kemanfaatan lks dalam pembelajaran fiqih oleh: suraijiah
TRANSCRIPT
KEMANFAATAN LKS
DALAM PEMBELAJARAN FIQIH
Oleh: Suraijiah1
Abstrak
Lembar kerja siswa (LKS) fiqih dirancang tim
penyusun untuk bisa dipakai sebagai pengajaran yang
bisa dikerjakan siswa di kelas maupun di luar kelas
sebagai kegiatan ko-kurikuler. Oleh karena itulah,
penggunaan lembar kerja siswa (LKS) sangat
bermanfaat untuk membantu guru maupun siswa
dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif.
LKS merupakan salah satu sumber belajar yang
terencana dan sangat bermanfaat dalam membantu
guru dan siswa dalam mengefektifkan proses belajar
siswa dalam pembelajaran fiqih. Dan pada gilirannya
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kata Kunci: LKS, Pembelajaran Fiqih
A. Pendahuluan
Lembar kerja siswa (LKS) ialah lembar kerja siswa
yang berisi informasi dan perintah/instruksi dari guru
kepada siswa untuk mengerjakan suatu kegiatan belajar
dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk penerapan
hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan.2
1Penulis adalah dosen pada Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Banjarmasin 2Http//tartocute.blogspot.com /2009 06/ Lembar Kerja Siswa.-
html. Diakses 16 Februari 2010.
brought to you by COREView metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
provided by UIN Antasari Open Journal System (Universitas Islam...
Arief Sukandi Sadiman dkk, menyatakan bahwa
sumber-sumber belajar itu sangat banyak jumlahnya, alam
sekitar dan peristiwanya, buku dan bahan cetak lainnya, guru
dan profesinya sampai dengan sumber belajar yang populer
dengan istilah media instruksional3. Dalam mengemukakan
sumber-sumber belajar ini, para ahli sepakat bahwa segala
sesuatu yang dapat dimanfaatkan dengan kepentingan
pengajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam mengemukakan sumber-sumber belajar, LKS
termasuk salah satu sumber belajar karena merupakan buku
penunjang dalam pembelajaran dan dapat dimanfaatkan
sebagai peningkatan prestasi belajar mengajar siswa,
sehingga mudah dipahami siswa. Pada setiap pokok bahasan
atau sub pokok bahasan, disajikan ringkasan materi yang
berisi materi pelajaran dan pelatihan siswa yang cukup
bervariasi.pada akhir setiap pokok bahasan atau bab
disajikan uji kompetensi yang sangat bermanfaat untuk
mengukur kemampuan siswa dalam hal penguasaan materi
pokok bahasan yang telah dipelajarinya.
Selanjutnya, pada bagian akhir lembar pelatihan
disajikan pula soal-soal pelatihan yang sangat bermanfaat
bagi siswa untuk melatih kemampuannya dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu, LKS ini tentu
sangat urgen bagi guru sebagai sarana pelengkap buku
materi yang biasa digunakan sebagai sarana mengajar.
Lembar kerja siswa (LKS) fiqih dirancang oleh tim
penyusun untuk bisa dipakai sebagai pengajaran yang bisa
dikerjakan siswa dikelas maupun diluar kelas sebagai
kegiatan ko-kurekuler. Oleh karena itulah, penggunaan
lembar kerja siswa (LKS) diharapkan dapat membantu guru
maupun siswa dalam menciptakan proses belajar mengajar
3Arief Sukandi, dkk, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber
Belajar, (Jakarta: Mudiyatama Sarana Perkasa, 1998), Cet-1, h, 2
yang efektif untuk dapat meningkatkan mutu pembelajaran
demi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
B. Tujuan dan Kemanfaatan LKS dalam Pembelajaran
Fiqih
1. Tujuan dan Fungsi LKS dalam Pembelajaran Fiqih
Dalam melakukan suatu pekerjan, baik berat maupun
ringan, setiap orang mempunyai tujuan yang diingankan,
demikian juga halnya dalam setiap bidang pembelajaran,
termasuk pembelajaran fiqih. Karena dalam pembelajaran
fiqih pokok bahasannya yang mencakup tentang ibadah yang
menyangkut tentang kehidupan kia sehari-hari.
Sutari Imam Bernadib dalam bukunya yang berjudul
Pendidikan Sistematis mengatakan bahwa “pendidikan tidak
dapat dinamakan pendidikan kalau tidak mempunyai tujuan
untuk mencapai kebaikan dalam arti yang sebenarnya”4.
Sebelum penulis membahas fungsi dan tujuan LKS
ditinjau dari segi isinya,maka penulis akan membahas
terlebih dahulu tujuan LKS yang ingin dicapai dalam
pembelajaran fiqih. Sementara tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran fiqih dijenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia
yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak
atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,
jujur, efektif dan efisien.
b. Mempersiapkan siswa agar menggunakan fiqih dan
pola pikir fiqih dalam kehidupan sehari-hari, dalam
4Sutari Imam Bernadib, Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Penddikan, 1982), h. 37
mempelajari ilmu pengetahuan khususnya yang
menyangkut ibadah.
Fungsi LKS dalam pembelajaran fiqih :
a. Untuk tujuan latihan
Pemberian LKS untuk tujuan latihan sering
digunakan untuk memotivasi siswa ketika mengerjakan tugas
latihan
b. Untuk menerangkan tugas latihan
Siswa dibimbing menuju suatu metode penyelesaian
soal dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-
soal tertentu. Hal ini bermanfaat jika guru akan menerangkan
penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak tingkah
laku.
c. Untuk kegiatan penelitian
Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu,
kemudian menganalisa data tersebut misalnya, dalam
penelitian statistika. LKS untuk penelitian ini memerlukan
waktu yang lama.
d. Untuk penemuan
Dalam LKS ini, siswa dibimbing untuk menyelidiki
dalam situasi tertentu, agar menemukan pola situasi itu
kemudian menggunakan bentuk umum atau menggunakan
pola tersebut untuk membuat suatu dugaan atau hipotesis.
e. Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka
Penggunaan LKS ini mengikutsertakan sejumlah
siswa dalam penelitian bidang tertentu, baik untuk tujuan
pendalaman maupun pengajaran tentang suatu hal, sering
pula digunakan jika guru bermaksud untuk mengumpulkan
informasi penemuan siswa secara perorangan dalam suatu
rangkaian, tugas terbuka semacam ini biasanya dimulai dari
dari laporan siswa baik lisan maupun tertulis.
Fungsi LKS dalam proses belajar mengajar ada dua,
yaitu:
1) Dari segi siswa; fungsi LKS adalah sebagai sarana
belajar baik dikelas, ruang praktek maupun diluar
kelas, sehingga siswa berpeluang besar untuk
mengembangkan kemampuan, menerapkan
pengetahuan, melatih keterampilan, memproses
sendiri untuk mendapatkan perolehannya, dan agar
siswa mau membaca, menulis, dan bekerja serta
menganalisa hingga mereka paham dan mau
mengamalkannya.5
2) Dari segi guru; melalui LKS, guru dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah
menerapkan metode ”membelajarkan siswa” dengan
kadar SAL ( student actif learning ) yang tinggi.
Intervensi yang diberikan guru bukan dalam bentuk
jawaban atas pertanyaan siswa, tetapi berupa
panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah.
2. Kekurangan dan Kelebihan LKS dalam Pembelajaran
Fiqih
a. Kekurangan LKS
Sebelum penulis menulis tentang kekurangan LKS ini
maka alangkah baiknya penulis membahas tentang beberapa
pandangan tentang LKS. Pandangan pertama tentang LKS
yaitu, saat ini disekolah-sekolah banyak ditemui penggunaan
buku jenis LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sebenarnya
merupakan buku rangkuman materi pelajaran yang disertai
kumpulan soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang
semestinya dikerjakan di sekolah dalam kegiatan
pembelajaran, seingkali harus dikerjakan dirumah sebagai
PR.
Kekurangan LKS dalam jenis ini, materi pelajaran
biasanya tidak dapat disampaikan dalam bentuk
uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk rangkuman
5Http://www. Scribd.com/doc/3547926/LKS XII Lengkap.
