.

Laju pertumbuhan yang cukup tinggi yang terutama ditopang oleh sektor

pertambangan, sektor perdagangan dan sektor pertanian. Pada sektor

pertambangan dan pertanian, lonjakan pertumbuhan dipengaruhi oleh

kondisi cuaca yang lebih baik yang ditandai dengan tingkat curah hujan yang

kondusif untuk mendorong peningkatan produksi. Sementara itu

pertumbuhan di sektor perdagangan terkait dengan peningkatan konsumsi

masyarakat sebelum kenaikan harga BBM bulan Mei 2008, yang dipengaruhi

adanya ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga barang dan suku

bunga pasca kenaikan harga BBM.

Secara nominal sektor pertambangan merupakan sektor yang

mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 17,69% (y-o-y) dengan

kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan II-2008 sebesar 3,68%.

Sedangkan sektor perdagangan yang merupakan sektor dengan pangsa

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

9

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

terbesar ketiga dalam perekonomian Kalimantan Selatan mencatat

pertumbuhan sebesar 12,20% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan triwulan I-2008 sebesar 7,66% (y-o-y). Dengan

perkembangan tersebut, kontribusi sektor perdagangan terhadap

perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan II-2008 mencapai 1,72%.

Sementara itu sektor pertanian yang merupakan sektor dengan pangsa

terbesarmencatat pertumbuhan sebesar 5,54% (y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,65% (y-o-y). Kontribusinya

sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada

triwulan laporan mencapai 1,54%, meningkat dibandingkan triwulan I-2008

sebesar 0,69%.

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (y-o-y)

Sektoral Atas Dasar Harga Konstan Triwulan I-2008 dan II-2008

Pertumbuhan Kontribusi Trw 1-2008* Trw 2-

2008** Trw 1-2008 Trw 2-

2008 Pertanian 3.65% 5.54% 0.69% 1.54% Pertambangan 12.36% 17.69% 3.04% 3.68% Industri 4.54% 0.90% 0.57% 0.10% Listrik, Gas, Air Bersih 6.90% 2.60% 0.04% 0.01% Bangunan 6.11% 7.28% 0.35% 0.38% Perdagangan, Hotel 7.66% 12.20% 1.21% 1.72% Pengangkutan-Komunikasi 5.17% 6.71% 0.47% 0.55% Keuangan 6.30% 12.30% 0.25% 0.48% Jasa 8.32% 8.24% 0.75% 0.68% Total 7.36% 9.14% 7.36% 9.14% Sumber: BPS Provinsi Kalsel, diolah. *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Gambaran umum perkembangan sektor ekonomi non-dominan

diwarnai oleh peningkatan pertumbuhan sektor keuangan dan perlambatan

pertumbuhan sektor industri pengolahan. Sektor keuangan mencatat

pertumbuhan cukup tinggi, yakni mencapai 12,30% (y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,30% (y-o-y), sehingga sektor

ini memberikan kontribusi sebesar 0,48% dalam pertumbuhan ekonomi

triwulan laporan atau jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2008 yang

hanya tercatat sebesar 0,25%. Peningkatan pertumbuhan sektor keuangan

ini terutama didorong oleh kinerja industri perbankan yang terus membaik,

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

10

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

khususnya dalam penyaluran kredit. Jumlah kredit yang disalurkan bank

umum pada triwulan II-2008 tumbuh 42,17% (y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 35,97% (y-o-y).

Sementara itu pertumbuhan sektor industri pengolahan pada triwulan

II-2008 tercatat sebesar 0,90% (y-o-y), melambat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,54% (y-o-y). Semakin sulitnya

industri kayu untuk memperoleh bahan baku, serta gangguan berupa

pemadaman listrik merupakan faktor yang mengurangi produktivitas sektor

ini.

BOKS 1:

KRISIS LISTRIK DI WILAYAH KALSELTENG

Kondisi kekurangan pasokan listrik yang akhir-akhir ini menjadi permasalahan yang mengemuka di tataran nasional, telah cukup lama dialami masyarakat di wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah (Kalselteng), khususnya Kalimantan Selatan. Krisis listrik ini telah semakin menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Pada pertemuan empat gubernur se-Kalimantan dengan Menteri Pekerjaan Umum di Jakarta pada bulan Mei 2008 dalam rangka Forum Kerjasama Revitalisasi dan Percepatan Pembangunan Regional Kalimantan, diungkapkan urgensi pemenuhan kebutuhan listrik di Kalimantan sebagai hak dasar yang harus dipenuhi pemerintah pusat untuk rakyat Kalimantan. Pimpinan daerah mengharapkan agar perencanaan pembangunan PLTU di Kalimantan segera tuntas sesuai target, yaitu pada tahun 2009.

Krisis listrik di Kalimantan Selatan diperkirakan telah mempengaruhi realisasi investasi, meskipun sebenarnya animo investor untuk berinvestasi di wilayah ini cukup besar, terutama terkait dengan prospek perkebunan kelapa sawit dan karet, serta industri pengolahan komoditi unggulan tersebut. Defisit listrik di Kalimantan Selatan masih cukup besar dan pada tahun 2008 diperkirakan baru sebagian (sekitar 30 MW) yang teratasi, itupun apabila pembangunan beberapa pembangkit listrik tenaga gas dan uap yang merupakan solusi jangka pendek dapat direalisasikan. Saat ini daya listrik dari pembangkit yang dimiliki Kalselteng sekitar 188 mega watt. Dengan beban puncak yang mencapai 284,4 mega watt, maka defisit daya listrik mencapai 96,4 mega watt.

Di Kalimantan Selatan pemadaman listrik bergilir diperkirakan masih akan terjadi dan dan hal ini akan meningkatkan biaya operasional, baik bagi industri, dunia usaha, penyelenggaraan pemerintahan, maupun rumah tangga. Beban tersebut akan semakin besar akibat kenaikan BBM maupun kelangkaan BBM yang masih sering terjadi.

(Disarikan dari berbagai sumber)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

11

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

2.1 Sektor Ekonomi Dominan

2.1.1. Sektor Pertanian

Lonjakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan

laporan antara lain dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor pertanian sebagai

sektor dengan pangsa terbesar dalam perekonomian Kalimantan Selatan.

Secara nominal nilai tambah sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada

triwulan II-2008 mencapai Rp3,19 triliun atau meraup pangsa 26,5%

terhadap PDRB Kalimantan Selatan yang mencapai Rp12,03 triliun.

Berdasarkan harga konstan, laju pertumbuhan sektor pertanian pada

triwulan II-2008 mencapai 5,54% (y-o-y) atau lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 3,65% (y-o-y). Kenaikan ini

terutama didorong oleh peningkatan produksi tanaman pangan seiring

dengan masih berlangsungnya panen raya sebagai akibat mundurnya masa

panen, serta kondisi cuaca yang cukup kondusif. Pertumbuhan positif juga

ditunjukkan oleh pertumbuhan berbagai subsektor yang ada, yakni

subsektor peternakan (6,03%), perkebunan (5,94%), kehutanan (3,70%)

dan perikanan (2,49%).

Grafik 1.1. Produksi Beras Kalimantan Selatan

0

200

400

600

800

1000

T1.2007 T2.2007 T3.2007 T4.2007 T1.2008* T2.2008**

Produksi Beras

*) angka sementara **) angka ramalan II Sumber: BPS Provinsi Kalsel, Dinas Pertanian Propinsi Kalsel, diolah

Kenaikan produksi tanaman pangan terlihat dari perkembangan hasil

produksi tanaman padi di triwulan II-2008 yang menunjukkan kenaikan

yang cukup tinggi. Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang cukup

besar produksinya di Kalimantan Selatan, sehingga Kalimantan Selatan

menjadi sebagai salah satu lumbung padi di Kalimantan.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

12

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Berdasarkan angka ramalan, produksi beras Kalimantan Selatan pada

triwulan II-2008 diperkirakan mencapai 835,5 ribu ton, jauh meningkat

dibandingkan produksi triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 77,7 ribu

ton. Apabila dibandingkan periode yang sama di tahun 2007 dengan total

produksi mencapai 734,6 ribu ton, produksi beras Kalimantan Selatan

mengalami peningkatan 13,73%.

2.1.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian menjadi sektor ekonomi yang

mencatat pertumbuhan terbesar pada triwulan laporan yaitu dari 12,36%

(y-o-y) pada triwulan I-2008 menjadi 17,7%(y-o-y). Peningkatan laju

pertumbuhan yang cukup besar tersebut terutama didorong subsektor

pertambangan tanpa migas dengan komoditas utama batu bara.

Peningkatan produksi sektor ini dipengaruhi oleh pulihnya kegiatan

eksplorasi pertambangan seiring kondisi cuaca yang lebih baik dibandingkan

triwulan sebelumnya dengan curah hujan yang tidak terlalu tinggi. Selain

faktor cuaca, adanya kenaikan harga batu bara internasional seiring

kenaikan harga minyak dunia menjadi stimulus bagi perusahaan tambang

Kalimantan Selatan untuk meningkatkan produksi mereka.

Grafik 1.2. Perkembangan Volume Ekspor Batubara Kalimantan Selatan

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

T1.20

05

T2.20

05

T3.20

05

T4.20

05

T1.20

06

T2.20

06

T3.20

06

T4.20

06

T1.20

07

T2.20

07

T3.20

07

T4.20

07

T1.20

08

T2.20

08*

Juta

ton

-60,00%

-40,00%

-20,00%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Batubara Pertumbuhan % (y-o-y)

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah *) Angka prediksi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

13

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Lonjakan produksi batu bara Kalimantan Selatan terindikasi dari

adanya peningkatan volume ekspor komoditas batu bara sebesar 16,26% (y-

o-y) yaitu dari 15,4 juta ton pada triwulan I-2008 menjadi 25,3 juta ton.

Prospek komoditas batu bara sendiri diperkirakan masih cukup baik seiring

dengan masih tingginya permintaan dunia maupun domestik sebagai bahan

bakar pembangkit listrik yang lebih ekonomis dibandingkan bahan bakar

minyak yang harganya melambung. Pihak asing, antara lain beberapa negara

di Eropa dalam berbagai kesempatan juga telah menyampaikan rencana

untuk menjalin kerjasama dalam pengelolaan batu bara. Ke depan

diharapkan dapat dibangun industri lanjutan batubara agar Kalimantan

Selatan tidak hanya menjual raw coal, tapi juga batubara yang telah diolah,

serta investasi pembangunan PLTU di provinsi tersebut.

Peningkatan produksi batu bara juga terkait dengan merebaknya

usaha pertambangan batu-bara. Diperkirakan jumlah Kuasa Pertambangan

(KP) yang diberikan izin kabupaten/kota di Kalimantan Selatan sedikitnya

446 KP, dengan jumlah pemegang KP 322 orang, diluar sejumlah

perusahaan besar yang izinnya dari pemerintah pusat. Dari jumlah usaha

pertambangan tersebut, produksi tambang batu bara terus meningkat, yakni

sekitar 70 juta ton pada tahun 2007 dan tahun 2008 diperkirakan mencapai

90 juta ton.

Sementara itu upaya pemanfaatan batu bara untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri, khususnya untuk memasok kebutuhan pembangkit

listrik kian menjadi perhatian. Dalam kaitan ini, untuk meningkatkan iklim

investasi, diperlukan regulasi yang menjamin pasokan batubara untuk

kebutuhan pembangkit listrik di Kalimantan Selatan.

2.1.3. Sektor Industri Pengolahan

Setelah mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi pada triwulan

sebelumnya sebesar 4,54% (y-o-y), laju pertumbuhan sektor industri

pengolahan pada triwulan laporan melambat menjadi 0,9% (y-o-y).

Melambatnya pertumbuhan di sektor ini terutama dipengaruhi oleh turunnya

produktivitas pada subsektor industri kayu yang merupakan subsektor

dengan pangsa terbesar dalam sektor tersebut. Keterbatasan bahan baku

kayu bagi industri pengolahan kayu Kalimantan Selatan serta adanya

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

14

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

15

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

gangguan pasokan listrik yang mengganggu aktivitas pabrik merupakan

faktor-faktor yang mempengaruhi perlambatan subsektor ini.

Grafik 1.3. Perkembangan Volume Ekspor Kayu Olahan (Ribu Ton)

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah *) Angka prediksi

Melemahnya daya dorong subsektor industri pengolahan kayu

terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan diindikasikan oleh

penurunan volume ekspor kayu olahan Kalimantan Selatan dari 91,9 ribu ton

pada triwulan I-2008 menjadi 84,5 ribu ton. Namun demikian, secara

tahunan pertumbuhan ekspor kayu olahan masih relatif tinggi, yakni sebesar

40,63% (y-o-y). Penurunan produktivitas sektor ini diperkirakan

memberikan dampak yang signifikan terhadap laju pertumbuhan ekspor

kayu olahan pada triwulan III-2008. Hasil liaison 2 Bank Indonesia

Banjarmasin terhadap pelaku usaha industri pengolahan berbasis kayu

(rotan) pada triwulan laporan mengindikasikan masih belum optimalnya

penggunaan kapasitas produksi dan penurunan penggunaan tenaga kerja

akibat terbatasnya permintaan luar negeri. Beberapa pengusaha juga telah

melakukan diversifikasi pada bidang usaha lainnya.

Pertumbuhan subsektor industri pengolahan makanan pada

triwulan laporan sedikit melambat dari 10,45% (y-o-y) pada triwulan I-2008

menjadi 10,03% (y-o-y). Meskipun melambat, pertumbuhan pada triwulan

2 Survei/ wawancara dengan pimpinan perusahaan dalam rangka mengumpulkan informasi

mengenai kinerja dan permasalahan bisnis jangka pendek.

0

20

40

60

80

100

120

140

T1.200 5

T2.200 5

T3.200 5

T4.200 5

T1.200 6

T2.200 6

T3.200 6

T4.200 6

T1.200 7

T2.200 7

T3.200 7

T4.200 7

T1.200 8

T2.200 8*

Rib

u To

n

-50.00%-40.00%-30.00%-20.00%-10.00%0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%

K ay u O lahan (A k s is K iri) G row th % (y -o-y )

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

laporan tersebut masih terbilang cukup tinggi. Faktor pendorong

pertumbuhan adalah masih tingginya konsumsi rumah tangga (masyarakat),

meskipun terjadi kenaikan harga barang sebelum dan sesudah kenaikan

harga BBM bulan Mei 2008. Sementara itu faktor penekan pertumbuhan

berasal melambatnya pertumbuhan konsumsi/pengeluaran pemerintah

sejalan dengan belum optimalnya realisasi proyek-proyek pemerintah.

2.1.4. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan II-2008

mengalami pertumbuhan sebesar 12,20% (y-o-y) atau lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2008 sebesar 7,66% (y-o-y). Laju

pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut terutama didorong oleh

peningkatan konsumsi masyarakat sebagai antisipasi terhadap rencana

kenaikan harga BBM bulan Mei 2008. Selain itu peningkatan kinerja sektor

perdagangan juga didorong oleh maraknya penawaran pinjaman dana

dengan tingkat suku bunga yang relatif rendah dari berbagai lembaga

keuangan, baik bank maupun non bank. Peningkatan kinerja sektor

perdagangan digambarkan oleh beberapa indikator dini (prompt

indicators) yang mewakili, diantaranya arus bongkar muat barang di

pelabuhan Trisakti Banjarmasin dan konsumsi listrik sektor bisnis seperti

toko, pasar, pusat perbelanjaan dan pusat bisnis lainnya.

Grafik 1.4. Perkembangan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin (Juta Ton)

02468

101214

T1.200 6

T2.200 6

T3.200 6

T4.200 6

T1.200 7

T2.200 7

T3.200 7

T4.200 7

T1.200 8

T2.200 8*

Juta

Ton

-40.00%

-20.00%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%Bongkar Muat Pe l. Tr is aktiGrow th % (y -o-y )

Sumber: PT. (Persero) PELINDO III Cab. Banjarmasin

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

16

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Arus bongkar muat barang di Pelabuhan Trisakti pada triwulan

laporan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, yakni sebesar

69,7% (y-o-y) dibanding triwulan sebelumnya yang mengalami penurunan

sebesar 33,5% (y-o-y). Kenaikan dipengaruhi oleh aktivitas perdagangan

komoditas batu bara, seiring kenaikan produksi batu bara yang cukup

signifikan pada triwulan laporan.

Grafik 1.5. Konsumsi Listrik Sektor Bisnis (Juta KWh)

010203040506070

T1.200 6

T2.200 6

T3.200 6

T4.200 6

T1.200 7

T2.200 7

T3.200 7

T4.200 7

T1.200 8

T2.200 8*

Juta

KW

h

-10.00%0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%

Kons ums i L is tr ik B is n is (KW h - aks is kir i)Grow th kons ums i s ektor b is n is % (y -o-y )

Sumber: PT. (Persero) PLN Wilayah Kalselteng

Peningkatan juga terjadi pada konsumsi listrik sektor bisnis yang

mencatat pertumbuhan sebesar 8,81% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 3,85% (y-o-y). Namun demikian tren

penggunaan listrik oleh sektor bisnis cenderung menurun seiring

keterbatasan daya pembangkit listrik di Kalimantan Selatan.

2.1.5. Sektor Ekonomi Non-Dominan

Meningkatnya aktivitas di sektor ekonomi dominan Kalimantan

Selatan pada triwulan laporan telah mendorong pertumbuhan di sejumlah

sektor ekonomi lainnya. Tercatat tiga sektor ekonomi non-dominan yang

menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya,

yaitu sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi serta

sektor keuangan. Sedangkan dua sektor lainnya, yakni sektor listrik, gas

& air bersih, dan sektor jasa-jasa menunjukkan perlambatan.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

17

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.6. Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan Kalimantan Selatan

0

2, 000

4 , 000

6 , 000

8 , 000

10 ,000

12 ,000

T 1.2006

T 2 .2006

T 3 .2006

T 4 .2006

T 1 .2007

T 2 .2007

T 3.2007

T 4 .2007

T 1 .2008

T 2 .2008

Mili

ar R

p

0 .00%5.00%10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%45.00%

Nom inal K red it (ak s is k iri) G rowth (ak s is k anan)

Sumber : Bank Indonesia Banjarmasin

Sektor keuangan menjadi sektor non-dominan yang menunjukkan

pertumbuhan yang paling tinggi yaitu sebesar 12,30% (y-o-y), hampir dua

kali lipat dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2008 sebesar 6,30% (y-o-y).

