kementerian kesehatan republik indonesia politeknik kesehatan...

73
GAMBARAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PECANDU KOPI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POASIA KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan Oleh : DIAN RAHMAYANI A. NIM P00320013107 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2016

Upload: dinhdan

Post on 10-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

GAMBARAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PECANDU KOPI

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POASIA KECAMATAN POASIA

KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Analis Kesehatan

Oleh :

DIAN RAHMAYANI A.

NIM P00320013107

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2016

Page 2: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar
Page 3: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar
Page 4: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar
Page 5: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

v

RIWAYAT HIDUP PENELITI

A. Identitas Diri

Nama : Dian Rahmayani A.

NIM : P00320013107

Tempat, Tanggal Lahir : Kombeli, 29 Januari 1995

Suku / Bangsa : Cia – cia / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri 1 Lapanda, tamat tahun 2007

2. SMP Negeri 1 Pasarwajo, tamat tahun 2010

3. SMA Negeri 1 Pasarwajo, tamat tahun 2013

4. Sejak tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Page 6: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

vi

MOTTO

Sebelum kita bisa berdiri, berjalan dan berlari

Kita pernah terjatuh

Terjatuh sekali, dua kali, tiga kali bahkan ribuan kali

Sama halnya hidup

Tidak ada hal dalam hidup ini dilewati tanpa suatu proses

Baik itu proses sulit, menyakitkan, hingga proses yang membuat kita ingin menyerah

Kita hanya perlu memeluk semua rasa sakit itu

Menerima, dan mengikhlaskannya

Merengkuh semua proses tersebut

Serahkan semuanya kepada Maha Pengatur proses

Suatu saat, proses yang sulit pasti akan membuahkan hasil yang indah

Sebab, kekuatan hari ini adalah harapan esok hari

Suatu hal yang luarbiasa hanya akan dapat dicapai dengan ilmu.

Maka, jadilah orang berilmu.

Karya Tulis Ini Kupersembahkan Kepada

Orangtuaku Tercinta

Saudara-Saudaraku Tercinta

Sahabat-Sahabatku Tersayang

Agama, Bangsa Dan Negara

Serta Almamaterku

Page 7: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

vii

ABSTRAK

Dian Rahmayani A. (P00320013107) Gambaran Kadar Kolesterol Total pada

Pecandu Kopi di Wilayah Keja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Dibimbing oleh ibu Anita Rosanty dan

Satya Darmayani (xiv + 4 Daftar Tabel + 1 Daftar Gambar + 11 Daftar Lampiran +

40 Halaman). Salah satu efek konsumsi kopi yang masih dipertanyakan yaitu

terhadap peningkatan kadar kolesterol total. Kandungan kafestol di dalam biji kopi

diduga dapat menghambat proses β-oksidasi kolesterol sehingga meningkatkan kadar

kolesterol dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar

kolesterol total yang normal dan kadar kolesterol total yang tinggi pada pecandu kopi

di wilayah kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia. Sampel penelitian ini

berjumlah 38 orang yang diambil secara Purposive Sampling. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan kadar kolesterol total pada pecandu kopi

diperoleh sebanyak 14 orang (36,84%) memliki kadar kolesterol total normal, dan

sebanyak 24 orang (63,16%) memiliki kadar kolesterol total tinggi, namun dari 24

pecandu kopi tersebut terdapat 4 diantaranya berusia muda yang kemungkinan terjadi

peningkatan kadar kolesterol menjadi lebih cepat yang disebabkan oleh genetik, pola

hidup serta pola makan yang tidak baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari 38

pecandu kopi yang diperiksa kadar kolesterol jumlah pecandu kopi dengan kadar

kolesterol total tinggi lebih banyak dibandingkan pecandu kopi dengan kadar

kolesterol total normal. Oleh karena itu, disarankan kepada masyarakat agar

mengurangi mengonsumsi kopi terkhusus bagi pecandu kopi.

Kata Kunci : Kopi, Kafestol, Kolesterol

Daftar Pustaka : 28 buah (1987 – 2015)

Page 8: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan

judul “Gambaran Kadar Kolesterol Total pada Pecandu Kopi di Wilayah Kerja

Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara”.

Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih yang tak ternilai

serta sembah sujud penulis ucapkan kepada kedua orangtua yang amat kucintai,

Ayahanda La Alisa dan Ibunda Wa Juriana atas bantuan moril maupun materil,

motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan studi

yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ini.

Terimakasih pula kepada saudara-saudaraku tercinta Muhammad Bandungi Aljur

dan Lisna Nurul Aljur yang telah mendukung peneliti hingga saat ini.

Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan penulis

banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terimakasih kepada ibu Anita

Rosanty, SST., M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Satya Darmayani, S.Si., M.Eng

selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kesabaran dalam

membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun

karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan kepada:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara yang

telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

3. Camat Poasia yang telah memberi kemudahan dalam penelitian.

4. Ibu Ruth Mongan, B.Sc., S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan.

5. Kepada Bapak dan Ibu Dewan Penguji, Ibu Hj. St. Nurhayani, S.Kep.,Ns.,

M.Kep, Bapak Muhaimin Saranani, S.Kep.,Ns., M.Sc., dan Ibu Tuty Yuniarty,

S.Si., M.Kes yang telah memberikan arahan perbaikan demi kesempurnaan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 9: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

ix

6. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik

yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

7. Sahabatku Linda Ayu, Nilu, Winda Melya, Istiqomah, Rezky, Arni, Rani, Nuzul,

Putri, Devi, Cindy, Rita, Asirudin, Erwan, Ofar, Mardilla, Nilla, Jumi Gerhana,

Yaftahul. Terimakasih atas dukungan yang kalian berikan kepadaku selama ini.

Semoga persahabatan kita merupakan persahabatan yang diridhoi Allah swt.

8. Seluruh teman-teman mahasiswa jurusan Analis Kesehatan angkatan tahun

2013, terimakasih atas 3 tahun ini, satu hal yang membanggakan telah mengenal

kalian.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang

ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan

dan masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu dengan kerendahan

hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.Akhir kata, semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Kendari, Juli 2016

Peneliti

Page 10: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS .................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v

MOTTO ................................................................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3

C. Tujuan ........................................................................................... 3

D. Manfaat ......................................................................................... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pecandu ............................................... 5

B. Tinjauan Umum Tentang Kopi ...................................................... 5

C. Tinjauan Umum Tentang Kolesterol ............................................. 14

BAB III : KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran ........................................................................... 23

B. Kerangka Pikir .............................................................................. 24

C. Variabel Penelitian ........................................................................ 24

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif .................................. 24

BAB IV : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 26

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 26

D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 28

E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 28

F. Prosedur Kerja ............................................................................... 28

G. Jenis Data ...................................................................................... 29

H. Pengolahan Data ........................................................................... 29

Page 11: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

xi

I. Analisa Data .................................................................................. 29

J. Penyajian Data ............................................................................... 30

K. Etika Penelitian .............................................................................. 30

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian .......................................................... 31

B. Hasil Penelitian .............................................................................. 33

C. Pembahasan ................................................................................... 35

BAB VI : PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 40

B. Saran .............................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kecamatan

Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2016 ..................................................................................... 33

Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok

Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia

Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2016 ..................................................................... 34

Tabel 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Massa

Tubuh di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia

Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2016 ..................................................................... 34

Tabel 5.4 : Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total di Wilayah

Kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 .......................... 35

Page 13: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 : Peta Wilayah Kecamatan Poasia ................................................ 31

Page 14: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 : Lembar Kuisioner Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Hasil Pemeriksaan

Lampiran 5 : Tabulasi Data

Lampiran 6 : Master Tabel

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 9 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 10 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 11 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

Page 15: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada bulan Februari 2016 ekspor kopi dunia mencapai 9.210.000 karung

dibandingkan bulan Februari 2015 yaitu 9.050.000 karung. Ekspor kopi terus

meningkat tiap tahunnya di seluruh dunia. Ekspor kopi dari Bulan Oktober

hingga Februari 2016 telah meningkat sebesar 2,0% (International Coffea

Organization, 2016). Kopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak

dikonsumsi di dunia. Sejak beberapa abad yang lalu, kopi telah menjadi bahan

perdagangan, karena kopi dapat diolah sebagai penyegar badan dan pikiran

(AAK, 1988).

Konsumsi kopi masyarakat Indonesia per kapita pada tahun 2013 sekitar

1,03 kilogram per tahun dan Indonesia pada tahun 2013 merupakan negara

penghasil kopi ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan Vietnam

(AEKI, 2014). Dengan melihat perkembangan permintaan kopi tersebut dapat

diketahui bahwa pertumbuhan permintaan kopi di Indonesia sangat besar tiap

tahunnya, dan tanpa disadari kopi telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi

masyarakat dimulai dari remaja hingga orang dewasa yang menikmati kopi

sebagai minuman untuk memulai hari maupun sebagai penahan rasa kantuk.

Kopi mengandung lebih dari 500 senyawa kimia lainnya, salah satu

diantaranya adalah kafestol. Kafestol adalah konstituen utama dari reaksi

penyabunan minyak kopi yaitu sekitar 0,2-0,6% dari berat kopi. Zat ini bersifat

anti kanker dan hepatoprotektif. Hasil berbeda didapatkan bila zat kafestol ini

dikonsumsi dalam jumlah tinggi. Kafestol yang dikonsumsi dalam jumlah

berlebihan dapat meningkatkan asam lemak bebas dan kolesterol dalam darah

yang dapat menimbulkan endapan-endapan lemak dan plak yang menempel dan

menyumbat dinding arteri (Yuliana, 2015). Penelitian menunjukkan bahwa

penambahan 10 mg kafestol perhari selama 4 minggu akan meningkatkan

kolesterol total 0,13 mmol/L atau setara dengan 5,02 mg/dl (Salma, 2010).

Kafestol meningkatkan kadar kolesterol dengan cara menghambat mekanisme

beta oksidasi sehingga mencegah pemecahan kolesterol menjadi energi.

Page 16: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

2

Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak yang beredar di dalam

aliran darah, berwarna kekuningan yang diproduksi di hati dan sangat diperlukan

oleh tubuh. Setiap orang memiliki kolesterol di dalam darahnya, 80% diproduksi

oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan dan minuman yang

dikonsumsi (Kirana, 2011). Kolesterol yang yang berlebihan di dalam darah

akan mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah. Kadar

kolesterol dalam tubuh pada dasarnya dapat dikontrol dengan pola hidup yang

sehat serta menghindari jenis makanan atau minuman yang dapat meningkatkan

kadar kolesterol contohnya teh dan kopi (Ruslianti, 2014).

Di Sulawesi Tenggara, tingkat produksi kopi terus meningkat tiap tahunnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara, pada tahun 2014

produksi kopi mencapai 6.729 ton, produksi kopi mengalami kenaikan yang

semula hanya 3.685 ton pada tahun 2013. Data menunjukkan produksi kopi

berbanding lurus dengan tingkat konsumsi kopi. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tingkat konsumsi kopi di Sulawesi Tenggara dari tahun ke

tahun semakin meningkat (Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara,

2015).

Di Kota Kendari khususnya Kecamatan Poasia merupakan salah satu

kecamatan yang terdiri dari 4 kelurahan, yaitu Kelurahan Rahandouna,

Kelurahan Anduonohu, Kelurahan Anggoeya, dan Kelurahan Matabubu.

