kedokteran nuklir

55
KEDOKTERAN NUKLIR Dr Bambang Satoto

Upload: aulia-achmad-yudha-pratama

Post on 21-Dec-2015

187 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

kedokteran nuklirradiologi

TRANSCRIPT

Page 1: KEDOKTERAN NUKLIR

KEDOKTERAN NUKLIR

Dr Bambang Satoto

Page 2: KEDOKTERAN NUKLIR

Definisi :

• Bidang kedokteran yang memanfaatkan materi radioaktif untuk menegakkan diagnosis dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia

Page 3: KEDOKTERAN NUKLIR

Instrumen

• Alat deteksi /detektor

• - Merupakan rangkaian elektronik yang dapat merubah sinar gamma menjadi data yang dinilai.

• Hasil : – Angka pada up take kel thyroid– Grafik pada renogram– Titik pada scaning organ

Page 4: KEDOKTERAN NUKLIR

Radiofarmaka

• Suatu senyawa yang mengandung radioaktif yang dapat ditangkap oleh organ tubuh secara selektif

Page 5: KEDOKTERAN NUKLIR

Penempatan radiofarmaka

• Proses fagositosis

• - Bila pembawa materi mikrokoloid maka akan difagositosis oleh RES (sistem retikoloendotelia ).

• Pada : Skening hati ,limpa,sumsum tulang– getah bening

Page 6: KEDOKTERAN NUKLIR

Transpotasi aktif

• Secara aktif sel sel organ tubuh memindahkan radiofarmaka dari plasma ke organ untuk selanjutnya ikut metabolisme tubuh.

• Contoh : I131,Tc -99 m IDA

• Tyroid T3 dan T4,usus halus,fs ginjal

Page 7: KEDOKTERAN NUKLIR

Penghalang Kapiler

• Apabila makrokoloid ukuran 20 -30 u,akan menjadi penghalang kapiler di paru.

• Contoh : Tc 99 –m- makrokoloid untuk scaning perfusi paru deteksi emboli paru

Page 8: KEDOKTERAN NUKLIR

Pertukaran difus

• Pembawa meteri yang telah ditandai radioaktif saling bertukar tempat dengan senyawa yang sama dari organ tubuh.

• Contah :Polifosfat dg Tc 99m bertukar tempat dengan polifosfat tulang

Page 9: KEDOKTERAN NUKLIR

Komparmental

• Bila radioframaka dapat menggambarakan blood pool karena keberadaannya cukup lama dalam darah,maka dapat digunakan untuk scaning jantung dan plasenta.

• Contoh Tc 99m Sn erithrosit

Page 10: KEDOKTERAN NUKLIR

Pengasingan sel

• Sel darah merah yang ditandai oleh Cr51 dan dipanaskan 50 C selama satu menit bila dimasukkan kembali ketubuh penderita secara intravena akan segera diasingkan ke limpa.

• Penempatan TI 201 dalam myocrd jantung sehat dan terjadi defect aktivitas ynag permanen di daerah infark atau sementara di myocard yang iskhemik

Page 11: KEDOKTERAN NUKLIR

Syarat –syarat radiofarmaka

• 1.Menggunakan radionuklid dg waktu paruh singkat

• 2.Mono energik foton (sinar gamma)

• 3.Ikatan farmaka tdk mengganggu fungsi metabolisme/fisiologis.

• 4.Tdak toksis terhadap tubuh.

• 5.Cepat diekresi keluar tubuh.

Page 12: KEDOKTERAN NUKLIR

Isotop

• Tc -99 m- human serum albumin

• Tc- 99 m Sn Erythrocyt

• In-113 m tranferin

• T1-201 klorida

Page 13: KEDOKTERAN NUKLIR

Prinsip :

• Radiofarmaka yg digunakan mempunyai sifat akan berada lama di pembuluh darah

Page 14: KEDOKTERAN NUKLIR

Cara pemeriksaan

• Pemberian dilakukan intravena

Page 15: KEDOKTERAN NUKLIR

SIDIK KELENJAR THYROID

• Iodida : bahan hormon tyhroid

• Prinsisp : Kemampuan kelenjar tyhroid menangkap iodida

• Penangkapan dan pngukuran prosentase dikukur pada waktu2 tertentu disebut THYROID UPTAKE TEST

• INDIKSAI : -Evaluasi nodul

• - Evaluasi pembesaran

Page 16: KEDOKTERAN NUKLIR

- Evaluasi jaringan thyroid /sisa operasi

-Evaluasi fungsi thyroid

Radiofarmaka :

- NaI-131 dosis 300uCi diberikan per oral

- NaI 123 dosis 500 uCi per oral

-99m Tc pertecchnetate dosis 2-5 mCi I.V

Page 17: KEDOKTERAN NUKLIR

• Persiapan :Puasa 6jam,obat iodium hormon thyroid dihentikan

• Peralatan : Kamera gamma dg kolimator pinhole atau kolimator LEHR

• Pemilihan kolimator tergantung energi dan nukleosida tang di gunakan

Page 18: KEDOKTERAN NUKLIR

• Tata laksana

• Pencitraan dilakukan 10-15 mnt setelah penyuntikan Tc,6 jam stlah minum NaI 123 ,24 jam setelah minum NaI 131

• Posisi pasien terlentang AP ekstensi

• Beri tanda pada kartilago tyroid dan jugulum

• Matrix 256 x 256 peak energi disesuaikan

Page 19: KEDOKTERAN NUKLIR

• Penilaian

• Normal : tyroid kaya kupu2 ,2 lobus,sebesar ibu jari orang dewasa istmus menghubungkan ke duanya.Distribusi radioaktivitas merata

• Hot nodul :menangkat radioaktivitas banyak,cold nodul,sebaliknya

Page 20: KEDOKTERAN NUKLIR

UJI TANGKAP THYROID

• Dibagi : uji tangkap dini dan lanjut

• Uji tangkap dini menggunakan 99m Tc pertechnetate menggambarkan fungsi trapping

• Uji tangkap lanjut menggunakan Na I 131 menggambarkan fungsi

• Indikasi :- Penilain fungsi tiroid,low atau higt uptake thyrotoxicosis

Page 21: KEDOKTERAN NUKLIR

• Menentukan dosis Na I 131 untuk terapi hypertyroidi

• Radioframaka

• Na I 131 dosis 30-50 uCi oral

• Na I 123 dosis 500 uCI oral

• 99m Tc pertechnetate dosis 2-5 m Ci I.V

Page 22: KEDOKTERAN NUKLIR

• Tatalaksanan sam denga penyidikan tyroid

• Penilaian : tergantung makanan dan asupan iodium

• Nilai normal Iodium : 2 jam 2-15 %

• 24 jam 20-45% Pektehenetate 15 0,5 -5,0 %

Page 23: KEDOKTERAN NUKLIR

NEFROUROLOGI

• Renal Scintigrafi • Meberikan keadaan vaskuler pada

parenkim• Lokasi di tubulus• Indikasi :Desak ruang pada ginjal• Jaringan ginjal yg berfungsi• Malformasi arteri vena• Daerah avskuler

Page 24: KEDOKTERAN NUKLIR

• Kelainan kongenital

• Radiofarmaka:-99mTc DSMA 5 m Ci- 99 Tc Glukoheptonat 10 m Ci i.v mediana cubiti- Persiapan tidak ada- Peralatan : Kamera gamma kolimator LEHR paralel

hole- Eenrgy setting low energy puncalk 140 KeV- Window Wide 20 %

Page 25: KEDOKTERAN NUKLIR

• Tatalaksanan

• Pasien terlentang

• Ginjal dan vu terlihat,Proyeksi posterior

• Protokol Pencitraan statik 2-3 jam sth injeksi

• Total count 400 Kcount

Page 26: KEDOKTERAN NUKLIR

• Penilaian

• Ginjal normal tampak kontur ginjal dan distribusi merata

• Pada polikistik ginjal tampak defek yang multiple dg sisi berbatas tegas

Page 27: KEDOKTERAN NUKLIR

RENOGRAM KONVENSIONAL

• Indikasi

- Evaluasi perfusi dan fungsi ginjal

- Uji saring hypertensi renovaskuler

-Deteksi dan evaluasi obstruksi sistem kolesi ginjal

- Evaluasi trauma ginjal

Radio farmaka :131 I hipurran 300 uCi atau 99m Tc MAG 3 5 mCi iv

Page 28: KEDOKTERAN NUKLIR

• Persiapan : perderita hydrasi minum 500ml sebelum pemeriksaan ,pemeberian lugol,VU kosong

• Peralatan :

Kamera gamma,kolimator,

energy setting,window wibe20 %

Page 29: KEDOKTERAN NUKLIR

• Tatalaksana

• Pasien terlentang,kamera dari posterior

• Ginjal dan VU terlihat lapang

• Akuisisi :Matrix 128 x128,Frame time I:6 frame /10 dtk,freme /time II: 15 frame/1 mnt

Page 30: KEDOKTERAN NUKLIR

• Penilaian

• Fase I :Peningkatan secara cepat ,fase inikurang 2 menit

• Fase II :Mulai lamban ,2-5 menit

• Fase III: Kurva menurun dengan cepat

• Pada pasien pasca IVP ditunda 2 minggu

Page 31: KEDOKTERAN NUKLIR

Renogram Captopril

• Modifikasi renogram konvensional dg memberikan 25-50 mg kaptopril

• Kaptopril berfungsi mengurangivasokontriksi arteriola glomerolus,menurunkan laju filtrasi glomerolus,aliran urine dan retensi garam ginjal

• Indikasi uji saring hypertensi renovaskuler

Page 32: KEDOKTERAN NUKLIR

• Radiofarmaka• 99m Tc MAG3 5 mCi atau 3000u Ci 131 I

hippuran IV vena medianan cubiti• Persiapan : Sama dg pemerikasa renogram

konvensional hanya 1 jam sebelumnya di suntikan captopril,Pusa 4 jam sebelum pemberian kaptoril. Apabila penderta minum diuritik maka obat dihentikan 2-3 hari sebelumnya. Apabila radiofraka yang digunakan 131 I hippuran maka 15 mnt sebelum pemeriksaan diberi 1cc lugol

Page 33: KEDOKTERAN NUKLIR

• Peralatan : gamma kamera LFOV,kolimator LEHR,High Energy Coll setting,window wide 20 %

• Tatalaksana :Sama denagn konvensional

• Penilaian :

• 1 Derajat 0 : normal

• 2. Derajat 1:a Perlambtan ringan fase sekresi

Page 34: KEDOKTERAN NUKLIR

b.Penurunan aktivitas maksimal

c.Waktu puncak abnormal (T mak) 6<Tmaks< 11 mnt

D Fase sekresi turun dengan lamba

3Derajat 2 A Perlambatan fase sekresi dan Tmaks dg fase eksresi

4.Derajat 2B Perlambatan fase asekresi,T maks tanpa fase ekresi

5Derajat 3 penurunan yg nyata atau penangkapan radioframaka tidak ada sama sekali

Page 35: KEDOKTERAN NUKLIR

• Nilai a. Probalitas tinggi untuk hypertensi renovaskuler ,bila perubahan dari satu atau lebih derajat (termasuk 2A>2B) para dan pasca akptopril

• b.Probalitas rendah –derajat 0 pasca kaptopril

• c Intermediate –renogram awal abnormal tanpa ada perbedaan antara pre dan pasca

Page 36: KEDOKTERAN NUKLIR

Renogram Diurisis

• Obtruksi disebabkan hambatan (satatik) denagn aliran urine yang tinggi maka akan terbuka (pemberian diuritik )

• Indikasi: Mengtahui tingkat obstruksi apakah total atau parsial

• Persiapan seperti renogram konvensional

• Peralatan Sama

Page 37: KEDOKTERAN NUKLIR

• Tatalaksana= Sama dengan konvensional

• Pemeriksaan diikuti dengan seksama dan bila 15 menit tidak tampak penurunan fase III (retensi radioframaka pada ginjal ) segera berikan furosamide 20 mg intravena.Pemeriksaan terus dialnjutkan lebih kurang 10 mnt setelah penyuntikan

• Pemrosesan data sama dg konvensional

Page 38: KEDOKTERAN NUKLIR

• Penilaian :• 1.Pemberian furosamide tak mengubah bentuk

kurva obstruksi(fase II terus naik ),gambran demikan dikenal sebagai obstruksi total

• 2.Perubahan renogram dg cepat maka hydronephrosis non obstruksi/dilatasi hipotonik

• 3Bersifat parsial tdak cepat dan ekskresi lambat gambran demikian menunjukan gambran obstruksi parsial atau subtotal.

Page 39: KEDOKTERAN NUKLIR

SIDIK OTAK

• Kerusakan blood brain barrier maka bahan 2 dari luar otak akan masuk ke otak

• Radiofaramaka akan masuk jg bila blood barain barrier rusak

• Era CT MRI sidik konvensional ditinggalkan• Radiofarmaka yang dapat menembus jaringan

otak utuh misal INP-N isopropyl 123I kelompok ini dsbt brain perfusion agent –Pencitraan SPECT(single Photon Emussion Tomografi)

Page 40: KEDOKTERAN NUKLIR

• Indikasi : cerebrovaskuler,dimentia Alzheimer,epilepsi,Mati otak

• Radio farmaka: 99m Tc –pertechnetate,IMP-N-isopropyl 123 I p iodoamphetamine,99m-Tc-HMPAO

• Persiapan :- bila mengunalam Tc 99m,diberikan larutan perchlorate per oral

• Peralatan: Gamma camera dan SPECT

Page 41: KEDOKTERAN NUKLIR

• Tatalaksana:Sidik otak konvensional• -Terlentang dg kepala pada penyangga,lapang

pandang meliputi seluruh otak dan otak kecil• Dosis 15-20 m Ci IV,• Pencitraan dilakukan 3 jam pasca injektion• Sidik otak dg Brain perfusion agents• Dilakukan pada ryangan yagn tenang,mata

ditutup• Pencitraan dilakukan 20 mnt setelah

penyuntikan

Page 42: KEDOKTERAN NUKLIR

• Penilaian :Trombosis sebagai hambatan radiofarmaka disertai pembuluh kolateral

• Defek ---infrak

• Alzaier multifokal defects dg peningkatan radioaktifitas

• Blood brain barier rusak maka akan terjadi penumpukan radiofarmaka

Page 43: KEDOKTERAN NUKLIR

Sisternografi

• Cairan cerebro spinal mengalir dari vebtrikel lateralis,for monroe,ventrikel III ,akuaduktus sylvii ke ventrikel IV meninggalakan Vetrikel IV melalui foramen Lukschae dan mogandie memasuki sisterna magna

• Indikasi : hydrosefalus,menentukan VP shunt• Radiofarmaka : In III atau 99m Tc DTPA,I131

human Serum Albumin (HSA)• Tatalaksana

Page 44: KEDOKTERAN NUKLIR

• Tatalaksana ; terlentang lapang pandang seluruh kepala

• Disuntikan intra tekal,didaerah lumbal,dosis 500 uCiIn III DTPA atau 5 mCi 99m Tc DTPA bisa dicampur dengan dextrosa 10 %

• Pencitraan dibuat 1,4-6,24,48,72,jam setelah penyuntikan

• Untuk mengetahui shut pecintraan dilakukan setelah penyuntikan

Page 45: KEDOKTERAN NUKLIR

• Penilaian :Normal 3 jam nyampai sisterna basalis,interhemisfer,dan fissura silvii membetuk tirumvirat neptunus,setelah 24 jam seluruh konveksitas hemisfer tanpa ada refluk ke ventrikel

• Pada hydrocepalus commonikan tampak refluk ke ventrikel,absorsi terjadipada peri ventrikel dari pada villa arachnoid,aliran konveksitas terlambat

• Pada non komunikans tidak ada refluk ke ventrikel,aliran terlambat atau normal

• Hydrocephalus tekanan normal gambran sisternografi bervariasi

• Untuk shut :bila tampak di sistem vaskuler atau peritonium menunjukan aliran shunt baik

Page 46: KEDOKTERAN NUKLIR

HEPATOBILIER

• Sidik hati dan limpa• Hati terdiri dari 2 sel makrofag dan hepatosit.• Hepatosit berfungsi membersihkan dan

memetablisir serta membentuk cairan empedu,Sel Kuffer berfunfsi fagositosis

• Fungsi fagositosis dipengaruhi RES,darah partikel

• Fungsi fagositosis dapat dinilai dengan radio farmaka 99m Tc sulfur kolloid

Page 47: KEDOKTERAN NUKLIR

• INDIKASI• Menentukan defek lokal(ganas atau jinak )• Menilai fungsi dan morfologi hati• Menentukan kelainan kongenital• Membedakan tumor di kwadran kanan atas• Radio farmaka 99m Tc sulfur kolloid atau• 99m Tc Phytatae dosis 2-5 mCI diberikan bolus

pada v mediana cubiti• Persiapan : tanpa persiapan

Page 48: KEDOKTERAN NUKLIR

Tatalaksana

• Posisi pasien terlentang

• Pencitraan 10 -15 mnt setelah penyuntikan

• Proyeksi anterior ,posterior lateral,bila diperlukan dg posisi lainnya

• Bila diperlukan dg tommografi

Page 49: KEDOKTERAN NUKLIR

Penilaian

• Normal ,vena cava inferior,inssisura,GB,porta hepatika kurang

• Chirrosis hepatis : hepar mengecil,lien membesr,distribusi radioframaka tdk merata,di lien tinggi

• Defek aktifitas lokal bis maasa dan absess

Page 50: KEDOKTERAN NUKLIR

Sidik hepatobilliaris

• Radio farmaka 99m Tc HIDA dosis 3-5 m Ci iv melalui mediana cubiti

• INdikasi -Kholesistitis

• - Kebocoran billier• -Obtruksi traktus billier• -Kongenital billier• -Fefluk empedu• Persiapan pasien puasa 2-4 jam

Page 51: KEDOKTERAN NUKLIR

Tatalaksanan

• Pasien supine• Proyeksi anterior dan lateral

kanan,pencitraan awal 5 mnt dan 10 mnt selanjutnya 15,20,30,45,60 bisa 2 -4 jam

• PENILAIAN• Normal penangkapan di hati 10,gb 30-40

mnt• Kholelititis acut gb tdk terlihat sampai 4

jam ,hati normal

Page 52: KEDOKTERAN NUKLIR

• Kholeititis chronis GB terlihat 2 – 4 jam

• Atresia terlihat terhenti pada sumbatan

• Fefluk masuk ke duafdenum dan gaster

Page 53: KEDOKTERAN NUKLIR

Scaning Tulang

• Proses perbaikan tulang akan meningkatkan proses metabolisme dimana peningkatan fosfat akan meningkatkan konsentrasi Tc 99 m

• Indikasi:mendeteksi destruksi,osteomylitis,metatase

• Keterbatasan:tidak bisa membedakan epise terbuka dengan fraktur,osteomylitis,fraktur yang menyembuh,degeneratif,juga sulit menilai daerah iga x,xi,xii dan pelvis

Page 54: KEDOKTERAN NUKLIR

• Isotop dan dosis

• Tc 99 m energi 140 kev dosis 10-15 mCi

• Persiapan tidak ada

• Cara pemeriksaan

• 3-4 jam setelah penyuntikan i.v

• Interprestasi: Kenaikan aktivitas

Page 55: KEDOKTERAN NUKLIR

• Scanning Jantung

• Indikasi :– Kumpulan darah di jantung– Kemampuan memompa jantung– Miokard