kebijakan, perundangan dan kelembagaan · pdf filepembuatan makalah ini bertujuan untuk...

15
KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN PERBURUAN SATWA DI INDONESIA Rizki Kurnia Tohir E351160106 Fadlan Pramatana E351160156 Dosen Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS TROPIKA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016

Upload: lamtu

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN

PERBURUAN SATWA DI INDONESIA

Rizki Kurnia Tohir E351160106

Fadlan Pramatana E351160156

Dosen

Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA

PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS TROPIKA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2016

Page 2: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kegiatan berburu telah berlangsung sejak jaman pra-aksara (Gazalba

1996), yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok (makan). Tetapi pada

saat ini kegiatan berburu tidak hanya dikaitkan dengan pemenuhan konsumsi

harian melainkan untuk pemenuhan ekonomi dan juga hobi. Dalam

perkembangannya, kegiatan perburuan ternyata telah menimbulkan ancaman

terhadap kelestarian beberapa spesies satwaliar karena dilakukan secara ilegal

(Thohari dkk 2011).

Kegiata berburu yang ilegal ternyata telah menimbulkan kerugian yang

bagi Indonesia, salah satunya telah menyebabkan penurunan dan kepunahan lokal

banyak spesies flora maupun fauna, termasuk spesies yang ada di dalam area yang

dilindungi (USAID 2015). Peningkatan kegiatan perburuan ilegal harus diikuti

dengan adanya pengaturan dan kelembagaan yang fokus terhadap pengelolaan

perburuan satwa di Indonesia. Sehingga mencegah terjadinya kepunahan satwa

dengan tetap mempertimbangkan pemasukan ekonomi bagi masyarakat dan tetap

memenuhi kebutuhan akan hobi berburu.

Peraturan perundang undangan dan kelembagaan menurut Pasal 5 UU No

12/2011 Tetang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan bertujuan untuk

menuntun seluruh kegiatan supaya sesuai dengan tujuan yang hendak di capai

dalam hal ini tujuan kelestarian satwa. Selain itu kelembagaan berkaitan dengan

penunjukan pihak yang berwenang dan memiliki kekuasaan dalam pelaksanaan

peraturan perundang-undangan.

Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan perundang-

undangan dan kelembagaan mengenai perburuan di Indonesia, serta dapat

memahami semua peraturan yang ada sehingga terciptanya kegiatan perburuan

yang lestari baik hasil maupun kegiatannya.

Page 3: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. JENIS PERATURAN YANG MENGATUR PERBURUAN SATWA DI

INDONESIA

Peraturan yang mengatur kegiatan perburuan, kawasan buru dan wisata

buru telah telah ada sejak jaman Ordonansi Perburuan tahun 1931. Sampai saat ini

telah banyak peraturan yang mengatur kegiatan diatas mulai dari Undang-Undang,

Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Direktur

Jenderal dan Keputusan Direktur Jenderal (Masigit Kareumbi 2015). Adapun

rincian peraturan normatif perburuan tersaji pada (Tabel 1)

Tabel 1 Peraturan terkait perburuan, taman buru dan wisata buru.

Jenis

Peraturan No Peraturan

Ordonansi

1 Ordonansi Perburuan (Jachtordonnantie 1931 Staatsblad

1931 Nummer 133)

2

Ordonansi Perlindungan Binatang-Binatang Liar

(Dierenbeschermingsordonnantie 1931 Staatsblad 1931

Nummer 134);

3

Ordonansi Perburuan Jawa dan Madura

(Jachtoddonnantie Javaen Madoera 1940 Staatsblad

1939 Nummer 733)

4

Ordonansi Perlindungan Alam

(Natuurbeschermingsordonnantie 1941 Staatsblad 1941

Nummer 167)

Undang-

Undang

1 UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan Ketentuan

Pokok Kehutanan

2 UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya

Alam Hayati dan Ekosistemnya

3 UU No.9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan

4 UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Peraturan

Pemerintah

1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan Satwa Buru

2 PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis

Tumbuhan dan Satwa Liar

3 PP No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan

dan Satwa Liar

4

PP No. 34 tahun 2002 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan

Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

5 PP No. 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan

Peraturan 1 Permenhut No. P.31/Menhut-II/2009 tentang Akta Buru dan

Page 4: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

Menteri

Kehutanan

Tata Cara Permohonan Akta Buru

2 Permenhut No. P.17/Menhut-II/2010 tentang Permohonan,

Pemberian, dan Pencabutan Izin Pengusahaan Taman Buru

3 Permenhut No. P.18/Menhut-II/2010 tentang Surat Izin

Berburu dan Tata Cara Permohonan Izin Berburu

4 Permenhut No. P.19/Menhut-II/2010 tentang

Penggolongan dan Tata Cara Penetapan Jumlah Satwa Buru;

5 Permenhut No. P.69/Menhut-II/2014 tentang Penetapan

Musim Berburu Satwa Buru

6

Permenhut No. P.70/Menhut-II/2014 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

P.19/Menhut-II/2010 tentang Penggolongan dan Tata

Cara Penetapan Jumlah Satwa Buru

7 Permenhut No. P.71/Menhut-II/2014 tentang Memiliki

dan Membawa Hasil Berburu

8

Permenhut No. P.79/Menhut-II/2014 tentang

Pemasukan Satwa Liar Ke Taman Buru dan Kebun

Buru

Keputusan

Menteri

Kehutanan

1

Kepmenhut No. 99/Kpts/DJ-VI-II/1996 tentang Petunjuk

Teknis pelaksanaan perburuan di Taman Buru,

Kebun Buru dan Areal Buru

2

Kepmenhut No. 591/Kpts-II/1996 tanggal 16 September

1996 tentang Tata cara Permohonan, Pemberian, dan

Pencabutan Izin Pengusahaan Taman Buru

3

Kepmenhut No. 592/Kpts-II/1996 tentang Tata Cara

Permohonan, Pemberian dan Pencabutan Izin

Pengusahaan Kebun Buru

4

Kepmenhut No. 593/Kpts-II/1996 tentang Tata Cara

Pengendalian peledakan populasi satwa liar yang

tidak dilindungi

5 Kepmenhut No. 616/Kpts-II/1996 tentang pengawasan

Perburuan satwa buru

6

Kepmenhut No. 617/Kpts-II/1996 tentang Pemasukan

Satwa Liar dari Wilayah lain dalam Negara RI ke Taman

Buru dan Kebun Buru

7

Kepmenhut No. 618/Kpts-II/1996 tentang pemasukan

Satwa liar dari wilayah lain dalam Negara RI

ke Taman Buru dan Kebun Buru

8

Kepmenhut No. 141/Kpts – II/1998 tentang Perubahan

Keputusan Menteri Kehutanan tentang Pemberian

Hak Pengusahaan Pariwisata Alam pada 13 Lokasi

Kawasan Pelestarian Alam Di Pulau Jawa Kepada

Perum Perhutani Nomor 104 /Kpts-II/1993

Keputusan

Direktur

Jenderal

Perlindungan

Hutan dan

1

Kep Dirjen PHPA No. 95/Kpts/DJ-II/1996 tentang

Petunjuk Teknis Sarana dan Prasarana Pengusahaan

Taman Buru

2 Kep Dirjen PHPA No. 96/Kpts/DJ-VI/1996 tanggal 26

September 1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan

Page 5: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

Pelestarian

Alam

Rencana Pengusahaan Taman Buru

3

Kep Dirjen PHPA No. 97/Kpts/DJ-VI/1996 tanggal 26

September 1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan

Rencana Pengelolaan Taman Buru

4

Kep Dirjen PHPA No. 99/Kpts/DJ-VI/1996 tanggal 3

Oktober 1996 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Perburuan di Taman Buru, Kebun Buru dan Areal Buru

5

Kep Dirjen PHPA No. 129 /kpts/DJ- VI/1996 tentang Pola

Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian

Alam, Taman Buru, dan Hutan Lindung

Peraturan

Direktur

Jenderal

PHPA

1

Per Dirjen PHPA No P. 7/IV- Set/2011 tentang Tata Cara

Masuk Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian

Alam dan Taman Buru

Peraturan mengenai perburuan di Indonesia telah diatur, tetapi masih

banyak masyarakat yang enggan untuk mempelajarinya dan terlebih sistem

birokrasi Indonesia yang rumit, sehingga akhirnya masyarakat melakukan

perburuan secara illegal. Berikut ini akan disajikan beberapa rincian mengenai

kebijakan, perundangan dan kelembagaan perburuan satwa di Indonesia.

B. KETENTUAN-KETENTUAN YANG TELAH DIATUR DALAM

PERATURAN PERUNDANGAN

1. Istilah-istilah perburuan (PP No.13/1994)

1. Berburu adalah menangkap dan/atau membunuh satwa buru termasuk

mengambil atau memindahkan telur-telur dan/atau sarang satwa buru.

2. Perburuan adalah segala sesuatu yang bersangkut paut dengan kegiatan

berburu.

3. Pemburu adalah orang atau kelompok orang yang melakukan kegiatan

berburu.

4. Satwa buru adalah jenis satwa liar tertentu yang ditetapkan dapat diburu.

5. Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat

diselenggarakan perburuan secara teratur.

6. Kebun buru adalah lahan di luar kawasan hutan yang diusahakan oleh

badan usaha dengan sesuatu alas hak, untuk kegiatan perburuan.

7. Pengusahaan kebun buru dan taman buru adalah suatu kegiatan untuk

menyelenggarakan perburuan, penyediaan sarana dan prasarana berburu.

Page 6: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

8. Areal buru adalah areal di luar taman buru dan kebun buru yang di

dalamnya terdapat satwa buru yang dapat diselenggarakan perburuan.

9. Musim buru adalah waktu tertentu yang ditetapkan oleh Menteri atau

pejabat yang ditunjuk olehnya untuk dapat diselenggarakan kegiatan

berburu.

10. Akta Buru adalah akta otentik yang menyatakan bahwa seseorang telah

memiliki/menguasak kemampuan dan ketrampilan berburu satwa buru.

11. Surat Izin Berburu adalah surat yang diberikan oleh Menteri atau pejabat

yang ditunjuk olehnya, yang menyebut pemberian hak untuk berburu

kepada orang yang namanya tercantum di dalamnya.

12. Hasil buruan adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan berburu yang

berwujud satwa buru baik hidup maupun mati atau bagian-bagiannya.

13. Izin pengusahaan taman buru adalah izin untuk mengusahakan kegiatan

berburu serta sarana dan prasarananya di taman buru.

14. Izin usaha kebun buru adalah izin yang diberikan untuk mengusahakan

kegiatan berburu serta sarana dan prasarananya di kebun buru.

15. Pungutan akta buru adalah pungutan yang dikenakan kepada seseorang

untuk memperoleh akta buru sebagai pengganti biaya-biaya administrasi.

16. Pungutan izin berburu adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang

izin berburu sesuai dengan jumlah dan jenis satwa buru yang diizinkan

untuk diburu.

17. Pungutan izin pengusahaan taman buru adalah pungutan yang dikenakan

kepada calon pemegang izin pengusahaan taman buru.

18. Pungutan izin usaha kebun buru adalah pungutan yang dikenakan kepada

calon pemegang izin usaha kebun buru.

19. Iuran hasil usaha perburuan adalah iuran yang dikenakan kepada

pemegang izin pengusahaan taman buru atau pemegang izin usaha kebun

buru yang dikenakan dari hasil usahanya sekali setiap tahun.

2. Tempat berburu di Indonesia dan aturan pengusahaannya

Undang-Undang No.41/1999 tentang Kehutanan telah mengatur bahwa

kawasan konservasi terdiri dari tiga bagian yaitu kawasan suaka alam (KSA),

Page 7: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

kawasan pelestarian alam (KPA) dan taman buru (TB). Taman buru dalam hal ini

memiliki fungsi khusus yaitu untuk memenuhi kebutuhan kegiatan berburu.

Menurut PP No.13/1994 tentang Perburuan Satwa Buru, Tepat berburu di

Indonesia terdiri dari taman buru, areal buru dan kebun buru (Tabel 2).

Tabel 2 Taman buru, kebun buru dan areal buru di Indonesia

No Nama Lokasi

1 Taman Buru Lingga Isaq Aceh Tengah, Aceh

2 Taman Buru Pulau Rempang Kepulauan Riau, Riau

3 Taman Buru Pulau Pini Nias, Sumut

4 Taman Buru Gunung Nanu’ua Bengkulu Utara

5 Taman Buru Semidang Bukit Kabu Bengkulu Utara

6 Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Sumedang/Garut, Jabar

7 Taman Buru Landusa Tomata Sulawesi Tengah

8 Taman Buru Komara Takalar, Sulsel

9 Taman Buru Karakelang Utara dan Selatan Sangihe Talaud, Sulut

10 Taman Buru Padamarang Mata Osu Kolaka, Sulteng

11 Taman Buru Pulau Moyo Sumbawa, NTB

12 Taman Buru Dataran Bena Timor Tengah Selatan, NTT

13 Taman Buru Pulau Ndano Kupang, NTT

14 Taman Buru Pulau Rusa Alor, NTT

15 Cikidang Hunting Resort Sukabumi, Jabar

Pengusahaan taman buru maupun kebun buru diatur dalam PP No.13/1994

tentang Perburuan Satwa Buru bahwa pelaksanaannya memegang teguh asas

konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Pengusahaan taman buru

dan kebun buru ini meliputi usaha perburuan serta penyediaan sarana dan

prasarana perburuan. Izin mengadakan pengusahaan perburuan diberikan oleh

Menteri serta mendapat pertimbangan dari Menteri yang menangani urusan

kepariwisataan dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1. Izin untuk melakukan

pengusahaan taman buru dan kebun buru diberikan untuk jangka waktu paling

lama 30 tahun dan dapat diperpanjang. Pengawasan terhadap kegiatan berburu

dilakukan oleh Menteri.

Aturan mengenai usaha perburuan diatur lebih lanjut dengan Permenhut

P.17/Menhut-II/2010 “Permohonan Pemberian dan Pencabutan Izin Usaha Taman

Buru”. Dalam Permenhut tersebut dijelaskan mengenai tata cara permohonan izin,

tata cara pemberian izin, hak dan kewajiban pengusaha, perpanjangan izin

Page 8: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

pengusahaan, berakhirnya izin usaha, tata cara pencabutan izin usaha, dan

pengenaan sanksi.

3. Satwa buru dan musim berburu

Satwa buru menurut peraturan merupakan satwa liar yang tidak dilindungi

dan atau satwa dilindungi yang ditentukan oleh menteri sebagai satwa buru dalam

keadaan tertentu. Satwa buru terbagi menjadi tiga yaitu burung, satwa kecil dan

satwa besar. Musim berburu ditetapkan dengan pertimbangan persyaratan

mengenai keadaan populasi dan jenis satwa buru, musim kawin, musim

berbiak/bertelur, perbandingan jantan betina dan umur satwa (PP No.13/1994)

Menurut Permenhut No. P.19/2010 mengenai Penggolongan dan Tata Cara

Penetapan Jumlah Satwa Buru. Adapun tata cara penetapan jumlah satwa buru

dilakukan dengan melakukan inventarisasi dan pemantauan, penetapan jenis satwa

buru, dan penetapan jumlah satwa buru. Adapun jenis satwa liar yang ditetapkan

sebagai satwa buru pada Tabel 3 (Permenhut P.70/2014).

Tabel 3 Jenis satwa liar yang ditetapkan sebagai satwa buru

Page 9: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

Permenhut No.P.69/2014 mengenai Penetapan Musim Berburu Satwa

Buru menyebutkan bahwa penetapan musim berburu dilakukan dengan

mempertimbangkan keadaan populasi dan jenis satwa buru, di luar musim

kawin/breeding, di luar musim bertelur/beranak, di luar musim

menyusui/membesarkan anak, perbandingan jantan betina dan umur satwa buru.

4. Alat, akta dan izin berburu

Alat berburu dapat terdiri dari senjata api buru, senjata angina, alat

berburu tradisional dan alat berburu lainnya yang disesuaikan dengan jenis satwa

buru. Akta buru terdiri dari akta buru burung, akta buru satwa kecil dan akta buru

satwa besar. Pemegang akta buru harus berusia minimal 18 tahun, telah lulus ujian

memperoleh akta buru dan membayar pungutan akta buru, dimana didalam akta

buru akan memuat identitas pemburu, masa berlaku dan golongan satwa buru.

Surat izin berburu memuat nomor akta buru, identitas pemburu, jenis dan jumlah

satwa buru yang akan diburu, alat perburuan, tempat berburu, masa berlaku izin

berburu, ketentuan larangan berburu dan sanksi (PP No.13/1994).

Mengenai akta buru diatur lebih rinci dalam Permenhut No. P.31

/2009 tentang Akta Buru dan Tata Cara Permohonan Akta Buru. Adapun tata cara

permohonan akta buru terdiri dari pengajuan permohonan akta buru kepada kepala

UPT KSDA setempat, mengumpulkan persyarata, dan rekomendasi kepolisian.

Izin perburuan diatur lebih rinci dalam Permenhut No. P.18/2010 tentang Surat

Izin Berburu dan Tata Cara Permohonan Izin Berburu. Dimana tatacara pengajuan

izin berburu diantaranya pemohon menajukan permohonan izin berburu kepada

kepala UPT KSDA dan mengumpulkan persyaratan dokumen.

5. Hak dan kewajiban pemburu

Pemburu yang telah memiliki izin berburu berhak untuk berburu di tempat

yang ditetapkan dalam surat izin, serta memiliki dan membawa hasil buruannya.

Selain itu pemburu memiliki kewajiban untuk memiliki izin berburu,

menggunakan alat yang tercantum dalam izin berburu, melapor kepada pejabat

dan kepolisian setempay saat dan setelah berburu, memanfaatkan hasil berburu,

Page 10: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

didampingi oleh pemandu, berburu sesuai jenis dan jumlah berdasar izin dan

memperhatikan keamanan masyarakat dan ketertiban (PP No.13/1994).

Adapun hak pemegang izin buru dijelaskan kembali dalam Permenhut No.

P.18/2010 tentang Surat Izin Berburu dan Tata Cara Permohonan Izin Berburu,

dimana pemegang izin berburu berhak untuk melakukan kegiatan berburu:

a. Pada tempat berburu sesuai yang ditetapkan dalam surat izin berburu.

b. Selama jangka waktu yang ditetapkan dalam surat izin berburu.

c. Pada musim berburu yang telah ditetapkan.

d. Dengan jenis dan jatah buru sesuai yang ditetapkan dalam surat izin berburu.

e. Menggunakan alat berburu sesuai jenis satwa buru yang akan diburu.

6. Larangan dan sanksi dalam perburuan

Perburuan tidak boleh dilakukan dengan cara menggunakan kendaraan

bermotor atau pesawat terbang sebagai tempat berpijak, menggunakan bahan

peledak dan/atau granat, menggunakan binatang pelacak, menggunakan bahan

kimia, membakar tempat berburu, menggunakan alat lain untuk menarik atau

menggiring satwa buru secara massal, menggunakan jerat/perangkap dan lubang

perangkap, menggunakan senjata api yang bukan untuk berburu (PP No.13/1994).

Adapun larangan pemegang izin buru dijelaskan kembali dalam

Permenhut No. P.18/2010 tentang Surat Izin Berburu dan Tata Cara Permohonan

Izin Berburu. Dimana pemegang izin pemburu dilarang:

a. Melakukan kegiatan berburu di luar tempat berburu yang telah ditetapkan

dalam surat izin berburu.

b. Melakukan kegiatan berburu melebihi jangka waktu yang telah ditetapkan

dalam surat izin berburu.

c. Melakukan kegiatan berburu di luar musim berburu yang telah ditetapkan.

d. Melakukan kegiatan berburu tidak sesuai jenis dan melebihi jatah buru yang

telah ditetapkan dalam surat izin berburu.

e. Melakukan kegiatan berburu menggunakan alat berburu tidak sesuai dengan

jenis satwa buru yang akan diburu.

f. Memindah-tangankan izin berburu kepada orang lain.

Page 11: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

Sanksi yang diberikan pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam peraturan, dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan surat izin

berburu dan tidak menutup kemungkinan dikenakan tuntutan pidana sesuai

dengan peraturan perundang undangan yang berlaku

7. Pengawasan

Pengawasan terhadap kegiatan perburuan satwa buru dilakukan oleh

Menteri secara terkoordinasi dengan instansi Pemerintah yang terkait.

Pengawasan pemburuan satwa buru bertujuan untuk mengendalikan kegiatan

berburu agar Perburuan berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku (PP No.13/1994). Adapun pengawasan pemegang izin buru berdasar

Permenhut No. P.18/2010, dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan berburu

sesuai yang ditetapkan dalam surat izin berburu, yang dilakukan oleh petugas

UPT KSDA dan atau Kepala Kepolisian setempat dan atau Pemegang izin

pengusaha taman buru/Pemegang izin usaha kebun buru.

8. Kelembagaan yang mengatur perburuan

Segala kegiatan perburuan diatur dalam peraturan dan kebijakan yang

telah disebutkan sebutkan, dalam struktur kelembagaan yang terkait dengan

perburuan diatur dalam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam

Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya (Ditjen

KSDAE) yang disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur organisasi DITJEN KSDAE

Page 12: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

Ditjen KSDAE ini membawahi beberapa Direktorat yang mengatur

perburuan yaitu, Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam (Gambar

2), Direktorat Kawasan Konservasi (Gambar 3), dan Direktorat Pemanfaatan Jasa

Lingkungan Hutan Konservasi (Gambar 4).

Gambar 2 Struktur organisasi direktorat pemolaan dan informasi konservasi alam

Page 13: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

Gambar 3 Struktur organisasi direktorat kawasan konservasi

Gambar 4 Struktur organisasi direktorat pemanfaatan jasa lingkungan hutan

konservasi

Kelembagaan yang mengatur tentang perburuan diadakan untuk mengatur,

membatasi, dan mengendalikan segala bentuk perburuan agar tujuan perburuan

tetap kearah kelestarian spesies Indonesia.

C. HAL-HAL YANG BELUM DIATUR DAN KEKURANGAN DALAM

PERATURAN PERUNDANGAN

1. Peraturan mengenai pemanfaatan satwa atau perburuan secara tradisional oleh

masyarakat sekitar hutan belum diatur dalam peraturan. Hal ini sangat penting

karena masyarakat sekitar kawasan merupakan masyarakat asli yang banyak

berinteraksi dan memanfaatkan potensi alam untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Dalam peraturan hanya sedikit satwa yang dapat diburu, padahal potensi satwa

lain seperti kupu-kupu ataupun tumbuhan (jamur, anggrek dan lain sebagainya)

yang belum diatur. Perlunya kajian mendalam mengenai potensi

satwa/tumbuhan dari masing-masing lokasi buru yang dapat dibutu

Page 14: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

3. Belum adanya penentuan kuota untuk setiap jenis satwa/tumbuhan yang dapat

diburu oleh masyarakat. Kuota ini diharapkan merupakan kuota lokal dari

masing masing lokasi berburu bukan merupakan kuota nasional.

4. Telah dijelaskan diatas mengenai keorganisasian dalam perburuan, bahwa

keorganisasian perburuan di Indonesia masih rumit, dibuktikan dengan

tersebarnya pengurusan perburuan yang berada pada 3 Direktorat. Hal ini

menyebabkan dalam pengurusan kegiatan perburuan menyulitkan pemburu

sehingga kegiatan berburu menjadi sedikit. Seharusnya pemerintah

menyatukan urusan perburuan kedalam satu direktorat sehingga pengurusan

perizinan dan lain sebagainya menjadi terfokus dan mudah.

5. Belum adanya alokasi pendanaan yang khusus ditujukan untuk meningkatkan

kegiatan perburuan di Indonesia. Di Afrika sektor perburuan telah menjadi

sektor utama penghasil devisa negara, hal ini dibuktikan dengan keseriusan

pemerintah setempat dalam mengelola kegiatan perburuan ini. Sehingga

seharunya hal ini diadaptasi oleh Indonesia supaya meningkatkan kegiatan

perburuan dengan memberikan dana dalam pembangunannya.

KESIMPULAN

Kebijakan, perundangan, dan kelembagaan yang mengatur perburuan di

Indonesia menunjukkan bahwa segala bentuk perburuan dimana pun dan

dilakukan oleh siapa pun diharuskan melalui beberapa persyaratan, tahapan, dan

ketentuan sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, Kegiatan perburuan

tidak dapat dilakukan secara besar-besaran dan dilakukan secara terus menerus.

Masih banyak kekurangan yang belum diatur dalam peraturan perundang-

undangan perburuan di Indonesia, sehingga diperlukan kajian lebih mendalam dan

fokus dalam peningkatan pembangunan kegiatan perburuan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

[USAID] United States Agency for International Development. 2015.

Perdagangan Satwa Liar, Kejahatan Terhadap Satwa Liar dan Perlindungan

Spesies di Indonesia: Konteks Kebijakan dan Hukum Change for Justice

Project. Jakarta (ID): USAID.

Page 15: KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN · PDF filePembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peraturan ... (Masigit Kareumbi 2015). ... 1 PP No. 13 Tahun 1994 tentang Perburuan

Gazalba, Sidi. 1996. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta (ID): Bharata Karya

Aksara

Masigit Kareumbi. 2015. Hukum, Aturan dan Perundangan Terkait Taman Buru

dan Perburuan [Diakses 11-09-2016]. Tersedia pada

https://kareumbi.wordpress.com/download/hukum­aturan­dan­perundangan­

terkait­taman­buru/.

Pemerintah Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang No 12 Tahun 2011

Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Jakarta(ID):

Sekretariat Negara

Thohari AM, Masyud B, Takanjanji M. 2011. Teknik Penangkaran Rusa Timor

(Cervus timorensis) untuk Stok Perburuan. Bogor (ID): Seminar Sehari

Prospek Penangkaran Rusa Timor Sebagai Stok Perburuan, Fakultas

Kehutanan IPB.