kelainan sturuktur dan fungsi ribosom

45
MAKALAH biologi sel Kerusakan pada struktur dan fungsi ribosom DISUSUN OLEH : Kenanga Sari 24020110130053 M.choirul Anam 24020110110035 Adriamin Aziz 24020110120005 Martha Dian I 24020110120014 Febry Nurmala Y 24020110120031 Sesaria Esa S A 24020110130047

Upload: yume-chan

Post on 07-Aug-2015

1.043 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

MAKALAH biologi selKerusakan pada struktur dan fungsi ribosom

DISUSUN OLEH :

Kenanga Sari 24020110130053M.choirul Anam 24020110110035Adriamin Aziz 24020110120005Martha Dian I 24020110120014Febry Nurmala Y 24020110120031Sesaria Esa S A 24020110130047

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2011

Page 2: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

BIOLOGI SEL

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas berkat dan karunianya.Makalah Biologi sel ini dapat kami selesaikan dengan baik.Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah Biologi sel ini.Meskipun penulis menyadari kekurangan yang terdapat dalam laporan ini.

Secara keseluruhan Makalah ini berisi berbagai penjelasan mengenai struktur dan fungsi dari ribosom.

Struktur dan fungsi padaorganela ribosom yang akan dibahas pada makalah ini adalah memngenai struktur sel,fungsi,dan kelainan penyakit yang ditimbulkan dari adanya kelainan dari ribosom.

Makalah ini disusun secara sistematis,Namun kami sangat mengharapkan kritikan dan solusi yang mambangun agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.Kami menyadari,bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Walaupun demikian tidak ada yang sia-sia jika kita menjalaninya .Semoga laporan yang kami buat ini dapat memberikan tambahan ilmu tidak hanya di bidang biologi sel namun menyangkut bidang lain secara keseluruhan.Kami berharap Makalah biologi sel ini mampu dilanjutkan untuk studi mengenai sel kedepannya

Semarang, JANUARI 2011

Penulis

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 2

Page 3: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

KELAINAN STURUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM

Deskripsi

Ribosom merupakan partikel padat yang tidak dibatasi membran. Ribosom terdiri dari

sub unit besar dan sub unit kecil. Ribosom merupakan tempat sel membuat atau mensintesisi

protein. Sel yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah

ribosom yang sangat banyak. Misal, sel hati manusia memiliki beberapa juta ribosom. Tidak

mengejutkan jika sel yang aktif dalam mensintesis protein juga memiliki nukleus yang

terlihat jelas.

RIBOSOM

Ribosom merupakan partikel yang kampak/padat, terdiri dari ribonukleoprotein,

melekat atau tidak pada permukaan external dari membran RE, yang memungkinkan sintesa

protein.

a. Struktur

Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.

Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus pada

sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.

Dengan ultrasentrifugasi yang menurun pada kedua sub unit ribosom tersebut dapat

dipisahkan sehingga dapat penyusunnya dapat dideterminasis. Sub unit-sub unit

berasosiasi secara tegak iurus pada bagian sumbu dalam aiur yang memisahkannya.

Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit

Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk

keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil).

Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan

40S untuk yang kecil).

Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom

adalah 29 nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22

nm.

Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2

ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit

besar menyerupai ribosom E. coli.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 3

Page 4: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Gambar 2.1 Skema bentuk ribosom

Susunan ribosom merupakan susunan yang rumit antara RNA ribosom (rRNA) dan

protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Perbandingan keduanya yaitu 65%

rRNA dan 35% RNP. Pembagian ribosom berdasarkan subunit besar dan subunit kecil.

Subunit kecil mengikat mRNA (messeger RNA), sedangkan yang besar mengikat tRNA

(transport RNA).

Ribosom ada yang terdapat bebas di sitoplasma atau melekat pada retikulum

endoplasma, yang disebut RE kasar. Tiap ribosom terdiri dari 2 sub unit yang berbeda

ukuran. Dua sub unit ini saling berhubungan dalam suatu ikatan yang distabilkan oleh ion

magnesum.

Gambar 2.2 Ribosom bebas dan yang melekat pada RE

b. Komposisi Kimia

Asam nukleat ribosom:

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 4

Page 5: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

- Sub unit besar dibentuk dari protein dan RNA dalam kuantitas yang seimbang,

mengandung 2 tipe rRNA, yakni:

• Satu rRNA 28S

• Satu rRNA SS

- Sub unit kecil mengandung r RNA 18s.

Diketahui bahwa, dengan ketiadaan RNA 185, maka sub unit besar tidak dapat

berasosiasi pada sub unit kecil. Sedangkan RNA 28s memungkinkan asosiasi tersebut.

RNA SS melekat pada sequence asam nukleat ini yaitu tRNA. Bilamana terbaca maka

tRNA melekat pada site yang merupakan bagian RNA 285. Perpindahan dari tRNA yang

melekat pada molekul mRNA menyebabkan pergerakan translasi mRNA masing-masing.

Protein ribosomal

a. Sub unit kecil (30S prokariot): 21 protein digambarkan berturut-turut dengan

huruf S dan satu angka antara 1 dan 21 (S1, S2, S21). Berat moleku130.000 -

40.000 Dalton. Berada pada permukaan ribosom, mengelilingi rRNA. Protein

memainkan peranan sebagai reseptor pada faktor pemanjangan sedangkan yang

lainnya mengontrol transducti.

b. Sub unit besar: 33 protein dikenal sebagai Li sampai L33. Terlibat dalam:

Translokasi oleh adanya GTP (melekat pada ribosam) yang memberikan

energi untuk memindahkan inRNA dan pembebasan tRNA asetil.

Fiksasi (protein L7 dan L1z) dari suatu faktor pemanjangan (EF-6)

Dalam pembentukan suatu ikatan peptida antar rantai peptida yang telah

dibentuk dan suatu asetil-NH2 baru.

Dalam konstruksi suatu alur longitudinal, menempatkan rantai protein dengan

pembentukan dan melindunginya meiawan enzim proteolitik. Alur ini

memiliki panjang sesuai dengan rantai polipeptida 35 asetil-NH2.

FUNGSI RIBOSOM

Ribosom memiliki fungsi untuk mensintesis protein. Sel yang memiliki laju sintesis

protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Misal, sel

hati manusia memiliki beberapa juta ribosom. Tidak mengejutkan jika sel yang aktif dalam

mensintesis sejumlah protein juga memiliki nukleus yang terlihat dengan jelas.

Pada saat sintesis protein ribosom mengelompok menjadi poliribosom (polisom). Sebagian

besar protein dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol. Sedang ribosom

terikat umumnya membuat protein yang dimasukkan ke dalam membran, untuk

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 5

Page 6: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

pembungkusan dalam organel tertentu seperti lisosom atau dikirim ke luar sel.

Proses pembentukan protein

SINTESIS PROTEIN

Sebelum pembelahan sel, DNA di dalam kromosom mengganda sehingga setiap sel

anak memiliki kromosom yang sama. DNA bertanggungjawab untuk mengkode semua

protein. Setiap asam amino di kode oleh satu atau lebih triplet nukleotida. Kode ini dihasilkan

dari satu untai DNA melalui proses yang disebut dengan transkripsi. Proses ini menghasilkan

mRNA yang akan dibawa keluar dari inti untuk selanjutnya diterjemahkan menjadi protein.

