kajian ekonomi regional triwulan i-2011 provinsi papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami...

80
Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat i Visi Bank Indonesia “ Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil ” Misi Bank Indonesia “ Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan ” Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia “Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan ”

Upload: dokhanh

Post on 03-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

i

Visi Bank Indonesia “ Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional

maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil ”

Misi Bank Indonesia “ Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan

kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan ”

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia “Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk

bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan ”

Page 2: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

ii

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

dan berkatNya, Kajian Ekonomi Regional Provinsi Papua dan Papua Barat triwulan I

tahun 2011 ini dapat terbit tepat waktu. Ditengah upaya mendorong pertumbuhan

ekonomi, kajian yang meliputi analisa makro ekonomi daerah, perbankan, sistem

pembayaran, ketenagakerjaan dan keuangan daerah menjadi sangat penting

terutama bagi pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan dan referensi bagi

masyarakat luas.

Hasil kajian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua

dan Papua Barat mengalami pertumbuhan positif dan lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut masih tetap didominasi oleh

sektor pertambangan dan pertanian.

Laju inflasi di Kota Jayapura, Manokwari dan Sorong yang merupakan kota

indikator inflasi di Provinsi Papua dan Papua Barat masing-masing mencapai 4,12%

(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya.

Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari masih jauh lebih rendah dari

tingkat inflasi nasional 6,65% (yoy), namun perlu diwaspadai terutama dalam

menghadapi dampak anomali cuaca yang akan mempengaruhi kecukupan pasokan

dan kelancaran distribusi kebutuhan pokok di Papua dan Papua Barat.

Adapun kinerja perbankan di Wilayah Papua pada triwulan ini menunjukkan

perkembangan yang cukup signifikan dibandingkan posisi yang sama pada tahun

sebelumnya yang antara lain tercermin dari peningkatan total aset mencapai

20,23%; DPK 31,73%; penyaluran kredit 27,28% dan LDR mencapai 43,68%.

Selain itu, kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai tetap

terjaga dengan baik. Transaksi RTGS pada triwulan I-2011 menunjukkan outflow

sebesar Rp 17.503 milyar sedangkan inflow sebesar Rp 9.264 milyar atau

mengalami net outflow sebesar Rp 8.283 milyar.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari koordinasi berbagai pihak, untuk

itu pada kesempatan yang baik ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-

Kata Pengantar

Page 3: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

iii

besarnya dan semoga hubungan kerjasama yang telah terjalin erat selama ini

dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Akhirnya besar harapan kami

kiranya laporan triwulan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam memahami

perekonomian Provinsi Papua dan Papua Barat.

Jayapura, Juni 2011

BANK INDONESIA JAYAPURA

Ttd.

Leo R. Tandiarrang Pemimpin

Page 4: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................... ix

TABEL INDIKATOR MONETER ................................................................. xi

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................ xiii

BAB I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ....................... 1 I. Provinsi Papua .......................................................................... 5

1.1. Sisi Penawaran .............................................................. 5 1.1.1. Sektor Pertanian................................................... 5 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ..................... 8

1.1.3. Sektor Industri Pengolahan ................................... 9 1.1.4. Sektor Listrik, Air Bersih ....................................... 10

1.1.5. Sektor Bangunan ................................................. 11 1.1.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ................ 12 1.1.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .................... 13

1.1.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 15 1.1.9. Sektor Jasa-Jasa ................................................. 15

1.2. Sisi Permintaan ............................................................. 16 1.2.1. Konsumsi Rumah Tangga ..................................... 17 1.2.2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba ....................... 19

1.2.3 Konsumsi Pemerintah .......................................... 19 1.2.4. Investasi ............................................................ 20

1.2.5. Ekspor-Impor ..................................................... 21

II. Provinsi Papua Barat ................................................................ 23

2.1. Sisi Penawaran .............................................................. 23 2.1.1. Sektor Pertanian ................................................. 23

2.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian .................... 24 2.1.3. Sektor Industri Pengolahan .................................. 24

2.1.4. Sektor Listrik, Air Bersih ...................................... 25 2.1.5. Sektor Bangunan ................................................ 26 2.1.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ............... 27

2.1.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ................... 28 2.1.8. Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan .. 28

2.1.9. Sektor Jasa-Jasa ................................................. 29 2.2. PDRB Dari Sisi Penggunaan ............................................ 29

2.2.1. Konsumsi Rumah Tangga ..................................... 30

2.2.2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba ...................... 31 2.2.3. Konsumsi Pemerintah ......................................... 32

2.2.4. Investasi ........................................................... 32 2.2.5. Ekspor Netto ...................................................... 33

Daftar Isi

Page 5: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

v

BAB 2. PERKEMBANGAN HARGA...................................................... 35 I. Provinsi Papua ......................................................................... 35

1.1. Kondisi Umum ............................................................ 35 1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi

Pada Periode Berjalan Di Kota Jayapura ........................ 35

1.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas ............................ 36 1.3.1. Kelompok Bahan Makanan ................................. 37

1.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ........................................................ 38 1.3.3. Kelompok Perumahan, Air dan Listrik ................... 38

1.3.4. Kelompok Sandang ........................................... 38 1.3.5. Kelompok Kesehatan .......................................... 38

1.3.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ....... 39 1.3.7. Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan ............................................... 39

II. Provinsi Papua Barat ................................................................ 40 2.1 Kondisi Umum ............................................................ 40

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Selama Periode Berjalan .......................................................... 40

2.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas............................. 40 2.3.1. Kelompok Bahan Makanan ................................... 40

2.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan

Tembakau ......................................................... 41 2.3.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan

Bahan Bakar ...................................................... 41 2.3.4. Kelompok Sandang ............................................ 41 2.3.5. Kelompok Kesehatan .......................................... 42

2.3.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ........ 42 2.3.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan. 42

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN ................................................ 43

I. Perkembangan Umum Perbankan Wilayah Papua ......................... 43

II. Perbankan Provinsi Papua ........................................................ 45 2.1. Perkembangan Umum .................................................... 45

2.2. Perkembangan Aset ....................................................... 45 2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan ................................ 46 2.4. Penyaluran Kredit Perbankan .......................................... 47

2.5. LDR dan NPL ................................................................. 47 2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah .................................... 48

III. Perbankan Provinsi Papua Barat ................................................ 48 3.1. Perkembangan Umum .................................................... 48 3.2. Perkembangan Aset ....................................................... 49

3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan ................................ 49 3.4. Penyaluran Kredit Perbankan .......................................... 49

3.5. LDR dan NPL ................................................................ 50 3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah .................................... 51

BAB 4. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ................................... 52 I. Keuangan Daerah Provinsi Papua ................................................ 52

Page 6: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

vi

1.1 Realisasi Pendapatan ....................................................... 52 1.2 Realisasi Pengeluaran ...................................................... 54

BAB 5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ............................... 57

I. Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) ................. 57

II. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) .......................... 58 III. Perkembangan Uang Kartal ........................................................ 59

BAB 6. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN ................................... 61

I. Ketenagakerjaan Provinsi Papua ................................................. 61

1.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua ..................... 62 1.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ............ 62

II. Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat ......................................... 62 2.1. Perkembangan Keadaan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat ..................................................... 62

2.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ............ 63

BAB 7. PRAKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ........................ 64 I. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Daerah ....................................... 64

II. Prospek Inflasi .......................................................................... 64 III. Prospek Perbankan .................................................................... 65

Page 7: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

vii

Tabel 1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua dan

Provinsi Papua Barat Dari Sisi Penawaran ................................... 3

Tabel 2 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tahunan (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ............... 3

Tabel 3 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua

dan Provinsi Papua Barat Dari Sisi Permintaan(%) ....................... 4

Tabel 4 Kontribusi Komponen Sisi Permintaan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy)

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat..... ............................... 4

Tabel 5 Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Papua ........................... 6

Tabel 6 Perkembangan Produksi Ubi Jalar di Provinsi Papua ..................... 7

Tabel 7 Perkembangan Produksi Kacang Kedelai Provinsi Papua ............... 7

Tabel 8 Perkembangan Produksi Perikanan Provinsi Papua ....................... 7

Tabel 9 Perkembangan Produksi PT. Freeport Indonesia .......................... 8

Tabel 10 Realisasi Belanja Modal PEMDA Provinsi Papua ............................ 11

Tabel 11 Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang Pelabuhan Jayapura .... 13

Tabel 12 Realisasi Belanja Barang dan Jasa PEMDA Provinsi Papua ............. 13

Tabel 13 Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang Pelabuhan Jayapura .... 15

Tabel 14 Perkembangan Arus Penumpang di Pelabuhan Jayapura ............... 15

Tabel 15 Pendaftaran Kenderaan Baru .................................................... 18

Tabel 16 Perkembangan Realisasi Belanja Pegawai PEMDA Provinsi Papua ... 18

Tabel 17 Perkembangan Realisasi Belanja PEMDA Provinsi Papua ............... 20

Tabel 18 Perkembangan Realisasi Belanja Modal Provinsi Papua ................. 21

Tabel 19 Perkembangan Volume Ekspor Non Migas Provinsi Papua ............. 22

Tabel 20 Penjualan PT. Freeport Indonesia .............................................. 22

Tabel 21 Perkembangan Produksi Padi Provinsi Papua Barat ...................... 23

Tabel 22 Perkembangan Realisasi Pengadaan Semen Provinsi Papua Barat . 26

Tabel 23 Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan

Provinsi Papua Barat ............................................................... 27

Tabel 24 Perkembangan Arus Penumpang Papua Barat ............................. 28

Daftar Tabel

Page 8: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

viii

Tabel 25 Perkembangan Nilai Tambah Bank Provinsi Papua Barat ................. 34

Tabel 26 Perkembangan Ekspor Neto Papua Barat ..................................... 34

Tabel 27 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura ........................................... 35

Tabel 28 Perkembangan Harga Beberapa Komoditas ................................... 36

Tabel 29 Perkembangan Perbankan Wilayah Papua ..................................... 43

Tabel 30 Perkembangan NPL persektor ..................................................... 44

Tabel 31 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua ..................................... 45

Tabel 32 Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua ............................. 46

Tabel 33 Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Provinsi Papua .................. 48

Tabel 34 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat ............................ 48

Tabel 35 Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua Barat ......................... 51

Tabel 36 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan IV-2010 ........ 53

Tabel 37 Perkembangan APBD dan Realisasi Belanja Daerah

Provinsi Papua Triwulan I Tahun 2010-2011 ................................ 55

Tabel 38 Transaksi RTGS Wilayah Papua ................................................... 58

Tabel 39 Transaksi Kliring Wilayah Papua .................................................. 59

Tabel 40 Perkembangan Perkasan KBI Jayapura ......................................... 60

Tabel 41 Penduduk Menurut Kegiatan Utama Provinsi Papua ........................ 62

Tabel 42 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Papua .................... 63

Tabel 43 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Kegiatan Utama Provinsi Papua Barat ........................... 63

Page 9: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

ix

Grafik 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua ........................ 2

Grafik 2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua Barat ............... 2

Grafik 3 NTP Untuk 3 subsektor Pertanian Provinsi Papua ............................. 5

Grafik 4 Pertumbuhan Tahunan Produksi PT. Freeport Indonesia .................... 8

Grafik 5 Perkembangan Tahunan Konsumsi Listrik Industri .......................... 9

Grafik 6 Pertumbuhan Sektor Listrik dan Air Bersih ...................................... 10

Grafik 7 Pertumbuhan Tahunan Konsumsi Listrik Provinsi Papua .................... 11

Grafik 8 Perkembangan Sektor PHR ........................................................... 12

Grafik 9 Perkembangan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ..................... 14

Grafik 10 Perkembangan Sub sektor Jasa-jasa ............................................ 16

Grafik 11 Indeks Keyakinan Konsumen ...................................................... 17

Grafik 12 Komponen Indeks keyakinan Saat Ini ........................................... 17

Grafik 13 Pertumbuhan Konsumsi Swasta Nirlaba ......................................... 19

Grafik 14 Pertumbuhan Komponen Investasi ............................................... 21

Grafik 15 Perkembangan Sektor Pertambangan Dan Penggalian ..................... 24

Grafik 16 Perkembangan Sektor Industri Pengolahan .................................... 25

Grafik 17 Perkembangan Konsumsi Listrik Provinsi Papua Barat ..................... 25

Grafik 18 Perkembangan Konsumsi Listerik Komersial Papua Barat ................ 27

Grafik 19 Perkembangan Sektor Jasa-Jasa ................................................... 29

Grafik 20 Perkembangan Hasil Survei Konsumen Manokwari .......................... 30

Grafik 21 Perkembangan Konsumsi Swasta Nirlaba ....................................... 31

Grafik 22 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah .............................................. 30

Grafik 23 Pertumbuhan Investasi ............................................................... 30

Grafik 24 Perkembangan Harga Beberapa Komoditi ....................................... 37

Grafik 25 Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Papua ............................... 45

Grafik 26 Perkembangan Indikator Dana Pihak Ketiga Provinsi Papua .............. 46

Grafik 27 Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua ................ 47

Grafik 28 Perkembangan Indikator Perbankan Provinsi Papua ......................... 47

Grafik 29 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat .............................. 49

Daftar Grafik

Page 10: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

x

Grafik 30 Perkembangan DPK Provinsi Papua Barat ....................................... 50

Grafik 31 Perkembangan Kredit Provinsi Papua Barat .................................... 52

Grafik 32 Perkembangan Indikator Perbankan Provinsi Papua Barat ................ 52

Grafik 33 Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan IV-2010 ....................... 54

Grafik 34 Belanja Pemerintah Provinsi Papua ............................................... 56

Grafik 35 Nilai Transaksi RTGS ................................................................... 58

Grafik 36 Perkembangan Kliring Wilayah Papua ............................................. 59

Page 11: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xi

2011

I II III IV I II III IV I

MAKRO

Indeks Harga Konsumen

- Kota Jayapura 115.25 114.84 116.62 117.53 119.07 120.30 121.94 122.80 123.97

- Kota Manokwari 127.02 127.48 130.53 131.93 131.35 133.43 135.95 138.10 136.64

- Kota Sorong 131.46 132.14 132.70 133.85 135.65 138.14 145.74 144.73 143.60

Laju Inflasi (yoy %)

- Kota Jayapura 8.26 2.77 1.44 1.92 3.31 4.75 4.56 4.48 4.12

- Kota Manokwari 19.93 13.24 7.04 7.52 3.41 4.67 4.15 4.68 4.03

- Kota Sorong 21.59 6.60 -0.16 2.61 3.19 4.54 9.83 8.13 5.12

PDRB Provinsi Papua -harga konstan (juta Rp) 5,752,204 6,199,564 5,803,245 5,482,102 5,101,067 5,214,559 6,022,304 6,282,365 5,744,614

- Pertanian 798,388 922,687 956,641 871,061 864,327 975,949 1,003,516 924,523 934,746

- Pertambangan & Penggalian 3,050,564 3,334,273 2,813,960 2,296,970 2,170,592 2,070,592 2,649,987 2,583,863 2,322,216

- Industri Pengolahan 126,157 126,858 129,518 133,252 134,040 134,141 141,336 149,280 147,845

- Listerik, Gas dan Air Bersih 11,940 12,020 12,140 12,552 12,564 12,712 13,109 13,183 13,189

- Bangunan 377,727 385,356 436,183 513,381 434,496 454,212 507,612 596,788 530,888

- Pedagangan, Hotel dan Restoran 361,828 369,124 382,206 405,088 395,494 403,535 424,357 454,105 440,026

- Pengangkutan dan Komunikasi 362,493 371,822 390,926 411,464 409,029 422,461 448,947 466,979 450,460

- Lembaga Keuangan Persewaan da Jasa Perusahaan 157,853 163,446 151,331 272,490 159,182 156,083 173,065 304,447 203,783

- Jasa-jasa 505,255 513,978 530,340 565,845 521,342 584,874 660,376 789,196 701,460

Pertumbuhan PDRB Provinsi Papua (yoy %) 39.03 39.12 22.43 -2.08 -11.32 -15.89 3.77 14.60 12.62

PDRB Provinsi Papua Barat -harga konstan (juta Rp) 1,649,579 1,686,623 1,752,359 1,759,994 2,013,276 2,124,442 2,248,692 2,299,238 2,274,897

- Pertanian 458,064 467,909 482,993 487,848 489,737 501,882 509,698 513,008 512,555

- Pertambangan & Penggalian 273,111 274,015 275,634 276,504 267,440 270,040 273,427 279,144 275,338

- Industri Pengolahan 240,572 243,492 266,972 253,791 527,325 607,216 697,738 675,012 664,711

- Listerik, Gas dan Air Bersih 7,625 7,860 8,119 8,162 8,172 8,439 8,617 8,858 8,905

- Bangunan 154,740 159,450 167,845 172,503 165,803 175,376 181,383 195,906 192,390

- Pedagangan, Hotel dan Restoran 174,566 177,899 181,025 181,874 179,470 181,095 183,125 200,192 201,606

- Pengangkutan dan Komunikasi 130,599 135,579 140,624 145,072 145,850 149,612 155,064 161,675 163,362

- Lembaga Keuangan Persewaan da Jasa Perusahaan 33,920 37,181 39,405 41,886 39,991 42,147 42,811 44,233 44,204

- Jasa-jasa 176,382 183,238 189,741 192,354 189,489 188,635 196,828 221,210 211,826

Pertumbuhan PDRB Provinsi Papua Barat (yoy %) 7.99 8.21 7.94 4.15 22.05 25.96 28.32 30.64 12.99

INDIKATOR2009 2010

TABEL INDIKATOR

INFLASI DAN PDRB

TABEL PERBANKAN

Page 12: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xii

TABEL SISTEM PEMBAYARAN

Tabel Transaksi Kliring

Tabel Transaksi RTGS

Tabel Perkasan KBI Jayapura

Page 13: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. GAMBARAN UMUM

Perkembangan ekonomi Wilayah Papua pada triwulan I-

2011 yang meliputi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

menunjukkan pertumbuhan ekonomi tahunan yang positif. Hal

ini didorong oleh pertumbuhan sektor pertambangan dan

sektor pertanian. Pada periode yang sama, perekonomian

Provinsi Papua Barat juga diprakirakan tumbuh positif dan

lebih tinggi dibandingkan periode triwulan sebelumnya, yang

didorong oleh pertumbuhan sektor pertanian dan sektor

pengolahan.

2. MAKRO EKONOMI

Pada periode triwulan I-2011, perekonomian Wilayah

Papua yang meliputi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

menunjukkan pertumbuhan signifikan, meskipun lebih rendah

(melambat) dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut

tercermin dari pertumbuhan ekonomi kedua Provinsi yang

masing-masing tumbuh sebesar 12,62% (yoy) dan 12,99%

(yoy).

Pertumbuhan

ekonomi Provinsi

Papua diperkirakan

mengalami laju

pertumbuhan positif

Page 14: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xiv

3. INFLASI

Laju inflasi Kota Jayapura yang merupakan kota indikator

inflasi Provinsi Papua sampai dengan periode triwulan I-2011

tercatat sebesar 4,12% (yoy) dan secara bulanan inflasi kota

Jayapura mencapai – 0.03%.

Perkembangan harga berbagai komoditas di Papua

Barat yang merupakan gabungan indikator Kota Manokwari dan

Sorong pada bulan Maret 2011, secara umum

menunjukkan adanya penurunan. Inflasi pada bulan Maret

2011 mencapai sebesar 4,53%.

4. PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Dari sisi kelembagaan, jumlah kantor bank di wilayah

kerja KBI Jayapura terdapat sebanyak 274 yang tersebar di

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Sampai dengan

triwulan I-2011, aset bank-bank tersebut mencapai Rp 39,28

triliun atau meningkat 20,23% dari tahun sebelumnya.

Penyaluran kredit mencapai Rp. 12,36 triliun atau tumbuh

sebesar 27,28% dibandingkan dengan triwulan I-2010.

Kinerja Sistem Pembayaran pada triwulan I-2011 yang

tercermin dari transaksi BI-RTGS yang berasal dari Wilayah

Papua (outflow) mencapai Rp. 17,50 trilliun dengan jumlah

warkat sebesar 9.264. Sedangkan transaksi kliring mencapai

Rp. 1,79 triliun dengan jumlah warkat sebesar 46.222 warkat.

5. PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Provinsi Papua diprakirakan tumbuh positif

pada triwulan I-2011, terutama dipengaruhi oleh perbaikan

produksi PT. Freeport Indonesia di sektor pertambangan.

Sementara itu, Provinsi Papua Barat akan masih didominasi

oleh pertumbuhan sektor pertanian yang mulai memasuki

masa panen pada periode triwulan I-2011.

Page 15: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xv

Sektor pertambangan dan penggalian di Provinsi Papua

diperkirakan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi pada

triwulan I-2011 dibandingkan triwulan sebelumnya terutama

karena adanya perbaikan jumlah produksi konsentrat

tembaga.

Sementara itu dari sektor permintaan, perekonomian

Provinsi Papua masih bertumpu pada konsumsi, baik

konsumsi pemerintah maupun konsumsi swasta dan

diperkirakan mengalami peningkatan yang signifikan pada

akhir triwulan I-2011 seiring dengan realisasi sejumlah proyek

pemerintah.

Page 16: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

1

BAB 1.

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Pada periode triwulan I-2011, perekonomian Wilayah Papua yang meliputi

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat menunjukkan pertumbuhan

signifikan, meskipun lebih rendah (melambat) dibandingkan triwulan

sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi kedua

Provinsi yang masing-masing tumbuh sebesar 12,62% (yoy) dan 12,99%

(yoy). Pertumbuhan ekonomi di kedua Provinsi tersebut lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 6,5% dan

pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan sebagai gerbang Indonesia

Timur yang mencapai 7%. Perlambatan yang terjadi pertumbuhan ekonomi

Provinsi Papua tertutama disebabkan oleh perlambatan sektor pertambangan

dan penggalian, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan,

sektor perdagangan, hotel dan restauran serta sektor jasa-jasa meskipun

beberapa sektor seperti sektor pertanian dan sektor keuangan menunjukkan

peningkatan kinerja pada periode triwulan ini. Sementara itu, perlambatan

ekonomi Provinsi Papua Barat terutama disebabkan oleh perlambatan kinerja

pada sektor industri pengolahan khususnya sub sektor gas alam cair, sektor

pertanian dan sektor jasa-jasa. Sementara sektor lainnya tumbuh dengan

kinerja yang lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.

Page 17: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

2

Dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi Provinsi Papua disebabkan

oleh perlambatan yang signifikan pada konsumsi rumah tangga, konsumsi

pemerintah dan penurunan kinerja ekspor. Sementara itu, perlambatan

ekonomi Provinsi Papua Barat terutama didorong oleh komponen ekspor yang

didominasi komoditas gas alam cair oleh LNG Tangguh, komponen konsumsi

pemerintah dan komponen konsumsi investasi.

Grafik 1.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua

(Harga Konstan)

Sumber : BPS Provinsi Papua

*) Angka Sementara

Grafik 2.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua Barat

(Harga Konstan)

Sumber : BPS Provins Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

*) Angka Sementara

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2008 2009 2010 2011

Nominal PDRB (Rp Triliun) 4.14 4.46 4.74 5.60 5.75 6.20 5.80 5.48 5.10 5.21 6.02 6.28 5.74

Growth yoy PDRB (%) -31.73 -14.13 23.65 40.00 38.35 38.35 21.65 -2.91 -11.32 -15.89 3.77 14.60 12.62

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-

1

2

3

4

5

6

7

(%)(Rp Triliun)

I II III IV I II III IV I II III IVI*

)

2008 2009 2010 2011

Nominal PDRB (Rp Triliun) 1.5 1.5 1.6 1.6 1.6 1.6 1.7 1.7 2.0 2.1 2.2 2.3 2.2

Growth yoy PDRB (%) 7.9 7.1 8.0 8.1 7.9 8.2 7.9 4.1 22. 25. 28. 30. 12.

0

5

10

15

20

25

30

35

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

(%)(Rp Triliun)

Page 18: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

3

2011

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I*)

Provinsi Papua

Pertanian 5,28 -4,71 -0,09 8,66 9,35 3,21 8,26 5,77 4,90 6,14 6,19 8,15

Pertambangan dan Penggalian -10,99 75,22 74,01 28,82 -22,75 30,41 -28,85 -37,90 -5,83 12,49 -17,58 6,99

Industri Pengolahan 1,81 8,41 6,42 5,05 5,14 6,22 6,25 5,74 9,12 12,03 8,34 10,30

Listrik dan Air Bersih 3,85 6,06 6,16 5,51 5,43 5,79 5,23 5,76 7,98 5,03 6,00 4,97

Bangunan 19,35 19,47 15,53 18,19 18,43 17,93 15,03 17,87 16,38 16,25 16,38 22,18

Perdagangan, Hotel dan Restoran 10,86 11,24 11,07 11,44 12,45 11,57 9,30 9,32 11,03 12,10 10,49 11,26

Pengangkutan dan Komunikasi 14,85 14,11 13,70 14,81 14,56 14,31 12,84 13,62 14,84 13,49 13,71 10,13

Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 16,69 32,95 23,77 31,33 82,23 44,53 0,84 -4,51 14,36 11,73 6,40 28,02

Jasa-jasa 9,94 35,33 33,18 31,62 29,85 32,38 3,18 13,79 24,52 39,47 20,82 34,55

PDRB -0,75 38,35 38,35 21,65 -2,91 21,94 -11,32 -15,89 3,77 14,60 -2,65 12,62

Provinsi Papua Barat

Pertanian 6,89 3,55 4,68 3,44 3,68 3,83 6,91 7,26 5,53 5,16 6,20 4,66

Pertambangan dan Penggalian 1,27 1,10 1,36 0,00 -2,95 -0,16 -2,08 -1,45 -0,80 0,95 -0,84 2,95

Industri Pengolahan 7,61 13,12 15,44 20,83 9,86 14,76 119,20 149,38 161,35 165,97 149,52 26,05

Listrik dan Air Bersih 8,29 8,34 9,08 10,62 8,09 9,03 7,18 7,37 6,13 8,52 7,30 8,97

Bangunan 16,35 18,30 17,13 13,40 4,88 12,96 7,15 9,99 8,07 13,57 9,77 16,04

Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,01 8,02 7,26 6,49 4,34 6,49 2,81 1,80 1,16 10,07 3,99 12,33

Pengangkutan dan Komunikasi 7,72 16,17 16,71 16,56 16,02 16,36 11,68 10,35 10,27 11,44 10,93 12,01

Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 27,14 8,23 -3,54 -0,75 2,60 1,32 17,90 13,36 8,64 5,60 11,02 10,53

Jasa-jasa 10,63 10,84 10,06 8,92 0,58 7,33 7,43 2,95 3,73 15,00 7,34 11,79

PDRB 7,84 7,99 8,21 7,94 4,15 7,02 22,05 25,96 28,32 30,64 26,82 12,99

Sumber : BPS Provinsi Papua dan BPS Provinsi Papua Barat, diolah

*) Angka Sementara

Sektor Ekonomi 20082009

20092010

2010

2011

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I*)

Provinsi Papua

Pertanian 0,90 -0,95 -0,02 1,60 1,32 0,58 1,15 0,86 0,81 0,98 0,94 1,38

Pertambangan dan Penggalian -5,67 31,50 31,65 13,20 -11,98 14,07 -15,30 -20,38 -2,83 5,23 -8,70 2,97

Industri Pengolahan 0,04 0,24 0,17 0,13 0,12 0,16 0,14 0,12 0,20 0,29 0,19 0,27

Listrik dan Air Bersih 0,01 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,01 0,01 0,01

Bangunan 1,23 1,48 1,16 1,41 1,41 1,37 0,99 1,11 1,23 1,52 1,21 1,89

Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,69 0,88 0,82 0,82 0,79 0,83 0,59 0,56 0,73 0,89 0,69 0,87

Pengangkutan dan Komunikasi 0,91 1,08 1,00 1,06 0,93 1,01 0,81 0,82 1,00 1,01 0,91 0,81

Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 0,38 0,94 0,70 0,76 2,18 1,20 0,02 -0,12 0,37 0,58 0,21 0,87

Jasa-jasa 0,75 3,17 2,86 2,67 2,30 2,72 0,28 1,14 2,24 4,07 1,90 3,53

PDRB -0,75 38,35 38,35 21,65 -2,91 21,94 -11,32 -15,89 3,77 14,60 -2,65 12,62

Provinsi Papua Barat

Pertanian 1,99 1,03 1,34 0,99 1,02 1,09 1,92 2,01 1,52 1,43 1,72 1,13

Pertambangan dan Penggalian 0,23 0,20 0,24 0,00 -0,50 -0,03 -0,34 -0,24 -0,13 0,15 -0,13 0,39

Industri Pengolahan 1,04 1,83 2,09 2,83 1,35 2,02 17,38 21,57 24,58 23,93 21,94 6,82

Listrik dan Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 0,04 0,03 0,04

Bangunan 1,37 1,57 1,50 1,22 0,47 1,17 0,67 0,94 0,77 1,33 0,93 1,32

Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,94 0,85 0,77 0,68 0,45 0,68 0,30 0,19 0,12 1,04 0,42 1,10

Pengangkutan dan Komunikasi 0,57 1,19 1,25 1,23 1,19 1,21 0,92 0,83 0,82 0,94 0,88 0,87

Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 0,54 0,17 -0,09 -0,02 0,06 0,03 0,37 0,29 0,19 0,13 0,25 0,21

Jasa-jasa 1,12 1,13 1,07 0,96 0,07 0,79 0,79 0,32 0,40 1,64 0,80 1,11

PDRB 7,84 7,99 8,21 7,94 4,15 7,02 22,05 25,96 28,32 30,64 26,82 12,99

Sumber : BPS Provinsi Papua dan BPS Provinsi Papua Barat, diolah

*) Angka Sementara

Sektor Ekonomi 20082009

20092010

2010

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua dan

Provinsi Papua Barat Dari Sisi Penawaran (%)

Tabel 2. Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tahunan (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%)

Page 19: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

4

2011

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I*)

Provinsi Papua

Konsumsi Rumah Tangga 12,89 12,67 12,63 13,15 11,13 12,37 9,27 9,44 7,94 7,21 8,43 6,74

Konsumsi Swasta Nirlaba 12,46 37,39 31,65 21,37 16,15 26,30 -6,53 2,94 23,42 37,56 13,92 34,59

Konsumsi Pemerintah 12,79 21,50 20,74 16,11 7,37 15,83 -4,09 -1,25 9,00 23,98 7,52 20,34

Pembentukan Modal Tetap Bruto 13,10 12,04 12,35 10,70 8,87 10,90 8,86 8,55 9,12 12,28 9,77 7,63

Perubahan Inventori -6,80 71,13 -121,64 -8,49 17,13 -0,54 -39,77 -806,99 17,29 -111,36 -22,22 -122,30

Ekspor -8,27 33,41 -13,75 2,58 -17,67 0,67 -32,73 -21,36 -8,57 -0,09 -17,34 -12,10

Dikurangi Impor 16,99 -10,15 -14,37 -1,86 0,82 -6,91 10,44 -6,30 -1,64 46,99 11,47 20,97

PDRB -1,40 39,03 39,12 22,43 -2,08 22,74 -11,32 -15,89 3,77 14,60 -2,65 12,62

Provinsi Papua Barat

Konsumsi Rumah Tangga 6,12 6,55 4,62 2,90 0,92 3,67 1,64 4,99 7,38 11,61 6,43 11,92

Konsumsi Swasta Nirlaba 0,03 0,10 0,16 0,10 0,09 0,11 6,67 -0,56 6,27 10,25 5,57 6,34

Konsumsi Pemerintah 2,14 1,40 0,94 1,09 1,03 1,11 6,32 8,18 7,55 7,87 7,49 3,68

Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,89 1,59 1,53 1,75 0,65 1,37 1,95 5,66 7,86 15,01 7,73 13,22

Perubahan Inventori -0,01 0,10 -0,52 -0,49 -0,57 -0,38 163,89 258,91 281,39 278,79 242,01 20,64

Ekspor -3,94 -6,98 -13,50 -16,47 -13,19 -12,62 39,85 38,72 47,69 42,42 42,27 9,70

Dikurangi Impor -2,62 -5,24 -14,99 -19,06 -15,20 -13,75 -2,22 0,64 8,18 8,50 3,80 5,21

PDRB 7,84 7,99 8,21 7,94 4,15 7,02 22,05 25,96 28,32 30,64 26,82 12,99

Sumber : BPS Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

*) Angka Sementara

Jenis Penggunaan 20082009

20092010

2010

2011

TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I TW.II TW.III TW.IV TW.I*)

Provinsi Papua

Konsumsi Rumah Tangga 7,90 9,69 9,11 9,29 7,05 8,68 5,75 5,51 5,18 5,19 5,41 5,15

Konsumsi Swasta Nirlaba 0,20 0,76 0,61 0,41 0,27 0,49 -0,13 0,05 0,45 0,74 0,27 0,73

Konsumsi Pemerintah 2,16 4,25 3,92 3,16 1,41 3,06 -0,71 -0,20 1,67 5,01 1,37 3,80

Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,58 5,15 5,03 4,35 3,30 4,38 3,06 2,81 3,35 5,09 3,55 3,23

Perubahan Inventori 1,42 -15,49 17,14 1,92 -3,47 0,11 10,66 -17,69 -2,92 26,97 3,55 22,26

Ekspor -6,12 25,09 -10,49 1,81 -10,16 0,46 -23,58 -10,09 -5,02 -0,04 -9,79 -6,61

Dikurangi Impor 11,54 -9,58 -13,78 -1,49 0,48 -5,57 6,37 -3,72 -1,06 28,35 7,01 15,93

PDRB -1,40 39,03 39,12 22,43 -2,08 22,74 -11,32 -15,89 3,77 14,60 -2,65 12,62

Provinsi Papua Barat

Konsumsi Rumah Tangga 6,12 6,55 4,62 2,90 0,92 3,67 0,99 2,96 4,27 6,71 3,79 6,02

Konsumsi Swasta Nirlaba 0,03 0,10 0,16 0,10 0,09 0,11 0,04 0,00 0,04 0,06 0,04 0,03

Konsumsi Pemerintah 2,14 1,40 0,94 1,09 1,03 1,11 1,13 1,46 1,33 1,42 1,34 0,57

Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,89 1,59 1,53 1,75 0,65 1,37 0,54 1,55 2,12 4,13 2,12 3,05

Perubahan Inventori -0,01 0,10 -0,52 -0,49 -0,57 -0,38 5,49 7,14 7,57 7,23 6,88 1,50

Ekspor -3,94 -6,98 -13,50 -16,47 -13,19 -12,62 12,91 13,11 16,26 14,56 14,24 3,60

Dikurangi Impor -2,62 -5,24 -14,99 -19,06 -15,20 -13,75 -0,94 0,27 3,27 3,47 1,57 1,77

PDRB 7,84 7,99 8,21 7,94 4,15 7,02 22,05 25,96 28,32 30,64 26,82 12,99

Sumber : BPS Provinsi Papua dan BPS Provinsi Papua Barat

*) Angka Sementara

2010Jenis Penggunaan 2008

2009 2009 2010

Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi

Papua Barat Dari Sisi Permintaan (%)

Tabel 4. Kontribusi Komponen Sisi Permintaan Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%)

Page 20: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

5

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011

Pangan 101 102 102 101 101 101 100 100 100 101 101 101 100 99. 98. 97. 97. 97.

peternakan 99. 100 101 101 101 99. 98. 98. 98. 97. 97. 99 99. 100 99. 98. 98. 98.

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

I. Provinsi Papua

1.1. Sisi Penawaran

Pada sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua yang

melambat terutama disebabkan oleh kinerja sektor pertambangan dan

penggalian yang mengalami perlambatan. sektor pengangkutan dan

komunikasi serta keuangan yang juga tumbuh melambat, ikut mendorong

perlambatan kinerja ekonomi Provinsi Papua (tabel 1). Lebih lanjut diuraikan

menurut sektor masing-masing sebagai berikut:

1.1.1. Sektor Pertanian

Perkembangan sektor pertanian pada periode triwulan I-2011

diperkirakan tumbuh sebesar 8,15% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,14% (tabel 1).

Grafik 3. Nilai Tukar Petani untuk 3 sub sektor Pertanian

Provinsi Papua

Sumber: BPS Provinsi Papua

Pertumbuhan sektor pertanian pada periode triwulan I-2011 didorong oleh

pertumbuhan yang signifikan dari sub sektor tanaman bahan makanan yang

mencapai 13,18% (yoy). Sementara itu, sub sektor perikanan sebagai sub

sektor dengan share terbesar kedua di sektor pertanian mengalami perbaikan

kinerja dengan tumbuh mencapai 1,39% (yoy). Pertumbuhan yang terjadi

pada sektor pertanian juga tercermin dari trend kenaikan Nilai Tukar Petani

Page 21: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

6

Keterangan 2009 2010 2011*) Pertumbuhan yoy

(%) Luas Panen (Ha) 26.336 26.761 27.738 3,65

Produktivitas (Ku/Ha) 37 38 39 0,96

Produksi (Ton) 98.511 102.862 107.650 4,66

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

(NTP) pada 2 sub sektor pertanian yaitu tanaman pangan dan peternakan

(grafik 3).

Selanjutnya perbaikan kinerja sektor pertanian juga terlihat dari

perbaikan kinerja sub sektor tanaman bahan makanan seperti tercermin dari

pertumbuhan positif produksi padi baik untuk lahan sawah maupun ladang,

komoditas ubi jalar dan komoditas kacang kedelai. Peningkatan produksi padi

disebabkan oleh peningkatan luas areal panen padi. Berdasarkan data angka

proyeksi KBI Jayapura terhadap angka ramalan III-2010 dari BPS Provinsi

Papua, luas areal panen padi (sawah dan ladang) pada periode panen tahun

2011 diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 3,65% (yoy). Sementara

itu, produksi gabah yang dihasilkan pada periode yang sama diperkirakan

tumbuh sebesar 4,66% (yoy) dengan volume produksi mencapai 107.650 ton

gabah. Pertumbuhan positif produksi padi pada tahun 2011, selain didorong

oleh adanya penambahan luas areal panen, juga didorong oleh peningkatan

produktivitas tanaman padi dari 38 Ku/Ha menjadi 39 Ku/Ha atau meningkat

sebesar 0,96% (tabel 5).

Tabel 5. Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Papua

Komoditas lainnya yang memiliki kontribusi besar dari sisi volume dan

diperkirakan mengalami pertumbuhan produksi yang signifikan pada tahun

2011 adalah komoditas ubi jalar dan kacang kedelai dengan pertumbuhan

produksi masing-masing sebesar 6,45% dan 6,61%. Kenaikan kontribusi

komoditas ini juga disebabkan oleh adanya penambahan luas areal panen dan

peningkatan produktivitas (tabel 6-7).

Page 22: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

7

Keterangan 2009 2010 2011*) Pertumbuhan yoy

(%)

Produksi Kacang Kedelai (Ton) 3.998 4.257 4.538 6,61

Produktivitas (Ku/Ha) 11,03 11,03 11,20 1,54

Luas Panen (Ha) 3.626 3.860 4.052 4,98

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

*) Proyeksi KBI Jayapura

Keterangan 2009 2010 2011*) Pertumbuhan yoy

(%) Produksi Ubi Jalar (Ton) 343.325 378.289 402.707 6,45

Produktivitas (Ku/Ha) 98,01 102,68 104,78 2,05

Luas Panen (Ha) 35.028 36.842 38.434 4,32

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

*) Proyeksi KBI Jayapura

2011

TW 1 TW2 TW3 TW4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

LAUTProduksi (Ton) 56.617 56.986 57.027 57.534 57.750 56.916 57.058 58.502 58.510

Pertumbuhan Produksi Tahunan (%) 1,91 0,57 0,74 2,33 2 -0,12 0,05 1,68 1,32

PERAIRAN UMUM

Produksi (Ton) 1.877 1.879 1.880 1.881 1.914 1.877 1.887 1.925,8 1926

Pertumbuhan Produksi Tahunan (%) 21,43 19,57 19,49 17,93 2,00 -0,09 0,41 2,39 0,63

BUDIDAYA

Produksi (Ton) 402 562 537 789 584 613 643 656,3 656,4

Pertumbuhan Produksi Tahunan (%) (36,3) 8,0 45,7 20,0 45,31 9,10 19,79 -16,78 12,46

TOTAL PRODUKSI (Ton) 58.919 59.447 59.464 60.223 60.247 59.407 59.588 61.084 61.093

PERTUMBUHAN PRODUKSI TAHUNAN (%) 2,05 1,18 1,56 2,99 2,25 -0,07 0,21 1,43 1,40

2

3

No URAIAN 2009

1

2010

Tabel 6. Perkembangan Produksi Ubi Jalar Provinsi Papua

Tabel 7. Perkembangan Produksi Kacang Kedelai Provinsi Papua

Selain didorong oleh peningkatan sub sektor tanaman bahan makanan,

pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan berjalan juga didorong oleh

pertumbuhan sub sektor perikanan yang diperkirakan tumbuh mencapai

1,39% (yoy). Pertumbuhan positif sub sektor perikanan tercermin dari hasil

produksi/tangkapan ikan yang tumbuh positif sebesar 1,40% (yoy). Adapun

volume hasil tangkapan (produksi) dari perikanan laut mencapai 58.510 ton

atau meningkat sebesar 1,32% dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya.

Tabel 8. Perkembangan Produksi Perikanan Provinsi Papua

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua

Page 23: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

8

2011

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

Produksi Konsentrat Tembaga (Juta Pounds) 200 222 256 416 404 403 331 274 279 276 358 309 284

Pertumbuhan Tahunan Produksi Tembaga (%) -57,23 -25,50 44,633 100 102 81,53 29,30 -34,13 -30,94 -31,51 8,16 12,77 1,79

Konsentrat Emas (Ribu Ons) 246 221 264 432 570 778 685 535 429 294 462 601 441

Pertumbuhan Tahunan Produksi Emas (%) -77,11 -72,201 45,055 193,8776 131,71 252,04 159,47 23,84 -24,74 -62,21 -32,55 12,34 2,80

Sumber: Laporan Keuangan Freeport-McMoran Cooper and Gold

2010Jenis Komoditas

2008 2009

TW I TW IITW III

TW IV

TW I TW IITW III

TW IV

TW I TW IITW III

TW IV

TW I

2008 2009 2010 2011

Growth yoy Prod. Tembaga (%) -57.2 -25.5 44.63 100.0 102.0 81.53 29.30 -34.1 -30.9 -31.5 8.16 12.77 1.79

Growth yoy Prod. Emas (%) -77.1 -72.2 45.05 193.8 131.7 252.0 159.4 23.84 -24.7 -62.2 -32.5 12.34 2.80

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

(%)

1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Perkembangan sektor pertambangan dan penggalian pada

triwulan I-2011 diperkirakan tumbuh sebesar 6,99% (yoy) atau lebih

rendah (melambat) dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 12,49% (yoy).

Kinerja sektor pertambangan dan penggalian Provinsi Papua sangat

tergantung dari pencapaian kinerja produksi perusahaan pertambangan

PT. Freeport Indonesia yang pada periode triwulan laporan ini menunjukkan

perlambatan produksi.

Tabel 9. Perkembangan Produksi PT. Freeport Indonesia

Grafik 4. Pertumbuhan Tahunan Produksi PT. Freeport Indonesia

Sumber : Laporan Keuangan Freeport-McMoran Copper and Gold

Berdasarkan Laporan Keuangan Publikasi periode triwulan I-2011 dari

Freeport-McMoran Copper and Gold (holding company dari PT. Freeport

Indonesia), diketahui bahwa produksi konsentrat tembaga pada triwulan

I-2011 tumbuh sebesar 1,79% (yoy), melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai 12,77% (tabel 9). Komoditas konsentrat emas

Page 24: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

9

I II III IV I II III IV I II III IV I

2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1

G ro w t h y o y K o n s . L is t r ik In d u s t ri

-1 2 . -9 0 . -1 -1 4 . 4 2 2 7 1 1 1 5 -3 -7

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

300

(%)

juga menunjukkan perlambatan kinerja sepanjang triwulan I-2011 yang

mencapai 2,80% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 12,34% (grafik

4). Adapun produksi konsentrat emas PT. Freeport Indonesia pada triwulan ini

mencapai 441 ribu ton.

Perlambatan yang cukup signifikan dari produksi PT. Freeport Indonesia

disebabkan antara lain oleh kadar konsentrat tembaga dan emas di area

lokasi tambang Graseberg pada periode triwulan I-2011 berbeda-beda

sehingga berdampak pada penurunan total hasil produksi yang dihasilkan.

Selain itu, tambang Big Gossan (memiliki kadar konsentrat tembaga dan

emas yang tinggi) pada periode triwulan laporan belum dapat berproduksi

secara optimum dan baru akan optimal pada akhir tahun 2012. Pengerjaan

infrastruktur dan akses menuju tambang bawah tanah yang masih dalam

pengerjaan di triwulan laporan ini juga merupakan faktor yang ikut

memperlambat pertumbuhan produksi PT. Freeport Indonesia.

1.1.3. Sektor pengolahan

Industri pengolahan pada triwulan I-2011 diperkirakan secara

tahunan tumbuh sebesar 10,30%, lebih rendah (melambat) bila

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 12,03%.

Grafik 5. Pertumbuhan Tahunan Konsumsi Listrik Industri

Sumber :PLN Wilayah Papua

Perlambatan pada sektor industri pengolahan tercermin dari

perkembangan konsumsi listrik pada konsumen industri yang pada triwulan I-

2011 mengalami penurunan konsumsi (pertumbuhan negatif) sebesar 75%

(yoy). Penurunan konsumsi ini jauh lebih rendah bila dibandingkan triwulan

Page 25: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

10

sebelumnya yang penurunannya mencapai 35% (grafik 5). Meskipun demikian,

hasil survei liaison (perkembangan usaha) pada triwulan I-2011 yang dilakukan

pada salah satu pelaku di sektor industri pengolahan menunjukkan bahwa masih

adanya tendensi peningkatan kapasitas usaha yang didorong peningkatan

penjualan sehingga memicu peningkatan persediaan bahan baku perusahaan.

1.1.4. Sektor Listrik Dan Air Bersih

Perkembangan sektor listrik dan air bersih pada triwulan

I-2011 diperkirakan tumbuh mencapai 4,97% (yoy), melambat bila

dibandingkan triwulan IV-2010 sebesar 5,03% (yoy).

Grafik 6. Perkembangan Sektor Listrik dan Air Bersih

Perlambatan ini diindikasikan oleh pertumbuhan tahunan konsumsi listrik

di Provinsi Papua yang tumbuh melambat dari 7,42% (yoy) pada triwulan IV-

2010 menjadi 7,01% (yoy) pada triwulan I-2011 (grafik 7). Konsumsi listrik

yang melambat disebabkan oleh frekuensi pemadaman listrik yang cukup

tinggi pada periode triwulan I-2011. Perlambatan lonsumsi listrik ini terutama

didorong oleh penurunan konsumsi listrik pada konsumen industri yang

signifikan yang tumbuh negatif (kontraksi) dari 35% pada triwulan IV-2010

menjadi negatif mencapai 75% (yoy) pada periode triwulan I-2011. Selain itu,

perlambatan konsumsi listrik pada segmen konsumen rumah tangga dan

publik juga mendorong perlambatan total konsumsi listrik.

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2008 2009 2010 2011

qtq (%) 0.8 0.5 1.6 3.4 0.2 0.6 0.9 3.4 0.1 1.1 3.1 0.5 0.0

yoy (%) 2.3 2.6 3.7 6.7 6.0 6.1 5.5 5.4 5.2 5.7 7.9 5.0 4.9

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara

Page 26: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

11

I II III IV I II III IV

Provinsi Papua (Sak) 94.959 129.886 97.604 96.334 125.399 131.690 122.617 134.072

Pertumbuhan Tahunan (%) -15,14 -0,89 -1,07 -13,54 32,06 1,39 25,63 39,17

Realisasi Pengadaan Semen 2009 2010

Grafik 7. Pertumbuhan Tahunan Konsumsi Listrik Provinsi Papua

1.1.5. Sektor Bangunan

Pada triwulan I–2011, sektor bangunan diperkirakan tumbuh

mencapai 22,18% (yoy), tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai 16,25% (yoy). Kinerja sektor ini sangat

bergantung pada penyerapan APBD khususnya realisasi belanja modal seperti

pembuatan konstruksi jalan, pengadaan konstruksi jembatan, pengadaan

konstruksi jaringan air dan pengadaan konstruksi bangunan. Selain itu,

pembangunan pusat perbelanjaan (kawasan perniagaan), rumah toko dan

perumahan di beberapa tempat khususnya di Kota Jayapura ikut mendorong

peningkatan kinerja sektor bangunan pada periode triwulan laporan ini.

Tabel 10. Realisasi Pengadaan Semen Provinsi Papua

Sumber: Asosiasi Produsen Semen Indonesia

Pertumbuhan positif pada sektor bangunan juga tercermin dari realisasi

pengadaan dan pengiriman semen ke Provinsi Papua yang pada triwulan IV-

2010 (dipergunakan pada periode triwulan I-2011) tumbuh sebesar 39,17%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan periode triwulan sebelumnya yang mencapai

25,63%. Besarnya realisasi pengadaan semen ke Papua tidak hanya ditujukan

untuk pembangunan proyek infrastruktur milik pemerintah namun juga

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

Growth yoy Kons. Listrik Papua (%) 11. 12. 11. 15. 13. 9.6 11. 11. 7.6 11. 15. 7.4 7.0

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

(%)

Sumber : PLN Wilayah Papua

Page 27: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

12

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2008 2009 2010 2011

yoy (%) 10.2 10.9 10.8 11.5 11.2 11.1 11.4 12.5 9.3 9.3 11.0 12.1 11.3

qtq (%) 0.6 2.2 3.2 5.0 0.4 2.0 3.5 6.0 -2.4 2.0 5.2 7.0 -3.1

-5

0

5

10

15

20

25

(%)

pembangunan perumahan, rumah toko dan kawasan perniagaan yang sedang

dikembangkan oleh pihak swasta.

Peningkatan kinerja sektor bangunan juga dikonfirmasi oleh salah satu

kontraktor yang beroperasi di Wilayah Kota/Kabupaten Jayapura dan

sekitarnya dari hasil survei liaison (perkembangan usaha) pada triwulan I-

2011 yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan volume proyek yang

dikerjakan dan nilai proyek pada periode ini dibandingkan tahun sebelumnya

yang memicu peningkatan kapasitas usaha dan persediaan perusahaan.

1.1.6. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran

Perkembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR)

pada triwulan I-2011 diperkirakan tumbuh mencapai 11,26% (yoy),

lebih rendah bila dibandingkan triwulan IV-2010 yang mencapai

12,10% (yoy).

Grafik 8. Perkembangan Sektor PHR

Perlambatan kinerja sektor PHR diindikasikan oleh arus bongkar muat

barang di pelabuhan Jayapura. Arus bongkar muat barang terbagi dalam 3

kategori yang pada triwulan I-2011 tumbuh sebagai berikut: menurut jenis

perdagangan (0,94%), menurut jenis distribusi (0,94%) dan menurut jenis

kemasan (11,97%). Perkembangan arus bongkar muat barang di

Pelabuhan Jayapura yang tumbuh melambat antara lain disebabkan oleh

Page 28: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

13

2011

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang

-Menurut Jenis Perdagangan (Ton/M3) 217.710 449.155 710.762 811.992 208.463 506.208 761.284 1.072.523 210.427

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Perdagangan (%) 6,05 -51,96 7,30 -8,02 -4,25 12,70 7,11 32,09 0,94

-Menurut Jenis Distribusi (Ton/M3) 217.710 449.155 710.762 811.993 208.463 506.207 761.284 1.269.775 210.427

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Distribusi (%) 6,05 -51,96 7,30 -8,02 -4,25 12,70 7,11 56,38 0,94

-Menurut Jenis Kemasan (Ton/M3) 217.710 461.562 710.762 819.863 208.463 506.208 761.039 1.107.456 233.420

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Kemasan (%) 6,05 -50,63 7,30 -7,13 -4,25 9,67 7,07 35,08 11,97

Keterangan 2009 2010

2011 Growth

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 yoy (%)

Realisasi Belanja Barang dan Jasa (Rp Juta) 26.500 67.976 142.794 654.719 18.088 132.041 262.979 816.711 53.322 194,7921

Uraian 2009 2010

belum adanya faktor musiman yang menonjol yang dapat mendorong

peningkatan permintaan dan aktivitas perdagangan masyarakat di triwulan

I-2011.

Tabel 11. Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang

di Pelabuhan Jayapura

Sumber : PT. Pelindo IV Wilayah Papua

Aktivitas kegiatan Pemerintah Daerah baik tingkat Provinsi, Kabupaten,

maupun Kota merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

perkembangan sektor PHR. Pertumbuhan positif pada sektor PHR di triwulan

ini sejalan dengan realisasi belanja barang dan jasa Pemerintah Provinsi

Papua yang secara tahunan tumbuh mencapai 194,79% pada triwulan I-2011

atau setara dengan Rp 53 milyar.

Tabel 12. Realisasi Belanja Barang dan Jasa PEMDA Provinsi Papua

Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Prov. Papua

Meskipun terjadi perlambatan pada sektor ini, namun berdasarkan hasil survei

liaison (perkembangan usaha) pada periode triwulan I-2011 yang dilakukan

oleh KBI Jayapura kepada salah satu pelaku usaha yang bergarak dalam sub

sektor perdagangan di Jayapura menunjukkan bahwa adanya tendensi

peningkatan penjualan sehingga mendorong terjadinya peningkatan kapasitas

usaha dan persediaan.

Page 29: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

14

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2008 2009 2010 2011

Komunikasi 23. 22. 19. 16. 16. 16. 17. 19. 16. 18. 20. 14. 10.

Angkutan Udara 8.5 9.3 11. 12. 13. 12. 13. 11. 9.8 10. 12. 14. 8.6

Angkutan Jalan Raya 11. 12. 12. 11. 13. 13. 13. 14. 12. 5.9 4.7 8.0 7.1

05

101520253035404550

(%)

1.1.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan I-2011

diperkirakan tumbuh mencapai 10,13% (yoy) atau melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,49% (yoy). Perlambatan

pada sektor ini, didorong oleh perlambatan sub sektor komunikasi, sub sektor

angkutan udara dan sub sektor angkutan jalan raya yang masing-masing

memberikan kontribusi sebesar 0,41%; 0,12% dan 0,11%. Perlambatan yang

terjadi pada ketiga sub sektor tersebut sepanjang triwulan I-2011 disebabkan

antara lain oleh belum adanya faktor musiman yang dapat menjadi pendorong

peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat seperti pada triwulan

sebelumnya.

Grafik 9. Perkembangan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sesuai kondisi geografis, sarana transportasi laut dan angkutan udara

merupakan transportasi dominan yang dipergunakan di Provinsi Papua dalam

menunjang mobilitas arus distribusi barang maupun manusia. Perlambatan

yang terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi diindikasikan oleh

perkembangan arus penumpang di pelabuhan Jayapura yang mengalami

penurunan kinerja (tumbuh negatif) mencapai 4,72% (yoy), dengan jumlah

penumpang sebesar 41.152 orang (tabel 14).

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara

Page 30: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

15

2011

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Perkembangan Arus Penumpang (orang) 61.453 109.751 149.011 179.628 43.191 102.685 153.247 210.308 41.152

Pertumbuhan Tahunan Arus Penumpang (%) -2,29 -4,59 -11,23 -26,22 -29,72 -6,44 2,84 17,08 -4,72

Keterangan 2009 2010

2011

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Nilai NTB Bank Provinsi Papua (Rp Juta) 220.637 428.965 640.704 1.108.723 220.080

Growth yoy NTB Bank Provinsi Papua (%) 13,86 6,99 4,92 -20,40 -0,25

Uraian 2010

Tabel 13. Perkembangan Arus Penumpang di Pelabuhan Jayapura

Sumber: PT. Pelindo IV, Wilayah Papua

1.1.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan secara

tahunan tumbuh sebesar 28,02% pada periode triwulan I-2011, lebih

tinggi dibandingkan triwulan IV-2010 yang mencapai 11,73% (yoy).

Perkembangan sektor keuangan pada triwulan I-2011 didorong oleh

peningkatan kinerja sub sektor bank dengan kontribusi yang mencapai

0,68%. Sub sektor bank, secara tahunan tumbuh mencapai 36,94%, jauh

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 10,01%

(yoy). Perbaikan kinerja sub sektor bank tercermin dari peningkatan nilai

tambah bank (NTB) secara tahunan (yoy) yang pada periode triwulan I-2011

meskipun masih tumbuh negatif (kontraksi) namun tumbuh lebih tinggi

sebesar 0,25% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif

mencapai 20% seperti terangkum pada tabel 14 berikut ini.

Tabel 14. Perkembangan Nilai Tambah Bank (NTB) Provinsi Papua

Sumber : Bank Indonesia

1.1.9. Sektor Jasa Jasa

Perkembangan sektor jasa-jasa pada triwulan I-2011 diperkirakan

tumbuh mencapai 34,55% (yoy), melambat dibandingkan triwulan

IV-2010 sebesar 39,47% (yoy).

Page 31: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

16

Grafik 10. Perkembangan Sub Sektor Jasa-Jasa

Perlambatan kinerja sektor ini diperkirakan didorong oleh melambatnya

pertumbuhan dari seluruh sub sektor (grafik 10) yang disebabkan oleh faktor

musiman yang selama ini menjadi pendorong pertumbuhan pada sektor jasa-

jasa ditriwulan ini tidak banyak berperan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Persiapan pemilihan kepala daerah ( Pilkada) di beberapa kabupaten/kota dan

Pilkada Gubernur Provinsi Papua pada bulan September 2011 ikut mendorong

pertumbuhan sub sektor pemerintahan umum pada triwulan ini meskipun

tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

1.2. Sisi Permintaan

Perkembangan ekonomi Provinsi Papua secara tahunan (yoy) pada

periode triwulan I-2011 tumbuh mencapai 12,62%, melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya meskipun demikian tingkat optimisme konsumen

terhadap kondisi ekonomi saat ini masih tetap terjaga pada level yang tinggi.

Masih tingginya optimisme konsumen tersebut tercermin dari Indeks

Keyakinan Konsumen (IKK) dari hasil pelaksanaan survei konsumen pada

Maret 2011 di Jayapura yang mencapai 151,83, meningkat dibandingkan nilai

IKK pada Nopember 2010 sebesar 143,67. Hasil Survei Konsumen (SK) pada

Maret 2011 juga menunjukkan bahwa konsumen masih optimis terhadap

kemampuan daya beli mereka yang tercermin dari peningkatan angka indeks

penghasilan yang pada Maret 2011 mencapai 167, lebih tinggi dibandingkan

Nopember 2010 sebesar 166 (grafik 11-12).

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2008 2009 2010 2011

Jasa Perorangan 10 10 12 12 10 11 12 15 15 15 15 15. 14.

Jasa Hiburan 9 9 10 11 11 10 8. 8. 8. 10 15 20. 18.

Jasa Sosial 11 12 13 14 13 15 12 10 8. 7. 10 13. 10.

Pem. Umum 17 19 20 25 26 23 22 20 2. 14 25 41. 36.

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara

Page 32: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

17

Dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi Provinsi Papua di triwulan I-

2011 didorong perlambatan pada seluruh komponen permintaan yaitu

komponen komponen konsumsi rumah tangga, komponen konsumsi

pemerintah, komponen ekspor dan komponen investasi (pembentukan modal

tetap bruto). Perlambatan kinerja ekspor terutama didorong oleh

permasalahan keterlambatan pengapalan hasil produksi ekonsentrat emas dan

tembaga dari PT. Freeport Indonesia pada periode triwulan ini. Sementara itu,

komponen investasi yang antara lain dikontribusikan dari realisasi belanja

modal Pemerintah Daerah belum dapat optimal karena baru dimulainya

penyerahan Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) pada triwulan ini.

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Perkembangan komponen konsumsi rumah tangga di triwulan I-

2011 secara tahunan diperkirakan tumbuh sebesar 6,74% (tabel 3),

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai

7,21%(yoy). Perlambatan yang terjadi pada konsumsi rumah tangga pada

triwulan ini diindikasikan oleh perkembangan jumlah pendaftaran kendaraan

baru (roda empat dan roda dua) di Provinsi Papua yang menunjukkan

perlambatan baik untuk jenis kendaraan motor maupun jenis kendaraan

mobil.

Grafik 12. Komponen Indeks Keyakinan Saat Ini

Grafik 11. Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber : Survei Konsumen KBI Jayapura

020406080

100120140160

Mei

Jun

Jul

Agus

sep

Nop

Des

Mar

Apr

Jun

Agust

Sep

Nop

Des

Mar

Mei

Jun

Agust

Sep

Okt

Nop

Mar

2008 2009 2010 2011

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Sumber : Survei Konsumen KBI Jayapura

020406080

100120140160180

Mei

Jun

Jul

Agus

sep

Nop

Des

Mar

Apr

Jun

Agust

Sep

Nop

Des

Maret

Mei

Juni

Agust

Sep

Okt

Nop

Mar

2008 2009 2010 2011

Indeks Penghasilan Saat Ini

Page 33: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

18

Tabel 15. Tabel Pendaftaran Kenderaan Baru

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Prov. Papua

Perlambatan yang terjadi pada konsumsi rumah tangga ditriwulan I-2011

disebabkan oleh belum adanya faktor musiman yang dapat mendorong

peningkatan permintaan masyarakat dibandingkan triwulan IV-2010.

Permintaan masyarakat cenderung stabil, terjadinya trend penurunan harga di

Kota Jayapura yang diindikasikan oleh penurunan laju inflasi tahunan dari

4,48% pada Desember 2010 menjadi 4,12% di Maret 2011 serta ketersediaan

bahan pokok yang cukup berdampak kuantitas pembelian masyarakat

dilakukan secara normal dan wajar.

Meskipun tumbuh melambat, namun dengan pertumbuhan positif pada

komponen konsumsi rumah tangga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

Provinsi Papua secara keseluruhan. Pertumbuhan positif komponen konsumsi

rumah tangga tercermin dari realisasi belanja pegawai negeri baik langsung

maupun tidak langsung yang antara lain dialokasikan untuk pembayaran gaji,

tunjangan, honorarium dan lembur pegawai. Realisasi belanja pegawai pada

periode triwulan I-2011 tumbuh positif mencapai 7,65% (yoy) atau meningkat

dari Rp 85 milyar pada triwulan I-2010 menjadi Rp 91 milyar pada triwulan I-

2011.

Tabel 16. Perkembangan Realisasi Belanja Pegawai PEMDA Provinsi Papua

Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

Kendaraan Mobil 485 322 283 415 404 402 376 464 11.81

Kendaraan Motor 7,261 7,225 7,934 7,291 7,393 6,423 7,015 8020 10.00

Jumlah Kendaraan 7,746 7,547 8,217 7,706 7,797 6,825 7,391 8,484 10.10

Keterangan 2009 2010 Growth yoy

(%)

2011 Growth yoy

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 (%)

Realisasi Belanja Pegawai Langsung dan Tidak Langsung (Rp Juta) 79.352 158.059 162.161 426.585 84.584 127.481 162.145 390.582 91.057 7,65

Uraian 2009 2010

Page 34: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

19

1.2.2 Konsumsi Swasta Nirlaba

Komponen konsumsi swasta nirlaba pada triwulan I-2011 secara

tahunan tumbuh sebesar 34,59%, melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai 37,56% (yoy). Perkembangan sektor ini

sangat tergantung pada aktivitas berbagai lembaga swadaya masyarakat yang

pada umumnya bergerak pada kegiatan sosial kemasyarakatan dan aktivitas

partai politik ikut mendorong pencapaian nilai tambah pada komponen ini.

Grafik 13. Pertumbuhan Konsumsi Swasta Nirlaba

Seiring dengan akan dilaksanakannya Pemilihan Langsung Kepala Daerah

(Gubernur & Walikota/Kabupaten) pada tahun 2011 di Provinsi Papua

mendorong meningkatnya aktivitas partai-partai politik pada periode ini

sehingga memicu pertumbuhan signifikan komponen konsumsi swasta nirlaba

secara tahunan, meskipun tumbuh lebih rendah dibanding triwulan

sebelumnya.

1.2.3 Konsumsi Pemerintah

Perkembangan komponen konsumsi pemerintah pada triwulan

I-2011 diperkirakan tumbuh mencapai 20,34%, lebih rendah

(melambat) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 23,98%.

Pencapaian nilai tambah pada komponen konsumsi pemerintah sangat

ditentukan oleh realisasi pengadaan barang-jasa dan realisasi perkembangan

fisik proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah (PEMDA). Pada

triwulan I-2011, sebagian besar proyek (pengadaan dan pembangunan)

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

yoy (%) 9.8 10. 14. 14. 37. 31. 21. 16. -6. 2.9 23. 37.

qtq (%) 2.8 3.1 5.7 1.6 23. -1. -2. -2. -0. 8.8 16. 8.4

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara

Page 35: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

20

2011

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Total Belanja APBD Papua (Rp Juta) 268.668 665.475 1.108.199 3.251.856 172.157 1.074.142 843.474 3.516.761 240.481 39,69

Growth yoy

(%)

Uraian 2009 2010

khususnya proyek baru masih memasuki masa tender dan persiapan

pelaksanaan proyek.

Pertumbuhan positif komponen konsumsi pemerintah (meskipun tumbuh

melambat) diindikasikan oleh realisasi belanja Pemerintah Daerah Provinsi

Papua baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung pada triwulan I-

2011 sebesar 39,69% atau meningkat dari Rp 172 milyar pada triwulan I-

2010 menjadi Rp 240 milyar di triwulan I-2011. Peningkatan realisasi APBD

Provinsi Papua merupakan stimulus dari sisi fiskal yang mampu mendorong

pertumbuhan ekonomi pada periode triwulan ini.

Tabel 17. Perkembangan Realisasi Belanja PEMDA Provinsi Papua

Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Papua

1.2.4 Investasi

Komponen investasi tercermin pada pembentukan modal tetap

bruto. Pada triwulan I-2011, komponen investasi diperkirakan

tumbuh mencapai 7,63% (yoy), lebih rendah (melambat)

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 12,28% (yoy).

Komponen investasi terdiri atas investasi oleh pemerintah dan pihak swasta.

Indikator perkembangan investasi pemerintah tercermin dari realisasi belanja

modal Pemerintah Provinsi Papua yang pada triwulan I-2011 pertumbuhannya

mengalami penurunan mencapai -85,75% (yoy) dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh positif sebesar 15,38% (yoy). Rendah realisasi

belanja modal disebabkan beberapa proyek pengadaan barang modal dan

proyek pembangunan infrastruktur PEMDA Provinsi Papua pada triwulan

laporan ini khususnya untuk proyek baru masih dalam proses tender dan

tahap persiapan pelaksanaan pengerjaan proyek.

Page 36: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

21

2011

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Realisasi Belanja Modal (Rp Juta) 46.486 96.834 198.961 857.208 15.764 178.152 221.616 989.048 2.247

Pertumbuhan Tahunan Realisasi Belanja Modal (%) 229,03 -32,03 -26,62 37,93 -66,09 83,98 11,39 15,38 -85,75

Uraian 2009 2010

Grafik 14. Pertumbuhan Komponen Investasi

Tabel 18. Perkembangan Realisasi Belanja Modal PEMDA Provinsi Papua

Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Papua

Meskipun cenderung melambat, namun berdasarkan hasil survei liaison

triwulan I-2011 kepada 3 perusahaan menunjukkan bahwa 2 perusahaan

berencana untuk menambah investasi dalam rangka peningkatan kapasitas

usaha untuk meningkatkan volume penjualan.

1.2.5 Ekspor dan Impor

Perkembangan ekspor Provinsi Papua pada periode triwulan I-

2011 secara tahunan diperkirakan tumbuh sebesar -12,10%.

Kontraksi ini jauh lebih rendah (melambat) dari kontraksi triwulan

sebelumnya sebesar -0,09% (yoy). Perlambatan kinerja ekspor Provinsi

Papua tercermin dari pertumbuhan tahunan volume ekspor non migas yang

mengalami penurunan pada periode triwulan I-2011 sebesar -38%

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4.751% (tabel 19).

Kelompok komoditas yang mendominasi ekspor Provinsi Papua selama ini

adalah kelompok bahan mentah dan turunannya dengan pangsa mencapai

95% dari total volume ekspor, terutama berupa konsentrat tembaga dan

konsentrat emas. Kedua jenis komoditas yang mendominasi ekspor tersebut

merupakan hasil produksi PT. Freeport Indonesia.

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2008 2009 2010 2011

qtq (%) 0. 2. 6. 8. -4 2. 4. 6. -4 2. 5. 9. -8

yoy (%) 9. 9. 14 18 12 12 10 8. 8. 8. 9. 12 7.

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua *) Angka Sementara

Page 37: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

22

2011

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Makanan dan Hewan Hidup 45.790.140 19.576.047 17.669.558 59.737.362 4.546.521

Minuman dan Tembakau 214 901 197 223.663 110

Bahan Mentah dan turunannya 441.759.685 525.811.628 541.654.527 2.635.546.313 337.239.752

Bahan Bakar Mineral, Pelumas dll - - 14 7.844.601.311 -

Hewan, Minyak Sayur dan Lemak 2.898.427 5.001.468 18.991.742 201.851.513 -

Bahan Kimia 7.110 1.920 223.392 82.734.163 1.993

Barang-Barang Olahan Industri 84.682.295 49.929.763 23.179.348 81.439.475 12.502.628

Mesin-Mesin dan Peralatan Transportasi 144.145 54.445 1.789.986 4.911.387 309.172

Aneka Barang-Barang Industri 1.647 1.354 159.127 750.390 1.306

Komoditas - - - - -

Total 575.283.663 600.377.526 603.667.891 10.911.795.577 354.601.482

Growth yoy (%) 100.062.821 530.854 4.751 -38

Keterangan 2010

2011

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III IV TW I

Penjualan Konsentrat Tembaga (Juta Pounds) 369 432 330 269 296 259 364 295 278

Pertumbuhan Tahunan Penjualan Tembaga (%) 78,261 88,646 25 -34,55 -19,783 -40,046 10,303 9,67 -6,08

Konsentrat Emas (Ribu Ons) 521 811 683 528 458 276 466 565 454

Pertumbuhan Tahunan Penjualan Emas (%) 107,57 245,11 152,03 24,235 -12,092 -65,968 -31,772 7,01 -0,87

Sumber: Laporan Keuangan Freeport-McMoran Cooper and Gold

Jenis Komoditas2009 2010

Tabel 19. Perkembangan Volume Ekspor Non Migas Provinsi Papua (Kg)

Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, data diolah

Sejalan dengan itu, perlambatan pertumbuhan komponen ekspor juga

diindikasikan oleh penurunan ekspor konsentrat tembaga dan konsentrat

emas yang dicerminkan oleh perkembangan volume penjualan PT. Freeport

Indonesia yang masing-masing tumbuh negatif secara tahunan sebesar -

6,08% dan -0,87%. Penurunan volume penjualan ini selain disebabkan oleh

penurunan produksi kedua komoditas yang ditambang tersebut, juga

disebabkan faktor keterlambatan jadwal pengapalan.

Tabel 20. Perkembangan Volume Penjualan PT. Freeport Indonesia

Sementara itu, pada sisi impor sejalan dengan perlambatan komponen

ekspor, komponen impor juga mengalami perlambatan pada periode triwulan

laporan ini yang tumbuh mencapai 20,97% (yoy) lebih rendah bila

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 46,99% (yoy).

Perlambatan yang terjadi termasuk pada impor barang modal.

Page 38: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

23

II. Provinsi Papua Barat

2.1. Sisi Penawaran

Pada sisi penawaran, perlambatan ekonomi Papua Barat terutama

disebabkan oleh perlambatan pada tiga sektor yang memberikan kontribusi

yang cukup dominan dalam perkembangan ekonomi Provinsi Papua Barat

yaitu sektor pertanian dan sektor industri pengolahan serta sektor jasa-jasa,

sementara sektor lainnya tumbuh lebih tinggi pada triwulan ini dibandingkan

triwulan sebelumnya (tabel 1). Rincian masing-masing sektor diuraikan

sebagai berikut:

2.1.1. Sektor Pertanian

Perkembangan sektor pertanian pada periode triwulan I-2011

diperkirakan tumbuh mencapai 4,66%, lebih rendah (melambat)

dibandingkan 5,16% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Perlambatan

yang terjadi terutama disebabkan oleh penurunan produksi beberapa

komoditas pada sub sektor tanaman bahan makanan. Komoditas tanaman

bahan makanan yang mengalami penurunan produksi signifikan antara lain

adalah padi. Berdasarkan angka ramalan I-2011 BPS Provinsi Papua Barat,

produksi padi (sawah dan ladang) secara tahunan pada periode panen

Januari-April tahun 2011 diprakirakan mengalami penurunan produksi

mencapai 20,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (tabel

21). Jumlah produksi (periode Jan-Apr 2011) diprakirakan mencapai 9.666

ton gabah kering giling, turun dari 12.154 ton pada tahun sebelumnya.

Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan luasan produksi dan

penurunan produkstivitas. Sementara itu, komoditas kedelai diperkirakan

mengalami penurunan produksi sebesar 608 ton (tabel 21). Penurunan

terebut disebabkan oleh adanya penurunan luas areal panen dan penurunan

produktivitas.

Tabel 21. Perkembangan Produksi Padi Provinsi Papua Barat

Periode Panen 2008 2009 2010 2011*) Pertumbuhan yoy

(%)

Januari-April (ton/ha) 11.182 13.438 12.154 9.666 -20,47

Mei-Agustus (ton/ha) 13.956 13.427 12.151 12.078 -0,60

September-Desember (ton/ha) 14.399 10.120 9.949 12.527 25,91

Januari-Desember (ton/ha) 39.537 36.985 34.254 34.271 0,05Sumber : BPS Provinsi Papua Barat

*) Angka Ramalan I-2011

Page 39: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

24

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2008 2009 2010 2011

qtq (%) -2. 0.0 1.9 3.3 -4. 0.3 0.5 0.3 -3. 0.9 1.2 2.0

yoy (%) 1.0 0.3 0.9 2.7 1.1 1.3 0.0 -2. -2. -1. -0. 0.9

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

(%)

2.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2011

diperkirakan tumbuh sebesar 2,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencapai 0,95% (yoy). Perbaikan kinerja

sektor pertambangan dan penggalian didorong antara lain oleh semakin

meningkatnya produksi pertambangan nikel yang terletak di Kabupaten Raja

Ampat yang mulai melakukan ekspor sejak tahun 2010. Selain itu,

membaiknya permintaan global ikut mendorong peningkatan produksi

komoditas pertambangan khususnya yang berorientasi ekspor.

Grafik 15. Perkembangan Sektor Pertambangan dan Penggalian

2.1.3. Sektor pengolahan

Pada triwulan I-2011, sektor industri pengolahan diperkirakan tumbuh

mencapai 26,05%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 165,97% (yoy). Perkembangan sektor industri pengolahan tetap

didominasi oleh aktivitas produksi LNG Tangguh (beroperasi sejak tahun

2010) dengan produk berupa gas alam cair.

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara

Page 40: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

25

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

Konsumsi Listrik (Juta Kwh) 53 53 53 54 55 58 61 62 63 67 66 70 70

Pertumbuhan Konsumsi Listrik yoy (%) 13. 8.0 8.4 7.8 2.8 10. 14. 13. 14. 14. 9.3 12. 10.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

-

10

20

30

40

50

60

70

80

(%)(Juta Kwh)

Grafik 16. Perkembangan Sektor Industri Pengolahan

2.1.4. Sektor Listrik Dan Air Bersih

Perkembangan sektor listrik dan air bersih pada triwulan I-2011

diperkirakan tumbuh mencapai 8,97% (yoy) atau lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,52% (yoy).

Pertumbuhan pada sektor ini didominasi oleh perumbuhan positif sub sektor

listrik yang tumbuh menjadi 10,34% dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 9,47%. Pertumbuhan positif pada kinerja sub sektor listrik

diindikasikan oleh pertumbuhan tahunan konsumsi listrik di Papua Barat yang

pada periode triwulan I-2011 tumbuh sebesar 01,29% (grafik 17).

Pertumbuhan konsumsi listrik pada triwulan ini didominasi oleh pertumbuhan

konsumsi listrik rumah tangga yang tumbuh mencapai 10,79% (yoy).

Grafik 17. Perkembangan Konsumsi Listrik Prov. Papua Barat

2008

2009

2010

2011

qtq (%) 3.2 -0. 4.7 4.5 4.1 1.2 9.6 -4. 107 15. 14. -3. -1.

yoy (%) 4.9 5.1 8.1 12. 13. 15. 20. 9.8 119 149 161 165 26.

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

(%)

Sumber : PLN Wilayah Papua

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara

Page 41: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

26

2.1.5. Sektor Bangunan

Sektor bangunan pada triwulan I–2011, diperkirakan tumbuh

sebesar 16,04% (yoy), tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya mencapai 13,57% (yoy). Perkembangan sektor bangunan

di Provinsi Papua Barat didominasi oleh kegiatan pembangunan proyek-proyek

infrastruktur milik Pemerintah Daerah berupa jalan, jembatan dan gedung

melalui alokasi APBD dan APBN. Selain itu, pertumbuhan sektor bangunan

juga dikontribusikan oleh pembangunan kawasan perdagangan berupa rumah

toko dan kawasan perumahan oleh pihak swasta. Sebagian besar proyek baru

infrastruktur milik pemerintah pada periode ini baru memasuki proses tender

dan persiapan pelaksanaan proyek sehingga realisasi fisik dan keuangan

proyek belum optimal.

Peningkatan kinerja sektor bangunan tercermin dari realisasi pengadaan

semen yang secara tahunan tumbuh signifikan mencapai 446% atau dengan

volume semen mencapai 12.938 sak (tabel 22). Besarnya pertumbuhan

realisasi pengadaan semen tersebut menunjukkan pesatnya perkembangan

sektor bangunan di Provinsi Papua Barat.

Tabel 22. Realisasi Pengadaan Semen Provinsi Papua Barat

2011 Growth yoy

(%)

I II III IV I II III IV I I-2011

Provinsi Papua Barat (Sak) 1.505 2.922 6.562 532 2.371 8.990 5.195 8.986 12.938 446

Realisasi Pengadaan Semen 2009 2010

Sumber : Asosiasi Produsen Semen Indonesia

Page 42: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

27

2011

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang

-Menurut Jenis Perdagangan (Ton/M3) 60.016 77.921 69.183 71.085 70.069 79.171 86.510 82.650 89.713

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Perdagangan (%) 32,05 43,28 5,78 16,38 16,75 1,60 25,05 16,27 28,04

-Menurut Jenis Distribusi (Ton/M3) 60.016 77.921 69.183 71.085 70.069 79.162 79.163 82.650 89.713

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Distribusi (%) 32,05 43,28 5,77 16,38 16,75 1,59 14,43 16,27 28,04

-Menurut Jenis Kemasan (Ton/M3) 60.011 77.921 69.183 71.085 70.069 79.162 79.163 82.650 89.713

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Kemasan (%) 32,04 43,28 5,77 16,38 16,76 1,59 14,43 16,27 28,04

Keterangan 2009 2010

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

Jumlah Konsumsi Listrik Komersial (Juta Kwh) 15.2 17.3 16.5 17.7 17.3 17.8 18.9 20.3 20.1 22.0 21.7 22.4 22.4

Pertumbuhan Konsumsi Listrik Komersial yoy (%) 23.6 21.0 12.3 24.0 13.5 2.57 14.2 14.9 16.3 24.0 15.0 10.1 11.2

0

5

10

15

20

25

30

0

5

10

15

20

25

(Juta Kwh) (%)

2.1.6. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran

Perkembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR)

pada triwulan I-2011 diperkirakan tumbuh sebesar 12,33% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2010 yang mencapai 10,07%

(yoy).

Tabel 23. Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan

Provinsi Papua Barat

Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Manokwari

Perkembangan sektor PHR pada triwulan ini dipengaruhi antara lain oleh

rencana pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung (Pemilukada) di

tingkat Kota/Kabupaten di Provinsi Papua Barat pada periode tahun 2011.

Peningkatan kinerja sektor PHR ditriwulan I-2011 juga tercermin oleh

pertumbuhan arus bongkar muat barang di Pelabuhan Provinsi Papua Barat

baik menurut jenis perdagangan, menurut jenis distribusi maupun menurut

jenis kemasan yang masing-masing tumbuh sebesar 28,04%.

Grafik 18. Perkembangan Konsumsi Listrik Komersial Prov. Papua Barat

Sumber : PLN Wilayah Papua

Page 43: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

28

2011

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Perkembangan Arus Penumpang (orang) 44.587 39.193 49.830 43.386 51.951 43.468 51.336 39.237 58.412

Pertumbuhan Tahunan Arus Penumpang (%) -21,58 -16,89 2,21 -21,21 16,52 10,91 3,02 -9,56 12,44

Keterangan 2009 2010

Peningkatan kinerja sektor PHR juga tercermin oleh konsumsi listrik

konsumen komersial yang tumbuh mencapai 11,29% (yoy) atau dengan

jumlah konsumsi listrik mencapai 22,44 juta Kwh, lebih tinggi bila

dibandingkan pertumbuhan konsumsi listrik triwulan sebelumnya sebesar

10,17% (yoy).

2.1.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuh

mencapai 12,01% (yoy) pada triwulan I-2011, atau lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 11,44% (yoy).

Perkembangan sektor pengangkutan dan komunikasi didominasi oleh

pertumbuhan sub sektor angkutan udara dan angkutan laut sebagai jenis

angkutan yang paling banyak dipergunakan masyarakat di Papua Barat

dalam menunjang mobilitasnya. Selain kedua jenis sub sektor angkutan

tersebut, sektor komunikasi juga mendominasi perkembangan sektor ini

seiring dengan semakin besarnya kebutuhan manusia akan komunikasi.

Tabel 24. Perkembangan Arus Penumpang di Pelabuhan Papua Barat

Peningkatan kinerja sektor transportasi dan komunikasi pada triwulan

I-2011 tercermin dari pertumbuhan arus penumpang kapal laut di Pelabuhan

Provinsi Papua Barat yang tumbuh mencapai 12,44% (yoy), lebih tinggi bila

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif

(kontraksi) sebesar 9,56% (yoy). Adapun jumlah penumpang yang

menggunakan transportasi laut pada triwulan ini baik untuk debarkasi

maupun embarkasi mencapai 58.412 orang (tabel 24)

2.1.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada periode

triwulan I-2011 tumbuh sebesar 10,53% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan 5,60% (yoy) pada triwulan sebelumnya. pertumbuhan

Pertumbuhan sektor keuangan pada periode triwulan ini didominasi oleh

Sumber : PT. Pelindo IV Cabang Manokwari

Page 44: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

29

2011

Growth

(yoy)

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 1

Nilai NTB Bank Provinsi Papua Barat (Rp Juta) 64.854 107.096 112.263 484.581 85.657 32

Uraian

2010

pertumbuhan signifikan sub sektor bank yang tumbuh mencapai 11,74%

(yoy). Kinerja positif sektor keuangan pada periode triwulan I-2011 juga

diindikasikan oleh pertumbuhan tahunan Nilai Tambah Bank (NTB) sebesar

32% dengan nilai mencapai Rp 86 milyar (tabel 25).

Tabel 25. Perkembangan Nilai Tambah Bank di Provinsi Papua Barat

Sumber : Bank Indonesia

Seiring dengan semakin berkembangnya jaringan kantor bank yang

beroperasi dan meningkatknya jumlah kredit yang disalurkan dan dana pihak

ketiga (DPK) yang dihimpun, mendorong peningkatan laba usaha dari bank

yang merupakan salah satu faktor dalam perhitungan nilai tambah bank.

Penjelasan lebih lanjut mengenai kinerja perbankan akan dibahas pada bab

III.

2.1.9. Sektor Jasa Jasa Sektor jasa-jasa pada periode triwulan I-2011 secara tahunan

diperkirakan tumbuh mencapai 11,79%, melambat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 15% (yoy). Perlambatan

pada sektor ini disebabkan oleh belum adanya faktor musiman yang biasanya

menjadi pendorong pertumbuhan pada sektor ini..

Grafik 19. Perkembangan Sektor Jasa-Jasa

2008

2009

2010

2011

yoy (%) 11. 10. 9.7 11. 10. 10. 8.9 0.5 7.4 2.9 3.7 15. 11.

qtq (%) -7. 4.6 4.6 9.7 -7. 3.8 3.5 1.3 -1. -0. 4.3 12. -4.

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

(%)

Sumber: Proyeksi KBI Jayapura

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara

Page 45: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

30

Sub sektor pemerintahan umum merupakan salah satu yang mendominasi

pertumbuhan sektor ini dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi

pada triwulan I-2011 mencapai 1,03%. Persiapan pelaksanaan Pemilukada

yang akan dilaksanakan di beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat

pada tahun 2011 merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan pada

sub sektor pemerintahan umum.

2.2. Sisi Penggunaan

Dari sisi permintaan, ekonomi Provinsi Papua Barat yang tumbuh

melambat pada periode triwulan ini disebabkan oleh melambatnya 3

komponen yang cukup dominan memberikan kontribusi dalam perkembangan

ekonomi Papua Barat yaitu komponen konsumsi pemerintah, komponen

investasi dan komponen ekspor. Sementara itu, konsumsi rumah tangga tetap

tumbuh lebih tinggi bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Masing-

masing komponen tersebut diuraikan sebagai berikut:

2.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh sebesar 11,92%

(yoy) pada triwulan I-2011, meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai 11,61% (yoy).

Grafik 20. Perkembangan Hasil Survei Konsumen di Manokwari

Sumber : Bank Indonesia

Meningkatnya kinerja konsumsi rumah tangga sejalan dengan tingkat

optimisme masyarakat di Kota Manokwari yang masih tinggi terhadap

perkembangan ekonomi yang dicerminkan oleh tingkat indeks keyakinan

konsumen Maret 2011 (hasil survei konsumen BI periode Maret 2011 di

Sep Okt Nop Des Mar

2010 2011

Indeks Keyakinan Konsumen 119 134.83 129.17 129 127

Indeks Penghasilan saat ini 146 146 166 139 142

Indeks Pembelian durable goods 68 92 111 94 60

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

(Angka Indeks)

Page 46: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

31

Manokwari) yang masih cukup tinggi mencapai 127. Peningkatan konsumsi

rumah tangga juga tercermin oleh trend peningkatan indeks penghasilan saat

ini (mencerminkan potensi kenaikan pendapatan masyarakat pada 6 bulan

mendatang) yaitu dari 139 pada Desember 2010 menjadi 142 pada Maret

2011. Meskipun demikian, indeks pembelian barang-barang tahan lama

(durable goods) menunjukkan penurunan indeks pada maret 2011 menjadi 60

dibandingkan Desember 2010 yang mencapai 94. Kondisi ini menunjukkan

bahwa masyarakat akan mengurangi pembelian untuk jenis barang tersebut

dan lebih memfokuskan pada pembelian barang untuk kebutuhan konsumsi

sehari-hari.

2.2.2 Konsumsi Swasta Nirlaba

Konsumsi swasta nirlaba diperkirakan secara tahunan tumbuh mencapai

6,34% (yoy) pada triwulan I-2011, melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 10,25% (yoy).

Grafik 21. Pertumbuhan Konsumsi Swasta Nirlaba

Perkembangan sektor ini tidak terlepas dari aktivitas berbagai Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) dan berbagai aktivitas partai politik pada periode

triwulan ini. Penyiapan pelaksanaan Pemilukada di beberapa Kabupaten/Kota

yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2011 merupakan salah faktor yang

mendorong pertumbuhan pada komponen ini meskipun cenderung melambat.

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2008 2009 2010 2011

qtq (%) 0.1 1.1 3.4 1.0 10. 11. -4. 0.0 0.5 3.6 1.9 3.7 -2.

yoy (%) 4.1 4.2 6.8 5.8 16. 28. 18. 16. 6.6 -0. 6.2 10. 6.3

-10-505

1015202530

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara

Page 47: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

32

2.2.3 Konsumsi Pemerintah

Pada triwulan I-2011, komponen konsumsi pemerintah

diperkirakan tumbuh sebesar 3,68% (yoy), lebih rendah dibandingkan

triwulan IV-2010 yang mencapai 7,87% (yoy). Melambatnya

pertumbuhan komponen ini antara lain disebabkan oleh pelaksanaan proyek

milik Pemerintah Daerah baik berupa pengadaan maupun pembangunan

khususnya untuk proyek baru masih dalam proses tender sehingga realisasi

kemajuan proyek dan keuangan masih dalam persentase yang terbatas.

Selain itu, penyerahan Daftar Isian Penggunaan Anggaran kepada

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat masih berjalan pada periode triwulan

I-2011.

Grafik 22. Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah

2.2.4 Investasi

Indikator investasi tercermin dari besarnya nilai Pembentukan

Modal Tetap Bruto (PMTB). Pada triwulan I-2011, komponen ini

diperkirakan secara tahunan tumbuh mencapai 13,22%, melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 15,01% (yoy). Pencapaian

nilai tambah pada komponen investasi tersebut dipengaruhi oleh pembenahan

sarana infrastruktur, pengurusan perizinan usaha, kepastian hukum dan

stabilitas keamanan yang kondusif. Upaya pemerintah daerah dalam

pembenahan infrastruktur melalui peningkatan anggaran untuk infrastruktur

dan upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada dunia

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2008 2009 2010 2011

qtq (%) 0.2 4.4 1.8 3.1 -1. 1.7 2.7 2.8 -1. 3.5 2.1 3.1 -5.

yoy (%) 12. 14. 12. 9.9 7.8 5.1 6.0 5.8 6.3 8.1 7.5 7.8 3.6

-10

-5

0

5

10

15

20

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara

Page 48: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

33

usaha khususnya dalam pengurusan perizinan dan administrasi serta kondisi

usaha stabil merupakan salah faktor pendorong pertumbuhan pada komponen

ini.

Grafik 23. Pertumbuhan Investasi

2.2.5 Ekspor Neto

Perkembangan ekspor Provinsi Papua Barat pada periode triwulan

I-2011 diperkirakan tumbuh mencapai 9,70% (yoy), lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2010 sebesar 42,42%.

Perkembangan ekspor Provinsi Papua Barat didominasi antara lain oleh

ekspor gas alam cair hasil produksi LNG Tangguh dan Nikel yang merupakan

hasil produksi pertambangan di Kabupaten Raja Ampat. Perlambatan kinerja

ekspor tercermin oleh volume ekspor non migas Provinsi Papua Barat yang

pada triwulan I-2011 mengalami penurunan pertumbuhan (tumbuh negatif)

mencapai 27% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang sebesar 484.291%. Ekspor non migas Papua Barat pada

periode triwulan laporan ini didominasi oleh ekspor kelompok komoditas

bahan mentah dan turunannya dengan pangsa mencapai 92% dari total

volume ekspor non migas atau dengan volume mencapai 112 ribu ton yang

antara lain berupa komoditas nikel.

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2008 2009 2010 2011

qtq (%) -4. 1.9 1.1 6.4 -3. 1.7 2.1 2.3 -4. 5.4 4.2 9.1 -5.

yoy (%) 2.3 3.6 1.2 4.9 5.6 5.4 6.4 2.3 1.9 5.6 7.8 15. 13.

-10

-5

0

5

10

15

20

(%)

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat *) Angka Sementara

Page 49: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

34

2011

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Makanan dan Hewan Hidup 7.538.269 10.108.957 8.690.460 38.020.462 9.245.979

Minuman dan Tembakau - - - 148.857 -

Bahan Mentah dan turunannya 159.810.000 50.700.000 184.122.131 2.158.667.371 112.375.000

Bahan Bakar Mineral, Pelumas dll - - - 4.749.233.892 -

Hewan, Minyak Sayur dan Lemak - - - 108.958.288 -

Bahan Kimia - - - 50.828.227 -

Barang-Barang Olahan Industri 328 463 497 68.315.192 358

Mesin-Mesin dan Peralatan Transportasi 371.000 38.382.000 8.406.828 128.249 323.000

Aneka Barang-Barang Industri - - - 188.239 -

Komoditas - - - - -

Total 167.719.597 99.191.420 201.219.916 7.174.488.777 121.944.337

Growth yoy (%) 11.224 19.814 9.881 484.291 -27

Keterangan 2010

Tabel 26. Perkembangan Volume Ekspor Non Migas Provinsi Papua Barat

(Kg)

Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, data diolah

Sementara itu, impor Provinsi Papua Barat pada periode triwulan I-2011

juga sejalan dengan perkembangan ekspor yang tumbuh melambat mencapai

5,21% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,50% (yoy).

Page 50: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

35

BAB 2. PERKEMBANGAN HARGA

1. Provinsi Papua

1.1. Kondisi Umum

Laju inflasi Kota Jayapura yang merupakan kota indikator inflasi

di Provinsi Papua sampai dengan periode triwulan I-2011 tercatat sebesar

4,12% (yoy) dan secara bulanan inflasi kota Jayapura mencapai – 0.03%.

Tabel 27. Perkembangan Inflasi Kota Jayapura

Sumber: BPS Provinsi Papua

Tendensi penurunan inflasi tersebut disebabkan oleh turunnya harga

sejumlah kelompok penyumbang inflasi yakni kelompok bahan makanan

sebesar -0.23%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok,& tembakau

sebesar -0.10%.

IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY

Bahan Makanan 125,30 (0,74) 1,47 1,47 132,32 3,91 5,60 5,60 136,79 (0,23) 3,38 4,28

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 130,01 0,08 7,34 7,34 142,63 2,13 9,71 9,71 142,91 (0,10) 0,20 8,36

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 110,60 0,15 1,23 1,23 114,46 0,53 3,49 3,49 115,05 0,13 0,52 4,24

Sandang 115,45 0,47 6,15 6,15 119,03 0,76 3,10 3,10 119,39 0,24 0,30 4,48

Kesehatan 112,78 0,54 4,96 4,96 114,30 0,52 1,35 1,35 114,06 0,22 (0,21) 1,67

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 107,85 (0,01) 0,69 0,69 108,33 0,06 0,45 0,45 108,31 0,00 (0,02) 0,39

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 112,90 2,00 (1,31) (1,31) 115,82 1,55 2,59 2,59 115,16 0,00 (0,57) 2,22

Inflasi Jayapura 117,53 0,31 1,92 1,92 122,80 1,87 4,48 4,48 123,97 (0,03) 0,95 4,12

2009 2010 Mar-11Kelompok Komoditi

Page 51: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

36

1.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Pada Periode Berjalan

di Kota Jayapura

Inflasi bahan makanan mengalami penurunan disebabkan oleh adanya

perbaikan pada hasil tangkapan dari ikan akibat membaiknya cuaca dalam

beberapa kurun waktu terakhir. Selain itu perbaikan sarana infrastruktur di

sejumlah daerah distribusi barang menjadi lebih cepat sehingga kelangkaan

akan kebutuhan barahan pokok dapat dihindari.

1.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas

Hasil surbvei pemantauan harga komoidtas di sejumlah pasar tradisional

maupun pasar modern di Kota Jayapura menunjukkan pernurunan. Komoditas

seperti daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang-bawangan,

cabe merah, sayur-sayuran, ikan-ikanan mengalami penurunan rata-rata

sebesar -5% sampai 12%.

Tabel 28. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas

I II III IV V

DAGING AYAM RAS 26.000 24.000 23.000 23.000 23.000

TELUR AYAM RAS 27.000 25.000 25.000 24.000 24.000

CABE MERAH 22.000 20.000 20.000 20.000 20.000

27.000 27.000 27.000 26.000 25.000

CABE RAWIT 25.000 24.000 24.000 24.000 24.000

BAWANG MERAH 28.000 28.000 28.000 28.000 27.000

BAWANG PUTIH 22.000 21.000 21.000 20.000 20.000

TOMAT BUAH 5.300 5.200 5.200 5.200 5.300

WORTEL 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000

KENTANG 13.000 13.000 13.000 13.000 13.000

KACANG PANJANG 3.800 3.800 3.700 3.700 3.600

KANGKUNG 2.700 2.600 2.500 2.500 2.500

BAYAM 2.600 2.500 2.500 2.500 2.300

SAWI HIJAU 2.500 2.500 2.500 2.500 2.400

IKAN BANDENG/EKOR KUNING 48.000 45.000 46.000 47.000 47.000

IKAN KEMBUNG 31.000 28.000 30.000 32.000 28.000

IKAN MAS/CAKALANG 38.000 35.000 35.000 36.000 37.000

IKAN TONGKOL 34.000 34.000 34.000 35.000 35.000

UDANG BASAH 47.000 47.000 49.000 49.000 48.000

EMAS PERHIASAN 407.000 404.000 406.000 410.000 409.000

422.000 420.000 423.000 425.000 424.000

KOMODITASMar-11

Sumber: Survei Pemantauan Harga KBI Jayapura Bekerjasama Dengan KEDUA UNCEN

Page 52: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

37

Grafik 24

Perkembangan Harga Beberapa Komoditi

Sumber: Survei Pemanatauan Harga Kota Jayapura

1.3.1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok Bahan Makanan pada Bulan Maret 2011 mengalami deflasi

sebesar 0,23 % yang disebabkan oleh perubahan sub-sub kelompok. Adapun

Sub kelompok yang mengalami penurunan harga yakni sub kelompok bumbu-

bumbuan sebesar 6,98%, sub kelompok buah-buahan sebesar 1,89 %, sub

sayur-sayuran sebesar 0,81%, sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan

hasil-hasilnya sebesar 0,25%, dan sub kelompok bahan makanan lainnya

sebesar 0,14%.

Sedangkan sub kelompok yang mengalami kenaikan harga adalah sub

kelompok ikan diawetkan lainnya sebesar 1,44 %, sub kelompok telur, susu

dan Hasil-Hasilnya sebesar 1,26%, kelompok daging dan hasil-hasilnya

sebesar 0,47%, sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,46%, dan sub

kelompok kacang-kacangan sebesar 0,07%.

Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi yaitu: cabe rawit

sebesar 0,20%, kangkung sebesar 0,05%, ikan kembung/gembung 0,04%,

tomat buah sebesar 0,03 %, cabe merah sebesar 0,02% serta beras, daging

sapi, tomat sayur, sawi hijau dan ketimun masing-masing sebesar 0,01%.

Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yaitu: ikan ekor

kuning sebesar 0,08 % ikan cakalang dan ikan mujair masing-masing sebesar

0,05 % daging ayam ras, ikan kawalina dan telur ayam ras masing-masing

sebesar 0,02 % serta daun singkong, kacang panjang, ikan merah, buncis,

minyak goreng, ikan cakalang asap, kentang, labu siam/jipang, susu untuk

bayi dan susu kental manis masing-masing sebesar 0,01 %.

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

I II III IV V

Mar-11

Perkembangan Harga Beberapa Komoditas

DAGING AYAM RAS TELUR AYAM RAS CABE MERAH CABE RAWIT

BAWANG MERAH BAWANG PUTIH TOMAT BUAH WORTEL KENTANG

KACANG PANJANG KANGKUNG BAYAM SAWI HIJAU

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

I II III IV V

Mar-11

Perkembangan Harga Komoditas Ikan

IKAN BANDENG/EKOR KUNING IKAN KEMBUNG IKAN MAS/CAKALANG IKAN TONGKOL UDANG BASAH

Page 53: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

38

1.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Maret 2011

mengalami deflasi 0,10 % yang disebabkabn oleh perubahan sub-sub

kelompok yakni sub kelompok minuman yang tidak beralkohol yaitu sebesar

0,61%. Sedangkan sub kelompok makanan jadi mengalami inflasi sebesar

0,03 %. Untuk sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol tidak

mengalami perubahan angka indeks. Komoditas yang dominan memberikan

kontribusi deflasi adalah gula pasir sebesar 0,02 %.

1.3.3 Kelompok Perumahan, Air Dan Listrik.

Kelompok perumahan, air, dan listerik pada Maret 2011 mengalami inflasi

0,13 %. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, sub kelompok yang

mengalami inflasi adalah: sub kelompok biaya tempat tangga sebesar 0,19 %

dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,09 %.

Sedangkan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air serta sub

kelompok perlengkapan rumah tangga tidak mengalami perubahan angka

indeks. Komoditas yang dominan memberikan kontribusi inflasi adalah

komoditas sewa rumah sebesar 0,02 % dan seng sebesar 0,01 %.

1.3.4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang pada Maret 2011 mengalami inflasi 0,24 %, yang

disebabkan oleh perubahan sub-sub kelompok yakni sub kelompok barang

pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,83 % dan sub kelompok sandang laki-

laki sebesar 0,04 %. Sedangkan pada sub kelompok sandang wanita dan sub

kelompok sandang anak-anak tidak mengalami perubahan angka indeks.

Kelompok ini pada Bulan Maret 2011 secara keseluruhan memberikan

andil/sumbangan inflasi sebesar 0,01 %. Komoditas yang dominan

memberikan kontribusiterjadinya inflasi adalah emas perhiasan sebesar 0,01

%.

1.3.5 Kelompok Kesehatan

Kelompok ini pada Maret 2011 mengalami inflasi 0,22 %. Dari 4 sub

kelompok dalam kelompok ini, dua sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub

kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,53 % dan sub

kelompok obat-obatan sebesar 0,01 %. Sedangkan sub kelompok jasa

kesehatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami

perubahan angka indeks. Kelompok ini pada Bulan Maret 2011 secara

Page 54: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

39

keseluruhan memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 0,01 %. Komoditas

yang dominan memberikan kontribusi terjadinya inflasi adalah shampo

sebesar 0,01 %.

1.3.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada Maret 2011 tidak

mengalami perubahan harga. Dari lima sub kelompok dalam kelompok

pendidikan, rekreasi dan olah raga, semua sub kelompoknya tidak mengalami

perubahan angka indeks. Kelompok ini pada Bulan Maret 2011 secara

keseluruhan memberikan sumbangan inflasi/deflasi sebesar 0,00% andilnya

sangat kecil) atau dengan kata lain kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah

Raga memberikan andil yang relatif kecil terhadap perubahan indeks secara

umum.

1.3.7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan pada Maret 2011

tidak mengalami perubahan harga. Dari empat sub kelompok dalam kelompok

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan, semua sub kelompoknya tidak

mengalami perubahan angka indeks. Secara keseluruhan kelompok ini pada

Bulan Maret 2011 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi/deflasi

sebesar 0,00 persen (andilnya sangat kecil) atau dengan kata lain kelompok

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan memberikan andil yang relatif kecil

terhadap perubahan indeks secara umum.

Page 55: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

40

2. Provinsi Papua Barat

2.1. Kondisi Umum

Perkembangan harga berbagai komoditas di Papua Barat yang

merupakan gabungan indikator Kota Manokwari dan Sorong pada bulan

Maret 2011, secara umum menunjukkan adanya penurunan. Inflasi pada

bulan Maret 2011 mencapai sebesar 4,53%.

2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Selama Periode

Berjalan

Inflasi Papua Barat pada triwulan I-2011 mencapai 4.53% lebih rendah

dibandingkan dengan inflasi pada triwulan IV-2010. Hal ini merupakan bagian

siklus musiman dimana pada triwulan I-2011 kecenderumgan masyarakat

untuk mengkonsumsi barang tidak setinggi pada akhir triwulan IV-2010.

Disamping itu adanya lancarnya pasokan dari luar daerah juga mendorong

penurunan harga yang ada di Provinsi Papua Barat.

2.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas

Inflasi gabungan yang terjadi di Provinsi Papua Barat dipengaruhi

oleh penurunan indeks yang cukup signifikan pada sub kelompok-sub

kelompok seperti : sub kelompok ikan segar sebesar -4,34%, sub kelompok

buah-buahan sebesar -2,81%, sub kelompok tembakau dan minuman

beralkohol sebesar -2,43%, sub kelompok transpor sebesar -1,72%, sub

kelompok bumbu-bumbuan sebesar -1,53%, sub kelompok sayur-sayuran

sebesar -0,91 %, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar -0,73%,

sub kelompok ikan diawetkan sebesar -0,66 %, sub kelompok sandang laki-

laki sebesar -0,57%, serta sub kelompok minuman yang tidak beralkohol

sebesar -0,44%.

2.3.1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Maret 2011 mengalami inflasi

sebesar 5,96% (yoy). Secara bulanan inflasi Papua Barat mengalami deflasi

sebesar -1.33% yang disebabkan oleh sub kelompok ikan segar yang

mengalami deflasi sebesar -4,34%, sub kelompok telur, susu dan hasil-

hasilnya adalah sub kelompok mengalami deflasi -0,25%. Sub kelompok

Page 56: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

41

lemak dan minyak adalah sub kelompok yang mengalami inflasi terbesar,

yakni sebesar 1,03 %, sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan

hasilnya mengalami inflasi sebesar 0,13 %.

2.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Maret

2011 mengalami deflasi sebesar 0,76 %. Hal ini dipengaruhi oleh deflasi pada

sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol, sub kelompok

minuman yang tidak beralkohol yang mengalami deflasi masing-masing

sebesar -2,43 % dan -0,44%.

2.3.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada Maret 2011

mengalami inflasi sebesar 0,10%. Inflasi ini disebabkan oleh adanya kenaikan

sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga, sub kelompok biaya tempat

tinggal, sub kelompok perlengkapan rumah tangga, serta sub kelompok

bahan bakar, penerangan dan air masing-masing sebesar 0,39%, 0,10%,

0,07%, serta 0,01%.

2.3.4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang pada Maret 2011 mengalami inflasi sebesar 0,14

%. Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, dua sub

kelompok mengalami inflasi, satu sub kelompok mengalami deflasi, serta

satu sub kelompok lainnya tidak mnegalami perubahan indeks. Sub

kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok barang pribadi dan

sandang lainnya, yakni sebesar 1,33%, serta sub kelompok sandang wanita

sebesar 0,22 %. Sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub

kelompok sandang laki-laki sebesar -0,57 %. Sedangkan sub kelompok

yang tidak mengalami perubahan indeks adalah sub kelompok sandang anak-

anak.

Page 57: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

42

2.3.5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan pada Maret 2011 mengalami inflasi sebesar 1,30

%. Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, tiga sub

kelompok mengalami inflasi, serta satu sub kelompok lainnya tidak

mengalami perubahan indeks. Inflasi terjadi pada sub kelompok perawatan

jasmani dan kosmetika, yakni sebesar 2,69 %; sub kelompok jasa kesehatan,

yakni sebesar 0,16 %; serta sub kelompok obat-obatan, yakni sebesar

0,14 %. Sedangkan satu sub kelompok lainnya yang tidak mengalami

perubahan indeks adalah sub kelompok jasa perawatan jasmani.

2.3.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Maret 2011

mengalami inflasi sebesar 0,14 %. Dari lima sub kelompok yang ada dalam

kelompok ini, satu sub kelompok mengalami inflasi, satu sub kelompok

mengalami deflasi, serta tiga sub kelompok lainnya tidak mengalami

perubahan indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub

kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan, yakni sebesar 1,23 %,

sedangkan sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok

rekreasi, yakni sebesar -0,08 %. Adapun tiga sub kelompok lainnya yang

tidak mengalami perubahan indeks adalah sub kelompok jasa pendidikan; sub

kelompok kursus-kursus/pelatihan; serta sub kelompok olahraga.

2.3.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret 2011

mengalami deflasi sebesar 1,28 %. Dari empat sub kelompok yang ada

dalam kelompok ini, dua sub kelompok mengalami deflasi, serta dua sub

kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Deflasi terjadi pada

sub kelompok transpor, yakni sebesar -1,72 % dan sub kelompok sarana

dan penunjang transport, yakni sebesar -0,05 %. Adapun dua sub kelompok

lainnya yang tidak mengalami perubahan indeks adalah sub kelompok

komunikasi dan pengiriman; serta sub kelompok jasa keuangan.

Page 58: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

43

I II III IV I II III IV ITotal Asset (Rp miliar) 27.224,47 28.821,47 28.057,18 31.920,10 32.676,02 36.113,46 35.486,72 35.596,46 39.286,55 20,23%

DPK (Rp miliar) 19.014,18 21.259,20 21.027,22 21.786,39 21.488,24 24.448,64 24.462,23 25.184,86 28.307,35 31,73%

Giro (Rp miliar) 6.991,43 8.780,61 7.971,68 6.782,77 7.276,03 10.239,88 9.638,36 7.837,68 11.228,45 54,32%

Deposito (Rp miliar) 4.160,91 4.504,60 4.839,00 4.373,97 4.604,97 5.239,50 5.425,56 4.827,33 5.587,11 21,33%

Tabungan (Rp miliar) 7.861,84 7.973,99 8.216,54 10.629,65 9.607,24 8.969,27 9.398,31 12.520,15 11.491,79 19,62%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 6.858,15 7.571,49 8.296,95 8.841,79 9.713,34 10.425,29 11.058,83 11.521,02 12.363,42 27,28%

Modal Kerja 2.643,31 2.940,03 3.187,26 3.385,99 3.533,45 4.402,81 5.071,35 5.443,82 5.401,75 52,87%

Investasi 790,86 1.099,99 1.122,46 1.224,45 1.540,15 1.084,57 1.087,05 1.115,70 1.179,97 -23,39%

Konsumsi 3.423,97 3.531,47 3.987,23 4.231,35 4.639,74 4.937,90 4.900,44 4.961,50 5.781,69 24,61%

LDR 36,07% 35,62% 39,46% 40,58% 45,20% 42,64% 45,21% 45,75% 43,68% -3,38%

NPL 1,73% 1,96% 2,21% 1,55% 1,95% 1,74% 1,84% 1,18% 1,39% -28,70%

Kredit MKM (Rp miliar) 4.393,13 4.465,32 4.754,82 5.347,73 7.049,14 8.581,55 8.685,99 9.104,03 9.851,92 39,76%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 377,25 365,16 291,34 268,08 1.252,32 1.271,44 1.389,17 1.420,56 1.391,11 11,08%

Kredit Kecil 1.338,30 1.324,42 1.467,49 1.722,96 3.460,65 4.494,00 4.276,34 4.661,15 5.066,68 46,41%

Kredit Menengah 2.677,58 2.775,74 2.995,99 3.356,69 2.336,18 2.816,11 3.020,48 3.022,32 3.394,44 45,30%

Growth2010 2011

Wilayah Papua2009

BAB 3.

PERKEMBANGAN PERBANKAN

I. Perkembangangan Umum Perbankan Wilayah Papua

Perbankan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Jayapura yang

meliputi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada triwulan I-2011

secara umum mengalami pertumbuhan yang menggembirakan. Hal ini

tercermin dari beberapa indikator yakni perkembangan aktiva,

penghimpunan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit serta tingkat Non

Performing Loan (NPL) masih berada di bawah batas 5% sesuai dengan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Tabel 29. Perkembangan Perbankan Wilayah Papua (Miliar)

Sumber: KBI Jayapura

Page 59: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

44

Dari sisi kelembagaan, jumlah kantor bank di wilayah kerja KBI Jayapura

terdapat sebanyak 274 yang tersebar di Provinsi Papua dan Provinsi Papua

Barat. Sampai dengan triwulan I-2011, aset bank-bank tersebut mencapai Rp

39,28 triliun atau meningkat 20,23% dari tahun sebelumnya. Penyaluran

kredit mencapai Rp. 12,36 triliun atau tumbuh sebesar 27,28% dibandingkan

dengan triwulan I-2010. Perbankan Wilayah Papua juga berhasil

menghimpun Dana Pihak Ketiga Rp.28,30 triliun atau bertumbuh sebesar

31,73%. Dengan adanya pertumbuhan Dana Pihak Ketiga lebih tinggi dari

penyaluran kredit maka Loan to Deposit Ratio mengalami kontraksi menjadi

43,68%

Jika dilihat dari masing-masing komponen dana pihak ketiga, Giro

mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 54,32%. Hal ini

disebabakna oleh adanya kenaikan pada giro pemerintah sebagai droping

dari APBD ke daerah yang biasanya terjadi pada triwulan I. Pertumbuhan

deposito juga mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 21,33% dan

tabungan sebesar 19,62% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun

2010.

Dari sisi penyaluran kredit, sektor konsumsi menjadi primadona bagi

penyaluran kredit. Hal ini tercermin dari share kredit tersebut terhadap

keseluruhan penyaluran kredit bagi masyarakat mencapai 46,76% dan

memiliki pertumbuhan mencapai 24,61% jika dibandingkan dengan posisi

yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan kredit investasi dan modal kerja

masing-masing mencapai 52% dan -23%.

Tabel 30. Perkembangan NPL Persektor 2011

I II III IV I II III IV I

Total 1,49% 3,46% 0,88% 2,01% 3,97% 0,00% 1,15% 1,43% 1,39%

Tani 2,59% 2,49% 1,62% 2,54% 0,31% 0,00% 0,00% 0,44% 1,41%

Tambang 0,30% 1,07% 0,46% 0,68% 0,57% 0,03% 2,01% 1,36% 0,44%

Industri 0,00% 2,57% 0,00% 0,00% 0,41% 0,07% 1,71% 9,70% 1,36%

Listrik,Gas 5,82% 6,09% 6,79% 6,94% 4,24% 1,90% 1,89% 1,57% 9,70%

Konstruksi 1,84% 1,50% 1,21% 1,89% 2,12% 1,02% 2,16% 1,33% 1,55%

Dagang/Hotel 1,98% 1,95% 1,31% 2,37% 1,60% 0,04% 1,77% 1,21% 1,32%

Angkut/Komunikasi 2,23% 2,51% 2,60% 1,71% 2,56% 0,04% 0,26% 0,50% 1,21%

JS.Dunia Usaha 0,76% 2,73% 1,78% 4,53% 3,94% 0,02% 2,20% 1,62% 0,41%

JS.Sosial 0,66% 1,46% 1,00% 0,97% 1,36% 1,62% 1,46% 1,85% 1,64%

Lain-2 1,70% 2,01% 2,32% 1,71% 1,95% 1,74% 1,76% 1,63% 1,48%

NPL Sektor2009 2010

Sumber: KBI Jayapura

Rasio kredit bermasalah mengalami penurunan dari 3,97% pada triwulan

I-2010 menjadi 1,39% triwulan I-2011.

Page 60: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

45

Swasta16%

Pemerintah83%

BPR1%

Komposisi Aset

-0.3

-0.2

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 20010 2011

Perkembangan Aset Provinsi Papua

Total Asset (Rp miliar) growth

I II III IV I II III IV ITotal Asset (Rp miliar) 22.302,19 23.872,57 23.197,10 25.841,23 26.548,52 29.642,33 29.006,88 28.863,48 32.421,15 22,12%

DPK (Rp miliar) 14.446,26 16.578,91 16.250,39 16.451,89 15.791,93 18.845,77 18.930,47 19.424,41 21.650,25 37,10%

Giro (Rp miliar) 5.370,98 7.052,30 6.221,51 5.303,29 5.387,86 7.917,71 7.486,74 6.413,04 9.075,82 68,45%

Deposito (Rp miliar) 3.266,10 3.610,50 3.905,64 3.362,35 3.611,98 4.242,79 4.445,09 3.727,20 4.416,20 22,27%

Tabungan (Rp miliar) 5.809,18 5.916,11 6.123,25 7.786,26 6.792,09 6.685,28 6.998,65 9.284,47 8.158,23 20,11%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 5.144,86 5.613,17 6.224,15 6.471,15 6.789,69 7.695,52 8.170,85 8.456,83 9.161,73 34,94%

Modal Kerja 1.934,18 2.073,82 2.264,68 2.317,32 2.530,38 3.127,69 3.589,64 3.781,28 3.810,77 50,60%

Investasi 563,96 790,35 845,70 915,76 690,77 748,54 777,47 822,99 864,50 25,15%

Konsumsi 2.646,71 2.749,00 3.113,77 3.238,07 3.568,54 3.819,29 3.803,74 3.852,55 4.486,46 25,72%

LDR 35,61% 33,86% 38,30% 39,33% 42,99% 40,83% 43,16% 43,54% 42,32% -1,58%

NPL 1,70% 2,01% 2,32% 1,71% 2,29% 1,87% 2,04% 1,24% 1,42% -37,92%

Kredit MKM (Rp miliar) 3.223,17 3.187,04 3.536,42 3.914,57 5.302,39 6.421,55 6.431,20 6.778,37 7.324,77 38,14%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 298,32 297,71 215,94 196,46 954,91 981,66 1.087,62 1.128,30 1.007,58 5,52%

Kredit Kecil 949,39 945,92 1.124,36 1.337,09 2.634,28 3.404,16 3.194,84 3.482,35 3.863,35 46,66%

Kredit Menengah 1.975,46 1.943,42 2.196,12 2.381,01 1.713,20 2.035,74 2.148,74 2.167,72 2.453,84 43,23%

Growth2010 2011

Provinsi Papua2009

II. Perbankan Provinsi Papua

2.1. Perkembangan Umum

Secara umum perbankan Provinsi Papua mengalami pertumbuhan yang

menggembirakan. Kinerja perbankan Provinsi Papua mengalami

perkembangan yang cukup baik tercermin dari beberapa indikator utama

antara lain pertumbuhan aset sebesar 22, 12% (yoy); DPK sebesar 37,10

(yoy); kredit yang disalurkan sebesar 34,94% (yoy) sementara LDR mencapai

42,32% dengan rasio kredit bermasalah sebesar 1,42% .

Tabel 31. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua (Rp. Miliar)

Sumber: KBI Jayapura

2.2 Perkembangan Aset

Total aset perbankan di Papua sebesar Rp 29,06 triliun. Dari jumlah itu,

bank-bank Pemerintah masih menjadi pelaku dominan dengan pangsa sebesar

84% dengan aset sebesar Rp 26,82 triliun. Sementara itu, aset bank umum

milik swasta dan BPR masing-masing mencapai Rp 5,3 triliun dan Rp. 249

miliar.

Gafik 25. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura

Page 61: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

46

0.00%5.00%10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%

0

5000

10000

15000

20000

25000

I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011

Pertkembangan DPK Provinsi Papua

Total DPK Provinsi Papua Growth

2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

DPK perbankan Provinsi Papua mencapai Rp 21,65triliun yang terdiri dari

giro sebesar Rp 9,07triliun, tabungan sebesar Rp 8,15 triliun dan deposito

sebesar Rp 4,41 triliun. Apabila dibandingkan dengan posisi yang sama tahun

sebelumnya, maka masing-masing mengalami pertumbuhan yaitu giro

sebesar 68,45%; deposito sebesar 22,27% dan tabungan sebesar 20,11%.

Sementara itu dilihat dari masing-masing share kelompok bank, masih

mendominasi dengan share bank pemerintah sebesar 76%, kelompok bank

swasta sebesar 23% dan kelompok BPR sebesar 1%.

Tabel 32. Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua (Rp. Miliar)

2011

I II III IV I II III IV IBank Pemerintah 11.651,28 13.749,33 13.405,47 13.108,31 12.453,58 15.341,46 15.146,37 14.976,47 16.861,33 35,39%

Giro 5.170,60 6.792,77 5.956,48 4.859,46 4.874,44 7.297,35 6.691,18 5.232,11 7.637,72 56,69%

Deposito 1.790,06 2.188,48 2.596,26 1.983,71 2.206,06 2.769,19 2.940,39 2.282,30 2.782,29 26,12%

Tabungan 4.690,63 4.768,08 4.852,74 6.265,14 5.373,08 5.274,93 5.514,81 7.462,27 6.441,32 19,88%

Bank Swasta 2.679,40 2.703,28 2.700,92 3.192,58 3.181,94 3.338,99 3.610,59 4.447,94 4.601,51 44,61%

Giro 200,38 259,53 265,03 443,83 513,41 620,36 795,56 1.180,83 1.438,11 180,11%

Deposito 1.385,68 1.320,86 1.193,38 1.255,64 1.278,68 1.338,65 1.452,37 1.444,90 1.484,34 16,08%

Tabungan 1.093,34 1.122,89 1.242,51 1.493,11 1.389,85 1.379,98 1.362,66 1.822,20 1.679,06 20,81%

BPR 115,58 126,30 144,00 151,00 156,41 165,32 173,50 166,35 187,42 19,83%

Deposito 90,37 101,16 116,00 123,00 127,25 134,95 142,04 131,78 149,57 17,54%

Tabungan 25,21 25,14 28,00 28,00 29,16 30,37 31,47 34,56 37,85 29,80%

Total DPK 14.446,26 16.578,91 16.250,39 16.451,89 15.791,93 18.845,77 18.930,47 19.590,75 21.650,25 37,10%

Giro 5.370,98 7.052,30 6.221,51 5.303,29 5.387,86 7.917,71 7.486,74 6.412,94 9.075,82 68,45%

Deposito 3.266,10 3.610,50 3.905,64 3.362,35 3.611,98 4.242,79 4.445,09 3.858,99 4.416,20 22,27%

Tabungan 5.809,18 5.916,11 6.123,25 7.786,26 6.792,09 6.685,28 6.998,65 9.319,03 8.158,23 20,11%

2010 Growth

(yoy)Kelompok Bank

2009

Sumber: KBI Jayapura

Grafik 26. Perkembangan Indikator Dana Pihak Ketiga Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura

Bank Pemerintah

78%

Bank Swasta

21%

BPR1%

Komposisi DPK Provinsi Papua

Page 62: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

47

Modal Kerja42%

Investasi9%

Konsumsi49%

Komposisi Kredit Provinsi Papua

0.0%5.0%

10.0%15.0%20.0%25.0%30.0%35.0%40.0%45.0%50.0%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

LDR

LDR

0.0%

0.5%

1.0%

1.5%

2.0%

2.5%

3.0%

3.5%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

NPL

NPL

2.4. Penyaluran Kredit Perbankan

Walaupun total penyaluran kredit dibandingkan dana pihak ketiga yang

dihimpun oleh perbankan masih relatif kecil, akan tetapi dari pertumbuhan

kredit cukup menggembirakan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan total kredit

yang mencapai 34,95%(yoy). Hal ini didorong oleh pertumbuhan oleh sektor

konsumsi sebesar 25,72% (yoy), kredit modal kerja sebesar 50,60%, kredit

investasi sebesar 25,15% (yoy).

Grafik 27. Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura

2.5 LDR Dan NPL

Peranan perbankan dalam mendorong sektor riil masih relatif belum

optimal sebagaimana terlihat dari rendahnya fungsi intermediasi yang

dilakukan. Hal itu tercermin dari nisbah kredit terhadap DPK (LDR) yang

hanya 42,32%. Namun demikian, terdapat rasio kredit bermasalah (NPL)

sebesar 1,42% masih dibawah 5% sesuai dengan rasio yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia.

Grafik 28. Perkembangan Indikator Perbankan Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura

-20.00%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

0.00

2,000.00

4,000.00

6,000.00

8,000.00

10,000.00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

Perkembangan Kredit Provinsi Papua

Kredit Growth Kredit Modal Kerja

Investasi Konsumsi Growth Modal Kerja

Growth Investasi Growth Konsumsi

Page 63: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

48

2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah.

Rasio kredit mikro, kecil dan menengah (UMKM) terhadap total kredit

di Provinsi Papua cukup besar. Nilai kredit UMKM mencapai Rp 7,32 triliun,

atau 79,97% dari total kredit. Nilai itu mengalami pertumbuhan sebesar

38,24% jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya.

Tabel 33. Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Provinsi Papu

Sumber: KBI Jayapura, Penghitungan masih menggunakan pendekatan berdasarkan plafond.

III. Perbankan Provinsi Papua Barat

3.1 Perkembangan Umum

Posisi aktiva perbankan Provinsi Barat pada triwulan I-2011

mencapai Rp. 6,86 triliun meningkat sebesar 12,04% (yoy), total DPK

mencapai Rp 6,57 triliun atau meningkat 16,87% dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit mencapai Rp 3,21

triliun atau meningkat 30,11% (yoy). Rasio LDR mencapai 48,09% dengan

rasio kredit bermasalah (NPL) mencapai 1,30%, masih jauh di bawah ambang

batas maksimal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5% .

Tabel 34. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

I II III IV I II III IV IKredit MKM (Rp miliar) 3,223.17 3,187.04 3,536.42 3,914.57 5,302.39 6,421.55 6,431.20 6,778.37 7,324.77 38.14%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 298.32 297.71 215.94 196.46 954.91 981.66 1,087.62 1,128.30 1,007.58 5.52%

Kredit Kecil 949.39 945.92 1,124.36 1,337.09 2,634.28 3,404.16 3,194.84 3,482.35 3,863.35 46.66%

Kredit Menengah 1,975.46 1,943.42 2,196.12 2,381.01 1,713.20 2,035.74 2,148.74 2,167.72 2,453.84 43.23%

Provinsi Papua2009

Growth2010 2011

I II III IV I II III IV ITotal Asset (Rp miliar) 4,922.28 4,948.90 4,860.08 6,078.87 6,127.50 6,471.14 6,479.85 6,732.98 6,865.40 12.04%

DPK (Rp miliar) 4,567.92 4,680.29 4,776.83 5,334.50 5,696.31 5,602.87 5,531.76 5,760.45 6,657.10 16.87%

Giro (Rp miliar) 1,620.45 1,728.31 1,750.18 1,479.48 1,888.18 2,322.17 2,151.63 1,424.64 2,152.63 14.01%

Deposito (Rp miliar) 894.80 894.10 933.36 1,011.62 992.99 996.71 980.47 1,100.13 1,170.91 17.92%

Tabungan (Rp miliar) 2,052.66 2,057.88 2,093.29 2,843.40 2,815.14 2,283.99 2,399.66 3,235.69 3,333.56 18.42%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 1,713.29 1,958.32 2,072.81 2,370.65 2,923.65 2,729.77 2,887.98 3,064.19 3,201.69 9.51%

Modal Kerja 709.13 866.21 922.58 1,068.68 1,003.07 1,275.12 1,481.71 1,662.54 1,590.98 58.61%

Investasi 226.90 309.64 276.77 308.68 849.38 336.03 309.58 292.71 315.47 -62.86%

Konsumsi 777.26 782.47 873.45 993.29 1,071.20 1,118.62 1,096.69 1,108.94 1,295.23 20.91%

LDR 37.51% 41.84% 43.39% 44.44% 51.33% 48.72% 52.21% 53.19% 48.09% -6.30%

NPL 1.84% 1.81% 1.86% 1.11% 1.15% 1.38% 1.28% 1.03% 1.30% 13.32%

Kredit MKM (Rp miliar) 1,169.96 1,278.29 1,218.40 1,433.17 1,746.75 2,160.00 2,254.79 2,325.66 2,527.15 44.68%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 78.93 67.45 75.40 71.62 297.41 289.78 301.55 292.26 383.53 28.96%

Kredit Kecil 388.91 378.51 343.13 385.87 826.36 1,089.84 1,081.51 1,178.80 1,203.33 45.62%

Kredit Menengah 702.12 832.33 799.87 975.68 622.98 780.37 871.74 854.60 940.59 50.98%

Provinsi Papua Barat2009

Growth2010 2011

Page 64: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

49

Swasta10%

Pemerintah

89%

BPR1%

Komposisi DPK

0.00

1,000.00

2,000.00

3,000.00

4,000.00

5,000.00

6,000.00

7,000.00

I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011

Perkembangan Dana Pihak Ketiga

Bank Pemerintah Bank Swasta BPR Total DPK

3.2 Perkembangan Aset

Secara total, aset perbankan Papua Barat mencapai Rp. 6,8 triliun. Dari

jumlah tersebut, Bank-bank pemerintah masih mendominasi dengan pangsa

89% sedangkan bank swasta hanya 11%.

Grafik 29. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

DPK perbankan Provinsi Papua Barat mencapai Rp 6,65 triliun terdiri dari

giro sebesar Rp 2,15 triliun, tabungan sebesar Rp 0,98 triliun dan deposito

sebesar Rp 2,39 triliun. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya maka masing-masing mengalami pertumbuhan yaitu giro

sebesar 22,94%, deposito sebesar 5,05% dan tabungan sebesar 14,64%.

Sementara itu berdasarkan dari kelompok bank, share bank pemerintah

masih cukup dominan yaitu sebesar 88,7%, kelompok bank swasta sebesar

11,96% dan kelompok BPR sebesar 0,26%.

Grafik 30. Perkembangan DPK Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

-0.10-0.050.000.050.100.150.200.250.300.350.40

0.00

1,000.00

2,000.00

3,000.00

4,000.00

5,000.00

6,000.00

7,000.00

8,000.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 20010 2011

Perkembangan Aset Provinsi Papua

Total Asset (Rp miliar)

Swasta11%

Pemerintah

89%

BPR0%

Komposisi Aset

Page 65: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

50

-100.00%-50.00%0.00%50.00%100.00%150.00%200.00%250.00%300.00%

0.00

500.00

1,000.00

1,500.00

2,000.00

2,500.00

3,000.00

3,500.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Kredit Growth Kredit Modal Kerja

Investasi Konsumsi Growth Modal Kerja

Growth Investasi Growth Konsumsi

0.00%

0.50%

1.00%

1.50%

2.00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

NPL

NPL

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

LDR

LDR

3.4. Penyaluran Kredit Perbankan

Total penyaluran kredit sampai dengan posisi triwulan I-2011 mengalami

pertumbuhan sebesar 9,51%. Berdasarkan penggunaannya, kredit modal

kerja memiliki share terbesar yakni 50%, diikuti kredit konsumsi mencapai

40% dan kredit investasi 10%.

Grafik 31. Perkembangan Kredit Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

3.5. LDR dan NPL

LDR perbankan Provinsi Papua Barat mengalami perbaikan signifikan. Hal

ini tercermin dari peningkatan LDR mencapai 48,09% pada triwulan I-2011.

Namun demikian, peningkatan LDR bisa juga diikuti peningkatan NPL menjadi

1,03% pada triwulan I-2011 dari 1,30% pada triwulan IV-2010.

Grafik 32. Perkembangan Indikator Perbankan Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

Modal Kerja50%

Investasi10%

Konsumsi40%

Komposisi Kredit Provinsi Papua Barat

Page 66: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

51

3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah.

Kredit Mikro Kecil dan Menengah (MKM) yang disalurkan perbankan

Provinsi Papua Barat pada triwulan I-2011 mencapai Rp 2,52 triliun. Kredit

UMKM tersebut didominasi oleh kredit usaha kecil dengan share 48%,

kemudian kredit menengah sebesar 37% dan kredit usaha mikro sebesar

15%.

Tabel 35. Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua Barat (Rp Miliar)

2011

I II III IV I II III IV IKredit MKM (Rp miliar) 1,169.96 1,278.29 1,218.40 1,433.17 1,746.75 2,160.00 2,254.79 2,325.66 2,527.15 44.68%

Kredit Mikro 78.93 67.45 75.40 71.62 297.41 289.78 301.55 292.26 383.53 28.96%

Kredit Kecil 388.91 378.51 343.13 385.87 826.36 1,089.84 1,081.51 1,178.80 1,203.33 45.62%

Kredit Menengah 702.12 832.33 799.87 975.68 622.98 780.37 871.74 854.60 940.59 50.98%

Provinsi Papua Barat2009

Growth2010

Sumber: KBI Jayapura, Penghitungan masih menggunakan pendekatan berdasarkan plafond

Page 67: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

52

BAB 4.

PERKEMBANGAN

KEUANGAN DAERAH

I. Keuangan Daerah Provinsi Papua

Pengeluaran Pemerintah merupakan salah satu faktor penting dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi. Karakter pengeluaran pemerintah yang

bersifat langsung mempunyai dampak yang signifikan dalam mendorong

pertumbuhan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang,

sehingga kecepatan realisasi baik pengeluaran maupun realisasi sumber

pendapatan pemerintah akan berpengaruh pada proses pembangunan

ekonomi.

1.1 Pendapatan Daerah Provinsi Papua

Target jumlah anggaran pendapatan tahun 2011 adalah sebesar Rp. 5,37

triliun. Jumlah ini menurun sebesar Rp. 129,87 milyar atau setara dengan -

2,36% dibandingkan dengan jumlah anggaran pendapatan tahun

sebelumnya. Penyebab utama penurunan anggaran pendapatan tersebut

adalah tidak dianggarkannya Dana Alokasi Khusus (DAK)/Dana Infrastruktur

serta Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD) yang

pada tahun 2010 dianggarkan masing-masing secara berurutan sebesar Rp.

75,06 milyar dan Rp. 24,18 milyar.

Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua pada triwulan pertama

tahun 2011 mencapai Rp. 1,81 triliun, atau setara dengan 33,72% dari

Page 68: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

53

target sebesar Rp 5,37 triliun. Apabila dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya, maka realisasi pendapatan Provinsi Papua

tersebut mengalami peningkatan signifikan sebesar 24,38%. Realisasi

pendapatan tersebut berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar

Rp. 97,88 milliar, Dana Perimbangan sebesar Rp 525,47 milyar, dan Lain-

lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp 1,19 triliun. Persentase

realisasi pendapatan terbesar disumbang oleh Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus sebesar Rp. 1,19 triliun, setara dengan 65,57% dari total

jumlah realisasi, atau setara dengan 44,06% dari target. Kemudian di

posisi kedua disumbang oleh Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp.

425,43 milyar, setara dengan 23,5% dari total jumlah realisasi, atau setara

dengan 37,03% dari target.

Tabel 36. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan I-2011

URAIAN

APBD 2010 Rp.

(Milyar)

Triwulan I - 2010 APBD 2011 Rp.

(Milyar)

Triwulan I - 2011

Realisasi Rp

(Milyar)

% Realisasi

thd APBD

Realisasi Rp

(Milyar)

% Realisasi

thd APBD

Pendapatan 5,499.01 513.50 9.34% 5,369.15 1,810.59 33.72%

PAD 322.18 68.04 21.12% 304.18 97.88 32.18%

Pajak Daerah 248.50 53.21 21.41% 230.50 60.90 26.42%

Retribusi Daerah 20.50 4.63 22.58% 20.50 4.30 20.97%

Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

29.18 0.00 0.00% 29.18 19.89 68.17%

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 24.00 10.20 42.51% 24.00 12.80 53.31%

Dana Perimbangan 0.00 0.00 1,570.11 525.47 33.47%

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 1,657.80 445.46 26.87% 421.37 71.20 16.90%

Dana Alokasi Umum 0.00 0.00 1,148.74 425.43 37.03%

DAK 434.00 26.85 6.19% 0.00 28.85

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang sah 1,148.74 418.61 36.44% 3,494.86 1,187.24 33.97%

Pendapatan Hibah 75.06 0.00 0.00% 0.00 0.00

Dana Darurat 0.00 0.00 0.00 0.00

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 3,519.04 0.00 0.00% 2,694.86 1,187.24 44.06%

Dana Tambahan Infrastruktur 0.00 0.00 800.00 0.00 0.00%

Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah

0.00 0.00 0.00 0.00

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Page 69: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

54

Grafik 33. Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan I-2011

1.2. Realisasi Pengeluaran

Anggaran belanja daerah Provinsi Papua tahun 2011 adalah sebesar Rp.

5,59 triliun. Jumlah ini menurun signifkan sebesar Rp. 946,3 milyar atau

setara dengan -14,48% dibandingkan dengan jumlah anggaran belanja

tahun sebelumnya. Komponen utama penyebab penurunan anggaran

belanja tersebut adalah menurunnya anggaran Belanja Modal dan Belanja

Bantuan Sosial masing-masing secara berurutan sebesar Rp. 357,53 milyar

dan Rp. 258,94 milyar atau setara dengan -22,01% dan -52,13%

dibandingkan anggaran belanja tahun lalu. Menurunnya anggaran Belanja

Modal diindikasi akan tetap mengarahkan perkembangan ekonomi daerah

pada periode jangka pendek yang sifatnya konsumtif dan pembiayaan

belanja rutin serta bagian dari penciptaan nilai tambah.

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Page 70: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

55

Tabel 37. Perkembangan APBD dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi

Papua Triwulan I Tahun 2010 -2011

URAIAN

APBD 2010 Rp.

(Milyar)

Triwulan I - 2010 APBD 2011 Rp.

(Milyar)

Triwulan I - 2011

Realisasi Rp

(Milyar)

% Realisasi thd APBD

Realisasi Rp

(Milyar)

% Realisasi

thd APBD

Belanja 6,536.69 172.16 2.63% 5,590.38 240.48 4.30%

Belanja Tidak Langsung 3,244.92 132.52 4.08% 2,825.33 180.33 6.38%

Belanja Pegawai 652.02 78.80 12.09% 621.44 86.48 13.92%

Belanja Hibah 93.23 0.00 0.00% 176.93 14.08 7.96%

Belanja Bantuan Sosial 496.71 53.72 10.82% 237.77 63.88 26.87%

Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab./Kota dan Desa

109.33 0.00 0.00% 96.04 0.00 0.00%

Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Desa

1,859.71 0.00 0.00% 1,671.88 15.76 0.94%

Belanja Tidak Terduga 33.92 0.00 0.00% 21.27 0.14 0.64%

Belanja Langsung 3,291.76 39.63 1.20% 2,765.05 60.15 2.18%

Belanja Pegawai 245.79 5.78 2.35% 230.37 4.58 1.99%

Belanja Barang dan Jasa 1,421.52 18.09 1.27% 1,267.75 53.32 4.21%

Belanja Modal 1,624.46 15.76 0.97% 1,266.93 2.25 0.18%

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Realisasi Belanja Daerah Provinsi Papua pada triwulan pertama tahun

2011 hanya sebesar Rp. 240,48 milyar, atau setara dengan 4,3% dari

target sebesar Rp 5,59 triliun. Jumlah ini merupakan peningkatan apabila

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dengan

realisasi yang hanya mencapai 2,63%. Jumlah realisasi tersebut berasal

dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 180,33 milliar dan Belanja

Langsung sebesar Rp 60,15 milyar. Persentase realisasi belanja tertinggi

disumbang oleh Belanja Pegawai (Belanja Tidak Langsung) sebesar Rp.

86,48 milyar, setara dengan 35,96% dari total jumlah realisasi, atau setara

dengan 13,92% dari target. Kemudian di posisi kedua disumbang oleh

Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp. 63,88 milyar, setara dengan 26,56%

dari total jumlah realisasi, atau setara dengan 26,87% dari target.

Komposisi realisasi belanja daerah pada triwulan I – 2011 relatif sama

dengan periode yang sama tahun sebelumnya dimana komponen Belanja

Pegawai (Belanja Tidak Langsung) dan Belanja Bantuan Sosial menempati

dua peringkat teratas dalam capaian realisasi. Kondisi ini diindikasi karena

proses realisasi untuk kedua komponen tersebut tidak memerlukan proses

Page 71: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

56

pengadaan yang membutuhkan waktu sebagaimana halnya untuk

komponen Belanja Modal serta Barang dan Jasa.

Grafik 34. Realisasi Belanja Tidak Langsung

Dirinci per Komponen Periode Triwulan I Tahun 2010 - 2011

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Page 72: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

57

BAB 5.

PERKEMBANGAN SISTEM

PEMBAYARAN

Seperti diketahui bahwa sistem pembayaran merupakan salah satu

indikator perkembangan ekonomi suatu daerah, karena semakin besar

kapasitas perekonomian maka semakin tinggi frekuensi transaksi dan nilai

transaksi dalam sistem pembayaran yang terjadi. Untuk menjaga kelancaran

dan keamanan transaksi pembayaran di Wilayah Papua, maka Bank Indonesia

Jayapura senantiasa menyediakan alat pembayaran secara tunai (uang kartal)

maupun secara non tunai yang dilaksanakan melalui Sistem Kliring Nasional

Bank Indonesia (SKN-BI) dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement

(BI-RTGS).

I. Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)

Pada triwulan I-2011, nilai transaksi BI-RTGS yang berasal dari Wilayah

Papua (outflow) mencapai Rp. 17,50 trilliun dengan jumlah warkat sebesar

9.264. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai

Page 73: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

58

0,00

2.000,00

4.000,00

6.000,00

8.000,00

10.000,00

12.000,00

14.000,00

0,00

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

30.000,00

I II III IV I II III IV I

2009 2010

Outflow Nominal (Rp.milliar) Outflow Lembar Warkat

0,00

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

0,00

2.000,00

4.000,00

6.000,00

8.000,00

10.000,00

12.000,00

14.000,00

16.000,00

18.000,00

I II III IV I II III IV I

2009 2010

Inflow Nominal (Rp.milliar) Inflow Lembar Warkat

transaksi tersebut mengalami kontraksi sebesar -7,56% sementara volume

transaksi meningkat sebesar 13,70%.

Tabel 35. Transaksi RTGS Wilayah Papua

I II III IV I II III IV I

Outflow Nominal (Rp.milliar) 18.071,04 22.071,05 18.492,46 24.843,83 18.934,34 17.483,07 18.775,25 24.572,21 17.503,73 -7,56%

Lembar Warkat 7.631,00 7.220,02 6.305,51 8.445,58 8.148,00 9.715,00 11.304,53 11.102,00 9.264,20 13,70%

Inflow Nominal (Rp.milliar) 6.572,47 7.867,44 8.963,68 14.618,32 7.277,16 11.140,69 15.813,21 16.597,26 9.220,09 26,70%

Lembar Warkat 4.659,72 12.578,00 5.844,04 12.726,95 14.696,00 16.765,00 21.038,67 21.953,00 13.492,85 -8,19%

Net Outflow Nominal (Rp.milliar) 11.498,57 14.203,61 9.528,78 10.225,51 11.657,18 6.342,38 2.962,04 7.974,95 8.283,65 -28,94%

Lembar Warkat 2.971,28 -5.357,98 461,47 -4.281,37 -6.548,00 -7.050,00 -9.734,14 -10.851,00 -4.228,65 -35,42%

Intra Papua Nominal (Rp.milliar) 1.085,20 1.476,56 2.146,20 4.335,34 1.008,91 1.929,96 2.509,57 4.277,09 376,48 -62,68%

Lembar Warkat 1.126,00 1.558,00 1.454,00 2.226,00 1.187,00 1.544,00 1.625,74 1.717,00 452,00 -61,92%

Growth

(YOY)

2009Keterangan

2010 2011

Sumber:KBI Jayapura

Sebaliknya nilai transaksi yang menuju Wilayah Papua (inflow) sebesar

Rp. 9,22 trilliun dengan jumlah warkat sebanyak 13.492 lembar. Nilai

transaksi pada periode triwulan I-2011 mengalami peningkatan sebesar

26,70% (yoy). Hal ini ditengarai sebagai bagian dari siklus dana masuk ke

Papua, dimana pada awal tahun dana ke Papua baik dan APBD yang

merupakan alokasi dari APBN.

Grafik 37. Nilai Transaksi RTGS

Sumber: KBI Jayapura

II. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)

Selain dengan sistem BI-RTGS, KBI Jayapura juga menyelenggarakan

kegiatan kliring antar bank. Mekanisme pembayaran melalui Sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) biasanya dipergunakan dalam

melaksanakan transaksi dengan nilai nominal yang relatif kecil. Selain itu,

Page 74: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

59

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

40.000

42.000

44.000

46.000

48.000

50.000

52.000

54.000

I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011

Total Volume (lembar) Total Nominal Kliring (Rp Miliar)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

0100200300400500600700800900

1.000

I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011

Rata-Rata Volume (lembar)

Rata-Rata Nominal Perputaran Kliring Perhari (Rp Milliar)

terdapat perbedaan jeda waktu settlement dalam jangka waktu yang lebih

lama antara Kliring dengan transaksi BI-RTGS.

Tabel 39. Transaksi Kliring Wilayah Papua

2011

I II III IV I II III IV I

Total Volume (lembar) 45.498 46.735 51.475 44.678,81 44.359 44.608 47.387 47.816,27 46.222,00 4,20%

Total Nominal Kliring (Rp

Miliar) 1.009 979 1.035 939,62 1.065 1.113 1.146 1.345,81 1.179,33 10,77%

Rata-Rata Perputaran

Kliring(per hari)

Rata-Rata Volume (lembar) 786 742 868 721,00 712 743 696,7 787,59 753,10 5,70%

Rata-Rata Nominal Perputaran

Kliring Perhari (Rp Milliar)17,48 15,54 17,36 15,14 16,85 18,56 17,4 22,21 25,74 52,74%

Nisbah Rata-Rata

Penolakan

Volume (lembar) 0,61 0,71 0,78 0,73 1,29 1,28 1,40 1,34 1,32 1,89%

Nominal Nisbah Rata-Rata

Penolakan(Rp Milliar)0,72 1,06 1,04 1,30 1,59 2,06 2,10 1,53 1,62 1,55%

2009 Growth

(YOY)Keterangan

2010

Sumber: KBI Jayapura

Perkembangan transaksi kliring selama periode triwulan I-2011 di

wilayah kerja KBI Jayapura secara nominal mencapai Rp. 1,79 triliun dengan

jumlah warkat sebesar 46.222 warkat. Jika dibandingkan dengan periode

yang sama tahun sebelumnya, maka terdapat peningkatan nilai nominal

kliring sebesar 10,77%. Secara rata-rata, perputaran kliring pada triwulan I-

2011 sebesar Rp.25,74 milliar/hari dengan rata-rata warkat yang digunakan

sebanyak 753,10 lembar. Nisbah rata-rata penolakan sampai dengan triwulan

I-2011 mencapai sebesar Rp 1,32 milliar dengan rata rata penolakan warkat

sebesar 1,32 lembar.

Grafik 39. Perkembangan Kliring Wilayah Papua

Sumber:Kantor Bank Indonesia Jayapura

III. Perkembangan Uang Kartal

Pada periode triwulan I-2011, jumlah uang kartal yang masuk (inflow) ke

kas KBI Jayapura mencapai Rp 1,21 triliun. Sementara itu, total outflow yang

Page 75: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

60

keluar dari Kas KBI Jayapura sebesar Rp 942 Miliar atau mengalami

pertumbuhan sebesar 75,18% (yoy). Secara keseluruhan KBI Jayapura

mengalami posisi net out flow.

Tabel 40. Perkembangan Perkasan KBI Jayapura

I II III IV I II III IV I

Inflow (Rp Miliar) 2.171,91 785,32 1.086,81 1.223,83 1.543,61 830,57 1.141,04 1.132,19 1.212,62 -26,92%

Outflow (Rp Miliar) 1.207,80 1.655,97 1.956,66 3.905,76 659,39 1.709,60 2.268,54 4.074,46 942,10 75,18%

Net Outflow (Rp Miliar) -964,11 870,65 869,84 2.681,94 -884,22 879,03 1.127,50 2.942,27 -270,53 0,00%

Saldo Kas BI Jap (Rp Miliar) 2.007,91 1.439,77 1.492,62 1.754,57 2.462,58 1.467,15 1.527,10 1.858,01 2.487,58 3,96%

Saldo Persediaan Kas (Rp Miliar) 1.293,72 962,52 1.197,74 1.503,85 1.679,56 1.022,25 1.147,45 2.131,23 1.995,00 6,60%

Pemusnahan Uang kertas-TLE (Rp Miliar) 60,38 27,88 239,26 66,09 195,83 120,40 251,46 216,89 194,40 7,68%

Saldo Kas Titipan (Rp Miliar) 696,85 298,91 288,81 231,52 216,70 397,55 1.189,78 273,22 467,54 -1,80%

Growth

(YOY)Keterangan

2009 2010 2011

Sumber : KBI Jayapura

Untuk mendukung sistem pembayaran secara tunai, KBI Jayapura

menyediakan alat pembayaran berupa uang kartal yang cukup untuk

menjamin terselenggaranya transaksi dengan menggunakan dana tunai

secara aman dan lancar. Dan untuk memastikan agar masyarakat memegang

uang yang layak edar, KBI Jayapura melakukan berbagai upaya diantaranya:

memusnahkan uang tidak layak edar, program kas keliling untuk pemenuhan

uang dengan denominasi tertentu serta pelaksanaan kas titipan. Tercatat

sampai dengan Maret 2011, kas titipan yang dilakukan oleh Bank Indonesia

Jayapura mencapai Rp.467,54 miliar dan pemusnahan uang tidak layak edar

sebesar Rp. 194,40 miliar.

Page 76: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

61

BAB 6.

PERKEMBANGAN

KETENAGAKERJAAN

I. Ketenagakerjaan Provinsi Papua

1.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua

Jumlah angkatan kerja di Papua pada Februari 2011 mencapai 1.556.336

orang, mengalami kenaikan sebesar 33,44 % dibanding keadaan Februari

2010. Penduduk Bukan Angkatan Kerja juga mengalami kenaikan sebesar

12,89 %.

Tabel 41. Penduduk Menurut Kegiatan Utama

Februari 2011 Provinsi Papua

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua

Page 77: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

62

Penduduk yang bekerja di Papua pada Februari 2011 mencapai

1.498.454 orang. Jumlah penganggur pada Februari 2011 sebesar 57.882

orang.

1.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2011 mengalami

peningkatan cukup besar dibandingkan keadaan enam bulan terakhir.

Ditinjau menurut lapangan pekerjaan, peningkatan jumlah tenaga kerja

terjadi pada sebagian besar sektor diantaranya sektor industri, sekto

rkonstruksi, sektor perdagangan, sektor transportasi, pergudangan, dan

komunikasi,sektor jasa kemasyarakatan. Sedangkan dua sektor lainnya

yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan mengalami penurunan

jumlah tenagakerja, masing-masing turun sebesar 3,62 %dan 5,62 %.

Walaupun sektor pertanian mengalami penurunan tenaga kerja,

namun sektor ini masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di Provinsi

Papua.Tercatat pada Februari 2011 terdapat tiga sektor yang menyerap

tenaga kerja paling besar, diantaranya sektor pertanian (72,93%), sektor

jasa kemasyarakatan, sosial dan perseorangan (10,71%), dan sektor

perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi (7,89 %).

Tabel 42. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut

Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2009 – Agustus 2010 Provinsi Papua

II. Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat

2.1. Perkembangan Keadaan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat

Sampai dengan periode bulan Agustus 2010, jumlah angkatan kerja

di Provinsi Papua Barat mencapai 342.888 orang, atau naik sebesar 12.767

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua

Page 78: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

63

(3,6%) dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu,

angka pengangguran menembus angka 26.341 orang.

Tabel 43. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama

Agustus 2008 – Agustus 2010 Provinsi Papua Barat

2.2 Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Jumlah penduduk yang bekerja sampai dengan posisi Agustus 2010

ncapai 361.547 orang dan tersebar pada beberapa sektor dominan seperti

sektor jasa kemasyarakatan, perdagangan, konstruksi dan keuangan. Sektor

pertanian menjadi penyerap utama tenaga kerja yaitu sebesar 18.681 orang,

diikuti sektor industri sebesar 1.436 orang, sektor pertambangan sebesar 899

orang. Sementara itu, terdapat juga sektor-sektor yang justru mengalami

kontraksi (penurunan) tenaga kerja yaitu sektor jasa kemasyarakatan yang

berkurang 15.897 orang, diikuti masing-masing oleh sektor perdagangan

sebesar 3.374 orang, konstruksi sebesar 2.265 orang, sektor listrik gas dan

air sebesar 151 orang dan terakhir sektor keuangan berkurang 21 orang.

Jika dilihat distribusinya, sektor yang menyerap pekerja paling banyak

adalah pertanian (54%), jasa kemasyarakatan (17,08%) dan perdagangan

(11,96%).

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua Barat

Page 79: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

64

BAB 7.

PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

1. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Perekonomian Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat diperkirakan

tumbuh positif pada triwulan II-2011 lebih tinggi dibadningkan triwulan I-

2011. Pertumbuhan ekonomi Papua akan sangat dipengaruhi oleh perbaikan

produksi di sektor pertanian, sektor pertambangan. Sementara itu Provinsi

Papua Barat akan didorong oleh pertumbuhan sektor pertanian dan sektor

pengolahan.

Sektor pertambangan dan penggalian di Provinsi Papua diperkirakan akan

mengalami sedikit lebih rendah jika pada triwulan IV-2011.

Sementara itu dari sektor permintaan, perekonomian Provinsi Papua

masih bertumpu pada konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun konsumsi

swasta.

2. PROSPEK INFLASI

Inflasi di wilayah Papua diperkirakan pada triwulan I-2011 akan

cenderung stabil pada kisaran 5 + 1%. Hal ini sangat tergantung pada

berbagai langkah antisipatif dari semua pihak dalam menanggulangi berbagai

guncangan dari sisi suplai.

Page 80: Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan ... file(yoy), 4,03% dan 5,12% mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Sekalipun laju inflasi di Jayapura dan Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

65

3. PROSPEK PERBANKAN

Perkembangan perbankan Wilayah Papua secara tahunan pada triwulan

II -2011 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan aktiva, DPK, kredit.

Jaringan kantor perbankan Papua pada triwulan II-2011diperkirakan akan

mengalami penambahan. Penambahan jaringan kantor tersebut berupa

pembukaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) maupun Kantor Cabang Pembantu

(KCP) yang baru.

Stabilnya BI Rate oleh Bank Indonesia, diperkirakan akan berpengaruh

terhadap stabilnya penyaluran kredit perbankan pada triwulan-triwulan

mendatang.