makalah ilmiah - bgl.esdm.go.id fileberdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam...

12
Berdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari campuran alga dan tumbuhan tinggi, terendapkan pada lingkungan danau teroksidasi, merupakan kerogen Tipe II dan Tipe III, serta memiliki tingkat kematangan dengan kategori belum matang-awal matang. serpih minyak, material organik, kematangan. Kata kunci: KARAKTERISTIK CONTO BATUAN SERPIH MINYAK FORMASI SANGKAREWANG, DI DAERAH SAWAHLUNTO - SUMATERA BARAT, BERDASARKAN GEOKIMIA ORGANIK Oleh: Robet Lumban Tobing Pusat Sumber Daya Geologi Jln. Soekarno - Hatta No. 444 Bandung SARI ABSTRACT MAKALAH ILMIAH 11 PENDAHULUAN Based on the analysis of organic geochemistry and organic material in the rock samples from oil shale in Sangkarewang Formation is about 0.11 to 5.12%, derived from a mixture of algae and higher plants, deposited in the lake environment, to form the kerogen Type II and III, and have immature to early mature . oil shale, organic material, maturity. oxidized level of maturity Key words: Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 2011 1 Ketergantungan pada minyak dan gas bumi sebagai sumber energi utama, diiringi dengan kenaikan harga minyak dan menurunnya cadangan minyak dalam negeri, menyebabkan perlunya menemukan sumber energi baru sebagai energi pengganti. Serpih minyak ( ) merupakan salah satu sumber energi alternatif pengganti minyak dan gas bumi konvensional. Serpih minyak adalah batuan sedimen berbutir halus yang mengandung material organik yang akan menghasilkan minyak ketika dilakukan pada temperatur 550ºC (Yen dan Chilingarian, 1976; Hutton, 1987; Dyni, 2006; Lee et al., 2007). Menurut Dyni (2006), nilai ekonomis serpih minyak berkisar 25-40 liter minyak/ton batuan. Maksud tulisan ini yaitu untuk mengetahui karakter conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang yang oil shale retorting tersebar di daerah Sawahlunto dalam menghasilkan minyak serpih ( ). Lokasi penelitian secara administratif merupakan wilayah Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatra Barat. Koordinat geografis daerah penelitian berada pada 0º27´00” - 0º44'00” LS dan 100º38'00” - 100º50'00” BT (Gambar 1). shale oil GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Morfologi di daerah penelitian dibedakan menjadi dua satuan morfologi, yaitu Satuan Perbukitan Berlereng Landai dan Satuan Perbukitan Berlereng Terjal. Satuan Perbukitan Berlereng Landai tersusun oleh batuan sedimen klastik berbutir halus, berumur Tersier dan batuan vulkanik berumur Kuarter. Satuan Perbukitan Berlereng Terjal tersusun oleh batuan sedimen klastik kasar berumur Pratersier-Tersier. Pola aliran sungai adalah subtrelis dan subdentritik (Amarullah, 2007).

Upload: truongmien

Post on 09-Apr-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

Berdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyakFormasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari campuran alga dan tumbuhan tinggi,terendapkan pada lingkungan danau teroksidasi, merupakan kerogen Tipe II dan Tipe III, sertamemiliki tingkat kematangan dengan kategori belum matang-awal matang.

serpih minyak, material organik, kematangan.Kata kunci:

KARAKTERISTIK CONTO BATUAN SERPIH MINYAKFORMASI SANGKAREWANG, DI DAERAH SAWAHLUNTO - SUMATERA BARAT,

BERDASARKAN GEOKIMIA ORGANIK

Oleh:Robet Lumban Tobing

Pusat Sumber Daya GeologiJln. Soekarno - Hatta No. 444 Bandung

SARI

ABSTRACT

MAKALAH ILMIAH

11

PENDAHULUAN

Based on the analysis of organic geochemistry and organic material in the rock samples from oilshale in Sangkarewang Formation is about 0.11 to 5.12%, derived from a mixture of algae andhigher plants, deposited in the lake environment, to form the kerogen Type II and III,and have immature to early mature .

oil shale, organic material, maturity.

oxidizedlevel of maturity

Key words:

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20111

Ketergantungan pada minyak dangas bumi sebagai sumber energi utama,diiringi dengan kenaikan harga minyak danmenurunnya cadangan minyak dalamnegeri, menyebabkan perlunya menemukansumber energi baru sebagai energipengganti. Serpih minyak ( )merupakan salah satu sumber energialternatif pengganti minyak dan gas bumikonvensional. Serpih minyak adalah batuansedimen berbutir halus yang mengandungmaterial organik yang akan menghasilkanminyak ketika dilakukan padatemperatur 550ºC (Yen dan Chilingarian,1976; Hutton, 1987; Dyni, 2006; Lee et al.,2007).

Menurut Dyni (2006), nilai ekonomisserpih minyak berkisar 25-40 liter minyak/tonbatuan.

Maksud tulisan ini yaitu untukmengetahui karakter conto batuan serpihminyak Formasi Sangkarewang yang

oil shale

retorting

tersebar di daerah Sawahlunto dalammenghasilkan minyak serpih ( ).

Lokasi penelitian secara administratifmerupakan wilayah Kota Sawahlunto,Provinsi Sumatra Barat. Koordinat geografisdaerah penelitian berada pada 0º27´00” -0º44'00” LS dan 100º38'00” - 100º50'00” BT(Gambar 1).

shale oil

GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Morfologi di daerah penelitiandibedakan menjadi dua satuan morfologi,yaitu Satuan Perbukitan Berlereng Landaidan Satuan Perbukitan Berlereng Terjal.Satuan Perbukitan Berlereng Landaitersusun oleh batuan sedimen klastikberbutir halus, berumur Tersier dan batuanvulkanik berumur Kuarter. SatuanPerbukitan Berlereng Terjal tersusun olehbatuan sedimen klastik kasar berumurPratersier-Tersier. Pola aliran sungai adalahsubtrelis dan subdentritik (Amarullah, 2007).

Page 2: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

12

MAKALAH ILMIAH

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20111

Page 3: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

MAKALAH ILMIAH

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20111 13

Stratigrafi di daerah penelitian terdiri daribatuan Pratersier dan Tersier. BatuanPratersier yang menjadi batuan dasar padaCekungan Ombilin tersusun oleh FormasiKuantan berumur Karbon-Perm, FormasiSilungkang berumur Perm-Trias, FormasiTuhur berumur Trias. Secara tidak selaras, diatas batuan Pratersier terendapkan batuanTersier tersusun oleh Formasi Brani yangmenjemari dengan Formasi Sangkarewangberumur Eosen-Oligosen Tengah, AnggotaBawah Formasi Ombilin berumur Oligosen,Anggota Atas Formasi Ombilin berumurMiosen Awal-Tengah, dan KelompokVulkanik (Silitonga dan Kastowo, 1995).Menurut Koesoemadinata dan Matasak(1981) Kelompok Vulkanik dinamakanFormasi Ranau berumur Plio-Plistosen.

Struktur geologi yang berkembangberupa struktur sinklin berarah baratlaut-tenggara, dengan sudut kemiringan lapisanbatuan berkisar 5 -80 , serta struktur sesarmendatar dan sesar normal. Sesar yangmemotong perlapisan batuan adalah sesarmendatar berarah utara-selatan (Amarullah,2007).

Data yang digunakan dalam tulisan iniadalah data yang diperoleh dari hasilpemetaan geologi dan pemboran endapanbitumen padat pada Formasi Sangkarewangdi daerah Sawahlunto dan sekitarnya, yangdilakukan oleh tim pemetaan geologi danpemboran, Pusat Sumber Daya Geologi,Bandung. Di lingkungan Pusat Sumber DayaGeologi, serpih minyak dikenal denganbitumen padat. Pengambilan conto batuandilakukan pada lokasi-lokasi tertentu, yaituempat conto batuan yang berasal daripemboran inti ( ) sumur TL-1, yaitu TL-1/9, TL-1/23, TL-1/34, TL-1/42, empat contobatuan dari sumur TL-2, yaitu TL-2/5, TL-2/18, TL-2/22, TL-2/30, dan empat contobatuan yang berasal dari singkapan, yaituKLM-1, SKR-11, SJT-1, dan AN-1. Totalconto batuan yang dianalisis berjumlah 12(dua belas) conto batuan.

Secara geokimia organik, karakter

o o

SUMBER DATA

DATA HASIL ANALISIS

coring

serpih minyak meliputi kekayaan, tipe,kematangan termal material organik, sertaasal mula dan lingkungan pengendapannya.Analisis laboratorium yang dilakukanterhadap conto batuan serpih minyak terdiridari analisis TOC ( ),pirolisis menggunakan alat Rock-Eval,ekstraksi dan GC ( ).

Analisis TOC dari suatu conto batuanbertujuan untuk mengetahui kelimpahanmaterial organik pada conto batuan. AnalisisTOC yang dilakukan terhadap 12 (dua belas)conto batuan menunjukkan bahwa contobatuan mengandung karbon organikberkisar 0,11-5,21%, dengan nilai Tmaks367-443 C (Tabel 1).

Berdasarkan pirolisis Rock-Eval contobatuan, diperoleh nilai HI ( )sebesar 350-608 miligram hidrokarbon/gram TOC (Tabel 1), mengindikasikanbahwa kemampuan conto batuan untukmenghasilkan hidrokarbon dikategorikansedang-sangat banyak, kecuali contobatuan SKR-11 dengan nilai HI sebesar54 miligram hidrokarbon/gram TOC,memiliki kecenderungan menghasilkanhidrokarbon dalam jumlah relatif sedikit(Waples, 1985).

total organic carbon

gas chromatography

hydrogen index

o

Menurut Peters dan Cassa (1994),ni lai HI berkisar 50-200 mi l igramhidrokarbon/gram TOC, merupakan kerogenTipe III, dan pada puncak kematangan akanmenghasilkan gas. Kerogen Tipe IIImerupakan material organik darat yangkurang akan kandungan lemak atau zatlilinan. Selulosa dan lignin merupakanmaterial penyumbang terbesar kerogen tipeini (Waples, 1985).

Data anal is is ekst raksi dankromatografi gas (Tabel 2; Gambar 2) yangdilakukan pada conto batuan TL-1/23, TL-1/34, TL-2/18 dan TL-2/22, menunjukkannilai EOM ( )sebesar 2.382-6.039 ppm. Kandunganekstraksi terbesar terdapat pada conto TL-2/18 dan TL-2/22 yaitu 5.665 dan 6.039 ppm,sedangkan pada conto TL-1/23 dan TL-1/34sebesar 2.382 dan 2.714 ppm. MenurutPeters dan Cassa (1994), nilai EOM sebesar2.000-4.000 ppm berpotensi menghasilkan

Extraction Organic Material

Page 4: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

MAKALAH ILMIAH

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 2011114

Page 5: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

MAKALAH ILMIAH

Tabel 2. Data analisis ekstraksi dan kromatografi gas conto batuan serpi minyak (Amarullah,2007).

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20111 15

hidrokarbon dengan kategori sangat baik,dan nilai ekstraksi >4.000 ppm dikategorikanistimewa.

Berdasarkan data hasil analisis TOCpada Tabel 1 diperoleh kandungan karbonorganik conto batuan berkisar 0,11-5,21%,kecuali conto SKR-11 yang mengandungkarbon organik sebesar 0,11%. MenurutWaples (1985) conto batuan yang memilikikandungan karbon organik >2,0%kemungkinan berpotensi baik-sangat baiksebagai batuan induk, sedangkan contobatuan yang memiliki kandungan karbonorganik <0,5% kemampuan sebagai batuaninduk dapat diabaikan karena memilikikecenderungan menghasilkan hidrokarbondalam jumlah yang sangat kecil dankemungkinan tidak terjadi ekspulsif. Korelasiantara TOC conto batuan hasil pemboranTL-1 dan TL-2 terhadap kedalaman berupa

plot silang pada diagram TOC dankedalaman.

Gambar 3), memperlihatkan bahwakandungan material organik semakinb er l imp a h de ng a n be r ta mba hn yakedalaman.

Penggunaan parameter TOC dan PY( ) berupa plot silang padadiagram TOC terhadap PY (Gambar 4)memperlihatkan bahwa potensi contobatuan untuk menghasilkan hidrokarbontermasuk dalam kriteria sedang-istimewa( ). Plot silang antaraekstraksi conto batuan dan karbon organikpada diagram ekstraksi terhadap TOCmengindikasikan bahwa conto TL-2/18 danTL-2/22 memiliki kualitas yang paling baiksebagai batuan induk (Gambar 5).

Potential Yields

fair-excellent

Page 6: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

MAKALAH ILMIAH

Gambar 2. Sidikjari kromatografi gas conto TL-1/23, TL-1/34, TL-2/18 dan TL-2/22(Amarullah, 2007).

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 2011116

Page 7: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

MAKALAH ILMIAH

Gambar 3. Korelasi antara TOC sumur pemboran TL-1 dan TL-2 terhadap kedalaman.

