pedoman pengukuran kemanfaatan hasil kajian di …
TRANSCRIPT
EMBAGA A
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
NOMOR 8 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PENGUKURAN KEMANFAATAN HASIL KAJIAN
DI LINGKUNGAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,
Menimbang : a. bahwa salah satu fungsi Lembaga Administrasi Negara
yaitu melaksanakan pengkajian dan penyusunan
kebijakan nasional tertentu di bidang administrasi
negara;
b. bahwa untuk mengetahui efektivitas pengkajian dan
penyusunan kebijakan nasional sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu dilaksanakan
pengukuran tingkat kemanfaatan hasil kajian;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara tentang Pedoman Pengukuran Kemanfaatan
Hasil Kajian di Lingkungan Lembaga Administrasi
Negara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
- 2 -
2. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang
Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 127);
3. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Administrasi Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1245);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN KEMANFAATAN HASIL
KAJIAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA ADMINISTRASI
NEGARA.
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan:
1. Kajian kebijakan yang selanjutnya disebut Kajian
adalah telaah dan analisis suatu substansi atau
masalah dalam rangka mengembangkan ilmu dan
menyusun rekomendasi kebijakan kepada pimpinan
Lembaga Administrasi Negara, kementerian, lembaga,
pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan
lainnya.
2. Kerjasama Kajian adalah kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara dengan
kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan para
pemangku kepentingan lainnya yang berstatus badan
hukum, baik yang berada di dalam negeri maupun di
luar negeri, dalam rangka pelaksanaan Kajian
kebijakan.
3. Pengukuran merupakan kegiatan penilaian secara
sistematis terhadap kemanfaatan Hasil Kajian dengan
menggunakan instrumen pengukuran, dan
menerapkan prosedur serta metode yang baku.
- 3 -
4. Kemanfaatan Kajian adalah kondisi kemanfaatan suatu
Hasil Kajian yang diukur secara sistematis dengan
menggunakan instrumen pengukuran, dan
menerapkan prosedur serta metode yang baku.
5. Hasil Kajian adalah Hasil telaah dan analisis suatu
substansi atau masalah dalam rangka
mengembangkan ilmu dan menyusun rekomendasi
kebijakan kepada pimpinan Lembaga Administrasi
Negara, Kementerian, Lembaga, pemerintah daerah,
dan para pemangku kepentingan lainnya
6. Penanggung Jawab Pelaksana Pengukuran
Kemanfaatan Hasil Kajian adalah pejabat yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengukuran
kemanfaatan Hasil Kajian.
7. Penanggung Jawab Pengukuran Kemanfaatan Hasil
Kajian pada Tingkat Unit Kerja adalah adalah para
Kepala Pusat dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Lembaga Administrasi Negara.
8. Tim Penilai Kemanfaatan Hasil Kajian adalah tim yang
bertugas melakukan pengukuran kemanfaatan Hasil
Kajian yang dilakukan unit kerja di lingkungan
Lembaga Administrasi Negara.
9. Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya
disingkat LAN adalah lembaga pemerintah
nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan
pengkajian dan pendidikan dan pelatihan aparatur sipil
negara sebagaimana diatur dalam undang-undang yang
mengatur mengenai aparatur sipil negara.
Pasal 2
(1) Pedoman pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian di
lingkungan LAN bertujuan untuk:
a. memberikan acuan dalam pengukuran
kemanfaatan Hasil Kajian;
b. memetakan kemanfaatan Hasil Kajian;
c. mengevaluasi pelaksanaan Kajian;
- 4 -
d. mendorong kegiatan Kajian untuk menghasikan
produk Kajian yang bernilai dan bermanfaat bagi
para pemangku kepentingan;
e. meningkatkan akuntabilitas administratif dan
substantif Kajian; dan
f. menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan
kegiatan Kajian.
(2) Hasil pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian digunakan
oleh:
a. pengambil kebijakan dalam merumuskan,
melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan Kajian;
b. pelaku kegiatan dalam menentukan tingkat
kemanfaatan Kajian;
c. pemangku kepentingan dalam memanfaatkan
Hasil Kajian; dan
d. instansi pemerintah yang melaksanakan tugas di
bidang pemeriksaan pengelolaan keuangan dan
kinerja.
