analisis kemampuan peserta didik kelas x smk ...penelitian di kelas x teknik elektronika industri....

145
ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK PANGUDI LUHUR LEONARDO KLATEN DALAM MENYELESAIKAN SOAL TIPE HOTS PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh : Irene Aulia Putri NIM : 151414089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 16-Aug-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK PANGUDI

LUHUR LEONARDO KLATEN DALAM MENYELESAIKAN SOAL TIPE

HOTS PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

(SPLDV)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Irene Aulia Putri

NIM : 151414089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

i

ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK PANGUDI

LUHUR LEONARDO KLATEN DALAM MENYELESAIKAN SOAL TIPE

HOTS PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

(SPLDV)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Irene Aulia Putri

NIM : 151414089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah

hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab, Tuhan, Allahmu

menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi (Yosua 1:9)

Tidak prenah saya berurusan dengan sesuatu yang lebih sulit daripada jiwa saya

sendiri, kadang-kadang membantu saya dan kadang-kadang menentang saya.

-Abu Hamid Al Ghazali-

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Allah yang membimbing dan memberkati segala jalan yang kupilih

Bunda Maria dan Santa Irene yang menyertai setiap langkah perjalanan hidup

Orang tua penulis Maximius Suwondo dan Theresia Ratna Widyaningsih

Saudari/a penulis Anastasia Renanda dan Laurentius Christi Adi Nugroho

Sahabat baik penulis Dian, Velent, Anita, Crista, Zeska, Venti, Meiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

v

HALAMAN MOTTO

In the end they’ll all judge me anyway, so whatever- Min Yoongi

Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its

whole life believing that it is stupid- Albert Einstein

Terasa sulit ketika aku merasa harus melakukan sesuatu, tetapi menjadi mudah

ketika aku menginginkannya – Annie Gottlier

Bahkan ketika yang lain terus berlari dan aku hanya berjalan, atau bahkan mereka

berjalan dan aku hanya merayap, aku hanya tidak akan pernah berhenti-anonim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

viii

ABSTRAK

Irene Aulia Putri. 2020. Analisis Kemampuan Peserta Didik Kelas X SMK Pangudi

Luhur Leonardo Klaten Dalam Menyelesaikan Soal Tipe HOTS Pada Materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik Sekolah Menengah

Kejuruan kelas X dalam menyelesaikan soal tipe HOTS dalam materi Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah

peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri SMK Leonardo Klaten tahun ajaran

2019/2020. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes tertulis dan

wawancara. Sebanyak 31 peserta didik mengikuti tes tertulis dan 5 peserta didik dipilih

sebagai subjek wawancara.

Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah sebanyak 21 peserta didik mampu

mengerjakan soal tingkat menganalisis. Selain itu, peserta didik masih kurang mampu

dalam mengerjakan soal tingkat mengevaluasi dan mencipta. Kesimpulan dari penelitian

ini adalah sebanyak 67,74% peserta didik mampu mencapai kemampuan berpikir tingkat

tinggi menganalisis.

Kata kunci: High Order Thinking Skill, Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

ix

ABSTRACT

Irene Aulia Putri. 2020. Analysis Capability of Vocational High School Leonardo

Klaten Students Class X In Resolving High Order Thingking Skill Problem In Material

System of Linear Equation in Two Variables.

The objective of the research is to find out the ability of high order thinking skill of

Vocational High School Leonardo students of class X Electronics Engineering Industry

about the system of linear equations two variables.

This is a qualitative descriptive research. The subject is students of class X Electronics

Engineering Industry in the academic year 2019/2020. The instruments for data

collection are a test and interview. As many as 31 students do the test and 5 students

chosen as the subject interview.

The result of this research is 21 students are capable of doing the level of analyzing. In

addition, in this level there is no student who are able to evaluate and create. In

conclusion, 67,74% student are able to achieve the high order thingking skill level of

analyzing.

Key word: High Order Thinking Skill, System of Linear Equation in Two Variables.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan

berkat dan rahmat kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

β€œAnalisis Kemampuan Peserta Didik Kelas X SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten

dalam Menyelesaikan Soal Tipe HOTS pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV)” dengan baik. Tujuan saya mengajukan skripsi ini yaitu memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh gelas sarjana pendidikan dari Program Studi

Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

Selesainya penulisan dan penyusunan skripsi ini tak lepas dari bimbingan,

dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yesus Kristus yang memberikan berkat yang melimpah dan kekuatan pada

setiap langkah yang diambil.

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Maria Suci Apriani, S.Pd., M.Sc., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

xi

5. Bapak Dewa Putu Wiadnyana Putra, S.Pd., M.Sc selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah membimbing dan memberikan pengarahan selama proses

penulisan dan penyusunan skripsi.

6. Bapak Febi Sanjaya, M.Sc., selaku dosen yang membantu memvalidasi

instrumen penelitian.

7. Ibu Cyrenia Novella Krisnamurti, M.Sc, selaku dosen Pembimbing Akademik

sekaligus membantu penulis memvalidasi instrumen penelitian.

8. Bapak/Ibu/Romo dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

serta seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

9. Bruder Yohanes Bosco Purwanto, S.T., selaku kepala SMK PL Leonardo

Klaten yang memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

SMK PL Leonardo Klaten.

10. Bapak Pudjijanto, S.Pd., selaku guru mata pelajaran matematika SMK PL

Leonardo Klaten yang memberikan ijin untuk penulis melaksanakan

penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri.

11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi

subjek penelitian dan mengikuti segala prosesnya dengan baik

12. Orangtua penulis, Maximius Suwondo dan Theresia Ratna Widyaningsih

yang selalu mendoakan, memberikan dukungan secara moral dan materiil

pada setiap pilihan yang diambil penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

D. Pembatasan Masalah............................................................................. 5

E. Penjelasan Istilah .................................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 7

BAB II Landasan Teori .................................................................................. . 8

A. Taksonomi Bloom ................................................................................ 8

B. High Order Thinking Skill (HOTS) ...................................................... 15

C. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ............................... 33

D. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

xiv

E. Kerangka Berpikir ................................................................................ 46

BAB III Metode Penelitian ............................................................................ 48

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 48

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 49

C. Subjek dan Objek Penelitian................................................................. 49

D. Bentuk data ........................................................................................... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 50

F. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 50

G. Uji Validitas Instrumen ........................................................................ 53

H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 54

BAB IV Analisis Data dan Hasil Penelitian ................................................. 60

A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 60

B. Penyajian Data ...................................................................................... 64

C. Analisis ................................................................................................ 72

D. Pembahasan .......................................................................................... 87

E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 91

BAB V Kesimpulan dan Saran ...................................................................... 92

A. Kesimpulan .......................................................................................... 92

B. Saran .................................................................................................... 92

Daftar Pustaka ................................................................................................ 94

Lampiran ......................................................................................................... 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir Menurut Pusat Penelitian

Pendidikan ....................................................................................... 17

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Tertulis .............................................. 51

Tabel 3.2 Panduan Umum Wawancara Peserta Didik ..................................... 53

Tabel 3.3 Kategorisasi Kemampuan Peserta Didik ......................................... 57

Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 60

Tabel 4.2 Penilaian Hasil Tes Tertulis ............................................................. 65

Tabel 4.3 Kategorisasi Peserta Didik ............................................................... 67

Tabel 4.4 Persentase Kemampuan HOTS Peserta Didik ................................. 81

Tabel 4.5 Kutipan Hasil Wawancara Peserta Didik......................................... 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perubahan Istilah dalam Taksonomi Bloom ............................... 12

Gambar 2.2 Tabel Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir ................................. 17

Gambar 2.3 Penyelesaian Metode Grafik ....................................................... 36

Gambar 4.1 Contoh Jawaban Nomor 1 Peserta Didik .................................... 74

Gambar 4.2 Contoh Jawaban Nomor 1 Peserta Didik .................................... 75

Gambar 4.3 Contoh Jawaban Nomor 1 Peserta Didik .................................... 76

Gambar 4.4 Contoh Jawaban Nomor 2 Peserta Didik .................................... 77

Gambar 4.5 Contoh Jawaban Nomor 2 Peserta Didik .................................... 78

Gambar 4.6 Contoh Jawaban Nomor 3 Peserta Didik .................................... 80

Gambar 4.7 Contoh Jawaban Nomor 3 Peserta Didik .................................... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................................. 97

Validasi Ahli .................................................................................................... 99

Instrumen Penelitian .................................................................................... 104

Contoh Hasil Tes Tertulis ............................................................................ 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di jaman yang serba cepat dan modern ini pendidikan sangat berperan

penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia. Namun demikian,

berdasarkan beberapa penelitian, kualitas pendidikan di Indonesia menempati posisi

yang masih rendah dan hal ini menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh

pemerintah Indonesaia. Berdasarkan Education Index yang dipublikasikan oleh

Human Development Reports pada tahun 2017, Indonesia ada di posisi ke tujuh di

ASEAN dengan skor 0,622 (Gerintya, 2019). Singapura memperoleh skor tertinggi

yaitu sebesar 0,832, disusul oleh Malaysia (0,719), Brunei Darusaalam (0,704).

Angka tersebut dihitung menggunakan Mean Years of Schooling dan Expected Year

of Schooling. Selain itu, Indonesia juga berada pada urutan ke 67 dari 125 negara di

dunia dalam peringkat Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2019,

diterbitkan oleh Institut Europeen d’Administration des Affaires (INSEAD), yang

memfokuskan pada penilaian daya saing global. Meskipun peringkat ini meningkat

untuk Indonesia, yang semula peringkat 77 pada tahun 2018, namun bisa dibilang

bahwa daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia masih tertinggal

dibandingkan dengan negara lain. Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing

SDM adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Walaupun anggaran untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

2

pendidikan di Indonesia tergolong tinggi dan trennya terus meningkat dari tahun ke

tahun, namun belum mampu mendongkrak/ meningkatkan kualitas SDM. Menurut

Jaime Saavendra dari Bank Dunia, yang dikutip dari laporan Worldwide Educating

for the Fututre Index (WEFFI), β€œMemperbarui kurikulum harus selalu menjadi

agenda, karena itu sangat penting untuk berinvestasi dalam mengubah perilaku guru

dan meningkatkan apa yang terjadi di dalam kelas”.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No.160 tahun 2014

tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pada tahun

2019/2020, dikatakan bahwa seluruh sekolah di Indonesia wajib menggunakan

Kurikulum 2013 dengan pengecualian Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Hal ini

berarti hanya SPK yang sudah bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Asing saja

yang diperkenankan tidak memberlakukan kurikulum 2013 secara keseluruhan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (KBBI, 2019).

Menurut Hasbullah (2006) pendidikan dalam arti sederhana diartikan sebagai usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan adalah usaha sadar dari keluarga,

masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau

latihan yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun di luar sekolah untuk

mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang seutuhnya yang dapat

memainkan peranan yang tepat dan konstruktif dalam berbagai lingkungan hidupnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

3

di masa yang akan datang (Mudyahardjo, 2010:59). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau

sekelompok orang untuk membina kepribadian agar sesuai dengan nilai-nilai dalam

masyarakat dan kebudayaan yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman baik di

dalam maupun di lua sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Matematika merupakan salah satu alat atau bahasa dasar banyak ilmu

pengetahuan yang diajarkan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan

tinggi. Selain mempelajari angka, matematika juga mengajarkan mengenai simbol,

tabel, diagram mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks maupun abstrak.

Ilmu matematika bukanlah ilmu yang dapat dipelajari hanya dengan menghafal,

melainkan pemahaman konsep yang harus benar-benar dikuasai. Sehingga akan

menjadi lebih mudah ketika sampai pada tahap pengaplikasian. Selama ini, proses

pembelajaran matematika masih berpaku pada metode tradisional yaitu metode

teacher center atau yang lebih dikenal dengan metode ceramah. Dalam metode ini,

guru lebih mendominasi kegiatan di dalam kelas. Mulai dari menyampaikan materi,

memberikan rumus yang berkaitan dengan materi, memberikan contoh soal yang

kemudian dibahas dan pada akhirnya peserta didik diberi soal untuk latihan. Latihan

soal yang dikerjakan peserta didikpun juga mengacu pada langkah-langkah pada

contoh soal yang sudah diberikan oleh guru sebelumnya. Hal ini mengakibatkan

kreativitas peserta didik dalam mengerjakan soal sangat minim. Di samping itu,

kemampuan peserta didik dalam memahami hingga menganalisis soal juga masih

sangat kurang dikarenakan minimnya pengalaman mengerjakan soal yang beragam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

4

Hingga saat ini, matematika masih dianggap mata pelajaran yang sangat

susah dan juga ditakuti oleh sebagian besar peserta didik baik di tingkat Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas/

Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK). Karena mindset awal peserta didik

adalah matematika merupakan mata pelajaran yang sulit, maka beberapa peserta

didik menjadi malas untuk mempelajari matematika. Hal ini berakibat pada

rendahnya nilai yang diperoleh peserta didik dalam mata pelajaran matematika. Pada

tahun 2018, muncul keluhan peserta didik mengenai soal-soal matematika yang sulit.

Peserta didik merasa bahwa soal-soal yang diberikan pada Ujian Nasional Berbasis

Komputer jauh berbeda dengan soal yang dikerjakan pada saat uji coba dan kisi-kisi

(Antara, 2018). Peserta didik merasa khawatir karena nilai ujian nasional digunakan

sebagai pertimbangan untuk masuk perguruan tinggi dan melamar pekerjaan.

Maka dari itu, peneliti ingin melakukan sebuah penelitian yang mengangkat

tentang sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal High

Order Thinking Skill dengan judul β€œAnalisis Kemampuan Peserta Didik Kelas X

SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten dalam Menyelesaikan Soal Tipe High Order

Thinking Skill pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam

menyelesaikan soal-soal HOTS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dirumuskan sebuah

permasalah yaitu bagaimana kemampuan peserta didik kelas X Teknik Elektronika

Industri dalam menyelesaikan soal-soal HOTS.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, tujuan dari penelitian ini

adalah mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik kelas X Teknik

Elektronika Industri dalam menyelesaikan soal-soal HOTS.

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, peneliti membatasi

permasalahan pada analisis kemampuan peserta didik SMK Pangudi Luhur Leonardo

Klaten kelas X Teknik Elektronika Industri tahun ajaran 2019/2020 dalam

menyelesaikan soal tipe High Order Thinking Skill pada materi Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) berdasarkan Taksonomi Bloom yang sudah di revisi.

E. Penjelasan Istilah

1. Taksonomi Bloom

Dalam taksonomi Bloom menurut Anderson & Krathwohl (2001) dalam Modul

Penyusunan Soal HOTS tahun 2017 dimensi berpikir dibagi menjadi tiga yaitu

Low Order Thinking Skill/LOTS (mengetahui), Medium Order Thinking

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

6

Skill/MOTS (memahami dan mengaplikasi) dan High Order Thinking Skill/HOTS

(menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi).

2. High Order Thinking Skill (HOTS)

High Order Thinking Skill (HOTS) adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi

merupakan proses keterampilan berpikir secara mendalam yang melibatkan

pengolahan informasi secara kritis dan kreatif dan terkait dengan kemampuan

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru

Guru dapat mengetahui sejauh mana peserta didik dapat mengerjakan dan

menyelesaikan soal High Order Thinking Skill sehingga dengan demikian guru

dapat menyesuaikan metode pengajaran yang cocok untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal HOTS.

2. Bagi peserta didik

Peserta didik dapat memahami soal HOTS sehingga dapat digunakan sebagai

acuan dan referensi untuk menyelesaikan soal-soal HOTS meskipun dengan

materi yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

7

3. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam

menyelesaikan soal tipe HOTS dalam materi serta penelitian ini dapat dijadikan

bekal awal untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir

peserta didik di masa depan.

G. Sistematika Penulisan

Bab I adalah bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, penjelasan istilah, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan bab landasan teori yang digunakan dalam penelitian yang berisi

teori tentang taksonomi Bloom, High Order Thinking Skill, sistem persamaan linear

dua variabel, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir.

Bab III merupakan bab yang memaparkan tentang metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian. Bab ini berisi jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subjek dan objek penelitian, bentuk data, teknik pengumpulan data, uji

validitas instrumen dan teknik analisis data.

Bab IV adalah bab yang membahas analisis data dan hasil penelitian. Bab ini

berisi pelaksanaan penelitian, penyajian data, analisis dan pembahasan.

