bab iii metode penelitian a. lokasi dan subjek...

19
39 Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena berdasarkan hasil wawancara dengan Wakasek kesiswaan dan guru Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung banyak peserta didik yang berasal dari keluarga yang tidak utuh. Selain itu SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung merupakan sekolah yang baru berdiri pada Tahun 2005 sehingga program layanan Bimbingan dan Konseling belum utuh termasuk layanan bimbingan dan konseling yang secara khusus difokuskan untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial peserta didik yang berasal dari keluarga broken home. Menurut Sugiyono (2010: 117), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:124) purposive sampling adalah “teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan tertentu yang dimaksud dalam penelitian difokuskan pada kasus peserta didik broken home. Pemilihan populasi dan sampel terhadap peserta didik kelas X adalah sebagai berikut. 1. Banyak peserta didik yang berasal dari keluarga tidak utuh pada jenjang kelas X. 2. Peserta didik memasuki lingkungan sekolah baru dan teman-teman baru, sehingga kemampuan berinteraksi sosial penting untuk menjaga keharmonisan pergaulan di sekolah. Populasi dalam penelitian adalah seluruh peserta didik broken home kelas X. Sampel dalam penelitian adalah seluruh populasi. Sampel penelitian yang dimaksud adalah seluruh peserta didik yang berasal dari keluarga broken home kelas X yang ditandai dengan peserta didik yang salah satu atau kedua

Upload: vuongthien

Post on 05-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

39

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena berdasarkan

hasil wawancara dengan Wakasek kesiswaan dan guru Bimbingan dan Konseling

di SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung banyak peserta didik yang berasal dari

keluarga yang tidak utuh. Selain itu SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung

merupakan sekolah yang baru berdiri pada Tahun 2005 sehingga program layanan

Bimbingan dan Konseling belum utuh termasuk layanan bimbingan dan

konseling yang secara khusus difokuskan untuk meningkatkan kemampuan

interaksi sosial peserta didik yang berasal dari keluarga broken home.

Menurut Sugiyono (2010: 117), “populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian menggunakan teknik purposive

sampling. Menurut Sugiyono (2010:124) purposive sampling adalah “teknik

penentuan sample dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan tertentu yang

dimaksud dalam penelitian difokuskan pada kasus peserta didik broken home.

Pemilihan populasi dan sampel terhadap peserta didik kelas X adalah sebagai

berikut.

1. Banyak peserta didik yang berasal dari keluarga tidak utuh pada jenjang kelas

X.

2. Peserta didik memasuki lingkungan sekolah baru dan teman-teman baru,

sehingga kemampuan berinteraksi sosial penting untuk menjaga keharmonisan

pergaulan di sekolah.

Populasi dalam penelitian adalah seluruh peserta didik broken home kelas

X. Sampel dalam penelitian adalah seluruh populasi. Sampel penelitian yang

dimaksud adalah seluruh peserta didik yang berasal dari keluarga broken home

kelas X yang ditandai dengan peserta didik yang salah satu atau kedua

40

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orangtuanya meninggal, orangtua sudah bercerai atau tinggal dengan wali, yang

berjumlah 53 orang dengan rincian pada tabel 3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1

Peserta Didik Broken Home

Kelas X SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung

No kelas

Jumlah Peserta Didik

Salah satu/ kedua

orangtua meninggal Orangtua bercerai

Tinggal bersama

wali

1 X TKR I 1 Orang 2 Orang 3 Orang

2 X TKR II - 2 Orang 5 Orang

3 X TKR III 1 Orang 1 Orang 3 Orang

4 X TKR IV 3 Orang 1 Orang 4 Orang

5 X TAV I 1 Orang - 1 Orang

6 X TAV II 3 Orang 3 Orang 6 Orang

7 X TAV III 1 Orang 1 Orang 3 Orang

8 X TAV IV 4 Orang 1 Orang 3 Orang

Jumlah 14 Orang 11 Orang 28 Orang

Jumlah Total 53 Orang

B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran

interaksi sosial peserta didik broken home Kelas X SMK Negeri 7 Baleendah

Kab. Bandung.

Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Metode dipilih

karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisis, dan mengambil suatu

generalisasi mengenai interaksi sosial peserta didik broken home.

Berdasarkan pendekatan dan metode penelitian, maka dibuat desain

penelitian sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian sebagaimana digambarkan

pada Bagan 3.1 berikut.

41

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap I : Identifikasi masalah

Bagan 3.1

Alur Penelitian Untuk Mengetahui Profil Interaksi Sosial Peserta didik

Broken Home

Tahap I identifikasi masalah dilakukan dengan melakukan studi

pendahuluan dan wawancara kepada guru BK tentang adanya kasus interaksi

sosial yang terjadi di sekolah. Tahap II kegiatan penelitian dilakukan dengan

mengumpulkan berbagai literatur tentang konsep interaksi sosial dan keluarga

broken home.

Tahap III menyusun instrumen penelitian dengan mengacu kepada teori,

melakukan penimbangan instrumen kepada tiga pakar, uji validitas kemudian

mengolah data hasil penyebaran instrumen. Tahap IV implikasi BK terhadap

profil interaksi sosial peserta didik broken home.

C. Definisi Operasional Variabel

Terdapat dua variabel penelitian, yaitu interaksi sosial dan peserta didik

broken home. Kedua variabel tersebut dapat didefinisikan secara operasional

sebagai berikut.

1. Interaksi Sosial

Menurut Thibaut dan kelley (Ali & Asrori, 2009:87) „interaksi sebagai

peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir

bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu

Tahap II: Studi pustaka

Tahap IV:

Profil dan Implikasi Layanan

Bimbingan dan Konseling terhadap

interaksi sosial peserta didik

broken home kelas X SMK Negeri

7 Baleendah Kab. Bandung Tahun

ajaran 2012/2013

Tahap III:

Menyusun instrumen penelitian,

judgement ke pakar, pengambilan

data, uji validitas, pengolahan data

42

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sama lain‟. Turner (1988: 13) mendefinisikan interaksi sosial sebagai “a situation

where the behaviors of one actor are consciously reorganized by, and influence

the behaviors of, another actor, and vice versa”.

Interaksi sosial pada penelitian didefinisikan sebagai perilaku

interpersonal yang dilakukan oleh peserta didik dalam menjalin hubungan dengan

orang lain di lingkungan sekolah, yang ditandai dengan role (peran), purpose

(tujuan) dan topography (keterlibatan/ partisipasi). Role (peran) tediri dari

initiation (memulai) dan acknowledgement (merespon). Purpose (tujuan)

merupakan tujuan seseorang berinteraksi dengan orang lain yang terdiri dari

social (sosial) dan task related interaction (interaksi yang berhubungan dengan

tugas). Topography (keterlibatan/ partisipasi) merupakan kategori perilaku yang

memperhatikan apakah individu ikut berpartisipasi atau terlibat dalam interaksi

sosial. topography (keterlibatan/ partisipasi) terdiri dari on task (berpartisipasi

dalam kegiatan yang sedang berlangsung), no active task participation (tidak

berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang berlangsung, tetapi juga tidak

memperlihatkan perilaku yang tepat), voluntary isolation (menarik diri dari

lingkungan), aggresive to other (perilaku kasar terhadap orang lain),

inappropriate to self (perilaku menjatuhkan citra diri), mild inappropriate

(perilaku tidak pantas terhadap orang lain).

