pendidikan moral anak pada keluarga broken...

125
PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME (Studi Kasus di Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendididikan Oleh KHOIROTUZ ZAINIYAH NIM 11113005 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Upload: doanphuc

Post on 13-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME

(Studi Kasus di Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal

Tahun 2017)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendididikan

Oleh

KHOIROTUZ ZAINIYAH

NIM 11113005

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM

NEGERI SALATIGA

2017

Page 2: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

ii

Page 3: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

iii

Page 4: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

iv

Page 5: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

v

Page 6: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

vi

MOTTO

احسنهم ايمانا المؤمنين كملا: موسل عليه اهلل ىصل اهلل رسو قال: ل قا هريرة ابى عن

( داوود ابى) خلقاه

“Orang mukmin yang sempurna imannya adalah

yang paling mulia akhlaknya”. (HR. Abu Daud)

Page 7: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

vii

PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan ridho Allah Swt, skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Waris Anwar dan Ibu Muzaroah, karena

dengan bimbingan, kasih sayang, dan doa keduanya aku melangkah ke depan

dengan optimis untuk meraih cita-cita.

2. Kakak saya Nurul Latifah yang selalu membimbing, memberikan dorongan

dan inspirasi dalam hal kuliah dan selalu ada saat aku butuhkan.

3. Keluarga besarku yang selalu mendoakan keberhasilanku.

4. Kepada seluruh sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat untuk

segera menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman sejawat seperjuangan angkatan 2013 terlebih khusus kelas PAI. A,

teman-teman PPL, KKN, dan teman lainnya di IAIN SALATIGA yang telah

memberikan motivasi, inspirasi dan semangat belajar

6. Kepada teman-temanku di kos dan di rumah yang selalu memberikan

semangat kepadaku.

7. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.

Page 8: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasiih lagi Maha Penyanyang.

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah-Nya. Sholawat serta salam penulis sanjungkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan

kebenaran dan keadilan, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul:

“PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME

(Studi Kasus di Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal)” dapat

terlesaikan.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan

dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Rasimin, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan

bimbingan, motivasi dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselaikan dengan

baik.

5. Para dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali

pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Keluarga, saudara, sahabat semua yang telah memberikan dukungan dalam

penyelesaikan skripsi ini

Page 9: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

ix

7. Berbagai pihak secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu baik

moral maupun materil dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis menyadari dan mengakui bahwa

dalam penulisan ini jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan,

kemampuan dan pengetahuan penulis. Sehingga masih banyak kekurangan yang perlu

untuk diperbaiki dalam skripsi ini.

Dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan

memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia pendidikan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 28 Juli 2017

Page 10: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

x

ABSTRAK

Khoirotuz Zainiyah. 2017. Pendidikan Moral Anak Pada Keluarga Broken Home

(Studi Kasus di Desa Pucangrejo Kecamatn Gemuh Kabupaten Kendal)

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing:

Rasimin, M.Pd.

Kata Kunci : Pendidikan Moral Anak, Keluarga Broken Home

Penelitian ini membahas tentang Pendidikan Moral Anak Pada Keluarga

Broken Home (Studi Kasus di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten

Kendal). Fokus penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pola

pendidikan moral anak pada keluarga broken home di Desa Pucangrejo, Kecamatan

Gemuh, Kabupaten Kendal, 2) Adakah faktor penghambat dan pendukung dalam

pendidikan moral anak pada keluarga broken home di Desa Pucangrejo, Kecamatan

Gemuh, Kabupaten Kendal, 3) Bagaimana solusi yang ditemukan dalam pendidikan

moral anak pada keluarga broken home di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh,

Kabupaten Kendal? Dengan demikian, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui pola pendidikan moral anak pada keluarga broken home

di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, mengetahui faktor

penghambat dan pendukung dalam pendidikan moral anak pada keluarga broken

home dan solusi yang ditemukan dalam pendidikan moral anak pada keluarga broken

home.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (Field Research) dan

bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data

primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada.

Kemudian mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap

akhir dari analisis data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pendidikan moral anak pada

keluarga broken home di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal

dengan menggunakan: metode teladan, Hiwar (percakapan), pembiasaan diri dan

pengalaman, nasihat dan hukuman. Sedangkan faktor penghambat dan pendukung:

karena faktor anak malas untuk belajar, perilaku menyimpang anak dan kurangnya

pemahaman dalam pendidikan Islami. Adapun faktor pendukung yaitu pemberian

pendidikan moral sejak dini sehingga anak terbiasa dengan sadar berperilaku sesuai

dengan norma yang berlaku, memberikan pendidikan yang tidak hanya anak belajar

di pendidikan formal anak juga perlu belajar di pendidikan non formal. Solusi dalam

masalah ini dengan pemberian moral yang mendalam, pentingnya agama untuk

membentengi moral anak dan membatasi pergaulan anak.

Page 11: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN LOGO ...................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KELULUSAN ............................................... v

MOTTO ......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

ABSTRAK ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Fokus Penelitian .......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 6

E. Definisi Operasional .................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 9

BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 11

A. Pendidikan Moral Anak ............................................................... 11

1. Pengertian pendidikan moral anak ........................................... 11

2. Urgensi pendidikan moral anak dalam keluarga .................... 17

3. Metode pembentukan moral .................................................... 21

Page 12: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

xii

4. Tahapan perkembangan pendidikan moral ............................ 26

5. Karakteristik anak dalam setiap fase perkembangan ........... 27

B. Keluarga Broken Home.................................................................. 30

1. Pengertian Keluarga broken home ......................................... 30

2. Faktor penyebab keluarga menjadi broken home .................... 33

3. Dampak terhadap anak keluarga broken home ....................... 35

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................ 37

A. Pendekatan dan jenis penelitian ................................................... 37

B. Lokasi penelitian .......................................................................... 38

C. Sumber data ................................................................................ 38

D. Prosedur pengumpulan data ......................................................... 39

E. Analisis data ................................................................................. 40

F. Pengecekan keabsahan data ......................................................... 42

G. Tahap-tahap penelitian ................................................................. 42

BAB IV. PAPARAN DATA DAN ANALISIS ............................................. 44

A. Paparan Data ............................................................................... 44

B. Analisis data ................................................................................ 50

BAB V. PENUTUP ........................................................................................ 78

A. Kesimpulan ................................................................................. 78

B. Saran-saran ................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia………………………………......43

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Agama………………………………..44

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan……………………....……45

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian…………………….45

Tabel 4.5 Jumlah Kepala Keluarga………….……...……...……...……....…46

Tabel 4.6 Jumlah Keluarga Broken Home………………………………...…47

Tabel 4.7 Daftar Responden…………………………………..……..……….48

Tabel 4.8 Daftar Responden Penyebab Keluarga Broken

Home……………………………………..………………………..72

Page 14: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

xiv

Page 15: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pentingnya pendidikan bagi manusia merupakan suatu keharusan, karena

manusia dalam keadaan yang tidak berdaya, sangat membutuhkan bantuan dan

bimbingan orang lain untuk dapat berdiri sendiri. Manusia lahir tidak langsung

dewasa yang mengidentifikasikan manusia dengan oral yang berlaku, dan

manusia yang bertanggung jawab, manusia yang sanggup mempertanggung

jawabkan segala akibat dari perbuatannya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang

sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan

negara (Sadullah, 2014: 111-112).

Dasar pendidikan moral yang tepat pertama kali seharusnya dilakukan oleh

pihak keluarga (orang tua). Dasar-dasar moral biasanya tercermin dalam sikap

dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak. Menurut Ki

Hajar Dewantara rasa cinta, rasa bersatu, dan lain-lain perasaaan dan keadaan

jiwa yang pada umumnya sangat bermanfaat untuk berlangsungnya pendidikan,

Page 16: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

2

terutama pendidikan budi pekerti, terdapatlah di dalam hidup keluarga dalam

sifat yang kuat dan murni, sehingga terdapat pusat-pusat pendidikan lain yang

menyamainya (Ahiri, 2014: 45-46). Keluarga merupakan salah satu unit sosial

yag hubungan antar anggotanya terdapat saling ketergantungan yang tinggi. Oleh

karena itu, konflik dalam keluarga merupakan suatu keniscayaan (Lestari, 2012:

102-103).

Peranan orang tua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar pendidikan,

sikap dan keterampilan dasar, seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan

santun, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan. Dengan peran orang tua dalam

pendidikan moral sehingga anak akan menunjukkan peningkatan prestasi belajar,

diikuti dengan perbaikan sikap.

Penanaman pendidikan moral sejak dini sangatlah bermanfaat bagi

perkembangan anak. Agar mampu menjadi anak yang baik dimasa depan dan

tidak mudah terpengaruh oleh pergaulan luar yang sudah sangat bebas dan

terbuka. Dengan diberikannya pendidikan moral bagi anak, diharapkan dapat

menjadi acuan dan tolak ukur anak dalam berperilaku, sehingga ketika sudah

dewasa menjadi lebih bertanggung jawab dan menghargai sesamanya serta

mampu menghadapi tantangan zaman yang cepat berubah.

Pemberian pendidikan moral yang diberikan orang tua kepada anak

merupakan suatu persiapan kematangan anak dalam menghadapi masa demi

masa untuk perkembangan di masa yang akan datang, karena anak adalah

Page 17: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

3

amanah dari Allah Swt yang wajib dirawat dan dibimbing. Pentingnya peranan

orang tua menjadi tonggak utama dalam pendidikan moral anak.

Sebagaimana Firman Allah Swt.

ا للوتقيي اجعل ا قسة أعيي ذزيات اجا ة لا هي أش الريي يقلى زتا

إهاها

Artinya: Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah

kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang

hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang

bertakwa” (QS. Al-Furqon: 74).

Fenomena keluarga broken home dalam masyarakat saat ini sudah menjadi hal

yang wajar atau biasa. Keluarga broken home merupakan pasangan suami dan

istri yang mengalami permasalahan dalam keluarga kemudian memutuskan untuk

mengakhiri suatu hubungan dengan kata perceraian yang pada umumnya

berdampak pada psikologis anak baik dalam pendidikan maupun lingkungan

sosialnya. Perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma karena kurang adanya

perhatian, kasih sayang atau salah satu dari orang tua yang tidak ikut berperan

dalam proses tumbuh kembangnya pendidikan anak, sehingga anak merasa

kehilangan salah satu figure teladan yang seharusnya menjadi panutan dalam

perilaku moral anak. Sesudah perceraian, menuntut peran ganda dari orang tua

untuk memperhatikan pendidikan moral anak, sehingga anak dalam bersikap

tidak merasa kehilangan sosok panutan teladan dalam hidupnya.

Page 18: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

4

Keluarga Broken home sangat berpengaruh besar pada mental anak, akibat

dari broken home dapat merusak jiwa anak. Kedudukan orang tua menjadi

elemen penting dalam mengarahkan, memberi dasar pendidikan dan kepribadian

bahkan sebagai pemantau perkembangan dan tata perlakuan anak.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kasus pertikaian dalam keluarga

yang berakhir dengan pertikaian ini antara lain: persoalan ekonomi, perbedaan

usia yang besar, keinginan memperoleh anak putra atau putri, dan persoalan

prinsip hidup yang berbeda (Dagun, 2002: 114). Seorang anak yang dibesarkan

dalam keadaan di mana ia tidak pernah mengecap kasih sayang orang tua, akan

sulit menciptakan kasih sayang, proses ini tidak mudah karena sudah harus

dimulai pada usia yang muda (Gunarsa, 2007: 38).

Keluarga pecah (broken home) dapat dilihat dari dua aspek: yang pertama

keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah satu dari kepala

keluarga meninggal dunia atau telah bercerai, dan kedua orang tua tidak bercerai

akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah atau ibu sering tidak

di rumah atau tidak memperlihatkan hubungan yang kasih sayang. Misalnya

orang tua sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologis

sehingga berdampak terhadap anak, seperti malas belajar, menyendiri, agresif,

membolos, dan suka menentang orang tua atau guru (Hurlock, 1978: 216).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud mengkaji lebih lanjut

melakukan penelitian dengan judul “Pendidikan Moral Anak Pada Keluarga

Page 19: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

5

Broken Home (Studi Kasus di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten

Kendal)”.

B. Fokus Penelitian

Untuk membatasi pokok bahasan dalam penelitian ini, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pola pendidikan moral anak pada keluarga broken home di Desa

Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal?

2. Adakah faktor penghambat dan pendukung dalam pendidikan moral anak

pada keluarga broken home di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh,

Kabupaten Kendal?

3. Bagaimana solusi yang ditemukan dalam pendidikan moral anak pada

keluarga broken home di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten

Kendal?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pola pendidikan moral anak pada keluarga broken home di

Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal

Page 20: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

6

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pendidikan

moral anak pada keluarga broken home di Desa Pucangrejo, Kecamatan

Gemuh, Kabupaten Kendal

3. Untuk mengetahui solusi yang ditemukan dalam pendidikan moral anak pada

keluarga broken home di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten

Kendal

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian ini sehubungan dengan pendidikan moral anak (studi kasus

pada keluarga broken home antara lain mempunyai manfaat yang dilihat dari

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

menambah khasanah keilmuan dalam ilmu pendidikan Islam dan

pendidikan moral.

b. Dapat memberikan masukan tentang pendidikan moral anak pada

keluarga broken home.

c. Dapat memperkaya teori tentang pendidikan moral anak pada keluarga

broken home.

2. Manfaat praktis

a. Memberikan informasi kepada orang tua tentang pendidikan moral anak

yang mengalami keluarga broken home

Page 21: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

7

b. Mengetahui peran orang tua terhadap pendidikan moral anak yang

mengalami keluarga broken home

c. Dapat mengetahui dan meminimalisir pendidikan moral anak yang

mengalami keluarga broken home sehingga sesuai dengan kaidah syariat

Islam

d. Diharapkan dapat memberikan dorongan kepada orang tua dan

masyarakat serta elemen yang terkait untuk berperan menciptakan suatu

lingkungan yang bermoral dan beradab sehingga tercipta pribadi yang

luhur dan berakhlakul karimah.

E. Definisi Operasional

1. Pendidikan moral anak

a. Pendidikan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

tentang sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Sadullah, 2014: 111-

112).

Page 22: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

8

b. Moral

Moral berasal dari bahasa latin mores dari suku kata mos, yang artinya

adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, perasaan, sikap, akhlak, dan cara

berfikir. Dalam bahasa Arab, kata moral sering disamakan dengan akhlaq

yang merupakan jamak dari kata Khuluq yang berarti tingkah laku atau

budi pekerti. Moral dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah etika,

tata krama, budi pekerti yang berkaitan dengan perilaku manusia. Menurut

Istilah moral merupakan suatu keyakinan tentang benar dan salah, baik da

buruk, yang sesuai dengan kesepakatan sosial, yang mendasari tindakan

atau pemikiran (Subur, 2015:54).

c. Anak

Dalam pandangan (Islam), anak merupakan amanah (titipan) Allah

Swt yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh

setiap orang tua. Sejak lahir anak telah diberikan berbagai potensi yang

dapat dikembangkan sebagai penunjang kehidupannya di masa depan

(Khorida & Fadlillah, 2014: 44).

2. Keluarga Broken Home

a. Keluarga

Secara etimologis, Ki Hajar Dewantara (Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati:

1991) kata keluarga berasal dari kata kawula dan warga. Kawula berarti

“abdi”, yakni “hamba” dan warga berarti anggota. Sebagai abdi dalam

keluarga wajiblah seseorang menyerahkan segala kepentinga-

Page 23: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

9

kepentingannya kepada keluarganya. Sebaliknya sebagai warga atau

anggota seseorang berhak sepenuhnya untuk ikut mengurus segala

kepentingan keluarganya (Sadullah, 2014: 186-187).

b. Broken Home

Terdiri dari dua suku kata yaitu broken dan home. Broken berasal dari

kata break-broke-broken, artinya yaitu rusak, pecah, patah. Sedangkan

home yaitu rumah. Jadi, broken home artinya rumah tangga yang

berantakan (tidak harmonis), jauh dari suasana nyaman, tentram, dan damai

(Sudarsono & Salimin, 1994: 37).

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan

sistematika hasil yang secara garis besar dapat dilihat sebagai sebagai berikut:

BAB I memuat kajian tentang latar belakang masalah, fokus penelitian,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian penelitian terdahulu, definisi

operasional dan sistematika penulisan.

BAB II tentang berbagai teori yang menjadi landasan teoritik penelitian,

meliputi: pengertian pendidikan moral anak, urgensi pendidikan moral anak

dalam keluarga, metode pembentukan moral, tahapan pendidikan moral,

karakteristik anak dalam setiap fase perkembangan, pengertian broken home,

faktor penyebab keluarga menjadi broken home dan dampak terhadap anak

keluarga broken home.

Page 24: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

10

BAB III tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber

data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan

tahap-tahap penelitian.

BAB IV menjelaskan lebih lanjut tentang paparan data dan analisis data

berdasarkan hasil penelitian.

