kebakaran_hutan.pdf

3
FACT SHEET 1. Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Penerapan Sanksi Administrasi a. b. c. 2. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (Penegakan Hukum Perdata) a. b. c. d. e. 3. Penegakan Hukum Pidana a. b. Kasus-kasus lingkungan hidup yang strategis antara lain: 1. Gugatan MENLH terhadap PT. Kallista Alam di Kabupaten Nagan Raya Capaian dari masing-masing penerapan 3 (tiga) instrumen penegakan hukum lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup adalah : Jumlah pengaduan masyarakat yang masuk sebanyak 157 pengaduan dan dari PROPER peringkat hitam sejumlah 76 perusahaan; Dari 157 pengaduan diserahkan pengelolaannya ke instansi lingkungan hidup daerah 133 pengaduan dan 24 pengaduan dilakukan verifikasi; Dari 76 Perusahaan PROPER hitam dan 24 pengaduan yang diverifikasi, sebanyak 75 dikenakan sanksi administrasi paksaan pemerintah, 1 diteruskan untuk penegakan hukum perdata dan 4 penegakan hukum pidana, sisanya sedang dalam proses penerapan sanksi administrasi 135 sengketa lingkungan hidup yang meliputi : 57 sengketa lingkungan hidup sedang dalam proses verifikasi dan 78 sengketa lingkungan hidup telah selesai dilakukan verifikasi; Dari 78 sengketa lingkungan hidup yang selesai dilakukan verifikasi, 65 sengketa lingkungan hidup terbukti dan 13 sengketa lingkungan hidup tidak terbukti; Dari 65 yang terbukti 45 diselesaikan melalui mekanisme penyelesaian sengketa di luar pengadilan dan 20 sengketa lingkungan hidup melalui pengajuan gugatan ke pengadilan; Dari 45 sengketa lingkungan hidup yang diselesaikan di luar pengadilan, 26 sengketa telah ditandatangani kesepakatan penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dengan total penerimaan dana PNBP sebesar Rp. 2.487.949.777,00 dan 19 sengketa sedang dalam proses penyelesaian sengketa; Dari 20 sengketa lingkungan hidup yang diselesaikan melalui pengadilan, 6 dalam tahap penyusunan gugatan, 5 dalam tahap proses persidangan dan 9 kasus telah memperoleh putusan pengadilan. Jumlah kasus dugaan tindak pidana lingkungan yang ditanggani sebanyak 109 kasus yang merupakan gabungan dari 46 kasus lanjutan dari tahun 2012 dan kasus baru sebanyak 63 kasus; Total 109 kasus tersebut berstatus masih dalam proses pulbaket 52 kasus, pemberkasan 10 kasus, telah diserahkan berkas ke Kejaksaan 40 kasus, 3 kasus menunggu proses sidang dan proses persidangan 4 kasus. a. PT. Kallista Alam merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki area lahan kurang lebih seluas 1.605 hektar yang berada dalam Kawasan Ekosistem Leuser, berlokasi di Desa Pulo Kruet, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. Awal diajukannya gugatan oleh kuasa hukum MENLH berdasarkan pada Laporan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) tertanggal 11 April 2012 serta tanggal 26 Juli 2012 kepada MENLH yang menyebutkan bahwa terdapat titik panas (hotspot)

Upload: ayuidasentanu

Post on 25-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • FACT SHEET

    1. Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Penerapan Sanksi Administrasia.

    b.

    c.

    2. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (Penegakan Hukum Perdata)a.

    b.

    c.

    d.

    e.

    3. Penegakan Hukum Pidanaa.

    b.

    Kasus-kasus lingkungan hidup yang strategis antara lain:1. Gugatan MENLH terhadap PT. Kallista Alam di Kabupaten Nagan Raya

    Capaian dari masing-masing penerapan 3 (tiga) instrumen penegakan hukum lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup adalah :

    Jumlah pengaduan masyarakat yang masuk sebanyak 157 pengaduan dan dari PROPER peringkat hitam sejumlah 76 perusahaan;Dari 157 pengaduan diserahkan pengelolaannya ke instansi lingkungan hidup daerah 133 pengaduan dan 24 pengaduan dilakukan verifikasi;Dari 76 Perusahaan PROPER hitam dan 24 pengaduan yang diverifikasi, sebanyak 75 dikenakan sanksi administrasi paksaan pemerintah, 1 diteruskan untuk penegakan hukum perdata dan 4 penegakan hukum pidana, sisanya sedang dalam proses penerapan sanksi administrasi

