kebijakan perdagangan amerika serikat kenaikan tarif impor ban cina, analisa terhadap motif ekonomi...

18
Page | 1 Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat : Kenaikan Tarif Impor Ban Cina Analisa Terhadap Motif Ekonomi dan Politik dari Kebijakan AS dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina pada Masa Pemerintahan Obama Disusun oleh : Erika 0706291243 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Tugas Makalah Akhir Mata Kuliah Hubungan Luar Negeri dan Keamanan Amerika Serikat Program Studi S1 Reguler Ilmu Hubungan Internasional Semester Ganjil 2009/2010 DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA 2009

Upload: erika-angelika

Post on 27-Jul-2015

1.781 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 1

Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat : Kenaikan Tarif Impor Ban Cina

Analisa Terhadap Motif Ekonomi dan Politik dari Kebijakan AS dalam Menaikkan Tarif Impor

Ban Cina pada Masa Pemerintahan Obama

Disusun oleh :

Erika 0706291243

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Tugas Makalah Akhir

Mata Kuliah Hubungan Luar Negeri dan Keamanan Amerika Serikat

Program Studi S1 Reguler Ilmu Hubungan Internasional

Semester Ganjil 2009/2010

DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA 2009

Page 2: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Liberalisme dan demokrasi merupakan dua hal yang melatarbelakangi hampir seluruh

pembuatan kebijakan di Amerika Serikat, baik kebijakan dalam negeri maupun kebijakan luar negeri.

Prinsip pertama, liberalisme, merupakan prinsip yang terus berusaha diwujudkan oleh AS dalam setiap

kebijakan luar negerinya, terutama dalam berbagai kebijakan perdagangannya. Liberalisasi perdagangan

dilakukan dengan memberi kebebasan seluas-luasnya pada swasta, dengan meminimalkan peran negara

dalam perdagangan internasional. Prinsip liberalisme dalam perdagangan internasional antara lain

diwujudkan dengan pengurangan tarif bagi masuknya barang-barang impor dalam perdagangan

internasional. Prinsip pengurangan tarif impor ini sudah diadopsi oleh negara-negara anggota General

Agreements of Tariff and Trade (GATT), termasuk AS sebagai salah satu pemrakarsanya. Akan tetapi, tren

diterapkannya tarif impor yang rendah dalam kebijakan perdagangan AS tersebut kini tampaknya perlu

dikaji ulang, seiring dengan dikeluarkannya berbagai kebijakan perdagangan yang bertentangan dengan

prinsip-prinsip perdagangan bebas oleh AS belakangan ini.

Salah satu kebijakan perdagangan AS yang bertentangan dengan prinsip liberalisasi perdagangan

terlihat pada 11 September 2009 lalu, ketika Presiden Obama mengumumkan kenaikan tarif impor pada

produk ban Cina sebesar 35%, di luar pajak sebesar 4% yang sudah diterapkan sebelumnya. Tarif impor

ini akan berlaku selama tiga tahun ke depan, dengan rincian 35% pada tahun pertama, 30% dan 25% pada

tahun kedua dan ketiga. Kebijakan perdagangan yang dikeluarkan Presiden Obama tersebut mendapat

reaksi negatif dari berbagai kalangan dunia, yang mengatakan langkah tersebut bertentangan dengan

prinsip dasar perdagangan bebas.

Adapun dalam pembuatan kebijakan perdagangan tersebut, pemerintah AS—dalam hal ini

Obama dan menteri-menterinya—pastilah memiliki pertimbangan tersendiri. Berbagai alasan pun

dikemukakan Pemerintahan Obama. Pemerintahan Obama mengatakan kenaikan tarif impor ban Cina ini

diperlukan untuk alasan ekonomi yaitu demi mendukung pertumbuhan industri ban AS. Akan tetapi,

berbagai alasan ekonomi itu kemudian mulai dipertanyakan karena ternyata implikasi dari kebijakan

kenaikan tarif ban impor Cina tersebut sangatlah besar. Berbagai spekulasi pun timbul seputar alasan lain

selain alasan ekonomi di balik pembuatan kebijakan perdagangan kenaikan tarif impor terhadap ban Cina

Page 3: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 3

tersebut. Adapun berbagai spekulasi ini timbul karena alasan ekonomi dinilai tidak cukup untuk

melatarbelakangi dikeluarkannya kebijakan yang dinilai sangat bertentangan dengan nilai-nilai dasar AS

yang mendukung perdagangan bebas. Makalah ini kemudian akan mencoba menganalisa alasan-alasan

yang melatarbelakangi Pemerintahan Obama dalam mengeluarkan kebijakan perdagangan berupa

kenaikan tarif impor pada produk ban Cina.

1.2. Pertanyaan Permasalahan

Makalah ini akan mencoba menjawab pertanyaan: Mengapa Pemerintahan Obama

mengeluarkan kebijakan perdagangan berupa kenaikan tarif impor pada produk ban Cina?

1.3. Kerangka Teori

Untuk menjawab pertanyaan dalam pertanyaan permasalahan di atas, makalah ini akan

menggunakan teori Graham T. Allison mengenai tiga model analisis konseptual dalam mengkaji

kebijakan luar negeri suatu negara. Menurut Allison, ada tiga macam model analisis yang dapat

digunakan untuk mengkaji pembuatan kebijakan luar negeri suatu negara. Pertama, Rational Policy

Model1, di mana negara diasumsikan sebagai sebuah aktor tunggal rasional yang membuat keputusan

sendiri. Adapun asumsi-asumsi dasar yang berlaku dalam model ini adalah kebijakan merupakan pilihan

dari pemerintah nasional yang akan memberikan keuntungan terbesar dan kerugian terkecil dibandingkan

beberapa alternatif pilihan lain. Akan tetapi, model ini kemudian mendapat kritik sehubungan dengan

penggambaran kerangka analisis yang terlalu menyederhanakan masalah. Meskipun banyak pendapat

yang mempercayai negara bergerak sebagai aktor tunggal, hal itu tidak sepenuhnya dapat dibuktikan.

