kataraal burem

52
KATARAK SENILIS IMATUR ODS Pembimbing: Dr.Yul Khaizar , Sp.M Disusun Oleh: Ellys Shinta Safitri RSAY Metro, Lampung

Upload: ellys-shinta-safitri

Post on 16-Apr-2015

22 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: kataraal burem

KATARAK SENILIS IMATUR ODS

Pembimbing:Dr.Yul Khaizar , Sp.M

Disusun Oleh:Ellys Shinta Safitri

RSAY Metro, Lampung

Page 2: kataraal burem

BAB I

PENDAHULUAN

Page 3: kataraal burem

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa.

Katarak senilis terjadi pada usia lanjut. Insiden katarak di dunia 5-10 juta

kasus tiap tahunnya Secara klinis, katarak senilis dikenal

dalam 4 stadium, yakni stadium insipien, stadium imatur (stadium intumesen), stadium matur, stadium hipermatur dan stadium morgagni1.

Berdasarkan morfologinya, katarak senilis dibagi menjadi 3 tipe, yakni tipe subkapsular, tipe nuklear, dan tipe kortikal

Page 4: kataraal burem

Beberapa teori penyebab katarak: teori imunologis, teori mutasi spontan, teori radikal bebas, dan teori cross-link.

Diagnosis banding katarak diabetikum, katarak komplikata, katarak traumatik

Penanganan katarak adalah dengan pembedahan

Page 5: kataraal burem

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Page 6: kataraal burem

Anatomi dan Fisiologi Lensa Mata

Lensa mata merupakan suatu struktur bikonveks, avaskular, berbentuk seperti cakram, tak berwarna dan hampir transparan sempurna1,7

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan cahaya masuk kedalam mata sehingga terbentuk bayangan yang tajam pada selaput jala mata atau bintik kuning.

Page 7: kataraal burem

Katarak

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya.

Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.

Katarak yang terjadi akibat proses penuaan dan bertambahnya umur disebut katarak senilis.1,2.

Page 8: kataraal burem

Etiologi dan Patofisiologi

Kekeruhan pada lensa dapat disebabkan : kelainan kongenital mata (kelainan genetik,

infeksi virus,dll), trauma, penyakit mata (glaukoma, uveitis,dll), proses usia atau degenerasi lensa, kelainan sistemik seperti diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat-obatan steroid, dll.1

Kerusakan oksidatif oleh paparan sinar ultraviolet, rokok, alkohol

Page 9: kataraal burem

Katarak senilis

Katarak senilis: katarak yang terjadi akibat proses penuaan dan bertambahnya umur mulai usia 40 tahun.

Beberapa penelitian mengatakan, bahwa katarak senilis dipercepat oleh beberapa faktor antara lain: penyakit diabetes melitus, hipertensi, paparan sinar ultra violet, indeks masa badan lebih dari 27, asap rokok lebih dari 10 batang/hari

Page 10: kataraal burem

Epidemiologi

Di negara berkembang katarak merupakan 50-70% dari seluruh penyebab kebutaan, selain kasusnya banyak dan munculnya lebih awal.

Di Indonesia tahun 1991 didapatkan prevalensi kebutaan 1,2% dengan kebutaan katarak sebesar 0,67%, dan tahun 1996 angka kebutaan meningkat 1,47%.3,4

Page 11: kataraal burem

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

Peka terhadap sinar atau cahaya. Dapat melihat ganda pada satu mata. Kesulitan untuk dapat membaca. Lensa mata berubah menjadi buram.