Bab V merupakan bab terakhir dalam penulisan yang berisi kesimpulan dari

penelitian yang dilaksanakan dan juga saran untuk guru dan peneliti selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Taksonomi Bloom

Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani tassein yang memiliki

arti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan sehingga makna dari taksonomi

adalah hierarki klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Pada awal tahun 1950-an

Bloom dan kawan-kawannya mengemukakan bahwa presentase terbanyak dari butir

soal yang diajukan hanya berupa permintaan untuk mengemukakan hafalan mereka

dalam evaluasi belajar. Sedangkan menurut Bloom, hafalan merupakan tingkat

terendah dalam kemampuan berpikir dan masih banyak level lain yang lebih tinggi

yang harus dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran agar dapat menghasilkan

peserta didik yang kompeten di bidangnya. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom,

Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl memperkenalkan kerangka konsep kemampuan

berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom. Kerangka konsep yang disampaikan ini

dibagi menjadi tiga ranah kemampuan intelektual yaitu ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir yang disesuaikan dengan tujuan

dari pembelajaran yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap-tahap

yang harus dilalui peserta didik agar mampu mengaplikasikan teori yang diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

9

ke dalam tindakan secara nyata. Berikut merupakan penjelasan dari ranah kognitif

pada Taksonomi Bloom:

1. Taksonomi Bloom sebelum revisi

Taksonomi Bloom dikemukakan oleh Benjamin S.Bloom pada 1956 (Jailani, 2018)

yang dibagi dalam enam kategori pokok dengan urutan jenjang mulai dari yang

paling rendah hingga jenjang yang paling tinggi. Kategori yang dimaksudkan yaitu

pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),

analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).

Taksonomi Bloom dibagi menjadi 6 aspek, sebagai berikut:

a. Pengetahuan

Aspek pengetahuan merupakan proses mengingat kembali (recall) informasi

yang telah dipelajari atau diterima sebelumnya. Pada aspek ini kemampuan

yang diujikan merupakan kemampuan untuk menyebutkan atau menjelaskan

kembali.

b. Pemahaman

Aspek pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti

mengenai hal-hal yang dipelajari, menginterpretasikan dan menyatakan

kembali dengan menggunakan kata-kata sendiri.

c. Penerapan

Kemampuan penerapan dilihat dari metode dalam menghadapi suatu kasus

yang konkret dan baru. Kemampuan ini dapat dinyatakan dalam

pengaplikasian konsep dalam permasalahan yang dihadapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

10

d. Analisis

Pada tingkat ini, seseorang mampu menjabarkan informasi yang kompleks

yang kemudian memecahkannya menjadi bagian-bagian yang kecil yang

terstruktur serta mengaitkannya dengan informasi lainnya sehingga

organisasinya dapat dipahami dengan baik.

e. Sintetis

Kemampuan untuk membentuk pola baru dengan menghubungkan bagian-

bagian yang ada dan mengenai informasi dengan baik untuk memperoleh solusi

yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah.

f. Evaluasi

Kemampuan memberikan penilaian terhadap suatu materi pembelajaran

dengan argumen yang berkaitan dengan hal-hal yang sudah dipelajari

sebelumnya, dipahami, dilakukan, dianalisis dan dihasilkan yang dapat

dipertanggungjawabkan argumen tersebut.

2. Taksonomi Bloom setelah revisi

Lorin Anderson Krathwohl, yang merupakan murid Bloom, beserta ahli psikologi

aliran kognitivisme pada tahun 1994 merevisi taksonomi Bloom yang disesuaikan

dengan kemajuan jaman dimana hanya dilakukan pada ranah kognitif saja, yang

meliputi:

a. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level

taksonomi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

11

b. Perubahan pada semua level hierarkis namun tetap mempertahankan urutan

levelnya dari yang terendah hingga tertinggi. Perubahan tersebut dapat dilihat

sebagai berikut:

1) Pada level 1, knowledge (pengetahuan) diubah menjadi remembering

(mengingat)

2) Pada level 2, comprehension (pemahaman) dipertegas menjadi

understanding (memahami)

3) Pada level 3, application (penerapan) diubah menjadi applying

(menerapkan)

4) Pada level 4, analysis (analisis) berubah menjadi analyzing (menganalisis)

5) Pada level 5, synthesis (sintesis) dinaikkan levelnya menjadi level 6 namun

dengan perubahan yaitu creating (mencipta)

6) Pada level 6, evaluation (evaluasi) turun menjadi level 5 dengan sebutan

evaluating (mengevaluasi)

Revisi oleh Krathwohl ini sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar yang

lebih dikenal dengan istilah C1 sampai C6. Secara lebih singkat perubahan istilah

pada taksonomi Bloom dapat dilihat dalam gambar berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

12

Gambar 2.1 Perubahan istilah dalam Taksonomi Bloom

Setelah taksonomi Bloom direvisi oleh Anderson & Krathwohl (2001), dimana

tujuan pembelajaran dibagi menjadi dua dimensi yaitu proses kognitif dan

pengetahuan sehingga HOTS dalam taksonomi Bloom harus disesuaikan. Dimensi

proses kognitif HOTS pada taksonomi Bloom yang dikemukakan oleh Anderson &

Krathwohl (2001) meliputi proses menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate)

dan mencipta (create) (Liu, 2010). Sedangkan pada dimensi pengetahuan HOTS

meliputi pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural

(procedural knowledge) dan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge).

Dalam pengkategorian yang lebih modern, HOTS tidak hanya melibatkan satu

dimensi (dimensi proses kognitif) saja tetapi merupakan irisan tiga komponen

dimensi proses kognitif teratas yaitu menganalisis, mengevaluasi dan mencipta serta

tiga komponen dimensi pengetahuan tertinggi yaitu konseptual, prosedural, dan

metakognitif. Masing-masing komponen HOTS dijelaskan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

13

a. Menganalisis

Menurut Anderson & Krathwohl (2001) menganalisis merupakan kemampuan

untuk memecah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan

bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain atau

bagian tersebut dengan keseluruhannya. Pada tingkat analisis, seseorang akan

mampu memilah semua informasi yang masuk dan kemudian menstrukturkan

informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau

hubungannya serta mampu mengenali dan membedakan faktor sebab akibat dari

sebuah skenario yang rumit. Menganalisis dibagi menjadi beberapa bagian

menurut Anderson & Krathwohl yaitu kemampuan membedakan

(differentiating) yang merupakan kemampuan membedakan bagian-bagian dari

keseluruhan struktur dalam bentuk yang sesuai yang terjadi pada saat peserta

didik mendeskriminasikan informasi yang relevan dan tidak relevan serta

informasi yang penting dan tidak penting kemudian memberikan perhatian lebih

pada informasi yang relevan dan penting dengan mengabaikan informasi

lainnya, mengorganisasi (organizing) merupakan kemampuan mengidentifikasi

unsur-unsur secara bersama-sama menjadi unsur yang saling terkait yang terjadi

ketika peserta didik membangun hubungan-hubungan sistematis dan koheren

(terkait) antar potongan informasi dan juga biasa terjadi bersamaan dengan

proses membedakan dengan fokus menentukan tujuan atau sudut pandang

seseorang, dan mengantribusikan (attributing) adalah kemampuan peserta didik

untuk menyebutkan tentang sudut pandang, bias, nilai atau maksud dari suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

14

masalah yang diajukan yang membutuhkan pengetahuan dasar dan juga

melibatkan proses dekonstruksi yang didalamnya peserta didik menentukan

tujuan dari suatu permasalahn yang diberikan oleh guru.

b. Mengevaluasi

Mengevaluasi didefinisikan sebagai kemampuan melakukan judgement

berdasarkan pada kriteria dan standar tertentu (Anderson & Krathwohl, 2001).

Kriteria sering digunakan untuk menentukan kualias, efektifitas, efisiensi, dan

konsistensi, sedangkan standar digunakan dalam menentukan kuantitas maupun

kualitas. Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat

mengenai sesuatu atau beberapa hal bersama dengan pertanggungjawaban

pendapat tersebut yang berdasar pada kriteria tertentu. Kemampuan ini

dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu yang termasuk di

dalamnya adalah memeriksa (checking) dan mengkritisi (critiquing).

c. Mencipta

Mengkreasikan atau mencipta merupakan proses penempatan beberapa elemen

sekaligus untuk kemudian dibentuk menjadi satu kesatuan yang utuh atau

fungsional atau mereorganisasi unsur ke dalam bentuk struktur yang baru. Di

samping itu mencipta juga merupakan proses pengolahan pengetahuan yang

sudah ada/pernah diterima untuk merancang ide guna memecahkan suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

15

permasalahan. Proses kognitif dalam menciptakan meliputi merumuskan,

merencanakan dan memproduksi.

B. High Order Thingking Skill (HOTS)

1. Pengertian HOTS

Ada beberapa ahli mendefinisikan High Order Thinking Skill (HOTS).

Menurut Bloom (1956) Higher Order Thingking (HOT) merupakan kemampuan

abstrak yang berada pada ranah kognitif dari taksonomi sasaran pendidikan yakni

mencakup analisis, sintesis dan evaluasi. Thomas & Thorne (2009) menyatakan

bahwa berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada level yang lebih tinggi daripada

sekedar mengingat fakta atau menceritakan kembali sesuatu yang didengar

kepada orang lain. Kemudian secara lebih lanjut Thomas & Thorne menyatakan

bahwa berpikir tingkat tinggi menuntut seseorang untuk melakukan sesuatu

terhadap fakta, yaitu memahaminya, menyimpulkannya, menghubungkannya

dengan fakta dan konsep lain, mengkategorikan, memanipulasi, menempatkan

fakta secara bersama-sama dalam cara-cara baru dan kemudian menerapkannya

untuk mencari solusi dari suatu permasalahan.

Menurut Barahal (2008) (Brookhart, 2010) menyampaikan bahwa berpikir

kritis merupakan seni berpikir yang meliputi menanya dan menyelidik,

mengobservasi dan mendeskripsikan, membandingkan dan mengkaitkan,

menemukan kompleksitas serta mengeksplorasi sudut pandang. Sedangkan The

Australian Council for Education Research (ACER) (Widana, 2017) menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

16

bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses menganalisis,

merefleksi, memberikan argumen (alasan), menerapkan konsep pada situasi

berbeda, menyusun, menciptakan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi tidak hanya

sekedar mengingat, mengetahui, atau mengulang namun juga kemampuan untuk

memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical

thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen

(reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making).

Menurut Lewis dan Smith (1993) (Jailani, 2018:3) berpikir tingkat tinggi

terjadi ketika seseorang mampu untuk mengambil informasi baru kemudian

menghubungkannya dengan informasi yang dimilikinya dan menggunakannya

untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam berbagai situasi serta

mampu untuk memutuskan apa yang harus dipercaya, apa yang harus dilakukan,

memunculkan ide baru, memprediksikan dan memecahkan masalah yang tidak

biasa ditemukannya. Brookhart (2010) mengkategorikan kemampuan berpikir

tingkat tinggi ke dalam tiga bagian yaitu: bentuk transfer hasil belajar, bentuk

berpikir kritis dan proses pemecahan masalah. Conklin (2012) (Jailani, 2018)

menyatakan karakteristik yang mendasari kemampuan berpikir tingkat tinggi

adalah berpikir kritis dan kreatif. Dari pendapat beberapa ahli, seperti Lewis &

Smith, Brookhart, Conklin, maka keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan

proses keterampilan berpikir secara mendalam yang melibatkan pengolahan

informasi secara kritis dan kreatif dan terkait dengan kemampuan menganalisis,

mengevaluasi dan mencipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

17

2. Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir

Gambar 2.1 Tabel klasifikasi dimensi proses berpikir

Gambar tabel di atas menampilkan tentang klasifikasi dimensi proses berpikir

menurut Anderson & Krathwohl (Widana, 2017).

Tabel 2.1 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir Menurut Pusat Penelitian

Pendidikan

Tingkat Level kognitif Kemampuan yang diukur

I Pengetahuan dan

Pemahaman

- Mengingat kembali materi.

- Menyebutkan dan menjelaskan

langkah-langkah penyelesaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

18

Tingkat Level kognitif Kemampuan yang diukur

II Aplikasi - Menggunakan materi dalam

pemecahan masalah.

- Menerapkan prosedur untuk

memecahkan masalah.

III Penalaran - Menguraikan permasalahan

dan mencari hubungan antar

bagian.

- Menyusun hipotesis,

mengkritisi, membenarkan atau

menyalahkan.

- Merancang, menemukan,

menyempurnakan.

Pusat Penelitian Pendidikan mengklasifikan dimensi proses berpikir menjadi 3 level

kognitif yaitu level 1) pengetahuan dan pemahaman, 2) aplikasi dan level 3)

penalaran. Berikut adalah penjelasan mengenai level kognitif tersebut.

a. Pengetahuan dan Pemahaman

Pada level ini, dimensi yang dicakup adalah mengetahui (C1) dan memahami

(C2). Pada soal level 1, yang diukur adalah kemampuan peserta didik mengenai

pengetahuan faktual, konsep dan prosedural. Bisa saja soal pada level 1 yang

diberikan merupakan soal yang sulit namun dalam pemecahannya peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

19

harus mengingat kembali materi yang dipelajari sebelumnya seperti rumus untuk

menyelesaikan permasalahan, definisi, hingga menyebutkan dan menjelaskan

langkah-langkah untuk melakukan sesuatu. Meskipun demikian, soal ini

bukanlah soal yang termasuk dalam kategori HOTS.

b. Aplikasi

Dalam memecahkan permasalahan pada level aplikasi, kemampuan yang

dibutuhkan lebih tinggi dibandingkan level pengetahuan dan pemahaman karena

mencakup dimensi proses berpikir menerapkan dan mengaplikasikan (C3).

Kemampuan yang diukur pada soal level 2 ini antara lain 1) kemampuan

menggunakan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural tertentu dalam

menyelesaikan permasalahan baik dalam materi yang sama maupun diluar mata

pelajaran yang bersangkutan, 2) menerapkan pengetahuan faktual, prosedural

dan konseptual untuk menyelesaikan masalah kontekstual meskipun dalam

situasi dan kondisi yang berbeda. Sama halnya seperti pada level 1, ada

kemungkinana bahwa soal level 2 menghadapkan peserta didik pada persoalan

yang mengharuskan peserta didik untuk mengingat kembali materi yang

sebelumnya, menyebutkan definisi hingga menyebutkan dan menjelaskan

langkah-langkah untuk melakukan sesuatu. Namun pengetahuan tersebut

digunakan pada konsep yang berbeda maupun untuk menyelesaikan

permasalahan konstestual. Tetap saja, meskipun demikian soal tipe ini tidaklah

termasuk soal tipe HOTS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

20

c. Penalaran

Penalaran merupakan level tertinggi dari dimensi berpikir dan juga merupakan

level kemampuan berpikir tingkat tinggi karena pada tahap ini peserta didik

harus memiliki kemampuan yang mencakup dua dimensi sebelumnya yaitu

mengingat, memahami serta menerapkan pengetahuan faktual, konseptual dan

prosedural yang kemudian harus menyelesaikan masalah kontekstual dengan

menggunakan logika dan penalaran yang tinggi dalam situasi nyata yang tidak

menentu. Level ini mencakup dimensi proses berpikir menganalisis (C4),

mengevaluasi (C5) dan mengkreasi (C6). Menganalisis (C4) menuntut

kemampuan peserta didik untuk mengkerucutkan aspek-aspek, menguraikan,

mengorganisir, membandingkan dan menemukan makna yang tersirat dari

permasalahan yang dihadapkan. Dimensi mengevaluasi (C5) menuntut peserta

didik untuk mampu menyusun hipotesis/ rumusan masalah, mengkritik,

memprediksi, menilai, menguji, membenarkan maupun menyalahkan.

Sedangkan dimensi mengkreasi (C6) menuntut kemampuan peserta didik dalam

merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,

memperbarui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah

dalam penyelesaian suatu permasalahan. Ciri-ciri soal pada level ini adalah

menuntut kemampuan peserta didik untuk menggunakan penalaran dan logika

dalam pengambilan keputusan (evaluasi), memprediksi serta merefleksi, juga

kemampuan menyusun strategi baru yang dapat digunakan untuk memecahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

21

suatu masalah konstekstual yang tidak tentu. Kemampuan untuk

menginterpretasi, mencari hubungan antar konsep serta kemampuan mentransfer

konsep satu ke konsep lain merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

menyelesaikan soal-soal pada level 3.