Penelitian ini dilakukan berfokus di Kecamatan Poasia karena tingkat konsumsi

kopi masyarakat di Kecamatan Poasia sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena

banyaknya masyarakat yang bekerja pada industri rumahan seperti industri kayu,

logam, anyaman, dan lain-lain, serta pekerjaan dengan aktifitas fisik yang berat,

yang kemudian membutuhkan kopi sebagai penahan kantuk dan penyegar badan

saat bekerja, dan berdasarkan observasi yang dilakukan langsung di Kecamatan

Poasia dengan melakukan kuisioner sebanyak 400 kuisioner kepada masyarakat

yang tinggal di Kecamatan Poasia didapatkan 254 orang yang mengonsumsi

kopi secara berlebihan.

Telah dilakukan penelitian sebelumnya tentang Pengaruh Pemberian Kopi

terhadap Kadar Kolesterol dan Trigliserida pada Tikus Wistar (Rattus

Page 17: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

3

novergiccus) oleh Millah Fithriyah Zindany, Husnil Kadri, dan Almurdi, yang

dilakukan pada tahun 2014 dimana hasilnya didapatkan kadar kolesterol dan

trigliserida yang normal pada Tikus Wistar yang tidak diberi kopi sedangkan

pada Tikus Wistar yang diberi kopi didapatkan peningkatan kadar kolesterol dan

trigliserida.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Gambaran Kadar Kolesterol Total pada Pecandu Kopi di wilayah kerja

Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran kadar kolesterol total pada pecandu kopi di wilayah

kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kadar kolesterol total pada pecandu kopi

di wilayah kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kadar kolesterol total yang normal pada pecandu

kopi;

b. Untuk mengetahui kadar kolesterol total yang tinggi pada pecandu kopi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoristis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumbangan ilmiah terhadap almamater Jurusan Analis

Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari. Serta

bahan informasi dan masukan dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan bagi calon pranata laboratorium kesehatan terutama di

bidang laboratorium klinik.

Page 18: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

4

b. Manfaat Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat terkait pengaruh kopi

terhadap kadar kolesterol total dalam darah.

2. Manfaat Praktisi

Memberikan dasar bagi peneliti selanjutnya terkait kadar kolesterol

total pada pecandu Kopi.

Page 19: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pecandu

Kecanduan atau ketagihan adalah saat tubuh atau pikiran kita dengan

parahnya menginginkan atau memerlukan sesuatu agar bekerja dengan baik.

Seseorang disebut pecandu bila memiliki ketergantungan fisik dan

ketergantungan psikologis terhadap zat psikoaktif, contohnya alkohol, tembakau,

heroin, kafein, nikotin. Zat psikoaktif ini akan melintasi sawar darah otak setelah

dicerna, sehingga mengubah kondisi kimia di otak secara sementara.

Kecanduan juga bisa dipandang sebagai keterlibatan terus-menerus dengan

sebuah zat atau aktivitas meskipun hal-hal tersebut mengakibatkan konsekuensi

negatif. Saat kecanduan sesuatu, seseorang bisa sakit jika mereka tak

mendapatkan sesuatu yang membuat mereka kecanduan, namun kelebihan

sesuatu itu bisa menyebabkan kesehatan mereka menurun.

B. Tinjauan Umum Tentang Kopi

1. Pengertian Kopi

Tanaman kopi adalah suatu jenis tanaman tropis yang dapat tumbuh

dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan

temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah tandus yang memang

tidak cocok bagi kehidupan tanaman (AAK, 1988).

Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan

dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia

yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang

dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi

Arabika (Coffea arabica) (Rahardjo, 2012).

Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu

dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun

dengan tangan kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan

sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian

dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi

digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum.

Page 20: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

6

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat

dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di

Benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus

berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di

dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.

2. Taksonomi Kopi

Tanaman kopi termasuk dalam genus Coffea dengan Famili Rubiaceae.

Famili tersebut memiliki banyak genus, yaitu Gardenia, Ixora, Cinchora,

dan Rubia.

Taksonomi Tanaman kopi secara lengkap, yaitu :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Coffea

Spesies : Coffea sp (Rahardjo, 2012).

3. Jenis-jenis Kopi

Ada 4 jenis kopi yang dikenal, yaitu kopi arabika, kopi robusta, kopi

liberika, dan kopi ekselsa. Kelompok kopi yang dikenal memiliki nilai

ekonomis dan diperdagangkan secara komersial yaitu kopi arabika dan kopi

robusta. Sementara itu, kelompok kopi liberika dan ekselsa kurang

ekonomis dan kurang komersial. Kopi arabika dan robusta memasok

sebagian besar perdagangan kopi dunia. Jenis kopi arabika memiliki kualitas

cita rasa tinggi dan kadar kafein lebih rendah dibandingkan dengan kopi

robusta sehingga harganya lebih mahal. Kualitas cita rasa kopi robusta di

bawah kopi arabika, tetapi kopi robusta tahan terhadap penyakit karat daun

(Rahardjo, 2012).

Page 21: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

7

a. Kopi Robusta

Jenis-jenis kopi Robusta adalah Quilou, Uganda dan Canephora.

Kopi Robusta digolongkan lebih rendah mutu citarasanya dibandingkan

dengan cita rasa kopi Arabika. Hampir seluruh produksi kopi Robusta

di seluruh dunia dihasilkan secara kering dan untuk mendapatkan rasa

lugas tidak boleh mengandung rasa-rasa asam dari hasil fermentasi.

Kopi Robusta memiliki kelebihan yaitu kekentalan lebih dan warna

yang kuat (Najiyati, 1997).

b. Kopi Arabika

Kopi Arabika adalah kopi yang paling baik mutu cita rasanya,

tanda-tandanya adalah biji picak dan daun hijau tua dan berombak-

ombak. Jenis-jenis kopi yang termasuk dalam golongan Arabika adalah

Abesinia, Pasumah, Marago dan Congensis (AAK, 1988).

c. Kopi Liberika

Kopi Liberika berasal dari Angola dan masuk ke Indonesia sejak

tahun 1965. Meskipun sudah cukup lama penyebarannya tetapi hingga

saat ini jumlahnya masih terbatas karena kualitas buah yang kurang

bagus dan rendemennya rendah.

Jenis Liberika antara lain : kopi Abeokutae, kopi Klainei, kopi

Dewevrei, Kopi Excelsa dan kopi Dybrowskii. Diantara jenis-jenis

tersebut pernah dicoba di Indonesia tetapi hanya satu jenis saja yang

diharapkan ialah jenis Excelsa (AAK, 1988).

4. Pemanfaatan Kopi

a. Kopi Bubuk

Kopi bubuk merupakan proses pengolahan kopi yang paling

sederhana. Dimana biji kopi yang telah disangrai kemudian

dihancurkan dan dikemas, pembuatan kopi bubuk banyak dilakukan

oleh petani, pedagang pengecer, industri kecil dan pabrik. Pembuatan

kopi bubuk oleh petani biasany hanya dilakukan secara tradisional dan

alat-alat sederhana. Pembutan kopi bubuk bisa dibagi ke dalam dua

tahap yaitu tahap penyangraian dan tahap penggilingan (Najiyati, 1997).

Page 22: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

8

b. Kopi Celup

Kopi celup sama halnya seperti teh celup. Pada kopi celup biji kopi

yang telah dihancurkan kemudian dimasukkan ke dalam suatu kemasan

yang berbentuk seperti filter (saringan) dengan adanya kopi celup maka

ampas yang biasanya dihasilkan pada waktu kopi diseduh dengan air

panas akan berkurang atau bahkan Universitas Sumatera Utara tidak

ada sama sekali karena kopi celup merupakan kelanjutan dari proses

pembuatan kopi instan (Najiyati, 1997).

c. Kopi Blending (Kopi Campuran)

Blending merupakan suatu proses penambah bahan-bahan lain ke

dalam kopi yang bertujuan untuk meningkatkan rasa dari kopi yang

dihasilkan. Blending memungkinkan penggantian perubahan selera

dalam biji kopi dan penggantian jenis kopi jika ada kesulitan dalam

pewarna/harga. Proses pencampuran sering dilakukan pada waktu bijii

kopi disangrai, contoh bahan-bahan yang sering dicampurkan pada kopi

adalah jagung, gandum, rye dan sebagainya (Belitz, 1987).

d. Kopi Instan (Soluble coffee)

Kopi instan dibuat dengan cara mengambil ekstrak dari kopi yang

telah mengalami proses penyangraian. Metoda ini pertama kali

diperkenalkan oleh Morgenthaler di Switzerland pada tahun 1938. Kopi

yang telah digiling diekstrak dengan menggunakan tekanan tertentu dan

alat pengekstrak. Temperatur air yang digunakan pada waktu

mengambil ekstrak adalah 200o C. Komponen kering yang terdapat

pada kopi hasil ekstraksi adalah 15%. Kemudian hasil ekstraksi

dikeringkan dengan menggunakan spray dried atau freeze dried

(Najiyati, 1997).

5. Kandungan Kopi

Kopi mengandung senyawa antara lain air, karbohidrat/serat, protein,

asam amino bebas, lipid, mineral, organic acids, chlorogenic acids,

trinogellin, kafestol, kahweol dan kafein. Dari senyawa yang terdapat di

Page 23: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

9

dalam biji kopi tersebut, senyawa aktif yang memiliki pengaruh terhadap

kesehatan, yaitu:

a. Kafein

Kafein dengan struktur kimia 1,3,7-trimethilxanthin merupakan

alkaloid murni yang terkandung dalam biji kopi. Kafein memiliki sifat

antagonism reseptor adenosin subtipe A1 dan A2A. Pengaruh fisiologis

dari kafein diantaranya menstimulasi sistem saraf pusat, mempengaruhi

secara akut kardiovaskular termasuk peningkatan tekanan darah dan

sirkulasi katekolamin, kekakuan arteri, dan endhothelium-dependent

vasodilatasi. Kafein juga berdampak pada peningkatan laju

metabolisme dan diuresis yang diasosiasikan dengan perkembangan

penyakit kardivaskular (Yuliana, 2015).

Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek yang beragam pada

setiap manusia. Beberapa orang akan mengalami efeknya secara

langsung, sedangkan orang lain tidak merasakannya sama sekali. Hal

ini terkait dengan sifat genetika yang dimiliki masing-masing individu

terkait dengan kemampuan metabolisme tubuh dalam mencerna kafein

(Yuliana, 2015).

Konsumsi kafein kadar rendah hingga sedang secara umum

memberikan pengaruh peningkatan kewaspadaan, kapasitas belajar,

prestasi berlatih, dan memperbaiki kondisi mood. Sedangkan, konsumsi

kafein dalam dosis tinggi dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi

beberapa individu yang sensitif seperti cemas, takikardi, dan insomnia

yang timbul 2-6 jam setelah pengkonsumsia kafein (Yuliana, 2015).

Sebagian besar kafein diserap dalam lambung dan usus halus

kemudian didistribusikan ke seluruh jaringa termasuk otak.

Metabolisme kafein terjadi di liver dengan aktivitas dari sitokrom P450

isoform CYP1A2 (Yuliana, 2015).

b. Kafestol dan Kahweol

Kafestol dan kahweol merupakan pentalik diterpene alkohol.

Senyawa bioaktif dan turunannya sebagian besar adalah garam atau

Page 24: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

10

ester dari asam lemak yang tersaturasi dan nonsaturasi, mewakili 20%

dari fraksi lipid kopi (Yuliana, 2015).