Page 12: kataraal burem

Klasifikasi

Secara klinis, katarak senilis dikenal dalam 4 stadium:

Katarak insipien Katarak imatur Katarak matur Katarak hipermatur

Page 13: kataraal burem

Katarak insipien

Umumnya pasien belum mengeluhkan penglihatan buram

kadang-kadang pasien mengeluh melihat ganda dengan satu mata

kekeruhan yang tidak teratur Pada stadium ini proses degenerasi belum

menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga akan terlihat bilik mata depan dengan kedalaman normal, iris dalam posisi normal. Tajam penglihatan pasien belum terganggu

Page 14: kataraal burem

Katarak imatur

Penglihatan berangsur-angsur menjadi berkurang

Pada pemeriksaan uji bayangan iris (Shadow test) akan terlihat bayangan iris pada lensa1

lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung, terjadi pembengkakan lensa yang disebut intumesensi

Page 15: kataraal burem

Katarak matur

kekeruhan seluruh lensa Pada pemeriksaan terlihat iris dalam

posisi normal, bilik mata depan normal, sudut bilik mata terbuka normal dan uji bayangan iris negatif 1.

Page 16: kataraal burem

Katarak hipermatur

proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa (katarak Morgagni)

lensa terlihat lebih kecil daripada normal bilik mata depan sangat dalam uji bayangan iris tampak bayangan iris

pada lensa walaupun seluruh lensa telah keruh sehingga disebut pseudopositif

Page 17: kataraal burem

Stadium Katarak Senil

Insipien Imatur Matur Hipermatus

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa

Normal Bertambah

Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong

Normal Tremulans

Bilik mata depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test

Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis + glaukoma

Page 18: kataraal burem

Katarak nuklear

Katarak menyerang lapisan yang mengelilingi nukleus atau korteks

Katarak kortikal

Bentuk ini terletak pada bagian belakang dari kapsul lensa

Katarak kupuliformis atau subkapsularis posterior

BENTUK KATARAK

Katarak yang lokasinya terletak pada bagian tengah lensa atau nukleus. Nukleus cenderung menjadi gelap dan keras (sklerosis), berubah dari jernih menjadi kuning sampai coklat.

Page 19: kataraal burem

Jenis pembedahan

Ektraksi Katarak Intra Kapsular

Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular

Fakoemulsifikasi

Penatalaksanaan

Page 20: kataraal burem

BAB III

STATUS OFTHALMOLOGI

Page 21: kataraal burem

IDENTITITAS

Nama : Ny E Jenis kelamin : Perempuan Umur : 56 tahun Bangsa : Indonesia Alamat : depok Pekerjaan : ibu RT Masuk poli mata : 8 Maret 2011

Page 22: kataraal burem

ANAMNESIS

KELUHAN UTAMApenglihatan kedua mata terasa buram sejak 6 bulan yang lalu

 KELUHAN TAMBAHAN

pasien merasakan silau jika melihat cahaya

Page 23: kataraal burem

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPasien datang berobat ke Poli Mata RSUP Fatmawati dengan keluhan penglihatan yang makin buram pada kedua mata sejak 6 bulan yang lalu. Pasien mengaku mata buram seperti terhalang kabut tanpa mata merah. Penglihatan buram ini dirasakan semakin buram dan mengganggu pekerjaan pasien sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan silau pada kedua matanya.

Page 24: kataraal burem

Pasien menyangkal adanya mata merah, nyeri, berair ,ada kotoran dan melihat ganda pada kedua mata, dan riwayat trauma sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi dan penyakit gula

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA tidak ada keluarga yang mengeluh

seperti ini

Page 25: kataraal burem

STATUS GENERALIS Keadaan umum: baik Kesadaran : Compos

mentis Tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/mnt

Suhu : 37,5 C Pernafasan : 20 x/mnt

Kepala: Normocephali, alopesia (-)

THT : Dalam batas normal

Mulut: Lidah kotor (-), tonsil T1-T1

Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Jantung: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru : Suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)

Abdomen: Buncit, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal.

Ekstremitas : Akral hangat, edem -/-tidak ada deformitas pada ekstremitas pasien

Page 26: kataraal burem

Status oftalmologi

AVOD : s.c :1/60 c.c: PH

(-) tidak dapat dikoreksi

AVOS : s.c: 1/60c.c: PH (-), tidak dapat dikoreksi

Page 27: kataraal burem

Pemeriksaan Ofthalmologi Kamar TerangKedudukan bola mata

Pergerakan bola mata

Posisi Ortoposisi Ortoposisi

Eksoftalmus - -

Endoftalmus - -

Atas Baik Baik

Bawah Baik Baik

Temporal•Atas•Bawah

Baik Baik

Baik Baik

Nasal•Atas•Bawah

Baik Baik

Baik Baik

Nistagmus - -

Page 28: kataraal burem

Supersilia

Palpebra superior

Alopesia - -

Sikatriks - -

Edema - -

Spasme - -

Hiperemis - -

Benjolan - -

Ulkus - -

Fistel - -

Hordeolum - -

Kalazion - -

Ptosis - -

Page 29: kataraal burem

Palpebra inferior

Margo palpebra superior

Edema - -

Hiperemis - -

Benjolan - -

Ulkus - -

Fistel - -

Hordeolum - -

Kalazion - -

Edema - -

Hiperemis - -

Ektropion - -

Entropion - -

Sekret - -

Benjolan - -

Trikiasis - -

Madarosis - -

Ulkus - -

Fistel - -

Page 30: kataraal burem

Margo palpebra inferior

Area kelenjar lakrimalis

Edema - -

Hiperemis - -

Ektropion - -

Entropion - -

Sekret - -

Benjolan - -

Trikiasis - -

Madarosis - -

Ulkus - -

Fistel - -

Edema - -

Hiperemis - -

Benjolan - -

Fistel - -

Page 31: kataraal burem

Punctum lakrimalis

Konjungtiva tarsal superior

Konjungtiva tarsal inferior

Edema - -

Hiperemis - -

Sekret - -

Epikantus - -

Kemosis - -

Hiperemis - -

Anemis - -

Folikel - -

Papil - -

Litiasis - -

Simblefaron - -

Kemosis - -

Hiperemis - -

Anemis - -

Folikel - -

Papil - -

Litiasis - -

Simblefaron - -

Page 32: kataraal burem

Konjungtiva fornix superior et inferior

Konjungtiva bulbi

Kemosis - -

Hiperemis - -

Simblefaron - -

Kemosis - -

Pterigium - -

Pinguekula - -

Flikten - -

Simblefaron - -

Injeksi konjungtiva - -

Injeksi silier - -

Injeksi episklera - -

Perdarahan subkonjungtiva - -

Page 33: kataraal burem

KorneaKejernihan Jernih Jernih

Edema - -

Ulkus - -

Flikten - -

Macula - -

Leukoma - -

Leukoma adheren - -

Stafiloma - -

Neovaskularisasi - -

Pigmen iris - -

Bekas jahitan - -

Tes fluoresein Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Page 34: kataraal burem

Limbus kornea

Sklera biru - -

Episkleritis - -

Skleritis - -

Palpasi Normal Normal

Tonometri schiotz 10.9 mmHg 13.1 mmHg

Arkus senilis + +

Bekas jahitan - -

sklera

Tekanan intra okuler

Page 35: kataraal burem

Pemeriksaan Fisik Kamar GelapKornea

Kamera okuli anterior

Kejernihan Jernih Jernih

Nebula - -

Keratik presipitat - -

Imbibisio - -

Infiltrat - -

Ruptur terepitelisasi - -

Kedalaman Dalam Dalam

Kejernihan Jernih Jernih

Flare - -

Sel - -

Hipopion - -

Hifema - -

Page 36: kataraal burem

Iris Warna Coklat tua Coklat tua

Gambaran radier Jelas Jelas

Eksudat - -

Atrofi - -

Sinekia anterior - -

Sinekia posterior - -

Sinekia anterior perifer - -

Iris bombe - -

Iris tremulans - -

Bentuk Bulat Bulat

Besar 3 mm 3 mm

Regularitas Regular Regular

Isokoria Isokor Isokor

Letak Sentral Sentral

Refleks cahaya langsung + +

Refleks cahaya tak langsung + +

Seklusi - -

Oklusi - -

Leukokoria - -

Pupil

Page 37: kataraal burem

Lensa Kejernihan Keruh, agak padat Keruh, agak padat

Shadow tes + +

Refleks kaca - -

Pigmen iris - -

Luksasi - -

Lensa intraokuler - -

Kejernihan Jernih Jernih

Flare - -

Badan kaca

Page 38: kataraal burem

Uji proyeksi sinar Baik Baik

Lain-lain

Refleks fundus (+) Menurun (+) menurun

Papil Sulit dinilai

Sulit dinilai

C/D rasio Sulit dinilai Sulit dinilai

A/V rasio SuSulit dinilai Sulit dinilai

Retina Sulit dinilai Sulit dinilai

Macula lutea Sulit dinilai Sulit dinilai

Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai

Funduskopi

Page 39: kataraal burem

Shadow test

Refleks fundus

Funduskopi

Page 40: kataraal burem

Resume Pasien perempuan, 56 tahun datang berobat ke

Poli Mata RSUP Fatmawati dengan keluhan penglihatan yang makin buram pada kedua mata sejak 6 bulan yang lalu. Pasien mengaku mata buram seperti terhalang kabut tanpa mata merah. Penglihatan buram ini dirasakan semakin buram dan mengganggu pekerjaan pasien sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan silau pada kedua matanya. Pasien menyangkal adanya mata merah, nyeri, berair ,ada kotoran, melihat ganda pada kedua mata. dan riwayat trauma sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan diabetes melitus

Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal, sedangkan pada status oftalmologi:

Page 41: kataraal burem

OD Pemeriksaan OS

1/60, PH (-), Tidak dapat dikoreksi

Visus s.c c.c

1/60PH (-), Tidak dapat dikoreksi

Ortoposisi Posisi bola mata Ortoposisi

Baik ke segala arah Pergerakan bola mata

Baik ke segala arah

Tenang Palpebra Tenang

Tenang Konjungtiva tarsal

Tenang

Tenang Konjungtiva fornix

Tenang

Tenang Konjungtiva bulbi

Tenang

Jernih, arcus senilis (+)

Kornea Jernih, arcus senilis (+)

Jernih, dalam Kamera okuli anterior

Jernih, dalam

Page 42: kataraal burem

Coklat, kripti teratur Iris Coklat, kripti teratur

Bulat, isokor, regular, sentral, 3 mm, RCL +/+, RCTL +/+

Pupil Bulat, isokor, regular, sentral, 3 mm, RCL +/+, RCTL +/+

Keruh, kurang padat Lensa Keruh, kurang padat

Jernih Cairan vitreus Jernih

10,9 mmHg Tekanan bola mata

13,1 mmHg

Refleks fundus menurun, berbayang merah tetapi detail sulit dinilai

Funduskopi Refleks fundus menurun, berbayang merah tetapi detail sulit dinilai

Baik Proyeksi sinar Baik

Page 43: kataraal burem

DIAGNOSA KERJA

Katarak Senilis Imatur OD

  PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan pre operasi Tes laboratorium pre operasi (darah rutin

seperti Hb, LED, leukosit, hitung jenis leukosit, trombosit; masa perdaraan, masa pembekuan; SGOT, SGPT; gula darah puasa, gula darah 2 jam PP; kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, trigliserida; creatinin darah, ureum darah, urin seperti protein, glukosa, bilirubin, urobilinogen, sedimen)

Rontgen toraks PA Konsul IPD, jantung, anastesi

Page 44: kataraal burem

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan katarak senilis imatur OD Ekstraksi lensa mengunakan tehnik fakoemulsifikasi serta penanaman lensa intraokular ocular dextra

  PROGNOSIS

Ocular dextra Ad vitam: dubia ad bonam Ad visam: dubia ad bonam

Ocular sinistra Ad vitam: dubia ad bonam Ad visam: dubia ad bonam

 

Page 45: kataraal burem

BAB IVDIKUSI KASUS

Page 46: kataraal burem

DISKUSI

Diagnosis kerja kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi.

Pasien perempuan, 56 tahun dengan keluhan utama penglihatan kedua buram 6 bulan yang lalu yang makin buram hingga mengganggu pekerjaan sejak 1 bulan yanglalu, tidak ditemukan mata merah pada kedua mata mata tenang visus turun perlahan

kemungkinan diagnosis banding berupa :

- katarak,

- glaukoma,

- kelainan refraksi.

Page 47: kataraal burem

Penglihatan kabur pasien diarasakan sejak 6 bulan lalu dan dirasa memberat. Penglihatan kabur dirasakan seperti tertutup asap. Pasien mengaku silau apabila melihat cahaya sesuai dengan gejala katarak

Dari hasil pemeriksaan fisik mata kanan didapatkan lensa yang keruh diagnosis katarak.

Pasien tidak mengeluh sakit pada sekitar mata, pusing, mual dan muntah. Dari pemeriksaan tonometri Schiotz didapatkan tekanan intraokuler OD 10,9 mmHg dan OS 13,1 mmHg diagnosis glaukoma disingkirkan

Page 48: kataraal burem

riwayat trauma pada mata (-) katarak traumatik disingkirkan

Riwayat diabetes melitus (-) katarak diabetikum disingkirkan

usia pasien yaitu 56 tahun katarak senilis Pada pemeriksaan fisik

- Shadow test positif katarak imatur

Jadi diagnosis untuk pasien ini adalah katarak senilis imatur ODS

Page 49: kataraal burem

BAB VKESIMPULAN

Page 50: kataraal burem

KESIMPULAN

Pada pasien ini dapat disimpulkan diagnosa kerja pasien adalah katarak senilis imatur ODS. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang dialami pasien, dan pemeriksaan oftalmologi.

Tatalaksana yang akan dilakukan pada pasien ini adalah pembedahan dengan teknik fakoemulsifikasi dan pemasangan lensa IOL. Prognosis pada pasien ini adalah baik, terlihat dan uji proyeksi sinar kedua mata pasien baik, serta akan digunakannya teknik fakoemulsifikasi untuk mengangkat lensa katarak pasien

Page 51: kataraal burem

DAFTAR PUSTAKA1.  Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, edisi ketiga.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007. Hlm 172-3, 199, 200-13.

2. Ilyas Sidarta; Taim Hilman; et al. Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan Mahasiswa kedokteran, edisi kedua. Jakarta: Sagung seto, 2002. Hlm 143-55, 159-65

3. Ocampo, Vicente Victor D. Senile Cataract. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview, 2011.

4. Kanski, Jack J. Clinical Ophtalmology, A Systemic Approach, second edition. Oxford: Butterworth-Heinemann, 1993, 234-251.

5. Mariannete. Cataract and Lens Disorder. Clinical Guide to Comprehensive Opthalmology. New York: Thieme Medical Publishers, 1999, 303-331.

Page 52: kataraal burem

6. Ilyas, Sidarta. Katarak (lensa mata keruh) cetakan ketiga. Jakarta: Balai penerbit FKUI,2003.

7. Vaughan, Daniel G., Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva. Oftalmologi Umum, edisi 14. Jakarta: Widya Medika, 2000, 175-183.

8. Glynn RJ, Christen W, Manson JE, Bernheimer J, Hennekens CH. Body Mass Index. An Independent Predictor of Cataract. Arch Ophthalmol 1995; 113 : 1131-7.

9. Hiller R, Sperduto RD, Ederer F. Epidemiologic Associations With Cataract in The 1971-1972 National Health and Nutrition Examination Survey. Am J Epidemiol 1983; 118 : 239-49.

10. Sheila W, Beatrize M, Oliver DS, Susan V, Maureen M, Hugh RT, Neil RT. Cigarette smoking ang Risk for Progression of Neclear Opacities. Arch Ophthalmol 1995.