Tingginya pertumbuhan sektor keuangan terutama didorong oleh kuatnya

ekspansi kredit perbankan Kalimantan Selatan, baik jenis kredit konsumtif,

kredit modal kerja, maupun kredit investasi. Pertumbuhan kredit pada

triwulan laporan mencapai 42,17% (y-o-y) lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 36% (y-o-y). Tingginya penyaluran kredit perbankan

terutama didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat sejak awal tahun

2008, serta tingkat suku bunga yang relatif rendah. Selain itu ekspansi

kredit tersebut juga didorong oleh pelaksanaan kredit revitalisasi

perkebunan maupun program Pemerintah yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR)

yang ditujukan bagi sektor usaha mikro dan kecil.

Pertumbuhan yang cukup tinggi juga dicatat oleh sektor bangunan

yang tumbuh 7,28% (y-o-y), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 6,11% (y-o-y). Pertumbuhan sektor ini diindikasikan oleh semakin

banyaknya pembangunan rumah oleh tempat usaha dalam triwulan laporan.

Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank

Indonesia Banjarmasin, jumlah rumah yang dibangun pada triwulan laporan

diperkirakan mencapai 5.166 unit atau mengalami peningkatan 11,84%

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4.619 unit. Peningkatan

jumlah rumah yang dibangun tersebut didorong oleh adanya pembukaan

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

18

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

kawasan hunian yang baru, antara lain di daerah Banjarmasin Utara dan

Kota Banjarbaru.

Sementara itu jumlah rumah yang dijual mengalami penurunan

7,16% yaitu dari 3.298 unit pada triwulan I-2008 menjadi 3.062 unit.

Adanya kebutuhan biaya pendidikan yang mendesak, kekhawatiran terhadap

kenaikan suku bunga setelah kenaikan harga BBM, serta perubahan harga

jual rumah akibat kenaikan BBM merupakan sejumlah faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk menunda pembelian properti.

Grafik 1.7. Perkembangan Penjualan Rumah di Kalimantan Selatan

PENJUALAN RUMAH KALIMANTAN SELATAN

0,0500,0

1.000,01.500,02.000,02.500,03.000,03.500,0

T1.20

06

T2.20

06

T3.20

06

T4.20

06

T1.20

07

T2.20

07

T3.20

07

T4.20

07

T1.20

08

T2.20

08

0,00%20,00%40,00%60,00%80,00%100,00%120,00%140,00%

Penjualan RumahPertumbuhan y-o-y (%)

Sumber : SHPR BI Banjarmasin Trw II-2008

Peningkatan laju pertumbuhan juga terjadi pada sektor pengangkutan

dan komunikasi, yaitu dari 5,17% (y-o-y) pada triwulan I-2008 menjadi

6,71% (y-o-y). Laju pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan

aktivitas transportasi, khususnya angkutan udara seiring mulainya

masyarakat melakukan perjalanan ibadah umrah dan adanya even

pariwisata dalam rangka Visit Indonesia 2008. Jumlah penumpang angkutan

udara meningkat dari 426,8 ribu orang pada triwulan I-2008 menjadi 434,6

ribu orang pada triwulan laporan, meskipun secara tahunan terjadi

perlambatan dari 27,4% (y-o-y) pada triwulan I-2008 menjadi 17,8% (y-o-

y). Sementara itu aktivitas transportasi darat dan sungai pada triwulan

laporan mengalami gangguan yang cukup signifikan seiring terbatasnya

pasokan bahan bakar minyak di Kalimantan Selatan. Selain mengganggu

aktivitas perekonomian, gangguan pasokan BBM menjadi salah satu faktor

pendorong laju inflasi di Kota Banjarmasin.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

19

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.8. Arus Penumpang Pesawat di Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin

Sumber: PT Angkasa Pura I – Bandara Syamsudin Noor

050,000

100,000150,000200,000250,000300,000350,000400,000450,000500,000

T1.2006

T 2.2006

T 3.2006

T 4.2006

T 1.2007

T2.2007

T3.2007

T 4.2007

T1.2008

T2.2008

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

A r u s Pe n u m p an g Pe r tu m b u h an (y-o -y) %

Sektor jasa-jasa menjadi sektor ekonomi non-dominan yang sedikit

mengalami perlambatan dari 8,32% (y-o-y) pada triwulan I-2008 menjadi

8,15% (y-o-y). Melambatnya pertumbuhan sektor ini terutama terkait

dengan melambatnya pertumbuhan pada subsektor jasa-jasa pemerintahan

umum yang dipengaruhi oleh masih terbatasnya realisasi keuangan

pemerintah daerah.

3. SISI PERMINTAAN

Peningkatan kinerja yang cukup menggembirakan pada sektor

ekonomi dominan, khususnya sektor pertanian dan sektor pertambangan,

diikuti oleh peningkatan pertumbuhan ekspor. Komponen ekspor netto yang

memiliki pangsa 26,81% terhadap perekonomian Kalimantan Selatan dari

sisi permintaan, pada triwulan laporan mencatat pertumbuhan sebesar

4,95% (y-o-y), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

3,53% (y-o-y). Pertumbuhan yang lebih tinggi juga terjadi pada konsumsi

rumah tangga. Komponen sisi permintaan yang memiliki pangsa 51,58%

PDRB Provinsi Kalimantan Selatan tersebut mencatat peningkatan laju

pertumbuhan dari 6,22% (y-o-y) menjadi 6,85% (y-o-y). Sementara itu

konsumsi pemerintah pada periode yang sama tumbuh sebesar 7,42% atau

melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2008 yang mencapai

9,75%. Melambatnya pertumbuhan komponen ini menunjukkan belum

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

20

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

optimalnya realisasi anggaran pemerintah daerah sampai dengan akhir

semester I-2008.

Kegiatan investasi swasta yang diindikasikan oleh komponen

pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga menunjukkan perlambatan dari

6,58% (y-o-y) pada triwulan I-2008 menjadi 6,19% (y-o-y). Permasalahan

pasokan listrik dan BBM di Kalimantan Selatan diperkirakan menjadi salah

satu pertimbangan para investor untuk menunda realisasi investasi.

3.1. Konsumsi

Secara keseluruhan pengeluaran konsumsi pada triwulan II-2008

tumbuh sebesar 6,9% (y-o-y) atau relatif stabil apabila dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya. Berdasarkan komponennya,

pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh melambatnya komponen konsumsi

pemerintah yang tumbuh melambat dari 9,75% (y-o-y) pada triwulan I-

2008 menjadi 7,42% (y-o-y). Melambatnya pertumbuhan konsumsi

pemerintah mengindikasikan belum optimalnya ekspansi keuangan

pemerintah dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu konsumsi rumah tangga di tengah-tengah kenaikan

harga BBM, masih mencatat kenaikan pertumbuhan dari 6,22% (y-o-y)

menjadi 6,85% (y-o-y). Adanya rencana kenaikan harga BBM di bulan Mei

2008 dan kekhawatiran kenaikan suku bunga pinjaman merupakan beberapa

faktor yang mendorong masyarakat meningkatkan konsumsi. Peningkatan

konsumsi masyarakat terutama pada barang-barang tahan lama (durable

goods), seperti mobil, sepeda motor, rumah maupun peralatan elektronik

tertangkap oleh hasil Survei Konsumen yang dilakukan Bank Indonesia

Banjarmasin. Berdasarkan hasil survei tersebut Indeks Keyakinan terhadap

Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sampai dengan bulan Mei masih mencatat

level optimis sebesar 104,86 atau lebih tinggi dibandingkan posisi akhir

triwulan I-2008 sebesar 102,36. Namun setelah terjadinya kenaikan BBM,

keyakinan konsumen tersebut terkoreksi, sehingga hasil survei posisi bulan

Juni 2008 mencatat penurunan angka IKE menjadi 89,44. Laju inflasi yang

meningkat, kesulitan memperoleh BBM, dan pasokan listrik yang terganggu,

menyebabkan masyarakat Banjarmasin bersikap pesimistis terhadap kondisi

ekonokmi saat ini.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

21

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.9. Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

0

20

40

60

80

100

120

140

Jun-

06

Jul-0

6

Aug-06

Sep-06

Oct-06

Nov-06

Dec-06

Jan-0

7

Feb-

07

Mar-07

Apr-07

May-07

Jun-

07

Jul-0

7

Aug-07

Sep-07

Oct-07

Nov-07

Dec-07

Jan-0

8

Feb-

08

Mar-08

Apr-08

May-08

Jun-

08

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Sumber: Survei Konsumen, BI Banjarmasin

Dengan perkembangan tersebut, pergerakan Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK) sampai dengan akhir triwulan II-2008 mengalami

penurunan dari 107,92 pada akhir triwulan I-2008 menjadi 91,18.

Penurunan optimisme konsumen, juga dipengaruhi oleh pesimisme terhadap

kondisi ekonomi ke depan yang berada pada level pesimistik sebesar 92,92

atau jauh menurun dibandingkan posisi triwulan I-2008 yang mencapai

113,47.

Grafik 1.10. Perkembangan Kredit Konsumsi Perbankan Kalimantan Selatan

42,04

%49

,85%

30,21

%

19,94

%

17,23

%

11,90

%

12,36

%19,85

%30,45

%36

,02%

0500

1.0001.5002.0002.5003.0003.5004.000

Trw I-2006

Trw II-2006

Trw III-2006

Trw IV-2006

Trw I-2007

Trw II-2007

Trw III-2007

Trw IV-2007

Trw I-2008

Trw II-2008

Mili

ar R

p

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Kredit KonsumsiGrowth (y-o-y)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum, diolah

Peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan II-2008 juga

terindikasi dari pertumbuhan kredit konsumsi yang disalurkan perbankan

Kalimantan Selatan yang masih dalam trend yang meningkat. Kredit

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

22

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

konsumsi pada triwulan laporan tersebut tumbuh sebesar 49,85% (y-o-y),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 36,02% (y-o-y).

Selain adanya kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan tingkat suku

bunga pasca kenaikan harga BBM, peningkatan konsumsi masyarakat juga

didorong intensifnya penawaran pembiayaan konsumsi baik oleh lembaga

keuangan bank maupun non bank dengan tingkat bunga yang relatif rendah.

Grafik 1.11. Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Rumah Tangga Kalimantan Selatan

020406080

100120140160180

Trw 1-06

Trw 2-06

Trw 3-06

Trw 4-06

Trw 1-07

Trw 2-07

Trw 3-07

Trw 4-07

Tw 1-08 Tw 2-08

Juta

KW

h

Sumber: PT. PLN Wilayah Kalselteng, diolah.

Peningkatan konsumsi masyarakat juga terlihat dari indikator

penggunaan energi listrik konsumen rumah tangga yang pada triwulan II-

2008 mengalami kenaikan sebesar 1,75% dari 163,98 juta KWh pada

triwulan sebelumnya menjadi 166,8 juta KWh. Pada triwulan I-2008

konsumsi listrik rumah tangga mengalami penurunan sebesar 1,37%.

3.2. Perdagangan Luar Negeri

3.2.1. Ekspor Non-Migas

Aktivitas perdagangan luar negeri Kalimantan Selatan pada triwulan

II-2008 diperkirakan mengalami peningkatan yang cukup tinggi, terutama

dipengaruhi oleh kenaikan ekspor batubara. Nilai ekspor pada triwulan

laporan diperkirakan mencapai US$1,11 miliar, meningkat 51,64%

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$733,7 juta.

Sementara nilai impor pada periode yang sama tumbuh sebesar 18,94%,

dari US$35,04 juta pada triwulan I-2008 menjadi US$41,68 juta. Dengan

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

23

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

perkembangan tersebut, nilai ekspor netto mencapai US$ 1,07 miliar,

melonjak 53,28% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

US$698,7 juta.

Grafik 1.12. Perkembangan Ekspor Netto Kalimantan Selatan

0

200

400

600

800

1,000

1,200

T1.20

05

T2.20

05

T3.20

05

T4.20

05

T1.20

06

T2.20

06

T3.20

06

T4.20

06

T1.20

07

T2.20

07

T3.20

07

T4.20

07

T1.20

08

T2.20

08*

US$

juta

Ekspor Impor Net Ekspor

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah. *) angka perkiraan

Sebagai penopang utama pertumbuhan ekspor Kalimantan Selatan,

batu bara mencatat kenaikan nilai ekspor yang cukup signifikan. Nilai ekspor

komoditas tambang andalan tersebut pada triwulan II-2008 diperkirakan

mencapai US$897,7 juta, meningkat sebesar US$373,9 juta (71,38%)

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai US$523,8 juta.

Peningkatan ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang lebih kondusif untuk

eksplorasi tambang dibandingkan cuaca musim hujan di triwulan

sebelumnya. Selain itu pergerakan harga batu bara dunia juga berada level

yang tinggi searah dengan pergerakan harga minyak dunia. Harga batu bara

berdasarkan GlobalCoal NEWC Monthly Index mengalami melonjak dari

US$126,45 per ton pada April 2008 menjadi US$163,38 per ton pada Juni

2008 atau mengalami kenaikan sebesar 29,21%.

Beberapa komoditas ekspor lainnya yang juga menunjukkan kenaikan

dibandingkan triwulan sebelumnya diantaranya adalah biji besi (60,1%),

kayu olahan (10,34%), dan karet (9,47%). Kenaikan nilai ekspor beberapa

komoditas tersebut didorong oleh tren kenaikan harga-harga komoditas

dunia yang masih terjadi pada triwulan laporan. Sementara itu nilai ekspor

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

24

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

komoditas minyak sawit pada triwulan laporan mengalami penurunan 59,1%

dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari US$39,9 juta menjadi US$16,3

juta. Penurunan nilai ekspor komoditas minyak sawit tersebut diperkirakan

terkait dengan berlalunya masa panen tanaman sawit.

Grafik 1.13. Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Selatan Menurut Komoditas

0

200

400

600

800

1,000

1,200

T1.200

5

T2.200

5

T3.200

5

T4.200

5

T1.200

6

T2.200

6

T3.200

6

T4.200

6

T1.200

7

T2.200

7

T3.200

7

T4.200

7

T1.200

8

T2.200

8*

US$

Jut

a

Batubara Kayu Olahan KaretBijih Besi Minyak Sawit Ekspor

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah *) angka perkiraan

3.2.2. Impor Non-Migas

Perkembangan nilai impor Kalimantan Selatan pada triwulan laporan

mengalami kenaikan dibandingan triwulan sebelumnya. Nilai impor pada

triwulan II-2008 tercatat sebesar US$41,68 juta, meningkat 18,9%

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$35,04 juta. Kenaikan impor

tersebut masih didominasi oleh impor barang-barang modal terutama dalam

bentuk alat transportasi untuk mendukung aktivitas pertambangan dan

perkebunan. Nilai impor alat transportasi tersebut pada triwulan laporan

mencapai US$26,5 juta, jauh meningkat dibandingkan nilai impor triwulan

sebelumnya sebesar US$4,6 juta.

Selain impor alat-alat transportasi, komoditas impor lain yang cukup

besar adalah komoditas pupuk yang digunakan untuk mendukung

pengembangan sektor perkebunan. Impor komoditas ini mengalami

kenaikan sebesar 32,08% dari US$3,02 juta menjadi US$3,99 juta. Kondisi

ini terkait dengan meningkatnya upaya pengembangan perkebunan di

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

25

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kalimantan Selatan, searah dengan semakin membaiknya prospek

komoditas kelapa sawit dan karet.

Grafik 1.14. Perkembangan Nilai Impor Non Migas Kalimantan Selatan

Per Kelompok Barang

0

5

10

15

20

25

30

35

T1.200 5

T2.200 5

T3.200 5

T4.200 5

T1.200 6

T2.200 6

T3.200 6

T4.200 6

T1.200 7

T2.200 7

T3.200 7

T4.200 7

T1.200 8

T2.200 8*

US$

Jut

a

-50

0

50

100

150

200

250

US$

Jut

a

Gula , O lahan Gu la , dan Madu Bahan Minera l

Pupuk Olahan Bahan K imia Organ ik

Mes in Indus tr i Khus us Kendaraan

A la t Trans por tas i La inny a (A ks is Kanan) Tota l Impor (aks is kanan)

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah. *) angka perkiraan

3.3. Investasi

Apabila ditinjau dari komponen pembentukan modal tetap bruto

(PMTB), perkembangan investasi di Kalimantan Selatan pada triwulan

laporan diperkirakan mengalami perlambatan dari 6,58% (y-o-y) pada

triwulan I-2008 menjadi 6,19% (y-o-y). Perlambatan pertumbuhan tersebut

terutama dipengaruhi oleh permasalahan ketersediaan infrastruktur,

khususnya pasokan listrik dan BBM bagi aktivitas industri. Pemadaman listrik

bergilir serta antrian BBM di seluruh SPBU yang masih terus terjadi sebelum

dan sesudah kenaikan harga BBM merupakan beberapa faktor penyebab

para investor menunda merealisasikan investasi mereka.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

26

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

27

Grafik 1.15. Perkembangan Penyaluran Kredit Investasi Perbankan Kalimantan Selatan

2.533

2.567

2.081

1.865

1.763

1.665

1.6791.5

87

1.547

1.411

43,67

%54

,22%

23,95

%

17,56

%

14,01

%17

,96%23

,92%

20,80

%

17,61

%

13,13

%

0500

1.0001.5002.0002.5003.000

T1.200

6

T2.200

6

T3.200

6

T4.200

6

T1.200

7

T2.200

7

T3.200

7

T4.200

7

T1.200

8

T2.200

8

Mili

ar R

p

0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%

Nominal Kredit (aksis kiri) Growth (aksis kanan)

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) BI Banjarmasin

Perlambatan investasi PMTB juga terindikasi dari prompt indicator

yaitu penyaluran kredit investasi oleh perbankan Kalimantan Selatan.

Penyaluran kredit investasi di triwulan laporan meskipun masih tumbuh

cukup tinggi, namun mengalami perlambatan dari 54,22% (y-o-y) pada

triwulan I-2008 menjadi 43,67% (y-o-y). Ketidakpastian situasi menjelang

kenaikan harga BBM, diperkirakan menjadi salah satu pertimbangan para

pelaku usaha untuk menunda kegiatan investasi mereka.

Grafik 1.16. Perkembangan Pengadaan Semen Kalimantan Selatan

57,85

4

54,76

7

50,53

6

42,58

1

40,12

448

,762

64.41

%

33.29

%

60.86

%

31.28

%

65.03

%60

.93%

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

Jan'08 Feb'08 Mar'08 Apr'08 Mei'08 Jun'08

Ton

-20.00%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Pengadaan Semen (ton) Growth (aksis kanan)

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (ASI)

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Sementara itu meskipun terjadi perlambatan pada investasi PMTB,

tercatat adanya peningkatan kegiatan pembangunan fisik di triwulan

laporan, antara lain berupa pembangunan kawasan perumahan, perbaikan

jalan dan jembatan. Aktivitas pembangunan tersebut mendorong

peningkatan penggunaan semen di Kalimantan Selatan yang mencatat

pertumbuhan sebesar 24,10% (q-t-q) yaitu dari 131,5 ribu ton di triwulan I-

2008 menjadi 163,2 ribu ton.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

28

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

PERKEMBANGAN INFLASI 2

1. KONDISI UMUM

Laju inflasi di Kalimantan Selatan sebagaimana dicerminkan oleh

perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Banjarmasin pada triwulan II-

2008 mengalami peningkatan yang relatif tinggi. Secara tahunan, laju inflasi

pada akhir triwulan laporan mencapai 11,82% (y-o-y), naik dibandingkan

triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 8,64% (y-o-y). Angka inflasi tersebut

juga lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 11,03% (y-o-y).

Faktor pendorong peningkatan inflasi di Kota Banjarmasin adalah kelangkaan

BBM dan kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada bulan Mei

2008.

Secara umum tekanan inflasi yang meningkat terjadi pada semua

kelompok barang dan jasa. Kelompok yang mengalami inflasi tahunan

terbesar pada periode laporan adalah kelompok bahan makanan yang

mencatat laju 17,26%, diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar (16,06%), kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga

(10,67%), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,07%),

kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (8,15%), kelompok

kesehatan (5,05%), dan kelompok sandang (4,91%).

Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Kalimantan Selatan

0.11 0.75

8.05

1.53-0.77

1.16 0.51 -0.361.99 2.42 1.62

0.23 -0.17 0.031.23 2.05

-0.161.53 0.49 1.24

-0.28 0.18 0.40 0.271.91

0.76 0.46 1.152.89

0.37 0.82 -0.18 0.592.48

7.19 7.63 6.56 7.36

14.49 15.1212.93 13.55 13.42

15.8018.37

20.17 19.1218.03 17.18

9.78 10.35 11.03 11.44 11.41 10.68

5.93 6.11 6.588.58 8.07

6.387.78

9.22 9.09 8.64 8.75 9.2011.82

1.110.76 -0.56

13.2015.54

8.25

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

Jun Jul

Agt

Sept

Okt

Nop Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agu

st

Sep

Okt

Nop Des Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun Jul

Aug Sep

Oct

Nov

Dec Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun

2005 2006 2007 2008

Inflasi (%)

Inflasi mtm Inflasi yoy

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

29

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Laju inflasi bulanan (m-t-m) Kalimantan Selatan pada triwulan II-2008

secara keseluruhan mengalami pergerakan yang meningkat. Inflasi bulanan

tertinggi selama periode laporan terjadi pada bulan Juni 2008, yaitu mencapai

2,48%, terutama disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar. Sementara tekanan inflasi pada bulan April dan Mei 2008 relatif

rendah. Secara keseluruhan laju inflasi sampai dengan Juni 2008 telah

mencapai sebesar 7,20% (y-t-d). Angka inflasi ini jauh lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun 2007 yang mencapai 2,61%.

Grafik 2.1 Inflasi Kota Banjarmasin Tahun 2008 (y-t-

INFLASI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 (y-t-d)

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

Jan Feb M ar Apr M ei Jun

Inflasi (%)

2005 2006 2007 2008

2. INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK

Inflasi Bulan April 2008

Selama triwulan II-2008, indeks harga barang dan jasa yang terendah

terjadi pada bulan April 2008 yang mengalami deflasi sebesar -0,18%.

Deflasi yang terjadi pada bulan ini terutama disebabkan oleh menurunnya

indeks harga pada kelompok sandang (-1,620%); kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan (-1,617%); kelompok bahan makanan

(-1,57%); dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (-0,10%).

Menurunnya indeks harga pada kelompok sandang terutama disebabkan oleh

penurunan indeks harga emas perhiasan seiring dengan menurunnya harga

emas internasional. Penurunan indeks harga pada kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan didorong oleh adanya penurunan tarif ponsel,

seiring dengan adanya kebijakan regulator yang menetapkan implementasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

30

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

penurunan tarif interkoneksi berbasis biaya pada 1 April 2008. Sementara

deflasi pada kelompok bahan makanan disebabkan oleh penurunan indeks

harga pada subkelompok ikan segar (-0,32%) dan subkelompok daging dan

hasil-hasilnya (-0,31%). Secara umum, komoditas penyumbang deflasi pada

bulan ini adalah daging ayam ras, ikan gabus, ikan papuyu, dan tarif ponsel.

Grafik 2.2 Inflasi Bulanan Kelompok Sandang

Inflasi Bulanan Kelompok Sandang (mtm)

-3.0-2.0-1.00.01.02.03.04.05.0

Jun Jul

Agu

stSe

pO

ktN

op Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agu

stSe

pO

ktN

op Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Aug Sep

Oct

Nov

Dec Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun

2005 2006 2007 2008

Inflasi (%)

Inflasi m-t-m

Grafik 2.3 Inflasi Bulanan Kelompok Bahan Makanan

Inflasi Bulanan Kelompok Bahan Makanan (mtm)

-4.0

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

Jun Jul

Agu

stSe

pO

ktN

op Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agu

stSe

pO

ktN

op Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Aug Sep

Oct

Nov

Dec Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun

2005 2006 2007 2008

Inflasi (%)

Inflasi m-t-m

Inflasi Bulan Mei 2008

Setelah mengalami deflasi pada bulan April 2008, pergerakan indeks

harga pada bulan Mei 2008 cenderung meningkat, dengan inflasi sebesar

0,59%. Meningkatnya tekanan inflasi terutama dipengaruhi oleh kebijakan

pemerintah untuk menaikkan harga BBM.

Inflasi pada bulan ini terutama terjadi pada kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,55%, kelompok perumahan, air,

listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,44%, sementara pergerakan inflasi

pada kelompok barang dan jasa lainnya relatif rendah. Kenaikan harga BBM

yang diumumkan pemerintah pada akhir Mei 2008 belum berdampak

signifikan terhadap kenaikan harga bahan makanan. Khusus pada kelompok

transpor, inflasi yang cukup tinggi disebabkan karena sebagian besar tarif

angkutan sudah mengalami kenaikan sebelum pengumuman kenaikan BBM.

Komoditi utama penyumbang inflasi pada bulan ini adalah bensin, minyak

tanah, ikan gabus, papuyu, tongkol, dan gas elpiji. Kenaikan harga pada

komoditi-komoditi tersebut sebagian besar dipicu oleh adanya kelangkaan dan

isu rencana kenaikan harga BBM.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

31

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Inflasi Bulan Juni 2008

Pada bulan Juni 2008, laju inflasi bulanan meningkat cukup tinggi

dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu mencapai 2,48%. Inflasi yang terjadi

pada bulan ini terutama disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada

kelompok transpor, komunikas dan jasa keuangan (7,78%) dan kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (3,43%). Kenaikan inflasi pada

bulan ini terkait dengan kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM

pada akhir Mei 2008. Adapun komoditi penyumbang inflasi pada bulan ini

adalah bensin, bahan bakar rumah tangga, angkutan dalam kota, daging

ayam ras, dan ayam goreng.

Grafik 2.4 Inflasi Bulanan Kelompok Perumahan, air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Inflasi Bulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar (mtm)

-3.0-2.0-1.00.01.02.03.04.05.06.07.0

Jun Jul

Agu

stSe

pO

ktN

op Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agu

stSe

pO

ktN

op Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Aug Sep

Oct

Nov

Dec Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun

2005 2006 2007 2008

Inflasi (%)

Inflasi m-t-m

Grafik 2.5 Inflasi Bulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Inflasi Bulanan Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan (mtm)

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0Ju

n Jul

Agu

stSe

pO

ktN

op Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agu

stSe

pO

ktN

op Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Aug Sep

Oct

Nov

Dec Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun

2005 2006 2007 2008

Inflasi (%)

Inflasi m-t-m

BOKS 2:

KELANGKAAN BBM DI KALIMANTAN SELATAN

Dalam beberapa kurun waktu terakhir, kelangkaan BBM khususnya solar

dan premium merupakan agenda yang rutin terjadi di Kalimantan Selatan.

Kelangkaan ini mendorong harga jual BBM di tingkat pengecer melambung

tinggi yang bahkan pernah mencapai Rp20.000-Rp25.000 per liter atau

meningkat lebih dari 200% dari rata-rata harga jual pengecer pada situasi

normal. Kenaikan harga bensin tercermin pula dari laju kenaikan harga bensin

yang meningkat sangat tajam dari 8,60% (m-t-m) pada bulan Mei 2008

menjadi 22,77% (m-t-m) pada bulan Juni 2008. Andil inflasi komoditi bensin

terhadap inflasi bulanan pun meningkat dari 0,24% pada Mei 2008 menjadi

0,91% pada Juni 2008. Faktor utama yang menyebabkan kelangkaan tersebut

diindikasikan terkait dengan masalah distribusi sehingga mengakibatkan

keterlambatan pasokan.

Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bank

Indonesia Banjarmasin mengenai Deteminan Inflasi di Kalimantan Selatan,

diketahui bahwa selain dari sisi penawaran, tekanan kenaikan harga pada

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

32

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

komoditi bensin dipengaruhi juga oleh sisi permintaan. Dalam hal ini, isu

kelangkaan atau kenaikan harga bensin mendorong masyarakat untuk membeli

bensin dalam jumlah yang cukup besar dengan tujuan untuk dijual kembali

dengan tingkat harga yang harga yang jauh lebih tinggi, selain untuk

persediaan dan pemakaian sehari-hari. Dalam proses penentuan harga jual

bensin eceran, beberapa hal yang menyebabkan adanya penambahan harga

jual tersebut adalah margin keuntungan yang cukup besar yang diambil

pedagang eceran dan “biaya” antri membeli bensin.

Sumber: Hasil survei dan informasi dari berbagai sumber

33

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

1

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Perkembangan kinerja perbankan di Provinsi Kalimantan Selatan

sampai dengan akhir triwulan II-2008 secara umum bergerak membaik yang

ditunjukkan oleh berbagai indikator yang mengalami peningkatan

pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi yang berada pada level yang

cukup tinggi yang ditopang oleh permintaan domestik yang cukup kuat,

serta suku bunga yang relatif rendah menjadi faktor pendorong

perkembangan industri perbankan.

Tingginya harga berbagai komoditas primer di pasar dunia berimbas

pada melonjaknya nilai ekspor Kalimantan Selatan dan kondisi ini

mendorong peningkatan laju pertumbuhan pada triwulan II-2008 pada level

9,14% (y-o-y), jauh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

7,36% (y-o-y). Dari sisi perbankan, akselerasi perekonomian tersebut telah

mendorong laju pertumbuhan kredit jauh di atas pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya. Namun demikian suku bunga yang relatif rendah, masih

kuatnya permintaan konsumsi, dan merebaknya instrumen investasi

keuangan lain telah menyebabkan terjadinya perlambatan pertumbuhan

dana pihak ketiga (DPK).

Dengan pertumbuhan kredit yang relatif tinggi, sementara

pertumbuhan dana melambat, maka rasio penyaluran kredit terhadap DPK

yang dihimpun bank (LDR) mengalami peningkatan dari 71,85% pada akhir

Maret 2008 menjadi 78,60% pada akhir Juni 2008. Angka LDR tersebut jauh

lebih tinggi dibanding LDR nasional yang tercatat sebesar 74,4%. Namun

demikian LDR yang cukup tinggi tersebut belum diikuti dengan perbaikan

kualitas kredit, sehingga rasio kredit bermasalah (non-performing

loans/NPL) gross tercatat lebih tinggi, meskipun secara keseluruhan risiko

likuiditas dan risiko pasar masih terjaga.

3

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

2

1. PERKEMBANGAN BANK UMUM

Sampai dengan akhir triwulan II-2008, secara triwulanan

perkembangan kinerja bank umm di Provinsi Kalimantan Selatan, baik pada

indikator volume usaha (total aset), maupun kredit yang diberikan

mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan triwulan

sebelumnya, sementara DPK sedikit mengalami perlambatan. Namun

demikian, secara tahunan kedua indikator kinerja perbankan tersebut masih

mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi. Sementara itu dari sisi

kelembagaan, dalam triwulan laporan terdapat penambahan 1 kantor cabang

bank umum syariah, yakni PT. Bank Tabungan Negara Syariah, sehingga

secara jumlah bank umum yang beroperasi menjadi 26 bank.

1.1. Total Aset

Pada akhir Juni 2008 total aset bank umum Kalimantan Selatan

mencapai Rp16,72 triliun, meningkat 7,08% (q-t-q) dibandingkan akhir

Maret 2008 yang tercatat sebesar Rp15,62 triliun. Dilihat menurut kelompok

bank, baik kelompok Bank Umum Pemerintah (BUP) maupun Kelompok Bank

Umum Swasta Nasional (BUSN) mengalami pertumbuhan total aset yang

meningkat dalam triwulan laporan. Kelompok BUP mencatat pertumbuhan

aset sebesar 6,94% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

yang hanya 1,05% (q-t-q). Demikian pula aset kelompok BUSN tumbuh

7,41% (q-t-q) dibanding triwulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan

5,93% (q-t-q).

Tabel 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Kalimantan Selatan (Miliar Rp)

Kelompok Bank

Tw 1-07

Tw 2-07 Tw 3-07 Tw 4-07 Tw 1-08 Tw 2-08

BU Pemerintah 9.519,17 10.009,94 10.588,73 11.097,04 11.213,30 11.991,87

BU Swasta 3.553,65 3.713,82 3.821,55 4.161,68 4.408,39 4.735,11

Total 13.072,82 13.723,76 14.410,18 15.258,71 15.621,69 16.726,98

Sumber: Bank Indonesia

Sementara itu apabila dilihat secara tahunan, pertumbuhan aset bank

umum Kalimantan Selatan terbilang menggembirakan. Setelah mencatat

pertumbuhan sebesar 19,50% (y-o-y) pada Maret 2008, pada akhir Juni

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

3

2008 total aset bank umum meningkat 21,88% (y-o-y). Pertumbuhan

tahunan aset bank umum yang lebih tinggi tersebut selain didorong oleh

pertumbuhan DPK yang secara tahunan yang cukup tinggi, juga dipengaruhi

oleh perluasan jaringan kantor.

Ditinjau dari kelompok bank, secara tahunan peningkatan aset

terbesar terjadi pada kelompok BUSN, yakni mencapai 27,50% (y-o-y),

melonjak dibandingkan Maret 2008 yang hanya 24,05% (y-o-y). Sementara

itu aset kelompok BUP meningkat sebesar 19,80% (y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat laju 17,80% (y-o-y).

1.2. Intermediasi Perbankan

Penghimpunan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit bank

umum di Kalimantan Selatan pada triwulan II-2008 menunjukkan

peningkatan, seiring laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat, meskipun

pertumbuhan DPK secara triwulanan maupun tahunan sedikit melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Faktor penyebab yang mempengaruhi

perlambatan pertumbuhan DPK tersebut adalah suku bunga yang relatif

rendah, masih kuatnya konsumsi rumah tangga, serta semakin

meningkatnya animo masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen

finansial lain.

Tabel 3.2. Beberapa Indikator Kinerja Bank Umum Kalimantan Selatan

2007 2008 Uraian Satuan Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2

DPK Rp miliar 11.682,91 12.315,79 12.839,13 13.366,06 13.868,41

Pertumbuhan (%, y-o-y) 22,16 26,96 18,42 20,73 18,71

(%, q-t-q) 5,52 5,42 4,25 4,10 3,76

Kredit Lokasi Bank Rp miliar 7.666,97 8.122,02 9.246,25 9.603,94 10.900,13

Pertumbuhan (%, y-o-y) 16,29 20,97 31,53 35,97 42,17

(%, q-t-q) 8,54 5,94 13,84 3,87 13,50

Kredit Lokasi Proyek Rp miliar 9.329,85 9.919,98 11.567,09 11.897,29 12.798,0

LDR (Lokasi Bank) (%) 65,63 65,95 72,02 71,85 78,60

LDR (Lokasi Proyek) (%) 79,86 80,55 90,09 89,01 92,28

NPL gross (%) 5,80 6,56 4,29 3,97 5,30

Sementara itu penyaluran kredit pada posisi akhir triwulan laporan

masih mencatat pertumbuhan yang meningkat, baik secara tahunan maupun

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

4

triwulanan. Selain didorong oleh masih kuatnya permintaan domestik

regional, khususnya konsumsi masyarakat, beberapa penyebab lain yang

diindikasikan menstimulasi peningkatan kredit tersebut adalah meningkatnya

realisasi penyaluran kredit-kredit yang terkait program pemerintah,

khususnya kredit dalam rangka revitalisasi perkebunan dan kredit usaha

rakyat (KUR).

BOKS 3:

PENYALURAN KUR DI KALIMANTAN SELATAN DAN PERMASALAHANNYA

Langkah pemerintah mengeluarkan skim Kredit Usaha Rakyat (KUR)

telah memberikan nuansa baru bagi calon nasabah Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) untuk mendapatkan kredit. Dukungan kalangan perbankan

untuk merealisasikan skim kredit ini sangat diharapkan, mengingat skim ini

dirancang untuk memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM yang selama ini

mengalami kendala dalam memenuhi persyaratan bank teknis, khususnya

pemenuhan agunan tambahan.

Berdasarkan hasil penelitian Bank Indonesia Banjarmasin pada tahun

2006, 82% responden pengusaha UMKM yang tidak pernah mengajukan kredit

menyatakan bahwa dua kendala utama yang dihadapi oleh adalah suku bunga

yang tinggi (49,2%) serta kesulitan memenuhi persyaratan agunan (39,2%).

Dengan adanya program KUR, diharapkan hambatan dalam mengakses

pembiayaan dari bank dapat diminimalkan, mengingat dalam skim KUR

terdapat pola pembagian risiko yang ditanggung bersama antara bank

penyalur sebesar 30% dan perusahaan penjamin kredit sebesar 70%. Sampai

dengan saat ini telah terdapat 6 bank yang ditunjuk menyalurkan KUR yaitu

Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, Bukopin dan Bank Syariah Mandiri. KUR hanya

dapat diberikan untuk usaha produktif, yaitu kredit untuk modal kerja dan

kredit untuk investasi, dengan batas maksimum plafond kredit yang dapat

diberikan adalah sebesar Rp500 juta.