Kedua, Organizational Process Model.2 Dalam model ini, negara diasumsikan sebagai organisasi yang

memiliki berbagai organ dengan fungsi berbeda, yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama dari

organisasi tersebut. Pada Organizational Process Model ini, masalah yang muncul adalah bagaimana

sebuah keputusan yang diambil berdasarkan standard operating procedures dalam pemerintahan

cenderung diasumsikan predictable dan tetap sesuai pola aksi tertentu. Padahal rumus bahwa kebijakan

bergerak secara linear masih merupakan hipotesis empiris, dan dalam bentuk linear sekalipun, perilaku

negara masih dinilai cukup kompleks.3

1 Graham T. Allison, “Conceptual Models and the Cuban Missile Crisis”, dalam S. John Ikenberry. American Foreign Policy,

Theoretical Essays (3rd

edition), (New York: Longman, 1994), hal 415-418. 2 Ibid, hal. 424-437.

3 Jonathan Bendor, dan Thomas H. Hammond, “Rethinking Allison's Models” dalam The American Political Science Review,

Vol. 86, No. 2 (Jun., 1992), Hal 310.

Page 4: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 4

Ketiga, Bureaucratic Politics Model.4 Model ini mengkonsentrasikan diri kepada intergroup

bargaining, balances of power, dan jalur yang telah ditentukan dalam konteks politik birokrasi. Menurut

model ini, keputusan lahir melalui konfrontasi dan bargaining dari berbagai pemain. Hasil kebijakan luar

negeri merupakan hasil dari negosiasi dari pemimpin-pemimpin tersebut di mana model ini secara

langsung menolak asumsi ide pemerintah yang tunggal. Permasalahan dari model ketiga ini adalah,

menurut Bendor dan Hammond, model ini terkesan mengenyampingkan peran hierarki dalam

bureaucratic bargaining, sehingga Bendor dan Hammond kemudian menyarakankan penggunaan status

hierarkis dari masing-masing aktor dan kekuatannya dalam pengambilan keputusan.

Dalam menganalisa masalah pembuatan kebijakan kenaikan tarif impor pada produk ban Cina,

penulis akan memfokuskan pembuatan kebijakan tersebut pada model III yang disampaikan Allison, yaitu

model politik birokrasi. Adapun menurut penulis, model politik birokrasi merupakan model yang paling

relevan dalam menjelaskan pembuatan kebijakan tersebut. Model ini senada dengan anggapan bahwa

tindakan pemerintah Amerika Serikat terkait dengan keputusan kebijakan luar negerinya, lahir dari

kepentingan dan perilaku dari berbagai kelompok dan individu di masyarakat Amerika.5 Politik domestik

di Amerika Serikat, perilaku publik, dan lingkungan internasional sama-sama berperan untuk membentuk

tindakan dan keputusan pemerintah AS. Selain itu dalam buku Bureaucratic Politics and Foreign Policy,

terlihat bagaimana politik birokrasi juga dipengaruhi oleh kekuatan masing-masing entitas politik. Lebih

lanjut lagi, hal ini senada dengan pendekatan agency-based dan pendekatan interpretative actor dalam

pembuatan kebijakan luar negeri. Pendekatan agency-based mengatakan bahwa karakteristik seorang

pemimpin—yang tersusun dari kepercayaan, motivasi, dan interpersonal style—akan berpengaruh pada

pembuatan kebijakan. Model politik birokratis juga mengatakan bahwa pembuatan kebijakan luar negeri

bergantung pada permainan tawar-menawar dan preferensi kepentingan para birokrat.6 Pembuatan

kebijakan perdagangan AS itu juga senada dengan pendekatan interpretative actor yang mengatakan

bahwa kebijakan luar negeri suatu negara bergantung pada bagaimana individu pemilik kekuasaan

mengamati dan menganalisa situasi domestiknya.7

Dari kesemua pendekatan dan model yang

disampaikan Allison tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa dalam pembuatan kebijakan luar negeri suatu

negara, unsur domestik—baik itu berupa nilai-nilai yang dianut pemimpin, kepentingan para birokrat,

sampai pada cara pemimpin menganalisa situasi domestik—sangat berpengaruh.

4 Allison, op.cit., hal. 437-443.

5 Morton H. Halperin, Bureaucratic Politics and Foreign Policy, (Washington DC:. The Brookings Institution, 1974), hal. 4.

6 Walter Carlsnaes, “Foreign Policy” dalam Walter Carlsnaes, et.all (ed.), Handbook of International Relations. (London: Sage

Publications, 2002), hal. 338. 7 Ibid, hal. 341.

Page 5: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kebijakan Perdagangan AS Berupa Kenaikan Tarif Impor Ban Cina melalui Undang-Undang

Perdagangan Tahun 1974 Nomor 421

Sengketa perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina dimulai pada 11 September 2009

lalu, ketika Presiden Obama mengumumkan kenaikan tarif impor pada produk ban Cina sebesar 35%, di

luar pajak sebesar 4% yang sudah diterapkan sebelumnya. Tarif impor ini sendiri akan berlaku selama tiga

tahun ke depan, dengan rincian 35% pada tahun pertama, 30% pada tahun kedua, dan 25% pada tahun

ketiga. Kebijakan perdagangan yang dikeluarkan Presiden Obama tersebut mendapat reaksi negatif dari

berbagai kalangan dunia, yang mengatakan langkah tersebut seperti bertentangan dengan prinsip dasar

perdagangan bebas, yaitu keharusan menerapkan tarif yang rendah dalam perdagangan internasional yang

ditetapkan oleh General Agreements of Tariff and Trade (GATT).8

Adapun keputusan menaikkan tarif impor terhadap produk ban Cina itu diambil Pemerintahan

Obama untuk menanggapi laporan dari United Steelworkers (USW) melalui Undang-Undang

Perdagangan 1974 No. 421 (yang lebih dikenal di AS sebagai Section 421). Adapun Section 421 tersebut

merupakan semacam undang-undang pengaman bagi kehadiran produk Cina (“China-Specific

Safeguard”9), di mana melalui UU ini, pemerintah berhak melakukan kenaikan tarif impor pada produk

Cina bila produk tersebut terbukti diimpor dalam kuantitas yang sanggup menimbulkan “kehancuran

pasar” pada produsen domestik yang memproduksi produk sejenis.10

Undang-undang (UU) ini sendiri

menjadi legal sejak Cina bergabung menjadi anggota World Trade Organization (WTO) pada tahun 2001,

dan akan berakhir masa berlakunya pada tahun 2013.

Berbeda dengan UU Perdagangan Tahun 1974 No. 201 yang menekankan unsur “kerusakan

serius” pada produsen AS sebagai syarat dikeluarkannya hambatan perdagangan sementara, UU No. 421

ini memberikan persyaratan yang lebih rendah untuk mengeluarkan restriksi perdagangan. Secara lebih

spesifik, UU No. 421 ini menyebutkan bahwa:

8 Ketentuan rendahnya tarif impor dalam GATT ini akhirnya justru memunculkan berbagai macam hambatan non-tarif dalam

perdagangan, lihat Cletus C. Coughlin dan Geoffrey E. Wood, An Introduction to Non Tariff Barriers to Trade, diakses dari

http://research.stlouisfed.org/publications/review/89/01/ Trade_Jan_Feb1989.pdf, 27 Oktober 2009, pukul 17.15. 9 Daniel Ikenson, "Bull in a China Shop: Assessing the First Section 421 Trade Case", dalam Cato Free Trade Bulletin no. 2, 1

Januari 2003, hal.1. 10

Annys Shin, In Tire Tariff Case, Obama Faces First Chinese Trade Policy Test.

http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2009/08/06/AR2009080603941.html, diakses pada 19 December

2009, pukul 09.59.

Page 6: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 6

“If a product of the People's Republic of China is being imported into the United States in such

increased quantities or under such conditions as to cause or threaten to cause market disruption

to the domestic producers of a like or directly competitive product, the President shall, in

accordance with the provisions of this section, proclaim increased duties or other import

restrictions with respect to such product, to the extent and for such period as the President

considers necessary to prevent or remedy the market disruption.”11

Dari isi UU di atas, jelas terlihat bahwa Presiden AS memegang pengaruh krusial dalam menentukan

pembuatan kebijakan kenaikan tarif pada produk Cina yang dikatakan mengalami “kenaikan kuantitas”

dan menyebabkan “kehancuran pasar”; tanpa adanya keputusan dari Presiden, kebijakan kenaikan tarif

tidak akan terjadi.

Adapun dalam menentukan apakah “kenaikan kuantitas” dan :kehancuran pasar” benar-benar

terjadi, Presiden AS akan mendapat rekomendasi dari International Trade Commision (ITC), yang

mendapat laporan dari industri-industri dan buruh dalam negeri. Setelah mendapat rekomendasi, Presiden

kemudian bertemu dengan para importir, eksportir, dan pihak terkait lainnya untuk membahas masalah ini.

Bila setelah pertemuan tersebut Presiden lantas memutuskan adanya “kenaikan kuantitas” dan

“kehancuran pasar”, maka Presiden berhak mengumumkan kebijakan kenaikan tarif, yang akan berlaku

15 hari setelah pengumuman dilakukan. UU ini juga menyebutkan, bahwa Presiden berhak menolak

permohonan kenaikan tarif bila kebijakan kenaikan tarif tersebut dinilai akan merugikan perekonomian

negara secara keseluruhan.12

UU ini pertama dikeluarkan pada Pemerintahan Bush, di mana ketika itu terdapat pengajuan

sebanyak enam kasus pelanggaran UU No. 421 yang diajukan oleh industri domestik, di mana dalam

enam kasus tersebut, ITC kemudian mengajukan rekomendasi adanya “kenaikan kuantitas” dan

“kehancuran pasar” pada Presiden Bush. Akan tetapi dari empat rekomendasi ITC tersebut, tidak satupun

kasus yang kemudian diloloskan oleh Bush.13

2.2. Dampak Dikeluarkannya Kebijakan Perdagangan AS Berupa Kenaikan Tarif Terhadap

Produk Impor Ban Dari Cina

Dikeluarkannya kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina oleh Pemerintahan Obama kemudian

menimbulkan berbagai macam dampak, yaitu berupa respon negatif dari pemerintah Cina, dampak

11

Lihat US Trade Act 1974, Section 421. Dapat diakses secara online melalui http://www.usitc.gov/

press_room/us_safeguard.htm. 12

Daniel J. Ikenson, “Burning Rubber: Proposed Duties on Chinese Tires Whiff of Senseless Protectionism”, dalam CATO

Free Trade Bulletin No. 39, 11 September 2009. Dapat diakses secara online melalui

http://www.cato.org/pub_display.php?pub_id=10649. 13

Annys Shin, loc.cit.

Page 7: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 7

kebijakan tersebut bagi kondisi internal AS.

2.2.1. Respon Pemerintah Cina Sehubungan Kebijakan Kenaikan Tarif Impor Ban Cina

2.2.1.1. Protes Keras Sehubungan Kebijakan Kenaikan Tarim Impor Ban Cina

Sesaat setelah Presiden Obama mengumumkan diterapkannya kenaikan tarif impor atas produk

ban Cina selama tiga tahun ke depan, pemerintah Cina pun segera memberikan komentar. Menurut

pemerintah Cina, kebijakan perdagangan yang diambil AS ini sangatlah proteksionis14

dan bertentangan

dengan konsep perdagangan bebas yang diakui kedua negara. Kebijakan AS ini juga dinilai tidak sesuai

dengan komitmennya dalam G20 Financial Summit. Ketidaksetujuan Cina pada kebijakan perdagangan

AS juga didukung fakta bahwa kebijakan tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan

perekonomian Cina, di mana kenaikan tarif ban tersebut akan berpengaruh pada 100.000 tenaga kerja

Cina, serta bahwa tarif ban tersebut akan merugikan ekspor Cina senilai 1 bilyun Dollar AS.15

Respon negatif tidak hanya datang dari kalangan pemerintah Cina, tetapi juga datang dari

masyarakat Cina. Seorang ekonom dari Chinese Academy of Social Sciences di Beijing bernama Yu

Yongding mengatakan bahwa langkah pemerintah AS ini akan merusak hubungan Sino-Amerika,

terutama di saat di mana kerjasama untuk menghadapi krisis global sedang sangat dibutuhkan.16

Reaksi

negatif juga datang dari dunia maya, seperti misalnya komentar terkenal dari seorang pengguna internet

yang berkata "Americans are shameless, ..., They always blame others for their own problems."17

Berbagai komentar negatif di dunia maya ini juga lantas memaksa pemerintah Cina untuk mengambil

langkah retaliasi yang tegas dalam menyikapi kebijakan tarif ban AS tersebut.

2.2.1.2. Investigasi Anti-Dumping Terhadap Impor Produk Ayam dan Otomotif AS: Bentuk Retaliasi

Pemerintah Cina Terhadap Kebijakan Kenaikan Tarif Impor Ban Cina

Dua hari setelah pemerintahan Obama mengeluarkan kebijakan perdagangan berupa kenaikan

tarif impor pada produk ban Cina, pemerintah Cina pun mengeluarkan sebuah investigasi anti-dumping

(AD) terhadap produk impor ayam dan otomotif AS. Departemen Perdagangan Cina mengatakan bahwa

investigasi tersebut dikeluarkan menyusul adanya laporan bahwa AS menerapkan praktek dumping pada

14

Bendjamin Stokson, World Markets Shaken by the US-China Trade Dispute. http://bendjaminstokson.vox.com/library/post/

world-markets-shaken-by-us-china-trade-dispute.html, diakses pada 4 November 2009, pukul 05.42. 15

Terence Poon, et.all., China Seeks Talk at WTO Over Tire-Import Tariff. http://online.wsj.com/article/

SB125292818818208401.html, diakses pada 4 November 2009, pukul 06.35. 16

Michael Schuman, loc.cit. 17

Ibid.

Page 8: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 8

produk otomotif dan ayamnya, atau bahwa kedua produk tersebut merupakan produk yang banyak

mendapat subsidi dari pemerintah AS sehingga harganya relatif lebih murah dibanding harga produk

sejenis dari negara lain18

, dengan tanpa memberikan detail lebih spesifik mengenai produk apa yang

disebut-sebut memasuki Cina melalui praktik-praktik tidak adil tersebut.19

Juru bicara Departemen

Perdagangan juga mengatakan bahwa impor ayam dan otomotif dari AS tersebut telah “memberikan

pukulan pada industri domestik”.20

Seorang juru bicara Departemen Perdagangan Cina, Yao Jian mengatakan bahwa langkah Cina

untuk melaksanakan investigasi anti-dumping dan anti-subsidi pada produk impor ayam dan otomotif AS

merupakan langkah yang “didasari pada fakta”.21

Walaupun Pemerintah Cina tidak pernah mengeluarkan

pernyataan bahwa kebijakan investigasi ini diambil sebagai bentuk retaliasi pada kebijakan kenaikan tarif

impor ban Cina, akan tetapi jangka waktu yang relatif sangat singkat antara dikeluarkannya kebijakan

kenaikan tarif impor ban Cina oleh Pemerintahan Obama dengan kebijakan investigasi anti-dumping

tersebut seakan menyiratkan ketidaksukaan Cina pada kebijakan AS tersebut.

2.2.2. Dampak Kebijakan Kenaikan Tarif Impor Ban Cina Terhadap Kondisi Internal AS

2.2.2.1. Kemungkinan Retaliasi Cina dan Dampaknya Bagi Industri dan Buruh AS

Adanya kebijakan kenaikan tarif terhadap produk impor ban Cina ditakutkan akan melahirkan

kebencian Cina pada AS yang pada akhirnya mendorong Cina melakukan retaliasi pada AS. Telah

disebutkan sebelumnya, respon negatif dari Cina sudah ditunjukkan dengan adanya pengajuan investigasi

AD pada produk impor ayam dan otomotif AS. Adapun bila AS terbukti melakukan dumping, AS akan

menderita kerugian besar dikarenakan Cina merupakan partner dagang utama AS. Karena itu, tidak heran

bila kebijakan kenaikan tarif ban Cina ini mendapat respon negatif dari industri otomotif dan peternakan

ayam AS. Kebijakan ini juga mendapat respon negatif dari industri-industri AS yang beroperasi di Cina,

seperti misalnya Cooper Tire and Rubber Company serta Toyo Tires, yang khawatir kebijakan ini akan

mendorong pemerintah Cina menerapkan pajak impor yang tinggi bagi mereka, yang akan

menghancurkan industri mereka.22

Naiknya tarif impor ban Cina ini juga akan berpengaruh pada seluruh

18

The New Zealand Herald, US China Trade Dispute Worsens. http://www.nzherald.co.nz/business/news/

article.cfm?c_id=3&objectid=10597173, diakses pada 4 November 2009, pukul 05.26. 19

Jason Simpkins, US Trade Spat with China Escalates, But Is Unlikely to Cause a Significant Rift.

http://www.moneymorning.com/2009/09/14/u.s.-china-trade/, diakses pada 4 November 2009, pukul 05.45. 20

The New Zealand Herald, loc.cit.. 21

Xinhua, China Says Anti-Dumping Probe Into US Auto, Chicken Products “Based on Facts.

http://english.people.com.cn/90001/90776/90883/6758489.html, diakses pada 7 November 2009, pukul 09.23. 22

International Centre for Trade and Sustainable Development, US Tyre Tariffs Spark Spat with China.

http://ictsd.org/i/news/bridgesweekly/55281/, diakses pada 19 Desember 2009, pukul 10.15.

Page 9: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 9

industri AS yang menggunakan ban Cina sebagai bahan baku produknya, di mana kenaikan harga ban

Cina akan menyebabkan kenaikan harga jual produk tersebut, yang pada akhirnya akan memberatkan

konsumen AS sendiri.23

Sehubungan dengan kerugian yang mungkin diderita AS bila Cina melakukan retaliasi ini, C.

Fred Bergsten dari Peterson Institute for International Economics menilai kebijakan Obama ini sebagai

kebijakan yang “fooly and probably cost jobs here”.24

Thomas Prusa juga mengatakan bahwa lebih dari

satu lusin orang akan kehilangan pekerjaannya untuk setiap satu pekerjaan yang “diselamatkan” melalui

kebijakan kenaikan tarif ini.25

Prusa juga mengatakan bahwa kebijakan ini diperkirakan akan merugikan

sedikitnya 25.000 tenaga kerja AS.26

2.2.2.2. Kemungkinan Meningkatnya Intensitas Pengaduan Laporan Kenaikan Tarif oleh Para Buruh

Dikeluarkannya kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina ini juga dikhawatirkan akan

menimbulkan euphoria pada kalangan buruh, yang melihat kesuksesan petisi mereka melalui pengeluaran

kebijakan ini. Euphoria itu kemudian dikhawatirkan akan mendorong kaum buruh AS untuk terus

mengajukan petisi pada impor produk Cina, dengan atau tanpa alasan yang berarti. Hal ini sudah

ditunjukkan, misalnya, dengan pengajuan petisi penalti bagi impor besi Cina, dan dengan diajukkannya

slogan “Buy America” oleh kaum buruh. Prospek kesuksesan dan euphoria kaum buruh ini melahirkan

kekhawatiran sendiri dalam diri masyarakat AS, masyarakat AS khawatir peran kaum buruh akan semakin

dominan dan radikal dan mengakibatkan terjadinya perang dagang27

dengan negara lain dikarenakan AS

terlalu pro-industri domestik, yang pada akhirnya akan merusak sistem perdagangan global28

.

2.3. Faktor Ekonomi yang Melatarbelakangi Pemerintahan Obama Mengeluarkan Kebijakan

Kenaikan Tarif Impor Ban Cina

Telah dijelaskan sebelumnya, kebijakan AS menaikkan tarif impor ban Cina telah mendatangkan

berbagai dampak negatif. Berbagai dampak negatif yang muncul melahirkan pertanyaan: apa yang

23

Mao Yuxi, Tire Tariffs Send a Bad Message. http://watchingamerica.com/News/34871/ tire-tariffs-send-a-bad-message/,

diakses pada 19 Desember 2009, pukul 10.52. 24

Nina Easton, Why Obama is Taxing Chinese Tires. http://money.cnn.com/2009/10/07/news/economy/

obama_china_tires_tariff.fortune/index.htm?section=magazines_fortuneintl, diakses pada 19 Desember 2009, pukul 10.08. 25

Daniel J. Ikenson, loc.cit. 26

Ibid. 27

Steven Greenhouse, Tire Tariffs Are Cheered by Labor. http://www.nytimes.com/2009/09/15/business/ 15labor.html, diakses

pada 19 Desember 2009, pukul 09.35. 28

Xinuha News Agency, Experts Say Tire Tariff Could Worsen US-China Trade Relations.

http://news.xinhuanet.com/english/2009-09/15/content_12054718.htm, diakses pada 19 Desember 2009, pukul 09.53.

Page 10: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 10

mendasari kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina tersebut, mengingat implikasi dari kebijakan tersebut

tentunya sudah diprediksi oleh Pemerintahan Obama? Menanggapi berbagai respon negatif sehubungan

kebijakan tersebut, Presiden Obama memiliki alasan sendiri. Ia mengatakan bahwa perjanjian

perdagangan haruslah dipaksakan untuk memastikan sistem perdagangan global tetap berfungsi dengan

baik.29

Kebijakan kenaikan tarif ban ini sendiri dikeluarkan Obama dengan mempertimbangkan beberapa

faktor, salah satunya adalah karena adanya tuntutan dari United Steel Workers (USW), yang mengatakan

bahwa buruh AS telah kehilangan setidaknya 5.000 pekerjaan sejak tahun 2004 karena ban-ban Cina

berharga rendah memenuhi pasar.30

Adapun sebenarnya, kenaikan tarif yang diajukan United States

International Trade Commission (USITC)—lembaga yang bertugas memberikan saran pada Presiden dan

Konggres mengenai perdagangan—adalah sebesar 55% di tahun pertama, dan 45% serta 35% di

tahun-tahun berikutnya, dengan argumen keberadaan ban dari Cina tersebut merusak perekonomian AS.31

Akan tetapi rekomendasi itu tidak dijalankan.

Sehubungan dengan kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina, Leo Gerard sebagai Ketua USW

mengatakan bahwa besarnya kuantitas ban-ban impor Cina telah menimbulkan kerugian sebesar 1,7

milyar Dollar AS pada pasar ban AS.32

Thea Lee dari perwakilan buruh AS juga memuji kebijakan

Obama, ia menyebutkan kebijakan itu akan membantu melindungi industri manufaktur AS, yang sejak

kehadiran ban-ban Cina banyak mengalami kebangkrutan.33

Gerard melanjutkan, kebijakan ini penting

untuk mengingatkan pemerintah akan perlunya kebijakan perdagangan yang pro-buruh, bukan pro-MNC

seperti selama ini.34

ITC juga menilai impor ban Cina telah meningkat sebanyak tiga kali lipat pada

periode 2004-2008; dan bahwa pada periode yang sama, produksi ban AS menurun sebanyak 25%,

mengakibatkan penutupan berbagai perusahaan dan 4.400 orang kehilangan pekerjaannya.35

2.4. Analisa Faktor Ekonomi di Balik Kebijakan AS Menaikkan Tarif Impor Ban Cina

2.4.1. Analisa Terhadap Kuantitas Impor Ban Cina di AS

UU Perdagangan Tahun 1974 Nomor 421 menyebutkan bahwa sebuah kebijakan kenaikan tarif

akan dikenakan pada produk impor Cina yang menunjukkan “kenaikan kuantitas”. Adapun alasan

ekonomi di balik pembuatan kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina adalah karena pada periode

29

Michael Schuman, loc.cit. 30

Jason Simpkins, loc.cit. 31

Ibid. 32

Steven Greenhouse, loc.cit. 33

Ibid. 34

Steven Greenhouse, loc.cit. 35

International Centre for Trade and Sustainable Development, loc.cit.

Page 11: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 11

2004-2008, ITC mendapati adanya kenaikan kuantitas impor ban Cina sebanyak tiga kali lipat. Akan

tetapi sebenarnya, menurut pemerintah Cina, justru pada tahun 2008 hingga sekarang, kuantitas ekspor

ban Cina ke AS terus menurun. Departemen Perdagangan Cina mengatakan bahwa jumlah ekspor ban

Cina ke AS hanya mengalami kenaikan sebesar 2,2% dari ekspor tahun 2007,36

dan bahkan pada

pertengahan tahun ini, ekspor ban Cina telah mengalami penurunan sebesar 16% jika dibandingkan

dengan ekspor ban Cina pada tahun 2008 lalu.37

Sehingga seharusnya, unsur “kenaikan kuantitas” yang

menjadi prasyarat dikeluarkannya kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina tidak terbukti; Beijing menilai,

karenanya, kebijakan Washington tidaklah terjustifikasi secara legal.

2.4.2. Analisa Terhadap Prospek Kebijakan Kenaikan Tarif Impor Ban Cina dalam Menyelamatkan

“Kehancuran Pasar” pada Industri Ban AS

Selain bertujuan untuk mengurangi “kenaikan kuantitas” pada impor produk ban dari Cina,

kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina juga bertujuan untuk mengurangi dan menyelamatkan industri

ban (yang dikatakan) mengalami “kehancuran pasar”. Namun jika mau dianalisa lebih lanjut, sebenarnya

kebijakan kenaikan tarif ban Cina ini tidak akan terlalu berpengaruh dalam menyelamatkan industri ban

AS karena masih banyak persediaan ban-ban berkualitas dengan harga sejenis dengan ban-ban Cina di

pasar ban AS, yaitu ban dari negara berkembang lain seperti India, Brazil, dan Meksiko. Seperti yang

disangsikan oleh Gary Hufvauer, seorang peneliti dari Peterson Institute for International Economics,

kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina ini belum tentu mampu menyelamatkan industri ban AS dari

kondisi yang disebut-sebut mengalami “kehancuran pasar”38

; Hufbauer juga mempertanyakan, jika

memang alasan yang melatarbelakangi dikeluarkannya kebijakan ini adalah alasan ekonomi—yaitu untuk

menyelamatkan industri ban AS dari produk-produk ban berharga murah—mengapa kebijakan kenaikan

tarif impor hanya dikeluarkan untuk produk ban Cina, tetapi tidak untuk impor ban Brazil, Meksiko,

Indonesia, atau ban negara lain berharga serupa.

2.4.3. Analisa terhadap Dampak Kebijakan Kenaikan Tarif Impor Ban Cina Pada Pertumbuhan Ekonomi

AS Secara Menyeluruh

Analisa lebih lanjut juga menyebutkan bahwa kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina ini pada

36

Ibid. 37

Si Tingting (China Daily), Probe „Not Revenge‟ for Hefty Tire Tariff. http://www.chinadaily.com.cn/china/

2009-09/14/content_8686596_2.htm, diakses pada 20 Desember 2009, pukul 03.12. 38

Xinhua News Agency, loc.cit.

Page 12: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 12

akhirnya malah akan menyebabkan kemunduran pada pertumbuhan ekonomi AS secara keseluruhan. Hal

ini dikarenakan, naiknya harga jual ban Cina akan sangat berpengaruh pada berbagai macam produksi di

AS, yang berarti harga berbagai macam produk yang menggunakan ban Cina sebagai bahan dasarnya

akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan harga pada produk-produk lain itu tidak

hanya akan merusak retailer ban di AS, tapi juga mengancam para konsumen. The Tire Industry

Association menyebutkan bahwa kebijakan ini “sangat dilandasi kepentingan politik dan hanya akan

memakan lebih banyak lahan pekerjaan daripada menyelamatkannya39

”. Respon negatif juga datang dari

kalangan importir yang merasa kebijakan ini akan merugikan mereka. Marguerite Trossevin dari

American Coalition for Free Trade in Tires menyesalkan keputusan ini, yang dinilai “mengabaikan

kepentingan ribuan pekerja dan konsumen AS40

”. Thomas Prusa mengatakan, kebijakan ini akan

menyebabkan kerugian pada konsumen AS senilai 600-700 juta Dollar AS tiap tahunnya, dan kerugian

sebesar 300.000 Dollar AS untuk setiap buruh yang “diselamatkan”.41

Selain itu, hal yang juga perlu diperhatikan adalah masa berlaku kebijakan ini, yaitu hanya

sampai tahun 2011. Hanya dalam waktu sesingkat 3 tahun dari sekarang, sepertinya tidaklah mungkin jika

kebijakan ini ditujukan untuk memajukan industri ban AS pada khususnya dan perekonomian AS pada

umumnya. AS belum memiliki teknologi dan tenaga kerja yang dapat meningkatkan produktivitas

industri bannya dengan signifikan, mengingat kebijakan ini hanya akan berlaku selama tiga tahun.42

2.4.4. Analisa Terhadap Perbedaan Kualitas Ban dari Cina dengan Ban dari AS

2.4.1. Perbedaan Target Pasar antara Ban Produksi Cina dengan Ban produksi AS

Analisa berikutnya dari sisi ekonomi adalah dari segi kualitas ban-ban produksi Cina dengan

ban-ban produksi industri ban AS. Setelah penulis meneliti lebih lanjut, ternyata ban produksi Cina

tersebut memiliki kualitas yang sama sekali berbeda dengan ban produksi AS. Ban-ban produksi Cina

merupakan produk kualitas tiga—“tier-three quality”—sementara ban-ban produksi AS merupakan

produk ban kualitas satu atau dua. Perbedaan kualitas ini juga menyebabkan perbedaan target pasar antara

produk ban Cina dan produk ban AS, sehingga akan sangat aneh jika produk ban Cina dikatakan

mengancam dan merugikan industri ban AS karena adanya perbedaan pasar antar keduanya.

39

Steven Greenhouse, loc.cit. 40

Ian Swanson, Obama Hits China With Tariffs on Tires. http://thehill.com/homenews/news/

58383-obama-hits-china-with-tariffs-on-tires, diakses pada 19 Desember 2009, pukul 10.44. 41

Thomas J. Prusa, "Estimated Economic Effects of the Proposed Import Tariff on Passenger Vehicle and Light Truck Tires

from China", American Coalition for Free Trade in Tires, 26 Juli 2009. 42

Daniel J. Ikenson, loc.cit.

Page 13: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 13

2.4.2. Produksi Ban Cina : Peran Industri Ban AS

Selain karena perbedaan kualitas yang dimilikinya, sebenarnya impor ban dari Cina tidak hanya

datang dari industri ban Cina, tetapi juga dari industri ban AS yang beroperasi di Cina. Karena alasan

efektifitas, tujuh dari sepuluh industri ban AS juga beroperasi di Cina43

, dan dari tujuh industri tersebut,

empat di antaranya—Goodyear, Michelin, Cooper, dan Bridgestone—memenuhi 90% dari keseluruhan

produksi ban AS. Adanya kenaikan tarif impor bagi seluruh ban dari Cina akan berdampak pada ketujuh

industri ban AS tersebut. Industri ban AS tersebut akan mengalami kerugian yang cukup signifikan, yang

lantas dapat mempengaruhi produktifitasnya dalam memproduksi ban-ban kualitas satu atau dua untuk

pasar ban AS.

2.5. Faktor Politik yang Melatarbelakangi Pemerintahan Obama Mengeluarkan Kebijakan

Kenaikan Tarif Impor Ban Cina

Berbagai analisa yang disampaikan pada penjelasan sebelumnya membuktikan bahwa

sebenarnya alasan ekonomi bukanlah alasan yang tepat untuk menjustifikasi dan mendasari pembuatan

kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina tersebut. Berbagai analisa dan dampak negatif yang dipaparkan

sebelumnya tidak mungkin tidak terpikirkan oleh Pemerintahan Obama; yang lebih mungkin terjadi

adalah Pemerintahan Obama memiliki alasan politik di balik segala alasan normatif ekonomi yang

disampaikannya; alasan politik itulah yang lantas lebih berperan dalam mendorong—atau

memaksa—Pemerintahan Obama untuk menghasilkan kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina tersebut.

Adapun faktor politik yang menurut penulis paling dominan dalam mendorong dikeluarkannya

kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina ini adalah untuk memenuhi tuntutan kaum buruh yang

disampaikan melalui USW. Presiden Obama adalah presiden yang berasal dari Partai Buruh, karenanya ia

memiliki semacam tanggung jawab moral untuk “menyelamatkan” nasib kaum buruh, yang dilakukannya

antara lain dengan mengabulkan tuntutan kaum buruh melalui USW. Selain itu, pada masa kampanyenya,

Obama pernah berjanji pada kaum buruh untuk secara efektif memaksakan kebijakan perdagangan44

yang dinilai dapat melindungi industri domestik dari produk impor negara lain. Posisi Obama sebagai

presiden dari Partai Buruh memang sulit, karena tidak seperti Presiden Bush yang dapat dengan mudah

menolak permintaan kenaikan tarif impor dari kaum buruh (seperti yang terjadi pada empat kasus

43

Daniel J. Ikenson, loc.cit. 44

Keith Bradsher, Growing China-US Trade Spat Could „Turn Ugly Very Quickly‟. http://www.cnbc.com/id/ 32839490,

diakses pada 6 November 2009, pukul 07.17.

Page 14: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 14

pengaduan UU Perdagangan No. 421 sebelumnya), Presiden Obama mendapat tuntutan dari Partai Buruh

yang merasa ikut “membesarkan” dan memenangkan Obama.45

Bila Obama menolak permintaan kaum

buruh ini, dapat diperkirakan akan timbul kemarahan dari persatuan buruh di AS yang sejak tahun 2008

telah aktif mendukung Obama.46

Selain karena Obama sebagai presiden dari Partai Buruh memiliki tanggung jawab dan beban

moral untuk mengakomodir kepentingan kaum buruh AS, tidak dapat disangkal Obama sangat

membutuhkan dukungan kaum buruh untuk mendukung berbagai kebijakan-kebijakannya, yang

cenderung tidak mendapat dukungan dari petinggi AS lainnya. Keberadaan kaum buruh yang signifikan,

misalnya buruh besi dan otomotif yang memiliki kekuatan politik besar di daerah Barat AS47

, dapat

menghasilkan dukungan yang besar bagi Obama terutama karena saat ini, Obama sedang giat

mempromosikan kebijakan US Healthcare system. Kebijakan health care reform ini tentunya

membutuhkan banyak dukungan, yang salah satunya dapat diberikan oleh blue-collar class AS—kaum

buruh.48

Obama tidak ingin kehilangan simpati dari kaum buruh, karena itu ia cenderung mengabulkan

permintaan USW sebagai organisasi kaum buruh yang cukup besar di AS yang meminta adanya kenaikan

tarif impor pada ban Cina. Kebijakan Pemerintahan Obama untuk menaikkan tarif impor ban Cina

menunjukkan preferensi Obama yang lebih mementingkan hubungannya dengan buruh AS, yang telah

dan akan terus memberikan dukungan besar pada pemerintahannya jika Obama terus mengakomiodir

kepentingan kaum buruh, dibanding hubungannya dengan Cina.49

2.6. Analisa Unsur Politik dalam Kebijakan Pemerintahan Obama untuk Menaikkan Tarif Impor

Ban Cina Berdasarkan Model Politik Birokrasi Allison

Pembuatan kebijakan perdagangan berupa kenaikan tarif impor ban Cina oleh Pemerintahan

Obama sesuai dengan Model Politik Birokrasi yang disampaikan Allison, di mana dalam pembuatan

kebijakan ini, terdapat unsur intergroup bargaining yang sangat kuat dari sisi Partai Buruh yang

diwakilkan oleh United Steel Workers (USW). Adapun bargaining yang sangat kuat dari USW tersebut

menjadikan kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina, yang tadinya mendapat banyak ketidaksetujuan dari

kelompok kepentingan lain dalam Pemerintahan Obama, menjadikan kebijakan tersebut berhasil

diloloskan. Di sini dapat dilihat telah terjadi konfrontasi dan bargaining dari kelompok pemilik industri

45

Daniel J. Ikenson, loc.cit. 46

Annys Shin, loc.cit. 47

Steven Greenhouse, loc.cit. 48

Mao Yuxi, loc.cit. 49

Xinhua News Agency, loc.cit.

Page 15: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 15

yang cenderung tidak setuju pada kebijakan ini dengan kelompok buruh yang mengajukan petisi

permohonan UU Perdagangan 1974 Nomor 421, persis seperti yang digambarkan dalam pendekatan

agency-based pada kerangka teori sebelumnya. Model politik birokrasi juga mengatakan bahwa

pembuatan kebijakan luar negeri di kalangan Pemerintah AS juga lahir dari kepentingan dan perilaku dari

berbagai kelompok dan individu di masyarakat AS, di mana dalam kasus ini, kepentingan kelompok

buruh seakan terakomodir melalui pengeluaran kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina. Pembuatan

kebijakan ini juga menyiratkan bahwa perilaku publik dan politik domestik memang berperan besar

dalam membentuk dan mempengaruhi tindakan pemerintah.

Lebih lanjut lagi, keberadaan unsur hierarki yang digambarkan Bendor dan Hammond dalam

Model Politik Birokrasi Allison juga sangat terlihat dari besarnya pengaruh Obama sebagai Presiden AS

dalam meloloskan kebijakan ini. Di sini, posisi Obama sebagai Presiden dari Partai Buruh juga turut

mempengaruhi keputusannya. Sebagai Presiden dari Partai Buruh, tentunya Obama memiliki pandangan

bahwa kelompok buruh adalah kaum marjinal yang harus diperjuangkan dari dampak negatif

perdagangan internasional. Pandangan Obama sebagai presiden dari Partai Buruh ini dalam menganalisa

situasi domestik pada industri ban AS, seperti yang disampaikan dalam pendekatan interpretative actor

dalam kerangka teori sebelumnya, membuatnya meloloskan permintaan kaum buruh untuk menaikkan

tarif impor pada ban Cina. Selain itu, motivasi yang dimiliki Obama untuk meraih dukungan kaum buruh

demi meloloskan kebijakan health care reform-nya juga mendorong Obama mengabulkan permintaan

United Steel Workers untuk mengeluarkan kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina. Berbagai analisa di

atas telah membuktikan bahwa dalam pembuatan kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina, Model Politik

Birokrasi Allison, yang disempurnakan dengan argumen Bendor dan Hammond mengenai unsur hirarkis

dalam birokrasi AS, terbukti mampu menjelaskan kuatnya motif dan alasan politik Pemerintahan Obama

dalam mengeluarkan kebijakan tersebut.

Page 16: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 16

BAB III

KESIMPULAN

Dikeluarkannya kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) berupa kenaikan tarif impor ban

Cina sebesar 35% mengagetkan dunia internasional. Betapa tidak, kenaikan tarif impor sebesar 35% itu

dinilai merusak komitmen AS sebagai negara pemrakarsa liberalisasi perdagangan. Berbagai respon

negatif dari dunia internasional pun bermunculan. Kebijakan itu juga dinilai berpotensi mendatangkan

kerugian bagi kondisi politik dan ekonomi internal AS. Menanggapi berbagai kritik yang datang,

Pemerintahan Obama mengatakan bahwa ada alasan ekonomi tersendiri yang memaksa AS mengeluarkan

kebijakan tersebut; yaitu bahwa keberadaan ban impor Cina terbukti menunjukkan “kenaikan kuantitas”

dan mengakibatkan “kerusakan pasar” pada pasar ban AS, dua alasan yang melegitimasi dikeluarkannya

UU Perdagangan 1974 No. 421. Akan tetapi, ternyata faktor “kenaikan kuantitas” dan “kerusakan pasar”

tersebut tidak terbukti. Tidak terbuktinya alasan ekonomi, dan besarnya kerugian yang dirasakan AS baik

secara internasional maupun secara internal paska kebijakan tersebut, tentunya tidak mungkin tidak

diperkirakan oleh Pemerintahan Obama. Hal ini melahirkan kecurigaan akan adanya alasan politik yang

bermain di balik pembuatan kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina ini.

Dalam menganalisa motif politik di balik pembuatan kebijakan tersebut, Model Politik Birokrasi

Allison terbukti tepat. Adapun model ini menekankan pada unsur dominannya bargaining dari kelompok

kepentingan dan para birokrat dalam meloloskan suatu kebijakan. Bendor dan Hammord juga

menyebutkan adanya hierarki yang berbeda dari para birokrat. Presiden Obama, dalam hal ini, memiliki

hierarki yang paling tinggi berkat jabatannya sebagai Presiden. Adanya hierarki yang tinggi itu

menjadikan keinginan Obama cenderung terakomodasi dalam kebijakan AS. Dalam kasus ini, Presiden

Obama tampak lebih mementingkan kaum buruh, yang senantiasa memberikan dukungan padanya

sebelum menjadi Presiden. Posisi Obama yang berasal dari Partai Buruh membuatnya memiliki tanggung

jawab moral untuk membela kaum buruh. Belum lagi janjinya pada kaum buruh pada masa kampanye.

Semua janji dan tanggung jawab moral itu memaksa Obama untuk mengeluarkan kebijakan yang

sebenarnya berdampak negatif bagi AS, hanya untuk menyenangkan kaum buruh. Selain itu, Obama juga

sedang membutuhkan dukungan kaum buruh untuk menyukseskan kebijakan health care reform-nya.

Akumulasi antara adanya tekanan dari kelompok buruh, karakteristik Obama yang pro-buruh, serta

motivasi Obama untuk memperoleh dukungan kaum buruh pada akhirnya memberikan alasan yang jelas

untuk menjawab mengapa pemerintahan Obama mengeluarkan kebijakan kenaikan tarif impor ban Cina.

Page 17: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 17

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Allison, Graham T. 1994. “Conceptual Models and the Cuban Missile Crisis”, dalam S. John Ikenberry.

American Foreign Policy, Theoretical Essays (3rd

edition). New York: Longman.

Bendor, Jonathan dan Thomas H. Hammond. 1992. “Rethinking Allison's Models” dalam The American

Political Science Review, Vol. 86, No. 2, Juni 1992.

Halperin, Morton H. 1974. Bureaucratic Politics and Foreign Policy. Washington DC:. The Brookings

Institution.

Carlsnaes, Walter. 2002. “Foreign Policy”, dalam Walter Carlsnaes, et.all (ed.), Handbook of International

Relations. London: Sage Publications.

Ikenson, Daniel. 2003. "Bull in a China Shop: Assessing the First Section 421 Trade Case", dalam Cato

Free Trade Bulletin no. 2, 1 Januari 2003.

US Trade Act 1974, Section 421.

Ikenson, Daniel J. 2009. “Burning Rubber: Proposed Duties on Chinese Tires Whiff of Senseless

Protectionism”, dalam CATO Free Trade Bulletin No. 39, 11 September 2009.

Prusa, Thomas J. 2009. "Estimated Economic Effects of the Proposed Import Tariff on Passenger Vehicle

and Light Truck Tires from China", dalam American Coalition for Free Trade in Tires, 26 Juli 2009.

Sumber Jurnal Internet:

Coughlin, Cletus C., dan Geoffrey E. Wood, An Introduction to Non Tariff Barriers to Trade.

http://research.stlouisfed.org/publications/review/89/01/Trade_Jan_Feb1989.pdf

Sumber Internet:

http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2009/08/06/AR2009080603941.html

http://bendjaminstokson.vox.com/library/post/world-markets-shaken-by-us-china-trade-dispute.html

http://online.wsj.com/article/SB125292818818208401.html

http://www.nzherald.co.nz/business/news/ article.cfm?c_id=3&objectid=10597173

http://www.moneymorning.com/2009/09/14/u.s.-china-trade/

http://english.people.com.cn/90001/90776/90883/6758489.html

http://ictsd.org/i/news/bridgesweekly/55281/

http://watchingamerica.com/News/34871/tire-tariffs-send-a-bad-message/

http://money.cnn.com/2009/10/07/news/economy/obama_china_tires_tariff.fortune/index.htm?section=m

Page 18: Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat Kenaikan Tarif Impor Ban Cina, Analisa Terhadap Motif Ekonomi Dan Politik Dari Kebijakan as Dalam Menaikkan Tarif Impor Ban Cina Pada Masa Pemerintahan

Page | 18

agazines_fortuneintl

http://www.nytimes.com/2009/09/15/business/15labor.html

http://news.xinhuanet.com/english/2009-09/15/content_12054718.htm

http://www.chinadaily.com.cn/china/2009-09/14/content_8686596_2.htm

http://thehill.com/homenews/news/58383-obama-hits-china-with-tariffs-on-tires

http://www.cnbc.com/id/32839490