laporan ipteks bagi masyarakat (i m) i m potensialisasi ... · kesenian adok adalah berupa tari...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN
IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
IbM
Potensialisasi Kesenian Adok
IbM
Potensialisasi Kesenian Adok
Masyarakat Paninggahan, Solok, Sumatera Barat
Untuk Penguatan Budaya Seni
Oleh:
Ketua : Hartati, M. S.Kar., M.Hum.
NIDN. 00-2506-5905
Anggota : Dr. Martion, S.Kar., M.Sn.
NIDN. 00-2101-5809
Anggota : Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar., M.Hum.
NIDN. 00-0209-6009
Institut Seni Indonesia Padangpanjang
2016
2
3
RINGKASAN
IbM
Potensialisasi Kesenian Adok
Masyarakat Paninggahan, Solok, Sumatera
Barat Untuk Penguatan Budaya Seni
Kesenian Adok adalah berupa tari tradisional penceritaan teks nyanyian
yang dibawakan pemusik dan diekspresikan oleh 3 penari tokoh melalui gerakan
simbolis tertentu. Secara koreografis tarian ini sangat ”sederhana”, baik musik
maupun gerakan. Pemusiknya satu orang melagukan suatu kisah sambil mainkan
adok (semacam rebana/ terbang). Sebagai tari tradisional masyarakat
Paninggahan, tari ini mereka posisikan sebagai tarian adat, dan oleh karena itu tari
tersebut hampir selalu dipertunjukkan dalam konteks adat atau tradisi tertentu
masyarakat setempat. Pada sisi lain ialah, bahwa dalam konteks kekinian,
sesungguhnya tari ini hampir tidak diminati lagi oleh kalangan remaja yang
diharapkan sebagai generasi penerus. Sementara pada sisi lain lagi, sesungguhnya
tradisi tari tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan dalam bentuk
produk seni yang mengakar pada tradisi Tari Adok itu sendiri menjadi bentuk
karya seni kemasan artistika yang lebih kompleks dan ekspresif. Dalam hal ini,
dapat dilakukan penggarapan secara kreatif, sehingga terwujud suatu bentuk
karya tari penceritaan yang lebih menarik sebagaimana kemajuan perkembangan
karya seni budaya pada masa kini. Karya tersebut diperuntukan pertunjukannya
terutama di luar konteks budayanya. Untuk pengembangan sebagai mana yang
dimaksud, tidak bisa pendukung tradisi tarian ini melakukannya, karena
memerlukan kemampuan penciptaan dengan segala pengatahuan akademik dan
pengetahuan serta pengalaman penciptaan seni yang memadai, sedangkan
kemampuan begini tidak mereka miliki. Untuk peningkatan dan pemberdayaan
Kesenian Adok tersebut dalam konteks kekinian, perlu pembuatan karya tari baru
secara kreatif, yang mengakar pada tradisi artistika tari adok tersebut. Hasil
pengembangan ini dapat diposisikan sebagai bagian dari upaya penguatan budaya
seni, terutama di lingkungan masyarakat Paninggahan sebagai representasi dari
budaya seni Minangkabau secara umum.
Kata kunci: tari adok, pengembangan, kreatif, kekinian, representasi.
4
PRAKATA
Pertama kali kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah, SWT –
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan kesempatan,
sehingga program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) berupa pengabdian: Potensialisasi
Kesenian Adok Masyarakat Paninggahan, Solok, Sumatera Barat Untuk
Penguatan Budaya Seni, dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Pengabdian pada masyarakat Paninggahan berlangsung dengan baik
berdasarkan kerja sama dengan masyarakat setempat, khususnya dengan para
pemuda dan pemudi, baik yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi
maupun yang berpendidikan di sekolah menengah atas, serta remaja yang tidak
bersekolah. Pelatihan awal dilakukan di kampus Institut Seni Indonesia (ISI)
Padangpanjang dan selanjutnya diselenggarakan di Nagari Paninggahan. Latihan
dan proses kreativitas yang dilakukan adalah berdasarkan pada potensi seni Adok
sebagai seni tradisional masyarakat Paninggahan dan diselenggarakan bersama
tokoh seni Adok dalam rangka mewujudkan seni ”baru” yang diharapkan. Kerja
sama pengabdian yang seperti demikian dapat dijadikan sebagai perluasan
apresiasi, khususnya perluasan apresiasi seni bagi masyarakat Paninggahan
memandang seni sebagai entitas yang tidak senantiasa bersifat statis. Konsep
kebaruan dan pembaruan dapat menjadi bagian dari wawasan mereka yang
bersifat tradisional sebelumnya.
Sebagai sebuah proses kerja yang memerlukan rentang waktu untuk
mencapai hasil akhir, maka proses pengabdian yang dilakukan saat ini, masih
dalam proses untuk mencapai target pengabdian secara menyeluruh. Semoga
pengabdian yang sedang berlangsung ini dapat diselesaikan dengan sempurna
sesuai dengan rencana semula.
Semoga laporan akhir Pengabdian pada Masyarakat ini dapat digunakan
sebagai pertanggung jawaban.
Padangpanjang, Oktober 2016
Ketua Pengabdian
Hartati, M. S.Kar., M.Hum
Nip. 195906251986012001
5
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... 2
RINGKASAN .................................................................................................. 3
PRAKATA ....................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 6
BAB II TARGET DAN LUARAN ........................................................ 9
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................... 12
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ................................. 13
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 15
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 30
LAMPIRAN ................................................................................ 31
6
BAB I: PENDAHULUAN
Sebagaimana yang diharapkan sasaran dari program IbM ini adalah untuk
masyarakat umum, yang dalam hal ini adalah masyarakat Paninggahan, maka
dapat dikemukan analisis situasinya seperti demikin. Paninggahan adalah salah
satu Kenegarian dalam Kecamatan Junjuang Siriah, Kabupaten Solok, Sumatera
Barat. Daerah ini terletak di pinggir Danau Singkarak yang berlatar perbukitan.
Masyarakatnya hidup dengan dua kelaziman utama, yaitu sebagai nelayan danau
dan petani, yaitu petani sawah dan tanaman palawija. Lingkungan alam yang
sempit berkisar di pinggiran danau dengan daerah kemiringan perbukitan tempat
pemukiman mereka secara turun temurun, membentuk kesatuan lingkungan
sosial-budaya yang kuat diikat oleh norma-norma yang mereka jadikan sebagai
adat. Salah satu dari kehidupan adat atau budaya mereka adalah dalam bentuk
Kesenian Adok yang secara kontekstual masih digunakan sampai saat ini terutama
dalam konteks adat atau tradisi-tradisi tertentu, misalnya kegiatan helat
perkawinan, helat anak negari, helat hari-hari besar tertentu, dsb.
Berkaitan dengan itu dapat dikatakan, bahwa kesenian Adok tersebut telah
menjadi identias seni budaya masyarakat setempat dan pemainnya sudah lanjut
usia, karena hampir tidak ada generasi muda yang mau mempelajari kesenian
tersebut. Terjadinya fenomena seperti itu patut diyakini berhubungan dengan
estetikanya yang tergolong rendah sebagai manifestasi seni pertunjukan rakyat
(the folk theatre tradition) seperti yang dimaksud James R Brandon dalam
bukunya Theatre in Southeast Asia seperti demikian: “Theatre forms tend to be
relatively simple and the artistic level of performance may be low (though this is
not always the case)”.1Pandangan Brandon ini amat tepat bila dilihatkan pada
kondisi kesenian Adok berupa tarian tersebut yang amat sederhana dan kualitas
esetikanya yang juga amat sederhana. Berdasarkan kondisi seperti itu
meniscayakan kesenian ini dijadikan sebagai sumber pengembangan menjadi
bentuk seni yang lebih menarik dan sepenuhnya diperuntukkan bagi kehidupan
1James R . Brandon, Theatre in Southeast Asia, (Cambridge, Massachusetts: Harvard
University Prees, 1967), 80.
7
budaya di lingkungan mereka. Tujuannya adalah agar kesenian ini tidak
ditinggalkan oleh generasi muda setempat.