Penyaluran KUR pada tingkat nasional pada semester I-2008 telah

mencapai Rp8,37 triliun dengan jumlah nasabah sebanyak 916 ribu orang.

Sektor utama penyaluran KUR adalah sektor perdagangan yang mencapai

Rp5,04 triliun dan sektor pertanian yang mencapai Rp1,93 triliun. Sementara

itu untuk daerah Kalimantan Selatan sampai dengan Mei 2008 telah disalurkan

KUR sebanyak Rp249,9 miliar dengan jumlah nasabah 8.390 orang. Mayoritas

KUR yang diberikan melalui perbankan Kalimantan Selatan tersebut diserap

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

5

oleh sektor pertanian, khususnya perkebunan yang mencapai Rp180,7 miliar,

diikuti sektor perdagangan yang mencapai Rp56,7 miliar. Kualitas kredit dari

skim kredit yang mulai direalisasikan pada akhir tahun 2007 tersebut hampir

seluruhnya lancar atau dengan rasio NPLs yang hanya 0,04%.

Realisasi Penyaluran KUR Di Kalimantan Selatan Posisi Mei 2008

Realisasi KUR di Kalimantan Selatan cukup membantu mendorong

pertumbuhan kredit industri perbankan secara umum. Meskipun sasaran

nasabah KUR relatif sama

dengan segmen yang

digeluti BPR, namun hingga

saat ini belum terdapat

pengaruh terhadap kinerja

pemberian kredit BPR.

Sampai dengan Semester I-

2008 kinerja pemberian

kredit industri BPR di Kalimantan Selatan masih mengalami pertumbuhan yang

cukup besar, yakni sebesar 17% atau lebih tinggi dibandingkan dengan

periode yang tahun sebelumnya. Namun demikian, terdapat keinginan

sejumlah BPR agar ke depan BPR dapat diikutsertakan sebagai bank pelaksana

dalam program penyaluran KUR.

Sementara itu dalam pelaksanaan program KUR sampai dengan

Semester I-2008, terdapat beberapa kendala antara lain rencana realisasi KUR

pada perkebunan kelapa sawit dengan pendekatan inti- plasma sulit dilakukan,

karena terkendala dengan jangka waktu kredit. Jangka waktu kredit untuk

pengembangan perkebunan kelapa sawit memerlukan waktu grace period + 5

tahun sedangkan jangka waktu maksimal pola KUR adalah 3 tahun.

(Disarikan dari berbagai sumber dan penjelasan perbankan)

Periode Awal Akhir %

Sem 1 06 86,515 88,213 2%Sem 2 06 88,213 85,298 -3%Sem 1 07 85,298 90,287 6%Sem 2 07 90,287 117,036 30%Sem 1 08 * 117,036 136,648 17%

Ket : * Skim KUR telah berjalan

Perkembangan Kredit BPR Kalsel

KI KMK KI KMK

Pertanian, Perburuan dan sarana pertanian 177,065,039,807 3,671,728,238 180,736,768,045 3,571 575 4,146

Pertambangan -

Perindustrian 1,355,394,579 848,092,550 2,203,487,129 18 139 157

Listrik, Gas dan Air -

Perdagangan, Restoran dan Hotel 36,451,233,417 20,278,492,120 56,729,725,537 351 3,298 3,649

Pengangkutan, pergudangan dan Komunikasi 1,715,732,141 318,720,455 2,034,452,596 20 13 33

Jasa Dunia Usaha 2,912,031,053 1,749,475,210 4,661,506,263 121 247 368

Jasa Sosial 2517100944 2,517,100,944 23 23

Lain-lain 944,067,167 99,792,633 1,043,859,800 7 7 14

-

Total 222,960,599,108 26,966,301,206 249,926,900,314 4,111 4,279 8,390

Jenis PenggunaanJumlah

Jenis PenggunaanJumlah

Baki Debet Kredit (Rp) Jumlah DebiturSektor Ekonomi

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

6

1.2.1. Penghimpunan Dana Masyarakat

Penghimpunan DPK oleh bank umum Kalimantan Selatan

menunjukkan pertumbuhan yang sedikit melambat, baik dilihat secara

triwulanan maupun secara tahunan. Secara triwulanan DPK pada posisi akhir

triwulan II-2008 tumbuh sebesar 3,76% (q-t-q), lebih rendah dibanding

akhir triwulan I-2008 yang mencatat pertumbuhan 4,10% (q-t-q).

Sementara itu secara tahunan DPK pada triwulan laporan tumbuh sebesar

18,07% (y-o-y), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 20,73%.

Pada triwulan laporan perlambatan pertumbuhan DPK terutama terjadi

pada giro. Jenis simpanan tersebut mencatat pertumbuhan sebesar 3,40%

(q-t-q), jauh melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2008

yang mencapai 12,46% (q-t-q). Secara tahunan giro juga mengalami

penurunan pertumbuhan dari 18,61% (y-o-y) pada triwulan I-2008 menjadi

17,84% (y-o-y) pada triwulan laporan. Penurunan laju pertumbuhan

simpanan giro tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas dunia usaha

seiring dengan masih tingginya tekanan permintaan domestik regional.

Faktor penyebab lainnya adalah terjadinya penurunan simpanan giro milik

Pemda pada perbankan terkait dengan mulai meningkatnya realisasi

anggaran untuk pelaksanaan proyek-proyek pemerintah, meskipun tidak

sekuat triwulan sebelumnya.

Simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan mengalami

peningkatan pertumbuhan dari 1,48% (q-t-q) pada triwulan I-2008 menjadi

4,65% (q-t-q) dengan nilai mencapai Rp6,80 triliun. Meskipun demikian,

Grafik 3.2. P erkem b an gan D P K K alim an tan S elatan M en u ru t Jen is S im p an an

01,0 0 0

2 ,0 0 03 ,0 0 04 ,0 0 0

5,0 0 06 ,0 0 07,0 0 08 ,0 0 0

T w 4 -0 6 T w 1-0 7 T w 2 -0 7 T w 3 -0 7 T w 4 - 0 7 T w 1-0 8 T w 2 -0 8

G ir o Tab u n g an D ep o si to

M iliar R pG r afi k 3 .1 . P er kem b an g an D P K K al im an tan S e l a tan

02 ,0 0 04 ,0 0 06 ,0 0 08 ,0 0 0

10 ,0 0 012 ,0 0 014 ,0 0 016 ,0 0 0

T w 4 -0 6 T w 1-0 7 T w 2 -0 7 T w 3 -0 7T w 4 -0 7 T w 1-0 8 T w 2 -0 80%

10%

20%

30%

40%

D P K g r o w th (y -o -y ) g r o w th (q -t-q )

M i l i a r R p

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

7

secara tahunan tabungan mencatat sedikit perlambatan pertumbuhan, yakni

dari 37,81% (y-o-y) pada triwulan I-2008 menjadi 36,86% (y-o-y). Suku

bunga tabungan yang masih relatif rendah nampaknya tidak menyurutkan

minat masyarakat terhadap instrumen tabungan. Tidak berbeda dengan

triwulan sebelumnya, peningkatan tabungan tidak terlepas dari daya tarik

produk tabungan yang semakin memberikan kemudahan bagi nasabah

dalam bertransaksi melalui pengembangan fasilitas-fasilitas, seperti SMS

banking, internet banking, transfer antarbank via ATM, pembayaran

berbagai macam tagihan, disamping semakin banyaknya ATM dan daya tarik

hadiah-hadiah undian.

Sementara itu secara triwulanan deposito yang dihimpun bank umum

meningkat sebesar 2,14% (q-t-q) lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya

yang mengalami penurunan 1,30% (q-t-q). Hingga akhir triwulan laporan,

jumlah deposito mencapai Rp2,70 triliun. Peningkatan jumlah deposito

tersebut searah dengan BI-rate yang bergerak naik seiring tingginya

tekanan laju inflasi.

Berdasarkan jenis simpanan, DPK yang dihimpun bank umum

Kalimantan Selatan pada triwulan II-2008 didominasi oleh tabungan Rp6,80

triliun (49,09%), giro Rp4,35 triliun (31,42%), dan terkecil deposito sebesar

Rp2,70 triliun (19,49%). Sementara ditinjau dari kelompok bank, secara

triwulanan DPK kelompok BUP mengalami pertumbuhan lebih tinggi yakni

mencapai 8,91% sedangkan BUSN tumbuh sebesar 6,16%. Kondisi yang

sama terjadi pada pertumbuhan secara tahunan dimana DPK kelompok BUP

tumbuh sebesar 24,22%

(y-o-y), sedangkan

kelompok BUSN tumbuh

lebih rendah sebesar

22,23% (y-o-y). Lebih

tingginya pertumbuhan

DPK pada bank pemerintah

dalam triwulan laporan

dipengaruhi oleh

bertambahnya jumlah

Grafik. 3.3 Pangsa Kepemilikan DPK

Perseorangan67%

BUMN/BUMD1%

Lainnya1%

Lembang Sw asta

11%

Pemda / Pusat20%

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

8

jaringan kantor, disamping indikasi lebih agresifnya kegiatan promosi dan

beberapa kelebihan fitur simpanan yang ditawarkan.

Berdasarkan golongan pemilik, sebagian besar DPK bank umum

Kalimantan Selatan pada triwulan laporan dihimpun dari nasabah

perorangan, yakni mencapai Rp9,62 triliun (66,57%). DPK pada kelompok

dominan ini mengalami kenaikan sebesar 7,5% (q-t-q). Pemilik DPK yang

cukup dominan lainnya adalah pemerintah daerah dan pemerintah pusat

yang secara keseluruhan meraup pangsa sebesar 19,69%. Pangsa kelompok

ini sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai

20,27%. Meskipun demikian, DPK milik pemerintah daerah dan pusat

tersebut pada triwulan laporan meningkat sebesar 9,13% (q-t-q) dari

triwulan I-2008 sebesar Rp2,61 triliun menjadi Rp2,85 triliun. Sementara

itu kepemilikan sektor swasta, yang terdiri dari perusahaan, lembaga,

yayasan dan koperasi dalam periode laporan tercatat sebesar 11,01%.

1.2.2. Penyaluran Kredit

Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada

triwulan II-2008 dari 7,36% (y-o-y) pada triwulan sebelumnya menjadi

9,14% (y-o-y) turut menstimulasi pertumbuhan kredit bank umum. Jumlah

kredit yang disalurkan bank umum kepada masyarakat dan dunia usaha

tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan yang lalu dari 35,97% (y-o-y)

menjadi 42,17% (y-o-

y). Nilai kredit pada

posisi akhir triwulan

laporan mencapai

Rp10,90 triliun,

meningkat

dibandingkan triwulan

sebelumnya yang

tercatat sebesar

Rp9,60 triliun. Secara

triwulanan penyaluran kredit mengalami peningkatan pertumbuhan dari

3,87% (q-t-q) menjadi 13,50% (q-t-q). Peningkatan penyaluran kredit pada

Grafik 3.4 Perkembangan LDR Bank Umum

-

2,000

4,000

6,0008,000

10,000

12,000

14,000

16,000

IV Trw I06

II III IV Trw I07

II III IV Trw I08

II60%

65%

70%

75%

80%

DPK Kredit LDR

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

9

triwulan laporan disumbang oleh kelompok BUSN maupun BUP, masing-

masing dengan pertumbuhan sebesar 44,46% (y-o-y) dan 41,24% (y-o-y).

Aktivitas pemberian kredit yang meningkat cukup pesat, sementara

pertumbuhan DPK yang melambat telah menyebabkan nisbah kredit

terhadap DPK atau Loan to Deposit Ratio (LDR) bank umum mengalami

peningkatan dari 71,85%

pada akhir triwulan I-2008

menjadi 78,60% pada

akhir triwulan laporan.

Pencapaian LDR bank

umum Kalimantan Selatan

tersebut lebih

dibandingkan angka LDR

nasional yang tercatat

sebesar 74,4%. Kondisi ini mengindikasikan fungsi intermediasi bank umum

Kalimantan Selatan telah semakin membaik. Peningkatan BI-Rate sampai

dengan Juni 2008 belum berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit selama

triwulan laporan. Diharapkan pada triwulan mendatang kondisi ini dapat

dipertahankan guna mendukung momentum pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan yang cenderung membaik.

Kredit Menurut Jenis Penggunaan

Berdasarkan jenis penggunaan, pada triwulan laporan semua jenis

kredit mencatat pertumbuhan tahunan yang cukup tinggi. Namun demikian,

apabila dilihat secara triwulanan, jenis kredit investasi mengalami

penurunan. Dengan demikian selama triwulan laporan pertumbuhan kredit

disumbang oleh kredit modal kerja dan kredit konsumsi.

Kredit modal kerja mencatat lonjakan pertumbuhan dari -8,40% (q-t-

q) pada triwulan I-2008 menjadi 18,27% (q-t-q) pada triwulan laporan,

dengan jumlah kredit mencapai Rp4,59 triliun. Secara tahunan kredit modal

kerja tumbuh 35,67% (y-o-y). Peningkatan kredit modal kerja ini antara lain

dipengaruhi oleh realisasi KUR pada triwulan laporan.

Grafik 3.5 Perkembangan LDR Bank Umum

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

IV Trw I06

II III IV Trw I07

II III IV Trw I08

II60%

65%

70%

75%

80%

DPK Kredit LDR

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

10

Kredit konsumsi juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi, baik

secara triwulanan maupun tahunan. Secara triwulanan jenis kredit ini

meningkat 19,68% (q-t-q) dan secara tahunan melonjak sebesar 49,84%

(y-o-y) dengan jumlah kredit mencapai Rp3,77 triliun. Peningkatan kredit

konsumsi dalam triwulan laporan searah dengan masih tingginya permintaan

konsumsi, khususnya untuk barang-barang tahan lama, seperti mobil,

sepeda motor, rumah maupun peralatan elektronik.

Sementara itu secara triwulanan kredit investasi mengalami

pertumbuhan negatif sebesar -1,31% (q-t-q) dengan jumlah kredit

mencapai Rp2,53 triliun. Namun demikian apabila dilihat secara tahunan

kredit investasi meningkat cukup tinggi, yakni mencapai 43,67% (y-o-y).

Dalam dua triwulan mendatang diperkirakan pangsa maupun posisi kredit

produktif akan semakin besar seiring dengan meningkatnya realisasi APBD

dan perkembangan kegiatan investasi di sektor perkebunan.

Kredit Menurut Lokasi Proyek

Posisi kredit bank umum berdasarkan lokasi proyek pada triwulan II-

2008 mencapai Rp12,80 triliun, naik 8,39% (q-t-q) atau secara tahunan

tumbuh 44,86% (y-o-y). Sebesar 14,83% dari total kredit tersebut

merupakan kredit yang disalurkan oleh bank umum diluar Kalimantan

Selatan dalam rangka membiayai proyek-proyek berskala besar yang

berlokasi di Kalimantan Selatan. Posisi kredit lokasi proyek lebih besar

dibandingkan posisi kredit berdasarkan lokasi bank tercatat sebesar Rp10,90

triliun, sehingga LDR berdasarkan kredit lokasi proyek tercatat lebih tinggi,

yakni mencapai 92,28%.

Undisbursed Loan

Sementara itu pada triwulan laporan fasilitas pinjaman kepada

nasabah yang belum ditarik (undisbursed loan) tercatat sebesar Rp1,89

triliun, naik 42,82% dari triwulan sebelumnya yang mencapai Rp1,32 triliun.

Apabila dibandingkan dengan posisi kredit triwulan II-2008 yang mencapai

Rp10,90 triliun, maka rasio antara undisbursed loan terhadap total kredit

mencapai 17,37%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

11

Grafik. 3.6 Perkembangan Kredit Ekspor Berdasarkan Sektor Ekonomi

-

50

100

150

200

250

300

Jun-06

Sept Des Mar-07

Jun Sept Des Mar-08

Jun

(Rp

mili

ar)

Industri kayu Industri Pengolahan karet Sektor lainnya

13,81%. Peningkatan jumlah undisbursed loan tersebut sejalan dengan

lonjakan jumlah kredit yang disetujui perbankan yang antara lain disalurkan

pada sektor usaha/proyek yang memerlukan langkah persiapan sebelum

melakukan aktivitas produksi.

Kredit Ekspor

Kredit ekspor mengalami kenaikan 4,98% (q-t-q) dari Rp412,44

miliar pada triwulan I-2008 menjadi Rp432,99 miliar pada triwulan laporan.

Secara tahunan kredit ekspor mengalami kenaikan sebesar 84,54% (y-o-y).

Peningkatan ini terutama disumbang oleh sektor industri pengolahan karet

sejalan dengan membaiknya prospek komoditas karet. Pengguna utama

kredit ekspor adalah industri pengolahan kayu dan indsutri pengolahan

karet, serta industri penambangan batubara yang dalam beberapa bulan

terakhir sudah mulai

membuka kredit ekspor

dalam rangka mendukung

kegiatan ekspornya.

Berdasarkan sektor

ekonomi, kredit eskpor

terutama dialokasikan

pada sektor industri

pengolahan kayu dan

pengolahan karet yang dalam beberapa periode terakhir ini mengalami

peningkatan kinerja serta di dorong oleh permintaan ekspor yang tetap

tinggi.

Kualitas Kredit

Peningkatan kucuran kredit oleh kelompok bank umum di Kalimantan

Selatan pada triwulan laporan tidak diikuti oleh membaiknya kualitas

komponen terbesar aktiva produktif tersebut, sehingga rasio NPL gross

mengalami peningkatan dari 3,97% pada triwulan sebelumnya menjadi

5,30%. Secara nominal nilai kredit bermasalah mengalami kenaikan dari

Rp381,30 miliar menjadi Rp577,47 miliar.

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

12

Dilihat menurut kelompok bank, peningkatan NPL terutama terjadi

pada kelompok bank pemerintah, sedangkan NPL kelompok bank swasta

mengalami penurunan. Kelompok bank umum pelat merah tersebut

mencatat peningkatan NPL dari 4,92% pada triwulan I-2008 menjadi 7,00%.

