kejang demam sederhana

Upload: fahmida-asnita

Post on 10-Mar-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kejang

TRANSCRIPT

Borang portofolioNama peserta: dr. Riani Mirsa

Nama wahana: RSUD Siak Sri Indra Pura

Topik: Kejang Demam Sederhana

Tanggal (kasus):

Nama Pasien: An. KNo. RM: 121019

Tanggal presentasi:Nama pendamping: dr. didin khoerudin dr. Herman Nasution

Tempat presentasi: RSUD Siak Sri Indra Pura

Obyektif presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: seorang anak laki-laki usia 4 tahun datang dengan demam didahului kejang

Tujuan: menegaakkan diagnosis kejang sederhana dan melakukan penanganan awal dan lanjutan

Bahan bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien:Nama: An. KNomor RM: 121019

Nama klinik: RSUD Siak Sri Indra PuraTelp: -Terdaftar sejak: 17 Maret 2015

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/ gambaran klinis:Pasien di bawa ke RSUD dengan keluhan kejang didahului demam sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit, kejang diperhatikan pada seluruh tubuh tampak kaku kelonjotan. Frekuensi kejang 1 kali dan durasi kejang kurang dari 5 menit. Demam dialami sejak 2 hari sebelum masuk IGD naik turun dan berespon dengan penurun panas. Menggigil (-), batuk (-), sesak (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK normal

2. Riwayat pengobatan: Partacetamol sirup 3 x sendok teh

3. Riwayat kesehatan/ penyakit: Status gizi baik Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-) Riwayat trauma kepala (-)

4. Riwayat keluarga:Tidak ditemukan anggota keluarga yang lain yang mempunyai gejala atau riwayat yang serupa dengan pasien.

5. Riwayat pekerjaan:

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN)Pasien tinggal dirumah permanen dengan ventilasi cahaya yang cukup.

7. Lain-lain: -

Daftar pustaka:

a. Mansjoer, A., dkk. Kejang demam. Dalam: kapita selekta kedokteran, Edisi ketiga. Jilid 2, Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2000 : 434-437b. ocw.usu.ac.id/course/brain/bms166_slide_kejang_demam.pdfc. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/kejang_pada_anak.pdf

Hasil pembelajaran:1. Penegakan diagnosis demam2. Penatalaksanaan awal3. Manajemen tatalaksana lanjutan

1. Subyektif : Pasien di bawa ke RSUD dengan keluhan kejang didahului demam sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit, kejang diperhatikan pada seluruh tubuh tampak kaku kelonjotan. Frekuensi kejang 1 kali dan durasi kejang kurang dari 5 menit. Demam dialami sejak 2 hari sebelum masuk IGD naik turun dan berespon dengan penurun panas. Menggigil (-), batuk (-), sesak (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK normal2. Obyektif:Dari hasil pemeriksaan fisik, diperoleh N : 125 x/menit, RR : 32 x /menit, T : 38,8 CKepala : bibir sianosis (-), tanda-tanda trauma (-)Leher : nyeri tekan (-), massa tumor (-), kaku kuduk (-), tanda brudzinski (-), faring tampak hiperemisThorakx : Dalam batas normalAbdmomen : Dalam batas normalEkstremitas : Dalam batas normalGenital : tidak ada kelainan3. Assestment (Penalaran klinis):Kejang merupakan suatu manifestasi klinis yang sering dijumpai di IGD. Hampir 5% anak dibawah umur 16 tahun setidaknya pernah mengalami sekali kejang selama hidupnya. Kejang penting sebagai suatu tanda adanya gangguan neurologis. Keadaan tersebut merupakan keadaan darurat. Kejang mungkin sederhana, dapat berhenti sendiri dan sedikit memerlukan pengobatan lanjutan, atau merupakan gejala awal dari penyakit berat, atau cenderung menajdi status epileptikus. Tatalaksana kejang seringkali tidak dilakukan secara baik. Karena diagnosis yang salah atau penggunaan obat yang kurang tepat dapat menyebabkan kejang tidak terkontrol, depresi napas dan rawat inap yang tidak perlu. Langkah awal dalam menghadapi kejang adalah memastikan apakah gejala saat ini kejang atau bukan. Selanjutnya melakukan identifikasi penggunaan penyebabnya. Kejang DemamKejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsy, yaitu yanag ditandai dengan kejang berulang tanpa demam. Kejang demam diklasifikasikan menjadi kejang demam sederhana yang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum, dan kejang demam kompleks yang berlangsung lebih dari 15 menit, fokal atau multiple (lebih dari 1 kali kejang dalam 24 jam).Factor RisikoFaktor risiko kejang demam pertama yang penting adalah demam. Selain itu terdapat factor riwayat kejang demam pada orang tua, saudara kandung, perkembangan terlambat, problem pada masa neonates, anak dalam perawatan khusus dan kadar natrium yang rendah. Manifestasi KlinisUmumnya kejang demam berlangsung singkat, berupa serangan kejang klonik atau tonik klonik bilateral. Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik ke atas dengan disertai kekauan atau kelemahan, gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan, atau hanya sentakan atau kekakuan fokal. Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan kurang dari 8% berlangsun lebih dari 15 menit. Seringkali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa deficit neuroligis. Kejang dapat diikuti hemiparesis sementara yang berlangsunh beberapa jam sampai hari. Kejang unilateral yang lama dapat diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama lebih sering terjadi demam yang pertama. Pemeriksaan Penunjang Cairan serebrospinal : untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis Pungsi lumbal Elektroensefalografi (EEG)Diagnosis Banding Meningitis atau ensefalitis Adanya sumber infeksi : otitis media Penatalaksanaan a. Pengobatan fase akutPada waktu kejang pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas agar oksigenisasi terjamin. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air dingin dan pemberian antipiretik. Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam IV atau intrarektal. Dosis diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20 mg. Bila kejang berhenti sebelum diazepam habis, hentikan penyuntikan, tunggu sebentar dan bila tidak timbul kejang lagi jarum dicabut. Bila diazepam IV tidak tersedia atau pemberiannya sulit, gunakan diazepam intrarektal 5 mg (BB < 10 kg) atau 10 mg (BB >10kg). bila kejang tidak berhenti dapat diulang selang 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti juga, berikan fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB secara IV perlahan 1 mg/kgBB/menit. Setelah pemberian fenotoin, dilakukan pembilasan dengan NaCl fisiologis karena fenotoin bersifat basa dan menyebabkan iritasi vena. Bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan fenobarbital diberikan langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1 bulan 1 tahun 50 mg dan umur 1 tahun ke atas 75 mg secara IM. 4 jam kemudian berikan fenobarbital dosis rumat. Untuk 2 hari pertama dengan dosis 8-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis, untuk hari-hari berikutnya dengan dosis 4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Selama keadaan belum membaik, obat diberikan IV dan setelah membaik per oral. b. Mencari dan mengobati penyebabPemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien yang kejang demam pertama. c. Pengobatan profilaksis Profilaksis intermiten saat demamDiazepam oral 0,3-05 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis saat pasien demam atau secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5 mg (BB10kg) jika suhu >38,5 C. Profilaksis terus menerusFenobarbital 4-5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. Obat lain yang dapat digunakan adalah asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kgBB/hari. Obat ini diberikan selama 1-2 tahun setelah kejang terakhir dan dihentikan bertahap selama 1-2 bulan.Prognosis Dengan penanggulangan yang cepat dan tepat, prognosis baik dan tidak menyebabkan kematian. Frekuensi berulangnya kejang beriksar antara 25-50%, umunya terjadi pada 6 bulan pertama. Risiko untuk mendpaatkan epilepsy rendah. 4. PlanDiagnosis : kemungkinan keluhan pada pasien akibat mengalami kejang demam sederhana dengan sumber infeksi ekstrakranial berasal dari faring. Upaya diagnosis sudah optimal. Penatalaksanaan : O2 1 liter/menit IVFD D5% 16 tpm Injeksi diazepam 3,9 mg IV bolus pelan bila kejang Parasetamol drip 13 cc/8 jam IV Injeksi cefotaxime 650 mg/12 jam IV Kompres NaCl 0,9%Pendidikan Kepada pasien dan keluarganya dijelaskan penyebab timbulnya kejang dan bagaimana cara memberikan obat antipiretik sederhana karena kejang ini didahului oleh demam serta mencegah infeksi yang mungkin memicu terjadinya kejang.Konsultasi KegiatanPeriodeHasil yang diharapkan

Control post opname3 hari setelah pulang dari rumah sakit dan jila diperlukan kunjungan lagi 3 hari berikutnyaKejang tidak muncul lagi dan orang tua memahamiawal mula anaknya menderita demam