Kafestol adalah konstituen utama dari reaksi penyabunan minyak

kopi yaitu sekitar 0,2-0,6% dari berat kopi. Zat ini bersifat anti kanker

dan hepatoprotektif. Hasil berbeda didapatkan bila zat kafestol ini

dikonsumsi dalam jumlah tinggi. Kafestol yang dikonsumsi dalam

jumlah berlebihan dapat meningkatkan asam lemak bebas dan LDL

kolesterol dalam darah yang dapat menimbulkan endapan-endapan

lemak dan plak yang menempel dan menyumbat dinding arteri,

sehingga mengakibatkan dinding arteri menjadi kaku dan rongga

pembuluh darah menyempit (Yuliana, 2015).

Kafestol adalah zat pemicu kolesterol yang paling kuat dalam

makanan kita. Penelitian menunjukkan bahwa penambahan 10mg

kafestol per hari selama 4 minggu meningkatkan kolesterol total 0,13

mmol/L atau setara dengan 5,02 mg/dl. Dengan rata-rata kolesterol

darah 5,5 mmol / l maka ada peningkatan sekitar 2%. Peningkatan

terutama pada kolesterol buruk (LDL), sedangkan kolesterol baik

(HDL) cenderung konstan. Efek meningkatkan kolesterol ini bersifat

sementara: setelah menghentikan minum kopi kolesterol akan kembali

normal.

Jumlah cafestol dalam kopi sangat tergantung pada cara penyiapan

dan jenis kopinya. Ketika menyiapkan kopi dengan disaring, misalnya

dengan saringan kertas, cafestol dan kahweol sebagian besar tersaring.

Secangkir kopi saring hanya mengandung rata-rata 0,1

mg cafestol. Padahal, kopi tubruk (yang disiapkan dengan menuang

kopi bubuk ke dalam air mendidih tanpa penyaringan) mengandung 4-6

mg cafestol per cangkir. Kopi instan yang dibuat dari konsentrat kopi

hasil pengolahan mesin hampir tidak mengandung diterpenes cafestol

dan tidak atau sedikit sekali berpengaruh terhadap kadar kolesterol.

Kopi Turki dan Yunani mengandung konsentrasi cafestol dan

kahweol yang relatif tinggi (4-5 mg cafestol per cangkir). Biji kopi

Page 25: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

11

Arabika berisi lebih banyak cafestol dari biji Robusta. Tidak ada

pengaruhnya beralih ke kopi bebas kafein karena kafein tidak

berpengaruh pada kadar kolesterol. Bahkan, menurut penelitian tahun

2005 oleh US National Institute of Health, peminum kopi tanpa kafein

(rata-rata 6 cangkir sehari selama 3 bulan) memiliki kolesterol buruk

(LDL) sedikit lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak atau

jarang minum kopi.

Secara teoritis diketahui bahwa peningkatan kolesterol (total)

sebesar 1% dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar

2%. Seseorang yang mengkonsumsi 10 mg cafestol per hari (sekitar 3

cangkir kopi tubruk atau 5-6 cangkir kopi saring), kolesterolnya naik

sebesar 2% sehingga 4% lebih berisiko terkena penyakit jantung. Jika

kita berasumsi bahwa 8% orang terkena penyakit jantung sebelum usia

65 tahun, maka risiko pada peminum kopi berat adalah 8,32% (104% x

8%). Untuk pasien diabetes yang memiliki 40% risiko serangan jantung

sebelum ulang tahunnya yang ke-70 berarti pada peminum kopi berat

risikonya meningkat menjadi 41,6% (104% x 40%). Kenaikan risiko

karena minum kopi ini tentu saja lebih kecil dibandingkan, misalnya,

mengkonsumsi makanan yang kaya lemak jenuh.

Beberapa studi menunjukkan risiko kematian yang lebih rendah

akibat penyakit kardiovaskular pada peminum kopi. Kemungkinan,

antioksidan dalam kopi dapat menghambat peradangan dan menekan

risiko penyakit jantung. Juga ada bukti bahwa diabetes tipe 2 – yang

merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular – kurang

umum pada peminum kopi reguler. Meminum kopi sampai 4 atau 5

cangkir sehari tidak meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang

yang sehat. Namun, penderita gangguan metabolisme lemak atau

penderita kadar kolesterol tinggi sebaiknya tidak terlalu banyak

meminum kopi tubruk dan menggantinya dengan kopi saring atau

instan (Salma, 2010). Kafestol meningkatkan kadar kolesterol dengan

cara menghambat mekanisme beta oksidasi, mencegah pemecahan

Page 26: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

12

kolesterol menjadi energi sehingga kadar kolesterol dalam darah

meningkat (Wahyani, 2012).

c. Chlorogenic Acids

Chlorogenic acids merupakan mayor kelas dari senyawa fenol yang

diturunkan dari esterifikasi trans-cinamic acids dengan quinic acids.

Kopi mengandung konsentrasi polifenol tertinggi diantara jenis

minuman lainnya dan dan Chlogenic acids adalah polifenol yang

banyak terkandung di kopi. Chlogenic acids mampu mencegah

kerusakan stress oksidatif pada sel epitel manusia, menstabilkan

membran dan meningkatkan status energi sel. Chlogenic acids ini

memiliki antioksidan yang aktif secara in vitro. Di dalam 200 ml kopi

dilaporkan mengandung 70-350 mg Chlogenic acids (Yuliana, 2015).

d. Mikronutrien

Beberapa mikronutrien ditemukan di dalam kopi, termasuk

magnesium, potassium, niasin, dan vitamin E yang dapat berkontribusi

terhadap kesehatan pengkonsumsian kopi yang diobservasi. Menurut

data USDA Nutrient di Institute of Medicine secangkir kopi dapat

menyediakan 1-5% magnesium, 6-8% niasin, dan 0,1% vitamin E dari

diet yang dianjurkan untuk dewasa. Selain itu kopi menyediakan 1-2%

pemasukan adekuat potassium untuk dewasa (Yuliana, 2015).

6. Manfaat Kopi Terhadap Kesehatan

Manfaat Kopi terhadap kesehatan, yaitu :

a. Mampu meningkatkan Kesuburan

Pria yang meminum kopi ternyata dapat meningkatkan kesuburan.

Kandungan kafein dalam kopi dapat membantu pergerakan sperma

menjadi lebih cepat, hal ini dikarenakan hiperaktivitas sperma

dibutuhkan untuk membuahi sel telur ketika sperma mendekati sel telur,

apabila hiperaktivitas itu terjadi lebih awal, maka akan membuat

sperma mati lebih cepat sehingga dapat mengurangi kemampuan

sperma membuahi sel telur (Bennet, 2002).

Page 27: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

13

b. Membantu Mengurangi Risiko Nyeri Otot

Meminum kopi sebelum olahraga dapat mencegah rasa sakit saat

berolahraga. Kafein didalam kopi bekerja membatasi nyeri otot dengan

menghambat aktivitas unsur kimia bernama adenosin (Bennet, 2002).

c. Baik Untuk Merawat Kecantikan

Kafein dapat memacu kulit untuk membunuh sel-sel prakanker, dan

juga menghentikan pertumbuhan tumor. Ada juga yng memanfaatkan

kopi untuk sebagai pembasmi selulit. Selulit adalah gumpalan lemak

yang menyembul dari jaringan ikat yang seharusnya menyelubunginya.

Biasanya lemak berada di bawah jaringan ikat tersebut, tetapi karena

suatu penyebab, jaringan menjadi agak longgar dan lemak menyembul.

Akibatnya ada tampilan kurang indah yang menghiasi tubuh. Dan bahan

kafein yang terkandung dalam kopi dapat memberikan efek kulit

menjadi lembut. Selain itu menurut Bennet (2002), kopi juga baik untuk

merawat kulit, diantaranya:

1) Dapat mengangkat sel kulit mati dan memperbaiki kulit yang rusak.

2) Mampu menetralkan kulit yang teriritasi sekaligus memberi nutrisi

pada kulit.

3) Bisa menghilangkan bau badan.

4) Berkhasiat merevitalisasi sel kulit baru dan menjaga kelembapan

kulit.

5) Bermanfaat menghilangkan bekas jerawat, flek dan noda hitam.

6) Dapat menghilangkan selulit dan strechmark jika dilakukan secara

teratur.

7) Mampu memperbaiki sirkulasi darah dan memecah lemak di tubuh

yang dapat menimbulkan selulit.

8) Berfungsi sebagai astrigent/penyegar karena kandungan pH – nya

sama dengan kulit (4,5), sehingga mampu mengurangi dan

menghilangkan jerawat atau noda pada kulit.

9) Memberi proteksi ringan terhadap sinar UVA atau UVB.

Page 28: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

14

7. Dampak Negatif Kopi Terhadap Kesehatan

Dampak negatif kopi terhadap kesehatan, yaitu:

a. Meningkatkan aliran darah dalam Ginjal

Kafein lebih cepat merangsang jantung dan mengurangi pertahanan

pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah ke berbagai organ

tubuh, salah satunya adalah ginjal. Peningkatan aliran darah ke ginjal

tersebut dapat menyebabkan produksi urin bertambah, sehingga

kandung kemih lebih cepat penuh (Samsuridjal, 2006).

b. Menyebabkan Penyakit Maag

Kafein dan chlorogenic acids didalam kopi dapat meningkatkan

produksi asam di lambung, dikarenakan adanya proses relaksasi atau

melemahnya otot-otot dibawah saluran esofagus yang disebut

esophageal sphincter. Asam lambung yang berlebihan ini kemudian

akan naik ke bagian esofagus, yaitu saluran yang menghubungkan

kerongkongan dengan lambung (Kirana, 2007).

c. Kebiasaan Minum Kopi

Konsumsi kopi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan

gangguan kesehatan, hal ini dikarenakan kandungan kafestol didalam

kopi yang akan mengganggu kestabilan kerja tubuh dan mempengaruhi

metabolisme kolesterol didalam tubuh (Graha, 2010).

C. Tinjauan Umum Tentang Kolesterol

1. Pengertian Kolesterol

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah,

bewarna kekuningan yang diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh

tubuh. Tubuh manusia menggunakan kolesterol untuk menghasilkan :

a. Hormon seks, yang sangat penting bagi perkembangan dan fungsi organ

seksual;

b. Hormon korteks adrenal, yang penting bagi metabolisme dan

keseimbangan garam di dalam tubuh;

c. Vitamin D, yang berfungsi untuk membantu penyerapan kalsium dalam

tubuh;

Page 29: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

15

d. Garam empedu, yang membantu usus menyerap lemak (Kirana, 2011).

2. Jenis-jenis Kolesterol

Kolesterol yang diproduksi oleh tubuh dibedakan menjadi High Density

Lipoprotein (HDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL). Kolesterol HDL

adalah kolesterol baik yang mempunyai fungsi membersihkan pembuluh

darah dari kolesterol LDLyang berlebihan. Sedangkan kolesterol LDL

adalah kolesterol jahat yang bila jumlahnya berlebih di dalam darah, akan

diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang

dapat menyumbat pembuluh darah. Akibatnya jantung kesulitan untuk

memompa darah dan akhirnya berlanjut ke gejala serangan jantung

mendadak. Bila penyumbatan itu terjadi diotak, maka akan menyebabkan

stroke dan kelumpuhan (Kirana, 2011).