Indikator dari setiap aspek yaitu sebagai berikut.

a. Indikator perilaku initiation (memulai) ditandai dengan peserta didik

mampu memulai terjadinya interaksi seperti menyapa, bertanya,

bersalaman, tersenyum, dan kontak mata.

b. Indikator perilaku acknowledgements (merespon) ditandai dengan peserta

didik mampu merespon percakapan seperti menjawab sapaan, tersenyum

balik, mau berjabat tangan.

c. Indikator social (sosial) ditunjukkan oleh peserta didik dengan tujuan sosial

yang berkenaan dengan rekreasi atau kesenangan, interaksi sosial yang

dilakukan tidak berkaitan dengan tugas tetapi lebih kepada tujuan sosial

seperti mengobrol, bermain, makan siang bersama, rekreasi.

43

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Indikator task related interaction (interaksi berhubungan dengan tugas)

ditandai oleh peserta didik karena memiliki kebutuhan yang berhubungan

dengan tugas seperti diskusi tentang mata pelajaran, bertanya tentang tugas.

e. Indikator on task (berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang berlangsung)

ditandai peserta didik dengan berpartisipasi secara tepat dalam aktivitas

yang sedang berlangsung, terlepas dari sifat kegiatan.

f. Indikator no active task participation (tidak berpartisipasi dalam kegiatan

yang sedang berlangsung, tetapi juga tidak memperlihatkan perilaku yang

tepat) ditandai peserta didik dengan tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang

sedang berlangsung tetapi juga tidak memperlihatkan perilaku yang tidak

tepat. Misalnya ketika dikelas, temannya membaca, dia tidak membaca,

tidak memperhatikan guru, tidak menulis.

g. Indikator voluntary isolation (mengasingkan diri) ditandai peserta didik

dengan sengaja menghilangkan diri dari kesempatan untuk menerima

sapaan dengan berjalan menjauh dari orang lain, memutar kepalanya,

berbalik badan, mengasingkan diri dari keramaian.

h. Indikator aggression to other (kekerasan terhadap orang lain) ditunjukkan

peserta didik dengan berperilaku yang tidak pantas dan lebih diarahkan

kepada orang lain. perilaku agresif yang ditunjukkan peserta didik seperti

meludah, memukul, menendang, menjerit.

i. Indikator inappropriate to self (perilaku menjatuhkan citra diri) ditunjukkan

oleh peserta didik dengan merusak diri atau menjatuhkan reputasi dirinya

seperti bertingkahlaku bodoh, bersikap aneh.

j. Indikator mild inappropriate (perilaku tidak pantas terhadap orang lain)

ditunjukkan peserta didik dengan tidak pantas tetapi intensitasnya lebih

rendah dibanding perilaku agresif. Perilaku mild inappropriate ditandai

dengan berteriak, menghina, membuat lelucon untuk oranglain, mengambil

barang yang bukan miliknya, menggoda orang lain.

44

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Peserta Didik Broken Home

Definisi keluarga broken home menurut Gerungan (2009:199) adalah:

Tidak adanya ayah atau ibu atau keduanya tidak ada, maka struktur

keluarga sudah tidak utuh lagi. Juga apabila ayah atau ibunya jarang pulang

ke rumah atau berbulan-bulan meninggalkan rumah karena tugas-tugas atau

hal-hal lain, dan hal ini terjadi secara berulang maka struktur keluarga

itupun sebenarnya tidak utuh lagi (broken).

Menurut Soelaeman (1994:12) Ketidakutuhan keluarga ialah:

Keluarga yang karena bercerai atau meninggal salah satu pihak tidak ada,

ayah atau ibu, karena kesatuannya atau unitnya pecah. Sekiranya jumlah

anggota keluarga itu lengkap, akan tetapi ayah atau ibu tidak atau kurang

dihayati kehadiran dan integrasinya dalam keluarga, maka keluarga tersebut

dikatakan keluarga semu atau quasi broken home.

Peserta didik broken home dalam penelitian adalah peserta didik yang

tinggal bersama wali, orangtua bercerai, atau salah satu atau kedua orangtua sudah

meninggal.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat pengumpulan data penelitian, menggunakan data

berupa angket atau kuesioner tentang interaksi sosial serta buku catatan pribadi

peserta didik untuk mengetahui ketidakutuhan keluarga. Kisi-kisi instrumen untuk

mengungkap tingkat interaksi sosial peserta didik broken home peserta didik

dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Item-item pernyataan

instrumen pengungkap interaksi sosial peserta didik broken home dikembangkan

dari komponen atau variabel interaksi sosial peserta didik broken home yang telah

ada, lalu dijabarkan melalui sub komponen yang akhirnya berbentuk indikator-

indikator.

1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup

(angket berstruktur) tentang interaksi sosial, yang merupakan alat pengumpul data

sekaligus alat ukur untuk mencapai tujuan penelitian. Responden hanya perlu

45

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjawab pernyataan dengan cara memilih alternatif respon yang telah

disediakan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penyebaran

angket kepada seluruh peserta didik Broken Home Kelas X SMK Negeri 7

Baleendah Kab. Bandung yang menjadi sampel dalam penelitian. Angket yang

digunakan menggunakan format rating scale (skala bertingkat) model Likert

dengan lima alternatif jawaban Sangat sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai

(KS), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan skor berkisar

antara 1 sampai dengan 5.

2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Angket atau kuesioner dalam penelitian dipergunakan untuk memperoleh

gambaran tentang interaksi sosial peserta didik broken home. Kisi-kisi instrumen

ini dikembangkan menjadi tiga aspek interaksi sosial. Ketiga aspek tersebut

dijabarkan menjadi sepuluh sub aspek dan masing-masing aspek terdiri dari satu

indikator.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Sosial Peserta Didik

(Sebelum Judgement)

Aspek /

Dimensi Sub aspek Indikator

Pernyataan

(+) (-)

Role (peran) Initiation

(memulai)

Peserta didik mampu

memulai interaksi

1,2 3,4

Acknowledgem

ent (merespon)

Peserta didik mampu

merespon percakapan

5,6,7 8,9,10

Purpose

(tujuan)

Social (sosial) Peserta didik melakukan

interaksi dengan tujuan

sosial yang berkenaan

dengan rekreasi atau

kesenangan

11,12,13

14,15,16

Task related

interaction

Peserta didik melakukan

interaksi yang

berhubungan dengan

pemenuhan tugas sekolah

17,18,19

.

20,21,22,2

3

Topography On task Peserta didik ikut

berpartisipasi dalam

kegiatan

24,25 26,27

46

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No active task

participation

Peserta didik tidak

berpartisipasi dalam

kegiatan yang sedang

berlangsung tetapi juga

tidak memperlihatkan

perilaku yang tepat

28,29,30 31,32,33

Voluntary

isolation

Peserta didik menarik

diri dari interaksi di

sekolah

34,35,36 37,38,39

Aggression to

other

Bertindak kasar terhadap

orang lain

40,41,42 43,44,45,4

6,47

Inappropriate

to self

Melakukan kegiatan

yang merusak citra diri

48,49 50,51

Mild

inappropriate

Berperilaku tidak pantas

terhadap orang lain

52,53,54 55,56,57,5

8,59

3. Uji Keterbacaan

Sebelum instrumen interaksi sosial diujikan kepada sampel penelitian,

langkah selanjutnya dilakukan uji keterbacaan kepada peserta didik setara yaitu

kepada lima orang peserta didik kelas X SMK. Setelah uji keterbacaan,

pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami di revisi sesuai dengan kebutuhan

sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik Kelas X SMK Negeri 7 Baleendah

Kab. Bandung. Hasilnya, seluruh item pernyataan dapat diberikan kepada peserta

didik.

4. Pedoman Penyekoran (Scoring)

Instrumen interaksi sosial menggunakan skala Likert sebagaimana tertera

dalam tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Pola Skor Opsi Alternatif Respons

Model Summated Ratings (Likert)

Pernyataan Skor Alternatif Respon

SS S KS TS STS

Positif (+) 5 4 3 2 1

Negatif (-) 1 2 3 4 5

47

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada instrumen atau alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1 - 5

dengan bobot tertentu, sebagai berikut.

a) Untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS) memiliki skor 5 pada pernyataan

positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.

b) Untuk pilihan jawaban sesuai (S) memiliki skor 4 pada pernyataan positif

atau skor 2 pada pernyataan negatif.

c) Untuk pilihan jawaban kurang sesuai (KS) memiliki skor 3 pada

pernyataan positif atau 3 pada pernyataan negatif.

d) Untuk pilihan jawaban tidak sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan

positif dan skor 4 pada pernyataan negatif.

e) Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai (STS) memiliki skor 1 pada

pernyataan positif dan skor 5 pada pernyataan negatif.

5. Uji Coba Alat Pengumpul Data

a. Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen interaksi sosial peserta didik yang telah disusun terlebih

dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen (judgement). Penimbangan dilakukan

oleh dosen ahli yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen

dari segi bahasa, konstruk, dan isi, yakni kesesuaian item pernyataan yang telah

disusun dengan landasan teoretis dan ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat

dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon.

Instrumen ditimbang oleh tiga orang dosen jurusan PPB FIP UPI, yaitu

oleh Dr. Mubyar Agustin, M.Pd, Nandang Budiman, S.Pd, M.Psi dan Drs.

Sudaryat Nurdin Akhmad. Penilaian oleh dosen ahli dilakukan dengan

memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan

Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan bahwa item tersebut

bisa digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan

yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau diperlukan revisi pada item tersebut.

Hasil penimbangan dari ketiga dosen ahli dapat disimpulkan dalam tabel

3.4 sebagai berikut.

48

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Hasil Penimbangan Instrumen Interaksi Sosial

Hasil Penimbangan

Pakar Nomor Item Jumlah

Dipakai

2, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 19, 21, 24, 25,

28, 30, 35, 36, 38, 42, 43, 46, 49, 51,

52, 53, 56, 58

26 item

Direvisi 1, 3, 8, 14, 15, 17, 20, 26, 27, 31, 32,

37, 40, 48 14 item

Dibuang 10, 12, 16, 18, 22, 23, 29, 33, 34, 39,

41, 44, 45, 47, 50, 54, 55, 57, 59 19 item

Hasil penimbangan menunjukkan terdapat 26 item yang dapat digunakan,

14 item yang perlu direvisi dan 19 item yang harus dibuang.

b. Kisi- kisi setelah judgment

Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu setelah melalui tahap

judgement dari ketiga pakar ahli. Adapun kisi-kisi instrumen interaksi sosial

setelah judgement tersedia dalam tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Sosial Peserta Didik

(Setelah Judgement)

Aspek /

Dimensi Sub aspek Indikator

Pernyataan

(+) (-)

Role (peran) Initiation

(memulai)

Peserta didik mampu

memulai interaksi

1,2 3,4

Acknowledgem

ent (merespon)

Peserta didik mampu

merespon percakapan

5,6 7,8

Purpose

(tujuan)

Social (sosial) Peserta didik melakukan

interaksi dengan tujuan

sosial yang berkenaan

dengan rekreasi atau

kesenangan

9,10

11,12

Task related

interaction

Peserta didik melakukan

interaksi yang

berhubungan dengan

pemenuhan tugas sekolah

13,14 15,16

49

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Topography On task Peserta didik ikut

berpartisipasi dalam

kegiatan

17,18 19,20

No active task

participation

Peserta didik tidak

berpartisipasi dalam

kegiatan yang sedang

berlangsung tetapi juga

tidak memperlihatkan

perilaku yang tepat

21,22 23,24

Voluntary

isolation

Peserta didik menarik

diri dari interaksi di

sekolah

25,26 27,28

Aggression to

other

Bertindak kasar terhadap

orang lain

29,30 31,32

Inappropriate

to self

Melakukan kegiatan

yang merusak citra diri

33,34 35,36

Mild

inappropriate

Berperilaku tidak pantas

terhadap orang lain

37,38 39,40

Jumlah 20 20

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Pengujian validitas alat pengumpul data yang dilakukan dalam penelitian

adalah seluruh item yang terdapat dalam instrumen yang mengungkap interaksi

sosial peserta didik. Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item,

merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran

instrumen dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in).

Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan

program SPSS for Windows Versi 16..0. Validitas item dilakukan dengan

menganalisis daya pembeda menggunakan prosedur pengujian Spearman’s rho.

Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 40 butir

item pernyataan dalam angket interaksi sosial peserta didik, hanya terdapat 39

item pernyataan valid.

Item yang dinyatakan valid memiliki daya pembeda yang signifikan pada

p > 0.01 dan p < 0.05. ini artinya terdapat 39 butir item pernyataan yang dapat

digunakan dalam penelitian di lapangan. (Hasil perhitungan validitas terlampir).

Berikut disajikan item-item pernyataan setelah validasi.

50

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Hasil Validitas Item Interaksi Sosial

Signifikansi No.Item Jumlah

Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,

35, 36, 37,38, 39, 40

39 item

Tidak Valid 11 1 item

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukkan instrumen penelitian

dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut dikatakan

sebagai instrumen yang baik. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat

dengan ajeg memberikan data sesuai dengan kenyataan. Suatu instrumen

penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang

dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas

(Sugiono, 2010: 257) sebagai berikut:

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah

0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup

0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach dengan memanfaatkan program SPSS for windows versi 16.0.

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan terhadap item terpakai sebanyak 39

butir item yang valid pada angket interaksi sosial. Hasil pengujian menggunakan

SPSS for Windows Versi 16.0 adalah sebagai berikut.

51

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Tingkat reliabilitas instrumen

Interaksi sosial

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.838 39

c. Kisi-Kisi Instrumen Setelah Uji Coba

Kisi-kisi instrumen interaksi sosial setelah dilakukan uji coba kepada

seluruh peserta didik broken home kelas X SMK Negeri 7 Baleendah Kab.

Bandung tersedia dalam tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8

Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home

(Setelah Uji Coba)

Aspek /

Dimensi Sub aspek Indikator

Pernyataan

(+) (-)

Role (peran) Initiation

(memulai)

Peserta didik mampu

memulai interaksi

1,2 3,4

Acknowledgem

ent (merespon)

Peserta didik mampu

merespon percakapan

5,6 7,8

Purpose

(tujuan)

Social (sosial) Peserta didik melakukan

interaksi dengan tujuan

sosial yang berkenaan

dengan rekreasi atau

kesenangan

9,10

12

Task related

interaction

Peserta didik melakukan

interaksi yang

berhubungan dengan

pemenuhan tugas sekolah

13,14 15,16

Topography On task Peserta didik ikut

berpartisipasi dalam

kegiatan

17,18 19,20

52

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No active task

participation

Peserta didik tidak

berpartisipasi dalam

kegiatan yang sedang

berlangsung tetapi juga

tidak memperlihatkan

perilaku yang tepat

21,22 23,24

Voluntary

isolation

Peserta didik menarik

diri dari interaksi di

sekolah

25,26 27,28

Aggression to

other

Bertindak kasar terhadap

orang lain

29,30 31,32

Inappropriate

to self

Melakukan kegiatan

yang merusak citra diri

33,34 35,36

Mild

inappropriate

Berperilaku tidak pantas

terhadap orang lain

37,38 39,40

Jumlah 20 19

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu data ketidakutuhan keluarga

peserta didik (yang diperoleh melalui buku pribadi peserta didik) dan data

mengenai interaksi sosial peserta didik Kelas X SMK Negeri 7 Baleendah Kab.

Bandung. Data mengenai interaksi sosial peserta didik diperoleh dari penyebaran

angket, angket yang digunakan adalah angket terstruktur dengan bentuk jawaban

tertutup. Responden hanya perlu menjawab pernyataan dengan cara memilih

alternatif respon yang telah disediakan dengan alternatif jawaban sangat sesuai,

sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai.

Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data yaitu sebagai berikut.

a. Mempersiapkan kelengkapan instrumen

b. Mengecek kesiapan peserta didik

c. Membacakan petunjuk pengerjaan

d. Mengecek kelengkapan identitas peserta didik

e. Mempersilahkan peserta didik mengisi angket

f. Mengumpulkan kembali angket yang telah diisi

F. Analisis Data

53

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Verifikasi Data

Verifikasi data memiliki tujuan untuk menyeleksi data yang dianggap

layak untuk diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan sebagai berikut.

a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang telah terkumpul.

b. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari peserta

didik dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran

yang telah ditetapkan.

c. Melakukan perhitungan statistik.

2. Pengelompokan dan Penafsiran Data Interaksi Sosial

Kategorisasi jenjang pada instrumen interaksi sosial peserta didik akan

mengelompokkan sampel penelitian ke dalam lima tingkatan, yaitu: sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah dan rendah sekali. Perhitungan kategorisasi jenjang

dilakukan sebagai barikut.

a. Menghitung skor maksimal ideal = skor maksimal x jumlah item valid

= 5 x 39

= 195

b. menghitung skor minimal = skor minimal x jumlah item valid

= 1 x 39

= 39

c. Menghitung rata-rata ideal = ½ x skor maksimal ideal + skor

minimal

= ½ x 195 + 39

= 117

d. Menghitung simpangan baku = 1/3 x rata-rata ideal

= 1/3 x 117

= 39

e. Menghitung batas atas = rata-rata ideal +(1,5 x ∑ item valid)

= 117 + (1,5 x 39)

= 117 + 58,5

= 175,5 dibulatkan menjadi 176

54

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Menghitung batas bawah = rata-rata ideal –(1,5 x ∑ item valid)

= 117 – (1,5 x 39)

= 117 – 58,5

= 58, 5 dibulatkan menjadi 59

g. Menghitung batas tengah atas = rata-rata ideal +(0,5 x ∑ item valid)

= 117 + (0,5 x 39)

= 117 + 19,5

= 136,5 dibulatkan menjadi 137

h. Menghitung batas tengah bawah = rata-rata ideal -(0,5 x ∑ item valid)

= 117 - (0,5 x 39)

= 111 – 19,5

= 97,5 dibulatkan menjadi 98

Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilakukan penentuan kategorisasi

sebagai berikut.

Tabel 3.9

Kategorisasi Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Kelas X SMK

Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung

No Interval Kategori

1. 176 Sangat tinggi

2. 138 - 175 Tinggi

3. 99 – 137 Sedang

4. 60 – 98 Rendah

5. 59 Rendah sekali

Hasil perhitungan di atas menunjukkan kategorisasi untuk profil interaksi

sosial peserta didik broken home. Adapun kategorisasi untuk profil interaksi sosial

secara khusus seperti berdasarkan aspek dan sub aspek dari interaksi sosial,

dihitung seperti rumus di atas.

Hasil pengolahan data profil interaksi sosial peserta didik broken home

yang dijadikan landasan dalam pembuatan layanan responsif, terlebih dahulu

dilakukan pengelompokan data menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah dan rendah sekali. Hasil pengelompokan data berdasarkan kategori

dan interpretasinya dapat dilihat pada tabel 3.10 sebagai berikut.

55

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10

Interpretasi Skor Kategori Profil Interaksi Sosial

Peserta Didik Broken Home

Kategori Profil interaksi sosial Interpretasi

Profil interaksi sosial sangat tinggi Pada kategori sangat tinggi berarti

peserta didik menampilkan interaksi

sosial pada setiap aspeknya, yang

ditampilkan oleh perilaku peserta didik

di sekolah yang meliputi kemampuan

dalam memulai interaksi, mampu

merespon percakapan, mampu

berinteraksi dengan tujuan rekreasi atau

kesenangan dan berinteraksi dengan

tujuan pemenuhan kebutuhan tugas

sekolah, serta ikut terlibat dalam

kegiatan positif yang sedang

berlangsung di lingkungan sekolah.

Profil interaksi sosial tinggi Pada kategori tinggi berarti peserta

didik memiliki interaksi sosial pada

hampir setiap aspeknya, yang

ditampilkan oleh perilaku peserta didik

di sekolah yang meliputi kemampuan

dalam memulai interaksi hampir dalam

setiap keadaan, mampu merespon

percakapan hampir dalam setiap

pertemuan, mampu berinteraksi dengan

tujuan rekreasi atau kesenangan dan

berinteraksi dengan tujuan pemenuhan

kebutuhan tugas sekolah hampir dalam

setiap keadaan, serta ikut terlibat dalam

kegiatan positif yang sedang

berlangsung di lingkungan sekolah

hampir dalam setiap keadaan.

Profil interaksi sosial sedang Pada kategori sedang berarti peserta

didik memiliki interaksi sosial yang

sedang, yang artinya peserta didik

menampilkan kemampuan interaksi

sosial di sekolah yang meliputi

kemampuan memulai interaksi dan

merespon percakapan dengan pada

56

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa keadaan, melakukan interaksi

sosial dengan tujuan kesenangan atau

rekreasi dan pemenuhan tugas sekolah

pada beberapa keadaan dan ikut terlibat

dalam kegiatan positif yang

berlangsung di sekolah pada beberapa

keadaan.

Profil interaksi sosial rendah Pada kategori rendah berarti peserta

didik kurang memiliki interaksi sosial

pada setiap aspeknya, yang ditampilkan

oleh perilaku peserta didik di sekolah

yang meliputi kurang mampu memulai

interaksi dan merespon percakapan,

kurang mampu berinteraksi dengan

tujuan kesenangan atau rekreasi dan

pemenuhan tugas sekolah serta kurang

mampu terlibat dalam kegiatan positif

yang berlangsung di sekolah.

Profil interaksi sosial rendah sekali Pada kategori sangat rendah berarti

peserta didik memiliki interaksi sosial

yang sangat rendah pada setiap

aspeknya, yang ditampilkan oleh

perilaku peserta didik di sekolah yang

meliputi kurangnya kemampuan dalam

memulai interaksi dan merespon

percakapan, tidak mampu berinteraksi

dengan tujuan kesenangan atau rekreasi

dan pemenuhan tugas sekolah serta

tidak ikut terlibat dalam kegiatan positif

yang berlangsung di sekolah .

G. Prosedur dan Tahap Penelitian

Beberapa tahapan dalam pelaksanaan penelitian dirinci sebagai berikut.

1. Penyusunan proposal penelitian.

2. Pengajuan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi.

3. Permohonan perizinan penelitian dari jurusan PPB yang merekomendasikan

ke tingkat fakultas dan BAAK dan diserahkan kepada kepala sekolah yang

dijadikan tempat penelitian yaitu SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung.

4. Menyusun alat pengumpul data yang terdiri dari instrumen interaksi sosial

diperoleh melalui penyebaran angket kepada seluruh peserta didik kelas X

57

Wulan Saripah, 2013 Profil Interaksi Sosial Peserta Didik Broken Home Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan data ketidakutuhan keluarga yang diperoleh melalui data pribadi yang

sudah tersedia di sekolah.

5. Melakukan uji validitas dan reliabilitas.

6. Pengolahan data.

7. Analisis profil interaksi peserta didik yang berasal dari keluarga yang tidak

utuh.

8. Menyusun implikasi layanan BK berdasarkan profil interaksi sosial peserta

didik broken home di SMK, kesimpulan dan membuat rekomendasi.