Gambar :1
Beberapa bagian dari Tari Adok diperankan oleh dua tokoh
Berdasarkan pada gambar di atas tampaklah bahwa gerakan yang
dibawakan amat sederhana, jumlah penari amat terbatas, konstum yang digunakan
hampir tidak tertata dengan baik, serta gerakan yang dibawakan cenderung
diulang-ulang sehingga menjenuhkan. Namun potensi yang dipandang kuat pada
tari ini ialah adanya konsep (sebagai embrio) penceritaan yang dinyanyikan
pemusik dan penceritaan itu ditarikan oleh penari meskipun melalui
kesederhanaan gerakan dan komposisi lantai yang digunakan. Konsep tari
penceritaan ini amat jarang ditemui dalam tradisi tari di Minangkabau pada
umumnya, sedangkan yang lazim dikenal oleh masyarakat umum ialah tari
Minangkabau bersifat ritmis yang dibingkai oleh ritme musik, baik bersifat
melodis maupun bersifat perkusif.
8
Selanjutnya agar kesenian tersebut lebih menarik sebagai bentuk seni
pertunjukan yang mengkini dalam bentuk entitas seni yang lebih bercitra estetika
”sempurna” , diperlukan upaya kreatif dan menjadikan Tari Adok yang tradisional
tersebut sebagai sumber penciptaan. Dalam kondisi yang seperti ini patut
dipertimbangkan bagaimana pandangan Bruno Netle melihat nyanyian rakyat
(folk song ) agar tetap berlanjut kelangsungan hidupnya seperti demikian. “As we
have just indicated, a folk song must be accepted or it will be forgotten and die.
There is another alternative: if it is not accepted by its audience, it may be
changed to fit the needs and desires of the people who perform and hear it”.2
Berdasarkan kreatifitas seperti yang diharapkan akan lahir suatu produk
baru entitas seni pertunjukan berbentuk teaterikal tari (dance theatre) yang lebih
menarik dan mandiri serta punya ruang kemungkinan pertunjukan yang lebih luas
tidak saja dalam konteks budaya atau tradisi masyarakat setempat. Dengan
perkataan lain ialah, akan diciptakan suatu bentuk tarian teaterikal baru yang lebih
dikemas dalam jangkauan artistika yang kompleks namun tetap berbasis pada
penceritaan yang dibawakan pemusik sebagai repertoar seni sebagaimana dalam
kehidupan budaya masyarakat Paninggahan yang terlahir dalam tradisi
penceritaan pada Tari Adok tradisional mereka. Berdasarkan tindakan yang
seperti itu, diyakini produk seni ini dapat memenuhi selera penontonnya dalam
perkembangan situasi yang megkini.
Untuk menjadikan Tari Adok tradisional itu menjadi sumber penciptaan,
sehingga lahir suatu produk seni baru seperti yang dimaksud, dapat dipastikan
secara lebih khusus lagi permasalahan yang mereka hadapi ialah bahwa
masyarakat setempat dan khususnya pendukung kesenian ini tidak mampu
melakukannya. Oleh karena itu, tidak ada cara lain untuk melakukan penciptaan
produk seni baru sebagaimana yang dimaksud adalah dengan cara mendatangkan
tenaga ahli dan terampil dalam penciptaan seni tari dan musik dari Institut Seni
Indonesia (ISI) Padangpanjang yang secara institusional turut bertanggung jawab
2Bruno Nettl, Folk and Traditional Music of The Western Continents¸ second edition,
(New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1973), p. 4.
9
memberdayakan kekayaan seni budaya Melayu Minangkabau khususnya dan seni
budaya Melayu pada umumya sebagaimana Visi lembaga ini, yaitu mewujudkan:
”Ilmuan Seni dan Seniman Budaya Melayu Berjaya”. Dengan demikian, amat
jelas dan menjadi penting dilaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui
program IbM ini ke tengah masyarakat Paninggahan dalam rangka penguatan
budaya seni budaya mereka dan Minangkabau pada umumnya sebagai bagian dari
kekayaan seni budaya Indonesia.
BAB II: TARGET DAN LUARAN
Jenis luaran yang dihasilkan adalah berupa satu repertoar tari ”baru”
berbentuk teater tari (dance theatre), yaitu suatu tarian yang dibangun atau
berlangsung atas penceritaan atau kisah yang disampaikan oleh pemusik dan
berdasarkan kisah yang didendangkan pemusik itu penari mengekspresikan ke
dalam bentuk gerakan-gerakan tertentu. Penari yang terdiri dari tiga tokoh utama,
sebagaimana dalam tradisi Tari Adok, dikembangkan peran dan volume
kepenariannya sejalan dengan pengembangan aspek koreografis, sehingga
jangkauan ekspresi yang dapat dilakukan akan semakin luas jika di bandingkan
dengan luas jangkauan ekspresi yang dapat dilakukan oleh tokoh dalam tari Adok
tradisional.
Sebagai sebuah karya teater tari yang berakar pada budaya lokal setempat
dan menarik sebagai tontonan yang mengkini, maka kemasan artistikanya akan
diperhitungkan dalam berbagai aspek yang dipandang memenuhi rasa kepuasan
hiburan, terutama kepuasan estetika masyarakat setempat sebagai kaum agraris
pedesaan, namun tetap berada dalam kungkungan norma-norma adat mereka
yang kuat. Sebagai sebuah karya seni yang sempurna jangkauan estetikanya, maka
diharapkan pada karya ini memenuhi tiga ciri utama kondisi keindahan (the
conditions of beauty) sebagaimana yang yang dimaksud Thomas Aquinas dalam
kutipan Goerge Dickie, yaitu adanya kesempurnaan atau keadaan tanpa cela
(perfection or unimpairedness), keseimbangan atau harmoni (proportion or
10
harmony), dan kecemerlangan atau kejelasan (brigthtness or clarity).3
Namundalam hal ini pertimbangan nilai-nilai moralitas yang menjadi bagian dari
budaya masyarakat setempat, tetap diperhatikan dalam kaitannya dengan
penciptaan dan pertunjukan teater tari seperti yang dimaksud. Berdasarkan itu
diharapkan karya teater tari ini benar-benar dirasakan sebagai milik mereka,
meskipun sesungguhnya telah terjadi suatu suguhan baru yang tidak pernah
mereka nikmati sebelumnya.
Beberapa aspek yang akan dikembangkan (kreativitas) dan menjadi target
yang hendak dicapai dalah seperti demikian:
GERAKAN TEKS
CERITA
DESAIN/
PANG-
GUNG/
PEMEN-
TASAN
KOMPOSISI/K
OREOGRAFI KOSTUM
Mengembang
kan bentuk-
bentuk
gerakan
simboloik
yang sudah
ada pada
tradisi Tari
Adok
Mengembang
kan struktur
cerita
bersumber
pada tradisi
Tari Adok
Mengembang
kan desain
panggung
dan konsep-
konsep
penataan
ruang pentas
Mengolah dan
mengembangkan
elemen
komposisi dan
menata alur
penceritaan
dalam kesatuan
koreografis
Mengem-
bangkan
dan menata
kostum
sesuai
dengan
prinsip
penokohan
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan secermat mungkin dalam
kelangsungan kreativitas penciptaan tari teaterikal sebagaimana yang diharapkan,
ditargetkan pula dalam waktu panjang produk ini dapat menjadi bagian dari
budaya mereka. Dengan demikian, maka produk pengabdian program IbM berupa
potensialisasi Kesenian Adok yang melahirkan karya teater tari baru seperti yang
dimaksud dapat memperkuat ketahanan budaya seni, khususnya budaya seni
3George Dickie, Aesthetics an Intoductioan, (Indianapolis: The Bobbs-Merrill Company,
Inc., 1971), 7-8
11
Minangkabau sebagai bagian dari seni budaya Indonesia. Adapun durasi karya
yang ditergetkan adalah selama 25 – 30 menit.
Untuk keperluan penciptaan karya teater tari yang dimaksud diperlukan
hal-hal sebagai berikut:
1. Penari laki-laki remaja 8 orang
2. Penari perempuan remaja 4 orang
3. Pemusik 5 orang
4. Penari tokoh 3 orang
Sehubungan dengan rencana dan target kerja yang seperti demikian, maka
ketua pengabdian bersama anggota melakukan serangkaian kegiatan yang
mencakup pengembangan aspek koreografis, aspek musikal, dan aspek rias dan
busana. Setiap aspek tersebut dilakukan dan dipertanggungjawab berdasarkan
keahlian masing, yaitu Hartati, M. S.Kar., M.Hum., bertanggung jawab secara
keseluruhan dan khusunya terhadap pengembangan rias dan busana; Dr. Martion,
S.Kar., M.Sn., bertanggung jawab terhadap pengembangan koreografis;
sedangkan Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar., M.Hum., bertanggung jawab terhadap
pengembangan musik tarian mencakup garapan cerita.
