kajian ekonomi regional ekonomi pada triwulan iii-2010 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang...

68
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Kantor Bank Indonesia Samarinda Triwulan III - 2010

Upload: phamdien

Post on 25-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Timur

Kantor Bank Indonesia Samarinda

Triwulan III - 2010

i

KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim)

periode triwulan III-2010 dapat terselesaikan. Buku KER ini mengulas perkembangan

ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam

rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia.

Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi

pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak

lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi

Kalimantan Timur.

Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah

Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan III-2010, adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010 diperkirakan mengalami

pertumbuhan yang positif sebesar 4,17% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan

triwulan II-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,57% (yoy). Pertumbuhan

ekonomi Kaltim tersebut juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan

ekonomi nasional yang mencapai 5,8% (yoy).

2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan III-2010 mencapai 7,45% (yoy),

menunjukkan peningkatan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar

5,84% (yoy). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju

inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 5,05% (yoy). Angka inflasi Kaltim

tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan

Tarakan, masing-masing sebesar sebesar 6,51% (yoy), 8,35% (yoy) dan 8,12% (yoy).

3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan.

a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank

umum se-Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 49.366 milyar, mengalami

peningkatan sebesar 3,22%(qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama

triwulan III-2010 mencapai sebesar Rp 29.994 milyar atau sebesar 6.61% (qtq)

atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Triwulan II-

2010 sebesar 9,27%. Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem

perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 13,13%(qtq)

dibandingkan dengan posisi kredit pada Triwulan sebelumnya sehingga posisinya

menjadi Rp 46.481 milyar pada triwulan III-2010 (s.d Agustus).

c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui

bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek

mencapai 94,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor

di Kaltim yang sebesar 60,76%.

d) Pembiayaan berskala mikro, kecil, dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan

bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 65,81%

atau Rp 19.741 milyar dari total kredit sebesar Rp 29.994 triliun. Secara

triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami

peningkatan 8,11% (qtq) atau memiliki arah yang sama jika dibandingkan dengan

pertumbuhan total kredit yang naik sebesar 6,61%.

i i

4. Dengan mencermati berbagai faktor, perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan

IV-2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan

laju pertumbuhan berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy).

Pertumbuhan positif perekonomian Kalimantan Timur pada akhir tahun 2010 ini

berasal dari semakin meningkatnya perekonomian negara-negara di berbagai belahan

dunia, yang kemudian sebagai implikasinya adalah meningkatnya kebutuhan akan energi.

Kalimantan Timur sebagai daerah penghasil komoditas energi meraih keuntungan dari hal

ini, yang menyebabkan perekonomiannya bergerak dan tumbuh lebih cepat. Namun

ketergantungan perekonomian Kalimantan Timur pada sektor-sektor yang berbasi Sumber

Daya Alam (SDA) tidak terbarui tersebut harus mendapatkan perhatian khusus dengan

menyiapkan pengembangan pada sektor lainnya yang lebih sustainable dan mampu

menggerakkan ekonomi masyarakat secara luas. Oleh karena itu tepatlah bahwa prioritas

pembangunan Kalimantan Timur diarahkan pada sektor-sektor yang terbarukan, dengan

didukung oleh pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung iklim investasi yang

memadai sebagai prasyarat utama percepatan pembangunan yang berkesinambungan.

Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu

secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang

membangun serta umpan balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi

ini di masa mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan

data/informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah,

BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan

tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya.

Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat

ditingkatkan di masa yang akan datang.

Samarinda, November 2010

BANK INDONESIA SAMARINDA

Androecia Darwis

Pemimpin

iii

DDAAFFTTAARR IISSII

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..........................................

DAFTAR ISI …………………………………………………………………............................................

DAFTAR TABEL .....................………………………………………………....................................

DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................

i

iii

vi

vii

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………….

I. Gambaran Umum ……………………….……………………………………………………………

II. Asesmen Perekonomian ..................................................................

III. Asesmen Inflasi ………………………………………………………………………………………

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ....................................

1. Perbankan ..............................................................................

2. Sistem Pembayaran .................................................................

V. Perkiraan ………………………………………………………………………………………………..

BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….…….

1.1 Gambaran Umum ............................................................................

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ...................................

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga .......................................................

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ..........................................................

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ……………………

1.2.4 Ekspor dan Impor ...……............................................................

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran ………………………………………

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ………………

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ……………………………………………….

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ………………………………………………………………

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………

1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………..................................

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………............................

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .........................................

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan .......................

1.3.9 Sektor Jasa-jasa ......................................................................

Boks. 1 Pembangunan PLTU Mulut Tambang Sangatta

BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………….

2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….………………………..

2.2. Inflasi Triwulanan (qtq)………………………………………………………………..……..

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)…….……………………………...

2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)……………………………………..

1

1

1

2

2

2

3

3

5

5

5

6

7

8

8

11

12

13

14

14

15

15

16

16

16

20

20

22

22

23

iv

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)……………………………………………

2.3. Inflasi Tahunan (yoy).............................………………………………………………

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ………..........................…………....

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan …..........................................

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ……………………………………………………..

23

24

24

25

25

BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH….…………………………………………………

3.1 Gambaran Umum ………………………………………………………………………………………

3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum …………………………………………………………

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat …………………………………………….….

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….………………………….

b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………

3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)…………………………

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………

a. Perkembangan Aset BPR ……………………………………………………………

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………

3.5 Asesmen Risiko Perbankan ……………………………………….……………..…………..

3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………..

3.5.2 Risiko Likuiditas ....................................................................

3.5.3 Risiko Pasar .........................................................................

BAB IV KEUANGAN DAERAH …………………................………………… ...........................

4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………......

4.2 Pendapatan .....................................................………………………………....

4.3 Belanja …………………………………….……………………………………………………………….

Boks. 2 Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN …………………………………………………….

5.1 Gambaran Umum ……………………. ………………………………………………… ……………

5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….………………..

5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai ………………………………………………………

5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring …………………………………………………….

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN …

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur ……………………………..

6.2 Kesejahteraan…………………………………………………………………………………………………

27

27

28

28

29

30

30

31

33

36

36

36

36

37

37

38

39

40

40

41

43

48

48

48

48

49

49

49

52

52

54

v

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ......................................

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2010 ....................................

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi ............................................................

LAMPIRAN

55

55

55

57

vi

DDAAFFTTAARR TTAABBEELL Halaman

1.1

1.2

1.3

1.4

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

2.10

2.11

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

3.11

3.12

4.1

4.2

5.1

6.1

6.2

Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ..........................

Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2010……………………

Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim

Triwulan III-2010 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) .....................................

Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……........................

Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2011 …………………………………………..

Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda............................................

Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda…………………………………

Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan............................................

Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan………………………………

Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan …………………………………………………..

Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan………………………………………

Inflasi tahunan kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa…………

Inflasi tahunan kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa…………

Inflasi tahunan kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa…….………

Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim & Kota………………….

Perkembangan Jumlah aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum…………

Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum………………………………

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim………………………………

Jumlah kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim…………………………………

Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kab/Kota………………………………..

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit……………………………

Perkembangan Kredit MKM Bank Umum………………………………………………………

Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs)……………………….

Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur…………………………………………

Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum……………………………………………

Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum…………..

Struktur Jangka Waktu DPK……………………………………………………………………………

Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Triwulan III-2010………………

Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan III-2010………………………

Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur…………………………………..

Perkembangan Ketenagakerjaan di kalimantan Timur…………………………………

Perkembangan Sex Ratio Kaltim Hasil Sensus Penduduk 2010……………………

6

10

11

12

20

22

22

23

23

24

24

25

25

26

26

28

29

31

32

33

34

34

35

37

37

38

39

41

43

50

52

53

vii

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

1.11

1.12

1.13

1.14

1.15

1.16

1.17

1.18

1.19

1.20

1.21

1.22

1.23

1.24

1.25

1.26

2.1

2.2

2.3

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK

Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (yoy)…………………………………………………..

Indeks Kenyakinan Konsumen......................................................................

Indeks Kondisi Ekonomi..........................................................................…...

Indeks Ekspektasi Konsumen ........................................................................

Kredit Konsumsi..........................................................................................

Pengeluaran Pemerintah...............................................................................

Realisasi Investasi & Konsumsi Listrik………………………………………………………………………

Kredit & Investasi........................................................................................

Nilai Ekspor Non Migas Kaltim…………………………………………………………………..………………

Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim …………………

Nilai Impor Non Migas Kaltim…………………………………………………………….…………………………

Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim…………………….

Indeks Produksi Padi………………………………………………………………………………………………………

Indeks Produksi Sawit.....................................................................................

Kredit Sektor Pertanian ...................................................................................

Indeks Produksi Pertambangan .................................................... ............……….

Kredit Sektor Pertambangan…………………………………………………………………………………………

Indeks Industri Pengolahan………………………………………………………………………………………

Produksi Kilang Minyak………………………………………………………………………………………………….

Kredit Sektor Listrik dan Air………………………………………………………………………………………

Kredit Sektor Bangunan………………………………………………………………………………………………..

Indeks Sektor Perdagangan………………………………………………………………………………………

Kredit Perdagangan……………………………………………………………………………………………………….

Indeks Jumlah Penumpang…………………………………………………………………………………………..

Perkembangan Kredit Kaltim………………………………………………………………………………………

Indeks Upah Gaji Pemerintah Umum…………………………………………………………………………

Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy)………………………………………………………………………

Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy)……………………………………………………..

Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm)……………………………………………………..

Kinerja Triwulan Kegiatan Usaha Perbankan (qtq)…………………………………………………

Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)………………

Perkembangan Simpanan Masyarakat…………………………………………………………………………

Suku Bungan Kredit………………………………………………………………………………………………………

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim…………………………………………

Perkembangan Kredit Lokasi Proyek…………………………………………………………………………

Perkembangan Aset BPR………………………………………………………………………………………………

Perkembangan DPK BPR………………………………………………………………………………………………

Perkembangan Kredit/Pembiayaan BPR……………………………………………………………………….

Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs………………………………………………………….

Pendapatan APBD Kalimantan Timur Triwulan III-2010…………………………………………

Belanja APBD Kalimantan Timur Triwulan III-2010…………………………………………………..

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kalimantan Timur Triwulan III-2010……………………

Pendapatan Transfer Kalimantan Timur Triwulan III-2010………………………………………

Belanja Operasi (RP Miliar) Triwulan III-2010…………………………………………………………

5

6

7

7

7

7

8

8

9

9

10

11

12

12

13

13

13

14

14

14

15

15

15

16

16

16

20

21

21

27

27

29

30

30

31

36

36

36

39

40

40

42

42

44

viii

4.6

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

6.1

6.2

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

Belanja Modal (RP Miliar) Triwulan III-2010…………………………………………………………...

Peredaran Uang Kartal di Kaltim…………………………………………………………………………………

Perkembangan PTTB........................................................................................

Perkembangan Perputaran Kliring di Kaltim.........................................................

Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim............................................................

Perkembangan RTGS per wilayah kerja KBI........................................................

Perkembangan Jaminan Hari Tua Jamsostek.......................................................

Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan..................................................

Indeks Ekspektasi Konsumen............................................................................

Harga Komoditas Minyak dan Batubara..............................................................

Harga Komoditas Pangan Dunia........................................................................

Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1)....................

Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2)....................

44

48

49

49

50

51

53

54

55

55

56

56

56

1

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL

PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN IIIIII--22001100

I. Gambaran Umum

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2010 mengalami

pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,17% (yoy), namun lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang sebesar 7,57%. Dari

sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan pada

triwulan III-2010 dipengaruhi oleh peningkatan ekspor neto Kaltim karena masih

tingginya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas

ekspor primer Kaltim yang dipicu oleh perekonomian global yang terus membaik.

Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh

pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh

tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga

hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan III-2010.

Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur

pada periode laporan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan II-

2010. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang

dipengaruhi oleh faktor musiman berakhirnya masa liburan dan hari raya Idul Fitri.

Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan

III-2010 mengalami peningkatan 3,47% (qtq) dibandingkan posisi triwulan

sebelumnya dan penyaluran pinjaman baik kredit atas dasar lokasi kantor (27,48%)

maupun kredit atas dasar lokasi proyek (36,06%).

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan

mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar

antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan

positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank

Indonesia Samarinda pada bulan Oktober 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen

(IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 147,50. Hal ini

dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada

di atas level optimis, terutama disebabkan ekspektasi membaiknya kondisi

perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja. Dari sisi penawaran pertumbuhan

ekonomi Kaltim masih didukung oleh perkembangan positif di sektor pertambangan

dan penggalian yang diperkirakan masih tinggi karena stabilnya permintaan dan

harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara dan minyak mentah di pasar

internasional.

Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan

IV-2010 diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya

tren penurunan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti jagung

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

2

dan kedelai, meskipun harga gula mengalami peningkatan. Selain itu dari data

pemantauan harga Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur mayoritas bahan

makanan kebutuhan pokok mengalami penurunan.

II. Asesmen Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan III-2010

tumbuh secara positif, yaitu sebesar 4,17% (yoy), namun lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar

7,57%(yoy).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan laporan

disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB

tertinggi berasal dari ekspor neto sebesar 2,51%, diikuti oleh konsumsi rumah

tangga sebesar 0,73%, serta investasi sebesar 0,64% .

Dari sisi penawaran

III. Asesmen Inflasi

, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada periode laporan ini

berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,95%, diikuti oleh

kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,92%, dan sektor

pertanian 0,51%. Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian sebagai

sektor yang paling dominan dalam perekonomian Kaltim (pangsa 49,91%)

dipengaruhi oleh masih tingginya produksi tambang yang disebabkan oleh

meningkatnya harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan

batubara di pasar internasional. Selain itu faktor cuaca juga masih cukup

mendukung terhadap kegiatan operasional pertambangan pada triwulan-III 2010.

Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III-

2010, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar

7,45% (yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2010 sebesar 5,84%

(yoy). Laju Inflasi Kaltim ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju

inflasi tahunan nasional yang sebesar 5,05% (yoy). Berdasarkan kelompok

komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan

makanan yaitu sebesar 13,66% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan,

rekreasi dan olahraga sebesar 11,69%, dan kelompok komoditas sandang sebesar

7,64%. Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa

keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi terendah,

yaitu sebesar 2,42%.

Laju inflasi triwulanan di Kota Samarinda triwulan III-2010 mencapai 3,28% (qtq),

lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-2010 yang sebesar

0,74%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas bahan makanan

yaitu sebesar 7,68% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan

komoditas beras, cabe rawit, dan daging ayam; diikuti oleh kelompok komoditas

sandang (2,90%) karena peningkatan harga emas perhiasan yang terjadi pada

bulan September 2010.

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

3

Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2010 tercatat sebesar

4,14% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang sebesar

0,76%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi

adalah kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yaitu sebesar

17,59% (qtq) yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan SLTA,

Akademi/Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar, dan SLTP pada bulan Juli 2010 sebagai

bulan pergantian tahun ajaran baru.

Laju Inflasi triwulanan di Kota Tarakan

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

triwulan III-2010 mengalami kenaikan

5,23% (qtq), juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-

2010 yang mengalami deflasi sebesar 1,77%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok

komoditas bahan makanan yang mencapai 11,19% (qtq) karena meningkatnya

harga beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe rawit, bawang merah,

bawang putih, ikan layang, dan daging ayam ras, diikuti oleh kelompok komoditas

makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (4,68%) yang disebabkan oleh

kenaikan harga rokok kretek dan rokok kretek filter di Tarakan.

1. Perbankan

Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan III-2010 dari sisi

penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 14,94% (yoy) sehingga

posisinya menjadi Rp 49,36 miliar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada

triwulan laporan berasal dari tabungan yang meningkat sebesar 5,12%; deposito

tumbuh sebesar 4,68%; sedangkan giro mengalami kontraksi sebesar 1,12%.

Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada

triwulan laporan mencapai Rp 29.994 miliar atau mengalami peningkatan sebesar

27,48% (yoy). Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan

secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 36,06% dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (s.d Agustus). Berdasarkan

perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio

pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai

94,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim

yang sebesar 60,76%.

Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan III-2010

menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan

penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 18,68% dan

17,96% (yoy). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 239,78 miliar dan DPK meningkat

menjadi Rp 152,71 miliar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu

sebesar 13,02% (yoy); menjadi Rp 166,7 miliar.

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

4

2. Sistem Pembayaran

Transaksi tunai antara perbankan di Kalimantan Timur dengan Kantor Bank

Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan III-2010 mencapai Rp 7.517

milyar atau mengalami pertumbuhan yang relatif tajam sebesar 160,88%

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Jumlah uang kartal yang beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar

Rp 910 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp 6.606 miliar; sehingga pada triwulan

III-2010 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net outflow sebesar Rp 5.696

miliar. Meningkatnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan Timur

pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas penggunaan uang

kartal oleh masyarakat. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 365

miliar atau naik 209,49% (yoy). Sedangkan jumlah transaksi kliring di Kalimantan

Timur triwulan III-2010 tercatat sebesar Rp 4.755 miliar, mengalami pertumbuhan

sebesar 7,94% (yoy); dan transaksi RTGS mencapai Rp 45.603 miliar, atau

mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya, yaitu sebesar 29,58% (yoy).

V. Outlook

1. Perekonomian

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan

mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar

antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan

positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank

Indonesia Samarinda pada bulan Oktober 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen

(IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 147,50. Hal ini

dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada

di atas level optimis, terutama disebabkan ekspektasi membaiknya kondisi

perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja.

2. Inflasi

Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan

IV-2010 diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya

tren penurunan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti jagung

dan kedelai, meskipun harga gula mengalami peningkatan. Selain itu dari data

pemantauan harga Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur mayoritas bahan

makanan kebutuhan pokok mengalami penurunan.

5

PPEERRKKEEMM BBAA NNGGAA NN EEKKOONNOOMM II MM AA KKRROO RREEGGIIOONNAA LL

1.1 Gambaran Umum

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 tumbuh secara positif,

yaitu sebesar 4,17% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010

yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,57% dan PDB Nasional yang tumbuh sebesar

5,8% (Grafik 1.1). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan III-

2010 tumbuh sebesar 0,38% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 0,74%.

Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan

pada triwulan III-2010 dipengaruhi oleh peningkatan ekspor neto Kaltim karena masih

tingginya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor

primer Kaltim yang dipicu oleh perekonomian global yang terus membaik. Berdasarkan

sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan positif sektor

pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong

oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di

pasar internasional pada triwulan III-2010.

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII

2006 2007 2008 2009 2010

-2

0

2

4

6

8

10

(% yoy) Kaltim Nasional

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan disumbangkan

secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal

dari ekspor neto sebesar 2,51%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,73%,

serta investasi sebesar 0,64% (Tabel 1.1).

BAB I

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

6

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur

2009

Q IV Q I QII QIII Q IV QI Q II QIII

Konsumsi Rumah Tangga 3.22 3.72 4.93 5.40 0.41 0.47 0.63 0.73

Makanan 3.68 3.48 3.63 3.30 0.23 0.22 0.23 0.22

Non Makanan 2.77 3.97 6.21 7.47 0.18 0.25 0.40 0.51

Pengeluaran KLSN 14.15 6.33 6.24 5.21 0.03 0.01 0.01 0.01

Pengeluaran Pemerintah 5.12 3.93 3.07 3.64 0.28 0.20 0.16 0.20

Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 4.12 4.34 4.14 4.45 0.56 0.58 0.57 0.64

Perubahan Stok 3.86 2.92 3.85 4.04 0.03 0.02 0.03 0.03

Ekspor 10.76 16.02 13.93 8.72 11.84 17.69 15.53 9.80

Ekspor LN 9.60 15.32 13.77 8.38 7.17 11.51 10.38 6.38

Ekspor Antar Daerah 13.43 17.63 14.30 9.48 4.76 6.22 5.15 3.43

Impor 15.44 24.11 18.81 14.34 6.60 10.29 8.33 6.68

Impor LN 21.32 31.47 22.57 15.19 4.97 7.33 5.46 3.83

Impor Antar Daerah 9.88 17.22 15.08 13.46 1.92 3.34 3.03 2.88

Ekspor Neto 6.75 9.45 9.73 3.81 4.55 6.41 6.54 2.51

PDRB 5.65 7.30 7.57 4.17 5.65 7.30 7.57 4.17

2010Jenis Penggunaan

Kontribusi

2009 2010

Pertumbuhan (% yoy)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan III-2010

mengalami ekspansi sebesar 5,40% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh

sebesar 4,93%. Meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode laporan inii

dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena bulan ramadhan dan

hari raya Idul Fitri. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank

Indonesia Samarinda pada triwulan III tahun 2010, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

secara rata-rata triwulanan masih berada diatas level optimis 100, yaitu sebesar 116,33

(Grafik 1.2).

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009 2010

Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi

Indeks Ekspektasi Konsumen Garis 100

Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

Indeks keyakinan konsumen yang optimis pada periode laporan ini masih

didudkung oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang berasal dari relatif stabilnya

penghasilan saat ini, sedangkan dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) berasal dari

relatif stabilnya ekspektasi terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan pekerjaan

sebagaimana ditunjukkan pada Grafik 1.3 dan Grafik 1.4.

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

7

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009 2010

Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods

Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Garis 100

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009 2010

Grafik.3 Indeks Ekspektasi Konsumen

Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi

Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis 100

Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

Peningkatan kegiatan konsumsi ini

didorong oleh meningkatnya kredit

konsumsi pada triwulan III-2010 yang

mengalami peningkatan pertumbuhan

secara tahunan sebesar 42,63%, atau

meningkat dari 7,35 trilyun pada

triwulan III-2009 menjadi 10,48 trilyun

pada triwulan III-2010 (Grafik 1.5).

Pertumbuhan ini lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang sebesar 40,97%.

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran Pemerintah pada

triwulan III-2010 mengalami

pertumbuhan sebesar 3,64% (yoy),

sedikit meningkat jika dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan II-

2010 yang tercatat sebesar 3,07%. Hal

ini dipengaruhi oleh meningkatnya

pertumbuhan belanja pemerintah

daerah selama triwulan III-2010

sebagaimana dapat dilihat pada

peningkatan konsumsi Pemda secara

tahunan (Grafik 1.6) yang disebabkan oleh peningkatan realisasi belanja operasi dalam

bentuk belanja pegawai dan belanja barang pada triwulan III-2010. Sedangkan belanja

modal belum menunjukkan peningkatan realisasi keuangan dan fisik yang signifikan,

yang disebabkan mayoritas kegiatan proyek pembangunan infrastruktur fisik yang

dilakukan pada triwulan III-2010 baru memasuki tahap lelang pekerjaan dan persiapan

pekerjaan lainnya.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

40

80

120

160

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

(yoy)(Indeks)Konsumsi Pemda (APBD) g Konsumsi Pemda

Grafik 1.6 Pengeluaran Pemerintah Sumber : Prompt Indicator BPS

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Trilliun)Kredit Konsumsi g Kredit Konsumsi

Grafik 1.5 Kredit Konsumsi Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

8

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada

triwulan III-2010 diperkirakan mengalami ekspansi sebesar 4,45% (yoy), setelah

tumbuh 4,14% pada triwulan II-2010. Faktor positif yang turut menjadi pendorong

pertumbuhan PMTDB pada periode berjalan ini dapat terlihat dari Indeks Realisasi

Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri yang menunjukkan tren peningkatan jika

dibandingkan dengan pertumbuhan realisasi investasi pada triwulan sebelumnya (Grafik

1.7). Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit investasi perbankan pada

triwulan III-2010 mencapai Rp 7,75 trilyun, atau mengalami pertumbuhan sebesar

30,72 (yoy) dari Rp. 5,93 trilyun pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Akan

tetapi pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan secara

tahunan pada triwulan II-2010 yang meningkat sebesar 38,53% (yoy) (Grafik 1.7).

Berbeda halnya dengan peran perbankan dalam pembiayaan investasi yang mengalami

perlambatan, peran investasi yang dilakukan oleh swasta diperkirakan mengalami

peningkatan diantaranya adalah pembukaan beberapa pabrik CPO serta pembangunan

beberapa infrastruktur perhubungan yang melibatkan swasta nasional dan asing.

80

90

100

110

120

130

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

Realisasi Investasi Konsumsi Listrik Industri

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Trilliun)Kredit Investasi g Kredit Investasi

Grafik 1.7 Realisasi Investasi dan Konsumsi Listrik

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 1.8 Kredit Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia

1.2.4 Ekspor dan Impor

Laju pertumbuhan ekspor Kalimantan Timur pada triwulan III-2010,

diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu 8,72% (yoy), tumbuh lebih

rendah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor triwulan II-2010 yaitu

sebesar 13,93%. Perlambatan tersebut terlihat juga dari perkembangan ekspor

Pelabuhan Samarinda, yang pada triwulan III-2010 tumbuh sebesar 41% (yoy) dengan

volume ekspor pada triwulan laporan mencapai 13,97 juta ton atau melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 66% (yoy).

Berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen Bea dan Cukai

yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan III-2010

mencapai USD 3.265 juta, mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 29,89%

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 2.513 juta.

Pertumbuhan ini mengalami perlambatan jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan

II-2010 yang mencapai 35,34% (yoy).

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

9

Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan

laporan, China memiliki pangsa terbesar yaitu 21,56%, diikuti oleh Korea Selatan

(15,85%), dan Jepang (15,00%) (Grafik 1.10). Berdasarkan komoditasnya, ekspor

bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan

Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 90,19% dengan nilai USD 2.944

juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 32,36%

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga ekspansi ekspor

komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 29,19% terhadap pertumbuhan ekspor

non migas Kaltim pada triwulan laporan.

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

(yoy)(Juta USD) Nilai Ekspor g Nilai Ekspor

Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

0%

10%

20%

30%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

ShareMALAYSIA C. INDIA C. R.R.C

C. SOUTH KOREA C. TAIWAN C.JAPAN

Grafik 1.10 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama

Ekspor Non Migas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

10

Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2010 (HS2 digit, dalam USD)

Komodit as Nil ai (USD) Pangsa Grow th (YoY) Kont ribusi

27 - Mineral fuels, minaral oil products 2,944,841,518 90.19 32.36 29.19

44 - Wood and articles of wood 81,259,406 2.49 27.68 0.69

28 - Inorganic chemicals 67,945,727 2.08 -8.88 -0.18

15 - Animal or vegt. fats and oils 59,849,594 1.83 -7.87 -0.14

03 - Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert 43,393,735 1.33 25.12 0.33

29 - Organic chemicals 30,469,886 0.93 8.58 0.08

lainnya 37,369,894 1.14 62.37 0.71

Total 3,265,129,759 100 29.89 29.89

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan III-2010

mengalami penurunan sebesar 14,34% (yoy); lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang mengalami penurunan sebesar 18,81% (yoy).

Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama

triwulan III-2010 berjumlah USD 394,37 juta, atau mengalami penurunan 26,70%

(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun 20,48%(yoy) (Grafik

1.11). Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 adalah

komoditas nuclear react., boilers, dan mechanical appl. (pangsa 29,47%) dengan impor

sebesar USD 116,23 juta atau menurun 15,28% (yoy), diikuti oleh komoditas ships,

boats, and floating structures dengan nilai 67,09 juta (pangsa 17,01%) atau turun

58,90% (yoy) (Tabel 1.3). Sementara berdasarkan negara asal impor, mayorita berasal

dari Amerika Serikat yaitu sebesar USD 87,91 juta (pangsa 22,29%), diikuti oleh

Singapura yaitu sebesar USD 73,68 juta (18,68%), dan Jepang sebesar USD 58,27 juta

(14,78%) sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 1.12.

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

0

100

200

300

400

500

600

700

800

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

(yoy)(Juta USD) Nilai Impor g Nilai Impor

Grafik 1.11 Nilai Impor Nonmigas Kaltim

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

11

Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2010 (HS 2 Dijit, dalam USD)

Komodit as Nilai (USD) Pangsa Growt h (YoY) Kontr ibusi

84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli. 116,232,631 29.47 -15.28 -4.50

89 - Ships,boats and floating structures 67,094,366 17.01 -58.90 -10.02

31 - Fertilizers 54,418,486 13.80 24.79 3.42

87 - Vehicles other than railway 35,119,873 8.91 -49.91 -4.44

73 - Articles of iron and steel 28,304,214 7.18 14.58 1.05

40 - Rubber and articles thereof 24,901,760 6.31 -4.60 -0.29

lainnya 68,300,562 17.32 -6.47 -1.12

Total 394,371,892 100 -26.70 -26.70 Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada

triwulan II-2010 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim melebihi

besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD 1.244,3 juta,

atau mengalami penurunan sebesar -5,05% (yoy).

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran

Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran pada

periode laporan ini berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,95%,

diikuti oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,92%, dan

sektor pertanian 0,51%. Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian

sebagai sektor yang paling dominan dalam perekonomian Kaltim (pangsa 49,91%)

dipengaruhi oleh masih tingginya produksi tambang yang disebabkan oleh

meningkatnya harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan

batubara di pasar internasional. Selain itu faktor cuaca juga masih cukup mendukung

terhadap kegiatan operasional pertambangan pada triwulan-III 2010.

-20%

0%

20%

40%

60%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008 2009 2010

(Share)

SINGAPORE C. USA C. JAPAN C. R.R.C GERMANY

Grafik 1.12 Perkembangan Share Negara2x Asal Utama

Impor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

12

Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur

Q IV Q I Q II QIII Q IV Q I Q II QIII

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 11.01 10.74 9.28 8.74 0.58 0.66 0.53 0.51

Pertambangan dan Penggalian 8.62 9.82 11.26 5.91 4.26 4.83 5.56 2.95

Industri Pengolahan (1.58) 0.73 0.11 -3.52 (0.41) 0.18 0.03 -0.81

Listrik, Gas, dan Air Bersih 7.65 5.95 5.36 5.36 0.02 0.02 0.01 0.01

Bangunan 12.11 12.11 10.00 8.78 0.31 0.32 0.27 0.24

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6.60 11.11 11.83 11.14 0.50 0.83 0.92 0.92

Pengangkutan dan Komunikasi 10.38 9.82 10.00 9.38 0.37 0.35 0.37 0.36

Keuangan, Persewaan, dan Jasa-jasa Perusahaan 10.79 10.56 10.42 9.79 0.23 0.23 0.23 0.23

Jasa-jasa 6.34 7.45 7.86 8.46 0.22 0.25 0.27 0.31

PDRB 5.65 7.30 7.57 4.17 5.65 7.30 7.57 4.17

PDRB TANPA MIGAS 13.19 13.11 13.55 11.08 7.21 7.27 7.64 6.63

LAPANGAN USAHA

Pertumbuhan (% yoy)

2009 2009 20102010

Kontribusi

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim, sektor industri

pengolahan (pangsa 23,13%) mengalami penurunan pada triwulan III-2010 yaitu

sebesar 3,52% (yoy), sehingga berkontribusi negatif terhadap terhadap pertumbuhan

ekonomi dari sisi penawaran sebesar -0,81%. Beberapa hal penyebab penurunan kinerja

pada sektor ini masih dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber gas, sehingga

produksi LNG mengalami penurunan serta produksi kilang minyak yang juga mengalami

penurunan produksi.

1.3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan III-2010

diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 8,74% (yoy), lebih rendah jika

dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 9,28%. Perlambatan

tersebut dipengaruhi oleh menurunnya produktivitas pada sub sektor tanaman bahan

makanan seperti padi sawah dan padi ladang (Grafik 1.13) dikarenakan terjadi

penurunan luas panen karena bergesernya masa tanam yang biasa terjadi pada bulan

Agustus dan September bergeser ke bulan November dan Desember dan alih fungsi

lahan pertanian menjadi area kegiatan tambang.

60

80

100

120

140

160

180

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

Produksi Kelapa Sawit (TBS) Produksi Karet Produksi Lada

Grafik 1.14 Indeks Produksi Sawit

Sumber : Prompt Indicator BPS

60

70

80

90

100

110

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

Padi Sawah Padi Ladang

Grafik 1.13 Indeks Produksi Padi

Sumber : Prompt Indicator BPS

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

13

Sementara itu dari subsektor perkebunan

terjadi peningkatan produksi Tandan

Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit. Hal ini

terlihat pada indeks produksi sawit

(Grafik 1.14). Pertumbuhan sektor

pertanian cukup didorong dari

pembiayaan perbankan, dimana

penyaluran kredit pada sektor pertanian

di triwulan III-2010 mencapai Rp. 1.132

miliar atau meningkat sebesar 7,81%

dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu (Grafik 1.15).

