( vitamin) 2010 a
DESCRIPTION
biokimiaTRANSCRIPT
Nama : Fandi Ahmad Sanjaya
Nmp :10700207 (2010A)
Vitamin Yang Larut Dalam LemakVitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai
fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari
makanan. Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B, dan ternyata masing-
masing larut dalam lemak dan larut dalam air.Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang
lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut
dalam air dipakai sebagai dasar klassifikasi vitamin. Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya
diberi simbol anggota B kompleks (kecuali vitamin C) dan vitamin larut dalam lemak yang baru
ditemukan diberi symbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K).Vitamin yang larut dalam air tidak
pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan
melalui urin.
Vitamin yang larut di dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar, yang semua nya
adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai
sehingga harus disuplai dari makanan. Pemasokan vitamin- vitamin yang larut dalam lemak ini
memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien.
Begitu diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein
atau protein pengikat yang spesifik.Yang merupakan vitamin yang larut di dalam lemak adalah
vitamin A, D, E, dan K.
Fungsi dalam biomedis
Keadaan yang mempengaruhi proses pencernaan dan penyerapan seperti steatore dan
kelainan system biliaris dapat mempengaruhi proses penyerapan vitamin-vitamin yang larut
dalam lemak, sehingga dapat menimbulkan keadaan defisiensi. Defisiensi gizi akan
mempengaruhi fungsi vitamin- vitamin tersebut.
a). Vitamin A
Vitamin A atau retinal merupakan senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin
sikloheksenil. Vitamin A merupakan istilah generik untuk semua senyawa dari sumber hewani
yang memperlihatkan aktivitas biologik vitamin A. senyawa-senyawa twersebut adalah retinal,
asam retinoat dan retinal.Hanya retinol yang memiliki aktivitas penuh vitamin A, yang lainnya
hanya mempunyai sebagian
fungsi vitamin A.
Vitamin A mempunyai provitamin yaitu karoten. Pada sayuran vitamin A terdapat
sebagai provitamindalam bentuk pigmen berwarna kuning ß karoten, yang terdiri atas dua
molekul retinal yang dihubungkan pada ujung aldehid rantai karbonnya. Tetapi karena ß karoten
tidak mengalami metabolisme yang efisien ,maka ß karoten mempunyai efektifitas sebagai
sumber vitamin A hanya seper sepuluh retinal.
Ester retinal yang terlarut dalam lemak makanan akan terdispersi di dalam getah empedu
dan dihidrolisis di dalam lumen intestinum diikuti oleh penyerapan langsung ke dalam epitel
intestinal. ß – Karoten yang dikomsumsi mungkin dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim ß –
karoten dioksigenase. Pemecahan ini menggunakan oksigen molekuler, digalakkan dengan
adanya garam-garam empedu dan menghasilkan 2 molekul retinaldehid (retinal). Demikian pula,
di dalam mukosa intestinal, retinal direduksi menjadi retinal oleh enzim spesifik retinaldehid
reduktase dengan menggunakan NADPH. Retinal dalam frahsi yang kecil teroksidasi menjadi
asam retinoat. Sebagian besar retinal mengalami esterifikasi dengan asam-asam lemak dan
menyatu ke dalam kilomikron limfe yang masuk ke dalam aliran darah. Bentuk ini kemudian
diubah menjadi fragmen kilomikron yang diambil oleh hati bersama-sama dengan kandungan
retinolnya .
Di dalam hati, vitamin A disimpan dalam bentuk ester di dalam liposit, yang mungkin
sebagai suatu kompleks lipoglikoprotein. Untuk pengngkutan ke jaringan, vitamin A dihidrolisis
dan retinal yang terbentuk terikat dengan protein pengikat aporetinol (RBP). Holo- RBP yang
dihasilkan diproses dalam apparatus golgi dan disekresikan ke dalam plasma. Asam retinoat
diangkut dalam plasma dalam keadaan terikat dengan albumin. Begitu di dalam sel-sel
ekstrahepatik , retinal terikat dengan protein pengikat retinol seluler (CRBP). Toksisitaas vitamin
A terjadi setelah kapasitas RBP dilampaui dan sel-sel tersebut terpapar pada retinal yang terikat.
Retinal dan retinal mengalami interkonversi dengan adanya enzim-enzimdehidrogenase atau
reduktase yang memerlukan NAD atau NADP di dalam banyak jaringan. Namun demikian,
begitu terbentuk dari retinal, asam retinoat tidak dapat diubah kembali menjadi retinal atau
menjadi retinal.Asam retinoat dapat mendukung pertumbuhan dan differensiasi, tetapi tidak
dapat menggantikan retinal dalam peranannya pada penglihatan atau pun retinal dalam
dukungannya pada system reproduksi.
Retinol setelah diambil oleh CRBP diangkut ke dalam sel dan terikat dengan protein
nucleus, di dalam nucleus inilah retinal terlibat dalam pengendalian ekspresi gen-gen tertentu,
sehingga retinal bekerja menyerupai hormon steroid. Retinal merupakan kompoenen pigmen
visual rodopsin,yang mana rodopsin terdapat dalam sel-sel batang retina yang bertanggung jawab
atas penglihatan pada saat cahaya kurang terang. 11 – sis – Retinal yaitu isomer all –
transretinal,terikat secara spesifik pada protein visual opsin hingga terbentuk rodopsin. Ketika
terkena cahaya, rodopsin akan terurai serta mambentuk all-trans retinal dan opsin. Reaksi ini
disertai dengan perubahan bentuk yang menimbulkan saluran ion kalsium dalam membran sel
batang. Aliran masuk ion-ion kalsium yang cepat akan memicu impuls syaraf sehingga
memungkin cahaya masuk ke otak Asam retinoat turut serta dalam sintesis glikoprotein. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa asam retinoat bekerja dalam menggalakkan pertumbuhan dan
differensiasi jaringan.
Retinoid dan karotenoid memiliki aktivitas anti kanker.Banyak penyakit kanker pada
manusia timbul dalam jaringan epitel yang tergantung pada retinoid untuk berdifferensiasi
seluler yang normal .ß–karoten merupakan zat antioksidan dan mungkin mempunyai peranan
dalam menangkap radikal bebas peroksi di dalam jaringan dengan tekanan parsial oksigen yang
rendah. Kemampuan ß–karoten bertindak sebagai antioksidan disebabkan oleh stabilisasi radikal
bebas peroksida di dalam struktur alkilnya yang terkonjugasi. Karena ß – karoten efektif pada
konsentrasi oksigen yang rendah, zat provitamin ini melengkapi sifat-sifat antioksidan yang
dimiliki vitamin E yang efektif dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi.
Kekurangan atau defisiensi vitamin A disebabkan oleh malfungsi berbagai mekanisme
seluler yang di dalamnya turut berperan senyawa- senyawa retinoid. Defisiensi vitamin A terjadi
gangguan kemampuan penglihatan pada senja hari (buta senja). Ini terjadi karena ketika
simpanan vitamin A dalam hati hampir habis.
Deplesi selanjutnya menimbulkan keratinisasi jaringan epitel mata, paru-paru, traktus
gastrointestinal dan genitourinarius, yang ditambah lagi dengan pengurangan sekresi mucus.
Kerusakan jaringan mata, yaitu seroftalmia akan menimbulkan kebutaan. Defisiensi vitamin A
terjadi terutama dengan dasar diet yang jelekdengan kekurangan komsumsi sayuran, buah yang
menjadi sumber provitami A.
b). Vitamin D
Vitamin D merupakan prohormon steroid.Vitamin ini diwakili oleh sekelompok senyawa
steroid yang terutama terdapat pada hewan, tetapi juga terdapat dalam tanaman serta ragi.
Melalui berbagai proses metabolic,vitamin D dapat menghasilkan suatu hormon yaitu Kalsitriol,
yang mempun yai peranan sentral dalam metabolisme kalsium dan fosfat..
Vitamin D dihasilkan dari provitamin ergosterol dan 7- dehidrokolesterol. Ergosterol
terdapat dalam tanaman dan 7–dehidrokolesterol dalam tubuh hewan. Ergokalsiferol (vitamin
D2) terbentuk dalam tanaman, sedangkan di dalama tubuh hewan akan terbentuk kolekalsiferol
(vitamin D3) pada kulit yang terpapar cahaya.Kedua bentuk vitamin tersebut mempunyai potensi
yang sama ,yaitu masingmasing dapat menghasilkan kalsitriol D2 dan D3. Vitamin D3 ataupun
D2 dari makanan diekstraksi dari dalam darah (dalam keadaan terikat dengan globulin spesifik),
setelah absorbsi dari misel dalam intestinum. Vitamin tersebut mengalami hidroksilasi pada
posisi –25 oleh enzim vitamin D3 – 25 hidroksikolekalsiferol, yaitu suatu enzim pada retikulum
endoplasmic yang dianggap membatasi kecepatan reaksi. 25- hidroksi D3 merupakan bentuk
utama vitamin D dalam sirkulasi darah dan bentuk cadangan yang utama dalam hati.
Dalam tubulus ginjal, tulang dan plasenta, 25–hidroksiD3 selanjutnya mengalami
hidroksilasi dalam posisi 1 oleh enzim 25–hidroksiD3 1- hidroksilase, yakni suatu enzim
mitokondria. Hasilnya adalah 1,25–dihidroksi D3 (kalsitriol), yaitu metabolit vitamin D yang
paling poten. Produksi hasil ini diatur oleh konsentrasinya sendiri, hormon paratiroid dan fosfat
dalam serum.
Defisiensi atau kekurangan vitamin D menyebabkan penyakit rakitis terdapat pada anak-
anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kelainan disebabkan oleh pelunakan tulang yang
terjadi akibat kekurangan kalsium dan fosfat. Ikan berlemak, kuning telur dan hati merupakan
sumber vitamin D yang baik.
c). Vitamin E (Tokoferol)
Ada beberapa jenis tokoferol dalam bentuk alami .Semuanya merupakan 6-
hidroksikromana atau tokol yang tersubsitusi isoprenoid. Penyerapan aktif lemak meningkatkan
absorbsi vitamin E. Gangguan penyerapan lemak dapat menimbulkan defisiensi vitamin E.
Vitamin E di dalam darah diangkut oleh lipoprotein, pertama- tama lewat penyatuan ke dalam
kilomikron yang mendistribusikan vitamin ke jaringan yang mengandung lipoprotein lipase serta
ke hati dalam fragmen sisa kilomikron, dan kedua, lewat pengeluaran dari dalam hati dalam
lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL). Vitamin E disimpan dalam jaringan adiposa
Vitamin E (tokoferol) bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan berbagai reaksi
rantai radikal bebas sebagai akibat kemampuannya untuk memindahkan hydrogen fenolat kepada
radikal bebas perksil dari asam lemak takjenuh ganda yang telah mengalami peroksidasi. Radikal
bebas fenoksi yang terbentuk kemudian bereaksi dengan radikal bebas peroksil selanjutnya.
Dengan demikian á – tokoferol tidak mudah terikat dalam reaksi oksidasi yang reversible, cincin
kromana dan rantai samping akan teroksidasi menjadi produk non radikalbebas.
Defisiensi atau kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang baru
lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersamaan dengan semakin besarnya masukan
lemak tak- jenuh ganda. Asupan minyak mineral, keterpaparan terhadap oksigen (seperti dalam
tenda oksigen) atau berbagai penyakit yang menyebabkan tidak efisiennya penyerapan lemak
akan menimbulkan defisiensi vitamin E yang menimbulkan gejala neurology. Vitamin E dirusak
oleh pemasakan dan pengolahan makanan yang bersifat komersial,termasuk pembekuan. Benih
gandum, minyak biji bunga matahari serta biji sfflower, dan minyak jagung serta kedelai,
semuanya merupakan sumber vitamin E yang baik.
d). Vitamin K
Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah naftokuinon tersubsitusi –
poliisoprenoid. Menadion (K3), yaitu senyawa induk seri vitamin K, tidak ditemukan dalam
bentuk alami tetapi jika diberikan, secara in vivosenyawa ini akan mengalami alkilasi menjadi
salah satu menakuinon (K2). Filokuinon (K1) merupakan bentuk utama vitamin K yang ada
dalam tanaman. Menakuinon – 7 merupakan salah satu dari rangkaian bentuk tak jenuh
polirenoid dari vitamin K yang ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis oleh bakteri
dalam intestinum. Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang normal.
Malabsorbsi lemak merupakan penyebab paling sering timbulnya defisiensi vitamin K.
derivat vitamin K dalam bentuk alami hanya diserap bila ada garam-garam empedu, seperti lipid
lainnya, dan didistribusikan dalam aliran darah lewat system limfatik dalam kilomikron.
Menadion, yang larut dalam air, diserap bahkan dalam keadaan tanpa adanya garam-garam
empedu, dengan melintas langsung ke dalam vena porta hati .
Vitamin K ternyata terlibat dalam pemeliharaan kadar normal factor pembekuan darah II,
VII, IX dan X, yang semuanya disintesis di dalam hati mulamula sebagai precursor inaktif.
Vitamin K bekerja sebagai kofaktor enzim karboksilase yang membentu residu ã –
karboksiglutamat dalam protein precursor. Reaksi karboksilase yang tergantung vitamin K
terjadi dalam retikulum endoplasmic banyak jaringan dan memerlukan oksigen molekuler,
karbondioksida serta hidrokuinon (tereduksi) vitamin K dan di dalam siklus ini, produk 2,3
epoksida dari reaksi karboksilase diubah oleh enzim 2,3 epoksida reduktase menjadi bentuk
kuinon vitamin K dengan menggunakan zat pereduksi ditiol yang masih belum
teridentifikasi.Reduksi selanjutnya bentuk kuinon menjadi hidrokuinon oleh NADH melengkapi
siklus vitamin K untuk menghasilkan kembali bentuk aktif vitamin tersebut. Defisiensi atau
kekurangan vitamin K dapat menyebabkan terjadinya penyakit hemoragik pada bayi baru
lahir.Hal ini disebabkan karena plasenta tidak meneruskan vitamin K secara efisien.
Vitamin K tersebar luas dalam jaringan tanaman dan hewan yang digunakan sebagai
bahan makanan dan produksi vitamin K oleh mikroflora intestinal pada hakekatnya menjamin
tidak terjadinya defisiensi vitamin K.
Defisiensi vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang mungkin menyertai
disfungsi pancreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinal atau penyebab steatore lainnya. Di
samping itu, sterilisasi usus besar oleh antibiotik juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin K
VITAMIN YANG LARUT DI DALAM AIR MENURUT.
A. PENGERTIAN VITAMIN
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik
amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme,
yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada
awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali
tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah
kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini
digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin,
riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki
peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam
bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang
berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki
kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain
dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
B. VITAMIN LARUT DALAM AIR
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang banyak
terlibat dalam membantu metabolism energy. Vitamin larut air biasanya tidak di simpan di dalam
tubuh dan di keluarkan melalui urin dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu di
konsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat menggangu fungsi tubuh normal.
Vitamin larut air di kelompokan menjadi vitamin C dan vitamin B, viatamin B terdiri dari 8
faktor yang saling berkaitan fungsinya di dalam tubuh dan terdapat di dalam bahan makanan
yang hampir sama. Fungsi terkait ddalam proses metabolism sel hidup, baik dalam tumbuh-
tumbuhan maupun hewan sebagai koenzim atau kofaktor.
1. Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh,
terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di
dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme
tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam
kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber
utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.
1.1 VITAMIN B1 (tiamin)
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis
vitaminyang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
membantumengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukantubuh untuk rutinitas sehari-
hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantuproses metabolisme protein dan lemak. Bila
terjadi defisiensi vitaminB1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan
bersisik.Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan,jantung, dan
sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kitaperlu banyak mengkonsumsi banyak gandum,
nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yangtelah
terbukti banyak mengandung vitamin B1.
a. Absorpsi sintesis dan penyimpanan
Tiamin di absorpsi secara aktif terutama di duodenum di bagian atas yang bersuasana
asam, dengan bantuan adenine trifosfatase (ATPase) yang bergantung pada natrium. Tiamin
yang di konsumsi yang melebuhi 5 mg/hari sebagian akan di absorpsi secara pasif. Absorpsi aktif
di hambat oleh alcohol. Setelah di absorpsi, ± 30 mg tiamin mengalami fosforisasi dan di simpan
sebagai tiamin pirofosfat (TPP) di dalam jantung, hati, ginjal dan otat.
Tubuh manusia mengandung 30 – 70 mg tiamin, 80% dalam bentuk bentuk TPP. Separo dari
tiamin terdapat di dalam otot, selebihnya di dalam hati, jantung, ginjal dan otak. Tiamin berada
dalam serkulasi darah dalam jumlah kecil dalam bentuk bebas. Ekskresi dilakukan melalui urin
dalam bentuk utuh dan sebagian kecil dalam bentuk metabolit, terutama tiamin difosfat dan
disulfat. Ekskresi melalui urin menurun dengan cepat pada kekurangan tiamin. Tiamin dapat
disintesis oleh mikroorganisme dalam saluran cerna manusia dan hewan, tetapi yang dapat di
manfaatkan tubuh adalah kecil.
b. Peran atau fungsi
Dalam bentuk piropsfat (TPP) atai difosfat (TDP), tiamin berfungsi sebagai koenzim
berbagai reaksi metabolis energy. Tiamin di butuhkan untuk dekarboksilsioksidatif pirufat
menjadi asetil KoA dan memungkinkan masuknya subtract yang dapat dioksidasi ke dalam
siklus kreb untuk pembentukan energy. Asetil KoA yang di hasilkan enzim ini di samping itu
merupakan prekusor penting lipida asetil kolin, yang berarti adanya peranan TTP dalam fungsi
normal system saraf. Di dalam siklus krebs, TTP juga di butuhkanuntuk dikarboksilasi oksidatif
alfa-ketoglutarat menjadi seksinil-KoA. TPP juga di butuhkan untuk dikarboksilasi asam alfa-
keto seprti asam alfa- ketoglutarat dan 2-keto-karboksilat yang di peroleh dari asam-asam amino
metionin, treonin, leusin, isoliusin dan valin. Tiamin juga merupakan koenzim reaksi
transketolase yang berfungsi dalam pentose-fosfat shunt, jalur alternative oksidasi glukosa.
Walaupun tiamin di butuhkan dalam metabolisme lemak, protein dan asam nuclear, peranan
utamanya adalah dalam metabolism karbohidrat.
1.2 VITAMIN B2 (riboflafin)
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalammetabolisme di tubuh manusia.
Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salahsatu kompenen koenzim
flavinmononukleotida (flavinmononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida
(adeninedinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasienergi bagi
tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalampembentukan molekul steroid, sel
darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhanberbagai organ tubuh, seperti kulit,
rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukanpada sayur-sayuran segar, kacang
kedelai, kuning telur, dan susu.Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh,
kulit keringbersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.
a. Absorpsi Transportasi dan Ekskresi
Riboflafin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FADdan FMN di dalam
lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian di dalam usus halus dihidrolisis oleh
enzim-enzim pirofosfatase dan fosfatase menjadi riboflafin bebas. Riboflafin di absorpsi
dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian
mengalami fosforisasi hingga menjadi fmn di dalam mukosa usus halus.
Riboflafin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat pada albumin dan sebagian kecil
pada immunoglobulin G. riboflafin dan metabolitnya terutama disimpan di dalam hati, jantung
dan ginjal simpanan riboflafin terutama dalam bentuk FAD yang mewakili 70 – 90%vitamin
tersebut. Konsentrasinya 5 kali fmn dan 50 kali riboflafin, sebanyak 200 µg riboflafin dan
metabolitnya dilakukan melalui urin tiap hari.
b. Fungsi atau Peranan
Riboflafin mengikat asam fosfat dan menjadi bagian dari dia jenis koenzim FMN dan
FAD. Kedua jenis koenzim ini berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi dalam sel sebagai
pembawa hydrogen dalam system traspor electron dalam metrokondria. Keduanya juga
merupakan koenzim dehidrogenese yang mengkatalisis langakah pertama dalam oksidasi
berbagai tahap metabolism glukosa dan asam lemak. FMNdi gunakan untuk mengubah
pirodoksin (vitamin B6) menjadi koenzim fungsionalnya, sedangkan FADberperan dalam
perubahan triptofan menjadi niasin.
Enzim yang mengkatalisis fosforisasi riboflafin menjadi bentuk koenzim adalah
flavokinase. Oleh karena koenzim ini di perlukan oleh sintesis DNA, riboflafin mempunyai
pengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan. Enzim ini diatur oleh hormone tiroksin. Orang
dewasa yang menderita kekurangan tiroksin menunjukan kekurangan riboflafin.
1.3 VITAMIN B3(niasin)
Vitamin B3juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam
tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah
tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir
dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak
ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi,
terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi,
antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh
mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.
a. Absopsidan simpanan
Di dalam usus halus niasin di hidrolisis dan di absorpsi sebagai asam nikotinar,
nikotinamida dan nikotinamida mononukleotida (NMN), dan kelebihan niasin di buang melalui
urin
b. Peranan atau fungsi
Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NAD (NADH
dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-koenzim ini di perlukan dalam reaksi
oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolism protein, pernafasan sel dan detoksifikasi, dimana
perananya adalah melepas dan menerima atom hydrogen. NAD juga berfungsi dalam sintesis
glikogen.
1.4 VITAMIN B5 (asam pantotenat)
Vitamin B5(asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal
ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam
reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga
komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak,
sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis
variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti
sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2,defisiensi vitamin B5 dapat
menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah
keram otot serta kesulitan untuk tidur.
a. Absorpsi, metabolism dan ekskresi
Asam pantotenat di konsumsi sebagai dari KoA yang oleh enzim fosfotase dalam saluran
cerna di hiidrolisis menjadi 4-fosfopantotein dan Asam pantotenat yang kemudian di absorpsi.
Asam pantotenat di keluarkan melaui urin, terutama sebagai hasil metabolism koenzim A.
Nilai darah normal adalah > 100 µg/dl dan ekskresi melalui urin sebanyak 1-5 mg/hr. dengan
memakan adekuat, sebanyak 2 – 7 mg/hr di keluarkan melalui urin dan 1-2 mg/hr, melalui feses,
nilai ini merupakan indicator yang sensitive tentang konsumsi makanan.
b. Fungsi
Peranan utama Asam pantotenat adalah sebagian koenzim A, yang di perlukan dalam
berbagai reaksi metabolism sel, sebagai bagian asetil KoA, Asam pantotenat terlibat dalam
berbagai reaksi yang berkaitan dengan metabolisme KH dan lipida, termasuk sintesis dan
pemecahan asam lemak. Disamping berperan dalam siklus asam sitrat dan glukoneogenesis,
KoA adalah akseptor gugus asetat untuk asam amino. Asam pantotenat terlibat pula dalam
sintesis hormone steroid, kolesterol, fosfolipida dan posfirin yang di perlukan untuk
pembentukan hemoglobin.
1.5 VITAMIN B6 (piridoksin, piridoksal dan piridoksamin)
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang
esensialbagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A
yang digunakan tubuh untukmenghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti
spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini jugaberperan dalam metabolisme nutrisi dan
memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuhterhadap antigen atau senyawa asing
yang berbahayabagi tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang
mudahdidapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan,
daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlahbanyak dapat menyebabkan kulit pecah-
pecah, keram otot, dan insomnia.
a. Absorpsi, transportasi dan ekskresi
Sebelum diabsorpsi, vitamin B6 di dalam makanan yang terutama terdapat dalam bentuk
fosforisasi, dihidrolisis oleh enzim fosfatase di dalam usus halus. Di dalam hati, ginjal, dan otak
vitamin vitamin B6 di fosforisasi kembali untuk kemudian di ubah menjadi bentuk PLP oleh
enzim oksidase. Fosforisasi dan perubahan oksidatif vitamin B6 juga dapat terjadi di dalam sel
darah merah dimana PLP terikat pada hemoglobin, sebanyak 50% jumlah vitamin B6 dalam
tubuh di simpan di dalam otot. PLP di dalam hati diikat oleh apoenzim dan beredar didalam
darah dalam keadaan terikat dengan albumin. PLP yang tidak terikat di ubah menjadi asam
pirodoksat oleh enzim oksidase di dalam hati dan ginjal. Yaitu metabolit utama yan g di kelurkan
melaui urin.
b. Peranan
Vitamin B6 erperan dalam bentuk fosforisasi PLP dan PMP sebagai koenzim terutama
dalam transaminasi, dekarboksilasi dan reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein.
Dekarboksilasi yang bergantung pada PLP menghasilkan bentuk amin, seperti epidefrin. PLP
juga berperan dalam pembentukam asam alfa-aminolevulinat, yaitu prekusor hem dalam
hemoglobin.
Di samping itu, PLP di perlukan untuk perubahan triptofan menjadi niasin. Sebagai koenzim
untuk fosforilase, PLP membantu pelepasan glikogen dari hati dan otot sebagai glukosa. PLP
juga terlibat dalam perubahan asam linoleat menjadi asam arakidonat yang mempunyai fungsi
biologikb penting. Pirodoksin berda dalam otak dalam konsentrasi tinggi walaupun pada taraf
plasma rendah. Kelainan otak seperti demensia mungkin di sebabkan oleh kurangnya
pengambilan vitamin-vitamin tertentu terutama vitamin B6 oleh otak.
1.6 VITAMIN B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus
diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering
kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak
berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu
jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul
DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah.[6] Telur, hati, dan daging merupakan sumber
makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12. Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.
a. Absorpsi, transportasi dan ekskresi
Dalam keadaan normal sebanyak ± 70% vitamin B12yang di konsumsi dapat di
konsumsi. Dalam lambung kobalamin di bebaskan dari ikatanya dengan protein oleh cairan
lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh protein-protein khusus dalam lambung vitamin
B12di lepas dari factor R di dalam duodenum yang bersuasana alkali, oleh enzim-enzim proteose
pangkreas terutama tripsin untuk segera di ikat oleh factor intrinsic.
Prosesabsorpsi, di mulai dari konsumsi ke penampilan dalam vena porta memakai waktu 8– 12
jam. Tubuh hemat dalam penggunaan vitamin B12. vitamin B12yang terdapat dalam cairan
empedu dan sekresi saluran cerna lain di salurkankembali melalui saluran sirkulasi enteri
hepatic. Dengan demikian, penyimpanan vitamin B12dapat bertahan sehingga 10 tahun. Bila
absorpsi vitamin B12dalam saluran cerna terganggu karena kekurangan factor intrinsic,
akibatnyabaru terlihat setelah 4 – 10 tahun.
b. Fungsi
Vitamin B12 di perlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif, dan dalam fungsi
normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran cerna sussum tulang belakang, dan
jarungan saraf. vitamin B12merupakan kofaktor dua jenis enzim pada manusia, yaitu metionin
sintetase dan metilmalonil-KoA.
Reaksi metionin sintetase melibatkan asam folat.di pindah ke kobalumin untuk membentuk
metilkobalomin yang kemudian memberikan gugus metil ke homosistein. Produk akhir adalah
metionin kobalamin, H4 yang di butuhkan dalam pembentukan poliglutamil folat dan 5,10 metil-
H4 folat yang merupakan kofaktor timidilat sintetase dan akhirnya untuk sintesis DNA.
Reaksi metilmalonil-KoA mutase menjadi dalam mitokondria sel dan menggunakan
deoksiadenosilkobalamin sebagai kofaktor. Reaksi ini mengubah metilmalonil-KoA menjadi
suksinil KoA. Reaksi-reaksi ini di perlukan untuk degradasi asam propionate dean asam lemak
rantai ganjil terutama dalam system saraf.
2. Vitamin C
VitaminC (asamaskorbat) banyakmemberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di
dalam tubuh, vitamin C jugaberperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan
protein pentingpenyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin
C merupakansenyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagairadikal bebas dari polusi
di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yangmampu menangkal radikal bebas,
vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risikotimbulnya
berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu,vitamin C berperan
dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan didalam tubuh, seperti otot. Vitamin
ini juga berperan dalampenutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan
lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin Cberperan dalam
menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenispenyakit. Defisiensi vitamin C
juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C
yangberlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batuginjal, gangguansaluran pencernaan, dan
rusaknya sel darah merah.
a. Sifat.
Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air, dalam keadaan kering
vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin c mudah rusak karena bersetuhan
dengan udara terutama bila terkena panas, oksidasi di percepat dengan kehadiran tembaga dan
besi, vitamin c tidak setabil dalam larutan alkali, tetapi cukup setabil dalam larutan asam.
Vitamin adalah vitamin yang sangat labil.
b. Metabolisme
Vitamin C mudah di absorpsi secara aktif dan mungkin pula secara defuse bagian atas
usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorpsi adalah 90%
untuk konsumsi di antara 20 dan 120 mg perhari. Status vitamin C tubuh di tetapkan melalui
tanda-tanda klinik dan mengukur kadar vitamin C di dalam darah. Tanda-tanda klinik antara lain,
perdarahan gusi dan perdarahan kapilar di bawah kulit. Tanda dini kekurangan vitamin C dapat
di ketahui bila kadar vitamin C darah di bawah 0,20 mg/dl.
c. Fungsi
Vitamin c mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor.
Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai anti
oksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Beberapa turunan vitamin C (seperti asam eritrobik dan
askorbik palmitat) di gunakan sebagai anti oksidan di dalam industry pangan untuk mencegah
proses menjadi tengik, perubahan warna pada buah-buahan dan untuk mengawetkan daging.
Banyak proses metabolisme di pengaruhi oleh asam askorbat, namun mekanismenya belum di
ketahui dengan pasti.
REVERENSI
PRINSIP DASAR ILMU GIZI,SUNITA ALMATSIER, penerbit PT gramedia pustaka utama,
kompas gramedia building, blok 1,Lt.4-5,Jl palmerah barat