Pasal 3
(1) Pengukuran kemanfatan Hasil Kajian dilakukan
terhadap Hasil Kajian dalam rentang waktu 5 (lima)
tahun sebelum tahun pelaksanaan pengukuran
kemanfaatan Hasil Kajian.
(2) Sumber pembiayaan Kajian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat bersumber dari anggaran
pemerintah atau dikerjasamakan dengan para
pemangku kepentingan.
Pasal 4
(1) Pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian menggunakan
instrumen yang mengacu pada aspek-aspek yang
menggambarkan kemanfaatan suatu Hasil Kajian.
(2) Pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian
mempertimbangkan kepentingan pemangku
kepentingan dalam mengembangkan ilmu dan
menyusun rekomendasi kebijakan.
- 5 -
(3) Pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian dilakukan oleh
pelaksana pengukuran.
(4) Sumber data dan informasi dalam pengukuran
kemanfaatan Hasil Kajian berasal dari pelaksana
pengukuran masing-masing unit kerja dan pemangku
kepentingan.
Pasal 5
(1) Pelaksana pengukuran kemanfaatan Kajian terdiri atas:
a. Penanggung Jawab Pelaksana Pengukuran
Kemanfaatan Hasil Kajian; dan
b. Tim Penilai.
(2) Penanggung Jawab sebagaimana dimaksud pada huruf
a terdiri atas :
a. penanggung jawab pada tingkat LAN; dan
b. penanggung jawab pada unit kerja yang
melakukan kegiatan Kajian.
(3) Penanggung jawab sebagaimana disebut pada ayat (2)
huruf a adalah Deputi Bidang Kajian Kebijakan.
(4) Penanggung jawab pada unit kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dijabat oleh :
a. Kepala Pusat di lingkungan Deputi Bidang Kajian
Kebijakan;
b. Kepala Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur (PKP2A); dan
c. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga
Administrasi Negara (STIA-LAN).
(5) Penanggung jawab pada unit kerja dapat membentuk
dan menetapkan Tim Penilai Pengukuran Kemanfaatan
Hasil Kajian.
Pasal 6
Kegiatan pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian
dilaksanakan secara dalam jaringan dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi Kegiatan.
- 6 -
Pasal 7
(1) Setiap penanggungjawab pada tingkat unit kerja
melaporkan Hasil pengukuran kemanfaatan Hasil
Kajian yang dilaksakan dalam rentang waktu 5 (lima)
tahun sebelum tahun pelaksanaan pengukuran kepada
Deputi Bidang Kajian Kebijakan.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan
sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap
akhir semester.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan secara dalam jaringan.
(4) Deputi Bidang Kajian Kebijakan melaporkan hasil
pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian kepada Kepala
LAN.
Pasal 8
Mekanisme pelaksanaan pengukuran kemanfaatan, sumber
data dan informasi, serta instrumen dan metode
pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Kepala ini.
Pasal 9
Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal
disebarluaskan.
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA LAN
NOMOR 8 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PENGUKURAN
KEMANFAATAN HASIL KAJIAN
DI LINGKUNGAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PEDOMAN PENGUKURAN KEMANFAATAN HASIL KAJIAN
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Mengacu Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga
Administrasi Negara (LAN), mengatur bahwa LAN antara lain
menyelenggarakan fungsi: pengKajian dan penyusunan kebijakan
nasional tertentu di bidang administrasi negara, pengKajian
administrasi negara di bidang reformasi administrasi, desentralisasi
dan otonomi daerah, sistem administrasi negara dan hukum
Administrasi Negara.
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, LAN saat ini harus
menghadapi tantangan mengenai termanfaatkannya Hasil Kajian baik
dalam mengembangkan ilmu maupun rekomendasi kebijakan bagi
para pemangku kepentingan. Tantangan lainnya adalah kemampuan
mengadvokasi kebijakan yang sedang menjadi wacana publik secara
up to date, LAN harus mengambil tempat dalam dinamika isu publik
dalam hal kritisi dan solusi isu-isu yang tengah menjadi wacana
publik.
Sebagai institusi think tank, LAN diharapkan melakukan reposisi dan
reorientasi Kajian atau litbang bidang administrasi negara agar hasil-
Hasil Kajian atau litbang dapat memberikan nilai tambah dan
kebermanfaatan secara optimal. Namun hingga saat ini LAN belum
memiliki pedoman dan sistem yang jelas dalam mengukur
kemanfaatan Hasil Kajian.
Dalam rangka mengukur kemanfaatan Hasil Kajian yang dilakukan,
LAN sangat membutuhkan Pedoman Pengukuran Kemanfaatan Hasil
Kajian yang diberlakukan bagi semua unit yang melakukan kegiatan
Kajian. Pedoman tersebut dimaksudkan agar dapat dijadikan acuan
- 9 -
dalam rangka melakukan pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian di
lingkungan LAN bagi para pemangku kepentingan dan membangun
akuntabilitas kegiatan penelitian.
Pedoman Pengukuran Kemanfaatan Hasil Kajian mengatur instrumen
pengukuran, pelaksana pengukuran, objek pengukuran, format
pelaporan, waktu pelaporan, prosedur dan metode pengukuran serta
tindak lanjut. Dalam rangka mendukung pengukuran kemanfaatan
Hasil Kajian akan menggunakan aplikasi sistem informasi untuk
mengukur kemanfaatan Hasil Kajian, sehingga dapat memberikan
bukti tingkat kemanfaatan Hasil Kajian LAN. Selain itu sistem
informasi tersebut merekam usulan atau masukan terhadap Hasil
Kajian dari stakeholders serta usulan kegiatan dan kerjasama dari
stakeholders. Agar mempunyai nilai tambah, dalam jangka panjang
sistem yang dibangun akan diinterintegrasikan dengan sistem
informasi lain yang dikembangkan di lingkungan LAN.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pedoman ini adalah untuk:
1. memberikan acuan dalam pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian;
2. memetakan kemanfaatan Hasil Kajian;
3. mengevaluasi pelaksanaan Kajian;
4. menstimulasi pelaksana kegiatan Kajian kebijakan untuk
menghasikan produk Kajian yang lebih bernilai dan bermanfaat
bagi pemangku kepentingan;
5. meningkatkan akuntabilitas administratif dan substantif Kajian;
dan
6. menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan kegiatan Kajian.
C. Pengukuran Kemanfaatan Hasil Kajian
Pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian merupakan pengukuran
terhadap tingkat kemanfaatan hasil-Hasil Kajian yang telah dilakukan
di lingkungan LAN. Dalam rangka mengukur kemanfaatan Hasil
Kajian dipandang perlu untuk menyusun Pedoman Pengukuran
Kemanfaatan Hasil Kajian yang mengatur instrumen pengukuran,
pelaksana pengukuran, objek pengukuran, format pelaporan, waktu
pelaporan, prosedur dan metode pengukuran.
- 10 -
II. PELAKSANAAN PENGUKURAN
A. Instrumen Pengukuran
Pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian, dilakukan dengan mengacu
pada aspek-aspek kemanfaatan hasil kjian sebagai berikut :
1. didiskusikan melalui forum seminar atau diskusi tingkat
instansional/nasional/internasional;
2. diunduh oleh pihak eksternal pasca publikasi di media elektronik
internal;
3. dipublikasikan pada media massa cetak tingkat
lokal/nasional/internasioal;
4. dipublikasikan pada media massa elektronik tingkat
lokal/nasional/internasional; dan
5. diterima oleh stakeholders yang terkait sebagai perhatian untuk
penyusunan/perbaikan kebijakan (dibuktikan dengan tanda
terima dan pernyataan).
Pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian mempertimbangkan
kepentingan pemangku kepentingan dalam mengembangkan ilmu dan
menyusun rekomendasi kebijakan. Pengukuran kemanfaatan Hasil
Kajian dilakukan oleh pelaksana pengukuran. Sumber data dan
informasi dalam pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian berasal dari
pelaksana pengukuran dan pemangku kepentingan.
