strategi kebijakan ekonomi dan … · bidang perekonomian republik indonesia strategi kebijakan...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
STRATEGI KEBIJAKAN EKONOMI
DAN PENINGKATAN EKSPOR
DISAMPAIKAN DALAM
RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN
JAKARTA, 21 FEBRUARI 2017
2
DINAMIKA EKONOMI
STRATEGI KEBIJAKAN EKONOMI
TANTANGAN PERDAGANGAN DAN UPAYA PENINGKATAN EKSPOR
KUNCI SUKSES
CAKUPAN PAPARAN
3
DINAMIKA EKONOMI
4
1. Kondisi ekonomi global terkini dan isu-isu relevan
5
SINYAL POSITIF DI TENGAH KETIDAKPASTIAN GLOBAL
PDB Q4-2016 (%yoy)
AS
1,9%
UNI EROPA
1,7%
JEPANG
1,0%
INDIA*
7,3%
TIONGKOK
6,8%
Perlambatan
Ekonomi Tiongkok
Kebijakan Ekonomi dan Luar Negeri
Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald
Trump
Gejolak Exodus Negara
UNI EROPA Potensi Kenaikan Harga Minyak Dunia Pasca
Kebijakan Pembekuan Produksi Negara OPEC
Risiko ketidakpastian masih membayangi, terutama oleh faktor
berikut:
Sumber: Bloomberg, BPS
*Q3-2016
INDONESIA
4,94%
6.17 6.03
5.56
5.01 4.88 5.02
3.1
2.45 2.48 2.69 2.63
2011 2012 2013 2014 2015 2016
GDP Indonesia vs Dunia (%yoy)
Indonesia Dunia
11,856.61
215.12 -7,324.73
15,248.59
-1,098.05
12,088.87
116,361.53
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
-30000
-20000
-10000
0
10000
20000
30000
40000
50000
2011 2012 2013 2014 2015 2016
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (Juta US$)
Transaksi Berjalan Transaksi Modal Transaksi Finansial
Neraca Keseluruhan Cadangan Devisa (RHS)
6
KEBIJAKAN BARU AMERIKA SERIKAT DAN PERKIRAAN IMPLIKASINYA
Penciptaan Lapangan Kerja Baru dan
Mendorong Pertumbuhan dengan Target 3.5%
• Pajak: pemotongan PPH dari 35% menjadi 15-20%
• Moratorium regulasi baru dan deregulasi dari 75%
regulasi yang ada
• Pembangunan oil pipeline: American pipes,
American workers (mengurangi peraturan dan
perizinan)
• Volatilitas di sektor keuangan negara Emerging
Market
• Suku bunga kemungkinan akan naik
Implikasi
American First
• Kebijakan luar negeri AS selama ini dianggap tidak
menguntungkan AS dan justru hilangnya pekerjaan
untuk warga Amerika karena pindahnya produksi
ke negara lain
• Proteksi: “Buy American and Hire American” –
gunakan produk Amerika dan mempekerjakan
tenaga kerja Amerika
• AS keluar dari TPP
• Akan mengenakan bea masuk terhadap RRT
(45%), dan Meksiko (36%) namun Amerika
terikat dengan NAFTA (AS, Kanada, Meksiko)
Implikasi
7
• Tren harga komoditas dunia seperti batu bara dan minyak bumi mulai meningkat sejak kuartal III-2016 dan
terus berlanjut di kuartal IV-2016, namun permintaan dunia atas komoditas tersebut belum membaik. Oleh
karena itu, diperlukan upaya hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah produk.
• Perlambatan ekonomi di negara mitra seperti Tiongkok, Jepang dan Inda menyebabkan penurunan
permintaan atas produk unggulan ekspor Indonesia. oleh karena itu, diperlukan diversifikasi pasar ekspor ke
pasar non tradisonal seperti Afrika dan Asia Tengah.
PERGERAKAN HARGA KOMODITAS DAN PENURUNAN PERMINTAAN DUNIA
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015 2016 Oct-Des2015
Jan-Mar2016
Apr-Jun2016
Jul-Sep2016
Oct-Des2016
Oct-16 Nov-16 Des 2016
Perkembangan Harga 3 Komoditas Pertambangan Periode 2014 - 2016
Coal
Crude Oil
Natural Gas
Sumber: Worldbank
8
2. Perkembangan Ekonomi Indonesia
9 9
Di tengah kelesuan ekonomi global, perekonomian Indonesia mampu tumbuh mencapai 5,02% secara kumulatif sampai dengan triwulan IV
Tahun 2016. Inflasi terkendali dalam rentang target. Tingkat kemiskinan terus menurun.
