· web viewdi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin a pada sebagian anak-anak balita yang...

33
BAB 9 PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI

Upload: others

Post on 16-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

B A B 9

PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI

Page 2:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia
Page 3:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

BAB 9

PANGAN DAN PERBAIKAN

GIZI

I. PENDAHULUAN

Dalam rangka mempertinggi taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat secara merata dan adil, penyediaan pangan dan gizi yang cukup memadai dan terjangkau oleh seluruh rakyat memegang peranan yang sangat panting. Hal ini erat kaitannya dengan pemecahan masa-lah peningkatan produksi pangan, perbaikan sarana distribusi dan pemasaran pangan, perbaikan pengolahan dan penyimpanan hasil pro-duksi pangan, kependudukan, tingkat kesadaran dan keadaan gizi ser-ta peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

Konsumsi pangan rata-rata penduduk setiap jiwa dalam satu hari digambarkan dalam bentuk Neraca Bahan Makanan. Neraca Bahan Makanan tahun 1976 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi pendu-duk Indonesia telah mencapai 2.231 Kalori dan 43,7 gram protein per jiwa per hari. Besarnya kalori tersebut menggambarkan jumlah tenaga yang dihasilkan oleh makanan untuk kegiatan jasmaniah sehari-hari. Sedangkan jumlah protein menggambarkan kandungan zat untuk pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan.

Ditinjau dari kebutuhan rata-rata kalori dan protein penduduk Indonesia sebesar 2.100 Kalori dan 46 gram protein per jiwa per hari maka nampak bahwa rata-rata keperluan kalori telah terpenuhi dan kebu-tuhan protein hampir tercapai. Akan tetapi pola konsumsi di

415

Page 4:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

semen-tara daerah dan kelompok masyarakat masih menunjukkan kekurang-an kalori dan protein. Meskipun demikian selama Repelita II telah berlangsung perbaikan pola konsumsi pangan rakyat, baik dilihat dari jumlah maupun mutu gizinya.

Pada umumnya sebagian besar dari pendapatan penduduk Indone-sia masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Lagi pula sebagian besar penduduk Indonesia terdiri dari petani-petani produ-sen pangan. Karena kedua hal itu maka setiap perubahan harga pa-

Page 5:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

ngan akan mempunyai pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Gejolak harga pangan akan menimbulkan kerisauan pada sebagian besar masyarakat, baik di kota maupun di pedesaan, dan pe-ningkatan harga yang tidak terkendalikan akan dapat menimbulkan gangguan terhadap kelancaran kegiatan pembangunan. Jadi jelaslah bahwa pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka usaha tercapainya sasaran-sasaran pembangunan.

Sampai sekarang pola konsumsi pangan masih sangat mengutama-kan beras. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan rakyat, dan dengan demikian keadaan perekonomian sebagai keselu-ruhan, sangat tergantung pada satu jenis pangan. Pola konsumsi pa-ngan yang terlalu tergantung pada satu jenis pangan dapat menimbul-kan beberapa masalah. Pertama, keadaan pangan akan selalu rawan karena apabila terjadi kekurangan dalam jenis pangan ini akan timbul kerisauan di dalam masyarakat. Lagi pula dalam keadaan masih di-perlukan impor, kemampuan negara untuk mencukupinya akan sa-ngat tergantung dari persediaan beras di sementara negara pengekspor beras. Kedua, pola konsumsi pangan yang mengutamakan satu jenis pangan tidak dapat menjamin keseimbangan gizi yang memadai. Ini berarti bahwa untuk meningkatkan mutu gizi, pola konsumsi pangan memerlukan penganekaragaman.

Usaha mencukupi kebutuhan pangan dan gizi memerlukan langkahlangkah yang menyeluruh dan merupakan bagian dari kebulatan kebijaksanaan dan langkah pembangunan nasional. Oleh karena itu pena- nganannya memerlukan usaha terpadu dari berbagai bidang, terutama bidang kesehatan, pertanian, industri, pendidikan, penerangan, per- dagangan, kependudukan dan lingkungan hidup.416

Page 6:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

Sejalan dengan hal-hal tersebut di atas, kebijaksanaan di bidang pangan dan perbaikan gizi dalam Repelita III diarahkan untuk men-capai tiga tujuan. Pertama, meningkatkan penyediaan pangan secara merata dan mencukupi kebutuhan gizi serta terjangkau oleh daya beli rakyat. Kedua, menganekaragamkan pola konsumsi pangan rak-yat dengan mengusahakan agar konsumsi bahan pangan selain beras semakin meningkat. Ketiga, meningkatkan keadaan atau status gizi

Page 7:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

rakyat dengan mengusahakan langkah-langkah yang menyebabkan berkurangnya penyakit-penyakit akibat kekurangan gizi.

