kementerian kesehatan republik indonesia politeknik … dwi... · 2018. 9. 27. · v abstrak...

71
IDENTIFIKASI IBU BERSALIN YANG MENGALAMI PALSENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI TAHUN 2016 DAN 2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh : RINDI DWI WIDYASARI P00324015070 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2018

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ii

    IDENTIFIKASI IBU BERSALIN YANG MENGALAMI PALSENTA

    PREVIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI

    TAHUN 2016 DAN 2017

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada

    Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

    Disusun Oleh :

    RINDI DWI WIDYASARI

    P00324015070

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

    JURUSAN KEBIDANAN

    PROGRAM STUDI DIII

    TAHUN 2018

  • ii

  • iii

  • iv

    RIWAYAT PENULIS

    A. Identitas Diri

    1. Nama : Ryndi Dwi Widyasari

    2. Tempat/Tanggal Lahir : Ngapaaha, 11 September 1997

    3. Jenis Kelamin : Perempuan

    4. Agama : Islam

    5. Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia

    6. Alamat : Kel. Ngapaaha, Kec. Tinanggea

    B. Pendidikan

    1. SD Negeri 1 Ngapaaha, tamat tahun 2009

    2. SMP Negeri 1 Tinanggea, tamat tahun 2012

    3. SMA Negeri 1 Konawe Selatan, tamat tahun 2015

    4. Mahasiswi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun

    2015 sampai sekarang

  • v

    ABSTRAK

    IDENTIFIKASI IBU BERSALIN YANG MENGALAMI PLASENTA

    PREVIA DI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2016 DAN 2017

    Ryndi Dwi Widyasari 1, Arsulfa, S.Sit, M.Keb 2, Fitriyanti, SST, M.Keb 3

    Latar Belakang: Perdarahan anterpartum merupakan kasus gawat

    darurat yang kejadiannya 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara

    lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas

    sumbernya.

    Metode Penelitan: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

    deskriptif dengan Populasi sejumlah 50 ibu bersalin dengan tehnik

    pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling.

    Hasil Penelitian: Dari 50 sampel yang diteliti dengan ibu bersalin yang

    mengalami plasenta previa di RSUD Kota Kendari Tahun 2016 dan 2017

    yaitu umur ibu bersalin yang mengalami plasenta previa terbanyak pada

    umur >35 tahun sebesar 54%, paritas ibu bersalin yang mengalami

    plasenta previa terbanyak pada paritas ≥IV sebesar 52%, jarak kehamilan

    ibu terbanyak pada jarak kehamilan < 2 tahun sebesar 64%, dan

    pekerjaan ibu terbanyak dengan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga

    (IRT) sebesar 86%.

    Kata Kunci : Plasenta Previa

    Pustaka : 20 (2007-2015)

    1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

    2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

  • vi

    ABSTRACT

    IDENTIFICATION OF SHINING MOTHER THAT EXPERIENCES PREVIA PLASENTA IN KENDARI CITY RSUD 2016 AND 2017

    Ryndi Dwi Widyasari 1, Arsulfa, S.Sit, M.Keb 2, Fitriyanti, SST, M.Keb 3

    Background: Anterpartum hemorrhage is an emergency case, which accounts for 3% of all deliveries, the causes include placenta previa, abruption of the placenta, and bleeding that is not yet clear.

    Method: The type of research used is descriptive research with a population of 50 mothers giving birth to the sampling technique used is total sampling.

    Results: Of the 50 samples studied with mothers who had placenta previa in Kendari City Hospital in 2016 and 2017, namely the age of mothers who experienced the most placenta previa at> 35 years of age by 54%, the parity of women who had the most placenta previa in ≥IV parity by 52%, the highest maternal pregnancy distance at

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat,

    kasih, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

    Ilmiah yang berjudul “Identifikasi Ibu Bersalin Yang Mengalami Plasenta

    Previa Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari”.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan

    penyusunan Karya Tulis Ilmiah masih banyak terdapat kekeliruan,

    kesalahan dan kekurangan yang disebabkan oleh banyak hal salah

    satunya adalah keterbatasan akan kemampuan dan pengetahuan penulis.

    Oleh Karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat

    diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah

    selanjutnya. Rasa terima kasih yang setinggi-tingginya penulis haturkan

    kepada pembimbing yang terhormat bapak Arsulfa, S.Si.T, M.Keb selaku

    pembimbing I dan ibu Fitriyanti, SST, M.Keb selaku pembimbing II yang

    telah ikhlas meluangkan waktunya untuk membibing penulis selama

    penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih

    kepada :

    1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes Direktur Poltekkes kendari.

    2. Ibu Dr. Hj. Asridah Mukaddim, M.Kes Direktur Rumah Sakit Umum

    Daerah Kota Kendari.

    3. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

    Kendari.

  • viii

    4. Ibu Feryani, S.Si.T., MPH Penguji I, Ibu Heyrani, S.Si.T, M.Kes penguji

    II, Ibu Farming, SST, M.Keb penguji III.

    5. Seluruh Dosen Poltekkes Kendari Jurusan kebidanan yang turut

    memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama di bangku

    kuliah dan seluruh staf tata usaha yang telah memberikan pelayanan

    kepada penulis dalam segala urusan.

    6. Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Muslan Sorumba dan Ibundaku

    tersayang Nur Tina terima kasih atas didikan, kasih saying, nasehat,

    motivasi, serta dukungan moril maupun materil kepada penulis

    sehingga bias seperti sekarang ini. Kakakku tersayang Rickmalati

    Sorumba, Adikku tercinta Rifnal Tri Fairul Sorumba serta kakak iparku

    Ahmadan Musay yang senantiasa memberkan dukungan selama

    penulis menempuh pendidikan.

    7. Terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Sukanto Toding, MSP, MA selaku

    kepala badan penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi

    Tenggara yang telah mengeluarkan surat izin kepada peneliti untuk

    melakukan penelitian di wilayah kerja RSUD Kota Kendari.

    8. Terima Kasih kepada Ibu Dr. Hj. Asridah Mukaddim, M.Kes selaku

    Direktur RSUD Kota Kendari yang telah memberikan izin kepada

    penulis untuk melakukan penelitian di wilaah kerja RSUD Kota

    Kendari.

    9. Teruntuk sahabat seperjuanganku Fransisica Padaunan, Irvianingrum

    Wisundari, Juwita Anis Maryam dan St. Ariyanti Arifin terima kasih

  • ix

    untuk cinta kalian dan masa-masa ‘gila’ kita. Sahabat-sahabatku Hera

    Yulianingsi Tri Putri, Indah ramadhanti, ikhwangi, Riska Amelia Putri

    serta seluruh rekan-rekan Akbid “15” atas segala bantuan dan

    dukungan yang diberikan kepada penulis selama bangku kuliah.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

    jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

    kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah

    ini.

    Kendari, Juli 2018

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ iii

    RIWAYAT PENULIS ......................................................................... iv

    ABSTRAK ........................................................................................ v

    ABSTRACT ...................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ........................................................................ vii

    DAFTAR ISI ...................................................................................... x

    DAFTAR TABEL .............................................................................. xii

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ....................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................. 3

    C. Tujuan Penelitian ................................................................... 3

    D. Manfaat penelitian ................................................................. 4

    E. Keaslian Penulisan ................................................................. 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka ...................................................................... 6

    B. Landasan Teori ...................................................................... 25

    C. Kerangka Konsep ................................................................... 28

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ...................................................................... 29

  • xi

    B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................ 29

    C. Populasi Dan Sampel ............................................................. 29

    D. Variabel Penelitian ................................................................. 30

    E. Definisi Operasional ............................................................... 30

    F. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 31

    G. Pengolahan Data Dan Analisis Data ...................................... 32

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum RSUD Kota Kendari .................................. 33

    B. Hasil Penelitian ...................................................................... 38

    C. Pembahasan .......................................................................... 41

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ............................................................................ 48

    B. Saran...................................................................................... 48

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xii

    DAFTAR TABEL

    1. Distribusi Frekuensi Umur Ibu dengan Ibu Bersalin yang Mengalami

    Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Tahun 2016

    dan 2017 .............................................................................. 38

    2. Distribusi Frekuensi Paritas Ibu dengan Ibu Bersalin yang

    Mengalami Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Kota Kendari

    Tahun 2016 dan 2017 .......................................................... 39

    3. Distribusi Frekuensi Jarak Kehamilan Ibu dengan Ibu Bersalin yang

    Mengalami Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Kota Kendari

    Tahun 2016 dan 2017 .......................................................... 40

    4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu dengan Ibu Bersalin yang

    Mengalami Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Kota Kendari

    Tahun 2016 dan 2017 .......................................................... 40

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Master Tabel Identifikasi Ibu Bersalin Yang Mengalami Plasenta

    previa di RSUD Kota Kendari Tahun 2016 dan 2017

    2. Surat permohonan izin pengambilan data awal

    3. Surat permohonan izin penelitian

    4. Surart keterangan telah melaksanakan penelitian

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    World Health Organizaton (WHO) Angka Kematian Ibu (AKI) di

    dunia pada tahun 2015 yaitu mencapai 303.000 jiwa, Asi tenggara 13.000

    jiwa, dan Amerika 7300 jiwa. AKI di Negara Negara Asia Tenggara itu

    sendiri seperti Indonesia 126 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 20 per

    100.000 kelahiran hidup. Brunei 23 per 100.000 kelahiran hidup, dan

    Malaysia 40 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).

    Di Indonesia, menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia

    (SDKI) tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu mencapai 305 per

    100.000 kelahiran hidup. Penyebab terpenting kematian maternal di

    Indonesia adalah Perdarahan, Infeksi, keracunan kehamilan, dan

    disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan.

    Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan

    anterpartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan anterpartum

    merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya 3% dari semua

    persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta,

    dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Karkata, 2007).

    Plasenta previa adalah plasenta yang berimplementasi pada

    segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau

    sebagian dari ostium uteri internum. Sejalan dengan bertambah

    membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim kearah

    1

  • 2

    proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen

    bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim

    seolah plasenta tersebut bermigrasi (Saifuddin, 2011).

    Penyebab pasti plasenta previa belum diketahui. Kondisi multi

    faktorial yang berhubungan dengan multipara, kehamilan yang berulang –

    ulang, umur ibu < 20 dan > 35 tahun, paritas, jarak kehamilan, pekerjaan,

    beresiko 2 kali mengalami plasenta previa.

    Plasenta previa lebih sering terjadi pada ibu yang sudah beberapa

    kali melahirkan dari pada ibu yang baru sekali melahirkan (primipara).

    Semakin tua umur ibu kemungkinan untuk mendapatkan plasenta previa

    semakin besar. Pada ibu yang melahirkan pada usia > 35 tahun beresiko

    untuk terjadinya plasenta previa (Santoso,2008).

    Plasenta previa juga sering terjadi pada kehamilan ganda dari pada

    kehamilan tunggal. Uterus yang cacat ikut mempertinggi angka

    kejadiannya. Ibu yang mempunyai riwayat seksio cesarean minimal satu

    kali mempunyai resiko untuk menjadi plasenta previa pada kehamilan

    berikutnya.

    Data profil kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015

    Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 67 per 100.000 kelahiran hidup, pada

    tahun 2016 sedikit mengalami kenaikan yaitu sebanyak 74 per 100.000

    kelahiran hidup. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Rumah Sakit

    Umum Daerah Kota Kendari pada tahun 2015 di peroleh data jumlah

    persalinan sebanyak 951 dengan jumlah kasus semua penyulit persalinan

  • 3

    sebanyak 142 (15%), pada tahun 2016 di peroleh jumlah persalinan 867

    dengan jumlah kasus plasenta previa 28 (3,22%), pada tahun 2017 di

    peroleh data jumlah persalinan sebanyak 905 dengan jumlah kasus

    plasenta previa 21 (2,32%).

    Berdasarkan uraian diatas meskipun terjadi sedikit penurunan angka

    kejadian plasenta previa pada tahun 2016 dengan tahun 2017. Tetapi,

    mengingat komplikasi yang dapat terjadi apabila mengalami plasenta

    previa yang merupakan salah satu penyebab langsung kematian ibu.

    Maka, peneliti tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul

    ‘’Identifikasi Ibu Bersalin Dengan Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum

    Daerah Kota Kendari”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah ini yaitu

    bagaimanakah Identifikasi Ibu bersalin Yang Mengalami Plasenta Previa di

    Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk Mengidentifikasi Ibu Bersalin Yang Mengalami Plasenta

    previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengidentifikasi umur ibu bersalin yang mengalami

    plasenta previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

  • 4

    b. Untuk mengidentifikasi paritas ibu bersalin yang mengalami

    plasenta previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

    c. Untuk mengidentifikasi jarak kehamilan pada ibu bersalin yang

    mengalami plasenta previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

    Kendari.

    d. Untuk mengidentifikasi pekerjaan ibu bersalin yang mengalami

    plasenta previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Program

    Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan

    terutama bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program baik instansi

    Departemen kesehatan maupun pihak di Rumah Sakit Umum Daerah

    Kota Kendari.

    2. Manfaat Ilmiah

    Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu

    pengetahuan dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

    3. Manfaat Institusi

    Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi pengelola institusi

    terutama dalam pengembangkan ilmu kebidanan.

    4. Manfaat Penulis

    Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan

    menambahkan wawasan tentang hubungan pengetahuan ibu tentang Ibu

    Bersalin dengan plasenta Previa.

  • 5

    E. Keaslian Penulisan

    Berdasarkan hasil penyusuran kepustakaan, penulis

    mendapatkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan adalah

    penelitian yang dilakukan Berta Endeliana,S (2008), meneliti tentang

    Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Plasenta Previa di

    ruang mawar C1 kebidanan RSUD, DR, N, Yunus Bengkulu. Jenis

    penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan sampel secara

    total sampling dan variable bebas penelitian yaitu usia, multiparitas,

    riwayat seksio cesarean, riwayat abortus. Perbedaannya dengan

    penelitian ini yaitu jumlah populasi dan sampel, tempat penelitian serta

    tahun penelitian. Persamaannya dengan penelitian ini adalah metode

    penelitian total sampling.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka

    1. Tinjauan Umum Tentang Persalinan

    a. Pengertian persalinan

    Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi yang

    dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar,

    sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin

    yang telah terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42

    minggu) lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang

    berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu maupun

    janin (Saifuddin, 2011).

    Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan

    selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai sejak

    uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks

    (membuka atau menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta

    secara lengkap (JNPK-KR, 2008).

    Persalinan didefinisikan sebagai kontraksi uterus, dengan

    peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas, serta

    menyebabkan perubahan serviks (Varney, 2010)

    6

  • 7

    b. Jenis-Jenis Persalinan

    1.) Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung

    dengan kekuatan ibu sendiri

    2.) Persalinan buatan , bila proses persalinan dengan bantuan

    tenaga dari luar

    3.) Persalinan anjuran (partus presipitatus) (Manuaba, 2010)

    c. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

    Ada lima sebab-sebab mulainya persalinan yaitu sebagai

    berikut:

    1.) Penurunan kadar progesterone

    Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot uterus,

    sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot-otot uterus

    selama kehamilan

    Terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan

    estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar

    progesterone menurunkan, sehingga timbul his (kontraksi

    uterus saat persalinan).

    2.) Teori oksitosin

    Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah, oleh

    karena itu timbul kontraksi otot- otot uterus.

    3.) Keregangan otot- otot

    Seperti halnya dengan kandungankencing dan lambung.

    Bila dindingnya teregang oleh karena isinya. Demikian jga

  • 8

    dengan uterus, maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan

    isinya. Demikian pula dengan uterus dengan uterus, maka

    dengan majunya kehamilan, makin teregang otot- otot dan

    otot-otot uterus makin rentan. Ada mengatakan bahwa

    keadaan uterus harus membesar dan menjadi tegang

    mengakibatkan otot- otot uterus kekurangan darah dan hal ini

    mungkin merupakan faktor yang dapat menggangu sirkulasi

    (peredaran) uteroplasenter sehingga plasenta (uri) mengalami

    degenerasi (kerusakan) tekanan pada ganglion servikale

    (Frankenhauser) Ganglion ini terletak dibelakang serviks. Bila

    ganglion ini tertekan. Maka kontraksi uterus dapat

    dibangkitkan.

    4.) Teori prostaglandin

    Prostaglandin dihasilkan oleh plasenta yang dapat

    menyebabkan terjadinya kontraksi otot-otot uterus

    (Manuaba, 2010).

    d. Tanda dan Gejala persalinan

    1.) Tanda- tanda permulaan persalinan

    Dengan penurunan hormon progesteron menjelang

    persalinan dapat menjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim

    menyebabkan turunya kepala, masu pintu atas panggul,

    terutama pada primigraviditas minggu ke 36 dapat

    menimbulkan sesak di bagian bawah, di atas simfisis pubis

  • 9

    dan sering ingin berkemih atau sulit kencing karena kandung

    kemih tertekan kepala. Perut lebih besar karena fundus uteri

    turun. Muncul saat nyeri di daerah pinggang karena

    kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya pleksus

    Frankenhauser yang terletak sekitar serviks (tanda

    persalinan palsu). Terjadinya perlunakan serviks karena

    terdapat kontraksi otot rahim. Terjadi pengeluaran lender,

    lender penutup serviks dilepaskan (Manuaba, 2010).

    2.) Tanda-tanda inpartu

    Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan

    jarak kontraksi yang semakin pendek. Dapat terjadi

    pengeluaran pembawa tanda pengeluaran (pengeluaran

    lender, bercampur darah). Dapat disertai ketuban pecah.

    Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks

    (perlunakan serviks, pendataran serviks, terjadi pembukaan

    serviks) (Manuaba, 2010).

    e. Tahapan persalinan

    1.) Kala I

    Kala I persalinan dimulai ketika telah tercapai kontraksi

    uterus dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup

    untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang

    progresif. Kala I persalinan selesai ketika serviks sudah

    membuka lengkap (sekitar 10 cm ) sehingga memungkinkan

  • 10

    kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala I persalinan disebut

    stadium pendataran dan dilatasi serviks (Saifuddin, 2011).

    2.) Kala II

    Kala II persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah

    lengkap dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala II

    persalinan disebut juga sebagai stadium ekspulsi janin

    ( Saifuddin, 2011).

    3.) Kala III

    Kala III persalnan dimulai segera setelah janin lahir, dan

    berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin.

    Kala III persalinan disebut juga sebagai stadium pemisahan

    dan ekspulsi plasenta (Saifuddin, 2011).

    4.) Kala IV

    Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir

    dua setelah itu (JNPK-KR, 2008).

    f. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Persalinan

    Faktor- faktor penting dalam persalinan adalah Power

    (His/kontraksi otot rahim, kontraksi dinding perut, kontraksi

    diafragma pelvis, atau kekuatan mengejan, keregangan

    legamentum rotundum ), pasange (janin dan plasenta), passage

    (jalan lahir dan jalan lahir tulang) (Manuaba, 2010).

  • 11

    1.) Power (kekuatan His)

    Power utama pada persalinan adalah tenaga atau

    kekuatan yang dihasilkan oleh his atau kontraksi dan kontraksi

    otot rahim, kontraksi otot – otot perut, kontraksi diafragma, dan

    kontraksi dari ligamentum, dengan kerjasama yang baik dan

    sempurna.

    a.) His ( Kontraksi Uterus )

    adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim

    bekerja dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot

    – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih

    pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin

    dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan

    serviks.

    b.) Tenaga mengejan

    1. Kontraksi otot-otot dinding perut

    2. Kepala didasar panggul merangsang otot dinding perut

    3. Paling efektif saat kontraksi/his

    2.) Passanger (janin)

    Passager (janin dalam uterus) megacu kepada janin dan

    kemampuannya bergerak turun melewati jalan lahir (passage).

    a.) Akhir minggu ke-8 janin mulai Nampak menyerupai manusia

    dewasa, menjadi jelas pada akhir minggu 12.

    b.) Usia 12 minggu jenis kelamin luarnya sudah dapat dikenali.

    c.) Terasa gerakan janin pada ibu hamil yang terjadi pada usia

    kehamilan 16 - 20 minggu.

  • 12

    d.) Djj mulai terdengar minggu 18/20.

    e.) Panjang rata-rata janin cukup bulan 50 cm.

    f.) Berat rata-rata janin laki-laki 3400 gr/perempuan 3150 gr.

    g.) Janin cukup bulan lingkar kepala dan bahu hampir sama.

    Hal-hal yang menentukan kemampuan janin untuk

    melewati jalan lahir dari faktor passage adalah :

    a) Presentasi janin dan bagian janin yang terletak pada bagian

    depan jalan lahir

    b) Sikap janin

    c) Posisi janin

    d) Bentuk/ukuran kepala janin menentukan kemampuan kepala

    untuk melewati jalan lahir.

    3.) Pessage (jalan lahir)

    Terdiri dari bagian-bagian tulang panggul, pelvis minor,

    bidang panggul. Hal-hal yang berpengaruh yaitu bentuk panggul

    (gynecoid, android, anthropoid, dan platypelloid), struktur tulang

    panggul (panggul kecil atau panggul sebenarnya), pintu atas

    panggul, pintu bawah panggul, serviks berdilatasi, peregangan

    vagina, jaringan otot dasar panggul lemas dan mulai meregang.

    4.) Faktor psikis

    Psikologi adalah kondisi psikis klien, dalam menghadapi

    persiapan persalinannya, bagi sebagian ibu hamil perasaan

    tersebut dapat meliputi rasa khawatir dan takut, dan sebagian

    lainnya sering terdapat perasaan tegang. Keberadaan seseorang

    yang mendukung (suami) dan system pendukung akan

  • 13

    memberikan pengaruh yang positif pada kemampuan pasien

    untuk mengatasi persalinannya.

    5.) Penolong Persalinan

    Penolong adalah petugas kesehatan yang mempunyai

    legalitas dalam menolong persalinan antara lain dokter, bidan

    serta mempunyai kopetensi dalam menolong persalinan,

    menangani kegawatdaruratan serta rujukan jika di perlukan

    (Manuaba, 2007).

    g. Mekanisme Persalinan

    Ada 3 Faktor yang memegang peran pada persalinan ialah :

    kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan

    kekuatan mengejan, keadaan jalan lahir dan janinnya sendiri. His

    adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks

    membuka dan mendorong janin kebawah. Pada presentase kepala,

    bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke

    dalam rongga panggul.

    1.) Turunnya kepala

    Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat

    dalam keadaan sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala

    janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat

    pula kepala janin masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu

    arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas

    panggul. Asinklitismus anterior menurut Naegele ialah

    apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan

  • 14

    dengan pintu atas panggul. Dapat pula asinklitismus

    posterior menurut Litzman ialah apabila keadaan sebaliknya

    dari asinklitismus anterior. Keadaan asinklitismus anterior

    lebih menguntungkan daripada mekanisme turunnya kepala

    dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di

    daerah posterior lebih luas jika dibandingkan dengan

    ruangan pelvis di daerah anterior.

    2.) Fleksi

    Kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran

    yang paling kecil, yakni dengan diameter

    Suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia

    suboksipitobregmatikus (32 cm) sampai didasar panggul

    kepala janin berada di dalam keadaan fleksi maksimal.

    Kepala yang sudah turun menemui diafragma pelvis dan

    tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang

    kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi

    dalam.

    3.) Putaran paksi dalam

    Setelah kepala melakukan fleksi di dalam hal

    mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke arah

    depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil di bawah

    simfisis dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala

    melakukan defleksi untuk dapat dilahirkan.

  • 15

    4.) Ekstensi

    Setelah kepala melakukan putaran paksi dalam pada

    tiap His vulva lebih membuka dan kepala jani makin tampak.

    Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka

    dinding rektum. Dengan kekuatan His bersama dengan

    kekuatan mengejan, berturut-turut tampak beregma, dahi

    muka, dan akhirnya dahu. Sesuah kepala lahir, kepala

    segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi luar.

    5.) Putaran paksi luar

    Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali ke posisi

    sebelum putaran paksi dalam terjadi untuk menyesuaikan

    kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi

    pintu atas panggul dalam keadaan miring. Didalam rongga

    panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk

    panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila

    kepala telah dilahirkan, bahu berada dalam posisi depan

    belakang.

    6.) Ekspulsi

    Setelah putaran paksi luar selanjutnya dilahirkan bahu

    depan terlebih dahulu, baru kemudian bahu belakang.

    Demikian pula dilahirkan trokantor depan terlebih dahulu,

    baru krmudian trokanter belakang. Kemudian bayi lahir

    seluruhnya (Saifuddin AB, 2014).

  • 16

    2. Tinjauan KhususTentang Plasenta Previa

    a. Pengertian Plasenta Previa

    Plasenta atau yang biasa disebut dengan ari-ari adalah

    jaringan yang terbentuk di dalam Rahim selama kehamilan.

    Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk dan akan

    berbentuk lengkap pada usia kehamilan 16 minggu. Plasenta

    berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20

    cm dan tebal 2-2,5 cm dengan berat rata-rata 500 gram.

    Plasenta melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi,

    yang membentuk hubungan antara ibu dan bayi. Pada keadaan

    fisiologis lentak implantasi plasenta berada di depan atau di

    belakang dinding uterus, agak ke atas kea rah fundus uteri (Ari,

    2009).

    Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang

    mengalami fertilisasi, plasenta berhubungan erat dengan

    sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat

    dilakukan janin untuk dirinya sendiri selama kehidupan

    intrauterine. Kelangsungan hidup janin bergantung pada

    keutuhan dan efisiensi plasenta (Fraser dan Cooper, 2009).

    Plasenta previa adalah plasenta yang berimplementasi pada

    segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh

    atau sebagian dari ostium uteri internum. Sejalan dengan

    bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah

  • 17

    rahim kearah proksimal memungkinkan plasenta yang

    berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah

    mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta

    tersebut bermigrasi (Saifuddin, 2011).

    Plasenta previa adalah lokasi abnormal plasenta di segmen

    bawah uterus, yang sebagian atau kesesluruhannya menutupi

    os serviks. Ketika kehamilan maju, ibu rentan terhadap

    perdarahan bias sangat hebat (Chapman,2006).

    b. Klasifikasi Plasenta Previa

    Belum ada kata sepakat diantara para ahli. Terutama

    mengenai beberapa pembukaan jalan lahir. Oleh karena

    pembagian tidak didasarkan pada keadaan anatomi. Melainkan

    pada keadaan psikologi yang dapat berubah-ubah. Maka

    klasifikasi akan berubah setiap waktu. Misalnya pada

    pembukaan yang masih kecil, seluruh permukaan ditutupi oleh

    jaringan plasenta (plasenta previa totalis). Namun pada

    pembukaan yang lebih besar, keadaan ini akan menjadi

    plasenta previa lateralis. (Mochtar, 2011).

    Klasifikasi plasenta previa adalah sebagai berikut :

    1.) Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang

    menutupi seluruh ostium uteri internum

    2.) Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi

    sebagian ostium uteri internum

  • 18

    3.) Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya

    berada pada pinggir ostium uteri internum

    4.) Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi

    pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga tepi

    bawahnya berada pada jarak lebih dari 2 cm dianggap

    plasenta letak normal (Saifuddin, 2011).

    c. Faktor Penyebab terjadinya plasenta previa

    Penyebab plasenta previa berimplantasi pada segmen

    bawah rahim belumlah diketahui secara pasti. Mungkin secara

    kebetulan saja plasenta previa menimpah desidua di daerah

    segmen bawah rahim tanpa latar belakang lain. Teori lain

    mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah :

    1.) perdarahan

    2.) Paritas

    3.) Jarak kehamilan

    4.) Usia < 20 tahun, > 35 tahun

    5.) Riwayat seksio cesaria

    6.) Riwayat abortus

    7.) Perokok

    8.) Pekerjaan

    9.) Pendidikan

    10.) miomektomi berperan dalam proses peradangan dan

    kejadian atrofi di endometrium yang semuanya dapat

  • 19

    dipandang sebagai faktor risiko bagi terjadinya plasenta

    previa.

    11.) Plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda

    dan eritroblastosis fetalis bisa menyebabkan pertumbuhan

    plasenta melebar kesegmen bawah rahim sehingga

    menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum

    (Saifuddin, 2011).

    d. Gambaran Klinik

    Ciri yang menonjol pada plasenta previa perdarahan uterus

    keluar melalui vagina tanpa rasa nyeri. Perdarahan biasanya

    baru terjadi pada akhir trimester kedua ke atas. Perdarahan

    pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri.

    Perdarahan kembali terjadi tanpa suatu sebab yang jelas

    setelah beberapa waktu kemudian jadi berulang. Pada setiap

    pengulangan terjadi perdarahan yang lebih banyak bahkan

    seperti mengalir. Pada plasenta letak rendah perdarahan baru

    terjadi pada waktu mulai persalinan; perdarahan bisa sedikit

    sampai banyak mirip pada solusio plasenta. Perdarahan di

    perhebat berhubungan segmen bawah rahim tidak mampu

    berkontraksi sekuat segmen atas rahim. Dengan demikian,

    perdarahan bisa berlangsung sampai pasca persalinan.

    Persalinan bisa juga bertambah disebabkan serviks dan

    segmen bawah rahim pada plasenta previa lebih rapuh dan

  • 20

    mudah mengalami robekan. Robekan lebih mudah terjadi pada

    upaya pengeluaran plasenta dengan tangan misalnya pada

    retensio plasenta sebagai komplikasi plasenta akreta.

    Berhubung plasenta terletak pada bagian bawah, maka pada

    palpasi abdomen sering ditemui bagian terbawah janin masih

    tinggi diatas simfisis dengan letak janin tidak dalam letak

    memanjang. Palpasi abdomen tidak membuat ibu hamil merasa

    nyeri dan perut tidak tegang (Saifuddin, 2011).

    e. Komplikasi Plasenta Previa

    Ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu hamil

    yang menderita plasenta previa, yaitu :

    1.) Komplikasi pada ibu

    a.) Dapat terjadi anemia bahkan syok

    b.) Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah

    rahim yang rapuh

    c.) Infeksi karena perdarahan yang banyak (Prawihardjo,

    2008).

    2.) Komplikasi pada janin

    a.) Kelainan letak janin.

    b.) Prematuritas dengan morbiditas dan mortalitas tinggi

    c.) Asfiksia intra uterin sampai dengan kematian (Saifuddin

    2009).

  • 21

    f. Penatalaksanaan Plasenta Previa

    Plasenta previa dengan perdarahan merupakan keadaan

    darurat kebidanan yang memerlukan penanganan yang baik,

    bentuk pertolongan pada plasenta previa adalah:

    1.) Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat

    menyelamatkan ibu dan bayi atau untuk mengurangi angka

    kesakitan dan kematian.

    2.) Memecahkan ketuban diatas meja operasi, selanjutnya

    pengawasan untuk dapat melakukan pertolongan lebih

    lanjut.

    3.) Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat

    mengambil sikap melakukan ke tempat pertolongan yang

    mempunyai fasilitas yang cukup. Sebaiknya dilengkapi

    dengan pemasangan infuse untuk mengimbangi perdarahan,

    secepat mungkin diantar oleh petugas, di lengkapi dengan

    keterangan secukupnya, dipersiapkan donor darah untuk

    transfuse darah. Pertolongan persalinan seksio sesaria

    merupakan bentuk pertolongan yang paling banyak

    dilakukan (Manuaba, 2010).

    4.) Penanganan pasif yaitu kirim ke Rumah Sakit tanpa

    melakukan manipulasi baik tectal maupun vaginal.

    a.) Apabila penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih

    hidup, belum inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu,

  • 22

    atau berat badan janin dibawah 2500 gram, maka

    kehamilan dipertahankan, istirahat dan pemberian obat

    seperti spasmolituka, progestin atau progesterone.

    b.) Beri obat-obatan penambah darah.

    c.) Cek golongan darah dan siapkan donor transfuse darah.

    5.) Cara persalinan

    a.) Persalinan pervaginam

    Persalinan pervaginam bertujuan agar bagian

    terbawah janin menekan plasenta sehingga perdarahan

    berkurang atau berhenti. Persalinan pervaginam dapat

    dilakukan dengan cara, yaitu :

    1. Amniotomi (pemecahan selaput ketuban)

    Pemecahan selaput ketuban adalah cara yang

    terpilih untuk melancarkan persalinan pervaginam,

    karena bagian terbawah janin akan menekan plasenta

    yang berdarah, persalinan berlangsung lebih cepat,

    dan bagian plasenta yang berdarah dapat bebas

    mengikuti cincin gerakan dan regangan segmen

    bawah rahim. Amniotomi dilakukan dengan indikasi :

    a. Plasenta previa lateralis atau marginalis atau letak

    rendah, bila telah ada pembukaan.

  • 23

    b. Pada primigravida dengan plasenta previa lateralis

    atau marginalis dengan pembukaan 4 cm atau

    lebih.

    c. Plasenta previa lateralis/marginalis dengan janin

    yang sudah meninggal.

    2. Adapun keuntungan dari dilakukannya amniotomi ini

    adalah agar bagian terbawah janin yang berfungsi

    sebagai tampon, akan menekan plasenta yang

    berdarah, dan perdarahan yang akan berkurang dan

    berhenti; partus akan berlangsung lebih cepat; bagian

    plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin,

    gerakan dan regangan segmen bawah rahim,

    sehingga tidak ada lagi plasenta yang lepas.

    Tindakan yang dapat dilakukan bidan pada kasus

    plasenta previa adalah dengan cara;

    a. Pasang infus dengan cairan pengganti (chloret, laktat

    ringer, glukosa ringer).

    b. Jangan melakukan pemeriksaan dalam karena akan

    berakibat perdarahan bertambah banyak.

    c. Segera melakukan tindakan rujukan ke rumah sakit

    dengan fasilitas yang cukup untuk tindakan operasi

    dan sebagainya.

  • 24

    Pada kasus prematurus, setelah pemeriksaan dilakukan

    pemecahan ketuban untuk menghentikan perdarahan. Tekanan

    bagian terendah janin akan menekan plasenta previa sehingga

    perdarahan berhenti (Manuaba, 2008).

    b.) Persalinan perabdomen dengan seksio cesarean

    Persalinan dengan seksio cesarea bertujuan untuk

    secepatnya mengangkat sumber perdarahan dengan

    demikian memberikan kesempatan kepada uterus untuk

    berkontraksi menghentikan perdarahannya dan untuk

    menghindari perlukaan serviks dan segmen-segmen

    uterus apabila dilakukan persalinan pervaginam (Hanifa,

    2009). Seksio cesarea dilakukan dengan indikasi :

    1. Semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau

    meninggal.

    2. Semua plasenta previa lateralis posterior, karena

    perdarahan yang sulit dikontrol dengan cara-cara

    yang ada.

    3. Semua plasenta previa dengan perdarahan yang

    banyak dan tidak berhenti dengan tindakan-tindakan

    yang ada.

    4. Plasenta previa dengan panggul sempit, letak lintang

    (Mochtar, 2011).

  • 25

    B. Landasan Teori

    Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi

    pada tempat yang abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim

    sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya jalan lahir (ostium uteri

    internal) dan oleh karenanya bagian terendah janin sering kali

    memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin

    dalam rahim (Saifuddin, 2009).

    1. Umur adalah lamanya seseorang hidup dan dihitung berdasarkan pada

    ulang tahun terakhir. Yang tercatat dibuku status ibu. Um ur 20-35 tahun

    adalah periode yang paling aman untuk kehamilan dan persalinan, umur

    di bawah 20 tahun dandan umur lebih dari 35 tahun mempunyai resiko

    kehamilan dan persalinan maupun pasca persalinan untuk timbulnya

    komplikasi yang tinggi (Rahmawati, 2012).

    Wanita yang hamil dan bersalin pada umur < 20 tahun dari segi biologis

    perkembangan alat reproduksinya belum optimal. Dari segi sosial belum

    matang dalam menghadapi tuntutan bebas moril, mental dan emosional.

    Dari segi ekonomi belum siap mandiri. Kemudian pada umur 35 tahun

    keatas dari segi biologis fungsi alat reproduksi sudah menurun, sehingga

    keadaan seperti ini memudahkan untuk terjadinya resiko dalam

    persalinan dengan plasenta previa (Saifuddin, 2011).

    2. Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik yang

    hidup maupun mati. Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan

    paritas tinggi. Hal ini disebabkan karena pada paritas tinggi, dinding

    segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab

  • 26

    kurangnya elemen otot yang dimilikinya sangat minimal, dengan akibat

    pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna

    (Saifuddin, 2009).

    3. Jarak kehamilan dalam kesehatan reproduksi telah dikatakan bahwa

    jarak yang baik untuk kehamilan setalah minimal 2 tahun adapun kurang

    dari itu berpotensi untuk terjadinya berbagai komplikasi yang dapat

    menyertai ibu pada masa hamil, melahirkan dan nifas. Kaitannya dengan

    plasenta previa, ibu dengan jarak kehamilan yang dekat dapat

    menyebabkan implantasi plasenta tidak berlangsung normal. Hal ini di

    karenakan otot- otot rahim belum seluruhnya pulih dan vaskularisasi

    (suplai oksigen) pada bekas implantasi plasenta belum berjalan baik. Ini

    dapat mengakibatkan plasenta tidak akan tumbuh di tempat yang

    semestinya dan akhirnya berimplantasi pada bagian yang lain yang

    abnormal (Saifuddin, 2009).

    4. Pekerjaan Pekerjaan adalah kegiatan rutinitas yang dilakukan

    seseorang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Penelitian

    mendapatkan bahwa insiden kehamilan dan persalinan plasenta

    previa pada ibu yang bekerja terbilang tinggi. Pada populasi ibu

    bekerja, para ibu yang kurang memegang kendali pekerjaaan

    mereka serta mendapatkan tuntutan psikologis yang lebih besar

    lebih beresiko mengalami persalinan plasenta previa (Sulistyawati,

    2011).

    Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan

    tingkat kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil

  • 27

    penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai

    tingkat pengetahuan yang lebih baik dari pada Ibu yang tidak

    bekerja, karena pada Ibu yang bekerja akan lebih banyak memiliki

    kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga lebih

    mempunyai banyak peluang juga untuk mendapatkan informasi

    seputar keadaannya. (Sulistyawati, 2011).

    C. Kerangka Konsep Penelitian

    Variabel Dependent : Plasenta Previa

    Variabel Independent : Umur, Paritas, Jarak Kehamilan, Pekerjaan.

    Umur

    Paritas

    Jarak Kehamilan

    Plasenta Previa

    Pekerjaan

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dimana jenis

    penelitian ini merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan untuk

    mengetahui gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah kesehatan, baik

    yang berupa faktor resiko maupun faktor efek (Hidayat, 2010).

    B. Tempat da Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

    Kendari pada bulan Juli tahun 2018

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang

    mengalami plasenta previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

    periode tahun 2016 sampai dengan 2017 berjumlah 50 orang.

    2. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang

    mengalami plasenta previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

    tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 berjumlah 50 orang. Teknik

    pengambilan sampel adalah total sampling.

    D. Variabel Penelitian

    1. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

    Varibabel terikat adalah plasenta previa

  • 29

    2. Variabel Bebas (Independent Variabel)

    Variabel bebas adalah umur, paritas, jarak kehamilan, perokok,

    pekerjaan.

    E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

    1. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada

    tempat yang abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga

    menutupi sebagian atau seluruhnya jalan lahir (ostium uteri internal) dan

    oleh karenanya bagian terendah janin sering kali memasuki Pintu Atas

    Panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim (Saifuddin,

    2009).

    2. Umur adalah usia ibu yang dimliki ibu terhitung sejak dilahirkan sampai

    saat berulang tahun.Kriteria obyektif :

    a. Umur < 20 tahun

    b. Umur 20-35 tahun

    c. Umur > 35 tahun ( Manuaba, 2007:402).

    3. Jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran bayi atau bayi telah

    mencapai titik mampu bertahan hidup.

    Kriteria obyektif :

    a. Paritas I

    b. Paritas II

    c. Paritas III

    d. Paritas ≥ IV ( Saifuddin, 2009).

    4. Jarak kehamilan adalah jarak waktu anak sejak lahir sampai terjadinya

    kehamilan kembali. Kehamilan yang terlalu dekat salah faktor resiko tinggi

  • 30

    ibu hamil.

    Kriteria obyektif :

    a. Jarak kehamilan < 2 tahun

    b. Jarak kehamilan ≥ 2 tahun (Saifuddin, 2009).

    5. Pekerjaan adalah kegiatan ibu sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan

    hidupnya. Kriteria objektif :

    a. Bekerja : PNS, Swasta

    b. Tidak bekerja : Ibu Rumah Tangga (IRT)

    F. Jenis dan Sumber Data

    c.) Jenis Data

    Jenis data dalam penelitian ini menggunakan metode

    kuantitatif yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka, dimulai dari

    pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan

    dari hasilnya.

    d.) Sumber Data

    Dalam penelitian ini menggunakan sumber data yaitu data

    sekunder dimana data diperoleh diruang rekam medik Rumah Sakit

    Umum Daerah Kota Kendari.

    G. Pengelolahan dan Analisis Data

    Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis sesuai dengan

    variabel penelitian dengan menggunakan rumus :

    %)100(Kxn

    fX

    Keterangan

  • 31

    f = Frekuensi variabel yang diteliti

    n = Jumlah sampel yang diteliti

    K = Kostanta (100%)

    X = Persentase hasil yang dicapai

  • 32

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Letak Geografis

    Awalnya Rumah Sakit Umum Kota Kendari (RSUD) terletak di

    kota Kendari, tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari

    dengan luas lahan 3.527 M² dan luas bangunan 1.800 M². dimana

    merupakan bangunan atau gedung peninggalan pemerintah Hindia

    Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami

    beberapa perubahan antara lain:

    a. Dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1927.

    b. Dilakukan rehabilitasi oleh pemerintah Jepang pada tahun 1942-

    1945.

    c. Menjadi Rumah Sakit Tentara padatahun 1945-1960.

    d. Menjadi RSU Kabupaten Kendari pada tahun 1960-1989.

    e. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989-2001.

    f. Menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan Perda

    Kota Kendari No.17 tahun 2001.

    g. Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota

    Kendari oleh Bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari

    2003.

    32

  • 33

    h. Pada tahun 2008 oleh pemerintah kota kendari telah

    membebakan lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah

    Sakit yang dibangun.

    i. Pada tanggal 09 Desember 2011 RSUD Abunawas Kota

    Kendari resmi menempati Gedung baru yang terletak di

    Jl.Brigjen Z.A Sugianto No : 39 Kel. Kambu Kec. Kambu Kota

    Kendari.

    j. Pada tanggal 12-14 Desember 2012 telah divitasi oleh Tim

    Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berhasil

    terakreditasi penuh sebanyak pelayanan ( Administrasi dan

    Manajemen, Rekam Medik, pelayanan keperaatan, pelayanan

    Medik dan IGD).

    k. Berdasarkan SK Walikota Kendari No16 tahun 2015 tanggal 13

    Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari

    sesuai PERDA Kota Kendari No. 17 Tahun 2001.

    2. Sarana Gedung

    RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sbb :

    a. Gedung anthurium (Kantor)

    b. Gedung Bougenvile (Poliklinik)

    c. Gedung IGD

    d. Gedung Matahari (Radiologi)

    e. Gedung Cryasant (Kamar Operasi)

    f. Gedung asoka ( ICU )

  • 34

    g. Gedung Teratai (obgyn-ponek)

    h. Gedung lavender ( rawat inap penyakit dalam)

    i. Gedung mawar ( rawat inap anak )

    j. Gedung melati (rawat inap bedah)

    k. Gedung Tulip (rawat inap saraf dan THT)

    l. Gedung Anggrek ( rawat inap VIP,KLS 1, dan KLS 2)

    m. Gedung instalasi Gizi

    n. Gedung laundry

    o. Gedung laboratorium

    p. Gedung kamar jenazah

    q. Gedung VIP

    r. Gedung PMCC (Private Medical Care)

    Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan rsud Kota Kendari

    dilengapi dengan 4 unitmobil ambulance, 1 buah mobil

    direktur,10 buah mobil dokter spesialis dan 10 buah sepeda

    motor.

    3. Ketenagaan

    Jumlah tenaga kerja yang ada di rsud Kota kendari terdiri dari

    a. Tenaga medis

    b. Tenaga para medis

    c. Tanaga para medis non perawatan

    d. Tenaga administrasi

  • 35

    4. Visi, Misi, Fungsi, Nilai – Nilai Dasar, Motto, Tuga Pokok dan

    strategi

    Dalam menjalankan tugas dan fungsinya RsUD Kota Kendari

    mempunyai Visi dan misi.

    a. Visi

    ‘’RUMAH SAKIT PILIHAN MAYARAKAT’’

    b. Misi

    1) Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan

    pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau leh

    masyarakat.

    2) Mendorong masyarakat untuk memenfaatan rsud Kota

    Kendari menjadi RS mitra keluarga.

    3) Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis serta non

    medis serta penunjang medis agar tercipta kondisi yang

    aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan keluarganya

    serta masyarakat pada umumnya.

    c. Motto

    Senyum, salam, sapa, santun dan empati kepada setiap

    pengguna jasa Rumah Sakit.

    d. Tugas Pokok

    Melakukan upaya kesehatan secara berdaya guna dan

    berhaya guna dan berhasil guna cara mengutamakan upaya

    penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara

  • 36

    serasi,terpadu dengan upaya peningatan dan pencegahan

    serta melaksanakan upaya rujukan.

    e. Fungsi

    Untuk melaksankan tugas pokok tersebut,maka rsud Kota

    Kendari bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan dan

    berfungsi :

    1) Menyelenggarkan pelayanan medis

    2) Menyelenggarkan pelayanan penunjang medis dan non

    medis.

    3) Menyelenggarkan pelayanan dan asuhan keperawatan.

    4) Menyelenggarkan pendidikan dan latihan.

    f. Nilai – Nilai Dasar

    1) Kejujuran

    2) Keterbukaan

    3) Kerendahan hati

    4) Kesediaan melayi

    5) Kerja keras

    6) Kasih sayang

    7) Loyalitas

  • 37

    g. strategi

    1) meningkatkan mutu pelayanan secara optimal.

    2) Meningkatkan sumber daya manusia yang handal

    dibanding kesehatan yag berorientasi pada tugas, melalui

    pendidikan dan latihan.

    3) Meningkatkan sarana dan prasarana medis dan non medis

    seuai kebutuhan.

    B. Hasil Penelitian

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 13 sampai

    20 Juli tahun 2018 di Rumah Sakit Umum Kota Kendari diperoleh hasil

    penelitian sebagai berikut :

    Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Ibu dengan Ibu Bersalin Yang

    Mengalami Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Kota

    Kendari Tahun 2016 dan 2017

    Umur Ibu Frekuensi Persentase (%)

    35 tahun 27 54

    Total 50 100

    Sumber : Data Sekunder 2016 dan 2017

    Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 50 Ibu Bersalin

    Yang Mengalami Plasenta Pervia di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Priode

  • 38

    2016-2017 yang terbanyak ditemukan pada kelompok umur >35 tahun yaitu

    sejumlah 27 ibu (54%) dan yang sedikit ditemukan pada umur 20-35 tahun

    yaitu sejumlah 23 ibu (46%).

    Tabel 2. Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Yang Mengalami Plasenta

    Previa di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Tahun 2016 dan

    2017

    Paritas Frekuensi Persentase (%)

    I 2 4

    II 12 24

    III 12 24

    ≥ IV 26 52

    Total 50 100

    Sumber : Data Sekunder 2016 dan 2017

    Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 50 Ibu Bersalin

    Yang Mengalami Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Tahun

    2016 dan 2017 yang terbanyak ditemukan pada paritas ≥ IV yaitu sejumlah

    26 ibu (52%) dan paling sedikit ditemukan pada paritas I yaitu sejumlah 2 ibu

    (4%).

    Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jarak Kehamilan Ibu Bersalin yang

    Mengalami Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Kota

    Kendari Tahun 2016 dan 2017

  • 39

    Jarak Kehamilan Frekuensi Persentase (%)

    < 2 Tahun 32 64

    > 2 Tahun 18 36

    Total 50 100

    Sumber : Data Sekunder 2016 dan 2017

    Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 50 Ibu Bersalin

    Yang Mengalami Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Tahun

    2016 dan 2017 yang terbanyak ditemukan pada Jarak kehamilan > 2 tahun

    yaitu sejumlah 32 ibu (64%) dan paling sedikit ditemukan pada Jarak

    kehamilan < 2 tahun yaitu sejumlah 18 ibu (36%).

    Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Bersalin Yang Mengalami

    Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Tahun

    2016 dan 2017

    Pekerjaan Frekuensi Persentase

    PNS 3 6

    Wiraswasta 4 8

    IRT 43 86

    Total 50 100

    Sumber : Data Sekunder 2016 dan 2017

  • 40

    Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 50 Ibu Bersalin

    Bang Mengalami Plasenta Previa di Rumah Sakit umum Kota Kendari Priode

    2016-2017 yang terbanyak ditemukan dengan pekerjaan sebagai Ibu Rumah

    Tangga (IRT) yaitu sejumlah 43 ibu (86%) dan paling sedikit ditemukan

    dengan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu sejumlah 3 ibu

    bersalin (6%).

    C. Pembahasan

    1. Umur Ibu Bersalin dengan Plasenta Previa

    Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Kendari Ibu Bersalin

    Yang Mengalami Plasenta Previa Tahun 2016 dan 2017 yang terbanyak

    ditemukan pada kelompok umur >35 tahun yaitu sejumlah 27 ibu (54%)

    dan yang sedikit ditemukan pada umur 20-35 tahun dengan jumlah 23

    ibu bersalin (46%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian

    besar kejadian Plasenta Previa pada ibu bersalin berada pada kelompok

    umur beresiko.

    Menurut Saifuddin, pengaruh umur terhadap terjadinya Plasenta

    Previa berkaitan dengan perkembangan psikologis/biologis ibu tersebut.

    Khususnya ibu yang melahirkan pada umur yang kurang dari 20 tahun,

    perkembangan organ reproduksinya belum optimal, jiwanya masih labil

    sehingga kehamilannya sering mengalami komplikasi. Sedangkan usia

    >35 tahun elastis otot-otot panggul dan sekitarnya serta alat reproduksi

    pada umumnya mulai mengalami kemunduran sehingga dapat

    mempersulit kelahiran.

  • 41

    Umur ibu mempunyai pengaruh yang erat dengan perkembangan

    alat reproduksi wanita. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa

    usia yang aman untuk kehamilan dan kelahiran adalah usia antara 20-35

    tahun. Pada umur 20-35 tahun seorang wanita secara fisianatomis telah

    siap untuk hamil, sehingga upaya untuk pemeliharaan kehamilannya

    lebih baik dan adanya resiko Plasenta Previa dapat dikurangi (Saifuddin,

    2011).

    Wanita yang melahirkan anak pada usia < 20 tahun atau ≥ 35

    tahun merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan post partum yang

    dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia

    < 20 tahun fungsi reproduksi wanita belum berkembang dengan

    sempurna, sedangkan usia ≥ 35 tahun fungsi reproduksi wanita sudah

    mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga

    memungkinkan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama

    perdarahan akan lebih besar (Prawirohardjo, 2010).

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

    Faradilla Monita di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau pada tahun 2014

    diketahui dari 36 ibu memiliki usia berisiko, 25 (69,4%) diantaranya

    melahirkan dengan Plasenta Previa dan hasil uji statistik dapat dilihat

    bahwa nilai p value adalah 0,001 dimana p < 0,05 artinya ada hubungan

    yang bermakna antara usia ibu hamil berisiko dengan kejadian Plasenta

    Previa (Faradilla Monita, 2014).

  • 42

    2. Paritas Ibu Bersalin dengan Plasenta Previa

    Hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Tahun

    2016 dan 2017 menunjukkan bahwa dari 50 ibu bersalin dengan

    kejadian Plasenta Previa berdasarkan paritas terbanyak ditemukan

    pada paritas ≥ IV dengan jumlah 26 ibu (52%) dan paling sedikit

    ditemukan pada paritas I dengan jumlah 2 ibu bersalin (4%).

    Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa pada ibu

    dengan paritas lebih dari 3 memiliki resiko terjadinya plasenta

    previa karena jaringan perut uterus akibat kehamilan berulang.

    Jaringan perut ini menyebabkan tidak adekuatnya persedian darah

    ke plasenta sehingga plasenta menjadi lebih tipis dan mencangkup

    uterus lebih luas (Prawihardjo, 2010).

    Menurut manuaba, kejadian plasenta previa tiga kali lebih

    sering pada wanita multipara dari pada primipara. Pada multipara,

    plasenta previa disebabkan vaskularisasi yang berkurang dan

    perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan masalampau.

    Aliran darah ke plasenta tidak cukup dan memperluas

    permukaannya sehingga menutupi permukaan jalan lahir

    (Manuaba, 2011).

    Selanjutnya pada paritas I terdapat 2 ibu bersalin (4%), dan

    pada paritas II terdapat 12 ibu bersalin (24%). Hal ini sesuai

    dengan teori bahwa paritas I dan II merupakan paritas paling aman

    ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas III dan >IV

  • 43

    mempunyai kematian angka maternal lebih tinggi (Winkjosastro,

    2012).

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

    Nining Hasanah tentang Faktor – Faktor yang Berhubungan

    dengan Ibu Bersalin Yang Mengalami Plasenta Previa di RSUP Dr.

    Kariadi Semarang Tahun 2010 diperoleh hasil bahwa dari 23

    responden yang melahirkan dengan Plasenta Previa paling banyak

    pada ibu dengan jumlah anak multipara sebanyak 17 responden

    (74,0%) dan paling sedikit pada ibu dengan jumlah anak primipara

    sebanyak 2 responden (8,7%). Hal ini menunjukkan bahwa

    semakin tinggi paritas ibu, semakin besar resiko ibu bersalin

    dengan plasenta previa, dan setelah dilakukan uji Chi-Square

    didapatkan nilai p value 0,000, menunjukkan bahwa ada hubungan

    jumlah paritas tinggi dengan kejadian Plasenta Previa secara

    statistik bermakna, dan makna hubungan jumlah paritas tinggi

    dapat berpengaruh terhadap kejadian Plasenta Previa (Nining

    Hasanah,2010).

    3. Jarak Kehamilan Ibu Bersalin dengan Plasenta Previa

    Hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Tahun

    2016 dan 2017 dengan kejadian Plasenta Previa menunjukan

    bahwa dari 50 ibu bersalin yang terbanyak ditemukan pada Jarak

    kehamilan < 2 Tahun yaitu sejumlah 32 ibu (64%) dan paling sedikit

  • 44

    ditemukan pada Jarak kehamilan ≥ 2 Tahun yaitu sejumlah 18 ibu

    (36%).

    Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa ibu dengan

    jarak kehamilan < 2 tahun dapat menyebabkan implantasi plasenta

    tidak berlangsung normal. Hal ini di karenakan otot-otot Rahim

    belum seluruhnya pulih dan vaskularisasi (suplay oksigen) pada

    bekas implementasi plasenta belum berjalan baik. Ini dapat

    mengakibatkan plasenta tidak akan tumbuh di tempat yang

    semestinya dan akhirnya berimplementasi pada bagian yang lain

    yang abnormal (Saifuddin, 2009).

    Menurut Wiknjosastro, dengan paritas ≥ 2 dan jika dilihat dari

    jarak kehamilan < 2 tahun dapat mengakibatkan kematian maternal

    lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu

    mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar

    bisa kembali ke kondisi sebelumnya (Wiknjosastro, H. 2008).

    Selanjutnya pada jarak kehamilan ≥ 2 tahun terdapat 18 ibu

    bersalin (36%). Hal ini sesuai dengan teori bahwa jarak kehamilan

    ≥ 2 tahun merupakan jarak kehamilan paling aman ditinjau dari

    sudut kematian maternal. Pada jarak kehamilan < 2 tahun

    mempunyai kematian angka maternal lebih tinggi (Winkjosastro,

    2012).

    Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Anjas D. Purwanto pada ibu yang melahirkan di

  • 45

    RSIA Kendangsari Surabaya tahun 2014 menunjukkan jarak

    kehamilan < 2 tahun lebih banyak terjadi pada kelompok kasus

    sebanyak 25 orang (41,7%) dibandingkan dengan jarak kehamilan

    ≥ 2 tahun sebanyak 3 orang (5%). Hasil uji Fisher’s exact

    didapatkan nilai p(sig)=0,000 (p

  • 46

    dapat membuat ibu kelelahan. Kelelahan dapat mengakibatkan

    aliran darah ke janin berkurang serta pekerjaan yang berat tanpa

    istirahat yang cukup dapat meningkatkan risiko terjadinya Plasenta

    Previa (Manuaba, 2010).

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Sandra Surya Rini di Wilayah Kerja Unit Pelayanan Terpadu Kesmas

    Gianyar II tahun 2013 berdasarkan pekerjaan responden didapatkan 62

    (75,2%) responden tidak bekerja, 15 (20,3%) responden petani, tidak ada

    responden yang bekerja sebagai PNS, dan 6 (7,1%) responden

    wiraswasta memiliki risiko lebih rendah melahirkan denga Plasenta

    Previa. Setelah dilakukan uji Chi Square didapatkan p value 0,001,

    menunjukkan bahwa ada hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian

    Plasenta Previa secara statistik bermakna, dan makna hubungan

    pekerjaan ibu dapat berpengaruh terhadap kejadian Plasenta Previa

    (Sandra Surya Rini, 2013).

  • 47

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 13 sampai

    20 Juli 2018, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1. Umur ibu bersalin yang mengalami Plasenta Previa di Rumah Sakit

    Umum Kota Kendari Tahun 2016 dan 2017 terbanyak pada umur >35

    tahun sebesar 54%.

    2. Paritas ibu bersalin yang mengalami Plasenta Previa di Rumah Sakit

    Umum Kota Kendari Tahun 2016 dan 2017 terbanyak pada paritas ≥ IV

    sebesar 52%.

    3. Jarak kehamilan ibu bersalin yang mengalami Plasenta Previa di Rumah

    Sakit Umum Kota Kendari Tahun 2016 dan 2017 terbanyak pada jarak

    kehamilan < 2 tahun sebesar 64%.

    4. Pekerjaan ibu bersalin yang mengalami Plasenta Previa di Rumah Sakit

    Umum Kota Kendari Tahun 2016 dan 2017 terbanyak dengan pekerjaan

    sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebesar 86%.

    B. Saran

    1. Bagi tempat penelitian Rumah Sakit Umum Kota Kendari

    a. Perlu meningkatkan promosi dan penyuluhan kesehatan terhadap ibu

    hamil mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta

    akibat yang dapat ditimbulkan oleh plasenta previa seperti

    perdarahan, dan memberikan penyuluhan tentang paritas serta jarak

    kehamilan yang aman untuk hamil dan bersalin, yaitu paritas 1 - 2

    48

  • 48

    dengan jarrak kehamilan ≥ 2 tahun serta paritas dan jarak kehamilan

    yang berresiko.

    b. Perlunya peningkatan kesadaran dan komitmen dari petugas pemberi

    pelayanan kesehatan dalam melaksanakan tugas Komunikasi,

    Informasi, dan Edukasi (KIE) pelayanan kesehatan ibu dan anak,

    sehingga diharapkan setiap tenaga kesehatan akan bersedia

    meberikan informasi lengkap tentang plasenta previa.

    2. Bagi Masyarakat (ibu hamil)

    Melakukan pemeriksaan antenal pada tenaga kesehatan secara

    rutin dan teratur yaitu minimal 4 x selama hamil untuk mendeteksi secara

    dini plasenta previa terutama dengan USG.

    3. Bagi Peneliti

    Agar pengetahuan dan pengalaman peneliti lebih ditingkatkan dan

    dapat diaplikasikan kepada masyarakat.

    4. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh variabel lain

    seperti riwayat seksio cesaria, riwayat abortus, perokok, pendidikan dan

    lain-lain.

  • 28

    DAFTAR PUSTAKA

    Abrahams Peter. 2010 .Panduan Kesehatan Dalam Kehamilan. Tangerang

    :Karisma

    Anjas D, P. 2014. Hubungan Antara Jarak Kehamilan dengan Plasenta Previa di

    RSIA Kendangsari Surabaya. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga

    Depkes RI. 2010. Kumpulan Buku Plasenta Previa.

    Faradilla, M. 2014. Faktor Maternal dan Kualitas Pelayanan Antenatal yang

    Berisiko Terhadap Kejadian Plasenta Previa di RSUD Arifin Achmad.

    Skripsi. Pekanbaru: Universitas Riau

    Hidayat, A.Aziz Alimut. 2012. Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisis

    Data. Jakarta: Salemba Medika

    JNPK-KR. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Depkes. Jakarta.

    Karkata, 2007. Faktor Penyebab Kematian Pada Ibu Hamil Tahun

    2007.http:/jurnal.poltekkespalembang.ac.id/wpcontent/uploads/2013/11/12-

    12.pdf.15 Februari 2015 (16:40)

    Nining, H. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan Ibu Bersalin Yang Mengalami

    Plasenta Previa di RSUP dr. Kariadi Semarang. Skripsi, Semarang: Akbid

    Abdi Husada

    Manuaba, IBG. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC

    Mochtar Rustam. 2011. Synopsis Obstetric. Jakarta : EGC

    Prawihardjo, 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Yayasan Bina Pustaka

    Sarwono, Jakarta.

    Rahmawati Nur Eni. Ilmu Kebidanan. 2011. Surabaya : Victory Inty Cipta.

    Rekam Medik Rumah Sakit Umum Kota Kendari. Angka Kejadian Plasenta

    Previa 2015-2017.

    Saifudin. 2011 Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo Edisi

  • 50

    Keempat: Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

    Sandra, R. 2013. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Plasenta Previa di Wilayah Kerja

    Unit Pelayanan Terpadu Kesmas Gianyar II. Skripsi, Gianyar: Universitas

    Udayana

    SDKI, 2015. Data Tentang Angka Kemaian Ibu.

    Sulistyawati, 2011. Asuhan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

    Varney helen. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC.

    Wiknojosastro, H, dkk 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

    Sarwono Prawirohardjo.

    WHO, 2015. Data Tentang Angka Kematian Ibu.

  • 28

    Lampiran 1.

    DATA HASIL PENELITIAN

    IDENTIFIKASI IBU BERSALIN YANG MENGALAMI PALSENTA

    PREVIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI

    PERIODE 2016-2017

    No Nama

    (Inisial)

    Umur

    (Ibu)

    Paritas Jarak

    Kehamilan

    Pelerjaan

    1. Ny. S 29 Tahun V 1 Tahun IRT

    2. Ny.F 37 Tahun IV 1 Tahun IRT

    3. Ny.Y 37 Tahun II 2 Tahun IRT

    4. Ny.Y 31 Tahun III 1 Tahun IRT

    5. Ny.M 37 Tahun II 1 Tahun IRT

    6. Ny.W 38 Tahun II 1 Tahun SWASTA

    7. Ny.J 27 Tahun II 1 Tahun IRT

    8. Ny.R 41 Tahun III 3 Tahun IRT

    9. Ny.A 30 Tahun II 1 Tahun IRT

    10. Ny.F 26 Tahun III 1 Tahun IRT

    11. Ny.N 40 Tahun II 1 Tahun IRT

    12. Ny.A 28 Tahun VI 1 Tahun IRT

    13. Ny.S 33 Tahun IV 2 Tahun IRT

    14. Ny.W 38 Tahun V 3 Tahun IRT

    15. Ny.H 36 Tahun III 1 Tahun IRT

    16. Ny.H 37 Tahun VII 1 Tahun IRT

    17. Ny.J 23 Tahun V 1 Tahun IRT

    18. Ny.M 42 Tahun II 2 Tahun IRT

    19. Ny.S 29 Tahun II 3 Tahun IRT

    20. Ny.H 29 Tahun IV 1 Tahun SWASTA

    21. Ny.H 34 Tahun IV 1 Tahun IRT

    22. Ny.V 23 Tahun IV 3 Tahun IRT

    23. Ny.S 33 Tahun VI 2 Tahun IRT

    24. Ny.A 44 Tahun II 1 Tahun IRT

  • 52

    25 Ny.A 24 Tahun IV 1 Tahun IRT

    26. Ny.W 28 Tahun V 1 Tahun IRT

    27. Ny.H 24 Tahun IV 1 Tahun IRT

    28. Ny.H 37 Tahun V 1 Tahun IRT

    29. Ny.N 41 Tahun IV 1 Tahun IRT

    30 Ny.M 30 Tahun IV 1 Tahun IRT

    31. Ny.I 39 Tahun III 1 Tahun IRT

    32. Ny.S 38 Tahun III 3 Tahun IRT

    33. Ny.M 25 Tahun III 3 Tahun IRT

    34. Ny.S 38 Tahun IV 2 Tahun IRT

    35. Ny.W 22 Tahun III 3 Tahun IRT

    36. Ny.S 31 Tahun I 1 Tahun IRT

    37. Ny.M 36 Tahun I 1 Tahun IRT

    38. Ny.B 39 Tahun III 1 Tahun IRT

    39. Ny.I 37 Tahun IV 1 Tahun SWASTA

    40. Ny.S 25 Tahun IV 1 Tahun PNS

    41. Ny.J 28 Tahun IV 2 Tahun IRT

    42. Ny.P 23 Tahun IV 3 Tahun IRT

    43. Ny.I 30 Tahun III 1 Tahun IRT

    44. Ny.S 32 Tahun III 1 Tahun IRT

    45. Ny.J 39 Tahun II 1 Tahun IRT

    46. Ny.G 32 Tahun V 1 Tahun IRT

    47. Ny.F 40 Tahun VI 1 Tahun SWASTA

    48. Ny.D 37 Tahun II 1 Tahun PNS

    49. Ny.O 38 Tahun II 1 Tahun PNS

    50. Ny.L 23 Tahun IV 1 Tahun IRT

  • 53

    DOKUMENTASI PENELITIAN

  • 54

  • 55

  • 56

  • 57

  • 58