7. revisi peraturan perundangan

23
PERATURAN DAN STANDAR- STANDAR K3 YANG TERKAIT KEGIATAN KONSTRUKSI

Upload: rifki-amando-putra

Post on 16-Feb-2016

241 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

revisi

TRANSCRIPT

Page 1: 7. Revisi Peraturan Perundangan

PERATURAN DAN STANDAR-STANDAR K3 YANG TERKAIT KEGIATAN KONSTRUKSI

Page 2: 7. Revisi Peraturan Perundangan

Dasar Hukum• Undang-undang No.32/2009 Ttg Lingkungan Hidup• SKB Menaker & PU No.174/1986 & No.104/1986 Ttg K3 Pd Tmp Kegiatan Konstruksi• Permenakertrans No.03/1978 Ttg Persyaratan Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban

Peg Pengawas Keselamatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja • Permenakertrans No.Per-04/Men 1980

Ttg Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam ApiRingan • Permenakertrans No. PER/05/MEN/1985 Ttg Psw Angkat dan Angkut• Keppres No. 22 Th 1993 Ttg Penyakit yg Timbul Karena Hub Kerja• Permenakertrans N0.Per.02/Men/1980

Ttg Pemeriksaan Kesehatan Tng Kerja Dlm Penyelenggaraan Kslmtan Kerja• Permenakertrans No.03/MEN/1982 Ttg Pelayanan Kesehatan Kerja• Kepmenakertrans No.PER-01/MEN/1998 Ttg Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya • Kepmenakertrans No.186/1999 Ttg Unit Pngglangan Kebakaran di Tmp Kerja • Permenaker No. 01/MEN/1980 Tentang K3 Konstruksi Bangunan• Kepmenakertrans No. Kep.68/Men/IV/2004 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan

HIV/AIDS di Tempat Kerja• Permen Kes No. 472 Thn 1996 Ttg Pengamanan Bahan Berbahaya Bg Kesehatan

Page 3: 7. Revisi Peraturan Perundangan

UNDANG-UNDANG N0. 32/2009Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 1: 3. Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta

keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

21. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat,energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapatmencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/ataumembahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidupmanusia dan makhluk hidup lain.

Pasal 3:Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan:b. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;

Page 4: 7. Revisi Peraturan Perundangan

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA MENAKER DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM No.

174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986 TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI BESERTA PEDOMAN

PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUSKSI

• PASAL 2 KONTRAKTOR WAJIB PENUHI SYARAT –SYARAT K3• PASAL 3 MENTERI PEKERJAAN UMUM MEMBERI SANKSI

ADMINISTRASI• PASAL 4 KOORDINASI DEPNAKERTRANS DAN PEKERJAAN UMUM• PASAL 5 AHLI K3 KONSTRUKSI• PASAL 6 PENGAWASAN DEPNAKER DAN PEKERJAAN UMUM

PEDOMAN :BAB I ADMINISTRASI KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP K3

TERMASUK BIAYA YANG TIMBUL. PETUGAS K3 FULL TIME < 100 ORANG TK > 100 ORANG MEMBENTUK (P2K3)BAB II S/D XIV (TEKNIS)

Page 5: 7. Revisi Peraturan Perundangan

KEPUTUSAN BERSAMA

PERSYARATAN ADMINISTRATIF

1. Ruang lingkup berlakunya peraturan ini

1.1 Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan di dlm Surat

Keputusan Bersama ini , maka thd semua tmp kegiatan

konstruksi berlaku semua ketentuan hukum mengenai K3 yg

berlaku di Indonesia.

2. Kewajiban Umum

2.1 Pengurus atau kontraktor berkewajiban unt mengusahakan agar

tmp kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerj

diatur sedemikian rupa shg tenaga kerja terlindung dari risiko

kecelakaan

Page 6: 7. Revisi Peraturan Perundangan

KEPUTUSAN BERSAMA

2.2 Pengurus atau kontraktor harus menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain

yg akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dg peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang tsb

harus dpt digunaka secara aman. 2.3 Pengurus atau kontraktor harus turut mengadakan

pengawasan thd tenaga kerja, agar tenaga kerja tsb dpt melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.

3. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3.1 Petugas K3 harus bekerja secara penuh unt mengurus dan

menyelenggarakan K3 3.2 Pengurus dan kontraktor yg mengelola pekerjaan dg

mempekerjakan pekerja dg jumlah min 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, wajib membentuk unit Pembina Keselamatan dan kesehatan Kerja

Page 7: 7. Revisi Peraturan Perundangan

KEPUTUSAN BERSAMA

4. Laporan Kecelakaan 4.1 Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yg

berbahaya harus dilaporkan kepada Depnaker dan Departemen Pekerjaan Umum

5. Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

5.1 Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa

kerja pertama kali (pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja dg penekanan pada kesehatan fisik dan kesehatan individu)

b) Secara berkala, sesuai dg risiko-risiko yg ada pada pekerjaan tsb.

