kematangan beragama santri di pondok pesantren …
TRANSCRIPT
KEMATANGAN BERAGAMA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MAULANA RUMI, SEWON, BANTUL,
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Naufal Al Mahrosi
NIM: 14520037
JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
YOGYAKARTA
2020
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Naufal Al Mahrosi
NIM : 14520037
Fakultas : Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Jurusan/Prodi : Studi Agama-agama
Alamat : Dsn. Beringin, Ds. Gingging, RT/RW 01/01, Kec. Bluto, Kab.
Sumenep, Jawa Timur
No. Hp : 087-863-186-711
Judul Skripsi : Kematangan Beragama Santri di Pondok Pesantren Maulana
Rumi, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Skripsi yang saya ajukan adalah benar karya ilmiah yang saya tulis sendiri
2. Skripsi dengan judul
adalah hasil karya sendiri yang tidak mengandung
plagiarism dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain, kecuali
pada bagian-bagian tertentu yang penyusun ambil sebagai acuan dengan tata cara yang
dibenarkan secara ilmiah
3. Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, maka penyusun siap mempertanggung ja-
wabkannya sesuai ketentuan yang berlaku
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebanar-benarnya.
Yogyakarta, 24 Oktober 2020
Yang menyatakan,
Naufal Al Mahrosi
NIM. 14520037
iii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR
Dr. Sekar Ayu Aryani,M.Ag. Dosen Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Nota Dinas
Hal : Skripsi Naufal Al Mahrosi
Lamp : -
Kepada Yth. Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., M.A. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Setalah melakukan beberapa kali bimbingan dengan memberikan petunjuk dan men-
goreksi dari segi isi, bahasa, maupun teknik dan setelah membaca skripsi saudara:
Nama : Naufal Al Mahrosi NIM : 14520037 Prodi : Studi Agama-agama
Judul skripsi : Kematangan Beragama Santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islan Prodi
Studi Agama-agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagaisalah satu syarat untuk mem-
peroleh gelar sarjana satu Prodi Studi Agama-agama.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudara tersebut di atas dapat segera dimu-
naqosyah. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 26 Oktober 2020
Pembimbing
Dr. Sekar Ayu Aryani,M.Ag.
NIP. 19591218 198703 2 001
iv
v
MOTTO
dengan kita, padahal perbedaan adalah inti dari seni kehidupan. Sementara
keinginan untuk memiliki atau menguasi adalah bayang-bayang yang membuat lu-
sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah tanya apa aga-
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Skripsi ini saya persembahkan kepada perempuan yang senantiasa bernama
cinta dan menjadi obat bagi segala duka lara. Perempuan sholehah yang doa-doanya
menjadi mantra sekaligus penerang bagi jalan hidupku. Dialah seorang perempuan
yang dari rahimnya aku dilahirkan, jiwa dan raganya selalu rela menjadi korban
atas semua sesak dan beban yang kurasakan. Satu-satunya tempat berpulang dari
sekian perjalanan panjang, dimana di pelukannya adalah sumber kedamaian.
Perempuan itu adalah Ummi tercinta Musrifah dan Ibunda terkasih Khati-
jah. Merekalah yang menjadi alasan sekaligus kekuatan untukku terus berjalan dan
berjuang ketika aku telah sampai pada sebuah titik dimana aku tak mampu ber-
tahan. Terimakasihku untuk kalian.
Kepada laki-laki yang tak sempat aku mengenal banyak cerita-ceritanya dan
telah pergi untuk selamanya, bahkan sebelum aku mampu mengingat semuanya
dengan baik. Dialah laki-laki yang pertamakali mengajariku tentang kehilangan
kemudian belajar mengikhlaskan, dia adalah ayahku tercinta Muhammad. Namamu
selalu kutanggung dalam doa-doaku. Semoga kau telah berjumpa dengan Kekasih
sejatimu, tempat satu-satunya tujuan, Tuhan.
Kepada laki-laki yang tak mengenal lelah dan masih bekerja keras untukku
sampai hari ini, laki-laki yang kuhormati dan kutakdzimi yang darimu aku belajar
arti ketulusan dan keikhlasan, Bapak Alkab yang telah mencintaiku dan menyayan-
giku sepenuhnya.
vii
Terkhusus kepada saudaraku Naufil Al Romsi dan mbakku Arniatun Nasila,
skripsi ini aku persembahkan untuk kalian yang canda tawanya selalu kurindukan.
kebersamaannya selalu dinantikan. Tanpa semangat dan dukungan dari kalian sep-
ertinya akan sulit bisa sampai di titik ini sekarang.
Terakhir saya persembahkan skripsi ini kepada Cak Nurul dan Mbak Nining
yang telah sudi membrikan tumpangan tempat dan menganggap saya sebagai
keluarga selama di Jogja. Saya ucapkan terimakasih banyak.
viii
KATA PENGANTAR
bismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih pula Maha Penyayang. Tuhan
semesta alam yang selalu mencurahkan berbagai kenikmatan bagi semua hamba-
hamba-Nya yang beriman pun yang tidak beriman. Semoga kita termasuk orang-
orang yang beriman dan selalu bisa bersyukur. Amin. Dengan ucupan syukur kepa-
da Allah akhirnya penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
g-
Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah ke haribaan baginda Al-
Mustofa, yakni Nabi Muhammad Saw. dan seluruh keluarganya, sahabat-
sahabatnya. Semoga kita termasuk dalam golongan yang diakui sebagai ummatnya
dan mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti.
Dengan penuh kerendahan hati dan rasa hormat saya selaku penyusun men-
gucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu secara
moril atau materil, secara tenaga maupun fikiran sehingga skripsi bisa berjalan
dengan lancar dan selesai. Oleh karena itu tak lupa penulis ucapkan banyak terima-
kasih kepada;
1. Kepada Prof. Dr. Phil. Al Makin, M.A. selaku bapak rector Universitas Is-
lam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
ix
2. Kepada Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., MA. Selaku dekan
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Kalijaga Yogyakarta
3. Kepada Dr. Dian Nur Anna, S.Ag., M.A selaku ketua prodi Studi Agama-
agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri
(UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta
4. Kepada Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
(DPS) yang telah sudi dan rela meluangkan waktunya untuk memberikan
arahan dan bimbingan atas penyusunan skripsi ini.
5. Segenap karyawan dan karyawati prodi Studi Agama-agama Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta
6. Kepada seluruh keluarga Pondok Pesantren Maulana Rumi, Sewon, Bantul
Pesantren Maulana Rumi dijadikan objek penelitian skripsi saya ucapkan
terimakasih, semoga selalu dalam lindungan-Nya.
7. Keluarga Sepakat angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasi untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Keluarga besar English Cafe saya ucapkan banyak terimakasih. Terutama
kepada Kak Rias Solikha yang selalu ada seperti kakak sendiri. Tak lupa ju-
ga untuk Mas Hamli yang telah menerima saya bergabung di keluarga Eng-
lish Caafe, teman-teman lain, Hartono, Zen, Oong, Rofiqi, dst.
x
9. Kepada teman-teman KKN angkatan 96 Dusun Mertelu, Desa Mertelu, Kec.
Gedang Sari, Kelompok 137 yang saya cintai, dari kalian dan bersama kal-
ian saya telah belajar banyak hal.
10. Kepada sahabat-sahabat Korps Bheta angkatan 2014 yang saya cintai. Ber-
sama kita berproses mencari jati diri dalam suatu organisasi.
11. Kepada Keluarga Mahasiswa Sumenep Yogyakarta (KMSY)
12. Kelauarga besar LMP Humaniush Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Is-
lam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, pembina,
pengurus, senior, sesepuh dan jajarannya.
13. Kepada semua teman-teman yang telah membantu, mendukung, dan mem-
berikan arahan dalam menatap masa depan yang lebih baik yang tak bisa
saya sebutkan satu-satu.
14. Kepada Zayyadi yang selalu ada dan bersedia membantu memberikan ara-
han kepada saya.
xi
ABSTRAK
Pondok Pesantren Maulana Rumi merupakan lembaga pendidikan yang ber-basis Islam tidak sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang sudah mengalami perkembangan, karena kegiatan yang diadakan di Pondok Pesantren Maulana Rumi lebih mendominasi dan lebih fokus pada kajian-kajian tasawuf. Oleh sebab itu yang menjadi keunikan tersendiri bagi peneliti untuk mengangkat kematangan beragama sebagai tema penelitian a-ma Santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi, Sewon, Bantul, Yogyaka Penelitan ini mengambil rumusan masalah, yaitu: 1) Bagaimana kematangan be-ragama santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi, 2) Apa yang melatarbelakangi kematangan beragama santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah di atas.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan bersifat kualitatif, sementara sumber data yang digunakanan dalam penelitian ini ada dua yaitu, data primer yang merupakan hasil dari temuan di lapangan dan data sekunder yang merupakan pen-dukung dari penelitian ini seperti literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data terbagi menjadi tiga hal yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya metode analisis data yang digunakan peneliti adalah metode analisis deskriptif dengan cara membaca, menelaah, dan mempelajari data yang sudah diperoleh di lapangan. Kemudian data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis melalui teori William James tentang pengalaman mistis dan kematangan beragama.
Temuan dari hasil penelitian ini peneliti menunjukkan: 1) Kematangan be-ragama santri pondok Pesantren Maulana Rumi ditujunkkan dengan adanya pen-galaman mistik berupa merasakan kehadiran Tuhan dan adanya pasrah diri terhadap segala kehendak-Nya yang kemudian dapat merasakan kedamaian dan ketenangan jiwa. Selain itu kematangan beragama santri Pondok Pesantren Maulana Rumi di-tunjukkan dengan adanya perilaku keberagamaan santri baik dalam kehidupan secara individu maupun dalam kehidupan sosial. (2) Faktor yang melatarbelakangi kematangan santri Pondok Pesantren Maulana Rumi didorong oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal tersebut berangkat dari kegelisahan santri untuk menemukan jati diri dalam kehidupannya dan eksistensi Tuhan, se-dangkan untuk faktor eksternal yaitu lingkungan yang mana lingkungan tersebut ikut andil dalam pembentukan karakter santri atau perilaku santri. Maka dari itu, untuk menanamkan nilai-nilai Islam dengan adanya faktor tersebut, para santri melakukan riyadhah dengan membaca sholawat burdah pada waktu tengah malam dan kegiatan mengaji kitab-kitab tasawuf yang dilaksanakan setiap tiga kali dalam seminggu.
Kata Kunci: Kematangan Beragama, Pondok Pesantren Maulana Rumi, Santri, Keberagamaan.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER .................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ ii
SURAT PERSETUJUSN TUGAS AKHIR ................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Dan Kegunaan Penelitian .................................................. 6
E. Tinjatuan Pustaka ............................................................................ 7
F. Kerangka Teori ............................................................................... 10
G. Metodologi Penelitian...................................................................... 13
H. Sistematika Pembahasan.................................................................. 17
BAB II : GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MAULANA RUMI
A. Letak Geografis ............................................................................... 19
B. Biografi Singkat Pengasuh Pondok Pesantren Maulana Rumi ....... 21
C. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Maulana Rumi ....... 22
D. Visi Misi Pondok Pesantren Maulana Rumi.................................... 24
xiii
E. Kegiatan Santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi ..................... 26
F. Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Maulana Rumi ............... 29
G. Latar Belakang Kehidupan Santri.................................................... 30
BAB III : OBJEK KAJIAN KEMATANGAN BERAGAMA
A. Pengertian Kematangan Beragama .................................................. 34
B. Pengertian Santri.............................................................................. 39
C. Pengalaman Keagamaan Santri ....................................................... 41
BAB IV: DESKRIPSI DAN ANALISIS TERHADAP FAKTOR YANG
MELATAR BELAKANGI KEMATANGAN BERAGAMA SANTRI PON-
DOK PESANTREN MAULANA RUMI
A. Analisis Terhadap Kematangan Beragama Santri Pondok Pesantren Mau-
lana Rumi ......................................................................................... 55
B. Analisi Terhadap Latar Belakang Kematangan Beragama Santri Pondok
Pesantren Maulana Rumi ................................................................. 62
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 67
B. Saran ................................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69
LAMPIRAN I ................................................................................................. 73
CURRICULUM VITAE ................................................................................ 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang terus mengalami
perkembangan dan peningkatan. Manusia akan mengalami dua peningkatan yang
terus bergerak dan berkembang secara dinamis yaitu, peningkatan jasmani dan
rohani. Peningkatan secara jasmani dapat diukur dari beberapa aspek misalnya,
secara kronologis dari faktor umur yang kemudian puncaknya adalah kedewasaan.
Peningkatan secara rohani dapat dinilai berdasarkan tingkat kamampuan (abilitas)
seseorang, sebuah pencapaian pada tingkat kemampuan tertentu bagi perkem-
bangan rohani bisa disebut dengan kematangan (maturity).1
Kedewasaan seseorang secara jasmani belum tentu berjalan secara
beriringan dengan kematangan dalam beragama secara rohani. Karena kematan-
gan dalam beragama tidak sebagaimana perkembangan usia seseorang yang terus
bertambah dengan sendirinya. Kematangan dalam beragama tidak mudah seperti
membalikkan telapak tangan, sebab seseorang yang ingin mencapai kematangan
dalam beragama atau puncak rohani ia harus melewati proses dengan bersungguh-
sungguh. Sebagaimana mengutip Jalaluddin dalam buku Psikologi Agama ,
menurut Singgih D. Gunarsa ketidak-seimbangan antara berjalannya kedewasaan
dalam usia dengan kematangan dalam beragama disebabkan oleh dua faktor; Per-
tama, faktor intern yang meliputi kondisi tubuh seseorang, struktur dan keadaan
fisik, koordinasi motorik, kemampuan mental dan emosional. Kedua, dari
1 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 123
2
faktor ekstern yang di dalamya meliputi keikutsertaan keluarga, sekolah atau pen-
didikan, dan kebudayaan tempat seseorang itu dibesarkan.2
Lingkungan tempat seseorang disebarkan memberikan pengaruh terhadap
kematangan beragamanya karena kepercayaan atau iman seseorang juga bergerak
sangat dinamis dan bisa berubah sewaktu-waktu. Bagi seseorang yang agamanya
masih belum matang, iman (faith) seperti pohon kecil yang begitu mudah dibawa
angin. Tetapi bagi seseorang yang telah mengalami kematangan dalam beragama,
iman seperti akar pohon yang tertanam dalam di bawah tanah. Oleh karena itu
memang tidaklah mudah untuk mencapai kematangan beragama.
Kematangan beragama dapat diukur dari perilaku atau tingkah laku
seseorang dalam memberikan respon pada suatu objek. Hal itu bisa terbentuk me-
lalui pengalaman-pengalaman sebelumnya, di mana dari pengalaman-pengalaman
tersebut membentuk sebuah karakter yang kemudian menjadi prinsip-prinsip bagi
kehidupan. Seperti halnya dalam pengamatan peneliti terhadap kematangan be-
ragama santri yang bisa didapatkan dari faktor ekstern melalui pendidikan di Pon-
dok Pesantren Maulana Rumi.
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan berbasis Islam dan ter-
golong sebagai lembaga pendidikan baik formal maupun non formal yang tersebar
luas di Indonesia. Pondok pesantren sebagai lembaga dan pusat pendidikan yang
berbasis Islam, tujuan dari berdirinya tidak hanya semata-mata untuk memperluas
pengetahuan para santri dengan penjelasan-penjelasan dan teks-teks, tetapi juga
2 Jalaluddin, Psikologi Agama, hlm. 124
3
untuk meningkatkan moral, melatih meningkatkan nilai-nilai spiritual serta nilai-
nilai kemanusian; dengan sikap yang jujur, hidup sederhana dan hati yang bersih.3
Sejak awal kemunculannya pondok pesantren di tanah Jawa sudah mem-
iliki keterkaitan erat dengan corak tasawuf4 dan disiapkan untuk mendidik dan
menyebarkan agama islam5. Selain itu pondok pesantren juga mengandung
keaslian (Indigenous) Indonesia6 oleh sebab itu masyarakat Islam Indonesia ham-
pir tidak bisa dipisahkan dengan pondok pesantren.7
Dengan catatan penulis masih mepunyai keraguan dalam menegelompok-
kan masyarakat Indonesia apakah benar masyakat Indonesia (secara keseluruhan)
dalam konteks saat ini tidak bisa dipisahkan dengan pondok pesantren. Oleh kare-
na itu kiranya perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait sejauh mana masyara-
kat Indonesia saat ini mengenal pondok pesantren.
Pondok pesantren Maulana Rumi yang berada di Sewon, Bantul, dan di-
n fokus kajian peneliti ini.
Pondok Pesanren Maulana Rumi merupakan salah satu pondok pesantren yang
berada di Yogyakarta dan tidak seperti pondok pesantren lain sebagaimana pada
umumnya yang sudah mengikuti perkembagan zaman. Pondok Pesantren Maulana
Rumi merupakan pondok pesantren tasawuf karena di Pondok Pesantren Maulana
3 Kompri, Manjemen & Kepemimpinan Pondok Pesatren, (Jakarta: Prenadamedia Grup,
2018), hlm. 5 4 Mahmud Arif, Pendidikan Islam Tasawuf,, (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2008),
hlm.181 5 Wahjoetome, Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1997), hlm. 90. 6 Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina,
1997), hlm. 3 7 Marwan Saridjo dkk, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, (Jakarta: Dharma Bahakti,
1982), hlm. 7
4
Rumi tidak ada mata pelajaran di siang hari sebagimana pondok pesantren pada
umumnya yang sudah mengikuti perkembangan zaman, di pesantren lain yang
sudah berkembang biasanya tidak hanya belajar tentang ilmu agama melainkan
juga belajar ilmu pengetahuan umum seperti ilmu eksak: Matematika, Fisika, Bi-
ologi, IPA, IPS, dan ilmu eksakta lainnya. Di pondok pesantren Maulana Rumi
hanya diisi dengan kajian-kajian tasawwuf, hal ini biasa dilaksanakan pada malam
hari misalnya, tafsir jalallyn, kitab mastnawi-nya Maulana Rumi, kitab Hikam-nya
syekh Ibn Athoillah dsb.
Kegiatan di Pondok Pesantren Maulana Rumi meliputi kegiatan riyadhah
seperti membaca shalawat burdah, kajian kitab Tasawuf, dan kegiatan salapanan.
Para santri diwajibkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga hal
ini pastinya dilatarbelakangi oleh keinginan dan kesungguhan santri untuk mem-
perdalam ilmu agama. Selain itu, berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap
keberagamaan santri menunjukkan adanya pengaruh dari pola pendidikan yang
diterapkan di di Pondok Pesantren Maulana Rumi. Pengaruh tersebut berupa ke-
matangan beragama santri yang ditunjukkan dengan pengalaman mistik santri yai-
tu merasakan kehadiran Tuhan dalam diri mereka. Hal ini menjadi ketertarikan
peneliti untuk meneliti lebih dalam terkait pengalaman mistik santri di Pondok
Pesantren Maulana Rumi.
Alasan dari ketertarikan peneliti untuk menulis skripsi dengan tema kema-
tangan beragama santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi yang fokus pembela-
jarannya ke arah dimensi tasawuf, berdasarkan kesimpulan sementara peneliti
bahwa pengalaman mistik seseorang juga dikatakan sebagai pengalaman keaga-
5
maan. Selain itu, pengalaman mistik juga dapat didefiniskan sebagai pengalaman
yang didasarkan pada kesadaran terhadap Kenyataan Tunggal, Kearifan, Cahaya,
Cinta, atauapun Nihil.8 Senada dengan pendapat William James tentang empat
kriteria yang dapat digunakan untuk melihat kematangan beragama seseorang,
yaitu tak terlukiskan, kualitas neotik, kefanaan, dan kepasifan yang memiliki ket-
erkaitan dengan kematangan beragama yang meliputi sensibilitas akan eksistensi
Tuhan, kesinambungan dan penyerahan diri, perubahan emosi, serta cinta dan
harmoni.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kematangan beragama santri pondok pesantren Maulana
Rumi?
2. Apa yang melatarbelakangi kematangan beragama santri Maulana Ru-
mi?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana yang digambarkan melalui latar belakang serta rumusan masa-
lah di atas penelitian ini memiliki tujuan sebagaimana berikut:
1. Untuk mengetahui motivasi santri memilih pondok pesanren Maulana
Rumi sebagai tempat tinggal dan menimba ilmu
8 Marwan Saridjo dkk, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, hlm. 7
6
2. Untuk mengetahui kematangan beragama para santri pondok pesantren
Maulana Rumi
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritis
a. Penilitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya
khazanah keilmuan studi agama-agama secara umum untuk se-
luruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan secara khu-
sus untuk UIN Sunan Kalijaga.
b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan
ilmiah bagi peneliti selanjutnya. Selain itu penulis berharap hal
ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis
pun bagi pembaca.
2. Secara praktis
a. Penelitian ini bagi penulis adalah media pembelajaran untuk
menerapkan teori-teori selama mengikuti perkuliahan ke dalam
karya ilmiah.
b. Bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai petunjuk atau masukan bagi penelitian-
penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitiannya.
7
c. Penulis berharap penelitian ini juga menjadi sumbangan ter-
hadap perpustakaan UIN Sunan Kalijaga untuk menambah
jumlah karya-karya ilmiah.
E. Tinjauan Pustaka
Untuk mengetahui bahwa penelitian yang akan dilakukan tidak sama
dengan penelitian yang sudah ada atau yang sudah pernah dilakukan sebelum nya,
maka saya sebagai peneliti melakukan tinjauan pustaka terkait penelitian yang se-
rupa, dan dari hasil yang sudah didapatkan ada beberapa skripsi yang hampir
mirip dan serupa:
Pertama, Skripsi dari Mohamad Zainudin yang diterbitkan oleh
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga (2015) dengan
judul,
skripsi ini merupakan skripsi pertama
yang membahas pondok pesantren Maulana Rumi. Skripsi ini membahas tentang
sejarah berdirinya pondok pesantren Maulana Rumi. Selain itu skiripsi yang di-
tulis oleh Mohamad Zainuddin ini berisi tentang pondok pesantren Maulana Rumi
sebagai pondok pesantren tasawuf.
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Nurida Budi Setiawati yang diterbitkan
Kematangan Beragama Pada Peserta Didik Usia
Remaja Pandangan Zakiyah DarAS Dan Relevansinya Terhadap Nilai Mata
Pelajaran PAI SMA Pada Kurikulum 2013 penelitian ini menjelaskan bahwa
kematangan beragama remaja adalah hasil pembanding mereka atas kejadian yang
mereka rasakan dalam kehiduan sehari-sehari. Setelah mencapai kematangan
8
dengan berbagai hasil pembanding tersebut maka remaja biasanya akan meningal-
kan perbuatan yang negatif.
Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Fahmi Al- Motivasi
Dan Kematangan Beragama Mahasiswa Santri Pondok Pesantren Fauzul Mus-
limin Kotagede Yogyakarta,
Mahasiswa yang menjadi santri di pondok pesantren tersebut telah mencapai ke-
matangan bereagama yang diwujudkan dalam pemahaman agama dan perasaan
beragama yang baik.
Keempat, Pengaruh Kema-
tagan Beragama Terhadap Sikap Sosial Mahasiswa Lembaga Dakwah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2012 , skripsi menuliskan hasil penelitiann-
ya bahwa tingkat kematangan beragama pada Mahasiswa lembaga dakwah kam-
pus STAIN Salatiga memiliki kemaangan beragama pada prostase 70 persen.
Kelima, Kematanga
Beragama Dalam Al- , dalam penelitiannya ini dia menjelaskan bagaima-
na konsep kemaangan beragama dalam Al- -ayat
Al-
implikasinya terhadap sikap dan tingkah laku.
Keenam, skrips Pencak Silat Dan Kematangan Beragama
Studi Kematangan Beragama Pelatih Unit Kegiatan Mahasiswa Perguruan Pen-
cak Silat CEPEDI UIN Sunan Kalijaga yang ditulis oleh Nanang Fahmil Uluum.
Di dalam penelitiannya dia menjelaskan bahwa kematangan beragama pelatih
UKM PPS CEPEDI UIN SUKA sangat variatif dilihat dari segi keluasan penge-
9
tahuan dan kerendahan hati, motivasi, konsistensi, komprehensif, integral dan
heuristic. Keberagamaan ini muncul dikarenakan latar belakang perkembagan
religi yang berbeda-beda dari masing-masing pelatih.
Ketujuh, Huungan Antara Kematangan Beragama
skripsi ini ditulis oleh Andi Pratama Putra, Fakultas Ilmu Sosial dan
Humaniora. Pada penelitian ini Andi menjelaskan tentang hubungan antara varia-
ble tergantung, yaitu pada siswa dari 100 siswa SMA 1 Bandar Kabupaten
Meriah, Aceh.
Kedelapan, skripsi yang ditulis oleh Heni Tri Wahyuni dengan judul
Hubungan Antara Kematangan Beragama dengan Sikap Terhadap Pergaulan
dari
hasil penelitian ini ditemukan bahwa tingkat kematangan beragama anak jalanan,
baik itu dari segi sikap mau pun hubungan antara kematangan dalam pergaulan
bebas.
Dari hasil tinjauan pustaka yang telah disampaikan di atas, maka pada
penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan memberikan corak yang berbeda, ka-
rena pada penelitian sebelumnya penulis belum menemukan buku atau karya ilmi-
ah yang membahas tentang kematangan beragama santri pondok pesantren Mau-
lana Rumi. Selain itu, Pondok Pesantren Maulana Rumi merupakan salah satu
pondok pesantren yang lebih fokus pada kajian-kajian tasawuf yang berada di
Yogyakarta, dalam hal ini tentu memberikan nuansa yang berbeda dengan pondok
10
pesantren lainnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dan mengangkat
tema kematangan beragama sebagai tema skripsi
F. Kerangka Teori
Pada dasarnya tidak ada agama yang mengajarkan nilai-nilai keburukan,
maka kematangan beragama merupakan kemampuan seseorang mengenali nilai-
nilai luhur agama yang tersimpan secara tersurat mau pun yang tersirat. Kematan-
gan beragama merupakan sebuah proses panjang dari perjalanan hidup seseorang
yang hal itu bisa terbentuk dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, akumlasi
dari berbagai pengalaman itulah yang kemudian membentuk pandangan hidup dan
menjadi watak atau karakter seseorang.
Kematangan dalam beragama memberikan pandangan hidup yang bersifat
terbuka dan dapat menerima semua fakta-fakta atau nilai-nilai serta menjadi arah
bagi kerangka hidup seseorang, baik secara teoritis maupun secara praktis. Kema-
tangan beragama tidak bisa dilepaskan dari kematangan kepribadian seseorang.
William James, dalam bukunya Religious mem-
berikan beberapa karakteristik pengalaman mistik dalam beragama sebagai beri-
kut.9
Pertama, tidak bisa diungkapkan. Tanda negatif merupakan tanda paling
mudah untuk mengklasifikasikan pola pikir tertentu. Orang yang mengalami pen-
galaman mistis, kebanyakan tidak bisa mengungkapkan apa yang sudah dialami.
Tidak ada kata-kata yang dapat mewakili apa yang telah dirasakan.
9 Willam James, The Varieties of Religion, Perjumapaan Dengan Tuhan Ragam Pengalaman
Religius Manusia ter.Gunawan Admiranto (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004) hlm. 506
11
Kedua, kualitas neotik. Pada situasi ini, seseorang yang mengalami pen-
galaman mistik seolah mendapatkan pencerahan wawasan tentang kebenaran yang
tidak bisa digali melalui intelek diskursif. Hal ini merupakan situasi perasaan,
meskipun dapat dirasakan tetapi tidak bisa diungkapkan.
Ketiga, situasi transien. Pengalaman mistik yang dirasakan biasanya tidak
bertahan cukup lama kecuali pada saat-saat tertentu, perasaan itu bisa bertahan
sampai satu jam bahkan dua jam sebelum akhirnya orang itu kembali normal dan
kembali mengenali keadaan sekitar. Akan tetapi ketika perasaan itu kembali da-
tang, seseorang bisa dengan sangat mudah mengenalinya. Sehingga dengan peri-
stiwa ini dapat dimengerti adanya perkembangan batin yang kontinu.
Keempat, kepasifan. Situasi pengalaman mistik bisa dikondisikan dengan
beberapa tindakan pendahuluan yang dilakukan dengan cara sengaja, misalnya
dengan memusatkan pikiran dan membaca puji-pujian kepada nabi atau
melakukan gerakan tubuh tertentu.
Dalam melihat kematangan beragama tidak boleh melihat dalam satu per-
spektif saja, akan tetapi bisa mengkomparasikan tentang pemahaman kematangan
beragama secara lebih luas sehingga memberikan pengetahuan yang lebih univer-
sal dan tidak subtil dan parsial. Oleh karena itu peneliti akan menggunakan teori
William James sebagai teori pendukung dalam penelitian ini.
12
Dalam penelitian yang dilakukan juga menggunakan teori kematangan be-
ragama William James untuk menganalisis kematangan beragam santri. James
memberikan beberapa kereteria tentang kematangan beragama sebagai berikut.10
Pertama, Sensibilitas akan eksistensi Tuhan. Hal ini seringkali diidentifi-
kasi sebagai manifestasi tentang Tuhan, namun demikian tidak jarang juga dikait-
kan dengan hal-hal mistis yang susah dipahami manusia.
Kedua, kesinambungan dengan Tuhan dan pasrah diri. Kesinambungan
dengan Tuhan telah dipahami menjadi keselarasan dengan Tuhan yang kemudian
pada gilirannya akan dapat mengontrol ego manusia, sehingga dengan begitu
dapat menciptakan keramahan yang berujung pada persahabatan antar sesama
manusia, baik dengan yang satu agama atau pun dengan yang berbeda agama.
Ketiga, perubahan emosi yang terdalam dari ego menjadi cinta. Pada
konteks ini, kematangan dalam konsep William James dapat memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap keseimbagan dan konsistensi emosi seseorang.
Dengan begitu perubahan emosi tersebut dapat terkontrol dengan sempurna tanpa
harus mengedepankan ego yang berlebihan.
Keempat, perasaan yang bahagia, bebas, dan hilang ego. Rasa cinta kasih
dan keharmonisan dalam hidup akan terus tumbuh dan berkembang jika seseorang
telah matang dalam melaksanakan agamanya. Oleh sebab itu, tak heran jika
seseorang yang dianggap sudah matang dalam beragama seringkali dipahami se-
10 Yusron Masduki dan Idi Warsah, Psikologi Agama (Palembang: Tunas Gemilang Press, 2000), hlm. 289
13
bagai bagian dari kedamaian hati yang kemudian memberikan kedamaian kepada
sekitarnya sehingga dengan begitu keselarasan hidup dapat tercipta.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merupakan jenis
penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif merupa-
kan penelitian deskriptif analisis sebuah penelitian yang berusaha
mengungkapkan keadaan yang bersifat alamiah secara holistik.11 Karena
penelitian ini bertujuan untuk medapatkan data-data yang mendalam
mengenai suatu objek yang diteliti.
Penelitian yang bersifat kualitatif, disebut juga sebagai penelitian
natularistik karena sifat data yang dikumpulkan tidak bersifat kuantitatif
yang menggunakan alat ukur. Penelitian naturalistik atau kualitatif
berdasarkan pada situasi dan kondisi lapangan penelitian sebagaimana
adanya, bersifat wajar dan tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen12
2. Sumber Data
Sumber data dari penlitian yang akan dilakukan nanti akan terbagi
menjadi dua macam yaitu, sumber data primer dan data sekunder.
a. Sumber data primer merupakan sumber data utama dari
penelitian yang bisa didapat dari sumber pertama di lapangan se-
11 Sayuthi Ali, Mertologi Penelitian Agama, pendekatan teori dan praktek, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 58 12 Pupu Saepul Rahmat, Penelitian Kualotatif, E QUILIBBRIUM, V, Juni 2009, hlm. 3
14
bagai informasi yang dicari.13 Sumber data primer dipoleh oleh
peneliti dengan melalui observasi, interview dengan narasumber
utama di lapangan.
b. Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua atau bersi-
fat pendukung guna sebagai penambah atau pelengkap informasi.
Sumber data sekunder ini biasanya didapat dari pihak lain misal-
nya, literatur baik secara langsung atau tidak langsung yang
berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini peneliti akan
menggunakan buku, jurnal, koran, majalah, dsb untuk mem-
perkuat data primer.
3. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode yang bi-
asa dilakukan di dalam penelitian kualitatif yaitu, observasi, interview, dan
dokumentasi.
a. Observsi (pengamatan)
Poerwandari (1998) Observasi merupakan sebuah metode
paling dasar dan tua dalam penelitian. Karena dengan itu peneliti
bisa ikut terlibat dalam proses mengamati.14 Senada dengan itu,
menurut Koentjoroningrat (1986), dalam pengetahuan ilmiah
mengenai segala sesuatu yang diwujudkan alam semesta, penga-
13 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999). hlm. 91. 14 Imam Gunawan, Metode Penelitan Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2017), hlm. 143
15
matan adalah teknik yang pertama-tama dilakukan dalam
penelitian ilmiah.15
Observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan datang lang-
sung ke pondok pesantren Maulana Rumi yang bertempat di dae-
rah Sewon, Bantul. Selian itu peneliti juga akan menetap di sana
selama beberapa hari untuk mengikuti segala kegiatan yang dil-
akukan dan bisa mengamati dengan jarak dekat.
b. Interview (wawancara)
Wawancara merupakan percakapan dua arah yang
mengarah pada masalah atau topik tertentu dengan proses Tanya
jawab. Wawancara dilakukan oleh pewawancara (pengumpul da-
ta) dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden
untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dan sejelas
mungkin dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam
dengan alat perekam.
Dalam hal ini peneliti akan menanyakan langsung kepada
pengasuh pondok pesantren Maulana Rumi yang mengetahui
bagaimana perkembangan santri, warga sekitar pondok pesantren
sebagai masyarakat yang bersinggungan langsung dengan santri,
dan terakhir kepada santri yang merasakan langsung bagaimana
pengalaman keagamaan mereka selama tinggal di pondok pe-
santren.
15 Imam Gunawan, Metode Penelitan Kualitatif Teori dan Praktek, hlm.148
16
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi merupakan
pengumpulan data yang melengkapi dari dua metode sebe-
lumnya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif ada-
lah memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks
sosial, dan institusional.16
4. Analisis Data
Langkah awal untuk menganalis data peneliti akan membaca, mem-
perlajari dan menelaah data yang telah peneliti peroleh di lapangan dengan
observasi, interview yang terkumpul serta data-data lainnya. Kemudian
peneliti memodifikasi data secara keseluruhan, yang telah dibaca, dipela-
jari, dan ditelaah agar dapat dikatagorikan dengan masing-masing data.
Selanjutnya, peneliti akan mengalisis data dengan teori yang
digunakan untuk penelitian. Setelah proses tersebut, data disajikan dalam
bentuk tulisan sesuai dengan apa adanya dengan yang diperoleh selama
penelitian di lapangan. Dalam mendeskripsikan hasil analisis peneliti
menggunakan nama responden dengan nama samaran agar sesuai dengan
kode etik penelitian.
5. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan psikologi se-
bagai pintu masuk untuk menganalisis data-data yang ditemukan di lapan-
gan.
16 Imam Gunawan, Metode Penelitan Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta, Sinar Grafika
Offset, 2017), hlm. 179
17
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan penjabaran dari keseluhan penelitian
ini dalam rangka memudahkan pembaca dalam mencermati hasil penelitian. Pen-
e-
i dalam lima bab.
Bab pertama merupakan pendahuluan yang akan membahas latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,
kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Pada bab pertama
diharapkan mampu memberikan gambaran secara keseluruhan dari penelitian
yang dilakukan, sehingga dapat memberikan arahan terkait penelitian ini.
Bab dua akan diisi biografi atau profil Pondok Pesantren Maulana Rumi
yang di dalamnya meliputi sejarah singkat berdirinya Pondok Pesantren Maulana
Rumi, Visi dan Misi Pondok Pesantren Maulana Rumi, metode pembelajaran serta
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebagai objek material penelitian. Hal ini
menjadi pijakan awal untuk menuju ke bab selanjutnya.
Bab tiga sebagai koherensi bab selanjutnya, yaitu akan membahas kema-
tangan beragama santri pondok pesantren Maulana Rumi dengan menggunakan
teori yang digunakan di atas.
Bab empat akan membahas analisis terhadap kematangan beragama santri
serta yang melatarbelakangi kematangan beragama para santri dan keberagamaan
santri.
18
Bab lima merupakan bab terakhir dari penelitian ini, di mana pada bab ini
akan diisi dengan penjelasan-penjelasan yang menjadi kesimpulan untuk menja-
wab pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan observasi lapangan yang telah
a-
tangan Beragama Santri Pondok Pesantren Maul l-
kan sebagai berikut;
Pertama, kematangan beragama santri pondok Pesantren Maulana Rumi
ditujukkan adanya pengalaman mistik berupa merasakan kehadiran Tuhan dan
adanya pasrah diri terhadap segala kehendak-Nya yang kemudian dapat merasa-
kan kedamaian dan kebahagiaan. Selain itu kematangan beragama santri Pondok
Pesantren Maulana Rumi ditunjukkan dengan adanya perilaku keberagamaan
santri baik dalam kehidupan secara individu maupun dalam kehidupan sosial.
Kedua, faktor yang melatarbelakangi kematangan santri Pondok Pesantren
Maulana Rumi didorong oleh dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Ada-
pun faktor internal di sini para santri mengalami kegelisahan dalam menemukan
jati diri dalam kehidupan dan kebenaran secara hakiki tentang eksistensi Tuhan.
Sedangkan untuk faktor eksternal yaitu lingkungan yang berupa lingkungan pon-
dok pesantren dengan nuansa tawasuf dan faktor kegiatan yang berupa kegiatan
riyadhah dengan membaca sholawat burdah pada waktu tengah malam dan
kegiatan mengaji kitab-kitab tasawuf yang dilaksanakan setiap tiga kali dalam
seminggu.
68
B. Saran
Dalam penyusunan penelitian ini tentu peneliti masih memiliki kurangan
beberapa hal. Dari uraian hasil penelitian yang telah disampaikan bahwa Pondok
Pesantren Jalaluddin Rumi yang fokus kajiannya lebih kepada tasawuf tentu selain
tema kematangan beragama masih banyak sisi lain yang menarik untuk diteliti
lebih lanjut.
Bagi peneliti-peneliti salanjutnya dengan tema yang sama tentang Pondok
Pesantren Maulana Rumi dapat meneliti sisi lain tentang kebudayaan santri Pon-
dok Pesantren Maulana Rumi dengan kebudayaan pesantren modern.
69
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Abimanyu, Petir. Mistik Kejawan: Menguak Rahasia Hidup Orang Jawa. Jakarta:
Palapa, 2014.
Ali, Sayuthi. Mertologi Penelitian Agama, pendekatan teori dan praktek. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Arif, Mahmud. Pendidikan Islam Tasawuf. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara,
2008.
Arifin, Bambang Syamsul. Psikologi Agama. Bandung: Pustaka Setia, 2008
Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1999
Gunawan, Imam. Metode Penelitan Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta: Sinar
Grafika Offset, 2017.
Jaiz, M.H Amien. Masalah Mistik Tasawuf dan Kebatinan. ,
1980.
Jalaluddin, dan Ramayulis. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia,
1993.
Jalaluddin. Psikologi Agam., Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
. Psikologi Agama: Memahami Perilaku dengan Psinsip-Prinsip
Psikologi. Edisi Revisi 2016. Jakarta: Raja Grafindo, 2016.
James, Willam. The Varieties of Religion: Perjumapaan Dengan Tuhan Ragam
Pengalaman Religius Manusia. ter.Gunawan Admiranto. Bandung: PT Mi-
zan Pustaka, 2004.
70
The Variaties of Religion Experience: Pengalaman-pengalaman
Religius. ter.Luthfi Anshari. Yogyakarta: IRCiSoD, 2015.
Kompri. Manjemen & Kepemimpinan Pondok Pesatren. Jakarta: Prenadamedia
Grup, 2018.
Madjid, Nurcholis. Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Par-
amadina, 1997.
Masduki, Yusron dan Idi Warsah. Psikologi Agama. Palembang: Tunas Gemilang
Press, 2000.
R.H., Thoules. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2000.
Rahmat, Jaluluddin. Psikologi Agama: Sebuah Pengantar. Bandung: Mizan,
2004.
Saifuddin, Ahmad. Psikologi Agama Implementasi Psikologi Untuk Memahami
Perilaku Beragama. Jakarta: Kencana, 2019.
Saridjo, Marwan dkk. Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia. Jakarta: Dharma
Bahakti, 1982.
Sukamto. Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren. Jakarta: Pustaka LP3ES, 1999.
Syukur, Amin. Tasawuf Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Wahjoetome. Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan.
Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Yahya, Harun. Semangat Dan Ghiroh Orang-orang Beriman. Surabaya: Risalah
Gusti, 2003.
71
Yasmadi. Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan
Islam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press, 2005.
JURNAL
Adnan. Jurnal Syifa al-Qulub, II
Vol 1. No 2. Januari 2017.
Bisri, Kasan. -ilmu
Ushuluddin,Vol.7 No. 1 Juli 2019.
Hidayat, Mansur. Jurnal
Kominaski Aspikom, Vol. 2 No. 6 Januari 2016.
Indrawati, Emma. r-
Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, Vol. 3.
No. 2, Desember 2006.
Komarudin. Pengalaman Bersua Tuhan: Prespektif William James dan Al-
Ghazali, Jurnal Walisongo, Vol. 10. No. 1 November 2012.
Mannan, Audah. Jurnal Aqidah-
Ta, Vol. 10. No. 1 2018.
Manshur, Marsikhan. Jurnal Studi
Vol. 4. No 2. Desember 2017.
Mistik (mystical experience) Dan Ciri-
Jurnal Religi, Vol. 10. No 1. Januari 2014.
72
Nashori, H. Fuad dan R. Rachmy Diana.
Jurnal Psikologi Islam. Vol 4. No 2. Desember
2018.
Rahmat, Pupu Saepul. Penelitian Kualitatif . E QUILIBBRIUM, V, Juni 2009.
Riyadi, Agus dan Hasyim Hasanah.
Beragama Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan RSUD Tugurejo Se-
Psympathic Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol 2. No 1. Juni 2015.
Wahyuni, Ida Windi.
Jurnal Al-hikmah, Vol. 8. No. 1 April 2011.
Yulika, Apni dan Kiki Cahaya Setiawan. r-
ilaku Pacaran Pada Santri MA di Pondok Pesantren Modern Al-Furqon
Jurnal Psikologi Islam, Vol. 3. No. 1 Juni 2017.
INTERNET
https://www.kompasiana.com/www.mohammadtakdirilahi.blogspot.com/54fffd31a33311
c66f50f83e/membedah-kematangan-beragama
https://kec-sewon.bantulkab.go.id/desa/timbulharjo
https://ppmaulanarumi.com/profil-kiai-kuswaidi-syafiie/
https://www.nu.or.id/post/read/97701/revitalisasi-karakter-santri-di-era-milenial
https://www.nu.or.id/post/read/97721/definisi-santri-menurut-gus-mus
Pengertian mistik dalam KBBI silakan baca: https://kbbi.web.id/mistik
73
List Pertanyaan
Kepada Pengasuh Pondok Pesantren
1. Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren? 2. kapan pondok ini didirikan? 3. Mengapa pondok ini didirikan? 4. Apa visi misi pondok pesantren? 5. Apa saja kegiatan yang di pondok pesanten? 6. Apakah santri harus mengamalkan ajaran sufistik? 7. Seperti apa ajaran sufistik? 8. Seperti apa orang mengamalkan ajaran sufistik? 9. Mengapa pondok pesantren ini diberi ini Maulana Rumi? 10. Apakah Maulana Rumi sebagai kiblat dari ajaran sufistik di pondok ini? 11. Apakah ada ajaran dari tokoh lain yang diajarkan di pondok ini? 12. Apakah di pondok ini ada latihan khusus untuk menjadi sufi? 13. Bagaimana menurut Pak Kiai tentang sufi modern? 14. Apakah menjadi sufi selalu terlihat sederhana? 15. Apa saja perkembagan yang ada di pondok ini selama didirikan?
Kepada Santri
1. Mengapa memilih mondok di pesantren ini? 2. Sudah berapa lama mondok di sini? 3. Apa saja perubahan yang dirasakan selama mondok di sini? 4. Seperti apa menurut Anda tentang kematangan beragama? 5. Apakah Anda pernah merasakan kehadiran Tuhan? 6. Bagaimana menurut Anda tentang eksistensi Tuhan? 7. Apakah ada perubahan dalam diri Anda setelah merasakan kehadiran Tu-
han? 8. Apakah ada kebiasaan tertentu yang dilakukan untuk merasakan kehadiran
Tuhan? 9. Biasanya berapa lama Anda merasakan kehadiran Tuhan? 10. Bagaiaman menurut Anda untuk menghilangkan rasa ego untuk menjadi
cinta? 11. Bagaimana menurut Anda untuk memuncul rasa pasrah terhadap Tuhan? 12. Apakah ada ritual atau kebiasaan tertentu yang harus dilakukan?
74
13. Apakah hati Anda selalu terhubung dengan tuhan dan selalu berfikir posi-tif kepada segala sesuatu?
14. Apakah hati Anda sudah berserah diri kepada segala kehendak Tuhan, se-hingga Anda menerima segala yang sudah ditakdirkan olehNya?
15. Bagaimana perasaan Anda setelah berserah diri terhadap segala ke-hendakNya?
16. Apakah Anda dapat merasakan ketenangan dan kebahagiaan? 17. Apa tujuan dari hidup Anda? 18. Apakah segala yang Anda lakukan di dunia ini berdasarkan cinta kepa-
daNya? 19. Bagaimana tangapan Anda tentang orang yang berbeda agama dengan
Anda?
75
DATA DIRI
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENGALAMAN ORGANISASI
CURRICULUM VITAE
Nama : Naufal Al Mahrosi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal lahir : Sumenep, 01 Juni 1995
Agama : Islam
Alamat Sekarang : Jl. Kabupaten KM 1, Sleman
Alamat Asli : Ds. Beringin, Desa Gingging, Kec, Bluto, Kab,
Sumenep
No. Hp : 087863186711
Alamat Email : Nauvaldo212@ gmail.com
TK Nurul Huda : 2001 - 2003
MI Nurul Huda : 2003 - 2009
MTs Nurul Huda : 2009 2011
SMK Nurul Huda : 2011 - 2014
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) (2014 Sekarang)
Humaniush (Lembaga Jurnalistik Fakultas Ushuluddin) (2016 2018)
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Studi Agama-agama
76
KETERAMPILAN
Komunitas Menulis Pinggir Rel (MPR)
Public Speaking