Dalam rentang waktu yang sama kelompok bank umum swasta mengalami

penurunan NPL dari 1,65% pada triwulan yang lalu menjadi 1,21%. Saat ini

pangsa kredit kelompok bank umum pemerintah terhadap kredit total bank

umum mencapai 70,63% sedangkan sisanya diperani oleh kelompok bank

umum swasta.

Berdasarkan sektor ekonomi, penurunan kualitas kredit dalam

triwulan laporan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan. Industri

pengolahan kayu mencatat peningkatan rasio NPL dari sebelumnya sebesar

6,05% menjadi 9,10%. Industri pengolahan kayu saat ini terus mendapat

tekanan usaha terkait dengan semakin langkanya bahan baku, serta

persaingan dengan produk Cina dan Malaysia. Rasio NPL menurut jenis

penggunaan kredit juga mengalami kenaikan terutama pada jenis modal

kerja dan investasi sedangkan konsumsi cenderung mengalami perbaikan.

Tabel 3. 3. Perkembangan NPL Bank Umum Kalimantan Selatan

Maret Juni Sept Dec Mar Juni

NPL (Nominal) 515,166 444,608 532,816 396,577 381,302 577,479 NPL (%) 7.29% 5.80% 6.56% 4.29% 3.97% 5.30%NPL Perkelompok Bank (%)

Bank Swasta 2.09% 1.97% 2.72% 1.47% 1.65% 1.21%Bank Pemerintah 9.24% 7.36% 8.15% 5.41% 4.92% 7.00%

NPL Perjenis Penggunaan (%)Modal Kerja 10.02% 8.52% 8.35% 5.95% 5.04% 7.95%Investasi 9.25% 5.67% 9.41% 4.47% 4.78% 6.16%Konsumsi 2.26% 2.23% 2.19% 1.75% 1.99% 1.49%

NPL Per Sektor Ekonomi (%)Pertanian 9.27% 3.03% 2.86% 1.46% 1.04% 1.01%Pertambangan 14.28% 1.05% 9.61% 1.09% 8.42% 8.12%IndustriPengolahan 18.66% 19.69% 17.93% 12.33% 4.57% 23.75%ListrikGasAir 0.33% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%Konstruksi 0.94% 4.96% 16.90% 0.46% 0.58% 11.31%Perdagangan Resto Htl 9.70% 8.25% 8.08% 6.91% 6.97% 6.04%AngkutanKomunikasi 6.52% 5.26% 2.12% 9.64% 9.12% 7.42%JasaDuniaUsaha 3.49% 3.10% 2.61% 1.88% 1.93% 1.38%JasaSosial 0.94% 2.08% 2.43% 2.13% 2.69% 2.11%Lainlain 2.33% 2.30% 2.26% 1.82% 2.05% 1.53%

NPL Kredit 2007 2008

Sumber : Bank Indonesia

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

13

1.3. Kredit UMKM

Kredit usaha mikro,

kecil dan menengah (UMKM)

yang disalurkan bank umum

Kalimantan Selatan

cenderung bergerak pada

tren yang meningkat. Pada

triwulan II-2008 kredit

UMKM mencapai Rp7,11

triliun, naik 36,22% (y-o-y) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 32,87% (y-o-y). Secara triwulanan kredit UMKM

meningkat sebesar 12,89% (q-t-q), lebih tinggi dibanding triwulan

sebelumnya yang hanya mencatat peningkatan 4,83% (q-t-q). Laju

peningkatan kredit UMKM yang sedikit lebih rendah dibandingkan kredit

secara keseluruhan, mengakibatkan pangsa kredit UMKM terhadap total

kredit bank umum di Kalimantan Selatan sedikit menurun dari 65,82% pada

triwulan I-2008 menjadi 65,29% pada triwulan laporan.

Dilihat dari skala usaha yang dibiayai, sebagian besar kredit UMKM

disalurkan kepada usaha mikro, yakni mencapai Rp2,64 triliun (37,13%)

dengan tingkat pertumbuhan 5,41% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,11% (q-t-q). Selanjutnya

penyaluran kredit kepada usaha kecil mencapai Rp2,17 triliun, meningkat

25,24% (q-t-q), jauh di atas pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang

hanya mengalami peningkatan sebesar 8,31% (q-t-q). Sementara itu

penyaluran kredit kepada usaha menengah mencapai Rp2,08 triliun,

mengalami kenaikan sebesar 4,14% (q-t-q), melambat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 14,54% (q-t-q).

Berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar kredit UMKM diserap

oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), serta sektor ekonomi

lain-lain (konsumtif) yang secara keseluruhan meraih pangsa 77,87%.

Sektor konsumsi merupakan penyerap kredit UMKM terbesar (51,28%),

dengan jumlah kredit mencapai Rp3,65 triliun, terutama didorong oleh kredit

kepemilikan kendaraan bermotor. Sementara sektor PHR yang merupakan

Grafik 3.7 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

IV I 06 II III IV I 07 II III IV I 08 II

(Rp

mili

ar)

Mikro Kecil Menengah

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

14

penyerap kredit UMKM kedua terbesar, mencatat kucuran kredit sebesar

Rp1,89 triliun atau 26,59% dari total kredit UMKM. Kredit tersebut terutama

disalurkan untuk perdagangan eceran.

Dilihat dari lokasinya, kredit UMKM terutama disalurkan di wilayah

Kota Banjarmasin. Hal ini tidak terlepas dari aktivitas perdagangan kecil dan

menengah, serta sebaran pelaku UMKM yang relatif besar di kota tersebut

dibandingkan kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan. Setelah

Banjarmasin, Kabupaten Banjar merupakan daerah yang menerima kucuran

kredit UMKM yang cukup besar. Selain menjadi salah satu sentra kerajinan

di Kalimantan Selatan, khususnya untuk kain sasirangan, rotan, serta

perhiasan, perkembangan aktivitas ekonomi Kabupaten Banjar tidak dapat

dipisahkan dengan Kota Banjarmasin.

Upaya Pengembangan UMKM

Dalam upaya lebih mendorong pengembangan UMKM, Bank Indonesia

Banjarmasin sampai dengan periode laporan melakukan kegiatan rutin

maupun program khusus dalam mendorong pemberdayaan sektor riil.

Kegiatan rutin yang dilakukan antara lain adalah pertemuan-pertemuan

untuk mendorong peningkatan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank

(KKMB), semiloka intermediasi perbankan, pelatihan bagi petugas kredit

(account officer) BPR, maupun temu usaha UMKM dengan perbankan.

Sementara program khusus dalam rangka pemberdayaan sektor riil adalah

pengembangan klaster komoditas unggulan dan fasilitasi percepatan

pemberdayaan ekonomi daerah (FPPED).

Hingga akhir triwulan II-2008, pengembangan UMKM melalui

pendekatan klaster yang telah dilakukan adalah klaster jeruk di Kabupaten

Barito Kuala. Selain pemberdayaan klaster, dalam tahun 2008 juga

dilakukan FPPED bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan dan pemerintah kabupaten/kota terkait. Kegiatan yang dilakukan

dalam rangka FPPED diantaranya adalah pemberdayaan pariwisata di

Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru. Melalui kegiatan

ini Bank Indonesia bersama perbankan Kalimantan Selatan antara lain ikut

meramaikan Festival Budaya Pasar Terapung yang digelar pada tanggal 21-

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

15

22 Juni 2008 dalam rangka menyukseskan Visit Indonesia 2008. Melalui

festival tersebut diharapkan aktivitas ekonomi tradisional Kalimantan

Selatan, yakni pasar terapung, akan semakin dikenal baik oleh masyarakat

domestik maupun internasional, sehingga kegiatan pariwisata akan

berkembang dan pada gilirannya akan menggerakkan sektor riil yang

diperani oleh pelaku UMKM.

2. PERKEMBANGAN BANK SYARIAH

Sejalan dengan perkembangan kinerja bank umum secara

keseluruhan, industri perbankan syariah Kalimantan Selatan pada triwulan

II-2008 menunjukkan peningkatan pertumbuhan baik volume usaha, DPK,

pembiayaan, maupun nisbah pembiayaan terhadap DPK (financing to deposit

ratio/FDR). Sementara itu kualitas pembiayaan juga membaik yang

diindikasikan oleh penurunan rasio non performing financing (NPF).

Volume usaha (total aset) kelompok bank umum syariah dalam

triwulan laporan mencapai Rp856,59 miliar atau meningkat sebesar 12,76%

(q-t-q), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat

kenaikan 8,33% (q-t-q). Secara tahunan volume usaha perbankan syariah

tumbuh sebesar 51,18% (y-o-y), sedikit melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 53,02% (y-o-y).

Pertumbuhan aset yang cukup tinggi tersebut ditopang oleh kenaikan

dana pihak ketiga sebesar 9,53% (q-t-q) yang diikuti peningkatan

pembiayaan yang mencapai 6,78% (q-t-q). Dengan pertumbuhan aset yang

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan aset perbankan secara keseluruhan,

maka pangsa perbankan syariah terhadap industri perbankan Kalimantan

Selatan mencapai 5,12%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 4,86%. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan jasa

perbankan syariah oleh masyarakat telah semakin meningkat. Pangsa

perbankan syariah tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan angka

nasional yang hanya tercatat kurang dari 2%.

Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, pada triwulan II-2008

perbankan syariah mencatat pertumbuhan DPK sebesar 9,53% (q-t-q)

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

16

Mar-07 Jun-07 Sep-07 Des-07 Mar-08 Jun-08Asset (juta Rp) 496,466 566,602 614,773 701,270 759,683 856,586 Pembiay aan (juta Rp) 462,869 546,255 623,079 720,279 809,948 912,240 Dana (juta Rp) 354,400 381,551 403,358 469,299 533,896 584,773 FDR (%) 130.60% 143.17% 154.47% 153.48% 151.71% 156.00%NPF (%) 3.71% 3.18% 2.78% 6.72% 6.25% 5.57%

Keterangan Posisi

menjadi Rp584,77 miliar. Pertumbuhan tersebut lebih rendah apabila

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai

13,76% (q-t-q). Meskipun demikian secara tahunan pertumbuhan DPK

mencapai 53,26% (y-o-y), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang

mencatat laju sebesar 50,65% (y-o-y).

Berdasarkan jenis simpanan, peningkatan DPK tersebut terutama

berasal dari peningkatan giro sebesar 22,9% menjadi Rp119,7 miliar, diikuti

tabungan wadiah dan mudharabah yang meningkat 8,88% menjadi

Rp340,53 miliar, dan deposito investasi mudharabah yang naik 8,88%

menjadi Rp124,53 miliar.

Tabel. 3.4. Perkembangan Kinerja Bank Umum Syariah

Sumber: Bank Indonesia Angka-angka posisi Maret 2008 diperbaiki.

Pembiayaan syariah (Murabahah, Qardh, Mudharabah dan

Musyarakah) pada triwulan II-2008 mencapai Rp912,24 miliar, meningkat

12,63% (q-t-q). Peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai 12,45% (q-t-q). Berdasarkan jenis penggunaan,

penyaluran pembiayaan terutama ditujukan untuk pembiayaan konsumsi,

diikuti investasi, dan modal kerja. Dalam tiga triwulan terakhir peningkatan

pembiayaan konsumsi

cukup signifikan, sehingga

pangsa jenis pembiayaan ini

meningkat dari 25,20%

menjadi sebesar 48,99%.

Peningkatan ini terutama di

sumbang oleh pembiayaan

pemilikan rumah dan

pembiayaan konsumsi

Grafik 3.8 Perkembangan FDR Bank Umum Syariah Kalsel

-

200

400

600

800

1,000

II III IV Trw I07

II III IV Trw I08

II0%

50%

100%

150%

200%

Pembiayaan DPK FDR

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

17

lainnya.

Sementara itu rasio FDR pada triwulan II-2008 masih cukup tinggi,

yakni mencapai 156,00%. Rasio FDR tersebut mengalami peningkatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 151,71%.

Sebagaimana triwulan sebelumnya tingginya FDR diikuti oleh kecenderungan

penurunan rasio NPF. Pada triwulan laporan, meskipun dapat dikatakan

cukup tinggi, rasio NPF perbankan syariah mengalami penurunan dari 6,25%

menjadi 5,57%. Masih cukup tingginya rasio NPF tersebut, terutama

disumbang oleh sektor pengangkutan yang merupakan usaha pendukung

kegiatan pertambangan.

3. PERKEMBANGAN INDUSTRI BPR

Peningkatan berbagai indikator kinerja perbankan yang terjadi pada

kelompok bank umum pada triwulan II-2008, belum sepenuhnya diikuti

industri BPR di Kalimantan Selatan. Kinerja industri BPR pada triwulan

laporan tersebut mencatat adanya penurunan aset dan dana pihak ketiga,

meskipun penyaluran kredit sedikit meningkat. Demikian pula LDR

mengalami peningkatan namun tidak diikuti dengan membaiknya kualitas

kredit yang diberikan.

Langkah BPR dalam mengembangkan usahanya ke depan akan

semakin menantang, seiring dengan semakin banyaknya bank umum yang

masuk pada segmen pembiayaan yang sama. Namun demikian berbekal

keunggulan komparatif yang tidak dimiliki oleh bank umum, antara lain

prosedur pelayanan kepada nasabah yang lebih sederhana, kecepatan

pelayanan, pendekatan personal, dan fleksibilitas dalam pola dan model

pinjaman, industri BPR diharapkan masih dapat bersaing dalam segmen

pasar yang digeluti.

Jumlah BPR yang beroperasi di Kalimantan Selatan pada triwulan II-

2008 berjumlah 25 bank atau tidak terdapat perubahan dibandingkan

triwulan sebelumnya. BPR yang tersebar di tujuh kabupaten di Kalimantan

Selatan tersebut terdiri dari 24 BPR konvensional dan 1 BPR Syariah, dengan

jumlah kantor pelayanan kas sebanyak 2 unit. Sebagian besar BPR yang

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

18

ada, merupakan BPR milik pemerintah daerah atau berbadan hukum

Perusahaan Daerah (PD), yaitu sebanyak 20 BPR dan sisanya merupakan

BPR milik swasta.

Total aset industri BPR Kalimantan Selatan pada triwulan II-2008

tercatat sebesar Rp172,87 miliar, turun 0,18% (q-t-q) dibandingkan

penurunan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp173,18 miliar. Penurunan

ini juga terjadi pada triwulan I-2008, yakni sebesar 7,09% (q-t-q) dari posisi

Desembar 2007 yang mencapai Rp186,40 miliar.

Tabel 3.4 Perkembangan Kinerja BPR Kalimantan Selatan

Sumber : Bank Indonesia

Penurunan volume usaha tersebut disebabkan oleh penurunan dana

pihak ketiga akibat menyusutnya simpanan dalam bentuk deposito dari

Rp54,15 miliar pada posisi akhir triwulan I-2008 menjadi Rp47,58 miliar

pada akhir triwulan laporan atau turun 12,14% (q-t-q). Penurunan deposito

yang lebih besar bahkan terjadi pada posisi akhir triwulan I-2008, yakni

sebesar -21,40% (q-t-q) dari posisi akhir triwulan IV-2007 sebesar Rp68,90

miliar. Terjadinya penurunan deposito tersebut disebabkan oleh adanya

penarikan deposito oleh sejumlah deposan besar yang diindikasikan sebagai

pihak terkait dengan bank.

Sementara itu penghimpunan dana masyarakat melalui jenis

simpanan tabungan mengalami peningkatan sebesar 9,52% (q-t-q) sehingga

mencapai Rp41,67 miliar. Peningkatan tersebut jauh lebih tinggi dibanding

triwulan I-2008 yang mengalami penurunan sebesar -0,68% (q-t-q). Ke

depan diharapkan peningkatan tabungan maupun deposito yang berasal dari

Des Des Mar Jun Sept Des Mar Jun

1 ASSET 103,484 121,058 121,888 130,725 148,987 186,396 173,180 172,871

2 DPK 65,530 74,383 74,965 79,087 85,762 107,211 92,204 89,249 Tabungan 23,664 27,899 27,960 29,827 32,605 38,310 38,050 41,672 Deposito 41,866 46,484 47,005 49,260 53,157 68,901 54,154 47,577

3 KREDIT 86,515 85,298 94,711 90,287 114,475 117,036 122,195 136,648

4 NPL 7,072 5,568 5,787 5,749 6,349 5,717 5,653 7,119

5 NPL (%) 8.17% 6.53% 6.11% 6.37% 5.55% 4.88% 4.63% 5.21%

20082005 2006 2007No. Kriteria

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

19

masyarakat dapat menggantikan peran dana pemilik yang selama ini cukup

mendominasi portofolio dana pihak ketiga BPR.

Dari sisi penggunaan dana, sampai dengan akhir triwulan II-2008

industri BPR telah mengucurkan kredit sebesar Rp136,65 miliar, meningkat

11,83% (q-t-q) dibandingkan akhir triwulan I-2008 yang tercatat sebesar

Rp122,20 miliar. Pertumbuhan kredit pada triwulan laporan juga lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mengalami pertumbuhan

4,41% (q-t-q).

Sejalan dengan peningkatan jumlah kredit yang diberikan, fungsi

intermediasi BPR yang dicerminkan oleh LDR masih terhitung tinggi. Pada

triwulan II-2008 LDR industri BPR mencapai 153,11% jauh lebih tinggi di

bandingkan triwulan yang lalu yang mencapai 133,53%. Sementara itu

kualitas kredit diberikan mengalami penurunan, sebagaimana terlihat dari

rasio NPL yang naik dari 4,63% pada triwulan I-2008 menjadi 5,21% pada

triwulan laporan.

4. STABILITAS SISTEM KEUANGAN REGIONAL

Secara umum kondisi stabilitas sistem keuangan regional Kalimantan

Selatan masih tetap terjaga. Industri perbankan maupun lembaga keuangan

non-bank masih memperlihatkan kinerja yang positif. Masih cukup tingginya

dorongan sisi permintaan pada triwulan laporan, khususnya konsumsi rumah

tangga, telah memberikan ruang gerak bagi pelaku bisnis di sektor

keuangan untuk mencatat peningkatan kinerja. Kondisi ini tergambar pada

pertumbuhan sektor keuangan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 12,30%

(y-o-y), hampir dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2008

sebesar 6,30% (y-o-y). Selain diperani oleh kuatnya ekspansi kredit

perbankan, lembaga-lembaga pembiayaan juga turut memberikan kontribusi

dalam merespon akselerasi pertumbuhan konsumsi tersebut.

