hubungan cina amerika

52
http://www.johanes.org/1999/07/ cina-superpower-asia/ (16-5- 2013) Cina : Superpower Asia Posted by Johanes Gunawan July 17, 1999 Komentar Penulis : Lagi ubrek-ubrek dokumen lama, gue menemukan artikel yang pernah gue bikin sewaktu kuliah dulu. Ternyata setelah dibaca ulang, ternyata gila juga yaa gue bisa nulis artikel politik luar negeri padahal gak ada hubungannya dengan pekerjaan sekarang di bidang TI. Sepertinya gue perlu juga menulis artikel dalam bidang TI tetapi artikel apa yaa (masih dipikir-pikir dulu). Well selagi gue mikir- mikir untuk menulis artikel TI. Coba silahkan baca artikel di bawah ini, masih cukup relevan dengan konstelasi politik luar negeri saat ini meskipun ini dibuat pada tahun 1999 ketika Jiang Je Min masih menjabat Presiden RRC dan Bill Clinton masih menjabat Presiden AS.” Tidak membalas telepon presiden AS diperlukan keberanian yang cukup tinggi dan hal itu hanya bisa dilakukan oleh Presiden Jiang Ze Min karena kekesalannya atas NATO yang membom salah sasaran ke kedubes RRC. Kekuatan inilah yang hanya dimiliki seorang Jiang yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Dari sini juga kita bisa melihat betapa pentingnya peranan RRC dalam percaturan politik Internasional. Bill Clinton pun harus cepat-cepat meminta maaf kepada Cina yang sudah keburu berang akan kesalahan AS (NATO) yang katanya mempunyai peralatan canggih dan peralatannya tidak akan pernah keliru dalam menyerang suatu sasaran. Akan tetapi kenyataannya peralatan canggih yang tak pernah salah akhirnya salah juga. Rakyat Cina juga sudah terburu-buru menuduh AS karena AS dituduh sengaja membom kedubes Cina di Yugoslavia. Setelah era perang dingin berakhir, praktis AS hanya mempunyai saingannya yaitu RRC, yang mempunyai kekuatan tempur hampir sama dengan AS walaupun AS tetap masih teratas dalam tekhnologi

Upload: black-xeros

Post on 22-Jan-2016

143 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bagaimana hubungan cina dengan Amerika Serikat

TRANSCRIPT

Page 1: hubungan Cina Amerika

http://www.johanes.org/1999/07/cina-superpower-asia/ (16-5-2013)

Cina : Superpower AsiaPosted by Johanes GunawanJuly 17, 1999

“Komentar Penulis : Lagi ubrek-ubrek dokumen lama, gue menemukan artikel yang pernah gue bikin sewaktu kuliah dulu. Ternyata setelah dibaca ulang, ternyata gila juga yaa gue bisa nulis artikel politik luar negeri padahal gak ada hubungannya dengan pekerjaan sekarang di bidang TI. Sepertinya gue perlu juga menulis artikel dalam bidang TI tetapi artikel apa yaa (masih dipikir-pikir dulu). Well selagi gue mikir-mikir untuk menulis artikel TI. Coba silahkan baca artikel di bawah ini, masih cukup relevan dengan konstelasi politik luar negeri saat ini meskipun ini dibuat pada tahun 1999 ketika Jiang Je Min masih menjabat Presiden RRC dan Bill Clinton masih menjabat Presiden AS.”

Tidak membalas telepon presiden AS diperlukan keberanian yang cukup tinggi dan hal itu hanya bisa dilakukan oleh Presiden Jiang Ze Min karena kekesalannya atas NATO yang membom salah sasaran ke kedubes RRC. Kekuatan inilah yang hanya dimiliki seorang Jiang yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Dari sini juga kita bisa melihat betapa pentingnya peranan RRC dalam percaturan politik Internasional. Bill Clinton pun harus cepat-cepat meminta maaf kepada Cina yang sudah keburu berang akan kesalahan AS (NATO) yang katanya mempunyai peralatan canggih dan peralatannya tidak akan pernah keliru dalam menyerang suatu sasaran. Akan tetapi kenyataannya peralatan canggih yang tak pernah salah akhirnya salah juga. Rakyat Cina juga sudah terburu-buru menuduh AS karena AS dituduh sengaja membom kedubes Cina di Yugoslavia.

Setelah era perang dingin berakhir, praktis AS hanya mempunyai saingannya yaitu RRC, yang mempunyai kekuatan tempur hampir sama dengan AS walaupun AS tetap masih teratas dalam tekhnologi persenjataan. Selain AS dan Rusia yang mempunyai hulu ledak nuklir yang jumlahnya cukup banyak, RRC juga mempunyai hulu ledak nuklir yang cukup banyak pula. Mengapa RRC masih menjadi sorotan ?Hal ini disebabkan Rusia sudah menjadi negara yang lebih demokratis dan netral, ketimbang RRC yang masih komunis dan masih menggunakan kekuatan militer untuk mengancam musuh-musuhnya seperti Taiwan. Walaupun RRC menegaskan bahwa RRC tidak akan menggunakan kekuatan militernya dalam menyelesaikan masalah dan bersifat netral.

Hal ini terlihat dalam sidang-sidang DK PBB, RRC banyak bersikap netral dalam memberikan suaranya dalam penyelesaian persengketaan internasional salah satu contohnya adalah kasus Timor Timur di Indonesia. Kebudayaan Cina sudah dikenal merupakan salah satu kebudayaan tertua di Asia.

Page 2: hubungan Cina Amerika

Tidaklah heran bahwa orang-orang Cina sudah mengenal tekhnik bangunan yang sangat tinggi. Lihatlah tembok besar yang dibangun pada abad 3 SM sejak masa Dinasti Chin yang menunjukkan kebesaran kebudayaan Cina pada masa lampau, meskipun beberapa bagian tembok besar pernah dihancurkan oleh Mao Tze Tung pada masa revolusi kebudayaan tahun 1976. Penemuan bubuk mesiu, kertas, astronomi, obat-obatan bahkan resep masakan tertua diduga berasal dari Negara dengan sebutan Tiongkok ini menunjukkan bahwa tekhnologi bangsa Cina sudah dikenal cukup tinggi. Wilayahnya bermula hanya dari sepanjang sungai Yang Tze pada awal peradaban dimulai sampai pada masa kejayaan Dinasti Manchu yang wilayahnya meliputi semenanjung Korea di barat sampai Kyrgyzstan di timur, sedangkan wilayah Indo Cina di selatan dan wilayah mancuria di utara. Walaupun pada masa sekarang sebagian daerah memisahkan diri dari Cina seperti Korea, Indo Cina dan Asia Timur.

Masa Lalu Cina Yang Buruk.

Cina pada masa lalu mengalami banyak masa keemasan meskipun Cina merupakan negara yang penuh gejolak dari dinasti ke dinasti sampai akhirnya harus takluk pada kekuasaan Mongol pada abad 12. Sistem politik dan ketatanegaraan yang begitu baik membuat Eropa kagum kepada Cina, bahkan para diplomat Inggris sengaja datang ke Cina juga untuk mempelajari sistem kerajaannya dan membawanya ke negaranya untuk dipelajari. Pada saat Marcopolo menginjak kakinya di Cina yang pada waktu itu dijajah oleh bangsa Mongol, Marcopolo terkesan dengan kemajuan yang dialami oleh negara tirai bambu ini. Negeri ini tidak akan pernah sepi dari para pedagang yang terus datang membanjiri ke negeri ini yang tidak lain adalah hanya untuk berdagang maka tidaklah heran negeri ini terdapat jalur sutera yang terkenal itu. Para pedagang dari barat rela berbulan-bulan datang ke negeri ini hanya untuk membeli sutera dan keramik yang memang merupakan komoditi terkenal dan tergolong mahal jika dijual di negeri asalnya.

Pada masa era kolonialisme barat, negeri tirai bambu ini tetap merupakan salah satu negara yang menguntungkan sehingga tidaklah heran negeri ini menjadi incaran untuk masuk dalam daftar negara jajahan oleh pihak barat termasuk Jepang. Ketidakstabilan negara inilah yang membuat satu demi satu wilayah Cina diambil satu persatu oleh pihak barat. Hongkong dan Macau merupakan salah satu korban kolonialisme barat. Walaupun begitu pihak penjajah menyadari bahwa sulit untuk menaklukan ‘seekor naga besar’ tanpa bantuan dari negara-negara lain. Mungkin di antara kita pernah menonton Kung Fu Master, yang menceritakan bahwa ada 7 negara (Jepang, Amerika, Inggris, Perancis, Rusia, Jerman dan Portugal) yang harus bersekutu untuk menaklukkan Cina.

Hal ini memperlihatkan bahwa memang begitu sulit untuk menaklukan negara ini. Belum lagi Inggris yang sengaja menjual opium untuk merusak moral rakyat Cina sehingga menimbulkan korupsi di mana-mana akibat berkolusi dengan para pedagang Inggris. Satu demi satu wilayah Cina diambil alih oleh barat mulai dengan Korea yang dikuasai oleh Jepang, Indo Cina dikuasai oleh Perancis, Hongkong disewa oleh Inggris, Macau disewa oleh Portugal, Kepulauan Ryuku yang menjadi rebutan antara Jepang dan Rusia. Mungkin hanya Amerika saja yang tidak mengambil wilayah Cina, tetapi juga tidak menentang tindakan para sekutunya.

Sampai puncaknya, Cina harus kalah dalam perang melawan Jepang. Belum lagi pemberontakan-pemberontakan di dalam negeri yang membuat Dinasti Manchu harus

Page 3: hubungan Cina Amerika

mengakhiri kekuasaannya. Walaupun tidak semua wilayah Cina dikuasai oleh barat (terakhir Jepang pada Perang Dunia II), namun secara politik Cina dipojokkan oleh barat dan Jepang dan tidak mempunyai sekutu sama sekali. Inilah masa suram Cina sehingga orang Jepang sering menyebut Cina “Pesakitan Dari Timur”.

Reformasi membawa Cina ke arah Modernisasi.

Kebobrokan pemerintah kekaisaran Cina, membuat banyak pergolakan di mana-mana, dimulai dari pemberontakan yang paling radikal yaitu “Boxer Rebellion” sampai reformasi yang dicetuskan oleh Dr. Sun Yat Sen yang ingin mengganti Cina menjadi Republik dan hal ini terwujud pada tahun 1912-1949. Jalan modernisasi Cina memang tidaklah mudah seperti yang dibayangkan. Cina harus menghadapi ancaman dari imperialisme barat khususnya Jepang yang begitu ambisi untuk menekan Cina. Meskipun pada Perang Dunia I Cina menjadi pemenang karena berpihak kepada sekutu akan tetapi ternyata AS yang berharap akan membela Cina dalam menghadapi tekanan Jepang justru tidak membela Cina sehingga Cina menolak menandatangani Perjanjian Versailles.

Kekecewaan rakyat akan pemerintah pada modernisasi awal ternyata masih terus berlangsung karena tekanan dari luar terasa amat besar dan pemerintah yang lembek terhadap intervensi asing. Kejadian ini membuat rakyat Cina merasa lebih baik berpihak kepada komunis daripada nasionalis. Oleh karena itulah maka Partai Komunis Cina (PKC) berhasil memaksa Kuomintang (KMT) pindah ke Taiwan.

Maksudnya memang untuk membuat Cina lebih maju daripada negara lain, akan tetapi Mao merubah Cina ke arah radikal. Sehingga tidak sedikit pula yang menentang kebijakan-kebijakan dia yang begitu kerasnya. Revolusi Kebudayaan yang dicetuskan bukan membuat Cina menjadi lebih baik, tetapi membuat Cina menjadi lebih terpuruk dan dikucilkan dari dunia internasional bahkan dari Uni Soviet yang selama ini mendukung PKC.

Tidaklah heran Cina menjadi terpencil dalam pergaulan internasional kecuali dengan Albania. Akan tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena Cina berpihak kepada Gerakan Nonblok yaitu suatu gerakan yang tidak mendukung blok barat maupun timur. Sejak meninggalnya Mao, Cina mejadi lebih terbuka terhadap barat. Kunjungan bersejarah Presiden Richard Nixon pada tahun 1972, menetapkan Cina menjadi anggota tetap DK PBB yang mempunyai hak veto untuk menggantikan Taiwan serta AS setuju untuk menarik pasukannya dari Taiwan. Sejak terbukanya RRC, satu demi satu negara mengadakan hubungan dengan RRC. Jepang yang selama ini menjadi musuh Cina akhirnya pulih pada tahun 1972. Semenjak itu Cina menjadi negara yang lebih terbuka kepada barat, tetapi walaupun begitu Cina masih tetap berhati-hati dalam hubungannya dengan barat.

Dari pesakitan sampai negara yang ditakuti.

Mungkin masih segar dalam ingatan kita, tentang masa lalu Cina yang begitu suram. Kekalahan demi kekalahan terjadi dalam perjuangannya melawan imperialisme bahkan walaupun Cina dalam Perang Dunia I memihak sekutu, Cina masih tetap dirugikan. Perang Dunia II, Cina masih tetap memihak sekutu dalam melawan Jepang, akan tetapi ternyata peran Cina dalam perang

Page 4: hubungan Cina Amerika

melawan Jepang pun tidak membuat Cina mendapatkan keuntungan berarti dan tidak terlalu diperhitungkan sebagai pemenang besar seperti layaknya AS & Inggris.

Semenjak Cina membuka dirinya terhadap dunia internasional, Cina kebanjiran investasi dari luar negeri walaupun cakupannya terbatas. Ekonomi Cina yang dulu terpuruk akibat kebijakan Mao yang radikal sedikit demi sedikit meningkat. Banyak gedung-gedung bertingkat dibangun. Mobil-mobil mewah pun sudah dapat dilihat di RRC. Sedikit demi sedikit pengaruh barat mulai terasa, hal ini terlihat dari gaya hidup anak-anak muda RRC terutama Shanghai. Belum lagi Hongkong yang merupakan salah satu pilar ekonomi Asia jatuh ke pangkuan RRC diikuti oleh Macau. Walaupun Cina tidak maju pesat sepesat Jepang dalam hal ekonomi akan tetapi setidaknya RRC masih merupakan negara berdaulat yang masih belum terdapat campur tangan asing dibandingkan Jepang yang dulunya merupakan negara yang kalah perang. Tidaklah heran jika Jepang tidak diijinkan untuk mempunyai tentara dalam jumlah banyak serta peralatan tempur yang juga dibatasi, belum lagi pengiriman tentara keluar negeri juga dilarang hingga saat ini, meskipun demikian Jepang dalam pertahanan dalam negeri dibantu oleh AS akibat larangan-larangan dalam pengembangan militer.