3. Karakteristik Soal HOTS

Soal-soal HOTS dapat digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas. Berikut

adalah karakteristik yang dipaparkan untuk menyusun soal HOTS:

a. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses menganalisis,

merefleksi, menyampaikan argumen/pendapat, menerapkan konsep dalam

situasi yang berbeda, menyusun, dan menciptakan. Hal tersebut dinyatakan

dalam The Australian Council for Education Research (ACER) dimana

kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah sekedar kemampuan mengingat,

mengetahui, atau mengulang. Dengan demikian, jawaban dari soal-soal HOTS

tidak tersampaikan secara eksplisit dalam stimulus.

Yang termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah

kemampuan memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical

thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen

(reasoning), serta kemampuan mengambil keputusan (decision making).

Kreativitas HOTS dalam penyelesaian masalah antara lain:

1) Kemampuan menyelesaikan masalah yang tidak familiar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

22

2) Kemampuan mengevaluasi tahap-tahap dalam penyelesaian masalah yang

dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda,

3) Menentukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dari cara yang

sudah ada

Banyak yang meyakini bahwa soal tipe HOTS merupakan soal

dengan tingkat kesukaran yang tinggi, namun hal ini tidaklah benar. Karena

kemampuan seseorang untuk menyelesaikan permasalahan dalam

mengartikan sebuah kata atau kalimat yang tidak umum (tidak familiar) bisa

dikategorikan sangat sulit, namun kemampuan untuk menyelesaikan

masalah tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai kemampuan berpikir

tingkat tinggi.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat diasah selama proses

pembelajaran di dalam kelas. Sehingga jika peserta didik memiliki

kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka proses pembelajaran dapat

mmberikan ruang bagi peserta didik untuk menemukan konsep pengetahuan

yang berbasis kreativitas. Maka dari itu, pembelajaran di dalam kelas saat

ini memfasilitasi peserta didik agar terdorong untuk membangun kreativitas

dan berpikir kritis dengan guru sebagai pendamping dan fasilitator.

b. Berbasis permasalahan kontekstual

Soal-soal tipe HOTS merupakan asesmen yang diimplementasikan dari

situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari agar peserta didik dapat menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

23

konsep-konsep yang diperoleh dalam kelas untuk memecahkan masalah yang

dihadapi. Permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari merupakan

permasalahan yang terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan

ruang angkasa, yang mana juga melibakan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Yang dimaksudkan dalam hal ini

adalah kemampuan peserta didik dalam menghubungkan (relate),

menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply) dan mengintegrasikan

(integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk memecahkan

permasalahan dalam kehidupan nyata.

Berikut adalah lima prinsip pembelajaran kontekstual yang biasa disebut

REACT menurut Sounders (Komalasari, 2011:8-10)

1) Relating, proses pembelajaran yang terkait dengan konteks pengalaman

kehidupan dunia nyata untuk bekal di kemudian hari.

2) Experiencing, pembelajaran yang memberikan pengalaman secara

langsung kepada peserta didik melalui kegiatan eksplorasi, penemuan,

inventori, investigasi, penelitian, dan sebagainya.

3) Applying, menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

dipelajari dalam situasi dan konteks yang lain untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

4) Cooperating, proses pembelajaran dengan memberikan pengalaman

kerja sama untuk memberikan wawasan pada dunia nyata bahwa

menyelesaikan tugas akan berhasil jika dilakukan secara bersama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

24

5) Transferring, pembelajaran yang menekankan pada kemampuan peserta

didik untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah

dimiliki pada situasi lain.

Ciri-ciri dari evaluasi kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik adalah

sebagai berikut (Widana, 2017):

1) Peserta didik mampu menyusun pendapatnya sendiri, bukan hanya

sekedar memilih jawaban yang telah tersedia;

2) Tugas-tugas yang diberikan merupakan tantangan yang dihadapkan

dalam permasalahan dunia nyata;

3) Tugas-tugas yang diberikan hendaknya memiliki lebih dari satu jawaban

tertentu, dimana hal ini dapatmeningkatkan kreativitas peserta didik

dalam menyampaikan pendapatnya dalam bentuk jawaban.

c. Menggunakan bentuk soal yang beragam

Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam perangkat tes (soal-soal

HOTS) sebagaimana digunakan dalam Programme for International Students

Assessment (PISA), bertujuan agar dapat mengetahui informasi secara rinci dan

menyeluruh sejauh mana kemampuan peserta tes. Hal ini sangat penting bagi

guru, karena penilaian yang dilakukan dapat menjamin prinsip objektif dimana

hasil penilaian merupakan gambaran kemampuan peserta didik sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya. Hal ini juga dapat menjamin akuntabilitas penilaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

25

Ada berbagai macam bentuk soal yang dapat digunakan dalam tipe soal

HOTS, antara lain:

1) Pilihan ganda

Pada umumnya, soal tipe HOTS menggunakan stimulus yang

berdasarkan pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok

soal (stem) dan pilihan jawaban (option), pilihan jawaban yang

diberikan merupakan kunci jawaban dan pengecoh. Yang dimaksud

dengan kunci jawaban adalah jawaban benar yang paling benar,

sedangkan pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar namun ada

kemungkinan peserta didik terkecoh untuk memilih jawaban ini jika

tidak menguasai materi yang terkait dengan soal. Kunci jawaban yang

diberikan pada umumnya bukanlah jawaban yang tersedia secara

eksplisit, namun peserta didik diharapkan dapat menemukan jawaban

dari soal yang terkait dari stimulus/bacaan yang tersedia dengan

menggunakan konsep-konsep pengetahuan yang dimiliki serta

menggunakan logika atau penalaran. Dalam tipe soal ini, jawaban benar

diberi nilai 1 dan jawaban salah mendapat nilai 0.

2) Pilihan ganda kompleks

Yang dimaksud pilihan ganda kompleks merupakan soal dengan pilihan

jawaban benar/salah atau ya/tidak. Soal ini bertujuan untuk menguji

sejauh mana pemahaman peserta didik dalam menghadapi suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

26

permasalahan secara komprehensif yang terkait dengan pernyataan satu

dan lainnya. Sama halnya dengan soal pilihan ganda biasa, bentuk

pilihan ganda kompleks memuat stimulus yang bersumber pada situasi

konstekstual. Pernyataan yang diberikan peserta didik terkait dengan

stimulus yang diberikan, kemudian peserta didik diminta untuk

memilih benar/salah atau ya/tidak dari pernyataan-pernyataan yang

terkait satu sama lain tersebut. Susunan dari pernyataan diacak secara

random, tidak sistematis mengikuti polas tertentu karena jika diberika

pola yang sistematis, maka akan mengacu pada pilihan jawaban yang

benar. Peserta didik akan mendapat skor 1 apabila semua jawaban

dijawab dengan benar, namun bila ada satu saja pernyataan yang salah

maka nilainya 0.

3) Isian singkat atau melengkapi

Soal jenis ini merupakan soal yang meminta peserta didik untuk

mengisi jawaban secara singkat dengan cara mengisi kata, frase, angka

atau simbol. Pada soal tipe isian singkat, apabila peserta didik

menjawab benar maka akan diberikan skor 1, jika salam dalam

menjawab maka skornya 0. Berikut adalah karakteristik dari soal isian

singkat:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

27

a) Dalam setiap soal sebaiknya hanya ada satu saja bagian yang harus

dilengkapi oleh peserta didik dan paling banyak dua bagian, hal ini

bertujuan agar tidak membingungkan peserta didik.

b) Jawaban yang dituntut harus singka dan pasti berupa kata, frase, angka,

simbol, tempat, atau waktu.

4) Jawaban singkat atau pendek

Soal jawaban singkat merupakan soal dengan jawaban berupa kata,

kalimat pendek, atau frase terhadap suatu pertanyaan. Pada soal ini, jika

terdapat langkah/kata kunci yang benar maka skornya 1, jika jawaban

yang diberikan peserta didik salah skornya 0. Berikut merupakan

karakteristik dari soal jawaban singkat:

a) Menggunakan kalimat pertanyaa langsung atau kalimat perintah;

b) Pertanyaan atau perintah harus jelas agar mendapatkan jawaban

singkat;

c) Usahakan panjang kata atau kalimat yang harus dijawab peserta

didik relatif sama;

d) Hindari penggunaan kata, kalimat atau frase yang diambil

langsung dari buku teks, hal ini akan mendorong peserta didik

hanya sekedar mengingat atau menghafalkan apa yang tertulis

dalam buku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

28

5) Uraian

Soal uraian merupakan soal yang jawabannya menuntut peserta didik

untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan

gagasan tersebut menggunakan kalimatnya sendiri dalam bentuk

tertulis.

4. Langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS

Untuk menulis soal tipe HOTS, hendaknya diperhatikan terlebih dahulu rumusan

materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu

dengan perilaku yang diharapkan. Di samping itu, uraian materi yang akan

ditanyakan belum tentu tersedia dalam buku pelajaran. Maka dari itu penulisan soal

HOTS membutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal, serta

kreativitas dalam memilih stimulus soal yang disesuaikan dengan kondisi daerah di

sekitar satuan pendidikan. Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal tipe

HOTS (Widana, 2017):

a. Menganalisis Kompetensi Dasar yang dapat dibuat soal-soal HOTS

Guru dapat menganalisis kompetensi dasar secara mandiri atau melalui forum

Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Kompetensi dasar yang dipilih dalam materi

sistem persamaan linear dua variabel adalah kompetensi dasar 3.3 dan 4.3.

Kompetensi dasar 3.3 menentukan nilai variabel pada sistem persamaan linear

dua variabel dalam masalah kontekstual terdapat pada soal nomor 1 sampai 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

29

pada instrumen. Kompetensi dasar 4.3 menyelesaikan masalah sistem persamaan

linear dua variabel juga terdapat pada soal nomor 1 sampai dengan soal nomor

tiga.

b. Menyusun kisi-kisi soal

Penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk membantu guru dalam menulis butir

soal HOTS. Selain itu juga mempermudah dalam mengetahui indikator dari soal-

soal yang akan dibuat.

c. Memilih stimulus yang menarik dan konstekstual

Stimulus yang digunakan dalam instrumen soal merupakan stimulus

konstekstual. Yang dimaksud dengan stimulus kontekstual adalah stimulus yang

sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal

Penulisan butir soal disesuaikan dengan indikator yang telah dibuat dalam kisi-

kisi soal. Hal ini dimaksudkan agar ketercapaian indikator soal dapat terlihat.

e. Membuat pedoman penskoran atau kunci jawaban

Pedoman penskoran yang dibuat, disesuaikan dengan tingkat kesulitan dalam

menjawab setiap pertanyaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

30

Sehingga, dengan demikian hal ini diharapkan dapat memudahkan dalam

pembuatan hingga penilaian soal-soal tipe HOTS.

5. Peran Soal HOTS dalam Pendidikan

Soal-soal tipe HOTS memiliki tujuan untuk mengukur sejauh mana keterampilan

peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi. Dalam melakukan penilaian

pembelajaran, guru dapat menyisipkan beberapa soal HOTS. Berikut merupakan

beberapan peran soal HOTS dalam meningkatkan mutu penilaian

a. Mempersiapkan kompetensi peserta didik menyongsong abad ke-21

Penilaian yang diberikan oleh sekolah diharapkan dapat memberikan bekal

kepada peserta didik untuk memiliki sejumlah kompetensi yang dibutuhkan

di abad ke-21 (21𝑠𝑑 π‘π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘¦ π‘ π‘˜π‘–π‘™π‘™π‘ ). Secara garis besar, kompetensi yang

dimaksud dibagi dalam 3 kelompok yaitu: 1) memiliki karakter yang baik

(beriman dan taqwa, rasa ingin tahu, pantang menyerah, kepekaan sosial dan

berbudaya, mampu beradaptasi, serta memiliki daya saing yang tinggi); 2)

memiliki sejumlah kompetensi (berpikir kritis dan kreatif, problem solving,

kolaborasi, dan komunikasi); 3) menguasai literasi mencakup keterampilan

berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak,

visual, digital, dan auditori. Dengan adanya soal HOTS dalam penilaian dapat

melatih peserta didik untuk mengasah kemampuan dan keterampilannya

sesuai dengan tuntutan kompetensi abad ke-21 dalam permasalahan nyata

dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan latihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

31

b. Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah

Soal-soal HOTS yang dihadapkan pada peserta didik disesuaikan dengan

situasi dan kondisi di daerah masing-masing peserta didik. Kreativitas guru

dalam pemilihan stimulus yang berbasis permasalahan sehari-hari di

lingkungan sekolah sangatlah penting, diantaranya dengan memilih

permasalahan yang familiar di lingkungan sekolah sebagai stimulus

kontekstual. Hal ini menjadi menarik karena permasalahan yang dihadapkan

pada peserta didik dapat dilihat dan dirasakan secara langsung. Di samping

itu, penyajian permasalahan konstekstual dalam penilaian dapat

meningkatkan rasa memiliki dan cinta terhadap potensi-potensi yang ada di

daerahnya. Dengan demikian peserta didik merasa terpanggil untuk ikut

ambil bagian dalam pemecahan masalah yang timbul di daerahnya.

c. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik

Pendidikan formal diharapkan dapat menjawab tantangan yang ada di

masyarakat, salah satunya ilmu yang dipelajari di sekolah dapat terkait secara

langsung dengan permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan demikian

materi yang diperoleh di sekolah dapat bermanfaat dan dijadikan bekal untuk

terjun ke masyarakat secara nyata. Tantangan-tantangan yang terjadi di

masyarakat dapat dijadikan stimulus kontestual yang menarik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

32

penilaian sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta

didik untuk ikut andil dalam pemecahan masalah di masyarakat.

d. Meningkatkan mutu penilaian

Dengan membiasakan peserta didik berlatih menjawab soal-soal HOTS,

diharapkan peserta didik dapat berpikir secara kritis dan kreatif. Terdapat tiga

kategori sekolah menurut pencapaian Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah

(US), yaitu: a) sekolah unggul, dimana rata-rata nilai UN lebih tinggi daripada

rata-rata nilai US; b) sekolah biasa, yaitu jika pencapaian rata-rata nilai US

tinggi dan kemudian diikuti dengan rata-rata nilai UN yang tinggi atau

sebaliknya, rata-rata nilai US rendah kemudian rata-rata nilai UN yang

diperoleh juga rendah; c) sekolah yang perlu dibina, merupakan sekolah yang

pencapaian nilai US lebih tinggi daripada pencapaian nilai UN. Masih

terdapat banyak sekolah yang masuk dalam kaetegorisekolah yang perlu

dibina. Kemungkinan yang terjadi adalah soal-soal yang dibuat guru level

kognitifnya lebih rendah dibandingkan dengan soal-soal UN. Penyebab

lainnya adalah belum disisipkannya soal-soal HOTS, sehingga kebanyakan

hanya level LOTS dan MOTS saja yang diukur sehingga peserta didik tidak

terbiasa mengerjakan soal-soal HOTS. Maka, penilaian yang berkualitas

diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

33

C. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Pembahasan dalam bagian ini merujuk pada buku β€œMatematika SMK Bisnis dan

Manajemen Jilid 1 Kelas X” yang ditulis oleh Sanjoyo dkk tahun 2008.

Definisi 2.1 Persamaan Linear Dua Variabel (Sanjoyo, dkk., 2008:90)

Persamaan linear dua variabel secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut

π‘Ž + 𝑏 = 𝑐.

Secara umum, Persamaan Linear Dua Variabel memiliki tak berhingga banyak

penyelesaian yang berbentuk (π‘₯, 𝑦). Dalam diagram kartesius penyelesaian

persamaan linear dua variabel dilukiskan dengan garis lurus.

Definisi 2.2 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (Sanjoyo, dkk., 2008:141)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah himpunan dua persamaan linear dua

variabel dalam bentuk:

{π‘Ž1π‘₯ + 𝑏1𝑦 = 𝑐1

π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2𝑦 = 𝑐2

Keterangan:

π‘Ž1, π‘Ž2 : koefisien variabel π‘₯

𝑏1, 𝑏2 : koefisien variabel 𝑦

𝑐1, 𝑐2 : konstanta

π‘Ž1, π‘Ž2, 𝑏1, 𝑏2, 𝑐1 dan 𝑐2 adalah bilangan real. π‘Ž1, 𝑏1 tidak boleh bersama-sama

bernilai nol. Demikian pula π‘Ž2, 𝑏2 juga tidak boleh bersama-sama bernilai nol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

34

Solusi dari sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah pasangan urut

(π‘₯, 𝑦) yang memenuhi kedua persamaan linear dua variabel tersebut. Dengan

demikian, sebuah sistem persamaan linear dua variabel memiliki tiga kemungkinan

sebagai berikut:

1. Tepat satu penyelesaian, artinya tepat satu nilai π‘₯ dan nilai 𝑦 yang memenuhi

sistem persamaan linear tersebut.