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini pada triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan yang melambat,

yaitu mencapai 5,91% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010

yang tumbuh sebesar 11,26% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan positif pada sektor

pertambangan dan penggalian ini didukung oleh peningkatan produksi batubara dan

minyak bumi yang dipengaruhi oleh masih tingginya harga dan permintaan komoditas

pertambangan dan penggalian tersebut di pasar internasional. Hal ini sebagaimana

terlihat dari Indeks Produksi Batubara yang menunjukkan adanya tren meningkat

(Grafik 1.16). Faktor penghambat sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan

laporan adalah curah hujan yang terus berada pada tingkat menengah level atas (201-

300mm) di kawasan Kaltim selama bulan Juli sampai dengan September 2010, sehingga

mengganggu aktivitas atau operasional kegiatan pertambangan. Selain itu

perkembangan sektor ini juga kurang didukung dengan kinerja kredit sektor

pertambangan yang secara tahunan mencapai 34,32% (yoy) atau lebih rendah jika

dibandingkan dengan peningkatan kredit pertambangan secara tahunan pada triwulan

sebelumnya sebesar 65,84% (yoy) (Grafik 1.17).

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

Produksi Batubara

Produksi Minyak Mentah (kondensat)

Produksi Gas Bumi

Grafik 1.16 Indeks Produksi

Pertambangan Sumber : Prompt Indicator BPS

-40%

0%

40%

80%

120%

160%

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Pertambangan g Kredit Pertambangan

Grafik 1.17 Kredit Sektor

Pertambangan Sumber : LBU Bank Indonesia

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Milyar)

Grafik 1.15 Pertanian Kaltim

Kredit Sektor Pertanian g Kredit Sektor Pertanian

Grafik 1.15 Kredit Sektor Pertanian

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

14

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini diperkirakan tumbuh negatif pada triwulan III-2010, yaitu sebesar

3,52% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan yang terjadi pada triwulan II-

2010 yang sebesar 0,11%. Penurunan yang terjadi pada sektor ini terutama dipengaruhi

oleh menurunnya produksi LNG, yang memiliki pangsa terbesar dalam industri

pengolahan (pangsa 69% terhadap industri pengolahan), karena jumlah pasokan gas

yang semakin terbatas. Selain itu produksi pengilangan minyak pada triwulan laporan ini

juga mengalami penurunan produksi sebagaimana dialami oleh produksi kilang minyak

Pertamina Balikpapan yang turun 9,7% (yoy). Penurunan sektor industri pengolahan

ditunjukkan oleh penurunan Indeks Produksi LNG dan Perkembangan Produksi Kilang

Minyak Pertamina Balikpapan (Grafik 1.18 dan Grafik 1.19).

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih

pada periode laporan

diperkirakan mengalami

pertumbuhan sebesar 5,36%

(yoy), masih relatif sama jika

dibandingkan dengan

pertumbuhan sektor ini pada

triwulan sebelumnya yang

mampu tumbuh sebesar 5,36%.

Faktor pendukung pada sektor

ini adalah penyaluran kredit

perbankan pada triwulan II-2010 mencapai Rp 163,71 miliar atau mengalami

pertumbuhan secara tahunan sebesar 103,44%. Pertumbuhan ini lebih rendah jika

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar

323,55% (yoy) (Grafik 1.20).

60

70

80

90

100

110

120

130

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010

Produksi Kilang Minyak Produksi LNG Produksi Pupuk

Grafik 1.18 Indeks Industri Pengolahan

Sumber : Prompt Indicator BPS

-20%

-10%

0%

10%

20%

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

Juta barrel Vol.Produksi (barrel) g. Produksi yoy

Grafik 1.19 Produksi Kilang Minyak

Sumber : Pertamina UPV Balikpapan

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

0

40

80

120

160

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Sektor Listrik, Gas & Air

g Kredit Sektor Listrik, Gas & Air

Grafik 1.20 Kredit Sektor Listrik dan Air

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

15

1.3.5 Sektor Bangunan

Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 8,78% (yoy),

lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang mampu

tumbuh sebesar 10%. Perlambatan

pertumbuhan tersebut dapat terlihat

dari sisi penyaluran kredit

perbankan, dimana kredit untuk

sektor konstruksi yang disalurkan

oleh perbankan di Kalimantan Timur

triwulan III-2010 mencapai Rp 2.687

miliar, atau mengalami penurunan

sebesar 17,37% secara tahunan

(Grafik 1.21).

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan III-2010 mengalami

pertumbuhan yang positif yaitu mencapai 11,14%, relatif sama jika dibandingkan

dengan pertumbuhan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 11,83%. Faktor pendorong

pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, restoran pada triwulan ini adalah

meningkatnya permintaan masyarakat terhadap perdagangan besar, hotel, dan restoran

akibat faktor musiman berakhirnya masa liburan dan hari raya Idul Fitri. Peningkatan

permintaan ini terlihat dari Indeks Sektor Perdagangan yang menunjukkan tren

meningkat pada trwiulan III-2010 (Grafik 1.22). Selain itu beberapa even berskala

nasional dan internasional di Kaltim seperti penyelenggaraan kejuaraan bulutangkis

internasional Indonesia Grandprix Gold yang digelar di Kaltim pada periode triwulan

laporan juga mendukung pertumbuhan pada sektor ini.

Berdasarkan penyaluran kredit perbankan, penyaluran kredit untuk sektor

perdagangan pada triwulan III-2010 mencapai Rp 6.084 miliar, mengalami

pertumbuhan sebesar 16,19% (yoy) atau lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 7,07% secara tahunan (Grafik 1.23).

90

100

110

120

130

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

Indeks Harga Perdagangan Besar

Malam Kamar Terjual (Hotel)

Omzet Restoran

Grafik 1.22 Indeks Sektor Perdagangan

Sumber : Prompt Indicator BPS

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Konstruksi g Kredit Konstruksi

Grafik 1.21 Kredit Sektor Bangunan

Sumber : LBU Bank Indonesia

0%

10%

20%

30%

40%

0

2,000

4,000

6,000

8,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Perdagangan g Kredit Perdagangan

Grafik 1.23 Kredit Perdagangan

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

16

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan &

komunikasi pada triwulan III-2010

diperkirakan mengalami pertumbuhan

sebesar 9,38% (yoy), relatif masih sama

jika dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan II-2010 yang sebesar

10,00%. Faktor pendorong pertumbuhan

sektor ini dipengaruhi oleh semakin

meningkatnya aktivitas perjalanan

masyarakat yang disebabkan oleh

meningkatnya kegiatan perekonomian di Kaltim, yang didukung pula oleh

perkembangan fasilitas perhubungan dan moda transportasi di Kaltim terutama moda

transportasi udara. Perkembangan positif sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat

dari perkembangan Indeks Jumlah Angkutan Laut, Darat, dan Udara yang menunjukkan

peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya (Grafik 1.24).

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan III-2010 ini

mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,79% (yoy), relatif sama jika dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan I-

2010 sebesar 10,42%. Pertumbuhan

positif sektor ini pada triwulan III-2010

ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit

perbankan yang mengalami peningkatan

yang cukup tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yaitu mencapai Rp 29.995

milyar, tumbuh secara tahunan sebesar

27,49% atau lebih tinggi dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya

sebesar 26,17% (yoy) (Grafik 1.25).

1.3.9 Sektor Jasa-jasa

Sektor ini pada periode laporan

mengalami pertumbuhan positif sebesar

8,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan pada triwulan II-2010

sebesar 7,86%. Salah satu indikator

pertumbuhan pada sektor ini adalah

meningkatnya Indeks Upah Gaji

Pemerintahan Umum terutama pada

akhir triwulan III-2010 (Grafik 1.26).

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

95

100

105

110

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

(yoy)(Indeks) Upah gaji Pemerintahan Umum

g Upah Gaji Pemerintahan Umum

Grafik 1.26 Indeks Upah Gaji

Pemerintahan Umum Sumber : Prompt Indicator BPS

0%

10%

20%

30%

40%

0

10,000

20,000

30,000

40,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Milyar) Kredit g Kredit

Grafik 1.25 Perkembangan Kredit Kaltim

Sumber : LBU Bank Indonesia

80

90

100

110

120

130

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

Jumlah Penumpang Angkutan Laut

Jumlah Penumpang Angkutan Darat

Jumlah Penumpang Angkutan Udara

Grafik 1.24 Indeks Jumlah Penumpang

Sumber : Prompt Indicator BPS

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

17

Boks 1. PEMBANGUNAN PLTU MULUT TAMBANG SANGATTA

Tujuan dan Manfaat Pembangunan PLTU Mulut Tambang

Bagi Masyarakat dan Daerah Kalimantan Timur

– Dengan adanya investasi baru akan memberikan nilai tambah atas pemanfaatan

sumber daya alam dan meningkatkan pendapatan dan perekonomian daerah.

– Meningkatkan pendapatan dan kualitas SDM khususnya penduduk setempat.

– Membuka lapangan kerja baru selama masa konstruksi dan masa operasi.

– Menumbuhkan dan mendukung industri baru dan bidang usaha lainnya yang akan

menyerap tenaga kerja, terutama di daerah bagian utara.

Bagi Sektor Ketenagalistrikan dan Kepentingan Nasional

– Memenuhi kebutuhan dan menanggulangi kekurangan kebutuhan listrik.

– Meningkatkan kualitas dan keandalan pasokan listrik.

– Melaksanakan program diversifikasi energi nasional.

– Mendukung sistem baru di Kalimantan Timur bagian utara dan memperkuat sistem

kelistrikan di pulau Kalimantan melalui jaringan interkoneksi.

Kebutuhan dan Pertumbuhan Kelistrikan

• Kebutuhan listrik Kalimantan Timur pada saat ini 250 MW dan diperkirakan pada

tahun 2013 sebesar 434 MW serta di tahun 2019 menjadi sebesar 810 MW

• Pertumbuhan rata-rata sebesar 11% per tahun, tertinggi di tahun 2011 dan 2012

sebesar 20%.

• Cadangan (reserve margin) yang dibutuhkan umumnya sebesar 20 – 25%

• Dari tahun ini sampai 2013 dibutuhkan tambahan pembangkit sekitar 300 MW

• Dari tahun 2013 sampai 2019 dibutuhkan tambahan pembangkit sekitar 450 MW

• Dibutuhkan tambahan minimal 200 MW untuk mendukung pengembangan kawasan

industri dan bidang usaha lainnya di Kalimantan Timur bagian utara.

Sistem Kelistrikan dan Interkoneksi

• Penyaluran daya dan energi listrik dari PLTU Mulut Tambang ke sistem jaringan;

• Melalui transmisi 150 kV disalurkan ke pusat beban di Maloy, Bengalon

• Disalurkan ke sistem jaringan melalui Gardu Induk Sangatta, yang akan

terinterkoneksi dengan jaringan Kalimantan Timur, Selatan dan Tengah

• Pembangunan Pembangkit dan jaringan terkaitnya harus terintegrasi

Sinkronisasi Jadwal Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Transmisi Terkait

• Jaringan transmisi 150 kV dari PLTU Mulut Tambang ke beban industri, pelabuhan,

coal terminal diperlukan jadwal yang terintegrasi.

• Interkoneksi jaringan 150 kV dari Samarinda–Bontang–Sangatta sangat diperlukan

untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan energi listrik di Kalimantan Timur.

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

18

Schedule Proyek PLTU

• Fase Pra-Konstruksi : 12 bulan

• Feasibility Study, Engineering Design, Pemilihan dan penunjukan kontraktor EPC,

Kontrak Supply Batubara, AMDAL, PPA dengan PLN dan Negosiasi dengan Bank

• Fase Konstruksi : 36 bulan

• Fase Operasi : umur ekonomis dari PLTU pada umumnya diperkirakan 30 tahun

Keunggulan Aspek Teknik

• Dekat dengan konsesi tambang batubara dengan cadangan yang cukup untuk

menjalankan PLTU 2 x 100 MW selama 30 tahun

• Dekat dengan pasokan air

• Dihubungkan dengan jaringan 150 kV ke pusat beban dan bagian dari interkoneksi

pulau Kalimantan

• Transportasi peralatan PLTU dapat dilakukan melalui jalan darat yang ada atau sungai

• Lokasi PLTU MT datar dan sesuai untuk konstruksi

Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang

• Tipe Boiler : CFB atau PCB

• Electrostatic Precipitators (ESP) untuk meminimalisasi emisi debu gas buang

• Sistem pendinginan menggunakan cooling tower

• Teknologi untuk PLTU low rank coal sudah terbukti dan tersedia

• Kinerja pembangkit dapat diperkirakan bahkan dapat dijamin, serta dapat dirancang

sesuai dengan kebutuhan lingkungan

Pengendalian Dampak Lingkungan

Dilakukan dengan cara sebagai berikut, antara lain:

• Debu, emisi gas buang dapat dikendalikan dengan elektrostatic precipitator

• Sulphur pada emisi gas buang tidak berpengaruh karena menggunakan batubara

dengan kandungan sulphur rendah

• Temperatur air di Sungai Bengalon tidak terpengaruh dengan kenaikan suhu air

pendingin PLTU karena menggunakan Cooling Tower

• Debit air Sungai Bengalon relatif tidak terpengaruh karena pemakaian oleh PLTU

hanya untuk make up water saja

Batubara Untuk PLTU Mulut Tambang Kaltim

• Kebutuhan untuk kapasitas 2x100 MW diperkirakan sebesar satu juta ton per tahun

• Cadangan “low rank coal” dari tambang terdekat, diperkirakan sekitar 100 juta ton

• Cadangan lebih dari cukup untuk operasi selama 30 tahun

• Mempunyai potensi untuk memperbesar kapasitas PLTU

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

19

Kualitas Batubara dan Air

Air untuk keperluan “make up” air pendingin, boiler dan keperluan lain diambil dari sungai

Bengalon :

• Kebutuhan air : 600 m3/jam

• Untuk antisipasi pada waktu debit sungai sangat rendah, dibuat reservoir sebesar 80

m x 50 m sedalam 6 m (± 20,000 m3)

Sumber Daya Manusia

• Dalam tahap pembangunan, 4 tahun proyek ini akan menyerap lebih dari 2000

orang tenaga kerja

• Dalam tahap operasi selama 30 tahun proyek ini akan menyerap 150 orang tenaga

untuk kegiatan operasi, pemeliharaan, technical services dan administrasi, serta 200

orang : jasa/kontrak lokal.

Skema PLTU

Gambar Skema PLTU Mulut Tambang

Sumber: Rapat Kerja Gubernur Beserta Bupati/Walikot a, Instansi Vert ikal, SKPD Se Kalimantan Timur

20

EEVVAA LLUUAA SSII PPEERRKKEEMM BBAA NNGGAA NN IINNFFLLAA SSII

2.1 Gambaran Umum

Laju perkembangan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada

triwulan III-2010, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat

sebesar 7,45% (yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2010 sebesar 5,84%

(yoy). Laju Inflasi Kaltim ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi

tahunan nasional yang sebesar 5,05% (yoy).

Berdasarkan kelompok komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok

komoditas bahan makanan yaitu sebesar 13,66% (yoy); diikuti oleh kelompok

komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 11,69%, dan kelompok komoditas

sandang sebesar 7,64%. Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan

jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi

terendah, yaitu sebesar 2,42% (Tabel 2.1).

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

% (YoY) Kaltim Nasional

Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2010

Qt Q YoY Qt Q YoY Qt Q YoY

BAHAN MAKANAN 5.54 7.43 0.36 8.33 8.20 13.66

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 3.31 10.39 -0.05 8.12 1.55 6.74

PERUMAHAN 0.83 3.27 0.68 3.00 2.02 3.97

SANDANG 1.23 3.91 1.93 7.43 2.46 7.64

KESEHATAN 1.05 5.10 1.02 5.52 1.59 4.91

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.55 10.41 0.07 9.53 9.52 11.69

TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.46 2.11 0.04 1.85 1.02 2.42

U M U M 2.38 5.96 0.39 5.84 3.89 7.45

Inf lasi (Q3-2010)In f lasi (Q1-2010) Inf lasi (Q2-2010)KELOM POK

Sumber : BPS Kaltim, diolah

BAB II

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

21

Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan di Kaltim

menunjukkan bahwa kelompok volatile food mengalami peningkatan yang cukup tinggi

pada triwulan III-2010, dengan laju inflasi secara tahunan 13,91%, lebih tinggi jika

dibandingkan dengan laju inflasi volatile food pada triwulan sebelumnya sebesar 8,57%

(yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan III,

dipicu oleh kenaikan inflasi bulanan yang cukup tinggi pada bulan Juli 2010 yang

mengalami peningkatan sebesar 5,07% atau lebih tinggi dibandingkan bulan Juni 2010

(akhir triwulan sebelumnya yaitu sebesar 1,44%(mtm) (Grafik 2.3). Kenaikan ini

disebabkan oleh kenaikan harga cabe, bawang merah, dan beberapa komoditi ikan di

kota Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan.

Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan

laporan terjadi di Balikpapan yakni sebesar 8,35% (yoy), diikuti oleh kota Tarakan dan

Samarinda masing-masing sebesar 8,12% (yoy) dan 6,51% (yoy). Secara umum,

faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan-III 2010

dari sisi permintaan dan penawaran, antara lain :

Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh pola

konsumsi musiman karena masa akhir musim liburan, tingginya konsumsi pada bulan

puasa dan perayaan hari raya Idul Fitri pada triwulan III-2010. Selain itu pembayaran

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6(% mtm)

Core Volatile Foods Administered

Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

(% yoy) Administered Volatile Foods Core

Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

22

gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil, TNI, POLRI serta tahun ajaran baru pendidikan

pada bulan Juli 2010 juga menambah tekanan inflasi dari sisi permintaan.

Dari sisi penawaran, terbatasnya pasokan beberapa komoditas seperti bawang merah,

cabe merah yang disebabkan oleh gagal panen akibat curah hujan yang tidak menentu

dan banjir di beberapa daerah sentra penghasil komoditas tersebut di Jawa

menyebabkan meningkatnya harga komoditas tersebut pada triwulan-III 2010. Selain

itu kenaikan tarif dasar listrik (TDL) mulai Juli 2010 diperkirakan meningkatkan harga

dari sisi supply terutama untuk biaya sewa rumah dan kenaikan harga beberapa

komoditas makanan jadi produk manufaktur.

2.2 Inflasi Triwulanan (qtq)

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)

Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda

pada triwulan III-2010 mencapai 3,28% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan laju

inflasi pada triwulan II-2010 yang sebesar 0,74%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada

kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 7,68% (qtq), yang dipengaruhi oleh

meningkatnya permintaan komoditas beras, cabe rawit, dan daging ayam; diikuti oleh

kelompok komoditas sandang (2,90%) karena peningkatan harga emas perhiasan yang

terjadi pada bulan September 2010 (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3). Sementara itu, kelompok

komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, serta kelompok transportasi

dan komunikasi merupakan kelompok komoditas yang mengalami laju inflasi terendah

yaitu sebesar 0,88% (qtq).

Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda

Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

BAHAN MAKANAN 3.62 -0.60 2.98 1.50 7.68MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 2.23 1.18 5.13 -0.74 0.88PERUMAHAN 0.46 0.06 0.87 0.78 2.31SANDANG 2.69 2.26 1.55 3.03 2.90KESEHATAN 3.74 0.84 1.38 1.13 2.30PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.52 0.12 0.51 0.05 2.86

TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.39 0.14 0.60 0.07 0.88U M U M 1.81 0.29 2.07 0.74 3.28

KELOM POKInf lasi Qt Q (%)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda

KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL

1 BERAS 0.40 TARIP LISTRIK 0.36 DAGING AYAM RAS 0.26

2 BAW ANG PUTIH 0.22 SEWA RUMAH 0.07 LAYANG 0.18

3 JASA PERPANJANGAN STNK 0.14 CABE RAWIT 0.05 DAGING AYAM KAMPUNG 0.09

4 CABE RAWIT 0.13 PASTA GIGI 0.05 EMAS PERHIASAN 0.08

5 UDANG BASAH 0.11 GULA PASIR 0.04 JAGUNG MANIS 0.07

6 BAW ANG MERAH 0.10 BERAS 0.04 BIAWAN 0.05

7 DAGING AYAM RAS 0.09 MIE KERING INSTANT 0.04 BAHAN BAKAR RMH TANGGA 0.04

8 CABE MERAH 0.08 CABE MERAH 0.03 KEMBUNG/GEMBUNG 0.03

9 KEMBUNG/GEMBUNG 0.07 GABUS 0.03 GABUS 0.02

10 SLTP 0.06 SABUN DETERGEN BUBUK 0.02 BAWAL 0.02

NOJULI AGUSTUS SEPTEMBER

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

23

2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)

Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2010 tercatat

sebesar 4,14% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang

sebesar 0,76%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi

tertinggi adalah kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yaitu

sebesar 17,59% (qtq) yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan SLTA,

Akademi/Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar, dan SLTP pada bulan Juli 2010 sebagai

bulan pergantian tahun ajaran baru. Sub kelompok komoditas bahan makanan

memiliki peningkatan inflasi terbesar kedua yaitu 7,73% (qtq) yang bersumber pada

laju inflasi yang terjadi pada beberapa jenis komoditas ikan antara lain ikan layang,

bandeng, tongkol, dan gembung pada bulan Agustus dan September akibat

terbatasnya jumlah pasokan akibat cuaca yang tidak menentu sehingga mengurangi

jumlah tangkapan nelayan (Tabel 2.4 dan Tabel 2.5).

Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan

Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

BAHAN MAKANAN 1.29 -2.12 8.24 2.01 7.73

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 2.56 2.37 1.47 0.46 1.26

PERUMAHAN 1.96 0.71 0.62 0.51 1.61

SANDANG 1.52 0.56 0.59 0.64 2.50

KESEHATAN 0.41 1.22 0.80 0.15 0.42

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 16.44 2.64 0.76 0.09 17.59

TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.75 2.09 0.35 0.00 1.10

U M U M 2.55 0.69 2.55 0.76 4.14

KELOM POKInf lasi Qt Q (%)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan

KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL

1 SLTA 0.40 TARIP LISTRIK 0.42 LAYANG 0.19

2 AKADEMI/PERGURUAN TINGGI 0.36 LAYANG 0.20 DAGING AYAM RAS 0.11

3 SEKOLAH DASAR 0.32 BERAS 0.18 TONGKOL 0.10

4 DAGING AYAM RAS 0.30 BANDENG 0.07 BAJU KAOS/T-SHIRT 0.04

5 GULA PASIR 0.17 UDANG BASAH 0.06 BANDENG 0.04

6 SLTP 0.16 CABE RAWIT 0.05 PASIR 0.03

7 BAW ANG PUTIH 0.12 GULA PASIR 0.05 KENTANG 0.02

8 KANGKUNG 0.12 JAGUNG MANIS 0.05 TRAKULU 0.02

9 BERAS 0.11 KEMBUNG/GEMBUNG 0.05 DAGING SAPI 0.02

10 JASA PERPANJANGAN STNK 0.11 TELUR AYAM RAS 0.05 SELAR 0.02

AGUSTUS SEPTEMBERNO

JULI

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)

Inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan III-2010 mengalami kenaikan 5,23%

(qtq), juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-2010

yang mengalami deflasi sebesar 1,77%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok

komoditas bahan makanan yang mencapai 11,19% (qtq) karena meningkatnya

harga beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe rawit, bawang merah,

bawang putih, ikan layang, dan daging ayam ras, diikuti oleh kelompok komoditas

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

24

makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (4,68%) yang disebabkan oleh

kenaikan harga rokok kretek dan rokok kretek filter di Tarakan. Sedangkan pada

kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami deflasi sebesar

0.21% (qtq).

Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan

Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

BAHAN MAKANAN 6.44 2.31 6.38 -7.15 11.19

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 6.06 2.27 2.16 0.93 4.68

PERUMAHAN 0.67 0.69 1.22 0.87 2.18

SANDANG 2.72 3.70 1.77 1.31 0.64

KESEHATAN 1.52 2.24 0.51 3.06 2.21

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.64 0.63 -0.25 0.09 -0.21

TRANSPORT & KOMUNIKASI -0.08 -0.03 0.25 0.07 1.29

U M U M 3.52 1.66 2.89 -1.77 5.23

Inf l asi Qt Q (% )KELOM POK

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan

KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL

1 JASA PERPANJANGAN STNK 0.12 TARIP LISTRIK 0.46 CABE RAWIT 0.43

2 LAYANG 0.10 TELUR AYAM RAS 0.26 ROKOK KRETEK FILTER 0.31

3 BERAS 0.08 CABE RAWIT 0.25 LAYANG 0.12

4 TELUR AYAM RAS 0.07 BAWANG PUTIH 0.19 ROKOK KRETEK 0.10

5 BAWANG MERAH 0.05 ROKOK KRETEK FILTER 0.17 KANGKUNG 0.09

6 BAWANG PUTIH 0.04 BAWANG MERAH 0.14 CABE MERAH 0.09

7 KENTANG 0.03 NASI 0.13 DAGING SAPI 0.09

8 DAGING AYAM RAS 0.02 PEPAYA 0.11 BAWANG MERAH 0.09

9 PAPAN 0.02 BANDENG 0.10 KACANG PANJANG 0.09

10 KETIMUN 0.02 KANGKUNG 0.09 BAWANG PUTIH 0.08

AGUSTUS SEPTEMBERJULINO

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.3 Inflasi Tahunan (yoy)

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan III-2010 tercatat

sebesar 6,51% (yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada

triwulan sebelumnya yang sebesar 4,99%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi

terbesar adalah kelompok komoditas bahan makanan (11,88%), diikuti kelompok

komoditas sandang yaitu sebesar 10,09%, diikuti oleh kelompok komoditas

makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (6,52%). Laju inflasi pada bahan

makanan dipengaruhi oleh meningkatnya harga beras yang disebabkan pergeseran

musim panen padi, serta meningkatnya harga komoditas sayuran/tanaman

holtikultura dan bumbu-bumbuan yang disebabkan gagal panen pada beberapa

sentra penghasil komoditas tersebut akibat cuaca yang kurang baik. Sementara itu,

inflasi tahunan terendah terjadi pada kelompok komoditas transportasi, komunikasi

dan jasa keuangan, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga masing-

masing sebesar 1,70% dan 3,57%.

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

25

Tabel 2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut Kelompok Barang & Jasa

Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

BAHAN MAKANAN 8.30 5.97 6.52 7.66 11.88

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 10.71 7.57 9.86 7.95 6.52

PERUMAHAN 2.05 4.67 2.15 2.20 4.07

SANDANG 4.05 5.54 4.48 9.87 10.09

KESEHATAN 6.55 6.64 6.13 7.25 5.77

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 2.35 1.35 2.24 1.21 3.57

TRANSPORT & KOMUNIKASI -6.18 -2.99 1.47 1.21 1.70

U M U M 3.69 4.06 4.65 4.99 6.51

KELOM POKIn f lasi Yo Y (%)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 8,35%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II-2010 yang mencapai

6,70%. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan ini juga lebih tinggi dibandingkan

dengan laju inflasi tahunan nasional sebesar 5,05%. Laju inflasi tertinggi di kota ini

tercatat terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu

sebesar 21,72% (yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan pada

tahun ajaran baru 2010. Kelompok komoditas lainnya yang juga memiliki tingkat

inflasi yang cukup tinggi pada triwulan III-2010 adalah kelompok komoditas bahan

makanan (16,42%) dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

(5,67%). Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas

kesehatan, yaitu sebesar 2,61%.

Tabel 2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa

Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

BAHAN MAKANAN 0.35 -3.06 5.81 9.46 16.42

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 9.23 9.92 8.48 7.03 5.67

PERUMAHAN 4.55 5.08 4.55 3.85 3.50

SANDANG 3.77 3.22 1.97 3.35 4.35

KESEHATAN 2.77 3.07 3.02 2.60 2.61

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 17.45 19.80 20.80 20.53 21.72

TRANSPORT & KOMUNIKASI -6.03 -1.55 3.23 3.21 3.57

U M U M 3.30 3.60 6.21 6.70 8.35

KELOMPOKIn f lasi Yo Y (%)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan

Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan III-2010 mencapai 8,12% (yoy),

lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan II-2010 yang

sebesar 6,37%. Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas bahan

makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar

12,37% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok &

tembakau (10,38%). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di Kota Tarakan secara

Evaluasi Perkembangan Inf lasi

26

tahunan masih dipengaruhi oleh ketergantungan terhadap suplai kebutuhan beberapa

barang dari luar daerah dan tingginya tingkat permintaan masyarakat. Sementara inflasi

terendah terjadi pada kelompok komoditas pendidikan rekreasi, dan olahraga yaitu

sebesar 0,27% (yoy).

Tabel 2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa

Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

BAHAN MAKANAN 10.70 9.89 14.69 7.57 12.37

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 15.28 15.93 18.04 11.85 10.38

PERUMAHAN 2.39 2.64 3.58 3.48 5.04

SANDANG 8.99 10.62 7.33 9.82 7.60

KESEHATAN 5.80 6.72 7.18 7.52 8.25

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 3.09 3.51 3.26 1.12 0.27

TRANSPORT & KOMUNIKASI -8.83 -3.28 1.11 0.21 1.58

U M U M 6.33 7.21 9.73 6.37 8.12

KELOM POKInf lasi Yo Y (%)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.11) pada triwulan III tahun 2010

inflasi kumulatif Kaltim telah mencapai 6,77%, lebih tinggi dari inflasi kumulatif tahun

2009 yang sebesar 3,64% (ytd). Dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional

triwulan III tahun 2010 yang tercatat 5,28% (ytd), inflasi kumulatif Kaltim juga masih

lebih tinggi. Dari ketiga kota di Kaltim, Kota Balikpapan memiliki laju inflasi tertinggi

(7,61%), diikuti oleh laju inflasi Tarakan (6,36%), dan Samarinda (6,20%).

Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim, dan Kota

Smr Bpp Trk Kaltim Nas Smr Bpp Trk Kaltim Nas

2006 5.85 4.42 - 5.18 4.06 6.5 5.52 - 6.04 6.6

2007 7.2 5.79 - 6.55 4.41 9.18 7.27 - 8.3 6.59

2008 12.7 8.14 20.68 12.76 10.47 12.69 11.3 19.85 13.06 11.06

2009 3.76 2.89 5.47 3.64 2.28 4.06 3.6 7.21 4.31 2.78

2010 6.2 7.61 6.36 6.77 5.28 - - - - -

TAHUNINFLASI KALENDER JANUARI-SEPTEMBER INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBER

Sumber : BPS Kaltim, diolah

27

PERKEM BANGAN PERBANKAN DA ERAH

3.1. Gambaran Umum

Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum

masih menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun secara

tahunan (yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami indikator

utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga

(DPK) dan penyaluran kredit perbankan.

Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Agustus 2010) menurut

pertumbuhan triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan dari sisi

pertumbuhan aset dan penyaluran kredit di Kaltim dan nasional menunjukkan

perkembangan yang searah. Jumlah aset dan kredit yang disalurkan bank umum

secara nasional mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 0,82% dan

3,40%, dimana pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami

peningkatan aset dan pertumbuhan kredit masing-masing sebesar 3,47% dan 6,61%.

Sementara itu dari sisi penghimpunan DPK secara nasional mengalami penurunan

0.16%, berbeda dengan penghimpunan DPK di Kaltim yang secara triwulanan

mengalami kenaikan 3,22%. Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy)

menunjukkan perkembangan kinerja yang positif dan searah dimana jumlah aset,

DPK dan kredit bank umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi

masing-masing sebesar 14,86%, 14,94% dan 27,68%, lebih tinggi jika dibandingkan

0.82%

-0.16%

3.40%

3.47%

3.22%

6.61%

-2% 0% 2% 4% 6% 8%

Aset

DPK

Kred it

(Pertum buh an qtq)

N asional

Kalt im

Grafik 3.1

Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)

Sumber: LBU Bank Indonesia

13.23%

13.30%

20.10%

14.86%

14.94%

27.58%

0% 10% 20% 30%

Aset

DPK

Kred i t

(Pertumbuhan yoy)

Nasional

Kaltim

Grafik 3.2

Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)

Sumber: LBU Bank Indonesia

BAB III

Perkembangan Perbankan Daerah

28

dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar

13,23%, 13,30% dan 20,10%.

Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif.

Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 18,68% (yoy).

Demikian juga halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 17,96% (yoy),

sementara kredit BPR juga mampu tumbuh sebesar 13,02% (yoy) meskipun

mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mampu mencapai pertumbuhan sebesar 14,52%.

Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah,

memperlihatkan terjadinya peningkatan risiko kredit, begitu pula dengan risiko

likuiditas dalam kondisi yang sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif

Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan III-2010

tercatat Rp 63.958 milyar, mengalami peningkatan 3,47% (qtq) dibandingkan

posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan

jumlah aset bersih yang cukup signifikan dialami oleh bank swasta, yakni sebesar

8,74%(qtq) sedangkan bank pemerintah mencatat peningkatan aset bersih

sebesar 1,43%(qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2009, total aset

perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 19,76% (yoy).

Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif

Bank Umum di Kaltim

Tw1-10 Tw 2-10 Tw3-10 Tw2-10 Tw 3-10 qt q yoy

Jumlah Aset Bersih 60,375 61,816 63,958 100.00% 100.00% 3.47% 19.76%

Bank Pemerintah 44,076 44,614 45,253 72.17% 70.75% 1.43% 13.46%

Bank Swasta 16,299 17,202 18,705 27.83% 29.25% 8.74% 38.34%

Akt iva Produkt if 34,216 35,931 37,897 100.00% 100.00% 5.47% 19.54%

Penempatan pada Bank Indonesia 1,183 5,936 5,840 16.52% 15.41% -1.61% -11.73%

Penempatan pada Bank Lain 6,138 1,102 1,413 3.07% 3.73% 28.19% 354.34%

Surat berharga yang dimiliki 1,135 745 636 2.07% 1.68% -14.61% -56.05%

Kredit yang diberikan 25,749 28,135 29,995 78.30% 79.15% 6.61% 28.63%

Lainnya 11 13 13 0.04% 0.03% -1.75% 30.00%

Pertumb. Tw 3-10Keterangan

Posisi (dalam Rp mil iar) Komposisi

Sumber : LBU Bank Indonesia

Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih

didominasi oleh kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 79,15%, sedikit

meningkat jika dibandingkan dengan triwulan-II 2010. Sementara itu penempatan

pada Bank Indonesia sedikit mengalami penurunan sebesar 1,61% dibandingkan

triwulan sebelumnya, dengan pangsa sebesar 15,41% pada triwulan-III 2010.

Perkembangan Perbankan Daerah

29

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat

Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada

triwulan III-2010 mencapai Rp 49.366 milyar, atau meningkat 3,22% (qtq)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi

triwulan III-2009, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar

14,94% (yoy).

Peningkatan dana pada

triwulan laporan berasal dari

tabungan dan deposito, sementara

giro mengalami kontraksi.

Berdasarkan pertumbuhan

triwulanan (qtq), tabungan

mencatat pertumbuhan tertinggi

sebesar 5,12%, deposito tumbuh

sebesar 4,68%; sedangkan giro

mengalami kontraksi sebesar

1,12%.

Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank

pemerintah, yaitu sebesar 2,19% dengan peningkatan terbesar pada deposito,

sedangkan bank milik swasta meningkat sebesar 5,84% dengan peningkatan

terbesar pada tabungan.

Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim

Tw 1-10 Tw 2-10 tw3-10 Tw 2-10 Tw 3-10 qtq yoy

Total DPK 46,588 47,825 49,366 100.00% 100.00% 3.22% 14.94%

Giro 14,428 13,456 13,305 28.14% 26.95% -1.12% 5.80%

Tabungan 18,007 18,646 19,601 38.99% 39.71% 5.12% 21.98%

Deposito 14,153 15,724 16,460 32.88% 33.34% 4.68% 15.08%

Bank Pemerintah 33,226 34,341 35,094 100.00% 100.00% 2.19% 13.45%

Giro 11,818 10,915 10,621 31.78% 30.26% -2.69% 3.25%

Tabungan 12,343 12,814 13,275 37.32% 37.83% 3.60% 19.01%

Deposito 9,065 10,611 11,198 30.90% 31.91% 5.53% 17.96%

Bank Swasta 13,363 13,485 14,272 100.00% 100.00% 5.84% 18.79%

Giro 2,610 2,541 2,684 18.84% 18.81% 5.63% 17.27%

Tabungan 5,664 5,831 6,326 43.24% 44.32% 8.48% 28.71%

Deposito 5,088 5,113 5,262 37.91% 36.87% 2.92% 9.39%

Pert .Tw 3-10Posisi (dalam Rp Mil iar) KomposisiJenis Simpanan

Sumber : LBU Bank Indonesia

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008 2009 2010

DPK (triliun Rp)

DPK (sumbu kiri) g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.3 Perkembangan Simpanan

Masyarakat Sumber: LBU Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

30

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum

Penyaluran kredit bank

umum di Kaltim triwulan III-2010

menunjukkan pertumbuhan

positif. Peningkatan pertumbuhan

kredit diperkirakan disebabkan

oleh menurunnya tingkat bunga

pinjaman. Akan tetapi, penurunan

suku bunga pinjaman tersebut

masih relatif kecil seiring dengan

suku bunga BI-rate selama

triwulan laporan yang dipertahankan tetap sebesar 6.5% (Grafik 3.4).

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim

Jumlah kredit yang

disalurkan bank umum yang

berkantor di Kaltim pada

triwulan III-2010 mencapai Rp.

29.994 milyar (tabel 3.3).

Secara triwulanan, pertumbuhan

kredit pada triwulan laporan

tercatat 6,61% (qtq) atau lebih

rendah jika dibandingkan

dengan pertumbuhan pada

triwulan II-2010 sebesar 9,27%. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-

2009, penyaluran kredit pada triwulan III-2010 telah tumbuh sebesar 27,48%

(yoy) atau meningkat jika dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan

sebelumnya yang sebesar 26,46% (Grafik 3.5).

Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah

mencapai Rp. 18.686 milyar (pangsa 62,30%) atau mengalami peningkatan

4,46% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran

kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan mencapai Rp. 11.308

milyar atau meningkat sebesar 10,36% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja, investasi, dan

konsumsi mengalami pertumbuhan yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit

Modal Kerja (pangsa terbesar 39,22%) mencatat pertumbuhan triwulanan

tertinggi yaitu sebesar 10,18% menjadi Rp 11.764 milyar. Selanjutnya kredit

konsumsi (pangsa 34,96%) meningkat sebesar 6,59% menjadi Rp 10.484 milyar.

Sementara itu kredit investasi (pangsa 27,09%) mengalami pertumbuhan terkecil

yaitu sebesar 1,64% menjadi Rp 7.747 milyar.

Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor

pertanian (24,03%), diikuti sektor perdagangan (12,77%), sektor jasa dunia

6

8

10

12

14

16

18

20

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2007 2008 2009 2010

Suku Bunga (%)

K. Inv K. Kons KMK BI-rate

Grafik 3.4 Suku Bunga Kredit

Sumber: LBU Bank Indonesia

0%

10%

20%

30%

40%

0

10

20

30

40

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008 2009 2010

Kredit (triliun Rp)

Kredit g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank

Umum berkantor di Kaltim Sumber: LBU Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

31

usaha (12,49%) dan sektor angkutan (1,66%). Sementara itu kredit sektor

perindustrian, sektor listrik, gas dan air, sektor pertambangan, serta sektor

konstruksi mengalami penurunan masing-masing sebesar -4,66%, -4,64%, -

2,97%, dan -2,50%.

Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

Tw1-10 Tw 2-10 Tw 3-10 Tw2-10 Tw 3-10 q-t -q y-o-y

Kredi t 25,749 28,135 29,994 100.00% 100.00% 6.61% 27.48%

Kelompok Bank

Bank Pemerintah 16,546 17,889 18,686 63.58% 62.30% 4.46% 21.40%

Bank Swasta 9,203 10,247 11,308 36.42% 37.70% 10.36% 39.00%

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 9,983 10,677 11,764 37.95% 39.22% 10.18% 14.76%

Investasi 6,694 7,622 7,747 27.09% 25.83% 1.64% 30.72%

Konsumsi 9,072 9,836 10,484 34.96% 34.96% 6.59% 42.63%

Sektor Ekonomi

Pertanian 857 913 1,133 3.25% 3.78% 24.03% 7.80%

Pertambangan 1,209 1,274 1,236 4.53% 4.12% -2.97% 34.32%

Perindustrian 1,056 1,119 1,067 3.98% 3.56% -4.66% 31.32%

Listrik, Gas dan Air 158 172 164 0.61% 0.55% -4.64% 103.44%

Konstruksi 2,515 2,757 2,688 9.80% 8.96% -2.50% -17.37%

Perdagangan 5,162 5,396 6,085 19.18% 20.29% 12.77% 16.19%

Angkutan 1,423 1,589 1,615 5.65% 5.39% 1.66% 56.47%

Jasa Dunia Usaha 2,482 2,736 3,077 9.72% 10.26% 12.49% -12.19%

Jasa Sosial 883 1,511 1,496 5.37% 4.99% -1.02% 448.31%

Lain-Lain 10,002 10,620 11,435 37.75% 38.12% 7.67% 55.28%

LDR 55.27% 58.77% 60.76%

Pert. Tw 3-10Posisi (dalam Rp M il iar) KomposisiKeterangan

Sumber : LBU Bank Indonesia

Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan positif dan cukup tinggi

secara tahunan antara lain sektor listrik, gas, dan air (103,44%), sektor

angkutan (56,47%), sektor pertambangan (34,32), sektor perindustrian

(31,32%), serta sektor perdagangan (16,19%). Nisbah pinjaman terhadap

simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim sedikit

meningkat dari 58,77% pada triwulan II tahun 2010 menjadi 60,76% pada

triwulan III-2010.

b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan

secara nasional untuk membiayai

proyek yang berlokasi di wilayah

Kaltim pada periode laporan (s.d

Agustus 2010) tercatat sebesar Rp

46.481 milyar, mengalami

peningkatan sebesar 13,13% (qtq)

dibandingkan dengan posisi kredit

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

10

20

30

40

50

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008 2009 2010

Kredit (triliun Rp)

Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.6 Perkembangan

Kredit Lokasi Proyek di Kaltim Sumber: LBU Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

32

pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.6). Begitu juga jika dibandingkan dengan

triwulan III tahun 2009, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami

pertumbuhan sebesar 36,06% (yoy) atau mengalami kenaikan pertumbuhan

dibanding triwulan sebelumnya yang meningkat sebesar 33,50% (Grafik 3.6).

Berdasarkan kelompok bank (Tabel 3.4), pertumbuhan secara triwulanan

menunjukkan peningkatan yang cukup positif pada bank swasta yang mengalami

peningkatan kredit sebesar 5,03%. Sedangkan bank pemerintah juga mengalami

peningkatan meskipun relatif kecil sebesar 1,77%. Menurut sektor ekonomi,

beberapa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan kredit yang positif yaitu

sektor pertanian sebesar 19,67%, sektor perdagangan (15,91%), sektor jasa

sosial (11,27%), dan sektor angkutan (3,77%). Pertumbuhan negatif terjadi

pada sektor perindustrian (-12,97%), sektor listrik, gas, dan air bersih (-8,49%),

sektor konstruksi (-3,38%), serta sektor pertambangan (-1,04%).

Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal

kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu sebesar 48,32%, diikuti oleh kredit

investasi sebesar 29,20%, dan kredit konsumsi 22,4%. Sedangkan menurut

sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah kredit pada sektor pertambangan dan

perdagangan dengan pangsa masing-masing sebesar 19,79% dan 15,22%.

Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim

Tw 1-10 Tw2-10 Tw 3-10* Tw2-10 Tw 3-10* q-t -q y-o-y

Kredit Lokasi Proyek 39,808 41,086 46,481 100.00% 100.00% 13.13% 36.06%

Kelompok Bank

Bank Pemerintah 18,595 21,054 21,427 51.24% 46.10% 1.77% 20.79%

Bank Swasta 21,214 23,854 25,054 58.06% 53.90% 5.03% 52.56%

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 18,365 21,098 22,461 51.35% 48.32% 6.46% 43.54%

Investasi 12,271 13,862 13,574 33.74% 29.20% -2.08% 21.79%

Konsumsi 9,172 10,000 10,446 24.34% 22.47% 4.46% 41.78%

Sektor Ekonomi

Pertanian 4,031 4,410 5,278 10.73% 11.36% 19.67% 70.93%

Pertambangan 7,827 9,294 9,197 22.62% 19.79% -1.04% 68.96%

Perindustrian 2,231 3,318 2,888 8.08% 6.21% -12.97% 53.53%

List rik, Gas dan Air 362 302 276 0.73% 0.59% -8.49% -38.06%

Konstruksi 2,774 2,819 2,724 6.86% 5.86% -3.38% -24.63%

Perdagangan 5,798 6,105 7,076 14.86% 15.22% 15.91% 19.99%

Angkutan 2,314 2,482 2,576 6.04% 5.54% 3.77% 59.89%

Jasa Dunia Usaha 3,364 3,794 3,552 9.23% 7.64% -6.37% -21.77%

Jasa Sosial 876 1,503 1,672 3.66% 3.60% 11.27% 589.10%

Lain-Lain 10,231 10,933 11,241 26.61% 24.18% 2.81% 51.97%

LDR - lokasi proyek 85.45% 85.91% 94.16%

Pert . Tw 3-10*KomposisiPosisi (dalam Rp Miliar)Keterangan

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

33

Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim

Kredit DPK Kredi t DPK

Kab. Kutai 5,647.48 3,272.33 12.15% 6.63% 172.58%

Kab. Berau 1,773.40 2,047.31 3.82% 4.15% 86.62%

Kab. Pasir 1,325.26 1,074.43 2.85% 2.18% 123.35%

Kab. Bulungan 660.53 1,954.37 1.42% 3.96% 33.80%

Kab. Kutai Barat 584.45 332.61 1.26% 0.67% 175.72%

Kab. Kutai Timur 1,674.54 1,416.11 3.60% 2.87% 118.25%

Kab. Malinau 150.66 728.38 0.32% 1.48% 20.68%

Kab. Nunukan 335.36 543.15 0.72% 1.10% 61.74%

Kodya Samarinda 13,932.77 18,752.65 29.98% 37.99% 74.30%

Kodya Balikpapan 12,422.78 12,199.52 26.73% 24.71% 101.83%

Kodya Tarakan 1,355.64 4,158.91 2.92% 8.42% 32.60%

Kodya Bontang 6,618.22 2,886.37 14.24% 5.85% 229.29%

Kabupaten/KotaNominal* (Rp M) Pangsa

LDR

Sumber : LBU Bank Indonesia

Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk

membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat

bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota

Samarinda mencapai Rp 13.932 milyar (pangsa 29,98%) dan di kota Balikpapan

(termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp 12.422 milyar (pangsa

26,73%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Malinau

sebesar Rp. 150,66 milyar (pangsa 0,32%).Apabila dilihat dari nisbah pinjaman

terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar

229,29%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat (175,72%), Kabupaten Kutai

Kartanegara sebesar 172,58%, Kabupaten Pasir (123,35%) dan kota Balikpapan

(101,83%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau, Bulungan

dan Tarakan dengan nisbah masing-masing sebesar 20,68%, 33,80% dan

32,60% (Tabel 3.5).

3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)

Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum

di Kaltim pada Triwulan III-2010 mencapai Rp 17.468 milyar atau dengan pangsa

58,23% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit

MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar -4,34% (qtq) atau

memiliki arah yang berbeda jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang

naik sebesar 6,61%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi kredit MKM

terjadi pada kredit berskala menengah (Rp. 500 juta s.d Rp. 5 milyar) yang tumbuh

sebesar 7,01%. Sedangkan kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta)

mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar -22,25%(qtq).