Tabel 1. Sumber Data dan Informasi dari Pelaksana Pengukuran
Aspek Indikator Pengukuran Cara Mendapatkannya
Dipublikasikan
pada media
massa cetak
tingkat
lokal/nasional
/internasional
1. Dipublikasikan pada
media massa cetak di
tingkat lokal
Pelaksana pengukuran
pada masing-masing unit
kerja LAN melakukan
pendataan Hasil Kajian
yang dipublikasikan pada
media cetak, baik lokal,
nasional maupun
internasional
2. Dipublikasikan pada
media massa cetak di
tingkat nasional
3. Dipublikasikan pada
media massa cetak di
tingkat internasional
Dipublikasikan
pada media
massa
1. Dipublikasikan pada
media massa elektronik
di tingkat lokal
Pelaksana pengukuran
pada masing-masing unit
kerja LAN melakukan
- 11 -
elektronik
tingkat
lokal/nasional/
internasional
2. Dipublikasikan pada
media massa elektronik
di tingkat nasional
pendataan Hasil Kajian
yang dipublikasikan pada
media elektronik, baik
lokal, nasional maupun
internasional
3. Dipublikasikan pada
media massa elektronik
di tingkat internasional
Data untuk aspek pemanfaatan kesatu, yakni dipublikasikan pada
media massa cetak di tingkat lokal, nasional maupun internasional
harus dilengkapi dengan data dukung berupa judul berita atau
artikel, nama media cetak, waktu penerbitan atau data pendukung
lain. Sedangkan untuk aspek kedua, yakni dipublikasikan pada media
massa elektronik tingkat lokal, nasional atau internasional data
dukung bisa terdiri dari judul berita atau artikel, jenis media
elektronik, nama media elektronik, waktu penerbitan, tautan, dan
data dukung lain.
Tabel 2. Sumber Data dan Informasi Pemangku Kepentingan
Aspek Indikator Cara Mendapatkannya
Didiskusikan
melalui forum
seminar atau
diskusi
1. seminar atau diskusi
di tingkat instansional
Pemangku kepentingan
menyampaikan data dan
informasi bahwa Kajian
yang dilakukan oleh unit
kerja di LAN dijadikan
sebagai pertimbangan
pemangku kepentingan
dalam penyelenggaraan
seminar atau diskusi
baik di tingkat
instansional, nasional
maupun internasional
2. seminar atau diskusi
di tingkat nasional
3. seminar atau diskusi
di tingkat
internasional
Diunduh oleh
pihak eksternal
pasca publikasi
di media
1. dibaca Pemangku kepentingan
menyampaikan data dan
informasi bahwa Kajian
yang dilakukan oleh unit
2. diunduh
3. disitasi
- 12 -
Aspek Indikator Cara Mendapatkannya
elektronik
internal
kerja di LAN dibaca,
diunduh atau disitasi
Diterima oleh
stakeholders
yang terkait
sebagai
perhatian
untuk
penyusunan/pe
rbaikan
kebijakan
1. Penyusunan atau
perbaikan kebijakan di
tingkat
Kabupaten/Kota
Pemangku kepentingan
menyampaikan data dan
informasi bahwa Kajian
yang dilakukan oleh unit
kerja di LAN digunakan
dalam penyusunan atau
perbaikan kebijakan baik
di tingkat
Kabupaten/Kota,
Provinsi maupun Pusat
2. Penyusunan atau
perbaikan kebijakan di
tingkat Provinsi
3. Penyusunan atau
perbaikan Kebijakan
di tingkat Pusat
Aspek kemanfaatan ketiga, yakni didiskusikan melalui forum seminar
atau forum diskusi, data dukung yang dibutuhkan bisa terdiri dari
judul seminar, institusi penyelenggara, waktu dan tempat
pelaksanaan, nama-nama pembicara atau narasumber, nama peserta,
dan data pendukung lainnya. Untuk Aspek kemanfaatan keempat,
yakni diunduh oleh pihak eksternal pasca publikasi di media
elektronik, untuk data dukung kemanfataan dalam hal dibaca dan
diunduh, akan menggunakan data yang didapatkan dari laman atau
website yang mengunggah Hasil Kajian, sedangkan dalam hal
kemanfaatannya sebagai bahan referensi data dukung yang
dibutuhkan diantaranya adalah: judul tulisan, nama penulis, nama
penerbit, waktu penerbitan, dan data dukung lainnya. Sedangkan
aspek kemanfaatan kelima, yakni diterima oleh stakeholders yang
terkait sebagai perhatian untuk penyusunan/perbaikan kebijakan,
data dukung yang diperlukan adalah jenis peraturan atau kebijakan,
nama peraturan, jenis pengguna, nama pemangku kepentingan, surat
keterangan dari pemangku kepentingan dan data dukung lainnya.