2. Sistem persamaan linear dua variabel tidak memiliki penyelesaian.

3. Sistem persamaan linear dua variabel memiliki tak berhingga banyak

penyelesaian.

Sanjoyo, dkk (2008:141) mengatakan terdapat lima metode untuk menntukan

penyelesaian sebuah SPLDV. Dalam skripsi ini hanya akan dibahas empat saja, yaitu

sebagai berikut.

a. Metode grafik

Telah dibahas diatas bahwa grafik penyelesaian sebuah persamaan linear dua

variabel adalah sebuah garis lurus. Penyelesaian sistem persamaan linear dua

variabel adalah himpunan titik-titik yang memenuhi kedua persamaan linear

tersebut. Secara grafis penyelesaian sistem persamaan linear π‘Ž1π‘₯ + 𝑏1𝑦 = 𝑐1

dan π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2𝑦 = 𝑐2 adalah perpotongan kedua garis yang menyatakan kedua

persamaan linear dua variabel tersebut.

Misalkan garis 𝑒1: π‘Ž1π‘₯ + 𝑏1𝑦 = 𝑐1 dan garis 𝑒2: π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2𝑦 = 𝑐2, maka ada

tiga kemungkinan dari kedua garis tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

35

1) SPLDV memiliki tepat satu penyelesaian. Hal ini terjadi jika kedua garis

tersebut berpotongan di satu titik. Dengan kata lain, kedua garis tersebut

memiliki kemiringan yang berbeda atau π‘Ž1

𝑏1β‰ 

π‘Ž2

𝑏2.

2) SPLDV memiliki tidak berhinggan banyak penyelesaian. Hal ini terjadi

jika garis 𝑒1 berimpit dengan garis 𝑒2, dan π‘Ž1

𝑏1=

π‘Ž2

𝑏2= βˆ’

𝑐1

𝑐2. Dengan kata

lain setiap titik pada garis merupakan penyelesaian dari sistem

persamaan linear.

3) SPLDV tidak memiliki penyelesaian. Hal ini terjadi jika garis 𝑒1 sejajar

dengan garis 𝑒2 namun tidak berimpit, jika π‘Ž1

𝑏1=

𝑐2

𝑏2β‰  βˆ’

𝑐1

𝑐2. Pada kondisi

ini, tidak terdapat perpotongan maupun singgungan dari kedua garis

tersebut.

Sebagai ilustrasi penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan

metode grafik, perhatikan contoh 2.1 berikut.

Contoh 2.1 (Sanjoyo, dkk., 2008:142)

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear π‘₯ + 2𝑦 = 3

dan 2π‘₯ + 𝑦 = 3.

Penyelesaian:

Dari persamaan π‘₯ + 2𝑦 = 3 diperoleh titik-titik (0,3

2) dan (3,0) sebagai

penyelesaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

36

Dari persamaan 2π‘₯ + 𝑦 = 3 diperoleh titik-titik (0,3) dan (3

2, 0) sebagai

penyelesaian. Jadi, grafik π‘₯ + 2𝑦 = 3 melalui titik (0,3

2) , (3,0) dan grafik

2π‘₯ + 𝑦 = 3 melalui titik (0,3), (3

2, 0). Grafik kedua garis tersebut

diperlihatkan pada Gambar 2.3 berikut ini.

Gambar 2.3 Penyelesaian Metode Grafik Contoh 2.3

π‘₯ + 2𝑦 = 3

2π‘₯ + 𝑦 = 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

37

Penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah titik potong kedua garis

tersebut yaitu titik (1,1). Dengan kata lain, nilai π‘₯ = 1 dan 𝑦 = 1

merupakan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel.

Metode grafik memberikan gambaran visual penyelesaian sistem

persamaan linear dua variabel, namun metode ini mudah membuat

kesalahan jika penyelesaiannya bukan bilangan bulat. Untuk menentukan

penyelesaian yang lebih tepat dan benar, digunakan ketiga metode berikut:

eliminasi, substitusi, atau campuran keduanya.

b. Metode eliminasi

Diberikan sistem persamaan linear dua variabel sebagai berikut

π‘Ž1π‘₯ + 𝑏1𝑦 = 𝑐1

π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2𝑦 = 𝑐2

Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode eliminasi yang

dimaksud adalah menghilangkan salah satu peubah/variabel dari sistem

persamaan dengan menyamakan koefisien dari peubah tersebut

π‘Ž1π‘₯ + 𝑏1𝑦 = 𝑐1|Γ— π‘Ž2 β†’ π‘Ž2π‘Ž1π‘₯ + π‘Ž2𝑏1𝑦 = 𝑐1π‘Ž2

π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2𝑦 = 𝑐2|Γ— π‘Ž1 β†’ π‘Ž2π‘Ž1π‘₯ + π‘Ž1𝑏2𝑦 = 𝑐2π‘Ž1_

(π‘Ž2𝑏1 βˆ’ π‘Ž1𝑏2)𝑦 = 𝑐1π‘Ž2 βˆ’ 𝑐2π‘Ž1

Jadi diperoleh

𝑦 =𝑐1π‘Ž2 βˆ’ 𝑐2π‘Ž1

π‘Ž2𝑏1 βˆ’ π‘Ž1𝑏2

dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

38

π‘₯ =𝑐1

𝑐1π‘Ž2 βˆ’ 𝑐2π‘Ž1

π‘Ž2𝑏1 + π‘Ž1𝑏2

π‘Ž1

Atau dengan kata lain:

1) Untuk mengeliminasi suatu variabel, maka koefisien dari variabel

pada kedua persamaan tersebut harus sama. Jika belum sama, kalikan

terlebih dahulu dengan suatu bilangan tertentu hingga variabel

tersebut memiliki koefisien yang sama.

2) Jika variabel yang akan dieliminasi memiliki tanda yang sama, maka

operasi yang digunakan adalah pengurangan dan jika tandanya

berbeda maka gunakan operasi penjumlahan.

Contoh 2.2:

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan

{5π‘₯ βˆ’ 2𝑦 = 21

βˆ’π‘₯ + 2𝑦 = (βˆ’9)

Jawab:

Karena koefisien pada variabel 𝑦 sama, maka kita eliminasi variabel 𝑦

diperoleh

5π‘₯ βˆ’ 2𝑦 = 21

βˆ’π‘₯ + 2𝑦 = (βˆ’9) +

4π‘₯ = 12

π‘₯ = 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

39

Eliminasi variabel x, diperoleh

5π‘₯ βˆ’ 2𝑦 = 21 | Γ— 1| 5π‘₯ βˆ’ 2𝑦 = 21

βˆ’π‘₯ + 2𝑦 = (βˆ’9)| Γ— 5| βˆ’ 5π‘₯ + 10𝑦 = (βˆ’45) +

8𝑦 = βˆ’24

𝑦 = βˆ’3

Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear

{5π‘₯ βˆ’ 2𝑦 = 21

βˆ’π‘₯ + 2𝑦 = (βˆ’9) adalah {(3, (βˆ’3))}.

c. Metode substitusi

Misalkan terdapat sistem persamaan linear berbentuk π‘Ž1π‘₯ + 𝑏1𝑦 = 𝑐1

dan π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2𝑦 = 𝑐2. Maksud penyelesaian sistem persamaan linear

dengan metode substitusi adalah melakukan substitusi terhadap salah

satu peubah π‘₯ atau 𝑦 dari persamaan satu ke persamaan yang lain.

π‘Ž1π‘₯ + 𝑏1𝑦 = 𝑐1 β†’ 𝑏1𝑦 = 𝑐1 βˆ’ π‘Ž1π‘₯ atau 𝑦 =𝑐1

𝑏1βˆ’

π‘Ž1

𝑏1π‘₯ disubstitusikan

pada persamaan π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2𝑦 = 𝑐2 sehingga diperoleh

π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2 (𝑐1

𝑏1βˆ’

π‘Ž1

𝑏1π‘₯) = 𝑐2 atau dapat ditulis (π‘Ž2 βˆ’

𝑏2π‘Ž1

𝑏1𝑏2) π‘₯ = 𝑐2 βˆ’

𝑏2𝑐1

𝑏1.

Sehingga diperoleh

π‘₯ =𝑐2βˆ’

𝑏2𝑐1𝑏1

π‘Ž2βˆ’π‘2π‘Ž1𝑏1𝑏2

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

40

Contoh 2.3:

Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan {2π‘₯ βˆ’ 5𝑦 = βˆ’2

βˆ’3π‘₯ + 4𝑦 = βˆ’4

Jawab:

2π‘₯ βˆ’ 5𝑦 = βˆ’2 β‘ 

βˆ’3π‘₯ + 4𝑦 = βˆ’4 β‘‘

Misalkan kita akan mensubstitusi variabel x pada persamaan β‘‘, maka

kita ubah persamaan β‘  menjadi:

2π‘₯ βˆ’ 5𝑦 = βˆ’2

↔ 2π‘₯ = 5𝑦 βˆ’ 2

↔ π‘₯ =5π‘¦βˆ’2

2 β‘’

Substitusikan nilai x pada persamaan β‘’ ke persamaan β‘‘, diperoleh

βˆ’3 (5π‘¦βˆ’2

2) + 4𝑦 = βˆ’4

↔ βˆ’3(βˆ’2 + 5𝑦) + 8 = βˆ’8

↔ 6 βˆ’ 15𝑦 + 8 = βˆ’8

↔ βˆ’7𝑦 = βˆ’8 βˆ’ 6

↔ βˆ’7𝑦 = βˆ’14

↔ 𝑦 =βˆ’14

βˆ’7

↔ 𝑦 = 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

41

Kita substitusikan 𝑦 = 2 ke persamaan β‘’ untuk memperoleh nilai π‘₯

π‘₯ =5π‘¦βˆ’2

2

π‘₯ =5(2)βˆ’2

2

π‘₯ =8

2

π‘₯ = 4

Jadi, himpunan penyelesaian dari persamaan {2π‘₯ βˆ’ 5𝑦 = βˆ’2

βˆ’3π‘₯ + 4𝑦 = βˆ’4 adalah

{(4,2)}.

d. Metode gabungan eliminasi dan substitusi

Terdapat sistem persamaan sebagai berikut

π‘Ž1π‘₯ + 𝑏1𝑦 = 𝑐1

π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2𝑦 = 𝑐2

Penyelesaian sistem persamaan linear dengan menggunakan metode

gabungan eliminasi dan susbtitusi yang dimaksud adalah melakukan

eliminasi terhadap salah satu peubah/variabel dalam persamaan yang

kemudian melakukan langkah substitusi pada salah satu persamaan atau

sebaliknya.

Contoh 2.4:

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan {π‘₯ + 2𝑦 = 2π‘₯ βˆ’ 𝑦 = βˆ’1

.

Jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

42

π‘₯ + 2𝑦 = 2

π‘₯ βˆ’ 𝑦 = βˆ’1_

3𝑦 = 3

𝑦 = 1

Kita substitusikan nilai 𝑦 ke salah satu persamaan, diperoleh

π‘₯ + 2𝑦 = 2

π‘₯ + 2(1) = 2

π‘₯ + 2 = 2

π‘₯ = 0

Maka, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan {π‘₯ + 2𝑦 = 2π‘₯ βˆ’ 𝑦 = βˆ’1

adalah {(0,1)}.

Sistem persamaan linear dua variabel memiliki aplikasi yang cukup

banyak dalam dunia nyata. Sebagai ilustrasi diberikan Contoh 2.5 berikut

ini.

Contoh 2.5

Sebuah industri pakaian jadi memproduksi 2 jenis pakaian yaitu pria dan

wanita. Pada saat tertentu mendapatkan hasil penjualan sebesar Rp

14.400.000 dari 120 pakaian wanita dan 100 pakaian pria. Jika terjual 90

pakaian pria dan 80 pakaian wanita, hasil penjualannya adalah Rp

11.000.000. Tentukan harga jual setiap pakaian pria dan wanita.

Pembahasan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

43

Misalkan π‘₯ menyatakan banyaknya pakaian wanita yang terjual dan 𝑦 menyatakan

banyaknya pakaian pria yang terjual. Berdasarkan informasi diatas didapat sistem

persamaan linear dua variabel berikut:

120π‘₯ + 100𝑦 = 14400000

80π‘₯ + 90𝑦 = 11000000

Dengan menggunakan metode substitusi dan eliminasi diperoleh penyelesaian

sebagai berikut:

120π‘₯ + 100𝑦 = 14400000 | Γ— 2| 240π‘₯ + 200𝑦 = 28800000

80π‘₯ + 90𝑦 = 11000000 | Γ— 3| 240π‘₯ + 270𝑦 = 33000000 βˆ’

βˆ’70𝑦 = βˆ’4200000

𝑦 = 60000

Substitusikan nilai y di atas dalam persamaan 120π‘₯ + 100𝑦 = 250000

120π‘₯ + 100(60000) = 14400000

120π‘₯ + 6000000 = 14400000

π‘₯ = 70000

Maka penyelesaian sistem persamaan linear adalah π‘₯ = 70000 dan

𝑦 = 60000. Dengan kata lain harga penjualan baju wanita adalah Rp 70.000 dan

harga penjualan pakaian pria adalah Rp 60.000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

44

D. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dan terkait dengan penelitian yang peneliti

lakukan, yaitu penelitian yang menganalisis kemampuan berpikir tingkat tinggi pada

peserta didik. Penelitian yang dilakukan oleh Anjani (2017) adalah penelitian untuk

menganalisis kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut teori Anderson dan

Krathwohl dengan subjek penelitian peserta didik kelas XI Bilingual Class System

MAN 2 Kudus dalam pokok bahasan program linier. Dalam penelitian ini, Anjani

(2017) menemukan bahwa hanya sebanyak 6.45% peserta didik (dari 31 sampel)

yang mampu menyelesaikan soal dan mencapai tahapan menganalisis. Sedangkan

peserta didik yang mencapai tahap mengevaluasi ada 67.74% dan belum ada peserta

didik yang mampu mencapai tahapan mencipta atau membuat ide baru dalam

menyelesaikan soal program linier.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Mandini dan Hartono (2018) adalah

menganalisis kemampuan kepercayaan diri peserta didik dalam mengerjakan soal

tipe HOTS model TIMSS pada peserta didik SMP di Kabupaten Wonosobo. Hasil

dari penelitian yang dilakukan Mandini dan Hartono (2018) adalah tingkat

kemampuan dan peserta didik SMP kelas VIII di Kabupaten Wonosobo dalam

mengerjakan soal HOTS model TIMSS (Trends in International Mathematics and

Science Study) masuk dalam kategori sedang (85.9%). Kemudian jika dilihat dari

masing-masng indikator dari soal HOTS model TIMSS, indikator mensistesis,

menganalisis, memberikan alasan, dan menyelesaikan masalah yang tidak rutin

berada pada kategori sedang dan terdapat sati indikator yang berada pada kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

45

rendah yaitu menggeneralisasi. Untuk tingkat kepercayaa diri peserta didik SMP di

Kabupaten Wonosobo juga berada pada kategori sedang (56.5%).