Page 8: 7. Revisi Peraturan Perundangan

KEPUTUSAN BERSAMA

BAB II PERSYARATAN TEKNISTempat Kerja dan Peralatan

1. Pintu Masuk dan Pintu Keluar 1.1 Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat –

tempat kerja2. Lampu/penerangan

2.1 Lampu-lampu harus aman dan terang3. Ventilasi

3.1 Di tempat kerja yg tertutup harus dibuat ventilasi yg sesuai unt mendapat udar segar

4. Kebersihan4.1 Bahan-bahan yg tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi

harus dipindahkan ke tempat yg aman

Page 9: 7. Revisi Peraturan Perundangan

KEPUTUSAN BERSAMA PERSYARATAN TEKNIS

5. Pencegahan kebakaran dan Alat Pemadam Kebakaran5.1 Di temapt-tempat kerja, tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia:

a) Alat pemadam kebakaran b) Saluran air yg cukup dg tekanan yg besar

5.2 Alat pemadam kebakaraqn harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh orang yg berwenang dan dipelihara sebaimana mestinya

6. Perlindungan terhadap benda jatuh dan bagian bangunan yang roboh6.1 Untuk mencegah bahaya, jaring/jala (alat penampung) yg cukup kuat harus disediakan atau pencegahan lain yg efektif harus dilakukan unt menjaga agar tenaga kerja terhindar dari kejatuhan benda

Page 10: 7. Revisi Peraturan Perundangan

KEPUTUSAN BERSAMA

PERSYARATAN TEKNIS7. Perlindungan agar orang tidak jatuh/ Pegangan dan pinggir

pengaman7.1 Semua terali pengaman dan pagar pengaman unt memagar lantai yg terbuka, dinding yg terbuka, gang tempat kerja yg ditinggikan dan tempat-tempat lainnya harus dari bahan yg baik/kuat

8. Kebisingan dan Getaran (Vibrasi)8.1 Kebisingan dan getaran yg membahayakan bagi tenaga

kerja harus dikurangi sampai di bawah nilai ambang batas8.2 Jika kebisingan tidak dapat di atasi maka tenaga kerja

harus memakai alat pelindung telinga

9. Penghindaran terhadap orang yang tidak berwenang9.1 Di daerah konstruksi yg sedang dilaksankan dan disamping jalan raya harus dipagari

Page 11: 7. Revisi Peraturan Perundangan

KEPUTUSAN BERSAMA

PERSYARATAN TEKNIS

10. Struktur bangunan dan Peralatan

10.1 Struktur Bangunan (misalnya perancah, gang, menara dan peralatan (misal: mesin-mesin alat

angkat, bejana tekan dan kendaraan-kendaraan, yg digunakan di daerah konstruksi harus terdiri dari bahan yg berkualitas baik dan bebas dari kerusakan)

Page 12: 7. Revisi Peraturan Perundangan

PERMENAKERTRANS NO.PER-03/MEN/TAHUN 1978Tentang Persyaratan penunjukan dan Wewenang serta

Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja

• Pasal 3: (1) Untuk dpt ditunjuk sbg Pengawas Keselamatan Kerja

harus memenuhi syarat –syarat:a. Pegawai Negeri Dep. Tenaga Kerja dan Transkopb. Mempunyai keahlian khususc. Telah mengikuti pendidikan calon peg. Pengawas yg diselenggarakan oleh Depnaker dan Transkop (2) Untuk dpt ditunjuk sbg Ahli Keselamatan Kerjaharus memenuhi syarat –syarat:a. Mempunyai keahlian khususb. Telah mengikuti pendidikan oleh Depnaker dan Transkopc. Mengetahui ketentuan-ketentuan peratura per –UU perubahan pd umumnya dan bid. K3 pd khususnya

Page 13: 7. Revisi Peraturan Perundangan

PERMENAKERTRANS NO.Per-04/Men 1980Tentang Syarat-syarat Pemasangan dan

Pemeliharaan Alat Pemadamg Api Ringan

• Pasal 1:(1) Alat Pemadam Api Ringan ialah alat yg ringan serta mudah dilayani oleh satu org unt memadamkan api pd mula terjadi kebakaranPasal 4:(1) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pd pososi yg mudah dilihat dg jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dg pemberian tanda pemasangan(3) Tinggi pemberian tanda pemasangan tsb ayat (1) adalah 125 cmdari dasar lantai (6) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah

Page 14: 7. Revisi Peraturan Perundangan

Lanjutan……

• Pasal 11:(1) Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dlmsetahun yaitu:a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulanb. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulanPasal 23:(7) Tanggal , bulan dan tahun pengisian harus dicatat pada badan alat pemadam api ringanPasal 24:Pengurus harus bertanggung jawab terhadap ditaatinya peraturan iniPasal 25:

pengurus yg tdk mentaati ketentuan tsb psl 24 diancam dg hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau dendasetinggi-tingginya Rp. 100.000,- sesuai dg psl 15 ayat (2) Undang-

undang No.1 Tahun 1970 Tentang Kselematan Kerja

Page 15: 7. Revisi Peraturan Perundangan

PERMENAKER NO. PER/05/MEN/1985Tentang Pesawat Angkat dan Angkut

• Pasal 1:pesawat angkat dan angkut ialah suatu pesawat atau alat yg digunakan unt memindahkan, mengangkut muatan baik bahan atau barang atau orang secara vertikal atau horizontal dalm jarak yg ditentukanPasal 3:(1) Beban max yg diijinkan dari pesawat angkat dan angkut harus ditulis pada bagian yg mudah dilihat dan dibaca dg jelasPasal 4: Setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani pleh operator yg mempunyai kemampuan dan telah memiliki ketrampilan khusus ttg Pesawat Angklat dan Angkut

Page 16: 7. Revisi Peraturan Perundangan

KEPUTUSAN PRESIDEN NO. 22 TAHUN 1993Tentang Penyakit yg Timbul Karena Hubungan Kerja

• Pasal 1:

Penyakit yg timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yg disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerjaPasal 2:Setiap tenaga kerja yg menderita penyakit yg timbul karena hubungan kerja berhak mdp Jaminan Kecelakaan Kerja Baik pada saat masih dlm hubungan kerja maupun setelah hub kerja berakhir.Pasal 3:(1) hak atas jaminan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja yg hubungan kerjanya telah berakhir sbgm dimaksud psl 2 diberikan, apabila menurut diagnosa dokter yg merawat penyakit tsb diakibatkan oleh pekerjaan selama tenaga kerja ybs masuh dlm hubungan kerja..

Page 17: 7. Revisi Peraturan Perundangan

PERMENAKERTRANS NO.Per.02/Men/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam

Penyelenggaraan Keselamatan Kerja• Pasal 2:

(1) Pemeriksaan kesehatan sblm bekerja ditujukan agar tenaga kerja yg diterima berada dlm kondisi kesehatan yg setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yg akan mengenai tenaga kerja lainya, dan cocok unt pek yg akan dilakukan shg keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yg bersangkutan dan tenaga kerja lain dpt dijamin.

Pasal 3:(6) Dalam hal ditemikan kelainan-kelainan atau gangguan-gangguan

kesehatan pd tenaga kerja saat pemeriksaan, berkala pengurus wajib mengadakan tindak lanjut unt memperbaiki kelainan-kelainan tsb dan sebab-sebabnya unt menjamin terselenggaranya Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Page 18: 7. Revisi Peraturan Perundangan

PERMENAKERTRANS No.03/MEN/1982Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja

• Pasal 3:(1) Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan Pelayanan Kesehatan Kerja (2) Pengurus wajib memberikan Pelayanan Kesehatan Kerja sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 19: 7. Revisi Peraturan Perundangan

KEPMENNAKERTRANS NO.PER-01/MEN/1998Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya

Pasal 2:Pengusaha atau Pengurus yg menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya unt mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Pasal 9:Kriteria bahan kimia berbahaya sebagaimana dimaksud adalah:a. bahan beracun e. gas mudah terbakarb. bahan sangat beracun f. bahan mudah meledakc. cairan mudah terbakar g. bahan reaktif d. cairan sangat mudah terbakar h. bahan oksidator

Page 20: 7. Revisi Peraturan Perundangan

KEPMENNAKERTRANS NO. KEP-186/MEN/1999Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat

Kerja • Pasal 1

c. Penanggulangan kebakaran ialah segala upaya unt mencegah timbulnya kebakaran dg berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasai tanggap darurat unt memberantas kebakaran. d. Unit penanggulangan kebakaran ialah unit kerja yg dibentuk dan ditugasi untk menangani masalah penanggulangan kebakaran di tmp kerja yg meliputi kegiatan adm, identifikasi sumber-sumber bahaya, pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi kebakaranf. Regu penanggulangan kebakaran ialah satuan tugas yg mempunyai tugas khusus fungsional di bidang penanggulangan kebakaran

Page 21: 7. Revisi Peraturan Perundangan

PERMENAKERTRANS NO.PER.01/MEN/1980 Tentang K3 Pd Konstruksi Bangunan

Pasal 3:(1)Pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan harus

diusahakan pencegahan atau dikurangi terjadinya kecelakaan kerja atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya

(2)Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun ssuatu unit keselamatan dan kesehatan kerja hal tsb harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja

(3)Unit keselamatan dan kesehatan kerja tsb ayat (2) meliputi usaha pencegahan thd: kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan

Page 22: 7. Revisi Peraturan Perundangan

KEPMENAKERTRANS NO. Kep.68/Men/IV/2004 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS

di Tempat Kerja

Pasal 2:1. Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan

dan penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja2. Untuk melaksanakan upaya sebagaimana ayat 1

pengusaha wajib:• Mengembangkan Kebijakan tentang upaya

pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja yg dpt diintegrasikan ke dalam kebijakan k3 atau secara tersendiri

Page 23: 7. Revisi Peraturan Perundangan

Permen Kesehatan No. 472 Thn 1996 TtgPengamanan Bahan Berbahaya Bg Kesehatan

Pasal 1:• Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik

dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik,

korosif dan iritasi.Pasal 3(1)Setiap jenis bahan berbahaya yang akan didistribusikan atau

diedarkan harus didaftar pada Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan.