kebijakan lh perspektif uu 23_ 2014

26
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF UU 23 Tahun 2014 Oleh: Qurie Purnamasari Asdep Kelembagaan Lingkungan Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Malang, 10 Maret 2015 Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) Tahun 2015 Pengelolaan Lingkungan Hidup Jawa Timur

Upload: ica-karlina

Post on 07-Feb-2016

67 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

paparan kebijakan lingkungan hidup

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN

HIDUP DALAM PERSPEKTIF UU 23 Tahun 2014

Oleh: Qurie PurnamasariAsdep Kelembagaan Lingkungan

Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Malang, 10 Maret 2015Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) Tahun 2015 Pengelolaan Lingkungan Hidup Jawa

Timur

Page 2: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Pokok Bahasan

Pendahuluan

Arah Pembangunan Lingkungan Hidup (RPJMN 2015-2019, Nawacita, Dasar Hukum)

Implementasi Kebijakan Lingkungan Hidup dalam Perfektif UU No. 23/2014

Penutup

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

1

2

4

3

Page 3: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Pendahuluan

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

1

Page 4: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Permasalahan lingkungan hidup yang terus terjadi perlu upaya pengelolaan lingkungan

yang didukung kapasitas kelembagaan lingkungan daerah yang

efektif dan memadai

Page 5: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 1945“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan

atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi-

berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan

kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”

Green Consitution

Pasal 44 UU 32/2009“Setiap penyusunan peraturan

perundang-undangan pada tingkat nasional dan daerah

wajib memperhatikan perlindungan fungsi lingkungan hidup dan prinsip perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan

yang diatur dalam Undang-Undang ini.”

Green Legislation

Pasal 28 UUD 1945:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

medapatkan  lingkungan  hidup  baik  dan  sehat  serta  berhak 

memperoleh pelayanan kesehatan.

=> Hak Asasi Manusia

Page 6: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Kontribusi PDB 2000

Migas & Industri Migas 12,34%

Kehutanan, Barang Kayu &

Hasil hutan Lainnya 2,63 %

Kontribusi PDB 2013

Migas dan Industri Migas

4,81%Kehutanan,Baran

g Kayu & Hasil hutan Lainnya

1,53 %

Kontribusi PDB lebih

besarSumber Daya Genetik (SDG)

Jasa Lingkungan

Pemanfaatan Sumber Daya

Alam

Internalisasi Lingkungan

HidupMainstreaming

Sustainable Development

Penerapan Pembanguna

n Berkelanjutan

•Ekstrasi Sumber Daya Alam

•Sepenuhnya untuk Pertumbuhan Ekonomi

•Berkurangnya Bio-Capacity

•Pelibatan masyarakat

• Pengelolaan Sumber Daya Alam dengan Pesyaratan LH

• Sustainable Forestry, Eco-Tourism, Eco-Product, dll

• Menunjang Pertumbuhan Ekonomi• Rusaknya Bio-Capacity• Pemberdayaan masyarakat

• SDA untuk Pembangunan Berkelanjutan

• Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas• Sust. Consumption & Production• Pemulihan Biocapacity• Ekoregion• Akses Inklusif & Aksi Kolektif

• Tidak Berlanjut• Perusakan• Awal Bencana Lingkungan

• Keberlanjutan lemah• Laju kerusakan lebih cepat vs pelestarian

• Panen” Bencana Lingkungan

• Keberlanjutan• Perlindungan • Pemulihan• Peningkatan Kualitas

65,50

64,21

63,13IKLH

2011-2013

Perubahan Paradigma

Page 7: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Arah Pembangunan

Lingkungan Hidup

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Page 8: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Ara

h K

eb

ija

kan

R

en

str

a L

H &

Hu

tan

PROGRAM DUKUNGAN• Dukungan

manajemen• Penelitian &

pengembangan LHK• Peningkatan

penyuluhan dan pengembangan SDM

• Pengawasan & peningkatan akuntabiltas aparatur KLHK

 

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) :Tingkat perbaikan kualitas lingkungan hidup (IKLH: 66,5-68,5)

Tingkat penurunan emisi GRK menjadi 26%Tingkat produksi hutan yg lestari (peningkatan konservasi & tata kelola hutan) *)

 

  Meningkatkan kualitas lingkungan hidup

dan keberlanjutan pembangunan

Untuk:Peningkatan daya saing kompetitif perekonomian melalui

keunggulan dari kekayaan SDA dan lingkungan hidup;Pelestarian fungsi lingkungan hidup sebagai penopang sistem

kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; sertaPelestarian fungsi lingkungan hidup sebagai modal pembangunan,

demi keberlanjutan pembangunan pada periode berikutnya.