Perkembangan Perbankan Daerah

34

Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim

TW1-10 TW2-10 Tw 3-10 TW2-10 Tw 3-10 q-t -q y-o-y

Mikro (s.d Rp 50 jt ) 3,744 4,027 4,301 14.31% 14.34% 6.82% 9.40%

Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt ) 6,286 7,056 5,486 25.08% 18.29% -22.25% 7.81%

Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 6,632 7,177 7,680 25.51% 25.60% 7.01% 21.90%

Kredit MKM (s.d Rp 5 miliar) 16,661 18,260 17,468 64.90% 58.23% -4.34% 14.01%

Besar (> Rp 5 miliar) 9,088 9,875 12,528 35.10% 41.77% 26.86% 52.65%

Total 25,749 28,135 29,995 100.00% 100.00% 6.61% 27.49%

Komposisi Pert . Tw3- 10Skala Kredit

Posisi (mil iar Rp)

Sumber : LBU Bank Indonesia

Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah

pada triwulan laporan tercatat Rp 11.730 milyar atau mengalami peningkatan sebesar

6,20% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada

jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta yang tercatat Rp 8.012 milyar atau

mengalami peningkatan sebesar 11,05% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(Tabel 3.7).

Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Kaltim

Tw 1-10 Tw2-10 Tw 3-10 Tw 2-10 Tw 3-10 q-t -q y-o-y

Kredit MKM 16,661 18,260 19,742 100.00% 100.00% 8.11% 30.40%

Kelompok Bank

Bank Pemerintah 10,146 11,045 11,730 60.49% 59.41% 6.20% 25.27%

Bank Swasta 6,516 7,215 8,012 39.51% 40.59% 11.05% 38.72%

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 6,069 6,434 7,126 35.24% 36.10% 10.75% 14.53%

Investasi 1,934 2,187 2,310 11.98% 11.70% 5.63% 23.20%

Konsumsi 8,658 9,639 10,306 52.79% 52.20% 6.92% 46.34%

Sektor Ekonomi

Pertanian 164 176 227 0.96% 1.15% 28.92% -56.50%

Pertambangan 231 204 240 1.12% 1.22% 17.44% 30.53%

Perindustrian 312 341 370 1.87% 1.88% 8.65% 99.21%

Listrik, Gas dan Air 17 12 24 0.06% 0.12% 104.41% -18.89%

Konstruksi 916 981 1,075 5.37% 5.44% 9.58% -15.79%

Perdagangan 3,611 3,890 4,450 21.30% 22.54% 14.39% 15.99%

Angkutan 409 473 491 2.59% 2.49% 3.93% 40.18%

Jasa Dunia Usaha 1,096 1,039 1,114 5.69% 5.64% 7.20% -29.09%

Jasa Sosial 417 772 796 4.23% 4.03% 3.10% 564.38%

Lain-Lain 9,488 10,372 10,955 56.80% 55.49% 5.62% 55.07%

Pert . Tw 3-10Posisi (dalam Rp miliar) KomposisiKeterangan

Sumber : LBU Bank Indonesia

Menurut jenis penggunaan, kredit modal kerja dan kredit investasi yang telah

disalurkan masing-masing berjumlah Rp. 7.126 milyar (pangsa 36,1%) dan Rp. 2.130

milyar (pangsa 11,70%). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, kredit modal

kerja tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 10,75%. Sedangkan kredit investasi

mengalami peningkatan yang lebih kecil yaitu sebesar 5,63% (qtq).

Perkembangan Perbankan Daerah

35

Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai

tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 22,54%), sektor jasa dunia

usaha (pangsa 5,64%) dan sektor konstruksi (pangsa 5,44%). Dilihat dari

pertumbuhan secara triwulanan, pertumbuhan tertinggi pada sektor listrik, gas, dan

air yang tumbuh sebesar 104,41%, diikuti oleh sektor pertanian (28,92%) dan sektor

pertambangan (17,44%). Sedangkan sektor angkutan, sektor jasa sosial, dan sektor

perindustrian mengalami pertumbuhan terkecil masing-masing sebesar 3,93%,

3,10%, dan 8,65% (qtq).

Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs)

menurut Sektor Ekonomi Kaltim

Tw 1-10 Tw2-10 Tw3-10 Tw2-10 Tw3-10 Tw 2-10 Tw 3-10

NPLs Kredit UM KM 402.261 482.67 520.602 19.99% 7.86% 2.64% 2.64%

Sektor Ekonomi

Pertanian 8.512 5.967 9.082 -29.90% 52.20% 3.39% 4.00%

Pertambangan 14.252 7.442 5.036 -47.78% -32.33% 3.64% 2.10%

Perindustrian 6.539 8.653 20.072 32.33% 131.97% 2.54% 5.42%

Listrik, Gas dan Air - - - - - - -

Konstruksi 52.739 91.642 65.694 73.77% -28.31% 9.34% 6.11%

Perdagangan 94.775 111.332 141.113 17.47% 26.75% 2.86% 3.17%

Angkutan 9.122 16.403 24.816 79.82% 51.29% 3.47% 5.05%

Jasa Dunia Usaha 23.655 28.072 34.342 18.67% 22.34% 2.70% 3.08%

Jasa Sosial 20.011 44.013 39.738 119.94% -9.71% 5.70% 4.99%

Lain-Lain 172.656 169.146 180.709 -2.03% 6.84% 1.63% 1.65%

Posisi (Rp mil iar) q-t -q Nisbah NPLKeterangan

Sumber : LBU Bank Indonesia

Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan III

2010 menunjukkan kinerja yang tetap seperti terlihat dari persentase kredit

bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,64% atau tetap

jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar

2,64%. Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada

sektor konstruksi (6,11%), sektor perindustrian (5,42%) dan sektor angkutan

(5,05%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5 %

pada triwulan III-2010 (Tabel 3.8).

Perkembangan Perbankan Daerah

36

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1

a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim

Jumlah aset BPR di wilayah

Kalimantan Timur pada triwulan III-2010

mengalami pertumbuhan sebesar

18,68% (yoy), dengan total nilai

mencapai Rp. 239,78 milyar (Grafik 3.7).

Pertumbuhan ini lebih tinggi jika

dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan II-2010 yang sebesar 15,93%

(yoy). Sementara secara triwulanan,

aset BPR sedikit meningkat dibandingkan

dengan jumlah aset pada triwulan II-

2010 yang mencapai Rp. 234,23 milyar atau meningkat sebesar 2,37% (qtq).

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim

Jumlah dana pihak ketiga (DPK)

BPR di Kalimantan Timur pada triwulan

III-2010 mengalami pertumbuhan

sebesar 17,96% (yoy), dengan nilai Rp

152,71 milyar (Grafik 3.8). Akan tetapi

pertumbuhan ini mengalami perlambatan

jika dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan II-2010 yang tumbuh

sebesar 29,75%. Perlambatan

pertumbuhan DPK pada triwulan III-2010

dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan jumlah deposito yang hanya

meningkat sebesar 23,52% menjadi Rp 97,82 milyar setelah triwulan sebelumnya

tumbuh 33,09% (yoy), begitu pula tabungan yang tumbuh sebesar 9,19% (yoy)

menjadi Rp 54,89 milyar setelah triwulan sebelumnya tumbuh 24,81% (yoy).

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim

Penyaluran kredit oleh BPR pada

triwulan III-2010 mencapai Rp 166,17

milyar, atau mengalami pertumbuhan

sebesar 13,02% (yoy) dibandingkan

triwulan III-2009 (Grafik 3.9).

Pertumbuhan ini lebih rendah jika

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan

II-2010 yang tumbuh sebesar 14,52%.

1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)

0%

20%

40%

60%

-

40

80

120

160

200

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII

2008 2009 2010

(yoy)Rp Milyar Investasi Konsumsi Modal Kerja growth

Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR

Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia

0%

10%

20%

30%

40%

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII

2008 2009 2010

yoyRp MilyarDeposito Tabungan growth DPK

Grafik 3.8 Perkembangan DPK BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

50

100

150

200

250

300

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII

2008 2009 2010

YoYRp Milyar Total Aset growth (yoy)

Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

37

Perlambatan pertumbuhan kredit ini terutama disebabkan oleh perlambatan

pertumbuhan pada komponen kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 13,28%

(yoy) menjadi Rp. 54,70 milyar, setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh

22,23% (yoy) atau mencapai Rp. 56,09 milyar.

Tabel 3.9. Perkembangan Usaha BPR di Kaltim

Q IV Q I Q II QIII qtq yoy

Total Aset (Rp M iliar) 222.44 220.48 234.23 239.78 2.37% 18.68%

DPK (Rp Miliar) 143.46 141.98 150.86 152.71 1.23% 17.96%

Tabungan 64.67 60.29 58.48 54.89 -6.15% 9.19%

Giro - - - - - -

Deposito 78.79 81.69 92.38 97.82 5.89% 23.52%

Kredit (Rp Miliar) 147.93 155.47 163.49 166.17 1.64% 13.02%

Modal Kerja 83.25 85.18 90.51 94.01 3.87% 11.23%

Konsumsi 50.40 55.44 56.09 54.71 -2.46% 13.28%

Investasi 14.27 14.85 16.89 17.46 3.36% 22.81%

Rasio NPL Gross (%) 18.00 19.00 17.62 17.78

LDR 1.03 1.10 1.08 1.09

TW3-20102009INDIKATOR

2010

Sumber : Simwas BPR Bank Indonesia 3.5. Asesmen Risiko Perbankan

3.5.1 Risiko Kredit

Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim

meningkat karena terdapat sedikit peningkatan persentase kredit bermasalah

bruto (Gross-NPLs) untuk jenis penggunaan kredit modal kerja, investasi, dan

konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai.

Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan

mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan III-2010

sebesar 2,55% atau lebih tinggi jika dibandingkan nisbah NPLs triwulan II-2010

sebesar 2,44% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit

bermasalah tercatat mengalami peningkatan sebesar 11,18% (qtq) bila

dibandingkan dengan posisi triwulan II-2010.

Tabel 3.10. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum di Kaltim

Tw 1-10 Tw2-10 Tw 3-10 Tw2-10 Tw3-10 qtq yoy

1-Lancar 22,987 25,045 26,636 89.02% 88.80% 6.35% 30.38%

2-Dalam Perhat ian Khusus 2,025 2,403 2,596 8.54% 8.66% 8.04% 25.12%

3-Kurang lancar 311 154 206 0.55% 0.69% 33.95% 109.13%

4-Diragukan 88 189 139 0.67% 0.47% -26.28% 23.59%

5-Macet 338 343 418 1.22% 1.39% 21.60% -1.10%

NPLs (3+4+5) 737 687 763 2.44% 2.55% 11.18% 20.47%

Total Kredit 25,749 28,135 29,995 100.00% 100.00% 6.61% 27.49%

Komposisi Pert. Tw3-10Sektor

Kolekt ibil it as (Rp Mi l liar)

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

38

Risiko kredit menurut jenis penggunaan masih tercatat pada rasio NPLs

dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang

persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,49%. Sementara itu,

persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing

sebesar 2,31% dan 1,66%. Namun kredit investasi mengalami peningkatan

persentase NPLs jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan

sebelumnya yang sebesar 1,60%.

Berdasarkan sektor ekonomi, nisbah NPLs tercatat relatif rendah (dibawah

5%), kecuali untuk sektor angkutan yang mencapai nisbah NPLs tertinggi

prosentase sebesar 5,25% (Tabel 3.11).

Tabel 3.11.

Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum di Kaltim

Tw1-10 Tw 2-10 Tw3-10 +/- (Rp M) qtq Tw2-10 Tw 3-10

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 466 396 411 14 3.65% 3.71% 3.49%

Investasi 106 122 179 57 46.51% 1.60% 2.31%

Konsumsi 166 168 174 6 3.29% 1.71% 1.66%

Sekt or Ekonomi

Pertanian 9 6 9 3 52.20% 0.65% 0.80%

Pertambangan 88 50 47 -2 -4.84% 3.90% 3.82%

Perindustrian 7 9 20 11 131.97% 0.77% 1.88%

Listrik, Gas & Air 0 0 0 0.00% 0.00%

Konst ruksi 250 179 132 -46 -25.88% 6.48% 4.93%

Perdagangan 99 116 154 38 33.13% 2.15% 2.53%

Angkutan 42 41 85 44 106.85% 2.58% 5.25%

Jasa Dunia Usaha 43 52 71 20 38.01% 1.89% 2.32%

Jasa Sosial 20 51 56 5 10.23% 3.38% 3.77%

Lain-Lain 180 184 188 4 2.08% 1.73% 1.64%

737 687 764 77 11.18% 2.45% 2.55%

Keterangan

Total

Nisbah NPL (%)Pert . Tw3-10Nominal NPL (Rp Mil iar)

Sumber : LBU Bank Indonesia

3.5.2 Risiko Likuiditas

Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas

yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur

kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening

simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi

tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 93,66% (Tabel 3.12).

Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut

rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama

oleh nasabah besar. Prosentase simpanan jangka pendek pada triwulan III-2010

ini masih relatif sama jika dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya

yang sebesar 93,15%.

Perkembangan Perbankan Daerah

39

Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim

Tw1- 10 Tw 2-10 Tw 3-10 Tw1- 10 Tw 2-10 Tw3-10

Jangka pendek

Giro 14,428 13,456 13,307 30.97% 28.14% 26.96%

Tabungan 18,007 18,646 19,594 38.65% 38.99% 39.70%

Simpanan berjangka s.d 3 bulan 10,823 12,450 13,331 23.23% 26.03% 27.01%

Total DPK s.d 3 bulan 43,258 44,552 46,232 92.85% 93.15% 93.66%

Jangka menengah panjang

Total DPK > 3 bulan 3,330 3,274 3,127 7.15% 6.85% 6.34%

46,588 47,825 49,359 100.00% 100.00% 100.00%Total DPK

KeteranganPosisi Nominal (mi liar Rp) Komposisi

Sumber : LBU Bank Indonesia

3.5.3 Risiko Pasar

Berdasarkan analisis grafis yang

menghubungkan antara suku bunga

kredit dengan rasio NPLs dalam

periode triwulan I-2006 s.d triwulan

III-2010 (Grafik 3.10), terlihat

pergerakan yang searah antara nisbah

NPLs dengan suku bunga kredit. Hal

ini didukung oleh hasil penghitungan

koefisien korelasi2 kedua variabel

tersebut yang hanya 0,6308. Oleh

karenanya dapat dikatakan bahwa

persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat bunga kredit.

2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008 2009 2010

Bunga Kredit (sumbu kiri)

Gross NPLs (sumbu kanan)

Grafik 3.10 Perkembangan Bunga Kredit

dan Rasio NPLs Sumber: LBU Bank Indonesia

40

KEUANGAN DAERAH

4.1 Gambaran Umum

Realisasi pendapatan daerah provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2010 secara

total mencapai Rp. 5,24 trilyun atau secara prosentase sebesar 83,14% dari total

keseluruhan pendapatan pada APBD Kaltim 2010. Dilihat dari realisasi pendapatan,

kontribusi pendapatan tertinggi berasal dari pendapatan transfer dan pendapatan asli

daerah dengan nilai realisasi masing-masing sebesar Rp. 3,28 trilyun dan Rp. 1,93 trilyun.

Grafik 4.1 Pendapatan APBD Kaltim TW III 2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

Realisasi Belanja APBD Kaltim Triwulan III-2010 mencapai Rp. 2,62 trilyun atau

39,03% dari total rencana belanja APBD Kaltim 2010. Realisasi belanja tertinggi berasal dari

belanja operasi sebesar Rp. 1,36 trilyun atau mencapai 35,52%. Sedangkan belanja modal

mencapai realisasi yang lebih rendah dari belanja operasi yaitu sebesar Rp. 0,60 trilyun atau

30,88% dari total APBD 2010.

Grafik 4.2 Belanja APBD Kaltim TW III 2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

BAB IV

Keuangan Daerah

41

4.2 Pendapatan

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sampai dengan Triwulan III-2010 telah

mencapai Rp. 1,93 trilyun atau 86,98% dari rencana PAD APBD Kaltim 2010 (Tabel 4.1).

Dari jumlah tersebut kontribusi utama berasal dari komponen pendapatan pajak daerah

sebesar Rp. 1,43 trilyun dengan tingkat prosentasi realisasi sebesar 86,41% dari total

pendapatan pajak daerah pada rencana APBD Kaltim 2010 (Rp. 1,65 trilyun). Komponen

pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap total

keseluruhan PAD yaitu sebesar 73,86%. Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup

besar terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari

optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi

dan denda pengembalian, serta pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan

dan Tarakan, dengan nilai realisasi sampai dengan TW III-2010 sebesar 362 milyar atau

75,05% dari rencana APBD 2010. Sedangkan komponen yang berasal dari Pendapatan Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar 107,94%.

Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim TW III 2010

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

Keuangan Daerah

42

1,984

1,432

7

137

362

2,280

1,657

13

127

483

PAD

Pajak Daerah

Retribusi Daerah

Hasil Pengelolaan Kekayaan

Lain-lain PAD

0 1,000 2,000 3,000

(Rp. Miliar)

Rencana APBD 2010

Realisasi s.d. Tw 3-2010

Grafik 4.3 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kaltim s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

3,285

486

2,789

10

4,015

630

3,352

34

Pendapatan Transfer

Bagi Hasil Pajak

Bagi Hasil SDA

DAK

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000

(Rp. Miliar)

Rencana APBD 2010

Realisasi s.d.Tw 3-2010

Grafik 4.4 Realisasi Pendapatan Transfer Kaltim s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

Realisasi komponen Pendapatan Transfer (Dana Perimbangan) APBD Kaltim sdampai

dengan triwulan III-2010 tercatat sebesar Rp. 3,28 trilyun atau secara prosentase telah

mencapai 81,81%. Dana perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana Bagi Hasil

Bukan Pajak (dana bagi hasil SDA) dengan nilai Rp. 2,78 trilyun atau prosentase kontribusi

sebesar 84,88% dari total Dana Perimbangan realisasi sampai dengan triwulan III-2010.

Bagi hasil pertambangan gas bumi/alam, bagi hasil pertambangan minyak bumi dan iuran

eksploitasi-eksploitasi (royalti) memiliki kontribusi yang sangat dominan pada komponen

dana Bagi Hasil SDA APBD Kaltim.

Keuangan Daerah

43

4.3 Belanja

Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2010

menunjukkan nilai realisasi mencapai Rp. 2,62 trilyun atau prosentase realisasi sebesar

39,03%. Komponen belanja operasi, belanja modal, dan transfer yang menca[ai prosentase

realisasi masing-masing sebesar 35,52%, 30,88%, dan 72,15%(Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim TW III 2010

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

Komponen Belanja Operasi APBD Kaltim TW III-2010 mencapai realisasi sebesar Rp.

1,36 trilyun atau 35,52%. Jika dilihat per-komponen Belanja Operasi, Belanja Pegawai yang

memiliki kontribusi terbesar (37,35%) dengan nilai realisasi sampai dengan triwulan III

2010 sebesar Rp. 509 milyar atau mencapai 48,80% dari total rencana Belanja Pegawai

APBD Kaltim 2010. Belanja Barang memiliki kontribusi terbesar kedua setelah Belanja

Pegawai, dengan realisasi sampai dengan triwulan III-2010 mencapai Rp. 387 milyar atau

secara prosentase mencapai 37,36% dari total rencana Belanja Barang APBD Kaltim 2010.

Jika dibandingkan dengan realisasi Belanja Operasi, realisasi komponen Belanja

Modal APBD Kaltim TW III 2010 memiliki pencapaian realisasi yang lebih kecil yaitu sebesar

Rp. 605 milyar atau hanya mencapai prosentase sebesar 30,88%. Belanja jalan, irigasi, dan

jaringan memiliki kontribusi terbesar (49,37%) pada komponen belanja modal tersebut,

dengan tingkat realisasi mencapai Rp.372 milyar atau hanya sebesar 38,42%. Kecilnya

tingkat realisasi belanja modal pada triwulan III-2010 disebabkan karena beberapa proyek

pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan fasilitas perhubungan besar di Kaltim

masih dalam tahap lelang pekerjaan dan persiapan lainnya. Beberapa proyek infrastruktur

Keuangan Daerah

44

tersebut antara lain pembangunan jalan freeway Balikpapan-Samarinda yang diperkirakan

akan menyerap anggaran Rp. 163 milyar pada APBD 2010, sampai dengan akhir triwulan

III-2010 penyerapan keuangan baru mencapai 15,19% karena masih dalam lelang

kontraktor tahap kedua yaitu survey lokasi untuk selanjutnya menyusun metode kerja.

Realisasi keuangan yang cukup kecil juga ditunjukkan oleh pembangunan bentang pendek

jembatan pulau Balang yang baru mencapai 39,84%, serta realisasi keuangan

pembangunan bandara Juwata Tarakan dan Pembangunan TPK Kariangau yang masih kecil.

1,363

509

388

103

5

358

3,839

1,044

1,038

436

126

1,196

B. Operasi

B. Pegawai

B. Barang

B. Hibah

B. Bantuan Sosial

B. Bantuan Keuangan

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000

(Rp. Miliar)

Rencana APBD 2010

Realisasi s.d. Tw 3-2010

Grafik 4.5 Belanja Operasi s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

606

42

61

131

372

0

1,962

91

292

591

969

20

B. Modal

B. Tanah

B. Peralatan dan Mesin

B. Bangunan dan Gedung

B. Jalan, Irigasi, Jaringan

B. Aset Tetap lainnya

0 1,000 2,000 3,000

(Rp. Miliar)

Rencana APBD 2010

Realisasi s.d. Tw 3-2010

Grafik 4.6 Realisasi Belanja Modal s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah

Boks.2 SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (SIPPD)

Upaya Membangun APBD yang Akuntabel, Efisien, Efektif dan Transparan

Norma Anggaran

Anggaran Daerah pada hakekatnya merupakan perwujudan amanat rakyat kepada eksekutif dan

legeslatif untuk mewujudkan pelayanan dan kemakmuran rakyat. Anggaran Daerah harus

mencerminkan kebutuhan riil masyarakat.

Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004.

Dengan beberapa problema yang di hadapi adalah :

1. Lemahnya koordinasi perencanaan nasional, propinsi, kabupaten/kota

2. Kurangnya kesamaan pemahaman & persepsi Visi dan Misi Pembangunan

3. Perencanaan tidak didasarkan atas Visi dan Sasaran Pembangunan

4. Perencanaan tidak realistis dengan anggaran yang tersedia (result oriented)

5. Benturan ruang/wilayah dan kepentingan

6. Dokumen perencanaan tidak digunakan sebagai acuan

SIPPD

Suatu sistem yang diharapkan mampu memaduserasikan dan mensinkronkan program prioritas

Pembangunan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, konsistensi alokasi anggaran dan

program prioritas, menjelaskan hubungan antara alokasi anggaran dengan output kegiatan dan

outcome program, serta dapat digunakan untuk sebagai baseline dalam pengendalian dan

evaluasi pembangunan dalam memastikan pencapaian sasaran pembangunan daerah, sehingga

belanja negara/daerah efektif sebagai instrumen fiscal untuk semata-mata pelayanan dan

kemakmuran rakyat.

Dasar Hukum

1. UU 25/2004: SPPN

2. PP 8/2008: Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah

3. PP 39/2006: Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

4. Permendagri 37/2010: Pedoman Penyusunan APBD 2011

5. Peraturan Bersama (Menteri Dalam Negeri 28/2010, Menteri Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Bappenas 0199/M PPN/2010 dan Menteri Keuangan PMK 95/2010:

Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

Substansi Materi SIPPD

1. Usulan Program atau Kegiatan Kabupaten/Kota dan sumber pendanaannya (APBD Kab/Kota,

APBD Prov, APBN/PHLN, dan lainnya)

2. Usulan Program SKPD Provinsi dan sumber pendanaannya (APBD prov, APBN/PHLN, dan

lainnya) dan Bahan Rancangan Awal RKPD Prov.

3. Keselarasan Program/Kegiatan Kabupaten/Kota VS SKPD Provinsi untuk bahan Forum SKPD

Prov, Rakor Bidang Pembangunan, Musrenbang RKPD dan Musrenbang Nasional, Bilateral

Bappeda dengan SKPD Prov dan Kementerian/Lembaga

4. Bahan Rancangan Akhir RKPD, KUA dan PPAS

5. Hasil Akhir Pra RKA sebagai bahan input di SIMDA

6. Baseline dalam Sistem Pengendalian dan Evaluasi berbasis GIS dan WEB.

Mekanisme Proses SIPPD

APBD sebagai Refleksi Kebijakan dan Program Prioritas Pembangunan

Baseline dalam Sistem Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

Sumber : Bahan Raker Gubernur bersama Bupati Walikota dan Kepala SKPD se Kaltim Sept 2010

48

PERKEM BA NGAN SISTEM PEM BAYARAN

5.1. Gambaran Umum

Perkembangan sistem pembayaran pada triwulan III-2010, yang terdiri dari

transaksi tunai melalui uang kartal dan transaksi non tunai melalui kliring dan RTGS

menunjukkan menunjukkan perkembangan yang beragam. Transaksi tunai (uang

kartal) mengalami peningkatan yang relatif tinggi dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya, dan mengalami net inflow karena meningkatnya jumlah

setoran uang kartal dari perbankan di wilayah Kalimantan Timur. Sedangkan jumlah

uang kartal yang termasuk dalam kategori Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

mengalami pertumbuhan yang negatif.

Sementara itu, transaksi non tunai melalui kliring pada periode berjalan ini

masih mengalami pertumbuhan yang positif, namun relatif melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya, sedangkan transaksi melalui RTGS mengalami pertumbuhan

yang positif.

5.2. Perkembangan Transaksi Tunai

5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal

Transaksi tunai antara

perbankan di Kalimantan Timur

dengan Kantor Bank Indonesia

Samarinda dan Balikpapan, pada

triwulan III-2010 mencapai Rp

7.517 milyar atau mengalami

pertumbuhan yang relatif tajam

sebesar 160,88% dibandingkan

dengan periode yang sama tahun

sebelumnya. Transaksi ini lebih

tinggi jika dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan II-2010 yang

mengalami penurunan 10,42%(yoy). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,

perkembangan transaksi tunai di Kaltim Triwulan III-2010 mengalami peningkatan

sebesar 363,43% (qtq).

Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang

yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 6.606

milyar. Jumlah ini mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar 153,17%

(y-o-y). Sedangkan uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan

mencapai Rp 910 milyar atau naik sebesar 234,82% (y-o-y). Secara keseluruhan,

BAB V

-100%

0%

100%

200%

-

2,000

4,000

6,000

8,000

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III

2008 2009 2010

(Rp Milyar) Outflow Inflow Growth (yoy)

Grafik 5.1 Peredaran Uang Kartal di Kaltim

Sumber: Bank Indonesia

Perkembangan Sistem Pembayaran

49

pada triwulan III-2010, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang

keluar lebih besar dibandingkan dengan uang yang masuk), yaitu sebesar Rp

5.696 milyar.

Dari jumlah uang kartal yang

masuk ke kas Bank Indonesia di

wilayah Kalimantan Timur, terdapat

uang kartal yang masuk dalam

kategori Uang Tidak Layak Edar

(UTLE), yaitu uang yang menurut

klasifikasi Bank Indonesia sudah

tidak layak untuk menjadi alat

pembayaran karena mengalami

kelusuhan atau rusak. Jenis uang

yang termasuk dalam UTLE tersebut

kemudian masuk dalam klasifikasi

untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda Tidak

Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada

triwulan III-2010 mencapai Rp 365 milyar atau mengalami pertumbuhan sebesar

209,49% (y-o-y) dibandingkan triwulan II-2010. Sedangkan secara triwulanan,

jumlah PTTB ini mengalami pertumbuhan sebesar 118,59%.

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai

5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring

Transaksi Kliring di Wilayah

Kalimantan Timur pada Triwulan III-

2010 mencapai Rp 4.755 milyar, bila

dibandingkan dengan triwulan yang

sama tahun sebelumnya mengalami

pertumbuhan 7,94% (yoy).Volume

transaksi pada triwulan III-2010 yang

mencapai 182,761 bilyet

dibandingkan dengan triwulan yang

sama tahun 2009 mengalami

pertumbuhan transaksi sebesar

0,39% (yoy), namun apabila

dibandingkan pada triwulan sebelumnya volume transaksi kliring di Kaltim pada

triwulan III-2010 mengalami penurunan sebesar 2,13% (qtq).

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS

Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kalimantan Timur pada

Triwulan III 2010 mencapai Rp. 45.603 miliar dengan Volume 47.135 transaksi atau

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

0

100

200

300

400

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III

2008 2009 2010

(Rp Milyar) PTTB Growth (yoy)

Grafik 5.2 Perkembangan PTTB Sumber: Bank Indonesia

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

3,600

4,000

4,400

4,800

5,200

QI QII QIII QIV QI QII QIII QIV QI QII QIII

2008 2009 2010

(Rp Mi lyar) Nilai Growth yoy

Grafik 5.3 Perkembangan Transaksi Kliring Sumber: Bank Indonesia

Perkembangan Sistem Pembayaran

50

mengalami pertumbuhan sebesar 29,58% (yoy) dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. Pertumbuhan nilai transaksi RTGS periode berjalan dipengaruhi

oleh peningkatan nilai transaksi yang masuk ke Kaltim sebesar 34,07%, dan

pertumbuhan nilai transaksi keluar dari Kaltim yang mengalami peningkatan sebesar

24,92%. Secara volume, transaksi RTGS pada Triwulan III-2010 mengalami

penurunan sebesar 7,87% (yoy), meskipun volume transaksi keluar dari Kaltim

mengalami peningkatan sebesar 0,50%. Penurunan volume transaksi RTGS pada

periode berjalan dipengaruhi oleh penurunan volume transaksi yang masuk ke Kaltim

sebesar 13,30%.

Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan III 2010 mengalami

peningkatan sebesar 11,43%. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan nilai transaksi yang

masuk ke Kaltim sebesar 7,99% dan Nilai transaksi keluar Kaltim sebesar 15,53%.

Volume transaksi RTGS pada triwulan berjalan dibandingkan pada triwulan II 2010

mengalami penurunan 25,52%. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan volume transaksi

yang masuk ke Kaltim sebesar 26,62% dan penurunan volume transaksi keluar Kaltim

sebesar 24,01%.

Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS Kaltim (Rp milyar)

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.4 Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim

Sumber: Bank Indonesia

Perkembangan Sistem Pembayaran

51

Berdasarkan lokasi Kantor Bank Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur, di wilayah

kerja KBI Samarinda pada periode Triwulan III 2010 mencapai Rp. 33.110 milyar atau

tumbuh sebesar 25.95% (yoy) dibandingkan pada triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Sementara nilai transaksi RTGS di wilayah kerja KBI Balikpapan tercatat sebesar

Rp.12.493 milyar atau mengalami peningkatan 40.30% (yoy) dibandingkan triwulan yang

sama tahun sebelumnya.

Grafik 5.5 Perkembangan RTGS per Wilker KBI

Sumber: Bank Indonesia

52

PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH

DAN KESEJAHTERAAN

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur

Perkembangan jumlah penduduk usia di atas 15 tahun di Kaltim sampai dengan

September 2010 mencapai 2.307.357 orang atau mengalami peningkatan sebesar 5,00%

(yoy) dibandingkan posisi tahun 2009. Jumlah angkatan kerja dari penduduk berusia diatas

15 tahun tersebut berjumlah 1.460.996 orang, atau turun sebesar 2,79% dari posisi tahun

2009, sehingga tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 63.32% atau sedikit menurun

dari periode sebelumnya yang sebesar 66,53%. Jumlah pengangguran di Kaltim mengalami

penurunan sebesar 11,11% menjadi 158.224 orang, dan Tingkat Pengangguran Setengah

Terbuka mengalami penurunan 2% dari 12% menjadi 10% (Tabel 6.1) .

Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Kaltim

2008 2009 2010* SATUAN

2 3 4 5

2,103,859 2,197,509 2,307,357 Orang

1,335,071 1,502,875 1,460,996 Orang

1,168,047 1,324,878 1,302,772 Orang

167,024 177,997 158,224 Orang

13 12 10 Orang

31,576 4,912 114 Orang

3,233 502 438 Orang

Laki-laki 2,591 392 323 Orang

Perempuan 642 110 115 Orang

Anak-anak - - - Orang

9,342 1,023 Orang

22,234 3,889 Orang

67 293 Orang

- - Orang

758 715 Orang

1,209,870 1,327,108 1,435,374 Orang

889,654 955,000 1,200,000 Orang

Kasus PHK

Orang terkena PHK

Rata-rata kebutuhan Hidup Minimum

Rata-rata upah Minimum Regional

Pengangguran Setengah Terbuka (%)

TKI d i Luar Negeri

Data Deportasi Luar Negeri

Tenaga Kerja Wanita

Tenaga Kerja Pria

PHK/Kasus

JENIS DATA

1

Penduduk 15 Tahun Keatas

Angkatan Kerja

Kesempatan Kerja

Jumlah Pengangguran*

* Posisi September 2010

Sumber : Disnakertrans Kalimantan Timur Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 di Kaltim, diperoleh hasil pada seluruh

kabupaten dan kota memiliki jumlah sex ratio laki-laki yang lebih banyak daripada

perempuan (Tabel 6.2). Tingginya sex ratio laki-laki tersebut merupakan indikasi bahwa

Kaltim merupakan tujuan migrasi penduduk dari luar Kaltim. Pada umumnya sex ratio

berhubungan dengan tingkat urban suatu wilayah, dimana semakin menarik suatu wilayah

BAB VI

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

53

dijadikan suatu tujuan urbanisasi, maka semakin banyak proporsi penduduk laki-laki di

wilayah tersebut dibandingkan penduduk perempuan. Dengan tingginya sex ratio laki-laki

hasil sensus penduduk 2010, menunjukkan Kaltim masih menjadi tempat yang cukup

menarik untuk mencari pekerjaan. Hal ini didukung oleh perkembangan sektor

pertambangan Batubara dan perkebunan Kelapa Sawit. Selain itu berjalannya otonomi

daerah di Kaltim membuka peluang bagi penduduk antar kab/kota lainnya di Kaltim untuk

mengisi kesempatan kerja yang diperkirakan masih terbuka.

Tabel 6.2 Perkembangan Sex Ratio Kaltim Hasil Sensus Penduduk 2010

Laki-Laki Perempuan Total L P

1 Berau 96,708 82,736 179,444 116.89 100 4.30

2 Bontang 72,834 67,953 140,787 107.00 100 3.52

3 Balikpapan 289,560 269,636 559,196 107.00 100 3.20

4 Bulungan 60,422 52,623 113,045 114.82 100 4.09

5 Kutai Timur 137,882 115,965 253,847 119.00 100 5.70

6 Kutai Barat 87,782 78,152 165,934 112.00 100 2.01

7 Kutai Kartanegara 329,992 296,294 626,286 111.37 100 1.47

8 Malinau 33,660 28,763 62,423 114.00 100 5.47

9 Nunukan 75,247 65,595 140,842 114.00 100 5.87

10 Penajam Paser Utara 74,705 67,988 142,693 110.00 100 2.66

11 Samarinda 376,238 349,985 726,223 107.50 100 3.36

12 Tarakan 101,464 91,605 193,069 111.00 100 6.50

No Kab/KotaPertumbuhan Rata-rata per tahun 2000-2010 (%)

Jumlah Penduduk Sex Ratio

Sumber : Hasil Sensus 2010 BPS Kaltim

Apabila ditinjau dari perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) kondisi

ketenagakerjaan di Kaltim menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Indikasi ini terlihat

dari pencairan JHT secara nominal yang mengalami sedikit penurunan dari Rp 11,95 milyar

pada triwulan III-2009 menjadi Rp 11,74 milyar pada triwulan III-2010 atau mengalami

penurunan sekitar 1,73% (yoy) (Grafik 6.1).

-100

0

100

200

300

0

4,000

8,000

12,000

16,000

20,000

I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010

(%)(Rp. Juta)JHT yoy

Grafik 6.1 Perkembangan Jaminan Hari Tua Jamsostek

Sumber : PT. Jamsostek Kantor Cabang Samarinda

Prospek perekonomian Daerah

54

6.2 Kesejahteraan Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Kaltim, meningkatnya jumlah penduduk,

angka melek huruf dan tingginya kesempatan kerja di Kaltim menjadikan Kaltim sebagai

salah satu tujuan para pencari kerja. Upah minimum Provinsi Kaltim di Tahun 2010 sebesar

Rp. 1.002.000,- telah disetujui oleh dewan pengupahan Kaltim naik menjadi Rp. 1.084.000,-

pada tahun 2011. Dengan peningkatan UMP yang akan diikuti oleh peningkatan Upah

Minimum Sektoral memberi harapan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Kaltim,

dan akan mendukung peningkatan daya beli masyarakat. Meskipun UMP tersebut

diperkirakan masih jauh untuk menutup biaya hidup di Kaltim tahun 2009 diatas Rp.

3.703.716,- (rata-rata di kota Samarinda, Balikpapan dan Tarakan), diharapkan akan

mampu mengurangi tingkat kemiskinan Kaltim. Program-program dukungan pemerintah

Provinsi, Kabupaten/Kota antara lain Jamkesmas, Raskin, Tunjangan Melahirkan, Tunjangan

Kematian, Bantuan Operasional Sekolah, program beasiswa, dsb, diharapkan dapat

meminimalkan gap antara tingkat penghasilan masyarakat Kaltim dan Tingkat kebutuhan

biaya hidup minimal di Kaltim .

Kondisi kesejahteraan masyarakat Kaltim pada triwulan III 2010 mengalami

peningkatan, hal ini disebabkan adanya peningkatan penghasilan masyarakat saat ini.

Kondisi tersebut tercermin dari indeks penghasilan saat ini yang sedikit meningkat sebesar

dari 145,50 (akhir triwulan II-2010) menjadi 147 (Oktober 2010), begitu juga dengan

tingkat ekspektasi penghasilan yang meningkat dari 155,50 (akhir triwulan II-2010) menjadi

156 (Oktober 2010) (Grafik 6.2). Penghasilan masyarakat yang meningkat didukung oleh

inflasi yang terkendali sehingga memberikan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi

ekonomi Kaltim yang positif dan meningkatnya ekspektasi penghasilan ke depan untuk

meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat.

0

40

80

120

160

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2008 2009 2010

Penghasilan Saat Ini Ekspektasi Penghasilan

Grafik 6.2 Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan

Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

55

PROSPEK PEREKONOM IAN DAERAH

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2010

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan

mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara

4,5% s.d. 5,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut

dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda

pada bulan Oktober 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di

atas level optimis (100), yaitu sebesar 147,50. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-

komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada di atas level optimis (Grafik 7.1),

terutama disebabkan ekspektasi membaiknya kondisi perekonomian dan ketersediaan

lapangan kerja. Dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung oleh

perkembangan positif di sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih

tinggi karena stabilnya permintaan dan harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara

dan minyak mentah di pasar internasional (Grafik 7.2).

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi

Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan IV-2010

diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan

beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti jagung dan kedelai, meskipun

harga gula mengalami peningkatan (Grafik 7.2). Selain itu berdasarkan pemantauan harga

di bulan Oktober, yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov. Kalimantan Timur, beberapa

komoditas utama atau bahan kebutuhan pokok di kota Samarinda mayoritas mengalami

penurunan diantaranya cabe merah besar, bawang merah, daging ayam boiler dan telur

ayam (Grafik 7.3 dan Grafik 7.4). Faktor pendorong inflasi pada triwulan depan antara lain

belanja akhir tahun pemerintah daerah yang mulai meningkat untuk menambah realisasi

BAB IV

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2008 2009 2010

Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi

Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis 100

Grafik 7.1 Indeks Ekspektasi

Konsumen

-

20

40

60

80

100

120

140

160

1 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9

2005 2006 2007 2008 2009 2010

USD minyak (per-barel) batubara (per-mt)

Grafik 7.2 Harga Komoditas Minyak dan Batubara

Prospek perekonomian Daerah

56

APBD dan faktor musiman perayaan beberapa hari besar nasional seperti hari raya Idul

Adha, Natal, dan Tahun Baru yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan

masyarakat, terutama akan menambah laju inflasi pada kelompok bahan makanan dan

kelompok sandang.

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

Jan

Feb

Mar

Apr

May Ju

nJul

Aug Se

pOct

Nov D

ec Jan

Feb

Mar

Apr

May Ju

nJul

Aug Se

pOct

2009 2010

(mtm)Cabe Merah Besar Minyak Goreng

Tepung Terigu Beras Bengawan

Gula Pasir (DN) Bawang Merah

Grafik 7.4 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1)

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

Jan

Feb

Mar

Apr

May Ju

nJul

Aug

Sep

Oct

Nov De

cJan

Feb

Mar

Apr

May Ju

nJul

Aug

Sep

Oct

2009 2010

(mtm)Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi

Grafik 7.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2)

0

10

20

30

40

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2005 2006 2007 2008 2009 2010

(USD)

SUGAR CORN SOYB WHEAT

Grafik 7.3 Harga Komoditas Pangan Dunia

56

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

1. Inflasi dan PDRB

Total Q III Q IV Q I Q II Q III

MAKRO EKONOMI

Indeks Harga Konsumen (IHK) 121.65 120.88 121.65 124.54 125.03 129.89

Kota Samarinda 121.60 121.25 121.60 124.12 125.04 129.14

Kota Balikpapan 118.55 117.74 118.55 121.57 122.50 127.57

Kota Tarakan 131.39 129.25 131.39 135.19 132.80 139.74

Laju Inflasi Tahunan (yoy,%) 4.30 3.90 4.30 5.96 5.84 7.45

Kota Samarinda 4.06 3.69 4.06 4.65 4.99 6.51

Kota Balikpapan 3.60 3.30 3.60 6.21 6.70 8.35

Kota Tarakan 7.21 6.33 7.21 9.73 6.37 8.12

PDRB - harga konstan (miliar Rp) 105,492.98 26,745 27,271 27,558 27,761 27,864

Pertanian 6,813.05 1,666 1,678 1,957 1,860 1,812

Pertambangan & Penggalian 42,859.74 10,902 11,328 11,343 11,462 11,546

Industri Pengolahan 31,447.28 8,013 7,884 7,794 7,822 7,731

Listrik, gas dan air bersih 337.90 86 87 87 88 90

Bangunan 3,901.43 987 1,025 1,040 1,059 1,073

Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,877.30 2,245 2,335 2,363 2,427 2,495

Pengangkutan dan Komunikasi 5,851.54 1,484 1,525 1,542 1,581 1,623

Keuangan, Persewaan dan Jasa 3,252.36 824 851 862 882 904

Jasa 2,151.05 539 558 562 572 585

Pertumbuhan PDRB (yoy,%) 2.25 3.07 5.65 7.30 7.57 4.17

Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 9,809.18 2,513.72 2,937.15 2,847.50 3,221.59 3,265.13

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 144,279 39,382 44,379 45,853 45,815 45,398

Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 2,681.45 538.00 374.26 425.99 390.07 394.37

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 655.48 179.26 184.13 260.96 344.30 287.21

2009 2010INDIKATOR

2009

57

2. Perbankan

Total Q III Q IV Q I Q II Q III

PERBANKAN

Bank Umum:

Total Aset (Rp triliun) 53.15 55.68 53.15 60.38 61.81 63.96

DPK (Rp triliun) 43.70 42.95 43.70 46.58 47.83 49.37

Tabungan (Rp triliun) 18.92 16.07 18.92 18.01 18.65 19.60

Giro (Rp triliun) 12.60 12.58 12.60 14.43 13.46 13.31

Deposito (Rp triliun) 12.19 14.30 12.19 14.15 15.72 16.46

Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek * 36.42 34.15 36.42 39.81 41.09 46.48

Modal Kerja 17.00 15.79 17.00 18.36 21.10 22.46

Konsumsi 7.89 7.46 7.89 9.17 10.00 10.45

Investasi 11.53 10.90 11.53 12.27 13.86 13.57

LDR 83.34% 79.52% 83.34% 85.46% 85.83% 94.16%

Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab 24.98 23.51 24.98 26.30 28.13 30.00

Modal Kerja 10.31 10.25 10.31 9.98 10.68 11.76

Konsumsi 7.99 7.34 7.99 9.07 9.84 10.48

Investasi 6.68 5.92 6.68 6.69 7.62 7.75

LDR 57.15% 54.74% 57.15% 55.27% 58.77% 60.76%

Kredit MKM (Rp triliun)

Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 3.98 3.93 3.98 3.74 4.03 4.30

Kredit Modal Kerja 0.56 0.58 0.56 0.55 0.54 0.66

Kredit Investasi 0.14 0.12 0.14 0.09 0.10 0.06

Kredit Konsumsi 3.29 3.22 3.29 3.10 3.39 3.58

Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ? Rp 500 juta) (Rp triliun) 5.49 5.09 5.49 6.29 7.06 7.76

Kredit Modal Kerja 1.48 1.55 1.48 1.49 1.53 1.73

Kredit Investasi 0.61 0.57 0.61 0.47 0.52 0.54

Kredit Konsumsi 3.40 2.96 3.40 4.33 5.00 5.49

Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ? Rp 5 miliar) (Rp triliun) 6.45 6.30 6.45 6.63 7.18 7.68

Kredit Modal Kerja 4.09 4.04 4.09 4.03 4.36 4.73

Kredit Investasi 1.33 1.33 1.33 1.38 1.57 1.71

Kredit Konsumsi 1.03 0.94 1.03 1.22 1.25 1.24

Total Kredit MKM (Rp triliun) 15.92 15.32 15.92 16.66 18.26 19.74

NPL MKM gross (%) 2.56 3.04 2.56 2.41 2.64 2.64

BPR:

Total Aset (Rp mi liar) 222.44 202.04 222.44 220.48 234.23 239.78

DPK (Rp miliar) 143.46 129.46 143.46 141.98 150.86 152.71

Tabungan 64.67 50.27 64.67 60.29 58.48 54.89

Giro - - - - - -

Deposito 78.79 79.19 78.79 81.69 92.38 97.82

Kredit (Rp miliar) 147.93 147.03 147.93 155.47 163.49 166.17

Modal Kerja 83.25 84.52 83.25 85.18 90.51 94.01

Konsumsi 50.40 48.29 50.40 55.44 56.09 54.71

Investasi 14.27 14.22 14.27 14.85 16.89 17.46

Kredit UMKM (Rp miliar) 147.93 147.03 147.93 155.47 163.49 166.17

Rasio NPL Gross (%) 18.00 12.87 18.00 19.00 17.62 17.78

LDR 103.12% 113.57% 103.12% 109.50% 108.37% 108.81%

2009 2010INDIKATOR

2009

(*) : Data sampai dengan Agustus 2010

58

3. Sistem Pembayaran

Total Q III Q IV Q I Q II Q III

SISTEM PEMBAYARAN

Posisi Kas Gabungan (Rp triliun) 10.45 2.88 3.62 1.10 1.62 7.52

Inflow (Rp triliun) 2.31 0.27 0.69 0.66 0.17 0.91

Outflow (Rp triliun) 8.15 2.61 2.93 0.44 1.45 6.606

Pemusnahan Uang (Rp miliar) 491.28 118.00 227.29 233.55 108.39 365.20

Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) 138.68 35.19 40.57 33.14 40.92 45.603

Volume Transaksi RTGS (transaksi) 199,592.00 51,162 56,325 59,876 63289 47135

Rata-rata harian nominal transaksi RTGS 0.58 0.59 0.68 0.55 0.68 0.76

Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) 831.63 853 939 998 1,055 786

Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 1.98 0.35 0.65 0.56 0.53 0.55

Volume Kliring Kredit (transaksi) 170,201.00 31,524 50,187 48,089 45306 44083

Rata-rata harian Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 0.01 0.006 0.011 0.01 0.01 0.01

Rata-rata harian Volume Kliring Kredit (transaksi) 709.17 525 836 801 755 735

Nominal Kliring Debet (Rp triliun) 18.18 4.56 4.81 4.74 4.89 4.927

Volume Kliring Debet (transaksi) 697,674.00 131,839 188,627 190,841 191,645 187,878

Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) 0.08 0.076 0.080 0.079 0.082 0.082

Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) 2,906.98 2,197 3,144 3,181 3,194 3,131

Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) 0.66 0.16 0.18 0.18 0.22 0.15

Volume Kliring Pengembalian 16,309.00 3,218 4,840 5,067 4,910 5117

Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian 0.01 0.003 0.003 0.003 0.004 0.002

Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian 271.82 54 81 84 82 85

Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.42 0.08 0.11 0.16 0.19 0.134

Volume Tolakan Cek/BG Kosong 12,197.00 2,372 3,767 4,119 3824 4116

Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.01 0.001 0.002 0.003 0.003 0.002

Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 203.28 40 63 69 64 69

2009 2010INDIKATOR

2009