kebakaran.docx

Upload: abrian-ade-setiawan

Post on 03-Mar-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

K3LL

A. Pengertian Kebakaran

Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak kita kehendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Jadi api yang menyala di tempat-tempat yang dikehendaki seperti kompor, di perindustrian dan tempat atau peralatan lain tidak termasuk dalam kategori kebakaran.Sedangkan api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu panas, oksigen dan bahan mudah terbakar yang menghasilkan panas dan cahaya.Adapun definisi kebakaran menurut Departemen Tenaga Kerja adalah Suatu reaksi oksidasi eksotermis (terjadi karena pemanasan) yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan.Sedangkan definisi kebakaran menurut Asuransi secara umum adalah Sesuatu yang benar-benar terbakar yang seharusnya tidak terbakar yang dibuktikan dengan adanya nyala api secara nyata, terjadi secara tidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan atau kerugian.

B. Penyebab Dan Penanggulan Secara Teoritis KebakaranDefinisi dari Api menurut National Fire Protection Association (NFPA) adalah suatu massa zat yang sedang berpijar yang dihasilkan dalam proses kimia oksidasi yang berlangsung dengan cepat dan disertai pelepasan energi/panas. Timbulnya api ini sendiri disebabkan oleh adanya sumber panas yang berasal dari berbagai bentuk energi yang dapat menjadi sumber penyulutan dalam segitiga api. Contoh sumber panas: Bunga api listrik dan busur listrik Listrik statis Reaksi Kimia Gesekan (friction) Pemadatan (compression) Api terbuka (Open Flame) Pembakaran Spontan (spontaneous combustion) Petir (Lightning) Sinar matahari

Pada dasarnya api sendiri terdiri dari 3 unsur dasar yang saling terikat satu dengan yang lain yang disebut sebagai segitiga api atau fire triangle, yaitu:1. Bahan yang mudah terbakar- Barang padat, cair atau gas ( kayu, kertas, textil, bensin, minyak,acetelin dll),2. Panas ( Suhu )- Pada lingkungannya memiliki suhu yang demikian tingginya,(sumber panas dari Sinar Matahari, Listrik (kortsluiting, panas energimekanik (gesekan), Reaksi Kimia, Kompresi Udara)3. Oksigen ( O2 )- Adanya Zat Asam ( O2 ) yang cukup.Kandungan (kadar) O2ditentukan dengan persentasi (%), makin besar kadar oksigenmaka api akan menyala makin hebat, sedangkan pada kadaroksigen kurang dari 12 % tidak akan terjadi pembakaran api. Dalamkeadaan normal kadar oksigen diudara bebas berkisar 21 %, makaudara memiliki keaktifan pembakaran yang cukup

Dan dengan ditambahnya reaksi kimia berantai yang terjadi antara ketiga unsur tersebut, maka terjadilah api yang menyala.

Proses kebakaran benda gasGAS + PANAS ---> Free Radical + O2 --> Terbakar

Proses kebakaran benda cairCAIR + PANAS ---> UAP --> Free Radical -->Campuran Oksigen --> Terbakar

Proses kebakaran benda padatPADAT + PANAS --> Phyrolisys (penguapan air) -->retak-retak jadi molekul-molekul -->Free Radical + O2 --> Terbakar

Pada proses penyalaan, api mengalami 4 tahapan mulai dari tahap permulaan hingga menjadi besar, yaitu:1. Incipient Stage (Tahap Permulaan)Pada tahap ini tidak terlihat adanya asap, lidah api, atau panas, tetapi terbentuk partikel pembakaran dalam jumlah yang signifikan selama periode tertentu.2. Smoldering Stage (Tahap Membara)Partikel pembakaran telah bertambah, membentuk apa yang kita lihat sebagai "asap". Masih belum ada nyala api atau panas yang signifikan.3. Flame StageTercapai titik nyala, dan mulai terbentuk lidah api. Jumlah asap mulai berkurang, sedangkan panas meningkat.4. Heat StagePada tahap ini terbentuk panas, lidah api, asap, dan gas beracun dalam jumlah besar. Transisi dari flame stage ke heat stage biasanya sangat cepat, seolah-olah menjadi satu dalam fase sendiri.Perlu diperhatikan apabila salah satu dari sisi dari segita tersebut diatastidak ada, maka tidak mungkin terjadi kebakaran. Jadi setiap kebakaranyang terjadi dapat dipadamkan dengan tiga cara yaitu :a. Dengan menurunkan suhunya dibawah suhu kebakaranb. Menghilangkan zat asamc. Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar

C. Bahan Bahan Mudah TerbakarPada umumnya semua benda di alam dapat dibakar. Diantara bahan-bahan itu ada yang lebih mudah dibakar, dan ada yang sulit dibakar. Hal tersebut disebabkan karena masing-masing bahan memiliki Titik Nyala yang berbeda-beda. Yang dimaksud dengan Titik Nyala ( Flash Point ) ialah suatu temperatur terendah dari suatu bahan untuk dapat berubah menjadi uap, dan akan menyala bila tersentuh api.Makin rendah Titik Nyala suatu bahan, maka bahan tersebut makin mudah dibakar. Sebaliknya semakin tinggi titik nyalanya, maka bahan tersebut semakin sulit dibakar.Dan bahan-bahan yang titik nyalanya rendah digolongkan sebagai bahan yang mudah terbakar, contoh-contohnya antara lain : Benda Padat : Kayu, kertas, karet, tekstil. Benda Cair : Avtur, bensin, minyak tanah, spiritus, solar, oli. Benda Gas : Acetilin, Butane, LNG.

D. Pemicu Proses dan Penanggulangan KebakaranApi adalah suatu reaksi berantai yang berjalan sangat cepat,seimbang,dan kontinyu antara tiga bahan pembentuk api,yaitu Bahan Bakar,Energi Panas,dan Oksigen.Api dan tiga elemen pembentuknya itu sering digambarkan berupa Segitiga Api( Fire Triangle ).Fire Triangle adalah suatu Segitiga Sama Sisi,di mana sisi-sisinya diberi nama masing-masing elemen pembentuk api :Bahan Bakar ( Fuel ),Energi Panas ( Heat ),dan Oksigen ( Oxygen ).Reaksi antara ke tiga elemen tersebut hanya akan menghasilkan suatu nyala api apabila kadar elemen-elemennya seimbang.Bila salah satu elemen kadarnya berkurang,maka nyala api akan padam dengan sendirinya.

Sebagai contoh,ketika kita membuat api unggun,maka nyala api unggun akan makin membesar bila bahan bakar yang berupa kayu-kayu kering ditambah lebih banyak.Sebaliknya nyala api unggun akan mengecil bila bahan bakarnya kita kurangi.Dari contoh ini didapat satu cara pemadaman kebakaran,yaitu mengurangi, memisahkan,atau menyingkirkan bahan bakar yang menimbulkan api.Metoda pemadaman kebakaran dengan cara ini disebut Cara Penguraian.Api unggun yang kita buat juga dapat dipadamkan dengan cara menyiram air.Metoda pemadaman kebakaran dengan cara ini disebut Cara Pendinginan.Cara pendinginan pada dasarnya ialah mengurangi kadar panas pada nyala api,sehingga reaksi berantainya tidak seimbang dan lalu nyala api akan padam.Api unggun yang kita buat jika api unggun itu tidak terlalu besar dapat dipadamkan dengan cara menutupinya dengan karung bekas yang dibasahi.Akibat dari tertutup karung basah,maka nyala api terisolasi dengan udara luar,atau tidak bisa bereaksi dengan oksigen.Maka akibatnya keseimbangan reaksi berantainya akan terganggu,dan nyala api akan padam.Pemadaman nyala api dengan cara ini disebut metoda kebakaran dengan cara Isolasi.Tiga metoda pemadaman kebakaran yang dijelaskan di atas pada dasarnya merupakan prinsip dasar dari teori pemadaman kebakaran:yaitu Cara Penguraian,Cara Pendinginan,dan Cara Isolasi.a. Cara Penguraian

Metoda pemadaman kebakaran dengan cara penguraian dilakukan dengan cara memisahkan,menyingkirkan,atau menjauhkan bahan-bahan ataupun benda-benda yang mudah terbakar.Contohnya,misalnya terjadi kebakaran di gudang tekstil,maka agar kebakaran tidak meluas,tumpukan tekstil yang terdekat dengan arah menjalarnya api harus dibongkar dan disingkirkan / dijauhkan.Tindakan tersebut biasa dilakukan berbarengan dengan Cara Pendinginan,yaitu penyemprotan dengan air.

Cara penguraian ini biasa dilakukan dalam upaya pemadaman kebakaran di kota-kota,khususnya pemadaman kebakaran di pemukiman padat bangunan atau pemadaman kebakaran di pasar-pasar.Disamping melakukan pemadaman dengan pendinginan yaitu penyemprotan air,maka sebagian bangunan rumah atau kios terdekat dengan arah menjalarnya api,dirusak atau dirobohkan.Tujuannya agar api kebakaran tidak menjalar lebih jauh ke bangunan-bangunan lainnya di pemukiman yang padat itu.Cara penguraian juga biasa dilakukan untuk pemadaman kebakaran hutan.Dalam hal ini perlu diperhatikan arah angin,karena api kebakaran akan menjalar searah dengan arah angin.Tindakan yang dilakukan yaitu dengan cara merobohkan pohon-pohon,semak-semak atau alang-alang di area arah menjalarnya api.Dengan cara tersebut api kebakaran hutan dapat dikendalikan.Api akan padam atau berhenti menjalar karena tidak ada lagi bahan bakarnya.

b. Cara Pendinginan

Metoda pemadaman kebakaran dengan cara pendinginan dilakukan dengan penyemprotan air ke arah sumber api.Alat yang digunakan adalah pompa-pompa air,slang dan alat penyemprotnya atau nozzle.Alat penyemprot air bermacam-macam jenisnya,dan ada yang dilengkapi dengan alat pengaturan untuk menghasilkan pancaran air yang lurus atau pancaran air yang menyebar.Pancaran air yang lurus digunakan bila sumber api kebakaran terlihat dengan jelas,misalnya bagian rumah yang terbakar yang berupa kayu atau bahan lain.Sedangkan pancaran air yang menyebar digunakan bila sumber api kebakaran tidak diketahui dengan jelas karena tertutup asap tebal.Pancaran menyebar dimaksudkan untuk pendinginan atau untuk mengurangi kadar panas agar api tidak menjalar ( mengurung sumber api kebakaran).

c. Cara IsolasiMetoda pemadaman kebakaran dengan Cara Isolasi bertujuan untuk mengurangi kadar oksigen di lokasi sumber api,atau mencegah agar api tidak bereaksi dengan oksigen yang ada di udara bebas.Contoh-contohnya antara lain menutup sumber api dengan karung atau handuk yang telah dibasahi air.Hal ini dilakukan misalnya untuk pemadaman komporyang menyala tidak terkendali.Disamping itu bisa digunakan pasir atau tanah untuk menimbun benda yang terbakar.Metoda isolasi ini banyak diterapkan untuk menciptakan alat-alat pemadam kebakaran portable,misalnya pemadam api CO2,Busa,Bubuk Kimia Kering ( Dry Chemical Powder ).

d. Dilusi Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api. Menggunakan media gas CO2.

e. Pemutusan Rantai Reaksi Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).

E. Dampak KebakaranAda dua jenis bahaya yang ditibulkan sebagai akibat dari terjadinya kebakaran yaitu kerugian material dan keselamatan jiwa manusia. Beberapa aspek penyelamatan sebenarnya lebih diarahkan dan diprioritaskan pada penyelamatan jiwa manusia terlebih dahulu, untuk kemidian meminimalkan kerugian pada tahap berikutnya. Sehingga pada prinsipnya, konsep penanggulangan kebakaran (fire safety) yang utama adalah penyelamatan jiwa manusia.Bahaya keselamatan jiwa manusia pada peristiwa kebakaran dapat diklasifikasikan :1. bahaya langsunga. tersengat temperatur yang tinggib. keracunan asap2. bahaya tidak langsunga. terlukab. terjatuhc. terserang sakitd. mengalami shock/serangan psikologisHal diatas dapat digambarkan malalui skematik grafik yang pernah dipublikasikan oleh Biro Statistik Amerika (National Bereau of Standart USA) mengenai akibat yang ditimbulkan setelah peristiwa kebakaran terjadi :Peristiwa kebakaran memberikan efek bahaya antara lain: AsapAsap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron sebagai hasil dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung karbon. Efeknya iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan kerongkongan.

PanasPanas adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan sebagai temperatur tertinggi di mana manusia dapat bertahan /bernafas hanya dalam waktu yang singkat. Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar pada kulit dan pernafasan, mematikan jantung.

Nyala/FlameNyala/Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan membentuk cahaya berkilauan

Gas BeracunGas beracun antara lain:1. Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB 50ppm2. Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala lambat diri, kerusakan sistem pernafasan seperti bronchitis3. Hidrogen Sulfida (H2S) >NAB 10ppm4. Ammonia (MH3) >NAB 25ppm5. Hydrogen Sianida (HCN) >NAB 10ppm6. Acrolein (C3H4O) >NAB 0,1ppm7. Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti karbon monoksida, formaldehida, asam formiat, asam karboksitat, metilalkohol, asam asetat, dll8. Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam klorida dan sianida, nitrogen eksida, dll9. Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan asap tebal10. Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas amonia.11. Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan hidrogen sianida12. Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon monoksida, karbon dioksida, axcolin, dan asap tebalGrafik Bahaya Akibat KebakaranKorban Jiwa Saat KebakaranKebakaran kurang dari 6 jam 80%Kebakaran lebih dari 6 jam 20%48%Kadar CO > 50%32%Kadar CO < 50%16 %kadar CO (30% - 50%)16%Kadar CO< 30%8 %terserang paru-paru8 %Terjatuh sakit jantung dll10 %radang paru-paru10 %Legenda

= korban asap

= korban panas

= penyabab lain

F. Alat Pemantau dan EWS KebakaranDetektor kebakaran yang biasanya dipergunakan adalah (1) detektor asap, (2) detektor panas dan (3) detektor nyala. Namun demikian seiring dengan perkembangan teknologi maka telah berkembang berbagai detektor kebakaran yang semakin peka dan canggih.1. Detektor AsapDetektor asap yang sering dipakai adalah (1) detektor asap ion dan detektor asap dengan. Detektor asap ion bekerja berdasarkan keseimbangan ion positif dan ion negatif. Sebuah sumber radioaktif menghasilkan ion positif dan ion negatif. Pada keadaan tidak ada asap maka ion positif dan ion negatif seimbang. Namun pada kondisi berasap maka keseimbangan ion positif-negatif terganggu. Gangguan ini memicu jaringan elektris untuk memberi tahukan ketidak normalan sistem ke pusat pengendali.

2. Detektor PanasSalah satu contoh detektor panas adalah seperti pada sprinklers .

3. Detektor Nyala Detektor nyala akan diaktivasi apabila ada nyala api pada daerah jangkauannya.

Apabila terjadi nyala api yang tertangkap oleh detektor maka filter infra-red hanya akan meneruskan radiasi infra-red melalui lensa. Kemudian radiasi ini ditangkap oleh light sensing element yang meneruskannya ke time delay dan deskriminator frekuensi. Radiasi nyala infra-red mempunyai frekuensi yang unik yang membedakan dengan radiasi yang bukan dari nyala api, sehingga dapat menjamin kepastian bahwa yang tertangkap adalah radiasi karena nyala api. Keberadaan radiasi ini kemudian memicu rangkaian elektronik mengirim sinyal ke pusat pengendali kebakaran.Pemercik air otomatis (automatic sprinklers) merupakan sarana pemadam kebakaran instalasi tetap yang paling sering digunakan/dipasang pada gedung-gedung. Sistem ini bekerja apabila gelas (quartzoid bulb) pada kepala sprinklers pecah karena panas. Dengan pecahnya quartzoid bulb ini maka air bertekanan memercik ke seluruh tempat yang kebakaran dan memadamkan api.Secara garis besar sistem pemercik otomatis dikategorikan menjadi (1) sistem pipa basah, (2) sistem pipa kering, (3) sistem deluge dan (4) pre action system.

1. Sistem pipa basahPemercik otomatis disebut sebagai sistem pipa basah (wet pipe system) ialah apabila seluruh pipa distribusi sampai ke sprinkler terisi air bertekanan. Sistem ini memakai kepala sprinkler otomatis. Apabila gelas pada kepala sprinklers pecah karena panas maka air bertekanan segera memancar keluar memadamkan area yang terbakar. Air akan memancar hanya pada daerah yang sprinklernya pecah saja.

2. Sistem pipa keringPada sistem pipa kering pipa distribusi tidak tersisi air. Sistem ini dipakai apabila tempat atau bangunan yang dilindungi mempunyai kemungkinan bertemperatur dingin sedemikian sehingga air di dalam pipa distribusi dan sprinklers membeku. Tempat seperti ini misalnya ruang refrigerator, bangunan di tempat dingin dan lain sebagainya.

Di dalam pipa distribusi tidak berisi air melainkan gas nitrogen atau udara bertekanan. Apabila terjadi kebakaran maka sprinklers akan pecah, gas terdorong keluar sambil menghidupkan kontrol aliran air bertekanan yang kemudian memancarkan air untuk memadamkan kebakaran. Air hanya memancar pada daerah yang sprinklernya pecah saja.

3. Deluge systemDeluge system atau system banjir atau sistem pancaran serentak biasanya dipasang pada tempat atau bangunan yang berisi material mudah terbakar secara keseluruhan misalnya gudang busa polyester, bagian pengeringan hardboard, polyurethane, hanggar pesawat terbang dan lain sebagainya. Pada sistem ini semua sprinkler dalam keadaan terbuka, kemudian apabila ada sinyal kebakaran dari sistem deteksi maka seluruh sprinkler akan memancarkan air. Jadi sistem pancaran serentak ini dihubungkan dengan pengontrol lain yang berfungsi untuk memberitahu adanya kebakaran pada tempat itu.

4. Pre-action systemSistem ini bertujuan untuk membantu mempercepat aliran air pada sistem kering. Pada dasarnya konstruksi terdiri dari gabungan standard sprinkler system dengan alat pengindera kebakaran (baik smoke ataupun heat detector). Pada saat awal pengindera mencium adanya bahaya kebakaran maka sistem langsung bekerja mengisi air pada pipa distribusi springkler, sehingga air sudah terisi sebelum sprinkler pecah karena panas. Jadi ketika sprinkler pipa sistem kering pecah maka di dalam pipa sudah berisi air yang langsung memancar pada tempat yang terbakar.Kepala pemercik otomatis betugas untuk memancarkan air apabila telah mendapat sinyal deteksi kebakaran. Kepala pemercik otomatis akan aktif memancarkan air bila temperatur pada ruangan cukup untuk memecahkan quartozoid bulb (jenis a) atau memutus pengunci (jeins b). Temperatur ini disebut temperature rating dan biasanya besarnya sekitar 60 oC sampai 70 oC. Namun untuk beberapa tempat dengan pertimbangan tertentu di pasaran juga tersedia kepala pemercik dengan temperature rating yang lebih tinggi.

G. Prilaku Terhadap KebakaranA. Tindakan pencegahan/preventifSegala upaya yang dilakukan agar kebakaran tidak terjadi kebakaran :1. Memberikan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan2. Menempatkan barang-barang yang mudah terbakar di tempat yang aman dan jauh dari api3. Tidak merokok dan melakukan pekerjaan panas di tempat barang-barang yang mudah terbakar4. Tidak membuat sambungan listrik sembarangan5. Tidak memasang steker listrik bertumpuk-tumpuk6. Memasang tanda-tanda peringatan pada tempat yang mempunyai resiko bahaya kebakaran tinggi7. Menyediakan apar ditempat yang strategis8. Matikan aliran listrik bila tidak digunakan9. Buang puntung rokok di asbak dan matikan apinya10. Bila akan menutup tempat kerja, periksa dahulu hal-hal yang dapat menyebabkan kebakaranB. Tindakan pemadaman/represifTindakan yang dilakukan untuk memadamkan kebakaran sebagai upaya memperkecil kerugian yang ditimbulkan dan mencegah agar kebakaran tidak meluasTeknik dan taktik penanggulangan kebakaranA. Teknik penanggulangan kebakaranKemampuan maksimal dalam menggunakan peralatan yang tersedia guna memadamkan kebakaranB. Taktik penanggulangan kebakaranLangkah-langkah penanggulangan kebakaran :1. Memadamkan dengan alat pemadam yang sesuai, jika api tidak padam, panggil teman terdekat2. Bunyikan alarm / tanda bahaya kebakaran jika api belum padam3. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas yang jelas4. Amankan lokasi dan bantu kelancaran petugas pemadam5. Beritahu petugas pemadam tempat sumber air6. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda7. Perhatikan faktor penting dalam pemadaman1. Arah angin2. Jenis benda yang terbakar3. Volume benda yang terbakar4. Berapa lama telah terbakar5. Situasi, kondisi dan lingkungan

H. APAR Alat Pemadam Kebakaran

Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisers adalah alat pemadam api yang mudah dipergunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. APAR dapat berupa tabung jinjing, gendong maupun beroda. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil menanggulangi sekitar 30 % kejadian kebakaran.Secara singkat cara mengoperasikan APAR adalah sebagai berikut:1. APAR Jenis AirPada jenis ini media pemadamnya berupa air yang terletak pada tabung. Dibuat dalam dua konstruksi yaitu SPT dan GCT. Jarak jangkau pancaran sekitar 10 ft sampai 20 ft. Dan waktu pancaran sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galon. Hanya direkomendasikan untuk kebakaran jenis A, dengan luas bidang jangkauan sekitar 2500 ft persegi, jarak penempatan setiap 50 ft.2. APAR Jenis BusaTabung utama berisi larutan sodium bikarbonat (ditambah dengan penstabil busa). Tabung sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua larutan tersebut akan menghasilkan busa dengan volume 10 kali lipat. Busa ini kemudian didorong oleh gas pendorong (biasanya CO2 )..

3. APAR Jenis Karbon DioksidaAPAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering) di mana oksigen diupayakan terpisah dari apinya. Di samping itu CO2 juga mempunyai peranan dalam pendinginan. Material yang diselimuti oleh CO2 akan cenderung lebih dingin.

4. APAR Jenis Serbuk Kimia Kering (dry chemical powder)APAR jenis ini berisi tepung kering sodium bikarbonat dan tabung gas karbon dioksida atau gas nitrogen (di dalam cartridge) sebagai pendorongnya. Gas pendorong bisa ditempatkan dalam tabung atau di luar tabung. Tepung kimia kering bersifat cepat menutup material yang terbakar, dan mempunyai daya jangkau menutup permukaan yang cukup luas.

5. APAR Jenis Gas Halon dan Pasca Halon. APAR jenis ini biasanya berisi gas halon yang terdiri dari unsur-unsur karbon, fluorine, bromide dan chlorine. Namun sejak diketemukan lubang pada lapisan ozon yang diduga disebabkan oleh salah satu unsur gas halon maka menurut perjanjian Montreal gas halon tidak boleh dipergunakan lagi, dan mulai 1 Januari 1994 gas halon tidak boleh diproduksi.

I. Contoh Kasus KebakaranPolisi menetapkan mantan GM PT Iwatani Industrial Gas Indonesia, ST dan seorang Junior Supervisor dan Industri perusahaan berinisial AH sebagai tersangka kebakaran yang terjadi di ruang deodorant parfum spray packing IV milik PT Mandom Indonesia di Cikarang Barat, Bekasi. Kebakaran sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Iwatani Industrial Gas Indonesia yang disewa jasanya untuk mengganti flexible tube perusahaan tersebut.Kebakaran ini terjadi pada Jumat (10/7/2015) lalu sekitar pukul 09.30 WIB. Berdasarkan pemeriksaan Puslabfor Mabes Polri, penyebab ledakan adalah tersulutnya uap gas (LPG) yang bocor di bagian ujung selang flexible menuju 1 unit mesin Deodorant Parfum Spray (DPS) filling line pada line 2."Uap gas tersulut oleh elemen pemanas mesin dryer line 2 di ruang finishing," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti dalam jumpa pers, Rabu (14/10/2015).Akibat kecelakaan ini, 28 orang karyawan PT Mandom Indonesia meninggal dunia sedangkan 31 lainnya luka-luka. Bangunan ruang produksi deodorant parfum spray packing IV PT Mandom juga terbakar. Berdasarkan penyidikan, akhirnya polisi menetapkan kedua tersangka karena seluruh pemasangan instalasi pipa gas LPG di perusahaan tersebut dilaksanakan oleh PT Iwatani.

Pihak PT Mandom meminta PT Iwatani mengganti 8 flexible tube yang terhubung pada masing-masing filling macine pada 4 line produksi perusaan tersebut. Namun, atas perintah mantan GM PT Iwatani, Shoku Takaku, hanya 4 flexible tube yang diganti."4 Yang lainnya menggunakan flexible tube pindahan pabrik PT Mandom Indonesia Sunter, Jakarta Utara," sambungnya.Karena itu, selain AH, polisi juga menetapkan ST sebagai tersangka karena memerintahkan penggantian tak sesuai permintaan perusahaan. Selain itu, tak ada laporan hasil pengecekan kebocoran dan tekanan flexible tube tersebut. "Instalasi pipa gas yang telah dipasang oleh PT Iwatani Industrial Gas Indonesia yang kemudian salah satu flexible tube yang dipasang mengalami kebocoran mengakibatkan kebakaran masih dalam tanggung jawab PT Iwatani. Hal ini karena masih terhitung masa garansi yakni selama 12 bulan terhitung sejak 1 April sampai 31 Maret 2016," pungkasnya.