Sumber: BPS, BI, Bloomberg
FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA MASIH TERJAGA
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan PDB (% yoy)
[CATEGORY NAME] - Rp[VALUE]/USD
2016 - Rp[VALUE]/USD
8000.00
9000.00
10000.00
11000.00
12000.00
13000.00
14000.00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Nilai Tukar Rp/US$
Q4
5,02 4,88 5,01
3.49
17.57
3.35
10.88
4.13
-2.00
3.00
8.00
13.00
18.00
Jan
Mar
May Ju
l
Sep
No
v
Jan
Mar
May Ju
l
Sep
No
v
Jan
Mar
May Ju
l
Sep
No
v
Jan
2014 2015 2016 2017
umum Inti
Administrated Price Volatile Food
10.7
0
5
10
15
20
25
30Tingkat Kemiskinan (%)
Kota + Desa Kota Desa
10
A. Stabilisasi Harga Kebutuhan Pokok
• Selama 6 bulan terakhir, beberapa komoditas
pangan mengalami fluktuasi harga antara lain
cabe merah keriting dan bawang merah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga yaitu:
Tingginya permintaan di musim-musim tertentu,
Perilaku para spekulan,
Rantai distribusi yang panjang
Biaya logistik yang tinggi (mencapai 24% dari
total PDB)
B. Pengendalian inflasi
• Tingkat inflasi pada Januari 2017 mencapai 0,97%
atau lebih tinggi dari Januari 2016 sebesar 0,51%.
• Kenaikan ini didorong oleh naiknya biaya
pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan
(STNK), tarif dasar listrik dan tarif pulsa telpon
selular.
• Faktor lainnya adalah kenaikan harga pangan
pokok seperti cabai rawit.
ISU POKOK EKONOMI DOMESTIK
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17
Minyak Goreng Curah Rp / kg
Daging Sapi Rp / kg
Daging Ayam Broiler Rp / kg
Telur Ayam Ras Rp / kg
Beras Medium Rp / kg
Cabe Merah Keriting Rp / kg
Bawang Merah Rp / kg
-0.60
-0.40
-0.20
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
Jan-1
5
Feb
-15
Ma
r-1
5
Apr-
15
Ma
y-1
5
Jun-1
5
Jul-1
5
Aug-1
5
Sep-1
5
Oct-
15
No
v-1
5
De
c-1
5
Jan-1
6
Feb
-16
Ma
r-1
6
Apr-
16
Ma
y-1
6
Jun-1
6
Jul-1
6
Aug-1
6
Sep-1
6
Oct-
16
No
v-1
6
De
c-1
6
Jan-1
7
Data Inflasi Bulanan Periode 2015-2017
Sumber: BPS
Sumber: Kemendag
11
Pertumbuhan Nilai Ekspor Indonesia dengan
Partner Dagang Utama sampai November 2016
Negatif kecuali AS, Tiongkok, dan Jepang
Negara Oktober'16 November'16 % mtm % ytd Share 2016
Amerika Serikat 1297,6 1334,4 2,84 1,70 11,97 Tiongkok 1712,0 1812,2 5,85 9,97 11,14 Jepang 1144,2 1295,4 13,22 0,47 10,08 India 981,8 1068,2 8,81 -16,05 7,58 Singapura 742,7 675,0 -9,11 -0,02 6,73 Malaysia 530,9 553,4 4,26 -6,47 4,52 Korsel 417,8 427,9 2,41 -5,62 3,97 Thailand 424,6 413,9 -2,54 -1,47 3,55 Belanda 277,9 339,2 22,06 -8,47 2,39 Australia 179,2 223,0 24,46 -10,81 2,11 Jerman 235,3 222,7 -5,35 -1,80 2,01 Taiwan 187,7 222,1 18,28 -32,25 1,96 Italia 123,2 142,6 15,71 -17,50 1,21
Sumber: BPS, diolah
PENINGKATAN BELANJA PEMERINTAH, EKSPOR DAN INVESTASI SWASTA MENJADI KUNCI PERTUMBUHAN
Untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi di
tengah melemahnya kondisi eksternal, dibutuhkan:
Konsumsi berkelanjutan
Perbaikan belanja pemerintah, dan
Peningkatan Ekspor
Peningkatan investasi swasta
Saatnya membangun pondasi yang kuat untuk
pertumbuhan ekonomi ke depan
PENGELUARAN Share 2016
Pertumbuhan 2016
Rata-Rata Pertumbuhan
2011-2015
Konsumsi Rumah Tangga 56.50 5.01 < 5.22
Konsumsi LNPRT 1.16 6.62 > 6.39
Konsumsi Pemerintah 9.45 -0.15 < 4.65
PMTDB 32.57 4.48 < 6.49
Ekspor 19.08 -1.74 < 3.90
Impor 18.31 -2.27 < 4.12
Pertumbuhan dan Distribusi Tahunan 2016
Hanya Konsumsi LNPRT yang pertumbuhannya di Tahun 2016 lebih
tinggi dari rata-rata pertumbuhan 2011-2015.
12
STRATEGI KEBIJAKAN EKONOMI
13
RPJM 1
(2005-2009)
Menata kembali NKRI,
membangun Indonesia
yang aman, damai,
yang adil dan
demokratis, dengan
tingkat kesejahteraan
yang lebih baik
RPJM 2
(2010-2014)
Memantapkan penataan
kembali NKRI, mening
katkan kualitas SDM,
membangun
kemampuan IPTEK,
memperkuat daya saing
perekonomian
RPJM 3
(2015-2019)
Memantapkan
pembangunan secara
menyeluruh dengan
menekankan
pembangunan
keunggulan kompetitif,
perekonomian berbasis
SDA yang tersedia, SDM
yang berkualitas, serta
kemampuan IPTEK
RPJM 4
(2020-2024)
Mewujudkan
masyarakat Indonesia
yang maju, mandiri,
adil, makmur melalui
percepatan
pembangunan di segala
bidang dengan struktur
perekonomian yang
kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif
TAHAPAN PEMBANGUNAN DAN ARAHAN KEBIJAKAN RPJPN 2005-2025
14
1. REFORMASI KEBIJAKAN EKONOMI: Keberlanjutan fiskal yang membaik
Defisit anggaran sebesar 2.41% dari PDB
Stimulus yang
berlanjut
Belanja yang
lebih baik
Target
penerimaan
konservatif
Keberlanjutan
Fiskal
URAIAN 2016 2017
APBNP Outlook APBN
PENDAPATAN NEGARA 1,786.20 1,582.90 1,750.30
I Pendapatan Dalam Negeri 1,784.20 1,580.90 1,748.90
1. Penerimaan Perpajakan 1,539.20 1,320.20 1,498.90
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 245.1 260.7 250
II Penerimaan Hibah 2 2 1.4
BELANJA NEGARA 2,082.90 1,898.60 2,080.50
I Belanja Pemerintah Pusat 1,306.70 1,195.30 1,315.60
1. Belanja K/L 767.8 672 763.6
2. Belanja Non-K/L 538.9 523.3 552
Subsidi 177.8 176.9 160.1
II Transfer ke Daerah dan Dana Desa 776.3 703.3 764.9
Transfer ke Daerah 729.3 659.1 704.9
1 Dana Perimbangan 705.5 635.3 677.1
2 Dana Insentif Daerah 5 5 7.5
3 Dana Otsus dan Keistimewaan DIY 18.8 18.8 20.3
Dana Desa 47 44.2 60
KESEIMBANGAN PRIMER -105.5 -126.4 -108.8
SURPLUS /DEFISIT -296.7 -315.7 -330.2
Surplus/defisit dalam % PDB -2,35 2,50 -2.41
PEMBIAYAAN 296.7 315.7 330.2 Sumber: Kemenkeu
15
11.9 11.4 10.7 12.2 10.9
02468101214
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2013 2014 2015 APBNP2016
APBN 2017
Penerimaan Perpajakan Tax Ratio % (RHS)
Dari target tebusan tax amnesty Rp165
Triliun, baru terealisasi Rp110 Triliun (66,7%).
Peran Dubes untuk membantu realisasi
pencapaian Tax Amnesty melalui repatriasi .
...pencapaian Amnesti Pajak di Indonesia Tertinggi Dibandingkan Negara Lain Namun Target Repatriasi Aset Masih di Bawah Ekspektasi
Penerimaan Pajak dan Tax Ratio
Deklarasi LN, 1013
Deklarasi DN, 3160
Repatriasi, 141
Komposisi Harta Realisasi Amnesti Pajak (Triliun Rp) Per 18 Jan 2017
Rp4.314,- T
0
5
10
15
20
25
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
Australia India Spanyol Italia Chili Indonesia
Pencapaian Amnesti Pajak
Uang Tebusan (% PDB) Deklarasi Aset (% PDB) - RHS
16
0
5
10
15
20
25
0.0
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
300.0
350.0
400.0
450.0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
%
Anggaran Infrastruktur % Terhadap Belanja (RHS)
... dan terus memprioritaskan belanja infrastruktur
Target infrastruktur 2017
Jalan Jembatan Bandara
Pelabuhan Laut Rel Terminal Bus
815 km 9 km
13 bandara
550 km 3
• Komite Percepatan
Penyediaan
Infrastruktur Prioritas
• SMI dan IIGF
• PPP Unit Kemenkeu
Pembaharuan regulasi
terkait PPP:
• Kesediaan pembayaran
• Pinjaman langsung
• Akuisisi lahan
REFORMASI
INSTITUSIONAL REFORMASI REGULASI
• Pembiayaan defisit
yang realistis
• Kesediaan
pembayaran
• Dana Bergulir Lahan
• Skema pembagian
risiko
REFORMASI FISKAL
55 lokasi