    135 sengketa lingkungan hidup yang meliputi : 57 sengketa lingkungan hidup sedang dalam proses verifikasi dan 78 sengketa lingkungan hidup telah selesai dilakukan verifikasi;Dari 78 sengketa lingkungan hidup yang selesai dilakukan verifikasi, 65 sengketa lingkungan hidup terbukti dan 13 sengketa lingkungan hidup tidak terbukti;Dari 65 yang terbukti 45 diselesaikan melalui mekanisme penyelesaian sengketa di luar pengadilan dan 20 sengketa lingkungan hidup melalui pengajuan gugatan ke pengadilan;Dari 45 sengketa lingkungan hidup yang diselesaikan di luar pengadilan, 26 sengketa telah ditandatangani kesepakatan penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dengan total penerimaan dana PNBP sebesar Rp. 2.487.949.777,00 dan 19 sengketa sedang dalam proses penyelesaian sengketa;Dari 20 sengketa lingkungan hidup yang diselesaikan melalui pengadilan, 6 dalam tahap penyusunan gugatan, 5 dalam tahap proses persidangan dan 9 kasus telah memperoleh putusan pengadilan.

    Jumlah kasus dugaan tindak pidana lingkungan yang ditanggani sebanyak 109 kasus yang merupakan gabungan dari 46 kasus lanjutan dari tahun 2012 dan kasus baru sebanyak 63 kasus;Total 109 kasus tersebut berstatus masih dalam proses pulbaket 52 kasus, pemberkasan 10 kasus, telah diserahkan berkas ke Kejaksaan 40 kasus, 3 kasus menunggu proses sidang dan proses persidangan 4 kasus.

    a. PT. Kallista Alam merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki area lahan kurang lebih seluas 1.605 hektar yang berada dalam Kawasan Ekosistem Leuser, berlokasi di Desa Pulo Kruet, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. Awal diajukannya gugatan oleh kuasa hukum MENLH berdasarkan pada Laporan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) tertanggal 11 April 2012 serta tanggal 26 Juli 2012 kepada MENLH yang menyebutkan bahwa terdapat titik panas (hotspot)

  • yang mengindikasikan terjadinya dugaan pembakaran lahan di wilayah perkebunan PT. Kallista Alam (Data hotspot tersebut bersumber dari MODIS yang dikeluarkan oleh NASA). Data dan informasi tersebut lalu dijadikan sebagai dasar bagi Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan penyampaian bukti-bukti dan mengajukan gugatan ke pengadilan.

    b. Isi Gugatan MENLH :1) Menerima dan Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya. 2) Menyatakan tergugat telah melakukan perbuatan melanggar hukum dan menghukum

    Tergugat membayar ganti rugi materiil melalui Kas Negara sebesar (Seratus empat belas milyar tiga ratus tiga juta empat ratus sembilan

    belas ribu rupiah).3) Memerintahkan Tergugat untuk tidak membakar di lahan gambut yang terbakar seluas

    hektar.4) Menghukum Tergugat untuk melakukan tindakan pemulihan lahan yang terbakar sebesar

    5) Menghukum Tergugat membayar bunga denda sebesar 6) Menghukum Tergugat untuk membayar

    perhari atas keterlambatan dalam melaksanakan putusan dalam perkara ini.

    7) Menghukum Tergugat membayar biaya perkara.8) Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada upaya

    Banding/Kasasi/Upaya hukum lainnya.9) Memerintahkan Tergugat untuk tidak mengusahakan lahan gambut yang telah terbakar

    termasuk untuk usaha perkebunan kelapa sawit dan yang lainnya.10) Memerintahkan Tergugat dan/atau kuasanya agar Tergugat untuk tidak melakukan tindakan

    apapun baik melalui tindakan hukum perdata atau kepailitan yang bertujuan mengalihkan baik secara di bawah tangan maupun melalui pelelangan.

    c. Pada tanggal 8 Januari 2014 telah diputus oleh Majelis Hakim yang mengadili perkara tersebut dengan amar yang berbunyi:

    Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian.Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan.Menyatakan Tergugat telah melakukan Perbuatan Melanggar Hukum.Menghukum Tergugat membayar ganti kerugian materiil sebesar Rp.114.333.419.000 (Seratus Empat Belas Milyar Tiga Ratus Tiga Puluh Tiga Juta Empat Ratus Sembilan Belas Ribu Rupiah).Menghukum Tergugat untuk melakukan tindakan pemulihan lingkungan hidup dengan biaya Rp. 251.765.250.000 (Dua Ratus Lima Puluh Satu Milyar Tujuh Ratus Enam Puluh Lima Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah). Menghukum Tergugat membayar uang paksa.Menghukum Tergugat membayar biaya perkara.Memerintahkan Tergugat tidak menanam di lahan gambut seluas 1000ha.Gugatan yang ditolak sebagian adalah:

    a) Membayar bunga denda sebesar 6%.b) Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada upaya

    Banding/Kasasi/Upaya hukum lainnya.

    RP. 114.303.419.000,00

    1000

    Rp. 251.765.250.000,00 (dua ratus lima puluh satu milyar tujuh ratus enam puluh lima juta dua ratus lima puluh ribu rupiah).

    6%.uang paksa sebesar Rp. 10.000.000,00

    (Sepuluh Juta Rupiah)

  • 2. Gugatan MENLH terhadap PT. Merbau Pelalawan Lestari (PT.MPL) di Kab. Pelalawan -Riau

    3. Gugatan MENLH terhadap PT. Surya Panen Subur (PT.SPS) di Meulaboh - Aceh

    4. Pengajuan Peninjauan Kembali perkara gugatan MENLH terhadap PT. Selatnasik Indokwarsa di Bangka Belitung

    PT. MPL merupakan perusahaan pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman di arealh IUPHHK-HT dengan luas 5.590 hektar di Kabupaten Pelalawan, yang terdiri dari hutan bekas tebangan seluas 400 ha dan hutan primer seluas 5.190 ha yang merupakan kawasan Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi. Dalam melaksanakan usahanya, PT. MPL telah melakukan perbuatan melawan hukum berupa perusakan lingkungan hidup dengan cara melakukan penebangan hutan yang tidak sesuai dengan Peraturan Per-UU-an maupun IUPHHK-HT dan telah menimbulkan kerugian lingkungan hidup. Pada saat ini kasus tersebut masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Pekanbaru.

    Kasus pembakaran hutan/lahan oleh PT. Kallista Alam yang telah diputus PN Meulaboh Aceh merupakan kasus yang hampir sama dengan kasus PT. Surya Panen Subur, Kasus bermula pada saat PT. SPS yang merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit telah sengaja atau setidaknya membiarkan terjadinya kebakaran hutan dan/atau lahan di lokasi HGU PT. SPS. Kebakaran tersebut juga menimbulkan kerugian lingkungan yang sangat besar, atas dasar itulah Tim kuasa hukum MENLH bersama dengan Kejaksaan Agung mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sesuai dengan AD/ART perusahaan. Pada saat ini kasus tersebut masih dalam proses persidangan di PN Jakarta Selatan.

    PT. Selatnasik Indokwarsa merupakan perusahaan pertambangan pasir kwarsa yang berlokasi di Bangka Belitung, dalam melakukan kegiatan usaha penambangan dimaksud, PT. Selatnasik Indokwarsa tidak melakukan pengeboran eksploitasi maupun studi kelayakan, sehingga penambangan dilakukan dengan tidak berencana dengan baik dan sistematis, serta tidak ada perencanaan pasca tambang yang berkibat terjadinya kerusakan lingkungan yang merambah pada areal hutan wilayah perizinan yang telah melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku, atas dasar tersebut kuasa hukum MENLH mengajukan gugatannya ke PN Jakarta Utara pada tahun 2009, hingga saat ini kasus tersebut masih dalam proses pengajuan PK oleh MENLH sebagai Pemohon PK, dengan rincian status putusan:

    Putusan tingkat pertama di PN Jakarta Utara = KLH MenangPutusan banding di PT Jakarta = KLH MenangPutusan kasasi di Mahkamah Agugn = KLH Kalah

    Kasus-kasus yang akan diajukan gugatan perdata (ganti rugi negara dan perbaikan pengelolaan lingkungan hidup) pada tahun 2014 adalah kasus pembakaran hutan dan lahan di provinsi Riau yang terjadi pada tahun 2013 sejumlah 7 perusahaan disektor perkebunan dan kehutanan serta kasus pencemaran dan perusakan oleh 4 perusahaan tambang nikel di Kab. Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.

    ---

    Page 1Page 2Page 3