kedokteran
DESCRIPTION
JURNALTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kajian kritis terhadap bukti sangat penting dilakukan untuk mengetahui
isi setiap makalah atau jurnal. Dalam epidemiologi klinik, kemampuan
mengkaji suatu penelitian sangat diperlukan karena ketidakmampuan dalam hal
tersebut dapat menyebabkan salah persepsi terhadap hasil suatu penelitian.
Telaah kritis jurnal merupakan hal yang sangat diperlukan sebelum informasi
yang kita peroleh dari jurnal tersebut dapat kita terapkan karena tidak semua
jurnal atau makalah valid dapat diterima sebagai tambahan ilmu pengetahuan.
Dalam pendidikan kedokteran, membaca jurnal ilmiah adalah suatu metode
yang sangat efektif untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Tujuan akhir
membaca jurnal ilmiah bagi seorang dokter sebagai pemberi pelayanan
kesehatan adalah untuk menerapkan hasil penelitian kepada pasiennya. Hal ini
merupakan suatu pendekatan yang disebut “evidence based medicine”.
Agar dalam membaca jurnal ilmiah, dokter sebagai klinikus dapat
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, setiap dokter harus membekali
diri dengan pemahaman yang memadai tentang metodologi penelitian. Jika
seorang dokter membaca laporan ilmiah tanpa melakukan telaah kritis, berarti
ia tidak mengetahui kelemahan penelitian. Dengan konsekuensi, ia mengadopsi
kesimpulan penelitian yang salah tersebut. Dapat kita bayangkan bila dokter
kemudian menerapkan pengetahuan yang keliru.
Dalam rangka mengaplikasikan cara menelaah jurnal ilmiah, kami
memilih artikel jurnal dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
dan sikap masyarakat kelurahan imandi dengan tindakan pemanfaatan
puskesman imandi” Kami menelaah artikel tersebut dari sudut pandang
evidence based medicine sebelum diterima sebagai tambahan ilmu
pengetahuan.
1
1.2. Rumusan Masalah
Apakah artikel jurnal berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
dan sikap masyarakat kelurahan imandi dengan tindakan pemanfaatan
puskesman imandi” telah memenuhi kriteria sebagai sumber yang valid,
penting dan dapat diaplikasikan pada pasien menurut telaah klinis evidence
based medicine?
1.3. Tujuan
Menentukan apakah artikel jurnal berjudul “Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan dan sikap masyarakat kelurahan imandi dengan tindakan
pemanfaatan puskesman imandi“ telah memenuhi kriteria sebagai sumber yang
valid, penting dan dapat diaplikasikan pada pasien menurut pedoman telaah
kritis evidence based medicine.
1.4. Manfaat
Dengan telaah kritis, untuk menentukan validitas artikel jurnal yang
berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan sikap masyarakat
kelurahan imandi dengan tindakan pemanfaatan puskesman imandi“, maka
dapat diputuskan layak atau tidaknya informasi yang terdapat dalam jurnal
tersebut untuk digunakan dalam kegiatan ilmiah atau untuk kepentingan klinis
.
2
BAB II
RESUME JURNAL
2.1. Judul
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat
Kelurahan Imandi Dengan Tindakan Pemanfaatan Puskesman Imandi.
2.2. Peneliti
1. Ni putu S, Mahasiswa , Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi Manado
2. Jane M Pangemanan, Dosen Program Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado
3. Jimmy Ramampuk, Dosen Program Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado
2.3. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : di Kelurahan Imandi
Waktu : Maret-Mei 2013
2.4. Pendahuluan
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dibangun untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh dan terpadu bagi
seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya (Muninjaya, 2004).
Pemerintah mengembangkan puskesmas dengan tujuan untuk mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian besar masih tinggal di
pedesaan. Sebelum era tahun 70-an, kebijakan pembangunan sarana pelayanan
kesehatan lebih banyak diarahkan untuk membangun Rumah Sakit yang
umumnya terletak diperkotaan sehingga tidak mudah diakses oleh sebagian
besar masyarakat yang tinggal di pedesaan (Muninjaya, 2004). Untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang perlu dilakukan,
salah satu diantaranya menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang
3
dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah segala upaya yang
diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam satu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun
masyarkat (Azwar, 1999). Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana atau
pelayanan kesehatan (health service).
Perilaku merupakan faktor kedua terbesar setelah faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Perilaku
kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan, karena pada dasarnya kesehatan bukan hanya untuk diketahui atau
disadari dan disikapi, melainkan harus dikerjakan atau dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari. Karena meskipun kesadaran dan pengetahuan
masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan, namun praktek tentang kesehatan
atau perilaku hidup sehat masyarakat masih rendah (Notoatmodjo, 2010).
Tahun 2012 terdapat 9.422 Puskesmas, yang terdiri dari 3.061 Puskesmas
perawatan, dan 6.361 Puskesmas non perawatan yang tersebar di Indonesia
(Anonimous, 2012). Sulawesi Utara memiliki 176 Puskesmas dan 14
Puskesmas diantaranya yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow
(Anonimous, 2012).
Menyadari Puskesmas di tengah-tengah masyarakat sebagai ujung
tombak dalam pelayanan kesehatan seharusnya diimbangi dengan
kecenderungan masyarakat untuk memanfaatkan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan semakin besar. Akan tetapi kondisi yang terjadi bahwa
pelayanan Puskesmas belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat. Hal
ini terbukti dari rendahnya jumlah kunjungan masyarakat dalam memanfaatkan
Puskesmas.
Dalam 1 tahun terakhir dapat dilihat perbandingan pemanfaatan sarana
pelayanan kesehatan pada bulan Januari-Juni terdapat 2.248 kunjungan pasien,
Sementara pada bulan Juli–Desember terjadi penurunan pemanfaatan sarana
4
pelayanan kesehatan di Puskesmas Imandi dengan jumlah kunjungan 2.058,
baik pada pasien asuransi kesehatan (Askes) dan juga pasien yang dikenakan
biaya berobat (out of pocket) (Puskesmas Imandi, 2012).
2.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap masyarakat kelurahan Imandi dengan tindakan
pemanfaatan Puskesmas Imandi Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten
Bolaang Mongondow.
2.6. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross
sectional study. Sampel berjumlah 92 responden yang diambil secara purposive
sampel. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Analisis hubungan
menggunakan uji chi square dengan CI 95% dan α = 0,05.
Populasi pada penelitian ini yaitu masyarakat di Kelurahan Imandi,
dimana kelurahan Imandi terdiri atas empat lingkungan. Populasinya yaitu
kepala keluarga yang tinggal di Kelurahan Imandi. Jumlah kepala keluarga
yang ada di Kelurahan Imandi yaitu sebanyak 1.160 Kepala Keluarga.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel secara
purposive sample didasarkan pada suatu petimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri (Saryono, 2011).
2.7. Hasil dan Pembahasan Penelitian
A. Hasil Penelitian
Statistik Deskriptif
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Imandi Kecamatan Dumoga
Timur Kabupaten Bolaang Mongondow terletak di kelurahan Imandi dengan
luas wilayah kerja ±81.560 M², bertanggung jawab atas 11 Desa atau
Kelurahan dalam wilayah kerjanya. Kelurahan Imandi Kecamatan Dumoga
Timur Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kelurahan yang
5
termasuk dalam wilayah kerja dari Puskesmas Imandi dengan luas wilayah
±15.400 M² dengan jumlah lingkungan sebanyak empat lingkungan.
Tabel 1. Persentase Pengetahuan Responden
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki
pengetahuan yang baik dari keseluruhan responden adalah sebanyak 85 orang
(92,4%) sedangkan yang memiliki pengetahuan yang tidak baik sebanyak 7
orang (7,6%).
Tabel 2. Persentase Sikap Responden
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki Sikap yang
baik dari keseluruhan responden adalah sebanyak 85 orang (92,4%) sedangkan
yang memiliki Sikap yang tidak baik sebanyak 7 orang (7,6%).
Tabel 3. Persentase Tindakan Responden
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki Tindakan
pemanfaatan puskesmas adalah sebanyak 74 orang (80,4%) lebih tinggi
6
dibandingkan dengan responden yang memiliki tindakan tidak memanfaatkan
puskesmas sebanyak 18 orang (19,6%).
Tabel 4. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan Pemanfaatan
Puskesmas Imandi Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang
Mongondow.
Berdasarkan Tabel 4 dapat dinyatakan bahwa tindakan pemanfaatan puskesmas
yang tidak baik pada responden yang berpengetahuan tidak baik sebesar 85,7%
(6 orang) sedangkan tindakan pemanfaatan puskesmas yang baik pada
responden yang berpengetahuan tidak baik sebesar 14,3% (1orang). Hasil
penelitian pada data diatas menggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05
yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
tindakan pemanfaatan puskesmas.
Tabel 5. Hubungan Antara Sikap dengan Tindakan pemanfaatan
puskesmas Imandi.
Hasil pada Tabel 5 menggambarkan bahwa sikap tidak baik terhadap tindakan
pemanfaatan puskesmas yang tidak baik pada masyarakat yakni 85,7% (6
7
orang) sedangkan yang memiliki sikap yang baik dan memiliki tindakan
pemanfaatan puskesmas yang tidak baik sebanyak 14,1% (12 Orang).Hasil
penelitian pada data diatasmenggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05
yaitu 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan
pemanfaatan puskesmas.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh responden yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan di puskesmas ada 74 responden (80,4%) dan yang tidak
memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas 18 responden (19,6%). Dari
angka-angka ini menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Kelurahan
Imandi memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Kesehatan merupakan tanggung jawab Negara dan semua pihak dan
jaminan dari kebijakan social dan ekonomi yang bertujuan untuk memperkecil
angka kesakitan dan resiko umum lainnya serta sanggup bertindak dan
melayani dalam melakukan promosi, pencegahan, dan pemulihan
(WHO,2005). Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan
seseorang yang sakit dan atau terkena masalah kesehatan pada dirinya atau
keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya.
Puskesmas merupakan salah satu institusi kesehatan dasar yang paling
dekat dengan masyarakat. Pemberian informasi atau pesan kesehatan dan
penyuluhan kesehatan dengan tujuan memberikan atau meningkatkan
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan yang diperlukan oleh seseorang atau
masyarakat, sehingga akan memudahkan terjadinya perubahan kearah perilaku
sehat. Pembangunan kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan peran serta dan perubahan
perilaku masyarakat dalam menunjang kesehatan (Farich, 2012).
Teori lain tentang pencarian pelayanan kesehatan oleh individu atau
masyarakat adalah teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (1993). Teori
tersebut mengemukakan bahwa beberapa cara yang dilakukan individu dalam
8
bereaksi atau bertindak dalam menghadapi penyakit adalah tidak bertindak,
bertindak mengobati sendiri, mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas
pengobatan modern baik pemerintah atau swasta. Dari teori tersebut dapat
disimpulkan bahwa persepsi sehat sakit sangat berkaitan dengan mencari
pengobatan. Pokok pikiran tersebut akan mempengaruhi penggunaan fasilitas
pelayanan yang disediakan.
Hasil penelitian menggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05 yaitu
0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan
pemanfaatan puskesmas maka hipotesis diterima. Pengetahuan adalah hasil
pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra
yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).
Disetiap wilayah masyarakat sudah terdapat berbagai tempat pelayanan
kesehatan ataupun tempat berobat dari mulai bidan desa, posyandu, puskesmas
pembantu, puskesmas, klinik dokter dan rumah sakit. Dalam memilih berbagai
pelayanan kesehatan ini masyarakat memiliki hak ataupun kebebasan untuk
sarana berobat mereka, yang mana disesuaikan dengan keadaan ekonomi dan
kebutuhan mereka sendiri. Perubahan perilaku kesehatan melalui cara
pendidikan atau promosi kesehatan diawali dengan cara pemberian informasi-
informasi kesehatan. Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-
cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari
penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
hal tersebut.
Pengetahuan akan menimbulkan kesadaran mereka, dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya
itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan waktu lama, tetapi
perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran
mereka sendiri (bukan karena paksaan).
Persepsi masyarakat terhadap sehat-sakit erat hubungannya dengan
perilaku pencarian pengobatan. Kedua pokok pikiran tersebut akan
mempengaruhi atas dipakai atau tidak dipakainya fasilitas kesehatan yang
disediakan. Apabila persepsi sehat-sakit belum sama dengan konsep sehat-sakit
9
kita, maka jelas masyarakat belum tentu atau tidak mau menggunakan fasilitas
yang diberikan, bila persepsi sehat-sakit sudah sama dengan pengertian kita,
maka kemungkinan besar fasilitas yang diberikan akan mereka pergunakan.
Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas perlu ditunjang
dengan adanya penelitian-penelitian sosial, budaya masyarakat, persepsi dan
perilaku masyarakat tersebut terhadap sehat-sakit dengan memberikan
pendidikan kesehatan masyarakat. Dengan demikian pelayanan yang diberikan
akan diterima oleh masyarakat.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Tombi (2012) bahwa ada hubungan
yang bermakna antara pengetahuan dan sikap masyarakat Kelurahan Sindulang
1 dengan pemanfaatan Puskesmas Tuminting. Hasbi (2012), mengemukakan
bahwa prasarana adalah tempat yang secara tidak langsung mendukung
pelayanan kesehatan, dalam upaya mendukung pelayanan di Puskesmas
diperlukan prasarana dan sarana yang memadai disesuaikan dengan kebutuhan.
Sulityowati (2006) menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
dengan tingkat pemanfaatan pelayanan.
Hasil penelitian menggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05 yaitu
0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan
pemanfaatan puskesmas. Seperti telah disebutkan bahwa sikap adalah
kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam
tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain
adanya fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoatmodjo, 2010). Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Menurut pendapat beberapa ahli, perilaku kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan dan penilaian terhadap objek kesehatan,
selain itu perilaku kesehatan individu ditentukan juga oleh adanya orang lain
yang dijadikan referensi serta sumber daya yang dapat mendukung perilaku
seperti biaya, waktu dan tenaga. Hal ini mengandung makna bahwa sikap
seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh social ekonomi saja tetapi juga oleh
faktor-faktor yang lain seperti informasi, lingkungan dan termasuk pula
10
kualitas interaksi social mereka di masyarakat. WHO (1999) menyatakan
bahwa salah satu faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku termasuk
dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sumber daya dan sumber
dana yang dimiliki antara lain kesempatan dan uang.
Hasil penelitian Shobur (2005) yang menyatakan bahwa sebagian besar
keluarga yang memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang memadai dan
dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat adalah keluarga menengah yang
dapat diartikan bahwa pengambilan keputusan pemanfaatan sarana pelayanan
kesehatan, keluarga juga mempertimbangkan pendapatan keluarga dan
murahnya tempat pelayanan kesehatan. Penelitian Setyawan (2004)
menyebutkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan terkait juga dengan hal-
hal antara lain biaya pengobatan, hasil pengobatan, kepercayaan kepada sarana
pengobatan, kondisi waktu berobat, keberadaan sarana, pelayanan pengobatan,
dan situasi di sarana pengobatan.Solikhah (2008) menyatakan bahwa ada
hubungan bermakna antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien.
Menurut Andersen dan Newman (Tanpa Tahun), ada pengaruh sosial lain
selain dari sistem pelayanan kesehatan yang secara langsung mempengaruhi
penggunaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hasil penelitian
menunjukan sebanyak 76 (82,6%) yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di
puskesmas.
Pemilihan pemanfaatan Puskesmas Imandi sebagai sarana pelayanan
kesehatan prioritas tidak dapat terlepas dari pengaruh faktor pemilihan
alternatif sarana pelayanan kesehatan lain, yaitu dengan adanya pilihan praktek
dokter dan Bidan yang biaya pengobatannya juga masih dapat dijangkau oleh
masyarakat dengan mutu pelayanan kesehatan yang baik. Selain itu
kemungkinan ada faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti yang
mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Imandi
oleh masyarakat Kelurahan Imandi. Hasil observasi lapangan yang dilakukan,
didapati bahwa di Kelurahan Imandi terdapat 2 tempat praktek dokter dan 2
bidan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada salah satu praktik
dokter di Kelurahan Imandi, didapati bahwa biaya yang dikeluarkan pasien
11
relatif masih bias dijangkau, walaupun memang lebih mahal daripada biaya
yang dikeluarkan apabila berobat di Puskesmas Imandi. Kemungkinan lain
yang mempengaruhi yakni waktu tunggu yang lama dan jam buka puskesmas
Imandi yang sering terlambat merupakan salah satu penyebab masyarakat tidak
memanfaatkan Puskesmas Imandi. Didukung oleh penelitian Yuliah (2001)
menyatakan bahwa sikap petugas berhubungan dengan pemanfaatan
Puskesmas.
Menurut Notoatmodjo (2010), rendahnya utilisasi (penggunaan) fasilitas
kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Balai pengobatan, dan sebagainya
tidak hanya disebabkan oleh faktor jarak antara fasilitas tersebut dengan
masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak secara fisik maupun sosial), tarif yang
tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor masyarakat itu sendiri, diantaranya persepsi atau
konsep dari masyarakat.
Menurut penelitian Hermawan (2011) menyatakan bahwa walaupun
banyak faktor penentu tingkat kesehatan masyarakat, tampaknya akses
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan memegang paranan penting. Nurcahyani
(2000) menyatakan bahwa ada hubungan antara lama waktu tunggu dengan
pemanfaatan pelayanan.
2.8. Kesimpulan dan Saran Penelitian
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan,
sikap masyarakat dengan tindakan pemanfaatan Puskesmas di Kelurahan
Imandi Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow, maka
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar Masyarakat di Kelurahan Imandi berpengetahuan baik
mengenai fungsi dan pelayanan wajib di Puskesmas.
2. Sebagian besar sikap masyarakat di Kelurahan Imandi Setuju terhadap
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas
12
3. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan masyarakat di
Kelurahan Imandi dengan pemanfaatan Puskesmas Imandi.
4. Terdapat hubungan bermakna antara sikap masyarakat di Kelurahan
Imandi dengan pemanfaatan Puskesmas Imandi.
B. SARAN
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan
yang disediakan oleh pemerintah yaitu melalui sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama/dasar (Puskesmas).
2. Bagi Puskesmas Imandi
Sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama Puskesmas
harus lebih meningkatkan pelayanan kesehatan. Meningkatkan
pengetahuan masyarakat melalui promosi kesehatan atau edukasi kepada
masyarakat dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat,
khususnya mengenai pelayanan yang ada di Puskesmas.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan dalam
pembuatan penelitian lebih lanjut, dengan melihat baik dari jumlah
sampel, metode penelitian, penambahan variabel yang lain serta
karakteristik masyarakat dan daerah.
2.9. Korelasi Isi Jurnal
A. Hasil Penelitian pada Jurnal
1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh responden yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan di puskesmas ada 74 responden (80,4%) dan yang
tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas 18 responden
(19,6%).Dari angka-angka ini menunjukan bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Imandi memanfaatkan pelayanan kesehatan di
Puskesmas.
13
2. Hasil penelitian menggunakan uji chi square serta diperoleh p<0,05 yaitu
0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
tindakan pemanfaatan puskesmas maka hipotesis diterima. Pengetahuan
adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya)
B. Kondisi Riil Klinis atau Lapangan
Dalam Prakteknya dilapangan masyarakat dengan pengetahuan baik
terkadang lebih memilih untuk langsung ke Rumah sakit, praktek dokter
maupun ke praktek bidan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di
bandingkan kepuskesmas karena pelayanan kesehatan di pelayanan primer
di nilai kurang. Oleh sebab itu banyak yang berpengetahuan baik tidak
memanfaatkan puskesmas di kelurahan imandi dengan baik
2.10. Perbandingan Isi Jurnal
Terdapat pembahasan yang menjelaskan perbandingan antara isi jurnal
dengan teori atau hasil penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya.
14
BAB III
ANALISIS JURNAL (CRITICAL APPRAISAL)
Berikut ini disajikan pembahasan tentang telaah kritis jurnal, ditinjau dari
struktur dan kelengkapan isi makalahnya, yang kami sajikan dalam bentuk
tabel:
Critical
ApprasialPoint Critical Appraisal Ya Tdk Keterangan
Judul
Penelitian
Tidak terlalu panjang atau
terlalu pendek
Menggambarkan isi utama
penelitian
Cukup menarik
Tanpa singkatan selain yang
baku
Penulis
Apakah nama penulis
dicantumkan?
Apakah ada institusi penulis
dicantumkan?
Apakah asal institusi penulis
sesuai dengan topik
penelitian?
Bidang
Ilmu
Apakah bidang ilmu
tercantum dalam judul
penelitian?
Apakah latar belakang
penulis (institusi tempat
15
bekerja) sesuai dengan
bidang ilmu topik
penulisan?
Metode
Penelitian
Apakah tujuan penelitian
disebutkan?
Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis
hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap
masyarakat kelurahan
Imandi dengan tindakan
pemanfaatan Puskesmas
Imandi Kecamatan Dumoga
Timur Kabupaten Bolaang
Mongondow.
Apakah desain penelitian
sesuai dengan tujuan
penelitian?
Bagaimana level of evidence
dari desain penelitian?Level 2
Bagaimana sampel dalam
penelitian tersebut dipilih?
Sampel berjumlah 92
responden yang diambil secara
purposive sampel
Dalam bentuk apa hasil
penelitian disajikan?
Tabel dan
narasi.
Data dianalisis dan
ditampilkan dalam bentuk
tabel serta dianalisis secara
deskriptif.
Apakah uji statistik yg
digunakan?
Analisis
chisquare
dilakukan
Desain penelitiannya adalah
berupa survei analitik.
16
untuk
menguji
perbedaan
antara nilai
kelompok.
Hasil
Penelitian
Apakah hasil penelitian
dapat diimplementasikan di
kedokteran?
Peningkatan mutu pelayanan
di layanan primer.Apakah ada rekomendasi
khusus terhadap hasil
penelitian?
Kesimpula
n dan
saran
Disertakan kesimpulan
utama penelitian
Kesimpulan didasarkan
pada data penelitian
Kesimpulan tersebut sahih
Disertakan saran penelitian
selanjutnya
Daftar
pustaka
Apakah daftar pustaka yg
digunakan up to date?
Sebagian sumber pustaka
tidak up to date.
Daftar pustaka yang
digunakan sesuai dengan
topik penelitian
Apakah daftar pustaka yang
digunakan sesuai topik
penelitian?
Apakah daftar pustaka yang
digunakan dari sumber yang
dapat dipercaya?
Daftar pustaka disusun
17
sesuai dengan aturan jurnal
Semua yang tertulis pada
daftar pustaka sesuai situasi
pada naskah dan sebaliknya
Keseluruhan makalah ditulis
dengan bahasa yang baik
dan benar, lancar, enak
dibaca, informatif, hemat
kata, dan efektif
Makalah ditulis dengan taat
azas
18
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Jurnal dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Masyarakat Kelurahan Imandi Dengan Tindakan Pemanfaatan Puskesmas
Imandi” telah memenuhi kriteria sebagai sumber yang valid, penting dan dapat
diaplikasikan pada pasien menurut telaah klinis evidence based medicine.
4.2. Saran
Agar sebuah jurnal dapat dijadikan sumber referensi yang memenuhi
kriteria sebagai sumber yang valid, penting dan bisa diaplikasikan pada pasien
menurut pedoman telaah kritis evidence based medicine hendaknya para
peneliti lebih memperhatikan kelengkapan isi jurnal dan memperhatikan
syarat-syarat penulisan dalam jurnal tersebut.
Untuk jurnal ini disarankan agar daftar pustaka yg digunakan up to date.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Description of Levels of Evidence, Grades and
Recommendations. www.pccrp.org. Diakses 15 November 2014.
Dahlan, M.S. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika, Jakarta,
Indonesia.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta,
Jakarta, Indonesia.
Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis
(edisi ke-3). Sagung Seto, Jakarta, Indonesia, hal. 95-108.
Suputra,P. dkk. 2011. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Team Achievement Divisions dan minat Belajar terhadap Prestasi
Belajar Anatomi Mahasiswa. Diakses pada 15 November 2014.
20