kegiatan yang dilarang rev.ppt [compatibilit -...

28
KEGIATAN YANG DILARANG Ditha Wiradiputra Bahan Mengajar Mata Kuliah Hukum Persaingan Usaha Fakultas Hukum Universitas indonesia 2008

Upload: dodien

Post on 03-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEGIATAN YANGDILARANG

Ditha Wiradiputra

Bahan Mengajar Mata Kuliah Hukum Persaingan UsahaFakultas Hukum Universitas indonesia

2008

Pendahuluan

Perlunya pengaturan terhadap kegiatan pelakuusaha di dalam persaingan

Perbedaan Kegiatan yang dilarang denganperjanjian yang dilarang menurut UU

2

perjanjian yang dilarang menurut UUNo.5/1999?

Kegiatan yang dilarang(UU No.5/1999)1. Monopoli (Pasal 17)

2. Monopsoni (Pasal 18)

3. Penguasaan pasar (Pasal 19 s.d. Pasal 21)

4. Persekongkolan

3

4. Persekongkolan (Pasal 22 s.d. Pasal 24)

1. Monopoli Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan

atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkanterjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidaksehat {Pasal 17 ayat (1) UU No.5/1999}

. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan

atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasasebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila:

4

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila:a. barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada

substitusinya; ataub. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke

dalam persaingan usaha barang dan atau jasa yang sama;atau

c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usahamenguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsapasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

{Pasal 17 ayat (2) UU No.5/1999}

1. Monopoli

Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan ataupemasaran barang dan atau penggunaan jasa tertentuoleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelakuusaha {Pasal 1 angka (1) UU No.5/1999}

Praktek Monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi

5

Praktek Monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomioleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkandikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barangdan atau jasa tertentu sehingga menimbulkanpersaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikankepentingan umum {Pasal 1 angka (2) UU No.5/1999}

1. Monopoli

Sumbernya: Alamiah:

1) Special knowledge2) Skala ekonomi

Barrier toEntry

6

2) Skala ekonomi3) Kontrol terhadap sumber faktor produksi

Melalui peraturan pemerintah1) HaKI2) Hak usaha eksklusif

7

1. Monopoli

Monopoly PowerDitakuti karena: Akibat yg ditimbulkan:

a. Pembatasan produksib. Meningkatkan harga

8

b. Meningkatkan hargac. Transfer surplus konsumen ke produsen

Potensi utk disalahgunakana. Potensi utk memperoleh laba supernormalb. Laba supernormal mendorong upaya memperoleh

monopoly power yg dapat menimbulkan pemborosanc. Menggunakan “power” mencegah masuknya pesaing

Gambar Monopoly Profit

Figure The Monopolist’s Profit

Monopoly

Monopolyprice

Costs andRevenue

Marginal cost

BE

9

Monopolyprofit

Averagetotalcost

QuantityQMAX0

Demand

Marginal revenue

Average total cost

CD

Gambar Inefesiensi dalam MonopoliFigure The Inefficiency of Monopoly

PriceDeadweight

loss

Marginal cost

Monopolyprice

10

Quantity0

DemandMarginalrevenue

Efficientquantity

Monopolyquantity

1. MonopoliBahan diskusi:

Terdapat sebuah perusahaan yang memiliki kedudukanmonopoli untuk suatu produk tertentu sampai 80%pangsa pasar, dimana kedudukan monopoli yangdimilikinya tersebut didasarkan kepada skala ekonomiyang besar yaitu dimana perusahaan tersebut

11

yang besar yaitu dimana perusahaan tersebutmemproduksi barang atau jasa dalam partai besarsehingga biaya produksi total rata-rata suatuperusahaan semakin menurun. kemudian perusahaantersebut didukung oleh manajemen yang baik, efesiensidi segala sektor, inovasi teknologi dan kepiawaianperusahaan tersebut dalam memasarkan barang,pertanyaannya apakah kondisi tersebut diperbolehkanoleh UU No.5/1999?

2. Monopsoni Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan

atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan atau jasadalam pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkanterjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usahatidak sehat {Pasal 18 ayat (1) UU No.5/1999}

12

Pelaku usaha patut diduga atau dianggap menguasaipenerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggalsebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila satu pelakuusaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebihdari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenisbarang atau jasa tertentu {Pasal 18 ayat (2) UU No.5/1999}

2. Monopsoni

Dalam praktek monopsoni yang menjadi korban adalahpelaku usaha produsen/penjual

Produsen/penjual tidak memiliki pilihan lain dalammenjual produk yang diproduksinya atau dipasarkannya

Pembeli memiliki kekuasaan untuk menentukan berapa

13

Pembeli memiliki kekuasaan untuk menentukan berapaharga yg dikehendaki serta persyaratan-persyaratanlainnya yg biasanya memberatkan pihakprodusen/penjual

Contoh: BPPC dan pembelian pasir laut oleh Singapura

3. Penguasaan Pasar Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa

kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usahalain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktekmonopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa:

a) menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untukmelakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar

14

melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasarbersangkutan; atau

b) menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usahapesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha denganpelaku usaha pesaingnya itu; atau

c) membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan ataujasa pada pasar bersangkutan; atau

d) melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usahatertentu.

{Pasal 19 UU No.5/1999}

3. Penguasaan Pasar

Bahan diskusi:Sampai saat ini produk minyak pelumas (Oli) Mesranproduksi dari Pertamina masih menguasai pangsa pasarterbesar (±50%) dalam bisnis minyak pelumas diIndonesia. Saat ini Pertamina untuk produk Oli Mesran,memiliki ±200 agen pemasaran diseluruh Indonesia dan

15

memiliki ±200 agen pemasaran diseluruh Indonesia dan± 3000 pompa bensin (SPBU) Pertamina yang jugamenjual Oli Mesran. Tetapi seandainya dalam rangkamempertahankan pangsa pasarnya di dalam pasartersebut kemudian Pertamina meminta kepada setiappompa bensin milik Pertamina untuk tidak menjualminyak pelumas pesaing dari Mesran. pertanyaannyaapakah perbuatan dari Pertamina tersebutdiperbolehkan oleh UU No.5/1999?

Penguasaan Pasar

Jual Rugi (Predatory Pricing) Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang

dan atau jasa dengan cara melakukan jual rugi ataumenetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud

16

menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksuduntuk menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnyadi pasar bersangkutan sehingga dapat mengakibatkanterjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usahatidak sehat

(Pasal 20 UU No.5/1999)

Jual Rugi (Predatory Pricing)Upaya menjual produk pada harga yang sedemikian

rendah dalam jangka pendek agar pelaku usaha laintidak dapat masuk pasar

Dalam jangka pendek praktik ini menguntungkankonsumen, namun dalam jangka panjang pelaku usahayang melakukan praktik predatory pricing akan dapat

17

yang melakukan praktik predatory pricing akan dapatbertindak sebagai pelaku usaha monopoli

Jual Rugi (Predatory Pricing)Pelaku usaha yang menjual dengan harga lebih rendah

dari SRMC (short run marginal cost) untuk mendepakpesaingnya keluar dari industri dan mendorong pelakuusaha baru untuk tidak masuk ke industri, kemudiandalam jangka panjang ia akan meningkatkan labanya.

Tujuan: mengurangi persaingan dengan

18

Tujuan: mengurangi persaingan denganmembangkrutkan pesaing dan menciptakan penghalangmasuk (barrier to entry) bagi pelaku usaha potensialyang ingin masuk ke industri

Penguasaan Pasar

Kecurangan menentukan Biaya Produksi Pelaku usaha dilarang melakukan kecurangan

dalam menetapkan biaya produksi dan biayalainnya yang menjadi bagian dari komponen

19

lainnya yang menjadi bagian dari komponenharga barang dan atau jasa yang dapatmengakibatkan terjadinya persaingan usahatidak sehat(Pasal 21 UU No.5/1999)

4. Persekongkolan

Persekongkolan Tender Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain

untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tendersehingga dapat mengakibatkan terjadinya persainganusaha tidak sehat (Pasal 22 UU No.5/1999)

20

usaha tidak sehat (Pasal 22 UU No.5/1999)

Tender adalah tawaran mengajukan harga untukmemborong suatu pekerjaan, untuk mengadakanbarang-barang, atau untuk menyediakan jasa(Penjelasan Pasal 22 UU No.5/1999)

Tujuan Tender1. Memberikan kesempatan yang sama kepada

pelaku usaha,2. Mendapatkan barang dan atau jasa dengan

21

2. Mendapatkan barang dan atau jasa denganharga termurah dan kualitas terbaik

4. Persekongkolan

Mengukur Dampak Persekongkolan dalam Tender:1. Konsumen atau pemberi kerja membayar lebih mahal2. Barang atau jasa yang diperoleh (dari sisi: mutu, jumlah,

waktu maupun nilai) seringkali lebih rendah dari yangakan diperoleh bila tender dilakukan secara jujur.

22

akan diperoleh bila tender dilakukan secara jujur.3. Adanya hambatan bagi peserta potensial.4. Nilai proyek untuk tender pengadaan jasa menjadi lebih

tinggi karena adanya mark up oleh pihak-pihak yangbersekongkkol.

4. Persekongkolan

Bentuk Persekongkolan tender (bid rigging)umumnya menurut a framework for design andimplementation of competition law and policyWorld Bank adalah:

23

bid suppressioncomplementary bidding, danbid rotation

4. Persekongkolan

Persekongkolan Tender Horizontal

24

4. Persekongkolan

Persekongkolan Tender Vertikal

25

4. Persekongkolan

Persekongkolan Tender Gabungan(horizontal & vertikal)

26

4. Persekongkolan

Persekongkolan untuk MendapatkanInformasi Rahasia Perusahaan

Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain

27

Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lainuntuk mendapatkan informasi kegiatan usahapesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasiaperusahaan sehingga dapat mengakibatkan terjadinyapersaingan usaha tidak sehat (Pasal 23 UU No.5/1999)

4. Persekongkolan

Persekongkolan untuk MenghambatPelaku Usaha Pesaingnya

Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain

28

Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lainuntuk menghambat produksi dan atau pemasaranbarang dan atau jasa pelaku usaha pesaingnya denganmaksud agar barang dan atau jasa yang ditawarkan ataudipasok di pasar bersangkutan menjadi berkurang baikdari jumlah, kualitas, maupun ketepatan waktu yangdipersyaratkan. (Pasal 24 UU No.5/1999)