SASARAN STRATEGIS:

Menurunnya resiko lingkungan terhadap kesehatan & keselamatan

manusia & keberlanjjutan pembangunan

RPJMN 2015-2019TUJUAN:

Meningkatnya layanan jasa ekosistem serta hasil hutan & kayu

PROGRAM TEKNIS

Safeguard Nurtur

e and Cheris

h

1. Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Usaha Kehutanan

2. Pengendalian perubahan iklim3. Konservasi SDA & ekosistem

4. Perhutanan sosial & kemitraan lingk

1.Planologi dan tata lingkungan2.Pengelolaan sampah, limbah B3 & B33.Pengend. pencemaran & kerusakan

lingk4.Pengendalian DAS & HL

5.Penegakan hukum LH & Kehutanan

• Subject oriented per media lingkungan

• Target bersifat Kuantitas dan

kualitasPurpose oriented daya dukung masy.

Lokal dan daya dukung

pertumbuhan ekonomi berdaya

saingSelain kuantitas

dan kualitas, target diharapkan

mempunyai NILAI (value)

menjaga fungsi media lingkungan

menunjang sistem

kehidupanAgenda APerbaikan kualitas media lingkungan

Agenda BPengembangan dan

Pemanfaatan Layanan Ekosistem & Sumber

Daya (alam dan buatan)

Pendekatan Ekosistem

Instrumen

Kegiatan

*) penyelesaian pengukuhan

/penetapan kwsn hutan 100%;

penyelesaian tata batas kwsn & tata

batas fungsi sepanjang 40.000

km, operasionalisasi

576 KPH, peningkatan

kemitraan dg masy dlm pengel hutan

dari 500 rb ha (2014) menjadi 40

jt ha (2019)

Page 9: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

RPJM 2015-2019

sesuai dengan Perpres No. 2 Tahun 2015

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Arahan Nawacita Presiden RI

Page 10: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

AREAL FOKUS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM KORIDOR KEBIJAKAN TATA

PEMERINTAHANRPJMN 2015-2019

OTONOMI DAERAH

TUJUAN PEMBANGUNAN

Alinea IV UUD “45

Disarikan dari courtesy MenPANRB, Nov 2014

Page 11: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Dasar Hukum

Lingkungan Hidup KehutananUU No. 32/2009: Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan HidupUU No. 18/2008: Pengelolaan SampahUU No. 5/1994: Pengesahan UNCBD (Konvensi PBB mengenai Kehati)UU No. 6/1994: Pengesahan UNFCCC (Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim)UU No. 17/2004: Pengesahan Protokol Kyoto atas Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan IklimUU No. 21/2004: Pengesahan Cartagena Protokol Biosafety to the CBD (Protokol Cartagena tentang Keamanan Hayati atas Konvensi tentang Kehati)UU No. 19/2009: Pengesahan Stockholm Convention on Persistents Organic Pollutant (Konvensi Stockholm tentang Bahan Pencemar Organik yg Persisten)PP turunannnya

UU No. 41/1999: Kehutanan

UU No. 19/2005: Kehutanan+Tambang di HL

UU No. 5/1990: Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya

UU No. 18/2013: Pencegahan dan Pemberantasan Pelanggaran Hutan

UU No.37/2014: KTA

UU 16/2006 Penyuluhan

PP turunannya

UU 23 / 2014: Pemerintahan Daerah

Page 12: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Implementasi Kebijakan LH dalam Perpektif

UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah

3

Page 13: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

URUSAN PEMERINTAHAN

ABSOLUT (Mutlak urusan Pusat)

KONKUREN(Urusan bersama

Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)

PILIHAN/OPTIONAL(Sektor Unggulan)8 Urusan Pilihan

WAJIB/OBLIGATORY(Pelayanan Dasar)24 Urusan Wajib

SPM

1. Pertahanan2. Keamanan3. Moneter dan Fiskal4. Yustisi (Peradilan dan

Kejaksaan)5. Politik Luar Negeri6. Agama

Contoh: kesehatan, LH,pertanahan, pendidikan, tenaga kerja, PU, Perhubungan dll.