Penelitian lain yang mirip dilakukan oleh Gais dan Ekasatya (2017) yang

membahas tentang analisis kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal

HOTS ditinjau dari kemampuan awal matematis peserta didik. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui kemampuan peserta didik menyelesaikan soal tipe

HOTS serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil dari penelitian ini adalah

adanya pengaruh kemampuan awal peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal tipe

HOTS dimana faktor penyebab kekeliruan menjawab soal tipe HOTS adalah

kemampuan awal matematis yang rendah dengan proses pembelajaran yang tidak

maksimal. Di samping itu, hasil angket dan wawancara juga menunjukkan bahwa

kurangnya pemahaman peserta didik terhada soal, ketidaklengkapan pembacaan soal

dan kurangnya perhaian dari orang tua juga mempengaruhi peserta didik dalam

pengerjaan soal. Kemudian secara keseluruhan peserta didik dikategorikan mampu

menyelesaikan soal tipe HOTS dimana pada soal kemampuan awal aspek analisis

adalah 77.78%, aspek evaluasi 67.59% dikategorikan baik, untuk aspek mencipta

45.37% dikategorikan cukup. Pada soal post-test diperoleh untuk aspek analisis rata-

ratanya adalah 78.70%, aspek evaluasi 77.64% dan dikategorikan baik, sedangkan

untuk aspek mencipta 60.83% dikategorikan cukup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

46

E. Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses

belajar mengajar dimana hal ini juga menuntut peserta didik untuk mampu

menyelesaikan dan mengatasi masalah yang dihadapkan. Salah satu dari tuntutan

dalam kurikulum 2013 adalah mengajak peserta didik untuk memiliki kemampuan

berpikir tingkat tinggi yang mana hal ini juga dapat juga menumbuhkan daya saing

dan meningkatkan SDM yang ada. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat diasah

melalui setiap proses pembelajaran yang dilakukan dengan mengangkat

permasalahan yang dekat dengan peserta didik. Maka dari itu, mengenal karakteristik

peserta didik dan juga daerah tempat satuan pendidikan berada sangatlah diperlukan

demi mendukung kelancaran penerapan kurikulum 2013.

Hingga saat ini, rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia juga masih

menjadi bahan pembicaraan yang ramai diperbincangkan. Kualitas pendidikan

Indonesia yang masih sangat rendah juga dapat dilihat dari posisi ketujuh yang diraih

Indonesia di ASEAN berdasarkan Education Index pada tahun 2017 dengan skor

0,622. Bank Dunia (World Bank) juga menyebutkan kualitas pendidikan di Indonesia

masih rendah. Indikator peringkat kualitas pendidikan ini tercermin dalam jumlah

kasus buta huruf (CNN Indonesia, 2018).

Salah satu cara untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik

dalam menyelesaikan soal tipe HOTS dalam materi sistem persamaan linear dua

variabel adalah dengan menganalisis. Di samping itu, dengan analisis juga dapat

diketahui sejauh hal-hal apa saja yang mempengaruhi peserta didik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

47

penyelesaian soal tipe HOTS. Maka dari itu peneliti menggunakan taksonomi Bloom

revisi yang disampaikan oleh Anderson & Krathwohl sebagai dasar analisis. Materi

sistem persamaan linear dua variabel merupakan materi yang dapat menggunakan

dan melibatkan permasalahan yang terjadi di sekitar peserta didik untuk membantu

memahami konsep dan lebih memahami permasalahan yang dihadapkan.

Tuntutan kurikulum

2013 mengenai

kemampuan

berpikir tingkat

tinggi

Kemampuan

berpikir tingkat

tinggi adalah salah

satu tolok ukur

kualitas pendidikan

Menganalisis

kemampuan

berpikir peserta

didik dalam

menyelesaikan soal

tipe HOTS

Kualitas

pendidikan dan

daya saing peserta

didik yang masih

rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala

yang ada (Arikunto, 2010). Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan

gambaran secara sistematis, faktual dan akurat terkait fakta, sifat dan hubungan antar

fenomena yang dihadapi. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2014)

merupakan metode yang digunakan untuk meneliti objek pada kondisi alamiah

dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan) dengan analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil dari

penelitian kualitatif menekankan makna dibandingkan generalisasi. Penelitian

kualitatif bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian

kualitatif lebih bersifat interaktif (saling mempengaruhi) dalam melihat hubungan

antar variabel pada objek yang diteliti. Hasil dari penelitian dengan pendekatan

kualitatif biasanya berupa deskripsi atau keterangan langsung secara lisan dari pihak

yang bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

49

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten pada

tahun ajaran 2019/2020. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 27 September

2019 dimana peneliti menyerahkan surat ijin untuk melaksanakan penelitian dan

pengambilan data di kelas X. Penelitian ini berakhir pada 6 November 2019.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMK Pangudi Luhur

Leonardo Klaten jurusan Teknik Elektronika Industri tahun ajaran 2019/2020 yang

berjumlah 31 peserta didik. Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir tingkat

tinggi peserta didik pada materi sistem persamaan linear dua variabel.

D. Bentuk Data

Data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Jenis data

kuantitatif menurut Riduwan (2008) merupakan data yang berupa angka-angka.

Dalam penelitian ini yang termasuk data kuantitatif merupakan hasil tes tertulis

peserta didik. Jenis data analisis hasil tes tertulis dan wawancara peserta didik

termasuk data kualitatif. Menurut Riduwan (2008), data kualitatif adalah data yang

berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa

kata-kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

50

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes tertulis

Peneliti memberikan soal tes tertulis pada peserta didik untuk mengukur

kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada materi sistem persamaan

linear dua variabel. Tes tertulis yang diberikan oleh peneliti berupa 3 butir soal

uraian dimana masig-masing soal merupakan soal yang mewakili tingkatan HOTS

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Hasil dari tes tertulis ini merupakan

data yang akan digunakan untuk pengambilan kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada peserta didik oleh peneliti dengan tujuan untuk

mengetahui bagaimana respon peserta didik mengenai tes tertulis yang diberikan.

Pertanyaan-pertanyan yang akan diberikan merupakan pertanyaan yang berada

pada lingkup kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang bersangkutan.

Hasil dari wawancara kan digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh

dari tes tertulis yang telah dilaksanakan peserta didik.

F. Instrumen Pengumpulan Data

1. Lembar soal tes

Lembar soal tes berisi soal mengenai materi sistem persamaan linear dua

variabel yang akan dikerjakan oleh peserta didik. Soal tes ini merupakan soal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

51

jawabannya berupa uraian dengan mengacu pada kisi-kisi yang dibuat

berdasarkan level HOTS yang bekaitan dengan materi yang akan diujikan.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Tertulis

No. Materi

Kelas/

Semester

Indikator Soal

Level

Kognitif

Bentuk

Soal

No.

Soal

1.

Sistem

Persamaan

Linear Dua

Variabel

X/I

Peserta didik

mampu

menentukan nilai

variabel pada

sistem

persamaan linear

dua variabel

Analisis

Uraian

1

2. Peserta didik

mampu membuat

model

matematika dari

masalah

kontekstual yang

berkaitan dengan

sistem

Evaluasi 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

52

No. Materi

Kelas/

Semester

Indikator Soal

Level

Kognitif

Bentuk

Soal

No.

Soal

persamaan linear

dua variabel

3. Peserta didik

mampu membuat

model

matematika dan

menentukan nilai

variabel pada

sistem

persamaan linear

dua variabel

Kreasi 3

2. Lembar wawancara

Wawancara yang dilakukan berpedoman pada poin-poin pokok yang akan

ditanyakan pada peserta didik yang berkaitan dengan materi yang diujikan dan

mengenai HOTS. Peneliti bebas dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan

dilakukan secara terstruktur namun tetap berlandaskan pedoman yang sudah

dibuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

53

Tabel 3.2 Panduan Umum Wawancara Peserta Didik

No. Panduan umum pertanyaan

1. Kesulitan apa saja yang dialami peserta didik selama

pengerjaan soal

2. Sejauh mana pemahaman peserta didik atas soal yang

diberikan

3. Kecukupan waktu yang diberikan untuk mengerjakan

soal

G. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilaksanakan guna memastikan bahwa instrumen yang akan

digunakan untuk pengambilan data sudah valid. Uji validitas instrumen ini dilakukan

oleh ahli yang sudah menguasai materi terkait penelitian. Peneliti memberikan soal,

kisi-kisi beserta kunci jawaban yang digunakan sebagai instrumen yang kemudian

dicek dan di revisi (jika dinyatakan adanya revisi).

Uji validitas pada instrumen yang digunakan pada penelitian ini melibatkan

dua validator ahli. Validator ahli yang telah memvalidasi instrumen merupakan

dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yaitu Bapak Febi Sanjaya,

M.Sc dan Ibu C.Novella Krisnamurti, M.Sc. Hasil validasi instrumen menyatakan

bahwa instrumen layak digunakan dengan revisi (rincian dapat dilihat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

54

lampiran). Revisi yang diberikan terkait dengan kisi-kisi dan kunci jawaban dari

soal yang dibuat.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis hasil tes tertulis

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data yang

diperoleh melalui wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi secara

sistematis dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori dan menyusun

data ke dalam pola, memilih data yang penting dan akan dipelajari serta

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain

(Sugiyono, 2014). Analisis dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta

didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTS serta mengetahui faktor-faktor yang

menyebabkan peserta didik tidak dapat menyelesaikan soal-soal tipe HOTS.

Dalam hal ini data yang dianalisis merupakan hasil dari pekerjaan peserta didik

dan juga akan dilengkapi dengan hasil wawancara peserta didik yang

bersangkutan.

Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis data lebih lanjut dari

proses pengerjaan soal tipe HOTS yang diberikan dan juga dari wawancara.

Penjelasan lebih lengkap untuk proses analisis data menurut Miles dan

Huberman dalam penelitian kualitatif dijelaskan berikut ini (Sugiyono, 2014):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

55

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data merupakan proses merangkum, memilih poin-poin pokok

dan memfokuskan hal-hal yang penting saja serta mengesampingkan hal

lain yang tidak diperlukan. Data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas sehingga akan mempermudah proses

pengumpulan data selanjutnya. Pada penelitian ini, reduksi data dilakukan

pada hasil tes tertulis dan hasil wawancara yang dilakukan pada peserta

didik. Reduksi data membantu dalam menggolongkan, mengarahkan dan

mengorganisasikan data yang berkaitan dengan fokus penelitian.

b. Penyajian Data (Data Display)

Pada penelitian kualitatif data dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar ketegori, flowchart dan sejenisnya. Namun

penyajian data kualitatif yang paling sering digunakan adalah penyajian

data berupa uraian dengan teks yang bersifat naratif. Hal tersebut juga

diungkapkan oleh Miles dan Hiberman (1984) (Sugiyono, 2014) β€œthe most

frequent form of display data for qualitative research data in the past has

been naratuve text”. Penyajian data dalam penelitian kualitatif termasuk

proses klasifikasi data dan identifikasi data, menuliskan kumpulan data

yang terorganisir dan terkategori sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Penyajian data diharapkan dapat mempermudah dalam memahami tahapan

yang akan terjadi dan juga perencanaan yang akan dilakukan pada tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

56

berikutnya. Pada penelitian ini penyajian data berupa hasil tes tertulis

peserta didik dan hasil wawancara peneliti dengan peserta didik.

c. Verifikasi (Verification)

Menurut Miles dan Huberman, langkah berikutnya dalam proses analisis

data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang bersifat sementara dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti

kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data. Pada penelitian

kualitatif, kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada. Penemuan baru dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu

objek yang sebelumnya belum jelas sehingga akan menjadi lebih jelas lagi

setelah dilaksanakan penelitian.

Di samping itu, dari hasil tes tertulis peserta didik akan dikategorisasikan

menjadi tiga, yaitu peserta didik dengan kemampuan rendah, peserta didik dengan

kemampuan sedang dan peserta didik dengan kemampuan tinggi.

Berikut penghitungan kategorisasi yang dilakukan peneliti menggunakan

standar deviasi/simpangan baku dengan rumus

𝑆 = βˆšπ‘› βˆ‘ π‘₯𝑖

2 βˆ’ (βˆ‘ π‘₯𝑖)2

𝑛(𝑛 βˆ’ 1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

57

Keterangan:

S : standar deviasi/simpangan baku

n : jumlah data

π‘₯𝑖 : nilai yang diperoleh masing-masing peserta didik

Dengan menggunakan penghitungan standar deviasi di atas, peneliti

akan memilih 5 peserta didik dari ketiga kategori yang akan menjadi subjek

wawancara sebagai pernyataan penguat dari hasil tes tertulis yang telah

mereka kerjakan. Peserta didik dengan kemampuan rendah merupakan

peserta didik dengan nilai rata-rata dikurangkan dengan standar deviasi ke

bawah. Kelompok sedang adalah peserta didik yang mempunyai nilai

diantara kelompok tinggi dan kelompok rendah. Sedangkan peserta didik

yang masuk dalam kelompok tinggi merupakan peserta didik yang

mencapai nilai sebesar nilai rata-rata ditambah dengan standar deviasi

keatas (Arikunto, 2012).

Tabel 3.3 Kategorisasi Kemampuan Peserta Didik

Rentang Nilai Kategori

π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– ≀ οΏ½Μ…οΏ½ βˆ’ 𝑆𝐷 Kemampuan rendah

οΏ½Μ…οΏ½ βˆ’ 𝑆𝐷 < π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– < οΏ½Μ…οΏ½ + 𝑆𝐷 Kemampuan sedang

π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– β‰₯ οΏ½Μ…οΏ½ + 𝑆𝐷 Kemampuan tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

58

Keterangan:

οΏ½Μ…οΏ½ : nilai rata-rata kelas

𝑆𝐷 : standar deviasi

2. Analisis hasil wawancara

Peserta didik yang dipilih sebagai subjek wawancara merupakan

peserta didik yang dipilih sesuai kategorisasi yang sudah ditentukan yaitu

peserta didik dengan kemampuan rendah, peserta didik dengan kemampuan

sedang dan peserta didik dengan kemampuan tinggi. Kategorisasi peserta

didik tersebut berdasarkan nilai yang mereka peroleh dari hasil tes tertulis

yang sudah mereka kerjakan. Setelah memasukkan nilai dari masing-masing

peserta didik, peneliti menghitung standar deviasi dari nilai tersebut untuk

mengkategorisasikan peserta didik ke dalam 3 kategori yang sudah

disebutkan di atas.

Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis hasil

wawancara mengacu juga pada teori yang disampaikan oleh Miles dan

Huberman yang disampaikan dalam Sugiyono (2014) dalam proses analisis

data kualitatif. Berikut penjelasan teknik analisis data hasil wawancara yang

dilakukan:

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan poin-poin yang penting dan

relevan. Pemilihan ini akan membantu peneliti dalam mengarahkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

59

mengorganisasikan data yang menjadi fokus penelitian. Data hasil

wawancara dipilih berdasarkan data/percakapan yang ada kaitannya

dengan hasil tes tertulis yang sudah dikerjakan. Data yang direduksi

akan mempermudah peneliti dalam mengorganisasikan data yang

saling berkaitan dan kemudian untuk ditarik kesimpulan berdasarkan

hasil tes tertulis dan hasil wawancara.

b. Penyajian data

Penyajian data hasil wawancara berupa uraian teks yang bersifat naratif.

Dalam proses ini, termasuk di dalamnya klasifikasi data dan identifikasi

data. Penyajian ini diharapkan dapat mempermudah dalam memahami

tahapan baik yang akan terjadi maupun perencanaan tahapan yang akan

dilakukan berikutnya.

c. Verifikasi

Verifikasi data diperlukan untuk mengklarifikasi data yang telah

diperoleh pada proses. Kesimpulan awal yang diambil dapat berubah

jika seiring berjalannya waktu diperoleh bukti-bukti lain sebagai

penguat hasil penelitian. Hasil wawancara yang dilakukan merupakan

bukti yang digunakan sebagai penguat hasil tes tertulis yang sudah

dilakukan oleh peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

60

BAB IV

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten di

kelas X Teknik Elektronika Industri tahun ajaran 2019/2020 pada materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Penelitian diawali dengan wawancara dan

observasi singkat mengenai proses belajar mengajar dalam kelas dengan guru mata

pelajaran. Penelitian dilakukan bersamaan dengan penyelesaian instrumen yang akan

digunakan untuk pengambilan data. Setelah instrumen sudah selesai dibuat dan juga

disetujui oleh dosen pembimbing maupun validator peneliti mulai mengambil data

di kelas X Teknik Elektronika Industri SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten.

Pengambilan data berupa pembagian instrumen tes tertulis dan wawancara singkat

dengan beberapa peserta didik. Untuk pengerjaan tes tertulis, peneliti memberikan

waktu 50 menit untuk menyelesaikan soal tes. Sedangkan untuk wawancara, peneliti

menggunakan waktu secukupnya dan seefisien mungkin dalam menyampaikan

pertanyaan-pertanyaan.

Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian

No. Hari,Tanggal Kegiatan

1. Selasa, 1 Oktober 2019 Wawancara guru mata pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

61

No. Hari,Tanggal Kegiatan

2. Senin, 14 Oktober 2019

Selasa, 15 Oktober 2019

Observasi proses belajar mengajar di

kelas

3. Senin, 4 November 2019 Pelaksanaan tes tertulis

4. Selasa, 5 November 2019 Wawancara subjek penelitian

1. Pada wawancara guru mata pelajaran, peneliti menanyakan beberapa

pertanyaan pada Bapak Pudji selaku guru mata pelajaran matematika untuk

kelas X dan juga Ibu Shanti selaku wali kelas X Teknik Elektronika Industri

angkatan 2019/2020 dan juga merupakan guru matematika kelas XII. Berikut

ini merupakan kutipan hasil wawancara peneliti dengan Pak Pudji dan Bu

Shanti yang dilaksanakan pada hari yang sama namun dalam waktu yang

berbeda.

Dari wawancara dengan Pak Pudji, peneliti endapatkan informasi bahwa kelas

Elektronika Industri lebih tinggi kemampuan menerima materi dibandingkan

dengan kelas yang lain. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa pada

penerimaan peserta didik, untuk kelas Elektronika Industri juga

mempertimbangkan nilai akademik mata pelajaran matematika dikarenakan

banyaknya mata pelajaran yang harus berkaitan dengan matematika,

khususnya menghitung dengan tepat. Sedangkan, ketika wawancara dengan

Bu Shanti, poin utama yang diperoleh peneliti adalah bahwa peserta didik laki-

laki lebih cepat tanggap dalam menerima materi yang diberikan guru (setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

62

mata pelajaran) dibandingkan peserta didik perempuan. Selain itu nilai dari

peserta didik laki-laki juga lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik

perempuan.

2. Observasi proses belajar mengajar di kelas dilaksanakan pada hari Senin 14

Oktober 2019 dan Selasa 15 Oktober 2019. Tahap ini dilaksanakan untuk

mengetahui bagaimana peserta didik mengikuti proses belajar mengajar

dengan guru di dalam kelas. Dari observasi yang dilakukan, diketahui bahwa

oeserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Mereka

mendengarkan dan mencatat dengan baik. Model pembelajaran yang

dilakukan merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher

center). Model pembelajaran teacher center merupakan metode pembelajaran

satu arah dimana guru berperan aktif selama proses belajar mengajar, hal ini

nampak dari aktifitas pembelajaran mulai dari memberikan materi hingga

proses penilaian guru sangat berperan aktif. Peserta didik dalam kelas hanya

mencatat apa yang disampaikan maupun dituliskan di papan tulis. Namun saat

peneliti membantu mengawasi peserta didik untuk mengerjakan latihan soal

yang diberikan oleh guru, beberapa peserta didik masih ada yang belum

paham mengenai materi yang diberikan guru dan metode yang harus

digunakan dalam menyelesaikan soal. Meskipun demikian, peserta didik

enggan untuk bertanya baik pada guru maupun pada peneliti. Di samping itu,

kondisi kelas tetap kondusif meskipun guru tidak bersama dengan peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

63

didik di dalam kelas. Hasil pengamatan lain yang dilakukan peneliti adalah

peserta didik laki-laki lebih aktif dibandingkan dengan yang perempuan dalam

kegiatan belajar mengajar di kelas, baik dalam bertanya maupun dalam

mengerjakan soal di papan tulis.

3. Pelaksanaan tes tertulis dilakukan di dalam kelas setelah sebelumnya

disepakati bersama guru dan peserta didik. Pelaksanaan tes tertulis bersifat

buku tertutup karena guru juga ingin mengetahui sejauh mana pemahaman

peserta didik mengenai materi yang telah diberikan. Seperti kebiasaan yang

dilakukan, peserta didik diberikan waktu 10 menit untuk mengingat kembali

dan bertanya mengenai materi yang telah diberikan sebelumnya baik pada

teman maupun pada guru. Kemudian, peserta didik diberikan waktu 50 menit

untuk mengerjakan soal tes. Sampai pada 15 menit terakhir, beberapa peserta

didik mulai kurang antusias dalam mengerjakan soal yang diberikan. Hal ini

juga dapat dilihat pada soal nomor 2 dan 3, banyak peserta didik yang tidak

tuntas dalam mengerjakan soal yang diberikan. Pelaksanaan tes tertulis

berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Semua peserta didik

mengumpulkan lembar jawab tepat waktu, dan sisa waktu yang tersedia

digunakan untuk menyampaikan materi yang akan diberikan di pertemuan

yang akan datang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

64

4. Wawancara peserta didik dilaksanakan pada hari Selasa, 5 November 2019.

Pada saat memilih peserta didik untuk di wawancarai, peneliti sedikit

kebingungan. Hal ini dikarenakan hasil tes tertulis yang dikerjakan peserta

didik berada di bawah KKM. Akan tetapi peneliti dibantu oleh guru mata

pelajaran dalam memilih peserta didik yang dijadikan subjek wawancara.

Wawancara ini dilakukan setelah peneliti memeriksa jawaban peserta didik

dan kemudian dipilih 5 peserta didik yang termasuk dalam kategori peserta

didik dengan kemampuan rendah, sedang dan tinggi. Proses wawancara

berjalan dengan baik, peneliti memberikan pertanyaan sesuai dengan acuan

yang telah dibuat sebelumnya. Jika peserta didik merasa kesulitan dengan

bahasa yang digunakan peneliti, maka peneliti akan menjelaskan dengan

bahasa sehari-hari agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik.

B. Penyajian Data

Data dari penelitian yang diperoleh merupakan hasil dari tes tertulis dan juga

hasil wawancara peserta didik. Kedua data ini yang akan disajikan sebagai hasil

penelitian yang dilaksanakan. Berikut penyajian data hasil penelitian yang telah

dilaksanakan.

1. Hasil tes

Pengumpulan data dari tes tertulis menghasilkan nilai peserta didik dalam

mengerjakan soal tipe HOTS pada materi SPLDV. Instrumen yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

65

peneliti merupakan instrumen soal uraian yang terdiri dari nomor dan masing-

masing nomor mewakili tingkatan HOTS (menganalisis, mengevaluasi dan

mengkreasi). Berikut merupakan tabel hasil tes dari 31 peserta didik kelas X

Teknik Elektronika Industri yang diuraikan skor pada setiap nomornya.

Tabel 4.2 Penilaian Hasil Tes Tertulis

Subjek

Skor Skor

total

Nilai

1 2 3

PD1 15 0 0 15 40

PD2 18 5 3 26 62

PD3 18 5 5 28 66

PD4 16 0 4 20 50

PD5 18 5 4 27 64

PD6 5 2 0 7 24

PD7 13 5 8 26 62

PD8 18 5 0 23 56

PD9 8 0 4 12 34

PD10 18 5 5 28 66

PD11 5 6 0 11 32

PD12 10 1 0 11 32

PD13 15 0 0 15 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

66

Subjek

Skor Skor

total

Nilai

1 2 3

PD14 3 0 3 6 22

PD15 18 5 0 23 56

PD16 10 0 4 14 38

PD17 6 6 3 15 40

PD18 7 3 0 10 30

PD19 18 0 4 22 54

PD20 10 0 0 10 30

PD21 16 0 0 16 42

PD22 2 1 0 3 16

PD23 13 5 3 21 52

PD24 8 0 0 8 26

PD25 5 0 3 8 26

PD26 16 4 4 24 58

PD27 18 5 3 26 62

PD28 18 5 3 26 62

PD29 9 4 4 17 44

PD30 16 5 2 23 56

PD31 16 4 4 24 58

Rata-rata

45,16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

67

Soal yang diberikan peneliti, memiliki total skor 45 dengan masing-masing skor

untuk tiap nomor yang dikerjakan dengan benar dan tepat adalah 18 untuk nomor 1, 9

untuk nomor 2 dan 18 skor untuk nomor 3. Jika peserta didik mengerjakan soal dengan

benar dan tepat pada setiap nomornya, maka peserta didik akan mendapat nilai 100.

Dalam penskoran, peneliti juga mempertimbangakan jawaban yang diberikan peserta

didik. Penskoran yang diberikan peneliti juga sudah disesuaikan dengan skor yang

diajukan pada instrumen yang sudah di validasi oleh Bapak Febi dan juga Ibu Novella.

Dari tabel hasil pengerjaan tes tertulis peserta didik, dapat dilihat bahwa peserta

didik masih berada dibawah KKM. Namun demikian, dapat dilihat pula bahwa skor yang

diperoleh peserta didik untuk soal nomor 1 lebih tinggi dibandingkan dengan skor yang

diperoleh untuk soal nomor 2 maupun nomor 3. Bahkan, untuk soal nomor 1 terlihat

bahwa beberapa peserta didik mampu untuk mencapai skor maksimal dari nomor 1, yaitu

18. Sedangkan untuk soal nomor 2 dan 3, banyak peserta didik yang tidak mendapatkan

skor maksimal, baik karena peserta didik tidak mengerjakan soal yang diberikan ataupun

jawaban yang diberikan kurang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan

hasil penghitungan, rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik dalam tes tertulis adalah

45,29. Sehingga diperoleh standar deviasinya sebesar 15,25.

Tabel 4.3 Kategorisasi Peserta Didik

Rentang Nilai Kategori Jumlah Peserta Didik

π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– ≀ 30,04 Kemampuan rendah 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

68

Rentang Nilai Kategori Jumlah Peserta Didik

30,04 < π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– < 60,55 Kemampuan sedang 17

π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– β‰₯ 60,55 Kemampuan tinggi 7

Berikut penjelasan tingkatan HOTS pada soal tes yang digunakan

a. Menganalisis

Tahap menganalisis terdapat pada soal nomor satu, dimana peserta didik

dihadapkan pada permasalahan yang kerap kali mereka temui dalam

kehidupan sehari-hari yaitu pembelian alat tulis. Berikut merupakan

permasalahan yang diberikan pada soal nomor 1:

Lima buah pena diberi harga Rp 11.250. Dengan uang Rp 10.000

Anton dapat membeli 3 buah pena dan 3 buah penghapus serta

masih menyisakan uang sebanyak Rp 1.150. Jika Renza memiliki

uang Rp 17.000 dan ia ingin membeli 5 buah penghapus, berapa

banyaknya pena yang dapat dibeli Renza dengan uang kembalian

paling sedikit?

Pada soal nomor 1 peserta didik diminta untuk mencari harga dari masing-

masing penghapus dan pena yang dapat mereka temukan dari dua

persamaan yang sudah ada. Namun pada soal nomor satu, persamaan yang

diberikan tidak secara langsung disampaikan sehingga peserta didik

diminta untuk menganalisis setiap kalimat yang diberikan untuk bisa

mendapatkan persamaan yang dibutuhkan/yang akan digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

69

memperoleh nilai masing-masing harga penghapus dan pena. Persoalan

yang diberikan peneliti pada soal nomor 1 mencakup hal-hal yang

menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisir dan

menemukan makna tersirat dalam soal yang diberikan. Hal ini juga

bersesuaian dengan cakupan dimensi berpikir menganalisis (C4). Peserta

didik akan memeperoleh nilai maksimal jika peserta didik mampu

menguraikan kalimat dalam soal dan kemudian menuliskan apa yang

diketahui dan ditanyakan dalam soal. Untuk penyelesaian akhir, peserta

didik harus mampu memperoleh nilai variabel yang ditanyakan pada soal.

b. Mengevaluasi

Tahap mengevaluasi terdapat pada nomor dua soal tes tertulis yang

diberikan. Peneliti memberikan soal yang kemudian juga memberikan

jawaban dari sudut pandang peneliti, kemudian disini peserta didik diminta

untuk mengevaluasi jawaban yang sudah diberikan peneliti. Setelah

mengevaluasi jawaban yang diberikan, peserta didik diminta untuk

memperbaiki kesalahan yang ada agar jawaban menjadi benar dan tepat.

Berikut merupakan permasalahan yang diberikan pada soal nomor 2:

Sebuah dealer mobil menjual dua jenis mobil merk A dan B yang

harga masing-masing mobil adalah Rp 176.500.000 dan Rp

181.500.000. Dalam pembukuan, tercatat jumlah mobil yang

terjual selama bulan Agustus adalah 120 unit mobil dimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

70

penjualan mobil A adalah sepertiga kali penjualan mobil B. Jika

pendapatan yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 21.630.000.000,

berikut penghitungan jumlah masing-masing unit mobil yang

terjual: (jawaban yang diberikan peneliti dapat dilihat dalam

lampiran)

Apakah perhitungan jumlah mobil yang terjual di atas sudah benar?

Jika belum, bagaimana penyelesaian yang seharusnya?

Pada permasalahan ini, peneliti memberikan jawaban untuk dikoreksi

terlebih dahulu oleh peserta didik (dapat dilihat di lampiran soal dan kunci

jawaban). Kemudian peserta didik diminta untuk mengambil keputusan,

apakah jawaban yang tersedia sudah benar atau belum. Langkah

selanjutnya peserta didik diminta untuk mengkritisi dan kemudian

membenarkan atau menyalahkan jawaban yang telah tersedia. Soal nomor

2 yang diberikan telah mencakup aspek kemampuan berpikir tingkat tinggi

yaitu kemampuan untuk berargumen (reasoning) dan kemampuan untuk

mengambil keputusan (decision making). Sehingga untuk soal nomor 2,

peserta didik dinilai dalam memberikan argumen/ pendapatnya mengenai

jawaban yang disediakan peneliti dan kemudian mengambil keputusan

untuk membenarkan jawaban atau mengkoreksinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

71

c. Mencipta

Tahap mencipta terdapat pada soal nomor tiga. Pada tahap ini, peserta

didik diminta untuk dengan teliti menelaah soal yang diberikan sehingga

pada jawaban yang diberikan peserta didik dapat membuat persamaan

yang dimaksudkan. Permasalahan yang diberikan pada soal nomor 3

adalah sebagai berikut:

Enzy ingin berlibur ke Bandung bersama kelima temannya.

Kemudian Enzy memesan tiket kereta api Lodaya 81 jurusan

Yogyakarta-Bandung secara online. Karena adanya promo, maka

pembelian tiket dibatasi. Karena itu Enzy pergi ke stasiun kereta

api untuk membeli kekurangan tiket yang diperlukan. Dengan

menghabiskan uang Rp 900.000, tiket yang dibeli secara online

oleh Enzy jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah

tiket yang dibelinya di stasiun kereta api secara langsung. Untuk

keberangkatan di hari yang sama, Septian membeli tiket kereta api

Lodaya 81 sebanya 6 buah. Namun, dengan menghabiskan uang

Rp 900.000 jumlah tiket yang dibeli secara online oleh Septian

lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tiket yang dibelinya

secara langsung. Menurut anda, apakah harga tiket kereta api yang

dibeli Enzy dan Septian secara online maupun secara langsung

selalu sama? Jelaskan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

72

Pada soal nomor 3, kemampuan untuk berpikir kreatif (creative thinking)

sangatlah diperlukan untuk memecahkan permasalahan. Hal ini

dikarenakan peserta didik diminta untuk dapat membuat beberapa model

matematika dari permasalahan yang dihadapkan pada persoalan nomor 3.

Selain itu, peserta didik juga diharapkan dapat memasangkan persamaan

yang telah dibuat dengan tepat. Dengan demikian akan diperoleh nilai

masing-masing variabel dari sistem persamaan yang telah dibuat peserta

didik.

2. Hasil wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada dua subjek yaitu guru

mata pelajaran dan peserta didik dan juga digunakan sebagai pelengkap

data analisis yang tidak dapat diperoleh selama proses pengerjaan tes

tertulis. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran memberikan

gambaran tentang proses belajar mengajar dalam kelas X Teknik

Elektronika Industri dan juga bagaimana kondisi peserta didik. Peneliti

mengambil 5 sampel dari 31 peserta didik yang mengikuti tes tertulis.

C. Analisis

1. Analisis Hasil Tes Tertulis

Hasil dari analisis tes tertulis yang dilaksanakan oleh peserta didik adalah

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

73

a. Butir soal nomor 1 (tahap menganalisis)

Dalam tahap menganalisis peserta didik diminta untuk menelaah

informasi yang ada dan kemudian mengolah kembali informasi tersebut

agar menjadi struktur yang lebih kecil dan lebih mudah untuk dipahami.