Selanjutnya sejalan dengan kerja kemitraan ini, maka mitra bertanggung
jawab menyiapkan dan mengkoordinir anggota pemain, menyediakan tempat
latihan, serta penunjang latihan lainnya. Akhir dari kerja IbM ini ialah
mengadakan pertunjukan dalam kaitan dengan alek nagari (helat nagari)
berlingkup kenegarian Paninggahan. Pertunjukan yang dimaksud adalah dalam
rangka sosialisasi ke tengah masyarakat pendukung. Kegiatan ini dikerjakan dan
disiapkan oleh masyarakat setempat melalui tanggung jawab mitra. Pada akhirnya,
produk pengabdian berupa teater tari yang berdurasi sekitar 20 – 30 menit tersebut
dijadikan sebagai kekayaan produk budaya masyarakat setempat, yang dapat
mereka jadikan sebagai repertoar seni dan juga sebagai sumber inspirasi untuk
mengembangkan entitas seni-seni tradisi mereka yang lain.
12
BAB III: METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan kegiatan ini lebih dipilih ialah partisipatif,
kolaboratif, dan eksperimental koreografis antara anggota pengabdi dan mitra
dengan mengacu pada tradisi Tari Adok sebagai kepustakaan. Seniman tradisional
Tari Adok dihadirkan sebagai nara sumber utama dan sekaligus diminta
memberikan masukan sesuai dengan kerangka artistika yang mereka punyai.
Tujuannya adalah agar kreativitas tarian yang dilakukan tidak jauh menyimpang
dari bingkai apresiasi masyarakat setempat. Selanjutnya langkah metodis tersebut
dapat dijelaskan seperti demikian.
1. Partisipatif; partisipatif yang dimaksud adalah melibatkan langsung
anggota pengabdian mempelajari dan mendalami hal-hal yang prinsip
dalam tradisi Tari Adok antara lain meliputi aspek pembentukan gerak,
pemberian isi pada gerak, perangkaian gerak, dan pencerapan cerita
untuk diekpresikan ke dalam bentuk gerak, serta merangkaikannya
menjadi alur koreografis.
2. Kolabaoratif; kolabarasi adalah tindakan menggabungkan sejumlah
penari dan pemusik untuk sama-sama memperhatikan sumber
penciptaan, yaitu Tari Adok tradisional, dan kemudian mendiskusikan
dalam rangka memahamim konsep koreografis yang ada pada tari
rujukan tersebut. Selanjutnya berlatih gerak-gerak pokok yang ada
pada tarian itu sampai menguasainya.
Berkaitan dengan penguasan tersebut, lalu dilakukan pengembangan
gerak berdasarkan alur penceritaan yang telah disiapkan dan bentuk
alternatif gerakan yang juga telah disiapkan pengabdi sebelumnya
sebagai hasil eksplorasi gerakan kerja di studio.
3. Eksperimental koreografis; gerakan-gerakan pokok yang dikuasai
bersumber pada gerakan tradisional Tari Adok dijadikan sebagai dasar
eksperimen pengembangan gerakan, meliputi pemahaman karakter
gerak, pengembangan volume gerak, pengembangan ritme gerak, dan
kemungkinan pengembangan dalam bentuk berbagai gerakan simbolik
13
lainnya. Dalam kerja ini, juga termasuk pengembangan alur
penceritaan, sehingga struktur cerita bisa jauh lebih kompleks jika
dibandingkan dengan struktur cerita pada tari sumbernya.
Pada akhirnya eksperimen koreografis ini akan diwujudkan menjadi
suatu ketetapan dalam bentuk suatu karya teater tari sebagaimana yang
diharapkan.
Melalui kerja yang seperti demikian tampaklah keterlibatan antara
kelompok pengabdi bekerja sama edukatif dengan mitra, sehingga pengalaman
langsung pengembangan seni tradisional, yaitu menjadikan kesenian tradisional
sebagai sumber, dapat dilahirkan kesenian ”baru” sebagaimana yang diharapakan.
BAB IV: KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang adalah perguruan tinggi seni
yang dipandang layak mengayomi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat,
terutama dalam bidang pengembangan seni budaya. Alasannnya ialah, salah satu
dharma yang menjadi kewajiban bagi lembaga pendidikan tinggi seni ini ialah,
pengabdian kepada masyarakat. Selain daripada itu ialah, sebagai sebuah
perguruan tinggi, lembaga ini memiliki sejumlah tenaga akademisi seni, praktisi
seni, dan ahli penciptaan seni yang sangat memadai. Untuk itu, sepantasnyalah ISI
Padangpanjang dipandang layak melakukan dan sekaligus melakukan pengawasan
terhadap kegiatan pengabdian masyarakat, terutama pengabdian berupa
pengembangan seni yang akan memberikan kontribusi terhadap kekayaan dan
penguatan budaya seni di lingkungan masyarakat.
Kerja pengabdian ini dipertanggung jawabkan oleh dosen ISI
Padangpanjang dan bekerja sama dengan mitra yang telah berpengalaman utama
di bidang masing-masing seperti demikian.
14
1. Hartati, M.S.Kar., M.Hum (Ketua) adalah penata rias dan busana dan
juga sebagai pengajar di bidang ini, selain juga berpengalaman sebagai
penari, dan mengajar estetika tari di ISI Padangpanjang.
2. Dr. Martion, S.Kar., M.Sn. (Anggota) adalah doktor penciptaan tari
dan penari tradisional yang baik. Berbagai koreografis telah
dilahirkannya di samping mengajar tari tradisional dan komposisi tari
di ISI Padangpanjang
3. Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar., M.Hum. (Anggota) adalah Guru Besar
pengkajian seni pertunjukan, pencipta musik, dan juga pemusik yang
cukup berpengalaman dalam kajian seni dan penciptaan musik. Bidang
keahlian yang ditekuni tersebut sekaligus dipercaya mengajarkannya
oleh ISI Padangpanjang kepada mahasiswa, baik strata-1 maupun
strata-2.
4. Dua orang mahasisiwa yang akan dilibatkan, yaitu Ilham (mahasiswa
jurusan tari semester VI) dan Erwin (mahasiswa jurusan tari semester
VI) adalah mahasiswa yang cukup berprestasi sebagai penari. Mereka
adalah penari yang baik dan juga berpengalaman dalam penciptaan
tari.
5. Tiga dosen pembantu pengabdian, yaitu Admiral, S.sn., M.Sn., (pelatih
dendang), Hendri Jihadul Barkah, S.Sn., M. Hum., (penyusun naskah
dan pelatih penghayatan), dan Yesriva Nursyam, S.Sn., M.Sn., (pelatih
tari), dan tujuh orang (pembantu pelatih musik)
Berdasarkan kompetensi pengusul yang telah dijelaskan di atas dapat
diyakini, bahwa program IbM (Ipteks bagi Masyarakat) ini berjalan dengan baik
dan lancar.
15
BAB V: HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensialisasi kesenian adok yang dilakukan untuk mewujudkan karya tari
”baru” bersifat penceritaan sampai pada laporan akhir ini dibuat telah
menghasilkan luaran seperti demikian.
A. Alur Cerita
Babak ISI CERITA Durasi
I Situasi kehidupan budaya perhelatan terkait dengan
tata krama menampilakn seni di tengah perhelatan dan
dilanjutkan dengan salam, serta mengambarkan tata
krama penghargaan dan salam penghormatan antara
pelaku seni dengan penonton serta pelaku seni dengan
sesamanya.
5 mt.
II Mengambarkan situasi kehidupan sehari-hari
masyarakat tradisional Paniggahan sebagai masyarakat
agraris dan nelayan danau, serta aktivitas kehidupan
lainnya.
4 mt.
III Menggambarkan kehidupan sosok dewa memelihara
anak dan aktivitas kebaikan lainnya, sehingga ditiru
oleh manusia sebagai suatu tindakan atau perilaku
yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
6 mt.
