kejang demam sederhana
DESCRIPTION
slideTRANSCRIPT
PENYAJI:ICHSAN NOORG 501 09 040
KEJANG DEMAM SEDERHANA
PEMBIMBING KLINIK:dr. EFFENDY SALIM, Sp.A
• Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38OC) akibat
suatu proses ekstra kranial. Menurut Consensus Statement
on Febrile Seizures, kejang demam adalah suatu kejadian
pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan
dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak
terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu.
PENDAHULUAN
•S
ecara umum berdasarkan manifestasi kejang, kejang demam
dibagi atas kejang demam sederhana (simple febrile
convulsion) dan kejang demam kompleks
(complicated/complex febrile seizure).
•K
ejang demam sederhana merupakan kejang yang
berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh > 38 (suhu
rektal), kejang terjadi secara umum dan tonik-klonik,
berdurasi < 15 menit, frekuensi kejang 1 kali dalam 24 jam
IDENTITASNama : An. FUmur : 3 tahun 11 bulanJenis Kelamin : Laki-lakiTanggal/ waktu : 17 Februari 2014/ 12.30
KASUS
•A
NAMNESIS (Diberikan oleh ibunya)
•K
eluhan Utama : Demam
•R
iwayat penyakit sekarang:
Pasien masuk rumah sakit
tanggal 17 Februari 2014 dengan keluhan demam sejak tadi pagi. Siang hari pukul 12.00 anak
mengalami kejang sebanyak 1 kali, dengan durasi 3 menit. Saat kejang mata ke atas dan tangan
mengepal. Setelah kejang anak sadar. Pasien juga mengeluhkan sakit kepala. Batuk ada,
beringus ada dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Mimisan tidak ada, gusi
berdarah tidak ada, sakit saat menelan tidak ada, sesak tidak ada. Muntah sebanyak 3 kali sejak
tadi pagi, tidak berlendir, tidak bercampur darah, yang dimuntahkan berupa makanan yang
dimakan. Muntah tidak menyembur. Sakit perut tidak ada. BAB biasa. BAK lancar.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama dengan pasien
tidak ada, Riwayat kejang demam pada keluarga (-), Hipertensi (-),
asma (-), Diabetes Mellitus (-)
Anamnesis Makanan:
ASI eksklusif diberikan dari lahir sampai umur 1 tahun 6
bulan.Riwayat Imunisasi :
Imunisasi dasar lengkap
Riwayat Antenatal : Kunjungan ANC rutin setiap
bulan, jarak dengan kehamilan sebelumnya adalah 3 tahun,
dan usia ibu pasien saat hamil adalah 26 tahun.
Riwayat Natal :
Spontan/tidak spontan :Sectio caesarea atas indikasi
ketuban pecah dini
Berat badan lahir : 3.400 gr
Penolong : Dokter
Tempat : Rumah sakit
Riwayat Neonatal : Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN FISIK•K
eadaan umum : Tampak sakit sedang
•Kesadaran : Kompos mentis
Pengukuran
•Tanda vital : TD : 90/60 mmHg.
Nadi : 120 kali/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 37,9°C
Respirasi : 34 kali/menit
•Berat badan : 13 kg
•Tinggi badan : 102 cm
•CDC : BB/U = 81% Status gizi: Gizi baik
TB/U = 100%
BB/TB = 81%
•Kulit :
Warna : Sawo matang
Efloresensi : tidak ada
Pigmentasi : tidak ada
Sianosis : tidak ada
Turgor : cepat kembali
Kelembaban : cukup
Lapisan lemak : cukup
• Mata :
Palpebra : edema (-/-)
Konjungtiva : pucat (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Reflek cahaya : (+/+)
Refleks kornea : (+/+)
Pupil : Bulat, isokor
Exophthalmus: (-/-)
Cekung : (-/-)• Kepala:
Bentuk : Normocephal
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal,
alopesia (-)
•Telinga :
Sekret : tidak ada
Serumen : minimal
Nyeri : tidak ada
•Hidung :
Pernapasan cuping hidung : tidak ada
Epistaksis : tidak ada
Sekret : tidak ada
•Mulut :
Bibir : mukosa bibir basah, tidak hiperemis
Gigi : tidak ada karies
Gusi : tidak berdarah
• Leher :
• Pembesaran kelenjar leher : -/-
• Trakea : Di tengah
• Kaku kuduk : -
• Faring : Hiperemis
• Tonsil : T2 / T2 hiperemis
Dinding dada/paru :
•Inspeksi :
Bentuk : simetris
Dispnea : tidak ada
Retraksi : tidak ada
•Palpasi: Fremitus vokal: simetris
•Perkusi : Sonor kiri : kanan
•Auskultasi :
Suara Napas Dasar : Bronchovesicular (+/+)
Suara Napas Tambahan : Rhonchi (-/-) Wheezing (-/-)
– Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
• Perkusi :
Batas jantung kanan: SIC IV linea parasternal dextra
Batas jantung atas : SIC II linea parasternal sinistra
Batas jantung kiri : SIC V linea midclavicula sinistra
• Auskultasi : Suara dasar : S1 dan S2 murni, regular
Bising : -
•Abdomen :
•Inspeksi :
Bentuk : cembung•A
uskultasi :
bising usus (+) kesan normal•P
erkusi :
Bunyi : timpani
Asites : (-)•P
alpasi:
Nyeri tekan : (-)
Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
•Ekstremitas : akral hangat, edema tidak ada
•Genitalia : tidak ada kelainan
•Otot-otot : hipotrofi (-)
Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,8 12-18 g/dl
Leukosit 22 5-10 ribu/ul
Eritrosit 4,37 3,8-8,5 Juta/ul
Hematokrit 36,6 35-52 %
Trombosit 311 150-450 Ribu/ul
PEMERIKSAAN LABORATORIUM TANGGAL 17 FEBRUARI 2014
•R
ESUME
Pasien masuk rumah sakit tanggal 17 Februari 2014 dengan keluhan
demam sejak tadi pagi. Siang hari pukul 12.00 anak mengalami
kejang sebanyak 1 kali, dengan durasi 3 menit. Saat kejang mata ke
atas dan tangan mengepal. Setelah kejang anak sadar. Pasien juga
mengeluhkan sakit kepala. Batuk ada, beringus ada dirasakan sejak 2
hari sebelum masuk rumah sakit. Muntah sebanyak 3 kali sejak tadi
pagi, tidak berlendir, tidak bercampur darah, yang dimuntahkan
berupa makanan yang dimakan. Muntah tidak menyembur.
Cont…
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos
mentis, tampak sakit sedang, gizi baik. Pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 90/60mmHg, nadi 120x/menit, reguler,
kuat angkat, respirasi 34x/menit, suhu 37,9oC. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tonsil T2 / T2 hiperemis, faring hiperemis.
Pemeriksaan thoraks dan abdomen tidak ditemukan kelainan.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya peningkatan
leukosit.
•D
IAGNOSA
Tonsilofaringitis + Kejang demam sederhana
•ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin (kontrol)
TERAPI
•IVFD Ringer Laktat 12 tetes per menit
•Injeksi Ceftriaxone 350 mg/12 jam/iv
•Paracetamol syrup 120 mg/ 5 ml, 4 x 180 mg (1 ½ cth)
•Diazepam rektal 10 mg (kalau kejang)
FOLLOW UP Tanggal 18/2/2014
•F
OLLOW UP
•T
anggal 18/2/2014
•S
: Panas (+), batuk (+), beringus (+), muntah (-), kejang (-)
•O
: Tanda vital :
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 120 kali/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 38,7°C
Respirasi : 36 kali/menit
Kulit : tidak ada kelainan
Kepala : tidak ada kelainan
Leher : T2 / T2 hiperemis, faring hiperemis
Dada : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Genitalia : tidak ada kelainan
Otot : dalam batas normal
•A: Tonsilofaringitis + kejang demam sederhana
•P:
IVFD Ringer Laktat 12 tetes per menit
Injeksi Ceftriaxone 350 mg/12 jam/iv
Paracetamol syrup 120 mg/ 5 ml, 4 x 180 mg (1 ½ cth)
Diazepam rektal 10 mg (kalau kejang)
Tanggal 19/2/2014 :
•S : Panas (-), batuk (-), beringus (-), muntah (-), kejang (-)
•O: Tanda vital :
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 120 kali/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 36,6°C
Respirasi : 36 kali/menit
Kulit : tidak ada kelainan
Kepala : tidak ada kelainan
Leher : T2 / T2 hiperemis, faring hiperemis
Dada : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Genitalia : tidak ada kelainan
Otot : dalam batas normal
•A: Tonsilofaringitis + kejang demam sederhana
•P: Pasien pulang dan melakukan rawat jalan
DISKUSI
•D
emam merupakan manifestasi yang harus ada pada pasien untuk
menegakkan diagnosis kejang demam. Meskipun demikian, bukan
berarti setiap pasien anak yang datang dengan kejang dan demam
dapat didiagnosa sebagai kejang demam.
•K
ejang demam dapat diturunkan secara autosom dominan melalui
kromosom 19p dan 8q 12-21, sehingga penting untuk dilakukan
anamnesis riwayat kejang demam pada keluarga.
Suatu proses inflamasi
Kejang
Keseimbangan membran neuron
terganggu
Lepas muatan listrik keseluruh
tubuh
Difusi ion Na dan K
Suplai O2 ke
otak menurun
Metabolisme basal meningkat
Peningkatan suhu tubuh
•
Diagnosa pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
•D
ari anamnesis, diagnosis dapat mengarah ke kejang demam sederhana karena
kejang yang tidak berulang pada satu periode dan durasi kurang dari 15 menit.
Adapun penyebab dari demam itu sendiri adalah kemungkinan dari adanya infeksi
saluran pernapasan yang ditandai dengan batuk dan beringus.
•P
ada pemeriksaan fisik pada kasus ini didapatkan adanya pembesaran pada tonsil
dan hiperemis faring, sehingga sebagai penyebab kejang pada kasus ini adalah
adanya tonsilofaringitis. Sedangkan selama perawatan di RS, pasien tidak
mengalami kejang.
Menurut Livingston, kriteria kejang demam sederhana adalah sebagai berikut
•Umur anak ketika kejang antara 6 bulan - 4 tahun
•Kejang berlangsung sebentar, tidak melebihi 15 menit
•Kejang bersifat umum
•Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
•Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
•Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu setelah suhu normal tidak menunjukkan kelainan
•Frekuensi bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali
•Pemeriksaan penunjang pada kasus kejang demam antara lain pungsi lumbal untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis atau ensefalitis.
•Pemeriksaan CT Scan dan MRI tidak dilakukan pada anak dengan kejang demam sederhana.
•Sekalipun pada kejang demam kompleks, kelainan patologis otak juga sangat jarang ditemukan.
•EEG terutama tidak dianjurkan pada pasien kejang demam sederhana
•T
atalaksana kejang demam terbagi atas 3 hal, yaitu pengobatan fase akut,
mencari dan mengobati penyebab, serta pengobatan profilaksis.
•O
bat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam yang
diberikan secara intravena atau intrarektal. Kadar diazepam tertinggi
dalam darah akan tercapai dalam waktu 1-3 menit apabila diazepam
diberikan intravena, dan dalam waktu 5 menit bila diberikan intrarektal.
•D
osis diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kgBB perlahan-lahan dengan
kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu lebih dari 2 menit, dengan
dosis maksimal 20 mg.
•B
ila kejang tidak berhenti, diberikan fenitoin dengan dosis
awal 10-20 mg/kgBB secara intravena perlahan-lahan
dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit atau kurang dari 50
mg/menit. Dosis selanjutnya diberikan 4-8 mg/kgBB/hari,
12-24 jam setelah dosis awal.
•P
rognosis dari kejang demam sederhana adalah tidak
terdapat penurunan kemampuan kognitif atau peningkatan
mortalitas. Kejang demam berulang pada 30% kasus.
Risiko epilepsi sangat kecil, sekitar 2%.
TERIMA KASIH