kd_intususepsi.doc

9
INTUSUSEPSI / INVAGINASI I. PENGKAJIAN 1. Pengertian Intususepsi / invaginasi adalah pembailakn dan masuknya segmen usus yang satu kesegmen usus lainnya. (suatu intususepsi terjadi bila sebagian saluran cerna terdorong sedemikian rupa sehingga sebagian darinya akan menutupi sebagian yang lainnya sehingga seluruhnya mengecil dan memendek kedalam suatu segmen yaang terletak disebelah kaudal ). 2. Etiologi Penyebab dari kebanyakan intususepsi tidak diketahui 3. Patofisiologi Kebanyakan intususepsi adalah ileokallik dan ileoleokolik. Sedikit intususepsi appendiks membentuk puncak dari lesi tersebut. Bagian atas usus, intususeptum, berinvaginasi kedalam usus dibawahnya, intususepiens sambil menarik mesenterium bersamanya kedalam ansa usus pembungkusnya

Upload: alfiannor

Post on 06-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KD_INTUSUSEPSI.doc

TRANSCRIPT

INTUSUSEPSI / INVAGINASI

INTUSUSEPSI / INVAGINASII. PENGKAJIAN1. Pengertian

Intususepsi / invaginasi adalah pembailakn dan masuknya segmen usus yang satu kesegmen usus lainnya.

(suatu intususepsi terjadi bila sebagian saluran cerna terdorong sedemikian rupa sehingga sebagian darinya akan menutupi sebagian yang lainnya sehingga seluruhnya mengecil dan memendek kedalam suatu segmen yaang terletak disebelah kaudal ).

2. Etiologi

Penyebab dari kebanyakan intususepsi tidak diketahui

3. Patofisiologi

Kebanyakan intususepsi adalah ileokallik dan ileoleokolik. Sedikit intususepsi appendiks membentuk puncak dari lesi tersebut.

Bagian atas usus, intususeptum, berinvaginasi kedalam usus dibawahnya, intususepiens sambil menarik mesenterium bersamanya kedalam ansa usus pembungkusnya

Pada mulanya terdapat suatu kontriksi mesenterium sehingga menghalangi darah balik.

4. Manifestasi Klinis

Pada kasus terdapat rasa nyeri yang menetap pada anak yang sebelumnya sehat dan timbul kembali dengan selang waktu singkat disetai upaya peregangan serta jeritan-jeritan keras.

Pada mulanya , anak masih tenang dan bermain secara normal diantara nyeri paroksismal, tetapi jika intususepsi tersebut tidak dilepaskan, maka bayi secara prograsif akan bertanbah lemah dan letarg. Akhirnya terjadi suatu keadaan seperti syok disertai kenaikan suhu hingga 41C (106F). Rasa nyeri duwujudkan berupa suara mengerang. Pada kebanyakan kasus didapatkan muntah yang biasanya lebih sering pada awal penyakit.

Pada fase selanjutnya, bahan muntahan tersebut mengandung bercak-bercak empedu. Tinja dalam bentuk normal masih dapat dikeluarkan selama beberapa jam pertama sejak timbulnya gejala, setelah itu pengeluaran tinja akan berkurang bahkan tidak terjadi lagi, flatus jarang atau tidak sama sekali.Pada umumnya darah akan dikeluarkan dalam 12 jam pertama, tetapi kadang kadang tidak terjadi hingga 1-2 hari dan jarang atau tidak sama sekali; 60% bayi akan mengeluarkan tinja mengandung darah segar bersama-sama dengan lendir, tinja agar-agarkismis. Beberapa penderita hanya tampak rewel dan letargi yang bergantian atau progresif.

Palpasi abdomen teraba massa denga nyeri, berbentuk sosis, kadang-kadang tidak jelas. Ditemukannya darah pada tusi akan mendukung diagnosis intususepsi

5. Diagnosis

Riwayat klinis dan temuan-temuan fisik biasanya cukup khas untuk menegakkan diagnosis. Denga foto rontgen, memperliahatkan suatu kepadatan seperti suatu massa ditempat intususepsi. Foto setelah pemberian enema barium, memperlihatkan gangguan pengisian atau pembentukan cekungan pada ujung barium, ketika bergerak maju dan dihalangi oleh intususepsi tersebut.

6. Diagnosis Banding

Diagnosis intususepsi terutama sulit dilakukan pada anak yang menderita gastroenteritis; suatu perubahan pola penyakit; ciri rasa nyeri yang diderita serta sifat dari muntah-muntah atau awitan terjadinya perdarahan rektal, hendaknya diwaspadai.

Pengeluaran usus yang berdarah serta spasme abdomen yang menyertai enterokolitis biasanya dapat dibedakan.

Perdarahan dari divertikulum meckelli biasanya berlangsung tanpa rasa nyeri. Perdarahan usus pada purpura anafilaktoid, disertai gejala-gejala sendi, purpura ditempat lain serta nyeri kolik yang sama. Namun karena intususepsi dapat merupakan suatu penyulit dari gangguan ini, mak enema barium diperlukan.

7. Pengobatan

Pelepasan intususepsi dengan pembedahan harus ssegera dilakukan setelah diagnosis ditegakkan. Persiapan cairan dan darah disiapkan untuk mengatasi syok, selain sebagai pengganti cairan dan elektrolit.Pada lebih dari 75% kasus yang berlangsung singkat, jika tidak terdapat tanda-tanda kelemahan, syok atau iritasi peritonium, maka terdaoat kemungkinan untuk melepaskan intususepsi dengan menggunakan tekanan hidrostatis melalui bimbingan fluoroskopi dan konsultasi serta petunjuk seorang ahli bedah.

Suatu kantong folley catheter yang dilumasi ditempatkan didalam rektum, kemudian dipompa, pantat dirapatkan dan direkatkan dengan plester perekat. Suatu larutan barium dibiarkan mengalir dengan kekuatan gravitasi kedalam kolon, dari ketinggian tidak lebih dari 3 kaki diatas meja fluoroskopi.

Abdomen tidak disentuh selama prosedur inin. Kolom barium akan bergerak maju secara lambat kearah proksimal dengan pergerakan progresif gangguan pengisian secara bersamaan pada arah yang sama.Pelepasan intususepsi terjadi dengan pengisian usus halus secara bebas, hilangnya massa, keluarnya gas atau tinja serta perbaikan dan kemajuan keadaan bayi tersebut.

Jika terdapat keraguan tentang kesempurnaan pelepasan tersebut, maka dapat dilakukan pembedahan eksplorasi.

8. PrognosisIntususepsi pada bayi jika tidak ditangan hampir selalu mengakibatkan kematian, harapan sembuh bergantung pada lamanya intususepsi sebelum dilakukannya tindakan .

Sebagian besar bayi akan pulih kembali, jika intususepsi dilepaskan dalam 24 jam pertama, selepas ini mortalitasnya akan meningkat dengan cepat, terutama jika ditunda hingga hari ke-3.

Pelepasan secara spontan dapat terjadi selam pengankuran dan persiapan pembedahan.

II. Asuhan Keperawatan.

a. Diagnosa keperawatan

Cemas berhubungan dengan ancaman maut, ancaman terhadap fungsi, ancaman kebutuhan,

Takut kehilangan berhubungan dengan anestesi, prosedur pembedahan, perubahan pola hidup.

Potensial infeksi berhubungan dengan kurang pengeetahuan, nutrisi menurun.

kurang pengetahuan berhubungan dengan kesakahan persepsi, gangguan kognitif, kecemasan yang parah.

b. Perencanaan: hasil yang diharapkan dari pasien

Pasien / orangtua hanya meperlihatkan kecemasan moderat.

Pasien / orangtua mempersilahkan untuk dilaksanakannya operasi dan menandatangani surat persetujuan operasi. Pasien BAK sebelum operasi

c. Implementasi

Membantu meraih tujuan terapi

Intervensi medis koreksi defisiensi yang diderita

Konsultasi dan penyuluhan

Persiapan psikologi intuk bedah

Penjelasan tentang prosedur.

Persiapan prabedah

Diit

Persiapan perut

Persiapan kulitASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN INTUSUSEPSI / INVAGINASI

Disusun OlehH.M EFFENDI

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN JURUSAN KEPERAWATAN DI BANJARBARU PROGRAM KHUSUS D III RSUD BANJARBARU

TAHUN 2004