keadaan sosial, ekonomi dan budaya indonesia
DESCRIPTION
keadaan sosial masyarakatTRANSCRIPT
Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya di Indonesia
Nama : Wilbert
NPM : 1006691723
Kelompok : 04
Pendahuluan
Indonesia, sebuah Negara di Asia Tenggara yang memiliki sejarah yang sangat
panjang, dari mulai masa penjajahan yaitu penjajahan Kolonial atau Belanda, kemudian
penjajahan bangsa Jepang, dan masa kemerdekaan mulai dari orde lama, orde lama
sampai masa reformasi (sekarang). Melihat sejarah Bangsa Indonesia yang panjang dan
juga terjadinya perubahan kekuasaan di Indonesia, tentu juga telah terjadi berbagai
perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik dalam aspek politik,
ekonomi, sosial budaya dan lain-lain. Dalam kurun waktu yang cukup panjang,
bagaimana perubahan kehidupan masyarakat Indonesia, dan bagaimana pula kondisi
kehidupan masyarakat Indonesia sekarang, setelah merayakan kemerdekaan yang
terbilang cukup lama yaitu 65 tahun? Apakah dalam kurun waktu tersebut, kemajuan
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia telah dapat dicapai, ataukah malah
menjadi lebih buruk dibandingkan masa-masa lalu? Lalu, bagaimana kondisi kehidupan
masyarakat Indonesia sekarang?
Isi
Keadaan ekonomi di Indonesia sejak pasca kemerdekaan
Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia
mengalami kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak
sanggup mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang
Jepang dan mata uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil,
begitu juga dengan pajak. (randy 2010)
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya
adalah perang yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh
pemerintah RI untuk mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi
ekonomi pada bulan februari tahun 1946. Agenda utamanya adalah usaha peningkatan
produksi pangan dan cara pendistribusiannya, masalah sandang, serta status dan
administrasi perkebunan milik swasta asing. (randy 2010)
Memasuki awal orde baru, Presiden soeharto menghadapi tantangan dalam
membenahi perekonomian Indonesia yang sangat terpuruk dan sempat berhasil. Kondisi
perekonomian Indonesia saat itu dibayangi dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi,
yaitu 650% setahun”, kata Pak Emil Salim, mantan menteri pemerintahan Presiden
Soeharto. (adypato, 2010)
Menurut Pak Emil Salim, dalam mengatasi tingkat inflasi yang sangat tinggi,
Presiden Soeharto mengambil langkah yang berbeda dari Presiden terdahulu yaitu
Presiden Soekarno, dan langkah ini terbilang berhasil, dimana tingkat inflasi yang sangat
tinggi yaitu 650% dapat ditekan hingga dibawah 15% dalam kurun waktu 2 tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain dengan menertibkan anggaran, menertibkan
sektor perbankan, mengembalikan ekonomi pasar, memperhatikan sektor ekonomi, dan
merangkul negara-negara barat untuk menarik modal. Pada masa pemerintahan Presiden
Soeharto, liberalisasi perdagangan dan investasi dibuka, dan juga didapatkan aliran
pinjaman dari Negara-negara barat dan lembaga-lembaga dunia seperti IMF dan juga
World Bank. Hal inilah yang kemudian dipertanyakan Kwik Kian Gie bahwa kebijakan
ekonomi Presiden Soeharto membawa Indonesia menjadi terikat pada modal asing.
Pemerintahan Presiden Soeharto dinilai cukup berhasil dalam meningkatkan
perekonomian Indonesia, selain langkah-langkah diatas juga diadakan program PELITA
(Pembangunan Lima Tahun) yang bergerak di segala bidang, dari ekonomi,
pembangunan, kebutuhan rakyat dan lain-lain. Prestasi-prestasi juga dicapai dalam
program PELITA ini, contohnya pada PELITA II pertumbuhan ekonomi Indonesia naik
rata-rata 7% per tahun. Selain itu salah satu keberhasilan yang menyebabkan masa orde
baru dinilai berhasil adalah ketika PELITA IV dimana Indonesia berhasil swasembada
pangan dan mendapat penghargaan dari FAO. Selain itu, tahun 1970-an, pertambangan
dan penambangan minyak berhasil dikembangkan yang hasilnya adalah penambahan
pemasukan Negara dari migas sebesar $ 0.6 miliar pada tahun 1973 dan menjadi $ 10.6
miliar pada tahun 1980. Namun, pada akhir masa orde baru terjadi krisis ekonomi yang
kemudian berubah menjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintahan, dan juga praktik
KKN yang semakin merajalela. Pembangunan ekonomi menjadi tidak merata, perbedaan
ekonomi antar golongan, kelompok semakin tajam, pembangunan tidak disertai dengan
kehidupan social, ekonomi yang demokratis dan berprikeadilan. Hal ini lantas
menimbulkan kemiskinan di berbagai daerah. Hal-hal inilah yang kemudian
mengakibatkan terpuruknya perekonomian Indonesia sekali lagi. (Adypato,2010)
Kemudian masuklah zaman reformasi sampai sekarang, keadaan ekonomi
Indonesia terus menerus dibenahi, dibuat kebijakan-kebijakan dan aturan-aturan untuk
meningkatkan perekonomian Indonesia. Meskipun perekonomian Indonesia dari hari ke
hari semakin tumbuh terbukti dengan kenaikan GDP Indonesia dari tahun ke tahun, tetapi
tetap saja masih belum dapat mewujudkan kesejahteraan yang merata bagi rakyat
Indonesia. Indonesia masih dibayangi dengan kondisi tingginya tingkat kemiskinan,
kemelaratan merajalela, tercermin oleh masih banyak sekali pengemis-pengemis jalanan,
dan juga pengamen jalanan bahkan di Ibukota Jakarta. Kemudian, potret kemiskinan
Indonesia juga tercerminkan oleh banyaknya child labor (Indonesia menjadi Negara
dengan tingkat pekerja anak tertinggi). Selain itu, fenomena putus sekolah juga masih
sangat tinggi, subsidi pendidikan belum mampu menjangkau semua wilayah yang artinya
pemerataan subsidi pendidikan masih belum tercapai. Tingkat inflasi di Indonesia juga
masih menyulitkan masyarakat Indonesia khususnya ekonomi menengah ke bawah dalam
rangka memenuhi kebutuhannya. Selain itu, keadaan ekonomi Indonesia juga terlihat dari
tingkat pengangguran yang tinggi, apalagi baru-baru ini Indonesia juga menghadapi krisis
global yang mengakibatkan PHK besar-besaran di Indonesia. Banyaknya peristiwa-
peristiwa ini memberi arti bahwa sebenarnya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih
terlalu lambat dan sangat jauh tertinggal dari Negara-negara lain. Beberapa hambatan dari
pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu seperti merajalelanya tindak korupsi dari pihak-
pihak tertentu, tingginya tingkat kriminalitas di Indonesia, rasa ketidak percayaan yang
bersumber dari kekecewaan rakyat terhadap kinerja pemerintah beserta jajarannya dan
juga hutang luar negeri yang dari tahun ke tahun makin bertambah pesat. Kondisi politik
di Indonesia dan banyaknya bencana juga menjadi salah satu hambatan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia dan bahkan diprediksi bahwa perekonomian Indonesia akan makin
memburuk di tahun 2010 karena belum terbebas dari krisis global.
Kondisi sosial budaya di Indonesia
Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di
proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial
dengan membagi kelas-kelas masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum
kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang, sehingga warga pribumi
hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan
atau penguasa. Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial
dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan
memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang. (Randy, 2010)
Indonesia dikenal dengan budaya khas timur yaitu keramah-tamahan, tapi melihat
kembali kondisi sosial di Indonesia sepertinya sudah mulai mengalami pergeseran dan
kemerosotan. Kondisi politik dan ekonomi Indonesia yang tidak semakin membaik
kelihatannya telah mengubah pribadi bangsa Indonesia. Kondisi sosial bangsa Indonesia
saat ini kelihatannya semakin kacau balau, terlihat dari tingginya tingkat kriminalitas di
Indonesia, banyaknya kasus-kasus yang terjadi di Tanah Air Indonesia dan lain-lain.
