ilmu kejiwaan

Upload: abdul-rasyied

Post on 04-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    1/33

    Senin, 19 Desember 2011

    KONSEP GANGGUAN JIWA DALAM PPDGJ - III

    KONSEP GANGGUAN JIWA DALAM PPDGJ - III bodymatohIstilah yang digunakan dalam PPDGJ adalah gangguan Jiwa atau gangguanmental (mental disorder), tidak mengenal istilah penyakit Jiwa (mentalillness/mental desease)PPDGJ-III mengelompokkan diagnosis gangguan jiwa ke dalam 100 katagoridiagnosis, mulai dari F 00 sampai dengan F 98.F 99 Gangguan Jiwa YTT (Yang Tidak Tergolongkan), yaitu untukmengelompokkan Gangguan Jiwa yang tidak khas.

    Konsep Gangguan Jiwa dari PPDGJ II merujuk ke DSM-III, sedang PPDGJ-IIImerujuk pada DSM-IV.

    Mental Disorder is conceptualized as clinically significant behavioural orpsychological syndrome or patern that occurs in an individual and that isassociated with present distress (eq., a painfull symptom) or disability (ie.,impairment in one or more important areas of functioning) or with a significantincreased risk of suffering death, pain, disability, or an important loss offreedom.

    KONSEP DISABILITYKonsep Disabilitydari The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural

    Disorder :Gangguan kinerja (performance)dalam peran sosial dan pekerjaan, tidak

    digunakan sebagai komponen esensial untuk diagnosis gangguan jiwa, oleh

    karena itu hal ini berkaitan dengan variasi sosial-budaya yang sangat luas.Yang dikatakan sebagai disability adalah keterbatasan/ kekurangan

    kemampuan untuk melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari yang biasa dan

    diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi, berpakaian,

    makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil).Dari Konsep tersebut diatas, dapat dirumuskan bahwa didalam KONSEP

    GANGGUAN JIWA, di dapatkan butir-butir :1. Adanya Gejala Klinis yang bermakna, berupa :

    - Sindrom atau Pola Perilaku- Sindrom atau pola psikologik

    http://www.bodymatoh.blogspot.com/http://www.bodymatoh.blogspot.com/http://www.bodymatoh.blogspot.com/
  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    2/33

    2. Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress), a.l berupa rasa

    nyeri,tidak nyaman, tidak tenteram, terganggu, disfungsi organ tubuh, dll.3. Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas dalam aktivitas kehidupan,

    sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan

    kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri,

    dll)

    DIAGNOSIS MULTIAKSIALTujuan dari diagnosis Multiaksial :

    1. Mencakup informasi yang komprehensif(Gangguan Jiwa, kondisi fisik umum,masalah Psikososial dan lingkungan, taraf fungsi secara global), sehinggadapat membantu dalam :

    Perencanaan terapi

    Meramalkan outcome atau prognosis2.Format yang mudah dan sistematik, sehingga dapat membantu dalam :

    * Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis* Menangkap kompleksitas situasi klinis

    * Menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama.3. Memacu penggunaan Model bio-psiko-sosial dalam klinis, pendidikan dan

    penelitian

    DIAGNOSIS MULTIAKSIAL TERDIRI DARI 5 AKSIS :Aksis I : * Gangguan klinis

    * Kondisi lain yang menjadi FokusPerhatian klinis

    Aksis II : * Gangguan kepribadian* Retardasi Mental

    Aksis III : * Kondisi Medik Umum

    Aksis IV : * Masalah Psikososial dan lingkungan

    Aksis V : * Penilaian fungsi secara globalCatatan :

    Antara Aksis I, II, III tidak selalu harus ada hubungan etiologik atau patogenese Hubungan antara Aksis I-II-III dan Aksis IV dapat timbal balik saling

    mempengaruhiAKSIS I

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    3/33

    F00 F09 Gangguan Mental Organik & Simtomatik

    9 Gangguan Mental & perilaku akibat zat psikoaktif9 Skizofrenia, Gangguan skizotipal& gangguan waham9 Gangguan suasana perasaan (afektif/mood)9 Gangguan neurotik, gangguan somatoform& gangguan terkait stress9 Sindrom perilaku karena gangguan fisiologis/ fisik8 Perubahan Kepribadian karena non organic, gangguan impuls, gangguan seks9 Gangguan Perkembangan Psikologis8 Gangguan perilaku & emotional onsetkanakremaja

    Gangguan Jiwa YTT

    AKSIS IIF60 Gangguan Kepribadian khasF60.0 Gangguan Kepribadian ParanoidF60.1 Gangguan Kepribadian schizoidF60.2 Gangguan Kepribadian dissosialF60.3 Gangguan Kepribadian emosional tak stabilF60.4 Gangguan Kepribadian histrionikF60.5 Gangguan Kepribadian anankastikF60.6 Gangguan Kepribadian cemas(menghindar)F60.7 Gangguan Kepribadian dependenF60.8 Gangguan Kepribadian khas lainnyaF60.9 Gangguan Kepribadian YTT

    Gangguan Kepribadian Campuran dan lainnyaGangguan Kepribadian CampuranPerubahan Kepribadian yang bermasalahGambaran Kepribadian MaladaptifMekanisme Defensi MaladaptifRetardasi Mental

    AKSIS IIIA00 B99 Penyakit infeksi dan parasit tertentu

    C00D48 NeoplasmaE00 G90 Penyakit endokrin, Nutrisi, & metabolik

    G00 G99 Penyakit susunan syarafH00 H59 Penyakit Mata & adneksaH60 H95 Penyakit telinga & Prosesus MastoidI00 I99 Penyakit sistem sirkulasiJ00 J99 Penyakit sistem PernafasanK00 K93 Penyakit sistem PencernakanL00 L99 Penyakit kulit & jaringan subkutanM00 M99 Penyakit sistem musculoskeletal &

    Jaringan ikatV N00 N99 Penyakit sistem genito-urinaria

    O00 O99 Kehamilan, kelahiran anak & masa NifasI Q00 Q99 Malformasi congenital, deformasi, Kel.

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    4/33

    II R00 R99 Gejala, tanda & temuan klinis-lab.X S00 T98 Cedera, keracunan & akibat kausa ekst

    V01 V98 Kausa eksternal dari Morb. & mort. Z00 Z99 Faktor status kes. & Pelayanan kes

    AKSIS IVMasalah dengan Primary support group (keluarga)Masalah berkaitan dengan lingkungan sosialMasalah PendidikanMasalah PekerjaanMasalah PerumahanMasalah EkonomiMasalah Akses ke pelayanan KesehatanMasalah Berkaitan interaksi dengan hukum/kriminalMasalah Psikososial & Lingkungan lain

    AKSIS VGLOBAL ASSESSMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE

    0 91 Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak tertanggulangi. 81 Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang

    biasa. 71 Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan,

    sekolah dll.