II. KEADAAN DAN MASALAHKebijaksanaan di bidang pangan dalam Repelita II

terutama ditu-jukan untuk menjaga agar persediaan pangan, khususnya beras, dalam masyarakat selalu memadai. Di bidang peningkatan produksi pangan, selama Repelita II telah dicapai peningkatan produksi beras, kacang tanah, ikan laut dan darat, daging, telur dan susu. Sementara itu produksi jagung, ubi kayu dan kedele masih perlu ditingkatkan.

Melalui kebijaksanaan harga beras, diusahakan agar harga tersebut di satu pihak dapat dijangkau oleh rakyat banyak dan di pihak lain cukup tinggi untuk meningkatkan pendapatan para petani dan men-dorong peningkatan produksi. Dalam melaksanakan kebijaksanaan tersebut selama Repelita II diusahakan agar kegiatan pemasaran bahan pangan pada umumnya dan beras pada khususnya dapat semakin berkembang dan meningkat daya gunanya.

Untuk mencapai tujuan tersebut pertama-tama dalam Repelita II ditempuh kebijaksanaan harga dasar untuk gabah dan harga batas tertinggi untuk beras. Harga dasar untuk gabah ditetapkan dengan maksud agar para petani mempunyai kepastian bahwa mereka akan memperoleh harga yang wajar untuk gabah yang mereka jual.

Dalam hubungan ini agar petani tidak dirugikan oleh perkembang-an harga barang-barang lain yang mereka perlukan, maka secara ber-kala diadakan penyesuaian terhadap harga dasar untuk gabah dan harga batas tertinggi untuk beras. Penentuan mengenai besarnya perbedaan antara harga dasar dengan harga batas tertinggi juga didasar-kan atas

417

Page 8:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

pertimbangan agar kegiatan masyarakat dalam bidang pemasaran dapat semakin berkembang.

Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan tersebut maka dalam musim panen, yaitu diwaktu harga padi, gabah dan .beras cenderung menurun hingga lebih rendah dari harga dasar, diadakan pembelian di daerah-daerah produksi padi. Sedang di musim paceklik, yaitu apabila harga-harga cenderung untuk meningkat sehingga melampaui

Page 9:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

harga batas tertinggi, diadakan penjualan untuk pasaran umum. Da-lam pelaksanaan pembelian beras atau gabah dari petani, Koperasikoperasi Unit Desa (KUD) dan Badan-badan Usaha Unit Desa (BUUD) memegang peranan penting. Pelaksanaan peranan KUD dan BUUD dalam .pembelian beras ini diarahkan untuk mencapai dua tujuan. Pertama, agar para petani benar-benar dapat memperoleh harga sesuai dengan yang ditentukan. Kedua, agar BUUD dan KUD mem-peroleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan usahanya dan peranannya dalam perekonomian pedesaan.

Pelaksanaan kebijaksanaan ini mengutamakan kepentingan para petani. Petani dapat menjual gabah dan berasnya kepada siapapun, baik di pasaran umum maupun kepada BUUD/KUD. Tetapi apabila harga di pasaran lebih rendah dari harga dasar yang telah ditentukan, maka BUUD/KUD di tempat tinggal petani yang bersangkutan tetap membeli dengan harga dasar setiap jumlah gabah yang dijual oleh petani kepada BUUD/KUD. Selanjutnya BUUD/KUD menjual gabah atau beras yang dibelinya kepada Pemerintah di wilayah masingmasing pada tingkat harga yang telah ditentukan atau menjualnya di pasaran umum.

Apabila harga beras cenderung untuk melampaui harga batas tertinggi, Pemerintah menjual beras di pasaran umum. Pada umumnya penjualan untuk pasaran umum dilaksanakan di kota-kota saja. Tetapi bilamana diperlukan, sebagaimana halnya terjadi dalam tahun-tahun 1976/77 dan 1977/78, penjualan beras untuk pasaran umum dilakukan juga di ibukota kecamatan di daerah pedesaan.