Pada butir soal nomor 1, sebanyak 9 peserta didik dapat menjawab dengan

benar (skor penuh) dan juga terdapat 12 peserta didik yang dapat

menjawab soal namun masih belum tepat. Dari 12 peserta didik dengan

poin di atas 10, kesalahan yang terdapat pada lembar jawab yang

dikumpulkan adalah kekurang telitian peserta didik dalam menghitung

perkalian maupun pembagian. Ada juga peserta didik yang sudah

menjawab dengan benar namun kesimpulan yang diberikan masih kurang

tepat. Terdapat pula peserta didik yang benar dalam memberikan

persamaan dan mensubtitusikan persamaan dengan tepat, namun dalam

penghitungannya masih kurang teliti sehingga jawaban yang diberikan

salah. Beberapa kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam

mengerjakan soal nomor 1 adalah pemahaman kalimat, ketelitian dalam

mensubstitusi maupun menghitung dan ketepatan dalam memberikan

kesimpulan atas jawaban yang disampaikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

74

Gambar 4.1 Contoh Jawaban Nomor 1 Peserta Didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

75

Gambar 4.2 Contoh Jawaban Nomor 1 Peserta Didik

Dari dua contoh jawaban di atas, terlihat bahwa peserta didik dapat

menjawab dengan benar soal yang diberikan. Akan tetapi peserta didik

masih belum dapat membuat persamaan dalam bentuk permisalan.

Sehingga pada jawaban yang diberikan peserta didik masih menuliskan

β€œ1 buah pena = 11250: 5 = 2250” tidak dengan permisalan β€œmisalkan

harga sebuah pena adalah π‘₯, maka π‘₯ = 11250: 5 = 2250”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

76

Gambar 4.3 Contoh Jawaban Nomor 1 Peserta Didik

Dari contoh jawaban di atas, nampak bahwa peserta didik paham

mengenai langkah-langkah pengerjaan apa yang harus dilakukan. Akan

tetapi peserta didik masih tidak menuliskan apa yang diketahui dari soal

dan mensubtitusikan angka dengan tepat. Dengan demikian, dapat

diambil kesimpulan bahwa peserta didik mampu menentukan nilai

variable pada sistem persamaan yang diberikan namun belum paham

dalam menguraikan kalimat dari soal yang diberikan untuk

menjadikannya lebih sederhana.

b. Butir soal nomor 2 (tahap mengevaluasi)

Pada butir soal nomor 2, tidak ada peserta didik yang dapat menjawab soal

dengan tepat dan benar. Dari peserta didik yang mengisi jawaban untuk

butir soal nomor 2, mereka langsung menuliskan apa yang diketahui dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

77

soal dan apa yang ditanyakan. Padahal sebelumnya mereka diminta untuk

mengkoreksi terlebih dahulu dan kemudian memberikan argumen

mengenai jawaban yang disampaikan dalam soal sudah benar atau belum.

Setelah itu, jika peserta didik menyatakan bahwa jawaban masih salah,

peserta didik diminta untuk memberikan pembenaran atas kesalahan yang

dibuat peneliti.

Gambar 4.4 Contoh Jawaban Nomor 2 Peserta Didik

Salah satu contoh jawaban peserta didik di atas merupakan peserta didik

yang tidak memberikan pendapatnya terlebih dahulu mengenai jawaban

yang tersedia, sudah benar atau masih terdapat kesalahan. Peserta didik

langsung memberikan jawabannya sendiri, akan tetapi disini peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

78

masih tidak tepat dalam menuliskan jawaban dan kesimpulan. Hal ini

dikarenakan peserta didik masih kurang memahami kalimat soal yang

diberikan, dimana peneliti sudah memberikan clue bahwa penjualan mobil

A adalah sepertiga kali penjualan mobil B. Pada kesimpulan peserta didik

menuliskan hasil penjualan mobil A adalah 40 unit dan penjualan mobil B

adalah 80 unit.

Gambar 4.5 Contoh Jawaban Nomor 2 Peserta Didik

Pada jawaban peserta didik di atas, peserta didik memberikan argumennya

bahwa jawaban yang diberikan peneliti sudah benar. Namun argumen

yang diberikan bukan berdasarkan penghitungan yang diberikan peneliti,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

79

akan tetapi hasil akhir penjualan banyaknya unit mobil A dan mobil B

dikalikan dengan harga satuan masing-masing mobil tersebut.

c. Butir soal nomor 3 (tahap mengkreasi)

Pada tahap mengkreasi yang terdapat pada soal nomor 3, peserta didik juga

tidak ada yang dapat memberikan jawaban dengan benar maupun

menuliskan apa yang diketahui dari soal dan apa yang ditanyakan. Namun

ada satu peserta didik yang memberikan jawaban untuk soal nomor 3

meskipun dengan jawaban yang diberikan belum benar dan langkah-

langkah dari jawaban tersebut kurang tepat. Sedangkan peserta didik yang

lain tidak memberikan jawaban untuk soal nomor 3 maupun menuliskan

apa yang diketahui dan ditanyakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

80

Gambar 4.6 Contoh Jawaban Nomor 3 Peserta Didik

Gambar 4.6 merupakan satu-satunya peserta didik yang memberikan

jawaban dengan menggunakan penghitungan. Peserta didik tersebut

menyimpulkan bahwa harga tiket sama dan mendapatkan nilai

penghitungan benar yaitu π‘₯ = 𝑅𝑝 150.000 dan 𝑦 = 𝑅𝑝 150.000.

Meskipun masih belum tepat, namun peserta didik mampu memunculkan

persamaan dari soal yang diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

81

Gambar 4.7 Contoh Jawaban Nomor 3 Peserta Didik

Dari contoh jawaban di atas, nampak bahwa peserta didik masih belum

mampu memahami soal yang diberikan sehingga peserta didik tidak

mampu menyelesaikan soal yang diberikan. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik masih belum mampu

mencapai tahap mengkreasi.

Jika dilihat secara keseluruhan, maka persentase kemampuan

peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTS dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.4 Persentase Kemampuan HOTS Peserta Didik

Tingkatan HOTS Jumlah Peserta

Didik

Persentase

Menganalisis 21 67,74%

Mengevaluasi 0 0

Mengkreasi 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

82

Untuk tahap menganalisis terdapat 21 peserta didik yang mampu

menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan persentase 67,74%

dari total 31 peserta didik yang mengikuti tes tertulis. Untuk tahap

mengevaluasi tidak ada satupun peserta didik yang mampu memberikan

jawaban dengan benar, sedangkan terdapat 1 peserta didik yang hampir

dapat mencapai tahap mengkreasi dari total keseluruhan 31 peserta didik

yang mengikuti tes tertulis.

2. Analisis Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap 5 peserta didik. Kelima peserta didik tersebut

merupakan dua peserta didik yang masuk kategori kemampuan rendah, dua

peserta didik termasuk kategori kemampuan sedang dan satu peserta didik

merupakan peserta didik berkemampuan tinggi. Dari wawancara yang

dilakukan peneliti kepada 5 peserta didik, berikut merupakan kutipan hasil

wawancara yang dilakukan.

Tabel 4.5 Kutipan Hasil Wawancara Peserta Didik

Pertanyaan Subjek Jawaban

Apakah waktu yang

diberikan cukup untuk

mengerjakan soal?

PD31 Cukup

PD13 Kalo waktunya sih cukup mbak

PD14 Nggak cukup mbak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

83

Pertanyaan Subjek Jawaban

PD16

Kurang, kurang banyak buat

ngerjainnya

PD26 Sisa, cukup mbak

Dari soal nomor 1, kamu

paham tidak dengan soal yang

diberikan?

Ada kesulitan nggak ketika

mengerjakan?

PD31 Paham mbak.

Kalo nomor 1 enggak ada.

PD14

Yang ditanyakan uang kembalian

mbak, tapi bingung paling sedikit

itu gimana.

PD16

Yang pertamanya agak sulit

sedikit, nulisnya yang

diketahuinya

PD26 Mencari uang kembalian paling

sedikit.

Bingung ini yang berapa pena

yang dapat dibeli Renza dengan

uang kembalian paling sedikit.

Dari soal nomor 1 sampai 3,

paham nggak maksud dari

soalnya? Kesulitan

PD13

Paling susah nomor 2 mbak. Kalo

nomor 1 sama 3 agak paham.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

84

Pertanyaan Subjek Jawaban

mengerjakan soal di bagian

mana?

Kalo ngerjain soal cerita itu sulit

memahaminya.

Untuk soal nomor 2, kamu

paham nggak dengan maksud

soalnya?

Ada kesulitan dalam

mengerjakannya tidak?

PD31

Paham mbak.

Kalo nomor 2, ini (hasil

penjualan) dikali harganya.

PD14

Nggak ngerti mbak disuruh

ngapain.

Nomor 2 nggak bisa nulis

diketahuinya.

PD16

Disuruh ngecek ini dulu udah

bener apa belum, ya kalo belum

disuruh ngitung lagi.

Ngoreksinya sulit sebenernya,

jadi ya saya hitung lagi.

PD26 Kalo belum bener diminta untuk

cari penyelesaiannya, kalo sudah

nggak perlu dijelasin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

85

Pertanyaan Subjek Jawaban

Untuk soal nomor 3, kamu

paham maksud dari soalnya

apa?

Kesulitan mengerjakannya

dimana?

PD31

Belum paham. Aku taunya yang

dicari harganya mbak, harga

masing-masing tiket.

PD14

Nggak tau yang ditanyakan apa

mbak.

PD16

Nggak tau, bingung. Belum

paham kalo nomor 3.

PD26 Belum tau.

Dilihat dari kutipan hasil wawancara di atas, peserta didik

mengungkapkan bahwa waktu yang diberikan untuk pengerjaan soal cukup dan

hal tersebut juga dapat dilihat dari keterselesaian peserta didik dalam mengerjakan

soal yang diberikan. Hanya ada beberapa peserta didik yang mengosongkan

jawaban untuk soal nomor 2 ataupun nomor 3. Cukupnya waktu yang diberikan

juga peneliti lihat ketika peserta didik melaksanakan tes tertulis, ketika waktu

untuk mengerjakan masih tersisa peserta didik sudah mulai tidak mengerjakan

soal yang diberikan.

Ketika peserta didik ditanya mengenai pemahaman mereka tentang soal

nomor 1 yang diberikan, mereka menjawab paham. Untuk kesulitan yang mereka

hadapi dalam mengerjakan nomor 1, ada peserta didik yang menjawab kesulitan

bagian memahami kalimat β€œuang kembalian paling sedikit”. Disini, peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

86

tidak paham bagaimana paling sedikit yang dimaksud, namun saat wawancara

peneliti mencoba bertanya kembali secara lisan dengan sedikit penjelasan maksud

β€œpaling sedikit” dalam kalimat yang dimaksud.

Untuk soal nomor 2, peserta didik ada yang menjawab paham akan

maksud soal yang diberikan. Namun penjelasan berikutnya dari peserta didik

belum membuktikan bahwa peserta didik paham dengan maksud soal. Ada pula

peserta didik yang memahami soal yang dimaksud, dimana mereka diminta untuk

mengkoreksi terlebih dahulu jawaban yang disediakan peneliti dan kemudian

diminta untuk memberikan pendapat mereka apakah jawaban sudah benar atau

belum. namun pada lembar jawab peserta didik tersebut, jawaban yang diberikan

masih salah. Adapula peserta didik yang menjawab kalau dia tidak memahami apa

maksud dari soal nomor 2.

Sedangkan ketika peneliti bertanya mengenai pemahaman peserta didik

untuk soal nomor 3, peserta didik menjawab bahwa mereka tidak paham. Lebih

tepatnya, peserta didik menyampaikan bahwa mereka tidak mengerti apa yang

ditanyakan. Adapula peserta didik yang menyampaikan bahwa dirinya merasa

kesulitan untuk memahami soal cerita pada materi apapun.

Peserta didik merasakan bahwa kesulitan yang mereka alami pada saat

mengerjakan soal yang diberikan peneliti adalah karena mereka belum pernah

mendapatkan soal tersebut, terutama untuk soal seperti nomor 2. Pada soal nomor

3, sebagian besar peserta didik menjawab pertanyaan dengan menggunakan logika

yang mereka temukan sehari-hari. Misalkan peserta didik menyebutkan kalau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

87

harga tiket kereta jika dibeli secara online pasti lebih mahal dibandingkan dengan

tiket yang dibeli secara langsung di stasiun kereta api. Atau adapula peserta didik

yang menyampaikan bahwa harga promo sudah pasti lebih murah dibandingkan

dengan harga tiket seperti biasanya.

D. Pembahasan

Thomas dan Thorne (2009) menyatakan bahwa berpikir tingkat tinggi

adalah berpikir pada level yang lebih tinggi daripada hanya mengingat fakta atau

menceritakan kembali sesuatu yang didengar. Berpikir tingkat tinggi juga

menuntut seseorang untu melakukan sesuatu terhadap fakta, yaitu memahaminya,

menyimpulkannya, menghubungkan dengan konsep lain, mengkategorisasikan,

memanipulasi, menempatkan fakta bersamaan dengan fakta baru dan

menerapkannya untuk memecahkan suatu permasalahan. Lewis dan Smith (1993)

(dalam Jailani, 2018) juga menyatakan bepikir tingkat tinggi terjadi ketika

seseorang mampu untuk mengambil informasi baru dan menghubungkannya

dengan informasi yang telah dimilikinya serta menggunakan informasi tersebut

untuk memecahkan permasalahan.

Pada soal nomor 1, peserta didik dianggap mampu untuk mencapai tingkat

menganalisis apabila peserta didik mampu menguraikan informasi yang ada

menjadi bagian yang lebih kecil untuk dapat mengenali hubungan yang ada. Pada

soal nomor 1 hal ini ditunjukkan dengan kemampuan peserta didik dalam

mensubstitusikan dengan tepat persamaan yang ada dan kemudian dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

88

menentukan nilai dari variabel yang ditanyakan. Dalam hal ini sebagian peserta

didik mampu untuk mencapai tingkatan menentukan nilai variabel, meskipun

dalam pengerjaannya peserta didik belum membuat sistem persamaan linear dua

variabel dengan tepat. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta didik yang

mampu menyelesaikan soal hingga mendapatkan hasil akhir/ nilai variabel yang

ditanyakan.

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak ada satupun peserta didik yang

mampu menyelesaikan soal nomor 2 yang diberikan oleh peneliti. Pada tahap ini,

terbukti bahwa peserta didik masih sangat kurang mampu untuk mengevaluasi

jawaban yang diberikan oleh peneliti. Selain itu peserta didik juga kurang mampu

untuk mengkritisi jawaban yang disediakan oleh peneliti. Pada tahap ini, peserta

didik tidak memberikan tanggapannya mengenai jawaban yang diberikan peneliti.

Namun beberapa peserta didik hanya menuliskan apa yang diketahui dari soal dan

untuk membuktikan jawaban peneliti peserta didik menghitung jumlah mobil

yang terjual pada hasil akhir dikalikan dengan harga satuan mobil. Sehingga

peserta didik memberikan tanggapannya setelah mereka mencocokan hasil

perkaliannya dengan total pendapatan yang dicantumkan bukan memberikan

tanggapan mengenai sudah benar atau belu jawaban yang diberikan peneliti.

Tidak adanya peserta didik yang mampu menyelesaikan soal ini membuktikan

pula bahwa peserta didik belum mampu untuk mencapai tahap mengevaluasi pada

kemampuan berpikir tingkat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

89

Hampir sama halnya dengan permasalahan nomor 2, namun untuk soal

nomor 3 terdapat satu peserta didik yang hampir mampu untuk mencoba

menyelesaikan soal nomor 3 dengan menggunakan langkah-langkah

penghitungan. Meskipun langkah-langkah yang digunakan serta persamaan yang

terbentuk masih belum sempurna, namun peserta didik mampu untuk menemukan

nilai variabel yang ditanyakan dengan benar. Namun, hal ini masih membuktikan

bahwa peserta didik kurang mampu untuk mencapai tahap mengkreasi dalam

HOTS. Di sisi lain, sebagian besar peserta didik menjawab pertanyaan nomor 3

dengan fakta yang biasa mereka temukan sehari-hari, yaitu bahwa tiket kereta jika

dibeli secara online pasti akan lebih mahal dibandingkan dengan tiket kereta yang

dibeli secara langsung di stasiun kereta. Atau beberapa jawaban lain yang

diberikan peserta didik adalah bahwa tiket kereta yang dibeli secara online

harganya lebih murah karena adanya promo. Disini dapat dikatakan bahwa peserta

didik mencoba menghubungkan informasi yang pernah di dapat dengan informasi

yang ada di dalam soal. Meskipun demikian, peserta didik masih belum mampu

untuk merumuskan dengan tepat maksud dari soal yang diberikan dan juga peserta

didik tidak mampu untuk membuat persamaan dari soal yang diberikan untuk

menentukan nilai variabel yang ditanyakan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, kesulitan yang dialami

peserta didik dalam menyelesaikan soal dikarenakan kurangnya latihan soal yang

serupa dengan soal yang diberikan. Di samping itu, peserta didik juga masih

kebingungan dalam menentukan metode apa yang harus digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

90

menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Dalam setiap latihan soal yang

diberikan, guru memang hanya semata-mata memberikan sistem persamaan untuk

dicari nilai variabelnya tanpa memberikan kesempatan peserta didik dalam bentuk

latihan soal untuk mencoba berkreasi membuat sistem persamaan sendiri. Hal ini

juga berlaku untuk tahap mengevaluasi, peserta didik tidak pernah mendapatkan

soal yang serupa dengan soal yang diberikan peneliti dimana mereka diminta

untuk mengevaluasi jawaban yang ada. Sedangkan untuk tahap mencipta, peserta

didik hanya paham sebatas pertanyaan apakah harga tiket yang dibeli secara

online dan secara langsug di loket selalu sama atau berbeda.