IV Menggambarkan konflik, terjadi perilaku baik dan
tidak baik dalam kehidupan yang diekpresikan dalam
bentuk berbagai gerakan pertarungan.
5 mt.
V Pendamaian situasi konflik oleh tokoh kharismatik
yang bermuara pada perdamaian dan tidak perlu ada
konflik dalam kehidupan, sehingga tidak ada yang
menang dan yang kalah dengan menghormati prinsip
kebersamaan.
4 mt.
B. Kerangka Tari
Babak EKSPRESI GERAK Durasi
I Gerak berjalan menuju guru untuk bersalaman,
gerakan sembah ke arahah empat penjuru, gerakan
salaman sesama penari. (berlanjut pada gerakan
peralihan babak)
5 mt./
gambar
terlampir
II Gerak menggambarka kehidupan sehari-hari
masyarakat Paninggahan. (berlanjut pada gerakan
peralihan babak)
4 mt./
gambar
terlampir
16
III Gerak rampak menggambar kehidupan bersama dalam
kedamaian; gerakan pencak silat dan pertarungan
menggambarkan konflik batin perbuatan buruk dan
perbuatan baik. (berlanjut pada gerakan peralihan
babak)
6 mt./
gambar
terlampir
IV Gerakan alam dewa yang diperankan oleh tokoh
wanita melahirkan gerakan mengasuh anak sambil
bersenandung; dua tokoh penari laki-laki
memperebutkan dewa, dan terjadi perkalihan merebut
dewa; guru tari sebagai tokoh spritual mendamaikan
dengan menari bersama.
5 mt./
gambar
terlampir
V Tokoh spritual mendamaikan perkelahian dan dilerai
dengan cerana
4 mt./
gambar
terlampir
C. Komposisi Musik Tari
Babak GARAPAN MUSIK Durasi
I Pasambahan meminta seni adok untuk tampil diiringi
dengan nyanyian kisah, menggunakan ilustrasi melodi
bansi lagu palayaran. (untuk peralihan pada bagian
berikut menggunakan pola ritme gendang peralihan)
5 mt.
II Dendang ratok solokdiringi dengan rebab dan ritme
gendang. (untuk peralihan pada bagian berikut
menggunakan pola ritme gendang peralihan)
4 mt.
III Dendang ratok muaro labuah diringi dengan rebab dan
ritme gendang, pada bagaian tertentu dendang
bersama
6 mt.
IV Dendang ratok paninggahan diringi dengan rebab dan
naynyian bersama
5 mt.
V Gendang silat dan menggunakan melodi sarunai 4 mt.
D. Pelaksanaan Pertunjukan
1. Lokasi dan pendahuluan pertunjukan
Pertunjukan karya pengabdian pada masyarakat ini diselenggarakan pada
hari/tanggal, Selasa/ 2 Agustus 2016 pukul 21.00 WIB, berlokasi di Rumah
Gadang, Tangah Luang, Jorong Subarang, Kenegarian Paninggahan. Pertunjukan
dihadiri oleh Wali Nagari – Kenegarian Paninggahan, bersama Wali Jorong,
Pemuka Masyarakat, pemuda dan pemudi, serta masyarakat Paninggahan, Kec.
17
Junjung Sirih, Kab. Solok. Jumlah penonton diperkirakan sebanyak lebih kurang
350 orang.
Sebelum pertunjukan dimulai, terlebih dulu (sesuai dengan susunan acara)
Tim Pengabdian menyampaikan penjelasan dan ucapan terima kasih sekaligus
menyerahkan hasil pengabdian pada masyarakat setempat berupa paket
pertunjukan tari ”Potensialisasi Kesenian Adok Masyarakat Paninggahan Untuk
Penguatan Budaya Seni” kepada Wali Nagari. Juga disampaikan ucapan terima
kasih pada masyarakat dan Kemensristekdikti serta ISI Padangpanjang atas
terselenggaranya pengabdian ini. Selanjutnya kata sambutan dari Wali Nagari
sekaligus menerima hasil pengabdian yang telah diserahkan Tim Pengabidan.
Gambar- 2:
Pembawa acara
18
Gambar- 3:
Penjelasan/penyerahan hasil pengabdian oleh wakil Tim Pengabdian
Gambar- 4:
Sambutan Wali Nagari
19
2. Penyelenggaraan pertunjukan
a. Pertunjukan Tari Adok Tradisional
Sebelum karya pengabdian berupa Potensialisasi Kesenian Adok
dipertunnjukkan, terlebih dulu dipertunjukkan Tari Adok Tradisional sebagai
pengenalan kepada masyarakat dan sekaligus sebagai perbandingan. Banyak
masyarakat setempat yang belum melihat bagaimana bentuk kesenian Adok
Tradisional. Oleh karena itu, pengenalan Tari Adok Tradisional ke tengah
masyarakatnya sendiri dipandang perlu dilaksanakan, sehingga masyarakat
setempat dapat membandingkan karya pengabdian dengan tari Adok tradisional
mereka sendiri.
Gambar- 5:
Pertunjukan Tari Adok Tradisional
b. Pertunjukan karya pengabdian ”Potensialisasi Kesenian Adok”
Pertunjukan karya pengabdian ini terdiri atas lima Babakan sebagai
berikut.
1) Karya tari
Babak ISI CERITA Durasi
I Situasi kehidupan budaya perhelatan terkait dengan
tata krama menampilakn seni di tengah perhelatan dan
5 mt.
20
dilanjutkan dengan salam, serta mengambarkan tata
krama penghargaan dan salam penghormatan antara
pelaku seni dengan penonton serta pelaku seni dengan
sesamanya.
II Mengambarkan situasi kehidupan sehari-hari
masyarakat tradisional Paniggahan sebagai masyarakat
agraris dan nelayan danau, serta aktivitas kehidupan
lainnya.
4 mt.
III Menggambarkan kehidupan sosok dewa memelihara
anak dan aktivitas kebaikan lainnya, sehingga ditiru
oleh manusia sebagai suatu tindakan atau perilaku
yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
6 mt.
IV Menggambarkan konflik, terjadi perilaku baik dan
tidak baik dalam kehidupan yang diekpresikan dalam
bentuk berbagai gerakan pertarungan.
5 mt.
V Pendamaian situasi konflik oleh tokoh kharismatik
yang bermuara pada perdamaian dan tidak perlu ada
konflik dalam kehidupan, sehingga tidak ada yang
menang dan yang kalah dengan menghormati prinsip
kebersamaan.
4 mt.
2) Proses pertunjukan:
Babak
I
Gerak berjalan menuju guru untuk bersalaman,
gerakan sembah ke arahah empat penjuru, gerakan
salaman sesama penari. (berlanjut pada gerakan
peralihan babak)
5 mt.
Gambar- 6:
Penari besalaman dengan Guru dan Pemuka Masyarakat
21
Gambar- 7:
Penari melakukan gerakan sembah pembuka pada penonton
Babak
II
Gerakan menggambarka kehidupan sehari-hari
masyarakat Paninggahan. (berlanjut pada gerakan
peralihan babak)
4 mt.
Gambar- 8:
Gerakan yang menggambarkan kehidupan masyarakat Paninggahan
22
Gambar- 8:
Gerakan yang menggambarkan kehidupan berkelompok masyarakat Paninggahan
III Gerakan rampak menggambar kehidupan bersama
dalam kedamaian; gerakan pencak silat dan
pertarungan menggambarkan konflik batin perbuatan
buruk dan perbuatan baik. (berlanjut pada gerakan
peralihan babak)
6 mt.
Gambar- 9:
Gambaran konflik bathin tokoh yang menggambarkan sifat baik dan buruk
23
IV Gerakan alam dewa yang diperankan oleh tokoh
wanita melahirkan gerakan mengasuh anak sambil
bersenandung; dua tokoh penari laki-laki
memperebutkan dewa, dan terjadi perkalihan merebut
dewa; guru tari sebagai tokoh spritual mendamaikan
dengan menari bersama.
5 mt.
Gambar- 10:
Tokoh merasakan kemunculan alam dewa
Gambar- 11:
Dewa turun dari khayangan dan memepengaruhi kedua pemuda
24
Gambar- 12:
Dua tokoh pemuda berkelahi memperebutkan dewa
Gambar- 13:
Perkelahian dua tokh memeperebutkan dewa
25
V Tokoh spritual mendamaikan perkelahian dan dilerai
dengan cerana
4 mt.
