keakuratan teks berita pada materi ajar bahasa …eprints.ums.ac.id/75536/14/naskah...
TRANSCRIPT
KEAKURATAN TEKS BERITA PADA MATERI AJAR BAHASA
INDONESIA BAGI SISWA KELAS VIII DI SMP N 3 POLANHARJO
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Strata 1 pada Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh :
ARISYA SINTA KURNIASARI
A310150152
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
1
KEAKURATAN TEKS BERITA PADA MATERI AJAR BAHASA
INDONESIA BAGI SISWA KELAS VIII DI SMP N 3 POLANHARJO
Abstrak
Latar belakang masalah dari penelitian ini adalah masih kurangnya pemahaman
guru dalam memegang teguh akurasi penyampaian teks berita. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keakuran teks berita yang dikaji berdasarkan lima
kategori akurasi, Cek dan Recek, kesalahan penulisan,sumber berita yang
relevan, akurasi judul dengan isi, dan akurasi foto dengan isi pada materi ajar
pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo.
Penelitian ini merupakana penelitian deskriptif kualitatif. Adapun hasil penelitian
teks berita pada materi ajar Bahasa Indonesia bagi Siswa Kelas VIII SMP N 3
Polanharjo adalah sebagai berikut: dengan menggunakan akurasi analisis isi
Juditha, hasil penelitian ini menggambarkan bahwa teks berita pada materi ajar
pembelajaran Bahasa Indonesai bagi siswa kelas VIII di SMP N 3 polanharjo
menunjukkan bahwa guru kurang memegang teguh akurasi dalam penyampaian
teks berita. Ini terlihat dari hasil kuanlitatif yang dikaji dari lima kategorisasi
akurasi Juditha yaitu cek dan ricek; kesalahan penulisan pada data; sumber berita
yang relevan; akurasi judul dengan isi; serta akurasi antara foto dengan isi.
Semua kategori menunjukkan bahwa teks berita kurang akurat.
Kata kunci: akurasi, teks berita, materi ajar, bahasa indonesia
Abstract
The background of the problem of this research is that there is still a lack of
understanding of the teachers in handling the accuracy of the delivery of news
texts. This research aims to find out the accuracy of the news text studied based
on five categories of accuracy, there are, check and recheck; writing errors; the
resources of relevant news; the accuracy of the title with the content; and the
accuracy of photos with the content in the material of learning Bahasa Indonesia
for VIII students at SMP N 3 Polanharjo. This research is qualitative research
type. The results of the news text in the material of learning Bahasa Indonesia for
VIII students at SMP N 3 Polanharjo are, as follows: Using the accuracy of
Juditha‟s content analysis, the result of this research illustrates that the news text
in the material of Bahasa Indonesia learning for VIII students at SMP N 3
Polanharjo shows that the teacher lacks of holding on the accuracy in delivering
the news texts. It can be seen from the qualitative result studied based on five
categories of accuracy, there are, check and recheck; writing errors; the resources
of relevant news; the accuracy of the title with the content; and the accuracy of
photos with the content. All of the categories indicate that the news text is less
accurate.
2
Keywords: accuracy, news text, material learning, bahasa indonesia
1. PENDAHULUAN
Pesatnya pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi ditandai dengan semakin
berkembangnya media online, ini juga berpengaruh bagi eksistensi sebuah media.
Peradapan manusia saat ini dapat dikatakan bersifat sangat cepat dan semuanya serba
instan, sehingga berdampak bagi perkembangan media yang juga turut tumbuh menjadi
lebih cepat. Keberadaan internet yang mampu menyediakan berbagai informasi semakin
lama telah menggeser kepopuleran media cetak. Semakin berkembangnya media saat
ini, juga berdampak bagi masyarakat di dalam menerima informasi yang telah
disampaikan oleh media tersebut, saat ini masyarakat dapat dengan mudah menemukan
berita dari berbagai media, sehingga masalah yang timbul di tengah pesatnya
berkembangan media berita saat ini adalah tingkat kredibilitas media tersebut di dalam
menyajikan informasi berita kepada khalayak umum, sehingga dibutuhkan kejelian atau
ketelitian oleh pembaca ketika menangkap informasi dari suatu media berita tersebut.
Oleh karena itu inilah yang mengakibatkan mulai muncul suatu tingkat kepercayaan
masyarakat pada media.
Survei yang dilakukan oleh Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) pada
tanggal 7-9 Februari 2017 terhadap 1.116 responden di Indonesia, sebanyak 44,30 %
masyarakat menyatakan menerima berita hoaks setiap hari. Bahkan, 17,20 %
menyatakan menerima berita palsu ini lebih dari sekali sehari. Kemudian menurut grafik
tingkat kepercayaan mayarakat terhadap media di Indonesia dari tahun 2012 sampai
tahun 2018 mengalami kestidakstabilan, yaitu mulai dari tahun 2012 sebanyak 60 %
masyarakat percaya terhadap media di Indonesia, kemudian tingkat kepercayaan
mengalami kenaikan yang pada tahun 2013 sebanyak 73 %, dan kemudian mengalami
penurunan yang sangat signifikan yaitu pada tahun 2016 sebanyak 63 %. Berikut adalah
grafik tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media di Indonesia.
3
Survey tersebut menunjukkan bahwa menurunnya tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap media jurnalisme Mengindikasikan konsekuensi dari kegagalan
media dalam melakukan tugasnya, khususnya yang terkait dengan edukasi dan peran
dalam menjaga kualitas informasi. Turunnya kepercayaan ini perlu menjadi perhatian,
banyaknya informasi yang telah menimbulkan persoalan terhadap kesulitan pencarian
suatu informasi dibutuhkan karena informasi yang penting tertutup oleh informasi yang
tidak dibutuhkan. Sehingga perlunya ketelitian dalam menelaah suatu berita yang
didapat dari media berita yang disampaikan.
Berita adalah suatu laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang
menarik, benar dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala
seperti surat kabar, radio, teleisi, atau media on line internet (Sumadiria, 2005; 63).
Sedangkan ciri-ciri teks berita adalah berita harus memuat fakta yang nyata, berita yang
dimuat adalah peristiwa yang jarang terjadi, disebut juga unik atau antri-mainstream,
aktual yaitu peristiwa yang disajikan harus baru atau paling update, tampa rekayasa,
memberikan informasi dan keterangan waktu serta tempat yang jelas, menggunakan
bahasa baku atau formal, tidak mencantumkan opini, judul harus mewakili seluruh isi,
penggunaan bahasa bias dipahami pembaca, kronologis atau alur peristiwanya dimuat
secara berurutan, dan yang terakhir bersifat objektif (Lestari, dkk 2017: 11)
Salah satu dari bagian objektifitas berita merupakan akurasi, menurut Juditha
(2013: 148) akurasi adalah tepat, benar dan tidak terdapat kesalahan. Akurasi sangat
berpengaruh pada penilaian kredibilitas media maupun jurnalis yang menulis berita
tersebut. Akurasi berarti ketepatan bukan hanya pada detail spesifik tetapi juga kesan
umum, cara detail disajikan dan cara penekannya. Kebenaran atau akurasi dari suatu
berita adalah untuk menjamin kepercayaan pembaca). Kelengkapan atau keakurasani
dari suatu berita adalah untuk menjamin kepercayaan pembaca. Masalah akurasi sangat
menentukan kredibilitas media di mata publik. Menurut Juditha (2013: 149-151) tidak-
akurasian yang banyak bermunculan di media massa saat ini disebabkan antara lain
minimnya cek ricek yaitu mengecek melakukan ricek kembali kepada sumber berita,
4
kemudian kesalahan penulisan sumber data, sumber berita yang kurang relevan, dan
akurasi judul dengan isi.
Merujuk dari pendapat tersebut Juditha Kristian (2013) juga telah melakukan
penelitian yang sama berjudul “Akurasi Berita dalam Jurnalisme Online (Kasus Dugaan
Korupsi Mahkamah Konstitusi di Portal Berita Detiknews)”. Berikut adalah hasil dari
penelitiannya, mendeskripsikan bagaimana akurasi berita dalam jurnalisme online
khususnya pada kasus dugaan korupsi Mahkamah Konstitusi di sebuah portal berita
yaitu detikNews.com. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai media jurnalisme
online, detikNews tetap memegang teguh suatu akurasi pemberitaannya. Ini tampak
terlihat dari hasil lima kategorisasi akurasi berita yang telah dikaji yaitu cek dan ricek;
kemudian kesalahan penulisan pada data; akurasi judul dengan isi; sumber berita yang
relevan; serta akurasi dan yang terakhir adalah antara foto dengan isi. Serta telah
menghasilkan kesimpulan bahwa semua dari kategori akurasi berita yang disajikan
sudah baik. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai yang diemban oleh detikcom yaitu cepat
dan akurat, kreatif dan inovatif, integritas, kerjasama dan independen. Tetapi tetap juga
memiliki komitmen tinggi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Penelitiian
sejenis juga dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain adalah Dewi, Agung, & Ridok
(2011), Juditha (2013), Wayan & Widodo (2014), Errissya dan Purwarianti (2015), Liu,
Seo & Ruchansky (2017), Lhaksmana, Sibaroni & Kurniawan (2018).
Penting bagi guru untuk meneliti teks berita yang akan digunakan sebagai bahan
materi ajar, karena tampa disadari semakin berkembangnya teknologi saat ini tidak
sedikit juga berita memuat informasi palsu (hoax) yang tersebar di masyarakat, sehingga
ini juga berpengaruh bagi pelajar atau siswa ketika membaca dan menelaah teks berita
tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan ketelitian guru sendiri di dalam mengambil
referensi berita dari suatu media dalam materi ajar, guru juga harus dapat memberikan
pengajaran atau pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai teks berita yang baik dan
benar kepada siswa kelas VIII SMP. Menurut Sorraya (2014; 13), pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah bagian kurikulum 2013 yang menekankan terhadap pentingnya suatu
keseimbangan dari kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Beberapa prinsip
5
pembelajaran Bahasa Indonesia yang perlu diterapkan antar lain adalah; pendekatan
komunikatif, pembelajaran terpadu, pembelajaran berbasis teks, pembelajaran tematik,
memuat pembelajaran satra,bahasa sebagai penghela ilmu pengetahuan, bahasa
Indonesia sebagai pendukung literasi, dan bahas Indonesia pendukung pendidkan
karakter (Sufanti,dkk 2017; 10).
Materi ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pokok pembelajaran. Pengertian ini menjelaskan bahwa materi ajar
haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh
guru untuk menunjang dan membantu proses pembelajaran. Materi ajar memuat fakta,
prosedur dan konsep yang harus dikuasai pendidik di dalam memberikan pembelajaran
bagi peserta didik Menurut Sholeh (2017: 176). Sedangkam menurut Dwijaya dan
Hidayat (2015; 284) guru dituntut untuk mengarahkan seluruh kemampuannya sebagai
suatu tenaga kerja pendidik yang professional dalam merancang proses belajar mengajar,
guru juga dituntut untuk mendesain pembelajaran yang kondusif serta menentukan
metode yang tepat dalam menyampaikan materi ajarnya yang sesuai dengan
karakteristik siswa yang ada di dalam kelas kemudian juga bersikap keatif dan inovatif
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Pendidik atau guru di dalam membuat materi ajar teks berita pada pembelajaran
Bahasa Indonesia kelas VIII SMP harus memperhatikan keakuratan teks berita yang baik
dan benar, dan dapat memberikan pegajaran atau pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa, agar siswa dapat lebih mudah di dalam menerima pembelajaran yang
diberikan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis
membuat penelitian yang berjudul “Keakuratan Teks Berita Pada Materi Ajar
Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa Kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo
2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti menggunakan kualitatif deskriptif.
Menurut Sugiyono (2015: 292), komponen penelitian kualitatif yaitu alasan penggunaan
metode, tempat penelitian, instrumen penelitian, sampel dan sumber penelitian, teknik
6
pengumpulan data, teknik analisis data, dan rencama pengujian keabsahan data.
Penelitian deskriptif kulitatif bertujuan untuk melukiskan, menggambarkan, dan
mendeskripsikan secara nyata fakta-fakta yang diteliti (Rohmadi dan Yakub, 2017: 29)
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Polanharjo yang beralamat Desa Candi,
Kelurahan Ngaran. Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Penelitian akan dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2018/2019, secara
bertahap pada bulan Oktober 2018 sampai bulan Desember 2018.
Data penelitian kualitatif dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup
deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan, serta hasil analisis
dokumen (Moleog, 2013: 6), data penelitian ini adalah dari teks berita pada materi ajar
Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP N 3 Polanharjo. Sumber data dalam penelitian ini
yaitu dari Buku teks Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP terbitan tahun 2017 yang ditulis
oleh Kosasih dan Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Semester Gasal Kurikulum
2013, terbitan tahun 2017 yang ditulis oleh Ardhani, Umaryati serta Letari. Nara sumber
dari penelitian ini adalah pendidik atau guru Bahasa Indonesia kelas VIII SMP N 3
Polanharjo.
Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini dengan observasi, dan baca cacat.
Validitas atau keabsahan dilakukan dengan triangulasi teknik, yaitu mengecek kembali
data kepada sumber yang sama. Triangulasi adalah teknik pemerisaan kesalahan suatu
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai suatu perbandingan
terhadap data itu (Moleong, 2013; 330). Triangulasi sumber dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dari
suatu observasi dan dokumentasi, kemudian di implementasikan dan di evaluasi. dalam
penelitian ini.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan teknik analisis
data kualitatif Miles dan Huberman yang dilakukan secara interaktif melalui proces data
reduction, data display, dan verification (Sugiyono, 2015 : 246-253).
7
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Keakuratan Teks Berita Pada Materi Ajar Pembelajaran Bahasa
Indonesia Bagi Siswa Kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo.
Penelitian ini mengkaji mengenai Keakuratan Teks Berita Pada Materi
Ajar Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa Kelas VIII di SMP N 3
Polanharjo, data diambil berdasarkan teks berita pada materi ajar yang
digunakan oleh guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks berita
yang digunakan oleh guru adalah sebanyak delapan data teks berita, guru
menggunakan sumber reverensi teks berita berdasarkan dari buku teks
dan modul. Akurasi sangat berpengaruh terhadap penilaian kredibilitas
media maupun jurnalis yang menjadi penulis suatu berita.
Akurasi berarti ketepatan bukan hanya pada detail spesifik tetapi
juga kesan umum, cara detail disajikan dan cara penekannya. Kebenaran
atau akurasi dari suatu berita adalah untuk menjamin kepercayaan
pembaca). Kelengkapan atau keakurasani dari suatu berita adalah untuk
menjamin kepercayaan pembaca. Menurut Juditha (2013: 149-151)
keakuratan teks berita dikaji menjadi lima kategori yaitu; (1) Cek dan
Ricek, adalah; mengecek dan melakukan ricek kembali kepada sumber
berita. Kelalaian pencantuman sumber berita dapat mengakibatkan berita
yang disajikan tidak dapat diverifikasi di lapangan, (2) kesalahan
penulisan, kategori akurasi berikutnya yang dikaji adalah kesalahan
penulisan pada berita baik itu mengenai data, tanggal, nama narasumber,
alamat dan sebagainya, (3) sumber berita relevan, (4) akurasi judul
dengan Isi, disini dilihat apakah ada keterhubungan antara keduanya, (5)
akurasi antara foto dan isi, akurasi pemberitaan juga dilihat dari akurasi
foto dan isi, pada akurasi antara foto/gambar dan isi melihat apakah foto
yang disajikan berhubungan dan mendukung isi berita tersebut.
8
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menggunakan teori
Juditha untuk menganalisis data, dengan membaginya menjadi beberapa
kelas susai dengan kriteria akurasi Juditha. Berikut ini adalah keakuratan
teks berita pada materi ajar pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa
kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo yang dianalisis dengan menggunakan
kriteria akurasi Judita, berikut pembahasan masing-masing kategori:
3.1.1.1 Cek dan Ricek
Kelalaian pencantuman sumber berita dapat mengakibatkan berita yang
disajikan tidak dapa diverifikasi di lapangan sumber berita. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa teks berita yang digunakan oleh guru di
dalam membuat materi ajar, dari ke delapan teks berita sebanyak lima
data teks berita telah melakukan cek dan ricek kepada sumber berita, dan
ada tiga teks berita yang tidak melakukan cek dan ricek yaitu tidak ada
penyebutkan sumber yang jelas dengan menyebutkan nama (narasumber),
tapi hanya anonim (tanpa nama). Namun demikian, tidak semua yang
diungkapkan narasumber benar, meskipun ada ungkapan bahwa menjadi
benar apabila ada rujukan siapa yang mengatakan Berikut ini adalah
salah satu contoh teks berita yang tidak melakukan cek dan recek, yaitu
sebagai berikut:
Teks Berita 2
Sepuluh menjelang Lebaran, Sabtu 15/11. Pelabuhan penyeberangan Merak mulai
dipadati truk. Truk-truk tersebut mengangkut barang nonsembilan bahan pokok (non
sembako). Tingginya arus truk dalam dua hari terakhir berkaitan dengan adanya larangan
melintas bagi truk nonsembilan bahan pokok (non sembako) pada tanggal 21-25
November. Larangan tersebut berlaku bagi truk bersumbu lebih dari dua. Truk gandengan,
truk tempelan dan truk kontrainer.
Penumpukan truk bersumbu dua tersebut seperti di Pelabuhan merak Menyebabkan
antrean truk sekitar 100 meter dari pintu masuk kapal. Antrean terjadi di dermaga satu
hingga dermaga empat. Tetapi, antrean tersebut masih dalam batas normal. Antrean belum
membludak ke area parkir pelabuhan. Akan akibat penumpukan truk itu, beberapa sopir
truk mengaku harus menunggu sekitar dua hingga empat hari untuk bisa masuk kapal.
(Sumber: Kompas dengan beberapa penyesuaian)
9
Sumber: Halaman 2, Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas VIII
SMP terbitan tahun 2017 yang ditulis oleh Kosasih.Pada teks berita 2,
tidak melakukan cek dan recek. yaitu tidak ada penyebutkan sumber
yang jelas dengan menyebutkan nama (narasumber), tapi hanya anonim
(tanpa nama), berikut adalah kutipannya:„Dikutip dari Kompas, sepuluh
menjelang Lebaran, Sabtu 15/11. Pelabuhan penyeberangan Merak mulai
dipadati truk. Truk-truk tersebut mengangkut barang nonsembilan bahan
pokok (non sembako).
