documentkb

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrasepsi mantap wanita 2.1.1 Pengertian kontrasepsi mantap wanita Kontrasepsi mantap wanita adalah suatu metode kontrasepsi yang bertujuan untuk menghentikan kemampuan reproduksi wanita secara permanen yang dilakukan dengan cara oklusi bilateral tuba fallopii sehingga ovum dan sperma tidak dapat bersatu. 1,2 Kontrasepsi mantap wanita disebut juga dengan Medis Operatif Wanita (MOW). 15 Kontrasepsi mantap wanita menjadi metode kontrasepsi yang paling efektif bagi pasangan yang tidak menginginkan anak lagi. 2,3 Metode kontrasepsi ini merupakan metode yang paling aman dengan komplikasi dan mortalitas yang rendah. 2 2.1.2 Kelebihan dan kekurangan kontrasepsi mantap wanita Kontrasepsi mantap wanita memiliki beberapa kelebihan diantaranya metode kontrasepsi ini sangat 5

Upload: andhika-ferdinando-situmorang

Post on 07-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

KB

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentKB

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kontrasepsi mantap wanita

2.1.1 Pengertian kontrasepsi mantap wanita

Kontrasepsi mantap wanita adalah suatu metode kontrasepsi yang bertujuan

untuk menghentikan kemampuan reproduksi wanita secara permanen yang

dilakukan dengan cara oklusi bilateral tuba fallopii sehingga ovum dan sperma

tidak dapat bersatu.1,2 Kontrasepsi mantap wanita disebut juga dengan Medis

Operatif Wanita (MOW).15 Kontrasepsi mantap wanita menjadi metode

kontrasepsi yang paling efektif bagi pasangan yang tidak menginginkan anak

lagi.2,3 Metode kontrasepsi ini merupakan metode yang paling aman dengan

komplikasi dan mortalitas yang rendah.2

2.1.2 Kelebihan dan kekurangan kontrasepsi mantap wanita

Kontrasepsi mantap wanita memiliki beberapa kelebihan diantaranya

metode kontrasepsi ini sangat efektif. Efektifitas kontrasepsi mantap wanita lebih