Gambar- 14:
Kedua tokoh didamaikan oleh tokoh spiritual masyarakat paninggahan
Gambar- 15:
Siriah carano merupakan simbol perdamaian ke dua tokoh
26
3) Musik iringan
Babak GARAPAN MUSIK Durasi
I Pasambahan meminta seni adok untuk tampil diiringi
dengan nyanyian kisah, menggunakan ilustrasi melodi
bansi lagu palayaran. (untuk peralihan pada bagian
berikut menggunakan pola ritme gendang peralihan)
5 mt.
II Dendang ratok solok diringi dengan rebab dan ritme
gendang. (untuk peralihan pada bagian berikut
menggunakan pola ritme gendang peralihan)
4 mt.
III Dendang ratok muaro labuah diringi dengan rebab dan
ritme gendang, pada bagaian tertentu dendang
bersama
6 mt.
IV Dendang ratok paninggahan diringi dengan rebab dan
naynyian bersama
5 mt.
V Gendang silat dan menggunakan melodi sarunai 4 mt.
Gambar-16:
Setting Para pemusik
27
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pengabdian pada masyarakat Paninggahan yang dilakukan berupa
pembuatan karya baru dengan dasar garapan bersumber pada tari tradisi
masyarakat setempat merupakan upaya penguatan budaya nasional yang patut
dijadikan sebagai salah satu bentuk pengembangan budaya berbasis kekayaan
lokal (local wisdom). Pengabdian seperti ini dapat memperluas dan memperdalam
apresiasi masyarakat setempat khususnya di bidang kehidupan seni pertunjukan
sebagai bagian dari kekayaan nasional yang mampu bertahan dalam konteks
kehidupan seni mengkini (contemporary). Pemberdayaan potensi sumber daya
masyarakat setempat untuk keperluan pengembangan dapat dijadikan sebagai
dasar penguatan dan penyinambungan kehidupan seni budaya sebagai warisan
masa lalu yang tidak mesti diartikan bahwa pewarisan itu adalah mempertahankan
suatu entias dan tidak boleh dibuat turunannya dalam bentuk lain. Langkah-
langah kearifan lokal (local genius)yang bersifat dinamis dan dasar filosofi yang
kuat sebagai kekayaan pengetahuan setempat (local wisdom) dapat dijadikan
sebagai dasar dan tolok ukur atau bingkai pengembangan menjadi sesuatu yang
”baru”. Pengabdian pada masyarakat yang dilakukan ini merupakan tindakan yang
mengarah pada penguatan ketahanan seni budaya sesuai dengan kondisi dan
situasi lingkungan kehidupan budaya yang beraneka di Nusantara ini.
B. Saran
1. Disarankan pada tokoh masyarakat untuk dapat memfungsikan tari
ini untuk kebutuhan adat istiatat daerah setempat. Tanpa adanya
masyarakat pendukung produk pengabdian ini besar kemungkinan
seni tari ”baru” yang diciptakan akan punah dan hilang sehingga sia-
sia pengabdian yang dilakukan.
28
2. Diharapkan pemerintah daerah ikut andil dalam mempertahankan
dan menumbuh kembangkan kesenian yang ada dan dapat
mendukung kegiatan ini dengan sempurna.
3. Disarankan pada penggiat seni setempat agar senantiasa
mempertunjukan tari ”baru” ini dalam konteks penyelenggaraan
upacara budaya setempat atau kebuyuhan pariwisata pada umumnya.
29
DAFTAR PUSTAKA
Brandon, James R. Theatre in Southeast Asia.Cambridge, Massachusetts:
Harvard University Prees, 1967.
Nettl,Bruno.Folk and Traditional Music of The Western Continents.
second edition.New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1973.
Dickie, George.Aesthetics an Intoductioan.Indianapolis: The Bobbs-
Merrill Company, Inc., 1971.
30
Lampiran:
1. Izin Pengabdian
2. Izin Penelitian/Pengabdian
3. Undangan Pertunjukan
4. Gambar/Video.
31
32
33
CURIKULUM VITAE
1. Ketua
CURRICULUM VITAE
Hartati, M. S.Kar., M.Hum.
Dosen pada Institut Seni Indonesia
Padangpanjang – Sumatera Barat
Indonesia
I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama Lengkap Hartati, M. S.Kar.,M.Hum.
2 Nomor Induk Pegawai 19590625198601 2 001
3 NIDN 00-2506-5905
3 Pangkat dan Golongan Ruang Pembina TK I, Gol. IV/b
4 Tempat Lahir/Tanggal lahir Bukittingi, 25 Juni 1959
5 Jenis Kelamin Wanita
6 Agama Islam
7 Status Perkawinan Kawin
8
Alamat Rumah
a. Jalan Dr. Abu Hanifah, No. 52, Telp.0752-82932
b. Kelurahan Guguk Malintang
c. Kecamatan Padangpanjang Timur
d. Kota Padangpanjang
e. Propinsi Sumatera Barat
9 Alamat Kantor Jalan Jl. Bundo Kanduang, No. 35 – Padangpanjang
10 No. Hp. O81374217449
12 Mata Kuliah yang Dibina - Tata Rias dan Busana
- Estetika Seni Rumpun Melayu
- Sejarah Tari
- Kapita Selekta Budaya
- Pencak Silat
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi ASKI (STSI)
Surakarta
Univ. Gadjah
Mada
-
Bidang Ilmu Tari Pengkajian Seni
Pertunjukan dan
Seni Rupa
-
34
Tahun Masuk-Lulus 1983-1985 1993-1997 -
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi “ Tari
Pengorbanan
Dalam Konflik”
“Galombang Seni
Pertunjukan
Penyambutan
Tamu di Ampalu,
Pariaman,
Sumatera Barat”
-
Nama
Pembimbing/Promotor
Narno, S.Kar. Prof. Dr.
Soedarsono.
-
III. PENGALAMAN PERTUNJUKAN/KARYA SENI
No PERAN/KEGIATAN/KARYA TAHUN KETERANGAN
1 2 3 4
1
Penari grup ASKI Padangpanjang pada
Festival Seni, Institut Kesenian
Indonesia.
1981
ASTI Denpasar
2
Penata Tari Pituah
1983
ASKI Padangpanjang
3
Penta tari bersama Ernida Kadir dan
Indriyetti “Tari Pengorbanan Dalam
Konflik”
1984
ASKI Surakarta
4
Penata Tari Badendang
1985
ASKI Padangpanjang
5
Penata Tari Penutupan MTQ
1987
Padangpanjang
6
Penata Tari Pembukaan MTQ Kabupaten
Agam di IV Angkat Candung
1990
Kabupaten Agam
7
Penata Tari Pembukaan MTQ Kabupaten
Agam di Kecamatan Baso
1997
Kecamatan Baso
8
Penata Artistik Karya Tari “Galombang
Silek Manyongsong”
2002
STSI Padang Panjang
9
Penata Artistik Pertunjukan Kolaborasi
Musik dan Tari “Tokok Balega”
2007
Pemda Sumatera
Barat
10
Pimpinan Produksi/Koreografer Tari Orang-
orang Rumah Bertanduk, Model Pertunjukan
untuk Pariwisata Kabupaten Tanah Datar
2011
Kabupaten Tanah
Datar
35
11 Penata Artistik Tari Piriang Bakaco,
Pembukaan Pekan Budaya Propinsi
Sumatera Barat
2012 Kabupaten Solok
IV. KARYA ILMIAH
No JUDUL TAHUN KETERANGAN
1 2 3 4
1
“Difusi Pakaian Tari Baru”
1998
Jurnal Palanta, Edisi 3, STSI
Padangpanjang
2
“Pertunjukan Bagurau Saluang”
2000
Jurnal Pendidikan STSI
Padangpanjang, ISSN: 1412-
5803 Vol. 4 No. 2
3
”Transformasi Tari Gambus ke
Tari Dana”
2001
Jurnal Penelitian, Edisi I, STSI
Padangpajang
4
”Galombang: Seni Pertunjukan
Penyambutan Tamu di Ampalu,
Pariaman”
2002 Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 5,
No. 2, STSI Padangpanjang
5
”Tari Guleta dan Buai-Buai
Bersaudara Ekspresi Budaya Orang
Kasang Pariaman”
2006
Jurnal Gerak jo Garik,
Pengkajian dan Penciptaan
Seni, ISSN: 1907-4859
6
”Debus: Kesenian Magis
Masyarakat Pesisir Selatan
Sumatera Barat”
2009
Jurnal Gerak jo Garik,
Pengkajian dan Penciptaan
Seni, ISSN: 1907-4859
7 “Pergeseran Nilai Tari Tukuik
Tunggak Pada Masyarakat
Parumpuang Kecamatan
Payakumbuh, Kab. Lima Puluh
Kota, Sumbar”.
2012 Jurnal Gerak jo Garik,
Pengkajian dan Penciptaan
Seni, ISSN: 1907-4859. No. 8,
Vol.1
8 Makalah: ”Tari Adok Masyarakat
Paninggahan, Kab. Solok sebagai
Seni Ekspresif Budaya
Minangkabau dalam Konteks
Industri Kreatif”.
2014 Makalah dibacakan pada
Seminar ”Tari Langgam
Nusantara dalam Industri
Kreatif”, di Jurusan tari ISI
Padangpanjang.
V. Pengalaman Penelitian
No. Tahun Judul Pendanaan
Sumber Jumlah
(jt)
1 2009 Anggota Peneliti :
Pemanfaatan Khasanah Hibah Kompetitif Penelitian 85 jt.
36
Tradisi Musik Gandang
Tambua Minangkabau
dalam Rekayasa
Penciptaan Genre Baru
Ansambel dan Musik
Lapangan, Rekayasa
Instrumen dan
Instrumentasi
Komposisi Ensambel
“Gong Tambur”
Sesuai Prioritas Nasional, No.
168/SP2H/PP/DP2M/V/2009,
tgl. 30 Mei 2009
2 2010 Anggota Peneliti Hibah
Penelitian Strategis
Nasional “Pemanfaatan
Khasanah Tradisi
Musik Gandang
Tambua dalam
Rekayasa Penciptaan
Genre baru Ensambel
dan Musik Lapangan,
Penciptaan Prototype
Ensamble dan Lagu-
lagu Musik Gong
Tambur sebagai Model
Pengembangan
Hibah Kompetitif Penelitian
Sesuai Prioritas Nasional, No.
192/SP2H/PP/DP2M/III/2010,
tgl. 01 Maret 2010
65 jt.
3 2013 Anggota Peneliti Hibah
Penelitian Unggulan
Perguruan Tinggi:
”Pemetaan Seni Budaya
Rumpun Melayu Kota
Samarinda Kalimantan
Timur dengan Metode
Indentifikasi Data
Menuju Art New”.
Hibah Penelitian Unggulan
Perguruan Tinggi: Dipa ISI
Padangpanjang No
023042415083/2013, tgl.
15 Desembeber 2012
Kontark. No.472/IT
07.4/TL/2013, tgl. 12-8-2013
50 jt.
VI. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml. (Jt.
Rp.)
2011 Anggota pengabdian: IbM
Model Kemasan Seni
Pertunjukan Parawisata
Minangkabau
Dibiayai dengan DIPA
DP2M Dikti, Depdiknas
45 jt.
37
Demikianlah curriculum vitae ini dibuat dengan sebenarnya.
Padangpanjang, 10 Maret 2015
Hartati, M.. S.Kar., M.Hum.
2. Anggota
CURRICULUM VITAE
1 Nama Lengkap Dr. H. Martion, S. Kar,. M. Sn 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 NIP 19580121 198810 1 001
4 Tempat dan Tanggal Lahir Solok, 21 Januari 1958 5 Alamat Rumah Jln. Bahder Johan RT III Kelurahan
Bukit Surungan Padang Panjang Barat
6 Nomor Telepon/Faks/email [email protected]
7 Nomor HP 081388022267
8 Alamat Kantor Jl. Bundo Kandung No. 35 Padangpanjang
9 Nomor Telepon/Faks 0752-82077/0752-82803
10 Alamat e-mail stsi- [email protected]
11 Mata Kuliah yg diampu
1Studio II
2 Analisis Seni Tari 1
3 Garap Tari Berkarakter
4 Tata Artistik
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
Program: S-1 S-2 S-3
1 Nama PT Institut Seni Indonesia Surakarta
Institut Seni Indonesia Surakarta
Insitut Seni Indonesia Yogyakarta
2 Bidang Ilmu Penciptaan Tari Penciptaan Seni Penciptaan Seni
3 Tahun Masuk 1985 2000 2008
4 Tahun Lulus 1987 2003 2012
5Judul Skripsi/ Tesis/Disertasi
Bujang Pajudi Perhelatan Sebagai Dasar Sebuah Bangunan Pertunjukan
Bajamba Gadang
38
6 Nama Pembim- bing/ Promotor
Wahyu Santotoso M.sn
Prof. Sardono W Kusumo
Prof. Dr Sumandiyo Hadi., M.si dan Prof. Sardono W. Kusumo
III PENGALAMAN PENELITIAN
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 1996 Tari Piriang Saniang Baka
Kabupaten Solok (Magang)
Mandiri
2 1996 Tari Tradisi Buai-Buai Pesisir
Selatan (Magang)
Mandiri -
3 1997 Tari Alang Suntiang Pangulu di
Padang Laweh (Magang)
Mandiri -
4 2010 Workshop Seni Tradisi di UNY
Yogyakarta
5 2010 Workshop Seni Tradisi di
Univesitas Malang
6 2011 Kolaborasi Gong Tambur Mahdi
Dengan Karya Tari Jawek
Sajamba, di ISI Padang Panjang
7 2011 Jawek Baronjin Kito Sajamba,
Solok (dalam rangka HUT ke-41
Kota Solok, Sumatra Barat
8 2012 Bajamba Gadang Mandiri
9 2012 Tari Kolosal Piriang Bakaco
dalam Rangka Pekan Budaya
Provinsi - Sumatera Barat di
Kabupaten Solok
Dana Provinsi ( Taman Budaya Padang )
60.000.000
10 2012 Instruktur Pembekalan Kuliner
Sumatera Barat ( Rendang )
Pariwisata Kota Solok
5.000.000
11 2013 Jurnal Eksistensi Tari
Minangkabau di Era Globalisasi
Mandiri
12 2014 Nagari Bapaga DIPA ISI Padang Panjang
30.000.000
13 2014 Jurnal Budaya Kuliner Mandiri
39
Minangkabau
IV PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
1 1996 Magang Seni Tradisi di Pesisir Selatan
2 1996 Tari Piriang Saniang Baka Kabupaten Solok (Magang)
3 1996 Tari Tradisi Buai-Buai Pesisir Selatan (Magang)
4 1997 Tari Alang Suntiang Pangulu di Padang Laweh (Magang)
5 2012 Instruktur Pembekalan Kuliner Sumatera Barat ( Rendang)
6 2012 Instruktur Festival Kuliner di Padang Sumatera Barat
(Rendang)
IV. PENGALAMAN MENATA TARI
No Tahun Judul Karya Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2003 Perhelatan Sebagai Dasar
Sebuah Seni Pertunjukkan ISI
Surakarta (Karya S-2)
Mandiri -
2 2005 Tungku Tigo Sajarangan, di
ISI Padang Panjang
DUE-Like 30.000.000
3 2006 Biduan, di Taman Budaya
Padang
Hibah Kelola 35.000.000
4 2006 Bola Dunia, di Taman Budaya
Padang
Bagian hibah kelola
sda
5 2006 Silek Luambek di Taman
Ismail Marzuki Jakarta
Taman Ismail
6 2007 Tiga Peran Dalam Adat
Minangkabau di Padang
Mandiri -
V. PENGALAMAN SEBAGAI PEMAKALAH
No Tahun Judul Makalah Tempat
1 2010 Perkembangan Seni Tradisi Pesisir Selatan Universitas
40
Malang
VI. PENGALAMAN SEBAGAI PEMAKALAH
No Tahun Judul Buku
1 2012 Bajamba Gadang
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Strategis Nasional.
Padangpanjang,05 Maret, 2015 Yang Menyatakan
Dr. H. Martion, S.Kar., M.Sn
3. Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar.,M.Hum.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Guru Besar
4 NIP/NIK 196009021987021002/E. 186898
5 NIDN 00-0209-6009
6 Tempat dan Tanggal Lahir Baso, Agam 2 September 1960
7 E-mail [email protected]
8 Nomor HP 081363216080
9 Alamat Kantor Jl. Bundo Kanduang, No.35.
10 Nomor Telepon/Faks 0752-82077/Fax. 82803
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan
S-1= 40 org.; S-2= 20 org.; S-3= 2 org.
13 Mata Kuliah yang Diampu 1. Pengkajian Seni
2. Metodologi Penelitian
41
3. Kajian Islam dan Kebudayaan Melayu
4. Teknik Penulisan Ilmiah
5. Pancasila
6. Perkembangan Seni Pertunjukan
7. Seni Pertunjukan Indonesia
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi ASKI (STSI) Surakarta
Univ. Gadjah Mada
Univ. Gadjah Mada
Bidang Ilmu Karawitan Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa
Ilmu Budaya – Pengkajian Seni Pertunjukan
Tahun Masuk-Lulus 1983-1985 1992-1995 1999-2003
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
“Musik Iringan Tari Pengorbanan Dalam Konflik”
“Fungsi Gandang Oguang Dalam Masyarakat Sialang, Minangkabau”
“Perkembangan Budaya Musik Perunggu Minangkabau di Sumatera Barat”
Nama Pembimbing/Promotor
Rustopo, S.Kar. Prof. Dr. Soedarsono.
Prof. Dr. Soedarsono
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml. (Jt.
Rp.)
1 2009 “Pemanfaatan Khasanah Tradisi Musik Gandang Tambua Minangkabau Dalam Rekayasa Penciptaan Genre Baru Ansambel dan Musik Lapangan: (Rekayasa Instrumen dan Instrumentasi Komposisi Ansambel “Gong
Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional, No. 168/SP2H/PP/DP2M/V/2009, tgl. 30 Mei 2009
85 jt.
42
Tambur)”
2 2010 “Pemanfaatan Khasanah Tradisi Musik Gandang Tambua Minangkabau Dalam Rekayasa Penciptaan Genre Baru Ansambel dan Musik Lapangan: (Penciptaan Prototipe Ansambel Dan Lagu-Lagu Musik Gong Tambur Sebagai Model Pengembangan)”
Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional, No. 192/SP2H/PP/DP2M/III/2010, tgl. 01 Maret 2010
65 jt.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun
Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml. (Jt. Rp.)
2011 IbM Model Kemasan Seni
Pertunjukan Parawisata
Minangkabau
Dibiayai
dengan DIPA
DP2M Dikti,
Depdiknas
45 jt.
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume
/Nomor/Tahun
1 2009 “Nilai-Nilai Islam
Dalam Pembentukan
Budaya Masyarakat
Minangkabau Tanah
Datar dan
Implementasinya Dalam
Kehidupan Seni
Pertunjukan Musik”
Jurnal, Pendidikan
dan Kebudayaan
Vol.15, No.6,
November 2009.
Terakreditasi-B
2 2010 “Dinamika Kehidupan
Kontemporer Zapin
dalam Peradaban Seni
Islam Nusantara”
PANGGUNG,
Jurnal Seni STSI
Bandung
Vol 20, No.1. Januari-
Maret 2010.
Terakreditasi-B
3 2011 “Pemanfaatan Khasanah
Tradisi Musik Gandang
Tambua Minangkabau ”
PANGGUNG,
Jurnal Ilmiah Seni
& Budaya Seni
Vol 21, No.1. Januari-
Maret 2011.
Terakreditasi-B
43
STSI Bandung
4 2012 “Utilizing Minangkabau
„Gandang Tambua‟
Traditional Music
Repertoire in
Engineering the New
Genre of Ensemble and
Outdoor Music „Gong
Tambur Madi”
MUDRA, Journal
of Art and
Culture- Indonesia
Institut of The
Arts, Denpasar.
volume 27 No. 3
December 2012.
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun
Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/
Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1 Forum Sembang (Seminar)
Zapin,
Makalah
“Dinamika Kehidupan
Kontemporer Zapin
Sebagai Puncak
Peradaban Seni Islam
Nusantara”
Tanggal 21 Desember 2009, di Bengkalis.
2 Forum Seminar
Internasional “Saatnya
Guru Menulis”,
diselenggarakan oleh DPC
PPWI Kota
Padangpanjang.
Makalah: (Keynote
Speaker)
“Tulis Baca Itu… ,
Mencerdaskan”
Tahun 2010 di Pesantren Serambi Mekkah-Padangpanjang
3 Forum Seminar Nasional
“Pengembangan Seni
Kriya” Yang
diselenggarakan oleh
Jurusan Seni Kriya STSI
Padangpanjang.
Makalah:
“Keberagaman dan
Keseragaman Seni
Daerah Sebagai Mata
Pelajaran Muatan Lokal
Menuju Pembentukan
Karakter Bangsa”.
Tanggal 29 Juli 2010, di Kampus STSI Padangpanjang
4 Forum “Sarasehan
Nasional Media
Pertunjukan Rakyat –
Pekan Informasi Nasional
– Kemenkominfo,
Makalah:
“Menyikapi Seni
Pertunjukan Tradisional
Sebagai Media
Pembangunan Bangsa”
Tanggal 23-24 Mei 2010, di Pekan Baru
5 Forum “Ajang Kreatif
Ilmiah mahasiswa Jurusan
Seni Karawitan” STSI
Padangpanjang
Makalah:
“Penulisan Ilmiah”
Tanggal 15 Oktober 2010, di STSI Padangpanjang
44
6 Forum Seminar Nasional
“Pendidikan Kesenian di
Indonesia, Aplikasi Hirarki
Edukasi Berbasis
Kompetensi”,
diselenggarakan dalam
rangka Dies Natalis STSI
Padangpanjang ke-45.
Makalah:
“Mensiasati Peranan
Perguruan Tinggi Seni
Dalam Penyelenggaraan
Pendidikan Seni Berbasis
Kompetensi Sebagai Sub
Sistem Pendidikan
Nasional”
Tanggal 9 Desember 2010, di STSI Padangpanjang.
7 Makalah disampaikan pada
“International Seminar of
Southeast Asia Malay Arts
Festival” . ISI
Padangpanjang
Makalah:
“Islam Membentuk Seni
Pertunjukan Budaya
Melayu Nusantara”
Tanggal 25-29 November 2012 di ISI Padangpanjang
8 Forum:
“Seminar Internasional dan
Festival Musik Indonesia”
(Power point)
“Talempong Dan
Gamelan Bersaudara”
Tanggal, October
31–November 3,
2013 at the
Smithsonian
Institution,
Washington DC,
USA.)
9 Forum sebagai sebagai
Keynote Speech dalam
Seminar “Mufakat Budaya
Sumatera FGD Seniman
dan Penggiat Kebudayaan
Sumatera: Penggiat
Kebudayaan dgn Tema:
“Sumatera: Serambi
Budaya Melayu”.
“Perkembangan Seni
Budaya Melayu Sumatera
Dalam Konteks
Nusantara”
Tanggal, 12 – 14 Desember 2014, di Hotel Oasis Atjeh, Banda Aceh.
10 Sebagai keynote speech:
Pada seminar internasional:
”KEPAHLAWANAN
HAMKA” (Aktualisasi
Nilai Kependidikan Dari
Kehidupan Hamka).
“Buya Hamka: Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara Yang Patut Ditauladani”
Tanggal 21-2-2015 di Kampus IPDN-Baso, Kab. Agam.
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
1 Islam dan Kebudayaan
Seni Minangkabau 2009 220
Malak, Malang
2 Musik Perunggu
Nusantara;
Perkembangannya Di
2011 360 Sunan Ambu STSI Press, Bandung
45
Minangkabau
3 Islam Landasan Ideal
Kebudayaan Melayu
(Pemikiran
Fenomenologis)
2012 230
ISI Padangpanjang
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
- - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial
Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
No
Judul/Tema Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan Respon
Masyarakat
Ansambel musik
“Gong Tambur Madi” 2012
ISI Padangpanjang
Positif
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1 Piagam Penghargaan:
Sebagai Pembahas Dialog
Budaya Nasional
Direktur Jenderal Nilai
Budaya, Seni, dan Film
2005
2 Piagam Tanda Kehormatan:
“Satyalancana Karya Satya 10
Tahun”
Presiden RI 2006
3 Piagam Penghargaan:
“Dosen Berprestasi” STSI
Padangpanjang
Ketua STSI
Padangpanjang; Surat
No.1421/L.06/PP/2006.
2006
4 Paiagam Penghargaan Dinas
Pariwisata Seni dan Budaya
Prop. Sumbar sebagai “Juri”
Kepala Dinas Pariwisata
Seni, dan Budaya Sumbar
2006
5 Sertifikat:
Asesor dalam Program
Sertifikasi Dosen; Bidang
Ilmu Karawitan
Dirjendikti, Direktorat
Ketenagaan,
Direktur Ketenagaan
2007
6 Certificat as Steering Rektor Institut Seni 2007
46
Committee dalam
International Seminar on “The
Role of Cultural Arts for
Global Peace” di Bali
Indonesia Denpasar
7 Piagam Penghargaan:
Narasumber, dalam kegiatan
Pergelaran Pertunjukan
Rakyat Melalui Media
Penyiaran dalam Rangka
Pemberdayaan Pertunjukan
Rakyat Dalam Diseminasi
Informasi.
Plt. Dirjen Sarana
Komunikasi dan
Diseminasi Informasi
Tgl.23 Juli 2008;
(diselenggarakan di
Banjarmasin)
2008
8 Piagam Penghargaan:
Narasumber, dalam kegiatan
Pergelaran Pertunjukan
Rakyat Melalui Media
Penyiaran dalam Rangka
Pemberdayaan Pertunjukan
Rakyat Dalam Diseminasi
Informasi.
Plt. Dirjen Sarana
Komunikasi dan
Diseminasi Informasi
Tgl.4 – 5 April 2008;
(diselenggarakan di
Padang)
2008
9 Piagam
Penghargaan/sertifikat:
Narasumber, dalam kegiatan
Pergelaran Pertunjukan
Rakyat Melalui Media
Penyiaran dalam Rangka
Pemberdayaan Pertunjukan
Rakyat Dalam Diseminasi
Informasi.
Plt. Dirjen Sarana
Komunikasi dan
Diseminasi Informasi.
Tgl.28 Agust. 2008;
(diselenggarakan di
Bandung)
2008
10 Sertifikat: Sebagai Tenaga
Detasering
Program Detasering (lima
bulan) di UNIVERSITAS
SYIAH KUALA – Banda
Aceh.
A.n Dirjen Dikti, Direktur
Ketenagaan, Tgl. 5 Des.
2008.
2008
11 Sertifikat: Sebagai Tenaga
Detasering
Program Detasering (lima
bulan) di
UNIVERSITAS AMIR
HAMZAH - MEDAN
A.n Dirjen Dikti, Direktur
Ketenagaan, Tgl. 15 Des.
2009.
2009
12 Piagam Penghargaan:
Sebagai Dosen Berprestasi-I
STSI Padangpanjang
Ketua STSI
Padangpanjang, tgl 12
Mei 2009
2009
47
13 Piagam Penghargaan:
Sebagai Peserta “Dosen
Berprestasi Tingkat Nasional”
Dirjendikti, Ditrektur
Akademik,
Prof. Dr. Illah Sailah, tgl
15 Juli 2010
2010
14 Piagam Penghargaan:
Narasumber dalam Seminar
Nasional Seni Kriya dengan
tema “Orientasi Pendidikan
Seni dalam Pembentukan
Karakter Bangsa”.
Panitia Seminar STSI
Padangpanjang, tgl 29 Juli
2010
2010
15 Piagam Penghargaan:
Pembicara dalam kegiatan
“Lokakarya Pembuatan
Proposal Penelitian dan Karya
Seni”.
Panitia, Jurusan Tari STSI
Padangpanjang, 8 Mei
2010
2010
16 Piagam Penghargaan:
Sebagai Pemakalah Utama
Seminar Nasional
“Pendidikan Kesenian di
Indonesia, Aplikasi Hirarki
Edukasi Berbasis
Kompetensi”- Institut Seni
Indonesia Padangpanjang
Pj. Rektor ISI
Padangpanjang, 9
Desember 2010
2010
17 Piagam Penghargaan:
Sebagai Penulis Buku
berjudul:
Islam & Kebudayaan Seni
Minangkabau”, dan 1 Buku
Lainnya.
Dewan Pengurus
Nasional Persatuan
Pewarta Warga Indonesia
– Ketua Umum
Wilson Lalengke, S.Pd.,
M.Sc., MA.
2010
18 Piagam Penghargaan:
Atas partisipasi &
Kontribusinya Dalam
Kegiatan Promosi Terpadu
Perdagangan, Pariwisata,
Investasi & Seni Budaya
Pasar Malam Indonesia 29
Maret – 1 April 2012
Malieveld Den Haag Belanda.
Kedutaan Besar Republik
Indonesia Untuk Kerajaan
Belanda.
Duta Besar LB & BP
Retno L.P. Marsudi
2012
19 Sertifikat:
Sebagai TIM Pembahas
Bidang Sosbud
Seminar Nasional PPRA LI
Tahun 2014
Gubernur Lemhannas RI.
Budi Susilo Soepandji
2014
20 Sertifikat:
Telah berhasil menyelesaikan
Program Pendidikan Reguler
Gubernur Lemhannas RI.
Prof. Dr. Ir. Budi Susilo
Soepandji, D.E.A.
2014
48
Angkatan (PPRA) LI di
Lemhannas RI dari tgl. 25
Februari – 9 Oktober 2014.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Kompetensi ini.
Padangpanjang, 03 Maret 2015
Anggota
Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar., M.Hum.
49
50
51
52
DAFTAR NAMA PENDUKUNG KEGIATAN
No. Nama
1. Prof. Dr. Mahdi Bahar, S,Kar., M.Hum
2. DR. Martion. S.Kar., M.Hum
3. Hartati M. S.Kar., M.Hum
4. Admiral, S.Sn., M.Sn
5. Hendri JB., S.Sn., M.Hum
6. Alam Sur Manti Sutan
7. Yesriva Nursyam S.Sn., M.Sn
8. Muhamad Ilham S.Sn
9. Agung Hero. H., S.Sn., M.Sn
10. Susi Susanti
11. Mahmud Junanda
12. Refi Rizaldi
13. Egi Oktriadi
14. Desi Sriwahyuni
15. Fitri Yenni, S.Sn
16. Erwin Mardiansyah
17. Muhamad Resky Al Akbar
18. Yolanda Reliansyah
19. Idang Serwai
53
FOTO PROSES PENCIPTAAN DAN LATIHAN KARYA TARI
A. Foto Karya Tari
Gambar 1: Persiapan latihan penciptaan tari dan musik
(Studio tari ISI Padangpanjang)
Gambar 2: Bincang-bincang mendapatkan masukan dengan tokoh tari adok
Bapak Alamsur di Paninggahan
54
Gambar 4: Gerakan sembah pada penonton di sekitar pertunjukan
(Sanggar tariJunjuang Siriah, Paninggahan)
Gambar 3: Bersalaman pada guru untuk memulai pertunjukan
(Sanggar tari Junjuang Siriah, Paninggahan)
55
Gambar 5: Gerakan sembah bermaafan antar-sesama penari
(Sanggar tari Junjuang Siriah, Paninggahan)
Gambar 6: Gerakan peralihan antar babakan
(Sanggar tari Junjuang Siriah, Paninggahan)
56
Gambar 7: Gerakan memasuki alam dewa
(Sanggar tari Junjuang Siriah, Paninggahan)
Gambar 8: Tokoh dewa muncul ke dalam panggung
(Sanggar tari Junjuang Siriah, Paninggahan)
57
Gambar 9: Gerakan awal konflik
(Sanggar tari Junjuang Siriah, Paninggahan)
Gambar 10: Gerakan kebingunan bersentuhan dengan alam dewa
(Sanggar tari Junjuang Siriah, Paninggahan)
58
Gambar 11: Gerakan tokoh melerai dan mengakhiri konflik
(Sanggar tari Junjuang Siriah, Paninggahan)
59