Belanja infrastruktur terus meningkat Triliun Rupiah
Sumber: Kemenko, Kemenkeu
392.0
154.6 186.0
290.3
177.8
317.1
160.1
387.3
SUBSIDY INFRASTRUCTURE
Realokasi Belanja Subsidi dan Infrastruktur
2014 2015
2016 2017
17
Target (2019):
35 Giga Watt
Pencapaian:
Ketenagalistrikan
Target (2019):
306
Pencapaian:
56
Pelabuhan
Target (2019):
3258 km (Kumulatif)
Pencapaian
487,7 km
Jalur Kereta Api
Pencapaian:
834.225 Ha
2.808.816 Ha
Irigasi
Target (2019):
Rehabilitasi 3 Juta Ha
Pengembangan Irigasi Tersier 3 Juta
Ha
Target (2019):
15
Pencapaian:
5
Bandara
Target (2019):
65 (49 baru & 16 lanjutan)
Pencapaian:
32 (2 selesai, 22
konstruksi, 8 Ground
Breaking)
Bendungan
195 MW beroperasi
8.215 MW konstruksi
9.790 MW Power Purchase Agreement
(PPA) / belum mencapai financial close
10.844 MW proses pengadaan
7.640 MW proses penyiapan
Target (2019):
1000 km (Kumulatif)
Pencapaian:
268 km
Pengembangan
Jalan Tol
Sumber: Bappenas, Kemenhub, KPPIP September 2016
Perkembangan Pembangunan Infrastruktur Nasional
18
Sulawesi
46
89
24
16
28 13
Jawa
Proyek
Proyek
Proyek
Proyek Proyek
Proyek
Bali & Nusa Tenggara
Sumatera
Kalimantan Maluku & Papua
Lintas Region Proyek (Contoh: Palapa Ring)
Program Kelistrikan
9 1
...dan mencakup 14 sektor
JALAN
52 PROYEK
KERETA
19 PROYEK
BANDAR
UDARA
17 PROYEK
PELABUHAN
13 PROYEK
PERUMAHAN
3 PROYEK
ENERGI
7 PROYEK
PERTANIAN/
KELAUTAN
3 PROYEK
AIR
BERSIH
10 PROYEK
KAWASAN
25 PROYEK
BENDUNGAN
60 PROYEK
TEKNOLOGI
3 PROYEK
PLBN
7 PROYEK
SMELTER
6 PROYEK
LISTRIK
1 PROGRAM
…Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia Sentris: 225 proyek dan 1 Program Kelistrikan yang tersebar di seluruh Indonesia...
Rp778 Triliun
Rp 311Triliun
Rp380Triliun
Rp1270Triliun
Rp48,1Triliun
Rp9,1 Triliun
Rp143 Triliun
19
2. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI
PENYEDERHANAAN REGULASI KEMUDAHAN BIROKRASI KEPASTIAN USAHA
Untuk meningkatkan daya saing industri, daya beli masyarakat, investasi, logistik, ekspor, dan wisata.
PAKET I, 9 Sept „15
MENDORONG DAYA SAING
INDUSTRI
PAKET II, 29 Sept „15
PROMOSI INVESTASI DAN DEVISA
PAKET III, 7 Oct ‟15
PERLUASAN AKSES PEMBIAYAAN
DAN PENGURANGAN BIAYA
PRODUKSI
PAKET IV, 15 Oct „15
JAMINAN SISTEM PENGUPAHAN
DAN PENGAMANAN PHK
PAKET V, 22 Oct „15
REVALUASI ASET DAN AKSES
PEMBIAYAAN SYARIAH
PAKET VI, 6 Nov „15
MENGGERAKKAN EKONOMI DI
WILAYAH PINGGIRAN DAN
KELANCARAN BAHAN BAKU OBAT
PAKET VII, 7 Dec „15
INSENTIF PAJAK INDUSTRI PADAT
KARYA DAN SERTIFIKASI TANAH
PAKET VIII, 21 Dec „15
KEPASTIAN USAHA DAN INVESTASI
JASA PEMELIHARAAN PESAWAT
TERBANG (MRO)
PAKET IX, 27 Jan „16
INFRASTRUKTUR LISTRIK
DAN LOGISTIK
PAKET X, 11 Feb „16
KETERBUKAAN INVESTASI
PAKET XI, 29 Mar „16
AKSES PEMBIAYAAN, DWELLING
TIME, DAN INDUSTRI
FARMASI/ALKES
PAKET XII, 28 Apr „16
PENINGKATAN PERINGKAT
EASE of DOING BUSINESS
(EoDB)
PAKET XIII, 25 Aug „16
PERUMAHAN UNTUK MASYARAKAT
BERPENGHASILAN RENDAH (MBR)
PAKET XIV, 10 Nov „16
PENETAPAN PETA JALAN E-COMMERCE
(Menunggu penyelesaian Perpres)
204 TOTAL REGULASI
203 SELESAI
20
Pengawalan Pelaksanaan Paket Kebijakan Ekonomi Melalui Pembentukan Satgas
Satuan Tugas Percepatan dan
Efektivitas Pelaksanaan
Kebijakan Ekonomi
Kampanye dan
Diseminasi Kebijakan
Percepatan dan
Penuntasan Regulasi
Evaluasi dan Analisa
Dampak
Penanganan dan
Penyelesaian Kasus
1
2
3
4
NO POKJA TUGAS
1. Kampanye dan
Diseminasi
Kebijakan
Ekonomi
• Kampanye, sosialisasi, diseminasi, publikasi, road show,
business matching, CEO meeting, talk show/dialog dalam
dan luar negeri.
2. Percepatan dan
Penuntasan
Regulasi
Kebijakan
Ekonomi
• Menyelesaikan seluruh peraturan dan peraturan teknis
yang diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan deregulasi
ekonomi.
• Memastikan kepatuhan substansi dari peraturan yang
diterbitkan.
3. Evaluasi dan
Analisa Dampak
Kebijakan
Ekonomi
• Memantau, menganalisa, dan mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan/regulasi serta dampak ekonomi (regulatory
impact).
• Mengkaji usulan deregulasi lanjutan.
4. Penanganan dan
Penyelesaian
Kasus
• Menjadi saluran pengaduan pelaksanaan kebijakan
deregulasi.
• Menyelesaikan kasus-kasus yang berkaitan dengan
pelaksanaan kebijakan deregulasi.
5. Unit Pendukung • Mendukung kegiatan Pokja dalam administrasi, keuangan,
pelaporan.
• Mengkoordinasikan substansi deregulasi antar K/L dan
daerah.
• Melakukan klinik bisnis dan PPC untuk uji publik dan
efektivitas kebijakan.
21
3. KEBIJAKAN EKONOMI BERKEADILAN: Memberikan Equal Opportunity Kepada Seluruh Warga Negara
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis
Bab VI: HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA WARGA NEGARA
Bagian Pertama: Hak dan Kewajiban Warga Negara
Pasal 9
Setiap warga negara berhak memperoleh perlakuan yang sama untuk mendapatkan hak-hak sipil, politik, ekonomi,
sosial, dan budaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, tanpa pembedaan ras dan etnis.
Yang Kecil/Lemah:
• Individu (petani, nelayan, pedagang, miskin perkotaan, dsb.)
• Kelompok usaha (mikro/kecil)
• Daerah/Kawasan (tertinggal, terluar, terpencil, kumuh, dsb)
Karena Situasi:
• Aset terbatas atau nol
• Kemampuan
• Akses (tekonologi, pembiayaan, pasar, sarana/prasarana)
• Diskriminasi
Diatasi dengan Kebijakan
Pemihakan antara lain :
• Redistribusi
• Hibah
• Subsidi
• Fasilitasi
Equity / keadilan (mendapatkan apa yang dibutuhkan agar memperoleh kesempatan untuk memperbaiki
kualitas hidup) adalah soal fairness, bukan hanya sekedar equality (kesamaan perlakuan).
22
1
3
57
2
4
6
8
10
9
Reforma Agraria
Perkebunan
10 PILARKEBIJAKAN EKONOMI BARU
Pertanian
(Landless Farmer)
Nelayan & Budidaya
Rumput LautManufaktur
& ICT
Urban Poor &
Perumahan
Terjangkau
Sistem Pajak
Berkeadilan
Retail & Pasar
Pembiayaan &
Anggaran
Pemerintah
Vokasi,
Entrepreneurship,
Pasar Tenaga
Kerja
KONFIGURASI KEBIJAKAN EKONOMI BERKEADILAN
Ketidakadilan dalam
pasar tenaga
kerja/kesempatan usaha
Lemahnya rantai
nilai diantara sektor
usaha
Kebijakan
tidak tepat
sasaran
3
Ketimpangan
penguasaan
lahan dan tanah
4
2 1
4 FAKTOR KETIMPANGAN
*Asumsi 1 keluarga mendapatkan antara 1 – 2 Ha
**Termasuk land bank
BERKEADILAN KEBIJAKAN EKONOMI
BERKEADILAN
23
…program yang Diutamakan dalam 10 Sektor Kebijakan Ekonomi Berkeadilan
Program yang
Diutamakan dari
Kebijakan Ekonomi
Berkeadilan
A. Lahan
B. Sistem Pajak yang
Berkeadilan
C. Vokasi/Kapasitas SDM
1. Lahan pertanian
2. Lahan perkebunan
3. Lahan untuk perumahan di kota dan pedesaan
4. Mensinkronisasikan kehutanan sosial ke dalam program reforma agraria
Sistem Pajak dengan :
i. Skema Progressive Land Value Tax
ii.Skema Capital Gain Tax
iii.Skema Idle Asset / Property Tax
iv.Penggunaan pendapatan dari pajak berkeadilan untuk lahan pertanian &
perkotaan
v.Mendorong partisipasi pemilik lahan besar dalam tax amnesty