Diakses 17 Februari 2010.
atau poin-poin penting saja, akibatnya, ketika menggunakan
LKS ini, siswa cenderung langsung mengerjakan soal-soal
yang pada umumnya merupakan soal pilihan ganda, jika
siswa tidak dapat mengerjakan sebuah soal, maka siswa akan
mencari jawabannya dalam rangkuman materi pelajaran di
LKS tersebut. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus bukan
tidak mungkin bahwa kemampuan siswa untuk memahami
bacaan, berpikir kritis dan berpikir kreatif tidak akan
berkembang.
Kekurangannya, lembar kerja siswa (LKS) dapat
dianggap sebagai suatu media atau alat pembelajaran, karena
dipergunakan guru sebagai alat perantara dalam melak-
sanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan
instruksional atau tujuan pembelajaran khusus.
Kekurangan yang lain adalah banyak LKS yang
kadang dalam pembuatannya tidak sesuai dengan kurikulum,
ditambah lagi soal-soal yang cenderung tidak variatif.
b. Kelebihan LKS
Sebelum penulis membahas tentang kelebihan LKS,
maka terlebih dahulu penulis akan membahas tentang
pandangan kedua tentang LKS, LKS dikatakan sebagai
sarana belajar, karena dengan LKS siswa dapat
melaksanakan kegiatan belajar untuk mencapai suatu TIK
(tujuan instruksional khusus).
Kelebihannya: LKS mendorong siswa untuk
mengolah sendiri bahan yang dipelajari atau bersama dengan
temannya dalam bentuk suatu diskusi kelompok. Suatu
kegiatan belajar yang menggunakan LKS memberikan
kesempatan penuh kepada siswa untuk mengungkapkan
kemampuan dan keterampilan, didorong dan dibimbing
bebuat sendiri untuk mengembangkan proses berpikirnya.
a. Dalam mempelajari LKS pokok bahasannya lebih
ringkas dari buku paket
b. Banyak soal-soal latihan yang dipelajari
c. Harganya lebih murah daripada harga buku paket
Penggunaan LKS dapat membantu guru dalam
memberikan penilaian atau evaluasi pada siswa yang
bermanfaat untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal
penguasaan bahan pelajaran yang telah dipelajari.
Pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti
cara, perbuatan memanfaatkan6. Kemanfaatan yang penulis
maksudkan adalah manfaat atau pemanfaatan. K ata manfaat
berarti cara, perbuatan memanfaatkan7. Dalam hal ini
pemanfaatan yang dimaksud penulis adalah perbuatan
memanfaatkan lembar kerja siswa (LKS) oleh guru dan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar fiqih yang dapat
berguna dalam rangka peningkatan prestasi belajar fiqih.
Suatu pembelajaran dikatakan baik apabila dalam
pembelajaran itu guru dan siswa menggunakan waktu yang
cukup sekaligus membuahkan hasil secara lebih tepat,
cermat dan optimal. Waktu pembelajaran yang sudah
ditentukan sesuai dengan bobot materi pembelajaran maupun
pencapaian tujuan instruksionalnya diharapkan dapat
memberikan sesuatu yang berharga atau berhasil guna bagi
peserta didik. Dalam hal ini peranan metode juga sangat
menentukan.
Waktu pembelajaran seharusnya tidak terbuang sia-
sia. Guru jangan terlalu banyak memberikan kesempatan
kepada peserta untuk menyia-nyiakan waktu dalam kelas.
Disiplin kelas dan disiplin waktu perlu dihargai oleh setiap
subjek pembelajaran. semua komponen pembelajaran
hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendukung
6Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),
Cet-10. h. 626
7Ibid.,
efisiensi dan efektifitas, jadi pembelajaran yang baik
mestinya berasil guna dan berdaya guna.
Suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif
dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran,
jika melibatkan komponen pembelajaran secara terancana8.
LKS merupakan salah satu sumber belajar yang terencana,
diharapkan dapat bermanfaat dalam membantu guru dan
siswa dalam mengefektifkan proses belajar siswa dalam
pembelajaran fiqih, dan pada gilirannya diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
Adapun pemanfaatan dalam pembelajaran meliputi
pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran khusus (TPK), kesesuaian alokasi waktu yang
tersedia dengan materi pembelajaran.
1. Pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dalam TPK,
meliputi:
a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan dalam pembelajaran merupakan suatu yang
sangat esensial, baik dalam rangka perencanaan maupun
dalam rangka penilaian. Tujuan ini pada dasarnya
merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang
diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlasungnya
pengajaran. Dalam hal ini, Oemar Hamalik, berpendapat
bahwa, “tujuan instruksional (pembelajaran) akan senantiasa
merupakan hasil atau landasan yang dapat dijadikan sebagai
tolak ukur perubahan tingkah laku atau kemampuan dan
keterampilan yang diperoleh setelah anak didik mengikuti
kegiatan belajar mengajar9.
8Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1997), Cet-1. h, 102 9Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
pendekatan Sistem, ( Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990), h, 133-135
b. Menetapkan Bahan Pelajaran
Guru hendaknya sudah mengetahui dan menyiapkan
dengan cermat dan urutan penyajian bahan pelajaran dengan
melihat situasi umum, keadan siswa serta jumlah waktu atau
jam pelajaran yang tersedia untuk menyajikan materi
pelajaran tersebut.
Dari tujuan yang dijelaskan di atas, LKS merupakan
suatu bentuk alat bantu mengajar yakni sumber penunjang
mengajar yang dipergunakan, agar siwa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar secara mandiri, artinya
menekankan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar baik
secara fisik, intelektual, maupun emosional guna tercapainya
hasil yang optimal, sehingga waktu dan jam yang tersedia
dapat digunakan secara efektif dan efesien.
Dalam hal ini guru dituntut benar-benar mengawasi
bahan pelajaran yang akan diajarkan. Penguasaan terhadap
bahan pelajaran tersebut hendaklah bersifat integral dan
fungsional, sehingga guru akan bisa menyaring antara bahan
yang penting dari bahan yang kurang penting.
Penguasaan bahan pelajaran ini ada dua macam,
yakni menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah
dan menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi10.
c. Kegiatan Belajar Siswa
Setelah menetapkan bahan pelajaran baru, guru
kemudian melaksanaan kegiatan belajar siswa, yakni
menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK) serta
bagaimana cara siswa melaksanakan kegiatan tersebut.
Kegiatan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kegiatan
guru atau cara dan metode mengajar yang digunakan oleh
10Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h, 54.
guru, sifat bahan pelajaran, dan sumber belajar seperti alat
peraga, bahan tertulis dan lain-lain11.
Guru bukan satu-satunya sumber yang mampu
menuangkan segala ilmu pengetahuan dan informasi bagi
siswa, guru hanya membimbing siswa untuk menemukan
fakta dan informasi sendiri serta mengolah dan
mengembangkannya. Kreativitas siswa tersebut dapat dibina
dan dikembangkan dengan memanfaatkan penggunaan LKS,
melalui;
1) Latihan berpikir kritis
2) Menemukan berbagai kemungkinan jawaban atas
suatu masalah yang dihadapi
3) Diberi kesempatan untuk mempertanggung
jawabkan segala hasil pekerjaannya
d. Metode Mengajar dan Alat Bantu Mengajar
Metode mengajar dan alat bantu mengajar pada
dasarnya akan memberikan petunjuk tentang apa yang akan
dikerjakan oleh guru atau kegiatan guru. Metode dan alat
bantu yang digunakan dalam pembelajaran dapat dipilih atas
dasar tujuan dan bahan yan telah dipilih sebelumnya12.
Sebelum guru menyampai bahan pelajaran,
hendaknya dijelaskan terlebih dahulu apa tujuan
instruksinalnya (pembelajaran) yang ingin dicapai, sehingga
siswa mengetahui terlebih dahulu tentang kemampuan-
kemampuan apakah yang diharapkan dari mereka setelah
mengikuti pembelajaran. Kemudian bagaimana cara guru
menyampaikan materi pelajaran sangat bergantung pada
jenis kegiatan belajar yang perlu ditempuh dan tujuan yang
ingin dicapai. Demikian pula alat-alat peraga pembelajaran
yang dipergunakan hendaknya disesuaikan dengan kegiatan
belajar siswa.