Kolesterol HDL sering dijumpai pada tubuh seseorang yang

kegemukan, merokok, malas melakukan aktivitas fisik, penderita diabetes

melitus. Selain itu, hormon testosteron yaitu hormon seks pada pria, steroid

anabolik yaitu hormon yang memicu pertumbuhan jaringan dengan

menciptakan protein untuk meningkatkan pertumbuhan otot pada laki-laki,

dapat menurunkan kadar HDL. Hormon seks progesteron pada wanita dapat

menurunkan kolesterol HDL, tetapi hormon estrogen justru menaikkan

kolesterol HDL (Marewa, 2015).

Banyak penelitian membuktikkan bahwa semakin tinggi kadar

kolesterol HDL, akan semakin kecil kemungkinan terkena penyakit atau

melindungi tubuh dari penyakit yang disebut sebagai proteksi terhadap

penyakit, misalnya penyakit jantung, kencing manis, dan stroke. Aktivitas

fisik yang teratur akan mempermudah terjadinya metabolisme di dalam

tubuh.

Kolesterol total merupakan susunan dari banyak zat, termasuk

Trigliserida, LDL Kolesterol, dan HDL kolesterol. Kadar kolesterol total di

dalam darah yang tinggi akan memberikan resiko terjadinya penyakit

jantung koroner, semakin tinggi kadar kolesterol maka semakin tinggi risiko

menderita penyakit jantung koroner.

Page 30: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

16

Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus

setelah mengalami hidrolisis. Trigliserida kemudian masuk ke dalam plasma

dalam dua bentuk, yaitu sebagai klomikron yang berasal dari penyerapan

usus setelah makan lemak dan sebagai Very Low Density Lipoprotein

(VLDL) yang dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin. Trigliserida

tersebut di dalam jaringan di luar hepar (pembuluh darah, otot, jaringan

lemak) akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (Dewanti, 2010).

Trigliserida merupakan lemak darah yang cenderung naik seiring

dengan konsumsi alkohol, peningkatan berat badan, diet tinggi gula atau

lemak serta gaya hidup. Peningkatan trigliserida akan menambah resiko

terjadinya penyakit jantung dan stroke, serta cenderung mengalami

gangguan dalam tekanan darah dan resiko diabetes.

3. Metabolisme Kolesterol

Sekitar 80% kolesterol dalam darah merupakan hasil sintesis dalam

liver, sedangkan sisanya merupakan asupan dari makanan (Kirana 2011).

Selama jumlah kolesterol baik hasil sintesis maupun yang bersumber dari

makanan, masih seimbang dengan tingkat kebutuhan maka tubuh akan tetap

sehat. Namun, dengan perkembangan pola hidup masyarakat yang

cenderung banyak mengonsumsi makanan berlemak maka tingkat asupan

kolesterol menjadi lebih tinggi dari tingkat kebutuhannya

(Tisnadjaja, 2006).

Kolesterol adalah prekursor hormon steroid dan asam empedu dan

merupakan unsur pokok yang penting dalam membran sel. Kolesterol

diabsorpsi dari usus dan dimasukkan ke dalam kilomikron yang dibentuk di

dalam mukosa usus. Setelah kilomikron mengeluarkan trigliseridanya di

jaringan adiposa, kilomikron sisanya menyerahkan kolesterolnya ke hati.

Hati dan jaringan lain juga menyintesis kolesterol. Sebagian kolesterol

empedu direabsorpsi dari usus. Kebanyakan kolesterol di hati digabungkan

ke dalam VLDL, dan semuanya bersirkulasi dalam kompleks lipoprotein

(Ganong, 2008).

Page 31: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

17

Kolesterol memberikan umpan balik untuk menghambat sintesisnya

sendiri dengan menghambat HMG-KoA reduktase, enzim yang mengubah

3-hidroksi-3-metilglutarit-Koenzim A (HMG-KoA) menjadi asam

mevalonat. Dengan demikian, jika asupan kolesterol dari makanan tinggi,

sintesis kolesterol oleh hati menurun, dan demikian juga sebaliknya.

Namun, kompensasi umpan-balik ini tidak sempurna. Karena diet yang

rendah kolesterol dan lemak jenuh hanya akan menyebabkan penurunan

kolesterol yang bersirkulasi dalam plasma darah dengan jumlah sedang.

Kadar kolesterol plasma akan menurun oleh hormon tiroid dan estrogen.

Kedua hormon ini meningkatkan jumlah reseptor LDL di hati. Estrogen juga

meningkatkan kadar HDL plasma (Ganong, 2008).

4. Faktor Resiko

Faktor resiko suatu penyakit adalah faktor – faktor yang diyakini akan

meningkatkan kemungkinan timbulnya penyait tertentu. Beberapa faktor

yang menyebabkan kolesterol menjadi abnormal, yaitu:

a. Pola Hidup

Meskipun pola yang lebih besar dari kolesterol darah merupakan

hasil sintesis di liver dan hanya sekitar 30% yang berasal dari asupan

makanan kaya lemak, tetapi pola hidup seseorang akan sangat

berpengaruh terhadap resiko terjadinya atheroklerosis. Seseorang akan

mendapat kondisi HDL kolesterol yang lebih baik bila tidak gemuk, dan

aktif berolahraga (Tisnadjaja, 2006).

Pola makan merupakan salah satu faktor yang selalu dianggap

sebagai penyebab utama hiperkolesterolemia. Dari beberapa makanan,

lemak merupakan penyebab terjadinya peningkatan kadar kolesterol,

karena asupan lemak yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan

pembuluh darah (Kirana, 2011).

b. Obesitas atau kegemukan

Obesitas atau kegemukan adalah kata yang digunakan untuk

menunjukkan adanya penumpukkan lemak tubuh (body fat) yang

melebihi batas normal.

Page 32: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

18

Pada dasarnya, kegemukan merupakan penimbunan lemak yang

berlebihan di dalam tubuh. Jumlah lemak normal pada laki-laki dewasa

rata-rata berkisar 15-20% dari berat badan total dan perempuan sekitar

20-25%. Jumlah lemak pada tubuh seseorang umumnya meningkat

sejalan dengan bertambahnya usia, terutama disebabkan melambatnya

metabolisme dan berkurangnya aktifitas fisik.

Umumnya, laki-laki sehat memiliki proporsi otot yang besar dan

lemak rendah dibandingkan perempuan. Orang gemuk sebagian besar

menyimpan lemaknya di bagian perut dan selebihnya di bagian pinggul

atau paha. Pada umumnya orang gemuk memiliki kadar trigliserida

tinggi dan disimpan di bawah kulit. Walaupun trigiserida banyak

disimpan di bawah kulit, kadang – kadang kadarnya di dalam darah

tidak terlalu tinggi. Namun, simpanan trigliserida itu merupakan bahan

utama pembentukan VDLD (Very Low Density Lipoprotein) dan LDL

di Liver yang akan masuk ke dalam cairan darah. Berkaitan dengan hal

tersebut maka kegemukan cenderung menjadi penyebab meningkatkan

kadar kolesterol total, VLDL, dan LDL (Tisnadjaja, 2006).

c. Keturunan (Genetik)

Pada sebagian orang, walaupun pola makannya tidak terlalu baik,

banyak mengkonsumsi makanan yang berlemak, dan kurang sehat,

tetapi tidak mengalami masalah dengan kadar kolesterol maupun

atheroklerosis. Namun, pada sebagian orang lain yang justru rajin

berolahraga, pola makannya kaya serat, jarang mengonsumsi lemak

hewani, dan tidak merokok justru mengalami masalah kadar kolesterol

yang selalu di ambang batas normal. Bahkan, bila tidak mengkonsumsi

obat kadar kolesterol total bisa naik sampai di atas 300 mg/dl pada usia

relatif muda (Tisnadjaja, 2006).

d. Usia

Seiring bertambahnya usia, aktifitas fisik seseorang cenderung

berkurang dan laju metabolisme juga secara alami akan berjalan

Page 33: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

19

semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan semakin melemahnya organ-

organ tubuh.

Beberapa ahli berpendapat bahwa kenaikan LDL seiring

bertambahnya usia berhubungan dengan makin berkurangnya

kemampuan atau aktifitas LDL reseptor menjadi penyebab naiknya

LDL dalam darah dan secara otomatis akan meningkatkan resiko

atheroklerosis atau pembentukan plak pada arteri. Sebagian ahli lain

mengaitkan kenaikan LDL dan kolesterol total pada usia lanjut ini

dengan faktor kegemukan atau obesitas yang meningkatkan persentase

lemak tubuh (Tisnadjaja, 2006).

5. Kadar Kolesterol

Tidak ada garis batas yang absolut mengenai angka dan ambang batas

kadar kolesterol dan lemak dalam darah. Namun, dari hasil penelitian yang

intensif dan dalam waktu yang cukup lama dan mewakili sejumlah besar

populasi atau yang lebih dikenal dengan “Longitudinal Study”, para peneliti

ilmu kedokteran telah meletakkan pedoman besaran angka-angka yang

sebaiknya digunakan sebagai ambang batas kadar kolesterol dalam darah.

Penelitian ini juga mengidentifikasikan dampak-dampak yang mungkin

timbul bila angka-angka atau ambang batas tersebut terlampaui.

Beberapa institusi yang telah merumuskan angka kadar kolesterol

dalam darah, yaitu :

a. National Institute of Health (NIH) USA

Institusi tersebut menganjurkan kadar kolesterol dalam darah

sebagai berikut :

1) Kadar kolesterol darah yang diinginkan = 200 mg/dl atau kurang.

2) Kadar kolesterol darah sedang atau ambang batas tinggi

(Borderline High) = 200 – 239 mg/dl.

3) Kadar Kolesterol Tinggi jika lebih dari 240 mg/dl.

Kadar kolesterol dari National Institute of Health (NIH) digunakan

sebagai acuan diberbagai instansi kesehatan di banyak negara. NIH juga

menyimpulkan telah cukup bukti bahwa menurunkan total kolesterol

Page 34: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

20

dan LDL dengan diet, olahraga, atau obat bisa mengurangi resiko

terjadinya Penyakit Jantung Koroner (Nilawati, 2008).

b. Multiple Risk Factor Intervention Trial (MRFIT) – USA

Multiple Risk Factor Intervention Trial (MRFIT) meneliti

hubungan antara total kolesterol dan Penyakit Jantung Koroner. Resiko

akibat Penyakit Jantung Koroner mulai terlihat meningkat secara

perlahan-lahan pada kadar kolesterol 180 mg/dl. Resiko ini uga akan

meningkat pada level kolesterol 200 mg/dl dan menjadi tiga kali lipat

pada kadar 245 mg/dl (Nilawati, 2008).

6. Gangguan Kesehatan Akibat Peningkatan Kadar Kolesterol

Ada dua jenis gangguan kesehatan yang bersumber langsung dari

peningkatan kadar kolesterol, yakni hiperkolesterolemia bawaan dan

hiperlipidemia.

a. Hiperkolesterolemia Bawaan

Hiperkolesterolemia bawaan merupakan bentuk gangguan

keturunan yang relatif umum. Kadar kolesterol dalam darah sudah

tinggi sejak lahir dan pada masa dewasa biasanya sangat tinggi.

Gangguan ini kerap kali diturunkan oleh salah satu orang tua yang

biasanya membawa gen hiperkolesterolemia (Nilawati, 2008).

b. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia berarti kelebihan lemak dalam darah. Kadar

kolesterol maupun trigliserida biasanya tinggi. Arteri koroner, arteri

yang mengalirkan darah ke kaki dan terkadang mengalirkan darah ke

otak, akan menyempit. Keadaan ini memerlukan perawatan dengan obat

dan diet (Nilawati, 2008).

Penyakit yang terjadi akibat dari Hiperlidemia, yaitu:

1) Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung dan

pembuluh darah yang disebabkan karena penyempitan arteri

koroner. Penyempitan pembuluh darah terjadi karena proses

aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya.

Page 35: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

21

Aterosklerosis yang terjadi karena timbunan kolesterol dan jaringan

ikat pada dinding pembuluh darah secara perlahan-lahan, hal ini

sering ditandai dengan keluhan nyeri pada dada (Price, 1995).

Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi

ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah

yang menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah tersumbat

sama sekali, pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan

kejadian inilah yang disebut dengan serangan jantung (Price, 1995).

2) Aterosklerosis

Aterosklerosis merupakan penyakit arteri besar, tempat

endapan lipid yang dinamakan plak ateroma terdapat dalam lapisan

subintima arteri. Plak khususnya mengandung kolesterol dalam

jumlah besar dan sering dinamakan endapan kolesterol, biasanya

juga dihubungkan dengan perubahan degenerasi pada dinding

arteri. Pada stadium lanjut penyakit, fibroblas menginfiltrasi daerah

degenerasi dan menyebabkan sklerosis progresif pada arteri. Selain

itu, kalsium seringkali mengendap bersama lipid untuk membentuk

plak kalsifikasi. Bila kedua proses ini terjadi, arteri menjadi sangat

keras, dan kemudian dinamakan arteriklerosis atau pengerasan

arteri (Guyton, 1996).

Arteri yang mengalami arteriosklerosis kehilangan sebagian

besar distensibilitasnya, dan karena daerah-daerah degenerasi,

mereka mudah pecah. Plak ateroma juga sering menonjol melalui

intima masuk aliran darah, dan permukaan plak yang kasar

menyebabkan terbentuknya bekuan darah, dengan akibat terjadinya

trombus atau embolus (Guyton, 1996).

Hampir separuh manusia mati karena arterioklerosis, kira-kira

dua pertiga kematian disebabkan oleh trombosis dari satu arteria

koronia atau lebih dan sisanya yang satu pertiga oleh trombosis

atau perdarahan pembuluh pada organ tubuh lain, khususnya otak,

Page 36: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

22

ginjal, hati, saluran pencernaan, anggota gerak, dan sebagainya

(Guyton, 1996).

Perkembangan arteriosklerosis berawal dari sel-sel darah putih

yang secara normal terdapat dalam sistim peredaran darah. Sel-sel

darah putih ini menembus lapisan dalam pembuluh darah dan mulai

menyerap tetes-tetes lemak, terutama kolesterol. Ketika mati, sel-

sel darah putih meninggalkan kolesterol di bagian dasar dinding

arteri, karena tidak mampu “mencerna” kolesterol yang diserapnya

itu. Akibatnya lapisan di bawah garis pelindung arteri berangsur-

angsur mulai menebal dan jumlah sel otot meningkat, kemudian

jaringan parut yang menutupi bagian tersebut terpengaruh oleh

sklerosis. Apabila jaringan parut itu pecah, sel-sel darah yang

beredar mulai melekat ke bagian dalam yang terpengaruh. Tahap

berikutnya gumpalan darah dengan cepat terbentuk pada

permukaan lapisan arteri yang robek. Kondisi ini dengan cepat

mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan arteri secra total,

apabila darah mengandung kolesterol secara berlebihan, ada

kemungkinan kolesterol tersebut mengendap dalam arteri yang

memasok darah ke dalam jantung (arteri koroner). Akibat yang

dapat terjadi ada bagian otot jantung (myocardium) yang mati dan

selanjutnya akan diganti dengan jaringan parut. Jaringan parut ini

tidak dapat berkontraksi seperti otot jantung. Hilangnya daya

pompa jantung tergantung pada banyaknya otot jantung yang rusak

(Anis, 2006).

Page 37: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

23

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Kolesterol merupakan suatu zat lemak yang beredar di dalam aliran darah

yang diproduksi di hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Namun, apabila

kolesterol dalam tubuh berlebih akan tertimbun di dalam dinding pembuluh

darah dan menimbulkan terjadinya penyempitan atau pengerasan pembuluh

darah. Kolesterol yang dibutuhkan tersebut secara normal diproduksi sendiri

oleh tubuh dalam jumlah tepat. Tetapi kolesterol akan meningkatkan jumlahnya

karena beberapa faktor, yaitu pola hidup, obesitas, genetik, dan usia.

Kolesterol akan meningkat karena pola hidup yang sering mengonsumsi

makanan dan minuman yang dapat memicu terjadinya peningkatan kolesterol

dalam darah. Salah satunya yaitu kebiasaan mengonsumsi kopi secara

berlebihan. Mengonsumsi kopi secara berlebihan dapat memicu terjadinya

peningkatan kadar kolesterol dalam darah karena kopi mengandung Kafestol.

Kafestol yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan asam

lemak bebas dan kolesterol dalam darah yang dapat menimbulkan endapan-

endapan lemak dan plak yang menempel dan menyumbat dinding arteri,

sehingga mengakibatkan dinding arteri menjadi kaku dan rongga pembuluh

darah menyempit. Penambahan 10mg kafestol perhari selama 4 minggu akan

meningkatkan kolesterol total sebanyak 5,02 mg/dl. Kadar kolesterol total

dikatakan normal dalam darah jika 154 – 231 mg/dl, dan dikatakan mengalami

peningkatan kadar kolesterol total apabila kadar kolesterol total ≥ 231 mg/dl.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti efek konsumsi kopi yang

berlebihan oleh pecandu kopi terhadap kadar kolesterol total dalam darah.

Page 38: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

24

B. Kerangka Pikir

C. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu kadar kolesterol total pada

pecandu kopi.

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pecandu adalah seseorang yang ketergantungan baik psikis maupun

psikologis terhadap kopi dan mampu menjawab kuisioner dengan benar

sebanyak 70%.

2. Kopi adalah minuman berwarna hitam hasil seduhan biji kopi yang telah

diolah dan dihaluskan menjadi bubuk.

3. Kolesterol adalah zat lemak yang beredar di dalam aliran darah yang sangat

diperlukan oleh tubuh, namun menjadi sesuatu yang berbahaya bagi tubuh

jika jumlahnya melebihi ambang batas yang ditentukan.

Pecandu kopi

Pemeriksaan kadar

kolesterol total

Hasil pemeriksaan kadar

kolesterol total normal

Hasil pemeriksaan kadar

kolesterol total tinggi

Page 39: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

25

4. Kadar kolesterol total pecandu kopi adalah hasil pemeriksaan kolesterol total

yang dilakukan pada pecandu kopi.

Kriteria Objektif :

Kadar Kolesterol Total Normal : 154-231 mg/dl;

Kadar Kolesterol Total Tinggi : > 231 mg/dl.

Page 40: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu untuk

memperoleh gambaran hasil pemeriksaan kadar kolesterol total pada pecandu

kopi di wilayah kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Poasia

yaitu di Kecamatan Poasia yang terdiri dari Kelurahan Rahandouna,

Kelurahan Anduonohu, Kelurahan Anggoeya, dan Kelurahan Matabubu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2016 sampai 30

Juni 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang ciri-

cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated) (Nasir, 2011). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan Poasia yang

mengonsumsi kopi secara berlebihan sebanyak 254 orang, yang terdiri dari

67 orang di Kelurahan Rahandouna, 84 orang di Kelurahan Anduonohu, 47

orang di Kelurahan Anggoeya, dan 56 orang di Kelurahan Matabubu.

Jumlah populasi diperoleh dari 400 kuisioner yang dibagikan kepada

masyarakat di Kecamatan Poasia.

2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya diungkapkan dan

akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi (Nasir, 2011). Besar

sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 15% karena jumlah populasi

> 100.

Page 41: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

27

Pada Kelurahan Rahandouna :

𝑛 = 𝑁 × 15%

𝑛 = 67 𝑥 15

100

𝑛 = 10,05 → 10

Pada Kelurahan Anduonohu :

𝑛 = 𝑁 × 15%

𝑛 = 84 𝑥 15

100

𝑛 = 12,6 → 13

Pada Kelurahan Anggoeya:

𝑛 = 𝑁 × 15%

𝑛 = 56 𝑥 15

100

𝑛 = 8,4 → 8

Pada Kelurahan Matabubu :

𝑛 = 𝑁 × 15%

𝑛 = 47 𝑥 15

100

𝑛 = 7,06 → 7

Maka, besar sampel dalam penelitian ini yaitu 38 sampel dan teknik

pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling

(pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan).

Kriteria Inklusi yang akan diteliti, yaitu :

a. Usia di atas 25 tahun;

b. Konsumsi kopi lebih dari 2 gelas perhari;

c. Konsumsi kopi lebih dari 5 tahun.

Kriteria Eksklusi dari sampel yang akan diteliti, yaitu:

a. Perempuan;

b. Sedang mengonsumsi obat yang dapat menurunkan kadar kolesterol;

c. Mengalami Obesitas.

Page 42: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

28

D. Prosedur Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan mulai dari observasi awal,

pengumpulan jurnal, study literature hingga pencatatan hasil pemeriksaan kadar

kolesterol total.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar kuisioner,

lembar permintaan persetujuan responden serta lembar hasil pemeriksaan.

F. Prosedur Kerja

1. Pra Analitik

a. Persiapan Pasien : Menjelaskan kepada pasien terhadap tindakan

yang akan dilakukan.

b. Persiapan Sampel : Tidak memerlukan persiapan khusus.

c. Persiapkan Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1) Autoklik (Nesco);

2) Alat pengukur kadar kolesterol (Nesco);

3) Strip Kolesterol (Nesco);

4) Kapas alkohol 70%;

5) Lanset;

6) Mikropipet;

7) Tips Kuning.

2. Analitik

a. Pasang lanset pada autoklik. Atur sesuai kedalaman yang diinginkan;

b. Pasang strip kolesterol pada alat. Maka alat akan on;

c. Check nomor kode kalibrasi. Bandingkan nomor kode kalibrasi yang

muncul di layar dengan yang tertera di tabung harus sama;

d. Usap ujung jari menggunakan kapas alkohol 70% dan tunggu hingga

kering;

e. Tusuk ujung jari tersebut dengan menggunakan autoklik;

f. Pipet dengan menggunakan mikropipet sebanyak 15μL darah;

Page 43: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

29

g. Masukkan darah tersebut ke dalam bantalan strip kolesterol sampai

terisi penuh;

h. Tunggu proses pemeriksaan lalu hasilnya akan tertera di layar.

3. Pasca Analitik

a. Pembacaan hasil pemeriksaan.

Interpertasi hasil kadar pemeriksaan kolesterol total dalam darah,

yaitu:

1) Normal : 154-231 mg/dl.

2) Tinggi : > 231 mg/dl.

b. Pencatatan hasil pemeriksaan

G. Jenis Data

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu

nilai hasil pemeriksaan kadar kolesterol total pada pecandu kopi di wilayah kerja

Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

H. Pengolahan Data

1. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul.

2. Coding, yaitu kegiatan mengklasifikasikan data menurut kategori dan jenis

masing-masing untuk memudahkan dalam pengolahan data maka setiap

kategori diberi kode.

3. Scoring, yaitu setelah melakukan pengkodean, maka dilanjutkan dengan

tahap pemberian skor pada masing-masing sampel yang digunakan dalam

bentuk angka.

4. Tabulating, yaitu untuk meringkas data yang diperlukan dalam bentuk tabel

yang telah dipersiapkan. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan dan

diproses dengan menggunakan tabel menurut kategorinya masing-masing.