Reformasi dan modernisasi ini begitu terasa sampai puncaknya pada masa pemerintahan Presiden Deng Xiao Ping, walaupun dia sempat ‘digoyang’ oleh 10,000 demonstran pro demokrasi sehingga meletuslah Peristiwa Tiananmen yang membuat RRC sempat dikecam oleh AS. Maka tidaklah heran filosofi “Tidak peduli kucing hitam atau putih yang penting bisa menangkap tikus” yang dicetuskan oleh Deng Xiao Ping dijalankan sampai Presiden Jiang Ze Min yang menggantikannya.

Bukan hanya itu saja, kemajuan RRC juga ditunjukkan dalam dunia olahraga dunia yang membuat RRC bisa unjuk gigi di dalam percaturan dunia internasional. Baru-baru ini pada Ompiade Sydney 2000, RRC menetapkan diri sebagai terkuat di Asia dan terkuat ketiga di dunia bahkan sempat menahan laju Rusia. Ambisi RRC untuk menjadi tuan rumah Olympiade 2008 pun begitu besar walaupun harus berhadapan dengan Perancis yang ingin menjadi tuan rumah.

Belum lagi proyek-proyek mercusuar seperti : Pembangunan Bendungan Raksasa terbesar di dunia yang terletak di sepanjang sungai Yang Tze yang jika terwujud akan menghasilkan tenaga listrik yang setara dengan puluhan reactor nuklir, kemudian program antariksa RRC yang berhasil meluncurkan roket Long March baru-baru ini dan ambisinya untuk mengirim taikonot (sebutan Astronot bagi AS, Kosmonot bagi Rusia) ke bulan. Pertumbuhan militer Cina pun juga begitu besar dari tahun ke tahun, membuat pihak barat khawatir akan RRC yang mungkin sewaktu-waktu mengancam.

Hal ini dapat dimengerti karena Tentara Pembebasan Rakyat Cina merupakan terbesar di dunia (2.9 juta), belum lagi peralatan militernya dan tekhnologi nuklir yang dimiliki Cina merupakan terbesar di Asia bahkan merupakan salah satu terbesar di dunia setelah AS dan Rusia. Maka tidaklah heran jika pada saat Taiwan memilih Cen Sui Ban menjadi Presiden Taiwan, RRC melakukan ancaman akan menyerang Taiwan dengan latihan perang-perangan di dekat selat Taiwan.Kejadian ini memaksa AS mengirim kapal induknya ke Taiwan meskipun Cina mengancam AS. Jepang juga khawatir akan kecipratan jika perang antara kedua Negara seteru lama ini terjadi.

Page 5: hubungan Cina Amerika

Bukan hanya Taiwan saja, Cina terkadang harus bersitegang dengan India, juga dengan negara Asean sekalipun karena masalah perebutan kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan. Dan lagi-lagi Cina membawa militer untuk membela kepentingannya.

Amerika Serikat Vs Cina (Between Love And Hate).

Hubungan AS dengan Cina semenjak kedatangan Presiden Nixon memang baik-baik saja, apalagi seperti yang pernah disinggung di atas bahwa Cina mendapatkan posisi anggota tetap DK PBB yang merupakan posisi elite dalam Organisasi PBB.

Most Favour Nation (MFN) juga menandakan bahwa RRC mendapatkan perhatian khusus dari AS dalam bidang perdagangan, mengingat investasi yang menguntungkan di RRC karena jumlah penduduk RRC terbanyak di dunia. Meskipun demkian hubungan Cina dan AS masih belum stabil seperti yang dibayangkan. Kejadian Tiananmen pada tahun 1989 membuat Cina harus dikecam oleh dunia internasional termasuk AS yang terpaksa harus membekukan hubungan diplomatiknya dengan RRC.

Ketika hubungan AS dengan RRC pulih sedikit demi sedikit, lagi-lagi harus retak lantaran AS (NATO) salah membom sasaran sehingga mengenai Kedubes RRC di Yugoslavia (1999). Tidak kurang 3 staff kedubes meninggal dan 20 orang luka-luka akibat salah sasaran ini.

Demonstrasi di seluruh Cina pun meledak, lagi-lagi ribuan mahasiswa Universitas Beijing turun ke jalan dan melempar batu ke kedubes AS, padahal dulu mereka juga yang berteriak Demokrasi dengan mencontoh AS (Kejadian yang ironis/menggelikan ini terjadi karena menurut Professor Jia Qingguo, Dekan Studi Internasional dari Universitas Beijing mengatakan bahwa 10 tahun yang lalu mereka (mahasiswa) mencintai demokrasi ala Amerika yang dipercaya akan membawa negaranya ke dalam kemajuan yang pesat, akan tetapi tahun demi tahun mereka melihat runtuhnya Rusia yang juga ‘gara-gara demokrasi’ dan juga penyerangan barat terhadap pelaksanaan HAM di RRC membuat mereka lebih mencintai keadaaan Cina seperti sekarang ini yang justru bahkan lebih kuat dibanding 10 tahun yang lalu). Tidak kurang kata-kata “Go To Hell USA”, “Down With America” begitu lantang terdengar. Nasionalisme pun tumbuh hanya dalam waktu tiga hari membuat rakyat seluruh negeri membenci AS. Meskipun Clinton langsung meminta maaf setelah kejadian salah sasaran terjadi.

Mungkin AS gerah melihat RRC hanya diam saja melihat rakyatnya marah dan terus menyerang kedubes AS, sehingga AS pun juga melancarkan tuduhan mata-mata kepada AS. Untung saja kejadian ini tidak berlangsung lama karena hubungan kedua belah pihak bisa mencair sedikit demi sedikit walaupun Cina tertunda untuk masuk menjadi anggota WTO. Begitulah hubungan Cina dan AS yang terkadang mereka akrab tetapi juga bisa saling membenci setiap saat. Hampir setiap waktu Cina dituduh melakukan pelanggaran HAM, tetapi hampir juga setiap waktu AS dituduh ikut campur dalam negeri.

Para analis mengkhawatirkan akan terjadi era perang dingin kedua karena memang setelah perang dingin berakhir dengan ditandai bubarnya Uni Soviet praktis hanya Cina yang sepertinya menjadi saingan AS. Cina dalam menanggapi kecurigaan dan ketakutan akan agresi Cina, menegaskan akan kebijakan luar negeri yang bersahabat dan menegaskan pula bahwa

Page 6: hubungan Cina Amerika

penambahan kekuatan militer hanya semata untuk pertahanan diri. Belum cukup, Cina sedikit demi sedikit menurunkan anggaran belanja militer.

Hubungan RRC dengan negara lain.

Sudah ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, Cina telah mengadakan hubungan diplomatik dengan negara-negara lain baik itu Asia maupun Eropa. Tetapi baru abad 16, Cina mengalami kebanjiran tamu-tamu dari Eropa yang ingin mengadakan hubungan dagang dengan Cina terutama Inggris yang ingin sekali berdagang secara bebas di negeri ini. Setelah komunis berkuasa di negera ini, praktis RRC berhubungan dengan Negara yang mempunyai satu ideologi dengannya seperti Uni Soviet meskipun pada akhirnya karena ketidakcocokan akhirnya Uni Soviet pun menjadi seteru sama halnya seperti AS dan Eropa serta Jepang. Satu-satunya negara Eropa yang dapat berhubungan hanyalah Albania. RRC pun praktis berhubungan diplomatic dengan negara-negara Asia dan Afrika. Pada konferensi Asia – Afrika di Bandung dan KTT Gerakan Non Blok, Cina mengambil peranan cukup penting. RRC seakan menjadi pelindung bagi Asia yang dihimpit antara Blok Barat dan Timur.

Hubungan RRC dengan Eropa.

Investasi Eropa di RRC memang cukup banyak. Kita bisa lihat investasi Nokia dari Finlandia merupakan terbesar. Eropa dan RRC praktis tidak pernah berseteru karena hubungan keduanya masih sangat baik meskipun RRC mengalami masa yang suram dengan Eropa khususnya Inggris. Titik berat hubungan RRC dengan Eropa adalah hubungan perdagangan mengingat RRC merupakan peluang pasar terbesar di dunia karena jumlah penduduknya yang sangat banyak. Hubungan RRC dengan Rusia.

Pada waktu dimulainya perang dingin, Uni Soviet (sekarang Rusia) pernah menjalin hubungan yang akrab dengan negeri lahirnya Stalin. Uni Soviet sering mengirim tenaga ahlinya ke RRC dan memberikan bantuan ke RRC untuk membangun negaranya, akan tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena perbedaan ideologi yang ternyata RRC lebih radikal dalam penerapan ideologi komunisnya ketimbang Uni Soviet. Akan tetapi setelah RRC tidak diperintah oleh Mao Tze Tung praktis RRC sudah berubah dalam kebijakan luar negerinya yang lebih terbuka. Hubungan dengan Uni Soviet mencair bahkan dengan bubarnya Rusia, RRC menjalin hubungan lebih erat lagi dengan Rusia. Perjanjian keamanan perbatasan, pembelian peralatan militer dari Rusia, latihan militer bersama sampai pada pakta pertahanan bersama kedua negara merupakan salah satu bukti bahwa RRC bermesraan dengan Rusia. Rusia pula yang turut mendukung RRC pada waktu RRC terkena bom nyasar oleh AS pada tahun 1999.

Berikut ini dibahas juga tentang hubungan RRC dengan negara-negara kunci di dunia termasuk juga Indonesia yang memang akhir-akhir ini kembali mengakrabkan kembali hubungannya yang pernah terputus :

Hubungan RRC dengan Jepang.

Masih terngiang-ngiang di ingatan orang Cina, bahwa Jepang pernah membantai puluhan ribu rakyat Cina di Nanking dan masih ingat juga bahwa Jepang pernah membantai ribuan warga

Page 7: hubungan Cina Amerika

Beijing dan meninggalkan Beijing menjadi kota yang penuh sampah. Dendam ini masih terbawa-bawa bahkan sampai sekarang meskipun sudah terdapat pemulihan hubungan diplomatik antara kedua negara pada tahun 1971. Jepang memang bersedia mengganti rugi kerugian perang yang ditimbulkan oleh Jepang sebesar 1 milyar dollar akibat penjajahan Jepang atas Cina, akan tetapi luka lama itu masih tetap membekas sampai sekarang. Barang-barang Jepang masih terus diproteksi ketat oleh RRC, meskipun baru-baru ini Toyota diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan pihak pemerintah untuk menanamkan investasinya. Jepang sekarang memang praktis bukan ancaman lagi bagi RRC dalam hal militer, akan tetapi dalam bidang ekonomi RRC masih merasa terancam akan hegemoni ekonomi oleh Jepang. Perkembangan militer, percobaan nuklir dan uji coba misil oleh RRC membuat Jepang khawatir kalau-kalau negaranya diserang oleh RRC karena Jepang sendiri tidak mungkin bisa lagi mengembangkan kemampuan militernya mengingat Jepang terikat suatu perjanjian militer pada saat Jepang kalah PD II. Kedekatan Jepang dengan AS membuat khawatir dan iri RRC terhadap kedekatan mereka. Hal ini terus dirasakan hingga saat ini.

Hubungan RRC dengan Pakistan.

Pakistan memang merupakan mitra dagang dalam penjualan militer yang cukup besar. RRC lah yang selama ini menjadi pemasok utama peralatan militer ke Pakistan berikut ekspor senjata nuklir ke negara ini. Dukungan RRC terhadap Pakistan inilah yang membuat India menjadi berang terhadap RRC. Bagaimana tidak berang karena Pakistan menggunakan kekuatan militernya untuk mengambil kashmir yang nyata-nyatanya peralatan tempurnya berasal dari ‘sang naga’. Mungkin RRC lah yang sebenarnya bertanggung jawab dalam perlombaan senjata nuklir kedua negara seteru ini.

Hubungan RRC dengan India.

Hubungan yang tidak begitu baik mungkin hanyalah India selain Taiwan. Hubungan ini memburuk lantaran RRC mencaplok Tibet pada tahun 1950 an dan usaha India menyembunyikan Dalai Lama dari ancaman RRC. Belum lagi masalah perbatasan yang masih mengganjal meskipun tidak begitu esensial. Dan hal ini dipicu dengan dukungan RRC terhadap Pakistan dengan penjualan peralatan militer ke Pakistan. Padahal India dulunya merupakan salah satu pelopor gerakan non blok. Maka tidaklah heran pada ulang tahun negara RRC ke 50, RRC memamerkan kekuatan militernya lengkap dengan kekuatan nuklirnya dibalas oleh India yang juga memamerkan roket berhulu ledak nuklir pada ulang tahun merdekanya India dari Inggris.

Hubungan RRC dengan Korea.

Pada akhir PD II, RRC diberi kesempatan untuk menguasai Korea Utara untuk kemudian dimerdekakan di kemudian hari. Namun ketegangan meletus antara kedua Korea tersebut karena perbedaan ideologi sehingga meledaklah perang Korea pada tahun 1950. Korea Utara yang dibantu oleh RRC berhasil menguasai sebagian Korea Selatan sampai akhirnya AS harus turun tangan membantu Korea Selatan yang hampir saja kalah perang. Tetapi akhir-akhir ini, RRC juga membantu proses perdamaian dua Korea yang berseteru ini. Meskipun demikian AS tetap berhati-hati dan tetap menempatkan pasukannya di Korea Selatan.

Page 8: hubungan Cina Amerika

Hubungan RRC dengan Taiwan.

Sejak larinya pemerintahan Kuomintang (KMT) ke Taiwan, praktis kedua Negara bermusuhan. Masing-masing menganggap dirinya paling sah memimpin negara Cina. RRC menganggap Taiwan sebagai propinsi pembangkang, akan tetapi Taiwan menganggap RRC tidak layak memerintah negara Cina karena kudeta terhadap dirinya. Mungkin yang paling perasaan dilematis adalah AS yang menjadi sorotan kedua negara. Di saat AS dekat dengan Taiwan, RRC protes dan berang. Begitu juga pada saat AS dekat dengan RRC, Taiwan mengajukan protes. Latihan militer di selat Taiwan sering menjadi sorotan dunia dan perasaan takut akan menjadi perang terbuka antara Taiwan dan RRC. Meskipun demikian banyak kalangan percaya RRC hanya gertak sambal. RRC tidak akan berani menyerang Taiwan karena Taiwan masih dijamin keamanannya oleh AS. Taiwan juga kesal karena hubungan antara kedua negara bukan melalui hubungan negara dengan negara, menanggapi hal ini RRC pun bereaksi keras dengan mengancam akan menyerang Taiwan. Apalagi Partai KMT kalah dalam pemilu oleh Partai Independen dengan terpilihnya Cen Sui Ban menjadi presiden Taiwan. Sekali lagi RRC mengancam akan menyerang Taiwan jika Cen Sui Ban bersikeras untuk menyatakan kemerdekaan Taiwan. Masalah inilah yang mengganjal penyatuan semua wilayah Cina dengan sistem “Satu Negara Dua Sistem” yang ternyata Taiwan menolak usulan ini. Perlu diketahui RRC dan Taiwan masih melakukan hubungan dagang meskipun melalui Hongkong.

Hubungan RRC dengan Asia Tenggara.

Pada setiap pertemuan ASEAN, RRC selalu diundang untuk menjadi tim peninjau ASEAN, mengingat peranan RRC cukup besar di Asia Tenggara. Tetapi yang menarik adalah RRC turut dalam perseteruan perebutan pulau Spratly yang konon mempunyai cadangan minyak terbesar. RRC sempat membuat suasana menjadi panas karena RRC menempatkan pasukannya di pulau tersebut. Perlu jujur diakui bahwa semenjak Presiden Soeharto berkuasa, ASEAN masih merupakan kekuatan yang solid di Asia Tenggara. Politik “Tidak ikut campur urusan dalam negeri orang lain dan tanpa intervensi luar negeri” begitu kuat di kawasan ini, akan tetapi setelah Asia Tenggara dihantam krisis dan Presiden Soeharto mundur dari jabatan presiden di Indonesia, keadaan kawasan ini berubah. Sesama negara ASEAN mulai mengomentari urusan dalam negeri mereka masing-masing. Contohnya adalah PM Malaysia Mahatir Mohammad menahan  mantan deputi PM Anwar Ibrahim beberapa waktu yang lalu mengundang komentar keras beberapa negara ASEAN, padahal dulu itu merupakan sesuatu hal yang tabu. Tak kurang Amerika Serikat juga turut intervensi dalam kawasan ini, begitu pula RRC yang merasa campur tangan Amerika Serikat berbahaya bagi kepentingan RRC di kawasan Asia Tenggara. Terjadilah tarik menarik antara dua kekuatan adikuasa dunia antara AS dan RRC.

Hubungan RRC dengan Timur Tengah.

Hubungan RRC dengan Timur Tengah sebenarnya biasa saja. Jarang sekali terjadi selisih dengan negara Timur Tengah karena RRC lebih bersikap netral dalam mengambil sikap. Timur Tengah sendiri sibuk dalam perjuangan mereka dengan Israel karena gerakan Zionisme di Palestina. Walaupun netral diduga RRC menjadi pemasok senjata-senjata di sana bersamaan juga dengan Rusia.

Page 9: hubungan Cina Amerika

Hubungan RRC dengan Afrika.

Sama seperti halnya Timur Tengah, hubungan dengan Afrika biasa-biasa saja. Dulu PM Zhou En Lai pernah berkeliling di Afrika dalam mensosialisasikan gerakan “Great Leap Forward”.

Komentar penulis : “Sekarang-sekarang ini justru Presiden Hu Jian Tao rajin pergi ke Afrika untuk negoisasi minyak dan hasil bumi untuk kebutuhan energi Cina. Cina lebih diterima Afrika ketimbang Barat”

Hubungan RRC dengan Indonesia.

Akibat G30S/PKI, hubungan diplomatik RRC dengan Indonesia terputus. Padahal mereka pernah berhubungan mesra karena kesamaan pikiran dalam menghadapi imperialisme barat. Poros Jakarta – Peking – Pyongyang merupakan salah satu bentuk kerja sama yang digunakan Indonesia untuk menentang Inggris dan Amerika. Pres. Soekarno sendiri menjadi lebih dekat dengan pihak komunis, walaupun Pres. Soekarno pernah mengatakan bahwa Soekarno tidak menganut segala bentuk isme di dunia termasuk kapitalisme dan komunisme. RRC juga pernah memberikan bantuan senjata serta tenaga ahlinya ke Indonesia dan membantu berkembangnya PKI di Indonesia.

Pada tahun 1992, hubungan diplomatik kedua negara pun menjadi pulih. Sebelumnya Indonesia pernah mengadakan hubungan dagang dengan RRC walaupun tidak resmi dan bersifat tertutup. Pada saat terjadi kerusuhan SARA bulan Mei 1998, RRC mengecam akan terjadinya pelanggaran terhadap etnis tionghoa walaupun Taiwan bereaksi lebih keras lagi. Semenjak zaman reformasi, hubungan RRC dengan Indonesia menjadi seakan lebih dekat lagi. Hal ini disebabkan Indonesia dan RRC mengalami nasib yang sama yaitu dituduh melakukan pelanggaran HAM. Apalagi Presiden KH Abdurahman Wahid mencetuskan ide untuk membentuk kerja sama ekonomi, politik dan militer antara RRC Indonesia – Jepang – Singapore dan India, meskipun hal ini sulit terwujud karena masing-masing negara masih berbeda pandangan.

Cina pada masa yang akan datang.

Bidang Ideologi.Seperti diramalkan kebanyakan pengamat bahwa RRC sedikit demi sedikit akan berpikiran modern dan meninggalkan sikap radikalnya. Meskipun demikian para pengamat mengatakan Komunisme Cina masih tetap akan berlaku demi penyatuan negeri Cina akan tetapi komunisme hannyalah sebagai lambang saja. Pernah seorang wartawan Kompas pergi ke RRC dan bertemu dengan seorang sekjen Partai Komunis Cina setingkat desa. Wartawan tersebut bertanya : “Bagaimana dengan komunisme di Cina ?”. Sekjen partai itu malah tertawa : “Menurut kamu bagaimana ? Sebab komunisme di sini hanyalah sebuah nama saja, kamu malah bisa lihat sekarang makin banyak saja orang-orang kapitalis (kaya) di Cina sama seperti halnya saya.” Percakapan di atas justru menjadi amat lucu jika kita melihat bahwa di buku-buku pelajaran seperti PSPB (Perjuangan Sejarah Perjuangan Bangsa), Pancasila dan Sejarah menganggap komunisme merupakan ancaman bangsa dan menunjuk Cina sebagai ancaman ideologi

Page 10: hubungan Cina Amerika

bangsa. Karena memang komunisme bukan lagi merupakan jaman lagi di dunia saat ini, walaupun RRC sekalipun yang masih memegang paham komunisme.

Bidang Ekonomi.

Meskipun RRC belum masuk dalam organisasi elite dunia seperti G-7 (sekarang di G-8), tetapi diprediksikan bahwa setelah RRC masuk WTO, perekonomian RRC akan tumbuh dengan pesat apalagi dengan kembalinya Hongkong ke pangkuan RRC pada tahun 1997. Hongkong merupakan suatu kekuatan ekonomi terbesar di Asia. Daerah bekas koloni Inggris memang merupakan daerah koloni terbaik yang dikembangkan oleh Inggris dibandingkan daerah koloni yang lain. Betapa tidak ? Hongkong dengan pusat penjualan saham-saham terbesar baik dunia dan Asia ada di sini.

Komentar penulis : “Sekarang G-7 sudah menjadi G-8 karena Rusia sudah resmi menjadi anggota

Hongkong juga merupakan pusat salah satu perfilman dunia selain Holywood dan merupakan tempat asal artis ternama yaitu Jacky Chen. Penyatuan Hongkong Bank dan Shangai Bank menjadi HSBC merupakan salah satu contoh juga betapa HSBC menjadi penyokong perekonomian RRC karena HSBC memiliki aset terbesar di Asia. Cadangan devisa RRC juga tergolong sangat besar (sekitar 10 kali lipat Indonesia).

Barang dagangan dari RRC juga terkenal paling murah di Asia dan Eropa serta cukup berkualitas karena didukung dengan tekhnologi yang baik. Meskipun demikian RRC dituduh melakukan pembajakan terhadap hak intelektual. Tahukah anda bahwa pada saat Sony Playstation 2 diluncurkan, ternyata hacker RRC berhasil membuka proteksi system Sony Playstation 2 padahal PS2 terkenal system proteksi yang terkenal baik.

Investasi asing pun juga sangat besar di RRC, lihat saja Eropa dan AS menanamkan investasinya di RRC sangat besar diikuti oleh Jepang yang berniat untuk menanamkan investasinya di RRC namun masih terus dihambat karena luka lama. Mungkin jika mau diceritakan tentang masa depan ekonomi RRC di masa yang akan datang akan menjadi panjang untuk dibahas.

Bidang Tekhnologi.

Peluncuran roket Long March pada beberapa bulan yang lalu, menunjukkan bahwa Cina mulai mensejajarkan diri dalam dunia antariksa dunia seperti yang sudah dilakukan oleh dua adikuasa yaitu Amerika Serikat dan Rusia. Asia bahkan Eropa pun kaget dan takjub dengan perkembangan tekhnologi antariksa RRC ini, meskipun mereka harus ketinggalan 20 tahun untuk menjelajahi luar angkasa. Itu merupakan salah satu contoh perkembangan tekhnologi luar angkasa yang dimiliki oleh RRC. Meskipun dalam perkembangan tekhnologi Cina masih di bawah negara adikuasa dunia seperti AS, akan tetapi perkembangan tekhnologi negeri tirai bambu ini merupakan terdepan selain Jepang apalagi dalam tekhnologi militer yang dibantu oleh Rusia. Dan perkembangan ini akan terus berlanjut seiring dengan dihembuskannya nasionalisme yang begitu kuat di negara itu.

Page 11: hubungan Cina Amerika

Bidang Militer.

Yang menarik dari semua bidang di atas adalah bidang militer, karena bidang inilah RRC menjadi suatu kekuatan yang ditakuti oleh Dunia apalagi Asia tempat negeri ini berada. Perkembangan militer RRC begitu pesat dari tahun ke tahun seiring dengan pertambahan populasi negara itu. Tidak kurang 2,9 juta (lihat tabel) rakyat Cina bergabung menjadi Tentara Pembebasan Rakyat sehingga RRC merupakan tentara terbanyak di dunia. Â

Selebihnya RRC masih tetap di bawah AS. Akan tetapi untuk kekuatan Asia, RRC merupakan yang terdepan dibandingkan India. Apakah pada masa yang akan datang RRC akan menjadi kekuatan adikuasa bersamaan dengan AS dan Rusia ? Itu merupakan suatu pertanyaan yang masih dijawab hingga sekarang.

Diakui oleh beberapa pengamat bahwa RRC akan tetapi menjadi suatu kekuatan penting di Asia dan Dunia, walaupun AS tetap merupakan kekuatan utama. Hal ini disebabkan karena pasca perang dingin yang dimenangi oleh AS ketimbang Uni Soviet yang runtuh diikuti pengaruh-pengaruhnya di Eropa Timur selain demokrasi dan kemajuan ekonomi merupakan senjata utama AS sehingga mengapa AS tetap bertahan dalam persaingan dunia.

Tabel Kekuatan Militer kedua negara.

Tabel ini memperlihatkan keberadaan militer Cina pada tahun 1998 yang didapat dari Jane’s Military Analysis and Information Group. Sedangkan Amerika Serikat didapat dari Departemen Pertahanan AS tahun 1999 dan beberapa sumber lain.ÂMeskipun angka-angka ini merupakan jumlah kekuatan militer, akan tetapi jumlah ini tidak membuat militer Cina sesuai dengan standar kelas dunia. Sebagai contoh, Angkatan Laut Cina didesain untuk pertahanan pantai bukan untuk peralatan tempur strategis.

  China United StatesJumlah Tentara 2,972,000 1,370,000Kendaraan Tempur 20,360 34,725Pesawat Tempur 5,600 2,626Kapal Induk 310 (88 sedang dipesan)Â 315 (18 sedang dipesan)Ballistic Missiles 93 plus 982 (land and sea-based)Nuclear Weapons Tidak ada data,

dipercaya  Â14,766

Tentara Pembebasan Rakyat berjumlah 2,97 juta merupakan yang terbesar di dunia. Sedangkan RRC mengakui bahwa sistem komunisme merupakan sistem yang sebenarnya sudah usang. Oleh karena itulah RRC sedikit demi sedikit merubah sistem komunisme ke arah yang agak ‘kapitalis’. Komunisme tetap merupakan simbol penyatuan negara demi stabilitas negara yang utuh. Dipercaya atau tidak jika reformasi berlanjut niscaya RRC akan mensejajarkan diri dengan AS.

Page 12: hubungan Cina Amerika

Tentunya jika RRC menjaga poros Beijing – Moskwa (Rusia) agar tetap terpelihara. Suatu kekuatan Cina adalah Cina bukan merupakan negara yang dibenci oleh Negara-negara musuh Amerika seperti layaknya Rusia terutama Asia. Jika gerakan anti AS meluas sampai keseluruh Asia maka niscaya RRC dan mungkin Rusia akan merupakan mitra alternatif, walaupun menurut pemikiran penulis hal ini sulit karena AS memegang kunci perkembangan dunia karena memang perkembangan tekhnologi dan militer serta ekonomi ada di negara ini.

Paling tidak usulan Presiden Abdurahman Wahid merupakan suatu usulan jitu dan patut untuk dilaksanakan. Gus Dur berkeinginan untuk membentuk persekutuan kerja sama ekonomi dan militer antara Indonesia – Cina – India – Jepang – Singapura. Cina unggul dalam bidang militer begitu pula India. Jepang dan Singapura merupakan suatu kekuatan ekonomi Asia. Sedangkan Indonesia unggul dalam letak geografisnya yang merupakan lintang antara Asia dan Australia. Tetapi seperti yang telah disinggung di atas, adalah tidak mudah untuk mewujudkan persekutan tersebut karena perbedaan masing-masing negara begitu kuat.

Akankah terjadi Perang Dingin II ?

Pertanyaan ini muncul lantaran AS yang salah bomnya salah sasaran ke kedubes Cina di Yugoslavia. Meskipun demikian pertanyaan ini masih relevan untuk dijawab hingga saat ini, mengingat hubungan yang kadang-kadang mesra tetapi kadang-kadang benci antara Cina dan AS.

Sedikit menyegarkan ingatan kita, bahwa meskipun Bill Clinton sudah meminta maaf kepada Beijing perlu waktu lama untuk menghentikan rasa benci rakyat Cina kepada AS. Untungnya hubungan AS-Cina tidak menjadi sangat buruk lantaran sikap yang agak lunak antara kedua negara.

Kejadian “Salah Bom” di atas merupakan awal jawaban apa yang terjadi jika hubungan kedua negara putus. Mungkin pengusiran diplomat AS serta Cina akan terjadi di kedua negara. Daftar musuh AS pun bertambah satu dan kemudian terjadilah sekuel perang dingin. Tentunya RRC akan bersekutu dengan negara-negara musuh AS, Rusia tetap mendukung RRC karena memang Rusia tidak menyukai NATO.

Jepang dan Korsel sudah pasti akan kebanjiran pasukan AS. Malaysia jelas-jelas akan mendukung RRC dan mungkin juga Indonesia yang sudah gerah dengan intervensi barat ke wilayahnya. India diduga akan netral dan mungkin pula mendukung pihak barat (baca AS). Pakistan dan Afganistan melakukan persekutuan juga dengan RRC. Timur tengah diduga juga akan ikut dampak perang dingin kedua negara karena di kawasan inilah mereka berjuang melawan Zionisme Israel yang nyata-nyata Israel merupakan sekutu AS.

Tetapi bayangan yang mengerikan di atas ternyata tidak terjadi dan semoga tidak akan terjadi. Sebab memang RRC dalam kebijakan luar negerinya tidak mau membentuk suatu blok-blok seperti layaknya Uni Soviet dulu. Akan tetapi sedikit demi sedikit dipercaya atau tidak secara implisit RRC menanam pengaruhnya di dunia khususnya Asia yang menjadi pusat perhatiannya. Perlu diketahui pada tahun 1996 diterbitkan buku yang menjadi best seller. Buku tersebut berjudul “China Can Say No” yang merupakan koleksi essay yang ditulis sekitar 5-30 intelektual

Page 13: hubungan Cina Amerika

Cina, jurnalis, sastrawan dan seorangprofessor dari universitas. Buku yang bertebal 435 halaman menegaskan dirinya sebagai negara yang tidak akan mudah didikte oleh negara seperti Inggris, AS dan Jepang sertanegara-negara lain.ÂPenulis beragumen bahwa Cina merupakan suatu kekuatan dunia yang memang tidak sepatutnya tunduk kepada negara-negara di atas.

Perang dingin mungkin tidak akan terjadi, tetapi perang urat syaraf akan terus terjadi. Menurut CNN – Special Report, semenjak kejadian Tiananmen 1989 Cina selalu menjadi sorotan tentang pelanggaran HAM dan AS selalu mengungkit-ungkit kejadian Tiananmen yang menurutnya merupakan senjata untuk membuat Cina bungkam.

Penutup.

Perang pengaruh antara kedua negara memang terasa apalagi semenjak Asia dihantam krisis. AS (IMF) pun turut mengambil kesempatan dengan menawarkan bantuan-bantuan ke negara-negara yang dihantam krisis seperti Indonesia, Korsel, Thailand, dsb. Namun unik bahwa Cina dan Malaysia menolak bantuan tersebut dengan alasan mereka bisa keluar dari krisis dengan kekuatan sendiri. Hal inilah yang kurang dari negeri kita dibanding Cina, Indonesia yang memang diakui kita tidak mungkin bisa keluar dari krisis tanpa IMF (baca AS).

Kita hanya bisa bernostalgia bagaimana Presiden Soekarno dengan lantang berkata “Inggris kita linggis, Amerika kita setrika !”, “Go to hell USA”. Maka tidaklah heran bahwa sebagian masyarakat kita bangga dengan Soekarno yang berhasil mengobarkan semangat nasionalisme yang kuat di negeri kita. Sekarang semua itu hanya menjadi kenangan belaka mengingat negeri kita bukan saja dilanda krisis ekonomi dan politik, tetapi juga krisis identitas diri. Banyak propinsi ingin melepaskan diri dari kesatuan RI. Tidak kurang Aceh dan Papua (dulu Irian) ingin memerdekakan diri mengikuti mantan saudaranya yaitu Timor Timur.

Nasionalisme hanyalah merupakan slogan semata bukan merupakan gaya hidup di negeri kita. Berbeda dengan RRC yang diakui terlalu otoriter tetapi nasionalisme terasa begitu kuat di negeri tirai bambu. Mungkin ada benarnya PM Mahatir Mohammad mengatakan : “Demokrasi ala barat bukan menuju negeri kita tambah jaya tetapi kepada kehancuran belaka.” Jadi demokrasi semacam apa yang harus kita laksanakan ? Pertanyaan itu baiklah kita lemparkan kepada elite-elite politik kita yang terus bertikai satu sama lain.

Sepertinya negeri kita masih belum berdewasa dalam berpolitik dan berdemokrasi. Sekarang rakyat pun menjadi bingung bagaimana harus memilih. Maka tidaklah heran jika mereka pada akhirnya berpikir : “Orde Baru mungkin lebih baik dari Orde Reformasi”, tetapi sebaiknya kita berhati-hati dalam menanggapi pikiran tersebut.

Akhir kata saya mempunyai pesan hanya satu. “Otoriter tetap berguna jika ada nasionalisme yang kuat, dibandingkan demokrasi tetapi tanpa nasionalisme.Tetapi justru akan lebih baik dan sempurna jika demokrasi terdapat nasionalisme yang kuat.” Ungkapan tadi diucapkan lantaran saya mungkin teman-teman sebangsa & setanah air sudah cape melihat keadaan negeri kita.

Page 14: hubungan Cina Amerika

Sumber:

Microsoft Encyclopedia – Encarta 2001CNN – Special Report “Beyond 50 th Aniversary of China”“The World Military Balance,” published by the International Institute for Strategic StudiesNational Resources Defense Council; 1995Kompas

“Tidak peduli kucing hitam atau putih yang penting bisa menangkap tikus”Deng Xiao Ping.

http://diplomacy945.blogspot.com/2010/06/posisi-china-dalam-perang-dingin.html (16-5-2013)

Rabu, 02 Juni 2010

Posisi China dalam Perang Dingin

Orryzaid (202000039)

LATAR BELAKANG

            Perang Dingin ialah suatu konflik interstate (antar Negara Adidaya) paska perang Dunia ke-II.

Dengan aktor utamanya; Amerika Serikat dan sekutunya melawan Uni Soviet dan sekutunya. Dikatakan

sebagai Perang dingin, karena tidak adanya deklarasi formal akan perang tersebut dan juga kontak

senjata secara langsung. Hanya merupakan perang urat syaraf antar keduanya. Adanya perbedaan

National Interest (kepentingan nasional); Demokrasi Liberal melawan Komunis. Dan perbedaan ideologi

seperti; Amerika Serikat menyusung prinsip Demokrasi Liberal yang berdasarkan sistem sosial pada

masyarakatnya dan sistem politik yang bergantung kepada peran tiap-tiap individu dalam PEMILU serta

sistem ekonomi, kapitalis yang menyediakan kesempatan bagi tiap-tiap individu untuk

mengejar/memenuhi kebutuhan ekonomi dengan sedikit maupun banyak intervensi dari

Negara/pemerintah. Sedangkan Uni Soviet mengedepankan prinsip ideologi komunisme sebagai sistem

internasional dan tujuan Negara pada praktiknya.

Tujuan negaranya mencakup ideologi Marxisme dimana ada konsep akan penguasan dengan

Total Control  oleh satu individu (kaum borjuis) dalam memproduksi sesuatu dan memiliki Authority

Page 15: hubungan Cina Amerika

Power (wewenang kekuasaan) dalam mengaturnya, serta perbedaan Geografis dan Politik (Containment

Policy). Diplomat dan ahli sejarah juga staf senior Departemen Kenegaraan Amerika Serikat, George

Kennan berpendapat;“ The Soviet Union would always feel military insecurity, it would conduct an

agreesive foreign policy“. Pandangan tersebut diutarakan dengan melihat pendapat para Policy Makers

(pembuat keputusan) Amerika Serikat yang beranggapan bahwa Interest (kepentingan) Amerika Serikat

bergantung kepada Uni Soviet. [i]

Perang Dingin yang dapat berkembang menjadi sebuah malapetaka global, yang mungkin telah

melibatkan penggunaan senjata nuklir. Dominasi  Uni Soviet dan Amerika Serikat terhadap para

sekutunya menyebabkan hubungan internasional sangat dipengaruhi kepentingan kedua negara

adidaya.  Tidak mengherankan muncullah blok-blok aliansi yang lebih didasarkan pada persamaan

ideologis. Hampir semua langkah diplomatik dipengaruhi oleh tema-tema ideologis yang kemudian

dilengkapi dengan perangkat militer.  Pertentangan sistem hidup komunis dan liberal ini sedemikian

intensifnya sehingga pada akhirnya perlombaan senjata tak dapat dihindarkan lagi karena dengan jalan

menumpuk kekuatan nuklir itulah jalan terakhir menyelamatkan ideologinya.

Globalisasi konflik, dengan munculnya; Pemblokadean Tembok Berlin (1948-1949), Perang

Korea (1950-1953), krisis misil Kuba (1962), Perang Vietnam (1965-1973), dan Perang Afghanistan

(1979). Disebagian belahan Dunia lainnya tidak bereaksi secara langsung terhadap Perang Dingin yang

hanya memberikan influence (pengaruh) terhadap munculnya ideologi-ideologi baru. Seperti halnya tokoh

dari Cina Zhou Enlai telah lama hidup di Eropa pada masa Perang Dingin. Dimana ia berkecimpung

kedalam partai komunis. Sepulangnya dia ke tanah air, bersama dengan koleganya. Mao Zedong

mentransformasikan dan menginterpretasikan kedalam bentuk baru dari paham komunis. Munculnya

paham tersebut berawal dari kemenangan Partai Komunis Cina dalam konflik politik di Cina.

Pada tahun 1923, Partai Komunis Cina (pimpinan Mao Zedong), beraliansi dengan partai

Kuomintang (pimpinan Sun Yat Sen). Tidak berlangsung lama aliansi tersebut pecah menjadi suatu

Perang Sudara yang tak terelakkan. Pada tahun 1949, Perang Saudara antara keduanya berakhir. Pada

1 oktober 1949, Mao Zedong memproklamirkan kemerdekaan Republik Rakyat Cina. Partai Komunis

Cina menjadi pemegang mandat pemerintahan. Berdirinya RRC diakui oleh Uni Soviet dan Negara-

negara komunis lainnya. Beberapa Negara yang tidak menganut paham komunis pun turut mengakuinya,

seperti: India, Inggris, Perancis dll. Sebaliknya Amerika Serikat tidak mau mengakui keadaulatan wilayah

Cina dan hanya mendukung permerintahan Republik Nasionalis Cina pimpinan Chiang Khai Shek di

Taiwan secara aklamasi, karena mengedepankan format ideologi demokrasi yang serupa dengan

Amerika Serikat. Bahkan, Amerika Serikat pun menentang keberadaan RRC di PBB.

Berakhirnya Perang Dingin itu sendiri berdasarkan berbagai faktor, seperti; pengaruh dari

kepemimpinan Mikhail Gorbachev yang dapat membina hubungan baik dengan Amerika Serikat. Dan

pengunduran dirinya pada tahun 1991, membuat Uni Soviet pecah. Dan pada tahun 1992-1993 Rusia

Page 16: hubungan Cina Amerika

dan Negara pecahan Uni Soviet menjadi Negara-negara independen. Menurut buku yang dikeluarkan

oleh Francis Fukuyama: “Kapitalis Win“ dan adanya pandangan; “The end of evil empire “, yaitu suatu

Arm race (keunggulan militer) yang dimenangi Amerika Serikat. Dari sisi ekonomi melihat perlunya suatu

ongkos/biaya dengan jumlah uang yang banyak. Dengan demikian hanya pihak Amerika Serikat yang

mampu menjangkaunya. Kemudian adanya New World Order; Unipolarity pada sistem internasional yang

dijalankan oleh George W. Bush (Amerika Serikat).[ii]

Keterlibatan RRC dalam kemunculan Perang Dunia berawal saat naiknya Mao Zedong dalam

kepemimpinan Cina menimbulkan efek yang signifikan dalam praktek politik perimbangan kekuatan

antara 2 Negara adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pengaruh dari sosok Mao Zedong yang sangat

signifikan, baik terhadap Negara Cina dan Negara lainnya. Di Cina ia mentransformasikan 1 milyar orang

dengan  cara menghapuskan sistem sosial lama/tradisional, seperti; Landlord (tuan tanah). Ia juga

menaikan taraf hidup dengan ditingkatkannya pendidikan dan pelayanan kesehatan. Dan bahkan ia juga

melenyapkan nyawa 1 milyar orang.

PEMBAHASAN

Dari perspektif kekuatan militer dan persenjataan, RRC mulai mengembangkan proyek teknologi

persenjataan nuklirnya sejak 1957. Proyek tersebut dibangun dengan bantuan Uni Soviet dalam

pembiayaan dan asisten teknologi. Pengembangan teknologi persenjataan di Cina dapat dilihat dalam

argumentasi bahwa dalam kajian Perang Dingin, konsep self help dan state survival hanya dapat dicapai

dengan meningkatkan unsur power suatu negara. Bahkan, pembangunan angkatan bersenjata ini

menjadikannya sebagai negara kelima di dunia yang mampu membuat bom atom pada 1964. Self help

adalah pandangan bahwa kekuatan negara tidak dapat diandalkan dari adanya proses aliansi, tetapi

harus dibangun secara mandiri. State survival adalah prinsip yang menekankan pentingnya menciptakan

Page 17: hubungan Cina Amerika

ketahanan negara. Power adalah prinsip yang menekankan pentingnya pengembangan teknologi

persenjataan seoptimal mungkin yang memunculkan efek deterrence (penangkalan) bagi negara lain

untuk menyerang negara yang bersangkutan.

Dalam konteks Cina, pembangunan teknologi persenjataan yang didukung Uni Soviet telah

membuat Amerika Serikat memperhitungkan kekuatan Cina sebagai salah satu potensi ancaman bagi

Blok Barat atau setidaknya kekuatan yang seimbang. Dalam konstelasi Perang Dingin, Cina secara

geopolitik dan geostrategis memiliki 2 keuntungan dalam pertarungan ideologi:

-  Pertama, Cina menjadi negara potensial sebagai target perluasan pengaruh ideologi dari kedua negara

adikuasa sekaligus berperan sebagai kekuatan sentral dari ideologi yang dimenangkan dalam

pertarungan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

- Kedua, posisi geografis Cina yang strategis menjadi keuntungan tersendiri bagi kedua negara adidaya

dalam menyebarluaskan ideologi masing-masing di kawasan Asia Tengah dan Asia Tenggara, terutama

dalam efisiensi penyebaran masing-masing ideologi ke wilayah sekitarnya.

Perang Dingin yang tadinya dicirikan oleh ketegangan antara kedua contending superpowers -

Amerika Serikat dan Uni Soviet.  Namun posisi Mao dari Cina dalam Perang Dingin, merupakan kunci

dalam banyak hal, tetapi tidak sekeliling pusat. Pengamatan yang dilakukan oleh para ilmuwan politik

Andrew J. Nathan dan Robert S. Ross membuat pikiran sehat: "Selama Perang Dingin, Cina adalah satu-

satunya negara besar yang berdiri di persimpangan dari dua kekuatan kamp, sebuah target untuk

mempengaruhi dan permusuhan keduanya". Dengan jumlah penduduk terbesar dan menduduki wilayah

yang ketiga terbesar di dunia, Cina merupakan faktor kekuatan yang tidak dapat diabaikan.[iii] 

Pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an, ketika Mao dari Cina memasuki aliansi strategis

dengan Uni Soviet, Amerika Serikat segera merasa terancam dengan serius. Offensives dihadapi oleh

negara-negara komunis dan revolusioner/radikal nasionalis kekuatan di Asia Timur. Pada akhir tahun

1960-an dan awal 1970-an, situasi berikut dikembalikan sepenuhnya split antara Cina dengan Uni Soviet

dan penyesuaian dengan Amerika Serikat.  Sebagai hasil dari harus menghadapi Barat dan China secara

bersamaan, Uni Soviet dan kekuatan overextended, timbulah kontribusi yang signifikan pada akhir dari

runtuhnya kekaisaran Soviet pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an. Munculnya Mao dari Cina

sebagai negara yang unik revolusioner pada akhir tahun 1940-an juga mengubah orientasi dari Perang

Dingin dengan pergeseran yang sebenarnya dari Eropa ke Asia Timur, karena ternyata akan membuat

Asia Timur menjadi kawasan utama dari Perang Dingin, sementara pada saat yang bersamaan, akan

membantu Perang Dingin untuk tetap menjadi "dingin".

Bila revolusi Komunis Cina nasional mencapai kemenangan pada tahun 1949, secara global di

Perang Dingin adalah jeda penting. Dua kejadian penting di pemblokadean tembok Berlin 1948-1949 dan

Uni Soviet berhasil menguji sebuah bom atom pada Agustus 1949. Keduanya digabungkan untuk

Page 18: hubungan Cina Amerika

mengajukan tantangan yang serius kepada dua superpowers. Terhadap latar belakang ini, Moskow

memiliki visi berpaling ke Asia Timur. Pada Juni-Agustus 1949, pada malam kemenangan bagi revolusi

Komunis Cina, pemimpin nomor dua dari Partai Komunis Cina (ccp), Liu Shaoqi, diam-diam berkunjung

ke Moskow untuk bertemu dengan Joseph Stalin.

 Kedua pemimpin menyimpulkan bahwa "situasi revolusioner" sekarang ada di Asia Timur. Dalam

kesepakatan mengenai "pembagian kerja" antara Cina dan Uni Soviet revolusi komunis untuk

perdagangan dunia, sedangkan mereka memutuskan bahwa Uni Soviet akan tetap menjadi pusat

internasional proletar (buruh) revolusi. Pelaksanaan perjanjian ini mengakibatkan Cina memberikan

dukungan untuk Ho Chi Minh di Vietnam, dan pada bulan Oktober 1950, intervensi besar-besaran dalam

Perang Korea, membuat Mao dari Cina memerangi imperialis AS. Sepanjang tahun 1950-an dan 1960-

an, Asia Timur tetap menjadi fokus utama dari Perang Dingin. Sementara itu Cina ,memainkan role play

(peran sentral) yang signifikan pada saat krisis selat Taiwan (1954-1955, 1958, 1995-1996) dan Perang

Vietnam (1979).

Perang Dingin di Asia meluas setelah RRC berusaha melaksanakan politik luar negeri yang

ekspansif. Hal ini dikarenakan Mao Zedong berusaha menjadikan RRC sebagai negara terkuat di Asia

dan juga menyebarkan revolusi ala Mao kepada negara-negara berkembang. Dengan melihat School of

Thought (pendekatan dalam ilmu Hubungan Internasional) melalui aliran Behavioralisme, yaitu

memahami perilaku internasional dan sistem internasional. Dalam konteks Perang Dingin menurut

Richard Snyder dan Morton Kaplan; “banyak faktor yang mempengaruhi perilaku suatu Negara;

diantaranya lingkungan domestik dari suatu Negara tersebut”. Pendudukannya atas Tibet pada 1950,

keterlibatannya dalam Perang Korea (1950-1953), serta klaimnya atas Taiwan tidak hanya

mengkhawatirkan negara-negara Barat, tetapi juga Uni Soviet.[iv] Perjanjian Cina-Uni Soviet tahun 1950

mengenai bantuan Uni Soviet kepada Cina ternyata tidak berlangsung lama. Penyebabnya, terjadi

perbedaan interpretasi antara pemimpin RRC (Mao) dan pemimpin Uni Soviet (Stalin dan Khruzchev).

Dalam menentang Uni Soviet, Mao menganggap bahwa model komunis RRC lebih baik dan lebih murni

dibandingkan dengan komunis Uni Soviet. Oleh karena itu, komunis RRC lebih pantas untuk memimpin

komunisme di seluruh dunia.

Pada masa kepemimpinan Stalin, hubungan RRC dan Uni Soviet sebenarnya sangat erat, karena

kedua negara tersebut menganut paham sosialis-komunis. Strategi aliansi yang diterapkan Uni Soviet

dengan menggandeng RRC tahun 1949-1950 menjadi salah satu faktor penyebab kemunculan poros

barat-timur dalam Perang Dingin. Selain RRC, poros timur di kawasan Asia juga diwakili oleh Vietnam,

Korea Utara, Laos, dan Kamboja. Dalam hal strategi, hal tersebut menjadi sebuah ancaman serius bagi

sebuah kepentingan ekonomi, politik, dan penyebaran ideologi demokrasi liberal Amerika Serikat.

Strategi aliansi Mao ini memaksa Amerika Serikat memfokuskan perhatiannya kepada 2 hal, yakni

perkembangan ideologi komunis di Eropa Timur dan RRC. Aliansi kekuatan Uni Soviet dan Cina

kemudian menjadi parameter atas melebarnya ruang lingkup Perang Dingin dari kawasan Eropa ke Asia.

Page 19: hubungan Cina Amerika

Akibatnya, penanaman pengaruh militer dan pertahanan Amerika Serikat di kawasan Asia pun menjadi

semakin kuat. Parameternya terdapat pada pemberian bantuan militer dan persenjataan Amerika Serikat

di Vietnam Selatan dan Korea Selatan. Setelah Stalin wafat pada 1955, hubungan Uni Soviet dan RRC

merenggang. Hal ini terjadi karena Uni Soviet di bawah Khruzchev bersikap terlalu lunak dan kompromi

terhadap Amerika Serikat. Sikap Khruzchev tersebut oleh Mao Zedong dianggap sebagai pengkhianatan

terhadap Revolusi Komunisme Internasional. Pertentangan memuncak ketika terjadi sengketa

perbatasan antara 2 negara komunis tersebut.

Bagi Uni Soviet, Manchuria merupakan daerah strategis, tetapi Mao berusaha mengambil

alihnya. Sementara itu, Mongolia yang berstatus negara merdeka dimasukkan ke dalam wilayah Uni

Soviet sebagai pengganti Manchuria. Selain itu, Uni Soviet pun menjalin kerja sama dengan Korea Utara

mengakibatkan hubungan Uni Soviet dan RRC semakin panas. Uni Soviet kemudian menempatkan

sekitar satu juta tentara angkatan darat dan udara lengkap dengan persenjataan ofensif termasuk senjata

nuklir di seluruh daerah garis perbatasan dengan RRC (Tibet, Singkiang, Mongolia, dan Manchuria).

Sementara itu, di Asia Tenggara, Uni Soviet memperkuat kedudukannya dengan memberi bantuan

kepada Vietnam untuk membendung RRC di bagian selatan. Keadaan tersebut menyebabkan RRC

merasa terkepung dan segera meningkatkan pertahanan militernya.

Menteri Luar Negeri Cina, Zhou Enlai, berhasil mempengaruhi beberapa negara tetangga agar

memihak kepada Cina. Pangeran Sihanouk dari Kamboja direkrut. Tak hanya itu, Indo-Cina yang

ditinggalkan oleh Amerika Serikat juga didekati. Sejak 1970-an, Perang Dingin antara Cina dan Amerika

Serikat mereda setelah terjadi pendekatan oleh kedua belah pihak. Penyebabnya, RRC melihat bahwa

Uni Soviet lebih berbahaya dibandingkan Amerika Serikat. Oleh karena itu, RRC berusaha menjalin

hubungan baik dengan Amerika Serikat. Maka, pada Februari 1972, ketika Presiden Amerika Serikat,

Richard M. Nixon menawarkan kunjungan ke Peking, Menlu Zhou Enlai menerimanya. Kunjungan ini juga

diikuti oleh Perdana Menteri Jepang, Tanaka. Bagi Uni Soviet, kunjungan ini adalah upaya kedua negara

mengancam kepentingan Uni Soviet di Asia. Kunjungan persahabatan itupun menciutkan nyali dari  Uni

Soviet untuk menyerang RRC.

Hubungan RRC dan Uni Soviet tak kunjung membaik. Paska wafatnya Mao Zedong pada tahun

1976 pelaksanaan pemerintahan dalam negeri RRC sendiri dilakukan oleh Deng Xiao Ping (pengganti

Mao), yang giat membersihkan aparaturnya dari pengaruh pemerintahan lama. Pada masanya, banyak

partai yang menyebut dirinya Maois lenyap, namun berbagai kelompok komunis di seluruh dunia,

khususnya yang bersenjata seperti Partai Komunis India, Partai Komunis Nepal, dan Tentara Rakyat

Baru di Filipina, terus mengembangkan gagasan Maois dan memperoleh perhatian pers. Kelompok-

kelompok ini biasanya berpendapat bahwa gagasan Mao telah dikhianati sebelum diterapkan dengan

semestinya. Deng Xiao Ping sendiri memberikan banyak kontribusi dalam menjalankan roda

pemerintahan. Policy (kebijakan) yang terealisasi antara lain menurunkan tingkat perkembangan

populasi, menaikan standar pendidikan dan menjalin hubungan baik dengan Negara – Negara Barat.

Page 20: hubungan Cina Amerika

Akan tetapi kinerja dari Deng Xiao Ping tercoreng pada saat peristiwa pembantaian di Lapangan

Tiananmen.

Page 21: hubungan Cina Amerika

KESIMPULAN

Dampak dari Perang Dingin, pada dasarnya munculnya Cina sebagai negara yang revolusioner

dramatis meningkatkan persepsi dari perang dingin sebagai peperangan antara "baik" dan "jahat" di

kedua belah pihak, sehingga konflik secara lebih eksplisit yang terbingkai oleh persepsi akan perbedaan

ideologis. Mao Zedong muncul sebagai aktor utama pelaksana Politik Luar Negeri Cina dengan buah

pemikiran barunya akan paham kominisme yang revolusioner dengan menyatukan berbagai filsafat kuno

Tiongkok dengan Marxisme yang dikenal dengan Maoisme. Pada masa naiknya Mao Zedong,

merupakan era baru dimana lahir dan munculnya ideologi yang cenderung memberikan banyak pengaruh

dalam kancah politik Internasional baik dalam penyebaran maupun perluasan ideologi komunis (maois)

ala Mao Zedong. Pada Januari 1958, Mao Zedong meluncurkan repelita ke-2 yang dikenal sebagai Great

Leap Forward, rencananya dimaksudkan sebagai model alternatif pertumbuhan ekonomi dari model Uni

Soviet yang berfokus kepada industri berat. Kemudian Mao meluncurkan revolusi kebudayaan pada

tahun 1966. Revolusi tersebut menyebabkan kekacauan sosial dan banyak dari warisan budaya Cina

rusak.

Pengaruh yang diberikannya menjadikan Cina sebagai suatu Negara yang harus diperhitungkan.

Dengan demikian Mao dari Cina memiliki bahasa dan teorinya sendiri akan nilai-nilai dan kode perilaku

mengenai kebijakan eksternal yang revolusioner dan merupakan  fitur dari kebijakan luar negeri Cina,

dengan kenyataan bahwa Perang Dingin yang sebenarnya kawasan Eropa turun sebagai pusat politik

internasional. Akan tetapi dengan penekanannya adalah pergeseran dari Eropa ke Asia Timur. Aliansi

Cina dengan Uni Soviet merupakan salah satu pemicu munculnya Blok Barat dan Blok Timur. Dengan

keterlibatan Cina pada saat berlangsungnya Perang Dingin, mangantarkan Cina berhadapan langsung

dengan Amerika Serikat. Pemberian dukungan terhadap Ho Chi Minh di Vietnam yang berujung kepada

Perang Vietnam. Kemudian intervensi pada saat Perang Korea, yang pernah membuat nilai karet

Indonesia melejit harganya. Hingga peperangannya dengan Taiwan dalam halnya perebutan kekuasaan

dan kedaulatan. Meskipun Mao Zedong telah membuat kesalahan yang serius pada akhir hayatnya,

dilihat dari segala aspek kehidupan Mao telah berhasil untuk merevolusikan Cina yang dianggap primer,

sedangkan kesalahannya dianggap sekunder. Banyak masyarakat Cina saat ini menghormatinya.

Lain halnya dengan Negara Indonesia, masa kepemimpinan Soekarno, ideologi/paham

komunisme sempat menyebar luas di tanah air. Akan tetapi tidak berlangsung lama, karena adanya

interpretasi yang berbeda akan paham komunisme. Dengan penduduk mayoritas beragama islam, ialah

merupakan salah satu faktor penolakan terhadap ideologi komunisme. Dengan demikian pengaruh dan

penyebaran ideologi komunisme hanya menghasilkan beberapa pemberontakan di Indonesia seperti; G

Page 22: hubungan Cina Amerika

30 SPKI. Dalam penyebarannya sebelum imperialis Amerika Serikat dapat menyerang Uni Soviet,

menurut Mao, mereka terlebih dahulu harus mengontrol antara zona (kawasan), sehingga Asia menjadi

pusat arena perang dingin. 

Ketika Mao dan CCP merebut kekuasaan politik di Cina, mereka segera menyatakan bahwa akan

merevolusioner Cina, sebagai sekutu alami dari "orang-orang tertindas”. Kekuatan komunisme di Asia

semakin besar seiring menguatnya posisi Partai Komunis Cina dalam struktur pemerintahan Cina.

Kekuasaan Partai Komunis Cina membuat pemerintah RRC tetap memberlakukan prinsip-prinsip dasar

ideologi komunis sebagai dasar negara Cina. Hal itu diterapkan secara konsisten hingga saat ini.

Hubungan Amerika Serikat dengan Cina pada masa sekarang ini semakin membesar dengan adanya

hubungan ekonomi yang menjadi landasan kuat bagi kedua Negara untuk memperdalam hubungan

kemakmuran, yang tujuan utamanya tidak lain adalah untuk meningkatkan kemakmuran. Hubungan

ekonomi ini akan terus mengubah paradigma lama pemikiran Amerika Serikat, yang pernah

merencanakan serangan nuklir kepada Cina.

Faktor Taiwan menjadi pengganjal utama dalam rangka normalisasi hubungan diplomatik

Amerika Serikat dengan Cina. Karena masalah Taiwan merupakan suatu duri dalam hubungan Amerika

Serikat dengan Cina untuk sekian lama. Amerika Serikat menarik diri dari pertahanan Amerika Serikat

dengan Cina, yang isinya membatasi penjualan senjata ke Taiwan dan meminta penarikan pasukan

Amerika Serikat dari Taiwan. Taiwan bukan saja penerima bantuan, tetapi juga menjadi basis kekuatan

militer Amerika Serikat.

Perubahan lingkungan mempengaruhi hubungan antar bangsa. Jika pada masa Perang Dingin

isu-isu ideologis dan militer sangat dominan. Hampir semua hubungan antar bangsa diterjemahkan

kedalam konteks perang ideologi.Pada era paska Perang Dingin, tema-tema ideologis menyurut. Sebagai

gantinya muncul isu-isu seperti hak asasi manusia, politik-ekonomi dan demokratisasi sebagai salah satu

indikator yang menentukan hubungan internasional. Pada paska Perang Dingin munculah isu-isu

multirateral baru yang bersifat Non Konvensional seperti; Drugs (narkoba), Energi, HAM, Lingkungan,

Pangan, Perpindahan Penduduk, dan Teknologi. Isu – isu tersebut merupakan ancaman bagi keamanan

dan ketahanan nasional suatu Nation State (Negara Bangsa). Dalam kaitannya saat ini penyebaran akan

senjata konvensional oleh Amerika Serikat dan juga Rusia merupakan Negara pembuat dan pemasok

senjata terbesar.

Teori menurut Barry Buzan mengenai “Arms Dynamic In World Politics”. Dimana proses akan

Arms Race (keunggulan militer) antar ke dua negara tersebut kini juga melibatkan Negara Cina sebagai

aktor yang memainkan peranan signifikan dalam hal dinamika persenjataan. Banyak Negara maju dan

berkembang lainnya, seperti Indonesia ikut meramaikan industri persenjataan. Posisi bagi Negara Cina

pada saat berlangsung dan berakhirnya Perang Dingin. Merupakan momentum dimana lahirnya dan

muncul suatu Negara revolusioner yang notabene menjadi Negara maju. Dalam proses pencapaiannya

Page 23: hubungan Cina Amerika

tidak terlepas peranan dari sosok Political Leader (Presiden, Raja, Perdana Menteri) yang berkuasa dan

juga cenderung memberikan pengaruh dalam menjalankan pemerintahan. Dan Cina sebagai Negara

Superpower ke – III pada masa Perang dingin, hingga kini menjadi kuat dan semakin kuat diberbagai

bidang dan aspek kehidupan.

[i] Kennan, George F; 1947; (“X”), “The Sourcer of Soviet Conduct“ ; Foreign Affairs 25; July

[ii] Mingst, Karen; 1998; “Essentials Of International Relations” ; New York; W.W. Norton & Company

[iii] Jian, Chen; 2001; “Mao’s China and the Cold War“ ; North Carolina; University of  North Carolina

[iv] Kegly, Charles W; 2006; “World Politics”; Canada Toronto, Thompson

Intervensi AS di Laut Cina Selatan, Masalah Potensial Washington-Beijing Jumat, 2012 Maret 02 15:53 http://indonesian.irib.ir/fokus/-/asset_publisher/v5Xe/content/id/5021667

16-5-2013

Upaya Amerika untuk hadir di Laut Cina Selatan menjadikan ketegangan yang semakin meluas antara Washington dan Beijing di kawasan ini. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina hari ini (Jumat, 2/3), selain menolak pernyataan terbaru Komandan Angkatan Laut Amerika di Samudera Pasifik juga menegaskan kedaulatan Cina di Laut Cina Selatan. Jubir Kemenlu Cina juga menekankan kapal-kapal bebas lalu lalang di laut ini dan menolak adanya pemberitaan mengenai masalah yang terjadi di kawasan ini.

Page 24: hubungan Cina Amerika

 

Admiral Robert F. Willard, Komandan AL AS di kawasan Samudera Pasifik baru-baru ini di Washington mengeluarkan pernyataan dan menilai kebijakan Cina di sektor militer dan antariksa serta kehadiran negara ini di Laut Cina Selatan bakal membahayakan Amerika. Willard juga menekankan komitmen Amerika untuk hadir juga di kawasan ini.

 

Sementara Hong Lei, Jubir Kemenlu Cina menyebut pernyataan Admiral Willard sebagai tidak berdasar dan menilai pernyataan itu hanya alasan untuk meningkatkan kehadiran Amerika di kawasan dan Samudera Pasifik. Lei juga menilai pernyataan ini sangat tidak bertanggung jawab.

 

Su Hao, Direktur Pusat Riset Asia-Pasifik Cina di Universitas Hubungan Internasional cina menyebut Amerika berusaha membesar-besarkan aktivitas militer Cina dan memperluas ketegangan yang terjadi di kawasan ini. Hal itu dilakukan Washington untuk memperluas pengaruh militernya di Laut Cina Selatan. Selain menyinggung kebijakan Amerika untuk menyulut tensi terkait masalah sejumlah negara yang berada di sekitar Laut Cina Selatan dengan Cina, Hao menilai hal itu dampak dari kebijakan intervensif Washington di Laut Cina Selatan.

 

Pernyataan bernada campur tangan para pejabat senior militer Amerika terhadap Cina, termasuk pernyataan Admiral Robert Willard soal ancaman militer Cina menunjukkan Amerika tidak peduli dengan peringatan Cina untuk tidak ikut campur urusan Laut Cina Selatan. Namun yang paling penting bagi Beijing, upaya Amerika ini ingin menyoal kedaulatan Cina di laut ini. Padahal, para politikus Cina telah menyatakan kawasan ini sebagai garis merah kebijakan Cina dan Beijing tidak dapat menerima kehadiran pasukan asing, bahkan negara-negara tetangga negara ini di Laut Cina Selatan.

 

Berbeda dengan harapan Cina, para pejabat militer Amerika mengatakan akan tetap melakukan latihan militer bersama dengan negara-negara kawasan. Kemungkinan besar maksud Amerika dalam hal ini adalah negara Filipina dan Vietnam, dua negara utama yang juga mengklaim memiliki Laut Cina Selatan. Amerika juga membantu perusahaan-perusahaan kedua negara ini dalam proses eksplorasi dan eksploitasi minya di laut ini. Aksi-aksi yang ditempuh Amerika ini jelas-jelas membangkitkan amarat Cina. Filipina dalam pernyataan terbarunya soal eksplorasi energi di Laut Cina Selatan telah membuat ketegangan dalam hubungan Manila-Filipina.

 

Page 25: hubungan Cina Amerika

Sekaitan dengan hal ini, Hong Li, Jubir Kemenlu Cina mengatakan, "Setiap langkah yang diambil setiap negara atau perusahaan untuk mengeksplorasi minyak dan gas di perairan milik Cina adalah ilegal."

 

Saat ini, Cina masih bersengketa dengan sejumlah negara di sekitar Laut Cina Selatan seperti Filipina, Taiwan, Vietnam, Malaysia dan Brunei soal kepemilikan pulau-pulau di Laut Cina Selatan. Masalah terbesar Cina di Laut Cina Selantan dengan Filipina dan Vietnam. Namun Cina berkali-kali menyatakan solusi atas masalah ini dapat dilakukan lewat jalur diplomasi dan pemanfaatan bersama negara-negara di sekitar Laut Cina Selatan atas kekayaan yang ada. Tapi Amerika berusaha membesar-besarkan perselisihan negara-negara ini dengan Cina lewat program militernya di kawasan ini. Dengan cara ini Amerika berusaha memperluas kehadirannya di Laut Cina Selatan.

 

Mencermati kondisi yang ada, para pengamat politik meyakini masalah Laut Cina Selatan kini telah menjadi poros baru ketegangan Amerika dan Cina di bidang militer. Masalah ini tentu saja sangat membahayakan kondisi mendatang kawasan Asia-Pasifik, bahkan ada kemungkinan terjadi konflik militer antara kekuatan-kekuatan yang ada di kawasan. (IRIB Indonesia

http://wisata.tiket-pesawat-online.com/2009/03/china.html

16-5-2013

China | Tentang China | Sejarah | Diplomatis | Geografi | Ekonomi | Demografi | Prog Antariksa | Budaya | Olahraga | Objek Wisata China Posted by Ngopas Artikel on 00.11 in | 0 komentar Menjelajah Dunia > Asia > China

Republik Rakyat Cina

(RRC; Pinyin: Zhōnghuá Rénmín Gònghéguó; Hanzi tradisional: 中華人民共和國 ; Hanzi Sederhana: 中华人民共和国 ; juga disebut Republik Rakyat Tiongkok/RRT) adalah sebuah negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh wilayah kebudayaan, sejarah, dan geografis yang dikenal sebagai China/Cina. Sejak didirikan pada 1949, RRC telah dipimpin oleh Partai Komunis Cina (PKC). Sekalipun seringkali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan

Page 26: hubungan Cina Amerika

ekonomi republik ini telah diswastakan sejak tiga dasawarsa yang lalu. Walau bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi ekonominya secara politik terutama dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor perbankan. Secara politik, ia masih tetap menjadi pemerintahan satu partai.

RRC adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan populasi melebihi 1,3 milyar jiwa, yang mayoritas merupakan bersuku bangsa Han. RRC juga adalah negara terbesar di Asia Timur, dan ketiga terluas di dunia, setelah Rusia dan Kanada. RRC berbatasan dengan 14 negara: Afghanistan, Bhutan, Myanmar, India, Kazakhstan, Kirgizia, Korea Utara, Laos, Mongolia, Nepal, Pakistan, Rusia, Tajikistan dan Vietnam.

Dalam suatu pertikaian yang terus berlangsung, RRC menuntut hak memerintah atas Taiwan dan pulau-pulau sekitarnya yang tidak pernah dilepaskan oleh Republik Cina. Pemerintah RRC mendakwa bahwa Republik Cina merupakan suatu entitas yang tidak lagi wujud dan secara administratif meletakkan Taiwan sebagai provinsi ke-23 RRC. (Lihat Cina dan Status politik Taiwan untuk informasi lebih lanjut).

RRC mengklaim kedaulatan terhadap Taiwan namun tidak memerintahnya (hal yang sama juga berlaku terhadap Pescadores, Quemoy, dan Matsu). Status politik Taiwan merupakan hal yang kontroversial; Taiwan diperintah Republik Cina, yang kini berbasis di Taipei. Republik Cina mengklaim kedaulatan terhadap seluruh Cina daratan dan begitu juga dengan RRC.

Cina Daratan merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kawasan di bawah pemerintahan RRC dan tidak termasuk kawasan administrasi khusus Hong Kong dan Macau. Pemerintah RRC melihat pemerintahannya di Cina sebagai Tiongkok Baru ( 新 中 国 ) saat membandingkan dirinya dengan Cina sebelum tahun 1949. RRC juga dijuluki sebagai "Cina Merah" bagai kawasan yang sama, terutamanya oleh musuhnya di Barat, dengan merujuk kepada warna merah yang merupakan lambang komunis.

Sejarah

Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis.

Para pendukung Era Maoisme, yang terdiri dari kebanyakan rakyat Cina miskin dan lebih tradisionil atau nasionalis dan pemerhati asing yang percaya kepada komunisme, mengatakan bahwa di bawah Mao, persatuan dan kedaulatan Cina dapat dipastikan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, dan terdapat perkembangan infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah membantu meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan penting dalam mempercepat perkembangan Cina dan menjernihkan kebudayaan mereka. Pihak pendukung juga ragu terhadap statistik dan kesaksian yang diberikan mengenai jumlah korban jiwa dan kerusakan lainnya yang disebabkan kampanye Mao.

Page 27: hubungan Cina Amerika

Meskipun begitu, para kritikus rezim Mao, yang terdiri dari mayoritas analis asing dan para peninjau serta beberapa rakyat Cina, khususnya para anggota kelas menengah dan penduduk kota yang lebih terbuka pemikirannya, mengatakan bahwa pemerintahan Mao membebankan pengawasan yang ketat terhadap kehidupan sehari-hari rakyat, dan yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan berperan atau mengakibatkan hilangnya jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi yang besar, dan merusak warisan budaya Cina. Lompatan Jauh ke Depan, pada khusunya, mendahului periode kelaparan yang besar di Cina yang, menurut sumber-sumber Barat dan Timur yang dapat dipercaya, mengakibatkan kematian 20-30 juta orang; kebanyakan analis Barat dan Cina mengatakan ini disebabkan Lompatan Jauh ke Depan namun Mao dan lainnya mengatakan ini disebabkan musibah alam; ada juga yang meragukan angka kematian tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati karena kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek.

Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an, Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Cina. Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan.

Pada 1966 Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan, yang dilihat lawannya (termasuk analis Barat dan banyak remaja Cina kala itu) sebagai balasan terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Cina. Kekacauan pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah kepemimpinan Zhou Enlai di mana para kekuatan moderat kembali memperoleh pengaruhnya. Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan.

Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak) melunakkan kontrol pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, dan telah memulai perpindahan ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar.

Para pendukung reformasi keuangan – biasanya rakyat kelas menengah dan pemerhati Barat berhaluan kiri-tengah dan kanan – menunjukkan bukti terjadinya perkembangan pesat pada ekonomi di sektor konsumen dan ekspor, terciptanya kelas menengah (khususnya di kota pesisir di mana sebagian besar perkembangan industri dipusatkan) yang kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang kian tinggi (diperlihatkan melalui peningkatan pesat pada GDP per kapita, belanja konsumen, perkiraan umur, persentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan hak dan kebebasan pribadi yang lebih luas untuk masyarakat biasa.

Para pengkritik reformasi ekonomi – biasanya masyarakat miskin di Cina dan pemerhati Barat berhaluan kiri, menunjukkan bukti bahwa proses reformasi telah menciptakan kesenjangan kekayaan, polusi lingkungan, korupsi yang menjadi-jadi, pengangguran yang meningkat akibat PHK di perusahaan negara yang tidak efisien, serta telah memperkenalkan pengaruh budaya

Page 28: hubungan Cina Amerika

yang kurang diterima. Akibatnya mereka percaya bahwa budaya Cina telah dikorupsi, rakyat miskin semakin miskin dan terpisah, dan stabilitas sosial negara semakin terancam.

Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Cina tetap berkuasa dan telah mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap kumpulan-kumpulan yang dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet. Pendukung kebijakan ini – biasanya penduduk pedesaan dan mayoritas kecil penduduk perkotaan, menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga stabilitas dalam sebuah masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak mempunyai sejarah partisipasi publik, dan hukum yang terbatas. Para pengkritik – umumnya minoritas dari rakyat Cina, para rakyat pelarian Cina di luar negeri, penduduk Taiwan dan Hong Kong, etnis minoritas seperti bangsa Tibet dan pihak Barat, mengatakan bahwa kebijakan ini melanggar hak asasi manusia yang dikenal komunitas internasional, dan mereka juga mengklaim hal tersebut mengakibatkan terciptanya sebuah negara polisi, yang menimbulkan rasa takut.

Cina mengadopsi konstitusi yang kini digunakan pada 4 Desember 1982.

Hubungan luar negeri

Republik Rakyat Cina mempertahankan hubungan diplomatik dengan hampir seluruh negara di dunia, namun menetapkan syarat bahwa negara-negara yang ingin menjalin kerjasama diplomatik dengannya harus menyetujui klaim Cina terhadap Taiwan dan memutuskan hubungan resmi dengan pemerintah Republik Cina. Cina juga secara aktif menentang perjalanan ke luar negeri yang dilakukan pendukung kemerdekaan Taiwan seperti Lee Teng-hui dan Chen Shui-bian serta Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14.Jiang Zemin dan Bill Clinton

Pada 1971, RRC menggantikan Republik Cina sebagai wakil untuk "Cina" di PBB dan sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Cina juga pernah menjadi anggota Gerakan Non-Blok, dan kini tetap berperan sebagai anggota pengamat. Banyak dari kebijakan luar negerinya yang sekarang didasarkan pada konsep kebangkitan Cina yang damai.

Hubungan Cina-Amerika telah dirusak beberapa kali dalam beberapa dekade terakhir. Titik-titik permasalahan termasuk pengeboman AS terhadap kedubes Cina di Belgrado pada tahun 1998 yang menewaskan tiga wartawan Cina, sebuah insiden yang disebut Cina sebagai kesengajaan namun oleh AS dinyatakan sebagai suatu kesalahan; jatuhnya pesawat AS di Tiongkok pada tahun 2001, di mana Cina menahan 24 awak pesawat tersebut dan merebut informasi yang sensitif dari pesawat tersebut, serta laporan Cox yang mengungkap aksi mata-mata Cina terhadap rahasia nuklir AS beberapa dekade sebelumnya.

Hubungan Cina-Jepang seringkali dibelenggu masalah keengganan Jepang untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf terhadap kekejamannya atas rakyat Cina dan negara Asia lain semasa Perang Dunia II, terutama dalam Pembantaian Nanjing. Sebagian badan bukan dari Barat dan pemerintah Barat mengkritik Cina kerana konon menafikan hak asasi manusia dan hubungan

Page 29: hubungan Cina Amerika

luar negerinya dengan pemerintah-pemerintah Barat terjejas oleh kejadian di Tian'anmen pada tahun 1989. Hak asasi manusia seringkali diungkit oleh pemerintahan-pemerintahan ini. Meskipun begitu, dengan pembangunan ekonomi Cina yang mendadak, pemerintahan-pemerintahan ini mulai menutup sebelah mata karena mau mengadakan hubungan perdagangan dengan Cina, sejajar dengan sikap hipokrit mereka. Ini dilihat semasa pemerintahan Bill Clinton di AS pada masa yang lalu, yang melihat isu hak asasi manusia tidak lagi ditekankan dalam perhubungan.

Pada bulan Mei tahun 1999, suatu pesawat perang B-2 Stealth Bomber menjatuhkan tiga buah bom yang setiap masing-masing berbobot 900 kg atas kantor kedutaan besar Cina di kota Beograd semasa pergolakan Kosovo. Bom-bom ini membunuh tiga rakyat Cina yang bekerja di kedutaan terkait. Amerika Serikat yang enggan bertanggung jawab atas kejadian yang disifatinya sebagai 'bencana' itu mengatakan bahwa hal itu adalah kesalahan menggunakan peta lama yang memberi maklumat tidak betul tentang kedudukan bangunan itu sebagai pangkalan senjata pemerintahan Yugoslavia. Pemerintah RRC tidak puas dengan penjelasan ini dan mendakwa bahwa hal itu sengaja dilakukan. Pada bulan April tahun 2001 pula, kapal terbang pengintip milik Amerika bernama EP-3E Aries II yang berada di atas pulau Hainan di Cina bertemu dengan pesawat jet Cina yang memperhatikan gerak-gerinya. Pesawat Cina terkait terhempas dan pemandunya terbunuh saat kapal pengintip AS terpaksa mengadakan pendaratan darurat di pulau Hainan. Cerita Amerika dan Cina mengenai kejadian ini berbeda sedikit kandungannya. Versi Amerika menyatakan bahwa pesawatnya berada di atas lautan internasional sedangkan RRC mendakwa ia berada di atas Zona Ekonomi Eksklusifnya. Kedua belah pihak menyalahkan pihak lawan bertanggung jawab atas insiden ini. 24 anak kapal Amerika ditahan selama 12 hari sebelum dilepaskan dan kejadian ini memberi dampak pada hubungan diplomatik kedua negara. Amerika pula tidak sedikit pun meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya saat pemerintah RRC mengambil keputusan atas dasar kasihan melepaskan anak-anak kapalnya itu. Satu lagi perkara terkait dengan laporan Cox, yang mendakwa pengitipan RRC telah mengkompromi rahasia-rahasia nuklir Amerika Serikat selama beberapa dekade.

Selain Taiwan, Cina terlibat dalam beberapa pertentangan wilayah lainnya:

* Aksai Chin, dikuasai Cina, diklaim oleh India* Kepulauan Paracel, dikuasai Cina, diklaim oleh Vietnam dan Republik Cina* Kepulauan Spratly, dipertentangkan antara Cina, Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam* Kepulauan Diaoyu/Kepulauan Senkaku, dikuasai Jepang, diklaim oleh Cina dan Republik Cina* Arunachal Pradesh/Tibet Selatan, dikuasai India, diklaim oleh Cina

Pada tahun 2004, negara Rusia setuju untuk menyerahkan Kepulauan Yinlong dan sebagian Kepulauan Heixiazi kepada RRC, dan sekaligus menamatkan percekcokan perbatasan antara kedua negara itu. Kedua pulau ini terletak di antara persimpangan sungai Amur dan sungai Ussuri, dan sebelum itu diatur oleh Rusia dan dituntut oleh RRC. Perkara ini sepatutnya merapatkan dan mengeratkan persahabatan antara kedua negara, akan tetapi terdapat sedikit rasa tidak puas hati dari kedua belah pihak. Orang Rusia menyifati pemberian itu sebagai kelemahan pemerintahannya mempertahankan tanah yang dirampas semasa Perang Dunia II. Petani Cossack di Khabarovsk juga tidak suka dengan kehilangan tanah olahan mereka sementara berita tentang

Page 30: hubungan Cina Amerika

perjanjian ini di Cina Daratan disaring oleh pemerintah RRC. Sebagian komunitas Cina di Republik Cina dan orang Cina yang dapat mengatasi saringan ini mengkritik perjanjian ini dan menyifatinya sebagai pengakuan pemerintahan Rusia atas Mongolia Luar yang diserahkan oleh Dinasti Qing saat kalah perang di bawah Perjanjian Tidak Sama Rata termasuk Perjanjian Aigun pada tahun 1858 dan Konvensi Peking pada tahun 1860 masa terdahulu sebagai pengganti pengunaan ekslusif minyak mentah Rusia. Perjanjian ini telah disahkan oleh Kongres Nasional Rakyat Cina dan Duma Negara Rusia tetapi tidak terlaksana hingga kini.

Di luar pendapat resmi negara RRC, menjadi populer untuk sejumlah nasionalis yang ekstrim untuk menuntut Mongolia, Tuva, Manchuria Luar, Kepulauan Rukyu, Bhutan, Lembah Hukawng di utara Myanmar dan kawasan timur laut Danau Balkhash di Asia Tengah.

Geografi

RRC menguasai sebagian besar Asia bagian timur (dalam warna peach/krem muda) sementara Republik Cina terdiri dari beberapa pulau-pulau berarsir kuning termasuk Taiwan.

RRC ialah negara terbesar ke-4 di dunia dan dan mencakup daratan yang luas. Di timur, bersama dengan pantai Laut Kuning dan Laut Cina Timur, ditemukan luas dan padat yang ditempati lapangan tanah baru; pesisir Laut Cina Selatan lebih bergunung-gunung dan Cina bagian selatan didominasi daerah berbukit dan jajaran gunung yang lebih rendah. Di bagian tengah timur ditemukan delta 2 sungai utama Cina, Huang He dan Chang Jiang. Sungai-sungai utama lainnya ialah Xi Jiang, Mekong, Brahmaputra dan Amur.

Ke barat, jajaran gunung yang utama, khususnya Himalaya dengan titik tertinggi di Cina Gunung Everest, dan ciri-ciri plato tinggi di antara bentang daratan yang lebih kering dari gurun seperti Takla-Makan dan Gurun Gobi. Sebab kemarau panjang dan barangkali pertanian yang rendah membuat badai debu telah menjadi biasa dalam musim semi di Cina. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Cina, Gurun Gobi telah dikembangkan dan merupakan sumber utama badai debu yang mempengaruhi Cina dan bagian Asia Timur Laut lainnya seperti Korea dan Jepang. Pasir dari kawasan utara telah dilaporkan sampai ke pantai barat Amerika Serikat. Pengurusan air sungai (seperti penbuangan sisa tinja, pencemaran oleh kilang, dan ekstraksi air untuk irigasi dan minuman) dan penyusutan tanah bukit telah mengakibatkan dampak buruk pada negara lain.

Ekonomi

Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri Cina. Sejak akhir 1978, kepemimpinan Cina telah memperharui ekonomi dari ekonomi terencana Soviet ke ekonomi yang berorientasi-pasar tapi masih dalam kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis. Untuk itu para pejabat meningkatkan kekuasaan pejabat lokal dan memasang manajer dalam industri, mengijinkan perusahaan skala-kecil dalam jasa dan produksi ringan, dan membuka ekonomi terhadap perdagangan asing dan investasi. Kearah ini pemerintah mengganti ke sistem pertanggungjawaban para keluaga dalam pertanian dalam penggantian sistem lama yang berdasarkan penggabunggan, menambah kuasa pegawai setempat dan pengurus kilang dalam industri, dan membolehkan pelbagai usahawan dalam layanan dan perkilangan ringan, dan

Page 31: hubungan Cina Amerika

membuka ekonomi pada perdagangan dan pelabuhan asing. Pengawasan harga juga telah dilonggarkan. Ini mengakibatkan Cina daratan berubah dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi campuran.

Pemerintah RRC tidak suka menekankan kesamarataan saat mulai membangun ekonominya, sebaliknya pemerintah menekankan peningkatan pendapatan pribadi dan konsumsi dan memperkenalkan sistem manajemen baru untuk meningkatkan produktivitas. Pemerintah juga memfokuskan diri dalam perdagangan asing sebagai kendaraan utama untuk pertumbuhan ekonomi, untuk itu mereka mendirikan lebih dari 2000 Zona Ekonomi Khusus (Special Economic Zones, SEZ) di mana hukum investasi direnggangkan untuk menarik modal asing. Hasilnya adalah PDB yang berlipat empat sejak 1978. Pada 1999 dengan jumlah populasi 1,25 milyar orang dan PDB hanya $3.800 per kapita, Cina menjadi ekonomi keenam terbesar di dunia dari segi nilai tukar dan ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam daya beli. Pendapatan tahunan rata-rata pekerja Cina adalah $1.300. Perkembangan ekonomi Cina diyakini sebagai salah satu yang tercepat di dunia, sekitar 7-8% per tahun menurut statistik pemerintah Cina. Ini menjadikan Cina sebagai fokus utama dunia pada masa kini dengan hampir semua negara, termasuk negara Barat yang mengkritik Cina, ingin sekali menjalin hubungan perdagangan dengannya. Cina sejak tanggal 1 Januari 2002 telah menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia.Uang Yuan tahun 1960

Cina daratan terkenal sebagai tempat produksi biaya rendah untuk menjalankan aktivitas pengilangan, dan ketiadaan serikat sekerja amat menarik bagi pengurus-pengurus perusahaan asing, terutama karena banyaknya tenaga kerja murah. Pekerja di pabrik Cina biasanya dibayar 50 sen - 1 dolar Amerika per jam (rata-rata $0,86), dibandingkan dengan $2 sampai $2,5 di Meksiko dan $8.50 sampai $20 di AS. Buruh-buruh RRC ini seringkali terpaksa bekerja keras di kawasan berbahaya dan mudah ditindas majikan karena tiada undang-undang dan serikat pekerja yang bisa melindungi hak mereka.

Pada akhir 2001, tarif listrik rata-rata di Provinsi Guangdong adalah 0,72 yuan (9 sen Amerika) per kilowatt jam, lebih tinggi dari level rata-rata di Cina daratan 0,368 yuan (4 sen AS). Cina resmi menghapuskan "direct budgetary outlays" untuk ekspor pada 1 Januari 1991. Namun, diyakini banyak produsen ekspor Cina menerima banyak subsidi lainnya. Bentuk subsidi ekspor lainnya termasuk energi, bahan material atau penyediaan tenaga kerja. Ekspor dari produk agkrikultur, seperti jagung dan katun, masih menikmati subsidi ekspor langsung. Namun, Cina telah mengurangi jumlah subsidi ekspor jagung pada 1999 dan 2000.

Biaya bahan mentah yang rendah merupakan satu lagi aspek ekonomi Cina. Ini disebabkan persaingan di sekitarnya yang menyebabkan hasil berlebihan yang turut menurunkan biaya pembelian bahan mentah. Ada juga pengawasan harga dan jaminan sumber-sumber yang tinggal dari sistem ekonomi lama berdasarkan Soviet. Saat negara terus menswastakan perusahaan-perusahaan miliknya dan pekerja berpindah ke sektor yang lebih menguntungkan, pengaruh yang bersifat deflasi ini akan terus menambahkan tekanan keatas harga dalam ekonomi.

Insentif pajak "preferensial" adalah salah satu contoh lainnya dari subsidi ekspor. Cina mencoba mengharmoniskan sistem pajak dan bea cukai yang dijalankan di perusahaan domestik dan asing.

Page 32: hubungan Cina Amerika

Sebagai hasil, pajak "preferensial" dan kebijakan bea cukai yang menguntungkan eksportir dalam zona ekonomi spesial dan kota pelabuhan telah ditargetkan untuk diperbaharui.

Ekspor Cina ke Amerika Serikat sejumlah $125 milyar pada 2002; ekspor Amerika ke Cina sejumlah $19 milyar. Perbedaan ini desebabkan utamanya atas fakta bahwa orang Amerika mengkonsumsi lebih dari yang mereka produksi dan orang Cina yang dibayar rendah tidak mampu membeli produk mahal Amerika. Amerika sendiri membeli lebih dari yang dibuatnya dan sekalipun rakyat RRC ingin membeli barangan buatan Amerika, mereka tidak dapat berbuat demikian karena harga barang Amerika terlalu tinggi. Faktor lainnya adalah pertukaran valuta yang tidak menguntungkan antara Yuan Cina dan dolar AS yang di"kunci" karena RRC mengikatkannya kepada kadar tetap 8 renminbi pada 1 dolar. Pada 21 Juli 2005, Bank Rakyat Cina mengumumkan untuk membolehkan mata uang renminbi ditentukan oleh pasaran, dan membolehkan kenaikan 0,3% sehari. . Ekspor Cina ke Amerika Serikat meningkat 20% per tahun, lebih cepat dari ekspor AS ke Cina. Dengan penghapusan kuota tekstil, RRC sudah tentu akan menguasai sebagian besar pasaran baju dunia. [3], [4]

Pada 2003, PDB Cina dari segi [[purchasing power parity}} mencapai $6,4 trilyun, menjadi terbesar kedua di dunia. Menggunakan penghitungan konvensional Cina diurutkan di posisi ke-7. Meski jumlah populasinya sangat besar, ini masih hanya memberikan PNB rata-rata per orang hanya sekitar $5.000, sekitar 1/7 Amerika Serikat. Laporan pertumbuhan ekonomi resmi untuk 2003 adalah 9,1%. Diperkirakan oleh CIA pada 2002 bahwa agrikultur menyumbangkan sebesar 14,5% dari PNB Cina, industri dan konstruksi sekitar 51,7% dan jasa sekitar 33,8%. Pendapatan rata-rata pedesaan sekitar sepertiga di daerah perkotaan, sebuah perbedaan yang telah melebar di dekade terakhir.

Oleh karena ukurannya yang amat luas dan budaya yang amat panjang sejarahnya, RRC mempunyai tradisi sebagai sebuah negara penguasa ekonomi. Dalam kata Ming Zeng, profesor pengurus di Shanghai, Dalam sebagian statistik, pada pengujung abad ke 16 sekalipun, RRC mempunyai sepertiga PDB. Amerika Serikat yang gagah pada masa kini hanya mempunyai 20%. Jadi, jika Anda membuat perbandingan sejarah ini, tiga atau empat ratus tahun terdahulu, Cina tentulah kuasa terbesar dunia. Percobaan mewujudkan kembali keadaan yang membanggakan ini sudah tentu adalah salah suatu tujuan orang Cina. Maka tidak mengherankan fenomena kebanjiran orang bukan Cina dunia yang lain mau mempelajari Bahasa Cina ini dan kegeraman Amerika dan Barat terhadap Cina secara umum terjadi pada skenario politik dunia pada hari ini.

Akan tetapi, jurang pengagihan kekayaan di antara pesisiran pantai dan kawasan pendalaman Cina masih amat besar. Untuk menandingi keadaan yang berpotensi mengundang bahaya ini, pemerintah melaksanakan strategi Pembangunan Cina Barat pada tahun 2000, Pembangunan Kembali Cina Timur Laut pada tahun 2003, dan Kebangkitan Kawasan Cina Tengah pada tahun 2004, semuanya bertujuan membantu kawasan pedalaman Cina turut membangun bersama.

Demografi

Secara resmi RRC memandang dirinya sendiri sebagai bangsa multi-etnis dengan 56 etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi; bagaimanapun merupakan mayoritas dalam hanya hampir setengah daerah Cina. Penduduk bangsa Han sendiri heterogen,

Page 33: hubungan Cina Amerika

dan bisa dianggap sebagai kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan budaya dan bercakap bahasa yang sama. Kebanyakan suku Han bertutur macam-macam bahasa Cina yang diucapkan, yang bisa dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Cina yang diucapkan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih banyak pembicara daripada bahasa lainnya di dunia. Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek Beijing, dikenal sebagai Putonghua, diajarkan di sekolah dan digunakan sebagai bahasa resmi di seluruh negara.

Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan. Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi atau gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang berjumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan Buddha Tibet juga diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan terdapat 18 juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen (4 juta Katolik dan 10 juta Protestan) di negara ini.

Negara ini telah lama mengalami masalah pertumbuhan penduduk. Dalam usaha membatasi perkembangan populasinya, RRC telah mengambil kebijakan yang membatasi keluarga di perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan) menjadi 1 anak dan keluarga di pedalaman 2 anak saat yang pertama wanita. Karena lelaki dianggap lebih bernilai ekonomis di daerah pedesaan, muncullah insiden tinggi mengenai aborsi selektif jenis kelamin dan penolakan anak di daerah pedesaan buat memastikan bahwa anak kedua ialah lelaki. Dasar ini hanyalah untuk penduduk mayoritas bangsa Han. Terdapat banyak rumah anak yatim untuk anak-anak terlantar ini, akan tetapi hanya 2% saja yang dijadikan anak angkat oleh orang lain. Yang selebihnya pula besar di rumah anak yatim itu. RRC telah mengintitusikan program pengambilan anak angkat internasional, di mana penduduk negara lain datang untuk mengangkat mereka, tetapi program ini menampakkan hasil yang tidak memuaskan.

Tahun 2000 berlalu dengan perbandingan jenis kelamin pada umur lahir 117 lelaki: 100 perempuan yang tinggi berbanding perbandingan biasa (106:100) tetapi bisa dibandingkan dengan sebagian tempat seperti Kaukasus dan Korea Selatan. Walaupun perbandingan ini dikatakan ada karena seksisme, baru-baru ini ia dikaitkan dengan penyakit hepatitis juga. Pemerintah RRC sedang mencoba mengurangi masalah ini dengan menekankan harkat para wanita dan telah melangkah sepanjang mencegah penyedia medis dari memperlihatkan pada para orang tua jenis kelamin bayi yang diharapkan. Hasil perbandingan yang tidak seimbang ini mewujudkan 30-40 juta lelaki yang tidak bisa menikah dengan wanita. Banyak dari lelaki ini yang mencari gadis idaman mereka di negara lain atau di pusat-pusat pelacuran. Dalam beberapa kasus, gadis-gadis diculik dan dijual sebagai isteri di perkampungan yang jauh.

Program antariksa

Pada 15 Oktober 2003, menggunakan roket Long March 2F dan kendaraan angkasa berawak Shenzhou V, RRC menjadi negara ke-3 yang menempatkan manusia di angkasa melalui usaha kerasnya.

Setelah pertikaian RRC-Soviet, negara Cina mulai mendirikan program pencegahan nuklir dan

Page 34: hubungan Cina Amerika

sistem pengantar angkasanya sendiri. Hasil kejadian ini adalah rencana peluncuran satelit. Ini menjadi kenyataan pada tahun 1970 dengan peluncuran Dong Fang Hong 1, satelit Cina yang pertama. Ini menjadikannya sebagai negara kelima yang melancarkan satelit angkasa lepasnya sendiri.

Negara ini merencanakan program angkasa berawak di awal 1970an, dengan "Proyek 714" dan kendaraan angkasa berawak Shuguang yang diharapkan. Karena serentetan kemunduran politik dan ekonomi, program penerbangan berawak tak pernah terlaksana baik sampai 2003. Walau bagaimanapun, pada tahun 1992 Projek 921 dibenarkan dan pada 19 November 1999, roket tidak beranak kapal Shenzhou 1 diluncurkan, ujian pertama roket negara ini. Selepas tiga kali percobaan, Shenzhou 5 dilancarkan pada 15 Oktober 2003 dengan roket Kawat Lama yang beranak kapal Yang Liwei digunakan, menjadikan Cina negara ketiga yang meluncurkan manusia ke angkasa lepas setelah Amerika Serikat dan Rusia. Misi kedua, Shenzhou 6 dilancarkan pada 12 Oktober 2005.

Roket Long March 2F dan kendaraan angkasa berawak Shenzhou V membawa Yang Liwei di dalam kendaraan angkasa Shenzhou 5 ke orbit bumi, di mana menyisakan 21 jam, membuat total 14 revolusi.

Beberapa ahli menganggap kendaraan udara berawak Shenzhou berdasarkan pada kendaraan luar angkasa Soyuz Rusia. Akan tetapi, para pakar Cina menunjukkan bahwa ia bukan sedemikan rupa dan pada peringkat awal Projek Apollo rancangan yang serupa dicadangkan NASA.

Program perkembangan RRC dianggap disebabkan atas keprihatinan dalam beberapa bagian. Laporan DPR AS menyusul peluncuran 2003 berkata, "Saat 1 dari motivasi cepat yang kuat untuk program ini muncul menjadi gengsi politik, Usaha-usaha Cina hampir pasti akan menyumbang pada sistem angkasa militer yang diperbaiki pada bingkai waktu 2010-2020.". Lainnya sedikit berpengaruh. Cina merupakan negara ketiga yang meluncurkan manusia ke angkasa lepas, dan tiada lagi negara keempat yang melakukannya pada saat ini. Seminggu setelah peluncuran, sebuah tajuk rencana di The Times of India menyebutnya "'China's Late Creep Forward,' (Langkah Maju Cina yang Terlambat) telah menyampaikan bahwa Beijing sedang mencoba tempat di mana terlihat jelas teknologi tua 4 dekade.".

Apakah kelanjutan Cina di area ini akan membuat perlombaan angkasa lainnya masih perlu diperhatikan.

Budaya

Norma tradisional Cina diperoleh dari versi ortodoks Konfusianisme, yang diajarkan di sekolah-sekolah dan bahkan merupakan bagian dari ujian pelayanan publik kekaisaran pada zaman dulunya. Akan tetapi keadaan tidak selalu begitu karena pada masa dinasti Qing umpamanya kekaisaran Cina terdiri dari banyak pemikiran seperti legalisme, yang di dalam banyak hal tidak serupa dengan Kong Hu Cu, dan hak-hak mengkritik kerajaan yang zalim dan perasaan moral invididu dihalangi oleh pemikir 'orthodoks'. Sekarang, adanya neo-Konfucianisme yang berpendapat bahawa ide demokrasi dan hak asasi manusia sejajar dengan nilai-nilai tradisional Konfuciusme 'Asia'.

Page 35: hubungan Cina Amerika

Para pemimpin yang memulai langkah-langkah untuk mengubah masyarakat Cina setelah berdirinya RRC pada 1949 dibesarkan dalam lingkungan tua dan telah diajarkan norma hidup sesuai dengan lingkungan hidupnya. Meskipun mereka merupakan revolusioner yang mampu beradaptasi dengan zamannya, mereka tidak ingin mengubah budaya Cina secara besar-besaran. Sebagai pemerintah langsung, para pemimpin RRC mengganti aspek tradisional seperti kepemilikan tanah di desa dan pendidikan tetapi masih menyisakan aspek-aspek lainnya, misalnya struktur keluarga. Kebanyakan pemerhati luar berpendapat bahwa waktu setelah 1949 bukanlah sesuatu yang berbeda di RRC dibandingkan dengannya sebelum itu, malah merupakan penerusan cara hidup yang berpegang pada nilai-nilai lama masyarakat Cina. Pemerintah baru diterima tanpa protes apapun karena pemerintahan baru dianggap "mendapat mandat dari surga" untuk memerintah, mengambil-alih pucuk kepemimpinan dari kekuasaan lama dan mendapat rida para dewa. Seperti pada zaman lampau, pemimpin seperti Mao Zedong telah disanjung. Pergantian dalam masyarakat RRC tidak konsisten seperti yang didakwa.

Sepanjang masa pemerintahan RRC, banyak aspek budaya tradisi Cina dianggap sebagai seni lukis, peribahasa, bahasa, dan sebagainya yang lain telah coba dihapus oleh pemerintah seperti yang terjadi pada Revolusi Kebudayaan karena didakwa kolot, feodal dan berbahaya. Semenjak itu, Cina telah menyadari kesalahannya dan mencoba untuk memulihkannya semula, seperti reformasi Opera Beijing untuk menyuarakan propaganda komunisnya. Dengan berlalunya waktu, banyak aspek tradisi Cina telah diterima kerajaan dan rakyatnya sebagai warisan dan sebagian jati diri Cina. Dasar-dasar resmi pemerintah kini dibuat berlandaskan kemajuan dan penyambung peradaban RRC sebagai sebagian identitas bangsa. Nasionalisme juga diterapkan kepada pemuda untuk memberi legitimasi kepada pemerintahan Partai Komunis Cina.

* Seni Cina* Sastra Cina* Masakan Cina* Bahasa Cina* Bahasa Cina tertulis* Daftar tokoh Cina* Musik Cina* Agama di Cina

Olahraga

Olimpiade Beijing 2008 diadakan di Beijing pada 8-24 Agusutus 2008 yang konon menjadi olimpiade termegah dan terbesar dalam sejarah umat manusia dengan acara pembukaan yang diadakan pada pukul 08:08:08 (8 malam lewat 8 menit dan 8 detik – angka 8 diasosiasikan dengan kemakmuran dalam kebudayaan Cina). Logo resmi pertandingan, berjudul "Beijing Menari", dibentuk berdasarkan karakter kaligrafi "jing", merujuk kepada kota tuan rumah Beijing. Maskot Beijing 2008 adalah lima Fuwa (Hanzi: 福娃 ; Pinyin: Fúwá; secara harafiah bermakna "boneka-boneka keberuntungan"), masing-masing menggambarkan satu warna pada cincin Olimpiade. Moto Olimpiade 2008 adalah "Satu Dunia, Satu Impian". Olimpiade Beijing terdiri atas 302 pertandingan dari 28 cabang olahraga. Selama 16 hari tayangan NBC di Amerika Serikat, telah menjadi program televisi yang paling diminati, dengan total 211 juta penonton

Page 36: hubungan Cina Amerika

berdasarkan survei Nielson Media Research, 2 juta lebih banyak dibandingkan Olimpiade Atlanta 1996, pemegang rekor sebelumnya. Pada olimpiade yang ke-29 ini, tuan rumah Republik Rakyat Cina berhasil menjadi juara umum dengan perolehan 51 emas, 21 perak, dan 28 perunggu.