- 13 -
B. Pelaksana Pengukuran
Penanggungjawab pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian terdiri atas :
1. penanggungjawab pada tingkat LAN; dan
2. penanggungjawab pada unit kerja yang melakukan kegiatan
Kajian.
Penanggung jawab pada tingkat LAN dijabat oleh Deputi Bidang
Kajian Kebijakan. Penanggungjawab pada unit kerja dijabat oleh :
1. Kepala Pusat di lingkungan Deputi Bidang Kajian Kebijakan
2. Kepala Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
(PKP2A)
3. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi-Lembaga Administrasi
Negara (STIA-LAN).
Penanggungjawab pada masing-masing unit kerja dapat membentuk
dan menetapkan Tim Penilai pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian.
Tim penilai bertugas melakukan pengukuran terhadap kemanfaatan
Hasil Kajian yang dilakukan dalam unit kerja , dan tim penilai
bertanggung jawab kepada penanggungjawab pengukuran
kemanfaatan Hasil Kajian.
Penanggungjawab pada unit kerja bertugas :
1. menetapkan tim penilai;
2. memvalidasi pengukuran tingkat kemanfaatan Hasil Kajian
bersama Tim penilai; dan
3. menetapkan hasil pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian
Tim penilai bertugas :
1. melakukan penilaian kemanfaatan Hasil Kajian;
2. menginput data penilaian dari pemangku kepentingan;
3. mengolah data pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian; dan
4. menyusun laporan pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian.
C. Objek Pengukuran
Hasil Kajian yang akan dikur kemanfaatannya merupakan Hasil
Kajian yang dilakukan oleh unit-unit di lingkungan LAN yang didanai
menggunakan anggaran pemerintah atau kerjasama dengan
pemangku kepentingan, dengan rentang waktu 5 (lima) tahun
sebelum pelaksanaan pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian.
- 14 -
D. Format Pelaporan
Pelaporan disediakan di dalam sistem informasi secara dalam jaringan
yang terdiri atas :
1. gambaran singkat hasil pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian
yang berisi uraian nilai kemanfaatan per aspek; dan
2. tindak lanjut pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian (secara umum
maupun per Hasil Kajian.
E. Waktu Pelaporan
Setiap penanggungjawab pada tingkat unit kerja melaporkan hasil
pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian 5 (lima) tahun sebelumnya
kepada Deputi Bidang Kajian Kebijakan. Laporan disampaikan
sebanyak dua kali dalam satu tahun pada setiap akhir semester.
Laporan dilakukan secara dalam jaringan kepada Deputi Bidang
Kajian Kebijakan.
- 15 -
III. PROSEDUR DAN METODE PENGUKURAN
A. Prosedur Pengukuran
Hasil pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian diharapkan dapat
memberikan informasi tentang profil kemanfaatan Hasil Kajian secara
obyektif, sehingga peran pelaksana pengukuran pada unit-unit yang
melakukan Kajian dipandang sangat strategis karena akan
menginput dan mengolah data dan informasi dari pemangku
kepentingan serta menyusun laporan pengukuran kemanfaatan Hasil
Kajian dan memvalidasi hasil pengukuran tingkat kemanfaatan Hasil
Kajian. Prosedur pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian dapat
digambarkan dalam diagram alur berikut.
Gambar 1
Diagram Alur Pengukuran Kemanfaatan Hasil Kajian
- 16 -
Prosedur pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Penanggungjawab menetapkan tim penilai;
2. Tim penilai memetakan pemangku kepentingan dari setiap Kajian
yang dilakukan oleh unit;
3. Tim Penilai menginput data penilaian dari pemangku kepentingan;
4. Tim Penilai mengolah data pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian;
5. Tim Penilai menyusun laporan pengukuran kemanfaatan Hasil
Kajian;
6. Penanggungjawab memvalidasi hasil pengukuran tingkat
kemanfaatan Hasil Kajian bersama Tim penilai;
7. Penanggungjawab menetapkan hasil pengukuran kemanfaatan
Hasil Kajian; dan
8. Penanggungjawab unit kerja selanjutkan akan menyampaikan
laporan pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian kepada Deputi
Bidang Kajian Kebijakan.
B. Metode Pengukuran
Pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian didukung oleh aplikasi sistem
informasi, sehingga tim penilai dapat setiap saat melakukan
pengukuran kemanfaatan Hasil Kajian. Dengan mempergunakan
instrumen yang telah disusun, pemangku kepentingan dapat
memberikan data dan informasi terkait aspek kemanfaatan secara
dalam jaringan.
Selanjutnya Tim Penilai melakukan pengukuran baik mengacu
kepada data dan informasi yang berasal dari pemangku kepentingan
dan data yang dikumpulkan oleh Tim Penilai sendiri. Data dari
pemangku kepentingan bisa berasal dari data yang diimpor dari
laman-laman yang mengunggah hasil-Hasil Kajian maupun dari
sumber lain. Sedangkan data mengenai kemanfaatan dari aspek lain,
seperti data pelaksanaan seminar, diskusi, publikasi media cetak,
maupun pemanfaatan yang berkaitan dengan penyusunan/perbaikan
kebijakan dapat dikumpulkan dari penelusuran dokumentasi dari
kegiatan-kegiatan tersebut.
- 17 -
Tabel 3. Pembobotan Aspek dan Indikator
Apek Kemanfaatan
Sumber Penilaian
Pemangku
KepentinganTim Penilai
A. Diskusikan/Seminar (Bobot 20%) A
B. Diunduh Pihak eksternal
(Bobot 20%)B
C. Dipubliksikan media cetak
(Bobot 20%)C
D. Dipublikasikan media elektronik (Bobot
20%)D
E.Diterima sebagai bahan penyusunan
atau perbaikan kebijakan
(Bobot 20%)
E
Keterangan :
1. Kolom A
Pada Kolom A akan diisi dengan nilai-nilai kualitatif. Nilai kualitatif
ini mencermikan tentang skala pemanfaatan Kajian, apakah Kajian
tersebut didiskusikan/ seminarkan di tingkat Instansional,
Nasional, ataupun Internasional. Skala penilaian untuk A tersebut
dikategorikan sebagai berikut :
0 = Tidak didiskusikan/seminarkan sama sekali
1 = Diseminarkan pada tingkat instansional
2 = Diseminarkan pada tingkat Nasional
3 = Diseminarkan pada tingkat Internasional.
2. Kolom B
Pada Kolom B akan diisi dengan nilai-nilai kualitatif. Nilai kualitatif
ini mencermikan tentang skala pemanfaatan Kajian, apakah Kajian
tersebut di baca, di unduh atau disitasi (dijadikan referensi) oleh
stakeholder. Skala penilaian B dikategorikan sebagai berikut :
0 = Tidak pernah di baca, di unduh maupun disitasi
1 = Pernah dibaca
2 = Pernah diunduh
3 = Pernah disitasi (dijadikan referensi).
- 18 -
3. Kolom C
Pada Kolom C akan diisi dengan nilai-nilai kualitatif. Nilai kualitatif
ini mencerminkan tentang skala pemanfaatan Kajian, apakah
Kajian tersebut di publikasikan di media cetak lokal, nasional atau
internasional. Skala penilaian tersebut dikategorikan sebagai
berikut:
0 = Kajian ini tidak pernah di muat pada media cetak baik
berupa artikel maupun berita
1 = Kajian ini dimuat pada media cetak Lokal baik berupa artikel
maupun berita
2 = Kajian ini dimuat pada media cetak Nasional baik berupa
artikel maupun berita
3 = Kajian ini dimuat pada media cetak Internasional baik
berupa artikel maupun berita
4. Kolom D
Pada Kolom D akan disini dengan nilai-nilai kualitatif. Nilai
kualitatif ini mencermikan tentang skala pemanfaatan Kajian,
apakah Kajian tersebut di publikasikan di media elektronik lokal,
nasional atau internasional. Skala penilaian tersebut dikategorikan
sebagai berikut:
0 = Kajian ini tidak pernah di muat pada media elektronik
1 = Kajian ini dimuat pada media elektronik Lokal
2 = Kajian ini dimuat pada media elektronik Nasional
3 = Kajian ini dimuat pada media cetak Internasional.
5. Kolom E
Pada Kolom E akan diisi dengan nilai-nilai kualitatif. Nilai kualitatif
ini mencerminkan tentang skala pemanfaatan Kajian, apakah
Kajian tersebut dijadikan sebagai bahan penyusunan atau
perbaikan kebijakan lainnya di tingkat kabupaten/kota, provinsi,
atau pusat oleh stakeholders. Skala penilaian E ini dikategorikan
sebagai berikut:
- 19 -
0 = Tidak pernah digunakan sebagai dasar penyusunan
kebijakan
1 = Digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan tingkat
Pemerintah Kabupaten/Kota
2 = Digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan tingkat
Pemerintah Provinsi
3 = Digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan tingkat
Pemerintah Pusat
- 20 -
IV.NILAI KEMANFAATAN KAJIAN
Nilai Kemanfaatan Kajian (NKK) merupakan suatu nilai yang
menunjukkan tingkat kemanfaatan suatu Kajian yang telah dibuat. NKK
diperoleh dengan mengisi nilai-nilai kualitatif terhadap indikator-
indikator aspek kemanfaatan sesuai dengan Tabel 1 diatas. Kemudian
nilai tersebut dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut :
Rumus NKK
NKK = {0,2×A} + {0,2×B} + {0,2×C} + {0,2×D} + {0,2×E}
Keterangan :
0,2 = bobot 20% dari masing-masing aspek pemanfaatan
A = nilai skala kualitatif 0,1,2, atau 3 sesuai dengan definisi di kolom
A
B = nilai skala kualitatif 0,1,2, atau 3 sesuai dengan definisi di kolom
B
C = nilai skala kualitatif 0,1,2, atau 3 sesuai dengan definisi di kolom
C
D = nilai skala kualitatif 0,1,2, atau 3 sesuai dengan definisi di kolom
C
E = nilai skala kualitatif 0,1,2, atau 3 sesuai dengan definisi di kolom
C
NKK akan menghasilkan nilai antara 0 sampai 3. Nilai ini akan
dibuatkan suatu skala yang menunjukan tingkat/grading kemanfaatan
suatu Kajian. Rumusan skala kemanfaatan Kajian berdasarkan NKK
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Skala NKK
Skala NKK KETERANGAN
0 – 0,99 Kurang Bermanfaat
1,00 – 1,99 Bermanfaat
2,00 – 3,00 Sangat Bermanfaat
Artinya, apabila NKK memperoleh skor 0 – 0,99 maka Hasil Kajian
mendapatkan kategori “Kurang Bermanfaat”. Jika NKK memperoleh skor
1,00 – 1,99 maka Hasil Kajian mendapatkan kategori “Bermanfaat”.
Terakhir jika NKK memperoleh skor 2.00 – 3.00 maka Hasil Kajian
mendapatkan kategori ”Sangat Bermanfaat”.
- 21 -
Contoh Perhitungan 1 :
Misalkan suatu Kajian mendapatkan kategori pada aspek-aspek
kemanfaatan sebagai berikut;
1. Kajian tersebut diskusikan pada Seminar Nasional. Maka Kajian ini
mendapatkan skor A=2
2. Kajian tersebut pernah disitasi atau dijadikan referensi oleh pihak
stakeholder. Maka Kajian tersebut mendapatkan skor B=3
3. Kajian tersebut pernah dijadikan tulisan dalam bentuk artikel dan
dimuat di media cetak Nasional. Maka Kajian ini mendapatkan skor
C=2
4. Kajian tersebut dipublikasikan di media elektronik nasional. Maka
Kajian tersebut mendapatkan skor D=2
5. Kajian tersebut dijadikan sebagai dasar penyusunan
kebijakan/peraturan di tingkat Kab/Kota. Maka Kajian ini
mendapatkan skor E=1
Informasi di atas jika di buat ke dalam bentuk tabel adalah sebagai
berikut:
Tabel 5. Contoh Penilaian atas Aspek Kemanfaatan dan Sumber Penilaian
Apek Kemanfaatan
Sumber Penilaian
Pemangku
KepentinganTim Penilai
A. Diskusikan/Seminar (Bobot 20%) A = 2
B. Diunduh Pihak eksternal(Bobot 20%) B = 3
C. Dipubliksikan media cetak (Bobot 20%) C =2
D. Dipublikasikan media elektronik (Bobot
20%)D = 2
E.Diterima sebagai bahan penyusunan atau
perbaikan kebijakan (Bobot 20%)E = 1
Maka diperoleh :
A = 2
B = 3
C = 2
D = 2
E = 1
- 22 -
Sehingga Skor NKK adalah:
NKK = {0,2×A} + {0,2×B} + {0,2×C} + {0,2×D} + {0,2×E}
NKK = {0,2×2} + {0,2×3} + {0,2×2} + {0,2×2} + {0,2×1}
NKK = 2
NKK mendapatkan skor 2, artinya Kajian tersebut mendapatkan kategori
“Sangat Bermanfaat” bagi para pengguna
Contoh Perhitungan 2 :
Misalkan suatu Kajian mendapatkan kategori pada aspek-aspek
kemanfaatan sebagai berikut;
1. Kajian tersebutdi diskusikan Seminar Instansional. Maka ini
mendapatkan skor A=1
2. Kajian tersebut disitasi atau dijadikan referensi oleh pihak
stakeholders Maka ini tersebut mendapatkan skor B=3.
3. Kajian tersebut pernah dijadikan tulisan dalam bentuk artikel dan
dimuat pada media cetak Lokal. Maka Kajian tersebut mendapatkan
skor C=1
4. Kajian tersebut dipublikasikan di media elektronik Nasional. Maka
Kajian tersebut mendapatkan skor D=2
5. Kajian tersebut tidak dijadikan sebagai dasar penyusunan
kebijakan/peraturan baik di tingkat Kab/Kota, Provinsi maupun
Pusat Maka Kajian tersebut mendapatkan skor E=0
Informasi di atas jika di buat ke dalam bentuk tabel adalah sebagai
berikut:
Tabel 6. Contoh Penilaian atas Aspek Kemanfaatan dan Sumber
Penilaian
Apek Kemanfaatan
Sumber Penilaian
Pemangku
KepentinganTim Penilai
A. Diskusikan/Seminar (Bobot 20%) A = 1
B.Diunduh Pihak eksternal(Bobot 20%) B = 3
C.Dipubliksikan media cetak (Bobot 20%) C =1
D.Dipublikasikan media elektronik (Bobot
20%)D = 2
- 23 -
E.Diterima sebagai bahan penyusunan atau
perbaikan kebijakan (Bobot 20%)E = 0
Maka diperoleh :
A = 1
B = 3
C = 1
D = 2
E = 0
Sehingga Skor NKK adalah:
NKK = {0,2×A} + {0,2×B} + {0,2×C} + {0,2×D} + {0,2×E}
NKK = {0,2×1} + {0,2×3} + {0,2×1} + {0,2×2} + {0,2×0}
NKK = 1,4
NKK mendapatkan skor 1,40 , artinya kebijakan tersebut mendapatkan
kategori “Bermanfaat” bagi para pengguna.