Contoh: pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, kelautan, kehutanan, dsb

PELAYANAN DASAR (6)

NON-PELAYANAN DASAR (18)

1. Pendidikan2. Kesehatan3. PU dan PR4. Perumahan rakyat

& kawasan pemukiman

5. Tramtibum & linmas

6. Sosial

NSPK

Page 14: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

URUSAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR (18)

Tenaga Kerja Komunikasi dan Informatika

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Koperasi, UsahaKecil, dan Menengah

Pangan Penananaman Modal

Pertanahan Kepemudaan dan Olah Raga

Lingkungan Hidup Statistik

Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Persandian

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kebudayaan

Pengendalian penduduk dan KB Perpustakaan

Perhubungan KearsipanKEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Page 15: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Kelautan dan Perikanan

Pariwisata

Pertanian

Kehutanan

Energi dan Sumberdaya Mineral

Perdagangan

Perindustrian

Transmigrasi

Urusan berbasis ekosistem

Provinsi

Kabupaten/ Kota

Eg. LH, kehutanan, kelautan& perikanan

URUSAN PILIHAN (8)

Page 16: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

1.Pusat: Berwenang menetapkan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK), monev, supervisi, fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas Nasional (lintas Daerah prov & lintas neg)l.

2.Provinsi: Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas regional (lintas Kab/Kota) [Mengacu pd NSPK]

3.Kab/Kota: Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal (dalam satu Kab/Kota) ) [Mengacu pd NSPK]

URUSAN PEMERINTAHAN YANG DILAKSANAKAN PADA TINGKATAN PEMERINTAHAN

Page 17: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan

Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren berwenang untuk:

Menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria dalam rangka penyelenggaraan Urusan Pemerintahan; dan

Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. UU 23/2014, pasal 16 (1)

Page 18: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

1. Perencanaan Lingkungan Hidup (RPPLH)

2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

3. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan

4. Keanekaragaman Hayati (KEHATI)

5. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Limbah B3

6. Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Izin Lingkungan dan Izin PPLH

7. Pengakuan Keberadaan Masyarakat Hukum Adat (MHA), Kearifan Lokal dan Hak MHA yang terkait PPLH

8. Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan LH untuk Masyarakat

9. Penghargaan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat

10. Pengaduan Lingkungan Hidup

11. Persampahan

11 URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Page 19: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

SUB BIDANG PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA

Perencanaan Lingkungan Hidup

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Nasional

RPPLH Provinsi RPPLH Kabupaten/Kota

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

KLHS untuk kebijakan, rencana dan/atau program (KRP) Nasional

KLHS dan KRP Provinsi KLHS dan KRP Kabupaten/Kota

Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup

Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan LH lintas daerah provinsi dan/atau lintas batas negara

Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan LH lintas daerah kab/kota dalam 1 (satu) daerah provinsi

Pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan LH dalam daerah kab/kota

Keanekaragaman Hayati (KEHATI)

Pengelolaan Kehati Nasional

Pengelolaan Kehati Provinsi

Pengelolaan Kehati Kabupaten/Kota

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B3)

a. Pengelolaan B3b. Pengelolaan LB3

Pengumpulan LB3 lintas Daerah kab/kota dlm 1 Daerah provinsi

a. Penyimpanan sementara LB3

b. Pengumpulan LB3 dlm 1 Daerah kab/kota

Page 20: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

SUB BIDANG PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA

Pembinaan dan pengawasan terhadap izin lingkungan dan izin PPLH

Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Pusat

Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh PEMDA Provinsi

Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungan dan izin PPLH diterbitkan oleh PEMDA Kabupaten/Kota

Pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang terkait dengan PPLH

• Penetapan Pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional & hak MHA terkait dg PPLH yg berada di 2 (dua) atau lebih daerah Prov

• Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional & hak MHA terkait dg PPLH yg berada di 2 (dua) atau lebih daerah Provinsi

• Penetapan Pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional & hak MHA terkait dg PPLH yg berada di 2 atau lebih daerah Kab/Kota dlm satu daerah Prov

• Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional & hak MHA terkait dg PPLH yg berada di 2 atau lebih daerah Kab/Kota dlm satu daerah Prov

• Penetapan Pengakuan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional & hak MHA terkait dg PPLH yg berada di daerah Kab/ Kota dlm satu daerah Prov

• Peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional & hak MHA terkait dg PPLH yg berada di daerah Kab/Kota dlm satu daerah Prov

Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan LH untuk masyarakat

Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan LH untuk lembaga kemasyarakatan tingkat nasional

Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan LH untuk lembaga kemasyarakatan tingkat Daerah Provinsi

Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan LH untuk lembaga kemasyarakatan tingkat Daerah Kabupaten/Kota

Page 21: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

SUB BIDANG PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA

Penghargaan LH untuk Masyarakat

Pemberian penghargaan LH tingkat Nasional

Pemberian penghargaan LH tingkat Daerah Provinsi

Pemberian penghargaan LH tingkat Daerah Kabupaten/Kota

Pengaduan Lingkungan Hidup

Penyelesaian pengaduan LH di bid PPLH thd:• Usaha dan/atau keg yg izin

lingk dan/atau izin PPLH diterbitkan oleh Pemerintah Pusat

• Usaha dan/atau keg yg lokasi dan/atau dampaknya lintas Daerah Prov

Penyelesaian pengaduan LH di bid PPLH thd:• Usaha dan/atau keg yg

izin lingk dan/atau izin PPLH diterbitkan oleh Pemda Prov

• Usaha dan/atau kegiatan yg lokasi dan/atau dampaknya lintas Daerah Kab/Kota

Penyelesaian pengaduan LH di bid PPLH trhd:• Usaha dan/atau keg yg

izin lingk dan/atau izin PPLH diterbitkan oleh Pemda Kab/Kota

• Usaha dan/atau kegiatan yg lokasi dan/atau dampaknya di Daerah Kab/Kota

Persampahan • Penerbitan izin insinerator pengelolaan sampah menjadi energi listrik

• Penerbitan izin pemanfaatan gas mentan (landfill gas) untuk energi listrik ditempat pemrosesan akhir (TPA) regional oleh pihak swasta.

• Pembinaan dan pengawasan penanganan sampah di TPA/tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) regional oleh pihak swasta.

• Penetapan dan pengawasan tanggung jawab produsen dalam pengurangan sampah.

• Pembinaan dan pengawasan tanggung jawab produsen dalam pengurangan sampah.

Penanganan sampah di TPA/TPST Regional

• Pengelolaan sampah• penerbitan izin

pendaurulangan sampah/pengelolaan sampah, pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah yang dilakukan oleh swasta

• Pembinaan dan pengawasan pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh pihak swasta

Page 22: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

CATATAN PENTING• Pengarusutamaan LH dalam Pembangunan:

- Mengingat kecenderungan kerusakan SDA & LH yg semakin meningkat, semua sektor pembangunan agar menempatkan “isu LH” sbg prioritas dlm setiap pendekatan pembangunan.

- Pengarusutamaan LH harus dijadikan dasar perencanaan pembangunan & implementasi pembangunan.

- UU 23/2014 menempatkan Bidang LH sebagai salah satu urusan wajib => harus diselenggarakan secara optimal berdasarkan kewenangannya.

• Kapasitas Perlindungan dan Pengelolaan LH Daerah:

- Bidang LH merupakan urusan wajib non pelayanan dasar, namun seluruh indikator bidang LH yg sebelumnya merupakan urusan wajib dan pelayanan dasar (SPM) bagi provinsi & kab/kota tetap harus dilaksanakan, yaitu:

a. Pemerintah Daerah Provinsi;- Informasi status mutu air;- Informasi status mutu udara ambien;- Tindak lanjut pengaduan masy akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau

kerusakan LHb. Pemerintah Daerah Kab/Kota:

- Pencegahan pencemaran air;- Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerak;- Informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa- Tindak lanjut pengaduan masy akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau

kerusakan LH

- Pelayanan/indikator tsb merupakan bagian urusan pemerintah yg tidak terpisah dari urusan pemerintahan (UU 23/2014), yaitu sub bidang:- Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan LH;- Pembinaan dan pengawasan thd Izin Lingungan dan Izin PPLH;- Pengaduan LHKEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Page 23: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Penutup

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

4

Page 24: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

KESIMPULANSelain urusan bidang LH yang terkait SPM Bidang LH, daerah berkewajiban

melaksanakan urusan bidang LH lainnya yang telah diatur dalam UU No. 23/2014 dan melaksanakan kewenangan yang telah di mandatkan

berdasarkan UU No. 32/2009

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Hal-hal yang perlu dipersiapkan Daerah dalam pelaksanaan urusan & mandat per-UU-an:

Kapasitas Kelembagaan DaerahKompetensi SDM Aparatur

Pengendalian dan pengawasan pencemaran dan/atau kerusakan LHPengendalian dampak lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, instrumen dan manajemen LH, ekolabel, produksi bersih, ekonomi lingkungan dll)Penegakan hukum lingkungan (administrasi, perdata dan pidana)Pengawasan dalam rangka komservasi SDA

Perencanaan dan PenganggaranSarana dan PrasaranaSistem Informasi LH Daerah

Page 25: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

Terima Kasih

Page 26: Kebijakan LH Perspektif UU 23_ 2014

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN