kekurangan vitamin a

11
OLEH : ULVA YULIANTI 10101001015

Upload: ulva-yulianti

Post on 11-Aug-2015

121 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kekurangan Vitamin A

OLEH :

ULVA YULIANTI

10101001015

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Page 2: Kekurangan Vitamin A

Universitas SriwijayaTINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat di perlukan

oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk

kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak,

diare dan penyakit infeksi lain). Vitamin A banyak digunakan sebagai fortifikan dan

suplemen. Berbagai penelitian dilakukan untuk melihat adanya kemungkinan vitamain A dan

beta karoten digunakan dalam pencegahan penyakit jantung koroner dan kanker sebagai

antioksidan. ( Schimdt, 1991 dalam Kusin dkk, 1985).

Vitamin A pertama kali ditemukan sebagai vitamin larut lemak dan digunakan

sebagai nama generik untuk retinol dan semua provitamin. Vitamin A ditemukan pada tahun

1913 oleh Mc. Collum dan Davis Vitamin A adalah vitamin antioksidan yang larut dalam

minyak dan penting bagi penglihatan dan pertumbuhan tulang. Secara luas vitamin A

merupakan nama generic yang menyatakan semua retinoid dan precursor/ provitamin A/

karotenid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol. Retinol diserap dalam bentuk

prekursor. Vitamin A adalah kristal alkohol yang dalam bentuk aslinya berwarna putih dan

larut dalam lemak atau pelarut lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam

bentuk ester retenil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Rumus Kimia dari Vitamin

A adalah C20H30O dan mempunyai berat molekul 286.456 g/mol (Kusin dkk, 1985).

Kegunaan Vitamin A Pada Ibu Menyusui

Vitamin A merupakan vitamin yang berbentuk kristal alkohol berwarna kuning, larut

pelarut lemak. Dalam makanan biasa terikat dengan lemak rantai panjang. Vitamin A tahan

terhadap panas cahaya dan larutan alkali, tetapi tidak tahan asam dan oksidasi. Bentuk aktif

vitamin A hanya pada makanan hewani. Bentuk alpha, beta, gama, dan kriptoxantin berperan

sebagai provitamin A dan digunakan sebagai pewarna makanan.

Vitamin A menpunyai peranan penting pada sintesis protein yaitu pembentukan

RNA sehingga berperan terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk

Page 3: Kekurangan Vitamin A

perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email gigi. Beberapa fungsi vitamin A

secara umum antara lain : untuk penglihatan, pertumbuhan dan perkembangan, diferensiasi

sel, fungsi reproduksi, serta fungsi pembentukkan kekebalan. Vitamin A sangat perlu

diberikan pada ibu menyusui, hal tersebut dilakukan demi kesehatan ibu dan bayinya.

Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan

vitamin A dalam ASI, sehingga pemberian kapsul vitamin A (200.000 unit) pada ibu nifas

sangatlah penting, selain bermanfaat bagi ibu kapsul vitamin A juga bermanfaat pada bayi,

karena pada masa nifas ibu menyusui bayinya sehingga secara tidak langsung bayi pun juga

memperolehnya. Manfaat vitamin A selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat juga

meningkatakan kelangsungan hidup anak serta membantu pemulihan kesehatan ibu yang erat

kaitanya dengan anemia dan mengurangi resiko buta senja pada ibu menyusui ini sering

terjadi karena kurang vitamin A. Manfaat dari pemberian tablet vitamin A: Kualitas vitamin

A yang terkandung dalam ASI sangat tergantung pada status kesehatan gizi ibu. Pemberian

tablet vitamin A dosis rendah setiap minggunya sebelum masa kehamilan, saat masa

kehamilan dan setelah melahirkan dapat menaikan kwalitas kesehatan ibu yang dapat

menurunkan penyakit rabun senja, serta menurunkan mortalitas yang berkaitan dengan

anemia yang sering terjadi (Achadi, Endang L, 2011).

Kekurangan Vitamin A Pada Ibu Menyusui

Tidak dipungkiri lagi bahwa kekurangan vitamin A di Indonesia masih menjadi

masalah yang terus menerus dibutuhkan intervensinya. Kekurangan vitamin A dapat

menyebabkan buta senja, perubahan pada kulit, perubahan pada mata, gangguan

pertumbuhan, infeksi, keratinisasi sel rasa pada lidah. KVA merupakan suatu kondisi dimana

mulai timbulnya gejala kekurangan konsumsi vitamin A. Defisiensi vitamin A dapat

merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi. KVA dapat pula disebut kekurangan

sekunder apabila disebabkan oleh gangguan penyerapan dan penggunaan vitamin A dalam

tubuh, kebutuhan yang meningkat, atau karena gangguan pada konversi karoten menjadi

vitamin A. KVA sekunder dapat terjadi pada penderita KEP, penyakit hati, alfa dan beta

lipoproteinemia, atau gangguan absorpsi karena kekurangan asam empedu. Sejak awal tahun

1980-an diketahui bahwa angka kematian meningkat pada anak balita yang kurang vitamin

A, bahkan sebelum ada tanda-tanda xeropthalmia, KVA termasuk kedalam empat masalah

gizi utama di Indonesia. Penelitian yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

tahun 1992 menunjukkan dari 20 juta balita di Indonesia yang berumur enam bulan hingga

Page 4: Kekurangan Vitamin A

lima tahun, setengahnya menderita kurang vitamin A. Sedangkan data WHO tahun 1995

menyebutkan Indonesia adalah salah satu negara di Asia yang tingkat pemenuhan terhadap

vitamin A tergolong rendah.

Vitamin A dikenal sebagai vitamin penglihatan karena kekurangan vitamin A dapat

menyebabkan gangguan penglihatan yang dikenal dengan buta senja atau xeropthalmia yang

dikenal dengan “mata kering” yang dapat berlanjut pada kebutaan.. Keluhan gejala

kekurangan vitamin A telah dikenal di Indonesia sebelum vitamin A sendiri ditemukan.

Kebutuhan vitamin A yang dianjurkan untuk anak balita adalah 250 mikrogram retinol atau

750 mikrogram beta-karoten sehari. Taraf normal akan diperoleh bila kadar vitamin A dalam

darah dan cadangan dalam jaringan hati cukup, yang biasanya dijumpai melalui makanan

sesuai kebutuhan. Sementara studi yang dilakukan Nutrition and Health Surveillance System

(NSS), Departemen Kesehatan, tahun 2001 menunjukkan sekitar 50 persen anak Indonesia

usia 12-23 bulan tidak mengonsumsi vitamin A dengan cukup dari makanan sehari-hari. Oleh

karena itu sangat penting untuk mngetahui masalah kKurang vitamin A (KVA). Dalam masa

laktasi jumlah kebutuhan ditentukan oleh produksi air susu. Pada masa ibu menyusui

tentunya kebutuhan makanan akan meningkat.( Suherni, 2007)

Tidak diragukan lagi bahwa ASI memang merupakan makanan terbaik untuk bayi.

“Susuilah bayimu sampai usia dua tahun......”, begitu tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an.

Namun, ketika terjadi kekurangan vitamin A pada ibu menyusui yang mana kondisi simpanan

vitamin A dalam tubuh ibu berkurang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kadar serum retinol

dalam darah kurang dari 20μg/dl (Depkes, 2009). KVA amerupakan kelainan sistemik yang

dapat mempengaruhi jaringan epitel dari organ-organ seluruh tubuh, termasuk paru-paru,

usus, mata dan organ lain. Akan tetapi gambaran yang karakteristik langsung terlihat pada

mata. Pada ibu menyusui berisiko mengalami kekurangan vitamin A (KVA) karena pada

masa tersebut ibu membutuhkan vitamin A yang tinggi untuk produksi ASI bagi bayinya.

Status gizi dan kesehatan pada ibu hamil sangatlah penting, karena sering kali status gizi

opada ibu menyusui terabaikan terlebih pada keluarga yang ekonominya menengah kebawah,

hal ini menunjukan bahwa KVA merupakan masalah potensial bagi ibu serta bayi yang

disusuinya.(Depkes, 2009).

Ibu Menyusui tentunya berbeda dengan wanita remaja akan intake vitamin A nya.

Ibu dalam masa nifas perlu mendapatkan dua kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis

200.000 IU. Suplementasi Vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau lebih rendah) yang

Page 5: Kekurangan Vitamin A

dilakukan secara berkala kepada anak, dimaksudkan untuk menghimpun cadangan Vitamin A

delam hati, agar tidak terjadi kekurangan vitamin A dan akibat buruk yang ditimbulkannya,

seperti xeroptalmia, kebutaan dan kematian. Cadangan vitamin A dalam hati ini dapat

digunakan sewaktu-waktu bila diperlukan. Pemberian kapsul pertama diberikan segera

setelah melahirkan, dan kapsul kedua dengan selang waktu minimal 24 jam, tidak lebih dari 6

minggu setelah melahirkan. Namun, dilain sisi kapsul Vitamin A tidak boleh diberikan

kepada ibu hamil karena dosisnya terlalu tinggi karena akan berdampak pada kesehatan ibu

dan anaknya (Achadi, Endang L, 2011).

Air susu ibu umumnya mampu mencegah terjadinya xeropthalmia pada bayi. Tetapi

kadar vitamin A dan karoten dalam air susu ibu sangat dipengaruhi oleh jumlah yang

dikonsumsi ibu bersama makanan sehari-harinya. Oleh karena itu, sebaiknya bayi diberi

makanan tambahan yang juga tinggi akan vitamin A atau karotennya, seperti hati dan

sayuran berdaun hijau. Ibu yang kekurangan vitamin A, tentunya akan berdampak terhadap

bayinya. Bayi yang mendapat ASI tetapi kuantitas dan kualitas ASI sangat rendah akan

kandungan vitamin A akan mempengaruhi pertumbuhan bayi, pertumbuhan tulang bayi akan

terhambat, bentuk tulang tidak normal, mudah terkena penyakit infeksi, gangguan pada mata

bayi bahkan kebutaan, dan kematian ketika terhambatnya tubuh untuk menyerap zat-zat gizi

dan tidak terdapat lagi cadangan vitamin A pada bayi. Jika kekurangan vitamin A pada ibu

menyusui tidak segera ditangani dan berlangsung dengan frekuensi yang terus menerus maka,

bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak-anak akan terjadi kegagalan dalam hal

pertumbuhan dan perkembangan otaknya (Arisman, 2004). Karena telah diketahui pada masa

bayi hanya ASI lah yang merupakan sumber vitamin A yang baik dan ASI merupakan satu-

satunya makanan bayi. Tidak hanya berdampak pada bayi, tetapi ibu menyusui yang

kekurangan vitamin A lama kelamaan akan menjadi kurus dan menderita kurang gizi.

Kekurangan vitamin A pada ibu menyusui juga dapat terjadi gangguan mobilisasi zat

besi dari hepar, dengan akibat terjadi penurunan kadar feritin. Gangguan mobilisasi zat besi

jugaakan menyebabkan rendahnya kadar zat besi dalam plasma, dimana hal ini akan

mengganggu proses sintesis hemoglobin sehingga akan menyebabkan rendahnya kadar Hb

dalam darah. Defisiensi vitamin A kronis anemia serupa seperti yang dijumpai pada

defisiensi besi, ditandai dengan Mean Corpuscular Volume (MCV) dan Mean Corpuscular

Haemoglobin Concentration (MCHC) rendah, terdapat anisositosis dan poikilositosis, kadar

besi serum rendah tetapi cadangan besi (ferritin) didalam hati dan sumsum tulang meningkat.

Page 6: Kekurangan Vitamin A

KVA menghambat penggunaan kembali besi untuk eritropoiesis, mengganggu pembentukan

transferin dan mengganggu mobilisasi besi (Arisman, 2004).

Pencegahan Kekurangan Vitamin A Pada Ibu Menyusui

Sudah seharusnya menerapkan slogan “pencegaan lebih baik daripada pengobatan”.

Begitu pula, dengan kekurangan vitamin A pada ibu menyusui dapat dicegah sebelum terjadi.

Sumber vitamin A dapat berasal dari bahan pangan hewani, seperti hati, kuning telur, susu,

dan mentega. Karoten dapat ditemui pada bahan pangan nabati seperti sayuran daun berwarna

hijau, buah berwarna kuning, misalnya pepaya, tomat, labu, ubi jalar kuning, nanas, dan

mangga. Sehingga, ibu yang menyusui harus memperbanyak asupan akan makanan-makanan

yang mengandung vitamin A serta diikuti dengan peningkatan dan ketersediaan konsumsi

makanan yang mengandung vitamin A melalui lingkungan sekitar (pemanfaatan pekarangan).

(Budianto, Agus Krisno., 2009).

Pendekatan selanjutnya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki status gizi pada

ibu menyusui yaitu dengan pemberian suplementasi vitamin A sebanyak 200.000 IU segera

setelah melahirkan (Depkes, 2009). Ibu berstatus vitamin A baik, dengan sumber yang

berasal dari makanan atau suplementasi akan menghasilkan air susu yang mengandung cukup

vitamin A. Jumlah ini setidaknya cukup untuk masa penyusuan selama 4-6 bulan. Selain itu,

juga dapat melibatkan kader-kader desa untuk memberikan penyuluhan mengenai asupan

vitamin A. Karena di Indonesia masih banyak ibu yang melahirkan di rumah pemberian tablet

vitamin A dapat juga diberikan oleh kader atau bidan desa saat melakukan kunjungan rumah.

Dengan pemberian kapsul vitamin A pada ibu setelah melahirkan dapat meningkatkan

kualitas vitamin A dan jumlah kandungan vitamin A tersebut dalam ASI.

Beberapa langkah pencegahan diatas haruslah dilakukan demi kesehatan dan

keselamatan ibu dan bayinya. Telah diketahui, misalnya saja pada bayi pasokan vitamin A

diawal kehidupan akan tercukupi melalui air susu ibu, karena itulah seorang ibu wajib

memiliki status vitamin A yang baik. Telah terbukti pula bahwa jumlah produksi ASI

bergantung pada besarnya cadangan lemak yang tertimbun selama hamil dan dalam batas

tertentu, diet selama menyusui. Rata-rata volume ASI wanita berstastus gizi baik sekitar 700-

800 cc, sementara mereka yang berstatus gizi kurang hanya berkisar 500-600 cc(Jelliffe, 1996

dalam Arisman, 2004).

Page 7: Kekurangan Vitamin A

DAFTAR PUSTAKA

Achadi, Endang L. 2011. Gizi dan Masyarakat. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia PT. Raja grafindo Persada; Jakarta.

Arisman.2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC; Jakarta.

Budianto, Agus Krisno. 2009. Dasar-dasar Ilmu Gizi. UMM Press;Malang.

Depkes. 2009. Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A.Direktorat Bina Gizi

MasyarakatDepartemenRI.http://gizi.depkes.go.id/wpcontent/uploads/2012/08/

panduan-suplementasi-vitA.pdf. [25 Oktober 2012]

Kusin, J.A., Sri Kardiyati, dan Anna Alisjahbana. 1985. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak

Balita. Yayasan Obor Indonesia; Surabaya.

Nurul, Pujiastusti. Korelasi Antara Status Ibu Menyusui dengan Kecukupan ASI Di Posyandu

Desa Karang Kedawang Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokoerto. Program Studi

Keperawatan Lawang Poltekkes Kemenkes Malang. Dari :

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/viewFile/407/409_umm_scie

ntific_journal.pdf. [24 Oktober 2012]

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 101-118).

PoliteknikKesehatanMalang.Dari:www.poltekkesmalang.ac.id/exsport/artikel.php?

id=222&inp=pdf . [ 24 Oktober 2012]