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    5/33

    61 Beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secaraumum masih baik.

    51 Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang. 41 Gejala berat (serious), disabilitas berat. 31 Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas

    berat dalam beberapa fungsi. 21 Disabilitas berat dalam komunikasi & daya nilai, tidak mampu berfungsi hampirsemua bidang.

    11 Bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi &mengurus diri.

    01 Seperti diatas => persisten & lebih serius.0 Informasi tidak adekuat.

    Klasifikasi dan Urutan Hierarki Blok Diagnosis gangguan Jiwa berdasarkanPPDGJ-III

    F.0. Gangguan mental organik termasuk gangguan mental simtomatikF.00.F. 03. DemensiaF.04- F.07, F. 09 Sindrom Amnestik& Gangguan Mental Organik

    F.1. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkhohol dan zat psikoaktif

    lainnya.F.10. Gangguan mental dan perilaku akibat

    Penggunaan alkhohol

    F.11, F.12, F.14. Gangguan mental & perilaku akibat

    Penggunaan Opioida /kanabinoida/kokainGangguan mental & perilaku akibat penggunaan

    Sedativa atau Hipnotika/stimulansia lain/

    HallusinogenikaF.17, F.18, F.19. Gangguan Mental & perilaku akibat penggunaan

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    6/33

    Tembakau/pelarut yang mudah menguap/ zat

    Multiple & Zat psikoaktif lainnya

    F.2. Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham.F. 20, F.21, F.23. Skizofrenia, Gangguan skizitipal,

    Psikotik akut dan sementaraF.22, F. 24 Gangguan waham menetap, gangguan

    Waham terinduksiF. 25. Gangguan SkizoafektifF. 28, F. 29 Gangguan Psikoaktif non-organiklainnya

    Atau YTT

    F.3. Gangguan suasana perasaan (mood / afektif)F.30, F.31. Episode manik, Gangguan afektif bipolarF. 32-F.39. Episode depressif, Gangguan depressi

    Berulang, Gangguan suasana Perasaan

    (Mood/afektif)menetap/lainnya/YTT.

    F. 4. Gangguan Neurotik, Gangguan somatoform, dan gangguan terkait stressF. 40, F.41. Gangguan anxietas, Fobik atau lainnyaF. 42. Gangguan Obsesif- kompulsif

    F. 43, F.45, F.48 Reaksi terhadap stres berat, &

    gangguan penyesuaian, gangguan

    somatoform,

    Gangguan neurotiklainnya.F. 44. Gangguan dissosiatif(konversi)

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    7/33

    F. 5. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor

    fisikF.50- F.55, F.59 Gangguan makan, gangguan tidur, Disfungsi

    Seksual, atau gangguan perilaku lainnya

    F. 6. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasaGangguan kepribadian, gangguan kebiasaan danImpuls, gangguan identitas &

    preferensi seksual

    F. 7. Retardasi Mental

    F. 70F.79. Retardasi Mental

    F. 8. Gangguan Perkembangan PsikologisF.80- F.89 Gangguan Perkembangan Psikologis

    F. 9. Gangguan Perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa anak dan

    remaja

    Gangguan Hiperkinetik, Gangguan tingkah laku, Gangguan emosional atau

    gangguan fungsi sosial Khas, gangguan tic, atau gangguan perilaku &

    Emosional lainnya.

    TIK DARI PPDGJ III

    1. Pedoman diagnostik disusun berdasarkan atas jumlah dan keseimbangangejala-gejala, yang biasanya ditemukan pada kebanyakan kasus untuk dapat

    menegakkan suatu diagnosis pasti.

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    8/33

    2. Apabila syarat-syarat yang tercantum didalam pedoman diagnostik dapatdipenuhi, maka diagnosis dapat dianggap pasti. Namun apabila hanya

    sebagian saja terpenuhi, maka diagnosis masih bermanfaat direkam untuk

    berbagai tujuan. Keadaan ini sangat tergantung kepada pembuat diagnosis

    dan para pemakai lainnya untuk menetapkan apakah akan merekam suatu

    diagnosis pasti atau diagnosis dengan tingkat kepastian yang rendah.

    3. Deskripsi klinis dari pedoman diagnostik ini tidak mengandung implikasiteoritis, dan bukan merupakan pernyataan yang komprehensif mengenai

    tingkat pengetahuan yang mutahir dari gangguan tersebut. Pedoman ini hanya

    merupakan suatu kumpulan gejala dan konsep yang telah disetujui oleh

    sejumlah besar pakar dan konsultan dari berbagai negara, untuk dijadikan

    dasar yang rasional dalam memberikan batasan terhadap kategori-kategori

    diagnosis dan diagnosis gangguan jiwa.

    4. Disarankan agar para klinisi mengikuti anjuran umum untuk mencatatsebanyak mungkin diagnosis yang mencakup seluruh gambaran klinis.Bila mencantumkan lebih dari satu diagnosis, diagnosis utama diletakkan

    paling atas dan selanjutnya diagnosis lain sebagai tambahan. Diagnosis utama

    dikaitkan dengan kebutuhan tindakan segera atau tuntutan pelayanan

    terhadap kondisi pasien saat ini atau tujuan lainnya. Bila terdapat keraguan

    mengenai urutan untuk merekam beberapa diagnosis, atau pembuat diagnosis

    tidak yakin tentang tujuan untuk apa informasi itu akan digunakan, agar

    mencatat diagnosis menurut urutan numerik dalam klasifikasi.

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    9/33

    GANGGUAN JIWA

    Gangguan jiwa merupakan kondisi terganggunya kejiwaan manusia

    sedemikian rupa sehingga mengganggu kemampuan individu itu untuk

    berfungsi secara normal didalam masyarakat maupun dalam menunaikan

    kewajibannya sebagai insan dalam masyarakat itu.

    (Dep Kes RI, 1997)Gangguan jiwa adalah perubahan perilaku yang terjadi tanpa alasan yang

    masuk akal, berlebihan, berlangsung lama dan menyebabkan kendala

    terhadap individu tersebut atau orang lain . ( Suliswati, 2005)

    FAKTOR FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWAGangguan jiwa dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam diktat kuliah psikiatri,

    Dr. dr. Luh Ketut Suryani mengungkapkan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi

    karena tiga faktor yang bekerja sama yaitu faktor biologik, psikologik, dan

    sosiobudaya.

    FAKTOR BIOLOGIKUntuk membuktikan bahwa gangguan jiwa adalah suatu penyakit seperti

    kriteria penyakit dalam ilmu kedokteran, para psikiater mengadakan banyak

    penelitian di antaranya mengenai kelainan-kelainan neurotransmitter, biokimia,

    anatomi otak, dan faktor genetik yang ada hubungannya dengan gangguan

    jiwa.

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    10/33

    Gangguan mental sebagian besar dihubungkan dengan keadaan

    neurotransmitter di otak, misalnya seperti pendapat Brown et al, 1983, yaitu

    fungsi sosial yang kompleks seperti agresi dan perilaku seksual sangat

    dipengaruhi oleh impuls serotonergik ke dalam hipokampus.Demikian juga dengan pendapat Mackay, 1983, yang mengatakan noradrenalin

    yang ke hipotalamus bagian dorsal melayani sistem monoamine di

    limbokortikal berfungsi sebagai pemacu proses belajar, proses memusatkan

    perhatian pada rangsangan yang datangnya relevan dan reaksi terhadap stres.Pembuktian lainnya yang menyatakan bahwa gangguan jiwa merupakan suatu

    penyakit adalah di dalam studi keluarga.

    Pada penelitian ini didapatkan bahwa keluarga penderita gangguan afektif,

    lebih banyak menderita gangguan afektif daripada skizofrenia (Kendell danBrockington, 1980), skizofrenia erat hubungannya dengan faktor genetik(Kendler, 1983). Tetapi psikosis paranoid tidak ada hubungannya denganfaktor genetik, demikian pendapat Kender, 1981).

    Walaupun beberapa peneliti tidak dapat membuktikan hubungan darah

    mendukung etiologi genetik, akan tetapi hal ini merupakan langkah pertama

    yang perlu dalam membangun kemungkinan keterangan genetik. Bila salah

    satu orangtua mengalami skizofrenia kemungkinan 15 persen anaknya

    mengalami skizofrenia.Sementara bila kedua orangtua menderita, maka 35-68 persen anaknya

    menderita skizofrenia, kemungkinan skizofrenia meningkat apabila orangtua,

    anak dan saudara kandung menderita skizofrenia (Benyamin, 1976). Pendapat

    ini didukung Slater, 1966, yang menyatakan angka prevalensi skizofrenia lebih

    tinggi pada anggota keluarga yang individunya sakit dibandingkan dengan

    angka prevalensi penduduk umumnya.

    FAKTOR PSIKOLOGIKHubungan antara peristiwa hidup yang mengancam dan gangguan mental

    sangat kompleks tergantung dari situasi, individu dan konstitusi orang itu. Hal

    ini sangat tergantung pada bantuan teman, dan tetangga selama periode stres.

    Struktur sosial, perubahan sosial dan tigkat sosial yang dicapai sangat

    bermakna dalam pengalaman hidup seseorang.

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    11/33

    Kepribadian merupakan bentuk ketahanan relatif dari situasi interpersonal

    yang berulang-ulang yang khas untuk kehidupan manusia. Perilaku yang

    sekarang bukan merupakan ulangan impulsif dari riwayat waktu kecil, tetapi

    merupakan retensi pengumpulan dan pengambilan kembali.Setiap penderita yang mengalami gangguan jiwa fungsional memperlihatkan

    kegagalan yang mencolok dalam satu atau beberapa fase perkembangan

    akibat tidak kuatnya hubungan personal dengan keluarga, lingkungan sekolah

    atau dengan masyarakat sekitarnya. Gejala yang diperlihatkan oleh seseorang

    merupakan perwujudan dari pengalaman yang lampau yaitu pengalaman masa

    bayi sampai dewasa.

    FAKTOR SOSIOBUDAYAGangguan jiwa yang terjadi di berbagai negara mempunyai perbedaan

    terutama mengenai pola perilakunya. Karakteristik suatu psikosis dalam suatu

    sosiobudaya tertentu berbeda dengan budaya lainnya. Adanya perbedaan satu

    budaya dengan budaya yang lainnya, menurut Zubin, 1969, merupakan salah

    satu faktor terjadinya perbedaan distribusi dan tipe gangguan jiwa.Begitu pula Maretzki dan Nelson, 1969, mengatakan bahwa alkulturasi dapat

    menyebabkan pola kepribadian berubah dan terlihat pada psikopatologinya.

    Pendapat ini didukung pernyataan Favazza

    (1980) yang menyatakan perubahan budaya yang cepat seperti identifikasi,

    kompetisi, alkulturasi dan penyesuaian dapat menimbulkan gangguan jiwa.Selain itu, status sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap terjadinya

    gangguan jiwa Goodman (1983) yang meneliti status ekonomi menyatakan

    bahwa penderita yang dengan status ekonomi rendah erat hubungannya

    dengan prevalensi gangguan afaktif dan alkoholisma. (litbang)http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/8/3/k4.htm

    Konsep penyebab gangguan jiwa yang popular adalah kombinasi bio-psiko-

    sosial. Gangguan jiwa disebabkan karena gangguan fungsi komunikasi sel-sel

    http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/8/3/k4.htmhttp://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/8/3/k4.htmhttp://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/8/3/k4.htm
  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    12/33

    saraf di otak, dapat berupa kekurangan maupun kelebihan neurotransmitter

    atau substansi tertentu. Pada sebagian kasus gangguan jiwa terdapat

    kerusakan organik yang nyata padas struktur otak misalnya pada demensia.

    Jadi tidak benar bila dikatakan semua orang yang menderita gangguan jiwa

    berarti ada sesuatu yang rusak di otaknya. Pada kebanyakan kasus malah

    faktor perkembangan psikologis dan sosial memegang peranan yang lebih

    krusial. Misalnya mereka yang gemar melakukan tindak kriminal dan

    membunuh ternyata setelah diselidiki disebabkan karena masa perkembangan

    mereka sejak kecil sudah dihiasi kekerasan dalam

    rumah tangga yang ditunjukkan oleh bapaknya yang berprofesi dalam militer.

    Jadi ilmu jiwa justru merupakan satu-satunya ilmu yang mengenali penyakit

    medis secara komplet, yaitu dari segi fisik, pola hidup dan juga riwayat

    perkembangan psikologis atau kejiawaan seseorang. Oleh karena itu

    pengobatan ilmu kejiwaan juga bersifat menyeluruh, tidak sekedar obat minum

    saja, tetapi meliputi terapi psikologis, terapi perilaku dan terapi

    kognitif/konsep berpikir.Setiap individu hendaknya mengetahui konsep-konsep tentang gangguan jiwa

    dan pencegahannya. Mungkin saat ini cukup banyak masyarakat awam yang

    rajin membaca rubrik kesehatan baik lewat tabloid maupun internet, tapi

    sayangnya permasalahan gangguan jiwa kurang popular jika dibandingkan

    masalah osteoporosis, hipertensi, penyakit jantung, stroke, makanan sehat

    maupun kesehatan kulit. Padahal yang perlu diketahui, gangguan jiwa dapat

    mengenai siapa saja. Apalagi di tengah kehidupan yang semakin dipenuhi

    stressor seperti sekarang ini. Tahukah Anda bahwa profesi yang paling

    banyak melakukan bunuh diri di USA itu justru dokter spesialis kejiwaan?Oleh karena itu mempelajari ilmu kejiwaan adalah penting dan lebih penting

    lagi untuk dapat mempraktekkan kiat-kita untuk mendapatkan jiwa yang sehat.

    Konsep yang perlu Anda pahami adalah ada 3 mekanisme pertahanan utama

    jiwa kita untuk menolak terjadinya gangguan jiwa di tengah terpaan badaikehidupan sebagaimanapun. Ketiga benteng jiwa yang sehat itu adalah

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    13/33

    personality yang tangguh, persepsi yang positif (positif thinking) dan

    kemampuan adaptasi. Kepribadian yang tangguh adalah hasil pembelajaran

    selama proses perkembangan sejak kecil, dan tentunya hal ini didapatkan

    dengan banyaknya asupan nilai-nilai yang ditanamkan di keluarga dan

    disekolah serta didapatkan dari banyaknya pengalaman langsung. Nilai-nilai

    hanya dapat berfungsi jika diterapkan langsung dalam keadaan nyata yaitu

    dengan banyak bergaul baik dengan lingkungan benar maupun salah. Apabila

    kita berani SAY YESdi lingkungan yang benar dan SAY NOsaat di lingkungan

    salah, lama kelamaan kepribadian kita akan tangguh. Mengurung anak dengan

    tujuan menghindarinya dari perkenalan dengan narkoba tidak menjamin

    bahwa kemudian ia tidak terjebak narkoba, yang benar adalah menanamkan

    nilai-nilai yang tangguh kepada si anak serta membiarkannya mengenal

    narkoba. Kepribadiannya yang tangguh itu sendiri yang akan membuatnya

    berani menolak narkoba seumur hidupnya.Persepsi juga perlu sebagai benteng kejiwaan. Seseorang yang selalu

    memandang peristiwa yang menimpanya dengan positif dan memandang hari

    depannya dengan optimis maka ia memiliki jiwa

    yang sehat. Persepsi positif diperlukan terutama menghadapi kegagalan-demi

    kegagalan dalam hidup sehingga tidak membuat diri menjadi frustasi berlebih

    maupun menyalahi diri sendiri bahkan bunuh diri.Dan yang tidak kalah penting adalah kemampuan adaptasi karena segala

    sesuatu dalam hidup ini potensial untuk berubah. Hari ini bisa hidup mapan,

    tapi hari esok siapa tahu. Hari ini bisa bertemu kelompok orang yang asyik,

    hari esok siapa yang dapat menjanjikan. Adaptasi akan membuat jiwa kita

    meliuk-liuk dalam kehidupan seperti air yang mengalir. Dengan demikian kita

    dapat selalu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Setiap

    menghadapi bencana maka kita dapat mengubah pemikiran dari mengapa

    semua ini harus kualami menjadi setelah semua ini menimpaku, aku harus

    melakukan apa?. Dengan demikian kita akan dapat bangkit dan semakin maju

    setiap kali terjatuh. Lain padang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya.

    Artinya, jadilah seseorang yang flexibledengan keadaan yang ada, NOW and

    HERE.

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    14/33

    Leonardo Paskah Suciadi

    http://www.wikimu.com/News/2008.

    NEUROSA dan PSIKOSAAngka kejadian/ Insidensi*GANGGUAN JIWA RINGAN( NON-PSIKOTIK)

    20 60 PERMIL*GANGGUAN JIWA BERAT (PSIKOTIK)

    1 3 PERMIL

    A. NEUROSA (PSIKONEUROSA)Neurosa adalah kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak

    dapat diselesaikannya suatu konflik tidak sadar, kecemasan yang timbul

    dirasakan secara langsung atau diubaholeh berbagai mekanisme pembelaan

    psikologik =>dan muncullah gejala-gejala subyektif yang mengganggu.Neurosa merupakan istilah yang dipakai dalam sejarah penemuan gangguan

    ini, dan secara diskriptif digunakan untuk menerangkan gangguan cemas,

    histeria, dan obsesi tanpa kelainan fisik penderita.

    Neurosa mengandung unsur etiologik dengan hakekat adanya konflik, dan

    penderita bereaksi secara menyimpang terhadap beban kehidupan.

    Gangguan yang timbul :Ketegangan yang terjadi dari hubungan antar manusia yang mengecewakan

    sejak kecil, sehingga mengganggu penyesuaiannya (adaptasi)

    Reaksi itu dapat berupa : Gangguan lihat Kelumpuhan Tremor

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    15/33

    Rasa takut Cemas

    Tanpa ada kerusakan organis.

    Neurosa merupakan istilah yang menerangkan sekelompok gangguan jiwa

    yang disebabkan oleh faktor psikologik tanpa dasar fisik atau organik yang

    ditandai dengan kecemasan sebagai gejala utama serta diikuti oleh tingkah

    laku yang tidak wajar.

    PATOGENESE DAN DINAMIKA NEUROSA

    Semua bentuk sumber kecemasan

    Menimbulkan kecemasan

    Berakar dalam kepribadian

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    16/33

    dianggap sebagai sifat konstitusional

    MASALAH YANG TIMBUL PADA GANGGUAN NEUROTIK

    Kecemasan yang mengambang bebas, biasanya serangannya mendadakMenyerupai gangguan fisik, mencakup gejala sensorik, motorik atau penyakit

    somatikAmnesia, fuque, kepribadian ganda, somnambulisme

    Ketakutan irrasional yang disadari oleh kliensif Impuls atau pikiran irasional yang muncul yang disadari oleh klien

    Perasaan kesal, putus asa, celaan yang berlebihan terhadap diri sendiriPerasaan lemah, lelah, kurang minat, keluhan badaniah

    si Perasaan asing dan tidak wajar terhadap dirinya sendiri, tubuh dan

    lingkungannya yang biasanya disadari oleh klien.Perasaan cemas tentang adanya penyakit pada berbagai organ tubuhnya.

    B. PSIKOSA

    Menurut PPDGJ I Th. 1973Adalah suatu gangguan fungsi kepribadian (mental) seseorang sampai suatu

    taraf tertentu, sehingga tidak memungkinkannya lagi melakukan beberapa

    tugas secara memuaskan seperti : Daya kemampuan menilai realitas Daya kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan dunia luar Daya kemampuan tanggapan Pancaindera

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    17/33

    Daya kemampuan tanggapan perasaan (afektif)

    Menurut PPDGJ II Th. 1983Adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of

    reality.)Hal ini dapat diketahui dengan terdapatnya

    *Gangguan pada hidup perasaan (afek dan emosi)*Gangguan pada proses berfikir*Gangguan pada psikomotorik dan kemauan, sehingga :Semuanya tidak sesuai lagi dengan kenyataan, pasien tidak dapat

    dimengerti atau dirasai lagi oleh orang normal.Orang awam sering menyebut GILA, tetapi pasien sendiri merasa tidak

    sakit.

    Menurut PPDGJ III Th. 1993Istilah Psikotik dipertahankan sebagai suatu istilah diskriptif, khususnya

    dalam F.23. Gangguan psikotik akut dan sementara. Penggunaannya tidak

    melibatkan asumsi mekanisme psikodinamik, dan hanya menunjukkan adanya

    hallusinasi, waham, atasu sejumlah kelainan perilaku tertentu, seperti eksitasi

    (kegairahan), dan overactivity (aktivitas yang berlebih), retardasi psikomotor

    yang berat dan perilaku katatonik.

    Konsep gangguan jiwa menurut PPDGJ-III yang merujuk pada SDM IV adalah : Mental disorder is conceptualized as clinically significant behavioral or

    psychological syndrome or pattera that occurs in an individual and that isassociated with present distress (eg. A painfull symtom) or disability (ic,impairment in one or more important areas of functioning) or with a significantincreased ask of suffering death pain, disability, or an important loss offreedom (Maskun Rusdi, 1998)Evaluasi klien psikiatrik terdiri atas dua bagian : informasi subyektif yang

    dikaitkan oleh pasien, dan informasi obyektif yang didapat melalui observasi.

    Hal ini merupakan dasar dari suatu penilaian psikiatrik. Ini berlaku untuk

    individu pasien anak, dewasa, pasangan dan keluarga (Dep Kes RI, 1997).

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    18/33

    Pengertian Psikosa

    Adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense

    of reality) Hal ini diketahui dengan terdapatnya gangguan pada hidup

    perasaan (afek dan emosi), proses berfikir, psikomotorik kemauan, sedemikian

    rupa sehingga semua ini tidak sesuai dengan kenyataan lagi.Penderita tidak dapat dimengerti dan tidak dapat dirasai lagi oleh orang

    normal, karena itu seorang awampun dapat menyatakan bahwa orang itu

    gila, bila psikosa itu sudah jelas. Penderita sendiri juga tidak memahami

    penyakitnya, ia tidak merasa sakit

    ( WF Maramis, 2004).Adalah suatu gangguan jiwa yang serius, yang timbul karena penyebab

    organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan

    kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi,

    menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu,

    sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup

    sehari-hari sangat terganggu (WF Maramis,2004).Psikosa ditandai dengan perilaku yang regrasif, hidup perasaan yang tidak

    sesuai, berkurangnya pengawasan terhadap impuls-impuls serta waham dan

    hallusinasi. Istilah psikosa dapat dipakai untuk keadaan seperti yang

    disebutkan diatas dengan variasi yang luas mengenai

    berat dan lamanya. Menninger menyebutkan lima sindroma klasik yang

    menyertai sebagian besar pola psikotik, yaitu :1. Perasaan sedih, rasa bersalah dan rasa tidak mampu yang mendalam

    2. Keadaan rangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai

    pembicaraan dan motorik yang berlebihan3. Regresi ke otisme ( Autism), Manerisme pembicaraan dan perilaku, isi

    pikiran yang berwaham, acuh tak acuh terhadap harapan sosial4. Pre okupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecenderungan membela

    diri atau rasa kebesaran5. Keadaan bingung dan deliriumdengan disorientasidan hallusinasi(WF Maramis, 2004)

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    19/33

    Dapat digambarkan secara umum bahwa Psikosa adalah suatu gangguan jiwa

    yang serius yang timbul karena penyebab organik ataupun fungsional

    (emosional /psikogenik) dan menunjukkan gangguan kemampuan : Berfikir Bereaksi secara emosional Mengingat Berkomunikasi

    Menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu.Sehingga tuntutan pemenuhan hidup sehari-hari sangat terganggu, ditandai

    dengan adanya : Perilaku yang regressif Alam perasaan yang tidak sesuai Berkurangnya pengawasan terhadap impuls-impuls Adanya waham dan hallusinasi

    Pada umumnya keluhan atau gejala pasien secara garis besar sbb:a. Adanya gejala psikotikb. Kecemasan yang tidak rasional dan perilaku menghindarc. Gangguan afekd. Perilaku antisosiale. Keluhan fisik dan kecemasan yang tidak rasional tentang penyakit fisikf. Kesulitan belajar dan konsentrasi

    Masalah klasik yang timbul sehubungan dengan psikotik berkisar pada hal

    hal berikut :1. Gangguan pada alam perasaan, sedih, rasa bersalah dan perasaan tidak

    mampu yang mendalam2. Irritabilitas yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, pembicaraan dan

    motorik yang berlebihan3. Gangguan komunikasi, regressi ke otisme, manerism pembicaraan dan

    perilaku4. Gangguan isi pikiran yang berwaham

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    20/33

    5. Acuh tak acuh terhadap masa depan6. Gangguan curiga, kecenderungan membela diri atau rasa kebesaran7. Gangguan bingung dan delirium dengan gangguan orientasi dan hallusinasi.

    Skizofrenia (Psikosa Fungsional)Pengertian :Skizofrenia adalah Demensia prekoks, dalam perjalanan penyakitnya

    memperlihatkan adanya deteriorasi. Digolongkan katatonik, hebrefrenik dan

    keadaan paranoid, dasar gangguan ini adalah terpecahnya fungsi-fungsi

    psikologik. Ia memberi nama baru dengan istilah Skizofrenia, deteriorasi

    tidak selalu harus ada, isi dan arti dari gejala-gejala psikotik lebih diutamakan(WF Maramis, 2004)

    PsikopatologiPenyebab gangguan skizofreniabelum diketahui dengan pasti. Ada beberapa

    teori penyebab :1. Teori Somatogenik

    (1) Keturunan :diturunkan melalui gen yang resesif:sering timbulnya skizofreniapada waktu pubertas, Kehamilan dan puerperium: Mungkin disebabkan oleh kesalahan metabolisme (inborn error of metabolism)

    sat : Diduga ada kelainan susunan saraf pusat yang dapat menyebabkan gangguan

    neurotransmitter2. Teori Psikogenik

    (1) Adolf Meyer : suatu kondisi mal-adaptasi(2) Sigmund Freud : adanya kelemahan ego

    (3) Eugen Bleuler : adanya jiwa yang terpecah belah atau disharmoni

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    21/33

    (4) Stres psikologik : adanya persaingan antara saudara kandung,

    hubungan yang kurang baik dalam keluarga, pekerjaan dan Masyarakat3. Teori Sosiogenik

    (1) Keadaan sosial ekonomi(2) Pengaruh keagamaan(3) Nilai-nilai moral dan lain-lain

    4.Akhirnya muncul teori yang menganggap bahwa skizofrenia dapat disebabkan

    oleh bermacam-macam sebab, meliputi ketiga teori diatas ( Pandangan

    holistik)

    (Pedoman Diagnosis dan terapi lab/UPF Ilmu Kedokteran Jiwa, 1997).

    Gejala-gejala skizofrenia dibagi menjadi 2(dua) kelompok :1. Gejala-gejala primer

    (1) Gangguan proses pikiran(2) Gangguan emosi(3) Gangguan kemauan(4) Gangguan otisme

    2. Gejala-gejala sekunder(1) Waham(2) Hallusinasi(3) Gejala katatonikatau gangguan psikomotorikyang lain

    (WF Maramis, 2004)

    Skizofrenia dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut PPDGJ

    III tahun 1993, yaitu :F 20. 0 Skizofrenia paranoid

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    22/33

    F 20. 1 Skizofrenia hebefrenikF 20. 2 Skizofrenia katatonikF 20. 3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)F 20. 4 Skizofrenia pasca-skizofreniaF 20. 5 Skizofrenia residualF 20. 6 Skizofrenia simpleksF 20. 7 Skizofrenia lainnyaF 20. 8 Skizofrenia YTT

    DIAGNOSA DAN DIAGNOSA BANDINGMenurut Eugen Bleuler diagnosa skizofrenia sudah boleh dibuat bila

    terdapat gejala-gejala primer dan disharmoni (keretakan, perpecahan atau

    ketidak seimbangan) pada unsur-unsur kepribadian (proses pikir, afek/emosi,

    kemauan dan psikomotorik), diperkuat dengan adanya gejala-gejala sekunder.Kurt Schneider (1939) menyusun gejala rangking pertama (first rank

    symtoms) dan berpendapat bahwa diagnosa skizofrenia sudah boleh dibuat

    bila terdapat satu gejala dari kelompok A dan satu gejala dari kelompok B,

    dengan syarat bahwa kesadaran penderita tidak menurun. (WF Maramis,

    2004).

    Gejala-gejala rangking pertama menurut Schneider ialah

    1. Hallusinasipendengaran(1) Pikirannya dapat didengar sendiri(2) Suara-suara yang sedang bertengkar(3) Suara-suara yang mengkomentari perilaku penderita

    2. Gangguan batas ego(1)Tubuh dan gerakan-gerakan penderita dipengaruhi oleh suatu kekuatan dari

    luar

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    23/33

    (2) Pikirannya diambil atau disedot keluar(3) Pikirannya dipengaruhi oleh orang lain atau pikirannya dimasukkan kedalam

    pikiran orang lain(4) Pikirannya diketahui orang lain atau pikirannya disiarkan keluar secara umum

    (5) Perasaannya dibuat oleh orang lain(6) Kemauannya atau tindakannya dipengaruhi oleh orang lain

    (7) Dorongannya dikuasai orang lain(8) Persepsi yang dipengaruhi oleh waham

    Menurut Prof. Kusumanto Setyonegoro (1967) membuat diagnosa skizofrenia

    dengan memperlihatkan gejala-gejala pada tiga buah koordinat, yaitu :

    (1) Koordinat pertama (intinya organobiologik)Yaitu :Otisme, gangguan afek dan emosi, gangguan assosiasi(proses berfikir),

    ambivalensi (gangguan kemauan), gangguan aktivitas (abulia atau kemauan

    yang menurun) dan gangguan konsentrasi.

    (2) Koordinat kedua (intinya psikologik)

    aitu :gangguan pada cara berfikir yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan

    kepribadian dengan memperhatikan perkembangan ego, sistematik motivasi

    dan psikodinamika dalam interaksi dengan lingkungan(WF Maramis, 2004)

    PROGNOSADahulu bila diagnosa skizofreniadibuat, maka ini berarti bahwa sudah tidak ada

    harapan lagi bagi orang yang bersangkutan, bahwa kepribadiannya selalu

    akan menuju kemunduran mental (deteriorasi mental).Dan bila seorang dengan skizofrenia kemudian menjadi sembuh, maka

    diagnosanya harus diragukan.

    Sekarang dengan pengobatan modern, ternyata bahwa bila penderita itu datang

    berobat dalam tahun pertama setelah serangan pertama, maka kira-kira

    sepertiga dari mereka akan sembuh sama sekali ( Full remission atau

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    24/33

    recovery), sepertiga yang lain dapat dikembalikan ke masyarakat walaupun

    masih harus sering diperiksa dan diobati selanjutnya (Social recovery),

    sepertiga sisanya biasanya mempunyai prognosa yang jelek, mereka tidak

    dapat berfungsi didalam masyarakat dan menuju

    kekemunduran mental, sehingga mungkin menjadi penghuni tetap di Rumah

    Sakit Jiwa.

    Untuk menetapkan prognosa, kita harus mempertimbangkan semua faktor

    dibawah ini :1. Kepribadian Pre-psikotik : bila skizoid dan hubungan antar manusia

    memang kurang memuaskan, maka prognosanya lebih jelek. Bila skizofrenia

    timbul secara akut, maka prognosa lebih baik dari pada bila penyakit itu mulai

    secara pelan-pelan.2. Jenis skizofrenia : jenis katatonik memiliki prognosa paling baik

    dari pada semua jenis. Jenis hebefrenia dan simpleksmemiliki prognosa yang

    sama jelek.3. Umur : Semakin muda umur permulaannya, semakin

    jelek prognosanya4. Pengobatan : Semakin lekas mendapat pengobatan, semakin

    baik prognosanya5. Faktor keturunan : prognosa menjadi lebih berat bila didalam

    keluarga terdapat seorang atau lebih yang juga menderita skizofrenia.

    (WF Maramis, 2004)

    PENGOBATANPengobatan harus secepat mungkin diberikan, karena keadaan psikotik yang

    lama menimbulkan kemungkinan yang lebih besar bahwa penderita menuju

    kekemunduran mental.Terapis jangan melihat kepada penderita skizofrenia sebagai penderita yangtidak dapat disembuhkan lagi atau sebagai suatu makhluk yang aneh dan

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    25/33

    inferior. Keluarga atau orang lain dilingkungan penderita diberi penerangan

    (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar menghadapinya.

    Macam-macam pengobatan1. Farmako terapi2. Terapi elektro- konvulsi (TEK)3. Terapi koma insulin4. Psikoterapi dan rehabilitasi5. Lobotomi Prefrontal

    (WF Maramis, 1998)

    FarmakoterapiDari sudut organobiologi sudah diketahui bahwa pada skizofrenia (dan

    juga gangguan jiwa lainnya) terdapat gangguan pada fungsi neurotransmitter

    sel-sel susunab saraf pusat (otak) yaitu pelepasan zat dopamin dan serotonin

    yang mengakibatkan gangguan proses pikiran, alam perasaan dan perilaku

    sebagaimana yang telah diuraikan pada bab III : gejala klinis skizofrenia. Oleh

    karena itu obat psikofarmaka yang akan diberikan ditujukan pada gangguan

    fungsi neurotransmitter tadi, sehingga gejala-gejala klinis tadi dapat

    dihilangkan atau dengan kata lain penderita skizofreniadapat diobati

    (Dadang Hawari, 2001)

    (1) Pemberian Anti psikosis1). Neuroleptika dosis efektif tinggi (diberikan) dalam dosis terbagi 2 3 kali/

    sehari- Khlorpromazin : 75 500 mg (per-os)

    Injeksi 25 50 mg/kali (im)- Perazin : 50 60 mg (per-os)-Thioridazin : 75 500 mg (per-os)

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    26/33

    Diutamakan untuk skizofrenia yang disertai penyakit organik, misalnya

    skizofrenia dengan gangguan hepar

    (2). Neuroleptika dengan dosis rendah (diberikan dalam dosis terbagi ) 1-2 kali

    / sehari

    - Flupenazin HCL : 5 10 mg (per-os)- Flupenazin depo : 25 mg /4 minggu (intra musculer)- Trifluoperazin : 3 20 mg (per-os)- Haloperidol : 5 15 mg(per-os)- Pimozid : 2 8 mg (per-os)

    (Pedoman Diagnosis dan terapi lab/UPF Ilmu Kedokteran Jiwa, 1994)(3). Terapi elektro-konvulsi (TEK)

    Tidak lebih unggul dibandingkan dengan obat-obatan, tetapi bila diberikan

    bersama-sama akan lebih mempercepat proses penyembuhan.(Maramis, 2004)

    (4). Terapi Koma insulin

    Meskipun pengobatan ini tidak khusus, bila diberikan pada permulaan

    penyakit, hasilnya memuaskan. Prosentase kesembuhan lebih besar bila

    dimulai dalam waktu 6 (enam) bulan sesudah penderita jatuh sakit. Terapi

    koma insulin memberi hasil yang baik pada katatonia dan skizofrenia

    paranoid.(WF Maramis, 2004)

    (5). Psikoterapi dan Rehabilitasi

    Bertujuan untuk memperkuat fungsi ego dengan cara psikoterapi agar pasien

    bisa bersosialisasi. Manipulasi lingkungan agar lingkungan dapat memahami

    dan menerima keadaan pasien, membimbing dalam kehidupan sehari-hari,

    memberi kesibukan atau pekerjaan untuk pasien. Mengawasi minum obat

    secara teratur dalam jangka waktu lama dan membawa pasien untuk

    pemeriksaan ulang.(Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kedokteran Jiwa,1994)

    (6). Lobotomi PrefrontalDapat dilakukan bila terapi lain secara intensif tidak berhasil dan bila penderitasangat mengganggu lingkungannya.

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    27/33

    (WF Maramis, 2004)

    PERAWATAN KLIEN GANGGUAN JIWAMenurut Carpenito (1989), pemberian asuhan keperawatan merupakan proses

    terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan klien,

    keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal

    (Kelliat, 1991). Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses

    terapeutik tersebut yaitu : Proses keperawatan. Penggunaan proses

    keperawatan membantu perawat dalam melakukan praktek keperawatan,

    menyelesaikan masalah keperawatan klien dan atau memenuhi kebutuhan

    klien secara ilmiah, logis, sistematis dan terorganisasi.Pada dasarnya proses keperawatan merupakan salah satu teknik

    penyelesaikan masalah (problem solving). Proses keperawatan bertujuan

    untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan

    masalah klien dapat diidentifikasi dan diprioritaskan untuk dipenuhi dan

    diselesaikan.Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari

    tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisi, tidak untuk bagi individu

    klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung,

    luwes dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien

    berubah. Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung.

    Diagnosa keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian

    belum ada.Proses keperawatan merupakan sarana/wahana kerjasama perawat dan klien

    yang umumnya pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien,

    namun pada proses sampai akhir diharapkan peran klien lebih besar dari

    peran perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien

    merawat

    diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan atau

    masalah teratasi.

    KEKAMBUHAN KLIEN GANGGUAN JIWA

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    28/33

    Kekambuhan adalah suatu keadaan dimana penyakit dapat hilang timbul

    sewaktu-waktu dengan kondisi yang sama ataupun berbeda ( Sullinger, 1988).

    Penderita gangguan jiwa diperkirakan akan kambuh 50 % pada tahun pertama

    dan sekitar 70 % pada tahun kedua dan 100 % pada tahun kelima setelah

    pulang dari Rumah Sakit (Carson & Ross, 1997)Menurut Sullinger penyebab kekambuhan dapat diidentifikasi menjadi 4 antaralain :

    Klien (Penderita)Diketahui bahwa klien yang gagal minum obat dengan teratur mempunyai

    kecenderungan untuk kambuh. Menurut hasil penelitian menunjukkan 25 %

    sampai 50 % klien dari RS Jiwa tidak memakan obat dengan teratur (Appleton,

    1982 yang dikuti Sullinger, 1988). Klien kronis sulit memakan obat karena

    adanya gangguan realitas dan ketidakmampuan mengambil keputusan.

    Dokter sebagai pemberi resepMemakan obat dengan teratur dapat menekan terjadinya kekambuhan. Namun

    pemakaian neuroleptika yang lama dapat menyebabkan efek samping Tardive

    diskeniayang bisa mengganggu hubungan sosial seperti gerakan yang tidak

    terkontrol.Perawat sebagai penanggung jawab kasus atau case manager

    Setelah klien pulang dari perawatan di Rumah Sakit, maka yang bertanggung

    jawab atas program adaptasi klien di rumah adalah perawat Puskesmas.

    Penanggung jawab klien mempunyai banyak waktu untuk bertemu klien,

    sehingga dapat mengidentifikasi gejala dini dan segera mengambil tindakanKeluargaDalam penelitian Snyder (1981) dan Vaugh (1976), memperlihatkan bahwa

    keluarga dengan ekspresi emosi Para penderita gangguan jiwa di negara kita

    masih menjadi golongan yang tersisih. Kondisi ini disebabkan tingkat

    kesadaran masyarakat masih rendah, adanya stigma negatif terhadap para

    penderita, ketertutupan pihak keluarga terdekat akibat perasaan malu memiliki

    anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

    hingga fasilitas pengobatan dan rehabilitasi yang masih kurang. Ini yang harus

    kita perbaiki, jelasnya.

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    29/33

    Perawatan psikososial yang tinggi diperkirakan terjadi kekambuhan dalam

    waktu 9 bulan. Hasilnya 57 % dirawat oleh keluarga dengan ekspresi emosi

    yang tinggi dan 17 % dengan keluarga yang mempunyai ekspresi emosi

    rendah. Dengan terapi keluarga diharapakan dapat menurunkan ekspresi

    emosi yang tinggi. ( Budi Anna Kelliat, 1997).Untuk itu, dr Widya menjelaskan perlu dilakukan perawatan intensif denganpendekatan kekeluargaan (psikososial). Terapi jenis itu, lanjutnya,menekankan peran aktif anggota keluarga dan Iingkungan sekitar dalaminteraksi dengan pasien. Namun untuk mencapai kondisi ini, pasien harusterlebih dulu menjalani terapi lain, seperti pemberian obat yang teratur hinggaterapi kejang listrik (ECT).Dokter Widya meminta agar tidak membiarkan pasien berada sendirian ataudiganggu oleh ejekan lingkungannya. Pasien sebaiknya dilibatkan dalam

    pembicaraan yang menarik minatnya, atau berikan keleluasaan untukmenyalurkan bakat dan hobinya.Hal terpenting adalah jangan biarkan faktor penyebab stres menimpa mereka.Kita harus memasukkan perawatan dan rehabilitasi penyakit jiwa ini ke dalamprogram prioritas kesehatan masyarakat. Harus juga diupayakan supayaprogram jaminan sosial kesehatan masyarakat miskin (askeskin) mencakuppelayanan untuk para penderita gangguan jiwa. Hal ini harus kita lakukansebagai bagian dan upaya mencapai derajat kesehatan komprehensif secarafisil, mental, dan sosial, tambah Fachmi. (*/S-4)Sumber : Media Indonesia , Rabu, 31 Oktober 2007http://www.idijakbar.com/?show=detailnews&kode=19&tbl=terkini

    GANGGUAN PSIKOTIK

    - Hendaya berat dalam daya nilai realitas(+)

    - Dasar organik

    (-)

    http://www.idijakbar.com/?show=detailnews&kode=19&tbl=terkinihttp://www.idijakbar.com/?show=detailnews&kode=19&tbl=terkinihttp://www.idijakbar.com/?show=detailnews&kode=19&tbl=terkini
  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    30/33

    GANGGUAN NEUROTIK

    - Daya nilai realitas tak terganggu

    - Dasar Organik (-)

    - Kepribadian tetap utuh

    - Perilaku kadang - kadang terganggu tapi dalam batas norma-norma sosial

    PERBANDINGAN ANTARA PSIKONEUROSA DAN PSIKOSAAKTOR NEUROSA PSIKOSAerilaku Umum Dekompensasi kepribadian

    ringan, kontak dengan realita danfungsi social terganggu

    Dekompensasi kepribadian hebat, kontakdengan realita sangat terganggu, tidakdapat berfungsi sosial

    ejala gejala Gejala psikologik dan somatikbervariasi luas, tetapi tidakterdapat hallusinasi ataugangguan proses berfikir, emosidan tindakan yang ekstrim

    Gejala bervariasi luas dengan waham danhallusinasi, kedangkalan emosi danperilaku hebat

    rientasi Penderita jarang kehilanganorientasi terhadap lingkungan Penderita sering kehilangan orientasiterhadap lingkungan

    emahaman

    nsight)Penderita sering masih

    memahami bahwa ia tergangguPenderita jarang sekali memahami bahwa

    ia tergangguspek Sosial Perilaku penderita jarangmembahayakan diri sendiri ataumasyarakat

    Perilaku penderita sering berbahaya bagidiri sendiri dan atau masyarakat

    erawatan danengobatan Jarang diperlukan perawatan diRumah Sakit Biasanya diperlukan perawatan di RumahSakitejala gejalaasik Mengeluh, tetapi orang lainmenganggap tidak apa-apa Tidak merasa sakit, perilaku tidak wajar,orang lain terganggu.

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    31/33

    Soal : Multiple Choice1. Menurut konsep Gangguan Jiwa terdapat butirbutir :

    1. Adanya Gejala Klinis yang bermakna, berupa Sindrom atau Pola Perilaku2. Adanya Gejala Klinis yang bermakna, berupa Sindrom atau pola psikologik3.Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress),disfungsi organ tubuh

    4. No 1 dan 2 saja yang benar

    2. Gangguan akibat alkhohol dan obat/zat, termasuk dalam klasifikasi :a. Gangguan Mental organikb. Gangguan Mental Psikotikc. Gangguan Neurotik dan gangguan Kepribadiand. Gangguan masa kanak, remaja, dan perkembangane. Semua diatas benar

    3. Istilah tepat tentang Gangguan Jiwa yang digunakan dalam PPDGJ IIIadalaha. Mental Illnessb. Mental Deseasec. Mental Disorderd. Mental Organike. Mental Disstress

    4. Menurut Hierarki Blok Diagnosis gangguan Jiwa berdasarkan PPDGJ- III, bahwaSkizofrenia, memiliki dan termasuk pada kode diagnosis :a. F 20 F 29b. F 30 F 39c. F 40 F 49

    d. F 50 F 59e. F 60 F 69

    5. Didalam Pengelompokan diagnosis Multiaksial diperlukan untuk tujuan :1. Perencanaan terapi2. Meramalkan outcome (prognosis)3. Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis4. Menangkap kompleksitas situasi klinis

    6. Angka kejadian pada gangguan psikotik jauh lebih rendah dari gangguan Non-psikotik yaitu :a. 1

    3 prosenb. 1 3 permil

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    32/33

    c. 1- 30 pernild. 2 6 permile. 2 6 prosen

    7. Salah satu pernyataan pada prognosa skizofrenia dibawah ini salah yaitu :a. Kepribadian Prepsikotik : bila skizoid dan hubungan antar manusia

    memang kurang memuaskan, maka prognosanya lebih jelek. Bila skizofrenia

    timbul secara akut, maka prognosa lebih baik dari pada bila penyakit itu mulai

    secara pelan-pelan.b.Jenis Skizofrenia : jenis katatonik memiliki prognosa paling baik dari

    pada semua jenis. Jenis hebefrenia dan simpleks memiliki prognosa yang sama

    jelek.c.Umur : Semakin muda umur permulaannya, semakin baik

    prognosanya.d.Pengobatan : Semakin lekas mendapat pengobatan, semakin baik

    prognosanyae. Faktor Keturunan : prognosa menjadi lebih berat bila didalam keluarga

    terdapat seorang atau lebih yang juga menderita skizofrenia.

    8. Bermacam macam jenis Neurosa diantaranya adalah Neurosa Obsesif

    kompulsif yaitu ditandai dengan :mengambang bebas, biasanya serangannya mendadakguan fisik, mencakup gejala sensorik, motorik atau peny. Fisik.epribadian ganda, somnambulisme

    al yang disadari oleh klienn irasional yang muncul yang disadari oleh klien

    9.Menurut Sullinger penyebab kekambuhan dapat diidentifikasi menjadi 4 antaralain :

    1. Klien (Penderita) sendiri

  • 7/29/2019 ILMU KEJIWAAN

    33/33

    2. Dokter sebagai pemberi resep

    3. Perawat sebagai penanggung jawab kasus atau case manager4. Tetangga

    10. Jenis terapi yang bertujuan untuk memperkuat ego klien adalah .a. Farmakoterapib. Elektro konvulsi terapic. Psikoterapi Terapi dan rehabilitasid. Lobotomi Prefrontale. Insulin syok terapi