Gambar 4. Korelasi antara TOC terhadap PY.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20111 17

Page 8: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

MAKALAH ILMIAH

Gambar 5. Plot silang antara TOC terhadap total ekstraksi conto TL-2/18 dan TL-2/22.

Gambar 6. Plot silang antara HI terhadap OI.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 2011118

Page 9: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

MAKALAH ILMIAH

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20111 19

Plot silang antara HI terhadap OI( ) pada diagram van Krevelen(Gambar 6), memperlihatkan bahwamaterial organik di dalam conto batuanmerupakan kerogen tipe II dan III.Menurut Waples (1985) kerogen tipe IImemiliki kecenderungan menghasilkanminyak, sedangkan kerogen tipe III memilikikecenderungan menghasilkan gas.Kuantitas minyak yang dapat dihasilkanoleh material organik akan ditentukanberdasarkan nilai HI. Semakin tinggi nilai HI,maka akan semakin besar jumlah minyakyang akan dihasilkan.

Berdasarkan data hasil pirolisisRock-Eval diperoleh nilai T sebesar367-443ºC (Tabel 1). Nilai-nilai tersebutmengindikasikan material organik di dalamconto batuan dikategorikan belum matang-awal matang. Tahap awal matang material

oxygen index

maks

organik berdasarkan pirolysis Rock-Evaladalah temperatur >435 C. Plot silangantara T dan HI pada diagram Tterhadap HI juga mengindikasikan contobatuan berada pada tahap belum matang-awal matang (Gambar 7). Dari data hasilanalisis kromatografi gas pada conto TL-1/23, TL-1/34, TL-2/18 dan TL-2/22 (Tabel 2)diperoleh nilai CPI (

) berkisar 1,13-1,32. Parameter ini jugamengindikasikan material organik contobatuan berada pada tahap belum matang(Philp, 1985).

Secara umum litologi FormasiSangkarewang terdiri dari serpih napalan,batupasir arkose dan breksi andesitan(Silitonga dan Kastowo, 1995). MenurutAmarullah (2007), serpih di daerah

0maks maks

Carbon PreferenceIndex

PEMBAHASAN

Gambar 7. Plot silang antara T terhadap HI.maks

Page 10: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

MAKALAH ILMIAH

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 2011120

penel i t ian berwarna kelabu gelapk e h i t a ma n -k e c o k l a ta n , ka r bo n a n ,sedangkan batupasir berwarna kelabuterang, berbutir halus-kasar, kadang kalakonglomeratan dan breksian.

Berdasarkan analisis TOC yang dilakukanpada conto batuan Formasi Sangkarewangmenunjukkan bahwa conto batuankaya/berlimpah akan kandungan materialorganik. Kelimpahan material organik padaformasi ini diduga disebabkan oleh kondisilingkungan pengendapan relatif tenang danproduktivitas organik melimpah pada saatsedimentasi (Yen dan Chilingarian, 1976).

Konfigurasi sidikjari kromatografi gas contobatuan TL-1/23, TL-1/34, TL-2/18, TL-2/22(Gambar 2) memperlihatkan dua puncakalkana normal (bimodal) yaitu nC dannC . Konfigurasi alkana normal seperti inibiasanya terdapat pada sedimen danau(lakustrin). Rasio antara pristana da

itana pada conto batuan adalah berkisar1,79-4,12. Menurut Tissot dan Welte (1984),rasio pristana dan fitana >1 mencirikanlingkungan pengendapan pada kondisiteroksidasi. Tingginya nilai rasio tersebutdiduga conto batuan terendapkan pada

2715

bagian yang dangkal/bagian tepi yangbanyak berasosiasi dengan oksigen/daerahterbuka.

Secara garis besar, kelimpahan materialorganik, dua gugusan alkana normal, rasiopristana dan fitana, serta kenampakanlitologi berupa serpih, batupasir berbutirhalus-kasar, batupasir konglomeratan danbreksian, maka diduga conto batuanFormasi Sangkarewang terendapkan padalingkungan danau di bagian tepi.

Plot silang antara pristana/nC terhadappristana/fitana (Gambar 8), mengindikasikanmaterial organik conto batuan TL-1/23 danTL-1/34 berasal dari tumbuhan tinggi,sedangkan pada conto TL-2/18 dan TL-2/22berasal dari campuran antara alga dantumbuhan tinggi. Kehadiran nC padasidikjari kromatografi gas juga menjadipenciri material organik yang berasal darialga, sedangkan nC merupakan pencirimaterial organik yang berasal dari tumbuhantinggi (Waples, 1985).

Korelasi antara T dan kedalaman contobatuan sumur pemboran TL-1 dan TL-2 padadiagram T terhadap kedalaman(Gambar 9) mengindikasikan kematangan

17

15

27

maks

maks

Gambar 8. Plot silang antara pristana/nC17 terhadap pristana/fitana.

Page 11: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

MAKALAH ILMIAH

Gambar 9. Korelasi antara Tmaks terhadap kedalaman.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20111 21

material organik semakin meningkat seiringdengan bertambahnya kedalaman.Peningkatan kematangan ini terjadi ketikasuatu material organik mengalamitemperatur tinggi untuk jangka waktu yangcukup lama (Waples, 1985). Meningkatnyatemperatur di bawah permukaan dapatdisebabkan oleh penurunan cekungan( ) karena pembebanan lapisanpenutup, konduktifitas panas yang berasaldari batuan disekitarnya, atau tekanan akibattektonik (Stone dan Cook, 1979; Teichmuller,1987; dalam Herudiyanto, 2006).

Berdasarkan analisis geokimia organik,conto batuan serpih minyak FormasiSangkarewang di daerah Sawahlunto dansekitarnya memiliki kandungan materialorganik berkisar 0,11- 5,21%, atau rata-rata

subsidence

KESIMPULAN

dari 12 (dua belas) conto batuan sebesar3,88%. Material organik pada conto batuanberasal dari alga dan tumbuhan tinggi yangterendapkan pada lingkungan danau dibagian tepi, dan merupakan kerogen Tipe IIdan II I . Kerogen Tipe II memil ik ikecenderungan menghasilkan minyak,sedangkan Tipe III memiliki kecenderunganmenghasilkan gas. Tingkat kematanganmaterial organik dikategorikan belummatang-awal matang.

Penulis menyampaikan terima kasih kepadaIr. Deddy Amarullah dan Ir. Asep Suryanayang telah memberikan izin pemakaian datadan dukungannya, serta kepada Ir. S.M.Tobing, M.Sc. yang telah memberikanmasukan-masukan sehingga tulisan inidapat diselesaikan

UCAPAN TERIMA KASIH

.

DAFTAR PUSTAKA

Amarullah, D., 2007. Inventarisasi potensi kandungan minyak dalam endapan bitumen padat didaerah Sawahlunto, Kota Sawah Lunto, Provinsi Sumatera Barat, Pusat SumberDaya Geologi, Badan Geologi, Bandung.

Dyni, J.R., 2006. Geology and resources of some world oil-shale deposits, Scientificinvestigation report 2005-5294, USGS, Reston, Virginia.

Herudiyanto, 2006. Laporan kajian awal potensi batuan induk hidrokarbon daerah sangata

Page 12: MAKALAH ILMIAH - bgl.esdm.go.id fileBerdasarkan analisis geokimia organik, material organik di dalam conto batuan serpih minyak Formasi Sangkarewang berkisar 0,11-5,12%, berasal dari

MAKALAH ILMIAH

Cekungan Kutai, Provinsi Kalimantan Timur, Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi, Bandung.

Hutton, A.C., 1987. Petrographic classification of serpih minyaks: International Journal of Coal Geology, 203-231, Elsevier science publisher B.V., Amsterdam.

Koesoemadinata, R.P. dan Matasak, T., 1981. Stratigraphy and sedimentation Ombilin BasinCentral Sumatra (West Sumatra Province), Proceedings Indonesian PetroleumAssociation, 10 Annual Convention, 217-249.th

Lee, Sunggyu, Speight, J.G., Loyalka, S.K., 2007. Handbook of alternative fuel technologies, CRC Press, Taylor and Francis Group.

Peters, K.E., Cassa, M.R., 1994. Applied source rock geochemistry: The petroleum system fromsource rock to trap, AAPG, Memoirs 60.

Philp, R.P., 1985. Biological markers in fossil fuel production, In: Beaumont, E.A. and Foster,N.H. (eds), Geochemistry, 337-390.

Silitonga P.H. & Kastowo, 1995. Pusat Penelitain danPengembangan Geologi, Bandung.

Waples, D.W., 1985. Geochemistry in petroleum exploration, International Human ResourcesDevelopment Coorporation, Boston.

Yen, T.F., Chilingarian, G.V., 1976. Serpih minyak, Elsevier, Amsterdam.

Peta geologi lembar Solok, Sumatera,

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 2011122

Diterima tanggal 21 Maret 2011Revisi tanggal 16 Juni 2011