dari 99%.16 Kehamilan dapat terjadi pada 5 dari 1000 wanita yang menggunakan

kontrasepsi mantap wanita selama satu tahun.3 Efektivitas kontrasepsi mantap

wanita ini dapat mencegah kehamilan yang berisiko. Kontrasepsi mantap wanita

dapat dilakukan pada ibu menyusui karena tidak mempengaruhi produksi air susu

ibu. Selain itu, penggunaan kontrasepsi mantap wanita tidak mempengaruhi

kenyamanan saat hubungan seksual, tidak berefek pada produksi hormon ovarium

serta tidak memiliki efek samping dalam jangka panjang. Pembedahan yang

dilakukan sederhana dan menggunakan anastesi lokal.1 Penggunaan kontrasepsi

5

Page 2: DocumentKB

6

mantap wanita dapat mencegah pelvic inflamatory disease3 dan kanker

ovarium.1,3,17-19

Kekurangan kontrasepsi mantap wanita adalah sifatnya yang permanen dan

memungkinkan terjadinya penyesalan dikemudian hari. Tindakan operasi

kontrasepsi mantap wanita harus dilakukan oleh dokter yang terlatih. Setelah

tindakan biasanya klien merasa pusing, mual, lemas dan nyeri abdomen selama

satu sampai tiga hari.1 Komplikasi dapat terjadi walaupun kemungkinannya kecil

seperti perdarahan, infeksi dan abses.1,3 Kontrasepsi mantap wanita tidak dapat

melindungi penggunanya dari infeksi menular seksual.1

2.1.3 Indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi mantap wanita

Ibu yang tidak menginginkan anak lagi atau meminta melakukan

kontrasepsi mantap wanita setelah mendapatkan konseling tentang kontrasepsi

serta mengisi surat persetujuan tindakan medis merupakan indikasi kontrasepsi

mantap wanita.2,20 Konseling adalah proses komunikasi dimana satu orang

membantu individu lain, pasangan atau kelompok untuk mengidentifikasi

kebutuhan mereka serta membuat suatu pilihan dan keputusan.2 Konselor harus

menyampaikan informasi lengkap dan objektif tentang keuntungan, keterbatasan

berbagai metode kontrasepsi, jangka waktu efektif kontrasepsi, angka kegagalan,

efek samping, komplikasi dan kesesuaian mekanisme kerja kontrasepsi dengan

karakteristik dan keinginan klien.3,21

Setelah klien mengerti tentang kontrasepsi mantap wanita dan konsekuensi

dari tindakan tersebut, klien harus menandatangani surat persetujuan tindakan

medis (informed consent). Informed consent adalah persetujuan yang diberikan

oleh klien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai

Page 3: DocumentKB

7

tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut. Setiap tindakan

medis yang mempunyai risiko harus mendapatkan persetujuan tertulis yang

ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan yaitu klien yang

bersangkutan dalam keadaan sadar dan sehat mental. Persetujuan tindakan medis

pada kontrasepsi mantap wanita juga harus ditandatangani oleh suami.1

Kontrasepsi mantap wanita dapat dilakukan pada ibu dengan usia lebih dari

26 tahun, paritas lebih dari dua, yakin telah mempunyai besar keluarga yang

sesuai dengan keinginan serta paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur

kontrasepsi mantap wanita. Kontrasepsi mantap wanita juga dapat dilakukan pada

ibu dimana kehamilan akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.1

Umumnya, tidak ada kondisi medis yang secara mutlak menjadi

kontraindikasi kontrasepsi mantap wanita. World Health Organization (WHO)

membagi persyaratan medis dalam menggunakan kontrasepsi mantap wanita ke

dalam empat kategori yaitu kategori A, B, C dan D. Kategori A berarti tidak ada

alasan medis yang merupakan kontraindikasi dilakukannya kontrasepsi mantap

wanita seperti pascapersalinan kurang dari 7 hari dan lebih dari 42 hari, pasca-

abortus tanpa komplikasi, riwayat kehamilan ektopik dan hipertensi dalam

kehamilan. Kategori B berarti tindakan kontrasepsi mantap wanita dapat

dilakukan tetapi dengan persiapan dan kewaspadaan khusus. Ibu yang obesitas

dengan indeks massa tubuh lebih dari 30 kg/m2, ibu dengan hipertensi terkontrol,

anemia dengan kadar hemoglobin 7-10g% termasuk ke dalam kategori B.22

Tindakan kontrasepsi mantap wanita ditunda sampai kondisi medis tersebut

dapat dikoreksi digolongkan ke dalam kategori C. Beberapa kondisi medis yang

termasuk kategori C seperti pada keadaaan hamil, pascapersalinan (7 sampai 41

Page 4: DocumentKB

8

hari), eklampsi, perdarahan antepartum dan pascakeguguran, trauma berat pada

genital pascapersalinan dan pascakeguguran, sepsis pascakeguguran dan infeksi

nifas serta perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya. Kategori D

berarti kontrasepsi mantap wanita dilakukan oleh tenaga yang sangat

berpengalaman dan tersedia perlengkapan anastesi dan fasilitas penunjang

lainnya. Kondisi medis yang tergolong ke dalam kategori D seperti ruptur uteri,

hipertensi lebih dari 160/100 mmHg atau hipertensi dengan penyakit vaskular,

penyakit jantung iskemik, diabetes melitus dengan komplikasi dan perlekatan

uterus karena pembedahan atau infeksi terdahulu.22

2.1.4 Waktu pelaksanaan kontrasepsi mantap wanita

Waktu pelaksanaan kontrasepsi mantap wanita sangat menentukan lokasi

insisi pada abdomen karena berhubungan dengan letak tuba fallopii.17,20

Kontrasepsi mantap wanita dapat dilakukan pascapersalinan, pascakeguguran dan

masa interval.1,2,18,21,23

1. Pascapersalinan

Kontrasepsi mantap wanita dilakukan dalam 7 hari setelah melahirkan.

Waktu terbaik adalah dalam 48 jam pascapersalinan. Tinggi fundus uteri

diperkirakan berada di atas atau di bawah umbilicus. Tuba fallopii berada pada

1,5-2 cm dari fundus sehingga insisi dilakukan pada subumbilicus. Jika dilakukan

dalam 3-7 hari pascapersalinan, tuba fallopii sulit dicapai dari insisi subumbilicus

karena involusi dari uterus.2,18,21 Minilaparotomi merupakan prosedur yang aman

dan mudah dilakukan pascapersalinan.18,21

Keuntungan medis kontrasepsi mantap wanita pascapersalinan berupa

perawatan setelah operasi bersamaan dengan perawatan pascapersalinan, insisi

Page 5: DocumentKB

9

kecil sekitar 1,5-3 cm dan tuba fallopii mudah dicapai serta menggunakan anestesi

lokal. Selain itu, pemeriksaan yang kurang nyaman seperti dalam masa interval

tidak perlu dilakukan yakni pemeriksaan bimanual, posisi litotomi, pemasangan

tenakulum dan insersi manipulator uterus.21

2. Pascakeguguran

Kontrasepsi mantap wanita dilakukan dalam satu minggu setelah

keguguran.1,17 Fundus uteri berada sama tinggi atau melampaui tepi atas simfisis

sehingga insisi akan dilakukan pada 2-2,5 cm dari tepi atas simfisis.21 Prosedur

yang bisa dilakukan adalah minilaparotomi dan laparoskopi.18

3. Masa interval

Prosedur ini umumnya dilakukan setelah haid (dalam 7 hari setelah haid),

klien yang sedang menggunakan salah satu alat kontrasepsi atau suatu kondisi

dimana kemungkinan hamil dapat disingkirkan. Lokasi dan jenis insisi, sama

dengan kontrasepsi mantap wanita pascakeguguran tetapi proses untuk mencapai

tuba menggunakan elevator uterus agar tuba dapat terlihat.2,3,18,21

2.1.5 Persiapan pre-operatif

Anamnesis dilakukan untuk mengetahui identitas klien dan keluarga,

riwayat obstetrik dan riwayat pemakaian kontrasepsi. Perlu ditanyakan riwayat

penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu, riwayat operasi khususnya

abdomen dan pelvis, riwayat alergi obat dan pengobatan yang sedang dijalani.21

Pemeriksaan fisik terdiri dari berat badan dan tinggi badan, suhu, nadi,

tekanan darah, pemeriksaan jantung dan paru, pemeriksaan abdomen,

pemeriksaan kulit pada daerah insisi dan pemeriksaan lain sesuai dengan hasil

anamnesis. Pemeriksaan terhadap komplikasi pascapersalinan dan

Page 6: DocumentKB

10

pascakeguguran harus dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

kontraindikasi.2 Kontrasepsi mantap wanita yang dilakukan pada masa interval

perlu dilakukan pemeriksaan pelvis dan fiksasi uterus.1 Kontrasepsi mantap pada

wanita dapat dilakukan tanpa pemeriksaan laboratorium.3

2.1.6 Prosedur kontrasepsi mantap wanita

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah konseling prabedah dengan

menanyakan jumlah anak dan riwayat obstetri serta mempelajari catatan medik

untuk kemungkinan kontraindikasi. Langkah selanjutnya yang perlu dilaksanakan

pada kontrasepsi mantap wanita yang dilakukan pada masa interval adalah

pemeriksaan pelvis dan fiksasi uterus sedangkan kontrasepsi mantap wanita yang

dilakukan pascapersalinan tidak diperlukan pemeriksaan ini.1

Prosedur kontrasepsi mantap wanita dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu

prosedur untuk mencapai tuba fallopii dan prosedur oklusi tuba fallopii.18

1. Prosedur untuk mencapai tuba fallopii

a. Abdominal

Terdiri dari minilaparotomi, laparoskopi dan laparotomi. Minilaparotomi

merupakan laparotomi sederhana dengan menggunakan insisi kurang dari 5 cm.

Insisi subumbilikus dilakukan pada kontrasepsi mantap wanita pascapersalinan

sedangkan insisi suprapubik digunakan untuk prosedur yang dilakukan pada masa

interval dan pascakeguguran.2,18 Minilaparotomi memiliki beberapa keuntungan.

Pertama, minilaparotomi dapat dilakukan pada masa interval, pascapersalinan dan

pascakeguguran dengan menggunakan anastesi lokal sehingga tidak hanya dapat

dilakukan oleh dokter spesialis tetapi juga dapat dilakukan oleh dokter umum

Page 7: DocumentKB

11

yang telah mengikuti pelatihan. Kedua, minilaparotomi merupakan prosedur yang

aman dan efektif sehingga tidak meningkatkan lama rawatan di rumah sakit.18

Laparoskopi menggunakan endoskopi yang dimasukan melalui insisi

sebesar 1-1,5 cm pada subumbilicus. Prosedur ini dapat dilakukan pada masa

interval dan aborsi inkomplit trimester pertama.2,3,21 Jika dibandingkan dengan

minilaparotomi, komplikasi dengan prosedur laparoskopi lebih besar.18

Laparotomi dilakukan dengan insisi lebih dari 5 cm dengan anastesi umum

maupun anastesi regional. Prosedur ini meningkatkan lama rawatan dan

komplikasi yang lebih besar dibanding minilaparotomi. Kontrasepsi mantap

wanita dengan prosedur laparotomi hanya dilakukan bersamaan dengan seksio

cesaria atau operasi ginekologi. Prosedur laparotomi juga dilakukan pada wanita

dengan obesitas dan perlengketan tuba fallopii akibat infeksi atau operasi

sebelumnya.2,18

b. Transvaginal

Akses untuk mencapai tuba fallopii melalui vagina dengan insisi kecil pada

forniks posterior menggunakan alat (culdoscope) maupun dengan visualisasi

secara langsung (culpotomy). Pendekatan ini tidak direkomendasikan karena

memiliki angka infeksi dan angka kegagalan yang lebih tinggi.2,18,23

c. Transcervical (histereskopi)

Sterilisasi dengan menggunakan histereskop untuk melihat ostium tuba dan

menutupnya. Prosedur ini sedang dalam penelitian.17,18,23

Page 8: DocumentKB

12

2. Prosedur oklusi tuba fallopii

Ada empat metode dalam oklusi tuba fallopii yaitu ligasi dan eksisi,

menggunakan alat seperti klip dan ring, elektrokuagulasi2,15,18 serta menggunakan

zat kimia.15,18

Ada beberapa teknik yang digunakan pada metode ligasi dan eksisi, diantaranya:

a. Teknik Pomeroy

Teknik ini sederhana, mudah dan paling banyak digunakan di dunia.

Pengikatan tuba menggunakan benang yang cepat diserap. Lokasi reseksi parsial

pada pars isthmica. Angka kegagalan teknik ini berkisar antara 0,3-1,2%.18,21,23

Bila lokasi reseksi tepat pada pars isthmica dan bagian yang diangkat tidak

melebihi dari 2,5 cm, maka prosedur dan pemulihan fungsi transportasi melalui

rekanalisasi akan mudah dan baik.21

b. Teknik Parkland/Uchida

Tuba bagian isthmika diikat pada 2 tempat dengan jarak 2,5 cm. Setelah

diikat tuba dipotong di antara kedua ikatan tersebut. Pemotongan dilakukan pada

2 mm dari simpul sehingga panjang tuba yang direseksi parsial adalah sekitar 2

cm.18,21,23

c. Teknik Irving

Teknik ini diawali dengan membebaskan tuba dari mesosalping, kemudian

potong di bagian tengah. Tunggul tuba dekat fimbriae diikat dan kemudian

ditanamkan ke dalam mesosalping. Tunggul dekat pangkal tuba diikat kemudian

ditarik dan ditanamkan ke dalam miometrium korpus uteri bagian belakang. 18,21,23

Angka kegagalan teknik ini sangat rendah tetapi upaya rekanalisasi sangat

sulit.18,21

Page 9: DocumentKB

13

d. Teknik Kroener

Teknik Kroener disebut juga dengan fimbriektomi dimana dilakukan

pengikatan pada bagian distal tuba dan eksisi fimbriae.18,21,23 Angka kegagalan

dengan teknik ini sekitar 2-3 % dan prosedur rekanalisasi sulit untuk dilakukan.21

Oklusi tuba fallopii menggunakan alat seperti klip dan ring untuk memblok

tuba tanpa melakukan eksisi. Metode ini biasanya digunakan bersamaan dengan

laparoskopi.17,18 Elektrokoagulasi adalah tindakan membakar suatu segmen dari

tuba fallopii dengan arus listrik frekuensi tinggi atau dengan panas sehingga

terjadi oklusi dari tuba fallopii. Oklusi tuba fallopii dengan elektrokoagulasi

sangat efektif dan cepat tetapi memerlukan alat yang mahal dan risiko morbiditas

luka bakar tinggi. Oklusi tuba fallopii menggunakan zat kimia dilakukan dengan

cara memasukan zat kimia tersebut melalui servik ke dalam utero-tubal junction.15

2.1.7 Pasca-operasi

Setelah tindakan operasi kontrasepsi mantap wanita dilakukan, pemeriksaan

tekanan darah dan nadi dilakukan setiap 15 menit. Lakukan pemeriksaan romberg

sign dimana pasien diminta berdiri dengan mata tertutup. Pasien dapat

dipulangkan bila telah tampak stabil.1 Sebelum pulang, pasien diberikan

penjelasan agar istirahat di rumah selama 1-2 hari untuk mengurangi risiko

terjadinya komplikasi dan dapat melakukan aktivitas ringan setelah 2-3 hari serta

aktivitas seperti biasa dapat dimulai setelah 1 minggu termasuk hubungan seksual.

Pasien diminta untuk menjaga luka agar tetap bersih dan kering, mandi setelah 24

jam dan menjaga pakaian tetap kering.1,3

Pasien dapat merasakan nyeri bahu dan rasa tidak nyaman di perut yang

dirasakan selama 24-48 jam karena penumpukan gas di dalam rongga peritonium.

Page 10: DocumentKB

14

Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan analgetik (ibuprofen) setiap 4-6 jam.1,23

Beritahu pasien untuk segera memeriksakan diri jika terdapat gejala seperti

demam lebih dari 38oC, pusing, nyeri perut menetap atau meningkat, keluar cairan

atau darah dari tempat insisi. Kontrol ulang setelah 1 minggu pascatindakan dan

kontrol lanjutan seminggu kemudian1,3

2.1.8 Komplikasi tindakan kontrasepsi mantap wanita

Komplikasi dari kontrasepsi mantap wanita dapat berupa infeksi pada

daerah insisi, perdarahan intraperitonium yang biasanya terjadi pada kontrasepsi

mantap wanita dengan teknik laparoskopi, infeksi pelvis, tromboembolus,

peritonitis, perforasi uterus dan vesica urinaria serta kehamilan ektopik.2,3,24

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah seseorang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.25-27 Pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting dalam pembentukan perilaku karena perilaku yang didasari

pengetahuan akan bertahan lama dibandingkan perilaku yang tidak didasari

pengetahuan.26,27

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu

Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur orang tahu apa yang dipelajari menggunakan kata menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.

b. Memahami

Page 11: DocumentKB

15

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikannya. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh dan menyimpulkan.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan materi atau objek

ke dalam komponen-komponen di dalam satu struktur organisasi dan memiliki

kaitan satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja seperti menggambarkan, membedakan dan mengelompokkan.

e. Sintesis

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis merupakan suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria

yang telah ada.25-27

Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, pekerjaan dan umur.

Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan karena pendidikan

Page 12: DocumentKB

16

diperlukan untuk mendapatkan informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang semakin mudah untuk menerima informasi. Umur juga mempengaruhi

pengetahuan seseorang yang dikaitkan dengan pengalaman dan kematangan jiwa.

Selain faktor internal, faktor eksternal seperti lingkungan dan sosial budaya ikut

mempengaruhi pengetahuan seseorang.28

Pengetahuan mengenai kontrasepsi dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan

pendapatan. Sepertiga dari ibu yang buta huruf mengetahui kontrasepsi modern

sedangkan kelompok ibu yang berpendidikan sekolah menengah keatas, tiga

perempatnya mengetahui kontrasepsi modern. Semakin tinggi pendapatan semakin

tinggi pengetahuan mengenai kontrasepsi modern. 70 % ibu yang berpendapatan

tinggi mengetahui kontrasepsi modern, berkurang menjadi 50% dan 33% pada

pendapatan sedang dan rendah.11 Pengaruh media massa juga berhubungan dengan

pengetahuan wanita usia subur mengenai kontrasepsi.29

Pengetahuan dapat diukur dengan menggunakan metode wawancara atau

angket dengan menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian.25-27 Menurut Arikunto pengetahuan dapat dikategorikan menjadi

pengetahuan baik (76%-100%), pengetahuan cukup (56%-75%) dan pengetahuan

kurang (kurang dari 56%).28

2.3 Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan. Sikap merupakan predisposisi perilaku dan kesiapan untuk bereaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai bentuk penghayatan objek tersebut.

Oleh karena itu, manifestasi sikap tidak dapat dilihat secara langsung.26,27

Page 13: DocumentKB

17

Menurut Allport sikap terdiri dari 3 komponen pokok. Pertama kepercayaan

atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek (kognitif). Kedua, kehidupan

emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek (afektif). Ketiga,

kecenderungan untuk bertindak (konatif). 25-27,30

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, sebagai berikut:

a. Menerima

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek).

b. Merespon

Merespon yang berarti memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberi nilai yang positif

terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan

mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon.

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

risiko merupakan sikap yang paling tinggi.25-27

Pembentukan sikap dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, pengaruh orang

lain yang diangggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga

pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosional. Pengalaman pribadi harus

meninggalkan kesan yang kuat agar menjadi dasar pembentukan sikap. Sikap akan

lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dengan melibatkan

Page 14: DocumentKB

18

faktor emosi sehingga penghayatan akan pengalaman lebih mendalam dan lebih

lama berbekas.30

Pengaruh orang lain yang dianggap penting merupakan komponen sosial

yang ikut mempengaruhi sikap. Orang-orang yang biasanya dianggap penting

adalah orang tua, orang dengan status sosial yang lebih tinggi, teman sebaya,

guru, istri dan suami. Individu cenderung memiliki sikap yang searah dengan

orang yang dianggap penting untuk menghindari konflik dengan orang tersebut.30

Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap,

begitu juga dengan media massa. Media massa menyampaikan informasi baru

yang memberikan landasan kognitif baru bagi terbentunya perilaku. Informasi

yang kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai hal yang disampaikan

sehingga terbentuklah sikap kearah tertentu. Lembaga pendidikan dan lembaga

agama mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap melalui menanaman

konsep moral dalam diri individu yang akan membentuk kepercayaan. Tidak

semua sikap terbentuk dari faktor lingkungan dan pengalaman pribadi. Sikap

dapat terbentuk dari emosi individu.30

Pengukuran sikap dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung.

Pengukuran sikap secara langsung dengan menanyakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek.25-27 Pengukuran secara langsung dapat

juga dilakukan dengan menggunakan Skala Likert dimana pernyataan dijawab

dengan kata setuju atau tidak setuju dan diberi skor. Jika pernyataan positif sangat

setuju diberi skor lima, setuju diberi skor empat, netral skornya tiga, tidak setuju

skornya dua dan sangat tidak setuju skornya satu. Jika pernyataan negatif maka

sangat setuju diberi skor satu, setuju diberi skor dua, netral skornya tiga, tidak

Page 15: DocumentKB

19

setuju skornya empat dan sangat tidak setuju skornya lima.25,31 Sikap dapat

dikategorikan menjadi sikap positif, sikap netral dan sikap negatif.30

2.4 Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap pemakaian kontrasepsi mantap wanita

Pengetahuan berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi mantap wanita.

Penelitian yang dilakukan oleh Narzary di India pada tahun 2009 mendapatkan

bahwa pengetahuan tentang kontrasepsi mempengaruhi pemakaiannya.11

Penelitian Setiabudi yang menghubungkan pengetahuan tentang keluarga

berencana terhadap pemakaian kontrasepsi mantap wanita ternyata memiliki

hubungan yang bermakana dengan nilai p=0,029.13 Murti dalam penelitiannya

mendapatkan bahwa ibu yang mengetahui tentang kontrasepsi 29% memakai

kontrasepsi mantap wanita, sedangkan ibu yang tidak mengetahui tentang

kontrasepsi tidak ada yang menggunakan kontrasepsi mantap wanita.12

Setiabudi juga mendapatkan hubungan yang bermakna (p=0,000) antara

sikap terhadap pemakaian kontrasepsi mantap wanita. Responden yang bersikap

negatif terhadap kontrasepsi mantap wanita tidak ada yang menjadi akseptor

kontrasepsi mantap wanita, tetapi responden yang bersikap netral seperlimanya

memakai kontrasepsi mantap wanita. Responden yang bersikap positif semuanya

menjadi akseptor kontrasepsi mantap wanita.13

2.5 Kerangka teori

Page 16: DocumentKB

Pemakaiankontrasepsi mantap wanita

UmurPendidikan Pekerjaan Pendapatan Media massaLingkungan Sosial budaya

Pengalaman pribadiPengaruh orang lain yang di anggap pentingPengaruh kebudayaanMedia massaLembaga pendidikan dan agamaEmosional

Sikap

Pengetahuan

20

Kerangka teori pada penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka teori

Page 17: DocumentKB

21

2.6 Kerangka konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini adalah:

Gambar 2.2 Kerangka konsep

Sikap

Pengetahuan

Pemakaian kontrasepsi mantap wanita