kelompok 2 - computer ethics

7
  PENERAPAN HUKUM DI DUNIA MAYA ( CYBERSPACE ) Computer Ethics  KELOMPOK 2 :  Dadan Wijayanto (K11109005)  Beti Novianti (K11109015)  Rizka Adhitia (K11109019)  Rio Alamanda (K11109033)  San Riyanda (K11108019)  Rio Irawan (K11108028) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2012

Upload: adhitia-zutto

Post on 21-Jul-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENERAPAN HUKUM DI DUNIA MAYA (CYBERSPACE)

Computer Ethics

KELOMPOK 2 :

Dadan Wijayanto (K11109005) Beti Novianti (K11109015) Rizka Adhitia (K11109019) Rio Alamanda (K11109033) San Riyanda (K11108019) Rio Irawan (K11108028)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2012

Computer EthicsI. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat membuat seluruh umat manusia hidup di zaman serba modern dan canggih. Perkembangan pesat yang terjadi saat ini pun tidak pernah dibayangkan seblumnya. Perkembangan teknologi informasi ini juga membawa pengaruh luar biasa pada kehidupan dan cara pandang mausia terhadap teknologi. Sekarang dan di masa yang akan datang, komputer, telepon seluler, dan produk elektronik lainnya menjelma menjadi alat pendukung kerja yang utama dan telah mengubah cara pandang perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari maunpun mengubah mekanisme kerja sebuah perusahaan menjadi fenomena yang mengubah cara bekerja. Penggunaan tekologi informasi dan internet terus meningkat, saat ini sudah 149 juta orang di seluruh dunia yang menggunakan fasilitas internet dan diperkirakan pertumbuhan internet mencapai 12% per bulan. Umumnya orang dewasa menggunakan internet sebagai bagian dari pekerjaan dan untuk mendapatkan informasi, sedangkan anak-anak mengakses internet untuk kebutuhan hiburan, seperti game, musik, dan mengupdate jejaring sosial mereka. Dengan banyaknya pengguna internet ini maka dapat dipastikan selalu ada sisi positif dan negatifnya. Cyberbullying (pelecehan atau perilaku menggangu di dunia cyber) adalah salah satu dampak negatif yang sering terjadi dan dari perilaku ini di survei telah banyak menggangu mental anak-anak remaja. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran bagaimanakah etika yang baik dalam berkomputer.

II. COMPUTER ETHICS Etika komputer (Computer Ethic) adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan penggunaan komputer. Etika komputer berasal dari 2 suku kata yaitu etika (bahasa Yunani: ethos) adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok maupun masyarakat dan komputer (bahasa Inggris: to compute) merupakan alat yang digunakan untuk menghitung dan mengolah data. Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus meningkat dari waktu ke waktu membuat etika komputer menjadi suatu peraturan dasar yang harus dipahami oleh masyarakat luas. [1]

Sejarah Etika Komputer : Era 1940-1950-an Diawali dengan penelitian Norbert Wiener (Prof dari MIT) tentang komputasi pada meriam yang mampu menembak jatuh pesawat yang melintas di atasnya (PD II). Ramalannya tentang komputasi modern yang pada dasarnya sama dengan sistem jaringan syaraf yang bisa melahirkan kebaikan sekaligus malapetaka. Era 1960-an Ungkapan Donn Parker: that when people entered the computer center, they left their ethics at the door. Dalam contoh kasus pemrosesan data, spesialis komputer bisa mengetahui data apa saja secara cepat. Era 1980-an Kemunculan kejahatankomputer (virus, unautorizhed login, etc). Studi

berkembang menjadi suatu diskusiserius tentang masalah etika komputer. Lahirlah buku Computer Ethics (Johnson,1985). Era 1990-an sampai sekarang Implikasi pada bisnis yang semakin meluas akibat dari kejahatan komputer, membuat lahirnya forum-forum yang peduli pada masalah tersebut. (ETHICOMP by Simon Rogerson, CEPE by Jeroe van Hoven etc) [2] Ketika komputer pertama kali mulai digunakan oleh masyarakat luas, tidak adanya standar etika penggunaan komputer. Namun karena penggunaan komputer yang semakin luas dalam segi kehidupan manusia, diskusi tentang computer ethics pun menghasilkan beberapa jenis konsensus. Saat ini banyak aturan yang telah dirumuskan sebgai hukum,baik nasional maupun internasional. Berikut sepuluh etika komputer yang sudah ditetapkan oleh Computer Ethics Institude : 1. Jangan menggunakan komputer untuk merugikan orang lain 2. Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain 3. Jangan mematai-matai file yang bukan haknya 4. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri 5. Jangan menggunakan komputer untuk untuk memberikan kesaksian palsu 6. Jangan menduplikasi atau menggunakan software yang belum dibayar

7. Jangan menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa sepengetahuan yang bersangkutan 8. Jangan mencuri kekayaan intelektual orang lain 9. Pertimbangkan konsekuensi dari program yang dibuat atau sistem komputer yang dirancang 10. Selalu pertimbangkan dan menaruh hormat terhadap sesama saat menggunakan komputer. [3] Penerapan sepuluh etika berkomputer di kalangan masyarakat, Indonesia khususnya, tidak sepenuhnya dilakukan. Misalnya pada poin 6 dan 8. Hal ini dikarenakan maraknya pembajakan software yang tersebar dimana-mana dan budaya menyontek yang sangat kental di Indonesia. Banyak software bajakan yang digunakan di Indonesia walaupun tidak dipungkiri bahwa dengan adanya pembajakan ini dapat memintarkan bangsa, karena tidak memerlukan uang untuk membelinya tetapi ilmunya bisa diserap secara gratis. Walaupun sebaiknya etika berkomputer ini harus diterapkan sebaik mungkin karena kita menggunakan fasilitas komputer dan internet, juga berinteraksi dengan manusia lainnya. Layaknya berinteraksi dengan orang-orang di dunia nyata, harus adanya suatu etika atau perilaku yang baik agar hubungan tersebut menjadi baik dan tidak merugikan satu sama lain.

III. HUKUM PADA TEKNOLOGI INFORMASI Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga negaranya untuk mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan ketentraman, yang secara umum disebut Hukum. Hukum dalam arti luas , sesungguhnya mencakup segala macam ketentuan hukum yang ada, baik materi hukum tertulis ( tertuang dalam perundang-undangan ) dan hukum tidak tertulis ( tertuang dalam kebiasaan ataupun praktek bisnis yang berkembang). Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, menjadi sarana kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus

efektif perbuatan melawan hukum. Perkembangan teknologi ini

menyebabkan munculnya suatu ilmu hukum baru yang merupakan dampak dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan hukum telematika atau cyber law. Hukum telematika adalah hukum terhadap perkembangan konvergensi telematika yang berwujud dalam penyelenggaraan suatu sistem elektronik, baik yang terkoneksi melalui internet (cyberspace) maupun yang tidak terkoneksi dengan internet. Masalah masalah yang dihadapi pada hukum telematika sangat luas, karena tidak lagi dibatasi oleh teritori suatu Negara, dan dapat diakses kapanpun dimanapun. Salah satu contoh yaitu kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet. Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat informasi elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum secara komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik. Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan rumit, sehingga perlu pemanfaatan diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam

teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang

secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem

secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak optimal.[4]

IV. ISU SEPUTAR ETIKA KOMPUTER Lahirnya etika komputer sebagai sebuah disiplin ilmu baru dalam bidang teknologi tidak dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan seputar penggunaan

komputer yang meliputi kejahatan komputer, netiket, e-commerce, pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelekstual) dan tanggung jawab profesi. Kejahatan kejahatan Komputer, Kejahatan komputer atau computer komputer crime secara adalah ilegal.

yang ditimbulkan

karena

penggunaan

Kejahatan komputer terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi komputer saat ini. Beberapa jenis kejahatan komputer meliputi Denial of Services (melumpuhkan layanan sebuah sistem komputer), penyebaran virus, spam, carding (pencurian melalui internet) dan lain-lain.

Netiket, Internet merupakan aspek penting dalam perkembangan teknologi komputer. Internet merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan

komputer di dunia sehingga komputer dapat mengakses satu sama lain. Internet menjadi peluang baru dalam perkembangan bisnis, pendidikan,

kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang lainnya. Melalui internet, interaksi manusia dapat dilakukan tanpa harus bertatap muka. Tingginya tingkat pemakaian internet di dunia melahirkan sebuah aturan baru di bidang internet yaitu netiket. Netiket merupakan sebuah etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Standar netiket ditetapkan oleh IETF (The Internet Engineering Task Force), sebuah komunitas internasional yang terdiri dari operator, perancang jaringan dan peneliti yang terkait dengan

pengoperasian internet E-commerce, Berkembangnya penggunaan internet di dunia berpengaruh

terhadap kondisi ekonomi dan perdagangan negara. Melalui internet, transaksi perdagangan dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Akan tetapi, perdagangan melalui internet atau yang lebih dikenal dengan e-commerce ini menghasilkan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen, permasalahan kontrak transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital. Untuk menangani permasalahan tersebut, para penjual dan pembeli

menggunakan Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996 sebagai acuan dalam melakukan transaksi lewat internet. Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh internet menyebabkan terjadinya pelanggaran HAKI seperti pembajakan program komputer, penjualan program ilegal dan

pengunduhan ilegal. [2]

V. KESIMPULAN Teknologi informasi dan komputer akan terus berkembang dan kita sebagai masyarakat yang mebutuhkan informasi pasti akan terpengaruh olehnya. Teknologi ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya agar menjadikan hidup kita lebih baik, efektif, dan efisien. Namun, banyak hal yang harus diperhatikan dalam berkomputer dan berinteraksi melalui. Diperlukan etika yang berkomputer yang harus diperhatikan agar kita dapat nyaman dan aman menggunakan komputer.

DAFTAR PUSTAKA

[1] El Said, Fairuz. 2010. Cyber Ethics / Computer Ethics. http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/12/29/cyber-ethics-computer-ethics/ [2] Maharani, Nurhayati. 2010. Sejarah Etika Komputer dan Isu-isu Pokok Etika Komputer. http://ranisakura.wordpress.com/2010/06/01/sejarah-etika-komputer-dan-isu-isu-pokoketika-komputer/ [3] Cunky. 2011. The Ten Commandments of Computer Ethics, Code of Ethics and Standards of Conduct. http://cunky-only.blogspot.com/2011/02/ten-commandments-ofcomputer-ethics.html [4] Fauzi, Iqbal. 2010. Hukum Telematika dalam Sistem Hukum Nasional Saat Ini. http://fauziqbal.wordpress.com/2010/10/14/hukum-telematika-dalam-sistem-hukumnasional/