Pertama, tingkat kriminalitas semakin tinggi. Kriminalitas nampaknya telah menjadi
berita sehari-hari untuk rakyat Indonesia, dari kasus pembunuhan, perampokan,
penganiayaan dan sebagainya. Bahkan ada berita kasus pembunuhan istri oleh suami,
anak oleh ayah dan sebagainya. Kedua, banyak kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh
pejabat-pejabat Negara yang merugikan rakyat dan Negara. Ketiga, banyaknya aksi-aksi
anarkis yang terjadi di Tanah air Indonesia, contohnya demonstrasi mahasiswa yang
berujung pada aksi anarkis, lalu peristiwa anarkis dan bentrokan antara masyarakat
dengan satpol PP di Jakarta utara yang memakan banyak korban. Selain itu
permasalahan SARA dan etnis juga masih sering terdengar, bentrokan antara dua etnis
atau dua desa, kemudian juga adanya permasalahan pembangunan rumah ibadah yang
dilarang di beberapa daerah. Hal- hal diatas menunjukkan bahwa kondisi sosial di
Indonesia mengalami kemunduran, nilai-nilai dan norma sosial yang mengatur prilaku
rakyat Indonesia sudah tidak dipatuhi dan dipegang teguh bahkan sudah mulai pudar.
Rakyat sudah mulai tidak takut pada hukum yang mengikat, diakibatkan ketidak
percayaan rakyat kepada hukum dan pemerintahan. Selain itu, toleransi antar ras, suku,
dan agama kelihatannya masih menjadi permasalahan, padahal Indonesia bersemboyan
“Bhinekka Tunggal Ika”. Selain permasalahan-permasalahan sosial diatas, mutu bangsa
Indonesia juga masih rendah dikarenakan pendidikan yang belum memadai padahal
jumlah penduduk di Indonesia sangatlah padat.
Melihat hal-hal yang terjadi diatas, kelihatannya kondisi sosial di Indonesia abad
21 telah menjurus kearah disintegrasi sosial. "Disintegrasi sosial" menyangkut hilangnya
instink komunitas secara meluas: dari hilangnya rasa memiliki sekelompok orang
terhadap sebuah negara, hilangnya ikatan atau solidaritas komunal, hingga hilangnya
ketaatan kepada sistem sosial dan normatif yang berlaku. (Abdullah irawan, 2009)
Pola disintegrasi sosial:
Kebodohan dan kemiskinan, jaminan pendidikan untuk orang banyak tidak
tersedia.
Penyimpangan yang mengganggu kepentingan umum seperti ketergantungan obat
dan heroin dan perilaku seks yang menyimpang.
Rendahnya ketaatan public terhadap peraturan. Nilai kemanusiaan menipis
Tidak berfungsinya institusi-institusi sosial dan jaringan sosial.
Mengenai kondisi budaya di Indonesia, seperti yang kita ketahui bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang heterogen dan terdiri dari ratusan suku dengan keanekaragaman
budaya, dari bidang seni, olahraga, bahasa, tempat tinggal, busana, nyanyian dan lain-
lain. Hal ini membuat Indonesia menjadi Negara yang kaya akan budaya, namun kondisi
budaya Indonesia saat ini tengah memprihatinkan. Hal ini karena mulai banyaknya
kebudayaan bangsa Indonesia yang diklaim oleh Negara tetangga kita yaitu Malaysia.
Seperti yang baru-baru saja diperebutkan yaitu tari pendet, tari reog ponorogo, alat musik
angklung, batik dan juga lagu “rasa sayange”. Setelah banyaknya klaim dari Malaysia,
barulah pemerintah menyadari bahwa pentingnya hak paten. Hal ini tentunya mengancam
kebudayaan Indonesia. (anonymous, 2009)
Selain itu, akibat semakin berkembangnya modernisasi dan globalisasi, system
informasi semakin mudah untuk diperoleh. Hal ini akhirnya menyebabkan semakin
mudah masuknya budaya-budaya luar ke dalam Indonesia dan terjadi proses akulturasi.
Tidak jarang bahwa budaya-budaya luar yang masuk itu akhirnya membawa dampak
yang negatif. Hal ini menjadi salah satu permasalahan budaya di tanah air pada masa ini.
Dampak negatif ini tampak dari pola hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif, sikap
individualistik yang mulai muncul (padahal masyarakat Indonesia dikenal sebagai bangsa
dengan rasa kekeluargaan yang tinggi), gaya hidup kebarat-baratan (prilaku seks bebas,
pakaian minim, dan tidak hormat lagi kepada orang yang lebih tua) dan kesenjangan
sosial ( adanya golongan kaya dan miskin). Dalam hal budaya, masyarakat Indonesia juga
masih sangat mempercayai tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan akal sehat dan logika,
misalnya dukun, ritual-ritual dan sebagainya. ( anonymous, 2009)
Kaitan amuk massa dengan kondisi sosial, ekonomi dan budaya Indonesia
Situasi yang cukup mencekam saat ini adalah terjadinya kondisi- kondisi sosial di
masyarakat yang memprihatinkan seperti amuk massa yang terjadi di hampir seluruh
daerah di Indonesia, contohnya masyarakat bersifat anarkis dalam menolak terpilihnya
anggota DPR di suatu daerah, aksi anarkis menolak terpilihnya Gubernur, Walikota
maupun Bupati di suatu daerah. Selain itu, aksi-aksi mahasiswa berdemo, dan kadang
bahkan bersifat anarkis juga merupakan contoh dari banyaknya fenomena-fenomena
sosial di masyarakat Indonesia yang perlu ditanggapi.
Amuk massa merupakan hal yang sering terdengar di berita-berita televise
maupun di media cetak-cetak. Mengapa bisa terjadi hal-hal seperti ini apalagi hal ini
sangat sering terjadi di dalam masyarakata. Mengaitkan dengan kondisi sosial
masyarakat, kelihatannya keadaan sosial masyarakat mulai mundur. Masyarakat banyak
yang mulai tidak memperhatikan nilai-nilai dan norma yang berlaku, hukum juga menjadi
semakin tidak mengikat sehingga timbul kekacauan. Orang-orang banyak yang berprilaku
seenaknya, salah satunya seperti ketika terjadi amuk massa, padahal hal tersebiut sangat
merugikan banyak orang. Selain itu, juga berdampak ke fasilitas-fasilitas umum yang
hancur ketika terjadi amuk massa.
Kondisi sosial seperti amuk massa ini bukan sepenuhnya merupakan kesalahan
masyarakat Indonesia, tetapi juga ditunjang dengan banyak factor-faktor dan kondisi-
kondisi sosial di Indonesia, salah satunya yaitu kondisi ekonomi Indonesia. Kita tahu, di
perekonomia Indonesia tidak tahu harus dibilang berkembang atau tidak. Secara teoritis,
perekonomian Indonesia berkembang dari tahun ke tahun, tetapi yang kita lihat adalah
kemiskinan, kemelaratan di Indonesia itu semakin hari juga semakin berkembang, praktik
korupsi merajalela, dan banyak kasus-kasus yang tidak jelas penyelesaiannya. Atas dasar
ini jugalah, kemudian timbul kekecewaan di kalangan masyarakat yang merasa tertindas
atas ekonomi Indonesia, bahan pangan dan bahan pokok semakin tinggi harganya karena
inflasi, subsidi yang tidak merata dan lain-lain. Kekecewaan ini akan menimbulkan
sebuah ketidak percayaan masyarakat kepada pemerintah. Hal ini menjadi salah satu
factor timbulnya banyak aksi amuk massa, timbulnya demonstrasi yang berujung anarkis
dari kalangan masyarakat yang menuntut perekonomian Indonesia yang lebih baik.