Hal ini dapat dilakukan karena pada sitoplasma terdapat kelompok ribosom yang disebut

dengan poliribosom. Atau dapat dilakukan pada ribosom yang menempel pada reticulum

endoplasma.

Kode seperti yang disebut di atas diterjemahkan pada suatu struktur yang disebut

ribosom yang juga dibuat di dalam inti. Ribosom ini merupakan tempat bagi mRNA di mana

mRNA akan terikat. Asam amino untuk sintesis protein akan di bawa ketempat ini oleh RNA

transfer (tRNA). Setiap tRNA memiliki triplet yang akan berikatan dengan urutan nuklotida

yang sesuai pada mRNA. Sebagai contoh fenil alanin yang terikat pada tRNA yang miliki

tiplet AAA (adenin-adenin-adenin) akan berikatan dengan urutan nukleotida yang sesuai pada

mRNA yaitu UUU (urasil, urasil, urasil). 

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 6

Page 7: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Inisiasi

Gambar di bawah memperlihatkan proses inisiasi. Proses tersebut dimulai ketika

ribosom subunit kecil berikatan dengan mRNA. Inisiator tRNA yang membawa metionin

berikatan pada daerah AUG yang mengkode asam amino metionin. Selanjutnya ribosom sub

unit besar akan menempel Pada ribosom subunit kecil. Catatan, sisi A dan sisi P merupakan

tempat pengikatan tRNA.

Elongasi

Pada gambar di di bawah terlihat bahwa kompoleh tRNA bergerak dari sisi A ke sisi

P. Sisi A meruapakan tempat bagi tRNA berikitnya. Pada contoh ini adalah tRNA yang

membawa prolin yang dibawa oleh tRNA yang memiliki kode GGC. tRNA ini akan

berpasangan dengan urutan nukleotida CCG pada mRNA.  Setelah menempel pada sisi A,

metionin dan protein akan diikat oleh ikatan peptida. Selanjutnya tRNA yang pertama (yang

membawa metionin) akan meninggalkan ribosom dan tRNA yang membawa prolin akan

berpindah kesisi A. Ribosom selanjunya akan bergerak ke triplet berikutnya dengan arah 5' -

3' (ditunjukkan oleh arah panah pada mRNA). Sedangkan tRNA akan bergerak dari arah 3' –

5.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 7

Page 8: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Ribosom selanjutnya akan membaca kode dengan arah 5' - 3' dan menambahkan asam

amino pada rantai peptide. Pada gambar tRNA yang membawa glisin yang dikode oleh CCA,

berpasangan dengan basa GGU pada mRNA. Proses ini akan berjalan terus sampai mencapai

stop codon. Pada gambar di bawah diperlihatkan dengan tanda merah.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 8

Page 9: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Akhir translasi (terminasi)

Ketika robosom mencapai stopkodon, dan tidak ada tRNA yang menempel maka

ribosom sub uni kecil dan besar akan terpisah dan meninggalkan mRNA.

Poliribosom

Kelompok ribosom dapat menempel pada mRNA dan setiap ribosom mensintesis satu

untui polipeptida.kelompok ini disebut dangan poliribosom.

Ribosom merupakan suatu partikel ribonukleoprotein yang berukuran kecil (20 X 30

nm). Ribosom terdiri dari dua unit. Yang dihasilkan didalan nukleolus. Ribosom

meninggalkan inti sebagai unit terpisah melalui pori inti. Ribosom utuh dibentuk di dalam

sitoplasma. Penyatuan ribosom di ditoplasma adalah untuk mencegah terjadinya sintesis

protein didalam inti. Gambar di atas memperlihatkan kelompok ribosom yang sedang

melakukan suinteisi protein.

Unit Ribosom-Retikulum Endoplasma

Gambar di bawah (kiri) memperlihatkan poliribosom yang tikat pada mRNA.

Ribosom tersusunt sebagai suatu roset dan ini dapat dilihat dalam sitoplsma dengan

menggunakan mikroskop elektron. Pada gambar sebelah kanan memperlihatkan susunan

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 9

Page 10: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

poliribosom pada reticulum endoplasma kasar. Terlihat bahwa rantai polipeptida yang sedang

tumbuh (diproyeksikan pada bagian bawah ribosom sub unit besar) menembun membran

menuju sisterna dari retikulm endoplasma kasar.

Gambar di bawah memperlihatkan binding site pada reticulum endoplasma kasar. RE

kasar memeiliki reseptor yang berikatan dengan ribosom sub unit besar. Reseptor memiliki

pori yang memungkinkan protein yang baru disintesis masuk dan disimpan pada sisterna atau

lumen RE kasar.

Gambar di bawah memperlihatkan penampang membujur hasil mikroskop elektron.

This. Tampak ribosom pada permukaan luar.Pada bagian dalam kantong (sisterna) terdapat

protein yang baru disintesis. Struktur detail ribosom tidak tampak pada gambar. Ribosom

terlihat seperti bola yang tidak teratur pada sisi luar membran.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 10

Page 11: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Ribosom merupakan partikel yang kampak/padat, terdiri dari ribonukleoprotein, melekat atau

tidak pada permukaan external dari membran RE, yang memungkinkan sintesa protein.

Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips. Pada teknik pewarnaan negatif,

tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang

memiliki dimensi berbeda.

Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit

Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk keseluruhan

ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah

80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).Sintesis

proten terdiri dari tiga tahap inisiasi, elongasi dan terminasi.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 11

Page 12: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

PENYAKIT AKIBAT KELAINAN PADA RIBOSOM

1. SINDROMA TREACHER COLLINS

Sindroma Treacher Collins adalah kelainan yang diturunkan secara autosomal

dominan yang timbul akibat penyimpangan dalam perkembangan struktur wajah selama

morfogenesis histodiferensiasi antara 20 hari dan minggu ke-12 IU.

Treacher Collins Syndrome adalah gangguan herediter yang ditandai oleh beberapa

anomali kraniofasial dan manifestasi klinis akibat mutasi pada gen TCOFI, yaitu pada kromosom

5q31.3-q33.3. Gen ini mengkode protein yang disebut treacle, dan berperan selama tahap tertentu

dalam perkembangan embrio, khususnya pada struktur kepala dan wajah.

Etiologi

Sindroma Treacher Collins merupakan gangguan perkembangan kraniofasial yang

disebabkan kelainan genetik. Kelainan genetik ini dapat terjadi karena diturunkan oleh orang

tua ataupun mutasi baru

Pertama, terjadinya Sindroma Treacher Collins sebagai hasil dari mutasi de novo

(60% dari kasus Ini berarti bahwa kedua orang tua pasien menurunkan gen yang normal

kepada anaknya dan terjadinya mutasi akibat perubahan salah satu gen.

Kedua, jika salah satu dari orang tua menderita Sindroma Treacher Collins maka

dapat diasumsikan bahwa penyebab terjadinya sindroma ini diperoleh dari gen orang tua yang

diturunkan secara autosomal dominan kepada anaknya (40 % dari kasus). Terdapat

probabilitas 50% bagi anak untuk menderita Sindroma Treacher Collins apabila salah satu

dari orang tua memiliki gen abnormal pada kromosom autosomal. Namun, dapat terjadi

hambatan secara klinis untuk mengetahui apakah orang tua pasien menderita sindroma ini.

Karena orang tua pasien mungkin hanya mengalami gejala yang ringan sehingga tidak

terdeteksi.

Patogenis

Terjadinya Sindroma Treacher Collins disebabkan karena adanya mutasi dari gen

TCOF1. Gen TCOF1 terpeta dalam kromosom band 5q31.3-33.3. Gen ini mengkode protein

treacle, yang diperlukan dalam perkembangan kraniofasial yang normal Mutasi tunggal pada

gen ini mengakibatkan terminasi prematur dari produk protein (The Treacher Collins

Syndrome Collaborative Group, 1996; Wise, 1997).

Dixon (1996) meninjau gambaran klinis dan molekular Sindroma Treacher Collins,

dari total 20 mutasi gen TCOF1, 2 diantaranya merupakan mutasi nonsense, 5 terjadi insersi,

11 terjadi delesi, dan 2 terjadi mutasi penyambungan. Keseluruhan mutasi diamati

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 12

Page 13: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

menyebabkan terminasi kodon yang prematur, sehingga terjadi haploinsufisiensi dimana hal

ini sebagai mekanisme molekular yang mendasari terjadinya sindroma ini. Menurut Dixon,

selama perkembangan embrio, treacle dinyatakan berada pada level puncak dalam lengkung

brakhial pertama dan kedua

Gambar 2.3 Dasar perkembangan anomali kraniofasial Sindroma Treacher Collins2

2A.Pewarnaan Skeletal pada embrio tipe liar, 2B. Pewarnaan Skeletal pada embrio yang terkena

STC menunjukkan keparahan hipoplasia frontonasal, 2C. Terjadi migrasi neural-crest pada

embrio tipe liar, 2D. Terjadi pengurangan populasi sel neural-crest yang parah pada embrio yang

terkena STC, 2E. Pewarnaan untuk melihat apoptosis pada embrio tipe liar menunjukkan

rendahnya level kematian sel endogen, 2F. Pewarnaan untuk melihat apoptosis pada embrio yang

terkena STC menunjukkan peningkatan tingkat kematian sel , 2G. Pewarnaan untuk melihat

proliferasi embrio tipe liar, 2H. Pewarnaan untuk melihat proliferasi yang terkena STC

menunjukkan penurunan proliferasi sel, 2I. Pewarnaan untuk melihat ribosom pada embrio tipe

liar, 2J. Pewarnaan untuk melihat ribosom pada embrio yang terkena STC menunjukkan

kekurangan biogenesis ribosom

Sel neural crest adalah populasi sel yang multipoten, stem dan progenitor, dibentuk

dalam ektoderm neural pada batas dengan ektoderm non-neural sepanjang sumbu tubuh

selama awal embriogenesis. Sel neural crest menjalani sebuah transisi ephitelial-mesenkimal

dan di region kranial, sel-sel ini dideliminasi dari ektoderm neural dan bermigrasi ke jarak

yang luas ke perifer wajah, menjadi tulang rawan, tulang, jaringan ikat dan jaringan saraf

perifer di kepala. Kebanyakan kelainan kraniofasial diperkirakan disebabkan oleh defek pada

pembentukan, proliferasi, migrasi dan atau diferensiasi dari sel neural crest kranial

Treacle merupakan protein yang sangat sederhana yang dikode oleh TCOF1 dan

berperan dalam biogenesis ribosom serta mengatur kelangsungan hidup neuroepithelial dan

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 13

Page 14: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

proliferasi sel neural crest. Haploinsufisiensi TCOF1 mengurangi biogenesis ribosom yang

diukur dengan produksi 28s subunit dalam neuroepithelial dan sel neural crest, dimana

defisiensi biogenesis ribosom berhubungan dengan kurangnya proliferasi dalam sel neural

crest dan sel neuroepithelial yang diamati pada mutan TCOF1. Akibat kekurangan biogenesis

ribosom yang tidak dapat mengimbangi kebutuhan seluler dan metabolik dari populasi sel

yang berproliferasi tinggi, menyebabkan terjadinya aktivasi p53. Stabilisasi p53

mengaktifkan banyak gen efektor proapoptotik, seperti Ccng1, Trp53inp1, Noxa, Perp dan

Wig1, dalam neuroepithelium, yang secara kolektif bertanggungjawab terhadap tingginya

tingkat kematian jaringan tertentu yang diamati dalam patogenesis Sindroma Treacher

Collins.

Korelasi langsung antara stabilisasi nuklear protein p53, aktivasi transkripsi gen p53

dependent, dan induksi apoptosis neuroepithelial menunjukkan defisiensi yang diamati dalam

migrasi sel neural crest pada Sindroma Treacher Collins. Dari percobaan yang dilakukan,

diketahui penghambatan p53 secara genetik berhasil menghambat apoptosis neuroepithelial

yang terjadi tanpa mengubah biogenesis ribosom yaitu dengan menghambat p53 secara

genetik dan khemis, aktivitas Ccng1 diblok dan mengembalikan populasi migrasi sel neural

crest dan mencegah hipoplasia kraniofasial dan menghasilkan perkembangan kraniofasial

yang normal setelah dilahirkan.

Gambar. A. Gambar kiri menunjukkan perkembangan neuroepithelium yang normal, gambar

tengah menunjukkan apoptosis neuroepithelium dan pengurangan pembentukan dan migrasi sel

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 14

Page 15: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

neural crest, gambar kanan menunjukkan penghambatan p53 dan migrasi sel neural crest yang

normal, B. Diagram alir yang menunjukkan patogenesis terjadinya Sindroma Treacher Collins.

Tulang Tengkorak Abnormalitas yang terjadi umumnya secara bilateral dan simetris.6 Panjang kranial

anterior lebih pendek dengan kompensasi peningkatan panjang kranial posterior, dan panjang

keseluruhan tulang tengkorak normal atau berkurang dibandingkan dengan kontrol. Prosesus

mastoideus sering tidak memiliki rongga (unpneumatized) dan mungkin skrelotik.3,9,18

Basis kranial secara progresif mengalami pembengkokan (kyphotic) dan kalvaria umumnya

normal. Sudut basis kranial tinggi, menyebabkan penyempitan anteroposterior dari ruang

faring

Gambar . Tulang tengkorak dengan defek kraniofasial pada pasien Sindroma Treacher Collins

Derajat ketidak berkembangan atau absennya tulang malar bervariasi dan cenderung

cukup simetris. Hipoplasia tulang malar menyebabkan orbit menjadi dangkal dan berotasi

secara inferolateral, menghasilkan bentuk oval. Selain tulang malar dan arkus zigoma yang

tidak berfusi, sinus paranasal juga mengalami hipoplasia

Gambar . CT Scan pada pasien

Sindroma Treacher Collins tanpa

tulang pipi20

Hidung dan Jaringan Lunak Wajah Sudut frontonasal yang tinggi dan hipoplastik tulang malar dan ridge supraorbital

membuat hidung tampak lebih menonjol. Lebar dasar hidung meningkat, tetapi hidung

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 15

Page 16: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

biasanya berukuran normal atau optimal. Sekitar 25% dari kasus, kulit berambut meluas turun

ke pipi dari regio temporal. Kulit yang melapisi tulang malar yang hipoplastik sering tipis

dengan jaringan subkutan yang minimal

Mata Hampir seluruh pasien dilaporkan memiliki beberapa masalah okular dan adneksal.3

Pasien Sindroma Treacher Collins sering memiliki mata yang miring ke arah bawah, bulu

mata yang jarang dan ada lekukan (notch) di kelopak mata bawah yang disebut koloboma.