1. Pengembangan vokasional
2. Peningkatan keterampilan sekolah berbasis agama
3. Nutrisi dan early childhood
2
3
24
TANTANGAN PERDAGANGAN DAN
UPAYA PENINGKATAN EKSPOR
25
Perkembangan Perdagangan Indonesia
137 117
158
203 190 183 176
150 144 129
97
136
177 192 187 178
143 136
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Ekspor (USD Miliar) Impor (USD Miliar)
8.3 -1.7 -4.1 -2.2 7.7 8.8
Surplus Defisit Defisit Defisit Surplus Surplus
19.7
Surplus
22.2
Surplus
26.1
Surplus
Pertumbuhan Ekspor Impor Indonesia Seiring dengan
Tren Pertumbuhan Harga Komoditas Global
Meskipun pertumbuhan ekspor impor masih
negatif, surplus perdagangan semakin membaik,
namun volume perdagangan relatif menurun
3
5
5
6
6
9
10
14
14
15
Taiwan
Philipina
Thailand
Malaysia
Korea Selatan
India
Singapura
China
Jepang
AS
2016* 2015 2014
Total Ekspor Indonesia ke Negara Mitra Dagang Utama Indonesia (miliar USD)
Sumber: BPS, CEIC, Bloomberg *sd November 2016
27.71
11.40
13.43
Jan
Mar
Mei Ju
l
Sep
t
No
v
Jan
Mar
Mei Ju
l
Sep
t
No
v
Jan
Mar
Mei Ju
l
Sep
t
No
v
Jan
Mar
Mei Ju
l
Sep
t
No
v
Jan
Mar
Mei Ju
l
Sep
t
No
v
Jan
Mar
Mei Ju
l
Sep
t
No
v
Jan
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Nilai Ekspor (YoY)Nilai Impor (YoY)Indeks Komoditas Global (YoY)
26
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA: ekspor relatif melemah, impor barang konsumsi meningkat
3.3
7.8 2.9
0.7
-2.4
-7.8
24.7
-5.0
-2.7
3.8
-9.1
1.1
29.7
-9.6
-0.6
-26.7
-15.0
-6.8
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian
Industri Pengolahan
Pertambangan
Tahun Pertanian
(USD Miliar)
Industri
Pengolahan (USD Miliar)
Pertambangan (USD Miliar)
2011 5.17 122.19 34.67 2012 5.57 116.13 31.35 2013 5.73 113.03 31.18 2014 5.77 117.33 22.86 2015 3.73 108.60 19.46 2016 3.44 109.76 18.15
Tahun 2016, ada perbaikan ekspor
industri pengolahan dan
pertambangan sementara
penurunan ekspor pertanian
semakin dalam
Pertumbuhan
Barang Ekspor (YoY)
Tahun Barang
Konsumsi
(USD Miliar)
Bahan
Baku/Penolong (USD Miliar)
Barang
Modal (USD Miliar)
2011 13.4 130.9 33.1 2012 13.4 140.1 38.2 2013 13.1 142.0 31.5 2014 12.7 136.2 29.3 2015 10.9 107.1 24.7 2016 12.4 100.9 22.4
34.04
0.12 -2.01
-3.59
-14.13
13.56
32.62
7.78
0.59
-4.05
-21.38
-5.73
23.01 15.24
-17.36
-7.07
-15.58
-9.63
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Barang Konsumsi
Bahan Baku/Penolong
Barang Modal
Pertumbuhan Barang Impor (YoY)
Tahun 2016, pertumbuhan impor
bahan baku/penolong semakin
membaik meskipun
pertumbuhannya masih negatif
27
NO HS URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 TREND(%) 2011-2015
PERAN.(%) 2015
JAN-OKT PERUB.(%) 2016/2015
PERAN.(%) 2016 2015 2016
1 15 LEMAK & MINYAK HEWAN/NABATI 21.655,0 21.299,0 19.224,0 21.059,0 18.658,0 -3,00 14,00 15.621,0 13.886,0 -11,00 13,00
2 27 BAHAN BAKAR MINERAL 27.444,0 26.407,0 24.780,0 21.058,0 16.077,0 -12,00 12,00 13.753,0 11.507,0 -16,00 10,00
3 85 MESIN/PERLATAN LISTRIK 11.145,0 10.764,0 10.438,0 9.745,0 8.562,0 -6,00 6,00 7.218,0 6.775,0 -6,00 6,00
4 40 KARET DAN BARANG DARI KARET 14.352,0 10.475,0 9.394,0 7.100,0 5.913,0 -19,00 4,00 5.054,0 4.599,0 -9,00 4,00
5 84 MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK 5.749,0 6.103,0 5.968,0 5.969,0 5.215,0 -2,00 3,00 4.435,0 4.571,0 3,00 4,00