11Ibid, h, 54 12Ibid, h, 56
e. Penilaian
Evaluasi bukan hanya suatu kegiatan yang hanya
dilakukan guru pada akhir pembelajaran, melainkan suatu
unsur didalam proses belajar mengajar guru dan proses
belajar siswa,maka kegiatan evaluasi yang harus dilakukan
guru berlangsung, sebelum, selama, maupun setelah
mengajar dimuka kelas yang memerlukan persiapan yang
matang dan cermat13.
2. Kesuaian Alokasi Waktu Dalam Penggunaan LKS
Dalam pendidikan dan pembelajaran, waktu
merupakan aspek yang selalu mendapatkan perhatian dari
setiap pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Pembe-
lajaran akan berakhir sesuai waktu yang telah dijadwalkan
pada setiap mata pelajaran, dan kebanyakan waktunya itu
dalam seminggu Cuma dua jam saja, sehingga siswanya
belum sempat mencerna lebih dalam tentang mata pelajaran
yang telah dipelajarinya tersebut disebabkan waktu yang
kurang tadi.
Dalam pembelajaran, pemanfaatan waktu secara
efektif dan efesien merupakan harapan semua guru, namun
untuk menciptakan situasi yang demikian tidaklah mudah,
karena faktor lain tidak bisa diabaikan dan perlu diperhatikan
dalam penyusunan strategi belajar mengajar.
Materi pelajaran yang telah disusun berdasarkan
jenis-jenis kegiatan belajar yang perlu ditempuh siswa dan
tujuan yang ingin dicapai itu, kemudian diperinci berapa
jumlah waktu yang diperlukan untuk mengantarkan materi
tersebut. Pokok bahasan mana yang akan diberikan pada hari
pertama atau minggu pertama, mana yang akan diberikan
pada hari kedua atau minggu kedua dan seterusnya.
13Tim Didaktik Metodik, Kurikulum IKIP Surabaya, (Jakarta:
Rajawali Pers, 1989), h, 136
Semua itu menyangkut jadwal pelajaran yang harus
diatur secara cermat agar pelaksanaan pengajaran nanti dapat
berjalan dengan lancar.
3. Frekuensi Penggunaan LKS
Frekuensi atau keseringan guru dalam menggunakan
LKS adalah kelas satu dua kali seminggu dan kelas dua juga
dua kali dalam seminggu, sehingga muridnya itu sulit
mencerna.
4. Tercapainya penyelesaian seluruh materi pelajaran
Dalam kegiatan yang dominan, dalam kegiatan itu,
guru tidak hanya menstransfer ilmu pengetahuan tetapi juga
menstransefer nilai-nilai kepada siswa sebagai subjek
didiknya. Kegiatan itu melibatkan komponen-komponen
yang anatara satu dengan lainnya saling menyesuaikan dan
menunjang dalam pencapaian tujuan belajar bagi siswa.
Sebagai suatu sistem pembelajaran mengandung
sejumlah komponen antara lain materi pelajaran, metode,
alat, dan evaluasi yang semuanya itu berkaitan satu sama lain
untuk mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
Bagaimanapun baiknya tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan bila tidak disertai dengan materi pelajaran
yang sesuai, metode dan alat yang tepat, serta prosedur
evaluasi yang mantap, maka tipis kemungkinan tujuan
tersebut akan dicapai sebagai mana yang diharapakan.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas
Media Lembar Kerja Siswa (LKS) Dalam
Pembelajaran Fiqih
Prestasi atau hasil belajar siswa, banyak di pengaruhi
oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal dari luar
individu yang sedang belajar (ekstern) maupun yang berasal
dari diri siswa (intern). Prestasi belajar yang dicapai siswa
pada hakekatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor tersebut oleh karena itu, pengenalan guru terhadap
faktor yang dapat mempengaruhi presentasi belajar siswa
penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa
mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin, sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pening-
katan prestasi belajar fiqih melalui penggunaan LKS pada
siswa adalah :
1. Faktor Guru
Kehadiran seorang guru sangat menentukan dalam
keberhasilan sebuah pembelajaran, meskipun tidak bisa
dipungkiri pula bahwa tenggung jawab pendidikan tidak
hanya ditangannya, tetapi juga ditangan orang tua dan
masyarakat, tetapi keberadaannya memegang peranan
penting demi tercapainya, masyarakat mendatangyang penuh
dengan kreativitas yang mampu membangun bangsa dan
negara ini.
Untuk itulah seorang guru harus beranggapan bahwa,
“mengajar itu sebenarnya merupakan juga “seni” dan
sebagai mana kesenian yang lain harus pula selalu
dikembangkan dengan usaha yang sungguh-sungguh dan
tekun mecapai taraf dan mutu yang lebih tinggi”.
Setinggi dengan Anggapan yang demikian diharap-
kan guru akan merasakan kepuasan tersendiri, jika hasil dari
didikannya itu berhasil dalam kehidupannya, meskipun hal
tersebut tidak akan menyebabkan dia ikut menikmati anak
didiknya tersbut dalam bentuk materi.
Selain itu seorang guru yang baik juga tidak
menganggap setiap anak didiknya adalah pribadi yang sama,
baik dari segi perhatian, intelegensi, dan yang lainnya, untuk
itu, seorang guru harus pandai membuat satu persatu
muridnya mengerti dan berminat atas materi yang
diajarkannya. “sesuatu yang menarik minat bagi yang lain,
karena itu guru harus dapat melayani murid-muridnya, dan
mengenalnya secara paedagogis, guru tidakhanya mengajar
secara klasikal, tetapi harus pula memperhatikan perorangan
murid-muridnya.
Dalam proses belajar-mengajar, guru mempunyai tu-
gas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas
belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai
tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi
dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa
penyampaian materi hanyalah merupakan salah satu dari
berbagai kegiatan dalam belajar yang dinamis dalam segala
fase dan proses perkembangan siswa secara lebih terperinci
tugas guru berpusat pada :
a. Mendidik dengan titik berat memberikan arahan dan
motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek
maupun jangkan panjang
b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui
pengalaman belajar yang memadai
c. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi
Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan
pendekatan secara arif dan bijaksana, tidak sembarangan
yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap
anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap
guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam
menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan
yang guru ambil dalam pengajaran.
Dalam pelaksananan pembelajaran fiqih sangan
penting selain bertugas sebagi pengajar juga sebagi pendidik
dituntut untuk membina dan membimbing serta
membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam perkem-
bangan pengetahuan, keterampilan serta sikap. Oleh karena
itu diperlukan guru yang benar-benar terampil dan memiliki
pengetahuan.
Kemudian masih ada faktor guru yang dapat mem-
pengaruhi penggunaan LKS dalam pembelajaran fiqih dalm
peningkatan prestasi belajar siswa, seperti penguasaan bahan
dan metode yang digunakan.
a. Penguasaan Bahan
Suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai tindakan
mengajar, jika kegiatan tersebut berdasarkan rencana yang
matang dan teliti, dengan demikian sebelum mengajar guru
harus menrencanakan, menyusun, serta mengusai bahan
yang kan di sampaikan.
Dalam hal ini, jelas bahwa guru dalam menyusun
materi pelajaran memerlukan pertimbangan yang cermat
agar memudahkan dalam penyampaian materi pelajaran.
b. Metode yang dipergunakan dalam penggunaan LKS
Metode adalah cara, yang dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan, makin tepat metode
yang dipergunakan, maka makin obkektif pula tercapainya
tujuan.
Dalam pelaksanaan pengajaran LKS fiqih, penggu-
naan metode tentunya dapat menunjang pencapaian tujuan
pengajaran, berikut ini macam-macam metode yang
digunakan dalam pembelajaran LKS fiqih adalah Metode
proyek, Metode eksprimen, Metode tugas dan resitasi,
Metode diskusi, Metode demontrasi, Metode problem
solving, Metode karyawisata, Metode tanya jawab, Metode
latihan, Metode ceramah.
Namun dalam penggunaan LKS dalam pembelajaran
fiqih, metode yang sering digunakan hanyalah metode tugas
dan resitasi, metode diskusi, metode demonstrasi, metode
problem solving, metode tanya jawab, metode ceramah dan
latihan.
2. Faktor Siswa
Guru dan siswa merupakan dua faktor yang tidak
dapat dipisahkan dan berdiri sendiri dalam dunia
pembelajaran, karena guru mengajar dan siswa menanggapi,
penanggapan pembelajaran itu baru ada hasilnya bila
dijalankan dengan penuh perhatian yaitu pemusatan tenaga,
jiwa dan raga, pemusatan pikiran, serta memampuan panca
indera pada pembelajaran iru. Dengan demikian, untuk
menangkap pembelajaran LKS fiqih, siswa hendaknya
berusaha memusatkan panca inderanya pada
pembeljarannya.
Perhatian dan kemampuan yang kuat dari pihak siswa
sangatlah diperlukan dalam mendapatkan pengetahuan siswa
tidak akan mendapatkan pengetahuan fiqih tanpa adanya
perhatian dan kemampuan yang kuat dari dirinya. Apalagi
jika ia belajar fiqih karena terpaksa oleh tugas yang
diberikan oleh guru di sekolah oleh sebab itu, faktor siswa
yang berfungsi sebagi wadah pencarian ilmu pengetahuan
dituntut kesediaannya menerima pelajaran, hal ini
merupakan faktor yang penting pula untuk diperhatikan
disamping faktor guru yang memberikan pelajaran fiqih
tersebut.
3. Faktor alat/sarana dan fasilitas
Disaat guru mengajar siswa menangkap pelajaran itu.
Mereka diminta untuk memusatkan perhatian dan
menggunakan panca inderanya dengan sebaik-baiknya agar
apa yang diberikan guru bisa menjadi miliknya, dengan
perkataan lain, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
itu dapat terjawab.
Untuk memudahkan penerimaan pelajaran dalam
kaitanya dengan panca indera utamanya, siswa dapat dibantu
dengan penggunaan alat perlengkapan pelajaran, maupun
usaha (metode). Alat pelajaran erat kaitannya dengan cara
belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai pula oleh
siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat
pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar
peneimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa jika
siswamudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka
belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
Kemudian dan kelengkapa sara dan fasilitas (alat)
pembelajaran sangat menentukan pula dalam penumbuhan
minat dan keberhasilan dalam proses pembelajaran pada
dasarnya, alat atau sarana dan fasilitasnya, alat atau sarana
dan fasilitas pembelajaran itu menyangkut sarana dan
fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran dengan
berbagai bentuk dan jenisnya.
Abu Ahmadi mengelompokkan alat pengajaran itu
menjadi 3 yakni:
a. Alat pengajaran klasikal
Yakni alat-alat pengajaran yang dipergunakan oleh
guru bersama-sama dengan siswa.
b. Alat pengajaran individual
Yakni alat yang dimiliki oleh masing-masing murid
dan siswa
c. Alat peraga
Ialah alat-alat pengajaran yang fungsinya memper-
jelas ataupun memberikan gambaran yang konkrit tenang
hal-hal yang diajarkan. Suatu hal yang perlu diingat ialah
bahwa tidak semua mata pelajaran bisa menggunakan alat
peraga/pelengkap pelajaran, begitupula halnya dengan
pembelajaran fiqih, tidak smua bahan pelajaran
menggunakan alat peraga karena itu,diperlukan pula
berbagai metode yang cocok dan tepat terhadap mata
pelajaran yang akan diberikan dengan siswa yang akan
menerimanya.
Demikian pula dengan minat siswa dalam mengerja-
kan tugas-tugas latihan yang ada dalam LKS, juga
tergantung dari lengkap tidaknya sarana dan fasilitas yang ia
miliki, seperti keberadan buku panduan akan sangat
mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa.
Suatu hal yang perlu di ingat, ialah bahwa tidak
semua mata pelajaran bisa menggunakan alat
peraga/pelengkap pelajaran fiqih, tidak semua bahan
pelajaran menggunakan alat peraga karena itu diperlukan
pula berbagai metode yang cocok dan tepat terhadap mata
pelajaran yang akan diberikan dengan siswa yang akan
menerimanya.
Demikian pula dengan minat siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas latihan yang ada dalam LKS, juga
tergantung dari lengkap tidaknya sarana dan fasilitas yang ia
miliki, seperti keberadaan buku panduan, akan sangat
mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa.
4. Faktor Lingkungan
Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap pembinaan perkembangan pembelajaran fiqih,
lingkungan dapat juga diartikan sebagai lapangan tempat
berlangsungnya dan berkembangnya situasi pelajaran dalam
mendapatkan kecukupan tertentu, karena lingkungan
merupakan tempat kita untuk bersosialisasi, yang merupakan
pembentukan sikap dan karakterist kita sebagai individu dan
bagaian sari lingkungan tersebut.
Lingkungan pertama yang dikenal oleh individu
adalah lingkungan keluarga, karena itu “keluarga adalah
merupakan lembaga pendidikan yang utama dan pertama
dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia
dilahirkan, berkembang menjadi dewasa”.
Peran orang tua dalam pembentukan dan penguasaan
diri (self regulatory) anak sejak dini memberikan Modal-
modal dasar bagi kesuksesan anak di sekolah.
Argumentasinya adlah bahwa kualitas hubungan orang tua
anak membentuk sikap otonom yang sehat, kompetensi
dalam hubungan dengan lingkungan sekitar pada diri anak.
Ada tiga bentuk peran orang tua dirumah yang
berhubungan erat dengan prestasi anak disekolah :
1. Secara aktif mengatur dan memonitor waktu anak
2. Membimbing mereka dalam menyelesaikan
pekerjaan rumah dan
3. Mendiskusikan masalah-masalah disekolah dengan
anak.
Setelah melewati waktu yang begitu panjang, baru
tibalah bagi individu unuk berinteraksi dengan lingkungan
luar dari lingkungannya yakni lingkungan sosial. M. Ngalim
Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan
Praktis mengatakan bahwa “Lingkungan sosial ialah semua
orang atau orang lain yang mempengaruhi kita”.
Dalam lingkungan masyarakat individu atau siswa
dihadapkan pada berbagai ragam pendidikan profesi
keahlian, suku, bangsa, kebudayaan, agama dan lapisan
sosial, sehingga menjadi masyarakat yang majemuk.
Dari seni jelas sekali, bahwa fakta lingkungan juga
turut mempengaruhi terhadap optimalisasi hasil belajar siswa
termasuk pembelajaran fiqih. Jika lingkungannya mendu-
kung cara belajar anak seperti bimbingan dalam memanfaat-
kan LKS dengan sebaik-baiknya, maka secara tidak langsung
telah memberikakan dorongan moril bagi peningkatan minat
siswa terhadap suatu pembelajaran.
D. Simpulan
Lembar kerja siswa (LKS) ialah lembar kerja siswa
yang berisi informasi dan perintah/instruksi dari guru kepada
siswa untuk mengerjakan suatu kegiatan belajar dalam
bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk penerapan hasil
belajar untuk mencapai suatu tujuan.
Lembar kerja siswa (LKS) fiqih dirancang oleh tim
penyusun untuk bisa dipakai sebagai pengajaran yang bisa
dikerjakan siswa dikelas maupun diluar kelas sebagai kegi-
atan ko-kurekuler. Oleh karena itulah, penggunaan lembar
kerja siswa (LKS) diharapkan dapat membantu guru maupun
siswa dalam menciptakan proses belajar mengajar yang
efektif untuk dapat meningkatkan mutu pembelajaran demi
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
LKS merupakan salah satu sumber belajar yang
terencana, sangat bermanfaat dalam membantu guru dan
siswa dalam mengefektifkan proses belajar siswa dalam
pembelajaran fiqih, dan pada gilirannya diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Bernadib, Sutari Imam, Pendidikan Sistematis, Yogyakarta,
Fakultas Ilmu Penddikan, 1982
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
pendekatan Sistem, Bandung, Citra Aditya Bakti,
1990
Http//tartocute.blogspot.com /2009 06/ Lembar Kerja Siswa.
html. Diakses 16 Februari 2010.
Http://www. Scribd.com/doc/3547926/LKS XII Lengkap.
Diakses 17 Februari 2010.
Rohani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif, Jakarta,
Rineka Cipta, 1997, Cet-1
Sudjana, Nana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses
Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru, 1989
Sukandi, Arief, dkk, Beberapa Aspek Pengembangan
Sumber Belajar, Jakarta, Mudiyatama Sarana
Perkasa, 1998, Cet-1
Tim Didaktik Metodik, Kurikulum IKIP Surabaya, Jakarta,
Rajawali Pers, 1989
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
Balai Pustaka, 1999, Cet-10.