pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

39
PENGARUH KEJIWAAN ANAK AKIBAT BROKEN HOME Disusun Oleh: 1. Isma Dian Azuni 2. Krossinta Nur Halimah 3. Kurnia Silvi Mustika Sari 4. Lintar Arianto Arrobi 5. Puji Rahayu UPTD SMA NEGERI 1 PRAMBON Jl. Achmad Yani 1 Sugihwaras, Prambon, Nganjuk

Upload: arvin-saptyan

Post on 19-Jun-2015

4.517 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

PENGARUH KEJIWAAN ANAK

AKIBAT BROKEN HOME

Disusun Oleh:1. Isma Dian Azuni2. Krossinta Nur Halimah3. Kurnia Silvi Mustika Sari4. Lintar Arianto Arrobi5. Puji Rahayu

UPTD SMA NEGERI 1 PRAMBONJl. Achmad Yani 1 Sugihwaras, Prambon, Nganjuk

TAHUN PELAJARAN 2011/2012MOTTO

Kesuksesan belajar bukan hanya kecerdasan semata tetapi dari besarnya kemauan dan kesungguhan hati.

Page 2: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

Tiap langkah hidup mengundang resiko tetapi kita harus berani mencoba.

Yang berkilau bukan berarti selalu emas. Berfikirlah hari ini dah berbicaralah besok. Lakukanlah selama itu baik dan masih mampu. Kunci kesuksesan 1% kecerdasan 99% kerja keras. Orang sukses tak kan berhasil tanpa landasan agama. Jadilah berlian disejuta batu, satu jiwa untuk Indonesia. Jangan pernah puas dengan prestasi yang pernah kamu peroleh,

karena ibarat peribahasa “Di atas langit masih ada langit” jadi teruslah berjuang dan gapai impianmu.

Tak perlu susah menjalani hidup yang penting tanggung jawab. Usaha tanpa do’a sombong, do’a tanpa usaha bohong, tanpa do’a

dan usaha kosong. Jadi, tawakallah setelah berihktiyar. Hidup akan lebih indah jika kita saling memaafkan. Jadikanlah pengalaman sebagai guru yang terbaik, so be yor self. Lebih baik jadi diri sendiri daripada jadi orang lain karena dengan

begitu tidak ada yang bisa mengalahkanmu. Jangan patahkan semangat tapi patahkan kesombongan dan

keangkuhanmu. Jadikan dirimu sebagai suri tauladan yang baik bagi teman-

temanmu terutama bagi dirimu sendiri.

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PENGARUH KEJIWAAN ANAK AKIBAT BROKEN HOME” ini telah disetujui dan disahkanpada :

Page 3: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

Hari :

Tanggal :

Tempat : UPTD SMAN 1 Prambon Nganjuk

Mengetahui,Kepala UPTD SMAN 1 PRAMBON Pembimbing,

Drs.H.SUMIYANTO,M.Pd Dra.PUYARMIPembina Tk 1

NIP.19650902 198703 1 014 NIP.196202228 199601 2 001

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayatnya sehingga terwujud suatu kemampuan untuk menyusun karya tulis ini.

Page 4: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

Dalam kehidupan ini, kita sering menjumpai hal-hal yang dapat membuat kita susah, senang, sedih, bahagia. Namun layaknya manusia yang berdosa tetap saja mempunyai salah dan dosa, begitu pula antar keluarga hubungan yang tidak harmonis antar antar keluarga akan berakibat buruk pada kedua belah pihak terutama anak akan merasa terabaikan, tidak mendapat kasih sayang dari kedua orang tua, dan yang pasti juga mengganggu anak dalam proses belajar mengajar.

Sekarang ini hidup dipenui rasa persaingan, baik persaingan lokal ,persaingan nasional dan global. Persaingan dalam segala hal tidak dapat dihindari lagi, oleh karena itu kita harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang banyak dan kemampuan berkomunikasi yang baik.

Dengan terselesainya karya tulis ini, kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu baik secara langsung maupun tidak. Kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu pun yang sempurna, maka kami juga mengharap kritik dan saran dari semua pihak.

Demikian karya tulis ini kami buat, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin Yaarobbal’alamin.

Nganjuk, Maret 2012

IKKLP

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Remaja adalah masa yang dialami oleh seseorangtanpa terkecuali yang sifatnya labil. Mereka lebih sering bertindak sesuai

Page 5: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

dengan keinginannya tanpa mau berfikir terlebih dahulu dan kebayakan akan merugikan orang lain dan pastinya dirinya sendiri ,karena yang mereka fikirkan adalah kesenangan semata tanpa berfikir akibatnya dan disinilah peran orang tua dibutuhkan ,karena orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak.

Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak ,orang yang mempengarui anak dalam berkepribadian. Ora g tua juga dapat mempengaruhi sikap ,prilaku bahkan kejiwaan anak bila dalam rumah tangga tersebut terdapat kejadian yang mengesankan. Kejadian tersebut dapat membawa dampak positif namun juga negatif bagi anak.

Permasalahan dalam rumah tangga antara kedua ayah dan ibu juga dapat berpengaruh pada spikologis atau kejiwaan anak yang dapat berakibat buruk bagi anak. Apalagi jika masalah yang dihadapi oleh orang tua berlangsung secara bertahun-tahun ,hal ini akan memperburukkejiwaan anak. Anak akan merasa tidak diperhatikan sehingga anak akan berbuat hal-hal yang bersifat kekerasa.

Hal ini akan sangat merugikandiri sendiri, orang tua dan orang lain bila terus menerus terjadi. Disinilah peranorang tua dan keluarga sangat dibutuhkan ,orang tua harus mengajarkan anak nyang baik agar anak tidak semakin kejerumus kedalam hal-hal yang negatif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kehidupan setelah rumah tangga mengalami broken home?

2. Kapan permasalahan broken home itu muncul?3. Dimana tempat tinggal anak, ayah, dan ibu setelah broken

home?

Page 6: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

4. Bagaimana dengan pendidikan anak setelah broken home?5. Apakah keluarga itu masih berhubungan dengan baik?6. Apakah permasalahannya bisa teratasi?7. Apakah keadaan ini bisa teratasi?8. Bagaimana dengan sosok kepribadiannya

1.3 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian adalah:

1. Mendiskripsikan kehidupan anak yag broken home selama ini2. Dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut bahwa anak

sangat membutuhkan kasihsayang dari kedua orang tua

3. Mengetahui karakter anak secara umum jika terjadi broken home4. Untuk menambah wawasan yang luas mengenai broken home5. Untuk pembelajaran siswa dalam membantu membuat karya

tulis6. Menjelaskan arti penting dalam membina keluarga bahagia7. Menjelaskan pengertian dari pernikahan8. Saling bertukar pendapat mengenai broken home

1.4 Manfaat

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:1. Untuk orang tua sebagai alat untuk menenggulangi tingkah laku,

sikap dan sifat anak yang sedang ada masalah di dalam rumah

2. Sebagai pelajaran bagi orang tua yang telah mengabaikan

anaknya

3. Sebagai cermin dan tolok ukur bagaimana cara menjadikan

keluarga yang bahagia

4. Mengetahui macam-macam perilaku seorang anak

Page 7: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

5. Menerangkan apa yang tidak seharusnya dimiliki remaja masa

depan

6. Menjelaskan arti penting dari sebuah kepribadian

7. Mengupas sedemikian rupa tentang broken home

8. Sebagai wawasan tambahan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pernikahan

Pernikahan adalah suatu kejadian yang sakral yang akan

dialami oleh semua orang baik laki-laki maupun perempuan

tanpa terkecuali.

Pernikahan akan bertahan lama dan harmonis jika dalam

rumah tangga tersebut masing-masing telah mendapatkan

keoercayaan, kesetiaan, kasih sayang dari masing - masing

Page 8: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

pihak. Namun faktor ekonomi juga mempengaruhi jalanya

pernikahan.

Suami dan istri mempunyai peran dalam rumah tangganya

yang berbeda-beda Suami mempunyai kewajiban untuk

menafkahi anak dan istrinya. Namun memberikan kepercayaan,

kasih sayang, perhatian dan menjaga kesetiaan juga diperlukan.

Istri mempunyai kewajiban untuk mengurus rumah, anak dan

suami. Istri tidak layak untuk bekerja mencari uang, namun jika

hal itu dibutuhkan maka hal itu tidak akan menjadi masalah

dalam rumah tangganya.

Pernikahan juga akan berjalan harmonis, ketika masing-

masing telah melakukan tugas dan kewajibannya dari kedua

belah pihak. Namun, bila salah satu pihak ada yang tersakiti

maka dapat dipastikan bahwa rumah tangganya akan berjalan

tidak harmonis, saling curiga, saling tidak percaya, saling tidak

memberikan perhatian, saling menyalahkan adalah beberapa

contoh dari ciri-ciri rumah tangga yang kurang harmonis. Namun

jika hal ini akan terus dilakukan maka dapat dipastikan

perceraian pun terjadi atau rumah tangga terjadi tanpa ada kasih

sayang, perhatian, dan lain-lain.