Kemiringan antimongoloid pada celah palpebra dan ligamen lateral kanthus yang terletak

inferior dan rudimenter hampir seragam. Koloboma sejati terjadi pada 25% kasus, dan

koloboma pseudo muncul sekitar 50% kasus, dimana cenderung berada di sepertiga luar dari

kelopak mata bawah. Yang umum terjadi adalah gangguan refraktif, dan jarang terjadi

ambliopia

Gambar A. Mata yang miring ke bawah pada Sindroma Treacher Collins26

B. Adanya koloboma pada kelopak mata bawah

Telinga Pada telinga luar (pinna) penderita Sindroma Treacher Collins dapat terjadi kelainan

yang berbeda dalam bentuk, ukuran dan posisi. Pinna juga mungkin relatif normal dalam

bentuk dan ukuran, diikuti kehadiran ada penonjolan kecil (tag) telinga dengan satu atau

lebih.3 Dengan derajat kecacatan apapun, pinna cenderung terletak lebih anterior dan inferior

dan tampak kusut.

Cacat meatus auditorius eksternal berkisar dari menjadi paten hingga oklusi tulang

yang komplit. Pada sebagian besar kasus, sangat sedikit terjadi stenosis jaringan lunak.

Telinga tengah hampir selalu hipoplastik dengan sebagian besar mempengaruhi rongga timpani

bagian atas di atas membran timpani (attic). Rantai osikular sering abnormal dan keparahannya

bervariasi, rantai sering berpindah secara anterolateral. Telinga dalam biasanya normal dengan

beberapa pemendekan dan perpindahan anterior dari nervus fasialis yang desending

Gambar . Malformasi bentuk telinga luar

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 16

Page 17: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Mandibula

Komponen mandibula sering mengalami hipoplasia, dengan bentuk cekung pada

permukaan bawah bodi mandibula. Terjadi hipoplastik mandibula pada ramus ascending ,

bodi dan proyeksi dari dagu. Selain itu mandibula juga menunjukkan adanya hipoplasia

kondilus dan koronoid sehingga secara klinis tampak sebagai dagu yang retrusi. Notch

antegonial yang ditandai muncul dengan sudut gonial yang tumpul dan kecenderungan dagu

untuk berputar inferior. Ini memberikan mandibula tampak dibengkokkan. Pola pembengkokan

ini berbeda dari yang tampak pada kondisi lain seperti penyakit Still’s, dan beberapa perbedaan

telah diukur. Selain itu juga dijumpai abnormalitas perlekatan muskular dari pterigomasseter

Gambar 8. Retrognasia pada pasien SindromaTreacher Collins.

Maksila Maksila cenderung memiliki palatum yang melengkung tinggi atau celah palatum

(30% kasus). Tinggi gigi posterior menjadi rendah dengan tingkat hiperproyeksi maksila.

Pada beberapa kasus, hiperproyeksi tampak sangat nyata, dan menjadi sulit untuk

memastikan apakah abnormalitas terletak pada maksila atau basis cranial. Choanal atresia

mungkin terjadi, dimana keberadaannya menyebabkan masalah jalan nafas, terutama pada

periode neonatal. Hubungan skeletal rahang biasanya Klas II dengan gigitan terbuka anterior.

Gigi biasanya berkembang dengan normal dan mempunyai ukuran normal. Namun,

mandibula yang mempunyai lengkung sempit dan berbentuk abnormal sering mengakibatkan

gigi berjejal yang parah.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 17

Page 18: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Derajat malformasi yang terlihat sewaktu bayi dilahirkan dengan Sindroma Treacher

Collins diyakinkan relatif stabil dan tidak progresif seiring usia. Robert dkk (1975) meninjau

berturut-turut radiografi sefalometri dari pasien Sindroma Treacher Collins dan

mendokumentasikan stabilitas batas inferior mandibula dari waktu ke waktu. Garner (1967)

melaporkan penemuannya terhadap analisis sefalometri 3 pasien dengan variasi umur yang

dikonfirmasikan menderita Sindroma Treacher Collins. Dia mendokumentasikan deformasi

yang relatif stabil yang diobservasi pada umur yang bervariasi. Tidak ada bukti pasti yang

mengkonfirmasi secara signifikan bahwa dismorfologi Sindroma Treacher Collins makin

memburuk dengan pertumbuhan wajah

DiagnosisDiagnosa Sindroma Treacher Collins ini dibuat berdasarkan gambaran klinis karena

karakteritiknya yang khas dengan mata yang miring ke bawah, abnormalitas telinga dan

rahang bawah yang kecil dan pemeriksaan radiografi seperti Computerized tomography

(CTscan) dapat digunakan untuk menentukan derajat ketidakberkembangan struktur tulang

wajah.

Ada banyak sindroma yang penampilan wajahnya menyerupai Sindroma Treacher

Collins. Pemeriksaan fisik yang lengkap terhadap sistem tubuh yang lain dapat membantu

menegakkan diagnosis Sindroma Treacher Collins. Sindroma Treacher Collins dapat

dibedakan dari Sindroma Nager dan Sindroma Miller jika tidak ada abnormalitas pada tangan

atau lengan. Dengan keterlibatan wajahnya bilateral (mengenai kedua sisi wajah) dan spinal

column normal, Sindroma Treacher Collins dapat dibedakan dari kondisi

Oculoauriculovertebral (OAV) seperti Sindroma Goldenhar.

Jika terdapat beberapa orang dalam sebuah keluarga mengalami Sindroma Treacher

Collins, studi hubungan (linkage) genetik dapat dilakukan. Studi hubungan ini memerlukan

sampel darah dari berbagai anggota keluarga, yang terkena dan yang tidak terkena.30

Ditandai pada gen TCOF1 dan dianalisa serta dibandingkan untuk menentukan terjemahan

gen yang dibagi kepada anggota keluarga yang terkena. Gen yang menyebabkan terjadinya

Sindroma Treacher Collins ada pada semua anggota keluarga yang terkena, dan absen pada

semua anggota yang tidak terkena. Studi hubungan dapat dilakukan pada bayi belum lahir

untuk menentukan apakah bayi mewarisi gen yang menyebabkan sindroma tersebut.

Ultrasonografi prenatal dapat digunakan untuk melihat gambaran fasial dari sindroma ini.

Adapun beberapa laporan tentang diagnosa prenatal dengan ultrasonografi saja, bayi dengan

manifestasi ringan dapat terlihat normal. Deteksi tergantung pada keterampilan dokter yang

melakukan ultrasonografi dan pengalamannya terhadap gambaran Sindroma Treacher Collins.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 18

Page 19: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

2. Berlian Blackfan Anemia (Diamond-Blackfan Anemia)

Tulang mewarisi sindrom yang dapat menyebabkan kegagalan sumsum (IBMFS)

yang ditandai oleh kelainan hematologi, keterlambatan pertumbuhan umum, dan peningkatan

insiden transformasi ganas. Gangguan ini meliputi:

Diamond-Blackfan anemia (DBA)

sindrom Shwachman-Diamond (SDS)

tulang rawan-rambut hipoplasia (CHH)

dyskeratosis congenita (DC). 

Masing-masing gangguan memanifestasikan fenotipe klinis yang berbeda. Mirip

dengan fitur klinis mereka, dasar-dasar molekul dari IBMFS memiliki karakteristik yang baik

dan khas. Penyimpangan dalam sintesis ribosom telah dikaitkan dengan penyakit yang dapat

menyebabkan kegagalan sumsum (IBMFS).hal tersebut akan memberikan target molekul

umum untuk mutasi patogen dalam gen penyakit terkait. Dalam beberapa kasus, ribosom

tampaknya menjadi target utama dalam lesi patogen, sedangkan pada orang lain, efek pada

sintesis ribosom yang sekunder dan tampaknya memiliki pengaruh memodifikasi pada

presentasi penyakit. Misalnya, target utama dari lesi patogen dalam dyskeratosis congenita

telomerase yang membedakannya dari IBMFS lainnya. Bentuk terkait-X dari dyskeratosis

congenita, bagaimanapun, mempengaruhi baik fungsi telomerase dan sintesis ribosom dan

jauh lebih parah daripada bentuk-bentuk somatik dari penyakit yang hanya mempengaruhi

telomerase. Dengan demikian, perbedaan dalam target utama lesi patogen dapat menjelaskan

presentasi klinis yang berbeda dari IBMFS tertentu..

Etiologi

Diamond Blackfan Anemia (DBA) Ini merupakan penyakit warisan, yang menyerang

sekitar lima bayi dari setiap 1 juta, menurut Neal Young, MD, dari National Heart, Lung, dan

Darah Institute di "Williams Hematologi." Anak-anak memiliki anemia karena sumsum

tulang tidak membuat cukup sel darah merah. Sekitar 33 persen mungkin memiliki kelainan

fisik, termasuk mengatur lebar mata, telinga rendah-set, leher berselaput dan perawakan

pendek Beberapa anak di diagnosis memiliki kelainan tulang dan memiliki kelainan jantung. 

Patogenis

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 19

Page 20: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Dalam kasus lain, sintesis ribosom di mana tampaknya menjadi target utama penyakit

menyebabkan mutasi, dasar manifestasi klinis yang beragam masih belum diketahui. Tubuh

kerja yang disajikan dalam disertasi ini difokuskan pada sindrom Shwachman-Diamond dan

Diamond-Blackfan anemia, dua IBMFS mana cacat dalam sintesis ribosom tampaknya

mendasari patofisiologi penyakit. Pendekatan ini menggunakan model ragi dari kedua

penyakit untuk mengeksplorasi mekanisme yang sintesis ribosom terpengaruh menggunakan

subunit 60s ribosom sebagai target molekul umum. subunit 60s biogenesis dipengaruhi oleh

mekanisme yang berbeda dalam dua model penyakit dan bahwa perbedaan ini dapat

memberikan dasar-dasar molekuler untuk presentasi klinis yang berbeda diamati pada pasien

DBA dan SDS. Penelitian lebih lanjut pada mekanisme yang subunit 60s biogenesis

terpengaruh dalam model SDS memiliki implikasi yang jelas untuk pengobatan gangguan ini

Menurut National Institutes of Health, atau NIH, penyakit ini adalah karena mutasi di

tujuh gen. Beberapa gen bermutasi memberikan instruksi kepada sel tentang bagaimana

membuat protein ribosom, sementara yang lain membantu ribosom membuat protein.

cmoderat atau tidak lengkap, akan menyebabkan anemia, leucopenia, dan thrombositopenia

atau dalam beberapa kombinasi tertentu.

Gambar. Dengan menggunakan pemeriksaan sinar x-rays menunjukan tulang aksesori di ibu

jari bagian kiri dengan konfigurasi biphalangeal normal dari jempol kanan.

Diamond-Blackfan anemia (DBA) adalah anemia hipoplasia langka bawaan yang biasanya

menyajikan awal pada masa bayi. Anomali kongenital, khususnya dari kepala dan anggota

badan atas, dalam pemeriksaan 25% pasien melaporkan bahwa:

(1). DBA juga telah disebut sebagai aplasia sel merah murni bawaan, anemia aregenerative

kronis, erythrogenesis imper-fecta dan anemia hipoplasia kongenital.

(2). Diagnosis dari penyakit ini adalah meraih dengan ditemukannya sebuah normokromik,

anemia makrositik atau normositik mewujudkan awal kehidupan, reticulocytopenia,

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 20

Page 21: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

normocellular sumsum tulang dengan erythroid hipoplasia. Untuk saat ini, total sekitar 600

pasien telah dilaporkan di seluruh dunia. 354 pasien telah terdaftar di Diamond Blackfan

Anemia registri Amerika Utara dan 229 pada kelompok DBA dari Perancis, Jerman dan

delapan negara lain

(3). Kami melaporkan enam kasus seperti didiagnosis di klinik kami yaitu Division of

Pediatric Hematology-Oncology, Department of Pediatrics, L.T.M.M. College and General

Hospital, Sion, Mumbai, India.

Aplasia sel merah murni bawaan pertama kali dijelaskan oleh Joseph pada tahun 1936

dan dua tahun kemudian pada tahun 1938, DBA biasanya terlihat pada masa bayi, meskipun

kasus telah terdeteksi sebagai sebagai akhir pada usia 6 tahun. Rasio antara Laki-laki dan

perempuan adalah 1,2:1. Dan dilaporkan empat kasus diduga sebagai Diamond dan Blackfan.

Sekitar 1/4th untuk 1/3rd pasien memiliki anomali kongenital yang melibatkan

anggota badan atas dan kepala, dan sistem urogenital atau kardiovaskular. Namun, hubungan

antara malformasi dan eritropoiesis yang rusak adalah tidak jelas dan cacat dalam suatu

molekul yang bekerja pada kedua pengembangan embrio dini dan hematopoiesis telah

diusulkan. Kebanyakan kasus sporadis dengan warisan diamati pada sekitar 10% pasien,

dengan pola, dominan atau, lebih jarang resesif. Salah satu lokus pada kromosom 19q13.2

pengkodean protein ribosom S19 menyumbang seperempat pasien dengan baik dominan atau

bentuk sporadis (1,4). Lokus lain dalam hubungan dengan DBA telah terdeteksi pada 8p

kromosom (5). Keluarga tidak terkait dengan salah satu dari lokus juga telah dijelaskan (4,5).

Cacat dasar diduga terjadi penurunan jumlah atau fungsi dari prekursor erythroid,

baik CFU-E dan BFU-E. Tingkat tinggi dari erythropoietin dalam serum menunjukkan

ketidakpekaan progenitor untuk erythro-poietin .Selain itu, faktor imunologi seluler juga telah

dianggap bertanggung jawab atas patogenesis dalam DBA .Namun, penelitian anekdotal

membantah temuan ini .Diagnosis diferensial terdekat dari sindrom ini adalah TEC (transien

erythro-blastopenia masa kanak-kanak). Namun, usia rata-rata diagnosis TEC adalah 26 dan

28 bulan pada pria dan wanita masing-masing, sedangkan untuk DBA adalah 5.2 dan 6,6

bulan (2). MCV biasanya normal di TEC dan meningkat dalam DBA, dan riwayat penyakit

virus sebelumnya dengan tidak ada kelainan kongenital ciri TEC (2). HBF umumnya normal

pada diagnosis dalam TEC, sedangkan tinggi dalam DBA. Selain itu, TEC pulih secara

spontan dalam 1 sampai 2 bulan onset, terlepas dari pengobatannya (2).