Untuk dapat menjamin agar harga beras tidak lebih tinggi dari harga batas tertinggi, Pemerintah

418

Page 10:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

mempunyai sarana penyangga pangan dalam jumlah yang memadai sepanjang tahun. Peranan sarana pe-nyangga ialah untuk mempengaruhi harga beras di pasaran dengan jalan menjualnya apabila harga beras mendekati harga batas tertinggi. Di samping itu sarana penyangga digunakan untuk menyediakan beras bagi pegawai negeri dan anggota ABRI. Selanjutnya sarana penyangga juga digunakan untuk membantu rakyat dalam keadaan darurat dan untuk berbagai program perbaikan gizi.

Page 11:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

Sarana penyangga diperoleh dari pembelian dalam negeri dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan harga dasar dan dari impor. Guna memantapkan kebijaksanaan sarana penyangga maka telah dibangun gudang-gudang pangan. Dewasa ini terdapat gudang pangan milik Pemerintah dengan kapasitas 1.127 ribu ton dan lokasinya tersebar di daerah-daerah. Di samping itu KUD juga ,telah membangun gudang-gudang pangan di desa-desa.

Untuk menjaga agar persediaan pangan sebagai keseluruhan sesuai dengan kebutuhan dan sebagai salah satu usaha untuk mencapai keanekaragaman dalam pola konsumsi pangan penduduk maka disedia-kan. Pula tepung terigu. Penganekaragaman pola konsumsi pangan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi dan untuk mengurangi ke-tergantungan kepada beras.

Pelbagai langkah tersebut, khususnya kebijaksanaan harga, te-lah menghasilkan keadaan harga pangan sebagai berikut: Dalam tahun 1973/74 harga gabah rata-rata dalam musim panen adalah 23,7% lebih rendah dari harga gabah rata-rata dalam musim pace-klik. Dalam tahun 1976/77 perbedaan tersebut turun menjadi 12,9% dan dalam tahun 1977/78 menjadi 14,1%. Dari perkembangan ini jelaslah bahwa selisih harga antar musim di daerah pedesaan selama tahun-tahun 1973/74 — 1977/78 berkecenderungan menurun. Dengan perkataan lain kebijaksanaan harga dasar selama Repelita II telah mengakibatkan berkurangnya perbedaan musiman harga gabah. Hal ini menguntungkan petani maupun para konsumen.

Selanjutnya dalam tahun 1973/74 harga beras rata-rata di beberapa kota terpenting dalam musim paceklik adalah 26,8% lebih tinggi dari harga beras rata-rata dalam musim panen. Perbedaan ini dalam tahun 1976/77 turun menjadi 6,3% dan dalam tahun 1977/78 menjadi 5,8%.

Page 12:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

Di samping itu perbedaan antara harga beras di sembilan kota penting, masing-masing untuk bulan-bulan Pebruari, Mei dan Oktober, selama tahun-tahun 1973/74 — 1977/78 menjadi semakin kecil. Perbedaan rata rata pada tahun 1973/74 mencapai 49% dari harga rata-rata. Pada tahun 1977/78 perbedaan tersebut menjadi 23%.

419

Page 13:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

Berkurangnya perbedaan-perbedaan antar musim dan antar tempat selama Repelita II tersebut menunjukkan bahwa daya guna kegiatankegiatan pemasaran beras selama itu nyata-nyata telah meningkat.

Selanjutnya perkembangan harga selama tahun-tahun 1973/74 -1977/78 berlangsung secara sangat teratur. Perkembangan harga yang sangat teratur ini terjadi walaupun dalam tahun 1975/76 produksi beras menurun, sedangkan dalam tahun-tahun 1976/77 dan 1977/78, sebagai akibat adanya gangguan hama dan kekeringan yang luar biasa, besarnya produksi kurang dari yang diharapkan.

Berbagai kebijaksanaan dan langkah-langkah yang ditempuh da-lam bidang pangan secara keseluruhan telah menghasilkan pula peningkatan konsumsi pangan, baik jumlah maupun mutu gizinya. Peningkatan tersebut antara lain dapat dilihat dari perkembangan Neraca Bahan Makanan. Perkembangan Neraca Bahan Makanan sejak tahun 1973 sampai tahun 1976 menunjukkan bahwa konsumsi rata-rata kalori dan protein masing-masing telah meningkat dengan 5,6% dan 2,2% dibandingkan dengan konsumsi rata-rata selama Repelita I. Perbaikan mutu gizi pangan, khususnya garam, selama Repelita II telah ditingkatkan dengan penambahan zat yodium untuk mencegah penyakit gondok yang diderita oleh sejumlah besar penduduk di da-erah-daerah tertentu (gondok endemik). Perbaikan mutu gizi pola konsumsi pangan tersebut merupakan pencerminan daripada kenaikan kemampuan berproduksi dan pendapatan yang terjadi sebagai hasil kegiatan-kegiatan pembangunan pada umumnya. Di samping itu hal tersebut juga merupakan hasil dari pelaksanaan perbaikan gizi, 420

Page 14:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

ter-masuk penyuluhan gizi dan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). UPGK adalah suatu paket kegiatan yang terpadu guna menanggulangi masalah kekurangan gizi, terutama kekurangan kalori dan protein. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan partisipasi penuh dari masya-rakat dan meliputi kegiatan-kegiatan penimbangan anak-anak di bawah umur lima tahun (balita), penyuluhan gizi, penyediaan makanan tambahan, penyediaan pil vitamin dan mineral, pemanfaatan tanaman pekarangan, penyediaan air bersih, dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Page 15:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

Dengan demikian keadaan pangan pada umumnya selama Repe-

lita II dapat digambarkan secara singkat sebagai berikut. Pertama, produksi dan penyediaan pangan, terutama beras, telah meningkat sedang perkembangan harga berlangsung dengan wajar, baik di kota maupun di desa. Kedua, kegiatan-kegiatan pemasaran beras semakin bertambah daya gunanya. Ketiga, mutu gizi makanan rakyat telah mengalami peningkatan.

Walaupun selama Repelita II telah banyak yang dapat dicapai, namun berbagai masalah lainnya masih perlu dipecahkan. Sebagai akibat adanya pertambahan penduduk dan peningkatan pendapatan maka konsumsi beras meningkat dengan 3,9% setiap tahun selama jangka waktu Repelita II. Hal ini berarti bahwa setiap tahunnya konsumsi beras per jiwa meningkat dengan 1,7%. Meningkatnya konsumsi beras per jiwa setiap tahun berarti bahwa beras masih tetap merupa-kan bahan pangan terpenting dalam pola konsumsi pangan. Hal ini rnenunjukkan bahwa usaha untuk mengurangi ketergantungan pada beras masih perlu lebih ditingkatkan.

Di samping itu ada pula berbagai masalah, diantaranya ialah: pelaksanaan intensifikasi di daerah pertanian tanah kering masih belum merata, penganekaragaman pola tanam masih perlu lebih ditingkatkan, sedang potensi produksi tanah pekarangan untuk tanaman ber-mutu gizi (seperti sayur-sayuran dan buah-buahan) masih belum se-penuhnya dimanfaatkan.

Pola konsumsi pangan yang kurang sehat mengakibatkan berbagai masalah gizi. Anak-anak umur 0 — 6 tahun ada yang menderita Ku-rang Kalori dan Protein (KKP). Kekurangan kalori dan protein pada

421

Page 16:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

tingkat yang berat (gizi-buruk) nampak dari gejala bahwa berat badan anak tidak bertambah dari waktu ke waktu. Gejala ini kemudian di-ikuti dengan menurunnya daya tahan terhadap serangan penyakit dan makin menurunnya berat badan. Selain menghambat pertumbuhan jasmaniah, KKP dapat pula menghambat perkembangan kecerdasan anak, bahkan merupakan pula penyebab utama kematian bayi dan anak-anak di bawah umur lima tahun. Di samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan

Page 17:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia gizi besi) pada sejumlah anak-anak, ibu-ibu hamil dan ibu-ibu sedang me-nyusui serta pekerja berpendapatan rendah.

Sementara itu di beberapa daerah tertentu sejumlah besar penduduk menderita penyakit gondok (gondok endemik). Hal ini pada umumnya terdapat di daerah-daerah pegunungan yang air dan tanahnya sedikit sekali mengandung zat yodium. Penyakit gondok pada tingkat berat dapat mengakibatkan gangguan jasmaniah dan rokhaniah yang disebut kretin, dalam bentuk badan yang kerdil, perkembangan mental yang tidak sempurna (dungu), serta tuna rungu dan tuna bicara.

III. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAHPada dasarnya kebijaksanaan di bidang pangan dan

perbaikan gizi dalam Repelita III merupakan peningkatan dari kebijaksanaan yang telah ditempuh dalam Repelita II. Kebijaksanaan dan langkah-lang-kah tersebut diarahkan kepada tiga hal. Pertama, mengusahakan agar penyediaan pangan makin meningkat dan merata dan pada tingkat har- ga yang terjangkau oleh rakyat banyak serta yang cukup memberikan gairah bagi Para petani untuk meningkatkan produksinya. Kedua, mengusahakan penganekaragaman pola konsumsi pangan rakyat dan mengurangi ketergantungan pada beras. Ketiga, meningkatkan keadaan atau status gizi rakyat dengan mengusahakan langkah-langkah yang menyebabkan berkurangnya penyakit-penyakit akibat kekurang-an gizi, khususnya : Kurang Kalori Protein (KKP), Kekurangan Vitamin A, Gondok Endemik: dan Anemia Gizi Besi.

Untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut selama Repelita III dalam bidang pangan dan perbaikan gizi

422

Page 18:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

ditempuh beberapa kebijaksanaandan langkah-langkah. Pertama-tama, diusahakan agar persediaan dan konsumsi badan makanan dalam masyarakat terus meningkat dan se- makin beraneka-ragam. Di samping untuk memenuhi kebutuhan pa-ngan, kebijaksanaan ini ditujukan pula untuk mengurangi ketergantungan rakyat pada beras dan sekaligus meningkatkan keadaan gizi rakyat. Diperkirakan bahwa konsumsi beras akan meningkat antara 3,3% dan 4,1 % setahunnya. Apabila penganekaragaman konsumsi pangan rakyat benar-benar berhasil, maka konsumsi beras mungkin

Page 19:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

hanya akan tumbuh sekitar 3,3% setahun. Untuk melaksanakan kebijaksanaan ini ditempuh berbagai langkah. Pertama, meningkatkan kegiatan intensifikasi, penganekaragaman dan perluasan kegiatan pertanian. Perhatian penuh diberikan kepada intensifikasi tanah kering serta tanaman palawija. Sedangkan penganekaragaman dilakukan antara lain dengan pergiliran tanaman "tumpang-sari" kacang-kacangan dan sayuran. Kedua, membantu dan mendorong pemasaran dan pengolah-an bahan-bahan pangan seperti gandum, jagung, sorghum, ubi-ubian, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Untuk pengembang-an kegiatan pengolahan bahan-bahan tersebut di daerah produksi, terutama yang sifat usahanya padat karya, diberikan fasilitas yang cukup memadai. Dengan demikian diharapkan modal masyarakat semakin banyak yang ditanamkan dalam bidang ini. Peningkatan kegiatan da-lam bidang ini akan menghasilkan tiga manfaat, yaitu: perluasan ke-sempatan rakyat untuk menganekaragamkan pola konsumsi pangan, peningkatan pendapatan para petani produsen dan peningkatan kesempatan kerja di daerah-daerah. Ketiga, mendorong penduduk yang memiliki pekarangan agar memanfaatkan pekarangannya untuk menghasilkan pangan yang bernilai gizi tinggi, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Di samping itu kepada para ibu rumah tangga di daerah pedesaan diberikan penerangan agar memanfaatkan hasil-hasil tanam-an pekarangan yang bernilai gizi tinggi untuk kepentingan keluarga mereka.

Dalam pada itu untuk memperbaiki mutu gizi makanan akan diambil langkah-langkah guna mengatur kombinasi yang sebaik-baiknya dari bahan pangan yang diproduksi, termasuk cara-cara penanaman dari bermacam-macam tanaman pangan tersebut. Pengaturan ini disesuai-kan dengan keadaan yang berbeda-beda di masing-masing daerah.

423

Page 20:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

Peranan lumbung desa untuk menyimpan bermacam-macam bahan pangan dengan cara yang lebih baik serta untuk menghindarkan keru- sakan, penyusutan dan kehilangan akan ditingkatkan. Lumbung desa tersebut terutama diperlukan di daerah rawan pangan, khususnya da-lam menghadapi musim paceklik.

Sistem penanganan lepas panen juga akan lebih dikembangkan. Hal ini meliputi umur tanaman waktu dipanen, cara pemanenan, pengang-

Page 21:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

kutan, pengolahan dan penyimpanannya untuk sejauh mungkin mengurangi kerusakan produksi. Pengembangan sistem penanganan lepas panen tersebut terutama dilaksanakan di berbagai daerah pedesaan.

Dalam pada itu masalah penggunaan, pemilikan dan penguasaan tanah mendapatkan perhatian sepenuhnya. Dalam hubungan ini diteli-ti secara seksama cara-cara yang tepat untuk membuka daerah perta-nian dan pemukiman baru sehingga tanah dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Di samping itu diambil langkah-langkah yang menyangkut kesuburan tanah. Untuk itu akan lebih diintensifkan lagi penyuluhan mengenai pemupukan yang teratur dengan memperhatikan keadaan tanah, air, tanaman dan iklim. Kecuali itu usaha-usaha penghijauan, pembuatan waduk-waduk, pendistribusian dan pemakaian air yang lebih berdaya guna akan terus ditingkatkan.

Kebijaksanaan dan langkah selanjutnya menyangkut kebijaksana-an di bidang harga. Dalam rangka ini secara berkala akan ditentukan harga dasar untuk bahan-bahan pangan yang terpenting. Kebijaksanaan ini dimaksudkan untuk menjaga agar harga bahan pangan berlangsung sesuai dengan tujuan-tujuan yang dimaksudkan di atas.

Dalam melanjutkan kebijaksanaan ini di musim panen akan dilaksanakan pembelian bahan-bahan pangan yang mempunyai peranan penting bagi petani produsen. Langkah ini ditempuh dengan tujuan agar para petani benar-benar dapat memperoleh harga yang wajar untuk hasil produksi yang mereka jual.

Agar tujuan ini sungguh-sungguh berhasil dan untuk membantu perkembangan koperasi pedesaan maka pembelian bahan pangan oleh Pemerintah terutama

Page 22:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

dilaksanakan melalui Koperasi Unit Desa. Ini tidak berarti bahwa petani tidak dibenarkan menjual hasilnya di pasaran umum. Petani tetap memiliki kebebasan untuk men-jual hasil produksinya di pasaran umum. Akan tetapi apabila harga di pasaran umum ternyata lebih rendah dari harga dasar maka KUD, sebagai organisasi yang bekerja untuk kepentingan para pe-tani, akan tetap bersedia membeli dari petani dengan harga dasar tersebut. Selanjutnya KUD dapat menjual apa yang dibelinyaa kepada

424

Page 23:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

Pemerintah dengan harga yang telah ditentukan atau menjualnya di pasaran umum.

Langkah lain adalah penjualan bahan pangan di pasaran umum dalam musim paceklik. Jenis bahan pangan yang dipasarkan sejauh mungkin disesuaikan dengan kebutuhan daerah setempat. Lang-kah ini ditempuh untuk menjaga agar harga bahan pangan tidak me-lampaui harga yang dapat dijangkau oleh para konsumen, terutama yang berpendapatan rendah, baik yang hidup di kota-kota maupun yang tinggal di pedesaan. Sebagai diketahui dalam musim paceklik sebagian besar para petanipun bukan merupakan penjual melainkan menjadi pembeli bahan pangan.

Di samping itu diselenggarakan pula gerakan penyuluhan secara teratur tentang penganekaragaman pola konsumsi pangan guna men-dorong peningkatan konsumsi bahan pangan lain daripada beras. Usaha ini diselenggarakan baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan, khususnya daerah-daerah yang tingkat konsumsi berasnya sangat tinggi. Di daerah-daerah yang pola konsumsinya te -lah beraneka ragam diusahakan penyuluhan agar pola konsumsi tersebut tidak bergeser kearah konsumsi beras saja.

Untuk mencapai penganekaragaman pola makanan tersebut maka dipergunakan pula kebijaksanaan harga yang akan mempengaruhi permintaan terhadap beras dan bahan pangan lainnya. Kebijaksanaan harga tersebut juga diarahkan untuk mendorong produksi bahan pangan lainnya sehingga terjadi pergeseran dari sebagian konsumsi beras kepada konsumsi bahan pangan lainnya.

Untuk menjaga agar kebijaksanaan harga di atas dapat dilaksana-kan secara berhasil-guna dan untuk dapat selalu siap membantu .

wilayah-wilayah yang terserang bencana, akan dilanjutkan penga-daan sarana penyangga pangan dalam jumlah yang mencukupi. Sara-na penyangga pangan yang diselenggarakan tersebut juga akan meliputi bahan pangan bukan beras. Di samping itu Koperasi-koperasi Unit Desa, ataupun lembaga pedesaan lain, yang melaksanakan pengadaan sarana penyangga pangan untuk kepentingan penduduk desa masing-masing akan sepenuhnya dibantu.

425

Page 24:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

Kebijaksanaan lain yang ditempuh untuk mencapai sasaran-sasaran Repelita III di bidang pangan adalah meningkatkan daya-guna dan hasil guna sistem pemasaran pangan. Pelaksanaan kebijak-sanaan ini meliputi beberapa langkah. Pertama-tama diusahakan agar sarana pemasaran dan pengolahan pangan yang ada dalam masyarakat semakin memadai. Langkah ini perlu ditempuh agar kemungkinan pemasaran bahan-bahan pangan seperti beras, jagung, ubi-ubian dan sayur-sayuran menjadi semakin luas. Perluasan pemasaran bahan-bahan itu, di samping bertujuan meningkatkan pen-dapatan para petani penghasil bahan-bahan tersebut, juga dimaksudkan untuk meningkatkan penyediaan bagi para konsumen dan industri yang memerlukannya.

Di samping itu diusahakan agar kemampuan lembaga pemasaran pangan, terutama KUD, akan semakin meningkat. Langkah ini adalah panting sekali karena kelancaran pemasaran bahan-bahan pangan ditentukan oleh kemampuan lembaga yang melaksanakan pemasaran tersebut. Dalam hubungan ini kewajaran harga yang dibayar konsumen dan yang diterima oleh petani produsen banyak tergantung dari kemampuan lembaga-lembaga pemasaran pada umumnya dan Koperasi-koperasi Unit Desa pada khususnya. Dengan mengutamakan, pembinaan Koperasi-koperasi Unit Desa diharapkan perkem-bangan produksi dan harga bahan pangan di masa-masa mendatang akan benar-benar bermanfaat bagi para petani produsen kecil.

Di samping kebijaksanaan dan langkah-langkah tersebut, akan lebih dikembangkan dan ditingkatkan pula teknologi untuk menambah zat-zat gizi tertentu pada berbagai bahan pangan yang banyak dikonsumsi rakyat (fortifikasi). Hal ini ditujukan

426

Page 25:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

terutama untuk penanggulangan penyakit gondok, kekurangan vitamin A dan kekurangan zat besi.

Kecuali itu akan dilanjutkan pelbagai kebijaksanaan dan langkah lainnya untuk menanggulangi masalah gizi. Sasaran kegiatan terutama adalah anak-anak di bawah umur lima tahun, wanita mengandung dan menyusui, serta golongan pekerja berpenghasilan rendah, baik di kota maupun di desa. Kegiatan-kegiatan ini dimaksudkan untuk menye-hatkan kembali anak-anak di bawah lima tahun yang menderita ke-

Page 26:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

kurangan kalori dan protein, menghindarkan anak-anak pra sekolah dari keadaan buta dan kelainan mata karena kekurangan vitamin A, meningkatkan pencegahan dan penanggulangan kekurangan zat besi yang terutama diderita oleh wanita hamil, pekerja berpendapatan rendah dan anak-anak, dan meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit gondok di daerah-daerah rawan gondok.

Untuk mencapai tujuan tersebut kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang telah dimulai dalam Repelita II akan diperluas dan ditingkatkan. Kegiatan ini bertujuan terutama untuk menurunkan jumlah penderita kekurangan kalori dan protein. Kegiatan UPGK terutama terdiri dari kegiatan-kegiatan menimbang secara berkala anak-anak di bawah umur lima tahun, penyuluhan gizi dengan paket gizi berupa makanan tambahan serta vitamin dan mineral, pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih dan peningkatan pemanfaatan tanaman pekarangan. Kegiatan-kegiatan UPGK dilakukan dengan partisipasi aktif masyarakat setempat dan terpadu dengan kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya. Di dalam pelaksanaan UPGK, terutama kaum wanita dilatih menjadi kader-kader gizi desa yang akan melaksanakan penimbangan anak, penyuluhan gizi dan sebagainya. Demikian pula organisasi-organisasi wanita bergerak dalam menyelenggarakan serta membina taman gizi di lingkungan rukun tetangganya masing-masing.

Selain itu akan ditingkatkan pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan Kekurangan Vitamin A. Kegiatan ini bertujuan menurunkan penderita kekurangan vitamin A, terutama yang terdiri dari anak-anak balita, dengan jalan pemberian bantuan paket gizi, penyuluhan gizi, fortifikasi bahan makanan dengan vitamin A, dan

427

Page 27:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

pemanfaatan tanaman pekarangan.

Bersamaan dengan itu akan ditingkatkan pula kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi. Kegiatan bertujuan menurunkan penderitaan kekurangan zat gizi besi pada wanita hamil, wanita menyusui, anak sekolah dan golongan pekerja berpenghasilan rendah dengan cara yang sama, yaitu mengusahakan pemberian ban-

Page 28:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

tuan paket gizi, penyuluhan gizi, fortifikasi bahan makanan dengan zat besi, dan pemanfaatan tanaman pekarangan.