BAB V berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan saran-saran

dari penulis sebagai sumbangan pemikiran berdasarkan teori dan hasil penelitian

yang telah diperoleh dan daftar pustaka.

Page 25: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Moral Anak

1. Pengertian Pendidikan Moral Anak

a. Pengertian Pendidikan moral

Pendidikan berasal dari kata didik. Kata didik mendapatkan awalan

“me” sehingga menjadi “mendidik”, berarti memelihara dan memberi

latihan diperlukan adanya sebuah pengajaran, tuntunan dan pimpinan

mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran, kemudian pengertian pendidikan

adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seorang atau kelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui usaha pengajaran dan

pelatihan (Islamuddin, 2012: 3).

Di dalam Alqur’an ada beberapa ayat tentang pendidikan, salah

satunya Q.S. Al-Baqarah: 151 yang berbunyi:

كن يتل ا فيكن زسال ه يعلوكن الكتاب كوا أزسل يصكيكن عليكن آياتا

يعلوكن ها لن تكا تعلوى الحكوة

Artinya: “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami

kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara

kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan

menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan

Al-Hikmah (As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa

yang belum kamu ketahui.”

Page 26: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

12

Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Sjarkawi, 2008: 42-

43).

Jadi, menurut penulis pendidikan adalah bimbingan yang diberikan

orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai

kedewasaannya dengan tujuan agar anak mampu menyelesaikan tugas

hidupnya tanpa bergantung bantuan dari orang lain.

Fungsi pendidikan ditinjau dari sudut pandangan sosiologis dan

antropolgi, fungsi utama pendidikan untuk menumbuhkan kreativitas

peserta didik, dan menanamkan nilai yang baik. Karena itu tujuan akhir

pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi kreatif peserta didik

agar menjadi agar menjadi manusia yang baik, menurut pandangan

manusia dam Tuhan Yang maha Esa (Thoha, 1996: 59).

Tujuan pendidikan (Depdiknas, 2003) Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, “tujuan

pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

Page 27: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

13

rangka mencerdasan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Selain pembahasan pendidikan juga fokuskan pada moral, dari

berbagai sumber dapat diperoleh yaitu: dalam bahasa Arab, kata moral

sering disamakan dengan akhlaq yang merupakan jamak dari kata Khulq

yang berarti tingkah laku atau budi pekerti. Moral dalam bahasa Indonesia

dikenal dengan istilah etika, tata krama, budi pekerti yang berkaitan dengan

perilaku manusia (Subur, 2015: 54).

Moral berasal dari bahasa latin (moris), yang berarti adat istiadat,

kebiasaan, peraturan/nilai, atau tata cara cara kehidupan, adapun moralitas

merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai

dan prinsip moral. Seseorang dapat dikatakan bermoral apabila tingkah laku

orang ini sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh

kelompok sosialnya (Susanto, 2011: 45).

Moral dalam arti istilah merupakan suatu yang digunakan untuk

menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau

perbuatan yang secara layak dapat memberikan batasan terhadap aktifitas

manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Moral

secara eksplisit terkait dengan proses sosialisasi individu, dimana tanpa

Page 28: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

14

moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral juga menjadi

sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan siswa harus mempunyai

moral jika ingin dihormati oleh sesama (Subur, 2015: 54-55).

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa moral

adalah nilai-nilai atau kebiasaan baik dan buruk yang diterima dan

diterapkan dalam perbuatan kehidupan sehari-hari yang lebih difokuskan

pada anak anak usia 6-12 tahun yang telah menerima pendidikan moral dari

formal maupun non formal.

Diterangkan oleh nabi sendiri, bahwa misinya adalah untuk

menyempurnakan akhlak.

.إوا تعثت ألتون صالح األخالق

Artinya: “Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan

akhlak yang mulia” (Miftahul huda, 2009: 21-22).

Pendidikan moral berdasarkan tujuan pendidikan nasional yang

tercantum dalam GBHN dan tujuan kelembagaan sekolah serta tujuan

pendidikan moral yang diberikan pada tingkat sekolah dan perguruan tinggi,

maka pendidikan moral di Indonesia bisa dirumuskan untuk sementara

sebagai berikut:

Maksud pendidikan moral adalah pendidikan yang mengenai dasar-

dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan

dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa analisa hingga ia menjadi seorang

mukallaf, pemuda yang mengarungi lautan (Ulwan, 1981: 174).

Page 29: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

15

Penulis mengartikan pendidikan moral adalah suatu usaha yang

mengembangkan diri sesuai kebutuhan, yang diyakini benar oleh seseorang

atau kelompok sehingga menjadi kebiasaan yang terbentuk dengan

sendirinya.

Tujuan pendidikan moral, kematangan moral menuntut penalaran-

penalaran yang matang dalam arti moral. Suatu keputusan bahwa sesuatu

yang baik barangkali dianggap tepat, tetapi keputusan itu baru disebut

matang apabila dibentuk oleh suatu proses penalaran yang matang. Oleh

sebab itu tujuan dari pendidikan moral adalah kematangan moral, dan jika

kematangan moral itu adalah sesuatu yang harus dikembangkan, maka

seharusnya para guru dan pendidik serta orang tua mengetahui proses

perkembangan dan cara-cara membantu perkembangan moral tersebut

(Budiningsih, 2008: 26).

Terdapat dua lembaga yang berperan mengajarkan pendidikan moral

yaitu lembaga formal dilakukan oleh sekolah dan non formal oleh keluarga

dan masyarakat. Pendidikan moral melalui keluarga, peran orang tua sangat

dominan dalam menanamkan nilai-nilai moral dan disesuaikan dengan

tumbuh kembang jiwa anak. Anak-anak akan patuh pada perintah orang

tuanya untuk melakukan yang baik. Sedang pendidikan moral melalui

masyarakat biasanya berupa norma sosial. Norma merupakan kaidah, aturan

yang mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi warganya, agar

kehidupan masyarakat berjalan dengan tertib. Ada beberapa norma yang

Page 30: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

16

harus dipatuhi dalam masyarakat antara lain; norma kesopanan, norma

agama, norma kesusilaan dan norma hukum. Norma diatas sangat membantu

untuk mewujudkan moral yang baik (Taofeqoh, 2007: 5).

b. Anak

Dalam pandangan agama Islam, anak merupakan amanah (titipan)

Allah Swt yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya

oleh setiap orangtua. Sejak lahir anak telah diberikan berbagai potensi yang

dapat dikembangkan sebagai penunjang kehidupannya dimasa depan. Apabila

potensi-potensi ini tidak diperhatikan, nantinya anak akan mengalami

hambatan-hambatan dalam pertumbuhan maupun perkembangannya.

Rasulullah Saw bersabda:

سلن ها هي علي صلى الل كاى يقل قال زسل الل سيسة أ عي أتي

يوجسا يصسا دا ي ا لد إلا يلد على الفطسة فأت ه

Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang

tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi‟.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Fitrah dalam hadis dia atas mengandung makna potensi (kemampuan

dasar anak). Para mufasirin menyebutkan bahwa fitrah diartikan sebagai

potensi kebaikan yang dibawa anak sejak lahir. Menurut Baharudin, istilah

fitrah dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi bahasa dan agama. Dari sisi

bahasa, makna fitrah adalah suatu kecenderungan bawaan alamiah manusia.

Page 31: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

17

Sementara dari segi agama, fitrah mengandung makna keyakinan agama,

yaitu manusia sejak lahir telah memiliki fitrah agama taukhid yang

mengesakan Tuhan. (Kholida, 2013: 45).

2. Urgensi pendidikan moral anak dalam keluarga

Pendidikan moral haruslah dimengerti dalam arti yang jauh lebih luas

dari pada sekedar pengajaran tentang etika atau moral. Pendidikan moral

adalah seluruh proses dan semua usaha orang-orang dewasa untuk

membantu orang-orang muda, agar hati mereka semakin tulus dan tindakan-

tindakan mereka semakin berkenaan di hati Tuhan dan sesama (Nugraha,

2005: 92).

Pendidikan merupakan suatu usaha keharusan bagi manusia karena

pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak

langsung dapat berdiri sendiri, dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia

pada saat lahir sepenuhnya memerlukan bantuan orang tuanya, karena itu

pendidikan merupakan bimbingan orang dewasa mutlak diperlukan manusia.

Anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak pada usia 6-12

tahun ketika sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa

yang actual dan terwujud yang menyangkut suatu perbuatan (Daradjat,

1970: 109).

Hakikatnya anak merupaan titipan Tuhan Yang Maha Esa kepada

orang tuanya untuk mendidiknya, membesarkannya menjadi manusia

dewasa yang penuh tanggung jawab, terutama tanggung jawab moral. Orang

Page 32: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

18

tua tidak boleh bertindak sewenang-wenang terhadap anaknya (Sadullah,

2014: 10).

Moral selalu mengacu pada baik buruk manusia, sehingga moral

adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari kebaikan manusia. Norma

moral dipakai sebagai tolok ukur segi kebaikan manusia. Menurut Magnis

Suseno yang dikutip Hendrowibowo, moral adalah sikap hati yang terungkap

dalam sikap lahiriah. Moralitas terjadi jika seseorang mengambil sikap yang

baik, karena ia sadar akan tanggung jawabnya sebagai manusia. Jadi

moralitas adalah sikap dan perbuatan baik sesuai dengan nurani

(Hendrowibowo, 2007: 85).

Di dalam Alqur’an ada beberapa ayat tentang moral/ etika, salah

satunya QS. Ahzab: 21 yang berbunyi:

م الي ة حسة لوي كاى يسج الل أس لقد كاى لكن في زسل الل

كثيسااآل ذكس الل خس

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang

mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah.”

Islam sangat memperhatikan pendidikan anak-anak dari aspek moral

ini dan mengeluarkan petunjuk yang sangat berharga di dalam melahirkan

anak dan kebiasaan yang tinggi. Berikut ini sebagian riwayat dan petunjuk

Rasul di dalam upaya mendidik anak dari aspek moral.

Page 33: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

19

Mereka bertanggung jawab untuk membersihkan lidah anak-anak dari

kata-kata mencela dan buruk serta, dari segala perkataan yang menimbulkan

penurunan moral dan buruknya pendidikan. Jika pendidikan yang utama

menurut pandangan Islam itu, pada tahapan pertama bergantung pada

kekuatan perhatian dan pengawasan, maka selayaknya bagi para ayah, ibu,

pengajar dan orang yang bertanggung jawab terhadap masalah pendidikan

dan moral untuk menghindarkan anak-anak dari perilaku menyimpang

(Ulwan, 1981: 177-180).

Masa anak-anak disebut juga sebagai masa Shabi, berlangsung dari

anak berumur 6 sampai 12 tahun. Pada masa inilah anak mulai lebih

mengenal keadaan lingkungan sekitarnya, bermain, sekolah di playgrup,

taman kanak-kanak dan sekolah dasar sampai tamat. Pada masa ini anak

tumbuh dengan pesat, begitu juga psikisnya. Peran orangtua dan keluarga

sangat penting dalam masa kini, karena merupakan masa pembentukan

pribadi dan karakter anak, serta masa untuk mulai sendiri, berprakarsa

(berkehendak sendiri) dan menyelesaikan tugas (Muchtar, 2008: 66-67).

Pendidikan anak harus dilakukan melalui tiga lingkungan, yaitu

keluarga, sekolah dan organisasi. Keluarga merupakan pusat pendidikan

yang pertama dan terpenting. Sejak timbulnya peradaban manusia sampai

sekarang, keluarga selalu berpengaruh besar terhadap perkembangan anak

manusia. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat, dan pemerintah. Sekolah sebagai pembantu kelanjutan

Page 34: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

20

pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama

diperoleh anak ialah dalam keluarga (Hasan, 2010: 18).

Peralihan bentuk pendidikan informal (keluarga) ke formal (sekolah)

memerlukan kerja sama antara orang tua dan sekolah (pendidik). Sikap anak

terhadap sekolah akan dipengaruhi oleh sikap orang tua mereka. Oleh karena

itu, diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang

menggantikan tugasnya selama di sekolah. Orang tua harus memperhatikan

sekolah anaknya dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan

menghargai usaha-usahanya serta menunjukkan kerja samanya dalam cara

anak belajar di rumah atau membuat pekerjaan rumahnya (Hasan, 2010: 19).

Peranan orang tua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar

pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar, seperti pendidikan agama, budi

pekerti, sopan santun, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan dan

menanamkan kebiasaan. Selain itu, peranan keluarga adalah mengerjakan

nilai-nilai dan tingkah laku yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah.

Dengan kata lain, ada keseimbangan antara materi yang diajarkan di rumah

dan materi yang diajarkan di sekolah, pentingnya peranan orang tua dalam

pendidikan anak telah disadari oleh banyak pihak (Hasan, 2010: 19).

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila orang tua

berperan dalam pendidikan, anak akan menunjukkan peningkatan prestasi

belajar, diikuti dengan perbaikan sikap, kedisiplinan, serta aspirasi anak

Page 35: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

21

untuk belajar sampai perguruan tinggi, bahkan setelah bekerja dan berumah

tangga (Hasan, 2010: 20).

3. Metode/ pola pembentukan pendidikan moral

Menurut konsep Tazkiyatun Nafs Imam Ghazali:

Secara etimologi, Tazkiyatun nafs berasal dari kata “tazkiyat” dan

“an-nafs”. Kata “tazkiyat” berasal dari bahasa Arab yakni isim masdar dari

“zaka” yang berarti penyucian. Kata “an-nafs” adalah jiwa, jiwa yang tidak

dimaknai sebagai nafsu. Dengan demikian, secara terminologi, Tazkiyatun

nafs bermakna sebagai penyucian jiwa (Sholihin, 2003: 130-131).

Tazkiyatun nafs merupakan proses penyucian jiwa, pengembalian jiwa pada

fitrahnya, dan pengobatan jiwa-jiwa yang sakit agar menjadi sehat kembali,

melalui terapi-terapi sufistik (Sholihin, 2004: 175).

Selanjutnya, di dalam kitab Bidayat Al-hidayah, Al-Ghazali

mengatakan bahwa tazkiyatun nafs merupakan usaha menyucikan diri dari

sifat memuji diri sendiri. dasar dari pemikiran tazkiyatun nafs berasal dari

keyakinan para sufi bahwa jiwa manusia pada fitrahnya adalah suci.

Disebabkan oleh adanya pertentangan dengan badan, yang dalam hal ini

dapat diartikan sebagai keinginan nafsu, maka hal tersebut mengakibatkan

jiwa tidak suci bahkan tidak lagi sehat. Dalam hubungan dengan sifat-sifat

jiwa yang ada dalam diri manusia, tazkiyatun nafs menurut Al-Ghazali

berarti pembersihan diri dari sifat kebuasan, kebinatangan, dan setan yang

kemudian mengisi dengan sifat-sifat ketuhanan (Jaelani, 2000: 56).

Page 36: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

22

Bentuk Tazkiyatun Nafs

a. Tazkiyatun nafs sebagai pembinaan akhlak manusia

Menurut Al-Ghazali, jiwa yang sehat bersumber dari akhlak terpuji.

Sebaliknya, jiwa yang sakit bersumber dari akhlak tercela. Sehingga

dalam hal ini, kualitas jiwa seseorng dapat dinilai dengan bagaimana

penampilan akhlak seseorang.Terdapat 3 cara, yaitu:

1) Takhalli adalah upaya seseorang untuk menghilangkan sifat-sifat

tercela dari maksiat lahir dan maksiat bathin (Asmaran, 1996: 66).

2) Tahalli adalah upaya menghiasi diri dengan akhlak terpuji, tahalli juga

berarti menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan

perbuatan baik, kewajiban yang bersifat luar adalah kewajiban yang

bersifat formal, seperti sholat, puasa, dan haji. Tahalli juga dibagi

kedalam tujuh tingkatan: taubat, khauf dan raja’, zuhud, fakir, sabar.

Ridha dan muraqabah.

3) Tajalli adalah hilangnya hijab dari sifat sifat kebasyariyyahan

(kemanusiaan), jelasnya nur yang sebelumnya ghaib, dan fananya

segala sesuatu ketika tampaknya wajah Allah. Kata tajalli bermakna

terungkapnya nur ghaib. Agar hasil yang telah diperoleh jiwa ketika

melakukan takhalli dan tahalli tidak berkurang, maka rasa ketuhanan

perlu dihayati lebih lanjut. Kebiasaan yang dilkakukan dengan

kesadaran dan rasa cinta dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa

rindu kepada-Nya. (Amin, 2012: 214-220).