Dilihat secara keseluruhan, peserta didik masih kesulitan dalam

menyelesaikan soal-soal HOTS yang diberikan. Hal ini bisa diakibatkan oleh

beberapa hal antara lain, peserta didik masih belum menguasai materi sistem

persamaan linear dua variabel dengan baik. Hal ini dikarenakan materi yang

diberikan sangat dekat dengan waktu peserta didik untuk melaksanakan ujian

akhir semester, sehingga kurangnya latihan soal juga bisa menjadi salah satu

faktor tidak maksimalnya nilai yang diperoleh peserta didik. Hal lain yang bisa

menjadi faktor adalah jam pelajaran matematika untuk kelas X Teknik

Elektronika Industri berlangsung pada jam-jam terakhir kelas, yaitu sekitar jam

pelajaran ke-6 dan ke-7 atau jam pelajaran ke-7 dan jam ke-8, dimana sekolah

berakhir di jam pelajaran ke-9 sekitar pukul 14.15. Sehingga setelah jam makan

siang, atau menjelang jam pelajaran akan berakhir konsentrasi peserta didik sudah

mulai menurun untuk dapat fokus ke pelajaran yang diberikan. Hal ini sejalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

91

dengan hasil penelitian dari Fina Aulia (2017) yang menyatakan bahwa siswa

lebih bersemangat dan berkonsentrasi saat pembelajaran di pagi hari. Eka

Purnama Sari (2015) dalam jurnalnya juga menyampaikan bahwa waktu belajar

di siang hari membuat peserta didik kurang efektif dalan belajar, yang juga

disampaikan oleh J. Bigger (1980) bahwa belajar di pagi hari lebih efektif

daripada belajar pada waktu-waktu lainnya.

E. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel, sehingga dengan demikian kesimpulan mengenai kemampuan

peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOT hanya terbatas pada materi

SPLDV.

2. Kemampuan yang diukur pada penelitian ini hanya terbatas pada 31 peserta

didik kelas X jurusan Teknik Elektronika Industri SMK Pangudi Luhur

Leonardo Klaten, maka hasil yang diperoleh tidak dapat di generalisasikan

bahwa kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTS kelas

X tingkat SMK sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diketahui bahwa peserta didik

kurang mampu untuk mencapai tingkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi

mengevaluasi dan maih sangat kurang dalam mencapai kemampuan berpikir

tingkat tinggi mengkreasi. Akan tetapi, terdapat 21 peserta didik yang mampu

mencapai tingkatan menganalisis dilihat dari jawaban yang diberikan peserta

didik. Dengan demikian dari total 31 peserta didik kelas X Teknik Elektronika

Industri, terdapat 67,74% peserta didik yang mampu untuk menyelesaikan soal

HOTS pada tingkat menganalisis. Jika dilihat secara menyeluruh, sebanyak 17

peserta didik termasuk dalam kategori kemampuan sedang dengan pencapaian

terbanyak pada penyelesaian tingkat menganalisis. Sedangkan untuk kategori

peserta didik dengan kemampuan rendah dan tinggi, masing-masing ada 7 peserta

didik yang termasuk di dalamnya.

B. Saran

1. Untuk guru matematika

Penelitian ini menemukan bahwa peserta didik belum terbiasa dalam

mengerjakan soal-soal HOTS. Untuk itu peneliti menyarankan agar guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

93

bidang studi matematika sebaiknya lebih banyak memperkenalkan kepada

peserta didik soal-soal HOTS tersebut. Guru juga diharapkan dapat mencoba

mempelajari dan menerapkan pembelajaran yang mengacu pada kemampuan

berpikir tingkat tinggi untuk peserta didik dan menyisipkan soal-soal tipe

HOTS dalam latihan soal. Dengan demikian diharapkan peserta didik terbiasa

dengan soal-soal HOTS sehingga tidak terjadi lagi keluhan bahwa soal-soal

yang diberikan pada ujian nasional terlalu susah. Diharapkan juga hal ini dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik.

2. Untuk penelitian selanjutnya

Penelitia selanjutnya diharapkan dapat lebih memperluas jangkauan penyebab

rendahnya kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTS

serta dalam tingkatan yang berbeda. Agar dalam mengkategorikan

kemampuan peserta didik dapat lebih tepat, penelitian juga dapat dilakukan

dengan pengambilan sampel pre-test dan post-test dengan metode pengajaran

yang berbeda. Sehingga dapat pula dicari hubungannya, apakah metode

pengajaran tertentu dapat mempengaruhi atau bahkan meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

94

DAFTAR PUSTAKA

Anjani, Yullida Fery.2017. Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Menurut Teori

Anderson dan Krathwohl pada Peserta Didik Kelas XI Bilingual Class System

MAN 2 Kudus pada Pokok Bahasan Program Linier. Tugas Akhir Pendidikan

Matematika. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.

Antara, Agregasi. 2018. Pengamat Kritik Kebijakan Soal HOTS di UNBK 2018.

https://news.okezone.com. Diakses pada

Arikunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Aulia, Fina. 2017. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Motivasi Belajar Siswa

pada Mata Pelajaran Matematika Materi Trigonometri Kelas XI MAN Bawu

Jepara Tahun Ajaran 2016/2017. Semarang: Universitas Negeri Islam

Walisongo

Brookhart, Susan M. 2010. How to Assess Higher Order Thinking Skills in Your

Classroom. Virginia USA: ASCD.

Fitriani, N. & Windayana, H. 2015. Pengaruh Hots melalui Model SPPK pada

Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa, Jurnal

PGSD Kampus Cibiru. Vol. 3 (2). (Online) . Diakses pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

95

Gais, Zakkina dan Ekasatya Aldila Afriansyah. 2017. β€œAnalisis Kemampuan Siswa

Dalam Menyelesaikan Soal High Order Thinking Ditinjau Dari Kemampuan

Awal Matematis Siswa”. Jurnal Mosharafa. Volume 6, hlm 255-266.

Gerintya, Scholastica. 2019. Indeks Pendidikan Indonesia Rendah Daya Saing pun

Lemah. Diakses pada 19 Agustus 2019.

Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka

Jailani, dkk. 2018. Desain Pembelajaran Matematika Untuk Melatihkan High Order

Thinking Skills. Yogyakarta: UNY PRESS.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. 2019. https://kbbi.web.id. Diakses pada

19 Agustus 2019

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 2014. Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia nomor 160 tahun 2014 tentang

Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Jakarta:

Kemendikbud.

Mandini, Gity Wulang dan Hartono Hartono. 2018. β€œAnalisis Kemampuan

Menyelesaikan Soal HOTS Model TIMSS dan Kepercayaan Diri Siswa Sekolah

Menengah Pertama”. Jurnal Pendidikan Matematika.13(2), hlm 148-157.

Mudyahardjo, Redja. 2010. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Purnamasari, Eka. 2015. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Kelas X Pada Materi

Geografi (Jurnal). Lampung: Universitas Lampung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

96

Riduwan. 2008. Dasar-dasar Statistik. Bandung: Alfabeta

Sanjoyo B.A., dkk. 2008. Matematika SMK Bisnis dan Manajemen Jilid 1. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Thomas, Alice & Glenda Thorne. 2009. How to Increase Higher Order Thinking.

https://www.readingrockets.org/article/how-increase-higher-order-thinking.

Diakses pada 4 Desember 2019.

Widana, I Wayan. 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thingking Skill (HOTS).

Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

97

Lampiran 1

Surat Keterangan Selesai Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

99

Lampiran 2

Validasi Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

104

Lampiran 3

Instrumen Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

105

SOAL

1. Lima buah pena diberi harga Rp 11.250. Dengan uang Rp 10.000 Anton dapat

membeli 3 buah pena dan 3 buah penghapus serta masih menyisakan uang

sebanyak Rp 1.150. Jika Renza memiliki uang Rp 17.000 dan ia ingin membeli 5

buah penghapus, berapa banyaknya pena yang dapat dibeli Renza dengan uang

kembalian paling sedikit?

2. Sebuah dealer mobil menjual dua jenis mobil merk A dan B yang harga masing-

masing mobil adalah Rp 176.500.000 dan Rp 181.500.000. Dalam pembukuan,

tercatat jumlah mobil yang terjual selama bulan Agustus adalah 120 unit mobil

dimana penjualan mobil A adalah sepertiga kali penjualan mobil B. Jika

pendapatan yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 21.630.000.000, berikut

penghitungan jumlah masing-masing unit mobil yang terjual:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

106

Apakah perhitungan jumlah mobil yang terjual di atas sudah benar? Jika belum,

bagaimana penyelesaian yang seharusnya?

3. Enzy ingin berlibur ke Bandung bersama kelima temannya. Kemudian Enzy

memesan tiket kereta api Lodaya 81 jurusan Yogyakarta-Bandung secara online.

Karena adanya promo, maka pembelian tiket dibatasi. Karena itu Enzy pergi ke

stasiun kereta api untuk membeli kekurangan tiket yang diperlukan. Dengan

menghabiskan uang Rp 900.000, tiket yang dibeli secara online oleh Enzy

jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tiket yang dibelinya di

Diketahui: misalkan mobil merk 𝐴 = π‘₯ ; mobil merk 𝐡 = 𝑦

1

3π‘₯ + 𝑦 = 120

353π‘₯ + 363𝑦 = 43260

Ditanyakan: jumlah masing-masing mobil yang terjual

Jawab:

1

3π‘₯ + 𝑦 = 120 β†’

1

3π‘₯ = 120 βˆ’ 𝑦 β‘ 

353π‘₯ + 363𝑦 = 43260 β‘‘

Substitusikan persamaan β‘  ke persamaan β‘‘, diperoleh

353(120 βˆ’ 𝑦) + 363𝑦 = 43260

42360 βˆ’ 353𝑦 + 363𝑦 = 43260

βˆ’353𝑦 + 363𝑦 = 43260 βˆ’ 42360

10𝑦 = 900

𝑦 = 90

Substitusi persamaan y ke β‘ , diperoleh

π‘₯ = 120 βˆ’ 90

π‘₯ = 30

Jadi, jumlah mobil yang terjual adalah mobil A 30 dan mobil B 90.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

107

stasiun kereta api secara langsung. Untuk keberangkatan di hari yang sama,

Septian membeli tiket kereta api Lodaya 81 sebanya 6 buah. Namun, dengan

menghabiskan uang Rp 900.000 jumlah tiket yang dibeli secara online oleh

Septian lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tiket yang dibelinya secara

langsung. Menurut anda, apakah harga tiket kereta api yang dibeli Enzy dan

Septian secara online maupun secara langsung selalu sama? Jelaskan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

108

Kunci Jawaban

Nomor

soal

Kunci Jawaban

Skor

Total

Skor

1. Diketahui:

Misal: pena = x; penghapus= y

5π‘₯ = 11250

3π‘₯ + 3𝑦 = 10000 βˆ’ 1150

Ditanyakan: π‘Žπ‘₯ + 5𝑦 ≀ 17000

3

18

Jawab:

5π‘₯ = 11250

π‘₯ =11250

5

π‘₯ = 2250

3

3π‘₯ + 3𝑦 = 8850

3(2250) + 3𝑦 = 8850

6750 + 3𝑦 = 8850

3𝑦 = 8850 βˆ’ 6750

3𝑦 = 2100

𝑦 =2100

3

𝑦 = 700

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

109

π‘Žπ‘₯ + 5𝑦 ≀ 17000

π‘Ž(2250) + 5(700) ≀ 17000

π‘Ž(2250) + 3500 ≀ 17000

π‘Ž(2250) ≀ 17000 βˆ’ 3500

π‘Ž(2250) ≀ 13500

π‘Ž ≀13500

2250

π‘Ž = 6

5

Jadi, jumlah pena dan penghapus yang dapat dibeli Renza

dengan uang Rp 17000 adalah 6 pena dan 5 penghapus. 2

2. Jawaban salah, karena pada persamaan β‘  1

3π‘₯ = 120 βˆ’ 𝑦

dimana persamaan seharusnya 3π‘₯ = 120 βˆ’ 𝑦

Kemudian pada substitusi persamaan β‘  ke persamaan β‘‘,

yang di subtitusikan bukan 1

3π‘₯.

2

9 Jawaban benar

Diketahui:

3π‘₯ + 𝑦 = 120

353π‘₯ + 363𝑦 = 43260

Ditanyakan: jumlah masing-masing mobil yang terjual

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

110

Jawab:

3π‘₯ + 𝑦 = 120 β†’ 3π‘₯ = 120 βˆ’ 𝑦 β‘ 

353π‘₯ + 363𝑦 = 43260 β‘‘

Substitusikan persamaan β‘  ke persamaan β‘‘, diperoleh

353(120 βˆ’ π‘₯) + 363𝑦 = 43260

42360 βˆ’ 353𝑦 + 363𝑦 = 43260

βˆ’353𝑦 + 363𝑦 = 43260 βˆ’ 42360

10𝑦 = 900

𝑦 = 90

3

Substitusi persamaan B ke β‘ , diperoleh

π‘₯ = 120 βˆ’ 90

π‘₯ = 30

Jadi, jumlah mobil yang terjual adalah mobil A 30 unit dan

mobil B 90 unit.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

111

3. Diketahui:

Misal:

Tiket online:π‘₯

Tiket langsung: 𝑦

Tiket yang dibeli Enzy : π‘₯ < 𝑦 ; π‘₯ + 𝑦 = 6 ;

π‘Žπ‘₯ + 𝑏𝑦 = 900000

Tiket yang dibeli Septian : π‘₯ > 𝑦 ; π‘₯ + 𝑦 = 6 ;

𝑐π‘₯ + 𝑑𝑦 = 900000

Ditanyakan:

Apakah harga tiket yang dibeli secara online dan langsung

selalu sama?

5

18

Jawab:

Karena π‘₯ < 𝑦 , π‘₯ + 𝑦 = 6 dan π‘Žπ‘₯ + 𝑏𝑦 = 900000 maka

persamaan tiket yang dibeli Enzy:

{π‘₯ + 5𝑦 = 900000

2π‘₯ + 4𝑦 = 900000

Karena π‘₯ > 𝑦 , π‘₯ + 𝑦 = 6 dan 𝑐π‘₯ + 𝑑𝑦 = 900000, maka

persamaan tiket yang dibeli Septian:

{4π‘₯ + 2𝑦 = 900000

5π‘₯ + 𝑦 = 90000

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

112

Mencari harga masing-masing tiket yang dibeli Enzy dan

Septian:

β€’ Kita ambil masing-masing satu persamaan tiket Enzy

dan Septian untuk memperoleh nilai π‘₯ dan 𝑦

π‘₯ + 5𝑦 = 900000 |Γ—4| 4π‘₯ + 20𝑦 = 3600000

4π‘₯ + 2𝑦 = 900000 |Γ—1|4π‘₯ + 2𝑦 = 900000 _

18𝑦 = 2700000

𝑦 =2700000

18

𝑦 = 150000

π‘₯ + 5𝑦 = 900000

π‘₯ + 5(150000) = 900000

π‘₯ + 750000 = 900000

π‘₯ = 150000

Karena π‘₯ = 150000 dan 𝑦 = 150000, maka harga

masing-masing tiket kereta api yang dibeli Enzy dan

Septian sama.

5

3

π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š = (𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 π’”π’Œπ’π’“ + πŸ“) Γ— 𝟐

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

113

Lampiran 4

Contoh Hasil Tes Tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK ...penelitian di kelas X Teknik Elektronika Industri. 11. Peserta didik kelas X Teknik Elektronika Industri yang bersedia menjadi subjek

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI