efek pemaparan medan magnet 0,2 mt …digilib.unila.ac.id/31711/1/skripsi tanpa bab...

54
EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG DIINFEKSI Fusarium osysporum f.sp. capsici TERHADAP KANDUNGAN KARBOHIDRAT, VITAMIN C, DAN PEROKSIDASE (Skripsi) Oleh IRMA ARYANI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Upload: hoanghuong

Post on 28-Jun-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mTPADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG DIINFEKSI

Fusarium osysporum f.sp. capsici TERHADAP KANDUNGAN KARBOHIDRAT,VITAMIN C, DAN PEROKSIDASE

(Skripsi)

Oleh

IRMA ARYANI

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 2: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

ABSTRAK

EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mTPADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG DIINFEKSI

Fusarium oxysporum f.sp. capsici TERHADAP KANDUNGANKARBOHIDRAT, VITAMIN C DAN PEROKSIDASE

Oleh

IRMA ARYANI

Fusarium oxysporum f.sp.capsici penyebab penyakit layu Fusarium merupakansalah satu kendala budidaya cabai (Capsicum annuum L.) dan pengendaliannyamenggunakan pestisida belum menunjukkan hasil yang efektif. Oleh karena ituharus dicari upaya lain untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranyadengan memanfaatkan medan magnet. Beberapa hasil penelitian sebelumnyamenunjukkan bahwa medan magnet mampu meningkatkan proses metabolismepada tanaman sehingga kualitas pertumbuhan tanaman meningkat. Dalampenelitian ini pengaruh pemaparan medan magnet 0,2 mTpadabenihcabai (C.annuum L.) yang diinfeksi Fusarium oxysporum f.sp. capsici dikaji terhadapkandungan karbohidrat, vitamin C dan peroksidase. Penelitian disusun secarafaktorial menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor.Faktor pertama, adalah pemaparan medan magnet 0,2 mT terdiri dari 4 tarafperlakuan: 0 menit (kontrol), 7’48” (M7), 11’ 44” (M11), 15’ 36”(M15). Faktorkedua, infeksi Fusarium sp. terdiri dari tanpa infeksi Fusarium (F0) dan diinfeksiFusarium selama 60 menit (F60). Data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan ujiperbedaan antar perlakuan dengan Uji Tukey’spada taraf nyata 5%. Hasil analisisdata menunjukkan bahwa perlakuan medan magnet 0,2 mT mampu meningkatkansemua parameter yang diuji pada tanaman cabai yang benihnya diinfeksiFusarium oxysporum f.sp. capsici. Lama pemaparan medan magnet selama 7menit 48 detik mampu meningkatkan kandungan karbohidrat, vitamin C,danperoksidase.

Kata kunci: Cabai Merah, Medan Magnet, Fusarium oxysporum f.sp.capsici,Karbohidrat, Vitamin C, Peroksidase

Page 3: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mTPADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG DIINFEKSI

Fusarium osysporum f.sp. capsici TERHADAP KANDUNGAN KARBOHIDRAT,VITAMIN C, DAN PEROKSIDASE

OlehIrma Aryani

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSARJANA SAINS

PadaJurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 4: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG
Page 5: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG
Page 6: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

RIWAYAT HIDUP

Irma Aryani, putri kedua dari tiga bersaudara oleh

pasangan Bapak H. Parnen dan Ibu Hj. Siti Chodijah

yang lahir pada 01 April 1996.

Penulis mengawali pendidikan Sekolah Dasar di SD

Negeri 3 Bumi Agung pada tahun 2002 – 2008.

Penulis melanjutkan penidikannya di Sekolah

Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Natar pada

tahun 2008 –2011 dan Sekolah Menengah Atas di SMA Kartikatama Metro pada

tahun 2011 – 2014. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan perguruan

tinggi di Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung.

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah menjadi asisten praktikum Biologi

Umum, Botani Umum, Biosistematika Tumbuhan dan Embriologi Hewan.

Penulis juga menjadi anggota Bidang Kesekertariatan dan Logistik (Kalog) pada

periode 2015/2016 dan menjadi anggota Bidang Usaha Dan Pendanaan (UDP)

pada periode 2016/2017 di HIMBIO (Himpunan Mahasiswa Biologi) FMIPA

UNILA.

Page 7: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

Pada tahun 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Setia Bakti, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah selama

40 hari. Pada tahun yang sama, penulis juga melaksanakan Kerja Praktik di Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) selama 40 hari dengan judul

“KARAKERISASI PERTUMBUHAN VEGETATIF EMPAT VARIETAS

PADI LADANG DI KEBUN PERCOBAAN NATAR KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN”

Page 8: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmatkesehatan, kekuatan, kesabaran dan keikhlasan untukku dalam

menyelesaikan skripsi ini.Kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Ayahandaku tercinta H. Parnen dan Ibundaku tersayangHj. Siti Chodijah yang tidak pernah berhenti mendukungku dan

selalu mendoakan di setiap sujudnya untuk keberhasilanku.

Kakakku tersayang Ita Musliha, S.P. dan Adikku TersayangArdi Akbar SY yang selalu menebarkan kebahagiaan sebagai

penyemagat di setiap langkah menyelesaikan studiku .

Bapak dan Ibu dosen dan terutama pembimbingku yangsenantiasa sabar memberikan bimbingan dan ilmunya dengan

ikhlas hingga penulis menyelesaikan tulisan ini.

Sahabat – sahabatku yang selalu mendukung dan menemanikusaat suka maupun duka.

Almamaterku tercinta, Universitas Lampung

Page 9: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

Motto

“Setiap masalah ada jalan keluarnya. Kamu mungkin takmelihatnya, namun Allah tahu jalan keluarnya. Yakin dan

percayalah padaNya”. ~Penulis

“dan hanya kepada Tuhanmulah (Allah SWT), hendaknyakamu berharap”. ~QS Al-Insyirah: 8

“Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia makaharuslah dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan

kebahagiaan di akhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapayang menginginkan kebahagiaan pada keduanya maka haruslah

dengan ilmu”. ~HR. ibn Asakir

“Always be yourself no matter what they say and never be anyoneelse even if they look better than you”. ~Penulis

“Success is a journey, not a destination”. ~Thomas Dewar

Page 10: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim....

Alhamdulillahirobbilalamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat,

Hidayah serta Ridho yang telah dilimpahkan. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “EFEK

PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH

(Capsicum annuum) YANG DIINFEKSI Fusarium osysporum f.sp capsici

TERHADAP KANDUNGAN KARBOHIDRAT, VITAMIN C, DAN

PEROKSIDASE”

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penyusunan skripsi ini banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Dengan teriring doa penulis mengucapkan rasa

terimakasih banyak kepada:

1. Ayahanda (H. Parnen), Ibundaku (Hj. Siti Chodijah), kakakku (Ita Musliha,

S.P.) dan adikku (Ardi Akbar Syaifullah) tercinta yang selalu mendoakan,

memberi kasih sayang, dukungan dan semangat kepada penulis untuk

menggapai cita – cita. Semoga selalu diberi kesehatan dan umur yang panjang.

2. Ibu Rochmah Agustrina, Ph. D. selaku pembimbing 1 sekaligus pembimbing

akademik yang telah bersabar memberi arahan dan bimbingan sehingga

penulis mampu menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi.

Page 11: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

3. Dr. Bambang Irawan, M. Sc. selaku pembimbing 2 yang telah bersabar

memberi saran, membagi ilmu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Ibu Dr. Endang Nurcahyani, M. Si. selaku pembahas yang telah memberikan

kritik dan koreksi kepada penulis.

5. Ibu Dra. Sri Murwani, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan.

6. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M. Sc. selaku ketua jurusan Biologi Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

7. Bapak. Prof. Warsito, S.Si, DEA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

8. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Unila, terimakasih atas bimbingan

dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi. Karyawan

dan staff serta laboran di Jurusan Biologi yang telah membantu dalam

penelitian hingga terselesaikan skripsi ini.

9. Teman – teman team penelitian, Nurjulia Jashinda Akas, Retno Wulantari dan

Theodorius Aprienta A terimakasih atas motivasi dan kebersamaannya dalam

melaksanakan penelitian. Dan juga teman-teman team Tomat “Medan

Magnet”.

10. Teman-teman alumni IPA 1 tersayang yang sudah memberikan semangan srta

doa untuk penulis. Terkhusus sahabat-sahabatku Irmawati Ibnah Muthi’ik,

Primatika Cahya Putri, Dodi Jauhari, dan Intan Destrilia yang sudah

menemani penulis sejak masa putih-abu sampai sekarang.

Page 12: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

11. Teman-teman yang sudah mewarnai masa-masa perkuliahan Siti Kholimah,

Tara Sesafia Paletri, Indria Ratna Anggraeni, Evi Kurnia Sari dan masih

banyak lagi atas semangat dan dukungannya.

12. Kepada teman-teman seangkatan Biologi 2014, terima kasih atas semangat

serta kekeluargaanya yang telah terjalin selama ini.

13. Serta seluruh pihak yang telah membantu, mempermudah serta mendoakanku

dalam melaksanakan penelitian dan mengerjakan skripsi ini.

14. Teman-teman KKN 2017 Desa Setia Bakti, Kecamatan Seputih Banyak,

Kabupaten Lampung Tengah, Fifi, Melani, Mbak Krisna, Endah, Nandya,

Meliana, Veronica, Ikhsan, kak Apis, kak Yogi, kak Alam, kak Nopri, kak

Boby terimakasih atas pengalaman yang menyenangkan selama 40 hari.

15. Serta Almamater tercinta Universitas Lampung.

Semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah dan barokah kepada semua pihak

yang telah membantu penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini dan jauh dari kesempurnaan, akan

tetapi besar harapan semoga hasil tulisan ini berguna dan bermanfaat bagi kita

semua.

Bandar Lampung, Juni 2018Penulis,

Irma Aryani

Page 13: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

DAFTAR ISI

HalamanSAMPUL DEPAN ................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. v

RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHA N ............................................................ viii

MOTO ...................................................................................................... ix

SANWACANA ........................................................................................ x

DAFTAR ISI............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR................................................................................ xvi

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang.............................................................................. 1B. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4C. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5D. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 5E. Hipotesis ...................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 8

A.Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum) .................................. 81. Morfologi Tanaman Cabai ......................................................... 92. Fase Pertumbuhan ...................................................................... 10

Page 14: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

3. Kendala dalam Budidaya Cabai ................................................ 11B. Fusarium ........................................................................................ 12C. Medan Magnet ............................................................................... 14D. Medan Magnet dan Prospek Manfaatnya Untuk Tanaman............ 15E. Karbohidrat .................................................................................... 17F. Vitamin C ....................................................................................... 18G. Enzim Proksidase .......................................................................... 19

III.METODE KERJA ............................................................................. 21

A. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................... 21B. Alat dan Bahan.............................................................................. 21C. Rancangan Penelitian.................................................................... 22D. Pelaksanaan Penelitian.................................................................. 23E. Diagram Alir ................................................................................. 29F. Parameter Penelitian ..................................................................... 30G. Analisis Data ................................................................................ 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 32

A. Kandungan Karbohidrat Fase Vegetatif dan Generatif ................ 32B. Kandungan Vitamin C ................................................................. 35C. Aktivitas Enzim Peroksidase ....................................................... 38

V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 43

LAMPIRAN ............................................................................................. 49

Page 15: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Pengaruh pemaparan medan magnet pada benih cabai merahyang diinfeksi Fusarium terhadap Kandungan Karbohidratpada fase generatif ...................................................................... 33

Tabel 2. Pengaruh pemaparan medan magnet pada benih cabai merahyang diinfeksi fusarium terhadap Kandungan Vitamin C........... 35

Tabel 3. Pengaruh pemaparan medan magnet pada benih cabai merahyang diinfeksi fusarium terhadap aktivitas enzim peroksidase... 38

Tabel 4. Unit Percobaan yang digunakan dalam Penelitian....................... 49

Tabel 5. Hasil Analisis ragam pengaruh pemaparan medan magnet 0,2mT (M), infeksi Fusarium oxysporum f.sp capsici (F), dankombinasi pemaparan medan magnet dan infeksi Fusarium(M*F) terhadap kandungan karbohidrat fase vegetatif. .............. 49

Tabel 6. Hasil Analisis ragam pengaruh pemaparan medan magnet 0,2mT (M), infeksi Fusarium oxysporum f.sp capsici (F), dankombinasi pemaparan medan magnet dan infeksi Fusarium(M*F) terhadap kandungan karbohidrat fase generatif............... 50

Tabel 7. Hasil Analisis ragam pengaruh pemaparan medan magnet 0,2mT (M), infeksi Fusarium oxysporum f.sp capsici (F), dankombinasi pemaparan medan magnet dan infeksi Fusarium(M*F) terhadap kandungan vitamin C........................................ 50

Tabel 8. Hasil Analisis ragam pengaruh pemaparan medan magnet 0,2mT (M), infeksi Fusarium oxysporum f.sp capsici (F), dankombinasi pemaparan medan magnet dan infeksi Fusarium(M*F) terhadap aktivitas enzim Peroksidase. ............................. 50

Page 16: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tanaman Cabai......................................................................... 10

Gambar 2. Kerapatan konidia jamur 1 x 107 konidia sel/ml...................... 24

Gambar 3. Perlakuan Pemaparan Medan Magnet 0,2 mT ......................... 25

Gambar 4. Perkecambahan Benih cabai ................................................... 25

Gambar 5. Penyemaian Benih Cabai ........................................................ 26

Gambar 6. Tata Letak Sampel Polybag di Lahan ..................................... 27

Gambar 7. Diagram Alir Penelitian ........................................................... 29

Gambar 8. Pengaruh pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benih cabaimerah yang diinfeksi Fusarium oxysporum f.sp capsiciterhadap kandungan karbohidrat pada fase generatif............... 33

Gambar 9. Pengaruh pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benih cabaimerah yang diinfeksi Fusarium oxysporum f.sp capsiciterhadap kandungan Vitamin C ............................................... 36

Gambar 10. Pengaruh pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benihcabai merah yang diinfeksi Fusarium osysporum f. spcapsici terhadap aktivitas enzim peroksidase........................ 39

Gambar 11. Alat untuk Pemaparan Medan Magnet................................... 51

Gambar 12. Polybag untuk Menanam Tanaman Cabai ............................. 51

Gambar 13. Pembuatan sampel untuk Analisis Kandungan Karbohidrat.. 51

Gambar 14. Larutan yang digunakan dalam Uji Kandungan Vitamin C .. 52

Gambar 15. Titrasi Iodimetri dan Hasil Titrasi ......................................... 52

Page 17: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bumi secara alami memancarkan energi elektromagnetik dengan frekuensi

rendah (extremly low frequency magnetic fields). Energi elektromagnetik

tersebut berasal dari medan geomagnetik dan potensial listrik atmosfir bumi

atau dari radiasi sinar kosmik. Dengan demikian, semua makhluk hidup di

bumi telah mendapat paparan elektromagnetik alami dari awal kehidupannya

dan mereka melakukan adaptasi terhadap paparan elektromagnet tersebut

(Racuciu, 2011).

Berdasarkan sifat kemagnetannya, setiap materi baik unsur maupun senyawa

dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu paramagnetik, diamagnetik dan

feromagnetik. Jika diberi perlakuan medan magnet, materi yang bersifat

diamagnetik akan memiliki arah momen dwi kutub yang berlawanan

terhadap medan magnet. Sedangkan materi yang bersifat paramagnetik dan

feromagnetik arah momen dwi kutubnya akan searah dengan medan magnet

yang diberikan. Materi yang tergolong diamagnetik adalah H2. Sedangkan

materi yang tergolong paramagnetik antara lain: Al, O2, N2, CO2, H2O, dan

yang termasuk materi feromagnetik adalah: Fe, Co, Ni, dan Zn (Soedojo,

2000).

Page 18: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

2

Magnet dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan

tanaman namun mekanisme pengaruh medan magnet terhadap pertumbuhan

belum bisa dijelaskan dengan baik (Saragih dkk., 2010). Pengaruh positif

medan magnet terhadap perkecambahan telah banyak dibuktikan pada

berbagai tanaman diantaranya pada Lycopersium esculentum Mill. (Listiana,

2016), Phoenix dactylifera (Fauzia, 2015), Phaseolus radiates dan Glycine

max L. Meriil (Zahara, 2014).

Menurut Aladjadjiyan (2002), di dalam sel tanaman terdapat banyak

partikel yang bermuatan listrik dan memiliki massa. Partikel-pertikel

tersebut bergerak dengan kecepatan tertentu. Interaksi antara medan elektro

magnetik luar dengan partikel-partikel tersebut menyebabkan terserapnya

energi medan elektromagnetik ke dalam sel. Energi hasil interaksi tersebut

selanjutnya diubah ke dalam bentuk senyawa kimia yang dapat membantu

mempercepat proses perkecambahan dan pertumbuhan pada tanaman.

Radhakrisna dan Kumari (2013) membuktikan bahwa paparan medan

magnet pada biji kedelai (Glycine max L.) meningkatkan aktivitas enzim

peroksidase. Enzim peroksidase berperan dalam sistem ketahanan

tanaman terhadap serangan pathogen. Listiana (2016) menunjukkan bahwa

pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benih selama 7 menit 48 detik

mampu meningkatkan kandungan vitamin C buah tomat (Lycopersium

esculentum Mill.).

Page 19: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

3

Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

unggulan di antara 18 jenis sayuran komersial yang dibudidayakan di

Indonesia. Cabai dikenal sebagai penyedap dan menu pelengkap masakan.

Walaupun harga cabai selalu mengalami fluktuasi harga yang tajam, namun

minat petani untuk membudidayakan tetap tinggi (Harpenas, 2010).

Salah satu kendala dalam produksi budidaya cabai adalah penyakit layu

yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp. capsici. Menurut

Rostini (2011) penyakit ini dapat menyebabkan kerugian dan gagal panen

hingga 50%. Upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman cabai masih

dilakukan dengan menggunakan pestisida. Pengendalian layu Fusarium

menggunakan bahan kimia di lapangan ternyata bukan merupakan cara yang

baik, karena racun yang terkandung dalam senyawa tersebut dapat meracuni

manusia, dan organisme lainnya serta merusak lingkungan. Aplikasi

pestisida sintetik yang tidak tepat dapat menyebabkan patogen menjadi

resisten terhadap pestisida sintetik tersebut (Haggag dan Muhamed, 2007).

Oleh karena itu permasalahan Fusarium harus diatasi dengan trobosan atau

penelitian yang lebih memadai, misalnya dalam kesempatan ini akan diuji

masalah layu Fusarium menggunakan medan magnet.

Pada penelitian yang dilakukan Listiana (2016) menunjukkan bahwa

paparan medan magnet 0,2 mT pada benih tomat yang diinfeksi Fusarium

dapat menghambat patogenitas Fusarium oxysporum pada fase generatif

sejak pembentukan bunga sampai produksi tomat.

Page 20: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

4

Menurut Cakmak et al. (2010) medan magnet dapat mempengaruhi

metabolisme tanaman. Perlakuan medan magnet juga dapat meningkatkan

(resistensi) tanaman tomat terhadap serangan Fox selama masa vegetatif.

Menurut Hersianti (2005) perlakuan medan magnet juga mampu

meningkatkan aktivitas enzim peroksidase. Enzim peroksidase merupakan

bagian penting dari sistem pertahanan terhadap cekaman ataupun serangan

patogen.

Meskipun penelitian tentang pengaruh energi medan magnet terhadap

berbagai spesies telah banyak dilakukan, namun respon organisme terhadap

medan magnet berbedabeda bergantung kepada jenis dan umur organisme

(Goodman et al., 1995). Berdasarkan ulasan di atas maka diajukan penelitian

mengenai efek pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benih cabai

(Capsicum annuum L.) yang diinfeksi Fusarium oxysporum f.sp. capsici.

terhadap kandungan karbohidrat, vitamin C, dan peroksidase.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. pengaruh pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benih cabai

(Capsicum annuum L.) yang diinfeksi Fusarium oxysporum f.sp capsici

terhadap kandungan karbohidrat, vitamin C, dan peroksidase

2. lama pemaparan medan magnet yang optimum meningkatkan

kandungan karbohidrat, vitamin C, dan enzim peroksidase tanaman

cabai merah (Capsicum annnuum L.).

Page 21: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

5

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah diperolehnya pengetahuan tentang prospek

pemanfaatan medan magnet untuk meningkatkan kandungan karbohidrat,

vitamin C, dan enzim peroksidase tanaman cabai (Capsicum annuum L.).

Manfaat lainnya adalah diperoleh cara untuk menghasilkan bibit tanaman

cabai yang berkualitas dan tahan terhadap serangan penyakit layu Fusarium.

Selain itu hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi ilmiah dalam

bidang budidaya tanaman cabai bagi masyarakat untuk mendapatkan produk

panen yang lebih baik.

D. Kerangka Pemikiran

Sebagai komoditas penting cabai (Capsicum annuum L.) banyak di

manfaatkan sebagai penyedap dan menu pelengkap masakan. Namun

dalam pembudidayaannya masih banyak menemui masalah, salah satunya

penyakit layu Fusarium, yang dapat menyerang tanaman sejak fase

pembibitan hingga menyebabkan kematian tanaman dan gagal panen. Oleh

karena itu permasalahan Fusarium harus diatasi dengan trobosan atau

penelitian yang lebih memadai, misalnya dalam kesempatan ini maka akan

diuji masalah layu Fusarium menggunakan medan magnet. Penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa paparan medan magnet 0,2 mT pada benih

tomat yang diinfeksi Fusarium dapat menghambat patogenitas Fusarium

oxysporum pada fase generatif sejak pembentukan bunga sampai produksi

tomat.

Page 22: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

6

Medan magnet dapat meningkatkan muatan negatif sel tumbuhan,

sehingga menginduksi akar lebih mudah menyerap ion bermuatan

positif, seperti K, P, N, Ca, dan Mg. Ion – ion tersebut berperan dalam

sintesis protein, pembentuk struktur sel, aktivator enzim, dan penyusun

klorofil sehingga tumbuhan memiliki pertumbuhan lebih tinggi. Medan

magnet diketahui dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas

pertumbuhan tanaman. Berbagai hasil menunjukkan bahwa medan

magnet dapat meningkatkan aktivitas enzim peroksidase. Pemaparan

medan magnet dapat meningkatkan aktivitas enzim yang sangat penting

dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman salah satunya adalah

enzim peroksidase yaitu yang berperan dalam daya tahan tanaman

terhadap serangan patogen.

Perlakuan pemaparan medan magnet pada penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 7 menit

48 detik meghasilkan kandungan vitamin C pada buah tomat

(Lycopersium esculentum ) yang secara nyata lebih tinggi yaitu 4,43.

Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian mengenai efek pemaparan

medan magnet 0,2 mT pada benih cabai (C. annuum) yang diinfeksi

Fusarium f.sp. capsici terhadap kandungan karbohidrat, vitamin C, dan

peroksidase.

Page 23: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

7

E. Hipotesis

1. Pemaparan medan magnet 0,2 mT mampu mempengaruhi kandungan

karbohidrat, vitamin C dan Peroksidase tanaman cabai merah (Capsicum

annuum L.) yang diinfeksi Fusarium oxysporum f.sp. capsici.

2. Pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 7 menit 48 detik pada benih

tanaman cabai yang diinfeksi Fusarium oxysporum f.sp capsici

meningkatkan kandungan karbohidrat, vitamin C dan peroksidase.

Page 24: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.)

Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) termasuk tanaman hortikultura

tahunan yang berbentuk perdu, memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi,

dan bernilai ekonomi tinggi. Cabai merah mengandung berbagai macam

senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Vitamin yang terkandung

dalam cabai adalah vitamin A dan vitamin C. Cabai juga mengandung

minyak atsiri yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila

digunakan sebagai bumbu dapur sehingga dapat merangsang selera makan

(Prayudi, 2010).

Sun et al. (2000) mengatakan cabai merah mengandung anti oksidan yang

berfungsi untuk menjaga tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas adalah

suatu keadaan dimana suatu molekul kehilangan atau kekurangan elektron,

sehingga elektron tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha

mengambil elektron dari sel-sel tubuh kita yang lainnya.

Menurut Cronquist (1981) klasifikasi tanaman cabai merah adalah sebagai

berikut :

Page 25: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

9

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Solanales

Suku : Solanaceae

Marga : Capsicum

Jenis : Capsicum annuum L.

1. Morfologi Tanaman Cabai

Tanaman cabai merupakan tanaman perdu yang tingginya mencapai 1,5

– 2 m dan lebar tajuk tanaman dapat mencapai 1,2 m. Daun cabai pada

umumnya berwarna hijau cerah pada saat masih muda dan akan berubah

menjadi hijau gelap bila sudah tua. Daun cabai ditopang oleh tangkai

daun yang mempunyai tulang menyirip. Bentuk daun umumnya bulat

telur, lonjong dan oval dengan ujung runcing (Prabowo, 2011).

Bunga cabai berbentuk terompet atau campanulate, sama dengan bentuk

bunga keluarga Solonaceae lainnya. Bunga cabai merupakan bunga

sempurna dan berwarna putih bersih, bentuk buahnya berbeda- beda

menurut jenis dan varietasnya (Tindall, 1983).

Bentuk buah cabai bulat sampai bulat panjang, buah mempunyai 2-3

ruang yang berbiji banyak. Buah yang telah tua atau matang umumnya

berwarna kuning sampai merah dengan aroma yang berbeda sesuai

dengan varietasnya. Biji cabai berukuran kecil, berbentuk bulat pipih

seperti ginjal dan berwarna kuning kecoklatan (Sunaryono,2003).

Page 26: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

10

Gambar 1. Tanaman Cabai (Dokumentasi Pribadi)

2. Fase Pertumbuhan

Secara fisiologis pertumbuhan tanaman cabai merah menurut

Nawangsih dkk. (1999) dibagi menjadi kedalam empat fase. Ke-empat

fase tersebut adalah sebagai berikut :

1. Fase Embrionis (Lembaga)

Fase embrionis terjadi sejak penyerbukan bakal buah oleh benang

sari sehingga menghasilkan zigot yang seterusnya berkembang

menjadi embrio didalam biji.

2. Fase Juvenil

Fase juvenil dimulai sejak pertama kali mulai terbentuk organ-organ

tanaman seperti daun, batang, dan akar. Fase juvenil berakhir pada

waktu tanaman berbunga untuk pertama kali. Tanaman cabai yang

berada dalam fase pertumbuhan juvenil aktif menumbuhkan tunas-

tunas baru. Pada fase ini tanaman tumbuh dan berkembang lebih

cepat dan sangat subur.

Page 27: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

11

3. Fase Generatif

Fase generatif dimulai saat tanaman mulai menumbuhkan bunga dan

berakhir ketika tanaman sudah tidak mampu lagi membentuk buah

secara normal.

4. Fase Penuaan

Batasan fase penuaan sulit dipastikan secara tepat karena sampai

batas waktu tertentu setelah masa panen tanaman masih mampu

menghasilkan bunga yang dapat berkembang menjadi buah.

Namun demikian, fase penuaan dapat ditandai saat tanaman cabai

menghasilkan buah yang ukurannya di bawah normal. Fase

penuaan berakhir pada saat tanaman mulai kering dan kemudian

mati.

3. Kendala dalam Budidaya Cabai

Cabai (Capsicum annuum L.) dikenal sebagai penyedap dan menu

pelengkap masakan Kebutuhan akan cabai semakin meningkat sejalan

dengan semakin beragamnya jenis dan menu masakan yang

menggunakan cabai. Pada dasawarsa terakhir cabai menjadi tanaman

komoditas unggulan di antara 18 jenis sayuran komersial yang

dibudidayakan di Indonesia. Walaupun harga cabai selalu berfluktuasi

tajam, namun minat petani untuk membudidayakannya tetap tinggi

(Haryadi, 1982).

Budidaya tanaman cabai masih menghadapi berbagai kendala. Salah

satunya adalah serangan penyakit layu yang disebabkan oleh jamur

Page 28: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

12

Fusarium oxysporum f.sp. capsici. Kerugian akibat penyakit ini terus

meningkat sehingga menyebabkan kerugian bagi petani tanaman cabai.

Menurut Rostini (2011) penyakit layu Fusarium dapat menyebabkan

kerugian dan gagal panen hingga 50%.

Saat ini upaya pengendalian terhadap hama dan penyakit tanaman cabai

umumnya masih menggunaan pupuk pestisida. Kenyataan di lapangan

menunjukkan bahwa upaya pengendalian menggunakan bahan kimia

bukan merupakan alternatif yang baik. Sifat racun yang terkandung

dalam pestisida dapat meracuni manusia, ternak peliharaan, serangga

penyerbuk, musuh alami tanaman yang bukan targetnya sehingga

akibatnya merusak lingkungan. Aplikasi pestisida sintetik yang tidak

bijaksana justru dapat memicu timbulnya patogen yang resisten terhadap

pestisida sintetik yang digunakan tersebut (Haggag dan Muhamed,

2007).

B. Fusarium osysporum f.sp. capsici.

Jamur Fusarium adalah salah satu genus jamur yang sangat penting secara

ekonomi dan merupakan spesies patogenik yang menyebabkan penyakit

layu pada berbagai tanaman. Banyak spesies Fusarium yang berada dalam

tanah, bertahan sebagai hifa pada sisa tanaman, dan bahan organik lain

(Saragih dan Silalahi, 2006). Klasifikasi fusarium menurut Semangun

(2001) adalah:

Page 29: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

13

Kerajaan : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Sordariomycetes

Bangsa : Hypocreales

Suku : Netriaceae

Marga : Fusarium

Jenis : Fusarium sp.

Cendawan Fusarium sp dapat tumbuh dengan baik pada bermacam- macam

media agar yang mengandung ekstrak sayuran. Miselium tidak berwarna,

namun seiring dengan bertambah umur miselium warnanya semakin krem,

dan akhirnya koloni tampak mempunyai benang. Pada miselium yang lebih

tua terbentuk hifa yang berdinding tebal. Jamur membentuk banyak

mikrokonidium bersel satu, tidak berwarna, lonjong atau bulat telur, 6-15

x 2,5-4 µm, makrokonidium lebih jarang, berbentuk kumparan, tidak

berwarna, kebanyakan bersekat dua atau tiga, berukuran 25-33 x 3,5-5,5 µm

(Semangun, 2001).

Koloni Fusarium tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai diameter 4,5 -

6,5 cm dalam waktu empat hari pada suhu 25° C. Miselium permukaan

Fusarium jarang sampai berlimpah umumnya berwarna putih, krem muda,

atau ungu, lebih kuat pada permukaan agar stroma. Beberapa isolate

mempunyai ciri bau aroma seperti bunga bungur, ada pula yang

menghasilkan sporodokium dengan lendir oranye dari makrokonidiumnya

(Soesanto, 2002).

Page 30: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

14

C. Medan Magnet

Medan magnet adalah daerah di sekitar magnet yang memiliki gaya tarik

atau gaya tolak magnet. Medan magnet utama bersumber dari dalam bumi

sehingga bumi dianggap sebagai magnet yang sangat besar, lengkap dengan

kutub utara dan kutub selatan (Soedojo, 2000). Magnet terdiri dari dua

kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan (Haliday dan Resnick, 1986).

Bila serbuk besi ditaburkan di dekat kutub magnet, maka serbuk besi akan

membentuk pola yang menunjukan arah medan magnet. Pola arah medan

magnet tersebut disebut garis gaya magnet yang menunjukan adanya gaya

magnet. Arah gerakan garis-garis medan magnet selalu dari kutub utara ke

kutub selatan (Haliday dan Resnick, 1986). Semakin jauh garis gaya magnet

dari sumber magnet maka semakin kecil pengaruh gaya tarik medan

magnetnya (Supiyanto, 2012).

Gaya tarik menarik atau saling tolak pada medan magnet menyerupai gaya

Coloumb atau listrik statis, yang membedakan adalah sumbernya. Pada

medan magnet kutub utara dan kutub selatan selalu berpasangan dan tidak

terpisah satu sama lain meskipun medan magnet dipotong hingga ukuran

kecil tetap akan muncul kutub utara dan kutub selatan. Sedangkan pada

medan listrik muatan negatif dan positifnya dapat dipisahkan (Ishaq, 2007).

Berdasarkan sifat kemagnetannya, setiap materi baik unsur maupun senyawa

dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu paramagnetik, diamagnetik dan

feromagnetik. Jika diberi perlakuan medan magnet, materi yang bersifat

diamagnetik akan memiliki arah momen dwi kutub yang berlawanan

Page 31: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

15

terhadap medan magnet. Sedangkan materi yang bersifat paramagnetik dan

feromagnetik arah momen dwi kutubnya akan searah dengan medan magnet

yang diberikan. Materi yang tergolong diamagnetik adalah H2. Sedangkan

materi yang tergolong paramagnetik antara lain Al, O2, N2, CO2, H2O. Dan

yang termasuk materi feromagnetik adalah Fe, Co, Ni, dan Zn (Soedojo,

2000).

Medan magnet dapat meningkatkan muatan negatif sel tumbuhan,

sehingga menginduksi akar lebih mudah menyerap ion bermuatan positif,

seperti K, P, N, Ca, dan Mg. Ion – ion tersebut berperan dalam sintesis

protein, pembentuk struktur sel, aktivator enzim, dan penyusun klorofil

sehingga tumbuhan memiliki pertumbuhan lebih tinggi (Bilalis et al.,

2013).

D. Medan Magnet dan Prospek Manfaatnya Untuk Tanaman

Semua mahluk hidup yang ada di bumi secara alami dipengaruhi dan

melakukan adaptasi terhadap keberadaan medan magnet di alam

(Racuciu, 2011). Magnet dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

kualitas pertumbuhan tanaman namun mekanisme pengaruh medan

magnet terhadap pertumbuhan belum bisa dijelaskan dengan baik

(Saragih dkk., 2010).

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Listiana (2016) membuktikan

bahwa pemaparan medan magnet 0,2 mT berpengaruh nyata terhadap

kecepatan pembentukan bunga, jumlah bunga, diameter polen, berat buah,

Page 32: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

16

diameter buah, kandungan vitamin C dan dapat mempertahankan daya

produksi tomat. Lama pemaparan yang optimum dalam mempertahankan

perkembangan tanaman tomat 7 menit 48 detik. Hasil penelitian Nastiti

(2017) juga menunjukkan bahwa perlakuan medan magnet 0,2 mT

meningkatkan vigor tanaman tomat yang meliputi peningkatan persentase

germinasi, panjang akar, tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman,

berat kering tanaman, dan aktivitas peroksidase.

Penelitian Anggraini (2012) menunjukkan bahwa pemaparan medan

magnet 0,1 mT mempengaruhi perkecambahan tanaman legume dan

aktivitas enzim amilase pada biji kacang kedelai. Lama pemaparan medan

magnet yang baik untuk mempercepat perkecambahan kacang hijau yaitu

11 menit 44 detik dan pada kecambah kedelai 15 menit 36 detik. Menurut

Sari (2011) pemaparan medan magnet juga menyebabkan pembesaran

diameter pembuluh xylem, sel parenkim dan luas stomata pada tanaman

tomat.

Peroksidase adalah enzim yang terlibat dalam respon tanaman terhadap

patogen (Lagrimini et al., 1997). Zheng et al. (2005) menyatakan bahwa

aktivitas enzim peroksidase dapat meningkatkan sintesis lignin pada

tanaman lada (Piper ningrum). Lignin berfungsi untuk menghambat

penetrasi patogen (Vance et al., 1980). Rochalska dan Grabowska (2007)

menyatakan bahwa pemaparan medan magnet juga menyebabkan aktivitas

yang lebih tinggi pada enzim glutathione S-transferase, peningkatan aktivitas

enzim ini menyebabkan tumbuhan memiliki ketahanan yang lebih tinggi

Page 33: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

17

terhadap serangan penyakit, stress dan racun logam berat. Pada penelitian

yang dilakukan Listiana (2016) menunjukkan bahwa paparan medan magnet

0,2 mT pada benih tomat yang diinfeksi Fusarium dapat menghambat

patogenitas pada fase generatif sejak pembentukan bunga sampai produksi

tomat.

E. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung unsur: C, H dan O,

terutama terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan yaitu sekitar 75%.

Dinamakan karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat dari

karbon; dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O adalah 2

berbanding 1 seperti pada air. Jadi C6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6,

C12H22O11 sebagai C12 (H2O)11 dan seterusnya, dan perumusan empiris

ditulis sebagai CnH2nOn atau Cn (H2O)n (Sastrohamidjojo, 2005).

Semua karbohidrat berasal dari tumbuhan. Melalui proses fotosintesis,

klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk

karbohidrat (C6H12O6) dari karbondioksida (CO2) yang berasal dari udara

dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat

sederhana yaitu glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang

lepas di udara (Iswari dan Yuniastuti, 2006).

Berdasarkan jenisnya karbohidrat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu

monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida

berasa manis, larut dalam air, dapat dikristalkan dan disebut dengan gula

Page 34: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

18

reduksi. Monosakarida yang banyak terdapat di dalam tumbuhan ialah

glukosa dan fruktosa yang keduanya isomer satu dengan yang lain,

sedangkan disakarida yang banyak terdapat di dalam tumbuhan ialah

sukrosa, maltosa dan selobiosa

(Dwidjoseputro, 1994).

F. Vitamin C

Vitamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan makhluk hidup. Vitamin C atau asam askorbat disebut

juga sebagai senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai

radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan. Vitamin C berfungsi

sebagai antioksidan untuk mencegah atau mengurangi pencoklatan –

penghitaman eksplan, untuk meningkatkan toleransi garam dan sebagai

kofaktor pada reaksi hidroksilasi (Wattimena et al., 1992).

Dalam jalur metabolismenya, vitamin C adalah turunan heksosa dan

diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan

monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-

galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C

terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk

tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi

bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi

apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003).

Vitamin C yang tergolong ke dalam vitamin yang larut dalam air. Sumber

Page 35: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

19

Vitamin C sebagian besar adalah sayur-sayuran dan buah-buahan terutama

buah-buahan segar. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan digunakan

tumbuhan dalam pertahanan tanaman terhadap stress, serangan dari

penyakit.dan untuk melawan serangan patogen (Smirnoff, 2000).

G. Enzim Peroksidase

Enzim adalah protein yang bersifat katalitik. Beberapa enzim hanya terdiri

atas protein tetapi kebanyakan enzim mengandung komponen nonprotein

tambahan seperti karbohidrat, lipid logam, fosfat, atau beberapa bagian

organik lainnya. Enzim lengkap disebut haloenzim; bagian protein,

apoenzim; dan bagian nonprotein, kofaktor. Senyawa yang diubah dalam

reaksi yang dikatalis enzim disebut substrat (deMan, 1997).

Enzim peroksidase merupakan suatu kelompok PR – protein (Pathogenesis

Related-protein) dari golongan PR-9 (van Loon et al., 1999). PR – protein

merupakan protein spesifik pada tanaman, berfungsi untuk mempertahankan

diri. Enzim ini aktif apabila terjadi serangan patogen, hama atau virus

(Zhou et al., 1992) dengan tujuan untuk menghambat serangan. Tanaman

menghasilkan senyawa peroksida (H2O2) yang mampu meningkatkan enzim

peroksidase (Bouizgarne et al,. 2006).

Hersanti (2005) membuktikan bahwa terjadi peningkatan enzim

peroksidase pada tanaman cabai merah yang diinduksi ketahanannya

terhadap Cucumber Mosaic Virus (CMV) oleh ekstrak daun nanangkaan

(Euphorbia hirta). Tanaman yang tahan dari infeksi akan mengalami

Page 36: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

20

peningkatan aktivitas enzim peroksidase, sedangkan tanaman yang tidak

tahan dari infeksi akan mengalami penurunan aktivitas enzim peroksidase

dibandingkan tanaman yang sehat (Agrios, 1996).

Page 37: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada November 2017 – Januari 2018 di

Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, dan Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan untuk isolasi

F. Oxysporum f.sp. capsici, perkecambahan, penyemaian benih

tanaman, dan analisis kandungan karbohidrat, kandungan vitamin C,

dan aktivitas enzim peroksidase. Peralatan yang digunakan untuk

isolasi antara lain: cawan petri, batang pengaduk, beaker glass 1000 ml,

erlenmeyer 250 ml, tabung reaksi, rak tabung reaksi, jarum ose, lampu

spritus, inkubator, laminar air flow, oven, autoklaf, hotplate,

haemocytometer, alumunium foil, wrapping cling dan sumbat.

Peralatan yang digunakan untuk perkecambahan, penyemaian dan

penamanam antara lain: cawan petri, labu ukur 10 ml dan 100 ml, plastik

ukuran 5 x 8 cm, polybag, tong, dan lainnya. Peralatan yang digunakan

Page 38: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

22

untuk analisis kandungan karbohidrat, kandungan vitamin C, dan

aktivitas enzim peroksidase antara lain: timbangan digital, alu dan

mortar, gelas beaker 50 ml, sentrifuge, kuvet, spektrofotometer, pipet

tetes, buret, erlenmeyer 125 ml, gelas preparat, gelas penutup,

mikrometer okuler dan objektif, cutter atau silet.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan untuk

pembuatan isolat, perkecambahan, penyemaian dan penanaman serta

bahan untuk analisis kandungan karbohidrat, kandungan vitamin C, dan

aktivitas enzim peroksidase dan. Bahan – bahan yang digunakan untuk

pembuatan media isolasi antara lain, alkohol 70 %, akuades, kentang,

agar dan sukrosa serta isolat Fusarium.

Bahan – bahan yang digunakan untuk perkecambahan, penyemaian dan

penanaman antara lain: benih cabai, kertas germinasi, kapas, akuades, air,

pupuk kompos, tanah dan ajir dari bambu.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) disusun secara faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama,

adalah pemaparan medan magnet 0,2 mT terdiri dari 4 taraf perlakuan: 0

menit (kontrol), 7 menit 48 detik (M 7), 11menit 44 detik (M 11), 15 menit

36 detik (M15). Faktor kedua, infeksi benih oleh F. oxysporum. yang terdiri

dari benih tanpa infeksi F. oxysporum (F0) dan benih yang diinfeksi F.

oxysporum selama 60 menit (F60). Setiap unit percobaan diulang sebanyak 5

Page 39: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

23

kali ulangan, setiap 1 ulangan dijadikan satu kelompok.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Isolasi Monospora

Isolat jamur diambil dari tabung reaksi menggunakan jarum ose,

kemudian digoreskan pada media PDA dalam cawan petri. Bagian tepi

cawan yang sudah digoresi isolat kemudian dilapisi rapat oleh plastik

wrap dan diletakkan pada suhu kamar. Monospora jamur yang sudah

berkecambah dipindahkan ke medium PDA lain untuk memperoleh

biakan isolat monospora dan diinkubasi dalam suhu kamar (Hadisutrisno,

1995).

2. Perbanyakan isolat jamur Fusarium oxysporum

Isolat monospora yang sudah dibiakkan di media, kemudian diperbanyak

dengan memindahkan monospora lainnya ke PDA dan diletakkan disuhu

kamar (Hadisutrisno, 1995).

3. Pembuatan Suspensi Jamur

Pembuatan larutan suspensi Fusarium dengan kerapatan spora 1x107

konidia/ml dilakukan dengan cara menuangkan aquades kepermukaan

biakan kultur pada jamur Fusarium dan diaduk di bagian ujung gelas

preparat sampai terbentuk suspensi isolat jamur Fusarium yang homogen.

Sebanyak 1 ml suspensi jamur dimasukkan kedalam tabung reaksi yang

berisi 9 ml aquades dan digojok sampai homogen. Masing-masing

pengenceran dihitung kerapatan monospora konidia menggunakan

Page 40: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

24

haemocytometer untuk mendapatkan kerapatan 1x107 konidia sel/ml

(Prescott, 2002).

Gambar 2. Kerapatan Spora Jamur 1x107 konidia sel/ml

3. Persiapan Bahan

Benih cabai yang digunakan adalah kultivar Lado yang diperoleh di

pasar Bandar Lampung. Benih yang akan digunakan masing- masing

dalam kultivar yang sama dan ukuran yang sama.

4. Perendaman Benih Cabai

Benih direndam dengan aquadest selama 15 menit sebelum

mendapatkan perlakuan medan magnet dan infeksi jamur F. oxysporum

(Rohma dkk., 2013).

5. Perlakuan Pemaparan Medan Magnet

Benih cabai yang telah dipilih dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok

pertama untuk kontrol atau tidak dipaparkan medan magnet(M0) dan

kelompok keduadengan perlakuan medan magnet.Perlakuan pemaparan

medan magnet pada benih diberikan selama 7 menit48 detik (M7),

11menit 44 detik (M11)dan 15 menit 36 detik(M15) (Rohma dkk., 2013).

24

haemocytometer untuk mendapatkan kerapatan 1x107 konidia sel/ml

(Prescott, 2002).

Gambar 2. Kerapatan Spora Jamur 1x107 konidia sel/ml

3. Persiapan Bahan

Benih cabai yang digunakan adalah kultivar Lado yang diperoleh di

pasar Bandar Lampung. Benih yang akan digunakan masing- masing

dalam kultivar yang sama dan ukuran yang sama.

4. Perendaman Benih Cabai

Benih direndam dengan aquadest selama 15 menit sebelum

mendapatkan perlakuan medan magnet dan infeksi jamur F. oxysporum

(Rohma dkk., 2013).

5. Perlakuan Pemaparan Medan Magnet

Benih cabai yang telah dipilih dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok

pertama untuk kontrol atau tidak dipaparkan medan magnet(M0) dan

kelompok keduadengan perlakuan medan magnet.Perlakuan pemaparan

medan magnet pada benih diberikan selama 7 menit48 detik (M7),

11menit 44 detik (M11)dan 15 menit 36 detik(M15) (Rohma dkk., 2013).

24

haemocytometer untuk mendapatkan kerapatan 1x107 konidia sel/ml

(Prescott, 2002).

Gambar 2. Kerapatan Spora Jamur 1x107 konidia sel/ml

3. Persiapan Bahan

Benih cabai yang digunakan adalah kultivar Lado yang diperoleh di

pasar Bandar Lampung. Benih yang akan digunakan masing- masing

dalam kultivar yang sama dan ukuran yang sama.

4. Perendaman Benih Cabai

Benih direndam dengan aquadest selama 15 menit sebelum

mendapatkan perlakuan medan magnet dan infeksi jamur F. oxysporum

(Rohma dkk., 2013).

5. Perlakuan Pemaparan Medan Magnet

Benih cabai yang telah dipilih dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok

pertama untuk kontrol atau tidak dipaparkan medan magnet(M0) dan

kelompok keduadengan perlakuan medan magnet.Perlakuan pemaparan

medan magnet pada benih diberikan selama 7 menit48 detik (M7),

11menit 44 detik (M11)dan 15 menit 36 detik(M15) (Rohma dkk., 2013).

Page 41: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

25

Gambar 3. Perlakuan Pemaparan Medan Magnet 0,2 mT.

6. Perendaman Benih dengan Fusarium osysporum f.sp capsici

Benih yang sudah diberi perlakuan medan magnet dan masuk ke dalam

kelompok F60 dimasukkan ke dalam cawan petri dan kemudian direndam

isolate jamur Fusarium osysporum f.sp. capsici selama 60 menit dengan

kerapatan spora 107 konidia/ml (Listiana, 2016).

7. Perkecambahan Benih

Benih yang telah dipapar medan magnet dan direndam Fusarium

osysporum f.sp capsici diletakkan di dalam cawan petri dan diberi label

sesuai dengan perlakuan. Cawan petri diletakkan di dalam inkubator

kayu (Listiana, 2016).

Gambar 4. Perkecambahan Benih cabai

Page 42: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

26

8. Persiapan Media Tanam dan Sterilisasi Tanah

Media yang digunakan adalah tanah dan campuran pupuk organik

kompos yang sudah disterilkan di Laboratorium Lapang Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung dengan perbandingan 3:1 (3 untuk tanah

dan 1 untuk kompos). Sterilisasi dilakukan dengan cara mengukus tanah

didalam drum selama 1 jam, kemudian dikering anginkan. Media tanam

yang sudah disterilkan dimasukkan ke dalam polybag dengan masing-

masing isi tanah sebanyak 10 kg.

9. Penyemaian Benih

Benih yang telah telah berada di incubator selama 2 hari dan sudah

tumbuh radikulanya mencapai ± 0,5 cm kemudian disemai. Penyemaian

tanaman dilakukan untuk menyediakan lingkungan terbaik bagi benih

ketika tanaman masih muda dan rentan (Supriati, 2009).

Gambar 5. Penyemaian Benih Cabai

Page 43: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

27

10. Penanaman

Tanaman cabai yang sudah berumur 14 hari setelah semai (hss)

dipindahkan ke dalam polybag. Polibag diisi tanah dan pupuk kandang

dengan perbandingan 3 : 1. Penempatan polibag diatur secara random,

sesuai hasil pengocokkan.

Gambar 6. Tata Letak Sampel Polybag di Lahan

Keterangan:

F0 : tanpa infeksi Fusarium

F60 : infeksi Fusarium selama 60 menit

M0 ; M7 ; M11 ; M15 : induksi pada benih parental selama 0, 7, 11 dan 15 menit

I ; II ; III ; IV ; V : pengulangan 1, 2, 3, 4, 5

M7F60II M11F0VM11F60IVM7F0IIIM0F60I

M15F0II M7F60VM15F60IVM11F0IIIM7F60I

M0F0II M7F0VM15F0IVM0F60IIIM11F60I

M7F0II M11F60VM11F0IVM7F60IIIM15F60I

M11F60II M0F0VM0F60IVM15F60III

M11F0I

M0F60II M15F60VM7F60IVM11F60III

M0F0I

M15F60II M15F0VM7F0IVM0F0IIIM7F0I

M11F0II M0F60VM0F0IVM15F0IIIM15F0I

Page 44: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

28

11. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman dilakukan dari awal benih hingga tanaman

berusia 2 bulan. Pemeliharaan tanaman meliputi:

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan secara rutin pada pagi dan sore hari, kecuali

jika hari hujan (Sutriana, 2012).

b. Pemupukan

Pemupukan dilakukan setiap 2 minggu sekali selama pertumbuhan

tanaman dengan dosis 2,5 gr/polibag.

c. Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang tumbuh

disekitar tanaman cabai dan untuk mengurangi persaingan antar

tanaman dalam mendapatkan hara yang tersimpan dalam tanah

(Siregar, 2009). Penyiangan ini dilakukan selama penelitian

berlangsung

d. Panen

Panen dilakukan saat buah cabai telah memasuki fase kematangan.

Panen dilakukan sampai cabai tidak berbuah lagi (Listiana, 2016).

Page 45: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

29

E. Diagram Alir

Gambar 7. Diagram Alir Penelitian

Pembuatan Media Isolat Fusarium

Peremajaan Isolat Fusarium

Suspense monospora Fusarium 107

konidia sel/ml

Pemaparan Medan Magnet 0,2 mT

Perendaman benih dengan Fusariumselama 0’ dan 60’

Perkecambahan Benih Cabai

Persiapan Media Tanamdan Sterilisasi Tanah

Penanaman Benih kePolibag

Pemeliharaan TanamanCabai

Pengambilan Data:1. Kandungan Vitamin C2. Kandungan Karbohidrat3. Kandungan Enzim Peroksidase

Analisis Data

Kesimpulan

Penyemaian Tanaman

Page 46: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

30

F. Parameter Penelitian

1. Analisis Kandungan Karbohidrat

Analisis kandungan karbohidrat dilakukan menggunakan metode

Apriantono dkk. (1989). Sebanyak 0,1 gram sampel daun tanaman

dihaluskan dan dilarutkan dalam 10 ml aquades lalu disaring dengan

kertas saring. Kemudian sebanyak 1 ml sampel ditambahkan aquades 2

ml lalu ditambahkan H2SO4 pekat sebayak 2 ml dan larutan Fenol 5%

sebanyak 1 ml kemudian kocok dan diamkan beberapa menit.

Pengukuran kandungan karbohidrat menggunakan spektrofotometer pada

panjang gelombang 490 nm.

2. Kandungan vitamin C

Penghitungan kandungan vitamin C menggunakan metode kimia yaitu

titrasi iodimetri (Jacobs, 1958). Buah cabai yang sudah dipanen sebanyak

200 gr dihancurkan dengan menggunakan blender hingga menghasilkan

pasta. Pasta cabai sebanyak 10 gr dimasukkan ke dalam gelas ukur 100

ml dan ditambahkan aquadest kemudian dikocok homogen, pasta

kemudian disaring menggunakan kertas saring. Filtrat dipisahkan dengan

pasta. Filtrat dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml

sebanyak 10 ml, kemudian ditambahkan 2 ml larutan amylum. Filtrat

kemudian dititrasi dengan 0,01 N larutan iodium. Kadar vitamin C

ditentukan dengan cara mengkonversi jumlah larutan penitrar terhadap

kadar asam askorbat yang terlarut didalamnya.

1 ml 0,01 N iodium = 0,88 mg asam askorbat.

Page 47: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

31

3. Analisis Aktivitas Enzim Peroksidase

Analisis aktivitas enzim peroksidase dilakukan dengan metode Saravanan

et al. (2004). Sample daun segar sebanyak 0,5 gram dihaluskan dan

dilarutkan dalam 10 ml aquades lalu disaring dengan kertas saring. Filtrat

ditambahkan pirogalol 0,05 M sebanyak 1,5 mL dan H202 1% sebanyak

0,5 mL. Larutan kemudian dimasukkan ke dalam kuvet berukuran 0,5

mL. Pada tahap awal kuvet, sampel ditambahkan 100 µL 1% H2O2.

Analisis aktivitas enzim peroksidase menggunakan spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm. Aktivitas enzim peroksidase dihitung dalam

U/mg/min.

G. Analisis Data

Data yang didapatkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif

disajikan dalam bentuk deskriptif komparatif dan didukung dengan foto.

Data kuantitatif dari setiap parameter dianalisis dengan menggunakan

Analisis Ragam (Analysis of Variance) atau Anova. Apabila hasi anova

berbeda nyata maka dilanjutkan uji Tukey’s pada taraf nyata α=5%.

Page 48: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Perlakuan medan magnet 0,2 mT mampu meningkatkan kandungan

karbohidrat, vitamin C, dan enzim peroksidase pada tanaman cabai yang

benihnya diinfeksi Fusarium oxysporum f.sp. capsici.

b. Perlakuan medan magnet menyebabkan kandungan karbohidrat, vitamin

C dan aktivitas enzim peroksidase yang berbeda nyata, sedangkan untuk

perlakuan infeksi Fusarium hanya menunjukkan perbedaan yang nyata

terhadap kandungan vitamin C, dan aktivitas enzim peroksidase.

2. Lama pemaparan medan magnet selama 7 menit 48 detik mampu

meningkatkan kandungan karbohidrat, vitamin C, dan enzim peroksidase.

B. Saran

Disarankan untuk melakukan penelitian yang sejenis tetapi dengan menggunakan

frekuensi medan magnet yang berbeda-beda.

a.

Page 49: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, a.A., Sadie,T., dan Elizabeth, B. 1999. Induced Plant defense AgainstPathogens and Herbivors, Biochemistry, Ecology and Agriculture. APSPress. St. Paul, Minnesota

Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Busnia, M penerjemah. GadjahMada University Press. Yogyakarta. Terjemahan dari Plant Pathology3rd ed.

Aladjadjiyan, A. 2002. Study of the influence of magnetic field on somebiological characteristic of Zea mays. Journal of Central EuropeanAgriculture.3: 90-94

Akhilender. 2003. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.

Anggraini, W. 2012. Isolasi dan karakterisasi Aktivitas Enzim Amilasepada Kecambah Kedelai Putih (Glycine max (L). Merill) dan KacangHijau (Phaseolus radiatus) di Bawah Pengaruh Medan Magnet.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedamawati dan S. Budiyanto.,1989. Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi. IPB Press.

Bilalis, Dimitrios J., et al. 2013. Magnetic Field Pre-sowing Treatment as anOrganis Friendly Tecnique to Promote Plant Growth and ChemicalElement Accumulation in Early Stages of Cotton. Australian Journal ofCop Science.

Bouizgarne B, Bouteau H.E.M, Frankart C, Reboutier D, Madiona K, PennarunA.M, Monestiez M, Trouverie J, Amiar Z, Briand J, Brault M, Rona J.P,Ouhdouch Y, and Hadramu E.I. 2006. Early Physiological Response ofArabidopsis thaliana Cells to Fusaric Acid :Toxic and Signalling Effects.New Phytologist 169:209-218

Cakmak, T., Dumlupinar, R., and Erdal, S. 2010. Acceleration of Germinationand Early Growth of Wheat and Bean Seedlings Grown Under VariousMagnetic Field and Osmotic Conditions. Bioelectromagnetics. Hal. 120 –129. Turkey.

Page 50: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

44

Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants.Columbia University Press. New York.

deMan, M John. 1997. Kimia Makanan. Bandung : ITB

Dwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia PustakaUtama: Jakarta.

Fauzia, Annisa’ul. 2015. Pengaruh Paparan Medan Magnet TerhadapPerkecambahan Tanaman Kurma (Phoenix dactylifera ) Jenis Majol.Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Hadisutrisno, B. 1995. Kajian pengendalian hayati penyakit busuk batangvanili dengan isolat lemah Fusarium batatatis Tucker. Buletin IlmiahAzolla. Hal. 27-35.

Haggag, W.M., and H.A.L.A. Muhamed. 2007. Biotechnological Aspects ofMicroorganisms Used in Plant Biological Control. American-EurasianJournal of Sustainable Agriculture, 1(1): 7-12.

Halliday, D.,Resnick, R (Pantur Silaban Ph.D dan Drs. Erwin Sucipto). 1986.Fisika. Erlangga. Jakarta. Hal.895-906.

Handayani, T.T., dan Agustrina, R. 2010. Pengaruh Kuat Medan Magnet danImbibisi Biji pada Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L.Merr.). Agronomika. Vol. 10 No.1

Harpenas, Asep dan R. Dermawan. 2010. Budidaya Cabai Unggul. PenebarSwadaya. Jakarta.

Hersianti. 2005. Analisis Aktivitas Enzim Peroksidase dan Kandungan AsamSalisilat dalam Tanaman Cabai Merah yang Diinduksi Ketahanannyaterhadap Cucumber Mosaic Virus Oleh Ekstrak Daun Nanangkaan(Euphorbia hirta). SKIM IX. UNPAD – UKM.

Hewindati, Yuni Tri. 2006. Hortikultura. Universitas Terbuka. Jakarta.

Irawan, M.A., 2007. Glukosa dan Metabolisme Energi. Sport Science Brief. 1(6):12-5.

Ishaq, M. 2007. Fisika Dasar: Elektrisitas dan Magnetisme. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Jacobs, M.B. 1958. The Chemistry and Technology of Food and Food Product.Interscience Publishers. New York.

Page 51: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

45

Lagrimini, L.M., Joly, R.J., Dunlap, J.R., and Liu, T.TY. 1997. TheConsequence of Peroxidase Overexpression in Transgenic Plants onRoot Growth and Development. Plant Mol. Biol. Hal. 887-895.

Listiana, I. 2016. Pengaruh Medan Magnet 0,2 mT Terhadap PertumbuhanGeneratif Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) YangDiinfeksi Fusarium oxysporum. Tesis. Universitas Lampung. Lampung.

Lusiati. 2017. Uji Ketahanan Tomat F1 dari Parental Terpapar Medan Magnet 0,2mT dan Diinfeksi Fusarium oxysporum terhadap Serangan Penyakit LayuFusarium. Tesis. Program Pascasarjana Magister Biologi, FakultasMatematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. BandarLampung.

Morejon, LP., Palacio, JC. Castro., Abad, Valazquez., Govea, AP. 2007.Stimulation of Pinus tropicalis M. Seeds by Magnetically Treated Water.International Journal Agrophysics. 21:173-177

Muchtadi, D. 2000. Sayur-sayuran Sumber Sehat dan Antioksidan: MencegahPenyakit Degeneratif. Dept. Teknologi Pangan dan Gizi. IPB. 102 hal.

Nastiti, E. 2016. Efektifitas Medan Magnet 0,2 mT terhadap Resistensi TanamanTomat (Lycopersicum esculentum Mill.) yang Diinfeksi Fusarium sp.Tesis. Universitas Lampung. Lampung.

Nawangsih, A.A., H. Purwanto, W. Agung. 1999. Budidaya Cabai Hot Beauty.Penebar Swadaya. Jakarta

Prabowo, B. 2011. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah Semusim Indonesia.Jakarta. Indonesia.

Pratiwi, R. 2011. Analisis Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung dan FaktorPendorong terhadap Pola Makan pada Siswi SMA Yayasan ShafiyyatulAmallyyah Medan Tahun 2010. Skripsi. FKM USU.

Prayudi, B. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Cabai Merah (Capsicum ammumL). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai PengkajianTeknologi Pertanian, Jawa Tengah.

Prescott, L.M. 2002. Prescott-Harley-Klein’s: Microbiology, 5th ed., 553. TheMcGraw-Hill Companies. New York.

Radhakrishnan, R. and Kumari, B. D. R. 2013. Influence of Pulsed MagneticField on Soybean (Glycine max L) Seed Germination Seedling Growthand Microbial Population. Journal of Biochemistry & Biophysics. Hal 312-317.

Page 52: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

46

Racuciu M. 2011. 50 Hz Frequency Magnetic Field Effects On Mitotic Activity InThe Maize Root. Romanian Journal Of Biophysics, Vol. 21, No.1.PP.53-62.

Rochalska, M. and Grabowska, K. 2007. Influence of magnetic fields on activityof enzyme : α- and β-amylase and glutathione S-transferase (GST)inwheat plants. Int. Agrophysics. Hal. 185-188.

Rohma, Aulia., Sumardi., Eti Ernawiati dan Rochmah Agustrina. 2013. PengaruhMedan Magnet Terhadap Aktivitas Enzim a-amilase pada KecambahKacang Merah dan Kacang Buncis Hitam (Phaseolus vulgaris L.) SeminarNasional Sains & Teknologi V. Lembaga Penelitian Universitas Lampung.

Rostini, N. 2011. Enam Jurus Bertanam Cabai Bebas Hama dan Penyakit.Agromedia. Jakarta

Saragih, H., Tobing, J., dan Silaban, O. 2010. Meningkatkan Laju PertumbuhanKecambah Kedelai dengan Berbantuan Medan Magnetik Statik.Prosiding Seminar Nasional Fisika. Universitas Advent Indonesia.Bandung.

Saravanan, T, Bhaskaran R,dan Muthusamy M. 2004. Pseudomonas flourescensInduced Enzymological Change in Banana Roots (cv, rasthali) againstFusarium Wilt Disease. Plant Pathology Journal. 3:72-80.

Sari, E. N. 2011. Pengaruh Lama Pemaparan Medan Magnet yang BerbedaTerhadap Indeks Mitosis dan Anatomi Tanaman Tomat (Lycopersicumesculentum Mill.). Skripsi. Jurusan Biologi Universitas Lampung. BandarLampung

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. UGM Press. Yogyakarta

Semangun, H. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta. Hal.247-251.

Siregar, MS. 2012. Pertahanan Metabolik dan Enzim Litik dalam MekanismeResistensi Tanaman terhadap Serangan Patogen. Program IlmuKehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan

Smirnoff, N. 2000. Ascorbic Acid: Metabolism and Functions of a Multi-FacettedMolecule. Elsevier science. Hal. 229-235. United Kingdom.

Soedojo, Peter. 2000. Fisika Dasar. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Soesanto, L., Mugiastuti, E., dan Rahayuniati. 2002. Kajian MekanismeAntagonis Pseudomonas Fluorescens P60 terhadap Fusarium oxysporumf.sp. lycopersici pada Tanaman Tomat In Vivo. J.HPT Tropika. ISSN14117525. Vol. 10, N0. 2 : 108-115

Page 53: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

47

Sun, S.L. and Vorrips. 2000. A Laboratory Test for Resistence Of CapsicumAccessions to Antracnose (Colletotrichum Spp.) and Comparisons withField Test Result. Submitted To European J. Phytophatology.

Sunaryono, Hendro H. 2003. Budidaya Cabai Merah. Sinar Baru Algensindo.Cetakan Ke V. Bandung. 46 hlm.

Sulistyoningsih, hariyani. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Supiyanto, 2002. Sains Fisika. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Thurnham DI, Mc Gabe, Northrop-Clewes CA, Nestel P. 2003. Effect ofsubclinical infection on Plasma Retinol Concentrations and Assessment ofprevalence of Vitamin A Deficiency: Meta Analysis. The Lancet 362:2052– 2058.

Tindall, H. D., 1983. Vegetable In The Tropics. Mac Milan Press Ltd., London.

Tjahjadi, Nur. 1991. Bertanam Cabai. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Vance, C.P., Kirk,T.K., and Sherwood , R.T. 1980. Lignification as aMechanism of Disease Resistance. Annual Review Phytopathology. Hal.259-288.

van Loon, L.C., W.S. Pierpoint, T. Voller, and V. Conejero. 1994.Recommendations for Naming Plant Pathogenesis-Related Protein. PlantMolecular Biology Reporter 12: 245-264.

Wattimena G. A., Gunawan L. W., Mattjik N. A., Syamsudin E., Wiendi N. M.A., & Ernawati A. 1992. Bioteknologi Tanaman. Laboratorium KulturJaringan Tanaman. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Bogor

Wulansari, Y.E.R., Trapsilo, P., Sudarti. 2010. Aplikasi Medan Magnet ExtremelyLow Frequency (ELF) 100 µT dan 300 µT pada Pertumbuhan TanamanTomat Ranti. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 4 No. 2

Xu P, Chen F, Mannas JP, Feldman T, Sumner LW, Roossinck MJ. 2008.VirusInfection Improves Drought Tolerance.New Phytol ;180:911–21.

Yusuf, K.O., Ogunlela, A.O. 2015. Impact of Magnetic Field Treatment ofIrrigation Water on the Growth and Yield of Tomato.Notulae ScientiaBiologicae. 7 (3) : 345-348

Page 54: EFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31711/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEK PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) YANG

48

Zahara, Rita. 2014. Pengaruh Pemaparan Medan Magnet 0,1 mT dan PerendamanBiji terhadap Kecepatan Pertumbuhan Kecambah dan Anatomi Sel KacangHijau (Phaseolus radiates) dan Kedelai (Glycine max L.). Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Zen, K., Setiamiharja, R., Murdaningsih, Suganda,T. 2002. Aktivitas EnzimPeroksidase pada Lima Genotip Cabai yang Mempunyai KetahananBerbeda Terhadap Penyakit Antraknosa. Zuriat.

Zheng H.Z., Cui, C., Zhang, Y.T., Wang, D., Jing, Y., and Kim, K.Y. 2005.Active Changes of Lignification-Related Enzymes In Pepper ResponseTo Glomus Intraradices and/or Phytophthora capsici. Journal ZhejiangUniversity Science. Hal. 778-786.

Zhou, B.W., s.Y. Liu, D.Y. Chen, Q. Yu, J. Yang, and C. Wang. 1992. Peroxidasein relation to Varietal Resistance to Vius Disease in Rapeseed (Brassicanapus). Abstrak. Oil Crops of China 2:52-54.