6 87 KENDARAAN DAN BAGIANNYA 3.328,0 4.856,0 4.567,0 5.213,0 5.419,0 11,00 4,00 4.700,0 4.830,0 2,00 4,00
7 71 PERHIAASAN/PERMATA 2.593,0 3.234,0 2.751,0 4.648,0 5.494,0 20,00 4,00 4.998,0 5.675,0 13,00 5,00
8 38 BERBAGAI PRODUK KIMIA 3.665,0 3.846,0 3.816,0 4.168,0 2.686,0 -5,00 2,00 2.262,0 2.614,0 15,00 2,00
9 64 ALAS KAKI 3.301,0 3.524,0 3.860,0 4.108,0 4.507,0 8,00 3,00 3.663,0 3.773,0 3,00 3,00
10 44 KAYU, BARANG DARI KAYU 3.374,0 3.448,0 3.634,0 4.071,0 4.005,0 5,00 3,00 3.373,0 3.191,0 -5,00 2,00
11 62 PAKAIAN JADI BUKAN RAJUTAN 4.149,0 3.749,0 3.906,0 3.932,0 3.979,0 0,00 3,00 3.291,0 3.198,0 -2,00 3,00
12 48 KERTAS/KARTON 4.169,0 3.937,0 3.756,0 3.743,0 3.565,0 -3,00 2,00 3.004,0 2.844,0 -5,00 2,00
13 61 BARANG-BARANG RAJUTAN 3.541,0 3.439,0 3.481,0 3.428,0 3.305,0 -1,00 2,00 2.757,0 2.710,0 -1,00 2,00
14 29 BAHAN KIMIA ORGANIK 3.815,0 2.811,0 2.760,0 3.158,0 2.167,0 -9,00 1,00 1.846,0 1.903,0 3,00 1,00
15 3 IKAN DAN UDANG 2.439,0 2.751,0 2.854,0 3.111,0 2.658,0 2,00 2,00 2.182,0 2.351,0 7,00 2,00
TREND EKSPOR KOMODITI UNGGULAN
• Komoditas ekspor unggulan yang mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu adalah perhiasan/permata, berbagai
produk kimia, serta ikan, dan udang;
• Komoditas ekspor yang mengalami tren negatif perlu diversifikasi pasar (baru).
Sumber: Kemendag
(juta US$)
28
UPAYA PENINGKATAN EKSPOR
• Diversifikasi Pasar Ekspor: komoditi yang melemah
(trend negatif) dan komoditi unggulan
• Penetrasi Pasar Ekspor: produk industri kreatif,
produk industri halal/kebajikan, dan jasa-jasa
• Perluasan Daerah Sumber Ekspor: konsolidator
ekspor komoditi wilayah timur Indonesia.
29
Potensi Pasar Ekspor Baru
Sumber: trademap
• Produk unggulan ekspor Indonesia ke
kawasan Afrika antara lain minyak dan
lemak nabati, kertas, sabun, dan serat
stafel buatan.
Egypt 0%
South Africa 32%
Nigeria 26%
Djibouti 11%
Tanzania, United
Republic of 3%
Kenya 6%
Algeria 2%
Ghana 7%
Benin 6%
Angola 4%
3%
Kawasan Afrika
Saudi Arabia 18%
United Arab Emirates
29%
Egypt 13%
Turkey 20%
Iran, Islamic Republic of
9%
Oman 1%
Kuwait 2% Israel
0%
Qatar 3%
Jordan 5%
Kawasan Timur Tengah
• Produk unggulan ekspor antara lain minyak dan
lemak nabati, serat stafel buatan dan kertas.
• Pangsa pasar produk minyak dan lemak nabati
mencakup 20% dari total impor negara di
kawasan Timur Tengah. Sedangkan ekspor
produk serat stafel buatan, pangsa pasarnya
baru sebesar 8% sehingga peluang ekspornya
masih terbuka lebar.
Turkmenistan
37%
Uzbekistan 36%
Kazakhstan 20%
Kyrgyzstan 7%
Tajikistan 0%
0%
Kawasan Asia Tengah
• Total nilai ekspor Indonesia ke kawasan
Asia Tengah di tahun 2015 mencapai
USD15 juta atau turun hampir 30%
dibandingkan tahun lalu.
• Indonesia berada di urutan ke-55 sebagai
eksportir ke kawasan Asia Tengah. Bila
dibandingkan dengan negara ASEAN,
Indonesia menduduki posisi ke-5
sedangkan Vietnam di peringkat pertama.
30
Brazil 61%
Argentina 12%
Peru 9%
Chile 8%
Colombia 7%
Uruguay 2%
Paraguay 1%
Kawasan Amerika Selatan
Potensi Pasar Ekspor Baru
• Produk unggulan ekspor Indonesia ke Brazil antara
lain minyak dan lemak nabati serta kakao. Indonesia
menduduki peringkat ke – 3 sebagai eksportir utama
kakao setelah Ghana dan Argentina.
• Pangsa pasar produk kakao Indonesia masih 6%
dibanding total impor Brazil, hal ini menunjukkan
bahwa potensi ekspor produk kakao masih terbuka
lebar.
India 76%
Pakistan 13%
Bangladesh 9%
Sri Lanka 2%
Afghanistan 0%
Nepal 0%
Kawasan Asia Selatan
• Ekspor Indonesia ke India, Pakistan dan Bangladesh didominasi oleh produk
minyak dan lemak nabati, bahan bakar mineral, bijih kerak dan abu logam serta
serat stafel buatan.
• Selama 3 tahun terakhir ekspor Indonesia ke Nepal mengalami kenaikan rata-rata
30% dengan komoditas ekspor unggulan yaitu buah-buahan, buku dan minyak
dan lemak nabati.
• Indonesia berada di peringkat ke-2 sebagai eksportir buah-buahan ke Nepal
dengan nilai ekspor USD 16 juta atau naik sekitar 70% dibandingkan tahun lalu.
Hal ini mengindikasikan tingginya permintaan buah asal Indonesia, sehingga
perlu upaya untuk mendorong ekspor ke Nepal.
31
Musik
Budaya populer Indonesia yang
potensial menembus pasar
global ditunjang oleh
melimpahnya bakat di bidang
musik
POTENSI PRODUK EKSPOR BARU: INDUSTRI KREATIF
Film
Budaya populer Indonesia yang
potensial menembus pasar global
sekaligus sebagai sarana efektif
untuk mempromosikan produk dan
karya kreatif lainnya
Aplikasi dan game
Subsektor yang potensial
dikembangkan di era digital,
ditunjang oleh melimpahnya
bakat di bidang ICT dan desain
Industri Kreatif (Prioritas)
32
Industri kreatif lainnya
POTENSI PRODUK EKSPOR BARU: INDUSTRI KREATIF
Kuliner
Fotografi
Arsitektur
Seni pertunjukan
Periklanan
Penerbitan
Desain interior
Desain produk
Desain komunikasi visual
Seni rupa
Fesyen
Kerajinan
4 Subsektor Kreatif
Dengan Ekspor Terbesar
1. Desain (US$2 miliar)
2. Seni Rupa (US$586 juta)
3. Fesyen (US$251 juta)
4. Kerajinan (US$243 juta)
Sumber: UN Comtrade dan UNCTAD (2013)
33
POTENSI PRODUK EKSPOR BARU: JASA-JASA
Jasa Wisata Jasa Konstruksi Jasa Kesehatan Jasa Kebugaran Skiled Labour
34
• Peluang produk unggulan
untuk menjangkau pasar ekspor
• Peningkatan kapasitas UKM, seperti:
Permodalan
Inkubator bimbingan teknis
Pemasaran
AGREGATOR/KONSOLIDATOR EKSPOR PRODUK WILAYAH TIMUR INDONESIA DAN DESA
Produk UKM memiliki keunggulan tertentu (Jenis,
Desain, Inovasi, dsb)
KEUNGGULAN UKM DALAM NEGERI
• Barier dalam Policy
Karena disiplin akses pasar (ketentuan ekspor Indonesia, ketentuan impor di negara tujuan, syarat-syarat distribusi di luar negeri , dokumentasi, dsb)
• Constraint
Market adjustment dimana UKM belum memiliki kemampuan untuk melakukan ekspor secara tersendiri, dan kendala persaingan antara lain: standarisasi, sertifikasi, packaging dan labelling
KETERBATASAN UKM DALAM MENJANGKAU PASAR
EKSPOR
MENINGKAT DAYA SAING UKM
…untuk menuju Indonesia yang maju, produktif, dan bukan konsumtif.
MEMBENTUK KONSOLIDATOR/AGREGATOR
EKSPOR PRODUK UKM
Mendorong pengembangan inkubator ekspor UKM
Mendorong pembiayaan ekspor UKM
Mendorong promosi dan pemasaran produk ekspor
UKM
1 2 3 4
35
• Meningkatkan efisiensi dan tertib perdagangan
• Menjaga kecukupan barang dan stabilisasi harga
• Meningkatkan promosi wisata, ekspor, dan investasi daerah
• Membangun konektivitas barang
• Membangun jaringan promosi ekonomi Indonesia antar sektor, daerah, dan perwakilan luar negeri
Indonesia Incorporated
Kelembagaan TIM PEPIDA
dan TIM SISLOGDA
Pengendalian Tata Niaga
dan struktur pasar yang
sehat
Pengamanan inflasi
KUNCI SUKSES: Membangun kebersamaan peningkatan perdagangan
36
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
COPYRIGHT 2017
TERIMA KASIH