kebijakan pemidanaan

Upload: jefry-fernando-ii

Post on 19-Oct-2015

90 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KEBIJAKAN PEMIDANAAN(penal policy)Oleh:Eva Achjani Zulfa

  • Kebijakan policy Suatu keputusan yang menggariskan cara yang paling efektif dan paling efisien untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara kolektif

  • Kebijakan penangggulangan kejahatan (politik kriminal)G Peter HoefnagelsCriminal PolicyPenerapan hukum pidana (criminal Law Application);Pencegahan tanpa pidana (prevention without punishment); danMempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat media massa (influencing views of society on crime and punishment throught mass media)

  • Penal Penerapan hukum pidana (criminal Law Application);Non PenalPencegahan tanpa pidana (prevention without punishment); danMempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat media massa (influencing views of society on crime and punishment throught mass media)

  • I.Penal Penerapan hukum pidana (criminal Law Application);

    Lebih menitik beratkan pada sifat repressive (penindasan/pemberantasan/penumpasan) sesudah kejahatan terjadirepressive pun dapat dilihat sebagai tindakan preventive

  • Lebih menitik beratkan pada sifat preventive (pencegahan/penangkalan/pengendalian) sebelum kejahatan terjadi

  • Apakah yang dimaksud dengan penerapan hukum pidana (Criminal Law Application)?;

    Tujuan negara:Memberikan perlindungan terhadap segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum Masyarakat dari gangguan perbuatan-perbuatan jahat danMelindungi dan mensejahterakan pelaku

  • Kepentingan-kepentingan sosial:Bassiouni:1.pemeliharaan tertib masyarakat;2.perlindungan warga masyarakat dari kejahatan, kerugian atau bahaya-bahaya yang tak dapat dibenarkan, yang dilakukan oleh orang lain;3.memasyarakatkan kembali (resosialisasi) para pelanggar hukum;4. memelihara atau mempertahankan integritas pandangan-pandangan dasar tertentu mengenai keadilan sosial, martabat kemanusiaan dan keadilan individu.

  • Penerapan hukum pidana (criminal Law Application);

    Terdapat 2 (dua) masalah sentral:Pertama, perbuatan apa yang seharusnya dijadikan sebagai tindak pidana (kriminalisasi), danKedua, sanksi apa yang sebaiknya digunakan atau dikenakan kepada si pelanggar

  • Penentuan kriminalisasiSudartobertujuan untuk menanggulangi kejahatan dan mengadakan pengugeran terhadap tindakan penanggulangan itu sendiri, demi kesejahteraan dan pengayoman masyarakat;Perbuatan yang tidak dikehendaki, tidak disukai, dibenci yaitu perbuatan yang mendatangkan korban atau dapat mendatangkan korban, mendatangkan kerugian (materiil dan atau spritual) atas warga masyarakat;

  • Penggunaan hukum pidana harus pula mempertimbangkan prinsip biaya dan hasil cost benefit principle;Harus memperhatikan kapasitas atau kemampuan daya kerja badan penegak hukum jangan sampai terjadi kelampauan beban tugas overbelasting Tidak ditetapkan secara emosional, tetapi rasional a rasional total of the responses to crime dgn memperhitungkan semua faktor pendungkung berfungsi atau bekerjanya hukum pidana dlm kenyataan

  • Simposium pembaharuan hukum pidana nasional:Masalah kriminalisasi dan dekriminalisasi atas suatu perbuatan haruslah sesuai dengan politik kriminal yang dianut, yaitu sejauhmana perbuatan tersebut bertentangan atau tidak bertentangan dengan nilai-nilai fundamental yang berlaku dalam masyarakat dan oleh masyarakat dianggap patut atau tidak dihukum dalam rangka menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat

  • Lemahnya kontrol terhadap kriminalisasi:1. Krisis kelebihan kriminalisasi (the crisis of overcriminalization);2. Krisis pelampauan batas dari hukum pidana (the crisis of overreach of the criminal law)

  • Istilah-istilah untuk menterjemahkah strafbaar feit atau delictUtrecht peristiwa pidanaMoeljatno perbuatan pidanaSatochid tindak pidanaKarni perbuatan yang boleh dihukumTirta Admidjaja pelanggaran pidana

  • Pemikiran Moeljatno tentang perbuatan yang dilarangKonsepsi sosialisKonsepsi yang memandang kejahatan (crime) sebagai perbuatan yang membahayakan keselamatan masyarakat (socially dangerous act)

  • Konsepsi liberal - IndividuYang menjadi tujuan adalah kebebasan dan keselamatan individu, sehingga perbuatan-perbuatan yang dilarang itu hanya mempunyai arti karena dapat mengakibatkan pengekangan atau penghapusan kebebasan dan keselamatan pribadi

  • Pemikiran Roeslan Saleh:Didorong kepentingan untuk melindungi kepentinganPada dasarnya tiap kepentingan individu mendapat perhatian, untuk jika perlu dilindungi dengan hukum pidana, yaitu sejauh kepentingan itu secara langsung atau tidak langsung juga mempunyai arti bagi masyarakat

  • Memunculkan pertentangan kepentinganPembentuk undang-undang mengatasai dengan alasan-alan penghapus pidana (strafuitsluitingsgronden)

    Tinggi dan kuatnya nilai-nilai kepentingan haruslah dibedakanMempertahankan jiwa bukanlah nilai yang tertinggi, tetapi memang yang terkuat. Jika kelangsungan hidup dari masyarakat sebagai keseluruhan terancam bahaya, maka kepentingan kelangsungan hidup masyarakat itu bisa mendapat nilai yang lebih tinggi daripada jiwa individual

  • Misalkan:Untuk mempertahankan nama baik, pembentuk undang-undang haruslah menegaskan apakah ia demi perlindungan atas kehormatan lalu akan membatasi kebebasan menyatakan pendapat.Vox populi menggantikan vox dei

  • Ultimum remediumPembentuk undang-undang pidana selalu harus mempertanyakan apakah bagian hukum yang lain tidak telah memberikan perlindungan yang cukup bagi kepentingan tersebut dan apakah suatu sanksi pidana memang diperlukan sekali disamping sanksi-sanksi yang telah ada dalam bagian-bagian hukum lainnya itu.Apakah sanksi-sanksi lain itu dapat memberikan perlindungan yang cukup terhadap kepentingan masyarakat.

  • Kepentingan korban dan pelakuMenimbang-nimbang nilai dari kepentingan yang dilindungi dan kerugian-kerugian yang dapat dialami oleh tersangka dengan dinyatakan kelakukan ini sebagai delik.stigmatis dengan cara alternatif sanksi

  • TEORI-TEORI KRIMINALISASITEORI MORALMORAL MEMPUNYAI HUBUNGAN ERAT DENGAN HUKUM PIDANAMORAL MERUPAKAN SUMBER NILAI BAGI PEMBENTUKAN HUKUM PIDANAHUKUM PIDANA SEBAGAI INSTRUMEN PEMELIHARA, PENEGAK MORALITAS SOSIAL;PERBUATAN IMMORAL DILEGALISASI MENJADI PERBUATAN KRIMINAL MENURUT HUKUM PIDANA MELALUI KEPUTUSAN BADAN LEGISLATIFHUBUNGAN ANTARA MORAL DENGAN HUKUM PIDANA TIDAK SELALU SERASI CONTOH:BUNUH DIRI; ZINAH; TINDAKAN ASUSILA

  • APAKAH PERTIMBANGAN MORALITAS MERUPAKAN ALASAN YANG MEMADAI UNTUK MENGKRIMINALISASI SUATU PERBUATAN SEBAGAI KEJAHATAN?ANCAMAN ITU HARUS TERBATAS PADA TINDAKAN IMMORAL YANG PADA UMUNYA DALAM MASYARAKAT DIPANDANG SEBAGAI TINDAK ASUSILANEGARA MEMPUNYAI KEWAJIBAN UNTUK MEMELIHARA MORALITAS MASYARAKAT

  • STUDI KASUS KEJAHATAN TANPA KORBANDAPAT MENIMBULKAN 5 (LIMA) DISFUNGSIONALISASI HUKUM KURANGNYA DAYA TANGKAL HUKUM UNTUK MENCEGAH ORANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA, KRN KENYATAAN BANYAK YANG MELANGGAR;KETIDAK PEDULIAN DAN KETIDAK HORMATAN PUBLIK TERHADAP HUKUM DAN SPP;MENUMBUHKAN SUB CULTURE PENYIMPANGAN;MENDORONG TERJADINYA KEJAHATAN TURUNAN;PENEGAKAN HUKUM DAPAT MERUSAK REPUTASI PRIBADI PARA PELAKU KEJAHATAN

  • 2. TEORI LIBERAL INDIVIDUALISTIKMERUPAKAN ANTITESIS TEORI MORALTIDAK SETUJU BAHWA HUKUM PIDANA SEBAGAI INSTRUMEN PEMELIHARA, PENEGAK MORALITAS SOSIAL;PRINSIP KERUGIAN TERHADAP KEPENTINGAN PIHAK/ORANG LAIN SEBAGAI UKURAN KRIMINALISASISEPANJANG TIDAK MERUGIKAN JANGAN DILARANG/DIBATASI ADALAH SEBAGAI PEMBATAS CAMPURTANGAN NEGARAHUKUM BERPOTENSI MENGURANGI KEBEBASAN ORANGBECCARIA INJURY DONE TO SOCIETY; JEROME HALLSOCIAL HARM; HARM TO SOCIETY= TINDAKAN SEBAGAI KEJAHATAN

  • MAKNA KEBEBASAN INDIVIDUANDREW ASHWORDKEBEBASAN DALAM PENGERTIAN NEGATIF = BEBAS DARI APA (PAKSAAN, KETAKUTAN DLL)KEBEBASAN DALAM PENGERTIAN POSITIF = BEBAS UNTUK APA (MENYATAKAN PENDAPAT DLL)

  • PETER W LOW3 ASPEK KEBEBASAN MANUSIAPERTAMA, KEBEBASAN YANG ADA DALAM WILAYAH KESADARAN DIRI SETIAP MANUSIA ( BEBAS BERPIKIR, BERPERASAAN DAN BERPENDAPAT;KEDUA, KEBEBASAN MENENTUKAN PILIHAN, MERENCANAKAN KEHIDUPAN SESUAI DENGAN KARAKTER;KETIGA, KEBEBASAN KOLEKTIF, KEBEBASAN YANG MUNCUL KARENA KEHIDUPAN BERSAMA (BERSERIKAT DLL)

  • DASAR MEMIDANA TERLETAK PADA KONSENSUS PUBLIK TERHADAP SUATU TINDAKAN KEMUDIAN MENJADI TINDAK PIDANAMALA IN SE JAHAT KARENA TINDAKAN TERSEBUT MENGANDUNG UNSUR JAHAT PADA DIRINYA SENDIRI(KEKERASAN; PERKOSAAN, KEJAHATAN TERHADAP HARATA DLL);MALA IN PROHIBITA JAHAT KARENA KITA INGIN MENYATAKAN JAHAT (TP POLITIK DLL)

  • KELEMAHAN:HANYA TEPAT BAGI ORANG DEWASA YANG TELAH MEMPUNYAI OTONOMI PADA DIRINYA;TIDAK DAPAT MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK, ORANG SAKIT JIWA;PERTENTANGAN ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DENGAN KOLEKTIF (KEAMANAN NASIONAL; LINGKUNGAN; KEAMANAN FASIliTAS UMUM DLL)

  • 3. Teori FeinbergMencoba memperjelas konsep kerugian sebagai dasar untuk mengkriminalisasiMencegah atau mengurangi kerugian pada orang lain, atauMencegah serangan-serangan terhadap orang lainNegara mempunyai hak/turut campur untuk memberikan perlindungan atau mencegah segala tindakan yang merugikan diri sendiri atau kepentingan sendiri

  • 4. Teori ordeningsstrafrechtRoling dan Jesseren dOliveira - PrakkenHukum pidana merupakan alat atau instrumen kebijakan pemerintah/penguasaPremis dasar:Hukum pidana tidak ditujukan kepada individu yang bebas, tidak pula dilihat dari sebagai tindak hukum secara sosial dan psikologis, melainkan ditujukan kepada manusia sebagai pemain sari peranan-peranan tertentu, yang harus menyesuaikan diri dengan bentuk-bentuk tindakan yang sesuai dengan peranannyaPenetapan kriminalisasi bukanlah apa yang dipandang oleh masyarakat sebagai tindak hukum, yang ditentukan sebagai tindak pidana, melainkan apa yang bertentangan dengan kebijakan pemerintahlah yang ditetapkan sebagai tindak pidana.

  • Hal ini bisa terjadi karena penguasa mempunyai akses langsung dalam pembuatan kebijakan publik, termasuk pembuatan peraturan perundang-undangan pidana3. Hukum pidana tidak lagi hukum pidana mengenai perbuatan/tindakan yang melanggar hukum. Juga bukan mengenai manusianya. Melainkan hukum pidana mengenai aturannya. Masalahnya karena bukan untuk bagaimana meniadakan tindakan-tindakan tertentu, tidak pula untuk memperbaiki pelaku agar dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat, melainkan untuk mencapai suatu keadaan tertentu yang diinginkan oleh penguasa/pemerintahSuatu aplikasi dari konsep negara kesejahteraan rakyat yang telah memberi mandat yang luas kepada negara