hubungan hipertensi dengan tekanan ...eprints.ums.ac.id/78193/11/naskah publikasi bintang...

17
HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN INTRAOKULER PADA PASIEN POLI MATA RS UMUM SARILA HUSADA SRAGEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Oleh : BINTANG ADI PRATAMA J 500 140 029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 30-Dec-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN

INTRAOKULER PADA PASIEN POLI MATA RS UMUM

SARILA HUSADA SRAGEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

pada Jurusan pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Oleh :

BINTANG ADI PRATAMA

J 500 140 029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN INTRAOKULER PADA

PASIEN POLI MATA RS UMUM SARILA HUSADA SRAGEN

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

BINTANG ADI PRATAMA

J500140029

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Pembimbing Utama

Dr. Sahilah Ermawati Sp M

NIK. 1240

Page 3: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN INTRAOKULER PADA

PASIEN POLI MATA RS UMUM SARILA HUSADA SRAGEN

OLEH :

BINTANG ADI PRATAMA

J500140029

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

dan Pembimbing Utama Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Senin, 1 April 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Dr. Iin Novita NM, M.Sc., Sp.PD (.......................)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Sri Wahyu Basuki, M.Kes (.......................)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Sahilah Ermawati Sp M (.......................)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Prof. DR. Dr. EM Sutrisna, M.Kes.

NIK. 919

Page 4: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi skripsi ini

tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu perguruan tinggi, sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain kecuali dalam naskah

ini disebutkan dalam pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 1 April 2019

Penulis,

Bintang Adi Pratama

J500140029

Page 5: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

1

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN INTRAOKULER PADA

PASIEN POLI MATA RS UMUM SARILA HUSADA SRAGEN

Abstrak

Glaukoma adalah penyakit saraf optik jangka panjang yang ditandai oleh adanya

kerusakan struktur diskus optikus atau serabut saraf retina, kelainan lapangan

pandang dan biasanya disertai peningkatan tekanan intraokular. Penelitian ini

adalah penelitian deskriptif-analitik dengan studi cross sectional. Populasi target

dari penelitian ini adalah seluruh pasien yang didiagnosis menderita hipertensi dan

yang datang ke poli mata. Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien yang

didiagnosis dengan hipertensi ketika datang berobat di RS Umum Sarila Husada

Sragen pada bulan Juli tahun 2018. Hasil penelitian didapatkan responden yang

paling banyak berjenis kelamin perempuan (60,52%) dan kebanyakan responden

yang berusia 51-60 tahun (34,21%). Selain itu, responden yang mengalami

peningkatan tekanan intraokuler dan memiliki riwayat hipertensi berjumlah

sebanyak 6 orang (66,7%), sedangkan responden yang mengalami peningkatan

tekanan intraokulerdan tidak memiliki hipertensi berjumlah sebanyak 3 orang

(3,33%). Kemudian pasien yang mengalami peningkatan tekanan intraokuler dan

tidak mengalami hipertensi berjumlah 4 orang (14,8%), sedangkan responden

yang tidak mengalami peningkatan tekanan intraokuler dan tidak mempunyai

riwayat hipertensi sebanyak 23 orang (85,2%). Pada uji hipotesis dengan

menggunakan Fisher’s exact test, diperoleh p=0,026.

Kata Kunci: hipertensi, tekanan intraokuler, glaukoma

Abstract

Glaucoma is a long-term optic nerve disease characterized by damage to the

structure of the optic disc or retinal nerve fibers, abnormalities of the field of view

and usually accompanied by increased intraocular pressure. This research is a

descriptive analytic study with cross sectional study. The target population of this

study were all patients diagnosed with hypertension and those who came to the

eye clinic. The affordable population of this study was patients diagnosed with

hypertension when they came to treatment at Sarila Husada General Hospital

Sragen in July 2018. The results of the study showed that the respondents were

the most female (60.52%) and most respondents were 51-60 years old (34.21%).

In addition, respondents who experienced an increase in intraocular pressure and

had a history of hypertension amounted to 6 people (66.7%), while respondents

who experienced increased intraocular pressure and did not have hypertension

amounted to 3 people (3.33%). Then patients who experienced an increase in

intraocular pressure and did not experience hypertension were 4 people (14.8%),

while respondents who did not experience increased intraocular pressure and did

not have a history of hypertension were 23 people (85.2%). In the hypothesis test

using Fisher's exact test, p = 0.026 was obtained.

Keywords: hypertension, intraocular pressure, glaucoma

Page 6: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

2

1. PENDAHULUAN

Gangguan penglihatan dan kebutaan masih menjadi masalah kesehatan di

Indonesia. Berdasarakan hasil survey World Health Organization (WHO),

penyebab utama kebutaan tahun 2002 adalah katarak (47,8%), glaukoma (12,8%),

penyakit degeneratif (8,7%), kekeruhan kornea (5,1%), diabetes retinopati (4,8%),

trakhoma (3,6%), dan lain-lain (17,6%) (Reskinof & Pascolini, 2002). Prevalensi

glaukoma adalah 0,5% (berdasarkan keluhan responden). Sebanyak 9 provinsi

mempunyai prevalensi glaukoma di atas prevalensi nasional, yaitu Nanggore

Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, DKI

Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo

(Riset Kesehatan Dasar, 2007). Berdasarkan Survei Departemen Kesehatan

Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16%

kebutaan pada kedua mata dan 0,04% kebutaan pada satu mata (Ilyas, 2009).

Glaukoma adalah penyakit saraf optik jangka panjang yang ditandai oleh

adanya kerusakan struktur diskus optikus atau serabut saraf retina, kelainan

lapangan pandang dan biasanya disertai peningkatan tekanan intraokular (Salmon,

2008). Hampir 60 juta orang terkena glaukoma. Diperkirakan 3 juta penduduk

Indonesia terkena glukoma dan menjadikan penyakit ini sebagai penyebab utama

kebutaan yang dapat dicegah. Glaukoma tidak hanya dapat disebabkan tanpa

disertai penyakit lainnya tetapi juga dapat disebabkan oleh penyakit local pada

mata dan penyakit sistemik. Secara kusus, beberapa studi epidemiologi

menunjukan bahwa tekanan darah sistemik yang tinggi dikaitkan dengan adanya

sedikit peninggian TIO (Costa, et al., 2009).

Hipertensi adalah keadaan dimana peningkatan tekanan darah yang

memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada

otak, penyakit jantung coroner pada pembuluh darah jantung dan ventrikel kiri

hipertensi pada otot jantung (Guyton & Hall, 2008). Menurut data WHO, di

seluruh dunia terdapat sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap

hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% ditahun 2025.

Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 juta

sisanya berada di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia (Anggara &

Page 7: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

3

Prayitno, 2013). Hipertensi merupakan kondisi yang umum dijumpai pada pusat

kesehatan layanan primer dan sering menyebabkan komplikasi seperti infark

miokard, stroke, gagal ginjal, kematian apabila tidak terdeteksi sejak dini dan

diobati dengan tepat (James, et al., 2014).

Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah yang cukup komplek

bagi Indonesia. Bahkan, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan

pada pelayanan kesehatan primer. Hal ini merupakan masalah kesehatan dengan

prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8% sesuai dengan data Riskesdes 2013.

Disamping itu, pengontrolan pada pasien hipertensi masih belum adekuat dalam

pengawasan dan tatalaksana meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia.

Hipertensi juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang mana dapat

dialami setiap orang seiring bertambahnya usia (Seke, et al., 2016).

Faktor risiko yang mungkin untuk memicu terjadinya suatu glaukoma

adalah penyakit sistemik kardiovaskular, diabetes militus, migrain, hipertensi

sistemik, dan vasospasme (Bell, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christina Magdalena (2006)

di Rumah Sakit Umum DR. Soetomo Surabaya, menemukan bahwa penderita

yang telah menderita hipertensi ≥ 5 tahun berisiko mengalami glaukoma sebesar

empat kali lebih besar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

antara hipertensi terhadap tekanan intraokuler.

2. METODE

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitik dengan studi cross sectional

dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hipertensi

dengan tekanan intraokuli dengan cara observasi dan pengumpulan data dilakukan

secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (point time approach)

(Notoatmojo, 2010).

Page 8: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Sampel dalam penelitian ini dikumpulkan selama bulan juli 2018 dan diperoleh

sebanyak 36 sampel. Semua data diperoleh dari data primer yaitu wawancara

langsung kepada responden atau pasien.

3.1.2 Diskripsi Sampel Berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian, diperoleh distribusi usia responden sebagai berikut:

Tabel 1. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Responden

Umur Responden Jumlah Persentasi (%)

31-40 1 2,63

41-50 4 11,11

51-60 13 34,21

61-70 8 21,05

71-80 7 18,42

81-90 3 8,33

Total 36 100

Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah sampel terbanyak ada pada

rentang usia 51-60 tahun (34,21%)..

3.1.3 Deskripsi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian juga dapat diperoleh distribusi jenis kelamin responden

sebagai berikut.

Tabel 2. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden.

Jenis Kelamin Jumlah Persentasi (%)

Laki-Laki 13 36,11

Perempuan 23 60,52

Total 36 100

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diperoleh jumlah responden perempuan

(60,52) lebih banyak daripada laki-laki (36,11).

3.1.4 Deskripsi Sampel Berdasarakan Hasil Pemeriksaan Tekanan Intraokuli

Dari hasil penelitian juga didapati interpretasi hasil pemeriksaan tekanan

intraokuler sebagai berikut.

Page 9: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

5

Tabel 3. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Hasil

Pemeriksaan Tekanan Intraokuli

Tekanan Intraokuli Jumlah Persentasi (%)

Meningkat 9 25

Normal 27 75

Total 36 100

Dari tabel 3 terlihat jumlah pasien yang mengalami peningkatan tekanan

intraokuli (25%) lebih sedikit daripada yang tidak mengalami peningkatan

tekanan intraokuli (75%).

3.1.5 Deskripsi Sampel Berdasarakan Riwayat Hipertensi

Dari hasil penelitian dapat menggambarkan pasien dengan diagnosis hipertensi

sebagai berikut

Tabel 4. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Riwayat

Hipertensi

Hipertensi Jumlah Presentasi %

Ada 9 25

Tidak ada 27 75

Total 36 100

Berdasarkan tabel 4, pasien poli mata yang mempunyai diagnosis

hipertensi (25%) lebih banyak daripada yang tidak mempunyai diagnosis

hipertensi (75%).

Tabel 5. Hubungan Pasien Hipertensi Dengan Peningkatan Tekanan Intraokuler

Interpretasi Tekanan

Intraokuler Total

Meningkat Normal

Pasien

Hipertensi

Ada Jumlah 6 3 9

Persentasi 66,7% 33,3% 100%

Tidak ada Jumlah 4 23 27

Persentasi 14,8% 85,2% 100%

Total Jumlah 10 26 36

Persentasi 27,7% 72,2% 100%

Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa responden yang mengalami

peningkatan tekanan intraokuler dan pasien yang didiagnosis hipertensi berjumlah

sebanyak 6 orang (66,7%) sedangkan responden yang mengalami peningkatan

Page 10: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

6

tekanan intraokuler dan tidak memiliki hipertensi berjumlah sebanyak 3 orang

(33,3%). Kemudian pasien yang memiliki hipertensi dan tidak mengalami

peningkatan tekanan intraokuler 4 orang (14,8%). Sedangkan responden yang

tidak mengalami peningkatan tekanan intraokuler dan tidak didiagnosis hipertensi

sebanyak 23 orang (85,2%).

3.2 Analisis Data

Pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara hipertensi

dengan peningkatan tekanan intraokuler pada pasien poli mata RS Sarila Husada

Sragen dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows yang akan

menganalisis variabel dependen dan variabel independen. Data yang dikumpulkan

dari hasil pemeriksaan dengan 38 responden akan dianalisis melalui uji hipotesis

Chi Square dan didapatkan hasilnya sebagai berikut

Tabel 6. Hubungan Hipertensi Dengan Tekanan Intraokuler

Interpretasi Tekanan

Intraokuler Total Nilai

p Meningkat Normal

Pasien

Hipertensi

Ada Jumlah 6 3 9

%Hipertensi 66,7% 33,3% 100%

Tidak ada Jumlah 4 23 27

% Hipertensi 14,8% 85,2% 100%

Total Jumlah 10 26 36

% Hipertensi 27,8% 72,2% 100%

0,026

Dari hasil perhitungan uji hipotesis Chi-Square diperoleh satu sel yang

memiliki nilai di bawah 5, yaitu 3 sel. Hal ini menyebabkan uji hipotesis Chi-

Square tidak dapat dipergunakan. Maka, sebagai alternatif dipergunakanlah uji

hipotesis Fisher’s exact test. Hasil output yang diperoleh adalah nilai p=0,026.

Nilai p yang lebih kecil dari 0,05 menyebabkan Ho dalam penelitian ini diterima

dan H1 ditolak. Ini berarti adanya hubungan antara hipertensi dengan

peningkatan tekanan intraokuler.

3.3 Pembahasan

Dari hasil analisis data penelitian, dijumpai lebih banyak responden yang berjenis

kelamin perempuan (60,52%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

Page 11: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

7

dilakukan oleh (Uhm, 1992). Hal ini berbeda dengan yang dilakukan dengan yang

dilakukan oleh (Zarei, 2011)dan (Souza, 2010) yang mendapatkan responden yang

berjenis kelamin laki-laki lebih banyak pada pasien hipertensi.

Berdasarkan usia, jumlah responden terbanyak didapati pada usia di atas

40 tahun yaitu pada rentang usia 51-60 tahun (34,21%). Sama halnya pada

penelitian yang lainnya, yaitu (Chopra, 2008), (Zarei, 2011), (Souza, 2010) dan

(Uhm, 1992). Persamaan ini dikarenakan menurut data epidemiologi didapati

penderita penderita glaukoma lebih banyak pada penderita di atas 40 tahun

(perdami, 2010)

Responden yang mengalami peningkatan tekanan intraokuler (47,36%)

kurang dominan daripada yang tidak mengalami peningkatan tekanan intraokuler

(52,63%). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Zarei, 2011),

(Souza, 2010) dan (Chopra, 2008) yang mendapatkan nilai tekanan intraokuler

dalam batas normal.

Pada hasil analisis data dengan menggunakan uji hipotesis Fisher’s exact,

didapati jumlah penderita glaukoma yang memiliki hipertensi lebih banyak

(66,7%) dari pada yang tidak memiliki hipertensi (33,3%). Hal ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan (Langman, et al., 2005), (Souza, 2010), dan (Uhm,

1992) yang mendapatkan jumlah penderita glaukoma yang tidak memiliki

hipertensi lebih banyak.

Sedangkan sampel dengan riwayat hipertensi yang mengalami peningkatan

tekanan intraokuler (66,7%) lebih banyak daripada yang tidak mengalami

peningkatakan tekanan intraokuler (14,8%).

Hasil output yang memberikan nilai p< 0,05, menunjukan bahwa adanya

hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan perubahan tekanan intraokuler.

Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh (Souza, 2010) dan (Zarei,

2011) dengan nilai p masing-masing adalah 0,74 dan 0,07. Namun pada penelitian

yang dilakukan oleh (Leske, 2002) didapati nilai p=0,01 dan nilai tersebut

menunjukan adanya hubungan antara hipertensi dengan peningkatan intraokuler.

Kondisi peningkatan tekanan darah akan meningkatkan aliran darah pada

mata (dengan asumsi bahwa penderita telah mengalami hipertensi dalam jangka

Page 12: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

8

waktu yang lama). Setelah peningkatkan tekanan darah berlangsung dalam jangka

waktu yang lama, terjadilah kerusakan pembuluh darah kecil dan meningkatnya

resistensi aliran dan pengurangan dari aliran darah pada mata disertai hilangnya

sel-sel ganglion yang akan mengakibatkan penahanan aliran dan terjadi

penumpukan cairan sehingga terjadi peningkatan tekanan intraokuli (Fraser, et al.,

1999).

Faktor terpenting untuk mengetahui perkembangan dari glaukoma adalah

dengan mengukur tekanan perfusi diastolik pada jaringan okular. Tekanan perfusi

diastolik pada mata dapat dihitung dengan cara tekanan darah diastolik dikurangi

dengan tekanan pada bola mata. Berdasarkan penelitian yang ada, tekanan perfusi

diastolik yang rendah (kurang dari 55 mmHg) berhubungan dengan peningkatan

progresifitas penyakit glaukoma (Fraser, et al., 1999).

.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Ada hubungan yang signifikan

secara statistik antara hipertensi dengan peningkatan tekanan intraokuler. Saran

dari peneliti sebaiknya kepada masyarakat agar rutin memeriksakan kesehatannya

meskipun tidak memiliki keluhan mengenai kesehatannya.

PERSANTUNAN

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Prof. DR.

Dr. EM Sutrisna, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Kepada Dr. Sahilah Ermawati Sp M, Dr. Iin Novita

Nurhidayati Mahmuda, M.Sc, Sp.PD, Dr. Sri Wahyu Basuki, M.Kes. yang telah

membimbing, memberikan saran dan kritik dalam penelitian ini. Segenap dosen

dan staff Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, serta

segenap pihak yang terkait di tempat penelitian RSU Sarila Husada Sragen yang

telah memberi izin dan membantu penulis dalam menyeleseikan skripsi, seluruh

keluarga penulis yang terus mendoakan serta teman-teman mahasiswa progdi

Pendidikan Dokter angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Surakarta yang selalu memberikan dukungan.

Page 13: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

9

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, F. H. D. & Prayitno, N. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni,Cikarang Barat

Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 5.

Arifin, R., Harmayetty & Sriyono. (2012). Perbedaan communication back

massage dan back massage dalam menurunkan tekanan darah pada

klien dengan lansia dengan hipertensi. Critical, Medical & Surgical

Nursing Journal, 1(1), pp. 1-8.

Asadi. (2010). Hipertensi. Merawat Dan Menyembuhkan Penyakit Tekanan

Darah Tinggi. Bantul: Kreasi Wacana.

Bawazier, L. (2008). Hipertens. Lima Puluh Masalah Kesehatan Di Bidang Ilmu

Penyakit Dalam.. Ed. 1 ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit

Dalam FK UI.

Bell, J. A. (2012). Primary Open-Angle Glaucoma. [Online]

Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1206147-overview

[Accessed 8 12 2017].

Chopra, V. (2008). Type 2 Diabetes Mellitus and The Risk of Open-Angle

Glaucoma. J. Ophtha. , Volume 115, pp. 227-232.

Cibis, G. H. et al. (2007). Trabecular Meshwork. In: Tanaka, S., ed. Fundamentals

and Principles. American Academy of Ophthalmology, pp. 54-59.

Costa, V. P., Arcieri, E. S. & Harris, A. (2009). Blood Pressure and Glaucoma.

Br. J. Ophthalmol, Issue 93, pp. 1276-1282.

Deokule, S. & Weinreb, R. N. (2008). Relationships among systemic blood

pressure, intraocular pressure and open-angle glaucoma. In: 43 ed.

s.l.:Can J Ophthalmol , pp. 302-307.

Depkes RI. (2015). Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). [Online]

Available at: http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/ebook/

Tekanan_ Darah_Tinggi.pdf [Accessed 27 Oktober 2017].

Dewanto, P. B. (2009). Perbedaan Cardiothoracic Ratio (CTR) Normal antara

Proyeksi Standar Foto Toraks dengan Proyeksi Anterio-Posterior (AP)

Supine Ekspirasi Maksima. Jurnal Biomedika, Volume 1.

Fraser, S., Wormald, R. & Hitchings, R. (1999). Blood pressure and glaucoma. In:

s.l.:Moorfields Eye Hospital, pp. 858-859.

Gameraddin, M. et al. (2014). Evaluation of Cardiothoracic Ratio of Normal

Subjects in Al madinah Al Munawwara Using Chest Radiographs.

Pensee Journal, 76(4), pp. 374-385.

Page 14: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

10

Gray, H. H., Dawkins, K. D., Morgan, J. M. & Simpson, I. A. (2005). Lecture

Notes: Kardiologi. Ed. 4 ed. Jakarta: Erlangga.

Guyton, A. & Hall, J. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 12 ed. Jakarta:

EGC.

Ilyas, S. (2003). Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

James, P. A., Suzanne, O. & Carter, B. L. (2014). Evidence-Based Guideline for

the Management of High Blood Pressure in Adults Report From the

Panel Members Appointed to the Eighth Joint National Committee

(JNC 8). Clinical Review & Education.

Ji, J. D. (2007). Diurnal Variability of Intraocular Pressure. Arch Soc Esp

Oftalmol, Issue 82, pp. 675-680.

Johnson, R. J. et al. (2003). Is There a Pathogenic Rule of Uric Acid in

Hypertension,Cardiovascular and Renal Disease?. Hypertension

Journal, Volume 41, pp. 1183-90.

Kanski, J. J. (2007). Glaucoma: Primary Open-Angle Glaucoma. In: Edwards, R.,

ed. Clinical Ophthalmology, A Systemic Approach, pp. 382-390.

Khurana, A. K. (2007). Comprehensive Ophthalmology. Age International (P)

Limited, pp. 205-231.

Kwon, Y. H., Fingert, J. H., Kuehn, M. H. & Alward, W. I. M. (2009).

Mechanisms of Disease, Primary Open-Angle Glaucoma. N Engl J Med

360, pp. 1113-1124.

Langman, M. J. S., Lancashire, R. J., Cheng, K. K. & Stewart, P. M. (2005).

Systemic hypertension and glaucoma: mechanisms in common and co-

occurreence. Br J Ophthalmol, Issue 89, pp. 960-963.

Leske, M. (2002). Incident Open-Angle Glaucoma and Blood Pressure.. Arch

Ophthalmol, Volume 120, pp. 954-959.

Lewa, A. F., Pramantara, I. D. P. & Rahayujat, T. B. (2010). faktor-faktor risiko

hipertensi sistolik terisolasi. Berita Kedokteran Masyarakat, Volume

26, pp. 171 - 17.

Malueka, R. (2007). Radiologi Diagnostik. Yogyakarta: Pustaka Cendekia.

Maryam, R. S. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:

Salemba Medika.

Mathapathi, R. S., Taklikar, A. R. & Taklikar, R. H. (2013). A Comparative Study

of Intraocular Pressure in Emmetropic and Myopic Subjects in Raichur

City. Journal of Physiology Pharmacology Advances, 3(1), pp. 1-6.

Page 15: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

11

Mensah, Y. B. et al. (2015). establishing the cardiothoracic ratio using chest

radiographs in an indigenous ghanaian population: a simple tool for

cardiomegaly screening. ghana medical journal, Volume 49, pp. 159-

164.

Murgatroyd, H. & Bembridge, J. (2008). Intraoculer pressure. Contin Educ Anaest

Crit Care Pain, Volume 3, pp. 100-3.

Murti, B. (2006). Desain dan Ukuan Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Notoatmojo, S. (2010). Rancangan Survey Croos Sectional. Metodologi

Penelitian Kesehatan ed. Jakarta: Rineka Cipta.

Nur, A., Lintong, F. & Moningka, M. (2015). korelasi antara tekanan darah dan

indeks massa ventrikel kiri (left ventricular mass index) pada penderita

hipertensi di rsup prof. dr. r. d. kandou manado. Jurnal e-Biomedik

(eBm), 3(1), pp. 100-10.

Nurwidayanti, L. & Wahyuni, C. U. (2013). ANALISIS PENGARUH PAPARAN

ASAP ROKOK DI RUMAH PADA WANITA TERHADAP

KEJADIAN HIPERTENSI. Jurnal Berkala Epidemiologi, 1(2), pp.

244-53.

Nurwidayanti, L. & Wahyuni, C. U. (2013). analisis pengaruh paparan asap

rokok di rumah pada wanita terhadap kejadian hipertensi. Jurnal

Berkala Epidemiologi, Volume 1, pp. 244-253.

Patel, 2008. Lecture notes radiologi. Edisi kedua penyunt. Jakarta: Erlangga.

perdami, 2010. Tentang Glaukoma. [Online]

Available at: http://www.perdami.or.id/?page=news_seminat.

detail&id=1 [Accessed september 2018].

Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan

Praktik. Ed. 4 ed. Jakarta: EGC.

Pudiastuti, R. D. (2013). Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Purwohudoyo, S. S. (1984). Pemeriksaan Kelainan-kelainan Kardiovaskuler

dengan Radiografi Polos. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Rasad, S. (2005). Radiologi Diagnostik ,. Edisi 2 ed. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI.

Reskinof, S. & Pascolini, D. (2002). Global Data on visual impairment in the

year. [Online] Available at:

Page 16: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

12

http://www.ncbi.nml.nih.gov/pubmed/15640920 [Accessed 30 januari

2018].

Riset Kesehatan Dasar. (2007). Direktorat Jendral Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan. [Online] Available at: http://203.90.70.117/

searo/Indonesia/LinkFiles/Health_Information_and_Evidence_for_polic

y_Riskesdas_2007.pdf [Accessed 30 januari 2018].

Rubenstein, Wayne & Bradley. (2007). Kedokteran Klinis. 6 ed. Jakarta:

Erlangga.

Salmon, J. R. (2008). Glaukoma. In: Paul R, Whitcher, J. P, ed. Oftalmologi

Umum Vaughan & Asbury. 17 ed. Jakarta: EGC.

Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Ed. 4 ed. Jakarta: Sagung Seto.

Seke, P. A., Bidjuni, H. J. & Lolong, J. (2016). hubungan kejadian stres dengan

penyakit hipertensi pada lansia di balai penyantunan lanjut usia senjah

cerah kecamatan mapanget kota manado. e-journal Keperawatan, 4(2).

Setiati, S. et al., 2014. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. 6 ed. JAKARTA:

InternaPublishing.

Siswanto, B. B. et al. (2015). PEDOMAN TATALAKSANA, Jakarta: Pengurus

Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PP

PERKI).

Solomon, I. S. (2002). Aqueous Humor Dynamics. [Online]

Available at: http://www.nyee.edu./pdf/solomonaqhumor.pdf

[Accessed 28 11 2017].

Souza, S. (2010). Evaluation of Systemic Hypertension as a Risk Factor for

Primary Open Angle Glaucoma. [Online]

Available at: 119.82.96.198:8080/jspui/bitstream/123456789/5827/

1/D’Souza%20Sharon.pdf [Accessed september 2018].

Stamper, R. L., Lieberman, M. F. & Drake , M. (1999). Introduction and

Classification of The Glaukomas. Becker-Shaffer's Diagnosis and

Therapy of The Glaucomas, pp. 2-9.

Stamper, R. L., Lieberman, M. F. & Drake, M. V. (2007). Diagnosis and Therapy

off the Glaucoma. s.l.:Mosby Elsevier.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sumarna N, D. T. (1994). Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta: Bina Aksara.

Page 17: HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TEKANAN ...eprints.ums.ac.id/78193/11/Naskah Publikasi BINTANG (scan...Indonesia tahun 1966, dari 0,2% kebutaan akibat glaukoma terdapat 0,16% kebutaan pada

13

Syahrini, E. N., Susanto, H. S. & Udiyono , A. (2012). faktor-faktor risiko

hipertensi primer di puskesmas tlogosari kulon kota semarang. jurnal

kesehatan masyarakat, Volume 1, pp. 315-325

Tania, I. (2011). WHO Manual Pembuatan Foto Diagnostik (Teknik dan Proyeksi

Radiografi). Jakarta: EGC.

Uhm, K. (1992). Glaucoma Risk Factors in Primary Open-Angle Glaucoma

Patients Compared to Ocular Hypertensives and Control Subjects.

Korean J. Ophthalmol , Volume 6, pp. 91-99.

victor, R. G. & kaplan, N. M. (2007). Systemic Hypertension: Mechanisms and

Diagnosis. in: Libby' s Braunwald' s Heart Disease. In: A Textbook of

Cardiovascular Medicine. 8 ed. Philadelphia Saunders: s.n., pp. 1027-

1028.

Wahyuni, A. S. (2007). Chi Square. In: Statistika Kedokteran (Disertai Aplikasi

dengan SPSS). Jakarta: Bamboedoea Communication.

Wallace, M. (2007). Essentials of Gerontological Nursing. New York: Springer

Publishing Company .

Wals, R. A. & et al. (2008). Hurt's The Heart. In: 12 ed. New York : Mc Graw-

Hill.

Weinreb, R. N. & Khaw, P. T. (2004). Primary open-angel Glaucoma. Lancet, pp.

1711-1720.

Wulandari, I. (2009). Perbedaan Cardiothoracic Ratio pada Thorax Standar Usia

Di Bawah 60 Tahun dan Di Atas 60 tahun pada penyakit hipertensi di

RS. PKU Muhammadiyah Surakarta. [Art] (Universitas

Muhammadiyah Surakarta).

Yogiantoro, M. (2006). Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Ed. 6 ed. Jakarta: InternaPublishing.

Zarei, R. (2011). The Association of Primary Open Angle Glaucoma and

Systemic Hypertension in Patients Referred to Farabi Eye Hospital.

Iranian. J. Ophthamol, Volume 23, pp. 31-34.