I. Analisa Data

Data yang telah diolah kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

𝑋 =𝑓

𝑛 × 𝑘

Keterangan :

X : Jumlah presentase variabel yang diteliti

Page 44: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

30

f : Jumlah responden berdasarkan variable

n : Jumlah sampel penelitian

k : Konstanta (100%)

J. Penyajian Data

Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian

dijelaskan dalam bentuk narasi.

K. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk meindungi hak-hak subyek. Dalam

penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Ananomiti (Tanpa Nama)

Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar

alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

2. Informed consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti

yang memenuhi kriteria inklusi, bila subjek menolak, maka peneliti tidak

memaksa dan tetap menghormati hak-hak subyek.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Confidentiality yaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Informasi yang dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 45: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

31

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Kecamatan Poasia merupakan sebuah kecamatan yang terdiri dari 4

kelurahan, yaitu Kelurahan Rahandouna, Kelurahan Anduonohu, Keurahan

Anggoeya, dan Kelurahan Matabubu. Luas wilayah daratan Kecamatan

Poasia sebesar 37,74 km2 atau 14,12 persen dari luas daratan Kota Kendari,

Sulawesi Tenggara. Luas wilayah menurut kelurahan sangat beragam,

Kelurahan Rahandouna merupakan wilayah kelurahan yang paling luas,

kemudian menyusul Kelurahan Anggoeya, Kelurahan Anduonohu dan

Kelurahan Matabubu.

Gambar 5.1 Peta Wilayah Kecamatan Poasia

Batas-batas wilayah Kecamatan Poasia, yaitu :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari;

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan;

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli;

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.

Page 46: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

32

2. Kependudukan

Penduduk Kecamatan Poasia berdasarkan data terakhir pada tahun 2013

mencapai 27.054 jiwa. Luas wilayah Kecamatan Poasia adalah 38,54 km2.

Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, maka kepadatan terus

meningkat dari tahun ke tahun. Kepadatan penduduk Kecamatan Poasia

pada tahun 2013 adalah 702 jiwa per km2.

Persebaran penduduk Kecamatan Poasia tahun 2013 terpusat di

Kelurahan Rahandouna dan Anduonohu, dimana masing-masing berjumlah

10.852 jiwa untuk wilayah Rahandouna dan 10.000 jiwa di wilayah

Andounohu. Penyebab utama terjadinya persebaran penduduk di dua

kelurahan ini dibandingkan dengan dua kelurahan lainnya, karena semakin

pesatnya kegiatan perekonomian penduduk dan banyaknya pembangunan

sarana perekonomian. Untuk penduduk Kelurahan Anggoeya 4.945 jiwa dan

Matabubu 1.261 jiwa.

Menurut jenis kelamin, jumlah penduduk di Kecamatan Poasia tahun

2013 adalah 16.518 jiwa penduduk usia dewasa yang terdiri atas 8.309 jiwa

laki-laki dan 8.209 jiwa perempuan. Untuk usia anak-anak 9.191 jiwa terdiri

dari 4.830 jiwa anak laki-laki dan 4.361 jiwa anak perempuan. Sedangkan

usia lansia 1.349 jiwa terdiri dari 662 jiwa laki-laki dan 687 jiwa

perempuanµ

3. Perindustrian

Di wilayah Kecamatan Poasia, terdapat beberapa industri kecil atau

kerajinan rumah tangga yaitu industri kayu, logam, anyaman dan makanan.

Industri makanan menempati urutan teratas yaitu 77 buah, disusul industri

kayu 71 buah, industri keramik 62 buah, industri dari kain/tenun 45 buah

dan industri logam 44 buah dan industri Anyaman 10 buah.

Page 47: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

33

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan tentang

gambaran kadar kolesterol total pada pecandu kopi, maka akan disajikan

karakteristik responden dalam penelitian ini yang terdiri dari distribusi

kelompok umur, distribusi kelompok berat badan, distribusi kelompok

tinggi badan dan distribusi pekerjaan.

a. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di

Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

No. Kelompok Umur Frekuensi (f) Persentase (%)

1. 26-35 17 44,74

2. 36-45 11 28,95

3. 46-55 6 15,79

4. 56-65 2 5,26

5. > 65 2 5,26

Jumlah 38 100

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa pecandu kopi dengan kelompok

umur 26-35 tahun sebanyak 17 orang dengan persentase 44,74%,

kelompok umur 36-45 tahun sebanyak 11 orang dengan persentase

28,95%, kelompok umur 46-55 tahun sebanyak 6 orang dengan

persentase 15,79%, kelompok umur 56-65 tahun sebanyak 2 orang

dengan persentase 5,26%, dan kelompok umur > 56 tahun sebanyak 2

orang dengan persentase 5,26%. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pecandu kopi dengan kelompok umur 26-35 tahun merupakan

kelompok umur dengan persentase tertinggi, dan kelompok umur > 65

merupakan kelompok umur dengan persentase terendah.

Page 48: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

34

b. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Pekerjaan di

Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

No. Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Pegawai Negeri Sipil 1 2,63

2. Wiraswasta 22 57,89

3. Swasta 10 26,32

4. Petani 5 13,16

Jumlah 38 100

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa pecandu kopi dengan pekerjaan

sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 1 orang dengan persentase

2,63%, Wiraswasta sebanyak 22 orang dengan persentase 57,89%,

Swasta sebanyak 10 orang dengan persentase 26,32%, dan Petani

sebanyak 5 dengan persentase 13,16%. Hal ini menunjukkan bahwa

pecandu kopi dengan pekerjaan sebagai wiraswasta merupakan

pekerjaan dengan persentase tertinggi, dan pekerjaan sebagai pegawai

negeri sipil merupakan pekerjaan dengan persentase terendah.

c. Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh di

Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

No. Indeks Massa Tubuh Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Kurus 3 7,89

2. Normal 21 55,27

3. Gemuk 14 36,84

Jumlah 38 100

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa pecandu kopi dengan indeks massa

tubuh yang kurus sebanyak 3 orang dengan persentase 7,89%, pecandu

kopi dengan indeks massa tubuh yang normal sebanyak 21 orang

dengan persentase 55,27%, dan pecandu kopi dengan indeks massa

Page 49: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

35

tubuh yang gemuk sebanyak 14 orang dengan persentase 36,84%. Hal

ini menunjukkan bahwa indeks massa tubuh yang normal merupakan

indeks massa tubuh dengan persentase tertinggi, dan indeks massa

tubuh yang kurus merupakan indeks massa tubuh dengan persentase

terendah.

2. Variabel Penelitian

Tabel 5.4 Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total di Wilayah Kerja

Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2016

No. Hasil Pemeriksaan Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Normal 14 36,84

2. Tinggi 24 63,16

Jumlah 38 100

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa pecandu kopi yang memiliki kadar

kolesterol total yang normal yaitu 14 orang dengan persentase sebanyak

36,84%, dan pecandu kopi yang memiliki kadar kolesterol total yang tinggi

yaitu 24 orang dengan persentase sebanyak 63,16%. Hal ini menunjukkan

bahwa pecandu kopi yang memiliki kadar kolsterol total yang tinggi

memiliki persentase lebih tinggi.

C. Pembahasan

1. Kadar Kolesterol Total Tinggi

Pada penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Poasia

Kecamatan Poasia tahun 2016, tentang gambaran kadar kolesterol total pada

pecandu kopi di wilayah kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia,

menggunakan metode Strip diperoleh dari hasil penelitian yaitu dari 38

pecandu kopi yang diperiksa saat penelitian diperoleh 24 (63,16%) pecandu

kopi yang telah mengkonsumsi kopi lebih dari 5 tahun memiliki kadar

kolesterol total yang tinggi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa konsumsi kopi dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan

peningkatan kadar kolesterol total dalam tubuh, hal ini dikarenakan kopi

Page 50: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

36

mengandung kafestol yang mengganggu kestabilan kerja tubuh dan

mempengaruhi metabolisme kolesterol di dalam tubuh (Graha, 2010).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penambahan 10 mg kafestol

perhari selama 4 minggu akan meningkatkan kolesterol total sebanyak 5,02

mg/dl (Salma, 2010).

Kafestol meningkatkan kolesterol dalam tubuh dengan menghambat

mekanisme β-oksidasi. Pada proses pembentukan energi trigliserida akan

tersimpan di jaringan adipose serta di dalam sel-sel otot, melalui proses

yang dinamakan lipolisis, trigliserida yang tersimpan ini akan dikonversi

menjadi asam lemak (Fatty Acid), dan gliserol. Pada proses ini, untuk setiap

1 molekul trigliserida akan terbentuk 3 molekul asam lemak dan 1 molekul

gliserol. Kedua molekul yang dihasilkan dalam proses ini kemudian akan

mengalami jalur metabolisme dalam tubuh. Gliserol yang terbentuk akan

masuk ke dalam siklus metabolisme untuk diubah menjadi glukosa dan

asam piruvat. Sedangkan asam lemak bebas yang terbentuk akan dipecah

menjadi unit-unit kecil melalui proses β-oksidase untuk kemudian

menghasilkan energi (ATP) di dalam mitokondria sel.

Asam lemak yang pada umumnya berbentuk rantai panjang yang terdiri

dari ±16 atom karbon akan dipecah menjadi unit-unit kecil yang terbentuk

dari 2 atom karbon. Tiap 2 atom karbon yang terbentuk ini kemudian dapat

mengikat kepada 1 molekul KoA untuk membentuk asetil KoA. Molekul

asetil KoA yang terbentuk ini kemudian akan masuk ke dalam siklus asam

sitrat dan diproses untuk menghasilkan energi. Pada seorang yang

mengkonsumsi kopi senyawa kafestol mencegah pemecahan kolesterol

menjadi energi sehingga terjadi penumpukkan kolesterol total dalam darah

dan pembuluh darah, dan menyebabkan kolesterol total dalam darah

meningkat.

Peningkatan kadar kolesterol total dalam darah banyak terjadi pada

pecandu kopi yang memiliki usia di atas 36 tahun. Pada seorang pecandu

kopi dengan usia di atas 36 tahun, laju metabolisme dalam tubuh melambat,

dan semakin melemahnya organ-organ dalam tubuh sehingga dapat

Page 51: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

37

menyebabkan kemampuan atau aktivitas reseptor kolesterol menjadi

berkurang dan peningkatan kadar kolesterol total dalam darah semakin

cepat. Peningkatan kadar kolesterol total dalam darah juga disebabkan

karena aktivitas tubuh yang kurang sementara tingkat konsumsi kopi terus

meningkat yang disebabkan oleh pekerjaan yang membutuhkan kopi untuk

menahan rasa kantuk, seperti pekerja pada industri rumahan yang berada di

Kecamatan Poasia. Sebagaimana diketahui bahwa Kecamatan Poasia

merupakan daerah yan memiliki banyak industri rumahan, seperti industri

kayu, keramik, kain tenun, dan lain-lain.

Dari 24 orang pecandu kopi yang memiliki kadar koleterol tinggi

ditemukan 4 (16,67%) diantaranya pecandu kopi yang berusia kurang dari

36 tahun, hal ini dapat disebabkan oleh kadar kolesterol total meningkat

lebih cepat. Nilawati (2008) menyatakan bahwa peningkatan kadar

kolesterol total menjadi lebih cepat pada usia muda yang dapat disebabkan

oleh pola hidup yang tidak baik, seperti merokok, genetik serta pola makan.

Yang dimana merokok akan meningkatkan kecenderungan sel-sel darah

untuk menggumpal di dalam pembuluh darah dan melekat pada lapisan

dalam pembuluh darah, yang karena rokok tersebut dapat menurunkan kadar

High Density Lipoprotein (HDL). Dimana HDL berfungsi untuk

membersihkan pembuluh darah dari kolesterol Low Density Lipoprotein

(LDL) yang berlebihan dalam darah.

Kirana (2011) juga menyatakan peningkatan kolesterol total pada usia

muda menjadi lebih cepat juga dapat disebabkan oleh faktor genetik. Yakni

seseorang yang memiliki riwayat keturunan kolesterol tinggi akan cepat

mengalami kenaikan kolesterol dalam darahnya setelah mengkonsumsi

makanan dan minuman yang dapat meningkatkan kadar kolesterol. Selain

itu, seseorang dengan pola makan yang tidak baik dan banyak

mengkonsumsi makanan yang dapat memicu peningkatan kadar kolesterol

akan memiliki kadar kolesterol total yang tinggi.

Peningkatan kolesterol total juga banyak terjadi pada pecandu kopi

yang memiliki indeks massa tubuh yang gemuk dan normal. Dari 14

Page 52: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

38

(36,84%) pecandu kopi yang memiliki indeks massa tubuh yang gemuk 9

(64,29%) diantaranya memiliki kadar kolesterol total yang tinggi. Dan dari

21 (55,27%) pecandu kopi yang memiliki indeks massa tubuh yang normal

14 (66,67%) diantaranya memiliki kadar kolesterol total yang tinggi. Denke

(2006) menyatakan bahwa hubungan kuat terjadi antara perubahan serum

kolesterol dengan berat badan sejak dewasa muda hingga usia pertengahan.

Terjadinya penambahan berat badan pada usia dewasa kebanyakan antara

usia 20-50 tahun. Pada waktu yang bersamaan, serum kolesterol juga

meningkat. Setiap peningkatan 1 kg/m2

indeks massa tubuh berhubungan

dengan peningkatan kolesterol total sebesar 7,7 mg/dl dan penurunan

tingkat HDL sebesar 0,8 mg/dl.

2. Kadar Kolesterol Total Normal

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dari 38 pecandu kopi

yang diperiksa saat penelitian diperoleh 14 (36,84%) pecandu kopi yang

memiliki kadar kolesterol total yang normal. Hal ini dapat disebabkan oleh

faktor usia dari pecandu kopi, serta aktivitas fisik yang berat. Seseorang

dengan usia muda masih memiliki organ-organ tubuh yang baik, dan

memiliki aktivitas tubuh yang padat, sehingga proses metabolisme

kolesterol yang terjadi dalam tubuh berjalan dengan baik. Diduga aktivitas

tubuh yang berat mampu mengkonversi kolesterol menjadi sterol yang

kemudian dikonversi lagi menjadi hormon reproduksi sehingga

menyebabkan kadar kolesterol dalam tubuh menjadi normal.

Marewa (2015) menyatakan bahwa seseorang dengan aktivitas yang

berat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, aktivitas tubuh

memberikan pengaruh yang baik pada profil lipid plasma. Konsentrasi

kolesterol total diturunkan sebagai akibat menurunnya LDL dan trigliserida,

sedangkan HDL meningkat. Demikian pula dengan hasil penelitian Anwar

(2004) aktivitas fisik dapat meningkatkan kadar HDL dalam darah dan

memperbaiki kolateral koroner sehingga menurunkan kadar kolesterol total.

Selain itu aktivitas fisik dapat menurunkan berat badan sehingga lemak

yang berlebihan berkurang bersama-sama dengan menurunnya LDL

Page 53: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

39

kolesterol. Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa aktivitas tubuh yang

berat dapat meningkatkan kadar HDL, menurunkan kadar trigliserida dan

LDL serta menurunkan resistensi insulin.

Kadar kolesterol total normal pada pecandu kopi dapat disebabkan pula

oleh pola makan yang baik, seperti banyak mengkonsumsi makanan atau

minuman yang dapat membuat kadar kolesterol dalam darah menurun.

Kirana (2011) menyatakan bahwa mengatur pola makan, dan mengurangi

makanan yang mengandung lemak tinggi akan menurunkan kadar kolesterol

dalam darah, seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung omega-3.

Omega-3 dapat mencegah peningkatan kadar kolesterol dan menurunkan

kadar LDL dalam darah dan meningkatkan kadar HDL, serta menurunkan

resiko terjadinya pembekuan pada pembuluh darah.

Page 54: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

40

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari penelitian yang dilakukan tentang gambaran kadar kolesterol total pada

pecandu kopi di wilayah kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia dari 38

orang pecandu kopi yang telah mengkonsumsi kopi lebih dari 5 tahun

diperoleh hasil pecandu kopi yang memiliki kadar kolesterol total tinggi

lebih banyak dengan persentase 63,16% dibanding pecandu kopi dengan

kadar kolesterol total normal dengan persentase 36,84%.

2. Dari 38 pecandu kopi terdapat 14 orang pecandu kopi yang telah

mengonsumsi kopi lebih dari 5 tahun dengan persentase 36,84% memiliki

kadar kolesterol total yang normal, dengan rata-rata berumur kurang dari 36

tahun.

3. Dari 38 pecandu kopi terdapat 24 orang pecandu kopi yang telah

mengonsumsi kopi lebih dari 5 tahun dengan persentase 63,16% memiliki

kadar kolesterol total yang tinggi, dengan rata-rata berumur 36 tahun ke

atas.

B. Saran

1. Diharapkan kepada institusi pendidikan agar penelitian ini dapat dijadikan

bahan bacaan atau tambahan kepustakaan.

2. Diharapkan kepada masyarakat agar mengurangi mengonsumsi kopi

terkhusus bagi pecandu kopi.

3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian ini

terkait dengan kadar kolesterol pada pecandu kopi khususnya LDL dan

trigliserida, memperhatikan pola makan pecandu kopi, pola hidup pecandu

kopi serta melihat dari segi pendidikan pecandu kopi yang akan diteliti.

Page 55: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta: Penerbit Kanidius.

AEKI. 2014. Konsumsi Kopi Domestik. Jakarta.

Anis. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular, Solusi Pencegahan dari

Aspek Perilaku dan Lingkungan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Anwar. TB, 2004. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner. Bagian Ilmu Gizi Fakultas

kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. 2015. Sulawesi Tenggara dalam

Angka 2015. Kendari: CV Metro Graphia.

Belitz, H.D., and W. Grosch. 1987. Food Chemistry. Springer-Verlag Berlin,

Heidelberg.

Bennett, Alan Weinberg & Bonnie K Bealer. 2002. The Miracle of caffeine. Bandung:

Mizan Pustaka.

Dewanti, Sri. 2010. Kolesterol, Diabetes Mellitus dan Asam Urat. Bekasi: PT. Kawan

Kita.

Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Graha, C K. 2010. 100 Question & Answer Kolesterol. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Guyton, Arthur C. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (3rd ed.).

Jakarta: EGC.

International Coffea Organization. 2016. Coffea Trade Statistics – Februari 2016.

Inggris.

Kirana, Lisa. 2011. Awas, Diaskol. Bantul: Syura Media Utama.

Kirana, Rahardja & Tan Hoan Tjay. 2007. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan,

dan Efek Sampingnya. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Marewa, Lukman Waris. 2015. Kencing Manis (Diabetes Mellitus) di Sulawesi

Selatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Najiyati, S., & Danarti. 1997. Budidaya Kopi dan Pengolahan Pasca Panen. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Nasir, Abdul., dkk. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Nilawati, Sri., dkk. 2008. Care Yourself, Kolesterol. Bogor: Penebar Plus+.

Price, Sylvia A & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit. Jakarta: EGC.

Rahardjo, Pudji. 2012. Kopi. Bogor: PT. Penebar Swadaya.

Page 56: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

Rikang, Raymundus & Prasetyo Dharma. 2014. Orang Indonesia Makin Gemar

Minum Kopi. Jakarta.

Salma. 2010. Kopi Meningkatkan Kadar Kolesterol. Jurnal Kesehatan.

Samsuridjal, Djauzi. 2006. Mencegah Berbagai Penyakit Hidup Sehat Untuk

Keluarga. Jakarta: Penerbit Kompas.

Tisnadjaja, Djajat. 2006. Bebas Kolesterol dan Demam Berdarah dengan Angkak.

Jakarta: PT. Penebar Swadaya.

Wahyani, Anggray Duvita & Apoina Kartini. 2012. Perbedaan Kadar Trigliserida

Serum Tikus Srague Dawley Pada Pemberian Kopi Robusta Filter dan Tanpa

Filter.

Yuliana, Erlimia Eka Noor. 2015. Hubungan Konsumsi Kopi dan Hipertensi pada

Usia Lanjut. Surakarta.

Yuliandari, Widyanti. 2015. Food Combining Pola Makan Sehat, Enak, dan Mudah.

Jakarta: PT. Kawan Pustaka.

Zindany, Millah Fithriyah., dkk. 2014. Pengaruh Pemberian Kopi terhadap Kadar

Kolesterol dan Trigliserida pada Tikus Wistar (Rattus novergiccus). Padang.

Page 57: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

LAMPIRAN

Page 58: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth, Bapak Responden

di

Tempat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :

Nama : Dian Rahmayani A.

NIM : P00320013107

Sebagai mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul “Gambaran Kadar

Kolesterol Total pada Pecandu Kopi di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia

Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara”.

Sehubungan dengan hal itu, saya mohon bapak untuk bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk menyetujui atau menolak menjadi

responden. Apabila bapak setujui, maka disilahkan untuk menandatangi surat

persetujuan responden berikut ini. Atas partisipasinya dan kerjasamanya, saya

ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Dian Rahmayani A.

Page 59: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi responden

dalam penelitian yang dilakukan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Analis Kesehatan dengan judul : “Gambaran Kadar Kolesterol Total pada

Pecandu Kopi di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara”.

Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia. Demikianlah surat persetujuan

ini dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun semoga dapat dipergunakan

seperlunya.

Kendari, Juni 2016

Responden

(Nama Lengkap)

Page 60: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

Lampiran 3

LEMBAR KUISIONER

GAMBARAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PECANDU KOPI

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POASIA KECAMATAN POASIA

KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Berat Badan :

4. Tinggi Badan :

5. Pekerjaan :

B. PertanyaanpadaPecandu Kopi

Pilihlah jawaban yang paling tepat menurut anda dengan memberikan Tanda

Silang (X) pada kolom yang tersedia.

1. Apakah anda sering mengonsumsi kopi?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah kopi yang sering anda konsumsi adalah kopi bubuk?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah anda mengonsumsi kopi lebih dari 2 gelas perhari?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah anda baru mengonsumsi kopi?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah anda telah mengonsumsi kopi lebih dari 5 tahun?

a. Ya

b. Tidak

Page 61: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

6. Apakah anda telah mengonsumsi kopi lebih dari 10 tahun?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah anda minum kopi setiap selesai sarapan pagi, makan siang, dan

makan malam setiap hari?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah anda menambahkan gula saat membuat segelas kopi?

a. Ya

b. Tidak

9. Apakah anda merasa sakit kepala, mengantuk, dan kurang bertenaga jika

tidak mengonsumsi kopi?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah anda memiliki penyakit maag dan penyakit jantung?

a. Ya

b. Tidak

Page 62: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

PEMERINTAH KOTA KENDARI

KECAMATAN POASIA

Sekretariat Jalan Badak No. : Telp. 0401-3005339 Rahandauna Kode Pos 93232

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Judul : Gambaran Kadar Kolesterol Total pada Pecandu Kopi di

Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Nama : Dian Rahmayani A.

NIM : P00320013107

No Inisial Umur Berat

Badan

Tinggi

Badan Alamat Pekerjaan

Hasil

Pemeriksaan

1. Tn. An 42 52 kg 167 cm Kelurahan

Rahandouna Wiraswasta 256

2. Tn. Iw 27 53 kg 165 cm Kelurahan

Rahandouna Wiraswasta 195

3. Tn. Ru 69 60 kg 160 cm Kelurahan

Rahandouna Wiraswasta 335

4. Tn. On 41 75 kg 165 cm Kelurahan

Rahandouna Wiraswasta 267

5. Tn. Er 39 55 kg 155 cm Kelurahan

Rahandouna Wiraswasta 246

6. Tn. Sa 56 60 kg 171 cm Kelurahan

Rahandouna Swasta 279

7. Tn. Si 39 52 kg 175 cm Kelurahan

Rahandouna Swasta 228

8. Tn. Di 68 68 kg 179 cm Kelurahan

Rahandouna Petani 286

9. Tn. Ab 49 57 kg 159 cm Kelurahan

Rahandouna Petani 264

10. Tn. Ah 32 55 kg 163 cm Kelurahan

Rahandouna Wiraswasta 221

11. Tn. Us 32 70 kg 160 cm Kelurahan

Anduonohu Wiraswasta 246

12 Tn. Yo 39 65 kg 160 cm Kelurahan

Anduonohu Wiraswasta 329

13. Tn. Fr 33 70 kg 175 cm Kelurahan

Anduonohu Wiraswasta 191

14. Tn. Um 38 51 kg 158 cm Kelurahan

Anduonohu Swasta 275

15. Tn. Ri 28 70 kg 170 cm Kelurahan

Anduonohu Wiraswasta 239

16. Tn. Ha 50 60 kg 168 cm Kelurahan

Anduonohu Wiraswasta 293

17. Tn. Su 46 55 kg 160 cm Kelurahan

Anduonohu Swasta 281

Page 63: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

18. Tn. Ul 56 47 kg 168 cm Kelurahan

Anduonohu Petani 309

19. Tn. Sa 30 45 kg 160 cm Kelurahan

Anduonohu Wiraswasta 211

20. Tn. Ru 28 56 kg 170 cm Kelurahan

Anduonohu Wiraswasta 232

21. Tn. At 29 69 kg 170 cm Kelurahan

Anduonohu Wiraswasta 229

22. Tn. An 27 68 kg 167 cm Kelurahan

Anduonohu Swasta 206

23. Tn. Ti 50 60 kg 165 cm Kelurahan

Anduonohu Petani 250

24. Tn. El 40 70 kg 170 cm Kelurahan

Anggoeya Wiraswasta 254

25. Tn. Th 30 67 kg 169 cm Kelurahan

Anggoeya Swasta 257

26. Tn. Ob 40 70 kg 160 cm Kelurahan

Anggoeya Wiraswasta 300

27. Tn. Am 33 67 kg 167 cm Kelurahan

Anggoeya PNS 175

28. Tn. Hb 45 60 kg 165 cm Kelurahan

Anggoeya Petani 251

29. Tn. Ya 31 57 kg 160 cm Kelurahan

Anggoeya Swasta 201

30. Tn. Dm 28 55 kg 160 cm Kelurahan

Anggoeya Swasta 183

31. Tn. Rh 32 67 kg 170 cm Kelurahan

Anggoeya Swasta 198

32. Tn. Az 47 65 kg 165 cm Kelurahan

Matabubu Wiraswasta 247

33. Tn. Fa 29 55 kg 160 cm Kelurahan

Matabubu Swasta 194

34. Tn. Ug 35 70 kg 175 cm Kelurahan

Matabubu Wiraswasta 211

35. Tn. Ri 51 55 kg 155 cm Kelurahan

Matabubu Wiraswasta 287

36. Tn. Sa 40 68 kg 175 cm Kelurahan

Matabubu Wiraswasta 253

37. Tn. Uk 36 70 kg 170 cm Kelurahan

Matabubu Wiraswasta 246

38. Tn. Am 27 65 kg 167 cm Kelurahan

Matabubu Wiraswasta 195

Page 64: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

TABULASI DATA

GAMBARAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PECANDU KOPI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POASIA KECAMATAN POASIA

KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

No. Inisial Umur Alamat

(Kelurahan) Pekerjaan

Indeks Mas sa Tubuh Kategori Responden Variabel Penelitian

Berat

Badan

Tinggi

Badan Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 % Kategori

Hasil

Pemeriksaan

(mg/dl)

Kategori

(N : 154-231

mg/dl)

1. Tn. An 42 Thn Rahandouna Wiraswasta 52 kg 167 cm Normal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 256 Tinggi

2. Tn. Iw 27 Thn Rahandouna Wiraswasta 53 kg 165 cm Normal 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 195 Normal

3. Tn. Ru 69 Thn Rahandouna Wiraswasta 60 kg 160 cm Gemuk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 335 Tinggi

4. Tn. On 41 Thn Rahandouna Wiraswasta 55 kg 165 cm Normal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 267 Tinggi

5. Tn. Er 39 Thn Rahandouna Wiraswasta 55 kg 155 cm Normal 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 246 Tinggi

6. Tn. Sa 56 Thn Rahandouna Swasta 60 kg 171 cm Normal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 279 Tinggi

7. Tn. Si 39 Thn Rahandouna Swasta 52 kg 175 cm Kurus 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 228 Normal

8. Tn. Di 68 Thn Rahandouna Petani 68 kg 172 cm Normal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 286 Tinggi

9. Tn. Ab 49 Thn Rahandouna Petani 57 kg 159 cm Normal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 264 Tinggi

10. Tn. Ah 32 Thn Rahandouna Wiraswasta 55 kg 163 cm Normal 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 221 Normal

11. Tn. Us 32 Thn Anduonohu Wiraswasta 70 kg 160 cm Gemuk 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 246 Tinggi

12 Tn. Yo 39 Thn Anduonohu Wiraswasta 65 kg 160 cm Gemuk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 329 Tinggi

13. Tn. Fr 33 Thn Anduonohu Wiraswasta 70 kg 175 cm Normal 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 191 Normal

14. Tn. Um 38 Thn Anduonohu Swasta 51 kg 158 cm Normal 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 275 Tinggi

15. Tn. Ri 28 Thn Anduonohu Wiraswasta 70 kg 170 cm Gemuk 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 239 Tinggi

16. Tn. Ha 50 Thn Anduonohu Wiraswasta 60 kg 168 cm Normal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 293 Tinggi

17. Tn. Su 46 Thn Anduonohu Swasta 55 kg 160 cm Normal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 281 Tinggi

18. Tn. Ul 56 Thn Anduonohu Petani 47 kg 168 cm Kurus 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 309 Tinggi

19. Tn. Sa 30 Thn Anduonohu Wiraswasta 45 kg 160 cm Kurus 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 211 Normal

20. Tn. Ru 28 Thn Anduonohu Wiraswasta 56 kg 170 cm Normal 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 232 Tinggi

21. Tn. At 29 Thn Anduonohu Wiraswasta 69 kg 170 cm Gemuk 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 229 Normal

22. Tn. An 27 Thn Anduonohu Swasta 68 kg 167 cm Gemuk 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 206 Normal

23. Tn. Ti 50 Thn Anduonohu Petani 60 kg 165 cm Normal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 250 Tinggi

24. Tn. El 40 Thn Anggoeya Wiraswasta 70 kg 170 cm Gemuk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 254 Tinggi

25. Tn. Th 30 Thn Anggoeya Swasta 67 kg 169 cm Gemuk 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 257 Tinggi

26. Tn. Ob 40 Thn Anggoeya Wiraswasta 70 kg 160 cm Gemuk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 300 Tinggi

27. Tn. Am 33 Thn Anggoeya PNS 67 kg 167 cm Gemuk 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 175 Normal

28. Tn. Hb 45 Thn Anggoeya Petani 60 kg 165 cm Normal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 251 Tinggi

29. Tn. Ya 31 Thn Anggoeya Swasta 57 kg 160 cm Normal 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 201 Normal

30. Tn. Dm 28 Thn Anggoeya Swasta 55 kg 160 cm Normal 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 183 Normal

31. Tn. Rh 32 Thn Anggoeya Swasta 67 kg 170 cm Gemuk 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 198 Normal

Page 65: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

32. Tn. Az 47 Thn Matabubu Wiraswasta 65 kg 165 cm Gemuk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 247 Tinggi

33. Tn. Fa 29 Thn Matabubu Swasta 55 kg 160 cm Normal 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 194 Normal

34. Tn. Ug 35 Thn Matabubu Wiraswasta 70 kg 175 cm Normal 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 211 Normal

35. Tn. Ri 51 Thn Matabubu Wiraswasta 55 kg 155 cm Normal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 287 Tinggi

36. Tn. Sa 40 Thn Matabubu Wiraswasta 68 kg 175 cm Normal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 253 Tinggi

37. Tn. Uk 36 Thn Matabubu Wiraswasta 70 kg 170 cm Gemuk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,0 Pecandu 246 Tinggi

38. Tn. Am 27 Thn Matabubu Wiraswasta 65 kg 167 cm Gemuk 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90,0 Pecandu 195 Normal

Page 66: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

MASTER TABEL

GAMBARAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PECANDU KOPI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POASIA KECAMATAN POASIA

KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

No. Inisial Umur (Tahun) Pekerjaan Indeks Massa Tubuh Hasil Pemeriksaan

26-35 36-45 46-55 56-65 ˃ 65 PNS Wiraswasta Swasta Petani Kurus Normal Gemuk Normal Tinggi

1. Tn. An

2. Tn. Iw

3. Tn. Ru

4. Tn. On

5. Tn. Er

6. Tn. Sa

7. Tn. Si

8. Tn. Di

9. Tn. Ab

10. Tn. Ah

11. Tn. Us

12 Tn. Yo

13. Tn. Fr

14. Tn. Um

15. Tn. Ri

16. Tn. Ha

17. Tn. Su

18. Tn. Ul

19. Tn. Sa

20. Tn. Ru

21. Tn. At

22. Tn. An

23. Tn. Ti

24. Tn. El

25. Tn. Th

26. Tn. Ob

27. Tn. Am

28. Tn. Hb

29. Tn. Ya

30. Tn. Dm

Page 67: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

31. Tn. Rh

32. Tn. Az

33. Tn. Fa

34. Tn. Ug

35. Tn. Ri

36. Tn. Sa

37. Tn. Uk

38. Tn. Am

Frekuensi 17 11 6 2 2 1 22 10 5 3 21 14 14 24

Jumlah 38 38 38 38

Page 68: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar
Page 69: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar
Page 70: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar
Page 71: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

Lampiran 10

DOKUMENTASI PENELITIAN

Responden Menandatangi Surat Persetujuan Responden

Melakukan Control pada Alat Pemasangan Strip Kolesterol ke alat

Page 72: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar

Ujung jari diusap dengan Tusuk ujung jari dengan menggunakan

Kapas Alkohol autoklik

Pipet darah dengan menggunakan Darah yang telah dipipet

Mikropipet dimasukkan ke dalam bantalan strip

kolesterol

Tunggu proses pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Page 73: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/236/1/KTI DIAN RAHMAYANI A... · 2018-09-04 · ... Kopi, Kafestol, Kolesterol Daftar