kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

18
KEBUTUHAN SUBJEK DIDIK DAN PROSES PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA PEMENUHANNYA A. Pentingnya Kebutuhan bagi Perilaku Manusia Salah satu aspek psikologi yang berperan penting dalam menggerakkan manusia untuk berbuat sesuatu adalah “motivasi”. Konsep lain yang sering disejajarkan dengan motivasi itu adalah yang dikenal dengan “drive” (dorongan) dan “desire” (keinginan). Namun, sejauh perkembangan pengkajian mengenai tingkah laku manusia adalah motivasi. Teori motivasi yang amat terkenal itu dibangun dan dikembangkan oleh seorang yang bernama Abraham H. Maslow. Sedemikian masyhurnya teori ini, Goble (1987) bahkan sampai pada suatu kesimpulan bahwa teori Maslow tentang motivasi manusia itu dapat diterapkan pada hampir seluruh aspek kehidupan pribadi serta kehidupan sosial. Satu konsep fundamental yang khas dari pendirian teori motivasi yang dikemukakan oleh Maslow adalah bahwa manusia dimotivasikan oleh sejumlah “kebutuhan” dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis atau naluriah (Goble, 1987). Kebutuhan-kebutuhan itu tidak semata- Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 1

Upload: dedi-yulianto

Post on 20-Jun-2015

1.102 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

KEBUTUHAN SUBJEK DIDIK DAN PROSES

PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA PEMENUHANNYA

A. Pentingnya Kebutuhan bagi Perilaku Manusia

Salah satu aspek psikologi yang berperan penting dalam menggerakkan

manusia untuk berbuat sesuatu adalah “motivasi”. Konsep lain yang sering

disejajarkan dengan motivasi itu adalah yang dikenal dengan “drive” (dorongan)

dan “desire” (keinginan). Namun, sejauh perkembangan pengkajian mengenai

tingkah laku manusia adalah motivasi. Teori motivasi yang amat terkenal itu

dibangun dan dikembangkan oleh seorang yang bernama Abraham H. Maslow.

Sedemikian masyhurnya teori ini, Goble (1987) bahkan sampai pada suatu

kesimpulan bahwa teori Maslow tentang motivasi manusia itu dapat diterapkan

pada hampir seluruh aspek kehidupan pribadi serta kehidupan sosial.

Satu konsep fundamental yang khas dari pendirian teori motivasi yang

dikemukakan oleh Maslow adalah bahwa manusia dimotivasikan oleh sejumlah

“kebutuhan” dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan

berasal dari sumber genetis atau naluriah (Goble, 1987). Kebutuhan-kebutuhan itu

tidak semata-mata bersifat fisiologis, melainkan juga bersifat psikologis.

Kebutuhan-kebutuhan itu sesungguhnya merupakan inti kodrat manusia, hanya

saja mereka itu lemah serta mudah diselewengkan dan dikuasai oleh proses

belajar, kebiasaan atau tradisi yang keliru. Menurut Maslow, kebutuhan-

kebutuhan itu merupakan aspek-aspek intrinsik kodrat manusia yang tidak

dimatikan oleh kebudayaan, hanya saja tidak jarang ditindas oleh kebudayaan.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan itu dapat dengan mudah

diabaikan atau ditekan, tidak bersifat jahat melainkan netral atau justru baik.

Menurut Maslow, suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar

jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Ketidak-hadirannya atau ketidak-adanya menimbulkan penyakit.

Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 1

Page 2: Kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

2. Kehadirannya mencegah timbulnya penyakit.

3. Pemulihannya menyembuhkan penyakit.

4. Dalam situasi-situasi tertentu yang sangat kompleks dan orang bebas memilih,

orang yang sedang berkekurangan ternyata mengutamakan kebutuhan itu

dibandingkan jenis-jenis kepuasan lainnya.

5. Kebutuhan itu tidak aktif, lemah, dan secara fungsional tidak terdapat pada

orang yang tidak sehat.

B. Teori Kebutuhan Hidup

Meskipun ada beberapa teori kebutuhan individu, namun yang paling

dikenal luas adalah teori kebutuhan Abraham H. Maslow. Dalam konteks ini,

Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan dari yang paling dasar sampai yang

paling tinggi, yaitu sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiologis

2. Kebutuhan rasa aman

3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang

4. Kebutuhan penghargaan

5. Kebutuhan rasa ingin tahu

6. Kebutuhan estetik

7. Kebutuhan pertumbuhan

8. Kebutuhan aktualisasi diri

Penjabaran masing-masing kebutuhan itu dapat dijelaskan dan diskusikan

berikut ini.

1. Kebutuhan Fisiologis

Ini merupakan kebutuhan yang paling dasar, paling kuat, dan paling jelas

dari sekian banyak kebutuhan manusia karena merupakan kebutuhan untuk

mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman,

sandang, tempat tinggal, seks, tidur, dan oksigen. Seseorang yang mengalami

kekurangan makanan, maka pertama-tama yang akan dilakukan adalah memburu

makanan terlebih dahulu. Kebutuhan-kebutuhan yang lain akan ditekan lebih

dahulu dan akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan fisiologisnya. Bagi orang

Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 2

Page 3: Kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

yang dalam keadaan lapar berat dan membahayakan dirinya, maka minat

utamanya adalah makanan untuk menghilangkan rasa laparnya itu. Bahkan

Maslow mengatakan “Ia bermimpi tentang makanan, emosinya tergerak oleh

makanan dan tertuju kepada makanan, pikirannya tertuju kepada makanan,

keinginannya juga tertuju kepada makanan”.

2. Kebutuhan Rasa Aman

Di atas kebutuhan fisiologis atau dapat dikatakan sebagai kebutuhan yang

lebih tinggi dari kebutuhan fisilogis adalah kebutuhan akan rasa aman. Segera

setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, maka akan muncul pada diri seseorang

akan kebutuhan rasa aman itu. Menurut Goble (1987), dalam penelitiannya

mendapati bahwa para psikolog dan pendidik menemukan bahwa anak-anak

membutuhkan dunia yang jelas dan dapat diramalkan. Seorang anak menyukai

konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika kejelasan, dapat

diramalkan, dan konsistensi itu tidak ditemukan dalam dunianya, maka akan

menyebabkan kecemasan dan merasa tidak aman. Kebebasan yang ada batasnya

lebih disukai daripada kebebasan yang tanpa batas atau serba dibiarkan sama

sekali. Menurut Maslow, kebebasan yang ada batasnya semacam itu

sesungguhnya sangat diperlukan bagi perkembangan anak ke arah penyesuaian

diri yang lebih baik.

Orang dewasa yang senantiasa merasa dirinya tidak aman akan cenderung

neurotik dan bertingkah laku seperti anak yang tidak aman. Orang semacam itu,

kata Maslow, akan cenderung bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan

terancam bencana besar. Seseorang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan

yang berlebihan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras

menghindari segala sesuatu yang dipandang asing bagi dirinya dan yang tidak

diharapkan oleh dirinya. Apakah orang yang sehat atau merasa aman tidak

memerlukan keteraturan dan stabilitas, tetapi tidak berlebihan sebagaimana orang

yang neurotik atau orang yang merasa dirinya tidak aman.

Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 3

Page 4: Kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

3. Kebutuhan Rasa Memiliki dan Kasih Sayang

Bagi Maslow, cinta dan kasih sayang merupakan sesuatu yang hakiki dan

sangat berharga dalam kehidupan manusia karena di dalamnya menyangkut suatu

hubungan erat, sehat, dan penuh kasih antara dua orang atau lebih, serta

menumbuhkan sikap saling percaya. Carl Rogers merumuskan cinta dan kasih

sayang sebagai “keadaan dimengerti secara mendalam dan diterima dengan

sepenuh hati”. Dalam hubungan antarmanusia yang dilandasi rasa kasih sayang

dan rasa memiliki akan menumbuhkan hubungan yang sejati. Dalam hubungan

yang sejati tidak akan ada rasa takut, tidak aman, atau cemas yang seringkali

menjadi penyebab rusaknya hubungan manusia satu sama lain. Maslow bahkan

menemukan bahwa tanpa cinta dan kasih sayang, pertumbuhan dan perkembangan

individu akan terhambat. Para ahli psikopatologi mengatakan bahwa terhalangnya

pemuasan kebutuhan akan rasa cinta dan kasih sayang merupakan penyebab

utama terjadinya salah satu (maladjustment). Jadi, kebutuhan akan rasa cinta dan

kasih sayang serta rasa memiliki dan dimiliki ini merupakan kebutuhan yang

sangat diperlukan sejak masih bayi sampai tua.

4. Kebutuhan Penghargaan

Ada dua kategori tentang kebutuhan akan penghargaan pada manusia,

yaitu:

a. Kebutuhan akan harga diri

b. Kebutuhan akan penghargaan dari orang lain.

Kebutuhan akan harga diri meliputi:

1) Kepercayaan diri

2) Kompetensi

3) Penguasaan

4) Kecukupan

5) Prestasi

6) Ketidak-tergantungan

7) Kebebasan.

Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 4

Page 5: Kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

Kebutuhan akan penghargaan dari orang lain meliputi:

1) Prestise

2) Pengakuan

3) Penerimaan

4) Perhatian

5) Kedudukan

6) Nama baik

Kebutuhan akan harga diri dan penghargaan dari orang lain juga tidak

kalah pentingnya dari kebutuhan-kebutuhan lainnya. Seseorang yang memiliki

cukup harga diri akan lebih percaya diri, merasa lebih mampu, dan lebih

produktif. Sebaliknya, orang yang tidak cukup memiliki harga diri akan

cenderung merasa rendah diri, tidak percaya diri, tidak berdaya, dan bahkan

kehilangan inisiatif atau mengalami kebuntuan berpikir. Perlu ditegaskan di sini

bahwa harga diri yang paling stabil dan paling sehat adalah yang tumbuh dan

berkembang dari penghargaan yang wajar dari orang lain, bukan penghargaan

karena kedudukan, kemasyhuran, atau sanjungan kosong.

5. Kebutuhan Rasa Ingin Tahu

Salah satu ciri kondisi psikis yang sehat, menurut Maslow, adalah adanya

rasa ingin tahu. Ada sejumlah argumentasi yang dikemukakan oleh Maslow

bahwa rasa ingin tahu merupakan kebutuhan hidup manusia, yaitu:

a. Rasa ingin tahu seringkali tampak juga pada binatang, apalagi pada manusia

yang dilengkapi dengan kelengkapan daya pikir yang lebih kompleks.

b. Pada anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang bersifat alamiah.

c. Sejarah telah mecatat bahwa banyak orang yang dengan berani menantang

bahaya besar untuk memenuhi rasa ingin tahunya dengan memburu

pengetahuan, misalnya: Galileo, Colombus, Socrates, dll.

d. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang telah

mencapai kematangan psikologis menunjukkan bahwa mereka sangat tertarik

kepada hal-hal yang penuh rahasia, penuh ketidak-pastian, dan belum dapat

terjelaskan.

Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 5

Page 6: Kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

e. Banyak kasus di mana orang-orang dewasa yang sebenarnya sehat dan cerdas

kemudian menjadi menderita kebosanan, kehilangan gairah hidup, depresi,

dan bahkan benci kepada diri sendiri karena dalam menjalani hidupnya

dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan penuh rutinitas dan bahkan konyol

tanpa adanya sesuatu yang merangsang rasa ingin tahu.

Rasa ingin tahu ini, menurut Erick Fromm (1969) sesungguhnya dapat

dikatakan sebagai suatu proses pencarian makna. Karena merupakan proses

pencarian makna, maka di dalamnya mengandung hasrat untuk memahami,

menyusun, mengatur, menganalisis, menemukan hubungan-hubungan dan makna-

makna, serta membangun suatu sistem nilai.

6. Kebutuhan Estetik

Munculnya kebutuhan estetik dalam teori Maslow ini diawali dari

penelitiannya yang dilakukan terhadap mahasiswa tentang pengaruh lingkungan

yang indah dan jorok terhadap perilaku mahasiswa tersebut. Hasilnya

menunjukkan bahwa lingkungan yang jorok sangat cepat menimbulkan kebosanan

dan melemahkan semangat, sedangkan lingkungan yang indah dapat

menimbulkan perasaan nyaman, semangat, dan kegairahan serta membuat mereka

merasa lebih sehat. Maslow juga menunjukkan bahwa kebutuhan estetik

berkorelasi dengan gambaran diri seseorang. Mereka yang tidak menjadi lebih

sehat oleh keindahan adalah orang-orang yang terbelenggu oleh gambaran diri

mereka yang rendah. Lebih lanjut Maslow bahkan mengatakan kebutuhan

keindahan ini dapat ditemukan dalam setiap peradaban dari zaman ke zaman,

bahkan sejak zaman manusia masih tinggal di dalam gua-gua.

7. Kebutuhan akan Pertumbuhan

Kebutuhan ini merupakan hasil perluasan dan upaya memperjelas teori

kebutuhan dasar manusia yang kemudian dituangkan dalam karyanya yang

berjudul “Psychology of Being”. Dalam karyanya itu, Maslow melukiskan bahwa

melalui penelitiannya yang mendalam menemukan kebutuhan yang sama sekali

baru dan termasuk kategori yang lebih tinggi. Kebutuhan ini yang kemudian

Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 6

Page 7: Kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

dilukiskan sebagai kebutuhan akan pertumbuhan atau dalam istilah aslinya dikenal

dengan “Being Values” yang ditemukan oleh Maslow sebagaimana dikutip oleh

Goble (1987), yaitu:

a. Sifat menyeluruh

b. Kesempurnaan

c. Penyelesaian

d. Keadilan

e. Sifat hidup

f. Sifat kaya

g. Kesederhanaan

h. Keindahan

i. Kebaikan

j. Keunikan

k. Sifat tanpa kesukaran

l. Sifat penuh permainan

m. Kebenaran, kejujuran, dan kenyataan

n. Sifat merasa cukup.

8. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Maslow menegaskan bahwa setiap orang harus berkembang sepenuh

kemampuan yang dimilikinya. Dalam konteks ini, Maslow mengemukakan suatu

kebutuhan yang dipandang sebagai kebutuhan paling tinggi yang kemudian diberi

nama “aktualisasi diri”. Kebutuhan “aktualisasi diri” didefinisikan sebagai

kebutuhan mendalam pada individu untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan

menggunakan kemampuannya secara penuh. Kebutuhan aktualisasi diri ini

merupakan salah satu aspek yang amat dalam teorinya berkenaan dengan

motivasi. Lebih lanjut, dia melukiskan kebutuhan ini sebagai “hasrat untuk makin

menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut

kemampuannya”. Dikatakan oleh Maslow bahwa kebutuhan aktualisasi diri ini

biasanya muncul setelah kebutuhan akan penghargaan dan kasih sayang terpenuhi

secara memadai. Dalam hirarki kebutuhan dari Maslow, kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 7

Page 8: Kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

ini biasanya muncul sesudah kebutuhan akan penghargaan dan kasih sayang

terpenuhi secara memadai. Dalam hirarki kebutuhan dari Maslow, kebutuhan

aktualisasi diri ini merupakan kebutuhan tertinggi atau puncak kebutuhan

manusia.

Selain teori kebutuhan dari Maslow, satu lagi teori kebutuhan yang juga

dikenal cukup luas adalah teori kebutuhan dari McClelland. Menurut teori ini,

pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari bahwa

setiap individu mempunyai tiga jenis kebutuhan, yaitu:

1. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) disingkat “N-Ach”

2. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power) disingkat “N-Pow”

3. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation) disingkat “N-Aff”.

Dengan teorinya tentang kebutuhan manusia itu, McClelland berasumsi

bahwa semua kebutuhan tersebut dapat dipelajari oleh setiap individu. Berikut ini

didiskusikan masing-masing kebutuhan tersebut.

1. Kebutuhan Untuk Berprestasi (Need for achievement) disingkat “N-Ach”

Pada dasarnya setiap individu ingin dipandang sebagai orang yang berhasil

dalam hidupnya. Kebutuhan ini sangat menonjol ketika individu berada pada

masa remaja. Sebaliknya, tidak ada orang yang senang jika mengalami kegagalan

dalam hidupnya atau paling tidak dikatakan sebagai orang yang gagal atau tidak

berhasil. Kenyataan ini merupakan cerminan bahwa di dalam diri manusia itu

terdapat kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement). Berdasarkan

penelitiannya McClelland menemukan bahwa orang-orang yang mempunyai need

for achievement tinggi, memiliki ciri-ciri menonjol sebagai berikut:

a. Lebih senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya.

b. Lebih senang menghindari tujuan hasil karya yang mudah dan memilih yang

sulit.

c. Lebih menyenangi umpan balik yang cepat tampak dan efisien.

d. Senang bertanggungjawab akan pemecahan masalah, meskipun sebenarnya

dirasakan sakit.

Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 8

Page 9: Kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

2. Kebutuhan untuk Berkuasa (Need for Power) disingkat “N-Pow”

Menurut teori ini, kebutuhan akan kekuasaan menampakkan diri pada

keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Dikatakannya bahwa

seorang yang memiliki kebutuhan kuat untuk berkuasa, biasanya menyukai

kondisi kompetensi dan orientasi status serta akan lebih memberikan perhatian

pada berbagai faktor yang memungkinkan dirinya mengembangkan pengaruhnya

terhadap orang lain. Efek negatifnya, kadang-kadang melakukan segala cara untuk

dapat memenuhi kebutuhan untuk berkuasa itu.

3. Kebutuhan untuk Berafiliasi (Need for Affiliation) disingkat “N-Aff”

Kebutuhan untuk berafiliasi ini merupakan kebutuhan nyata pada setiap

manusia, terlepas dari status, kedudukan, jabatan, maupun pekerjaan yang

dimilikinya. Kebutuhan ini pada umumnya tercermin pada keinginan untuk berada

pada situasi yang bersahabat ketika berinteraksi dengan orang lain. Seseorang

akan merasa senang, aman, dan berharga ketika dirinya diterima dan memperoleh

tempat di dalam kelompok. Sebaliknya, akan merasa cemas, kurang berharga, atau

cemas ketika dirinya tidak diterima atau bahkan disisihkan oleh kelompoknya.

C. Kebutuhan Remaja dalam Perkembangannya

Kekhasan dalam perkembangan fase remaja dibandingkan dengan fase

perkembangan lainnya membawa konsekuensi pada kebutuhan yang khas pula

pada mereka. menurut Garisson, ada tujuh kebutuhan khas remaja, yaitu:

1. Kebutuhan akan kasih sayang

2. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok

3. Kebutuhan untuk berdiri sendiri

4. Kebutuhan untuk berprestasi

5. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain

6. Kebutuhan untuk dihargai

7. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh.

Dalam perspektif teori sosial-psikologis memandang bahwa kebutuhan-

kebutuhan remaja berkaitan erat dengan pemuasan kebutuhan mereka dalam

Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 9

Page 10: Kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

kelompoknya. Menurut teori ini, kebutuhan-kebutuhan psikologis yang pokok

akan mengarahkan tercapainya rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Kebutuhan untuk menerima afeksi dari kelompok atau individu, meliputi:

a. Menerima rasa kasih sayang dari keluarga dan atau orang lain di luar

kehidupan keluarga.

b. Menerima pujian atau sambutan hangat dari teman-temannya

c. Menerima penghargaan dan apresiasi dari guru dan pendidik lainnya.

2. Kebutuhan untuk memberikan sumbangan kepada kelompoknya, meliputi:

a. Menyatakan afeksi kepada kelompoknya

b. Turut serta memikul tanggung jawab kelompok

c. Menyatakan kesediaan dan kesetiaan kepada kelompok

d. Menghayati keberhasilan dalam kelompok

3. Kebutuhan untuk memahami

4. Kebutuhan untuk mempelajari dan menyelidiki sesuatu.

D. Konsekuensi Kebutuhan Subjek Didik yang Tidak Terpenuhi

Bischof (1983) dalam “Interpreting Personality Theories” mengemukakan

bahwa setidaknya ada dua komponen kunci mengenai terjadinya frustasi pada

individu, yaitu:

1. Adanga suatu kebutuhan (need), dorongan (drive), atau kecenderungan untuk

bertindak.

2. Adanya rintangan atau halangan yang menghambat individu dalam upaya

mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan atau dorongan-dorongan yang

ada di dalam dirinya.

Dengan demikian, setiap tingkah laku subjek didik khususnya dan manusia

pada umumnya selalu berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapainya. Apa yang

hendak dicapai itu pada dasarnya dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan

yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, antara motivasi, kebutuhan, dan tingkah

laku itu berhubungan erat satu sama lain. Jika kebutuhan-kebutuhan itu tidak

terpenuhi, maka akan timbul kesulitan-kesulitan yang menyebabkan timbulnya

Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 10

Page 11: Kebutuhan subjek didik dan proses pembelajaran sebagai upaya pemenuhannya

perasaan kecewa, frustasi, marah, menyerang orang lain, minum-minuman keras,

narkotika, dan tingkah laku negatif lainnya yang sangat merugikan diri sendiri dan

orang lain.

E. Proses Pembelajaran untuk Membantu Pemenuhan Kebutuhan Subjek

Didik

Kondisi lingkungan sekitar, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat

berkaitan erat dengan motivasi seseorang. Menurut Maslow, ada sejumlah kondisi

yang merupakan prasyarat dan sekaligus menjadi intervensi edukatif dalam rangka

pemuasan kebutuhan dasar manusia, termasuk subjek didik, yaitu:

1. Kemerdekaan untuk berbicara

2. Kemerdekaan melakukan apa saja yang diinginkan sepanjang tidak merugikan

dirinya dan orang lain

3. Kemerdekaan untuk mengeksplorasi lingkungan

4. Kemerdekaan untuk mempertahankan atau membela diri

5. Adanya keadilan

6. Adanya kejujuran

7. Adanya kewajaran

8. Adanya ketertiban

Ancaman terhadap faktor-faktor tersebut di atas akan menyebabkan

individu memberikan reaksi dengan cara sama dengan ketika mereka bereaksi

terhadap berbagai ancaman terhadap kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Lebih lanjut

Maslow mengatakan bahwa kondisi-kondisi itu bukanlah tujuan dalam dirinya,

namun memang nyaris seperti tujuan karena sedemikian eratnya hubungan dengan

kebutuhan-kebutuhan dasarnya sendiri. Kondisi-kondisi itu semaksimal mungkin

akan dipertahankan oleh individu karena tanpa kondisi-kondisi itu kepuasan dasar

mustahil akan dapat terpenuhi atau paling tidak akan terancam pemenuhannya.

Kebutuhan Subjek Didik dan Proses Pembelajaran sebagai Upaya Pemenuhannya 11