Page 37: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

23

b. Tazkiyatun nafs dalam bentuk terapi jiwa

Argumentasi Al-Ghazali terhadap terapi jiwa adalah bahwa jiwa dapat

diobati sebagaimana tubuh dapat diobati. Pengobatan penyakit jiwa dapat

dilakukan dengan terlebih dahulu dengan mendiagnosis jenis penyakit

dan sebab-sebabnya. Al-Ghazali menegaskan bahwa ketaatan

merupakan obat, sedangkan kemaksiatan merupakan racun yang

berpengaruh terhadap hati atau jiwa. Al-ghazali mengatakan:

“Ketahuilah bahwa semua akhlak yang buruk disembuhkan dengan

ilmu dan amal. Penyembuhan tiap penyakit (jiwa) ialah dengan melawan

penyebabnya. Oleh karena itu, kita harus meneliti dulu sebab-sebabnya.

Dari pernyataan di atas, Al-Ghazali sangat menekankan bagaimana

ilmu dan amal sangat penting dalam penyembuhan jiwa. Ilmu dalam hal

ini berfungsi untuk mengetahui sebab dan akibat suatu penyakit jiwa.

Selanjutnya, setelah mengetahui penyebabnya, seseorang dapat

menghilangkan penyebabnya, seseorang dapat menghilangkan

penyebabnya dan melakukan perbuatan (amal) yang dianggap sebagai

lawan dari sifat jelek yang muncul. Amal dilakukan harus berdasarkan

syariat (Sholihin, 2003: 188).

Beberapa metode pendidikan moral menurut Abdurrahman an Nahlawi

adalah :

a. Metode Hiwar (percakapan)

Page 38: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

24

Hiwar adalah percakapan silih berganti antara dua pihak atau

melalui tanya jawab mengenai suatu topik atau melalui tanya jawab.

b. Metode kisah

Kisah mempunyai fungsi edukatif yang tidak dapat diganti dengan

bentuk penyampaian selain bahasa.

c. Metode Amtsal (perumpamaan)

Perumpamaan-perumpamaan yang terdapat dalam al-qur’an

mempunyai beberapa makna antara lain :

1) Merupakan sesuatu sifat manusia dengan perumpamaan yang lain.

2) Mengungkapkan sesuatu keadaan dengan keadaan yang lain yang

memiliki kesamaan untuk menandaskan peristiwa.

d. Metode teladan

Anak memandang orang tua sebagai teladan utama bagi mereka. Ia

akan meniru jejak dan semua gerak gerik orang tuanya.

e. Metode pembiasaan diri dan pengalaman

Metode pembiasaan diri dan pengalaman ini penting untuk

diterapkan, karena pembentukan moral anak tidaklah cukup nyata dan

pembiasaan diri sejak usia dini. Untuk terbiasa hidup teratur, disiplin

dan sebagainya.

f. Metode pengambilan pelajaran dan peringatan

Pendidikan yang dilakukan jika anak tidak mengetahui akibat

positif atau negatif maka pendidikan kurang bermakna. Anak jika

Page 39: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

25

mengerjakan kebaikan maka akan merasa senang dan anak yang

melakukan kejelekan pasti akan merasa sedih.

g. Metode targhib dan tarhid

Dengan metode ini kebaikan dan keburukan yang disampaikan

kepada seseorang dapat mempengaruhi dirinya agar terdorong untuk

berbuat baik.

Sedangkan menurut Muhammad Quthb, metode dalam

pembentukan moral sebagai berikut:

a. Metode nasihat

Metode nasihat adalah memberikan masukan kepada anak

mana yang baik dan mana yang buruk. Jika anak membuat

kesalahan orang tua akan memberikan peringatan agar anak tidak

salah menentukan sikap.

b. Metode hukuman

Metode hukuman adalah pemberian hukuman pada anak

apabila anak melakukan kesalahan dengan tujuan anak tidak

melakukan kesalahan lagi (IAIN Walisongo, 2004: 126).

Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada pendidikan moral anak

pada keluarga broken home meskipun orang tua tunggal dalam pembentukan

moral anak, melalui keteladanan dan pembiasaan dari orang tua sehingga akan

diterapkan dalam kehidupannya yang diimbangi dengan beberapa metode

Page 40: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

26

yang sangat membantu orang tua untuk lebih memperhatikan pendidikan

moral anak.

4. Tahapan Perkembangan pendidikan moral

Tahap perkembangan moral pada awal masa anak-anak masih dalam

tingkat rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak

belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-

prinsip abstrak tentang benar dan salah. Ia juga tidak mempunyai dorongan

untuk mengikuti peraturan-peratuan karena tidak mengerti manfaatnya

sebagai anggota kelompok sosial. (Hurlock, 1996: 123).

Tahapan perkembangan moral pada anak-anak sebagai berikut: Masa

kanak-kanak (usia 6-12 tahun), tanda-tandanya sebagai berikut:

1) Sikap keagamaan rendah meskipun banyak bertanya

2) Pandangan ketuhanan yang dipersonifikasikan

3) Penghayatan secara rohaniah masih belum mendalam meskipun mereka

salah melakukan atau partisipasi dalam berbagai kegatan ritual (Ahmad

susanto:69).

Menurut Piaget perkembangan moral dibagi menjadi 4, sebagai

berikut:

1) Pada tahap I (motor activity)

Pada anak sekitar usia 1 sampai 2 tahun, pelaksanaan peraturan

masih bersifat motor activity, belum ada kesadaran akan adanya

Page 41: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

27

peraturan. Semua geraknya masih belum dibimbing oleh pikiran

tentang adanya peraturan yang harus ditaati.

2) Pada tahap II (egosentrik)

Pada usia sekitar 2 sampai 6 tahun, sudah mulai ada kesadaran akan

adanya peraturan, namun menganggap peraturan itu bersifat suci, tidak

boleh diganggu gugat oleh siapapun, mengubah peraturan merupakan

kesalahan besar. Dalam pelaksanaan peraturan mereka ini masih

bersifat egosentrik, berpusat pada dirinya.

3) Pada tahap III (kooperatif awal)

Pada usia sekitar 7 sampai 10 tahun kemampuan berpikir anak

sudah mulai bersifat sebagai aktivitas social, sifat egosentrik sudah

mulai ditinggalkan. Dalam tahap ini sudah ada keinginan yang kuat

untuk memahami peraturan, dan setia mengikuti peraturan tersebut.

4) Pada tahap IV (kodifikasi peraturan)

Pada usia sekitar 11 sampai 12 tahun yang kemampuan berpikir

anak sudah mulai berkembang. Sudah ada kemampuan untuk berpikir

abstrak, sudah adanya kesadaran bahwa peraturan merupakan hasil

kesepakatan bersama. Tahap ini merupakan tahap kodifikasi atau tahap

pemantapan peratuan (Daryono. 1998: 15-17).

5. Karakteristik anak dalam setiap fase perkembangan

Menurut Zakiyah Daradjat dalam ilmu jiwa agama, perkembangan anak

sebagai berikut:

Page 42: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

28

a. Usia Kanak-kanak (0 - 6 tahun)

Pendidikan keagamaan dan kepribadian sudah mulai sejak anak dalam

kandungan, apa yang dilakukan oleh ibu ketika mengandung dapat

mempengaruhi perkembangan jiwa anak yang akan lahir. Perkembangan

moral anak sebelum sekolah terjadi secara tidak formal dalam keluarga,

setiap perbuatan yang ada di depannya sebagai bahan ajar anak. Perbuatan

yang ada di lingkungan anak secara terus-menerus itu akan menjadikan

anak semakin dapat meniru perbuatan yang diciptakan oleh ayah maupun

ibu, sehingga anak tidak akan jauh dari perbuatan sehari-hari yang

dilakukan orang tua dalam lingkungan keluarga. Orang tua harus hati-hati

dalam bersikap di depan anak karena ke mana arah sikap moral anak

ditentukan pada sikap moral lingkungan keluarga.

b. Usia Anak-anak/ masa Tamziy (6 – 12 tahun)

Pada fase ini anak sudah masuk sekolah dasar dengan membawa bekal

agama dan moral dalam dirinya yang dia dapat dari orang tuanya dan

gurunya di taman kanak-kanak. Jika didikan agama dan moral anak yang

diperoleh dari orang tua di rumah sejalan dengan dengan guru di taman

kanak-kanak, maka anak saat masuk sekolah dasar sudah membawa

moral yang serasi tapi kalau berbeda maka anak akan merasa bingung dan

tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Semakin besar anak

akan semakin bertambah fungsi agama bagi anak seperti ketika anak

berumur 10 tahun ke atas maka agama memiliki fungsi moral dan sosial

Page 43: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

29

bagi anak. Di fase ini anak sudah mulai mampu membedakan baik dan

buruk berdasarkan nalarnya sendiri sehingga di fase inilah kita sudah

mulai mempertegas pendidikan pokok syariat.

c. Usia Remaja/ masa Amrad (13 – 16 tahun)

Fase ini adalah fase dimana anak mulai mengembangkan potensi

dirinya guna mencapai kedewasaan dan memiliki kemampuan

bertanggung jawab secara penuh. Dalam islam, fase ini juga merupakan

fase dimana anak mencapai aqil baligh sehingga sudah semakin pandai

menggunakan akalnya secara penuh. Salah satu yang menjadi tuntutan

bagi anak kemudian adalah kepandaiannya dalam mengatur harta yang

dimulai dengan kemampuan mengatur anggaran untuk dirinya sendiri.

d. Usia Dewasa/ masa taklif (17 – 21 tahun)

Pada masa ini anak seharusnya sudah sampai pada titik bernama taklif

atau bertanggung jawab. Bagi lelaki setidaknya fase ini paling lambat

dicapai di usia 18 tahun dan bagi anak perempuan paling lambat dicapai

di usia 17 tahun. Tanggung jawab yang dimaksud selain pada diri sendiri

juga tanggung jawab terhadap keluarga, masyarakat sekitar dan

masyarakat secara keseluruhan.

Batas perkembangan moral anak dalam tahapan sebenarnya tidak

tajam, masa remaja akhir ini dapat dikatakan anak pada masa ini

dikatakan sempurna dari segi jasmani dan kecerdasan termasuk moral

Page 44: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

30

pada anak sudah terbentuk menjadi karakter yang kuat (Daradjat,

1993:109).

Dalam penelitian ini difokuskan pada ada fase perkembangan anak/

masa tamziy usia 6-12 tahun ketika sifat individu dan sifat lingkungan

menentukan tingkah laku anak sehingga anak akan mencerminkan kondisi

moral dalam dirinya.

B. Keluarga Broken Home

1. Pengertian Keluarga Broken Home

Menurut bahasa, keluarga adalah dua orang lebih yang terhubung

melalui ikatan perkawinan atau ikatan darah yang biasanya memelihara

tempat tinggal yang sama (Tarsito, 1986: 264).

Keluarga adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mempunyai

hubungan melalui ikatan pernikahan, hubungan kelahiran, adopsi atau

ikatan darah yang biyasanya memiliki tempat tinggal yang sama

(Fatchurrohman, 2012: 28).

Ingatlah bahwa “keluarga” adalah tanggung jawab bersama, apalagi

sebagai pemimpin di dalam keluarga maka salah satu tanggung jawab

utama disamping mencari nafkah adalah juga “mendidik anak”. Bekerja

penting tapi memperhatikan keluarga, membimbing anak, mendidik anak

juga penting. Apalagi jika seorang suami mengingat amanah yang telah

Page 45: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

31

diberikan Allah SWT kepadanya sebagi pemimpin bagi keluarga,

sebagaimna ayat berikut: QS. At-Tahrim:6

ا الر الحجازة يا أي ا الاض قد ليكن ازا أ فسكن يي آها قا أ

يفعلى ن ها أهس ا هالئكة غالظ شداد ال يعصى الل علي

ها يؤهسى

Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, peliharah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,

yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan

apa yang telah diperintahkan.” (Amin, 2003: 63-64).

Dalam seluruh rentang usianya, manusia membutuhkan nikmat yang

sedemikian itu, seorang anak bisa tumbuh berkembang dengan baik hanya

dalam keluarga. Tanpa keluarga, niscaya pertumbuhannya akan terhambat

dan jalan kehidupannya akan menyimpang. Kebutuhan seorang anak

terhadap ibu dan bapak adalah dasar yang tidak bisa digantikan oleh

institusi atau lembaga lain. Demikian pula, ketika orang telah memasuki

usia remaja, dewasa atau paruh baya. Fitrah dirinya membutuhkan

naungan yang hanya bisa ditemukan dalam keluarga dan tidak bisa

digantikan oleh yang lain. Dengan demikian, manusia senantiasa

membutuhkan perlindungan keluarga, selalu haus akan rasa kasih sayang

dan suasana hati yang tumbuh disana.

Page 46: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

32

Sedangkan pengertian Broken home sendiri, Kata broken home berasal

dari dua kata yaitu broken dan home. Broken berasal dari kata break

yang berarti keretakan, sedangkan home mempunyai arti rumah atau

rumah tangga (Hasan Shadily, 1996:81). Jadi broke home adalah keluarga

atau rumah tangga yang retak. Hal ini dapat disebut juga istilah atau krisis

rumah tangga.

Menurut (Jihn M. Echolis 2000: 80) secara etimologi broken home

diartikan sebagai keluarga yang retak. Jadi broken home adalah kondisi

hilangnya perhatian keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua

yang disebabkan oleh beberapa hal, biasanya karena perceraian, sehingga

anak hanya tinggal bersama satu orang tua kandung.

(http://problematikainteraksianakkeluargabrokenhomepdf/:30mei2017:19.

00).

Keluarga broken home biasanya karena faktor perceraian. Keadaan

bertambah buruk, jika setelah bercerai, kemudian menikah lagi dengan

pasangan yang lain, yang terkadang orang tersebut tidak sesuai dengan

anak, karena anak tidak mudah meminta orang baru dikehidupannya,

maka anak-anak pada umumnya akan mudah memberontak dan melarikan

diri dari rumah kemudian menjadi gelandangan.

Allah SWT yang Maha Bijaksana mengakui perceraian setelah

memagarinya dengan batasan-batasan yang ketat, demi melindungi

keluarga dari penggunaan prinsip tersebut secara semena-mena dan

Page 47: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

33

menjaga hak-hak isteri dan anak-anaknya dari permainan laki-laki yang

tidak bertanggung jawab. Allah memperbolehkan perceraian setelah

semua kesempatan untuk berdamai telah habis dan tidak ada lagi harapan

untuk bersatu kembali sebagai pasangan suami isteri, sedangkan semua

solusi yang ditawarkan untuk membuat pasangan suami isteri kembali

bersatu, saling mencintai dan saling memahami tidak menuai hasil. Allah

SWT tidak membiarkan pasangan sumi isteri yang bercerai itu tenggelam

dalam pertarungan batin, Allah Swt menghibur jiwa-jiwa yang terluka itu

dengan memberinya harapan, melalui firman-Nya dalam QS. An Nisa:

130:

اسعا كاى الل كال هي سعت إى يتفسقا يغي الل

حكيوا

Artinya: “Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan

kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya. Dan

adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana”

(Faqi, 2011: 69-70).

Perceraian adalah salah satu faktor yang menyebabkan anak

memiliki akhlak dan perangai yang tidak baik, tidak mengikuti perintah

Allah swt, dan tidak menjauhi larangan-Nya. (Ulwan, 2009:194).

2. Faktor penyebab keluarga menjadi broken home

Dalam broken home pada prinsipnya struktur keluarga tersebut

sudah tidak lengkap lagi yang disebabkan adanya hal-hal:

Page 48: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

34

a. Perceraian orang tua

b. Salah satu kedua orang tua atau kedua-duanya meninggal dunia

c. Salah satu kedua orang tua atau keduanya “tidak hadir” secara lengkap

dalam tenggang waktu yang cukup lama (Sudarsono, 1245-126).

Pada pembahasan ini, penulis memfokuskan keluarga broken

home terhadap pasangan yang bercerai. Diantara penyebab utama yang

menyebabkan penyimpangan pada diri anak pada umumnya adalah

kondisi perceraian yang menyebabkan sang anak melarikan diri dari

rumah, dan kemudian menyebabkan sebuah keluarga berpisah dan

terpecah belah.

Keluarga broken home akibat perceraian adalah keluarga yang

bercerai atau terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan

memutuskan untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti

melakukan kewajibannya sebagai suami-istri. Perceraian ini disahkan

secara hukum baik oleh Pengadilan Agama bagi yang beragama Islam

atau Pengadilan Negeri bagi non Islam. Perceraian terjadi karena

beberapa alasan, yaitu pertama,

a. Pasangan sering mengabaikan kewajiban terhadap rumah tangga

dan anak, seperti jarang pulang, tidak ada kepastian waktu berada di

rumah, serta tidak adanya kedekatan emosional dengan anak dan

pasangan.

Page 49: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

35

b. Kedua, masalah keuangan, tidak cukupnya penghasilan yang

diterima untuk menghidupi keluarga dan kebutuhan rumah tangga.

c. Ketiga, adanya penyiksaan fisik terhadap pasangan dan sering

berteriak serta mengeluarkan kata-kata kasar dan menyakitkan.

d. Dan keempat, tidak setia, seperti punya kekasih lain, dan sering

berzina dengan orang lain (http://sosiologi.Fisid.uns.ac.id/online-

jurnal/: dikutip pada tanggal 31 Mei 2017. 13.00).

3. Dampak terhahap anak keluarga broken home

Perspepsi anak, orang tua adalah segalanya. Dari orang tualah

anak belajar arti kebersamaan. Arti saling menolong dan juga arti

berbagi. Akan tetapi, mana kala orang tuanya bercerai, maka persepsi

yang sudah terbangun selama ini akan hancur dengan sendirinya.

Anak yang orang tuanya bercerai, kepercayaan dirinya

terganggu. Ia merasa seperti kehilangan sesuatu yang amat berharga

dalam hidupnya. Karena itu, jangan heran jika dikemudian hari ia

tumbuh menjadi pribadi yang sensitif. Sensitivitas inilah yang

memunculkan sikap-sikap perlawanan atau kedurhakaan anak kepada

orang tuanya (Baiquni. 2016: 114)

Kondisi keluarga broken home yang mengalami perceraian

dapat menyebabkan anak mengalami tekanan jiwa, pola perilaku anak

kurang tertata dengan baik, emosi tidak terkontrol, dan lebih senang

menyendiri. Salah satu dampak yang menonjol akibat broken home

Page 50: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

36

yaitu anak mempunyai kepribadian yang menyimpang. Hal itu

mengakibatkan anak sulit untuk bersosialisasi dalam memilih teman di

dalam masyarakat.

Fenomena yang sering ditemui dalam masyarakat saat ini ialah

sebagian orang tua secara sengaja mengajak anak untuk berlaku

durhaka kepada salah satu dari mereka. Misalnya, dalam sebuah

perceraian, anak ikut suami, maka terkadang suami mengajak anak

membenci ibunya, memeritahkan ia untuk tidak menyambung

silaturrahmi dan tidak mendengarkan perkataan ibunya (Baiquni,

2016: 115).

Page 51: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research)

dengan Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif. Untuk jenis penelitian, peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang jenis datanya

kualitatif, berupa pernyataan, kalimat, dan dokumen. Metode yang digunakan

adalah metode penelitian lapangan (field research), yaitu sebuah penelitian

yang sumber data dan proses penelitiannya menggunakan kancah atau lokasi

tertentu.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu

penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian

yang terjadi pada saat sekarang. Sedangkan penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dll. Secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2009: 6).

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan tentang

segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan. Adapun kegiatan yang

Page 52: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

38

dimaksud adalah pendidikan moral anak pada keluarga broken home di Desa

Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh,

Kabupaten Kendal.

C. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari

mana dapat diperoleh.

1. Sumber data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh lagsung di lapangan oleh

peneliti sebagai obyek penulisan (Umar, 2003: 56). Dalam penelitian ini data

primernya orang tua.

2. Sumber data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada kepada peneliti (Sugiyono, 2005:52). Sumber data

lain yang digunakan penulis dalam peneliti ini berupa buku-buku yang

berhubungan dengan permasalahan yang menjadi pokok bahasan peneliti ini.

Page 53: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

39

D. Prosedur Pengumpulan data

Dalam peneliti ini, untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis

melakukan.

1. Observasi

Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang biasa disebut dengan

pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi dapat dilakukan melalui

penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Observasi dapat

dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara

(Arikunto, 1998: 146-147). Dalam penelitian ini, penulis melakukan

kegiatan pengamatan terhadap pola asuh orang tua dalam memberikan

pendidikan moral anak yang latar belakang keluarganya broken home.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si pewawancara atau

penanya (penulis) dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan

alat yang dinamakan interview guide/ panduan wawancara (Nazir, 1985:

234). Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang,

misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang

tua, pendidikan, perhatian, dan sikap terhadap sesuatu (Arikunto, 1998: 145).

Adapun jenis wawancara yang digunakan penulis dalam meneliti orang

tua yang mendidik anak pada keluarga broken home adalah wawancara

Page 54: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

40

langsung yaitu wawancara yang dilakukan dengan cara face to face artinya

peneliti (pewawancara) berhadapan langsung dengan 6 responden untuk

menanyakan secara lisan hal-hal yang ingin diketahuinya dan responden

memberikan jawaban secara lisan pula. Permasalahan yang akan diteliti

seputar pendidikan moral anak pada keluarga broken home. Sedangkan

objek yang akan peneliti wawancarai adalah orang tua.

3. Dokumentasi

Dokumentasi, asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis.

Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-

benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,

notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Dalam pengertian yang lebih

luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa

benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol (Arikunto,

1998: 149-150). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

gambaran umum pendidikan moral anak pada keluarga broken home di desa

Pucangrejo, kecamatan Gemuh, kabupaten Kendal.

E. Analisis Data

Disesuaikan dengan jenis data yang ada, dalam penelitian ini terdapat

beberapa jenis data yang dapat diperoleh dengan prosedur pengumpulan data.

Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) jenis prosedur pengumpulan data seperti

yang dijelaskan di atas, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Page 55: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

41

Berdasarkan prosedur pengumpulan data tersebut, kemudian hasil data yang

diperoleh dianalisis sesuai dengan metodenya masing-masing.

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009:

248).

Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagaiberikut:

1. Reduksi data (Data reduction)

Reduksi data dilakukan untuk memfokuskan data pada hal-hal yang

penting dari sekian banyak data yang diperoleh dari data hasil observasi,

wawancara, dan catatan lapangan yang tidak terpola. Langkah ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data (Data display)

Setelah data direduksi maka data yang diperoleh didisplay, yakni dengan

menyajikan sekumpulan data dan informasi yang sudah tersusun dan

memungkinkan untuk diambil sebuah kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing /Verification)

Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada data informasi yang

tersusun pada bentuk yang terpola pada penyajian data.

Page 56: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

42

Melalui informasi tersebut peneliti dapat melihat dan menentukan

kesimpulan yang benar mengenai objek penelitian karena penarikan

kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari objek

penelitian (Sugiyono, 2010: 336-337).

F. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data agar data yang telah dikumpulkan akurat dan

valid, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber

lainnya (Moleong, 2009: 330).

G. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan

a. Mengajukan judul penelitian.

b. Menyusun proposal penelitian.

c. Konsultasi penelitian kepada pembimbing.

2. Tahap pekerjaan lapangan

a. Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian.

b. Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian.

Page 57: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

43

c. Pencatatan data yang telah dikumpulkan.

3. Tahap analisa data

a. Penemuan hal-hal penting dari data penelitian.

b. Pengecekan keabsahan data.

4. Tahap laporan penelitian

a. Penulisan hasil penelitian.

b. Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing.

c. Perbaikan hasil konsultasi

d. Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian.

e. Ujian munaqosah skripsi.

Page 58: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

44

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Paparan Data

1. Letak dan Keadaan Geografis

Desa Pucangrejo memiliki Luas wilayah 319,280000 Ha, daerah yang

sangat cocok untuk profesi pertanian ini dipadati oleh jumlah penduduk

sebanyak 4.483, penduduk dengan rincian laki-laki 2.111 orang dan

perempuan 2.372 orang yang menetap di 6 dusun dengan jumlah kepala

keluarga 1.502. Untuk batas wilayah desa Pucangrejo, kecamatan Gemuh,

Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Desa Sukodadi Kec. Kangkung

b. Sebelah selatan : Desa Jenarsari Kec. Gemuh

c. Sebelah timur : Desa Poncorejo, Lumansari, Johorejo

d. Sebelah barat : Desa Wonotenggang Kec. Rowosari

Page 59: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

45

2. Struktur Organisasi Desa Pucangrejo

Bagan Organisasi dan tata kerja pemerintahan Desa Pucangrejo, Kec.

Gemuh Kab. Kendal adalah sebagai berikut:

KAUR UMUM & TU

MASYHUDI

SEKRETARIS DESA

SHODIQ

KEPALA DESA

AGUS RIYANTO

KAUR PERENCANAAN

MUKHAROR

KASI PELAYAN

ABDUL CHOLIQ

KASI KESEHATAN

ASMUNI

KASI PEMERINTAHAN

KAMSANI

KAUR KEUANGAN

POERWADI

KADUS II

NANANG

KADUS V

SANTOSO

KADUS IV

SUUDI

KADUS III

MUSLIH

KADUS I

ZUHRON

KADUS VI

BADRU

Page 60: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

46

Keterangan:

: Garis komando

----------- : Garis Koordinasi

Kadus I : Bugel Wetan

Kadus II : Bugel Kulon

Kadus III : Nampuroto

Kadus IV : Selotugu

Kadus V : Rancang

Kadus VI : Damarsari

3. Keadaan penduduk

Adapun keadaan penduduk Desa Pucangrejo Kec. Gemh Kab. Kendal

dapat dilihat dari data Demografi pada bulan Januari 2017 dibawah ini

berdasarkan table-tabel klasifikasi berikut ini:

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Menurut Usia

No

Kelompok Umur

(Tahun)

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 0<6 344 330 674

2 7-12 192 191 383

3 13-18 205 194 399

4 19-25 233 263 496

Page 61: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

47

5 26-40 608 612 1.220

6 41-55 207 439 646

7 56-65 179 156 335

8 65-75 119 148 267

9 >75 24 39 63

JUMLAH 2.111 2.372 4.483

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Kelompok Agama Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Islam 2.110 2.370 4.480

2 Kristen 1 2 3

3 Katolik - - -

4 Hindu - - -

5 Budha - - -

6 Khonghucu - - -

JUMLAH 2.111 2.372 4.483

Page 62: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

48

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

No Jenis Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Tidak Sekolah 99 106 205

2 TK/ Play Group 52 55 107

3 Belum Tamat SD 217 228 445

4 Tidak Tamat SD 138 150 288

5 Tamat SD 804 922 1.726

6 Tamat SLTP 459 487 946

7 Tamat SLTA 330 255 585

8

Tamat akademik/

Diploma

20 19 39

9 Sarjana ke atas 71 71 142

JUMLAH 2.190 2.293 4.483

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 PNS 29 22 51

2 TNI - - -

3 Polri - - -

Page 63: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

49

4 Pegawai Swasta 554 425 979

5 Pensiun 57 49 106

6 Pengusaha 31 28 59

7 Buruh Bangunan 68 - 68

8 Buruh Industri 56 43 99

9 Buruh Tani 42 38 80

10 Petani 639 649 1.288

11 Peternak 2 - 2

12 Nelayan 1 - 1

13 Lain-Lain 462 569 1.031

JUMLAH 1.941 1.823 3.764

Tabel 4.5

Jumlah Kepala Keluarga

No Uraian Laki-Laki Perempuan Jumlah

1

Jumlah Kepala

keluarga

1.240 281 1.521

2

Keluarga yang sudah

mempunyai KK

2.326 2.405 4.731

3

Keluarga yang belum

mempunyai KK

- - -

Page 64: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

50

Tabel 4.6

Jumlah Keluarga Broken Home

No Nama Dusun Jumlah Keluarga Broken Home

1 Bugel Wetan 4

2 Bugel Kulon 3

3 Nampuroto 2

4 Selotugu 3

5 Rancang 3

6 Damarsari 3

JUMLAH 18

B. Analisis Data

Dari berbagai keluarga broken home yang berada di Ds. Pucangrejo Kec.

Gemuh Kab. Kendal sejak bulan januari 2017 adalah 18 orang, dan penulis

melakukan penelitian kepada 6 responden yang sesuai dengan kriteria terhadap

penelitiannya. yaitu orang tua yang memberikan pendidikan moral kepada anak

usia 6-12 tahun/ bisa disebut fase tamziy, dimana pada fase ini anak sudah mulai

mampu membedakan baik dan buruk berdasarkan nalarnya sendiri.

Jadi daftar subyek penelitian yang berhasil untuk di teliti adalah sebagai berikut

dengan tanpa nama asli (nama di inisialkan) sebagai bentuk penghormatan peneliti

Page 65: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

51

terhadap subyek penelitian. Adapun daftar subyek penelitian yang memenuhi

untuk di teliti adalah:

Tabel 4.7

Daftar Responden

No Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan

1 HI 42 Tahun Laki-Laki Petani

2 JR 38 Tahun Laki-Laki Buruh Bangunan

3 KK 27 Tahun Perempuan Karyawan Swasta

4 DY 40 Tahun Laki-Laki Buruh Tani

5 SD 50 Tahun Laki-Laki Petani

6 JD 45 Tahun Laki-Laki Karyawan Swasta

1. Gambaran pendidikan moral anak dalam keluarga broken home

Kumpulan data yang peneliti analisa dalam skripsi ini dari hasil wawancara

salah satu orang tua yang mendidik morak anak dalam keluarga broken home yang

sesuai dengan ciri-ciri yang dapat dijadikan subyek penelitian/ responden,

dilengkapi dengan data demografi dan geografi yang ada. Mengacu pada fokus

penelitian dalam skripsi ini, maka peneliti akan menganalisa dan menyajikannya

secara sistematis tentang pendidikan moral anak pada keluarga broken home.

Page 66: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

52

Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi ke keluarga broken

home di Ds. Pucangrejo Kec. Gemuh Kab. Kendal. Peneliti menemukan

pendidikan moral anak pada keluarga broken home sebagai berikut:

a. Pola pendidikan moral anak pada keluarga broken home Pola asuh orang tua

terhadap pendidikan moral anak dalam keluarga broken home

Di dalam pola pendidikan terdapat pola asuh orang tua dalam

mendidik moral anak-anaknya. Pola asuh adalah cara terbaik dalam

mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.

Dimana tanggung jawab untuk mendidik anak ini merupakan tanggung

jawab primer. Karena anak adalah hasil dari buah kasih sayang yang diikat

dalam tali perkawinan antara suami istri dalam satu keluarga. Keluarga

adalah satu elemen terkecil dalam masyarakat yang merupakan institusi

sosial terpenting dalam merupakan unit sosial yang utama melalui individu-

individu disiapkan nilai hidup dan kebuudayaan yang sama (Toha. 1996.:

109-110).

Menurut Kohn (1971), pola asuh orang tua terhadap anak baik secara

langsung seperti bentuk asuhan orang tua yang berkaitan pembentukan

kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang dilakukan secara sengaja

berupa perintah, larangan, hukuman maupun pemberian hadiah sebagai alat

pendidikan. Sedangkan secara tidak langsung seperti kehidupan sehari-hari

baik tutur tata sampai kepada adat kebiasaan dan pola hidup (Toha, 1996:

109-110).

Page 67: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

53

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti pada

subyek penelitian hampir semua subyek penelitian memberikan cara pola

asuh dengan materi pendidikan moral anak pada keluarga broken home

adalah :

1) Metode teladan

Para responden lebih sering menggunakan metode teladan karena

metode ini dianggap paling bisa membawa anak mereka untuk

memahami pendidikan moral yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

Fase anak-anak pada tahap ini masih tergolong meniru maka dari itu

orang tua menggunakan metode ini agar anak meniru perilaku yang

positif yang diberikan orang tua.

“Pemberian pendidikan moral dalam rumah membiasakan anak

meniru perilaku baik dari saya, misalnya dalam hal disiplin, selalu

mendampingi ketika HIF belajar malam hari sehingga tidak merasa

bosan, dan membiasakan berbicara kepada saya/ orang yang lebih tua

dengan bahasa karma, bahkan HIF mengajarkan bahasa krama

dengan teman-temannya, Alhamdulillah sejauh ini HIF patuh tanpa

ada kata tidak setuju” (KK, 16-05-2017).

“Pendidikan moral yang paling utama adalah di lingkungan

keluarga, saya semaksimal mungkin setiap hari memberikan

keteladanan yang baik agar AA senang dan semangat dalam

melaksanakan tanpa adanya paksaan dan beban, dan menampilkan

sikap saya yang baik dengan demikian anak akan meniru sikap saya

serta untuk lingkungan yang tidak baik saya selalu mengontrol karena

kalau pendidikan itu tidak dimulai dari saya siapa lagi yang akan

mendidiknya, karena saya hanya tinggal berdua dengan AA” (DY, 17-

05-2017).

Page 68: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

54

2) Metode hiwar

Subyek penelitian menggunakan hiwar (percakapan), karena

responden menyadari perlunya komunikasi dan tukar pikiran dengan

bercerita kepada anak dalam kegiatan sehari-hari. Baik kegiatan di

sekolah mapun di lingkungan temannya. Sebagaimana hasil penelitian

berikut:

“Di lingkungan sekolah, anak cerita bahwa ada teman sekolah

yang mencela kepadanya, sebagai ibu saya memberi nasihat bahwa

kejahatan tidak harus dibalas sama yang terpenting sinok tidak

mencelanya dahulu, masih ada Allah yang nanti akan membalasnya”

(KK, 16-05-2017).

Melalui metode ini diharapkan anak lebih terbuka, tidak ada hal-hal

yang ditutupi dari orang tua dalam setiap kejadian yang dihadapi anak,

sehingga dari orang tua dapat memberi nasehat maupun penilaian

pesan moral dari perkembangan anaknya.

3) Metode pembiasan diri dan pengalaman

Responden membiasakan anak sejak kecil untuk mengerjakan

tugas-tugasnya, misalnya: sholat, berbicara dengan orang yang lebih

tua dengan bahasa krama, disiplin. Sebagaimana hasil wawancara

responden berikut ini:

“Saya menyadari bahwa pemberian moral kepada anak memang

tidak mudah dengan situasi orangtua yang tidak lengkap seperti

membalikkan telapak tangan, terkadang terjadi pertengkaran kecil

dengannya, namun semua masalah itu bisa diselesaikan dan diterima

dengan baik oleh anak, dengan cara pembiasaan, perkataan dan

teladan yang baik. saya selalu membiasakan anak dengan cara

Page 69: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

55

mengajaknya untuk berkomunikasi ketika ada masalah” (HI, 14-05-

2017).

“Pemberian pendidikan moral dalam rumah membiasakan anak

meniru perilaku baik dari saya, misalnya dalam hal disiplin, selalu

mendampingi ketika HIF belajar malam hari sehingga tidak merasa

bosan, dan membiasakan berbicara kepada saya/ orang yang lebih tua

dengan bahasa karma, bahkan HIF mengajarkan bahasa karma

dengan teman-temannya, Alhamdulillah sejauh ini HIF patuh tanpa

ada kata tidak setuju” (KK, 16-05-2017).

Pola asuh orang tua dalam pendikan moral anak dengan metode

pembiasaan diri dan pengalaman sangat sesuai dengan usia anak-anak

yang menuju pada fase remaja, karena pada dasarnya fase ini mereka

anak masih patuh terhadap peraturan orang tua sehingga untuk

pembentukan diri anak dalam hidupnya menjadi teratur, disiplin,

tolong menolong sesama manusia dalam kehidupan sosial.

4) Metode nasihat

Apabila anak dalam berperilaku menyimpang dari syari’at agama

Islam dan orang tua mengetahuinya maka sikap yang dilakukan

dengan nasihat tanpa harus bermain fisik, karena pada fase ini, anak-

anak diperlukan bimbingan dan arahan bukan perlakuan kasar.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh responden berikut ini:

“Apabila HIF tidak sesuai dengan perilaku terpuji, maka secara

langsung saya memberikan arahan dan nasihat bahwa apa yang telah

dilakukan HIF tidak baik” (KK, 16-05-2017).

Page 70: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

56

Metode nasihat diharapkan dapat dijadikan teladan yang baik dan

efek jera sehingga anak lebih berhati-hati dalam berperilaku dan

bertindak serta anak tidak akan mengulanginya kembali.

5) Metode hukuman

Apabila dalam menerapkan metode nasihat tidak terlaksana, maka

langkah terakhir dengan metode hukuman kepada anak. Tujuan

pemberian hukuman ini anak jera melakukan perbuatan menyimpang.

b. Faktor penghambat dalam pendidikan moral anak pada keluarga broken

home

Faktor penghambat pendidikan moral anak pada keluarga broken home

disebabkan dua faktor, yaitu faktor internal yang berupa anak malas belajar,

keinginan bermain yang berlebihan dan sikap melawan yang tidak ingin

dididik. Kemudian faktor eksternal yang berupa orang tua terlalu keras

dalam mendidik anak, terdapat banyak aturan dan permintaan dari orang tua,

hubungan yang kurang harmonis dengan anak, dan lemahnya ekonomi

dalam keluarga. Sehingga anak menjadi korban terhadap pendidikan yang

dilakukan oleh orang tua. Berdasarkan hasil temuan wawancara dan

responden yang dilakukan oleh peneliti.

1) Penghambat pendidikan moral dalam keluarga karena faktor anak

malas untuk belajar, sebagaimana yang diungkapkan DY sebagai

berikut:

Page 71: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

57

“Saya tidak pernah menginginkan keadaan seperti ini, karena saya

masih memikirkan anak. Namun keadaan yang membuat kata

berpisah, dan ternyata kedaan ini memberikan dampak terhadap AA,

dia menjadi penutup, jarang berbicara kalau tidak ditanya terlebih

dahulu, prestasi belajar menurun” (DY, 17-05-2017).

Selain responden AA, faktor penghambat pendidikan moral

dalam keluarga karena faktor karena anak malas untuk belajar. JD juga

berpendapat sebagaiman kutipannya:

“Saya sangat sedih dan menyanyangkan rumah tangga saya harus

berpisah dengan kata cerai, namun apalah daya inilah hidup yang

harus saya jalani. Kalaupun dipertahankan namun hanya salah pihak

hasilnya akan sia-sia dan nantinya juga akan ada kata bercerai. Awal

perceraian saya merasa terjadi dampak signifikan terhadap LL dan SR

dalam prestasi belajarnya menurun, selalu menanyakan kabar Ibunya

sedangkan dalam segi pendidikan moral, Alhamdulillah anak-anak

berperilaku sesuai pendidikan dalam agama Islam” (JD, 21-05-2017).

2) Penghambat pendidikan moral dalam keluarga karena perilaku

menyimpang anak, seperti yang di ungkapkan HI sebagai berikut

“HI menyadari bahwa ada perubahan yang terjadi dari perilaku SL,

berani mewarnai rambut, berbohong dengan bapaknya dan beratto di

bagian tangan (HI, 14-05-2017)”.

3) Penghambat pendidikan moral dalam keluarga karena faktor

kurangnya pemahaman dalam pendidikan agama Islam, hasil

wawancara dengan responden JR:

“Saya kurang adanya komunikasi dengan anak-anak dan lemahnya

pemahaman saya dengan agama, setelah mengetahui orangtuanya

berpisah, KM dan IN pikirannya kacau, jarang berbicara” (JR, 14-05-

2017).

Dari hasil wawancara di atas dapat terlihat sangat jelas bahwa faktor

penghambat pendidikan moral anak dalam keluarga broken home

adalah anak malas untuk belajar, perilaku menyimpang anak, dan

rendahnya dalam pendidikan agama Islam, sehingga bagi peneliti

Page 72: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

58

khususnya dan para pembaca untuk dapat mengoreksi dan memberikan

jalan keluar terhadap masalah keluarga broken home dalam pendidikan

moral anak.

4) Faktor pendukung dalam pendidikan moral anak pada keluarga broken

home

a) Sebagaimana ungkapan dari Ibu KK (27 tahun)

“Pemberian pendidikan moral dalam rumah membiasakan

anak meniru perilaku baik dari saya, misalnya dalam hal disiplin,

selalu mendampingi ketika HIF belajar malam hari sehingga tidak

merasa bosan, dan membiasakan berbicara kepada saya/ orang

yang lebih tua dengan bahasa krama, bahkan HIF mengajarkan

bahasa krama dengan teman-temannya, Alhamdulillah sejauh ini

HIF patuh tanpa ada kata tidak setuju” (KK, 16-05-2017).

Jadi faktor pendukung pendidikan moral anak pada keluarga

broken home terhadap HIF sangat baik bahkan membangun

meskipun dalam lingkungan orang tua yang tidak lengkap, dengan

dibiasakan perilaku yang diberikan dari Ibunya, sehingga HIF

meniru dan dapat berperilaku sesuai dengan syariat Islam bahkan

berbicara sopan kepada Ibu dan orang lain. Semua hal itu atas

usaha dan didikan dari Ibu KK, anaknya juga mengerti tentang

kondisi orang tua berpisah yang terpenting tidak menganggu

dalam segi perilaku moralnya.

b) Bapak DY (40 tahun)

“Pendidikan moral yang paling utama adalah di lingkungan

keluarga, saya semaksimal bahkan setiap hari memberikan

keteladanan yang baik agar DY senang dan semangat dalam

Page 73: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

59

melaksanakan tanpa adanya paksaan dan beban, dan

menampilkan sikap saya yang baik dengan demikian anak akan

meniru sikap saya serta untuk lingkungan yang tidak baik saya

selalu mengontrol karena kalau pendidikan itu tidak dimulai dari

saya siapa lagi yang akan mendidiknya, karena saya hanya

tinggal berdua dengan AA” (DY, 17-05-2017).

Untuk faktor pendukung pendidikan moral anak pada keluarga

broken home adalah dari segi orang tua yaitu Bapak DY dalam

mendidik anaknya setiap hari sejak usia dini, sehingga dari anak

berperilaku dengan mentaati norma-norma yang berlaku sesuai

hatinya tanpa adanya paksaan.

c) Bapak SD (50 tahun)

“Saya sangat responsive dalam pendidikan moral bagi anak-

anak, selain di lingkungan keluarga, saya memasukkan mereka ke

sekolah dan saya sangat mempercayakan ke pihak guru – guru

guna mencetak generasi muda yang bermoral. Setelah mereka

pulang sekolah, sorenya mereka berangkat madrasah diniyah

awaliyah (MDA) untuk belajar dalam bidang agama, karena saya

beranggapan tidak hanya cukup anak-anak menuntut ilmu dalam

bidang ilmu umum, mereka juga harus menuntut ilmu agama

yang merupakan dasar utama dalam berperilaku” (SD, 18-05-

2017).

Dalam hal ini faktor pendukungnya berasal dari usaha orang

tua untuk memberikan pendidikan yang tidak hanya anak belajar

di pendidikan formal anak juga perlu belajar di pendidikan non

formal, dengan harapan anak dapat berperilaku apa yang baik dan

buruk agar berguna bagi dirinya dan orang lain. Sehingga dari

anak akan berdampak pada pendidikan moralnya sesuai yang

diharapkan orang tua mencetak generasi muda yang bermoral,

Page 74: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

60

meskipun dengan salah satu orang tua yang berperan aktif dalam

pendidikannya.

c. Solusi yang ditemukan dalam pendidikan moral anak pada keluarga broken

home

1) Apabila anak malas untuk belajar maka langkah yang dilakukan

dengan mencoba berbicara secara langsung kepada anak dengan

menguatkan mentalnya, walaupun orang tua berpisah tidak tinggal satu

atap, akan tetapi anak masih tetap mempunyai sosok ayah dan ibu yang

tidak akan pernah tergantikan. sehingga dari langkah ini anak menjadi

sangat terbuka senang cerita apa yang dia rasakan dan rajin dalam

belajar serta hubungan orang tua dengan anak sangat dekat.

2) Perilaku menyimpang anak dalam pendidikan moralnya, maka solusi

sebagai orang tua secara tegas menasehatinya tanpa harus dengan

kekerasan sehingga anak menyesali perilakunya dan tidak

mengulanginya kembali serta sejak dini anak harus dibekali dengan

pendidikan agama.

3) Faktor rendahnya pemahaman agama orang tua dalam mendidik moral

anak, maka oramg tua tidak terlalu memberikan nasihat atau teladan,

yang terpenting hanya mengawasi perilakunya, memberikan nafkah

untuk makan dan pendidikan, jika periakunya menentang dan tidak

sesuai maka dengan teguran.

Page 75: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

61

Berdasarkan hasil dari proses wawancara dan observasi yang

dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Bapak HI (42 tahun)

Bapak HI merupakan orangtua tunggal dari SL (12 tahun) yang

bertempat tinggal di Dusun Nampuroto Desa Pucangrejo kec. Gemuh

kab. Kendal. Penyebab HI menjadi orang tua tunggal yang merawat SL

karena ketidaksetiaan seorang isteri ketika HI bekerja di luar kota untuk

menafkahi anak dan isterinya, mengetahui pasangannya menjalin

hubungan dengan orang lain, setelah HI pulang ke rumah, yang terjadi

rumah tangganya mengalami ketidakharmonisan dan pertengkaran yang

setiap hari terjadi sehingga HI memutuskan untuk mengakhiri dengan

kata perceraian tahun 2010 dan hak asuh anak jatuh kepada HI.

Menjadi orangtua tunggal bagi SL yang masih duduk di kelas 3

sekolah dasar tidak mudah, namun semaksimal mungkin HI berperan

ganda sebagai Bapak sekaligus Ibu bagi SL. Dalam pemberian

pendidikan moral kepada SL, HI memberikan contoh-contoh

keteladanan yang telah diatur dalam agama Islam, misalnya: akhlaqul

karimah dalam bersikap di lingkungan masyarakat, membiasakan

dalam berbicara menggunakan bahasa krama kepada orang yang lebih

tua darinya dan mencontoh suri tauladan nabi Muhammad Saw.

Sebagaimana ungkapan HI berikut:

Page 76: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

62

“Saya menyadari bahwa pemberian moral kepada anak memang

tidak mudah dengan situasi orang tua yang tidak lengkap seperti

membalikkan telapak tangan, terkadang terjadi pertengkaran kecil

dengannya, namun semua masalah itu bisa diselesaikan dan diterima

dengan baik oleh anak, dengan cara pembiasaan, perkataan dan

teladan yang baik. saya selalu membiasakan anak dengan cara

mengajaknya untuk berkomunikasi ketika ada masalah” (HI, 14-05-

2017).

Pendidikan moral harus seimbang di lingkungan sekolah dan

rumah, apabila hanya salah satu akan mengakibatkan kurangnya

pemahaman SL dalam bertingkah laku sehingga menjadi bebas dalam

bertindak tanpa mentaati tata cara yang baik sesuai dalam agama Islam.

Di lingkungan rumah ketika berhadapan dengan SL, HI bersikap

lembut sehingga apa yang HI berikan untuk kebaikannya dalam

pendidikan moral diterapkan olehnya. bersikap tegas dan menegur

apabila SL bersikap tidak sesuai dengan agama Islam, namun harus

pada taraf normal agar anak menjadi tidak semakin membantah. Dalam

memilih teman HI mempercayakan kepada SL, walaupun memberi

kepercayaan tetapi HI sering bertanya-tanya pada SL tentang sifat-sifat

teman bermainnya sehingga HI dapat memberikan arahan agar tidak

terjerumus perilaku tercela.

Setiap anak yang mengalami keluarga broken home menimbulkan

dampak negative terhadap pendidikan moralnya. HI menyadari hal itu,

misalnya setelah SL mengetahui bahwa Ibunya meninggalkan dia dan

bapaknnya, perilakunya menjadi pendiam, sangat membenci bahkan

tidak ingin bertemu kembali dengan Ibunya, namun HI memberi

Page 77: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

63

nasehat bahwa Ibu adalah ibu, soal orang tua bercerai urusan mereka,

selain itu SL berani mewarnai rambut, berbohong dengan bapaknya dan

beratto di bagian tangan, melihat perilaku anak menjadi nakal, sebagai

Bapak HI secara tegas menasehatinya tanpa harus dengan kekerasan

sehingga anak menyesali perilakunya dan tidak mengulanginya

kembali.

Orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang sholeh dan

sholehah salah satunya HI menginginkan hal itu, setelah SL lulus

sekolah dasar, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah pertama

dengan tujuan agar SL mendapat pendidikan moral selain di luar

lingkungan rumah dengan bimbingan seorang guru. Namun hanya

bertahan sampai kelas 1 dan memutuskan untuk keluar, kemudian HI

memasukkannya ke Pondok Pesantren, akan tetapi yang terjadi SL

hanya bertahan selama 6 bulan dengan alasan - alasan tertentu.

Sekarang SL hanya di rumah dengan pengawasan HI yang selalu

memantau dari segi pendidikan moralnya.

2) Bapak JR (38 tahun)

JR merupakan orang tua tunggal yang berumur 38 tahun dari kedua

anak-anakya KM (12 tahun) dan IN (11 tahun) karena sebuah

perceraian dengan istrinya pada tahun 2016. Sampai saat ini JR bekerja

sebagai buruh bangunan, hal ini lantas tidak membuat JR lupa pada

tugas utama untuk mendidik anak-anaknya. Ketika disinggung JR

Page 78: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

64

dapat mendidik anak-anaknya seorang diri tanpa adanya bantuan

seorang isteri, tentu ini bukan sebuah pilihan tetapi adalah sebuah

keadaan yang mengharuskan JR untuk menjadi bapak yang mandiri,

tegar dan pekerja keras.

Kondisi setelah perceraian, mengharuskan JR berperan ganda

sebagai bapak sekaligus ibu dalam pendidikan moral di lingkungan

rumah. Dalam pemberian pendidikan moral JR tidak sepenuhnya secara

intensif bahkan bisa dikatakan JR kurang dalam memberikannya karena

kurangnya waktu di dalam rumah dengan bekerja sebagai buruh

bangunan dan yang paling utama masalah dalam keluarganya, karena

untuk saat ini kedua anaknya sangat terpukul atas berpisahnya orang

tua sehingga mereka menyibukkan diri sendiri, yang terpenting anak-

anaknya sejauh ini tidak melakukan perilaku menyimpang dari syari’at

agama Islam. Seperti pernyataannya di bawah ini :

“Saya menyadari kurang adanya komunikasi dengan anak-anak dan

lemahnya pemahaman saya dengan agama, setelah mengetahui orang

tuanya berpisah, mereka pikirannya kacau, jarang berbicara sehingga

dari saya tidak terlalu memberikan nasihat atau teladan, yang

terpenting saya hanya mengawasi perilakunya, memberikan nafkah

untuk makan dan pendidikan, jika perilakunya menentang dan tidak

sesuai saya tegur mereka” (JR, 14-05-2017).

Dalam lingkungan sekolah JR mempercayakan pendidikan moral

anaknya pada pihak sekolah tetapi dalam dilingkungan rumah dan

bermain, JR hanya mengawasi dan meminta bantuan kepada ibunya

untuk mengawasi dan mengurusi mereka karena JR merasa repot kalau

Page 79: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

65

harus mengurus rumah dan mencari nafkah. Untuk lingkungan teman

bermainnya JR tidak membatasi, mereka bebas berteman dengan

siapapun yang terpenting tidak melakukan perilaku menyimpang.

Setiap perceraian pasti akan memberian dampak terhadap

psikologis anak. KM dan IN mengetahui bahwa orang tua tidak

lengkap, mereka merasa kurang adanya perhatian dan kasih sayang

yang diberikan, sehingga KM dan IN lebih sering keluar rumah dengan

bermain ke rumah teman-temannya. Sepertin ungkapan JR berikut ini:

“Sesudah saya berpisah dengan istri, dampak sangat besar terlihat

dari perilaku KM dan IN, prestasi mereka dalam belajar menurun,

sering malas-malasan dala belajar, sekarang menjadi pendiam dan

jarang di rumah, lebih sering keluar rumah” (JR, 14-05-2017).

3) Ibu KK (27 tahun)

KK merupakan orang tua tunggal yang berumur 27 tahun karena

perceraian dengan suaminya tahun 2012, sejak anak semata wayangnya

umur 3 tahun, JR sudah mengasuhnya yang sekarang menginjak umur

8 tahun duduk di sekolah dasar kelas dua.

Peran sebagai Ibu tunggal tidak akan bisa maksimal dalam

keikutsertaan dalam mendidik HIF terutama pada pendidikan moral

pada anaknya. Dalam hal pendidikan moral di lingkungan keluarga,

memberikan sistem anak meniru dan melihat dari perilaku ibunya.

Sebagaimana ungkapan dari JR:

“Pemberian pendidikan moral dalam rumah membiasakan anak

meniru perilaku baik dari saya, misalnya dalam hal disiplin, selalu

Page 80: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

66

mendampingi ketika HIF belajar malam hari sehingga tidak merasa

bosan, dan membiasakan berbicara kepada saya/ orang yang lebih tua

dengan bahasa krama, bahkan HIF mengajarkan bahasa krama

dengan teman-temannya, Alhamdulillah sejauh ini HIF patuh tanpa

ada kata tidak setuju” (KK, 16-05-2017).

Di lingkungan sekolah, ibu mempercayakan sepenuhnya kepada

pihak sekolah, sedangkan di lingkungan teman KK hanya

membolehkan HIF berteman kepada teman yang dekat dengan

rumahnya karena KK mengetahui latar belakang dari keluarganya.

Apabila HIF tidak sesuai dengan perilaku terpuji, maka secara langsung

KK memberikan arahan dan nasihat bahwa apa yang telah dilakukan

HIF tidak baik. Hubungan KK dan HIF sangat dekat, KK membiasakan

HIF untuk selalu menceritakan setelah pulang dari sekolah baik dalam

hal belajarnya, gurunya maupun temannya. Hal ini dapat dilihat pada

ungkapan KK berikut ini:

“Di lingkungan sekolah, anak cerita bahwa ada teman sekolah

yang mencelanya kepadanya, sebagai ibu saya memberi nasihat bahwa

kejahatan tidak harus dibalas sama yang terpenting sinok tidak

mencelanya dahulu, biar Allah yang membalasnya” (KK, 16-05-2017).

Terdapat dampak dari perceraian KK terhadap HIF, anak menjadi

minder, kurang percaya diri. Sebagaimana ungkapan dari KK:

“Anak pulang sekolah sesampai di rumah menangis, saya

menanyakannya, anak menjawab karena temannya mengejek dengan

kalimat „hasna tidak mempunyai bapak‟. Melihat hal ini saya sebagai

Ibu memberi pengarahan “sinok mempunyai bapak tetapi kita tidak

tinggal serumah. Ketika saya dan anak jalan-jalan, ditempat yang

sama HIF melihat ada anak seumurnya jalan bersama ayah dan

adeknya. Kemudian HIF bertanya kepada saya „dia mempunyai bapak

dan adik lengkap ya Bu, HIF kapan seperti mereka?‟ Saya menjawab:

Page 81: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

67

Ya nanti akan ada saatnya HIF mempunyai bapak dan adik” (KK, 16-

05-2017).

4) Bapak DY (40 tahun)

Bapak DY menjadi orang tua tunggal karena harus bercerai dengan

istrinya pada tahun 2016. Saat ini DY memiliki anak AA yang sudah

berumur 12 tahun. Ketika ditanya perasaan saat bercerai walaupun DY

seorang laki-laki tetapi DY juga mengaku sedih. Tetapi DY tidak

terpuruk karena DY harus tetap bekerja untuk memberikan nafkah

kepada anak dan membiayai dalam hal pendidikannya.

Dalam lingkungan keluarga DY mengaku memberikan pendidikan

moral agar RA menjadi anak yang bermoral, pemahaman DY dengan

memberikan keteladanan yang baik agar anak dapat mengambil sikap

positif dari DY, dan memberikan hukuman yang bersifat memberi

pelajaran sehingga anak tidak merasa didiskriminasi. Sebagaimana

kutipan dari DY:

“Pendidikan moral yang paling utama adalah di lingkungan

keluarga, saya semaksimal bahkan setiap hari memberikan

keteladanan yang baik agar AA senang dan semangat dalam

melaksanakan tanpa adanya paksaan dan beban, dan menampilkan

sikap saya yang baik dengan demikian anak akan meniru sikap saya

serta untuk lingkungan yang tidak baik saya selalu mengontrol karena

kalau pendidikan itu tidak dimulai dari saya siapa lagi yang akan

mendidiknya, karena saya hanya tinggal berdua dengan AA” (DY, 17-

05-2017).

Pendidikan di sekolah sangat penting, DY mempercayakan

sepenuhnya kepada pihak sekolah, karena pendidikan formal sebagai

Page 82: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

68

batu loncatan dari pendidikan di keluarga. DY sangat protektif dalam

perilaku anak dan memberikan secara intens agar anak berperilaku

sesuai amar ma‟ruf nahi mungkar. Dalam hal memilih teman DY tidak

pernah membatasi AA harus berteman dengan siapa, AA bebas

berteman dengan siapa saja yang terpenting AA bisa mengetahui mana

yang baik dan buruk. Tetapi kalau sampai ada hal yang menyimpang

maka DY langsung bertindak untuk memarahinya.

Perceraian selalu berakibat pada perilaku anak, DY sebenarnya

tidak menginginkan ini terjadi, akan tetapi semuanya telah terjadi dan

sudah garis ilahi berpisah dengan istri. Walaupun demikian DY harus

bangkit dari keterpurukan karena masih ada anak yang harus di rawat

dan bimbing. DY menyadari bahwa awal setelah orang tuanya berpisah

AA menjadi perempuan yang penutup, tidak suka berbagi cerita apa

yang AA rasakan kepada DY, prestasi belajar juga menjadi menurun.

Namun DY semaksimal mungkin memberikan pengertian.

Sebagaimana kutipan dari DY:

“Saya tidak pernah menginginkan keadaan seperti ini, karena saya

masih memikirkan anak. Namun keadaan yang membuat kata berpisah,

dan ternyata kedaan ini memberikan dampak terhadap AA, dia menjadi

penutup, jarang berbicara kalau tidak ditanya terlebih dahulu, prestasi

belajar menurun. Melihat hal seperti ini saya harus berpikir harus

secepatnya menyelesaikan masalah penting ini, saya mencoba

berbicara hanya berdua kepada AA, Alhamdulillah AA mengerti

keadaan ini. lambat laun AA menjadi sangat terbuka senang cerita apa

yang dia rasakan dan rajin dalam belajar serta hubungan saya dengan

anak sangat dekat” (DY, 17-05-2017).

Page 83: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

69

5) Bapak SD (50 tahun)

Menjadi bapak tunggal yang merawat dari ketiga anak-anaknya HM

(12 tahun), LA (9 tahun) dan BS (8 tahun) karena sebuah perceraian

tahun 2015. Kalau berbicara disaat SD bagaimana mendidik ketiga

anak tanpa bantuan adanya seorang istri, bisa dibayangkan anak-anak

masih seumur itu saya harus merawatnya seorang diri, namun hal ini

tidak membuat saya patah semangat, justru menjadi sebuah ambisi

semangat untuk bekerja keras dan merawat ketiga anak-anak.

Ungkapan dari SD:

“Ketika saya berangkat bertani ke sawah mengajak anak-anak,

walaupun disana mereka duduk manis atau bermain-main di sawah,

saya tetap mengawasinya. Terkadang kalau situasinya tidak

memungkinkan mereka untuk dibawa, saya titipkan ke tetangga rumah.

Alhamdulillah tetangga rumah senang dan memang menawarkan diri

lebih baik dititipkan disini saja dari pada di bawa ke sawah yang

panas” (SD, 18-05-2017).

Dalam mendidik moral dilingkungan keluarga tidak jauh berbeda

oleh responden yang lain, yaitu SD sebagai kepala keluarga

menampilkan keteladan yang baik kemudian anak-anak meniru

sehingga memberikan dampak positif dalam perilakunnya. Pendidikan

yang paling utama adalah di lingkungan keluarga, SD dalam mendidik

moral sangat mengayomi dan sejauh ini anak-anak menerima dengan

senang hati tanpa adanya suatu ketidaksetujuan. Apabila dalam

berperilaku HM, LA dan BS melanggar norma tidak sesuai dengan

Page 84: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

70

akhlaq terpuji, SD sebagai bapak tunggal yang berperan aktif dalam

pendidikan moral mereka langsung menegur bahkan memarahinya agar

anak jera dan tidak mengulanginya.

Pendidikan tidak cukup hanya di lingkungan keluarga, namun harus

diimbangi di sekolah formal, SD mempercayakan sepenuhnya bahwa

pendidikan di sekolah agar membentuk karakter yang bermoral

terhadap anak-anaknya. SD juga memasukkan ke sekolah madrasah

diniyah awaliyah. Sebagaimana ungkapan SD:

“Saya sangat responsive dalam pendidikan moral bagi anak-anak,

selain di lingkungan keluarga, saya memasukkan mereka ke sekolah

dan saya sangat mempercayakan ke pihak guru – guru guna mencetak

generasi muda yang bermoral. Setelah mereka pulang sekolah, sorenya

mereka berangkat madrasah diniyah awaliyah (MDA) untuk belajar

dalam bidang agama, karena saya beranggapan tidak hanya cukup

anak-anak menuntut ilmu dalam bidang ilmu umum, mereka juga harus

menuntut ilmu agama yang merupakan dasar utama dalam

berperilaku” (SD, 18-05-2017).

Setelah orang tuanya memutuskan bercerai, HM, LA dan BS

responnya sangat setuju karena mereka menganggap setelah ibunya

bekerja ke luar negeri sebagai TKW sudah tidak ada komunikasi

bahkan sudah tidak memperhatikan anak-anak baik dari segi kasih

sayang, perkembangan moralnya dan pendidikannya. Semua hal itu

ditanggung oleh SD sebagai kepala keluarga sehingga ketika

mendengar orangtuanya becerai, HM, LA dan BS senang bahkan

mendukung 100 % kepada SD. Hubungan anak-anak sangat dekat

dengan SD, sejauh ini mereka patuh apa yang diajarkan SD, dan tidak

Page 85: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

71

terdapat dampak negatif akibat perceraian orang tuanya karena sejak

awal mereka sangat mendukung keputusan SD untuk berpisah serta

mereka lebih senang diasuh olehnya tanpa rasa kesepian sosok seorang

Ibu.

Untuk pergaulan HM, LA dan BS di lingkungan dan sekolah, SD

hanya memonitoring teman-temannya, namun sejauh ini anak-anak

masih pada taraf wajar tidak pernah berperilaku menyimpang.

6) Bapak JD (45 tahun)

Bapak JD menjadi orang tua tunggal karena bercerai dengan

istrinya tahun 2014. JD dikarunia dua buah hati, yang pertama LL (12

tahun) dan SL (11 tahun) keduanya diasuh oleh JD. Sebelum perceraian

keadaan rumah sangat terurus karena ada sosok istri sebagai kepala

rumah tangga yang mengatur semua urusan keluarga dengan baik,

sedangkan JD hanya fokus pada tugasnya mencari nafkah.

Kondisi sesudah perceraian memaksa JD untuk berperan ganda

selain sebagai seorang ayah tetapi JD harus bisa juga sebagai seorang

ibu. Untuk pendidikan moral LL dan SR, JD mengaku dalam

lingkungan keluarga membiasakan sejak kecil dengan selalu berusaha

menciptakan kondisi yang membuat mereka bersedia mengikuti sikap

yang di lakukan oleh ayahnya tanpa ada paksaan.

Dalam lingkungan keluarga JD memberikan materi pendidikan

moral dengan selalu berbuat baik kepada siapapun, patuh kepada JD

Page 86: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

72

sebagai ayahnya, membiasakan sesudah sholat maghrib anak mengaji

bersama dengan didampingi JD. Sebagaimana ungkapan JD:

“Ditengah kesibukan saya bekerja untuk mencari nafkah untuk

anak-anak, namun saya sangat memperhatikan pendidikan moral dan

agama terhadap LL dan SL. Saya membiasakan mereka sesudah sholat

maghrib untuk mengaji bersama di rumah dengan bimbingan saya,

dilingkungan keluarga juga saya membiasakan mereka untuk berbicara

dengan bahasa krama bahkan di lingkungan masyarakat ketika

berhadapan dengan orang yang lebih tua, terkadang juga saya

meluangkan waktu untuk mengajak mereka berziarah ke makam tokoh-

tokoh ulama, tujuannya untuk meniru keteladanan beliau baik dari segi

semangat dalam mengajarkan akhlak terpuji maupun dari segi

prestasinya sehingga LL dan SR dapat meneladaninya“ (JD, 21-05-

2017).

Untuk pendidikan moral LL dan SL harus seimbang antara

pendidikan keluarga dan pendidikan sekolah. Dalam pendidikan

sekolah JD sangat mempercayakan kepada guru – guru yang

membimbingnya, ketika kenaikan kelas menerima rapot JD konsultasi

secara langsung bagaimna perilaku moral dan pendidikannya di

sekolah, sehingga JD mengetahui adakah kemajuan dari anak-anaknya.

JD menyadari kalau pendidikan moral dilakukan hanya salah satu tidak

akan berhasil, walaupun pendidikan yang pertama yang diperoleh di

lingkungan keluarga. Apabila saya mendapatkan LL dan SL berbuat

jelek menyimpang dari norma maka pasti JD tegur atau marahi bahkan

bisa sampai hukum.

Di lingkungan masyarakat JD membatasi pergaulan LL dan SL

terhadap teman-temanya, ketika anak-anaknya bersosialisasi dengan

teman baru maka JD harus mengetahui latar belakang perilaku

Page 87: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

73

temannya sehinga LL dan SL tidak akan terjerumus ke perilaku

menyimpang karena JD sangat memperhatikan untuk pendidikan

moralnya. JD menyadari bahwa menjadi orangtua tunggal untuk anak-

anak perempuannya tidak mudah, JD harus mengawasi dan mengayomi

untuk kebaikan LL dan SL.

Setiap pasangan memutuskan untuk menikah seumur hidup dalam

janji suci sampai maut memisahkan, tidak ada niat untuk bercerai.

Namun pada kenyataannya janji suci yang diucapkan dalam ikatan

pernikahan harus berakhir dengan kata bercerai, rumah tangga JD dan

istri sudah tidak ada keharmonisan, sering terjadinya pertengkaran dan

keegoisan dari keduanya sehingga solusi yang tepat dengan jalan

perceraian. Sesudah bercerai LL dan SL ikut dalam asuhan JD, terlihat

dampak yang terjadi terhadap anak-anaknya. Sebagaimana ungkapan

JD:

“Saya sangat sedih dan menyanyangkan rumah tangga saya harus

berpisah dengan kata cerai, namun apalah daya inilah hidup yang

harus saya jalani. Kalaupun dipertahankan namun hanya salah satu

pihak hasilnya akan sia-sia dan nantinya juga akan ada kata bercerai.

Awal perceraian saya merasa terjadi dampak signifikan terhadap LL

dan SL dalam prestasi belajarnya menurun, selalu menanyakan kabar

Ibunya sedangkan dalam segi pendidikan moral, Alhamdulillah anak-

anak berperilaku sesuai pendidikan dalam agama Islam. Solusi saya

mengatasi masalah-masalah tersebut dengan menguatkan mental

mereka walaupun antara saya dan istri sudah tidak tinggal bersama

dengan LL dan SR, tetapi kalian tetap masih mempunyai seorang sosok

ayah dan Ibu tidak akan pernah tergantikan. Alhamdulillah hubungan

anak-anak dengan Ibunya masih terjalin dengan baik melalui via

telepon, apabila anak-anak kangen dan ingin bertemu dengan ibunya,

Page 88: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

74

saya dengan senang hati mengantarnya bahkan membolehkan mereka

menginap di rumah ibunya“(JD, 21-05-2017).

d. Sebab-sebab anak menjadi keluarga broken home

Dari 6 responden penelitian yang mengalami perpisahan menjadi

orang tua tunggal terhadap anak karena faktor perceraian. Untuk lebih

jelasnya peneliti gambarakan sebagai berikut:

TABEL 4.8

Daftar Responden Penyebab Keluarga Broken Home

No Nama

Sebab Broken

Home

Jenis

Kelamin

Alamat

1 HI Bercerai Laki-Laki

Dusun Nampuroto, rt 01/rw

03.

2 JR Bercerai Laki-Laki

Dusun Bugel kulon, rt 04/

rw 02

3 KK Bercerai Perempuan

Dusun Nampuroto, rt 02/ rw

03

4 DY Bercerai Laki-Laki

Dusun Damarsari, rt 03/ rw

06

5 SD Bercerai Laki-Laki Dusun Rancang, rt 01 / rw

Page 89: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

75

05

6 JD Bercerai Laki-Laki

Dusun Bugel kulon, rt 02/

rw 02

Dari tabel di atas dapat diketahui gambaran responden penelitian yang

menjadi orang tua tunggal dalam pendidikan moral anak dalam keluarga

broken home karena perceraian ada 6 responden.

Bagi beberapa keluarga, perceraian dianggap putusan yang paling baik

untuk mengakhiri rasa tertekan, rasa takut, cemas dan ketidaktenteraman.

e. Pendidikan Moral anak dalam Keluarga Broken Home

Pendidikan moral sangat tergantung pada peran orang tua dalam

mendidik anaknya karena pada dasarnya pendidikan pertama yang

diperoleh anak di lingkungan keluarga. Peran orang tua sangat besar

dalam mendidik anak untuk membentuk karakter dalam perkembangan

anak, apabila orang tua memberi teladan dalam kebaikan dan

memperhatikan pendidikan moral anak, maka anak akan berperilaku

sesuai perilaku terpuji dengan tidak menyimpang dari norma agama Islam.

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dan utama bagi

tumbuh kembangnya anak. Anak akan berkembang optimal apabila

mereka mendapatkan stimulasi yang baik dari keluarga. Oleh karena itu

Page 90: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

76

pola penting yang tepat dapat dijadikan sarana untuk perkembangan moral

anak.

Keluarga merupakan salah satu wahana yang sangat penting dalam

pendidikan dan tempat kepribadian dasar manusia, dan orang tua sebagai

pendidik dan sekaligus sebagai penangung jawab, sudah sewajarnya

menyediakan dan mengatur sarana dan kondisi untuk belajar anak sebagai

subjek pendidik yang berpotensi.

Sebagai pusat pendidikan yang utama dan pertama adalah keluarga.

Secara kodrati, tentulah oarng tua si anak berkewajiban menjadi anaknya.

Karena di dalam keluarga anak mendapat pendidikan yang pertama, yang

akan menjadi dasar perkembangan selanjutnya. Anak pada waktu lahir

sangat lemah dan tidak berdaya, maka anak membutuhkan pertolongan

dari orang-orang yang ada disekitarnya. Karena itu fungsi keluarga sangat

penting bagi anaknya. Suasana di dalam keluarga berpengaruh pada

perkembangan pribadinya. Karena itu diusahakan suasana penuh kasih

sayang, mesra dan akrab.

Moral, sebagai sumber utamanya berasal dari agama. Dengan moral

inilah manusia akan menjadi lebih baik dan sempurna. Tanpa moral

manusia akan berperilaku menyimpang. Pentingnya peranan orang tua,

apabila anak dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua yang tidak bermoral

atau tidak mengerti cara mendidik, ditambah dengan lingkungan

Page 91: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

77

masyarakat yang kurang mengindahkan moral, maka hasilnya akan tidak

bermoral.

Page 92: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat

menyimpulkan dari hasil penelitian mengenai Pendidikan Moral Anak Pada

Keluarga Broken Home di Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh Kabupaten

Kendal sebagai berikut:

1. Pola pendidikan moral anak pada keluarga broken home Home di Desa

Pucangrejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal terdapat pola asuh atau

cara yang sering digunakan oleh subyek atau responden penelitian dalam

mendidik moral anak, sebagai berikut: metode teladan, metode Hiwar

(percakapan), metode pembiasaan diri dan pengalaman, metode nasihat dan

metode hukuman.

2. Faktor penghambat dan pendukung terhadap pendidikan moral anak dalam

keluarga broken home terdapat tiga faktor, yaitu: karena faktor anak malas

dalam belajar, perilaku menyimpang anak dan kurangnya pemahaman agama

orang tua dalam pendidikan moral anak. Adapun faktor pendukung yaitu

memberian pendidikan moral sejak dini sehingga anak terbiasa dengan sadar

berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku, memberikan pendidikan yang

tidak hanya anak belajar di pendidikan formal anak juga perlu belajar di

Page 93: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

79

pendidikan non formal dan pentingnya pendidikan agama terhadap anak sejak

dini.

3. Solusi yang ditemukan dalam pendidikan moral anak pada keluarga broken

home di Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal yaitu apabila

anak malas dalam belajar dengan menguatkan mentalnya tentang masalah

orang tua, kemudian dari pihak orang tua memberikan perhatian yang khusus

untuk mendukung prestasi belajarnya, pemberian moral yang lebih mendalam

kepada anak agar anak tidak terjerumus kepada perilaku menyimpang, dan

pentingnya pemberian agama untuk membentengi anak sehingga dapat

memahami dan menerapkan dengan rujukan mana yang baik dan buruk.

B. Saran-saran

Diharapkan studi tentang pendidikan moral anak pada keluarga broken home

di Ds. Pucangrejo Kec. Gemuh Kab. Kendal, dapat disempurnakan dengan

mengadakan penelitian lebih lanjut dari segi lain, sehingga dapat memberikan

gambaran yang lengkap pada pendidikan moral anak. Untuk itu harapan penulis

sebagai berikut:

1. Orang tua: dalam memberikan pola asuh orang tua memberikan pendidikan

moral anak dalam keluarga hendaknya diimbangi dengan pelaksanakan dan

perilaku yang baik sehingga menjadi teladan yang baik terhadap anaknya serta

dalam pelaksanaannya berperilaku sesuai dengan akhlaqul karimah.

Page 94: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

80

2. Responden: senantiasa untuk membimbing dan mengarahkan anaknya, karena

orang tua berperan aktif dalam pembentukan pendidikan moral anak agar

perilakunya tidak menyimpang dari agama Islam.

3. Masyarakat: pihak masyarakat ikut berperan dengan membantu dalam

memberikan pendidikan moral anak agar terbentuk generasi muda yang

bermoral dalam bertindak.

4. Saran kepada peneliti lain yang hendak ingin meneliti obyek yang sama yaitu,

pendidikan moral dalam keluarga broken home hendaknya mengambil tema

lain agar lebih kreatif dan inovatif sekaligus menambah khasanah wawasan

dan pengetahuan bagi masyarakat.

Page 95: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

81

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2012. (Ilmu Tasawuf). Jakarta: Hamzah.

Asmaran, As. 1996. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Baiquni, Ahmad Nizar. 2016. Jika Salah Mengasuh Dan Mendidik Anak.

Yogyakarta: Sabil.

Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta PT Rineka Cipta.

Budiningsih, Asri. 2008. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dagun, Save M. 2002. Psikologi Keluarga. Jakarta: Pt Rineka Cipta.

Daradjat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang.

Daradjat, Zakiyah. 1993. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang.

Daryono. 1998. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Solo: PT

Rineka Cipta.

Dekan Fakultas Tarbiyah. 1999. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta: IAIN

Walisongo & Pustaka Pelajar.

Fatchurrohman. 2012. Kemitraan Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Gunarsa, Ny. Singgih D. 2007. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: PT BPK.

Gunung Mulia, Jafar Ahiri, Haq, Pendais & Anwar Hafid. 2014. Konsep Dasar Ilmu.

Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Hasan, Maimunah. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini, Jogjakarta: Diva Press.

Hendrowibowo. 2007. Pendidikan Moral. Uny Fip: Majalah Dinamika.

Huda, Miftahul. 2009. Ildealitas Pendidikan Anak. Malang: UIN Malang Press.

Hurlock, Elizabeth B. 1996. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Jaelani. A. F. 2000. Penyucian Jiwa Dan Kesehatan Mental. Jakarta: Amzah.

Page 96: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

82

Khorida & Fadillah. 2014. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Kompri. 2016. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Lilif Mualifatu Kholida & Muhammad Fadillah. 2013. Pendidikan Karakter Anak

Usia Dini. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muchtar, Heri Jauhari. 2008. Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nazir. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Romi Toufiqoh, 2007. Pentingnya Pendidikan Moral, Yogyakarta: Fbs, Uny.

Sadulloh, Uyoh. Pedagogik (Ilmu Mendidik). 2014. Bandung: Cv Alfabeta.

Sudarsono. 2004. Kenalakalan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudarsono & Saliman. 1994. Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta. Kencana Penada

Media Group.

Setya Tri Nugraha, Slamet Soewandi, Widharyanto, Barli Bram. 2005. Pelangi

Pendidikan Tinjauan Dari Berbagai Perspektif, Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Sholihin, M. 2003. Tasawuf Tematik. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sholihin, M. 2004. Terapi Sufistik. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak. 2008. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sydney C. Mifflen & Frank J. Mifflen.1986. Sosiologi Pendidikan. Bandung: Tarsito.

Ulwan, Abdullah Nashih. 1981. Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam. Semarang.

Asy-Syifa’.

Page 97: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

83

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Ulwan, Abdullah Nashih. 2009. Mencintai Dan Mendidik Anak Secara Islami.

Jogjakarta: Darul Hikmah.

http://Sosiologi.Fisid.Uns.Ac.Id/Online-Jurnal/: Dikutip Pada Tanggal 31 Mei 2017.

13.00).

http://Problematikainteraksianakkeluargabrokenhomepdf/:30mei2017:19).

Page 98: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

84

Page 99: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

85

Page 100: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

86

Page 101: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

87

Page 102: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

88

Page 103: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

89

Page 104: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

90

Page 105: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

91

Page 106: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

92

Page 107: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

93

Page 108: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

94

Page 109: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

95

Narasumber : Orang Tua yang Mengasuh Anak

Judul penelitian : Pendidikan Moral Anak Pada Keluarga Broken Home

(Studi Kasus di Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh

Kabupaten Kendal)

1. Metode dan cara bagaimana yang anda gunakan dalam memberikan pendidikan

moral kepada anak?

2. Apa peran anda dalam menentukan lingkungan sekolah dan lingkungan bermain

bagi anak anda?

3. Siapa sajakah yang anda libatkan dalam proses pendidikan moral anak?

4. Kapankah anda memberikan pendidikan moral pada anak dalam keluarga?

5. Apa yang menyebabkan keluarga bisa terjadi broken home?

6. Dampak apa sajakah yang anda ketahui dari broken home terhadap perilaku

anak?

7. Faktor penghambat dan pendukung apa saja yang anda hadapi dalam

memberikan pendidikan moral kepada anak dalam keluarga broken home?

PEDOMAN WAWANCARA

Page 110: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

96

Nama : Bapak HI

Usia : 42 tahun

Pekerjaan : Petani

Waktu : 14 Mei 2017

Tempat : Rumah Bapak HI

1. Metode dan cara bagaimana yang anda gunakan dalam memberikan pendidikan

moral kepada anak?

“Dalam pemberian pendidikan moral kepada SL, saya memberikan contoh-

contoh keteladanan yang telah diatur dalam agama Islam, misalnya: akhlaqul

karimah dalam bersikap di lingkungan masyarakat, membiasakan dalam

berbicara menggunakan bahasa krama kepada orang yang lebih tua darinya dan

mencontoh suri tauladan nabi Muhammad Saw”.

2. Apa peran anda dalam menentukan lingkungan sekolah dan lingkungan bermain

bagi anak anda?

”Saya menyadari bahwa pendidikan moral harus seimbang di lingkungan

sekolah dan rumah, apabila hanya salah satu akan mengakibatkan kurangnya

pemahaman SL dalam bertingkah laku sehingga menjadi bebas dalam bertindak

tanpa mentaati tata cara yang baik sesuai dalam agama Islam. Di lingkungan

rumah ketika berhadapan dengan SL, saya bersikap lembut sehingga apa yang

saya berikan untuk kebaikannya dalam pendidikan moral diterapkan olehnya.

bersikap tegas dan menegur apabila SL bersikap tidak sesuai dengan agama

Islam, namun harus pada taraf normal agar anak menjadi tidak semakin

membantah”.

3. Siapa sajakah yang anda libatkan dalam proses pendidikan moral anak?

HASIL WAWANCARA

Page 111: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

97

“Dalam pemberian moral di lingkungan rumah saya sendiri berperan aktif,

kemudian untuk lingkungan sekolah saya mempercayakan kepada pihak guru

untuk memberikan pendidikannya”.

4. Kapankah anda memberikan pendidikan moral pada anak dalam keluarga?

“Saya memberikan pendidikan moral di lingkungan keluarga”.

5. Apa yang menyebabkan keluarga bisa terjadi broken home?

“Penyebab saya menjadi orang tua tunggal yang merawat SL karena

ketidaksetiaan seorang isteri ketika saya bekerja di luar kota untuk menafkahi

anak dan isterinya, mengetahui pasangannya menjalin hubungan dengan orang

lain, setelah saya pulang ke rumah, yang terjadi rumah tangganya mengalami

ketidakharmonisan dan pertengkaran yang setiap hari terjadi sehingga saya

memutuskan untuk mengakhiri dengan kata perceraian tahun 2010 dan hak asuh

anak jatuh kepada saya”.

6. Dampak apa sajakah yang anda ketahui dari broken home terhadap perilaku

anak?

“Setelah anak mengetahui bahwa Ibunya meninggalkan dia dan bapaknnya,

perilakunya menjadi pendiam, sangat membenci bahkan tidak ingin bertemu

kembali dengan Ibunya, namun saya memberi nasihat bahwa Ibu adalah ibu,

soal orang tua bercerai urusan mereka, selain itu SL berani mewarnai rambut,

berbohong dengan bapaknya dan beratto di bagian tangan, melihat perilaku

anak menjadi nakal. Sebagai Bapak, saya secara tegas menasihatinya tanpa

harus dengan kekerasan sehingga anak menyesali perilakunya dan tidak

mengulanginya kembali”.

7. Faktor penghambat dan pendukung apa saja yang anda hadapi dalam

memberikan pendidikan moral kepada anak dalam keluarga broken home?

“Untuk faktor penghambat dalam memberikan pendidikan moral kepada anak,

awalnya sangat sulit karena setelah orangtua bercerai terdapat dampak yang

signifikan dalam perilakunya. Kemudian untuk faktir pendukung saya

memguatkan mental SL, bahwa walaupun kita hanya tinggal berdua, Bapak akan

semaksimal mungkin memberikan perhatian dan kasih sayang kepada SL”.

Page 112: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

98

Nama : Bapak JR

Usia : 38 tahun

Pekerjaan : Buruh Bangunan

Waktu : 14 Mei 2017

Tempat : Rumah Bapak JR

1. Metode dan cara bagaimana yang anda gunakan dalam memberikan pendidikan

moral kepada anak?

“Saya menyadari kurang adanya komunikasi dengan anak-anak dan lemahnya

pemahaman saya dengan agama, setelah mengetahui orang tuanya berpisah,

mereka pikirannya kacau, jarang berbicara sehingga dari saya tidak terlalu

memberikan nasihat atau teladan, yang terpenting saya hanya mengawasi

perilakunya, memberikan nafkah untuk makan dan pendidikan, jika perilakunya

menentang dan tidak sesuai saya tegur mereka”.

2. Apa peran anda dalam menentukan lingkungan sekolah dan lingkungan bermain

bagi anak anda?

“Dalam lingkungan sekolah saya mempercayakan pendidikan moral anaknya

pada pihak sekolah tetapi dalam dilingkungan rumah dan bermain, saya hanya

mengawasi dan meminta bantuan kepada ibunya untuk mengawasi dan

mengurusi mereka karena saya merasa repot kalau harus mengurus rumah dan

mencari nafkah. Untuk lingkungan teman bermainnya saya tidak membatasi,

mereka bebas berteman dengan siapapun yang terpenting tidak melakukan

perilaku menyimpang”.

3. Siapa sajakah yang anda libatkan dalam proses pendidikan moral anak?

HASIL WAWANCARA

Page 113: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

99

“Selain saya yang kurang berperan dalam pemberian moral dan agama, saya

meminta bantuan Ibu saya untuk membantu dalam pembentukan moral anak-

anak, karena sibuknya saya dalam bekerja”.

4. Kapankah anda memberikan pendidikan moral pada anak dalam keluarga?

“Untuk pemberian moral saya tidak secara intensif, yang terpenting saya

mengawasi perilakunya, apabila menetang saya tegur”.

5. Apa yang menyebabkan keluarga bisa terjadi broken home?

“Karena sebuah perceraian dengan istri pada tahun 2016”.

6. Dampak apa sajakah yang anda ketahui dari broken home terhadap perilaku

anak?

“Sesudah saya berpisah dengan istri, dampak sangat besar terlihat dari perilaku

KM dan IN, prestasi mereka dalam belajar menurun, sering malas-malasan dala

belajar, sekarang menjadi pendiam dan jarang di rumah, lebih sering keluar

rumah”.

7. Faktor penghambat dan pendukung apa saja yang anda hadapi dalam

memberikan pendidikan moral kepada anak dalam keluarga broken home?

“Untuk faktor penghambat saya menyadari kurangnya pemahaman agama saya

dalam pendidikan moral, sehingga anak-anak hanya memperoleh pendidikan di

lingkungan sekolas. Tidak seimbnagnya anata pendidikan keluarga dengan

sekolah. Sejauh ini saya hanya mengamati dan mengawasinya. Sedangkan untuk

faktor pendukung tidak ada yang nyata”.

Page 114: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

100

Nama : Ibu KK

Usia : 27 tahun

Pekerjaan : Karnyawan swasta

Waktu : 16 Mei 2017

Tempat : Rumah Ibu KK

1. Metode dan cara bagaimana yang anda gunakan dalam memberikan pendidikan

moral kepada anak?

“Pemberian pendidikan moral dalam rumah membiasakan anak meniru perilaku

baik dari saya, misalnya dalam hal disiplin, selalu mendampingi ketika HIF

belajar malam hari sehingga tidak merasa bosan, dan membiasakan berbicara

kepada saya/ orang yang lebih tua dengan bahasa krama, bahkan HIF

mengajarkan bahasa krama dengan teman-temannya, Alhamdulillah sejauh ini

HIF patuh tanpa ada kata tidak setuju”..

2. Apa peran anda dalam menentukan lingkungan sekolah dan lingkungan bermain

bagi anak anda?

“Di lingkungan sekolah, saya mempercayakan sepenuhnya kepada pihak

sekolah, sedangkan di lingkungan teman saya hanya membolehkan HIF

berteman kepada teman yang dekat dengan rumahnya karena mengetahui latar

belakang dari keluarganya. Apabila HIF tidak sesuai dengan perilaku terpuji,

maka secara langsung saya memberikan arahan dan nasihat bahwa apa yang

telah dilakukan HIF tidak baik. Hubungan saya dan anak sangat dekat, saya

membiasakan HIF untuk selalu menceritakan setelah pulang dari sekolah baik

dalam hal belajarnya, gurunya maupun temannya. Di lingkungan sekolah, anak

cerita bahwa ada teman sekolah yang mencelanya kepadanya, sebagai ibu saya

memberi nasihat bahwa kejahatan tidak harus dibalas sama yang terpenting

sinok tidak mencelanya dahulu, biar Allah yang membalasnya”.

3. Siapa sajakah yang anda libatkan dalam proses pendidikan moral anak?

HASIL WAWANCARA

Page 115: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

101

“Alhamdulillah anaknya penurut, jadi saya bisa memberikan pendidikan moral

dalam lingkungan rumah dengan baik. Ketika saya bekerja, HIF bersama kakek

& neneknya, mereka juga berpengaruh dalam pemberian moral anak saya”.

4. Kapankah anda memberikan pendidikan moral pada anak dalam keluarga?

“Setiap hari, setelah saya pulang bekerja. Misalnya ketika HIF belajar saya

menemani & membantunya tugas di sekolah, karena saya tidak ingin masalah

orang tuanya yang tidak lengkap, anak merasa kehilangan rasa kasih sayang

dan perhatian dari orang tua”.

5. Apa yang menyebabkan keluarga bisa terjadi broken home?

“Karena perceraian dengan suaminya tahun 2012, sejak anak semata

wayangnya umur 3 tahun, saya sudah mengasuhnya yang sekarang menginjak

umur 8 tahun duduk di sekolah dasar kelas dua”.

6. Dampak apa sajakah yang anda ketahui dari broken home terhadap perilaku

anak?

“Anak menjadi minder, kurang percaya diri, dan ketika anak pulang sekolah

sesampai di rumah menangis, saya menanyakannya, anak menjawab karena

temannya mengejek dengan kalimat „hasna tidak mempunyai bapak‟. Melihat hal

ini saya sebagai Ibu memberi pengarahan “sinok mempunyai bapak tetapi kita

tidak tinggal serumah. Ketika saya dan anak jalan-jalan, ditempat yang sama

HIF melihat ada anak seumurnya jalan bersama ayah dan adeknya. Kemudian

HIF bertanya kepada saya „dia mempunyai bapak dan adik lengkap ya Bu, HIF

kapan seperti mereka?‟ Saya menjawab: Ya nanti akan ada saatnya HIF

mempunyai bapak dan adik”.

7. Faktor penghambat dan pendukung apa saja yang anda hadapi dalam

memberikan pendidikan moral kepada anak dalam keluarga broken home?

“Faktor penghambat dalam pemberian moral sejauh ini tidak ada, karena

anaknya penurut dan saya berpisah dengan bapaknya ketika HIF berumur 3

tahun, kemudian untuk pendukungnya dalam pemberian pendidikan moral dalam

rumah membiasakan anak meniru perilaku baik dari saya, misalnya dalam hal

disiplin, selalu mendampingi ketika HIF belajar malam hari sehingga tidak

merasa bosan, dan membiasakan berbicara kepada saya/ orang yang lebih tua

dengan bahasa krama, bahkan HIF mengajarkan bahasa krama dengan teman-

temannya, Alhamdulillah sejauh ini HIF patuh tanpa ada kata tidak setuju”.

Page 116: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

102

Nama : Bapak DY

Usia : 40 tahun

Pekerjaan : Buruh tani

Waktu : 17 Mei 2017

Tempat : Rumah Bapak DY

1. Metode dan cara bagaimana yang anda gunakan dalam memberikan pendidikan

moral kepada anak?

“Pendidikan moral yang paling utama adalah di lingkungan keluarga, saya

semaksimal bahkan setiap hari memberikan keteladanan yang baik agar AA

senang dan semangat dalam melaksanakan tanpa adanya paksaan dan beban,

dan menampilkan sikap saya yang baik dengan demikian anak akan meniru

sikap saya serta untuk lingkungan yang tidak baik saya selalu mengontrol

karena kalau pendidikan itu tidak dimulai dari saya siapa lagi yang akan

mendidiknya, karena saya hanya tinggal berdua dengan anak”.

2. Apa peran anda dalam menentukan lingkungan sekolah dan lingkungan bermain

bagi anak anda?

“Saya mempercayakan sepenuhnya kepada pihak sekolah, karena pendidikan

formal sebagai batu loncatan dari pendidikan di keluarga. Dalam hal memilih

teman saya tidak pernah membatasi AA harus berteman dengan siapa, anak

bebas berteman dengan siapa saja yang terpenting AA bisa mengetahui mana

yang baik dan buruk. Tetapi kalau sampai ada hal yang menyimpang maka sikap

saya langsung bertindak untuk memarahinya”.

3. Siapa sajakah yang anda libatkan dalam proses pendidikan moral anak?

“Saya berperan aktif dalam pemberian moral anak, karena saya hanya tinggakl

berdua dengan anak”.

4. Kapankah anda memberikan pendidikan moral pada anak dalam keluarga?

HASIL WAWANCARA

Page 117: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

103

“Setiap hari membiasakan memberikan keteladanan yang baik agar AA senang

dan semangat dalam melaksanakan tanpa adanya paksaan dan beban, dan

menampilkan sikap saya yang baik dengan demikian anak akan meniru sikap

saya”.

5. Apa yang menyebabkan keluarga bisa terjadi broken home?

“Karena perceraian pada tahun 2016”.

6. Dampak apa sajakah yang anda ketahui dari broken home terhadap perilaku

anak?

“Dia menjadi penutup, jarang berbicara kalau tidak ditanya terlebih dahulu,

prestasi belajar menurun”.

7. Faktor penghambat dan pendukung apa saja yang anda hadapi dalam

memberikan pendidikan moral kepada anak dalam keluarga broken home?

“Penghambat setelah saya berpisah dengan ibunya, anak menjadi malas untuk

belajar, menjadi pendiam dan menjadi penutup lebih suka mengurung diri di

kamar. Kemudian untuk faktor pendukung dalam lingkungan keluarga saya

membiasakan memberikan pendidikan moral setiap hari dengan keteladanan

yang baik dari saya sehingga anak senang dan semangat dalam

melaksanakannya”.

Page 118: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

104

Nama : Bapak SD

Usia : 50 tahun

Pekerjaan : Karnyawan swasta

Waktu : 18 Mei 2017

Tempat : Rumah Bapak JD

1. Metode dan cara bagaimana yang anda gunakan dalam memberikan pendidikan

moral kepada anak?

“Sebagai kepala keluarga menampilkan keteladan yang baik kemudian anak-

anak meniru sehingga memberikan dampak positif dalam perilakunnya.

Pendidikan yang paling utama adalah di lingkungan keluarga, saya dalam

mendidik moral sangat mengayomi dan sejauh ini anak-anak menerima dengan

senang hati tanpa adanya suatu ketidaksetujuan”.

2. Apa peran anda dalam menentukan lingkungan sekolah dan lingkungan bermain

bagi anak anda?

“Saya sangat responsive dalam pendidikan moral bagi anak-anak, selain di

lingkungan keluarga, saya memasukkan mereka ke sekolah dan saya sangat

mempercayakan ke pihak guru – guru guna mencetak generasi muda yang

bermoral. Setelah mereka pulang sekolah, sorenya mereka berangkat madrasah

diniyah awaliyah (MDA) untuk belajar dalam bidang agama, karena saya

beranggapan tidak hanya cukup anak-anak menuntut ilmu dalam bidang ilmu

umum, mereka juga harus menuntut ilmu agama yang merupakan dasar utama

dalam berperilaku”.

3. Siapa sajakah yang anda libatkan dalam proses pendidikan moral anak?

“Saya sendiri yang mengasuh dan membimbing memberikan pendidikan moral

anak-anak”.

4. Kapankah anda memberikan pendidikan moral pada anak dalam keluarga?

“Setiap saat karena pendidikan moral sangat penting dalam pembentukan

karakter anak-anak dalam bertindak”.

HASIL WAWANCARA

Page 119: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

105

5. Apa yang menyebabkan keluarga bisa terjadi broken home?

“Karena sebuah perceraian tahun 2015”.

6. Dampak apa sajakah yang anda ketahui dari broken home terhadap perilaku

anak?

“Ketika saya memutuskan untuk bercerai dengan istri, anak-anak sagat

mendukung keputusan bapaknya. Mereka juga merasakan ketika ibunya

memutuskan untuk berkerja ke luar negeri, sikap dari ibunya sudah tidak

memberikan komunikasi, perhatian dan kasih sayang kepada mereka, sehingga

untuk dampak dari perceraian orang tua, dari anak-anak tidak terlihat. Tidak

ada perubahan yang ditimbulkan dari perilakunya“.

7. Faktor penghambat dan pendukung apa saja yang anda hadapi dalam

memberikan pendidikan moral kepada anak dalam keluarga broken home?

“Faktor pendukungnya usaha saya untuk memberikan pendidikan yang tidak

hanya anak-anak belajar di pendidikan formal mereka juga perlu belajar di

pendidikan non formal, dengan harapan mereka dapat berperilaku apa yang

baik dan buruk agar berguna bagi dirinya dan orang lain. Sehingga dari anak-

anak berdampak pada pendidikan moralnya sesuai yang diharapkan orang tua

mencetak generasi muda yang bermoral, meskipun dengan salah satu orang tua

yang berperan aktif dalam pendidikannya”.

Page 120: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

106

Nama : Bapak JD

Usia : 45 tahun

Pekerjaan : Petani

Waktu : 21 Mei 2017

Tempat : Rumah Bapak JD

1. Metode dan cara bagaimana yang anda gunakan dalam memberikan pendidikan

moral kepada anak?

“Dalam lingkungan keluarga membiasakan sejak kecil dengan selalu berusaha

menciptakan kondisi yang membuat anak-anak bersedia mengikuti sikap yang di

lakukan oleh saya tanpa ada paksaan. Ditengah kesibukan saya bekerja untuk

mencari nafkah untuk anak-anak, namun saya sangat memperhatikan pendidikan

moral dan agama terhadap LL dan SL. Saya membiasakan mereka sesudah

sholat maghrib untuk mengaji bersama di rumah dengan bimbingan saya,

dilingkungan keluarga juga saya membiasakan mereka untuk berbicara dengan

bahasa krama bahkan di lingkungan masyarakat ketika berhadapan dengan

orang yang lebih tua, terkadang juga saya meluangkan waktu untuk mengajak

mereka berziarah ke makam tokoh-tokoh ulama, tujuannya untuk meniru

keteladanan beliau baik dari segi semangat dalam mengajarkan akhlak terpuji

maupun dari segi prestasinya sehingga mereka dapat meneladaninya“.

2. Apa peran anda dalam menentukan lingkungan sekolah dan lingkungan bermain

bagi anak anda?

“Saya merasa harus seimbang antara pendidikan keluarga dan pendidikan

sekolah. Dalam pendidikan sekolah saya sangat mempercayakan kepada guru –

guru yang membimbingnya, ketika kenaikan kelas menerima rapot saya

konsultasi secara langsung bagaimna perilaku moral dan pendidikannya di

sekolah, sehingga mengetahui adakah kemajuan dari anak-anaknya. Di

lingkungan masyarakat saya membatasi pergaulan LL dan SR terhadap teman-

temanya, ketika anak-anaknya bersosialisasi dengan teman baru maka saya

harus mengetahui latar belakang perilaku temannya sehinga mereka tidak akan

HASIL WAWANCARA

Page 121: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

107

terjerumus ke perilaku menyimpang karena saya sangat memperhatikan untuk

pendidikan moralnya. JD menyadari bahwa menjadi orangtua tunggal untuk

anak-anak perempuannya tidak mudah, saya harus mengawasi dan mengayomi

untuk kebaikan mereka”.

3. Siapa sajakah yang anda libatkan dalam proses pendidikan moral anak?

“Sebagai bapak sekaligus kepala rumah tangga saya bertindak tunggal dam

memberikan pendidikan moralnya”.

4. Kapankah anda memberikan pendidikan moral pada anak dalam keluarga?

“Setelah saya pulang bekerja, harus memberikan pendidikan moral kepada

anak-anak perempuan saya”.

5. Apa yang menyebabkan keluarga bisa terjadi broken home?

“Karena bercerai dengan istrinya tahun 2014”.

6. Dampak apa sajakah yang anda ketahui dari broken home terhadap perilaku

anak?

“Saya sangat sedih dan menyanyangkan rumah tangga saya harus berpisah

dengan kata cerai, namun apalah daya inilah hidup yang harus saya jalani.

Kalaupun dipertahankan namun hanya salah satu pihak hasilnya akan sia-sia

dan nantinya juga akan ada kata bercerai. Awal perceraian saya merasa terjadi

dampak signifikan terhadap LL dan SR dalam prestasi belajarnya menurun,

selalu menanyakan kabar Ibunya sedangkan dalam segi pendidikan moral,

Alhamdulillah anak-anak berperilaku sesuai pendidikan dalam agama Islam.

Solusi saya mengatasi masalah-masalah tersebut dengan menguatkan mental

mereka walaupun antara saya dan istri sudah tidak tinggal bersama dengan

mereka, tetapi kalian tetap masih mempunyai seorang sosok ayah dan Ibu tidak

akan pernah tergantikan. Alhamdulillah hubungan anak-anak dengan Ibunya

masih terjalin dengan baik melalui via telepon, apabila anak-anak kangen dan

ingin bertemu dengan ibunya, saya dengan senang hati mengantarnya bahkan

membolehkan mereka menginap di rumah ibunya”.

7. Faktor penghambat dan pendukung apa saja yang anda hadapi dalam

memberikan pendidikan moral kepada anak dalam keluarga broken home?

“Setelah perceraian orang tua anak-anak dalam prestasi belajarnya menurun,

menjadi pendiam. Melihat ha itu saya juga sangant merasa sedih, saya sebagai

bapak menguatkan mentalnya akibat masalah yang terjadi oleh orang tua”.

Page 122: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

108

FOTO-FOTO

1. Wawancara dengan bapak HI

2. Wawancara dengan bapak JR

Page 123: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

109

3. Wawancara dengan ibu KK

4. Wawancara dengan bapak DY

5. Wawancara dengan bapak SD

Page 124: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

110

6. Wawancara dengan bapak JD

Page 125: PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOMEe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1826/1/KHOIROTUZ ZAINIYAH... · PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME ... Penelitian

111