Maraknya kegiatan pembiayaan perbankan maupun lembaga

keuangan non-bank tersebut mencerminkan masih terbukanya celah-celah

penyaluran dana. Namun demikian upaya untuk menjaga kualitas

pembiayaan/kredit perlu menjadi perhatian, khususnya bagi perbankan,

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

20

mengingat rasio NPL yang meningkat. Momentum pertumbuhan kredit yang

tinggi tersebut diharapkan dapat bertahan pada triwulan-triwulan

mendatang, mengingat masih tingginya potensi tekanan inflasi akibat second

round effect kenaikan harga BBM yang dapat mengurangi daya dorong

permintaan konsumsi masyarakat.

Sementara itu kecenderungan penurunan dana pihak ketiga,

khususnya simpanan dalam bentuk deposito, pada industri BPR di

Kalimantan Selatan dalam dua triwulan terakhir juga perlu menjadi

perhatian. Di sisi lain pertumbuhan kredit BPR yang cukup tinggi

mengindikasikan meningkatnya peran BPR dalam kegiatan pembiayaan

regional. Hal ini perlu direspon dengan meningkatkan kemampuan dalam

menggalang dana masyarakat, baik dalam bentuk tabungan maupun

deposito, sehingga potensi terjadinya risiko likuiditas dapat dikendalikan.

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 4 – Keuangan Daerah

KEUANGAN DAERAH KEUANGAN DAERAH

4

1. APBD PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2008 1. APBD PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2008

Meskipun APBD Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2008 telah

mendapat persetujuan sejak akhir tahun 2007, namun demikian pada

triwulan laporan realisasinya masih belum cukup optimal untuk

mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Indikasi ini terlihat dari

melambatnya pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah dari 9,75% (y-

o-y) pada triwulan I-2008 menjadi 7,42% (y-o-y). Melambatnya konsumsi

pemerintah daerah pada triwulan II-2008 tersebut terutama dipengaruhi

oleh realisasi proyek Pemerintah Daerah yang cenderung lambat seiring

dengan permasalahan birokrasi dan proses tender yang relatif lama.

Meskipun APBD Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2008 telah

mendapat persetujuan sejak akhir tahun 2007, namun demikian pada

triwulan laporan realisasinya masih belum cukup optimal untuk

mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Indikasi ini terlihat dari

melambatnya pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah dari 9,75% (y-

o-y) pada triwulan I-2008 menjadi 7,42% (y-o-y). Melambatnya konsumsi

pemerintah daerah pada triwulan II-2008 tersebut terutama dipengaruhi

oleh realisasi proyek Pemerintah Daerah yang cenderung lambat seiring

dengan permasalahan birokrasi dan proses tender yang relatif lama.

Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Banjarmasin, besaran realisasi

pendapatan dan belanja Provinsi Kalimantan Selatan pada semeter I-2008

diperkirakan tidak berbeda jauh apabila dibandingkan dengan realisasi pada

tahun sebelumnya. Realisasi yang cukup tinggi diperkirakan berasal dari

komponen pendapatan, sedangkan dari sisi pengeluaran realisasinya masih

terbatas.

Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Banjarmasin, besaran realisasi

pendapatan dan belanja Provinsi Kalimantan Selatan pada semeter I-2008

diperkirakan tidak berbeda jauh apabila dibandingkan dengan realisasi pada

tahun sebelumnya. Realisasi yang cukup tinggi diperkirakan berasal dari

komponen pendapatan, sedangkan dari sisi pengeluaran realisasinya masih

terbatas.

Tabel 4.1. APBD Kalimantan Selatan dan Realisasi Semester I-2007 Tabel 4.1. APBD Kalimantan Selatan dan Realisasi Semester I-2007 dan Semester I-2008 (Miliar Rupiah) dan Semester I-2008 (Miliar Rupiah)

Uraian (Rp Miliar) Anggaran 2007

Realisasi Semester I -2007

% Anggaran 2008

Realisasi Semester I -2008*

%

Pedapatan Asli Daerah 647.95 314.58 48.55% 695.61 322,76 46,4%

Dana Perimbangan 558.47 259.48 46.46% 687.19 329,16 47,9%

Belanja tidak langsung 606.06 153.36 25.31% 660.60 233,85 35,4%

Belanja Modal 321.83 45.61 14.17% 331.37 48,80 14,73%

• Angka perkiraan Bank Indonesia Banjarmasin (Sumber: Berbagai informasi anekdotal )

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

54

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 4 – Keuangan Daerah

2. ANGGARAN PENDAPATAN

Ditinjau dari dua komponen utama pendapatan, yaitu pendapatan asli

daerah (PAD) maupun dana perimbangan, sampai dengan semester I-2008

tingkat realisasinya diperkirakan cukup tinggi yaitu masing-masing 46,4%

dan 47,9%. Dari sisi PAD, cukup tingginya realisasi pendapatan daerah

terutama ditopang oleh tingginya realisasi pendapatan dari retribusi daerah,

khususnya retribusi kendaraan bermotor seiring dengan pertumbuhan

konsumsi masyarakat pada semester I-2008. Sementara itu dari sisi dana

perimbangan, penerimaan terutama berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU)

maupun Dana Alokasi Khusus (DAK), realisasinya cukup tinggi seiring

mekanisme transfer dari Pemerintah Pusat yang sudah lebih baik. Alokasi

DAU untuk Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2008 diperkirakan

mencapai Rp466,5 miliar, sedangkan dari DAK diperkirakan mencapai

Rp36,04 miliar.

Grafik 4.1. Proporsi PAD dan Dana Perimbangan dalam Pendapatan Daerah

52.46%47.55% 50.91% 43.88%

50.30% 49.70%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

2006 2007 2008

Pendapatan Asli DaerahDana Perimbangan

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan

Secara keseluruhan, proporsi antara PAD dan dana perimbangan pada

APBD 2008 relatif berimbang. Hal ini sedikit berbeda dibandingkan APBD

tahun-tahun sebelumnya dimana PAD sedikit lebih besar dibandingkan dana

perimbangan. Dengan perkembangan tersebut, rasio PAD terhadap total

pendapatan daerah mengalami sedikit penurunan dari 50,91% pada tahun

2007 menjadi 50,30%.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

55

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

56

3. ANGGARAN BELANJA

Realisasi APBD Kalimantan Selatan dari sisi belanja pada semester I-

2008 diperkirakan mengalami peningkatan meskipun masih belum optimal.

Pada komponen belanja tidak langsung, realisasi sampai dengan semester I-

2008 diperkirakan mencapai 35,4% atau lebih tinggi dibandingkan realisasi

pada periode yang sama di tahun 2007 yang mencapai 25,31%. Komponen

belanja tidak langsung merupakan kelompok biaya yang terkait dengan

kegiatan adiministrasi umum. Relatif lebih tingginya realisasi belanja tidak

langsung terutama dipengaruhi oleh adanya kenaikan gaji pegawai negeri di

awal tahun anggaran.

Sementara itu realisasi belanja modal APBD 2008 yang terkait dengan

pembiayaan pembangunan pada semester I-2008 diperkirakan relatif sama

dibandingkan periode semester I-2007. Tingkat realisasi belanja modal

sampai dengan semester I-2008 diperkirakan mencapai 14,73%, sedikit

lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 14,17%.

Belum optimalnya stimulus fiskal daerah tersebut diperkirakan terkait

dengan banyaknya proses tender yang sedang berjalan atau belum

diselesaikan, antara lain akibat fluktuasi harga menjelang kenaikan harga

BBM maupun perubahan harga setelah kenaikan BBM Mei 2008. Di samping

itu masih terbatasnya realisasi anggaran tersebut juga dipengaruhi oleh

perubahan kebijakan pemerintah pusat terkait dana bergulir, serta adanya

perubahan anggaran yang sedang dalam proses pengajuan maupun

pengesahan.

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 5 – Perkembangan Sistem Pembayaran

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5

Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan yang

cukup tinggi pada triwulan II-2008 telah mendorng terjadinya peningkatan

kebutuhan akan uang tunai maupun transaksi pembayaran non-tunai.

Aktivitas transaksi pembayaran non-tunai melalui sarana kliring,

menunjukkan kenaikan baik dari sisi volume maupun nilai nominal transaksi.

Sedangkan dari sisi pembayaran tunai melalui Bank Indonesia, walupun dari

sisi perputarannya menunjukkan penurunan namun secara netto

menunjukkan adanya peningkatan net cash outflow yang menunjukkan

jumlah aliran uang tunai yang keluar lebih banyak dibandingkan dengan

aliran tunai yang masuk.

Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan yang

cukup tinggi pada triwulan II-2008 telah mendorng terjadinya peningkatan

kebutuhan akan uang tunai maupun transaksi pembayaran non-tunai.

Aktivitas transaksi pembayaran non-tunai melalui sarana kliring,

menunjukkan kenaikan baik dari sisi volume maupun nilai nominal transaksi.

Sedangkan dari sisi pembayaran tunai melalui Bank Indonesia, walupun dari

sisi perputarannya menunjukkan penurunan namun secara netto

menunjukkan adanya peningkatan net cash outflow yang menunjukkan

jumlah aliran uang tunai yang keluar lebih banyak dibandingkan dengan

aliran tunai yang masuk.

1. TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI 1. TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI

1.1. Aliran Uang Masuk/Keluar (Cash Inflow/Outflow) 1.1. Aliran Uang Masuk/Keluar (Cash Inflow/Outflow)

Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari

7,36% (y-o-y) pada triwulan I-2008 menjadi 9,14% (y-o-y) pada triwulan

laporan telah mendorong peningkatan kebutuhan uang tunai masyarakat.

Hal ini ditandai dengan pergerakan uang keluar (outflow) dari Bank

Indonesia Banjarmasin yang lebih besar dibandingkan uang yang masuk.

Secara nominal jumlah outflow dari Bank Indonesia Banjarmasin pada

triwulan laporan mencapai Rp521 miliar atau mengalami kenaikan yang

sangat signifikan, yakni sebesar Rp434 miliar dibandingkan outflow triwulan

I-2008 yang hanya sebesar Rp87 miliar.

Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari

7,36% (y-o-y) pada triwulan I-2008 menjadi 9,14% (y-o-y) pada triwulan

laporan telah mendorong peningkatan kebutuhan uang tunai masyarakat.

Hal ini ditandai dengan pergerakan uang keluar (outflow) dari Bank

Indonesia Banjarmasin yang lebih besar dibandingkan uang yang masuk.

Secara nominal jumlah outflow dari Bank Indonesia Banjarmasin pada

triwulan laporan mencapai Rp521 miliar atau mengalami kenaikan yang

sangat signifikan, yakni sebesar Rp434 miliar dibandingkan outflow triwulan

I-2008 yang hanya sebesar Rp87 miliar.

Di sisi lain jumlah uang masuk (inflow) ke Bank Indonesia

Banjarmasin di triwulan laporan mencapai Rp257 miliar atau mengalami

penurunan sebesar Rp569 miliar dibandingkan triwulan I-2008 yang

mencapai Rp826 miliar. Penurunan yang cukup besar tersebut dipengaruhi

oleh faktor musiman, yakni di triwulan I-2008 terjadi arus balik dana-dana

Di sisi lain jumlah uang masuk (inflow) ke Bank Indonesia

Banjarmasin di triwulan laporan mencapai Rp257 miliar atau mengalami

penurunan sebesar Rp569 miliar dibandingkan triwulan I-2008 yang

mencapai Rp826 miliar. Penurunan yang cukup besar tersebut dipengaruhi

oleh faktor musiman, yakni di triwulan I-2008 terjadi arus balik dana-dana

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

57

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 5 – Perkembangan Sistem Pembayaran

masyarakat setelah berlalunya perayaan hari raya keagamaan dan

momentum akhir tahun. Dengan perkembangan tersebut, secara neto

pergerakan uang kartal melalui Bank Indonesia Banjarmasin pada triwulan

laporan mengalami aliran uang tunai keluar (net cash outflow) sebesar

Rp264,6 miliar.

Grafik 5.1. Perkembangan Aliran Uang Masuk dan Keluar (Cash Inflow dan Outflow) Kantor Bank Indonesia Banjarmasin

-1,000

-500

0

500

1,000

1,500

2,000

T1.20

05

T2.20

05

T3.20

05

T4.20

05

T1.20

06

T2.20

06

T3.20

06

T4.20

06

T1.20

07

T2.20

07

T3.20

07

T4.20

07

T1.20

08

T2.20

08

Mili

ar R

p

Cash Inflow Cash Outflow Net-flow

Sumber: KBI Banjarmasin

1.2. Penemuan Uang Palsu

Perkembangan pada triwulan laporan menunjukkan adanya penurunan

jumlah temuan uang palsu yang cukup signifikan dibandingkan triwulan I-

2008. Jumlah lembar uang palsu yang dilaporkan ke Bank Indonesia

Banjarmasin pada triwulan II-2008 sebanyak 4 lembar, terdiri dari 1 lembar

pecahan Rp100.000,00 dan 3 lembar pecahan Rp 50.000,00. Jumlah ini jauh

lebih kecil dibandingkan temuan uang palsu pada triwulan sebelumnya yang

mencapai 51 lembar dengan nilai nominal mencapai Rp4.250.000,00.

Penurunan jumlah uang palsu yang dilaporkan di Kalimantan Selatan

pada triwulan laporan bukan berarti bahwa upaya-upaya pemalsuan uang

sepenuhnya dapat ditanggulangi. Ke depan, dengan adanya perkembangan

teknologi cetak yang semakin maju, pemberantasan uang palsu akan

menghadapi tantangan yang lebih berat. Sebagai langkah antisipasi

terhadap hal tersebut, Bank Indonesia Banjarmasin secara berkala

senantiasa melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

58

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

59

Bab 5 – Perkembangan Sistem Pembayaran

masyarakat Kalimantan Selatan sehingga masyarakat mampu mengenali

ciri-ciri keaslian uang rupiah dengan metode sederhana.

masyarakat Kalimantan Selatan sehingga masyarakat mampu mengenali

ciri-ciri keaslian uang rupiah dengan metode sederhana.

Tabel 5.1. Perkembangan Temuan Uang Palsu Tabel 5.1. Perkembangan Temuan Uang Palsu

59

Pecahan Rp100.000,- Pecahan Rp50.000,- Total Periode

Bilyet Nominal Bilyet Nominal Bilyet Nominal

TW.I 2006 4 400,000 - - 4 400,000

TW.II 2006 21 2,100,000 - - 21 2,100,000

TW.III 2006 9 900,000 - - 9 900,000

TW.IV 2006 6 600,000 4 200,000 10 800,000

Tahun 2006 40 4,000,000 4 200,000 44 4.200,000

TW.I 2007 242 24,200,000 10 500,000 252 24,700,000

TW.II 2007 1 100,000 692 34,600,000 693 34,700,000

TW.III 2007 2 200,000 24 1,200,000 26 1,400,000

TW.IV 2007 38 3,800,000 16 800,000 54 4,600,000

Tahun 2007 283 28,300,000 742 37,100,000 1,025 65.400,000

TW.I 2008 34 3,400,000 17 850,000 51 4,250,000

Apr 2008 1 100,000 3 150,000 4 250,000

Mei 2008 - - - - - -

Juni 2008 - - - - - -

TW.II 2008 1 100,000 3 150,000 4 250,000 Sumber: KBI Banjarmasin

2. TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON-TUNAI

Perkembangan transaksi pembayaran non-tunai yang diindikasikan

melalui transaksi keuangan melalui sarana Kliring juga menunjukkan

kenaikan. Rata-rata harian

volume transaksi kliring pada

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

T1.200

7

T2.200

7

T3.200

7

T4.200

7

T1.200

8

T2.200

8

Juta Rp

1,450

1,500

1,550

1,600

1,650

1,700Lembar

NominalVolume

Grafik 5.3 Perkembangan Transaksi Kliring

Tabel 5.3 Rata-rata Harian Transaksi

Kliring Periode

Volume

Nominal (dlm jutaan

Rp)

T1.2007 1,545 39,417.44

T2.2007 1,681 43,492.66

T3.2007 1,654 43,966.88

T4.2007 1,577 47,111.88

T1.2008 1,560 49,318.73

T2.2008 1,636 54,908.52 Sumber: KBI Banjarmasin

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 5 – Perkembangan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

60

triwulan II-2008 mencapai 1.636 lembar, lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai 1.560 lembar per hari. Begitu juga dari sisi

nominal hariannya juga mengalami kenaikan yaitu dari Rp49,32 miliar pada

triwulan I-2008 menjadi Rp54,9 miliar.

Peningkatan volume transaksi kliring pada triwulan laporan tidak

diikuti dengan peningkatan penarikan cek/bilyet giro kosong di wilayah

Kalimantan Selatan. Rata-rata harian penarikan cek/bilyet giro kosong pada

triwulan laporan relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu

sebanyak 13 lembar per hari. Namun demikian dari sisi nominalnya, terjadi

kenaikan dari Rp434,87 juta per hari pada triwulan I-2008 menjadi

Rp500,13 juta per hari.

Tabel 5.4 Rata-rata Harian Penarikan Cek / BG Kosong

Penarikan Cek/BG Kosong

Kliring Total Persentase Periode

Volume (Lembar)

Nominal (Juta Rp)

Volume (Lembar)

Nominal (Juta Rp)

Volume Nominal

T1.2007 12 346.10 1,545 39,417.44 0.76% 0.88% T2.2007 12 525.58 1,681 43,492.66 0.72% 1.21% T3.2007 10 369.96 1,654 43,966.88 0.62% 0.84% T4.2007 13 392.82 1,577 47,111.88 0.85% 0.83%

T1.2008 13 434.87 1,560 49,318.73 0.85% 0.88% T2.2008 13 500.13 1,636 54,908.52 0.77% 0.91% Sumber: KBI Banjarmasin

Apabila dilihat berdasarkan persentasenya, volume penarikan

cek/bilyet giro kosong terhadap total volume kliring pada triwulan II-2008

masih berada pada level di bawah 1%, tepatnya sebesar 0,77% atau

mengalami penurunan dibandingkan triwulan I-2008 yang mencapai 0,85%.

Sementara itu dari sisi nominalnya, tingkat peredaran cek/bilyet giro kosong

terhadap total nilai kliring mengalami peningkatan dari 0,88% pada triwulan

I-2008 menjadi 0,91%. Relatif rendahnya penarikan cek/bilyet giro kosong

diharapkan akan menjaga kepercayaan masyarakat dalam menggunakan

sarana kliring untuk memperlancar transaksi keuangan.

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 6 – Ketenagakerjaan Dan Kesejahteraan Masyarakat

KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

6 1. KETENAGAKERJAAN

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan yang cukup tinggi

pada beberapa triwulan terakhir telah mendorong penyerapan tenaga kerja

yang lebih baik. Tingkat pengangguran terbuka di Kalimantan Selatan

menunjukkan kecenderungan menurun yaitu dari 7,31% pada periode

Februari 2007 menjadi 6,91% pada periode yang sama tahun 2008.

Penurunan tingkat pengangguran ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan

aktivitas di sektor perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit seiring

prospek komoditas crude palm oil (CPO) di pasar dunia yang semakin cerah.

Grafik 6.1. Angkatan Kerja, Jumlah Penduduk Bekerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kalimantan Selatan

0200400600800

1,0001,2001,4001,6001,8002,000

Feb-06 Feb-07 Feb-08

Rib

u O

rang Angkatan Kerja Bekerja Menganggur

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS Kalimantan Selatan

Pada Februari 2008, total angkatan kerja Kalimantan Selatan telah

mencapai 1,71 juta orang atau mengalami kenaikan 6,77% dibandingkan

posisi tahun 2007 yang tercatat sebanyak 1,60 juta orang. Dari jumlah

angkatan kerja yang mencapai 1,71 juta orang tersebut, sebanyak 1,59 juta

diantaranya adalah penduduk yang bekerja. Jumlah ini meningkat 107,5 ribu

atau 7,23% dibandingkan posisi tahun 2007 yang mencapai 1,49 juta orang.

Sementara itu jumlah penduduk yang mencari pekerjaan pada posisi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

61

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 6 – Ketenagakerjaan Dan Kesejahteraan Masyarakat

Februari 2008 mencapai 118,4 ribu orang, meningkat 0,98% dibandingkan

posisi yang sama di tahun 2007.

Ditinjau secara sektoral, sektor pertanian merupakan sektor penyerap

tenaga kerja terbesar yaitu mencapai 47,4% atau sebesar 703,24 ribu

orang, disusul sektor perdagangan yang menyerap 22% atau sebesar 351,5

ribu orang. Jumlah pekerja di sektor pertanian sendiri mengalami kenaikan

7,38% atau meningkat 51,9 ribu orang dibandingkan tahun 2007.

Peningkatan ini terutama didorong oleh aktivitas subsektor perkebunan,

khususnya pada kelapa sawit dan karet. Dengan pangsa yang cukup besar,

sektor pertanian memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 3,49%

terhadap pertumbuhan jumlah pekerja di Kalimantan Selatan pada tahun

2008 yang mencapai 7,23%.

Tabel 6.1. Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi di Kalimantan Selatan

Sektoral Feb-07 Feb-08 Growth Share

Growth Pertanian 703,238 755,131 7.38% 3.49% Pertambangan 49,159 60,062 22.18% 0.73% Industri 125,374 114,412 -8.74% -0.74% Bangunan 47,896 62,813 31.14% 1.00% Perdagangan 316,616 351,548 11.03% 2.35% Angkutan 73,945 81,874 10.72% 0.53% Jasa 147,852 156,592 5.91% 0.59% Lainnya (Listrik, Gas, Air dan Keuangan) 23,201 12,328 -46.86% -0.73% Total 1,487,281 1,594,760 7.23% 7.23% Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan, diolah

Sementara itu di sektor perdagangan, penyerapan tenaga kerja

mengalami kenaikan 11,03%, dari 316,6 ribu orang pada Februari 2007

menjadi 351,55 ribu orang pada Februari 2008. Kenaikan penyerapan di

sektor ini terutama didorong oleh aktivitas ekonomi di Kalimantan Selatan

sebagai pintu masuk barang-barang kebutuhan untuk daerah lainnya seperti

Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Dengan laju pertumbuhan

tersebut sumbangan sektor ini terhadap laju pertumbuhan penyerapan

tenaga kerja di Kalimantan Selatan mencapai 2,35%.

Sektor pertambangan yang menjadi salah satu sektor ekonomi utama

Kalimantan Selatan pada periode yang sama juga mencatat pertumbuhan

penyerapan tenaga kerja yang cukup besar, yakni sebesar 22,18% atau

49,2 ribu orang menjadi 60,1 ribu orang. Peningkatan daya serap tenaga

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

62

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 6 – Ketenagakerjaan Dan Kesejahteraan Masyarakat

kerja yang cukup tinggi di sektor ini sejalan dengan meningkatnya produksi

dan ekspor batu bara beberapa tahun terakhir. Namun demikian, walaupun

mencatat pertumbuhan yang relatif tinggi, pertumbuhan di sektor

pertambangan hanya berkontribusi sebesar 0,73% terhadap pertumbuhan

penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Selatan. Hal ini disebabkan oleh

karakteristik sektor pertambangan yang lebih padat modal dibandingkan

padat karya, sehingga penggunaan tenaga kerja di sektor ini relatif lebih

rendah dibandingkan sektor utama lainnya seperti sektor pertanian dan

sektor perdagangan.

Sektor industri di Kalimantan Selatan mencatat penurunan jumlah

tenaga kerja sebesar 10,6 ribu orang atau -8,74% yaitu dari 125,4 ribu

orang menjadi 114,4 ribu orang. Menurunnya jumlah tenaga kerja yang

diserap oleh sektor ini diperkirakan berasal dari penurunan subsektor

industri pengolahan kayu sebagai dampak sulitnya memperoleh bahan baku

kayu yang semakin terbatas dan ketatnya persaingan dengan produk negara

lain di pasar internasional. Peningkatan kinerja subsektor perkebunan dan

sektor pertambangan diharapkan akan mampu menyerap tenaga kerja yang

mengalami PHK di sektor ini, sehingga tidak menimbulkan ekses negatif

terhadap kehidupan sosial masyarakat.

Tabel 6.2. Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pekerjaan di Kalimantan Selatan

Status Pekerjaan Feb 2007 Feb 2008 Pangsa Feb 2007

Pangsa Feb 2008

Formal 381,869 405,939 25.68% 25.45% Buruh/karyawan/pegawai 329,743 355,419 22.17% 22.29% Berusaha dibantu buruh tetap 52,126 50,520 3.50% 3.17% Informal 1,105,412 1,188,821 74.32% 74.55% Berusaha Sendiri 380,249 389,494 25.57% 24.42% Berusaha dibantu buruh tidak tetap 332,573 372,720 22.36% 23.37% Pekerja bebas pertanian 30,591 43,179 2.06% 2.71% Pekerja bebas non pertanian 59,720 55,747 4.02% 3.50% Pekerja tidak dibayar 302,279 327,681 20.32% 20.55% Jumlah Pekerja 1,487,281 1,594,760

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan, diolah

Ditinjau dari status pekerjaannya, komposisi pekerja di Kalimantan

Selatan masih didominasi oleh para pekerja di sektor informal yang

mencapai 1,19 juta pekerja (74,5%), sementara hanya 406 ribu pekerja

(25,5%) yang bekerja di sektor formal. Masih tingginya jumlah pekerja

informal dipengaruhi oleh karakteristik ekonomi Kalimantan Selatan yang

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

63

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

64

Bab 6 – Ketenagakerjaan Dan Kesejahteraan Masyarakat

masih didominasi oleh kegiatan di sektor pertanian dan perdagangan yang

bersifat padat karya. Para pekerja di sektor informal terutama berstatus

berusaha sendiri (24,4%), berusaha dibantu buruh tidak tetap (23,4%) dan

pekerja tidak dibayar (20,5%).

2. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Kalimantan Selatan

menunjukkan perkembangan yang cukup baik, meskipun pada tingkat yang

relatif lambat. Hal ini terindikasi dari perkembangan angka kemiskinan yang

mengalami penurunan dari 7,23% posisi Juli 2005 menjadi 7,01% pada

Maret 2007.

Dilihat berdasarkan wilayahnya, penurunan tingkat kemiskinan di

Kalimantan Selatan terutama berasal dari kawasan perdesaan yang

mengalami penurunan sebesar -1,89% dari 153,3 ribu orang pada Juli 2005

menjadi 150,4 ribu orang pada posisi Maret 2007. Sementara di kawasan

perkotaan, dalam periode yang sama jumlah penduduk miskin mengalami

peningkatan dari 82,4 ribu orang menjadi 83,1 ribu orang atau sebesar

0,85%. Menurunnya jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan terutama

terkait dengan perkembangan kinerja sektor pertanian yang semakin baik,

khususnya subsektor perkebunan. Sementara di daerah perkotaan,

pertumbuhan jumlah penduduk miskin tidak dapat dihindarkan seiring arus

urbanisasi yang diperkirakan relatif tinggi.

Tabel 6.3. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Kalimantan Selatan, Juli 2005 – Maret 2007

Daerah / Periode Garis Kemiskinan

(Rp/Kapita/Bulan)

Jumlah Penduduk

Miskin (Ribu)

Persentase Penduduk

Miskin

Juli 2005 Perkotaan 163,565 82.4 6.09% Pedesaan 107,455 153.3 8.03% TOTAL 128,598 235.7 7.23%

Maret 2007 Perkotaan 185,289 83.1 6.01% Pedesaan 144,647 150,4 7.72% TOTAL 161,514 233,5 7.01%

Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Kalimantan Selatan

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 6 – Ketenagakerjaan Dan Kesejahteraan Masyarakat

Sedangkan prospek perkembangan tingkat kemiskinan masyarakat di

Kalimantan Selatan diperkirakan akan semakin meningkat seiring kenaikan

harga BBM pada triwulan II-2008. Program bantuan langsung tunai (BLT)

yang ditawarkan pemerintah sebagai kompensasi kenaikan harga BBM

kepada masyarakat diperkirakan masih belum efektif dalam penyalurannya.

BOKS 4 :

HASIL QUICK SURVEY EFEKTIVITAS PENYALURAN BLT

DI KALIMANTAN

Keputusan yang diambil Pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar

minyak (BBM) bersubsidi pada bulan Mei 2008 diikuti dengan pemberian kompensasi berupa penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk mempertahankan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah. Program BLT sendiri bersifat sementara sehingga diharapkan tidak menimbulkan ketergantungan terhadap pelaksanaan program dalam jangka panjang. Terkait dengan efektivitas penyaluran BLT, Bank Indonesia se-Kalimantan pada bulan Juni 2008 telah melaksanakan Quick Survey untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemanfaatan BLT oleh para penerimanya.

Karakteristik Responden Quick Survey dilakukan terhadap 402 responden di wilayah Kalimantan,

masing-masing terdiri dari 110 responden dari Kalimantan Selatan, 135 responden dari Kalimantan Tengah, 67 responden dari Kalimantan Barat dan 90 responden dari Kalimantan Timur. Dari total 402 responden, sebanyak 68% (275 orang ) berjenis kelamin laki-laki sedangkan sebanyak 32% (127 orang) berjenis kelamin

perempuan. Relatif besarnya laki-laki penerima BLT disebabkan kedudukan mereka sebagai kepala keluarga.

KOMPOSISI JENIS KELAMIN RESPONDEN QUICK SURVEY BLT

Lak-laki68%

Perem-puan32%

Sementara itu dari sisi usia, mayoritas responden (63%) adalah mereka yang berumur di atas 41 tahun. Namun demikian, jumlah responden dengan usia

produktif di bawah 40 tahun tercatat cukup besar mencapai 37%. Dari sisi

KOM POSISI UM UR RESPONDEN QUIC K SURV EY BL T

<30 th9%

31 - 40 th28%

41 - 50 th28%

51 th <35%

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

65

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 6 – Ketenagakerjaan Dan Kesejahteraan Masyarakat

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

66

penghidupannya, 73,4% responden telah memiliki pekerjaan dengan jenis pekerjaan terbanyak adalah sebagai wiraswasta sebanyak 73 orang (24,75%), buruh sebanyak 61 orang (20,7%) serta bekerja serabutan sebanyak 58 orang (19,7%). Dengan jumlah responden yang relatif kecil tersebut quick survey ini memang tidak dimaksudkan menggambarkan secara utuh keseluruhan populasi penerima BLT, namun hanya memberikan gambaran awal mengenai pelaksanaan BLT.

KOMPOSISI PEKERJAAN RESPONDEN QUICK SURVEY BLT

Bekerja73%

Tidak Bekerja

27%

34

61

31

7358

38

020406080

B akulanB uruh

Petan i

W ir asw asta

Ser abu tanL a in nya

KOM POSISI PEKERJA A N RESPONDEN QUIC K SURV EY BL T

Pemanfaatan BLT

Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan dana BLT untuk membeli makanan (79%), pendidikan (11%) dan untuk lain-lain (5%). Dari sisi penggunaan dana, data ini menunjukkan bahwa

dana BLT efektif dalam membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan utamanya, khususnya pada barang-barang kebutuhan pokok. Selain itu adanya tambahan dana BLT juga telah meningkatkan pendapatan mereka pada kisaran 15,37% - 20,83%. Hal ini menunjukkan bahwa

BLT tahun 2008 dapat membantu masyarakat menghadapi kenaikan harga akibat kenaikan harga BBM. Namun demikian hasil survei juga menunjukkan indikasi awal adanya ketergantungan responden terhadap program BLT. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang mengharapkan berlanjutnya program BLT mencapai 95,5%. Sementara itu, apabila diberikan pilihan berupa program kerja padat karya, 67,4 responden tetap memilih program BLT, 32,1% responden memilih program padat karya sedangkan 2% responden tidak menjawab. Oleh karena itu evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan program BLT perlu lebih diperkuat sehingga meminimalkan efek-efek negatif, baik dalam jangka pendek maupun jangka pan

PENGGUNA A N DA NA BL T

M ak an79%

L ain n ya5%M o d al

3%

Ke s e h atan2%

Pe n d id i-k an11%

jang.

Sumber: Hasil Quick Survey

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

69

Bab 7 – Prospek Ekonomi

PROSPEK EKONOMI

1. MAKRO EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III-2008

diperkirakan akan sedikit melambat, meskipun masih berada pada level yang

cukup tinggi, yakni dalam kisaran 7,5%-9,5%*. Perlambatan pertumbuhan

ekonomi tersebut dipengaruhi oleh kemungkinan berkurangnya daya dorong

permintaan domestik regional, khususnya konsumsi swasta setelah kenaikan

harga BBM. Sementara itu Upah Minimum Provinsi (UMP) 2008 yang hingga

saat ini tidak mengalami penyesuaian pascakenaikan harga BBM

menyebabkan daya beli riil masyarakat menjadi menurun. Melambatnya

pertumbuhan konsumsi masyarakat juga terlihat dari indeks ekspektasi

konsumen yang memperlihatkan pelemahan.

Namun demikian adanya kecenderungan peningkatan konsumsi pada

bulan puasa diperkirakan akan menjadi faktor penahan melambatnya

pertumbuhan konsumsi masyarakat. Di sisi lain komponen konsumsi

pemerintah diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi

dibandingkan triwulan laporan. Hal ini terutama dipengaruhi oleh mulai

meningkatnya realisasi berbagai proyek pembangunan dan perbaikan

infrastruktur seiring telah selesainya beberapa proses tender maupun proses

pengesahan anggaran perubahan.

Pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang masih akan ditopang oleh

kinerja ekspor, meskipun diperkirakan akan mengalami sedikit perlambatan

dibandingkan kinerja pada triwulan laporan. Kecenderungan melambatnya

perekonomian global sebagai dampak pelemahan di negara maju

diperkirakan akan berdampak terhadap melambatnya permintaan global

yang diperkirakan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekspor Kalimantan

Selatan. Sementara itu kemungkinan terjadinya musim kemarau di

Kalimantan Selatan pada triwulan mendatang diperkirakan akan mengurangi * Angka proyeksi Bank Indonesia Banjarmasin

7

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 7 – Prospek Ekonomi

produktivitas tanaman perkebunan, sehingga produksi crude palm oil (CPO)

dan karet diperkirakan akan mengalami penurunan.

Kegiatan investasi swasta pada triwulan III-2008 diperkirakan masih

berada pada tren yang melambat searah dengan perlambatan pertumbuhan

ekspor. Dari sisi produksi, prakiraan tersebut didukung oleh pertumbuhan

sektor-sektor yang berorientasi ekspor, khususnya sektor pertambangan dan

sektor pertanian. Di sisi lain masih berlarutnya permasalahan pasokan listrik

dan BBM diperkirakan menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi investor

untuk menunda investasi. Namun demikian upaya penyelesaian yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan perusahaan-perusahaan penyedia

energi tersebut diharapkan dapat menghasilkan solusi yang berdampak

positif bagi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan.

Perkiraan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi juga

tertangkap dari ekspektasi pelaku usaha pada triwulan III-2008 yang

memperkirakan adanya penurunan. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

(SKDU) mengindikasikan adanya penurunan ekspektasi kegiatan usaha dari

41,29 pada triwulan II-2008 menjadi 25,57.

Grafik 7.1. Perkembangan Realisasi dan Ekspektasi Kegiatan Dunia Usaha Berdasarkan Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulanan

-60

-40

-20

0

20

40

60

T1.2003

T 2.2003

T 3.2003

T 4.2003

T 1.2004

T2.2004

T 3.2004

T 4.2004

T 1.2005

T 2.2005

T 3.2005

T 4.2005

T 1.2006

T 2.2006

T 3.2006

T 4.2006

T 1.2007

T 2.2007

T 3.2007

T 4.2007

T1.2008

T 2.2008

R e alisasi K e giatan U saha E kspe ktasi K e giatan U saha

Sumber : SKDU, KBI Banjarmasin

Ditinjau dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada

triwulan III-2008 dipengaruhi oleh melambatnya kinerja sektor ekonomi

dominan. Sektor pertanian diperkirakan mencatat laju pertumbuhan pada

kisaran 4,8%+1% (y-o-y). Melambatnya pertumbuhan di sektor ini terutama

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

70

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 7 – Prospek Ekonomi

dipengaruhi oleh kondisi musim kemarau yang diperkirakan akan

mempengaruhi produktivitas tanaman pertanian. Selain itu pada subsektor

tanaman pangan, panen raya yang terjadi pada triwulan mendatang

merupakan tahap akhir dari musim panen raya, sehingga produksinya

diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan laporan. Sementara

pertumbuhan sektor pertambangan pada triwulan III-2008 diperkirakan

akan sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, meskipun masih

berada pada level yang tinggi, yaitu pada kisaran 17,4%+1% (y-o-y).

Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan mendatang

diperkirakan tumbuh sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan II-2008,

yaitu pada kisaran 10,5%+1%. Melambatnya pertumbuhan terutama terjadi

pada perdagangan retail sejalan dengan melambatnya konsumsi masyarakat

pasca kenaikan harga BBM. Namun demikian, adanya faktor musiman

datangnya bulan puasa diperkirakan akan menahan perlambatan yang

terjadi di sektor ini.

Pada sektor industri pengolahan, laju pertumbuhan triwulan III-2008

masih pada tren yang melambat yaitu pada kisaran 0,63%+1% (y-o-y).

Melambatnya pertumbuhan sektor ini terutama dipengaruhi oleh penurunan

kinerja industri pengolahan berbasis kayu akibat keterbatasan pasokan

bahan baku. Selain itu perlambatan konsumsi masyarakat juga diperkirakan

berdampak terhadap kinerja sektor ini.

Perkembangan kinerja sektor-sektor ekonomi non-dominan di

Kalimantan Selatan secara umum diperkirakan bergerak ke arah yang

positif. Sektor bangunan diperkirakan mencatat laju pertumbuhan yang lebih

tinggi pada triwulan mendatang. Hal ini seiring dengan maraknya

pembangunan kawasan perumahan di Kalimantan Selatan serta adanya

kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan tingkat suku bunga. Sektor jasa-

jasa juga diperkirakan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi, didorong

oleh mulai meningkatnya realisasi anggaran pemerintah daerah.

2. INFLASI

Sampai dengan akhir triwulan III-2008 diperkirakan terjadi dampak

lanjutan (second round effect) kenaikan harga BBM Mei 2008, di samping

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

71

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 7 – Prospek Ekonomi

volatilitas harga komoditas primer di pasar internasional yang masih

mempengaruhi pergerakan harga di tingkat regional. Tekanan inflasi

diperkirakan masih bergerak pada level yang cukup tinggi juga dipengaruhi

oleh kenaikan harga BBM yang memicu kenaikan biaya transportasi dan

harga-harga komoditas lainnya. Selain itu tekanan inflasi pada triwulan

mendatang diperkirakan juga dipengaruhi oleh dorongan sisi permintaan

terkait kenaikan biaya pendidikan pada tahun ajaran baru dan memasuki

bulan puasa pada September 2008 yang akan mendorong terjadinya

tekanan inflasi pada bahan-bahan kebutuhan pokok.

Namun demikian, secara umum kegiatan konsumsi masyarakat masih

berada pada tren yang menurun pasca kenaikan harga BBM. Hasil Survei

Konsumen mengindikasikan perkembangan indeks ekspektasi konsumen

yang menurun dari 113,47 pada bulan Maret 2008 menjadi 92,92 di bulan

Juni 2008. Selain itu konsumen juga mengekspektasikan terjadinya

penurunan harga di triwulan mendatang yang tercermin dari penurunan

indeks ekspektasi harga dari 167,5 pada bulan Maret 2008 menjadi 159,6

pada bulan Juni 2008.

Grafik 7.2. Perkembangan Ekspektasi Konsumen dan Ekspektasi Harga 6

Bulan Yang Akan Datang Berdasarkan Hasil Survei Konsumen (SK)

6 0

8 0

10 0

12 0

14 0

16 0

18 0

2 0 0

Jan-

06

Feb-

06

Mar-

06

Apr-

06

May-

06

Jun-

06

Jul-

06

Aug-

06

Sep-

06

Oct-

06

Nov-

06

Dec-

06

Jan-

07

Feb-

07

Mar-

07

Apr-

07

May-

07

Jun-

07

Jul-

07

Aug-

07

Sep-

07

Oct-

07

Nov-

07

Dec-

07

Jan-

08

Feb-

08

Mar-

08

Apr-

08

May-

08

Jun-

08

E k s p e k t a s i K o n s u me n E k s p e k t a s i H a r g a 6 b l n y g a k a n d a t a n g ( a k s i s k a n a n ) B a t a s o p t i mi s / p e s i mi s Sumber : Survai Konsumen, KBI Banjarmasin

Sementara itu dari sisi penawaran, pasokan untuk kelompok bahan

makanan diperkirakan masih cukup baik dipengaruhi faktor musim panen

raya yang masih berlangsung serta kondisi cuaca yang lebih baik. Dengan

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

72

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Bab 7 – Prospek Ekonomi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

73

mempertimbangkan hal-hal di atas, laju inflasi pada triwulan III-2008

diperkirakan berada pada kisaran 12+1% (y-o-y).

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Lampiran

LAMPIRAN

Tabel Lampiran 1. Indikator Makro Terpilih Provinsi Kalimantan Selatan

Indikator Kalimantan Selatan Satuan Periode

PDRB Triwulan I-2008 Triwulan II-2008 Atas Dasar Harga Berlaku Rp triliun 9.95 12.03 Atas Dasar Harga Konstan Rp triliun 6.20 7.28

Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) (%) 7.36 9.14 Inflasi

Atas dasar y-o-y (%) 8.64 11.82 Atas dasar y-t-d (%) 4.11 7.20 Pengangguran*)

Jumlah Pengangguran Ribu orang 118.37 - Angka Pengangguran (%) 6.91 -

Sumber : BPS Kalimantan Selatan *) Angka pengangguran menggunakan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) bulan Februari

Tabel Lampiran 2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan

Menurut Sektor Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp)

Sektor Trw-I 2007*)

Trw-II 2007*)

Trw-III 2007*)

Trw-IV 2007*)

Trw-I 2008**)

Trw-II 2008**)

Pertanian 1,517,331 2,591,598 2,556,666 2,190,668 1,690,291 3,191,643

Pertambangan 2,080,883 2,055,421 2,113,657 2,306,889 2,556,823 2,647,119

Industri 1,033,430 1,085,752 1,101,561 1,143,376 1,132,202 1,148,116

Listrik 48,939 53,070 56,108 61,597 60,205 62,697

Bangunan 573,970 622,798 653,024 704,084 627,897 688,853

Perdagangan 1,346,117 1,412,391 1,530,730 1,643,074 1,551,954 1,696,772

Pengangkutan 798,113 855,155 887,622 1,005,327 927,706 1,008,686

Keuangan 364,634 427,587 486,551 479,562 463,491 591,449

Jasa-jasa 823,854 875,386 955,452 996,390 936,549 994,415

PDRB 8,587,271 9,979,159 10,341,370 10,530,967 9,947,118 12,029,749Sumber : BPS Kalimantan Selatan *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

74

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Lampiran

Tabel Lampiran 3. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan

Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rp)

Sektor Trw-I 2007*)

Trw-II 2007*)

Trw-III 2007*)

Trw-IV 2007*)

Trw-I 2008**)

Trw-II 2008**)

Pertanian 1,090,461 1,856,413 1,798,781 1,498,081 1,130,316 1,959,274

Pertambangan 1,418,907 1,387,966 1,403,462 1,471,344 1,594,343 1,633,474

Industri 722,363 749,118 753,749 770,977 755,185 755,892

Listrik 30,519 32,768 33,959 34,207 32,626 33,621

Bangunan 326,753 348,209 365,038 393,163 346,708 373,564

Perdagangan 909,363 937,913 994,857 1,054,824 978,986 1,052,329

Pengangkutan 523,516 544,306 552,834 610,213 550,589 580,819

Keuangan 227,140 258,991 291,441 252,879 241,455 290,849

Jasa-jasa 522,578 553,484 592,374 609,337 566,031 599,082

PDRB 5,771,600 6,669,168 6,786,494 6,695,025 6,196,238 7,278,904Sumber : BPS Kalimantan Selatan

*) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Tabel Lampiran 4. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan

Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan (y-o-y) (%)

Sektor Trw-I 2007

Trw-II 2007

Trw-III 2007

Trw-IV 2007

Trw-I 2008

Trw-II 2008

Pertanian -3.06 11.65 8.27 2.83 3.65 5.54 Pertambangan 10.87 4.74 0.49 4.57 12.36 17.69 Industri 1.12 3.13 4.02 3.46 4.54 0.90 Listrik 2.3 7.08 6.66 0.74 6.90 2.60 Bangunan 6.05 7.79 7.54 6.25 6.11 7.28 Perdagangan 6.48 3.18 6.78 8.12 7.66 12.20 Pengangkutan 7.95 8.41 8.93 7.69 5.17 6.71 Keuangan 15.48 24.81 21.49 1.5 6.30 12.30 Jasa-jasa 5.15 6.31 7.94 7.04 8.32 8.24

PDRB 5.14 7.45 6.34 5.04 7.36 9.14 Sumber : BPS Kalimantan Selatan

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

75

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Lampiran

Tabel Lampiran 5. Indeks Harga Konsumen Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun Dasar Periode IHK Bahan

Makanan Makanan

Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transport

Jan-05 120.79 121.78 112.31 136.83 113.26 108.99 133.83 110.36 Feb-05 119.31 115.50 113.02 136.95 113.61 110.77 133.85 110.50 Mar-05 121.11 115.32 115.72 137.44 115.56 111.16 134.75 118.37 Apr-05 120.97 114.24 115.96 137.95 114.87 111.36 134.75 118.76

May-05 121.21 115.25 115.83 138.08 114.58 111.36 135.17 118.39 Jun-05 121.34 113.74 117.16 138.73 114.47 112.07 135.39 118.98 Jul-05 122.69 115.50 117.31 141.90 115.64 112.39 136.62 119.00

Aug-05 123.62 116.41 118.74 142.49 116.16 112.91 139.98 119.00 Sep-05 124.55 117.86 119.29 142.92 119.03 113.47 141.89 119.00 Oct-05 134.58 127.79 128.41 152.32 120.89 113.47 142.17 143.92 Nov-05 136.64 133.24 128.63 154.16 121.00 114.73 141.14 144.41 Dec-05 135.58 130.40 128.85 152.33 121.60 115.60 141.33 144.41 Jan-06 137.15 134.25 129.04 154.00 122.03 115.53 142.00 144.66 Feb-06 137.86 135.92 129.95 154.23 121.50 114.95 141.95 144.80 Mar-06 137.36 133.48 130.00 155.32 120.68 114.91 141.97 144.88 Apr-06 140.09 139.59 132.84 156.23 121.82 115.30 142.19 144.91

May-06 143.48 146.36 136.22 157.58 127.16 114.79 142.59 144.87 Jun-06 145.81 151.72 136.33 161.22 127.44 114.79 142.45 144.87 Jul-06 146.15 151.47 137.08 161.48 129.25 114.81 143.55 144.89

Aug-06 145.90 147.47 137.66 163.81 128.88 114.89 150.14 144.90 Sep-06 145.95 146.29 138.61 164.28 128.68 114.94 151.43 144.92 Oct-06 147.75 151.43 139.50 164.63 128.83 115.90 151.43 144.94 Nov-06 150.78 159.98 139.94 166.55 130.00 115.71 151.43 145.07 Dec-06 150.54 159.61 140.03 165.60 130.25 116.47 151.43 145.07 Jan-07 152.84 163.65 143.76 166.19 130.66 118.52 151.49 145.14 Feb-07 153.59 160.05 150.47 167.36 128.51 118.89 151.49 145.14 Mar-07 155.49 163.48 154.24 167.60 127.73 118.74 151.55 145.14 Apr-07 155.05 160.95 154.99 168.67 127.91 119.51 147.49 145.13

May-07 155.33 161.18 155.59 168.99 127.81 119.51 147.49 145.13 Jun-07 154.46 157.59 155.94 169.33 127.48 119.04 147.55 145.46 Jul-07 155.08 157.53 156.02 169.55 127.80 119.14 159.94 145.65

Aug-07 155.50 156.59 155.98 169.53 128.63 119.03 175.12 145.82 Sep-07 158.47 164.91 158.35 169.69 128.03 119.59 175.12 145.82 Oct-07 159.67 168.96 158.83 170.16 125.25 120.03 175.12 145.88 Nov-07 160.40 168.29 161.53 170.77 126.48 121.09 175.12 145.91 Dec-07 162.25 174.16 161.51 170.89 127.24 122.20 175.12 146.53 Jan-08 166.94 181.10 162.71 180.78 132.09 122.50 175.12 146.54 Feb-08 167.56 181.83 163.29 181.30 133.79 123.46 175.13 146.64 Mar-08 168.93 185.75 166.09 178.43 135.56 124.57 174.89 146.87

Apr-08 167.56 181.83 163.29 181.30 133.79 123.46 175.13 146.64

2002=100

May-08 168.93 185.75 166.09 178.43 135.56 124.57 174.89 146.87 May-08 107.74 112.63 108.04 111.45 103.68 104.40 104.77 100.02 2007=100 Jun-08 110.41 113.59 108.80 115.27 104.65 104.78 105.04 107.80

Sumber : BPS Kalimantan Selatan

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

76

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Lampiran

Tabel Lampiran 6.

Indikator Perkembangan Bank Umum Konvensional Kalimantan Selatan

Indikator Trw-IV 2006

Trw-I 2007

Trw-II 2007

Trw-III 2007

Trw-IV 2007

Trw-I 2008

Trw-II 2008

Total Aset (Rp Miliar) 12,407.89 12,576.35 13,157.16 13,795.41 14,557.44 14,862.00 15,870.40 Total DPK (Rp Miliar) 10,513.95 10,716.88 11,301.36 11,912.44 12,369.83 12,832.17 13,283.64

Tabungan 4,715.03 4,503.48 4,741.46 5,115.05 3,677.63 4,116.88 4,237.78 Giro 3,347.40 3,503.51 3,637.51 4,057.78 6,121.21 6,188.90 6,467.50 Deposito 2,451.52 2,709.89 2,922.40 2,739.60 2,571.00 2,526.38 2,578.36

Total Kredit lokasi bank (Rp Miliar) 6,580.64 6,600.59 7,120.71 7,498.94 8,526.00 8,793.99 9,987.89

Jenis Penggunaan (Rp Miliar) :

Modal Kerja 2,988.04 2,965.71 3,248.06 3,414.38 4,075.64 3,707.87 4,385.04 Investasi 1,421.68 1,415.69 1,488.55 1,556.71 1,804.28 2,277.93 2,276.18 Konsumsi 2,170.93 2,219.19 2,384.10 2,527.85 2,646.05 2,808.19 3,326.67

Sektor Ekonomi (Rp Miliar):

Pertanian 616.64 627.96 587.89 602.86 974.58 1,088.27 1,043.13 Pertambangan 265.99 248.50 261.56 264.36 327.63 353.71 393.92 Industri 693.89 643.87 687.29 692.19 881.72 735.91 798.87 Listrik, Gas & Air 2.87 2.14 26.76 24.46 36.72 52.65 49.06 Konstruksi 368.41 371.70 436.35 482.11 465.00 448.44 495.19 Perdagangan 1,911.38 1,937.52 2,104.29 2,205.45 2,355.37 2,421.78 2,744.92 Angkutan 192.13 178.47 217.01 244.04 286.33 336.77 388.14 Jasa Dunia Usaha 293.87 309.49 344.37 374.34 471.98 476.88 646.95 Jasa Sosial 33.66 33.46 42.20 55.54 60.76 45.47 46.87 Lainnya 2,201.80 2,247.50 2,412.99 2,553.59 2,665.88 2,834.11 3,380.85

NPL - Gross (%) 7.51% 7.54% 6.00% 6.87% 4.08% 4.34% 5.27% LDR (%) 62.59% 61.59% 63.01% 62.95% 68.93% 68.53% 75.19%

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Kalimantan Selatan, diolah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

77

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber

Lampiran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008

78

Tabel Lampiran 7.

Indikator Perkembangan Bank Umum Syariah Kalimantan Selatan

Indikator Trw-IV 2006

Trw-I 2007

Trw-II 2007

Trw-III 2007

Trw-IV 2007

Trw-I 2008

Trw-II 2008

Total Aset (Rp Miliar) 477.31 496.47 566.60 614.77 701.27 759.683 856.59 Total DPK (Rp Miliar) 328.49 354.40 381.55 403.36 469.299 533.896 584.77

Tabungan 206.50 217.36 232.80 253.45 289.455 316.699 340.53Giro 40.68 49.57 60.35 51.37 69.781 97.363 119.71Deposito 81.32 87.48 88.40 98.54 110.063 119.834 124.53

Total Pembiayaan (Rp Miliar)

449.31 462.85 546.26 623.08 720.28 809.948 912.24

Jenis Penggunaan (Rp Miliar) :

Modal Kerja 116.31 115.08 137.40 157.59 164.03 175.818 208.17 Investasi 257.10 248.85 274.70 308.44 276.60 289.133 257.16 Konsumsi 75.90 98.92 134.16 157.05 279.65 344.997 446.91

Sektor Ekonomi (Rp Miliar):

Pertanian 1.08 1.00 1.18 0.95 0.61 2.218 3.17Pertambangan 163.55 145.07 183.53 218.19 215.23 198.048 175.96Industri 0.63 0.58 0.76 0.60 1.16 1.441 1.26

Listrik, Gas & Air

-

-

- 0.12 0.10 0.074 0.10Konstruksi 0.72 0.63 2.04 1.91 1.31 3.98 8.37Perdagangan 30.32 27.53 25.58 26.94 29.56 34.138 46.38Angkutan 57.67 79.41 72.07 68.25 73.53 72.713 74.83Jasa Dunia Usaha 110.98 101.77 119.06 140.89 112.22 142.53 144.18Jasa Sosial 8.46 7.93 7.88 8.18 6.92 9.809 11.07Lainnya 75.90 98.92 134.16 157.05 279.65 344.997 446.91

NPF - Gross (%) 4.87% 3.71% 3.18% 2.78% 6.72% 6.59% 5.57%FDR (%) 136.78% 130.60% 143.17% 154.47% 153.48% 151.71% 156.00%

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Syariah Kalimantan Selatan, diolah

Tabel Lampiran 8. Indikator Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Kalimantan Selatan

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Indikator Trw-IV 2006

Trw-I 2007

Trw-II 2007

Trw-III 2007

Trw-IV 2007

Trw-I 2008

Trw-II 2008

Posisi Kas Gabungan (Rp miliar) 2,575 989 783 891 1,628 913 778Inflow (Rp miliar) 1,296 915 353 537 677 826 257Outflow (Rp miliar) 1,279 74 430 354 951 87 521Perputaran Kliring (Rp Miliar) 2,424 2,243 2,345 2,814 2,655 2,910 3,459