Transfusi sel darah merah adalah modalitas pengobatan hanya tersedia pada zaman

sebelumnya. Meskipun, masih tetap merupakan bentuk penting dari terapi bagi mereka yang

refrakter terhadap obat lain, beberapa baru-macologic agen farmasi telah ditemukan effica-

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 21

Page 22: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

mencurigakan. Terlepas dari konvensional lisan prednison (tingkat respons keseluruhan 60%

sampai 70%) dan dosis tinggi intravena metil prednisolon-, berbagai obat telah dicoba dengan

keberhasilan yang terbatas (2). Ini termasuk androgen, danazol, 6-mercaptopurine, cyclo-

phosphamide, globulin antilymphocyte, vincristine dll (2). Siklosporin telah dicoba dengan

hasil yang bertentangan dalam studi yang berbeda .Sel induk alogenik transplanta-tion

dengan HLA-identik donor terkait telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, meskipun

laporan anekdotal kegagalan telah dilaporkan.

Biasanya, sumsum tulang memproduksi semua sel darah yang dibutuhkan tubuh anak

Anda, tapi kadang-kadang, cacat genetik dapat mengganggu kemampuan sumsum untuk

membuat sel-sel penting. Diamond Blackfan anemia (DBA) adalah kelainan darah yang

langka genetik yang terjadi ketika sumsum tulang gagal membuat sel-sel darah

merah. Anemia Fanconi Di Bone Marrow & Klinik Kegagalan Multidisiplin di Children 's

Hospital Boston, tim kami dari ahli hematologi pediatrik menyediakan perawatan yang

komprehensif untuk para penderita Diamon Blackfan Anemia atau biasa disingkat DBA.

 Diamond Blackfan anemia sangat jarang untuk di temukan dan salah satu penyakit yang

langka.

Pengobatan

 DBA adalah kondisi yang berpotensi mengancam nyawa yang dapat menyebabkan

anemia berat dan membutuhkan perawatan medis yang berlangsung secara terus-menerus.

 Hal ini dapat terjadi juga pada laki-laki dan perempuan, dan telah didiagnosis pada hampir

semua kelompok etnis yang ada di seluruh dunia baik Asia, Afrika maupun Eropa.

 Kebanyakan bayi didiagnosis sebelum ulang tahun pertama mereka.

 Kortikosteroid oral (yang meningkatkan produksi sel darah merah) merupakan pengobatan

andalan untuk DBA; perawatan lainnya termasuk transfusi darah dan transplantasi sumsum

tulang.

 Baris pertama pengobatan adalah untuk memberikan anak obat steroid, biasanya

prednison. Obat mungkin tiba-tiba berhenti bekerja untuk orang setiap saat. Jika seseorang

tidak merespons obat steroid, atau kebutuhan dosis terlalu tinggi untuk menjaga / nya sel

darah merah menghitung, pengobatan menjadi transfusi darah. Orang itu kemudian perlu

untuk mengambil obat yang mengambil kelebihan zat besi keluar dari tubuh. Satu-satunya

obat yang tersedia untuk Blackfan berlian anemia adalah transplantasi sumsum tulang, yang

menggantikan sumsum tulang yang rusak seseorang dengan sumsum yang sehat.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 22

Page 23: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

 Pada Anak-anak, kita akan melakukan pendekatan dalam pengobatan pada anak

Anda dengan sensitivitas dan dukungan-untuk anak Anda dan seluruh keluarga Anda. Ini

akan menjadi tujuan konstan kita untuk memaksimalkan kesehatan anak Anda dan kualitas

hidup. Sementara DBA dapat akan sulit untuk mengobati, Anda dapat yakin bahwa anak

Anda dalam perawatan dari beberapa ahli terkemuka di dunia dalam hematologi anak.

 Kami menawarkan pilihan diagnostik dan pengobatan khusus, termasuk sel induk

hematopoietik transplantasi dengan arahan langsung ke program Stem Pediatric Dana-

Farber/Children 's Hospital Cancer Center Transplantasi your, salah satu program tertua dan

paling berpengalaman dalam transplantasi sel induk pediatrik. Pakar pediatrik hematologi

kami memberikan perawatan tindak lanjut yang komprehensif untuk mengelola gejala DBA.

 Para peneliti di Anak-anak yang mempelajari gen ribosomal protein dan gen lain dari anak-

anak dengan DBA untuk mengidentifikasi mutasi genetik baru yang terkait dengan gangguan

tersebut.

Gambar. Skema Penurunan Penyakit DBA.

Diamond Blackfan anemia (DBA) adalah aplasia erythroid bawaan yang biasanya

menyajikan pada masa bayi. Penyebab pastinya tidak jelas, tetapi masalah tampaknya

menjadi kesalahan dalam salah satu langkah awal produksi sel darah merah. Dalam Blackfan

berlian anemia sumsum tulang tubuh menghasilkan sedikit atau tidak ada sel darah

merah. Hal ini juga dikaitkan dengan mutasi genetik pada beberapa individu. Anemia berat

sering ditemukan pada saat lahir dan mayoritas individu didiagnosis sebelum mereka

pertama ulang tahun. Sebagai tepuk ients mencapai dewasa, mereka memiliki

peningkatan risiko mengembangkan leukemia akut atau kegagalan sumsum tulang.Diamond

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 23

Page 24: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Blackfan efek anemia anak laki-laki dan perempuan sama. Telah dilaporkan di hampir semua

kelompok etnis.  diperkirakan sekitar tujuh dalam satu juta orang beresiko terkena DBA.

Diagnosis

 Anemia berlian Blackfan biasanya didiagnosis dalam dua tahun pertama kehidupan,

bahkan terkadang dengan kelahiran, Orang dengan anemia Diamond Blackfan memiliki

gejala yang umum untuk semua jenis anemia lainnya, termasuk kulit pucat, mengantuk,

denyut cepat, dan berbisik-bisik jantung. Pada sekitar sepertiga dari anak-anak lahir dengan

gangguan ada cacat fisik seperti cacat tangan atau cacat jantung, tapi yang jelas dari tanda-

tanda belum diidentifikasi. Gejala-gejala juga dapat sangat bervariasi, dari sangat ringan

sampai parah dan mengancam jiwa. Diamond Blackfan anemia ditandai dengan rendahnya

jumlah sel darah merah dengan nenek moyang erythroid menurun di sumsum tulang. Hal ini

biasanya berkembang selama periode neonatal. Individu juga memiliki berbagai kelainan

bawaan, termasuk malformasi kraniofasial, ibu jari atau kelainan ekstremitas atas, cacat

jantung, malformasi urogenital, dan langit-langit sumbing. Berat lahir rendah dan hambatan

pertumbuhan umum kadang-kadang diamati.

Gambar. Anak yang terkena Diamond Blackfan Anemia yang dirawat di Rumah Sakit

Anemia Fanconi Di Bone Marrow & Klinik Kegagalan Multidisiplin di Children 's Hospital

Boston.

3.Dyskeratosis Congenita (DC). 

Dyskeratosis Congenita (DC) juga diseebut sebagai Zinserr Cole Engman Syndrome.

Yang merupakan suatu kelaiinan bawaan/ kongenital yang sangat langka. Para penderita

penyakit ini di tandai dengan adanya penuaan dini pada tubuhnya (mirip dengan progeria)

dan terdapat kerusakan pada sistem organ dan abnomali pada sum-sum tulang.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 24

Page 25: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Penderita DKC telah terbukti memiliki penurunan tingkat TERC yang mempengaruhi

fungsi normal dari. Dengan tingkat TERC turun, pemeliharaan telomer selama

pengembangan tidak akan berjalan secara normal. Pada manusia, telomerase aktif mengikuti

perkembangan tahap awal (kecuali dalam kasus-kasus ekstrim seperti kanker). Jadi, jika

telomerase tidak mampu secara efisien mempengaruhi DNA pada awal kehidupan,

ketidakstabilan kromosom menjadi lebih besar.

Etiologi

Penyakit ini diwariskan adalah lebih umum pada laki-laki daripada perempuan dan

terlihat di salah satu anak dari setiap 1 juta, tulis Dr Segal dalam "Williams

Hematologi." Gejala dimulai ketika seorang anak adalah sekitar 5 tahun. Mereka mungkin

memiliki bintik-bintik cokelat atau abu-abu pada kulit mereka, kelainan kuku, dan rambut

rontok dari mereka, bulu mata alis dan kulit kepala. Kemudian anak-anak atau sebagai orang

dewasa muda, mereka biasanya mengembangkan aplastik aneia, dimana sumsum tulang tidak

membuat cukup sel darah merah, sel darah putih atau trombosit. Penyakit ini disebabkan oleh

gen yang dibutuhkan untuk membuat ribosom.

DKC dapat dicirikan oleh pigmentasi kulit, beruban dini, distrofi dari kuku,

leukoplakia mukosa mulut, lakrimasi terus menerus karena atresia dari saluran-saluran

lakrimal, sering trombositopenia, anemia, atrofi testis pada operator laki-laki, dan

kecenderungan untuk kanker. Banyak dari gejala-gejala ini khas geriatri, dan mereka

membawa bentuk yang lebih serius dari penyakit ini sering memiliki rentang hidup singkat

secara signifikan.

Patogenis

Meskipun patologi yang tepat dari penyakit ini belum sepenuhnya dipahami, bukti

menunjukkan sebagian besar congenita dyskeratosis yang terutama gangguan pemeliharaan

telomer yang miskin. Secara khusus, penyakit ini terkait dengan satu atau lebih mutasi yang

secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi komponen RNA telomerase vertebrata

(TERC).

Telomerase, pada eukariota yang lebih tinggi, adalah reverse transcriptase yang

mempertahankan dalam mengulangi urutan DNA, telomer, selama perkembangannya

. Telomeres ditempatkan oleh telomerase pada kedua ujung kromosom linier sebagai cara

untuk melindungi DNA linier dari bentuk umum dari kerusakan kimia dan untuk mengoreksi

akhir memperpendek kromosom yang terjadi selama replikasi DNA normal. Akhir ini adalah

hasil pemendekan dari polimerase DNA eukariotik tidak memiliki mekanisme untuk sintesis

nukleotida akhir hadir di ujung "untai lagging" DNA beruntai ganda. DNA polimerase hanya

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 25

Page 26: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

dapat mensintesis DNA baru dari untai DNA yang tua di arah 5'-> 3 '.  Mengingat bahwa

DNA memiliki dua helai yang saling melengkapi, satu untai harus 5'-> 3 'sementara yang lain

adalah 3'-> 5'. Ketidakmampuan untuk mensintesis di 3'-> 5 'directionality dikompensasi

dengan penggunaan fragmen Okazaki, potongan pendek DNA yang disintesis 5'-> 3' dari 3'->

sebagai replikasi bergerak garpu '5.Seperti DNA polimerase RNA memerlukan primer untuk

pengikatan DNA dalam rangka untuk memulai replikasi, setiap fragmen Okazaki demikian

didahului oleh RNA primer pada untai yang disintesis. Ketika ujung kromosom tersebut

tercapai, primer RNA akhir ditempatkan pada daerah ini nukleotida, dan itu adalah pasti

dihapus. Sayangnya begitu primer dihapus, DNA polimerase tidak dapat mensintesis basis

tersisa.

Gambar. Mutasi oleh DKC1 yang di

derita oleh anak yang berasal dari

China .Anak tersebut menderita

Dyskeratosis Congenita.

Gambar. Dengan X-rays penderita dyskeratosis congenitaKomponen komponen RNA telomerase (TERC), salah satu kunci penting adalah

kotak H/ACA domain. Domain H/ACA ini bertanggung jawab untuk pematangan dan

stabilitas dari TERC dan karena itu dari telomerase secara keseluruhan. Ribonucleoprotein

H/ACA mamalia berisi empat subunit protein: dyskerin, Gar1, Nop10, dan Nhp2. mutasi

pada Nop10 dan dyskerin1 telah menunjukkan bahwa mutasi ini mempengaruhi aktivitas

telomerase negatif mempengaruhi pra-RNP Majelis dan pematangan manusia telomerase

RNA. Meskipun demikian, mutasi yang secara langsung mempengaruhi komponen

telomerase RNA mungkin akan ada dan harus juga menyebabkan penuaan dini atau DKC-

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 26

Page 27: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

gejala seperti. Memang, tiga keluarga dengan mutasi pada gen TERC manusia telah dipelajari

dengan hasil yang menarik. Dalam dua keluarga, dua keluarga-khusus satu nukleotida

polymorphisms ada sementara yang lain ada bertahan penghapusan skala besar (pasangan

basa 821 DNA) pada kromosom 3 yang mencakup 74 basis kode untuk bagian dari H/ACA

domain. Mutasi ini tiga berbeda menghasilkan bentuk ringan dyskeratosis congenita yang

unik mengikuti pola dominan autosomal warisan. Premature mulai memutih, awal kehilangan

gigi, kecenderungan untuk kulit kanker, serta memperpendek telomer panjang terus

karakteristik dari penyakit ini.

Fitur mukokutan dari DKC biasanya berkembang antara usia 5 dan 15 tahun.Median usia

onset dari Cytopenia perifer adalah 10 tahun.Seks rasio laki-laki ke-perempuan adalah sekitar

3:1.Secara Fisik yaitu adanya hiperpigmentasi kulit, kuku distrofi, dan leukoplakia ciri

DKC. Sindrom ini secara klinis heterogen; di samping fitur mukokutan diagnostik dan

kegagalan sumsum tulang, individu yang terkena dapat memiliki berbagai fitur klinis lainnya.

distrofi kuku yang terlihat di sekitar 90% pasien, dengan keterlibatan kuku sering keterlibatan

kuku sebelumnya. Distrofi kuku Progresif dimulai dengan membelah ridging dan

longitudinal. Atrofi progresif, menipis, pterygium, dan distorsi terwujud di kecil, kuku

rudimenter, atau tidak ada.

Temuan leukoplakia mukosa Mukosa terjadi pada sekitar 80% dari pasien dan

biasanya melibatkan mukosa bukal, lidah, dan orofaring. Leukoplakia dapat menjadi

verrucous, dan ulserasi dapat terjadi. Pasien juga mungkin memiliki peningkatan prevalensi

dan tingkat keparahan penyakit periodontal. Situs mukosa lainnya mungkin terlibat

(misalnya, kerongkongan, meatus uretra, kelenjar penis, saluran lakrimal, konjungtiva,

vagina, anus). Penyempitan dan stenosis dapat terjadi di situs tersebut, dengan pengembangan

selanjutnya dari disfagia, disuria, fimosis, dan epiphora.

Kegagalan sumsum tulang Sekitar 90% memiliki Cytopenia perifer dari satu atau

lebih garis keturunan. Dalam beberapa kasus, ini adalah presentasi awal, dengan usia rata-rata

onset 10 tahun. Kegagalan sumsum tulang adalah penyebab utama kematian, dengan sekitar

70% dari kematian yang berhubungan dengan perdarahan dan infeksi oportunistik sebagai

akibat dari kegagalan sumsum tulang.

Komplikasi paru Sekitar 20% dari individu dengan DKC mengembangkan komplikasi

paru, termasuk fibrosis paru dan kelainan pembuluh darah paru.Rekomendasi adalah bahwa

pasien DKC menghindari mengambil obat dengan toksisitas paru (misalnya, busulfan) dan

bahwa mereka memiliki paru-paru mereka terlindung dari radiasi selama BMT.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 27

Page 28: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Peningkatan risiko keganasan Pasien memiliki peningkatan prevalensi neoplasma

ganas mukosa, terutama sel squamous karsinoma, mulut nasofaring, esofagus, rektum, vagina

leher rahim, atau. Ini sering terjadi dalam situs leukoplakia.Prevalensi karsinoma sel

skuamosa kulit juga meningkat. Keganasan lain melaporkan termasuk limfoma Hodgkin,

adenokarsinoma saluran pencernaan, dan karsinoma bronkus dan laring. Keganasan

cenderung berkembang pada dekade ketiga kehidupan. Sistem temuan neurologis: Pasien

mungkin memiliki kesulitan belajar dan keterbelakangan mental.

Sistem temuan Kedokteran: DKC dilaporkan berhubungan dengan konjungtivitis,

blepharitides, dan pterygium. Stenosis duktus lakrimal sehingga epiphora (yaitu, berlebihan

merobek) terjadi pada sekitar 80% dari pasien.Temuan sistem kerangka: Pasien mungkin

memiliki hipoplasia mandibula, osteoporosis, nekrosis avascular, dan scoliosis.

Temuan sistem pencernaan: Ini mungkin termasuk jaring esofagus, hepatosplenomegali, dan

sirosis.

KESIMPULAN

Ribosom merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh makhluk hidup karena

dapat mengendalikan cara kerja tubuh tumbuh-tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kata

ribosom didapat dari penggabungan kata yaitu ribonucleic acid dan kosakata Yunani, soma,

yang artinya tubuh. Ribosom merupakan organel terkecil dalam sel yang berbentuk bulat

padat dengan diameter sekitar 20 sampai 25 nm. Ribosom tersuspensi dalam sitosol atau

terikat pada retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 28

Page 29: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Struktur dari ribosom berupa susunan yang rumit antara RNA ribosom (rRNA) dan

protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Perbandingan keduanya yaitu 65%

rRNA dan 35% RNP. Pembagian ribosom berdasarkan subunit besar dan subunit kecil.

Subunit kecil mengikat mRNA (messeger RNA), sedangkan yang besar mengikat tRNA

(transport RNA).

Fungsi dari Ribosom adalah mensintesis protein. Sel yang memiliki laju sintesis

protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Misal, sel

hati manusia memiliki beberapa juta ribosom. Tidak mengejutkan jika sel yang aktif dalam

mensintesis sejumlah protein juga memiliki nukleus yang terlihat secara jelas.

Pada saat sintesis protein ribosom mengelompok menjadi poliribosom (polisom). Sebagian

besar protein dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol. Sedang ribosom

terikat umumnya membuat protein yang dimasukkan ke dalam membran, untuk

pembungkusan dalam organel tertentu seperti lisosom atau dikirim ke luar sel.

Proses pembentukan protein.

Akibat dari adanya kelainan dari biogenesis ribosom adalah adanya Treacher Collins

Syndrome yang merupakan gangguan herediter yang ditandai oleh beberapa anomali kraniofasial

dan manifestasi klinis akibat mutasi pada gen TCOFI, yaitu pada kromosom 5q31.3-q33.3. Gen

ini mengkode protein yang disebut treacle, dan berperan selama tahap tertentu dalam

perkembangan embrio, khususnya pada struktur kepala dan wajah.

DAFTAR PUSTAKA

Albert, B., Johnson, A., Lewis, J. Raff, M., Roberts, K., Walter, P. 2002. Molecular

Biology of the Cell. 4 th ed. Garland Science. New York

Chapman S, Nakielny R. Large Head In Infancy. In :Aids to Radiological Differential

Diagnosis. 4thEd. Pennyslvania: Elsevier Inc.; 2003. p 421-5.

Farabee, M.J Cells . 2007.Cellular Organization. Wikibook. Diambil pada tanggal 11

Desember 2011, dari http://www.emc.maricopa.edu/BioBookglossN.html

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 29

Page 30: Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL

Horenstein M. Aqueductal stenosis causing obstructive hydrocephalus. 2009

September 25. [cited 2009 october 21]. Available From : URL :

http://www.ultrasound-images.com. (on line).

Solomon, E.P, Berg, L.R, Martin, D.W. 2002. Biology. 6th Ed. Brooks/Cole

Thompson Learning.USA

Stryer, L. 1988. Biochemistry. 3rd ed. W.H. Freeman and Company. New York

White J. M. 2007. Cell Structure and Function. University of Virginia Health System.

Diambil pada tanggal 11 Desember 2011, dari http://www.w3.org/1999/xhtml

Wolfe, S.L. 1993. Molecular and Cellular Biology. Wadsworth Publishing Company.

California

Eisenberg RL, Margulis AR. Normal Pressure Hydrocephalus. In :The Right Imaging Study

A Guide for Physicians. 3rd. New York: Springer; 2008. p 506-9.

Scarabino T, Salvolini U, Jinkins JR. Intracranial Hypertension. In : Emergency

Neuroradiology. New York: Springer Berlin Heilberg; 2006. p 203-11.

Kurtz AB, Johnson PT. Hydranencephaly. In :Radiology. Philadelphia: RSNA; 1999. p 419-

22.

Barnes P, Levine D. MR Imaging of Fetal CNS Abnormalities. In : Levine D, Editor. Atlas of

Fetal MRI. New York: Taylor & Francis; 2005. p 25-47.

Bardo DME. 2009 Agustus. [cited 2009 october 21]. Available from : URL :

http://www.appliedradiology.com. (on line).

Sjair Z. Tomografi Komputer Kepala. In : Ekayuda I, Editor. Radiologi Diagnostik FKUI.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p 387-91.

Tanenbaun LN. Degenerative, Toxic, and Metabolic Diseases. In : Zee CS, Editor.

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 30