Kemudian kelalalian tidak melakukan cek dan recek juga terdapat
pada teks berita 4 paragraf pertama, yaitu tidak ada penyebutkan sumber
yang jelas dengan menyebutkan nama (narasumber), tapi hanya anonim
(tanpa nama), berikut adalah kutipannya: “Liputan6.com, Jakarta Selain
sebagai Negara dengan penduduk terbanyak di dunia, negeri tirai bambu,
China juga dikenal karena berhasil mendidik generasi pemuda yang
cerdas.”
Terkait akurasi sumber informasi, guru hendaknya melakukan
identifikasi kembali terhadap sumber informasi sebelum menyajikan
berita. Idealnya penyebutkan sumber harus menyebutkan nama, bukan
anonim (tanpa nama).
3.1.1.2 Kesalahan Penulisan
Kategori keakuratan yang dimaksud adalah kesalahan penulisan pada
teks berita baik itu mengenai data, tanggal, nama narasumber, alamat dan
lain sebagainya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
menunjukkan empat teks berita terbukti terdapat kesalahan penulisan,
seperti pada kesalahan penulisan penggunaan pemborosan huruf,
penggunaakn spasi, penggunaan imbuan, tanda pemisah kata, dan berikut
adalah salah satu contoh bentuk kesalahan penulisan dalam teks berita:
Kesalahan penulisan pada judul teks berita 5, berikut kutipanya, “Akibat
Lilin Sebuah Rumah Hangus Terbakar Di Lalap5 Si Jago Merah”. Kata
10
Dilalap ditulis dengan Di lalap5. Terdapat kesalahan penulisan kata yaitu
adanya pemenggalan kata yang salah, kata di seharusnya di gabung
dengan kata lalap, dan adanya pemborosan kata dengan menambahkan
angka 5, seharusnya angka 5 dihilangkan, karena dapat meninbulkan
makna yang baru.
Kemudian kesalahan penulisan juga terdapat pada paragraf pertama
teks berita 4. Berikut kuti[annya, „Liputan6.com, Jakarta Selain sebagai
negara dengan penduduk terbanyak di dunia, negeri tirai bambu, China
juga dikenal karena berhasil mendidik generasi muda yang cerdas”.
Terdapat kesalahan penulisan, yaitu tidak adanya tanda pemisah (-) yang
digunakan sebagai pemisah kata antara kata Jakarta dengan kata Selain
yang merupaka sebagai awal paragraf pembuka dari teks berita.
3.1.1.3 Sumber Berita Relevan
Maksud dari sumber berita yang relevan adalah narasumber yang cocok
dan pas dengan peristiwa yang sedang terjadi. Berdasarkan ke delapan
data teks berita yang digunakan oleh guru di dalam materi ajar, hasil
penelitian menunjukkan bahwa lima teks berita tidak menunjukkan
sumber berita yang relevan, tetapi teks berita yang disampaikan hanya
merupakan hasil dari observasi langsung, penggunaan ejaan huruf capital.
Berikut bentuk kesalahan penulisan antara lain adalah sebagai berikut:
Pada teks berita 5, menunjukkan berita dari observasi langsung yaitu
menginformasikan peristiwa kebakaran rumah yang diakibatkan karena
keteledoran pemilik rumah dalam menaruh lilin. Kemudian pada teks
berita 8, menunjukkan berita dari observasi langsung, yaitu
menginformasikan bahwa Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung yang
membebaskan biaya kuliah pendidikan kedokteran bagi mahasiswa baru.
Pada teks berita 4, menunjukkan berita dari observasi langsung, yaitu
menjelaskan bahwa sistem belajar Tiongkok sukses mencetak generasi
cerdas.
11
3.1.1.4 Akurasi Judul dan Isi
Akurasi teks berita yang dikaji berikutnya adalah akurasi antara judul dan
isi, dapat dilihat dari bagaimana keterkaitan diantara keduanya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa seluruh teks berita yang digunakan oleh
guru dalam materi ajar dari ke delapan teks berita, lima teks berita
terbukti akurat adanya keterkaitan antara judul dan isi dan hanya tiga teks
berita yang terbukti tidak akurat. Berikut ini adalah teks berita yang
menunjukkan ketidak akuratan antara isi dan judul, yaitu berita yang
digunakan tidak ada judul dalam teks berita yang dipaparkan dan
langsung saja merujuk pada isi berita tersebut.
Teks Berita 3
Sumber : Halaman 10, Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP
Semester Gasal Kurikulum 2013, terbitan tahun 2017 yang ditulis oleh
Ardhani, Umaryati serta Letar.
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN) Ravik Karsidi mengatakan bahwa Ujian Nasional (UN) tetap menjadi
syarat penerimaan mahasiswa baru. "Sesuai persyaratan yang kami cantumkan,
peserta SNMPTN harus tetap mengikuti UN.
Mereka yang tidak mengikuti UN, tidak bisa ikut dalam seleksi tersebut,"
ujar Ravik di Jakarta, Selasa (11/4/2017). SNMPTN adalah Seleksi Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan menggunakan nilai rapor, namun Rektor
Universitas Negeri Sebelas Maret ini menegaskan penggunaan nilai UN
diserahkan kepada masing-masing rektor PTN. "Sejauh mana, penggunaan nilai
UN tersebut sangat tergantung pada rektor masing-masing.
Tidak bisa disamakan antara perguruan tinggi satu dengan yang lain,"
ujarnya. Seperti diberitakan, tahun ini jadwal Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) dimulai 15 Maret sampai 15 April 2017. Pengumuman
hasil seleksinya dilaksanakan pada 26 April 2017 nanti. Ketua SNMPTN dan
SBMPTN 2017 Ravik Karsidi mengatakan, pelaksanaan SNMPTN memiliki
syarat sekolah berdasarkan akreditasi. Untuk sekolah akreditasi A, siswa yang
dapat mengikuti SNMPTN merupakan 50 persen terbaik di sekolahnya.
12
3.1.1.5 Akurasi Antara Foto Dengan Isi
Berkaitan dengan akurasi antara foto dengan isi, dari ke delapan data teks
berita yang digunakan oleh guru dalam membuat materi ajar,
menunjukkan bahwa keseluruhan teks berita tidak disertai dengan gambar
ilustrasi atau foto. Sehingga berita yang ditampilkan hanya langsung
merujuk pada inti berita. Berikut adalah salah satu teks berita yang tidak
akurat antara foto dengan isi.
Sumber: Halaman 12, Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP
Semester Gasal Kurikulum 2013, terbitan tahun 2017 yang ditulis oleh
Ardhani, Umaryati dan Letari.
Teks Berita 5
Setelah dilakukan penelitian yang berlandaskan teori kategori
akurasi Juditha, dari ke delapan data teks berita tersebut, hasil penelitian
menunjukkan antara lain sebagai berikut : (1) Dari kategori cek dan ricek,
hasil penelitian menunjukkan bahwa empat teks berita pada materi ajar
Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo telah terbukti
terbukti tidak akurat, yaitu tidak adanya cek dan ricek, hanya menyebut
dalam bentuk anonim (tampa nama) dari narasumber. (2) Kemudian
kategori kesalahan penulisan, hasil penelitian menunjukkan bahwa teks
berita materi ajar Bahasa Indonesia kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo,
empat teks berita terdapat kesalahan penulisan, yaitu pemborosan huruf
13
pada kata, penggunaan imbuan, penggunaan spasi, penggunaan tanda
hubung, dan penggunaan ejaan huruf kapital.
(3) Kategori sumber berita yang relevan, hasil penelitian
menunjukkan bahwa teks berita pada materi ajar Bahasa Indonesia kelas
VIII di SMP N 3 Polanharjo lima teks berita terbukti tidak akurat, yaitu
teks berita merupakan observasi langsung, (4) untuk kategori selanjutnya
adalah akurasi antara judul dengan isi, berdasarkan hasil penelitian, dari
ke delapan teks berita pada materi ajar Bahasa Indonesia kelas VIII di
SMP N 3 Polanharjo, tiga teks berita tidak akurat antara judul dan isi
yaitu merupakan hasul observasi langsung, (5) Kenudian kategori yang
terakhir adalah akurasi antara foto dengan isi, berdasarka hasil penelitian
materi ajar Bahasa Indonesia kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo dari
keseluruhan teks berita yang digunakan guru dalam materi ajar
menunjukkan bahwa, tidak adanya foto atau ilustrasi yang menjadi
pendukung pemaparan informasi, sehingga tidak akurat antara foto
dengan isi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa dari Keakuratan Tek
Berita Pada Materi Ajar Bahasa bIndonesia Bagi Siswa Kelas VIII di
SMP N 3 Polanharjo yang dikaji berlandaskan dari ke lima kriteria
akurasi Judita, dari ke delapan data teks berita yang digunakan guru
dalam materi ajar, maka dapat disimpulan bahwa, mayoritas data teks
berita menunjukkan kurang akurat, yaitu masih banyaknya ditemukan
kesalahan dalam penulisan dan pemaparan dari teks berita Kemudian
juga terlihat dari kurangnya ketelitian guru dalam memilih sumber atau
reverensi teks berita yang baik dalam melakukan pembelajaran.
Sedangkan dari segi penggunaan bahasa sudah memenuhi kaidah
kebahasaan teks berita.
14
3.2 Pembahasan
Hasil penelitian ini difokuskan pada rumusan masalah keakuratan teks berita pada
materi ajar pembelajaran bahasa Indonesia bagi kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo
dan bentuk kesalahan berbahasa teks berita pada materi ajar Bahasa Indonesia kelas
VIII di SMP N 3 Polanharjo. Penelitian tentang keakuratan teks berita ini juga dikaji
oleh beberapa peneliti sebelumnya, yang juga memiliki keterkaitan antara penelitian
yang sedang dilakukan.
Penelitiian sejenis juga dilakukan oleh Dewi Y. Liliana, Agung Hardianto,
dan M Ridok (2011) yang berjudul, “Indonesian News Classification using Support
Vector Machine”. Penelitian tersebut mengkaji mengenai klasifikasi suatu berita
Indonesia dari situs berita digital Indonesia, www.kompas.com dengan menggunakan
Support Vector Machine (SVM) yaitu metode yang kuat untuk mengklasifikasikan
kelas biner. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut di dalam percobaan
menggunakan Support Vector Machine (SVM) menunjukkan bahwa hasil yang
menjanjikan dengan tingkat akurasi 85 %. Sistem ini layak untuk diterapkan pada
berita Indonesia klasifikasi. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
berbanding terbalik dengan hasil penelitian ini bahwa tingkat keakuratan teks berita
pada penelitian tersebut menunjukkan lebih baik yaitu sebanyak 85% sedangkan
hasil penelitian ini yang menunjukkan tingkat keakuratan dari teks berita lebih rendah
yaitu mayoritas teks berita kuran akurat, selain itu perbedaan juga terletak dari
sumbernya, bahwa Dewi Y. Liliana, Agung Hardianto, dan M Ridok (2011)
menggunakan teks berita pada dokumen yang langsung diambil dari situs berita
digital Indonesia, www.kompas.com, sedangkan penelitian ini mengggunakan
sumber dari teks berita pada materi ajar Bahasa Indonesia kelas VIII SMP.
Sedangkan kesamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti mengenai
keakuratan teks berita,
Juditha Christiany (2013) melakukan penelitian sejenis yang berjudul “Akurasi
Berita dalam Jurnalisme Online (Kasus Dugaan Korupsi Mahkamah Konstitusi di
Portal Berita Detiknews)”. Penelitian tersebut mengkaji suatu akurasi berita di dalam
15
jurnalisme online khususnya dari kasus dugaan korupsi pada Mahkamah Konstitusi di
portal berita detik News.com. Adapun hasil penelitiaannya adalah sebagai berikut,
dengan menggunakan metode penelitian dari analisis isi, hasil penelitian ini
menggambarkan bahwa sebagai media jurnalisme online, detik News tetap
memegang teguh akan akurasi pemberitaannya. Ini terlihat dari hasil kuantitatif dari
lima kategorisasi akurasi berita yang dikaji yaitu cek dan ricek; kesalahan penulisan
pada data; sumber berita yang relevan; akurasi judul dengan isi; serta akurasi antara
foto dengan isi. Semua kategori bernilai diatas sejumlah 50%. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, bahwa tingkat keakuratan teks berita pada penelitian tersebut
menunjukkan lebih baik yaitu sebanyak 50%, sedangkan hasil penelitian ini yang
menunjukkan tingkat keakuratan berita yang lebih rendah yaitu mayoritas teks berita
kurang akurat, selain itu perbedaan juga terletak pada sumbernya, bahwa Juditha
Christiany (2013) bersumber dari jurnalisme online khususnya dari kasus dugaan
korupsi Mahkamah Konstitusi di portal berita detik News.com sedangkan penelitian
ini mengggunakan teks berita pada materi ajar Bahasa Indonesia kelas VIII SMP.
Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo (2014) melakukan penelitian
sejenis yang berjudul Klasifikasi Artikel Berita Secara Otomatis Menggunakan
Metode Naive Bayes Classifier Yang Dimodifikasi berikut, adalah hasil
penelitiannya. Bahwa klasifikasi dokumen berita digital menurut kategori tertentu
diperlukan untuk mempermudah pencarian oleh pembaca. Penelitian ini mengkaji
mengenai pengklasifikasian artikel berita secara otomatis dengan metode yang cukup
akurat yaitu Naïve Bayes Classifier. Percobaan dilakukan pada 900 dokumen berita.
Sembilan ratus dokumen tersebut dibagi menjadi sembilan kategori, sehingga
masing-masing kategori diujikan 100 dokumen. Untuk mengetahui pengaruh jumlah
data latih terhadap efektifitas naïve bayes classifier maka diambil beberapa kombinasi
banyaknya dokumen latih dan dokumen uji. Persamaan penelitian tersebut dengan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti mengenai keakuratan teks berita, sedangkan
perbedaannya yaitu dari sumbernya Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo
16
(2014) menggunakan berita Indonesia, sedangkan penelitian ini pada materi ajar
Bahasa Indonesia kelas VIII SMP.
Penelitiian sejenis juga dilakukan oleh Errissya Rasywir dan Ayu Purwarianti
(2015) yang berjudul “Eksperimen pada Sistem Klasifikasi Berita Hoax Berbahasa
Indonesia Berbasis Pembelajaran Mesin”, Penelitian tersebut mengkaji mengenai
klasifikasi artikel hoax dan bukan hoax pada teks berita berbahasa Indonesia hoax
menggunakan aplikasi kategorisasi teks yang berbasis pembelajaran mesin, sistem ini
terdiri atas praproses, ekstraksi fitur, seleksi fitur dan pengeksekusian suatu model
klasifikasi, untuk mengetahui tingkat akurasi terhadap berita. Adapun hasil
penelitiananya adalah sebagai berikut Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan
untuk memilih teknik terbaik pada setiap sub proses dengan menggunakan sebanyak
220 artikel berbahasa Indonesia dalam 22 topik (89 artikel hoax dan 131 artikel
bukan hoax). Untuk praproses, hasil eksperimen terbaik dicapai oleh praproses tanpa
stemming dan dengan penghapusandari stop word. Untuk ekstraksi fitur, fitur
unigram memiliki akurasi terbaik dibandingkan dengan bigram dan unigram+bigram.
Untuk seleksi fitur sendii, teknik terbaik adalah penggunaan operasi union pada
mutual information dan information gain. Sedangkan untuk algoritma klasifikasi,
dengan berbagai kombinasi di atas, algoritma naïve bayes menunjukkan suatu hasil
akurasi yang terbaik dibandingkan dengan SVM dan C4.5 dengan nilai akurasi
91.36%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukan berbanding terbalik
dengan hasil penelitian ini bahwa tingkat keakuratan teks berita pada penelitian
tersebut menunjukkan lebih baik yaitu sebanyak 91,36% sedangkan hasil penelitian
ini yang menunjukkan tingkat keakuratan berita lebih rendah yaitu mayoritas teks
berita yang disajikan kurang akurat, selain itu perbedaan juga terletak pada
sumbernya, bahwa Errissya Rasywir dan Ayu Purwarianti (2015) menggunakan
artikel berbahasa Indonesia dalam 22 topik, sedangkan penelitian ini pada materi ajar
Bahasa Indonesia kelas VIII SMP.
Liu Yan, Seo Sungyong dan Ruchansky Natali (2017) juga melakukan
penelitian sejenis yang berjudul “CSI: A Hybrid Deep Model for Fake News
17
Detection‟. Penelitian tersebut mengkaji mengenai pengusulan suatu model yang
menggabungkan ketiga karakteristik untuk prediksi yang lebih akurat dan otomatis.
Hasil penelitian ini, mengusulkan model yang menggabungkan ketiga karakteristik
untuk prediksi yang lebih akurat dan otomatis. Khususnya, menggabungkan perilaku
dari kedua belah pihak, pengguna dan artikel, dan perilaku kelompok pengguna yang
menyebarkan berita palsu. Termotivasi dari tiga karakteristik tersebut, mengusulkan
model yang disebut CSI yang terdiri dari tiga modul: Capture, Score, dan Integrate.
Itu Modul pertama yaitu didasarkan pada respons dan teks; menggunakan berulang
dari Jaringan Saraf Tiruan untuk menangkap suatu bagian sementara dari aktivitas
pengguna pada artikel yang diberikan. Modul kedua yaitu mempelajari karakteristik
sumber berdasarkan dari perilaku pengguna, dan keduanya terintegrasi dengan modul
ketiga untuk mengklasifikasikan suatu artikel sebagai palsu atau tidak. Eksperimental
analisis pada data dunia nyata menunjukkan bahwa CSI mencapai lebih tinggi akurasi
daripada model yang ada, dan ekstrak representasi laten yang bermakna pengguna
dan artikel. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat keterkaitan antara
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
mengenai keakuratan teks berita, sedangkan perebedaannya yaitu dari sumbernya, Liu
Yan, Seo Sungyong dan Ruchansky Natali (2017) menggunakan aratikel berita palsu
di internet, sedangkan penelitian ini pada materi ajar Bahasa Indonesia kelas VIII
SMP.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Lhaksmana Muslim Kemas, Sibaroni
Yuliant dan Kurniawan Arif Muhammad (2018) yang berjudul “Kategorisasi Berita
Menggunakan Metode Pembobotan TF.ABS dan TF.CHI”. Penelitian tersebut
mengkaji mengenai kategorisasi ekstraksi fitur menggunakan metode pembobotan
TF.ABS dan TF.CHI untuk memperoleh suatu hasil kategorisasi dari berita yang
optimal secara akurat. Berdasarkan hasil pengujian, rata-rata akurasi yang didapatkan
dari ke tiga sumber data pada ekstraksi fitur unigram binary sebesar 90.44%.
Sedangkan pada metode pembobotan yaitu TF.ABS sebesar 95.74% dan TF.CHI
sebesar 95.87%. Berdasarkan hasil dari akurasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
18
term weighting lebih baik dibandingkan dengan unigram binary. Metode pembobotan
TF.CHI dan TF.ABS sama-sama baik di dalam kategorisasi karena tidak berbeda
secara signifikan dalam performansinya. Pada hasil pengujian lainnya menunjukkan
bahwa suatu proses stemming tidak memberikan banyak pengaruh terhadap suatu
akurasi kategorisasi berita, namun proses ini dapat mengefisiensikan waktu hingga
sebanyak 45%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukan berbanding
terbalik dengan hasil penelitian ini bahwa tingkat keakuratan teks berita pada
penelitian tersebut menunjukkan lebih baik didalam akurasi teks berita sedangkan
hasil penelitian ini yang menunjukkan tingkat keakuratan yang rendah yaitu
mayoritas teks berita kurang akurat. selain itu juga perbedaan terletak pada
sumbernya, bahwa Lhaksmana Muslim Kemas, Sibaroni Yuliant dan Kurniawan Arif
Muhammad pada tahun (2018), menggunakan berita dalam digital, sedangkan
penelitian ini dengan materi ajar Bahasa Indonesia kelas VIII SMP. Kemudian
persamaan penelelitian tersebut dengan penelitan ini adalah sama-sama meneliti
menegenai keakuratan teks berita.
Berdasarkan beberapa penelitian relevan dahulu tersebut, dapat dijelaskan
persamaan dan perbedaan masing-masing penelitian. Terdapat beberapa kriteria
kesalahan dan fokus yang berbeda, seperti dari penggunaan analisis yang berbeda di
dalam mengkalsifikasikan kuakuratan teks berita, antara lain adalah sebagai berikut;
Penelitian sejenis yang dilakukan oelh Dewi Y. Liliana, Agung Hardianto, dan
M Ridok (2011) yang berjudul, Indonesian News Classification using Support Vector
Machine. Penelitian tersebut mengkaji mengenai kla-sifikasi suatu berita Indonesia
dari situs berita digital Indonesia, www.kompas.com dengan menggunakan Support
Vector Machine (SVM) yaitu metode yang kuat untuk mengklasifikasikan kelas
biner, kemudian Juditha Christiany (2013) juga melakukan penelitian sejenis yang
berjudul Akurasi Berita dalam Jurnalisme Online (Kasus Dugaan Korupsi
Mahkamah Konstitusi di Portal Berita Detiknews). Penelitian tersebut mengkaji
suatu akurasi berita dengan menggunakan metode penelitian dari analisis isi di dalam
19
jurnalisme online khususnya dari kasus dugaan korupsi pada Mahkamah Konstitusi di
portal berita detik News.com.
Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo (2014) melakukan penelitian
sejenis yang berjudul Klasifikasi Artikel Berita Secara Otomatis Menggunakan
Metode Naive Bayes Classifier Yang Dimodifikasi. Penelitian ini mengkaji mengenai
pengklasifikasian artikel berita secara otomatis dengan metode yang cukup akurat
yaitu Naïve Bayes Classifier. Penelitiian sejenis juga dilakukan oleh Errissya
Rasywir Dan Ayu Purwarianti (2015) yang berjudul Eksperimen Pada Sistem
Klasifikasi Berita Hoax Berbahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Mesin,
penelitian tersebut mengkaji mengenai klasifikasi artikel hoax dan bukan hoax pada
teks berita berbahasa indonesia hoax menggunakan aplikasi kategorisasi teks yang
berbasis pembelajaran mesin, sistem ini terdiri atas praproses, ekstraksi fitur, seleksi
fitur dan pengeksekusian suatu model klasifikasi, untuk mengetahui tingkat akurasi
terhadap berita.
Liu Yan, Seo Sungyong dan Ruchansky Natali (2017) juga melakukan
penelitian sejenis yang berjudul CSI: A Hybrid Deep Model for Fake News Detection.
Penelitian tersebut mengkaji mengenai pengusulan suatu model yang
menggabungkan ketiga karakteristik untuk prediksi yang lebih akurat dan otomatis,
yaitu menggabungkan perilaku dari kedua belah pihak, pengguna dan artikel, dan
perilaku kelompok pengguna yang menyebarkan berita palsu. Penelitian yang sama
juga dilakukan oleh Lhaksmana Muslim Kemas, Sibaroni Yuliant dan Kurniawan
Arif Muhammad (2018) yang berjudul Kategorisasi Berita Menggunakan Metode
Pembobotan TF.ABS dan TF.CHI, pada penelelitian tersebut menggunakan metode
Pembobotan TF.ABS dan TF.CHI untung mengklasifikasi teks berita.
Penelitian ini mengkaji kembali mengenai analisis keakuratan teks berita.
Apabila penelitian terdahulu menggunakan kriteria kesalahan lain, maka peneliti
menggunakan kriteria baru yaitu mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan penulisan
dan pemaparan teks berita pada materi ajar Bahasa Indonesia bagi siswa kelas VIII di
SMP N 3 Polanharjo dengan menggunakan kriteria keakuratan Judita.
20
Hasil penelitian dari Keakuratan Tek Berita Pada Materi Ajar Bahasa bahasa
Indonesia Bagi Siswa Kelas VIII SMP N 3 Polanharjo menunjukkan bahwa
berdasarkan ke lima kriteria akurasi Judita, setelah dilakukan penelitian dari ke
delapan data teks berita yang digunakan guru saat mengajar, maka dapat disimpulan
bahwa, ke delapan teks berita yang digunakan oleh guru dalam materi ajar Bahasa
Indonesia kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo, mayoritas data teks berita menunjukkan
kurang akurat. Kemudian juga terlihat dari kurangnya ketelitian guru dalam memilih
sumber atau reverensi teks berita yang baik dalam melakukan pembelajaran.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan “Keakuratan Teks Berita Pada Materi
Ajar Pembelajaran Bahasa Idonesia Bagi Siswa Kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo”
dapat disimpulkan bahwa:
Keakuratan tek berita pada materi ajar pembelajaran Bahasa Indonesia bagi
siswa kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo, dikaji dengan menggunakan ke lima kriteria
akurasi Judita, yaitu Cek dan Ricek, kesalahan penulisan, sumber berita yang relevan,
akurasi antara judul dengan isi, dan akurasi antara foto dan isi. Setelah dilakukan
penelitian dari ke delapan data teks berita yang digunakan guru saat mengajar, maka
dapat disimpulan bahwa, ke delapan teks berita yang digunakan oleh guru dalam
materi ajar Bahasa Indonesia kelas VIII di SMP N 3 Polanharjo, menunjukkan bahwa
mayoritas teks berita kurang akurat. Kemudian juga terlihat dari kurangnya ketelitian
guru dalam memilih sumber atau reverensi teks berita yang baik dalam pembelajaran.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menyampaikan saran
sebagai berikut:
4.2.1 Bagi guru, disarankan agar dapat memberikan suatu materi ajar teks
berita dengan baik dan benar, yaitu dengan memperhatikan dan
memahami keakuratan teks berita, serta lebih teliti lagi di dalam
21
mengambil suatu reverensi teks berita yang akan digunakan dalam materi
ajar. Karena pemaparan teks berita yang digunakan saat mengajar dapat
berpengaruh bagi siswa dalam mempelajari atau menelaah teks berita
tersebut. Guru juga diharapkan dapat memotifasi siswa agar dapat lebih
giat lagi dalam belajar, terutama untuk siswa kelas VIII di SMP N 3
Polanharjo.
4.2.2 Bagi siswa, disarankan agar dapat memahami teks berita yang akurat,
baik dan benar serta agar lebih teliti lagi di dalam menelaah suatu teks
berita, yaitu dapat membedakan berita yang akurat dan tidak akurat.
4.2.3 Bagi sekolah, diharapkan dapat menyediakan referensi buku pelajaran
atau buku teks yang baik dan benar, teruama berkaitan dengan keakuratan
teks berita yang terdapat di dalam buku pelajaran, yang nantinya akan
digunakan oleh siswa dan guru di dalam sumber belajar.
4.2.4 Bagi jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah
Surakarta, disarankan agar dapat meningkatkan pemahaman terhadap
keakuratan terhadap teks berita, serta dapat mengetahui bentuk teks berita
yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Y Liliana., Agung, Hardianto., M. Ridok. 2011.“Indonesian News Classification
using Support Vector Machine)”. International Journal of Computer and
Information Engineering, (5), 9,
Dwijaya, O. E.,& Hidayat, T. 2015. “Klasifikasi Berita Indonesia Menggunakan Metode
Naïve Bayesian Classification dan Support Vector Machine dengan Confix
Stripping Stemmer”,Jurnal Pendidikan Olahraga Kesehatan”. (3), 2., 283-287.
Errissya, Rasywir., & Ayu, Purwarianti. 2015. “Eksperimen pada Sistem Klasifikasi
Berita Hoax Berbahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Mesin”. Jurnal
Cybermatika , (3), 2.
Https://tirto.id/hoaks-dan-bahaya-rendahnya-kepercayaan-terhadap-media-cKAx
Lestari, Wahyuningsih., Umaryati, Eni., & Ardhani, Putri, A 2018. Modul Bahasa
Indonesia Kelas VIII SMP. CV. Surya Media; Klaten.
22
Lhaksmana, M. K., Sibaroni, Y., Kurniawan Arif, M. 2018. “Kategorisasi Berita
Menggunakan Metode Pembobotan TF.ABS dan TF.CHI”. Ind. Journal on
Computing, (3), 2.
Liu, Yan, S. S., & Ruchansky, Natali. 2017 “CSI: A Hybrid Deep Model for Fake News
Detection”, arXiv, (4), 3.
Juditha, Christiany. 2013. “Akurasi Berita dalam Jurnalisme Online (Kasus Dugaan
Korupsi Mahkamah Konstitusi di Portal Berita Detiknews”. Jurnal Pekommas,
(16), 3, 145-154.
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung;: PT Remaja
Rosdakarya.
Rohmadi, Muhammad., & Yakub, Nasucha. 2017. Dasar-Dasar Penelitian Bahasa,
Sastra, Dan Pengajaran. Surakarta: Pustaka Briliant.
Sholeh Kabib. 2017. “Prasasti Talang Tuo Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Sebagai
Materi Ajar Sejarah Indonesia Di Sekolah Menengah Atas”. Jurnal Historia,
(5), 2.
Sorraya, Artifa. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Teks Prosesdur Komplek Dalam
Pembelejaran Bahasa Indonesia Untuk Kelas X SMK”. Nosi, (2), 3.
Sufanti, Main., Santoso, Joko., Fatimah, Nuraini, & Pratiwi, Resyiyanti, Dini. 2017.
Silabus Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Teori Dan
Praktik. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Sumadiria, AS, Haris. 2005. Jurnaslistik Indonesia Menulis Berita dan Feature
Panduan Pragtis Jurnalistik Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R&D, Bandung: Alfabeta.
Wayan, Firdaus, Mahmudy., & Agus, Wahyu, Widodo. 2014. “Klasifikasi artikel berita
secara otomatis menggunakan Metode naive bayes classifier yang dimodifikasi”.
TEKNO, (21), 3.