kdk materi (1)

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan IPTEK di Indonesia semakin pesat, demikian juga perkembangan pada masyarakat membawa tuntutan baru dalam pelayanan keperawatan. Dimana masyarakat secara kritis menilai kemampuan, penampilan kerja , sikap etis serta ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan Bagi pengguna jasa kesehatan di Indonesia khususnya, kepuasan mendapatkan pelayanan kesehatan masih menjadi sesuatu yang mahal. Hal ini didukung oleh data tahun 2005 tidak kurang dari 374.000 orang berobat ke Singapura Mereka berasal dari AS, negara –negara Timur Tengah dan jumlah terbanyak datang dari Indonesia. (Moedjiono , 2007). Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian kepuasaan adalah pengorganisasian tenaga keperawatan. Era kesejagatan oleh tenaga keperawatan hendaknya dipersiapkan secara benar dan menyeluruh, mencakup seluruh aspek dan kejadian atau peristiwa yang terjadi atau sedang berlangsung dalam era globalisasi sekarang ini.Dalam beberapa tahun terakhir dan menghadapi masa depan, perkembangan IPTEK terjadi dengan sangat cepat. Hal ini disebabakan adanya perkembangan pesat dari tekhologi transportasi dan komunikasi serta yang lain-lainnya. Semuanya ini mencerminkan proses pesejagatan dengan segala 1

Upload: abialfarabi242403

Post on 08-Feb-2016

74 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kdk Materi (1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan IPTEK di Indonesia semakin pesat, demikian juga perkembangan

pada masyarakat membawa tuntutan baru dalam pelayanan keperawatan. Dimana

masyarakat secara kritis menilai kemampuan, penampilan kerja , sikap etis serta

ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan Bagi pengguna jasa kesehatan di

Indonesia khususnya, kepuasan mendapatkan pelayanan kesehatan masih menjadi sesuatu

yang mahal. Hal ini didukung oleh data tahun 2005 tidak kurang dari 374.000 orang

berobat ke Singapura Mereka berasal dari AS, negara –negara Timur Tengah dan jumlah

terbanyak datang dari Indonesia. (Moedjiono , 2007). Salah satu faktor yang

mempengaruhi pencapaian kepuasaan adalah pengorganisasian tenaga keperawatan.

Era kesejagatan oleh tenaga keperawatan hendaknya dipersiapkan secara benar dan

menyeluruh, mencakup seluruh aspek dan kejadian atau peristiwa yang terjadi atau sedang

berlangsung dalam era globalisasi sekarang ini.Dalam beberapa tahun terakhir dan

menghadapi masa depan, perkembangan IPTEK terjadi dengan sangat cepat. Hal ini

disebabakan adanya perkembangan pesat dari tekhologi transportasi dan komunikasi serta

yang lain-lainnya. Semuanya ini mencerminkan proses pesejagatan dengan segala cirri

dan konsekwensinya. Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus menerus berkembang,

baik disebabkan adanya tekanan eksternal, maupun karena tekanan internal keperawatan.

Masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat menuntut dikembangkannya pendekatan

dan pelaksanaan asuhan keperawatan yang berbeda.

Keperawatan juga sebagai pelayanan/ asuhan professional bersifat humanistic,

menggunakan pendekatan holistic, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,

berorientasi kepada kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar professional

keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama.

Salah satu hal yang terpenting dan tidak bisa terlepas dari proses keperawatan

adalah perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar

atau rasional dan baik atau etikal,Sehingga diharapkan kedepannya masyarakat

mendapatkan pelayanan / asuhan keperawatan yang tepat dan disamping itu juga

1

Page 2: Kdk Materi (1)

masyarakat tidak perlu lagi berobat keluar negeri hanya untuk mendapatkan pelayanan

yang terbaik, semuanya bisa mereka dapatkan di Indonesia.

Oleh karena itu perawat dituntut untuk menjalankan proses keperawatan secara

professional,sehingga bisa memberikan pelayanan serta asuhan keperawatan yang

terbaik, yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka masalah yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut

a. Apakah yang dimaksud dengan asuhan keperawatan?

b. Bagaimanakah pemberian asuhan yang baik dan benar keperawatan pada

pasien?

c. Metode apa saja yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan?

C. TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

a. Mengetahui pengertian/definisi asuhan keperawatan.

b. Memahami proses keperawatan dalam hal pemberian asuhan keperawatan

c. Mengetahui metode pemberian askep

2

Page 3: Kdk Materi (1)

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI ASUHAN KEPERAWATAN

1. Proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara

langsung kepada klien atau pasien diberbagai tatanan pelayanan kesehatan

2. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai profesi yang

berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistik, dan berdsarkan

kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang di hadapi klien

3. Merupakan inti pelayanan/praktik keperawatan yang berupaya untuk

a. Membantu mencapai kebutuhan dasar melalui bentuk-bentuk tindakan

keperawatan.

b. Menggunakan ilmu kiat keperawatan dalam setiap tindakan.

c. Memanfaatkan potensi dari berbagai sumber1

B. PROSES KEPERAWATAN DALAM HAL ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek

pemeliharaan, rehabilitasi, dan preventif perawatan kesehatan. Untuk sampai pada hal ini,

profesi keperawatan telah mengidentifikasi proses pemecahan masalah yang menggabungkan

elemen yang paling diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang paling relevan dari

sistem teori, dengan menggunakan metode ilmiah.2

Proses keperawatan dalam hal asuhan keperawatan ini di perkenalkan pada tahun 1950-an

sebagai proses yang terdiri atas tiga tahap yaitu :

a. Pengkajian

b. Perencanaan

c. Evaluasi

1 H. Zaidin Ali, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional (Jakarta: Widya Medika, 2001), hal 122 Tarwoto watonah, Konsep Dasar Manusia (Jakarta : Salemba Medika, 2006), hal 14

3

Page 4: Kdk Materi (1)

Ketiga tahap ini didasarkan pada metode ilmiah pengamatan, pengukuran, pengumpulan

data dan penganalisaan temuan. Kajian selama bertahun-tahun, penggunaan dan perbaikan

telah mengarahkan perawat pada pengembangan proses keperawatan menjadi lima langkah

yang konkrit yaitu :

a. Pengkajian

b. Identifikasi masalah(diagnosa)

c. Perencanaan

d. Implementasi

e. Evaluasi

Langkah ini merupakan metode efisien terhadap pengorganisasian proses berpikir untuk

pembuatan keputusan klinis. Kelima langkah ini adalah pusat untuk tindakan keperawatan

dan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara individual dan kualitas yang lebih

tinggi dalam berbagai situasi. Proses keperawatn dimasukan kedalam kerangka kerja

konseptual dari semua kurikulum keperawatan dan diterima sebagai bagian dari definisi legal

tentang keperawatan dalam Nuse Practice Acts di sebagian besar Negara bagian.

C. TAHAP-TAHAP PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian

Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk

dikaji dan di analisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien

baik fisik , mental, social maupun spiritual dapat di tentukan. Tahap ini mencakup tiga

kegiatan, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah kesehatan serta

keperawatan.1

Pengumpulan data

Tujuan :

Di peroleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien

sehingga dapat di tentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi masalah tersebut

yang menyangkut aspek fisik, mental, social dan spiritual serta factor lingkungan yang

mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dn mudah di analisis.

Data yang dibutuhkan mencakup :

11 H. Zaidin Ali, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional (Jakarta: Widya Medika, 2001), hal 12

4

Page 5: Kdk Materi (1)

1. Segala sesuatu tentanfg pasien sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spriual.

2. Data yang berkaitan dengan segala sesuatu yang memengaruhi kesehatan

keluarga/masyarakat diberikan adalah erhadap keluarga/masyarakat.

3. Data tentang sumber daya (tenaga, peralatan, dan dana) yang tersdia untuk mengatasi

masalah yang terjadi.

4. Data lingkungan yang memengaruhi pasien.

Jenis data :

1. Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui satu pengukuran, pemeriksaan, dan

pengamatan, misalnya suhu tubuh tekanan darah serta warna kulit.

2. Data subjektif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang di rasakan pasien, atau dari

keluarga pasien/saksi lain misalnya, kepala pusing, nyeri dan mual.

Sumber data :

1. Sumber data primer , yakni data yang dikumpulkan dari pasien yang berdasarkan hasil

pemeriksaan.

2. Sumber data sekunder, yakni data yang diperoleh dari orang lain, misalnya keluarga atau

orang terdekat pasien.

3. Sumber lain yang dapat di percaya, misalnya rekam medic dan catatan riwayat pasien.1

Cara pengumpulan data :

1. Wawancara/anamnesis

Wawancara/anamnesis adalah komunikasi timbal balik berbentuk tanya jawab antara

perawat dengan pasien atau keluarga pasien tentang hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan pasien. Dalam hal ini, perawat membina hubungan baik dengan pasien sebelum

memulai wawancara. Wawancara dilakukan dengan penuh keramahan, keterbukaan,

menggunakan bahasa yang sederhana dan kenyamanan pasien terjamin. Semua hasil

wawancara dicatat dalam format proses keperawatan.

2. Pengamatan

Pengamatan pasien dilakukan baik terhadap fisik, perilaku, dan sikap dalam rangka

menegakkan diagnosis keperawatan. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan

panca indra. Semakin banyak panca indra yang terlibat maka hasil pengamatan

11 H. Zaidin Ali, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional (Jakarta: Widya Medika, 2001), hal 13

5

Page 6: Kdk Materi (1)

pengamatan akan semakin baik. Hasil pengamatan ini dicatat dalam format proses

keperawatan.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah upaya menegakkan diagnosis keperawatan dengan cara

sebagai berikut..

a. Inspeksi, yakni melihat bagian tubuh pasien yang sakit (lihat tabel)

b. Palpasi, yaitu suatu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara meraba bagian

tubuh yang sakit.1

Sasaran pengamatan fisik

NO SASARAN TANDA-TANDAKEMUNGKINAN

MASALAH

1

2

3

4

5

6

Mata

Hidung

Mulut

Tenggorokan

Leher

Kulit

Kuning

Merah

Pucat

Edema

Jaringan

Mulut kering

Gusi merah

Bengkak

Merah

Bengkak

Bengkak

Kering

Keriput

Pucat

Biru

Merah

Ikterus

Radang

Anemia

Radang

Polip

Sariawan

Gingivitis

Gigi berlubang

Faringtis

Tonsillitis

Struma/gondok

Kurang cairan

Kurang darah

Sianosis

Radang

11 H. Zaidin Ali, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional (Jakarta: Widya Medika, 2001), hal 14

6

Page 7: Kdk Materi (1)

c. Auskultasi, yaitu suatu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan

bunyi bagian tubuh tertentu dan biasanya nggunakan stetoskop, misalnya mendengar

denyut jantung, bising usus, dan suara paru.

d. Perkusi, suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengetukkan jari

telunjuk/kepalan tangan /alat (hammer) pada tangan yang lain diatas bagian tubuh yang

diperiksa.1

Analisis data

Analisis data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir

rasional sesuai latar belakang ilmu pengetahuan. Langkah-langkah dalam menganalisis data

sebagai berikut.

Pengelompokkan data

1) Data fisiologis/biologis

a. Riwayat kesehatan dan penyakit

b. Masalah kesehatan saat ini

c. Masalah gangguan fungsi sehari-hari

d. Masalah resiko tinggi

e. Pengaruh perkembangan terhadap kehidupan.

2) Data psikologis

a. Perilaku

b. Pola emosional

c. Konsep diri

d. Gambaran diri

e. Penampilan intelektual

f. Tingkat pendidikan

g. Daya ingat

3) Data social

a. Status ekonomi

b. Kegiatan rekreasi

c. Bahasa dan komunikasi

11 H. Zaidin Ali, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional (Jakarta: Widya Medika, 2001), hal 14

7

Page 8: Kdk Materi (1)

d. Pengarah kebudayaan

e. Sumber-sumber masyarakat

f. Factor risiko lingkungan

g. Hubungan social

h. Hubungan dengan keluarga

i. Pekerjaan

4) Data spiritual

a. Nilai-nilai/norma

b. Kepercayaan

c. Keyakinan

d. Moral1

Tabulasi data

Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi sehingga mudah di bandingkan dengan

standar, diinterpretasi, dan ditentukan alternative permasalahannya.

Perumusan masalah

Dari analisis data yang telah dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan.

Masalah kesehatan tersebut ada yang bisa diintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah

keperawatan) tetapi ada juga yang tidak.

11 H. Zaidin Ali, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional (Jakarta: Widya Medika, 2001), hal 15

8

Page 9: Kdk Materi (1)

Masalah kesehatan

Dapat diintervensi dengan askep Tidak (masalah medis)

(masalah keperawatan)

Buat rumusan masalah

Susun urutan prioritas

Diagnosis keperawatan prioritas1

11 H. Zaidin Ali, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional (Jakarta: Widya Medika, 2001), hal 16

9

Page 10: Kdk Materi (1)

Diagnosa Keperawatan (Identifikasi Masalah)

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan, mengatasi

kebutuhan spesifik pasien serta respons terhadap masalah aktual dan risiko tinggi. Label

diagnosa keperawatan yang terbaru dikembangkan oleh North American Nursing Diagnosis

Association (NANDA ).3

Definisi Kerja Diagnosa Keperawatan NANDA

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons individu, keluarga,

atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial.

Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai

hasil yang menjadi tanggung gugat perawat.

Terdapat beberapa langkah yang tercakup dalam proses identifikasi masalah. Dengan

mengintegrasikan langkah-langkah ini memberikan pendekatan sistematik untuk

mengidentifikasi diagnosa keperawatan secara akurat.

1. Pengumpulan data dasar pasien (wawancara keperawatan, pengkajian fisik, serta

pemeriksaan laboratorium dan diagnostik) disertai dengan informasi yang

dikumpulkan oleh pemberi asuhan kesehatan.

2. Menelaah dan menganalisa data pasien.

3. Mensintesis data pasien yang telah dikumpulkan sebagai satu kesatuan kemudian

memberi label penilaian klinis anda tentang respons pasien terhadap masalah-

masalah aktual atau risiko tinggi.

4. Membandingkan dan membedakan hubungan antara penilaian klinis anda terhadap

catatan faktor-faktor yang berhubungan dan batasan karakteristik NANDA untuk

diagnosa keperawatan tertentu. Tahap ini penting untuk memilih label diagnosa

keperawatan yang sesuai untuk digunakan dalam membuat pernyataan diagnostik

spesifik pasien.

5. Menggabungkan diagnosa keperawatan dengan faktor-faktor yang berhubungan dan

batasan karakteristik untuk membuat pernyataan diagnostik pasien. Sebagai contoh,

pernyataan diagnostik untuk pasien paraplegi dengan ulkus dekubitus dapat dibaca:

33 Marilynn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3 (Jakarta: EGC, 2000), hal 8

10

Page 11: Kdk Materi (1)

Integritas Kulit, kerusakan, yang berhubungan dengan tekanan, kerusakan sirkulasi,

dan penurunan sensasi yang dibuktikan oleh luka basah, area sakral.

Diagnosa keperawatan adalah setepat data yang ada karena ditunjang oleh data

terbaru yang dikumpulkan. Diagnosa keperawatan ini mencatat bagaimana situasi pasien

pada saat itu dan harus mencerminkan perubahan yang terjadi pada kondisi pasien.

Identifikasi masalah dan penentuan diagnostik yang akurat memberikan dasar untuk memilih

intervensi keperawatan.

Diagnosa keperawatan dapat berupa respons fisik atau psikososial. Diagnosa

keperawatan fisik dapat mencakup hal-hal yang berkaitan dengan proses-proses fisik, seperti

sirkulasi (Perubahan Perpusi Jaringan); ventilasi (Kerusakan Pertukaran Gas); dan eliminasi

(Konstipasi). Diagnosa keperawatan psikososial dapat mencakup hal-hal yang berkaitan

dengan pikiran (Perubahan Proses Pikir); emosi (Ketakutan); atau gaya hidup/berhubungan

(Perubahan Kinerja Peran). Tidak seperti diagnosa medik, diagnosa keperawatan berubah

sesuai dengan kemajuan pasien melalui berbagai tahapan penyakit/maladaptasi untuk

penyelesaian masalah atau kesimpulan dari suatu kondisi. Setiap keputusan yang dibuat

perawat adalah ketergantungan terhadap waktu dan, dengan tambahan informasi yang

dikumpulkan pada waktu berikutnya, dapat mengubah keputusan. Sebagai contoh,

masalah/kebutuhan awal untuk pasien yang menjalani bedah jantung dapat berupa Nyeri,

Curah Jantung, Bersihan Jalan Napas, dan Risiko Tinggi untuk terjadinya Infeksi. Sejalan

dengan kemajuan pasien, masalah/kebutuhan akan berubah menjadi Intoleransi Aktivitas,

Kurang Pengetahuan, dan Kinerja Peran.3

Hasil Pasien yang Diperkirakan

Hasil pasien yang diperkirakan didefinisikan sebagai hasil intervensi keperawatan dan

respons-respons pasien yang dapat dicapai, diinginkan oleh pasien dan/atau pemberi asuhan,

dan dapat dicapai dalam periode waktu yang telah ditentukan, situasi dan sumber-sumber

tertentu yang ada. Hasil yang diinginkan ini merupakan langkah yang dapat diukur mengarah

pada tujuan-tujuan saat pulang yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil pasien yang

diperkirakan yang baik harus :

33 Marilynn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3 (Jakarta: EGC, 2000), hal 9

11

Page 12: Kdk Materi (1)

1. Spesifik.

2. Realistik.

3. Dapat diukur.

4. Menunjukkan kerangka waktu pencapaian yang pasti.

5. Mempertimbangkan keinginan dan sumber pasien.

Hasil pasien yang diharapkan ditulis dengan menyebutkan item-item dan/atau

perilaku yang dapat diamati dan dipantau untuk menentukan apakah hasil-hasil yang dapat

diterima sudah tercapai atau belum dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Digunakan

kata kerja aksi dan jangka waktu, spt., “pasien akan ambulasi, menggunakan tongkat, dalam

48 jam setelah pembedahan”. Kerangka waktu ini tergantung pada lama rawat pasien yang

diprogramkan atau diantisipasi, sering ditentukan oleh klasifikasi kelompok diagnosa yang

berhubungan (diagnosis related group [DRG]) dan mempertimbangkan adanya komplikasi

atau situasi lain (spt., usia)

Jika hasil yang diharapkan ditulis dengan tepat, maka mereka akan memberikan arah

dalam perencanaan dan validasi intervensi keperawatan. Pertimbangkan kedua hasil pasien

yang diharapkan berikut: “mengidentifikasi kebutuhan nutrisi individu dalam 36 jam” dam

“Merumuskan rencana diet berdasarka kebutuhan nutrisi yang teridentifikasi dalam 72 jam.”

Berdasarkan pada kejelasan hasil yang diharapkan ini, perawat dapat memilih

intervensi keperawatan untuk memastikan bahwa pengetahuan tentang diet pasien dikaji,

kebutuhan individual teridentifikasi, dan penyuluhan tentang nutrisi diberikan.3

Perumusan Diagnosis Keperawatan

Sesuai dengan data kesehatan yang telah dikumpulkan maka diagnosis keperawatan memiliki

2 bentuk, yaitu :

1. Aktual, yaitu diagnosis keperawatan yang menjelaskan masalah yaitu yang sudah

ada pada saat pengkajian dilakukan.

Contoh : suhu 39o C, bibir pecah, turgor, jelek, diare 5 x sehari.

Diagnosis : peningkatan suhu tubuh, berhubungan dengan kehilangan caran yang

berlebihan. (diare)

33 Marilynn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3 (Jakarta: EGC, 2000), hal 9

12

Page 13: Kdk Materi (1)

2. Potensial, yaitu diagnosis keperawatan yag dijelaskan masalah nyata yang akan

terjadi bila tindakan keperawatan tidak dilakukan. Jadi dapat dikatakan bahwa

masalah belum terjadi tetapi penyebab telah muncul.

Contoh : risiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan dampak

prosedur histeroktomi.

Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan denga dua cara, yakni :

1. Dengan rumus PES

Rumus: DK = P + E + S

DK = Diagnosi Keperawatan

P = Problem/masalah

E = Etiologi

S = Sympton (gejala)

Contoh:

Imobilitas (P), berhubungan dengan pemanasan gips pada tingkai (E), yang

ditandai denagan rasa nyeri di daerah tungkai.

2. Denagan Rumus PE

Rumus DK = P + E

Contoh:

Imobolitas (P), berhubungan dengan pemanasan gips pada tungkai (E)

Penyusunan rencana asuhan keperawatan

Pengertian

Hunt jeniffer mark

Rencana asuhan keperawatan adalah catatan yang berisi tentang intervensi dan

rencana keperawatan.

Mayer

Rencana asuhan keperawatan adalah pengkajian dan pengidentifikasian

masalah yang sistematis, penentuan tujuan, serta strategi pelaksanaan masalah.3

33 Marilynn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3 (Jakarta: EGC, 2000), hal 10

13

Page 14: Kdk Materi (1)

Pusdiklat DJJ Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan

yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang

telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien

Lu verne wilft RN. M. dkk

Rencana pelayanan keperawatan adalah tindakan yang dilakukan ketika

memberikan pelayanan perawatan kepada seseorang.

Zaidin ali

Perencanaan keperawatan adalah perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian

rangkaian asuhan keperawatan pada pasien/klien berdasarkan analisis pengkajian agar

masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi.

Terdapat berbagai metoda untuk mengomunisasikan asuhan keperawatan klien. Salah

satunya adalah rencana asuhan keperawatan, yang didasarkan pada data pengkajian dan

mencakup diagnosa keperawatan, tujuan, hasil yang diharapkan, dan aktivitas dan strategi

keperawatan spesifik. Di banyak lingkungan rencana asuhan keperawatan sudah

diintegratasikan ke dalam rencana usaha multidisiplin. Komponen keperawatan dari rencana

dapat dengan mudah dikenali.

Metoda yang kedua adalah jalur kritis. Jalur kritis adalah rencana tindakan

multidisiplin yang meresepakan intervensi dan batasan waktu untuk mencapai hasil yang

diperkirakan untuk klien tertentu sepanjang lama rawat yang direncanakan.3

Tujuan Rencana Perawatan

Rencana asuahan kaperawatan adalah pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana

perawatan tertulis mendokumentasikan kebutuhan perwatan kesehatan klien, yang ditentukan

oleh pengkajian dan diagnosa keperawatan, tujuan, dan hasil yang diharapkan yang

dirumuskan selam perencanaan. Selain itu, rencana perawatan tertulis mengomunikasikan

kepada perawat lain dan profesional perawatan kesehatan lain tentang data pengkajian yang

berkaitan yang didapat dari klien, daftar masalah, dan terapi. Rencana perawatan tertulis

mengurangi risiko perawatan yang tidak lengkap, tidak tepat, atau tidak akurat.

33 Marilynn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3 (Jakarta: EGC, 2000), hal 11

14

Page 15: Kdk Materi (1)

Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat

mengidentifikasi tindakan keperawatan yang diberikan. Di lingkungan rumah sakit dan unit

rawat jalan serta komunitas, klien sering menerima perawatan lebi dari satu perwat, doter,

atau tenaga profesional kesehatan lainnya. Rencana asuhan keperawatan tertulis membuat

koordinasi asuhan keperawatan, konsultasi subspesialitas, dan penjadwalan pemeriksaan

diagnostik menjadi mungkin adanya.

Rencana perawatan dapat juga mengidentifikasi dan mengoordinasi sumber yang

digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan. Membuat daftar dari peralatan dan suplai

spesifik untuk tindakan keperawatan adalah suatu metode yang murah untuk memilih

peralatan. Jika semua peralatan dan suplai dimasukkan ke dalam rencana perawatan, maka

waktu perawat dapat digunakan lebih efektif dalam memberikan asuhan.

Rencana asuahan keperawatan meningkatkan kontinuitas asuhan keperawatan dengan

membuat daftar spesifik tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

perawata. Aktivitas keperawatn ini dapat dijalankan setiap hari. Rencana asuhan keperawatan

yang dirumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan perawatan dari satu perawat

keperawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan

asuhan yang berkualitas tinngi dan konsisten.4

Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat

dalam laporan ini pada rencana keperawatan dan tnidakan yang dijabarkan dalam rencana

perawatan. Pada akhir dinas juga, perawat mendiskusikan rencana perawatan dengan pemberi

perawatan berikutnya. Denagn demikian semua perawat mampu mendiskusikan informasi

terbaru dan yangberkaitanmengenai rencana perawatan klien.

Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang.

Memadukan tujuan dari rencana perawatan kke dalam perencanaan pulang terutama sekali

penting bagi klien yang akan menjalani rehabilitasi jangka panjang di komunitas. Rencana

perawatan yang lengkap meningkatkan kontnuitas asuhan keperawatan di antara perawat di

rumah sakit dan komunitas.

Bedah hari yang sama dan pemulangan awal dari runah sakit mengharuskan perawat

untuk merencanakan kebutuhan-kebutuhan pemulangan pada rencana asuhan pada saat klien

memasuki lembaga perawatan kesehatan. Mortensen & Mc Mullin (1986) menuliskan bahwa

44 Potter & Perry, Fundamental Keperawatan (Jakarta: EGC, 2005), hal 273

15

Page 16: Kdk Materi (1)

pengkajian yang tidak lengkap dan tidak adanya kriteria hasil yang dapat diukur akan

memperpanjang lama rawat klien di pusat klinik bedah satu hari. Lama rawat klien

diperpanjang karena tidak ada kriteria yang didokumentasikan, yang dapat diukur

untukkesiapan pemulangan pada rencana asuhan kep[erawatan pasca operatif. Sebagai akibat,

terdapat kebingungan di antara tim perawatan kesehatan sepsertikapan klien seharusnya

sudah dapat dengan aman dipulangkan dari lembaga tersebut.

Ketika mengembangkan srencana perawatan individual, perawat melibatkan keluarga

dan klien. Keluarga adalah sumber yang dapat digunakan untuk membantu klien mencapai

tujuannya. Selain itu dengan memenuhi beberapa kebutuhan keluarga dapat memperbaiki

tingkat kesejahtraan klien.

Hal terakhir yang didokumentasikan pada rencana asuhan keperawatan adalah kriteria

hasil yang diperkirakan yang digunakan dalam mengevaluasi asuhan. Pendaftaran kriteria

yang sesuai memberikan perawat pernyataan objektif yang membantu menentukan apakah

tujuan asuhan telah tercapai.

Rencana asuhan yang lengkap adalah merupakan cetak biru untuk tindakan

keperawatan. Rencana asuhan tersebut memberi arahan untuk penerapan rencana dan

kerangka kerja untuk penerapan rencana dan kerangka kerja untuk evaluasi respons klien

tehadap tindakan keperawatan.4

Jadi rumusan tujuan asuhan keperawatan harus berfokus pada pasien, jelas, singkat,

dapat di ukur, dalam periode tertentu, realistic, dan ditentukan bersama antara perawat dan

pasien. Pencapaian tujuanharus menggunakan criteria tertentu yang mencakup :

Tujuan (T)

Subjek (S) = perilaku pasien yang dapat diamati

Predikat (p) = suatu kondisi yang melengkapi pasien

Criteria (ka) = untuk menentukan tercapainya tujuan

Kuondisi (k2) = sesuatu yang menyebabkan asuhan keperawatan diberikan.

Rumus : T = S + P + K1 + K2

Contoh :

Pasien (s) dapat bernafas secara normal (p) tanpa bantuan kateter oksigen(k1) yang

dipasang perawat melalui saluran pernapasan (k2).

44 Potter & Perry, Fundamental Keperawatan (Jakarta: EGC, 2005), hal 274

16

Page 17: Kdk Materi (1)

D. PERENCANAAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Perencanaan implementasi keperawatan adalah perumusan tindakan yang harus

dilakukan derdasarkan diagnosis pasien. Tindakan tersebut dapat di bagi dalam lima

kelompok :

1. Assistif, yaitu tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien agar mampu

melaksanakan kegiatannya sehari-hari

2. Higienik, yaitu tindakanyang dilakukan untuk memnbantu pasien dalam memelihara

kebersihannya.

3. Rehabilitative, yaitu tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam

menunjang

fungsi mandiri dalamhal mobilitas, penggunaan alat khusus, perlengkapan, fungsi

fall, perencanaan bersama, pembinaan partisipasi pasien, dan perencanaan

pendanaan.

4. Suportif, yaitu tindakan yang dilakukan untuk memberikan motivasi dan

dukunganpada pasien, antara lain :

a. Pemenuhan kebutuhan tubuh seperti,O2, makanan, dan cairan

b. Melancarkan proses eliminasi, latihan, istirahat, rekreasi, dan tidur

c. Mengusahakan rasa nyaman baik fisik,

5. Preventif, yaitu tidakan yang dilakukan untuk menghindari penyakit, mencegah

komplikasi, dan mencegah penyalahgunaan alat atau obat.

6. Observatif, yaitu tindakan yag dilakukan dengan mengamati hasil pemeriksaan dan

penelitian, dan memantau respons pasien terhadap penyakit dan pengobatan.

7. Edukatif, yaitu tindakan yang dilakukan untuk mendidik, membimbing, dan melatih

pasien dan keluarga dalam hal kesehatan.

8. Delegatif, yaitu tindakan keperawatan berdasarkan instruksi dokter atau profesi lain

yang dilimpahkan kepada perawat.5

55 Nursalam, Manajemen Keperawatan (Jakarta: Salemba Medika, 2002) hal 33

17

Page 18: Kdk Materi (1)

Implementasi keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan langkah ke empat dari proses keperawata.

Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan perawat harus bekerja sama dengan anggota

keperawatan lain degan pasien/ keluarga dan petugas kesehatan lain. Perawat harys selalu

mengingat prinsip 6 S setiap melakukan tindakan yaitu :

1. Senyum

2. Salam, beri salam kepada pasien sesuai dengan agama dan budaya setempat misal,

Horas ! (Batak)

3. Sapa, beri sapaan yang manis kepada pasien/ keluarga pasien misal :

“apakah bapak bisa tidur tadi malam ? apakah ibu sudah makan ?”

4. Sopan satun, dalam arti perawat menghargai hak-hak pasien.

5. Sabar

6. Syukur, perawat harus bersyukur apapun hasil asuhan yang di berikan.

Selain itu dalam memberikan pelayanan, perawat harus melaksanakannya dengan :

1. Disiplin : mengikuti tata tertib, norma-norma kode etik sesuai disiplin ilmu yang

telah dikuasainya.

2. Inovatif : peraeat harus berwawasan luas dan harus mampu menyesuaikan diri

degan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) berdasarkan kepada

iman dan taqwa (IMTAQ) .

3. Rasional : perawat harus berpikir dan bertindak secara rasional demi keselamatan

pasien yang dirawatnya.

4. Integrated : perawat harus mampu bekerja sama dengan sesama profesi, tim

kesehatan yang lain, pasien atau keluarga pasien berdasarkan azas kemitraan.

5. Mampu dan mandiri : perawat harus mampu dan mandiri serta kompeten.

6. Urgen : perawat harus yakin dan pecaya atas kemampuannya dan bertindak dengan

sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan berhasil.5

PERENCAAAN PENILAIAN (EVALUASI)

Perencanaan evaluasi membuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan

tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara

proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat

55 Nursalam, Manajemen Keperawatan (Jakarta: Salemba Medika, 2002) hal 34

18

Page 19: Kdk Materi (1)

dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-

hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan

sebelumnya (fase pengkajian dan diagnosis)

PELAKSANAAN PENILAIAN (EVALUASI)

Perawat melaksanakan evaluasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Sasaran evaluasi

Sesuai dengan rencana evaluasi maka sasaran evaluasi adalah sebagai berikut.

1. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria/rencana yang telah disusun.

2. Hasil tindakan keperawatan, berdasarkan kriteria keberhasilan yag telah dirumuskan

dalam rencana evaluasi.

Hasil evaluasi

Terdapat tiga kemugkinan hasil evaluasi, yaitu :

1. Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukkan perbaikan/kemajuan sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Tujuan tercapai sebagian, apabila tujua ii tidak tercapai secara maksimal, sehingga

perlu dicari penyebab dan cara mengatasinya.

3. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukkan perubahan/kemajuan sama

sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji

secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosis, tindkan, dan faktor-

faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

Metode Pemberian Asuhan Keperawatan

Terdapat 4 metode pemberian asuhan keperawatan yaitu metode fungsional, metode kasus,

metode tim dan metode keperawatan primer (Gillies, 1989).

Dari keempat metode ini, metode yang paling memungkinkan pemberian pelayanan

profesional adalah metode tim dan primer. Dalam hal ini adanya sentralisasi obat, timbang

terima, ronde keperawatan dan supervise.5

E. HUBUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HAK-HAK KLIEN

The American Hospital Association’s (1972) menerbitkan tulisan tentang pernyataan

hak-hak pasien. Menyadari hal tersebut, National Leaque For Nursing (NLN, 1959), sejenis

55 Nursalam, Manajemen Keperawatan (Jakarta: Salemba Medika, 2002) hal 35

19

Page 20: Kdk Materi (1)

Persatuan Perawat Nasional di Amerika, menyusun suatu rancangan awal pernyataan hak-hak

pasien dengan asumsi dasar sebagai berikut :

1. Asuhan keperawatan mencakup promosi kesehatan, asuhan dan pencegahan penyakit,

ketidakmampuan dan rehabilitasi. Asuhan keperawatan dapat diberikan melalui proses

pengajaran, penyuluhan, dan dukungan emsional, serta perawatan pada waktu ia sakit.

2. Asuhan keperawatan merupakan bagian integral dari asuhan kesehatan secara menyeluruh

dan direncanakan, serta diberikan dalam kombinasi dengan pelayanan medis, pendidikan,

dan kesejahteraan.

3. Tenaga keperawatan menghadapi individualitas, martabat, dan hak-hak setiap orang tanpa

memandang ras, warna kulit, derajat, kebangsaan, status sosial dan ekonomi.6

66 http://yenibeth.wordpress.com/2008/05/31/proses-keperawatan-introduction-1/

20

Page 21: Kdk Materi (1)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Asuhan Keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik

keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien atau pasien diberbagai tatanan

pelayanan kesehatan

Asuhan keperawatan juga merupakan faktor penting dalam survival pasien dan dalam

aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitasi, dan preventif perawatan kesehatan.

Proses keperawatan terbagi menjadi lima langkah yang konkrit yaitu : Pengkajian,

Identifikasi masalah(diagnosa), Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi.

Langkah ini merupakan metode efisien terhadap pengorganisasian proses berpikir

untuk pembuatan keputusan klinis. Kelima langkah ini adalah pusat untuk tindakan

keperawatan dan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara individual dan

kualitas yang lebih tinggi dalam berbagai situasi.

Metode Pemberian Asuhan Keperawatan

Terdapat 4 metode pemberian asuhan keperawatan yaitu metode fungsional, metode kasus,

metode tim dan metode keperawatan primer (Gillies, 1989).

B.SARAN

Diharapkan kepada rekan-rekan calon perawat agar lebih giat mempelajari serta

menggali informasi-informasi tentang pemberian asuhan keperawatan yang baik dan benar

sehingga kedepannya nanti bisa meminimalisir kesalahan dalam pemberian, pelayanan

terhadap pasien

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: Kdk Materi (1)

1. Ali,zaidin .2000.Dasar-dasar keperawatan profesional.Widya medika:Jakarta.

2. Watonah,tarwoto .2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses perawatan,

Edisi3.Salemba medika:Jakarta.

3. Doenges,Marilyn E Dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC :Jakarta.

4. Potter and Perry. 2005.Fundamental keperawatan.Edisi 4.EGC : Jakarta

5. Nursalam.2002.Manajemen keperawatan.Salemba Medika:Jakarta.

6. http://yenibeth.wordpress.com/2008/05/31/proses-keperawatan-introduction-1/

22