Di samping itu akan lebih ditingkatkan lagi kegiatan Penanggu-langan dan Pencegahan Gondok Endemik. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah menurunkan jumlah penderita gondok, terutama di daerah-daerah rawan gondok. Dalam rangka kegiatan ini akan diutamakan penyembuhan penderita gondok dengan penyuntikan obat la-rutan zat yodium dalam minyak. Di samping itu akan ditingkatkan produksi garam beryodium serta pemasarannya di daerah-daerah yang memerlukannya.

Sementara itu akan lebih dikembangkan lagi sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi. Kegiatan ini bertujuan mencegah timbulnya keadaan gizi-buruk pada penduduk, terutama di daerah rawan pangan. Kemungkinan timbulnya keadaan ini sangat besar dalam keadaan darurat seperti bencana kekeringan, hama, banjir dan sebagainya. Kegiatan ini merupakan pemantapan sistem penyediaan bahan keterangan mengenai iklim, produksi pangan, harga pangan, persediaan pangan setempat, wabah penyakit tertentu dan sebagainya. Bahan keterangan ini kemudian digunakan untuk mengambil tindakan bantuan pangan yang cepat dan tepat.

Di samping langkah-langkah tersebut di atas akan dilakukan peningkatan kegiatan Pendidikan dan Penyuluhan Gizi. Kegiatan terse-but bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, terutama para wanita dan ibu rumah tangga, dalam penanggulangan masalah gizi. Kegiatan ini meliputi penyuluhan melalui media masa, produksi serta penyebaran alat-alat peraga penyuluhan gizi, dan penyuluhan serta motivasi kelompok-kelompok sasaran tertentu. Kecuali itu diusahakan untuk 428

Page 29:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

menanamkan pengetahuan gizi dan kebiasaan makan yang memenuhi syarat gizi sejak anak-anak melalui Usaha Kesehatan Sekolah. Dalam hal ini bidang .

pendidikan formal dan non formal serta penerangan sangat memegang peranan.

Perbaikan gizi berhubungan erat pula dengan masalah. kelestarian alam dan lingkungan hidup. Penyediaan air bersih dan kesehatan lingkungan berpengaruh besar terhadap keadaan gizi. Oleh karena

Page 30:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

itu dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup akan diambil langkah-langkah yang menunjaug usaha perbaikan gizi.

Kecuali itu pengadaan tenaga gizi akan diperluas. Kegiatan ini bertujuan mencukupi kebutuhan tenaga gizi dalam berbagai tingkat dan jenis serta meningkatkan mutu tenaga yang telah ada. Kegiatan ini antara lain meliputi penataran tenaga gizi dan mendidik serta melatih tenaga-tenaga gizi baru, yang antara lain dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan desa akan petugas-petugas gizi. Dalam hubungan ini, akan diperbanyak pendidikan petugas gizi desa yang berasal dari kelompok pemuda dan wanita setempat.

Untuk menunjang perencanaan dan penyusunan program gizi akan lebih didorong lagi kegiatan penelitian dan pengembangan gizi. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan dan mengembangkan fasilitas dan kemampuan penelitian guna menunjang perencanaan dan pelaksanaan program gizi. Kegiatan ini antara lain meliputi usaha-usaha melengkapi fasilitas pusat-pusat penelitian yang ada dan melakukan penelitian-penelitian tentang teknologi penanggulangan masalah gizi.

Usaha perbaikan gizi pada anak dan wanita hamil akan mengurangi tingkat kematian anak dan akan mengurangi keguguran kandungan. Hal-hal ini akan mengurangi kebutuhan kelahiran yang lebih sering, memungkinkan penjarangan kelahiran, dan pada waktunya mengurangi tingkat kelahiran. Oleh karena itu usaha-usaha perbaikan gizi dikaitkan pula dengan program keluarga berencana. Melalui integrasi kedua kegiatan ini maka wanita dalam usia melahirkan dan anak-anak akan mendapat pelayanan paket gizi dan penyuluhan gizi di tempat dan waktu

429

Page 31:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

yang sama dengan pelayanan Keluarga Beren-cana.

Pelbagai kebijaksanaan dan langkah-langkah tersebut di atas diserasikan dan ditunjang oleh kebijaksanaan dan langkah-langkah di bidang-bidang lainnya seperti peningkatan pendapatan, peningkatan pendidikan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam rangka ini pula sistem kelembagaan, koordinasi perencanaan dan pelaksanaan serta pengendalian program dan pengawasan akan lebih ditingkatkan dan disempurnakan lagi dalam Repelita III.

Page 32:  · Web viewDi samping itu terdapat pula kekurangan vitamin A pada sebagian anak-anak balita yang dapat menyebabkan kebutaan. Demikian pula ada gejala kekurangan zat besi (anemia

i