Kepribadian adalah sesuatu yang unik pada diri masing – masing individu. Menurut Goldon Allport (1951) seorang psikolog Jerman yang merupakan pakar kepribadian, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

Kepribadian bersumber pada :

Page 9: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

1. Paham Natisvisme sesuai dengan pendapat THOMAS HOBBES yang menyatakan bahwa manusia sejak lahir sudah membawa dosa asal, sehingga masyarakat haus mengandalikan dorongan – doongan jahat yang akan dilakukan manusia. Sebaliknya dorongan – dorongan yang bersih murni, sehingga masyarakat perlu memberi kesempatan kepada manusia untuk mengembangkan dorongan – doronga yang bersifat positif.

2. Paham Empirisme

Di pihak empirisme tercatat filsuf Jhon Locke yang terkenal dengan teori tabula rasa. Tabula rasa adalah kertas putih bersih yang mencerminkan jiwa seseorang bayi yang baru lahir. Bagaimana keadaan bayi setelah dewasa, tergantung pengalaman yang dituliskan diatas kertas tersebut.

Kepribadian seseorang secara umum dapat dinyatakan tercermin melalui sikap, perilaku serta tingkah laku seseorang. Orang yang mempunyai kepribadian baik tentu juga mempunyai sikap , perilaku, budi pekerti yang baik pula. Begitu pula sebaliknyaian yang buruk maka dapat dipastikan , jika seseorang tersebut mempunyai kepribadian orang tersebut buruk pula. Kepribadian dapat terbentuk karena beberapa faktor, diantaranya orang tua dan teman – teman. Kepribadian seseorang secara umum dapat dinyatakan tercermin melalui sikap, perilaku serta tingkah laku seseorang. Orang yang mempunyai kepribadian baik tentu juga mempunyai sikap , perilaku, budi pekerti yang baik pula. Begitu pula sebaliknyaian yang buruk maka dapat dipastikan , jika seseorang tersebut mempunyai kepribadian orang tersebut buruk pula. Kepribadian dapat terbentuk karena beberapa faktor, diantaranya orang tua dan teman – teman.

2.2 Macam-macam Pernikahan

Macam-macam nikah beserta akibatnya:

2.2.1 Nikah Siri atau nikah yang dirahasiakan

Nikah Siri adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali

atau wakil wali dan disaksikan oleh para saksi, tetapi tidak

dilakukan di hadapan petugas pencatat nikah aparat

Page 10: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama bagi yang beragama islam atau di Kantor Catatan

Sipil bagi yang tidak beragama islam.

Akibat Pernikahan Siri:

- Dampak Negatif

a. Berselingkuh merupakan hal yang wajib

b. Akan ada banyak kasus poligami yang terjadi

c. Tidak adanya kejelasan status istri dan anak baik dimata

hukum Indonesia maupun dimata masyarakat setempat

d. Pelecehan seksual terhadap kaum hawa karena dianggap

sebagai pelampiasan nafsu sesaat bagi kaum laki-laki

e. Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk

memberikan nafkah baik lahir maupun batin

f. Untuk hubungan kepadatan maupun tanggung jawab sebagai

seorang suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada

g. Dalam hal pewarisan, anak-anak yang lahir dari pernikahan siri

maupun istri yang dinikahi secara siri, akan sulit untuk

menuntut haknya, karena tidak ada bukti yang menunjang

tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut

dengan bapaknya atau antara istri siri dengan suaminya

tersebut.

2.2.1Nikah Dini

Nikah Dini adalah merupakan institusi agung untuk

mengikat dua insan yang masih remaja dalam satu ikatan

keluarga.

Resiko pernikahan dini terkait erat dengan beberapa aspek,

sebagai berikut:

1. Segi Kesehatan

Dilihat dari segi kesehatan, pasangan usia muda dapat

berpengaruh pada tingginya angka kematian ibu yang

Page 11: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

melahirkan, kematian bayi serta berpengaruh pada

rendahnya derajat kesehatan kesehatan ibu dan anak.

Menurut ilmu kesehatan, bahwa usia yang kecil

resikonya dalam melahirkan adalah antara usia 20-35

tahun, artinya melahirkan pada usia kurang dari 20

tahundan lebih dari 35 tahun mengandung resiko tinggi.

Ibu hamil usia 20 tahun ke bawah sering mengalami

prematuritas (lahir sebelum waktunya). Besar

kemungkinan cacat bawaan, fisik maupun mental,

kebutaan dan ketulian.

2. Segi Fisik

Pasangan usia muda belum mampu dibebani suatu

pekerjaan yang memerlukan keterampilan fisik, untuk

mendatangkan penghasilan layak baginya, dan mencukupi

kebutuhan keluarganya. Faktor ekonomi adalah salah satu

faktor yang berperan dalam mewujudkan kesejahteraan

dan kebahagiaan rumah tangga. Generasi muda tidak

boleh bespekulasi apa kata nanti, utamanya bagi pria, rasa

ketergantungan kepada orang tua harus di hindari.

3. Segi Mental atau Jiwa

Pasangan usia muda belum siap bertanggung jawab

secara moral, pada setiap apa saja yang merupakan

tanggung jawabnya. Mereka sering mengalami

kegoncangan mental, karena masih memiliki sikap mental

yang labil dan belum matang emosinya.

4. Segi Pendidikan

Pendewasaan usia kawin ada kaitannya dengan usaha

memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan

Page 12: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

persiapan yang sempurna dalam mengarungi bahtera

hidup.

5. Segi Kependudukan

Perkawinan usia muda ditinjau dari segi kependudukan

mempunyai tingkat fertilitas (kesuburan) yang tinggi,

sehingga kurang mendukung pembangunan di bidang

kesejahteraan.

6. Segi Kelangsungan rumah tangga

7. Perkawinan usia muda adalah perkawinan yang masih

rawan dan belum stabil, tingkat kemandiriannya masih

rendah serta menyebabkan banyak terjadinya perceraian.

Macam-macam nikah dalam hubungan islam, sebagai berikut:

1. Nikah Syighar

Nikah Syighar adalah seorang laki-laki menikahkan anak

perempuan, saudara perempuan atau budak perempuannya

kepada seorang laki-laki dengan syarat laki-laki tersebut

menikahkan anak perempuan, saudara perempuan atau budak

perempuan kepadanya, baik ketika adanya maskawin maupun

tanpa maskawin dalam kedua pernikahan tersebut. Para ulama'

telah sepakat mengharamkan nikah syighar.

- Akibat yang ditimbulkan oleh Nikah Syighar:

a. Adanya pemaksaan terhadap perempuan untuk menikah

dengan orang yang tidak dicintainya

b. Merupakan perbuatan zalim, karena tidak memperhatikan

perasaan perempuan

c. Menghalangi para perempuan dari kemungkinan

mendapatkan mahar seyogyanya

d. Menimbulkan perselisihan dan persengketan

Page 13: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

2. Nikah Muhallil

Nikah Muhallil adalah seorang laki-laki (perantara) yang

menikahi seorang perempuan yang sudah dicerai oleh suaminya

sebanyak 3 kali, (setelah menikahi) kemudian mencerekaikannya

dengan tujuan agar suami yang pertama dapat menikahinya

kembali.

- Akibat yang ditimbulkan dari Nikah Muhallil:

a. Termasuk dosa besar, yang dilarang oleh Allah

Jumhur ulama' seperti Mali, Syafi'i, dalam salah satu

pendapatnya, Ahmad, At-Tsauri, Ibnu Mubarak dan ulama'

lainnya berpendapat nikah ini tidak sah Umar bin

Khaththab, Abdulloh bin Umar dan Ustman bin Affan juga

berpendapat sedemikian.

b. Mendapat hukuman rajam

3. Nikah Mut'ah

Nikah Mut'ah adalah seorang lelaki yang menikahi

seseorang perempuan untuk waktu tertentu (sehari, 2 hari atau

lebih) dengan memberikan imbalan kepada pihak perempuan

berupa harta atau lainnya.

- Akibat yang ditimbulkan dari Nikah Mut'ah

a. Berhukum haram

b. Dilarang oleh Allah SWT dan Rosululloh SAW

c. Merendahkan harkat dan martabat sebagai perempuan

d. Tidak disukai oleh Rosulullah SAW

e. Dibenci oleh Allah SWT

f. Mendapatkan dosa

g. Disiksa dalam neraka

2.3 Anak dan Kepribadian Anak Terbentuk

Page 14: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

Anak adalah titipan Tuhan Yang Maha Esa yang

kehadirannya sangat ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak

dalam rumah tangganya. Secara umum, anak akan lebih dekat

dengan sang ibu karena ibulah yang melahirkannya, namun hal

ini tidak menutup kemungkinan hak anak lebih dekat dengan

ayahnya dari pada ibunya.

Setiap orang mempunyai watak dan kepribadian yang

berbeda-beda. Hal ini dikarenakan proses dan didikan dari orang

tua dan keluarga yang berbeda-beda.

Sering kali orang tua yang mendidiknya yang baik akan

kecewa karena anak berubah menjadi kepribadian yang buruk,

masalah yang dialaminya baik didalam rumah maupun diluar

rumah.

Perhatian dari orang tua akan memberikan rasa tenang

pada anak, karena seringkali anak jika ada masalah lebih

memilih untuk diam atau berbuat dan berperilaku semaunya

sendiri yang tanpa disadari akan berakibat buruk padanya

karena anak tersebut tidak mau berfikir pajang, mereka hanya

mementingkan kesenangannya semata.

2.4 Kejiwaan Anak dalam Berperilaku

Jiwa menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti

semangat, nyawa dan watak. Kejiwaan anak berarti psikologi

anak. Kejiwaan anak akan terganggu bila anak tersebut telah

mencapai titik puncak kesedihan dan merasa tidak kuat lagi

yang bisa berakibat anak tersebut menjadi gila.

Page 15: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

Namun bila pada batas normal maka pasti tidak akan

menjadi gila. Sebagai penyelesaiannya mereka sering kali

mencari perhatian dari orang-orang sekitar atau dari

keluarganya. Yaitu dengan cara melakuikan hal-hal yang

dilarang oleh orang tua atau keluarganya.

BAB III

METODE PENELITIAN

Pengertian :

Metode penelitian berhubungan erat dengan dengan prosedur, teknik, alat serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah atau dianalisis. Dalam prakteknya terdapat sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian.

Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, Suryabrata (1983) mengemukakan sejumlah metode penelitian yaitu sebsgai berikut :

A. Penelitian historis yang bertujuan untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif.

B. Penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual,dan akurat mangenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.

C. Penelitian perkembangan yang bertujuan untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan atau perubahan sebagai fungsi waktu.

D. Penelitian kasus atau lapangan yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu obyek.

E. Penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengkaji tiap keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.

Page 16: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

F. Penelitian eksperimental suguhan yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol atau kendali.

G. Penelitian eksperimental semu yang bertujuan untuk mengkaji kemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol atau kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian.

H. Penelitian kausal-komparatif yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen tetapi dilakukan dengan pengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai pembanding.

I. Penelitian tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya

Dalam menyusun karya tulis ini, kami menggunakan beberapa metode, yaitu :

I. Interview

Adalah tanya jawab secara langsung kepada nara sumber.

II. Pengamatan

Adalah suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan indera, dengan melakukan pencatatan terhadap gejala yang terjadi pada objek penelitian.

III. Wawancara

Adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab secara langsung antara si penanya yang disebut pewawancara dengan si penjwab yang disebut responden atau informan. .

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di desa Kalianyar pada tanggal 26 Maret 2012.

3.2 Subjek Penelitian

Page 17: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

Subjek penelitian adalah Mr.X yang merupakan seorang anak yang mengalami broken home.

3.3 Instrumen Penelitian

Kami memilih instrumen penelitian dengan melakukan wawancara

WAWANCARA

3.3.1Pengertian Wawancara

Merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

Bentuk-bentuk wawancara antara lain :

a. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.

b. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.

c. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.

d. Wawancara pribadi.

e. Wawancara dengan banyak orang.

f. Wawancara dadakan atau mendesak.

g. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.

Sukses tidaknya wawncara selain ditentukan oleh sikap wartawan juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi

Page 18: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

seputar materi topik pembicaraan baik oleh narasumber maupun wartawan.

Jenis-jenis wawancara

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

a. Wawancara bebas ; Dalam wawancara bebas, pewawancara babas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubunga dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak berhati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.

b. Wawancara terpimpin ; Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.

c. Wawancara bebas terpimpin ; Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.

3.3.2Pertanyaan

Kami telah melakukan wawancara kepada salah seorang nanasumber yang mengalami “Broken Home” dan kami menyamarkan namanya dengan sebutan Mr.X. Kami mengadakan pertemuan kemudian kami mengajukan beberapa pertanyaan. Berikut adalah pertanyaan yang kami ajukan :

1) Dimana kamu tinggal? Bersama siapa?

2) Mengapa kamu tidak tinggal bersama ayahmu?

3) Kemana ibumu pergi dan sudah berapa lama beliau pergi untuk bekerja? bagaimana sikap kalian saat ibu pulang?

4) Apa pekerjaan ayah dan ibu dahulu dan sekarang?

5) Sejak kapan kamu menyadari bahwa kamu itu mengalami broken home?

Page 19: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

6) Bagaimana tanggapanmu dengan status pernikahan orang tuamu?

7) Apakah dahulu orang tuamu menikah pada usia muda?

8) Bagaimana sikap kamu dan ayahmu terhadap adikmu tersebut dan mengapa?

9) Apakah kenakalan yang kamu lakukan ini adalah salah satu dari bentuk pelarian dari permasalahanmu ini? Dan bagaimana tanggapan dari pihak sekolah dan orang tuamu?

10) Bagaimana dengan pendidikan kamu?

11) Apakah kamu pernah menceritakan masalah ini ke orang lain? Bila ada bagaimana dengan tanggapan mereka?

12) Apakah orang tuamu saat ini sudah berhubungan baik?

Berikut adalah jawaban dari pertanyaan yang kami ajukan :

1) Dahulu saya tinggal bersama nenek, ibu, dan adik, kemudian ibu saya pergi ke Malaisya untuk bekerja.

2) Karena saya dan ibu diusir oleh ayah karena saat itu ibu sedang hamil, ayah saya beranggapan bahwa anak yang dikandung ibu tersebut bukan anak dari ayah saya sendiri, melainkan dari orang lain.

3) Ke Malaisya untuk bekerja. Ibu bekerja di sana sudah lama, saat itu saya masih berumur 9 tahun, selama 3 tahun ibu bekerja di Malaisya, tapi hingga saat ini ibu belum juga pulang ke tanah air. Namun walau demikian ibu saya tetap memberikan saya uang untuk kebutuhan yang saya inginkan. Dan uang tersebut tidak diberikan langsung kepada saya tetapi melalui perantara guru les saya waktu SMP dulu. Selama ini ibu saya tidak tahu jika uang tersebut hanya saya gunakan untuk kesenangan belaka. Jadi yang ibu tahu aku adalah anak baik dan tidak pernah berbuat onar.

Page 20: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

4) Dahulu ayah dan ibu saya mempunyai usaha untuk memelihara ikan lele. Namun sekarang ibu saya bekerja di Malaisya sebagai karyawan pabrik.

5) Sejak pertengkaran antara ayah dan ibu saya terjadi, hingga saat ini.

6) Status pernikahan orang tua saya menggantung, dalam arti disebut suami bukan disebut istri bukan. Dan saya kurang peduli dengan keadaan tersebut.

7) Saat itu pernikahan orang tua saya tidak dalam usia muda, namun pernikahan ibu saya mendahului kakaknya yang belum menikah.

8) Sikap saya tidak peduli terhadap mereka.

9) Ya, memang benar saya menjadikan semua ini sebagai bentuk pelarian dari masalah-masalah yang saya hadapi, seperti membolos sekolah, mabuk-mabukan, dan lain sebagainya. Tidak ada tanggapan dari sekolah dan orang tua, mereka tidak peduli.

10) Pendidikan saya adalah masih sekolah.

11) Saya pernah cerita kepada kakak ibu saya. Namun beliau tidak berkomentar apapun.

12) Ya sudah ada baiknya namun untuk ketenangan secara batiniah belum ada.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Melakukan penelitian terhadap anak atau remaja yang mengalam broken home.

b. Mengumpulkan data-data yang menyebabkan anak atau remaja menjadi stres karena broken home.

Page 21: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

c. Mencari informasi sejelas-jelasnya secara cepat dan akurat, dengan cara melakukan wawancara.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Pengertian Broken HomeBroken Home adalah kondisi keluarga yang tidak harmonis

dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan

Page 22: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang menyebabkan pertengkaran pada perceraian.

Kondisi ini akan menimbulkan dampak yang besar terutama anak-anak. Anak biasa menjadi murung, sedih berkepanjangan dan malu, anak juga kehilangan pegangan serta panutan dalam transisi menuju kedewasaan.

Karena orang tua merupakan contoh dan panutan serta teladan bagi perkembangan anak dimasa remaja, terutama pada perkembangan psikis dan emosi, anak perlu pengarahan, kontrol, serta perhatian yang cukup dari orang tua.

Faktor yang mempengaruhi broken home adalah kedewasaan sikap orang tua yang tidak ada, orang tua yang kurang memiliki rasa tanggung jawab, adanya masalah ekonomi dan hilangnya kehangatan didalam keluarga antara orang tua dan anak, serta masalah pendidikan.

4.2 Awal mula Broken HomeSaya mempunyai tetangga yang mengalami "Broken

Home" yang juga merupakan narasumber yang namanya kami samarkan menjadi Mr.X. Ia mengalami broken home. Hal ini berawal sejak ia sudah tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya.

Saat itu ibunya pergi ke Malaysia sedang ayahnya yang sekarang mempunyai sikap dan tingkah laku yang memberikan contoh yang tidak baik bagi anak. Kepergian ibu Mr.X ke Malaysia saat itu hanya untuk bekerja, sedang sekarang ayah Mr.X meneruskan usaha yang dahulu pernah dirintis yaitu sebagai pemeihara lele yang hasilnya untuk dijual dan untuk biaya hidup selama ini.

Awalnya Mr.X pernah tinggal bersama nenek dan adiknya, sedang ayahnya tetap tinggal dirumah yang lama. Namun sekarang Mr.X telah tinggal lagi bersama ayahnya.

4.3 Kehidupan Mr.X dahulu dan sekarang

Page 23: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

Berawal pada saat Mr.X yang masih kecil, saat itu Mr.X sudah berumur 9 tahun dan sudah kelas 3 SD. Ibunya bekerja di pabrik plastik yang ada didesanya.

Ketika ibunya pergi untuk bekerja ke Malaysia Mr.X dan adiknya tinggal di rumah neneknya sedang ayahnya tetap tinggal di rumah yang lama. Jarak antara rumah nenek Mr.X dengan ayah Mr.X sebenarnya tidak jauh karena masih satu desa namun beda dusun saja.

Ia mengalami broken home diawali saat hubungan kedua orang tuanya tidak harmonis, status pernikahan orang tuanya pada saat ini gantung dalam artian tidak bercerai namun juga tidak harmonis, walau pernikahan ini dilakukan dengan persetujuan dari semua pihak, meski pernikahan ini dilangsungkan dengan mendahului atau melangkahi kakak ibunya yang saat itu belum menikah.

Namun dalam keadaan ibunya hamil, kemudian terjadi pertengkaran, ayah Mr.X tidak percaya jika bayi yang dikandung itu benar-benar anaknya. Lalu Mr.X dan ibunya diusir, dan kembali ke rumah neneknya. Setelah bayi itu lahir, sekitar jarak 6 bulanan, ibu Mr.X pergi ke Malaysia untuk bekerja selama 3 tahun.

Kemudian pada saat ibu Mr.X ulang dari negeri Malaysia hubungan keluarga mereka semakin tidak harmonis.

Ada waktu bekerja di Malaysia, ibunya jarang kasih kabar selama 1 tahun kepada Mr.X bahkan tidak pernah sama sekali. Karena memiliki keluarga yang kurang harmonis, ibu Mr.X berangkat kerja lagi ke Malaysia hingga sampai sekarang belum pulang ke tanah air.

Tidak berbeda dengan anak nakal lainnya, dia memiliki kebiasaan yang buruk, dia adalah seorang pemabuk, dia jarang pulang kerumah, kalau pulang juga tidak kerumah, malah tidur dirumah teman, suka merokok, ugal-ugalan dan lain-lain. Saat ini status Mr.X adalah pelajar SMK, tapi dia sering membolos atau

Page 24: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

tidak masuk sekolah. Waktu tersebut dia gunakan untuk pacaran, warung, rea-reo (jalan-jalan tidak tentu arah) dan lain-lain. Dia bahkan pemalas, tidak ingin belajar, dia juga sering membolos.

Ibu Mr.X sangat sayang kepada anaknya. Bahkan Mr.X sangat dimanja oleh ibunya tidak rela jika anaknya bekerja, bahkan kecapekan, tidak boleh menyapu, dan lain-lain. Setiap bulan Mr.X mendapat kiriman uang dari ibunya senilai Rp.400.000,00 tapi uang tersebut tidak diberikan langsung kepada Mr.X, tetapi melalui perantara gurunya les waktu SMP. Ibunya sudah menaruh kepercayaan penuh terhadap guru itu. Tapi apabila diberikan langsung kepada Mr.X, uang tersebut akan habis dalam waktu sekejap saja. Ibu Mr.X tidak pernah melihat anaknya berbuat nakal.

Sekarang adik Mr.X berumur 8 tahun, yang masih menginjak kelas 2 SD, keadaan akte adiknya masih berjalan sesuai dengan ketentuan. Mr.X memiliki sikap tidak peduli terhadap adiknya begitu pula dengan ayahnya. Mr.X selalu memendam semua masalahnyakepada siapapun kecuali kepada kakak ibunya.

Dan sekarang hubungan antara ayah dan ibu Mr.X sudah membaik, walaupun Mr.X tidak berhubungan baik dengan ayahnya tetapi masih berhubungan baik dengan ibunya. Sekarang Mr.X tinggal bersama ayahya namun adiknya tinggal bersama neneknya.

4.4 Pembahasan

Kenakalan yang sering dilakukan oleh Mr. X adalah sebuah bentuk perbuatan agar Mr. X dapat melupakan masalh yang dialaminya , meski Mr. X tahu bahwa apa yang Mr. X lakukan termasuk perbuatan yang tidak baik. Kenalan ini juga merupakan bentuk kekacewaan atas perbuatan orang tuanya yang tidak pernah pedulilagi terhadap dirinya sendiri dan adiknya. Kenakalan yang Mr. X sering lakukan diantaranya adalah Mr. X suka membolos, merokok, minum – minuman keras dll.

Page 25: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

Hal ini akan membuat anak semakin mempunyai kepribadian yang buruk . Ditambah lagi jika anak tersebut dimanja oleh orang tuanya, anak semakin berfikir tidak dewasa. Buktinya Mr. X tidak peduli kepada orang tuamya dan adiknya. Mr. X lebih senang bila ayah dan ibunya, Mr. X lebih senang jika kedua orang tuanya tidak ada dirumah. Mr. X sudah merasa tidak menemukan keharmonis pada rumah tangga orang tuanya.

Ketidakpedulian anak pada orang tuanya, hal ini dikarenakan oleh komunikasi yang buruk antara anak dan orang tuanya. Namun hal ini, anak tidak selalu salah karena komunikasi tergantung pada tingkat keterbukaan yang memungkinkan seseorang membuka diri, yang tidak dilakukan oleh kedua orang tuanya Mr, X sehingga ketidakpedulian orang tua pada anak atau anak kepada orang tuanya.

Hal ini juga dapat menjadikan anak tidak mengenal dirinya sendiri, karena anakberbuat tanpa ada yang mengendalikannya serta tidak adanya yang mau mengontol perbuatan anak tersebut. Jika kenakalan ini terus dibiarkan tanpa ada penyelesaian yang jelas maka akan berakibat buruk baik bagi anak di masa sekarang atau di masa yang akan datang. Dan juga berakibat buruk bagi keluarga erutama orang tuanya, yang dikhawatirkan anak akn menjadi anak yang tidak sopan, suka membatah dan parahnya anak dapat mempunyai perasaan dendam bagi anak kepada orang tua dan orang lain.

Namun kenakalan anak pada masa ini dapat dijadikan sebagai kenakalan yang biasa, namun jika hal ini berkelanjutan maka kenalan anak dapat juga dengan penyalahgunaan narkotika dan obat – obatan. Kekerasan juga termasuk akibat broken home.

Page 26: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Broken home adalah suatu keadaan dimana suatu keharmonisan rumah tangga yang dipertaruhkan. Istilah "broken home" digunakan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan akibat orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan anak-anaknya di masyarakat.

2. Dampak dari broken home tidak hanya mempengaruhi hubungan antara suami dan istri namun juga anak.

Page 27: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

3. Kejiwaan anak yang buruk adalah salah satu akibat dari broken home yang buruk.

4. Ketidakharmonisan suatu hubungan terutama dalam keluarga akan berakibat buruk pada anak, karena anak akan merasa terabaikan oleh kedua orang tuanya.

5. Peran ibu di dalam rumah tangga sangatlah penting, terutama dalam mengurus anak dengan penuh kasih sayang.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi broken home adalah:a. Kurangnya kepercayaan dari kedua belah pihak yaitu orang

tuab. Terjadinya perceraianc. Orang tua yang kurang memiliki rasa tangung jawabd. Jauh dari Tuhane. Adanya masalah ekonomif. Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua

dan anakg. Adanya masalah pendidikan

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya menyelesaikan masalah dengan kepala dingin

2. Kami berharap agar pernikahan itu berjalan dengan sakinah mawadah warohmah

3. Menjalin komunikasi yang baik akan terjalin hubungan yang baik pula

4. Sebaiknya sebagai orang tua dan anak harus bisa saling terbuka, sehingga masalah yang terjadi bisa cepat terselesaikan.

Page 28: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

Daftar Pustaka

Sudarsono.2004.Kenakalan Remaja,Jakarta: Rineka Cipta.

Dra.Hj.Inge Hutagalung, M.Si. 2007: Pengembangan Kebpribadian, Bekasi. Milik Negara.

Page 29: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

Abraham, Amit. 207. Mengupas Kepribadian Anda. Jakarta: Buana Ilmu Populer. Cet. ke-5.

LN. Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembengan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. ke-4.

Sarkeno Sarlito Wirawan, 1999. Psikologi Sosial, Balai Pustaka: Jakarta.

DAFTAR ISI

i. Sampul...................................................................................

ii. Motto......................................................................................

iii. Halaman Pengesahan.............................................................................

iv. Kata Pengantar................................................................................

v. Daftar Isi...........................................................................................

1. BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................

1.3 Tujuan........................................................................

Page 30: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

1.4 Manfaat.......................................................................

2. BAB II : LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pernikahan...............................................................

2.2 Macam-macam Pernikahan...............................................................

2.3 Anak dan Kepribadiann Anak Terbentuk.................................................................

2.4 Kejiwaan Anak dalam Berperilaku...............................................................

3. BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................

3.2 Subjek Penelitian................................................................

3.3 Instrumen Penelitian....................................................

3.3.1 Pengertian Wawancara.....................................

3.3.2 Pertanyaan......................................................

3.4 Prosedur Penelitian................................................................

4. BAB IV : HASIL PENELITIAN

4.1 Pengerttian Broken Home..............................................

4.2 Awal mula Broken Home...............................................

4.3 Kehidupan Mr.X Dahulu dan Sekarang............................

4.4 Pembahsan.................................................................

5. BAB V : PENUTUP

Page 31: Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home

5.1 Kesimpulan.................................................................

5.2 Saran.........................................................................

Daftar Pustaka