Menuntut kesejahteraan masyarakat yang merupakan visi awal dari kemerdekaan dan
Pancasila.
Dari sisi budaya, pada dasarnya Indonesia dilihat sebagai bangsa timur yang
mempunyai budaya kekeluargaan, dan keramahan. Tetapi pada kenyataan yang dilihat
malah banyak terjadi bentrokan,amuk massa, dan bahkan terjadi antar masyarakat
Indonesia itu sendiri. Hal ini membuktikan bahwa budaya ketimuran bangsa Indonesia
mungkin sudah agak tergeser, yang mungkin disebabkan kondisi Negara yang tak
kunjung pulih ini. Selain itu, hal yang lebih ekstrem tentang budaya ketika kita lihat
dukun diadili massa. Hal ini dapat terjadi karena kepercayaan sebagian masyarakat
Indonesia, terutama yang di pedesaan masih sangat kuat tentang hal-hal gaib dan
penyelesaian masalah masih dianut dengan norma-norma yang berlaku sehingga hukum
kurang efektif dalam pelaksanaanya.
Penutup
Indonesia telah merdeka 65 tahun, bebas dari penjajahan bangsa manapun di
dunia. Dengan tujuan untuk mensejahterahkan rakyat Indonesia maka pembangunan di
segala sektor pun dilakukan, dari bidang ekonomi, sosial budaya, politik, serta hankam.
Pembangunan yang telah dilakukan berpuluh-puluh tahun tentu telah memberikan
perubahan-perubahan kepada kehidupan rakyat Indonesia. Melihat kehidupan rakyat
Indonesia dari masa penjajahan, pasca kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi
sampai sekarang, kehidupan masyarakat Indonesia tentu jauh lebih baik. Namun
pembangunan dan peningkatan terus dilakukan dalam upaya meningkatakan
kesejahteraan dan taraf hidup rakyat Indonesia karena sampai sekarang pun masih banyak
permasalahan-permasalahan di dalam tanah air Indonesia ini, mulai dari kemiskinan,
kriminalitas, pengangguran dan lain-lain. Maka dari itu, kondisi ekonomi, sosial budaya
Indonesia saat ini juga tidak sepenuhnya bagus, malah ada yang semakin bobrok. Kondisi
politik dan ekonomi yang buruk akhirnya akan berdampak pada kondisi sosial yang
buruk pula, hal ini disebabkan karena kekecewaan masyarakat kepada pemerintahan.
Menurut saya, dalam rangka membangun Indonesia tentunya harus dilakukan bersama-
sama antara masyarakat dengan pemerintah. Keduanya harus memiliki kesadaran dan visi
yang sama, selain itu keduanya juga harus berpegang teguh pada Pancasila, serta nilai-
nilai dan norma yang berlaku untuk menunjang pembangunan nasiona. Dengan bekerja
sama serta semuanya bertindak sesuai nilai dan norma, niscaya kedepannya kondisi
ekonomi,sosial budaya Negara Indonesia akan semakin membaik.
Daftar Pustaka :
Irawan, Abdullah. (2009). Indonesia Abad XXI, Kondisi sosial yang dibayangi
disintegrasi .... Jakarta.
Anonymous. (2009) Kebudayaan Nasional
http://dahlanforum.wordpress.com/.../kebudayaan-nasional/ (1 November 2010)
Anonymous. (2010). Kondisi Ekonomi, Politik Sosial-Budaya, Pendidikan, dan
Historiografi Indonesia Pasca Proklamasi. http://blog.unsri.ac.id/lea2010/pendidikan-
sejarah/-kondisi-ekonomi-politik-sosial-budaya-pendidikan-dan-historiografi-indonesia-
pasca-proklamasi/mrdetail/13106/ (1 November 2010)
Adypato. (2010). Kondisi Ekonomi Pada Masa orde Baru.
http://adypato.wordpress.com/...pada-masa-orde-baru/ (1 November 2010)
Anonymous. (2009). Keadaan Ekonomi 2010 Diprediksi Lebih Buruk. Jakarta : Koran
Indonesia.