kebijakan penganggaran jangka menengah musrenbang jatim_05032014_final

Upload: dimas77777

Post on 02-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    1/49

    KEBIJAKAN PENGELUARAN JANGKA

    MENENGAH DI DAERAH (MEDIUM TERM

    EXPENDITURE FRAMEWORK/MTEF)

    KEMENTERIAN KEUANGAN

    REPUBLIK INDONESIA

    Disampaikan pada:

    Musrenbang RPJMD Provinsi Jawa Timur

    Tahun 2014 - 2019

    Surabaya, 6 Maret 2014

    Inte ritasProfesionalismeSiner iPela anan - Kesem urnaan

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    2/49

    Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan

    1. Pendahuluan2. Pengertian dan Manfaat KPJM (MTEF)

    3. Bagan Arsitektur Penerapan KPJM

    (MTEF) di Indonesia

    4. Implementasi KPJM (MTEF)

    5. Langkah-langkah Penyempurnaan

    POKOK BAHASAN:

    2

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    3/49

    Urgensi Reformasi Penganggaran

    Mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta

    pemerataan pendapatan dalam rangka pencapaian tujuan

    bernegara;

    Mendorong pembangunan yang berkelanjutan yang sesuai

    dengan perencanaan jangka menengah dan panjang;

    Mendorong pelaksanaan anggaran/fiskal yang berkelanjutan

    (fiscal sustainability);

    Memastikan terciptanya keluaran (output) dari pelaksanaan

    penganggaran yang memberikan dampak (outcome) terhadap

    kesejahteraan masyarakat;

    Mewujudkan harmonisasi dan sinkronisasi antara perencanaan

    dan penganggaran;

    3

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    4/49

    ANGGARAN SEBAGAI INSTRUMEN UTAMA

    KEBIJAKAN FISKAL

    Anggaran adalah instrumen atau alat utama dari kebijakan

    fiskal pemerintah dalam mencapai sasaran-sasaran prioritaspembangunan, terutama dalam penyediaan dan pemenuhan

    pelayanan publik guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Kebijakan fiskal merupakan penggunaan anggaran pemerintah

    untuk mempengaruhi suatu perekonomian, termasuk keputusantentang pajak yang dipungut dan dihimpun, pembiayaan transfer

    termasuk subsidi, pembelian barang dan jasa oleh pemerintah,

    sertasize defisit dan pembiayaan, yang mencakup semua tingkat

    pemerintahan.

    Pada intinya kebijakan fiskal melibatkan langkah-langkah

    pemerintah untuk mengarahkan dan mengendalikan

    pengeluaran danperpajakan, atau penggunaaninstrumen-

    instrumen fiskal untuk mempengaruhi bekerjanya sistem

    ekonomiagarmemaksimumkan kesejahteraan ekonomi. 4

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    5/49

    UU No.17/2003 Pasal 14

    Ayat (3):

    RENCANA KERJA DAN ANGGARAN sebagaimana dimaksud dalam

    ayat (1) disertai dengan PRAKIRAAN BELANJA UNTUK

    TAHUN BERIKUTNYA setelah tahun anggaran yang sedang

    disusun. KPJM/MTEF

    DASAR HUKUM

    Pasal 3 Ayat (2) PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP dan

    Pasal 5 Ayat (1) PP No. 90 Tahun 2010 tentang RKAK/L :

    Program dan kegiatan disusun dengan pendekatan

    berbasis kinerja, Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (KPJM), dan penganggaran terpadu.

    5

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    6/49

    Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan

    1. Pendahuluan2. Pengertian dan Manfaat KPJM (MTEF)

    3. Bagan Arsitektur Penerapan KPJM

    (MTEF) di Indonesia

    4. Implementasi KPJM (MTEF)

    5. Langkah-langkah Penyempurnaan

    POKOK BAHASAN:

    6

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    7/49

    7

    KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH

    (KPJM)

    KPJM adalah Pendekatan Penganggaran berdasarkan

    Kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakantersebut dilakukan Dalam Perspektif Lebih Dari SatuTahun Anggaran, denganmempertimbangkan ImplikasiBiaya keputusan yang bersangkutan padatahun berikutnyayang dituangkan dalamprakiraan maju.

    Prakiraan Maju :

    Prakiraan maju adalahperhitungan kebutuhan dana untuk

    tahun anggaran berikutnya dari tahun yangdirencanakan guna memastikan kesinambunganprogram dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadidasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    8/49

    8

    Manfaat KPJM (MTEF)

    1. Meningkatkan transparansi alokasi sumber daya anggaran yanglebih baik(allocative efficiency);

    2. Meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran (to improvequality of planning) berupa keterkaitan antara kebijakan,perencanaan, dan penganggaran (antara KPJM, RKP, dan APBD)

    3. Memperbaiki fokus terhadap kebijakan prioritas (best policy option);

    4. Mengembangkan disiplin fiskal (fiscal discipline), dalam rangkamenjaga kesinambungan fiskal (fiscal sustainability);

    5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan

    pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisien.

    6. Meningkatkan prediktabilitas (predictabiliy) dan kesinambungan

    pembiayaan suatu program/kegiatan.

    7. Memudahkan kerja perencanaan pada tahun-tahun berikutnya.

    8. Mendorong peningkatan kinerja pemerintah daerah dalam

    memberikan pelayanan kepada publik.

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    9/49

    Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan

    1. Pendahuluan2. Pengertian dan Manfaat KPJM (MTEF)

    3. Bagan Arsitektur Penerapan KPJM

    (MTEF) di Indonesia

    4. Implementasi KPJM (MTEF)

    5. Langkah-langkah Penyempurnaan

    POKOK BAHASAN:

    9

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    10/49

    10

    STRUKTUR PERENCANAAN

    KEBIJAKAN

    STRUKTUR MANAJEMEN

    KINERJA

    STRUKTUR ANGGARANTRUKTUR ORGANISASI

    FUNGSI

    SUB-FUNGSI

    PRIORITAS

    FOKUS PRIORITAS

    SASARAN POKOK

    IMPACT)

    ORGANISASI

    ESELON 1A

    ESELON 2

    PROGRAM

    KEGIATAN

    JENIS BELANJA

    PROGRAM

    KEGIATAN PRIORITAS

    MISI/SASARAN K/L

    IMPACT)

    INDIKATOR KINERJA

    KEGIATAN

    OUTPUT)

    INDIKATOR KINERJA

    FOKUS PRIORITAS

    OUTCOME)

    INDIKATOR KINERJA

    PROGRAM

    OUTCOME)

    Bagan Arsitektur Penerapan KPJM (MTEF)

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    11/49

    11Sumber : Framework for Managing Programme Performance Information, National Treasury, Republic of South Africa, May 2007

    Hasil pembangunan yang diperolehdari pencapaian outcome

    Apa yang ingin dirubahDAMPAK

    Manfaat yang diperoleh dalam jangka

    menengah untuk beneficieries tertentu

    sebagai hasil dari outputApa yang ingin dicapaiOUTCOME

    Produk/barang/jasa akhir yang

    dihasilkan

    Apa yang dihasilkan

    (barang) atau dilayani

    (jasa)

    OUTPUT

    Proses/kegiatan menggunakan

    input menghasilkan output yangdiinginkan Apa yang dikerjakan

    KEGIATAN/

    PROSES

    Sumberdaya yang memberikan

    kontribusi dalam menghasilkan

    output

    Apa yang digunakan

    dalam bekerjaINPUT

    Metode

    Pelaksanaan

    Metode

    Penyusuna

    n

    Struktur Informasi Kinerja Program dan Kegiatan(Logic Model Theory)

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    12/49

    Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan

    1. Pendahuluan2. Pengertian dan Manfaat KPJM (MTEF)

    3. Bagan Arsitektur Penerapan KPJM

    (MTEF) di Indonesia

    4. Implementasi KPJM (MTEF)

    5. Langkah-langkah Penyempurnaan

    POKOK BAHASAN:

    12

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    13/49

    Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan

    A. Landasan Konseptual danInstrumen KPJM (MTEF)

    B. Tahapan Implementasi

    C. Model/Bentuk Penerapan KPJM(MTEF) di Indonesia

    D. Capaian Implementasi

    E. Kendala dan Tantangan

    4. IMPLEMENTASI KPJM (MTEF):

    13

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    14/49

    Instrumen

    MTEF

    Landasan

    Konseptual

    1.

    2.

    3.

    Penerapan anggaran bergulir (rolling

    budget)

    Mempunyai Angka Dasar (Baseline)

    Penetapan Parameter

    Adanya mekanisme penyesuaianangka dasar

    Adanya mekanisme usulan tambahan

    anggaran bagi kebijakan atau

    inisiatif baru (additional budget for

    new initiatives)

    Riviu Angka Dasar (Baseline Review)

    Riviu Kebijakan (Policy Review)

    Riviu Inisiatif Baru (New Initiative

    Review

    1.

    2.

    4.

    5.

    3.

    14

    A. Landasan Konseptual dan Instrumen KPJM (MTEF):

    RAPBD + 3 thn Prakiraan

    Maju

    Biaya Operasional dan

    Biaya Non Operasional

    Parameter Ekonomi dan

    Non-Ekonomi

    Bersifat On-top, Realokasi,

    dan Campuran

    Review Baseline Biaya

    Operasional dan Biaya

    Non Operasional;

    On-going atau Terminated

    Prioritas, Kriteria, dan

    Sumber Pendanaan

    Penyesuaian Biaya

    Operasional dan BiayaNon Operasional

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    15/49

    15

    Phase I :2005-2009

    (Pengenalan)

    Phase II :2010-2014

    (Pemantapan)

    Phase III :2015-2019

    (Penyempurnaan)

    Pengenalan konsep KPJM (MTEF) dalam

    perencanaan dan penganggaran;

    Kajian Penganggaran Bergulir (rolling

    budget);

    Kajian mekanisme penilaian dan

    penetapan Inisiatif Baru;

    Penyesuaian angka dasar (baseline)

    RPJMN/D 2015-2019;

    Pelaksanaan reviu baseline tahunan

    RPJMN/D; Penyesuaian proyeksi kapasitas fiskal

    jangka menengah setiap tahun;

    Penerapan formula dan variabel dalam

    penghitungan pagu belanja SKPD;

    Penerapan KPJMN/D dalam perencanaan dan

    penganggaran dg format T+3 (Tahun yang

    direncanakan ditambah 3 thn ke depan); Penyusunan pedoman penyusunan dan reviu angka

    dasar (baseline);

    Penyusunan tata cara penilaian dan penetapan Inisistif

    Baru;

    Penyusunan baseline dalam RPJMN/D 2010-2014;

    Pelaksanaan reviu baseline tahun 2015;

    Persiapan penyusunan baseline RPJMN/D 2015-2019;

    B. Tahapan Implementasi KPJM (MTEF)

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    16/49

    Prakiraan

    MajuPrakiraan

    Maju

    Implikasi anggaran

    KPJM /MTEF

    Prakiraan

    Maju

    Kebijakan baru dan

    berlanjut

    2015 2016 20172014(RAPBD)

    RAPBD

    2014

    T0

    Prakiraan

    Maju

    2015

    T+1

    Prakiraan

    Maju

    2016

    T+2

    Prakiraan

    Maju

    2017

    T+3

    REALISASI

    2014

    T-1

    RAPBD

    2015

    T0

    Prakiraan

    Maju

    2016

    T+1

    Prakiraan

    Maju

    2017

    T+2

    Prakiraan

    Maju

    2018

    T+3

    TA 2014 dan KPJMN/D

    2015 - 2017

    TA 2015 dan KPJMN/D

    2016 - 2018

    C. Model/Bentuk Penerapan KPJM (MTEF)di Indonesia

    16

    d j

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    17/49

    Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3

    17

    PERUBAHAN BASELINE:

    Sumber Pendanaan:1. Penghematan dari pelaksanaan Program

    2. Cadangan (contingency reserves) yang tidak terpakai

    3. Peningkatan penerimaan/ketersediaan anggaran (+ defisit)

    Pemanfaatan Dana:

    1. Perubahan makro ekonomi (mis. inflasi)

    2. Perubahan keluaran yang bukan karena perubahan

    kebijakan

    3. Pemanfaatan untuk inisiatif baru *)

    *) Pencapaian Kinerja akan

    menentukan pendanaanInisiatif Baru (New

    Initiative)

    Ruang Gerak

    Fiskal bagi

    Inisiatif Baru

    Tambahan

    anggaran

    Penghematan

    BaselineAwal

    Baseline

    Baru

    RKPD dan Renja SKPD(Rolling Plan 3 Tahunan)

    17

    L k h l k h

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    18/49

    Langkah-langkahPenerapan KPJM (MTEF)

    Alokasi

    Anggaran

    2014

    Review

    On/Off

    Program, Kegiatan dan

    Output/Komponen (ON)

    Prakiraan Maju

    2015 2016 2017

    1 2

    3

    4

    5

    Komponen

    Running Cost; Pelayanan dasar;

    Multi years;

    Tunggakan;

    Penyelesaian

    kegiatan.

    Costing

    Process

    Hasil costing;

    Penyesuaian

    parameter;

    Baseline (Existing

    policy)

    Program

    Kegiatan

    Output

    18

    D C i I l i

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    19/49

    19

    D. Capaian ImplementasiKPJM (MTEF)

    1) Tahun 2010:

    Penerapan KPJM (MTEF) secara bertahap

    Dilakukan sejalan dengan penyempurnaan Format RKA-K/L yang memfasilitasi

    penuangan angka Prakiraan Maju untuk 3 tahun ke depan.

    a. Penyajian informasi KPJM (MTEF) pada RKA-K/L dituangkan dalam Formulir 1 RKA-

    K/L (akumulasi untuk seluruh Unit Eselon I K/L) dan Formulir 2 RKA-K/L (untuk

    masing-masing unit Eselon I K/L).

    b. Penghitungan KPJM (MTEF) untuk masing-masing Satker, dituangkan dalam Kertas

    Kerja RKA-K/L Formulir Bagian D.

    2) Tahun 2013:

    Informasi penerapan KPJM (MTEF) dan hasil penghitungan angka Prakiraan Maju secara

    nasional sudah dituangkan dalam Bab VII Nota Keuangan.

    Hal ini sejalan dengan saran dan masukan dari pihak Bank Dunia untuk mulai

    mempublikasikan kepadastakeholder.

    3) Sampai dengan TA 2014:

    Penerapan KPJM (MTEF) masih fokus pada penghitungan Prakiraan Maju untuk belanja

    K/L berdasarkan data RKA-K/L.

    Belum ada sinkronisasi antara angka KPJM (MTEF) dalam RPJMN, Proyeksi Jangka

    Menengah APBN, dan realisasi untuk setiap tahun.

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    20/49

    20

    E. Kendala dan Tantangan (1)

    Beberapa faktor penyebab kualitas penerapan KPJM (MTEF) saat ini masihbelum optimal antara lain :

    1) Penyusunan KPJM (MTEF) oleh masing-masing K/L banyak yg tidakkonsisten dengan target kinerja dan indikasi pendanaan sesuai angka ygditetapkan dalam RPJMN;

    2) Dalam menyusun angka Prakiraan Maju, K/L masih banyak melakukankesalahan dalam mengklasifikasikan :

    a. Output atau Komponen berhenti atau berlanjut;b. Komponen utama atau pendukung;

    3) K/L dalam menghitung angka Prakiraan Maju pada umumnya :

    a. Menerapkan perlakuan yang sama terhadap : Output yg merupakan tugas fungsi; Output dalam rangka penugasan; Output yg bersifatmultiyears project;

    b. Memasukan alokasi belanja transito, output cadangan, dan tambahandana dari Hasil Optimalisasi DPR;

    c. Tidak memasukan tambahan alokasi yg berasal dari BA BUN,khususnya tambahan untuk Biaya Operasional.

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    21/49

    21

    E. Kendala dan Tantangan...(2)

    4) Belum ada pedoman yang standar untuk melakukanreview baseline dan

    mekanisme penyesuaian baseline setiap tahun;

    5) Belum ada mekanisme penyesuaian angka KPJM (MTEF) yg ditetapkan

    dalam RPJMN dengan kondisi riil setiap tahun sesuai perhitungan

    resource envelope dan proyeksi jangka menengah RAPBN;

    6) Perlu dibangun sinergi yg semakin solid antara Kementerian Keuangandan Bappenas dalam menjamin kualitas penerapan KPJM (MTEF), baik

    dalam dokumen perencanaan dan penganggaran;

    7) Perlu dilaksanakan kegiatan edukasi terus menerus kepada para petugas

    perencana pada K/L, khususnya para penanggung jawab Program dan

    Kegiatan karena penyusunan angka Prakiraan Maju saat ini dilakukanoleh para Operator K/L.

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    22/49

    Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan

    a. Evaluasi: Kelemahan dalam Penerapan KPJM

    (MTEF) saat ini

    b. Penyempurnaan Implementasi KPJM (MTEF)

    c. Tahapan Penyempurnaan

    d. Hal yang harus diperhatikan

    e. Penerapan KPJM (MTEF) di daerah

    f. Rancangan Kebijakan HKPD terkait KPJM

    (MTEF)

    5. LANGKAH-LANGKAH PENYEMPURNAAN:

    22

    5 a Evaluasi: Kelemahan dalam Penerapan

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    23/49

    1. Penerapan KPJM (MTEF) belum mencapai hasil yang optimal

    karena tidak ada keterkaitan antara dokumen perencanaandan dokumen anggaran;

    2. Kebijakan prioritas yang ditetapkan pemerintah terkadangtimeframe penyelesaiannya tidak jelas dan setiap tahunselalu berubah setiap tahun sehingga mengakibatkan prosespenganggaran selalu kembali ke nol (zero based budgeting);dan

    3. Penerapan KPJM baru sebatas mencantumkan prakiraanmaju tiga tahun ke depan, namun belum ada metodologi untuk

    memberikan justifikasi bahwa prakiraan maju yangdicantumkan tersebut merupakan indikasi awal pendanaantahun berikutnya.

    5.a. Evaluasi: Kelemahan dalam Penerapan

    KPJM (MTEF) Saat ini

    23

    5 b Penyempurnaan Implementasi

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    24/49

    24

    5.b. Penyempurnaan ImplementasiKPJM (MTEF)

    Menyiapkan

    pedoman review

    angka dasar

    (Baseline) 2015;

    Merumuskan formula

    penghitungan pagu

    dan identifikasi

    variabel;

    Menyempurnakan

    penyusunan

    baseline RPJMN/D

    2015-2019;

    Melakukan review

    kebijakan secara

    bertahap setiap

    tahun;

    Menyempurnakanpedoman penilaian

    Inisiatif Baru;

    Menyempurnakanmekanisme

    Trilateral Meeting;

    Menyusun pedomanreview baseline

    RPJMN/D setiap tahun;

    T h P

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    25/49

    25

    5.c. Tahapan PenyempurnaanKPJM (MTEF)

    2014

    2015

    2016

    Menyiapkan pedomanreview angka dasar

    (Baseline);

    Menyempurnakan

    pedoman penilaian

    Inisiatif Baru;

    Merumuskan formula

    penghi-tungan pagu dan

    identifikasi variabel; Menyempurnakan

    mekanisme Trilateral

    Meeting;

    Menyempurnakan penyusunan

    baseline RPJMN/D 2015-2019; Menyusun pedoman review

    baseline RPJMN/D setiap tahun;

    Melakukan review kebijakan secara

    bertahap setiap tahun;

    Melakukan reviewkebijakan

    secara bertahap setiap tahun;

    Melakukan penyesuaianbaseline RPJMN/D tahunan;

    Melakukan penyesuaian angka

    dasar (baseline) RKAK/L /

    RKA-SKPD.

    5 d Hal yang Harus Diperhatikan

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    26/49

    1. Secara umum penyusunan KPJM yang komprehensif

    memerlukan suatu tahapan proses penyusunan perencanaanjangka menengah meliputi: penyusunan kerangka asumsimakro, penetapan target-target fiskal, total resource envelopes,pendistribusian total pagu belanja masing-masing Satker, danpenjabaran pengeluaran ke masing-masing Program dan

    Kegiatan.2. Dalam penghitungan prakiraan maju, proses estimasi seringkali

    dipisah antara kebijakan yang sedang berjalan (on goingpolicies) dan prakiraan atas biaya dari kebijakan baru (newpolicies).

    3. Dalam rangka penerapan KPJM (MTEF), maka pemda harusmemperhatikan kebutuhan anggaran untuk setiap outputyang dihasilkan serta tetap menjaga keselarasan dengantarget dalam RPJMN/D dan Renstra serta budget constraintuntuk setiap tahun.

    5.d. Hal yang Harus Diperhatikan

    dalam Penerapan KPJM (MTEF)

    26

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    27/49

    5.e. Penerapan KPJM (MTEF) di Daerah

    Sampai dengan saat ini KPJM (MTEF) belum

    diterapkan secara penuh di daerah;

    Penerapan lebih lanjut KPJM (MTEF) di daerah perlu

    landasan hukum;

    Untuk itu, dalam RUU HKPD akan diatur terkait

    penerapan KPJM di daerah.

    Status RUU HKPD sedang dalam proses pembahasan

    bersama K/L terkait dan DPR.

    27

    5 f Rancangan Kebijakan HKPD terkait KPJM/MTEF

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    28/49

    Pokok-PokokPengaturan KondisiSaat Ini

    PengaturanRUU HKPD

    Peningkatan

    Prediktabilitas

    Pendapatan

    Bobot kriteria DAU

    berubah setiap

    tahun

    Bobot kriteriaDAU ditetapkan

    untuk periode 3tahun (MTEF)

    Pasal 38

    Bobot masing-masing provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal36 dan bobot masing-masing kabupaten dan kota sebagaimanadimaksud dalam Pasal 37 berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahunsepanjang tidak ada penambahan Daerah baru

    28

    5.f. Rancangan Kebijakan HKPD terkait KPJM/MTEF

    (Revisi UU 33) (1)

    5 f Rancangan Kebijakan HKPD terkait KPJM/MTEF

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    29/49

    5.f. Rancangan Kebijakan HKPD terkait KPJM/MTEF

    (Revisi UU 33) (2)

    Pokok-PokokPengaturan KondisiSaat Ini

    PengaturanRUU HKPD

    Peningkatan

    Prediktabilitas

    Pendapatan

    Alokasi DAK

    ditetapkan

    tahunan danberubah-ubah

    bidangnya

    Alokasi DAK dapatditetapkan untuk

    periode 3 tahun(KPJM/MTEF)sesuai upayapencapaian SPM

    Pasal 48(1) Daerah yang mendapat DAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a,

    adalah Daerah dengan indeks kemampuan keuangan Daerah di bawah rata-ratanasional dan indeks pencapaian Standar Pelayanan Minimal di bawah Standar

    Pelayanan Minimal yang ditetapkan.

    (2) Daerah yang mendapatkan alokasi DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk

    masing-masing bidang dapat ditetapkan untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun

    sesuai dengan tingkat pencapaian Standar Pelayanan Minimal.

    29

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    30/49

    TERIMA KASIH

    30

    Hubungan Kebijakan Fiskal

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    31/49

    Hubungan Kebijakan Fiskal

    Nasional dan Daerah

    KEBIJAKAN

    MONETER

    KEBIJAKAN

    NERACA

    PEMBAYARANKEBIJAKAN

    SEKTOR

    RIIL

    KEBIJAKAN

    FISKAL

    Seluruh kebijakan

    ekonomi makro,

    terutama

    Kebijakan Fiskal,

    mempengaruhi

    Kebijakan Transfer

    ke Daerah

    Inter-relasi Kebijakan Makro

    31

    Kebijakan fiskal daerah

    merupakan bagian yang

    tidak terpisahkan dari sis-tem kebijakan fiskal nasi-

    onal. Karena itu, kebijak-an

    fiskal daerah harus se-

    jalan dengan dan mendu-

    kung keempat elemen ke-

    bijakan makro nasional.

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    32/49

    FUNGSI ANGGARAN

    1. FUNGSI ALOKASI (ALLOCATION) Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mengalokasikan

    sumber daya yang dimiliki kepadasektor-sektor prioritas

    dalam rangkapenyediaan dan pemenuhan pelayanan

    publik kepada masyarakat;

    2. FUNGSI DISTRIBUSI (DISTRIBUTION) Anggaran menjadi alat pemerataan tingkat kesejahteraan

    masyarakat;

    3. FUNGSI STABILISASI (STABILIZATION) Anggaran dapat menjadi alat untuk menjaga stabilitas harga,

    dan mendorong pertumbuhan ekonomi;

    32

    TIGA PILAR PENGANGGARAN

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    33/49

    PENGANGGARAN

    TERPAD

    U

    DISIPLIN ANGGARAN DAN BERKELANJUTAN

    PENGANGGARAN

    BERBASISKI

    NERJA

    KERANGKA

    PENGELUA

    RAN

    JANGKAMEN

    ENGAH

    KESEJAHTERAAN

    MASYARAKAT

    TIGA PILAR PENGANGGARAN

    1. Penganggaran Terpadu (Unified Budget)

    2. Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting)

    3. Penganggaran dalam Perspektif Kerangka Pengeluaran Jangka

    Menengah (Medium Term Expenditure Framework)33

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    34/49

    34

    PENGANGGARAN TERPADU

    1. Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan

    secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja gunamelaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkanpada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.

    2. Sangat penting untuk memastikan bahwa investasi dan

    biaya operasional yang berulang (recurrent)dipertimbangkan secara simultan.

    Dualisme perencanaan antara anggaran rutin dananggaran pembangunan di masa lampau menimbulkanpeluang duplikasi, penumpukan, dan penyimpangan

    anggaran.

    3. Perencanaan belanja rutin dan belanja modal dilakukan

    secara terpadu dalam rangka mewujudkan prestasi

    pemerintahan yang dapat memuaskan masyarakat.

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    35/49

    35

    PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA

    1.Mengutamakan upaya pencapaian output(keluaran) dan outcomes (hasil) atas alokasibelanja (input) yang ditetapkan.

    2. Ditujukan untuk memperoleh manfaatsebesar-besarnya dari penggunaan sumberdaya yang terbatas.

    3. Perlu adanya indikator kinerja danpengukuran kinerja untuk tingkat satuankerja (satker).

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    36/49

    36

    FOKUS PENGUKURAN KINERJA

    MENGUBAH FOKUS PENGUKURAN

    bergeser

    BesarnyaJumlah

    Alokasi

    Sumber Daya

    Hasil yangdicapai dari

    penggunaan

    sumber daya

    INPUT BASED OUTPUT BASED

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    37/49

    37

    MENETAPKAN TARGET KINERJA:S.M.A.R.T

    SPECIFIC jelas, tepat dan akurat

    Faktor apa yang paling menentukan keberhasilan?

    MEASURED dapat dikuantifikasikanKarakteristik apa yang dapat dikuantifikasikan?

    ACHIEVABLE praktis & realistisApakah kinerja tahun sebelumnya dapat ditingkatkan?

    RELEVANT bagi konsumen (masyarakat)Apakah konsumen menganggap bahwa target yang ditetapkan

    yang terpenting? TIMELINESS batas atau tenggang waktu

    Seberapa cepat dapat dicapai?

    Berapa lama permintaan dapat direspon?

    Operasionalisasi: RPJMD dan Renstra SKPD

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    38/49

    Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3

    Contingency

    Reserves

    (1-2% Total

    Anggaran)

    Contingency

    Planning

    (mengamankan

    baseline)

    Resources

    Envelope

    Tahun 4

    MTFF

    Total

    Anggaran

    Baseline

    MTEF

    Operasionalisasi: RPJMD dan Renstra SKPD(MTEF Baseline 5 Tahun)

    38

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    39/49

    Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan

    Pengintegrasian SistemInformasi Keuangan Daerah

    39

    PENGINTEGRASIAN

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    40/49

    Transformasi

    Beragamnya aplikasi

    pengelolaan keuangan

    daerah: SIMDA, SIPKD,

    SIMAKDA, dll

    Data yang disampaikan

    Pemda kepada DJPK

    hanya data keuangan

    Time-lag data relatif

    lama: semesteran

    Seragamnya aplikasi

    pengelolaan keuangan

    daerah: Newsystem

    Data yang disampaikanPemda kepada DJPK:

    data keuangan dan

    nonkeuangan

    Time-lag data relatif

    pendek: bulanan dan

    ditarik secara otomatis

    Amanat peraturan perundangan:

    PP 56 Th 2005: Kementerian Keuangan penyelengaara SIKD secara Nasional

    PP 71 Th 2010: Mulai Jan 2015 pencatatan keuangan berbasis akrual

    PP 45 Th 2013: Terintegrasinya sistem informasi keuangan pusat dan daerah

    Mewujudkan SIKD Nasional yang realtime-online dan

    terintegrasi dengan Sistem Informasi Keuangan Pusat

    (SPAN)

    Eksisting Ideal

    Objective

    PENGINTEGRASIAN

    SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH

    URGENSI:

    40

    LATAR BELAKANG

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    41/49

    LATAR BELAKANGPENGINTEGRASIAN

    Masih beragamnya sistem pengelolaan keuangan di daerah sehingga outputyang dihasilkan belum dapat dikonsolidasikan secara langsung;

    Time-lag informasi terlalu lama, yaitu Data Semesteran/Triwulanan;

    Perlunya perluasan coverage data guna memenuhi kebutuhan analisis danpemeringkatan daerah;

    KOMANDAN sebagai aplikasi pengumpulan data elektronik:o Belum secara langsung menyediakan informasi keuangan yang

    terkonsolidasi;o Output belum mengakomodir peraturan perundangan terkini; dano Proses penyampaian informasi keuangan daerah belum terintegrasi

    dengan sistem transaksi keuangan di daerah; Belum tersedianya tools analisis informasi keuangan daerah dengan konsep

    business inteligence secara online/web.

    41

    KONSEP PENGINTEGRASIAN

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    42/49

    SIKD

    Modul InputData

    Keuangandan Non

    Keuangan

    ModulNew

    System

    ModulKonsolidator

    ModulLayanan

    Data(SPAN/GFS)

    ModulPresentasi

    (Dashboard)

    Input

    APBD

    KOMANDAN

    MOFISDA

    SIMTRADA

    SIPRIDA

    Existing System N E W System

    SIMDA

    SIPKD

    Others

    KONSEP PENGINTEGRASIAN

    42

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    43/49

    Eksisting Sistem Informasi Keuangan Daerah

    DJPK saat ini telah memiliki beberapa core information

    systems, antara lain:

    Input Data secara manual: APBD, Realisasi APBD dan

    Neraca

    KOMANDAN: penyampaian informasi keuangan daerah

    secara elektronik

    MOFISDA: visualisasi informasi dalam bentuk peta

    SIPRIDA: sistem penerimaan pajak dan retribusi daerah

    SIMTRADA: informasi transfer online dan realtime bagi

    Pemda

    43

    Partials to Unity

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    44/49

    Partials to Unity

    New System Seluruh Pemda menggunakan 1 sistem yang sama dalam proses perencanaan,

    penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah, yaituModulNewsystem.

    Untuk melakukan konsolidasi data informasi keuangan daerah secara detil (sampai

    rincian obyek) dari seluruh Pemda digunakan Modul Integrator. Modul ini bekerja

    secara otomatis menarik data dariNewsystemyang ada di seluruh Pemda.

    Modul Input APBD berfungsi untuk melakukan validasi data yang dihasilkan oleh

    Modul Integrator. Modul ini berupa webform yang input datanya dikerjakan olehpegawai Pemda dan data yang diinput bersifat summary(tidak detil). Proses input

    pada modul relatif cepat karena dikerjakan oleh seluruh Pemda (banyak orang) dan

    data yang dihasilkan dapat lebih valid karena divalidasi oleh masing-masing pemilik

    data (Pemda).

    Modul Input Data Non-Keuangan berfungsi untuk melakukan input data-data seperti:

    jumlah penduduk, luas wilayah, IPM, dan sebagainya. Data Warehouse merupakan kumpulan seluruh database baik berupa data

    keuangan maupunn data non-keuangan yang telah final dan siap disajikan dalam

    bentuk laporan (report).

    Modul Business Intelligence merupakan modul untuk menyajikan report dalam

    format yang mudah dibaca secara komprehensif (summary, grafik, peta, dll). Modul

    ini juga dapat digunakan untuk melakukan analisis dan simulasi kebijakan. 44

    LINGKUP ARSITEKTUR SIKD

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    45/49

    SIKD

    Lapis Presentasi

    Lapis Layanan Data

    Lapis Konsolidasi

    Lapis Transaksional

    Dashboard/

    AnalyticalReport Website

    LINGKUP ARSITEKTUR SIKD

    UNITINCHARGE

    DI PUSAT:KEMENKEU

    DashboardSIKD

    InterfacePusat

    InterfacePemda

    DI DAERAH:PEMDA

    NewSystem

    Publik

    SPAN

    GFS

    Instansi

    Lainnya

    45

    LINGKUP ARSITEKTUR SIKD

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    46/49

    LINGKUP ARSITEKTUR SIKD

    No Lapis /Layer Uraian Pihak Terkait /Tool

    1. Transaksional Operasional di daerah :

    Perencanaan

    Penganggaran

    Penatausahaan

    Pertanggungjawaban

    Pemda

    New System

    2. Konsolidasi Konsolidasi data di tingkat

    nasional Kemenkeu

    Interface Pemda

    3. Layanan Data Proses lebih lanjut untuk

    keperluan Kementerian

    Keuangan dan pihak terkait :

    SPAN, GFS, instansi terkait

    Kemenkeu

    Interface Pusat

    4. Presentasi Penyajian Informasi Keuangan

    Daerah kepada masyarakat

    berupa dashboard, laporan,

    website

    Kemenkeu

    Dashboard dan Website

    46

    Integrasi SIKD ke SPAN GFS

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    47/49

    Integrasi SIKD ke SPAN-GFS

    Lapis Presentasi

    Lapis Layanan Data

    Lapis Konsolidasi

    Lapis Transaksional

    SIKD

    SPANGFSIntegrasi antara SIKD dengan SPAN dilakukan di lapis Layanan Data.

    Dengan menggunakan interface (Service-Oriented Architecture), data

    informasi keuangan daerah secara nasional dari SIKD dikirimkan ke SPAN

    untuk dikonsolidasikan dengan data Keuangan Negara.

    Data yang sudah terkonsolidasi di SPAN di-mapping ke GFS (Government

    Finance Statistics).

    INTERFACE

    47

    KOMUNIKASI DATA DAERAH KE PUSAT

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    48/49

    1. Database Aplikasitransaksional(Newsystem).

    2. Interface Pemda.

    3. Interface Pusat.

    4. Data warehouse

    pusat.5. Aplikasi dashboard

    dan reporting pusat.

    6. Interface Pusat.

    7. Data warehousePemda di BUD.

    8. Aplikasi dashboarddan reporting pemda.

    5

    4

    3

    SPAN

    GFS

    Instansi Lain

    2

    1

    7 8

    6

    Publik

    PEMDA

    SIKD NASIONAL

    NEWSYSTEM : END USER

    DJPK

    SIKD DAERAH

    KOMUNIKASI DATA DAERAH KE PUSAT

    48

    Dampak Pengintegrasian SIKD

  • 8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final

    49/49

    Dampak Pengintegrasian SIKD

    Pemanfaatan SIKDyang lebih optimal

    Media untuk mendukung

    analisis kebijakandesentralisasi fiskal olehpemerintah

    Referensi untuk analisis dibidang keuangan negara-

    daerah olehmasyarakat/akademisi

    Terwujudnya penyajianlaporan keuangan daerah

    satu pintu: formatinformasi dapat

    dicustomize sesuaikebutuhan

    SIKD yangKomprehensif,

    Cepat danTerintegrasi

    Tersedinaya DataKeuangan

    dan Nonkeuangan

    Lebih Efektif dan Efisiendengan integrasi sisteminternal yang sudah ada(SIMTRADA, MOFISDA,

    dll)

    Penyajian Informasiyang Cepat (terkini)

    Terintegrasinya

    IKD-IKP

    SPAN

    GFS, dll